ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB...

65
ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI BIHUN TAPIOKA DI KOTA METRO (Skripsi) Oleh Arif Rahmatulloh JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2016

Transcript of ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGANAGROINDUSTRI BIHUN TAPIOKA DI KOTA METRO

(Skripsi)

Oleh

Arif Rahmatulloh

JURUSAN AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG2016

Page 2: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRIBIHUN TAPIOKA DI KOTA METRO

Oleh

Arif Rahmatulloh

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinerja usaha dan kondisi lingkunganinternal dan eksternal agroindustri bihun tapioka di Kota Metro. Pengumpulan datadilaksanakan pada Bulan Maret 2015 sampai dengan Juni 2015 dengan metode sensus.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.Responden dalam penelitian ini adalah pemilik atau pegawai yang mengetahui tentangagroindustri bihun tapioka di Kota Metro. Data dianalisis dengan menggunakan metodekuantitatif dan deskriptif kualitatif. Metode kuantitatif untuk mengetahui kinerjaagroindustri berdasarkan produktivitas, kapasitas produksi dan pendapatan, dan metodedeskriptif kualitatif untuk mendapatkan gambaran lingkungan internal dan eksternalyang dihadapi perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kinerjaagroindustri secara umum sudah baik dengan produktivitas rata-rata per bulan sebesar69,02 kg/HOK, kapasitas produksi rata-rata sebesar 62 persen, dan pendapatan rata-ratadiperoleh sebesar Rp74.903.601 per bulan dengan R/C rasio 1,56 (R.C > 1). (2)identifikasi lingkungan internal dan eksternal diperoleh; kekuatan : kebutuhan inputproduksi mudah diperoleh, bihun tapioka bermutu baik, telah ada pembagian tugas yangjelas dalam organisasi perusahaan, lokasi usaha strategis, dan sistem pemasaran yangtertata. Kelemahan : sulit menambah teknologi karena terkendala modal, dan rata-ratatenaga kerja memiliki pendidikan yang rendah. Peluang : bihun tapioka dapat diterimaoleh masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Lampung, tersedianya teknologi untukmeningkatkan produktivitas, permintaan bihun tapioka tidak terpengaruh musim dancuaca. Ancaman : perekonomian yang belum stabil terutama gejolak harga bahan bakarminyak, mahalnya pengembangan teknologi produksi, adanya produk substitusi berupabihun jagung dan mi terigu, proses produksi kadang terganggu cuaca hujan, masihminimnya kerjasama dan dukungan pemerintah Kota Metro.

Kata kunci: Agroindustri, Bihun Tapioka, Kinerja

Page 3: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

ABSTRACT

PERFORMANCE AND ENVIRONMENTAL ANALYSIS OF TAPIOCAVERMICELLI AGROINDUSTRI IN METRO CITY

By

Arif Rahmatulloh

This research aims to study the performance of business and the conditions of internaland external environmental of tapioca vermicelli agroindustry in Metro City. Datacollection was conducted in March to June 2015 by using census methodology. Thedata was collected in this study are primary data and secondary data. The respondentof this research is the owner or an employee who have understand about tapiocavermicelli agroindustry in Metro City. Data were analyzed using descriptivequantitative and qualitative methods. The quantitative method use to determine theperformance of the agroindustry based on productivity, production capacity andrevenue, and a qualitative descriptive method used to get an overview of internal andexternal environment of the company. The results showed that (1) the performance ofagroindustry in general was in good category with average productivity per monthamounted to 69.02 kg / HOK, the production capacity of an average of 62 percent, andthe average income earned by Rp74,903,601 per month with R / C ratio of 1.56 (R.C>1). (2) the identification of internal and external environment was obtained; strength:the input of production was easily obtained, tapioca vermicelli has good quality, therewhere clear division of tasks within the company's organization, strategic businesslocations, and the orderly marketing system. Weaknesses: there were difficult to addtechnology cause capital obstacles, and the average of employe have low education.Opportunities: tapioca vermicelli could be accepted by Indonesian, especially of theProvince of Lampung, the availability of technology to improve productivity, demandtapioca vermicelli unaffected season and the weather. Threat: the economy was not yetstable, especially volatility of fuel prices, the high cost to develop the technology ofproduction, the existence of substitution products such as corn vermicelli and wheatnoodle, the production process was sometimes disturbed by rainy weather, there wasstill the lack of cooperation and government support of Metro City.

Key words: Agroindustry, Performance, Tapioca vermicelli

Page 4: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRIBIHUN TAPIOKA DI KOTA METRO

Oleh

ARIF RAHMATULLOH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 5: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota
Page 6: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota
Page 7: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur pada

tanggal 26 Oktober 1989 merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

Bapak Yusuf Ibrahim (Alm) dan Ibu Ngatmiatun. Penulis menamatkan

pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Pertiwi Srirejosari pada tahun 1996,

Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 5 Labuhan Ratu Satu, Way Jepara pada tahun

2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Way Jepara, Lampung Timur

pada tahun 2005 serta Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Way Jepara, Lampung

Timur pada tahun 2008. Penulis diterima di Universitas Lampung, Fakultas

Pertanian Jurusan Agribisnis pada tahun 2008 melalui jalur SNMPTN.

Penulis mengikuti beberapa kegiatan kemahasiswaan selama menempuh proses

pendidikan diantaranya menjadi bagian keluarga muda Forum Studi Islam (FOSI)

Fakultas Pertanian pada tahun 2008. Penulis juga pernah aktif sebagai anggota

Bidang IV dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Agribisnis Universitas

Lampung periode 2009-2010, dan tergabung dalam organisasi Ikatan Mahasiswa

(IKAM) Lampung Timur tahun 2009-2010.

Penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Toto Mulyo, Kecamatan

Gunung Terang, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2011 dan Praktik

Umum (PU) di PT. Perkebunan Nusantara Unit Usaha Bergen Lampung Selatan

pada tahun 2012.

Page 8: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji dan syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah

SWT atas karunia nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Kinerja dan Lingkungan

Agroindustri Bihun Tapioka di Kota Metro”. Shalawat serta salam semoga selalu

teriring untuk Nabi Muhammad SAW yang akan selalu dinantikan syafa’atnya di

Yaumil Akhir nanti. Aamiin.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Pertanian pada Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Bersama selesainya penulisan skripsi ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Wuryaningsih Dwi Sayekti, M.S. selaku dosen pembimbing utama

atas segala bimbingan, bantuan, nasihat, motivasi, saran dan kesabaran yang

sangat berarti hingga selesainya penulisan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Rabiatul Adawiyah, M.Si. selaku dosen pembimbing kedua, atas segala

bimbingan, saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M.S. selaku dosen penguji dan selaku

Ketua Jurusan Agribisnis yang senantiasa memberikan pengarahan selama

perkuliahan dan pembahasan skripsi ini.

Page 9: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. selaku pembimbing akademik,

atas segala bimbingan, bantuan, nasihat dan motivasi yang berharga bagi

penulis.

5. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan-kemudahan selama

perkuliahan.

6. Seluruh dosen Jurusan Agribisnis atas ilmu yang telah diberikan kepada

penulis.

7. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Yusuf Ibrahim (alm) dan Ibunda

Ngatmiatun, atas kasih sayang, doa, nasihat, motivasi, dukungan, dan segala

yang terbaik yang tiada henti diberikan kepada penulis untuk terus berjuang

menapaki kehidupan, i love you so much.

8. Kakwan Heri Kurniawan dan Kak Rosmala, Adik ku Juli Setia Nur Alimin,

terima kasih kasih sayang, bantuan, nasihat, doa yang tiada henti hingga saat

ini.

9. Sahabat seperjuangan di bangku kuliah Guntur Nugrahana, Taufiq Aji,

Bondan Galuh, Ribut Widayanto, Iwan Kurniawan, Andi Saputra Agung

Mubyarto, Risha Oktaviana, dan Umiyati Kulsum yang selalu memberikan

semangat, dorongan, dan kebersamaan kepada penulis. Semoga kita selalu

diberikan kebahagiaan dan semoga kesuksesan selalu bersama kita.

10. Laskar Pecinta Ruang Baca : Ari Budi Setiawan, Agnes Purna Yesica, Andan

Novalita, Arief Nurdiansyah, Guntur Nugrahana, Indah Listianti, Linanda

Anggraini, Muhammad Fariando, Rani Oni Heryani, Rian Arya, Risa Yanita,

Taufiq Aji Nugraha, Umi Muslimawati, dan Vitho Yerianda atas segala

Page 10: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

kebersamaan, persahabatan, bantuan, kebahagiaan, canda dan tawa yang telah

dilewati bersama. Tak ada yang tak mungkin kawan, karena usaha itu selalu

berbanding lurus dengan hasilnya.

