ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI...

download ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI …digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12827-Paper.pdf · Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 1

If you can't read please download the document

Transcript of ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI...

  • Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 1 dari 6

    ANALISIS KONTINGENSI PADA SISTEM JAWA-BALI 500KV UNTUKMENDESAIN KEAMANAN OPERASI

    Arif Rachman2207.100.625

    Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik ElektroFakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

    Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111

    Abstrak : Tugas akhir ini menjelaskan tentang kontingensiyang disebabkan oleh terlepasnya saluran transmisi yangterjadi pada sistem interkoneksi Jawa-Bali 500KV. Akibatterputusnya saluran transmisi menyebabkan perubahantegangan pada bus dan overload pada saluran transmisi,sehingga perlu sekali untuk mengatasi masalah ini dengansebuah simulasi analisis kontingensi untuk menemukansolusi dari masalah yang ditimbulkan akibat terputusnyasaluran transmisi. Hasil menunjukkan ketika terjadikontingensi pada saluran transmisi 500KV Jawa-Baliantara Suralaya-Gandul membuat arus di saluranCilegon-Cibinong naik 2.583,18A, Paiton-Grati membuatarus di saluran Ungaran-Surabaya naik 2.101A,Mandirancan-Ungaran membuat arus di saluran Gandul-Depok naik 1.989,49A dan tegangan bus terendah terjadidi bus bandung yaitu 0,775 pu saat terjadi kontingensi disaluran Saguling-Bandung. Hasil dari perhitungananalisis kontingensi dapat digunakan secara optimal untukperencanaan operasi sistem pembangkitan energi listrik,dengan begitu perencanaan sistem dapat mempengaruhikeandalan dan keamanan dari sistem interkoneksi.

    1. PENDAHULUANDi dalam operasi sistem tenaga listrik terjadi suatu

    gangguan adalah suatu masalah yang tidak dapat dihindari.Banyak gangguan yang dapat terjadi namun bila dilihatfrakuensi terjadinya gangguan, pada saluran transmisiadalah yang paling sering terjadi. Gangguan itu bisaberupa gangguan hubung singkat atau terputusnya salahsatu saluran dan lain-lain. Untuk langkah pengamanan darigangguan sistem tersebut perlu diadakan pemutusansaluran dari jaringan sistem, dengan tidak bekerjanya suatusaluran (Line outage) maka akan terjadi perubahan alirandaya pada saluran-saluran lain akibat adanya perubahanaliran daya tersebut. Dari permasalahan itu diperlukanAnalisis Kontingensi untuk mengetahui jika ada saluranyang bermasalah apakah saluran yang masih tersisa sudahover load atau masih bisa di bebani.

    2. TEORI PENUNJANG2.1 Studi aliran daya.

    Studi aliran daya adalah studi yang dilakukanuntuk mendapatkan informasi mengenai aliran daya atautegangan sistem dalam kondisi operasi tunak. Informasi inisangat dibutuhkan guna mengevaluasi unjuk kerja sistemtenaga dan menganalisis kondisi pembangkitan maupun

    pembebanan. Analisis ini juga memerlukan informasialiran daya dalam kondisi normal maupun darurat.Masalah aliran daya mencakup perhitungan aliran dayadan tegangan sistem pada terminal tertentu atau bustertentu.Di dalam studi aliran daya, bus-bus dibagi dalam 3macam, yaitu :a. Slack bus atau swing bus.b. Voltage controlled bus atau bus generator.c. Load bus atau bus beban.Pada tiap-tiap bus hanya ada 2 macam besaran yangditentukan sedangkan kedua besaran yang lain merupakanhasil akhir dari perhitungan. Besaran-besaran yangditentukan itu adalah :a. Slack bus ; harga skalar V dan sudut fasanya .b. Voltge controlled bus; daya real P dan harga skalar

    tegangan V .c. Load bus; daya real P dan daya reaktif Q.Slack bus berfungsi untuk menyuplai kekurangan daya realP dan daya reaktif Q pada sistem.