11. Keluarga besar Agribisnis 2008 kelas Ganjil dan Genap, rekan-rekan 2007,

2009, 2010, 2011 dan teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

12. Para pegawai gedung N; Mba Iin, Mba Ayi’, Mas Bo, Mas Kardi, dan Mas

Boim yang telah banyak membantu selama perkuliahan dan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

13. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan. Aamiin

Bandar Lampung, Desember 2015Penulis,

Arif Rahmatulloh

Page 11: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ............................................................................................... i

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. iii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 8D. Kegunaan Penelitian ..................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRANA. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9

1. Bihun ........................................................................................ 92. Ruang Lingkup Agribisnis dan Agroindustri ........................... 133. Industri kecil/Usaha kecil ......................................................... 184. Kinerja ...................................................................................... 195. Faktor Lingkungan Perusahaan ................................................ 226. Kajian Penelitian Terdahulu ..................................................... 24

B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 28

III. METODE PENELITIANA. Konsep Dasar dan Batasan Operasional ........................................ 31B. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian .................................... 34C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data ..................................... 35D. Metode Analisis Data ..................................................................... 35

1. Metode analisis kuantitatif ....................................................... 35a. Produktivitas ...................................................................... 36b. Kapasitas ............................................................................ 36c. PendapatanAgroindustri ..................................................... 36

2. Metode analisis deskriptif kualitatif ........................................ 37

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIANA. Kondisi Historis Kota Metro.......................................................... 39B. Keadaan Geografis Kota Metro ..................................................... 40C. Keadaan Demografi ....................................................................... 41

Page 12: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

D. Gambaran Umum Industri di Kota Metro...................................... 43E. Latar Belakang Pendirian Usaha.................................................... 44

V. HASIL DAN PEMBAHASANA. Karakterisktik Agroindustri Bihun Tapioka .................................. 46B. Keragaan Agroindustri Bihun Tapioka di Kota Metro .................. 48

1. Proses Pembuatan Bihun Tapioka............................................ 482. Produksi.................................................................................... 52

a. Bahan baku .......................................................................... 52b. Bahan Penolong................................................................... 55c. Tenaga Kerja ....................................................................... 56d. Hasil .................................................................................... 58

3. Pemasaran................................................................................. 59C. Kinerja Produksi ............................................................................ 60

1. Produktivitas ............................................................................ 602. Kapasitas .................................................................................. 613. Pendapatan (rugi/laba) ............................................................. 63

D. Analisis Lingkungan Internal......................................................... 641. Produksi ................................................................................... 652. Manajemen dan Pendanaan...................................................... 663. Sumber Daya Manusia ............................................................. 684. Lokasi Agroindustri ................................................................. 695. Pemasaran ................................................................................ 71

E. Analisis Lingkungan Eksternal ...................................................... 721. Ekonomi, Sosial, dan Budaya .................................................. 722. Teknologi ................................................................................. 733. Pesaing ..................................................................................... 754. Iklim dan Cuaca ....................................................................... 755. Kerjasama dan Pembinaan (Kebijakan Pemerintah)................ 77

VI. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .................................................................................... 79B. Saran .............................................................................................. 80

Page 13: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas komoditasubi kayu beberapa daerah sentra di Indonesia 2007-2011 ................... 2

2. Komposisi zat gizi dari tepung terigu, tepung tapioka, dan tepungberas per 100gr .................................................................................... 4

3. Kandungan gizi mi dan bihun per 100 gr bahan .................................. 10

4. Mutu bihun menurut SNI No. 10-3742-1995, tahun 1995 ................... 11

5. Luas lahan berdasarkan penggunaanya di Kota Metro, 2013................ 40

6. Panjang jalan menurut jenis permukaan di Kota Metro, 2013............... 41

7. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin tahun 2013.......................... 42

8. Penyebaran jumlah penduduk Kota Metro menurut umurtahun 2012 .............................................................................................. 42

9. Jumlah perusahaan, tenaga kerja, dan investasi menurutkelompok industri di Kota Metro tahun, 2013 ....................................... 43

10. Karakteristik agroindustri biun tapioka di Kota Metro ....................... 47

11. Frekuensi produksi agroindustri bihun tapioka di Kota Metro ............ 51

12. Penggunaan bahan baku tepung tapioka agroindustri bihun tapiokadi Kota Metro ....................................................................................... 53

13. Biaya bahan penolong pada agroindustri bihun tapiokadi Kota Metro ....................................................................................... 55

14. Penggunaan perbulan tenaga kerja pengolahan dan tenaga kerja setelahpengolahan pada agroindustri bihun tapioka di Kota Metro................ 57

Page 14: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

15. Produksi bihun tapioka per bulan di Kota Metro................................. 58

16. Produktivitas per bulan agroindustri bihun tapioka di Kota Metro ..... 61

17. Kapasitas produksi per bulan agroindustri bihun tapiokadi Kota Metro ....................................................................................... 62

18. Laporan rugi/laba dalam satu bulan produksi agroindustri bihuntapioka di Kota Metro .......................................................................... 64

19. Faktor lingkungan internal dan eksternal agroindustri bihuntapioka di Kota Metro .......................................................................... 78

20. Frekuensi produksi agroindustri bihun tapioka di Kota Metrotahun 2015............................................................................................ 83

21. Biaya bahan baku dan bahan penolong agroindustri bihun tapiokadi Kota Metro ....................................................................................... 84

22. Penggunaan tenaga kerja pengolahan agroindustri bihun tapiokadi Kota Metro ....................................................................................... 86

23. Penggunaan tenaga kerja setelah pengolahan agroindustri bihuntapioka di Kota Metro .......................................................................... 87

24. Total penggunaan tenaga kerja (HOK) per bulan agroindustri bihunTapioka di Kota Metro......................................................................... 88

25. Kinerja agroindustri bihun tapioka di Kota Metro............................... 89

26. Penerimaan agroindustri bihun tapioka di Kota Metro per bulan........ 90

27. Investasi dan biaya penyusutan agroindustri bihun tapiokadi Kota Metro ....................................................................................... 91

28. Laporan rugi laba agroindustri bihun tapioka di Kota Metro .............. 93

Page 15: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Proses Pembuatan Bihun Tapioka........................................................ 12

2. Kerangka Pemikiran Analisis Kinerja dan Lingkungan AgroindustriBihun di Kota Metro............................................................................. 30

3. Diagram Alir Pembuatan Bihun Tapioka ............................................. 50

4. Saluran Pemasaran Bihun Tapioka....................................................... 60

5. Struktur Organisasi Agroindustri Bihun Tapioka di Kota Metro......... 68

Page 16: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dan strategis bagi suatu

negara, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling

utama. Ketahanan pangan perlu mendapat perhatian dan prioritas guna

mencapai kesejahteraan bangsa saat ini dan di masa depan. Peraturan

Pemerintah No. 68 Th. 2002 tentang pangan menyebutkan bahwa ketahanan

pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, bergizi, beragam, tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dan

terjangkau daya beli masyarakat.

Indonesia merupakan negara berkembang dengan ketergantungan yang tinggi

terhadap beras. Konsumsi beras masih mendominasi dalam pola konsumsi

sebagian besar masyarakat Indonesia. Pada tahun 2011 konsumsi beras

Indonesia mencapai 139 kg per kapita per tahun, jauh lebih besar dari

konsumsi beras negara-negara Asia lainnya yang tak lebih dari 100 kg per

kapita per tahun. Dengan demikian total jumlah permintaan beras akan jauh

lebih besar mengingat jumlah penduduk Indonesia yang telah melebihi 240 juta

jiwa (Sekretariat Negara, 2011).

Page 17: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

2

Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap beras dapat menjadi masalah

karena kebutuhan beras Indonesia tidak selalu dapat dipenuhi secara mandiri

sepanjang tahun, sehingga membuka peluang impor beras yang dapat

merugikan petani. Oleh sebab itu, diperlukan diversifikasi pangan untuk

mengatasi tingginya konsumsi beras. Program diversifikasi pangan masyarakat

merupakan salah satu aspek yang ditangani dalam mewujudkan ketahanan

pangan masyarakat. Upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional harus

bertumpu pada sumberdaya lokal yang mengandung keragaman antar daerah

dan harus dihindari sejauh mungkin ketergantungan pada pemasukan atau

impor pangan. Ubi kayu merupakan salah satu komoditas pangan pengganti

beras di Indonesia. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah sentra

produksi ubi kayu di Indonesia, hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas komoditas ubikayu beberapa daerah sentra di Indonesia tahun 2007-2011

No Keterangan Tahun Luas Panen(ha)

Produksi(ton)

Produktivitas(ton/ha)

1 Lampung 20072008200920102011

316.806318.969309.047346.217368.096

6.394.9067.721.8827.569.1788.637.5949.193.676

20,1824,2124,4924,9424,97

2 Jawa Timur 20072008200920102011

223.348220.394207.507188.158199.407

3.423.6303.533.7723.222.6373.667.0584.032.081

15,3916,0314,9319,4820,22

3 Jawa Tengah 20072008200920102011

198.714191.053190.851188.080173.195

3.410.4693.325.0993.676.8093.876.2423.501.458

17,1617,4019,2620,6120,21

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012

Page 18: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

3

Dalam Tabel 1 dapat dilihat bahwa Provinsi Lampung merupakan sentra

produksi ubi kayu terbesar di Indonesia. Hasil produksi ubi kayu tersebut

sebagian besar dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka,

hal itu terlihat dari banyaknya jumlah pabrik pengolahan ubikayu menjadi

tepung tapioka di Provinsi Lampung. Menurut Kementrian Perindustrian

Republik Indonesia (2014) terdapat 42 pabrik tepung tapioka di Provinsi

Lampung.

Nilai ekonomis ubi kayu atau tepung tapioka dapat ditingkatkan dengan

pengolahan lanjutan, oleh karena itu perlu dilakukan suatu upaya pembangunan

dan pengelolaan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri.

Agribisnis merupakan sektor pertanian yang melingkupi kegiatan mulai dari

menghasilkan dan mendistribusikan, memasarkan, memroses serta

mendistribusikan produk usaha tani kepada pemakai akhir. Pengembangan

agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai

beberapa tujuan yaitu menarik dan mendorong timbulnya industri baru di

sektor pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan

fleksibel, menciptakan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja dan

memperbaiki pendapatan. Kegiatan agroindustri sebagai subsistem dari

agribisnis diarahkan guna meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha

pertanian. Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama produk

pertanian. Adanya sistem manajemen dan usaha pengelolaan terhadap hasil

pertanian diharapkan mampu menciptakan nilai tambah hasil produk pertanian

tersebut (Soekartawi, 2000).