    2.2 Metode Newton Raphson.Persamaan umum dari arus yang menuju bus adalah

    n

    jVjijYiI

    1(1)

    Persamaan diatas bila ditulis dalam bentuk polar adalah :

    jijjVn

    j ijYiI

    1

    (2)

    Daya kompleks pada bus i adalah :

    iIiViJQiP* (3)

    sehingga dengan mensubsitusikan persamaan di atasdidapatkan

    )1

    n

    jjijjVijYiiViJQiP (4)

    Pisahkan bagian riil dan imajiner :

    )(1

    n

    j jiijCosijYjViViP (5)

    )1

    (

    n

    j jiijSinijYjViViQ (6)

    Nilai-nilai P dan Q dapat ditetapkan untuk semua buskecuali slack bus dan memperkirakan besar dan suduttegangan pada setiap bus kecuali slack bus yang manabesar dan sudut tegangan telah ditentukan. Nilai perkiraan

  • Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 2 dari 6

    ini akan digunakan untuk menghitung nilai P danQ denganmenggunakan persamaan di atas, sehingga didapatkan

    P = Pspec Pcalc (7)Q = Qspec Qcalc (8)

    Pada slack bus nilai magnitude tegangan (V) dan suduttegangan () adalah tetap, sehingga tidak dilakukanperhitungan pada setiap iterasinya. Sedangkan padagenerator bus, daya aktif (P) dan magnitude tegangan (V)bernilai tetap. Sehingga hanya daya reaktif yang dihitungpada setiap iterasinya. Matrik Jacobian terdiri dari turunanparsial Pdan Q terhadap masing-masing variabel dalampersamaan di atas. Dapat dituliskan sebagai berikut

    VJJ

    JJQP

    4321 (9)

    Submatrik J1, J2, J3, J4 menunjukkan turunan parsial daripersamaan di atas terhadap dan V yang bersesuaian, dansecara matetatis dapat dituliskan sebagai berikut :Nilai untuk elemen J1 adalah :

    )1

    (

    n

    j jiijSinijYjViV

    i

    iP

    (10)

    )( jiijSinijYjViVj

    iP

    J1 (11)

    Nilai untuk elemen J2 adalah :

    )(1

    2 jiijCosijYjViiCosiiYiViViP

    12)

    )( jiijCosijYiVjV

    iP

    J1 (13)

    Nilai untuk elemen J3 adalah :

    )(1 jiij

    CosijYjVj iV

    i

    iQ

    (14)

    )( jiijCosijYjViV

    j

    iQ

    J1 (15)

    Nilai untuk elemen J4 adalah :

    )(1

    2 jiijSinijYj jViiSiniiYiVV

    iQ

    i

    (16)

    )( jiijSinijYiVjV

    iQ

    J1 (17)

    Setelah seluruh persamaan diselesaikan, maka nilai koreksimagnitude dan sudut tegangan ditambahkan ke nilaisebelumnya.

    ki

    ki

    ki

    )1((18)

    kiV

    kiV

    kiV

    )1((19)

    2.3 KontingensiKontingensi adalah suatu kejadian yang

    disebabkan oleh kegagalan atau pelepasan dari satu ataulebih generator dan/atau transmisi. Istilah ini berkaitan eratdengan kemampuan suatu sistem tenaga listrik untukmelayani beban bila terjadi gangguan pada salah satukomponennya. Untuk alasan kontingensi pula, lebih darisatu saluran digunakan untuk menyalurkan daya listrik kebeban, meski sebenarnya dalam keadaan normal.

    Analisis kontingensi adalah komponen sangatpenting dari fungsi pengujian sistem keamanan danmerupakan sebagai kelanjutan hasil program load flowuntuk memperhitungkan berbagai kondisi yang mungkinterjadi dalam sistem dimasa yang akan datang denganmelakukan berbagai kontingensi. Penganalisaan terhadapkontingensi yang mungkin terjadi sangat diperlukan untukmenentukan langkah-langkah pengoperasian sistem yaituuntuk mengatasi terjadinya kasus-kasus yang ditimbulkanoleh kontingensi tersebut.

    2.4 Seleksi kontingensi.Untuk melakukan pengelompokan saluran maka

    diperlukan suatu parameter yang dapat dipakai untukmenghitung seberapa parah pengaruh saluran tersebut padasistem tenaga, ide Performasi index (IP) dapat memenuhikebutuhan ini. Definisi performasi index (IP) adalahsebagai berikut :

    Pmax

    PIP (20)

    Penjelasan rumus diatas :IP : Performasi indexP : Daya yang mengalir pada saluranPmax : Kapasitas maximum saluran.

    Bila nilai IP lebih dari 1 maka nilai ini dikatakan overloaddan bila dibawah 1 maka saluran tersebut baik-baik saja,semakin besar nilai PI semakin jelek kondisi dari sistem.