Page 19: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

4

Salah satu bidang agroindustri pengolahan bahan makanan yang perlu

dikembangkan dan memiliki sinergi yang kuat dengan pembangunan ketahanan

pangan adalah agroindustri bihun. Bihun memiliki potensi yang cukup baik

sebagai pangan alternatif selain nasi. Bihun merupakan mi yang terbuat dari

bahan tepung beras. Bahan baku bihun yang terbuat dari beras adalah beras

pera (beras dengan penyerapan air rendah) yang telah dibuat menjadi tepung.

Namun selain beras, terdapat bahan alternatif lain yang dapat menggantikan

beras yaitu tepung tapioka. Harga tepung tapioka relatif lebih murah

dibandingkan dengan tepung beras, sehingga memungkinkan pemilihan tapioka

sebagai bahan baku bihun lebih diminati oleh pengusaha bihun.

Ditinjau dari segi kandungan gizinya, tepung tapioka memiliki kandungan

karbohidrat dan energi yang dapat dikatakan setara dengan tepung terigu dan

tepung beras. Meskipun bihun tapioka dari segi gizi yang lain masih kurang

namun hal itu dapat diatasi dengan memberikan bahan tambahan lain dalam

pengolahan atau penyajiannya. Komposisi zat gizi pada tepung terigu, tepung

tapioka dan tepung beras per 100 g dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Komposisi zat gizi tepung terigu, tepung tapioka dan tepung beras per100 g

Zat Gizi Tepung Terigu Tepung Tapioka Tepung BerasEnergi (kkal)Protein (g)Lemak (g)Karbohidrat (g)Kalsium (mg)Fosfor (mg)Besi (mg)Vitamin B1(mg)Air (g)

365,008,901,30

77,3016,00

106,001,200,12

12,00

362,000,500,30

86,900,000,000,000,12

12,00

364,007,000,50

80,005,00

140,008,000,12

12,00Sumber : Astawan, 2006

Page 20: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

5

B. Perumusan Masalah

Mengingat Provinsi Lampung sebagai salah satu sentra komoditas ubi kayu

(bahan baku tepung tapioka) di Indonesia, maka usaha bihun tapioka memiliki

potensi yang baik dikembangkan sebagai pangan alternatif dalam mewujudkan

ketahanan pangan masyarakat Provinsi Lampung. Kota Metro merupakan

sentra produksi bihun tapioka di Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil studi

pendahuluan diketahui bahwa pabrik bihun tapioka yang ada di Kota Metro

berjumlah empat unit usaha. Menurut kriteria Badan Pusat Statistik (2009),

jika dilihat dari jumlah tenaga kerja yang digunakan maka agroindustri bihun

tapioka di Kota Metro termasuk dalam industri kecil dimana tenaga kerja yang

digunakan hanya berkisar 5-20 orang saja.

Agroindustri pangan skala Industri Kecil Menengah (IKM) berperan dalam

peningkatan pendapatan rumah tangga petani dan pengusaha agroindustri.

Peningkatan pendapatan petani terkait dengan keberlanjutan usahanya sebagai

pemasok bahan baku agroindustri. Peningkatan pendapatan pengusaha

agroindustri terkait dengan keberlanjutan produksi dan jaringan pemasaran.

Peningkatan pendapatan baik individu maupun terkait kelompok tersebut akan

mengurangi kemiskinan. Dengan demikian pengembangan agroindustri pada

skala kecil menengah mendukung konsep pemerataan dan pertumbuhan

ekonomi.

Dalam proses pelaksanaan aktivitas agroindustri perlu dilakukan pengukuran

terhadap kinerja. Pengukuran kinerja merupakan hal yang sangat penting bagi

manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa agroindustri dan

Page 21: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

6

perencanaan tujuan di masa mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar

pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan dipertanggungjawabkan.

Hal ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pada seluruh proses

bisnis agroindustri.

Agroindustri bihun di Kota Metro dapat bersaing dengan produk sejenis

maupun produk pangan lain, hal ini ditunjukkan dengan tetap eksisnya

agroindustri bihun yang telah berdiri sejak tahun 70-an hingga saat ini. Proses

produksi agroindustri bihun di Kota Metro dilakukan hampir setiap hari. Rata-

rata setiap pabrik dapat memproduksi lebih dari satu ton bihun tapioka dalam

sehari, namun jumlah bihun yang diproduksi tidak selalu sama sepanjang tahun

karena harus menyesuaikan permintaan pasar yang fluktuatif.

Agroindustri bihun tapioka di Kota Metro telah menggunakan bantuan mesin

guna menambah daya produksi perusahaan, namun selain menggunakan

bantuan mesin proses produksi bihun tapioka juga menggunakan tenaga kerja

manusia. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari luar keluarga dengan

menggunakan sistem balas jasa berupa upah atau gaji. Tenaga kerja ini

bertugas melakukan proses produksi yang dimulai dari pengolahan tepung

tapioka sampai bihun siap dipasarkan. Anggota keluarga hanya membantu

atau mengawasi jalannya kegiatan produksi. Jumlah tenaga kerja yang

digunakan menyesuaikan target jumlah bihun yang akan diproduksi. Alur

distribusi pemasaran banyak dilakukan melalui sales, atau langsung ke

pedagang grosir dan pedagang pengecer.

Page 22: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

7

Agroindustri bihun di Kota Metro tidak terlepas dari masalah dalam

menjalankan usahanya. Kepemilikan usaha yang berupa perorangan

menyebabkan terbatasnya modal untuk produksi. Fluktuasi permintaan pasar

terhadap bihun tapioka akan berpengaruh pada frekuensi produksi, hal ini akan

berdampak pada penerimaan dan kelancaran agroindustri. Fluktuasi harga

bahan baku juga akan mempengaruhi jumlah penerimaan pelaku usaha.

Kelancaran kegiatan agroindustri juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan

yang dihadapi dimana selain terdapat pesaing ada juga produk substitusi yang

dapat dipilih oleh masyarakat. Pesaing yang dimaksudkan adalah persaingan

dengan produsen bihun dari luar Lampung, dan dari Lampung sendiri

khususnya Kota Metro, sedangkan produk substitusi dapat berupa pangan

setengah jadi yang lain seperti mi instan yang sudah lama dikenal masyarakat.

Meskipun begitu, produk bihun tetap memiliki pangsa pasar tersendiri melihat

kegunaannya sebagai pangan pelengkap dalam berbagai jenis makanan

masyarakat Indonesia, hal ini dapat menjadi peluang bagi pelaku usaha

agroindustri bihun.

Mencermati permasalahan berupa pendapatan dan produksi yang fluktuatif,

belum ada kajian mengenai aspek kinerja dan finansial, kondisi cuaca yang

tidak menentu untuk produksi dan pemasaran yang optimal maka penelitian ini

difokuskan untuk mempelajari kinerja usaha dan menganalisis kondisi

lingkungan internal dan eksternal pada usaha agroindustri bihun tapioka di

Kota Metro, Provinsi Lampung.

Page 23: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

8

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas maka dapat dirumuskan

beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

a. Bagaimana kinerja agriondustri bihun tapioka di Kota Metro?

b. Bagaimana kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal

agroindustri bihun tapioka di Kota Metro?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dari uraian latar belakang yang ada, tujuan

penelitian ini adalah :

a. Mengetahui kinerja agroindustri bihun tapioka di Kota Metro

b. Mengetahui kondisi lingkungan eksternal dan lingkungan internal

agroindustri bihun tapioka di Kota Metro

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

a. Bahan pertimbangan bagi para pelaku agroindustri bihun tapioka dalam

menjalankan kegiatan usahanya.

b. Bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan

penelitian ini.

Page 24: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Bihun

Menurut Astawan (2006) secara terminologi bihun berasal dari bahasa Cina,

yaitu : bie (beras) dan hun (Tepung), yang berarti tepung beras. Di berbagai

negara, bihun telah banyak dikenal dengan berbagai sebutan seperti, bihon,

bijon, befun, mehon dan vemicelli. Bahan baku pembuatan bihun adalah

tepung, biasanya tepung beras, tepung tapioka, dan tepung jagung atau tepung

maizena. Bihun merupakan salah satu jenis makanan yang termasuk dalam

kelompok mi. Sebagai makanan alternatif pengganti beras bihun masih

termasuk diminati, meskipun tidak selaku mi. Tahap pembuatannya adalah

tepung dimasak dan dicetak menjadi benang-benang, dilipat, dijemur,

kemudian dikemas.

Jenis bihun yang beredar di pasar ada dua, yaitu bihun kering dan bihun

instant. Menurut SII No. 0288-79 (1979), bihun merupakan suatu bahan

makanan yang dibuat dari tepung beras dengan/tanpa bahan tambahan dengan

bentuk benang-benang. Menurut SII No. 01-3742-1995 (1995), bihun instant

adalah produk makanan kering dari tepung beras (dengan/tanpa penambahan

bahan makanan lain yang diizinkan), berbentuk benang-benang, dan matang

setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama tiga menit.

Page 25: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

10

Pemanfaatan bihun saat ini sudah cukup bervariasi, antara lain sebagai bihun

goreng, bahan tambahan pada makanan, seperti bakso, ketoprak, gado-gado,

dan sebagai bahan pengisi pada lumpia, buras, tahu isi, bahkan di negara

asalnya yaitu Cina, bihun termasuk diantara sepuluh macam hidangan penutup

dalam suatu jamuan atau perayaan tertentu (seperti ulang tahun) untuk

melambangkan atau mendoakan agar berumur panjang. Komposisi kandungan

gizi bihun per 100 g bahan disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Kandungan gizi mi dan bihun per 100 g bahan

No Zat Gizi Mi Basah Mi Kering Bihun1 Energi (kkal) 86,0 337,0 360,02 Protein (g) 0,6 7,9 4,73 Lemak (g) 3,3 11,8 0,14 Karbohidrat (g) 14,0 50,0 82,05 Kalsium (mg) 14,0 49,0 6,06 Fosfor (mg) 13,0 47,0 35,07 Besi (mg) 0,8 2,8 1,88 Vitamin A (SI) 0,0 1,0 0,09 Vitamin B (mg) 0,0 0,0 0,010 Vitamin C (mg) 0,0 0,0 0,011 Air (g) 80,0 28,6 12,9

Sumber : Astawan (2006)

Ditinjau dari segi kandungan gizinya, bihun lebih unggul daripada mi dalam

hal kandungan karbohidrat dan energi, tetapi lebih rendah dalam hal

kandungan protein. Hal ini disebabkan oleh perbedaan bahan bakunya. Mi

dibuat dari terigu yang kandungan proteinnya lebih tinggi dibandingkan

dengan tepung beras (bahan baku bihun).

Penilaian mutu bihun yang utama adalah penampakan dan teksturnya. Bihun

yang baik mempunyai penampakan dengan warna putih, berbentuk silinder

yang licin, seragam, dan terpisah satu sama lain (tidak menggumpal menjadi

Page 26: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

11

satu). Tekstur bihun yang baik adalah tidak mudah patah dan tidak hancur bila

direndam dalam air minimum 10 menit serta bau dan rasanya khas bihun.

Syarat mutu bihun menurut Standar Industri Indonesia (SII) tahun 1979 adalah

air maksimum 13 persen dan abu maksimum 0,5 persen, protein maksimum

5 persen, dan serat kasar maksimum 0,5 persen. Syarat mutu bihun menurut

Standar Nasional Indonesia (SNI) disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Mutu bihun menurut SNI No. 10-3742-1995, tahun 1995

Uraian Satuan Persyaratan1. Keadaan:

Bau NormalRasa NormalWarna Normal

2 Benda-benda asing % b/b Tidak boleh ada3 Keutuhan Menit Minimum 904 Uji kematangan Maksimum 3

(bihun:air = 1:5) b/b % b/b5 Air % b/b Maksimum 116 Abu tanpa garam % b/b Maksimum 27 Protein (Nx6,25) Mg KOH/100g Minimum 68 Derajat asam Contoh Maksimum 3

9 Bahan tambahan makanan SesuaiSNI 01-0222-1995dan peratutanMen.kesno722/men.Kes/per/ix/88

10 Pencemaran logamTimbal (Pb) Mg/kg Maksimum 1,0Tembaga (Cu) Mg/kg Maksimum 10,0Seng (Zn) Mg/kg Maksimum 40,0Raksa (Hg) Mg/kg Maksimum 0,05

11 Arsen (As) Mg/kg Maksimum 0,512 Cemaran mikroba

Angka lempeng total Koloni/g Maksimum1,0x10

E. Coli APM/g Di bawah 3Kapang Koloni/g Maksimum 1,0x10

Sumber: Astawan, (2006)

Page 27: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

12

Astawan (2006) menyatakan bahwa proses pembuatan bihun dapat dilakukan

secara sederhana dan tidak sulit. Proses yang dilaksanakan dari tepung hingga

menjadi bihun melalui tahap pembersihan dengan cara pembersihan tepung,

pengadukan tepung menjadi bubur, pengepresan, pemasakan tahap pertama,

pencetakkan bihun, pemasakan tahap kedua, penjemuran, dan pengemasan.

Bahan yang digunakan adalah beras atau dapat diganti tepung tapioka dan

jagung, air, dan sodium bisulfit. Peralatan yang digunakan adalah penggiling

pengayak atau penyaring tepung, wadah perendam, filter press, screw extruder,

pengukus (dandang), pengering. Proses pembuatan bihun tapioka dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Pembuatan Bihun Tapioka

Pembersihan tapioka

Bubur tapioka

Pengukusan tahap I ± 1 jam

Pengukusan tahap II ± 45 menit

Penjemuran ± 7-8 jam

Pengepresan (cake) ± 1 jam

Pencetakan bihun

Pengemasan

Page 28: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

13

(1) Tepung tapioka dibersihkan dengan cara diayak agar tepung terpisah dari

kotoran yang terbawa, selain itu untuk menghaluskan tepung yang masih

bergumpal.

(2) Tepung tapioka dicampur dengan air dan diaduk agar menjadi seperti bubur,

lalu bubur tersebut dipress agar kandungan air kurang lebih 40 % yang

disebut cake. Lama pencampuran air dan press kurang lebih 1 jam.

(3) Cake hasil pengepresan kemudian diaduk menjadi lebih halus

menggunakan mesin screw extruder sehingga menjadi pelet.

(4) Pelet dikukus dengan menggunakan suhu 100oC selama kurang lebih 1 jam

sehingga menjadi pelet matang.

(5) Pelet yang telah matang tersebut kemudian digiling kembali dengan

menggunakan screw extruder. Lubang pengeluaran pada extruder berupa

lubang-lubang kecil sehingga bahan keluar dari extruder berupa benang

yang disebut bihun basah.

(6) Bihun basah dipotong dalam ukuran tertentu kemudian kukus kembali

dalam suhu diatas 100oC selama 45 menit.

(7) Setelah pengukusan kedua, bihun dikeringkan dengan oven pengering atau

dengan cara dijemur selama 7-8 jam.

(8) Bihun yang sudah kering siap dikemas.

2. Ruang lingkup agribisnis dan agroindustri

Downey dan Erickson (1992) mendefinisikan agribisnis dalam arti sempit dan

arti luas. Agribisnis dalam arti sempit atau tradisional hanya merujuk pada

sektor masukan yang menyediakan perbekalan kepada para pengusaha untuk

Page 29: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

14

dapat memproduksi hasil tanaman dan ternak yang diproses dan diserahkan

kepada konsumen akhir oleh sektor keluaran. Definisi agribisnis secara luas,

meliputi seluruh sektor bahan masukan, usahatani, produk yang memasok

bahan masukan usahatani, terlibat dalam produksi, dan pada akhirnya

menangani pemrosesan, penyebaran, penjualan secara borongan dan penjualan

eceran kepada konsumen akhir.

Menurut Hernanto (1991) agribisnis merupakan kegiatan ekonomi yang

berhulu pada dunia pertanian yang mencakup semua kegiatan mulai dari

pengadaan dan penyaluran sarana produksi sampai kegiatan tataniaga produk

pertanian.

Agribisnis mencakup beberapa subsistem yaitu:

(1) Subsistem pengadaan dan penyaluran

Subsistem pengadaan dan penyaluran meliputi sarana produksi yang terdiri

dari bibit, pupuk, obat-obatan, kredit, bahan bakar, alat dan mesin

pertanian. Kegiatan ini dilakukan oleh perorangan, pengusaha-pengusaha,

koperasi, atau lembaga pertanian.

(2) Subsistem pertanian usahatani.

Subsistem pertanian usahatani dilakukan oleh produsen-produsen yang

terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha perkebunan,

tanaman hias, dan lain-lain.

(3) Subsistem pengelolaan dan pemasaran merupakan rangkaian kegiatan

mulai dari pengumpulan produk, usahatani, pengolahan, penyimpanan dan

distribusi.

Page 30: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

15

Agroindustri adalah salah satu sub sistem yang bersama-sama sub sistem lain

membentuk sistem agribisnis. Sistem agribisnis terdiri dari sub sistem input,

usahatani (pertanian), output, pemasaran dan penunjang. Agroindustri tidak

dapat dilepaskan dari pembangunan agribisnis secara keseluruhan karena

agroindustri merupakan kegiatan industri pengadaan (input) dan penyaluran

produksi pertanian (output), atau industri pengadaan yang memanfaatkan

produk hasil pertanian sebagai bahan baku. Agroindustri terbagi atas :

(1) Agroindustri hulu pertanian

Termasuk didalamnya adalah penghasil dan penyalur sarana produksi

(input).

(2) Agroindustri hilir

Termasuk didalamnya adalah pengolahan hasil- hasil pertanian (output).

Menurut Soekartawi (2000) Agroindustri dapat diartikan sebagai suatu tahapan

pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian, tetapi sebelum

tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri.

Pentingnya agroindustri sebagai suatu pendekatan pembangunan pertanian

dapat dilihat dari kontribusinya terhadap :

(1) mampunya kegiatan agroindustri untuk meningkatkan pendapatan pelaku

agribisnis;

(2) mampunya menyerap banyak tenaga kerja;

(3) mampunya meningkatkan perolehan devisa; dan

(4) mampunya mendorong tumbuhnya industri yang lain.