    3. KONFIGURASI SISTEM.Single line diagram dari Sistem Jawa-Bali ditunjukkanoleh gambar 1. Total kapasitas pembangkitan pada SistemJawa-Bali adalah 9199.798 MW dan 4280.,97 MVAR danmenanggung beban 9068 MW dan 3558 MVAR padatanggal 04 Maret 2009 pada saat beban puncak siang yaitupukul 13.30 Wib, dengan 8 unit generator dan 15 load bus.Dan selanjutnya simulasi menggunakan metode Newton-Raphson.dan hasil simulasi di tunjukkan pada tabel 1 dan2.

    3.1 Stabilitas Sistem.Mengacu pada standar SPLN CC2.0:2007 tegangan

    sistem harus dipertahankan dalam batasan. kondisitegangan nominal extra tinggi 500KV yaitu 5% untukkondisi normal, maka standar minimum untuk tegangan500KV adalah 450KV (0.95pu) dan untuk standarmaximum adalah 525 KV (1.05pu). dan untuk kemampuanhantar arus saluran mengacu pada KHA yang dimilikimasing-masing saluran.

  • Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 3 dari 6

    Gambar 1. Layout jaringan sistem Jawa-Bali

    Tabel 1. Hasil Simulasi Load Flow Untuk Tegangan

    Bus Nama Tegangan TeganganNo Bus (pu) (KV)1 Suralaya 1,020 5102 Cilegon 1,017 508,53 Kembangan 0,982 4914 Gandul 0,987 493,55 Cibinong 0,989 494,56 Cawang 0,983 491,5

    Tabel 2. Hasil Simulasi Load Flow Untuk ArusNo Nama Saluran Arus (A)

    1 Suralaya - Cilegon 1.491,832 Suralaya - Gandul 1.778,733 Cilegon - Cibinong 752,594 Kembangan - Gandul 832,945 Gandul - Cibinong 913,176 Gandul - Depok 502,04

    Profil Tegangan Sistem Jawa-Bali Saat Kondisi Normal

    450460470

    480490

    500510520

    S u rala

    yaCi l e

    g on

    Kem b

    a ngan

    Gan d u

    l

    Cibin o

    ng

    C awa

    ngBek

    a si

    M uara

    tawa r

    Cibatu

    Cirata

    Sagu l i

    n g

    Ba ndu n

    g

    M an di

    ra nc an

    Unga r

    a n

    Tanju

    ngJa t

    i

    S ur ab

    ay aBar

    atGr

    esikDe

    p ok

    Ta sikm

    alaya Pe d

    a nKed

    i riPa i

    ton Grati

    Nama Bus

    Teg

    anga

    n(K

    V)

    Gbr. 2. Grafik Profil Tegangan Saat Kondisi Normal

    Profil Arus Sistem Jawa-Bali Saat Kondisi Normal

    00.20.40.60.8

    11.21.41.61.8

    2

    Su ra la

    y a-C i l

    eg on

    S ur ala

    y a-Ga

    n dul

    Ci lego

    n-Ci bi

    n ong

    Kemb

    angan

    -G and

    u l

    G andul

    -C ib in

    o ng

    G andul

    -Depo

    k

    C ibi n

    ong-B

    ekasi

    Ci bi no

    ng-M

    uarat a

    w ar

    Cibi n

    on g-Sa

    guli ng

    Caw a

    ng -B e

    kasi

    C awa n

    g-Muar

    a taw a

    r

    Muar

    a taw a

    r -Ci ba

    t u

    Ci bat u

    -C ir at

    a

    Cir ata

    -S agul

    in g

    Sagul i n

    g-Band

    ungS

    .

    B andu

    n gS.-M

    a ndi r

    ac an

    Man di

    racan-

    Ungar

    an

    Un gar a

    n-Tan

    jungj a

    t i

    U nga

    r an-Su

    rabaya

    B.

    Ungar

    an-Pe

    dan

    Tanj u

    n gj at i

    - Sur ab

    aya B

    .

    Sura b

    ayaB.

    -G resi

    k

    Surab

    a yaB .

    -Gr ati

    D epok-

    T asik m

    alay a

    T asikm

    al aya-

    P edan

    Pedan

    -K edi r

    i

    K edi ri -

    Pait on

    Paiton

    -Grat i

    Saluran

    Aru

    s(K

    A)

    Gbr. 3. Grafik Profil Arus Saat Kondisi Normal

    4. ANALISIS KONTINGENSI4.1 Pengelompokan kontingensi

    Analisis kontingensi dari sistem interkoneksiJawa-Bali 500KV menghasilkan daftar urutan dari saluranyang terpenting sampai saluran yang tidak berpengaruhterhadap sistem bila saluran itu lepas .