Page 31: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

16

Meskipun demikian, pembangunan agroindustri masih dihadapkan oleh

berbagai tantangan atau permasalahan yang ada di dalam negeri atau luar

negeri. Beberapa diantara permasalahan di dalam negeri yaitu:

(1) beragamnya permasalahan berbagai agroindustri menurut macam

usahanya, khususnya kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan

kontinyu;

(2) kurang nyatanya agroindustri di perdesaan karena masih berkonsentrasinya

agroindustri di perkotaan;

(3) kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri;

(4) kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalaupun ada

prosedurnya amat ketat;

(5) keterbatasan pasar; dan

(6) kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing.

Agroindustri sebagai sektor bisnis tidak terlepas dari tujuan utama yaitu

meningkatkan keuntungan dan nilai tambah. Agroindustri itu sendiri meliputi

tiga kegiatan utama yaitu; pengadaan bahan baku, pengolahan atau proses

produksi dan pemasaran.

(1) Pengadaan bahan baku

Pengadaan bahan baku merupakan salah satu unsur yang paling aktif

dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diolah, dan

dijual kembali. Persediaan sangat penting artinnya bagi suatu perusahaan

karena berfungsi untuk menghubungkan proses-proses yang berurutan

dalam pembuatan suatu barang dan menyampaikannya kepada konsumen.

Page 32: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

17

Ketersediaan bahan baku produksi bagi perusahaan agroindustri yang

secara tepat waktu, berkualitas dan secara kuantitas mencukupi serta

tersedia secara berkelanjutan akan menjamin penampilan suatu perusahaan

dalam waktu yang relatif lama.

Faktor pengadaan bahan baku berfungsi menyediakan bahan baku bagi

subsistem pengolahan dalam jumlah yang tepat, mutu yang baik, dan

tersedia secara berkesinambungan. Kekurangan bahan baku dan

ketersediaan yang tidak kontinyu menyebabkan sistem kerja agroindustri

tidak efektif dan efisien, sedangkan menurunnya mutu bahan baku akan

menyebabkan menurunnya mutu produk olahan menjadi rendah. Oleh

karena itu pengadaan bahan baku bagi industri yang mengolah produk

pertanian harus terorganisasi dengan baik, sehingga mampu menyediakan

bahan baku secara efisien dalam jumlah yang tepat serta mutu yang baik.

(2) Pengolahan bahan baku

Agroindustri sebagai sektor bisnis tidak terlepas dari tujuan utama yaitu

meningkatkan keuntungan dan nilai tambah. Selain itu pengolahan hasil

pertanian juga menjadi penting karena pertimbangan :

- meningkatkan kualitas hasil;

- meningkatkan penyerapan tenaga kerja;

- meningkatkan keterampilan produsen; dan

- meningkatkan pendapatan konsumen.

Berdasarkan lokasi kegiatannya, agroindustri dapat berlangsung di tiga

tempat, yaitu: (1) dalam rumah tangga yang dilakukan oleh anggota

Page 33: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

18

rumah tangga petani penghasil bahan baku, (2) dalam bangunan yang

menempel atau terpisah dari rumah tempat tempat tinggal tetapi masih

dalam satu pekarangan dengan menggunakan bahan baku yang dibeli di

pasar dan menggunakan tenaga kerja keluarga, (3) dalam perusahaan kecil,

sedang, atau besar yang mengunakan buruh upahan dan modal yang lebih

intensif dibandingkan dengan industri rumah tangga.

(3) Pemasaran produk

Aspek pemasaran akan menguntungkan semua pihak apabila mekanisme

pemasaran berjalan baik. Peranan lembaga pemasaran yang biasanya

terdiri dari produsen, tengkulak, pedagang pengumpul, eksportir, importir

atau lainnya menjadi amat penting. Lembaga pemasaran ini khususnya di

negara berkembang dicirikan oleh lemahnya pemasaran hasil pertanian.

3. Industri Kecil/Usaha Kecil

Menurut BPS yang dimaksud industri kecil adalah industri dengan tenaga kerja

berjumlah antara 5 sampai 19 orang, sedangkan berdasarkan Undang Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan

menengah, kriteria usaha kecil adalah:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah)

Page 34: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

19

Menurut Anoraga (2000), karakteristik sektor usaha kecil antara lain:

a. sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti

kaidah administrasi pembukuan standar;

b. margin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan usaha yang tinggi;

c. modal terbatas;

d. pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih sangat terbatas,

e. skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk mampu

menekan biaya mencapai efisiensi jangka panjang;

f. kemampuan pemasaran dan negosiasi, serta diversifikasi pasar sangat

terbatas.

4. Kinerja

Menurut Amstrong dan Baron (Dalam Wibowo, 2008), kinerja mempunyai

makna yang luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga

bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang apa yang

dikerjakan, bagaimana cara mengerjakannya dan hasil yang dicapai dari hasil

pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai

hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan

memberikan kontribusi ekonomi.

Manajemen kinerja merupakan kebutuhan mutlak bagi organisasi untuk

mencapai tujuannya dengan mengatur kerja sama secara harmonis dan

terintegrasi antara pemimpin dan bawahannya. Manajemen kinerja diawali

dengan perumusan dan penetapan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang

diharapkan tersebut merupakan titik awal dalam perencanaan kinerja

Page 35: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

20

organisasi. Kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun

tersebut. Kinerja organisasi juga ditunjukkan oleh bagaimana berlangsungnya

kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.

Dalam proses pelaksanaan aktivitas harus selalu dilakukan monitoring,

penilaian dan review atau peninjauan ulang terhadap kinerja sumber daya

manusia. Melalui monitoring dilakukan pengukuran dan penilaian kinerja

secara periodik untuk mengetahui pencapaian kemajuan kinerja serta prediksi

apakah terjadi deviasi pelaksanaan terhadap rencana yang dapat mengganggu

pencapaian tujuan. Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat deviasi antara progres yang direncanakan dengan kenyataan. Apabila

terdapat deviasi berupa progres yang lebih rendah daripada rencana, perlu

dilakukan langkah-langkah untuk memacu kegiatan agar tujuan yang

diharapkan dapat dicapai.

Menurut Prasetya dan Fitri (2009) tipe pengukuran kinerja diantaranya yaitu

produktivitas, kapasitas, dan pendapatan. Tipe pengukuran kinerja tersebut di

uraikan sebagai berikut:

a. Produktivitas

Produktivitas merupakan suatu ukuran seberapa baik kita mengonversi input

dari proses transformasi menjadi output.

Produktivitas =

Page 36: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

21

b. Kapasitas

Kapasitas adalah sutau ukuran yang menyangkut kemampuan output dari

suatu proses.

Capacity Utilization =

c. Pendapatan Agroindustri

Keuntungan atau laba merupakan salah satu tujuan didirikannya suatu

usaha. Keuntungan atau laba menunjukkan sejauh mana suatu usaha telah

berhasil mengelola modal yang dijalankan. Untuk mendapatkan keuntungan

maksimum dari usaha maka para pengelola harus dapat melakukan usaha

untuk memadukan berbagai faktor produksi yang ada seperti produksi,

tenaga kerja, modal, dan kemampuan manajemen, sehingga usaha dapat

berjalan dengan baik.

Menurut Soekartawi (2000) pendapatan agroindustri dapat diperoleh dengan

menghitung selisih antara total penerimaan yang diterima dari hasil usaha

dengan total biaya produksi yang dikeluarkan. Penerimaan total

agroindustri merupakan jumlah uang yang diterima dari hasil penjualan

produk yang dihasilkan, sedangkan biaya merupakan jumlah uang yang

dikeluarkan selama proses pengolahan. Tujuan analisis pendapatan adalah

untuk menggambarkan tingkat keberhasilan suatu kegiatan usaha dan

keadaan yang akan datang melalui perencanaan yang dibuat. Secara

matematis pendapatan usaha dirumuskan sebagai berikut:

Page 37: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

22

π = Y.Py - ∑ . – BTT

Keterangan :π = Pendapatan (Rp)

Y = Produksi (kg)Py = Harga hasil produksi (Rp/kg)∑ = Jumlah faktor produksi ke i (i = 1,2,3,....n)P = Harga produk ke i (Rp)BTT = Biaya tetap total (Rp)

Jumlah pendapatan belum menunjukkan apakah agroindustri

menguntungkan atau tidak. Untuk mengetahui apakah agroindustri

menguntungkan atau tidak maka digunakan analisis imbangan penerimaan

dan biaya, yang dirumuskan:

R/C =

Keterangan :R/C = Nisbah antara penerimaan dan biayaPT = penerimaan totalBT = biaya total yang dikeluarkan oleh petani

Jika R/C > 1, maka agroindustri yang diusahakan mengalami keuntungan.

Jika R/C < 1, maka agroindustri yang diusahakan mengalami kerugian.

5. Faktor Lingkungan Perusahaan

Lingkungan merupakan variabel yang sangat penting dalam menentukan

strategi bisnis suatu perusahaan. Lingkungan usaha merupakan lingkungan

yang dihadapi organisasi dan harus dipertimbangkan dalam pengambilan

keputusan bisnis (perusahaan). Aktivitas keseharian organisasi mencakup

interaksi dengan lingkungan kerja. Hal ini termasuk hubungannya dengan

Page 38: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

23

pelanggan, supliers, serikat dagang dan pemegang saham. Lingkungan usaha

berperan dalam mempengaruhi penetapan strategi organisasi. Lingkungan

organisasi dapat dibedakan atas lingkungan internal (internal environment) dan

lingkungan eksternal (external environment) (Wheleen dan Hunger, dalam

Kuncoro, 2006).

Lingkungan internal terdiri dari struktur (structure), budaya (culture), sumber

daya (resources). Lingkungan internal perlu dianalisis untuk mengetahui

kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) yang ada dalam perusahaan.

Struktur adalah bagaimana perusahaan diorganisasikan yang berkenaan dengan

komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering juga disebut rantai

perintah dan digambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan

organisasi. Budaya merupakan pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai

yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara

khusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapat diterima

anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif. Sumber daya

adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksi barang dan jasa

organisasi. Aset ini dapat meliputi sumber modal, kemampuan manajerial,

SDM, pengetahuan keuangan, produksi, teknologi, kemampuan, dan bakat

manajerial seperti aset keuangan dan fasilitas perusahaan dalam wilayah

fungsional.

Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada di luar organisasi dan

perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan (opportunities) dan ancaman

(threath) yang akan dihadapi perusahaan. Terdapat dua perspektif untuk

Page 39: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

24

meng-konseptualisasikan lingkungan eksternal. Heizer dan Render dalam

Kuncoro, (2006) menyatakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

lingkungan eksternal adalah kondisi perekonomian, budaya, demografi, dan

peraturan pemerintah. Bourgeois (dalam Kuncoro, 2006) mengatakan bahwa

lingkungan eksternal juga dipengaruhi oleh konsumen, pesaing, pemasok,dan

peraturan pemerintah.

6. Kajian Penelitian Terdahulu

Iryanti (2010), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Kinerja, Nilai

Tambah, dan Strategi Pengembangan Agroindustri Kecil Kelanting (studi

kasus di Desa Gantiwarno Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung

Timur)”. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa kinerja produksi secara

keseluruhan sudah baik karena nilai rasio R/C diatas biaya total yang didapat

≥1 (yaitu 1,42), produktivitas ≥ 7,2 kg/HOK (yaitu 11,49 kg/HOK), dan

kapasitas ≥ 0,5 atau 50 persen (yaitu 0,91 atau 91 persen). Agroindustri

kelanting di Desa Gantiwarno memiliki nilai tambah yang tinggi yaitu sebesar

Rp1061,44 per kilogram ubi kayu atau sebesar 41,74 persen. Agroindustri

kelanting berada pada kuadran 1, strategi yang harus diterapkan dalam kondisi

ini adalah a) mempertahankan kualitas produk untuk memenuhi keinginan

masyarakat yang terus meningkat, b) mempertahankan kualitas produk untuk

melakukan kerja sama dengan pihak luar, c) menghasilkan produk yang

berkualitas untuk meningkatkan preferensi penduduk terhadap makanan

tradisional, d) memanfaatkan kerja sama dengan pihak luar untuk menigkatkan

Page 40: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

25

jaringan pasar dan, e) menggunakan teknologi yang tepat guna untuk

mengatasi keterbatasan pekerja.

Andika (2012), dalam penelitiannya mengenai “Kinerja Usaha dan Strategi

Pengembangan Agroindustri Skala Kecil Kopi Bubuk di Kota Bandar

Lampung” bahwa kinerja agroindustri kopi bubuk di Kota Bandar Lampung

secara keseluruhan sudah baik. Rata-rata R/C rasio, BEP, produktivitas,

kapasitas, dan kualitas termasuk dalam katagori baik. Rata-rata nilai tambah

yang diperoleh dari agroindusri adalah Rp9.967,89 per kilogram bahan baku

biji kopi. Strategi pengembangan agroindustri yaitu menghasilkan produk

yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan produk kopi bubuk lain,

memanfaatkan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menghadapi

persaingan bisnis dan mengoptimalkan kinerja karyawan.

Sagala (2013), dalam penelitiannya dengan judul “Kinerja Usaha dan Strategi

Pengembangan Agroindustri Kecil Kelanting di Desa Karang Anyar

Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran”. Berdasarkan penelitian

diperoleh hasil bahwa kinerja agroindustri secara keseluruhan menguntungkan.

R/C rasio masing-masing kelanting getuk dan parut sebesar 1,24 dan 1,25 (R/C

>1), produktivitas sebesar 16,26 kg/HOK dan 13,82 kg/HOK (> 7,2 kg/HOK)

dan kapasitas sebesar 0,93 dan 0,85 (> 0,5). Strategi pengembangan

agroindustri kecil kelanting di Desa Karang Anyar berdasarkan tiga strategi

prioritas yaitu (a) mengoptimalkan tenaga kerja yang ada sehingga

meningkatkan jumlah produksi yang akan menambah pendapatan agar dapat

mengadopsi teknologi yang tepat guna (b) memanfaatkan tenaga kerja yang

Page 41: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

26

sudah berpengalaman untuk menghadapi pesaing bisnis industri kelanting

lainnya (c) memanfaatkan tenaga kerja yang berpengalaman dan banyak untuk

mengikuti perkembangan teknologi.

Savitri (2010), dalam penelitiannya mengenai potensi agroindustri berdasarkan

kinerja usaha dan strategi pengembangannya dengan lokasi penelitian di Dusun

Sanan, Kecamatan Belimbing, Kota Malang. Dari hasil penelitian didapatkan

bahwa agroindustri tempe dan keripik tempe memiliki tingkat keuntungan yang

tidak berbeda nyata. Keuntungan agroindustri tempe sebesar Rp145.125,03

untuk satu kali produksi, sedangkan keuntungan agroindustri keripik tempe

sebesar Rp207.915,89. Nilai R/C rasio dan nilai tambah agroindustri keripik

tempe lebih besar daripada agroindustri tempe. Nilai R/C rasio sebesar 1,57

pada agroindustri keripik tempe dan 1,26 pada agroindustri tempe. Rasio nilai

tambah pada agroindustri keripik tempe sebesar 46,10%, dan 24,63% pada

agroindustri tempe. Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan internal dan

eksternal dan pemetaan matrik Grand Strategy dapat diketahui bahwa

agroindustri tempe dan keripik tempe terletak pada kuadran I, sehingga strategi

yang dapat diterapkan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan Aggresive.

Strategi yang dapat digunakan seperti mempertahankan kualitas, efisiensi

proses produksi, dan diversifikasi produk.

Rochmah (2005), tentang analisis nilai tambah dan keuntungan pada

agroindustri bihun dan soun di Kota Metro. Berdasarkan hasil penelitian

diperoleh pendapatan per satu kali produksi menguntungkan yakni pendapatan

agroindustri bihun tapioka atas biaya tunai adalah Rp259.495,45 dengan R/C

Page 42: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

27

rasio adalah 1,18 dan pendapatan atas biaya total Rp173.626,88 dengan R/C

rasio 1,12. Pendapatan agroindustri bihun beras atas biaya tunai adalah

Rp469,069,05 dengan R/C rasio 1,29 dan pendapatan atas biaya total adalah

Rp383.392,00 dengan R/C rasio 1,22. Agroindustri bihun di Kota Metro

memberikan nilai tambah yang positif yaitu sebesar Rp419,91 untuk industri

bihun tapioka, dan Rp513,65 untuk industri bihun beras setiap kali proses

produksi.

Wibowo (2009), dalam penelitiannya dengan judul “Analisis Kinerja dan

Strategi Pengembangan Usaha Kerajinan Sepatu di Kabupaten Bogor”,

menunjukkan hasil tingkat keuntungan usaha kerajinan sepatu adalah

Rp.117.091.555, nilai ROI dari usaha kerajinan sepatu sebesar 19,71 persen,

dan nilai rasio R/C sebesar 1,15. Berdasarkan analisis SWOT, strategi yang

dapat dijalankan dalam rangka mengembangkan usaha kerajinan sepatu adalah

pemerintah membantu kerajinan sepatu dengan regulasi yang mendukung

perkembangan usaha tersebut, misalnya: pemberian kredit lunak tanpa agunan,

mendirikan koperasi atau paguyuban yang memfasilitasi kebutuhan modal dan

ketersediaan bahan baku yang relatif lebih murah.

Menurut Aji (2012), dalam penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan

Agroindustri Keripik Pisang di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten

Karanganyar”. Hasil penelitian diketahui bahwa biaya total rata-rata dalam

satu kali produksi adalah Rp3.254.932,00 dengan penerimaan rata-rata

Rp4.160.480,00 dan pendapatan rata-rata Rp905.549,00. Hasil penelitian

faktor-faktor internal menunjukkan bahwa bobot kekuatan lebih kuat

Page 43: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

28

dibandingkan kelemahan. Kemudian faktor-faktor eksternal menunjukkan

bahwa bobot peluang lebih kuat dibandingkan dengan ancaman. Alternatif

strategi yang dihasilkan antara lain mempertahankan kualitas produksi dan

pemgembangan pasar, memanfaatkan teknologi untuk efisiensi produksi,

diversifikasi produk untuk memenuhi pangsa pasar.

B. Kerangka Pemikiran

Kegiatan agroindustri bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah,

menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan, atau dimakan,

meningkatkan daya simpan, dan meningkatkan pendapatan dan keuntungan

produsen. Pengembangan agroindustri lebih diarahkan ke wilayah pedesaan

guna meningkatkan perekonomian daerah pada umumnya dan pengembangan

pedesaan pada khususnya. Salah satu contoh agroindustri tersebut adalah

agroindustri bihun.

Agroindustri bihun merupakan salah satu agroindustri unggulan di Kota Metro

yang telah mulai berdiri sejak tahun 70-an. Agroindustri bihun di Kota Metro

sebagian besar menggunakan tepung tapioka sebagai bahan baku utama. Letak

Kota Metro yang strategis di tengah Provinsi Lampung memudahkan akses

perusahaan terhadap tepung tapioka. Harga yang relatif lebih murah

dibandingkan dengan tepung beras juga mendukung dipilihnya tepung tapioka

sebagai bahan baku.