    Di bawah ini adalah daftar urutan kontingensiuntuk jam 13.30WIB yang merupakan hasil index tertinggidari tiap-tiap saluran yang lepas.

    Tabel 3. Urutan Kontingensi Berdasarkan PerformanceIndex

    Urutan Bus KeBus PI(%) Kontingensi

    1 2 5 107,63 Saluran 1-4

    2 14 16 106,14 Saluran 21-22

    3 4 18 100,48 Saluran13-14

    4 14 16 97,81 Saluran 20-21

    5 14 16 87,42 Saluran14-15

    6 1 4 83,92 Saluran1-2

    7 5 7 78,74 Saluran 6-8

    8 6 8 76,75 Saluran 5-7

    9 4 18 75,13 Saluran 12-13

    10 1 4 65,30 Saluran 2-5

    11 21 22 64,49 Saluran 22-23

    12 21 22 61,15 Saluran 16-23

    13 14 16 60,50 Saluran 19-20

    14 14 15 60,22 Saluran 14-16

    15 2 5 59,82 Saluran 4-5Tabel diatas memperlihatkan tentang urutan kontingensidari yang terberat sampai yang terendah. Urutan pertamauntuk Performasi Index terjadi pada saluran 2 (Cilegon) ke5(Cibinong) yaitu sebesar 107.63% saat saluran1(Suralaya) ke 4 (Gandul) lepas. Sehingga bisadikategorikan bahwa kejadian itu merupakan kejadianyang terburuk dari sistem dan bisa mempengaruhikeandalan dari sistem.

    4.2 Analisa Data.Analisis kontingensi akan mengambil contoh pada saatsaluran 1-4 lepas karena merupakan urutan pertama dariperformasi index. Ada 2 dampak yang dihasilkan saatkejadian ini yaitu Over Load dan Under Voltage. dan

  • Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 4 dari 6

    besarnya nilai Overload dan undervoltage seperti tabeldibawah ini :a. Overload

    Tabel 4. Besarnya Arus Di Saluran Saat Kontingensi (1-4)

    Bus Ke Bus KHA Arus (A) PI (%)1 2 4800 3324,56 69,26

    1 4 3960

    2 5 2400 2583,18 107,63

    3 4 4800 865,57 18,03

    4 5 3960 1070,19 27,02

    4 18 1980 524,7 26,5

    5 7 1980 827,8 41,81

    5 8 1980 636,16 32,13

    5 11 4800 341,48 7,11

    6 7 1980 331,12 16,72

    6 8 1980 835,94 42,22

    8 9 3960 863,24 21,8

    9 10 3960 319,28 8,06

    10 11 3960 706,68 17,85

    b. Under VoltageTabel 5. Besarnya Under Voltage Di Bus Saat Kontingensi (1 -4)

    Bus No Nama Bus Tegangan(pu)Tegangan

    KV)

    3 Kembangan 0,945 472,5

    13 Mandirancan 0,942 471

    14 Ungaran 0,948 474

    19 Tasikmalaya 0,941 470,520 Pedan 0,945 472,5

    Semula daya yang dihasilkan oleh pembangkit Suralayamengalir ke bus-bus lain melalui saluran Suralaya-Cilegondan Suralaya-Gandul, dan dengan terlepasnya saluranSuralaya Gandul maka saluran Cilegon-Cibinong akanmengalami over load karena harus mengalirkan semuadaya yang dihasilkan oleh pembangkit Suralaya.dan arusyang mengalir di saluran saat itu adalah 2583.177Apadahal kapasitas saluran hanyalah 2400A dan kejadian itujuga menyebabkan bus (Kembangan, Mandirancan,Ungaran, Tasikmalaya dan Pedan) juga mengalami droptegangan dan bila tidak diambil tindakan perbaikan makaakan terjadi sistem collaps karena saluran Cilegon-Cibinong juga akan terlepas akibatnya pembangkitsuralaya tidak bisa mengalirkan daya ke sistem.