Dalam penelitian ini kinerja agroindustri bihun tapioka di Kota Metro akan

dilihat dari produktivitas, kapasitas, dan pendapatannya. Kinerja agroindustri

Page 44: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

29

tersebut akan berpengaruh terhadap hasil produksinya, yang akan langsung

mempengaruhi pendapatan yang akan diterima agroindustri. Selain itu

penelitian ini melihat bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal

yang dihadapi oleh usaha agroindustri bihun tapioka. Kondisi lingkungan

internal dan eksternal tersebut dapat memberikan gambaran guna merumuskan

strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan usaha lebih lanjut.

Kerangka pemikiran analisis kinerja dan strategi pengembangan agroindustri

bihun tapioka di Kota Metro dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 45: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

30

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Analisis Kinerja dan Lingkungan Agroindustri Bihun Tapioka di Kota Metro

Pendapatan

AGROINDUSTRI BIHUN TAPIOKA

Proses Produksi Bihun Tapioka

Produktivitas Kapasitas

Lingkungan Agroindustri

Lingkungan Internal :1. Produksi2. Manajemen dan pendanaan3. Sumber daya Manusia4. Lokasi agroindustri5. Pemasaran

Lingkungan Eksternal :1. Ekonomi, sosial, budaya2. Teknologi3. Sosial4. Iklim, cuaca5. Kebijakan pemerintah

Kinerja

Pendapatan

Page 46: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

31

III. METODE PENELITIAN

A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang

digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian.

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagiannya (subsistem)

yang berorientasi untuk memberikan hasil akhir berupa produk dari sistem

yang bersangkutan.

Pengembangan usaha adalah upaya-upaya untuk mengembangkan dengan

melihat kondisi lokasi suatu wilayah, prospeknya dimasa yang akan datang dan

komponen-komponen lain yang mendukung.

Agroindustri adalah subsistem dari sistem agribisnis yang memanfaatkan dan

mempunyai kaitan langsung dengan produk-produk pertanian yang akan

ditransformasikan menjadi produk bernilai ekonomis tinggi.

Proses produksi adalah suatu proses mentransformasikan bahan baku tepung

tapioka hingga menghasilkan output berupa produk bihun tapioka dalam

kemasan.

Page 47: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

32

Produksi bihun adalah kegiatan produksi yang dilakukankan oleh agroindustri

bihun selama satu bulan dan dihitung dari setiap proses produksi dikalikan

dengan frekuensi produksi masing-masing agroindustri pada bulan tersebut.

Kinerja adalah hasil kerja dari suatu agroindustri yang dilihat dari aspek teknis

juga ekonomis produksi yang meliputi produktivitas (kg/HOK), kapasitas (%),

dan pendapatan (Rp).

Masukan (Input) adalah sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi

bihun. Masukan berupa bahan baku (kg), peralatan, tenaga kerja (HOK), dan

bahan penolong.

Bahan baku adalah jumlah tepung tapioka yang digunakan dalam kegiatan

pembuatan bihun tapioka selama proses produksi dan diukur dengan satuan

kilogram (kg).

Bahan penolong adalah bahan produksi selain dari bahan baku yang digunakan

dalam proses produksi untuk membantu agar bahan baku (tepung tapioka)

dapat diproses lebih lanjut misalnya plastik yang diukur dalam satuan kilogram

(kg), bahan bakar minyak diukur dalam liter (l), tali rafia dalam kilogram (kg),

dan kayu bakar diukur dalam meter kubik ( ).

Keluaran (Output) adalah hasil dari proses produksi yaitu berupa bihun

tapioka, diukur dalam jumlah satuan kilogram (kg).

Harga produk (output) adalah harga bihun yang diterima oleh pengusaha

agroindustri dan diukur dengan satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Page 48: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

33

Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya tenaga kerja, baik didalam maupun luar

anggota keluarga, yang digunakan dalam proses produksi bihun yang diukur

dalam satuan hari orang kerja (HOK).

Biaya produksi adalah korbanan sejumlah sumber daya yang dikeluarkan

dalam proses produksi dan dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Biaya

produksi terdiri atas biaya tetep dan biaya variabel.

Biaya tetap yaitu korbanan yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri yang

besarnya tidak terpengaruh oleh jumlah sarana produksi tiap tahun atau biaya

yang tiap tahunnya selalu tetap yang dihitung dari besarnya penyusutan

peralatan yang digunakan per bulan (Rp).

Biaya variabel yaitu biaya yang dikeluarkan dalam usaha agroindustri yang

jumlahnya selalu berubah sesuai dengan perubahan volume produksi bihun

tapioka. Biaya variabel dalam industri bihun tapioka berupa biaya tenaga kerja

dan biaya bahan baku per bulan (Rp).

Penerimaan adalah jumlah uang yang diterima produsen dari penjualan bihun

hasil produksi. Penerimaan total diperoleh dengan mengalikan jumlah

produksi bihun dengan harga jual, diukur dengan satuan rupiah (Rp).

Pendapatan adalah balas jasa yang diterima perusahaan dari pengolahan tepung

tapioka menjadi bihun. Besarnya pendapatan dihitung dengan mengurangi

penerimaan agroindustri bihun dengan biaya-biaya yang dikeluarkan, diukur

dengan satuan rupiah (Rp).

Page 49: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

34

Produktivitas adalah perbandingan antara output dan input dalam proses

produksi tepung tapioka menjadi bihun. Produktifitas dihitung berdasarkan

jumlah output/bihun (kg) terhadap tenaga kerja (HOK) dan dinyatakan dengan

satuan kg/HOK.

Kapasitas adalah perbandingan antara output (bihun) yang dihasilkan dalam

satu kali proses produksi dengan kapasitas maksimal produksi bihun yang

dapat dihasilkan, dinyatakan dalam persen (%).

Analisis lingkungan internal agroindustri adalah suatu cara untuk

mengidentifikasi faktor-faktor strategis dari dalam agroindustri yang

mempengaruhi keberhasilan misi, tujuan, dan kebijakan agroindustri, seperti

kondisi keuangan, sumberdaya manusia, produksi, pemasaran, manajemen.

Analisis lingkungan eksternal agroindustri adalah suatu cara untuk

mengidentifikasi faktor-faktor strategis dari luar agroindustri yang

mempengaruhi pencapaian misi, tujuan, dan kebijakan agroindustri, seperti

pesaing, pelanggan, pemasok, keadaan alam, kebijakan pemerintah, kondisi

ekonomi, sosial budaya dan teknologi

B. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Metro, Provinsi Lampung. Pemilihan lokasi

penelitian ini dilakukan dengan sengaja (purposive). Lokasi penelitian dipilih

dengan pertimbangan bahwa Kota Metro merupakan sentra produksi bihun

tapioka di Provinsi Lampung.

Page 50: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

35

Responden dalam penelitian ini adalah para pelaku usaha agroindustri bihun di

Kota Metro yang berjumlah empat unit agroindustri. Waktu pengambilan data

dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan bulan

juni 2015.

C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sensus dengan

pertimbangan bahwa agroindustri bihun tapioka yang ada di Kota Metro hanya

berjumlah sedikit. Metode sensus merupakan kegiatan pengambilan data dari

semua elemen/anggota dari suatu populasi (Singarimbun, 1989). Jenis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data

primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik usaha dan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh

dari literatur dan instansi terkait, seperti Badan Pusat Statistik, serta lembaga

lain yang dapat mendukung ketersediaan data penelitian.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

1. Metode analisis kuantitatif

Metode analisis kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan pertama

penelititan ini, yaitu mengetahui kinerja agroindustri bihun, yang dianalisis

menggunakan produktifitas, kapasitas, dan pendapatan agroindustri.

Page 51: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

36

a. Produktivitas

Produktivitas adalah suatu ukuran seberapa baik kita mengonversi

masukan (input) dari proses transformasi ke dalam produksi (output).

Produkivitas yang dihitung adalah produktivitas antara output terhadap

tenaga kerja, dirumuskan :

Produktivitas =( )( )

Ukuran produktivitas ini dinyatakan dalam satuan kg/HOK, dimana

semakin besar angka produktivitas yang diperoleh maka semakin baik

kinerja agroindustri yang dilaksanakan.

b. Kapasitas

Kapasitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kemampuan output

dari suatu proses, dirumuskan :

Capacity Utilization =

Keterangan :Actual Output = Output (bihun) yang diproduksi (kg)Design Capacity = Kapasitas maksimal memproduksi bihun (kg)

c. Pendapatan agroindustri

Pendapatan agroindustri diperoleh dengan menghitung selisih antara

penerimaan dari hasil usaha dengan biaya produksi yang dikeluarkan

dalam satu bulan, dirumuskan sebagai berikut :

Page 52: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

37

π = Y .Py - ∑Xi .Pxi – BTT

Keterangan :

π = Pendapatan (Rp)

Y = Produksi (kg)Py = Harga hasil produksi (Rp/kg)∑Xi = Jumlah faktor produksi ke i (i = 1,2,3,....n)Px = Harga produksi ke i (Rp)BTT = Biaya tetap total (Rp)

Untuk mengetahui apakah usaha agroindustri bihun menguntungkan atau

tidak, maka digunakan analisis imbangan penerimaan dan biaya yang

dirumuskan :

R/C =

Keterangan :R/C = Nisbah antara penerimaan dengan biayaTR = Total Revenue (Penerimaan total)TC = Total Cost (Biaya total)

Jika R/C > 1, maka agroindustri bihun yang diusahakan mengalami

keuntungan. Jika R/C < 1, maka agroindustri bihun yang diusahakan

mengalami kerugian, dan jika R/C = 1 maka usaha yang dijalankan

berada pada titik impas.