    4.3 Pencegahan Terhadap Dampak Kontingensi.4..3.1. Over Load

    Dalam tugas akhir ini untuk mengatasi overloadadalah dengan cara load shedding (pelepasan beban). Loadshedding diperlukan untuk menjaga besarnya transfer dayayang melalui saluran terjaga agar tidak melebihikemampuan hantar arus dari saluran tersebut.

    Oleh sebab itu perlu adanya pengurangan bebandi sisi bus dan besarnya beban yang dilepas adalah :

    = 3 (2583- 90%x2400)x500 KV = 366 MVA

    jadi perlu adanya pengurangan daya sebesar 366 MVA,maka berdasar pada sistem yang ada, kemungkinan bebanyang berpengaruh terjadinya overload dan harus dilepasadalah beban yang ada di bus 3,4,5 dan 7. Sedangkanbesarnya beban pada masing-masing bus ini seperti padatabel 6.

    Tabel 6. Besarnya Beban sebelum Peristiwa Load SheddingNoBus Nama Bus

    Daya(MW)

    Daya(MVAR)

    3 Kembangan 670 2304 Gandul 480 1605 Cibinong 615 1907 Bekasi 570 150

    Jadi untuk melakukan pelepasan beban (Loadshedding) akan dipilih berdasar pada faktor sensitifitasyang bertujuan untuk memilih bus mana yang pantas dantepat untuk dilepas. Dan pada saat beban dilepas sebesar366 MVA maka di buat skema load shedding seperti yangditunjukkan oleh tabel 7 berikut :

    Tabel 7. Perubahan Arus setelah Peristiwa Load Shedding.

    SKM Posisi MW MVARArusHasil

    Simulasi

    A Beban di bus3

    320 120 2.130,64

    B Beban dibus4

    130 50 2.131,70

    C Beban di bus5 265 80 2.132,67

    D Beban di bus7 230 120 2.132,43

    EBeban di bus5dan bus 4

    Bus 5: 440,Bus 4: 305

    Bus 5:135,Bus 4: 105 2.132,11

    FBeban di bus3dan bus 4

    Bus 3: 495,Bus 4: 305

    Bus 3:175,Bus 4: 105 2.131,07

    GBeban di bus5dan bus 7

    Bus5: 440,Bus 7: 395

    Bus 5:135,Bus 7: 95

    2.131,98

    Dari hasil skema di atas maka di pilih skema Ayaitu pelepasan beban di bus 3 karena dengan melakukanpelepasan beban sebesar 366 MVA arus yang mengalirmenjadi 2.130,64A. Dengan demikian saluran menjadiaman karena arus yang mengalir di bawah kemampuanhantar arus saluran yaitu 2400 A. Selain itu setelahdilakukan load shedding tegangan masing-masing busakan menjadi naik, diantaranya bus Kembangan yangsebelumnya under voltage akan naik menjadi 0,959pu.Walaupun begitu tetap masih terjadi under voltage padabus Mandirancan, Ungaran, Tasikmalaya dan pedan.

    4.3.2. Under Voltage.Dengan masih terjadinya under voltage pada bus

    Mandirancan, Ungaran, Tasikmalaya dan pedan. Makaperlu perbaikan tegangan terhadap bus-bus tersebut,perbaikan akan dilakukan dengan menggunakan kapasitoryang dipasang pada bus-bus tersebut. Sedangkan bebanyang ada di bus tersebut adalah :

  • Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 5 dari 6

    Tabel 8. Besarnya Beban di Bus Saat Terjadi Kontingensi.Bus Nama Bus (MW) (MVAR)13 Mandirancan 350 12014 Ungaran 290 32019 Tasikmalaya 244 1520 Pedan 462 215

    Dan perhitungan untuk mencari nilai MVAR kapasitorseperti berikut ini :1. Bus 13.

    MW350awalP MVAR120awalQ

    94.0Cos besarnya daya reaktif baru

    )1x tan(CosawalPbaruQ

    )98.01tan(350 CosxMVAR07.17

    baruQawalQQC 07.71120

    MVAR98.84

    2. Bus 14.MW290awalP MVAR320awalQ

    67.0Cos besarnya daya reaktif baru

    )1x tan(CosawalPbaruQ

    )98.01tan(290 CosxMVAR88.58

    baruQawalQQC 88.58320

    MVAR11.261Data-data daya reaktif yang telah didapat dari

    hasil perhitungan diatas setelah dirunning denganmenggunakan matlab menghasilkan data sebagai berikut :

    Tabel 9. Besarnya Tegangan setelah Load Shedding danPemasangan Kapasitor .

    NoBus Nama Bus

    Tegangan(pu)

    Tegangan(KV)

    1 Suralaya 1,020 510

    2 Cilegon 1,014 5073 Kembangan 0,960 4804 Gandul 0,963 481,55 Cibinong 0,968 4846 Cawang 0,973 486,5

    7 Bekasi 0,969 484,58 Muara tawar 1,000 5009 Cibatu 0,985 492,510 Cirata 0,980 490

    11 Saguling 0,970 48512 Bandung 0,959 479,513 Mandirancan 0,951 475,5

    NoBus Nama Bus

    Tegangan(pu)

    Tegangan(KV)

    14 Ungaran 0,964 482

    15 Tanjung Jati 1,000 50016 Surabaya Barat 0,994 49717 Gresik 1,000 50018 Depok 0,962 481

    19 Tasikmalaya 0,954 47720 Pedan 0,956 47821 Kediri 0,969 484,522 Paiton 1,000 500

    23 Grati 1,000 500Berdasarkan hasil simulasi dapat diperoleh bahwa

    profil tegangan pada masing-masing bus sudah beradapada rentang standar yang diizinkan, bus-bus yangsebelum pemasangan kapasitor profil tegangannya masihdibawah standar (bus 13,14,19, dan 20) dan setelahpemasangan kapasitor maka profil tegangan-tegangan busberada pada nilai rentang yang diizinkan yaitu 500KV 5%.

    Gambar 4.4, menjelaskan perbandingan besarnyategangan saat terjadi kontingensi dan setelah dilakukanload shedding pada bus 3 dan pemasangan kapasitor padabus 13 dan 14 dijelaskan oleh gambar grafik berikut;

    Gambar 4. Perbandingan Tegangan saat Terjadi Kontingensi dan SetelahPemasangan Kapasitor dan Load Shedding.

    Selain itu pemasangan kapasitor juga akanmempengaruhi sistem aliran daya pada jaringan sehinggaakan berpengaruh tehadap besarnya arus yang mengalirpada tiap-tiap saluran. Dan besarnya arus pada tiap-tiapsaluran setelah peristiwa load shedding dan pemasangankapasitor sebagai berikut :

    Tabel 10. Besarnya Arus Setelah Load Shedding danPemasangan Kapasitor .

    Bus Ke Bus KHA Arus PI(%)1 2 4800 2.864,57 59,681 4 3960

    2 5 2400 2.125,96 88,583 4 4800 411,07 8,564 5 3960 641,01 16,194 18 1980 515,75 26,05

    5 7 1980 832,12 42,035 8 1980 632,97 31,975 11 4800 77,60 1,626 7 1980 334,53 16,90

    Besarnya Tegangan setelah Load Shedding dan Pemasangan Kapasitor

    440

    460

    480

    500

    520

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

    No Bus

    Teg

    anga

    n(K

    V)

    Tegangan setelah Load Shedding dan Pemasangan Kapasitor Tegangan saat Terjadi Kontingensi

  • Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Halaman 6 dari 6

    Bus Ke Bus KHA Arus PI(%)

    6 8 1980 817,25 41,288 9 3960 884,42 22,339 10 3960 291,29 7,3610 11 3960 838,62 21,18

    11 12 4800 671,37 13,9912 13 3960 925,37 23,3713 14 3960 1.336,37 33,7514 15 2400 888,53 37,02

    14 16 1980 1.048,23 52,9414 20 1980 251,06 12,6815 16 1980 79,04 3,9916 17 3960 851,17 21,49

    16 23 4800 1.274,96 26,5618 19 4800 516,10 10,7519 20 4800 811,94 16,9220 21 4800 1.131,58 23,57

    21 22 4800 1.506,22 31,3822 23 4800 1.416,08 29,50

    Berdasarkan hasil simulasi pada tabel 4.44, dapatdiperoleh bahwa profil arus pada masing-masing saluransudah berada pada rentang standar yang di izinkan yaitutidak melebihi kemampuan hantar arus (KHA) dari salurantersebut, yang mana untuk saluran Cilegon-Cibinong arusmenjadi turun dari 2.583,18A menjadi 2.125,96A, danperformasi index turun dari 107,63% menjadi 88,58%.

    5. KESIMPULANDari hasil analisis kontingensi pada sistem Jawa-Bali Darihasil analisis kontingensi pada sistem Jawa-Bali 500KVdapat ditarik kesimpulan :1. Dapat disimpulkan dampak dari kontingensi saluran

    adalah drop tegangan dan overload pada saluran, danbila dibiarkan akan bisa menyebabkan sisteminterkoneksi Jawa-Bali menjadi padam total (Black-out).

    2. Saat peristiwa kontingensi, overload terjadi pada 3saluran yaitu di saluran Cilegon-Cibinong sebesar2.583,18A pada saat terjadi kontingensi di saluranSuralaya-Gandul, Ungaran-Surabaya sebesar 2.101Apada saat terjadi kontingensi di saluran Paiton-Gratidan Gandul-Depok sebesar 1.989,49A pada saatterjadi kontingensi di saluran Mandirancan-Ungarandan ketiga saluran merupakan saluran singleconductor.

    3. Pemasangan kapasitor pada bus 13 sebesar 49 MVARdan bus 14 sebesar 261 MVAR saat terjadikontingensi pada saluran Suralaya-Gandul berfungsisebagai perbaikan tegangan di bus yang mengalamiunder voltage sedangkan load shedding pada bus 3sebesar 366 MVA adalah untuk mengurangi besarnyaarus yang mengalir pada saluran Cilegon-Cibinongsehingga tidak melebihi kemampuan hantar arus darisaluran tersebut.

    SARAN1. Dengan mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat

    kontingensi, maka perlu menambah sirkit saluran padasaluran Cilegon-Cibinong, Gandul-Depok, Ungaran-Surabaya Barat yang mengalami overload sehinggakemampuan hantar arus akan semakin bertambah danmenghasilkan peningkatan pada Pmax.

    2. Analisis kontingensi sangat efektif digunakan untukmenguji keandalan dari sebuah sistem yang berukuranbesar didalam hal ini keandalan sistem dalam mengatasigangguan.

    DAFTAR PUSTAKA[1] Arfita Yuana Dewi, Sasongko Pramono Hadi, Soedjatmiko

    Contingency Analysis of Power System ElectricalOperation, Proceedings of the International Conference onITB Bandung, vol. F-65, pp. 875-878, June 2007.

    [2] Pradeep Yemula, Transmission Exspansion PlanningConsidering Contingency Criteria and NetworkUtilization, Fiftenth National Power SystemConference,IIT Bombay, December 2008.

    [3]. Mrio A. Albuquerque , Carlos A. Castro, ContingencyRanking Method for Voltage Stability in Real TimeOperation of Power Systems, IEEE Bologn Conferencejune 23th-26th italy, 2003.

    [4] Mostafa Alinezhad, Mehrdad Ahmadi Kamarposhti , StaticVoltage Stability Assessment Considering The PowerSystem Contingencies Using Continuation Power FlowMethod Proceeding of Word Academy of Science,Engineering and Technology Power System, vol. 38, pp.859-864, February 2009.

    [5] Hadi Saadat, Power System Analysis, Mc GrawHill, 2004.[6] Sulasno, Analisis Sistem Tenaga Listrik, Satya Wacana,

    1993.[7] PT. PLN (persero), Data Pembangkitan dan transmisi

    dari Sistem Jawa- Bali 500KV 2009,[8] Budi Santoso, Simulasi proteksi beban lebih dengan

    matlab, www. budi54n.wordpress.com,2010.[9] PT. PLN (persero), Aturan Jaringan Sistem Tenaga

    Listrik Jamali, 2007[10] Satriya Utama,Memperbaiki Profil Tegangan Dengan

    Kapasitor Shunt, Universitas Udayana, 2008.[11]. Eko Setiawan, Analisis Kontingensi pada Sistem

    Tenaga menggunakan ANN ITS Surabaya, 1999.

    DAFTAR RIWAYAT HIDUPArif Rachman dilahirkan diBojonegoro, 01 April 1982.Merupakan anak pertama daripasangan Bapak Kuszaini dan ibuAmmini. Menempuh jenjangpendidikan di MI Petak Kalitidutahun 19871993, MTSN2Padangan tahun 1994 1997, SMKBojonegoro tahun 1997 2000,D3Teknik Elektro tahun 20002003,dan setelah lulus D3 penulis bekerjadi PT. Panasonic Electronic Devices

    tahun 2003-2007. Setelah itu, penulis melanjutkan studinya diprogram Lintas Jalur Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)jurusan Teknik Elektro bidang studi Teknik Sistem Tenaga tahun2008.