2. Metode analisis deskriptif kualitatif

Metode deskriptif kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab

tujuan kedua yaitu identifikasi lingkungan internal dan eksternal

agroindustri bihun tapioka di Kota Metro. Identifikasi ini bertujuan untuk

Page 53: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

38

mendapatkan gambaran kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap

usaha agroindustri bihun tapioka di Kota Metro. Lingkungan internal

agroindustri bihun tapioka akan memberi pengaruh berupa kekuatan dan

ancaman bagi agroindustri. Lingkungan eksternal agroindustri bihun

tapioka akan memberikan pengaruh berupa peluang dan ancaman terhadap

keberadaan agroindustri.

Lingkungan internal dalam ini meliputi kondisi produksi, manajemen dan

pendanaan, sumberdaya manusia, pemasaran, dan lokasi agroindustri.

Lingkungan ekternal ini meliputi pesaing, aplikasi teknologi, keadaan iklim

dan cuaca, kondisi ekonomi, sosial dan budaya, serta kebijakan pemerintah.

Penilaian terhadap kekuatan dan kelemahan lingkungan internal serta

peluang dan ancaman pada linkungan eksternal ini didasarkan pada

informasi yang diperoleh dalam penelitian dan didasarkan pada penilaian

subyektif peneliti.

Page 54: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

39

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Kondisi Historis Kota Metro

Kota Metro merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang berjarak

sekitar 45 km dari ibu kota provinsi Lampung yaitu Bandar Lampung.

Pembentukan Kota Metro memiliki sejarah panjang dan beberapa kali

mengalami perubahan bentuk pemerintahan sejak jaman pendudukan Belanda

hingga saat ini. Harapan untuk memperoleh otonomi daerah terjadi pada tahun

1999 dengan dibentuknya Kota Metro sebagai daerah otonom berdasarkan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tanggal 20 April 1999. Pada saat

diresmikan Kota Metro terdiri dari 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Metro

Raya dan Kecamatan Bantul.

Secara administratif sampai dengan akhir tahun 2009 Kota Metro dibagi

menjadi lima kecamatan yaitu Kecamatan Metro Timur, Metro Barat, Metro

Utara, Metro Selatan, dan Kecamatan Metro Pusat sebagai pusat pemerintahan.

Kota Metro merupakan salah satu daerah di Provinsi Lampung yang terdapat

agroindustri bihun tapioka. Lokasi usaha bihun tapioka di Kota Metro terdapat

di Kecamatan Metro Timur dan Kecamatan Metro Utara. Usaha ini pertama

kali didirikan oleh Warga Negara Indonesia yang masih keturunan China pada

pertengahan tahun 1970-an.

Page 55: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

40

B. Keadaan Geografis Kota Metro

Secara geografis Kota Metro terletak di tengah Provinsi Lampung pada

kedudukan 5 5’ Lintang Selatan sampai 5 10’ Lintang Selatan, dan 105 15’

Bujur Timur sampai 105 20’ Bujur Timur dan berbatasan dengan :

a. Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung Timur di sebelah utara

b. Kabupaten Lampung Timur di sebelah selatan

c. Kabupaten Lampung Timur di sebelah timur

d. Kabupaten Lampung Tengah di sebelah barat

Topografi Kota Metro berupa daerah dataran aluvial dan berada pada

ketinggian 25-75 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 0 sampai 3

persen. Kota Metro memiliki wilayah keseluruhan seluas 6.874 ha.

Berdasarkan Metro Dalam Angka (2014), penggunaan lahan Kota Metro dapat

dilihat dalam Tabel 5.

Tabel 5. Luas lahan berdasarkan penggunaannya di Kota Metro, 2013

No Penggunaan Luas (ha) Persentase (%)1 Sawah 2.978,20 43,322 Rumah, bangunan dan halaman 2.432,55 35,383 Hutan Rakyat 138,00 2,004 Rawa 22,70 0,335 Kolam 75,48 1,096 Tegal/Kebun 86,20 1,257 Padang rumput 13,60 0,198 Ladang/Huma 76,00 1,109 Lainnya 1.052,13 15,30Jumlah 6.874,86 100,00

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa luas areal lahan di Kota Metro sebagian

besar digunakan sebagai areal persawahan. Keadaan ini juga didukung dengan

Page 56: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

41

adanya beberapa sungai yang melewati Kota Metro seperti sungai Way

Sekampung, Way Batanghari, Way Bunut dan Way Raman.

Kota Metro memiliki prasarana transportasi yang terbilang baik. Hampir

seluruh jalanan di Kota Metro telah menggunakan aspal. Hal tersebut akan

memperlancar proses transportasi dan distribusi barang keluar dan masuk Kota

Metro, yang berarti juga mendukung bagi adanya industri. Panjang jalan di

Kota Metro dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Panjang jalan menurut jenis permukaan di Kota Metro, 2013 (km)

No Jenis PermukaanStatus Jalan

Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kota Jalan Desa1 Aspal 5,74 21,90 365,41 441,402 Kerikil/Onderlagh 0,00 0,00 0,00 7,403 Tanah 0,00 0,00 0,00 3,004 Tidak Dirinci 0,00 0,00 0,00 0,00

Jumlah 5,47 21,90 365,41 451,80Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

C. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kota Metro tahun 2013 adalah 153.517 jiwa (berdasarkan

proyeksi hasil sensus penduduk tahun 2010). Luas wilayah Kota Metro adalah

68,74 Km sehingga kepadatan penduduk Kota Metro adalah 2.233/Km .

Kota Metro menempati urutan kedua di Provinsi Lampung untuk kepadatan

penduduk setelah Kota Bandar Lampung. Keadaan penduduk Kota Metro

berdasarkan jenis kelamin tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 57: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

42

Tabel 7. Jumlah penduduk Kota Metro menurut jenis kelamin tahun 2013

No Klasifikasi Jumlah (orang) Persentase(%)

1 Laki-laki 76.828 50,042 Perempuan 76.689 49,96

Jumlah 153.517 100,00Sex Ratio 100,18

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Metro lebih

besar dari jumlah penduduk perempuan, hal ini dapat dilihat dari sex rationya

yaitu sebesar 100,18 yang berarti jumlah penduduk laki-laki 0,18 persen lebih

besar dari jumlah penduduk perempuan. Sebaran penduduk menurut umur

pada tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Penyebaran penduduk Kota Metro menurut umur tahun 2013

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase (%)0-14 39.974 26,0415-29 41.955 27,3330-44 36.728 23,9345-59 24.157 15,7360+ 10.703 6,97

Jumlah 153.517 100,00Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Menurut Mantra (2004), kelompok penduduk usia 15-64 tahun adalah

kelompok penduduk usia produktif. Tabel 8 memperlihatkan bahwa penduduk

berdasarkan umur dengan jumlah paling besar di Kota Metro berada pada

kisaran usia 15-29 tahun yaitu sebesar 27,33 persen dari total 153.517 jiwa.

Posisi kedua yaitu sebesar 26,04 persen adalah penduduk usia 0-14 tahun. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Metro telah memasuki

Page 58: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

43

tahap usia produktif untuk bekerja, kondisi ini merupakan potensi positif bagi

pembangunan Kota Metro.

D. Gambaran Umum Industri di Kota Metro

Pembangunan sektor industri merupakan bagian dari pembangunan nasional

dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Sektor industri

merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja paling besar di Kota

Metro. Kota metro memiliki industri yang terdiri dari berbagai skala, dimulai

dari industri besar, industri menengah, dan industri kecil.

Unit usaha industri kecil pada tahun 2013 di Kota Metro sebanyak 1.681 unit

dengan jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 4.529 orang. Unit usaha

industri menengah yang terdapat di Kota Metro sebanyak 4 unit usaha dan

menyerap tenaga kerja sebanyak 154 orang. Usaha industri besar hanya

terdapat satu perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 47 orang.

Jumlah perusahaan, tenaga kerja, dan investasi industri di Kota Metro dapat

dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah perusahaan, tenaga kerja, dan investasi menurut kelompokindustri di Kota Metro tahun, 2013.

No Kelompok Industri JumlahPerusahaan

Tenaga Kerja(orang)

Investasi(000 Rupiah)

1 Industri pangan 422 1.384 9.652.4002 Bahan kimia dan bangunan 489 1.372 12.238.2003 Industri logam dan jasa 634 1.363 20.999.9004 Industri sandang dan kulit 38 116 740.0005 Industri kerajinan dan umum 98 294 1.989.000

Jumlah 1.681 4.529 45.619.500Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

Page 59: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

44

Berdasarkan Tabel 9 terbilang bahwa industri pangan merupakan penyerap

tenaga kerja tertinggi meskipun dalam segi jumlah perusahaannya menempati

urutan ketiga setelah industri logam dan jasa serta industri bahan kimia dan

bangunan. Letak Kota Metro yang berbatasan langsung dengan beberapa

daerah penghasil pertanian yaitu Lampung Tengah dan Lampung Timur juga

akan memudahkan dalam memperoleh input produksi. Industri pengolahan

pangan banyak dipilih oleh masyarakat karena dalam pengerjaannya relatif

lebih mudah dan menggunakan alat-alat sederhana.

Laju pertumbuhan industri pangan di Kota Metro dari tahun 2010 ke 2012

mengalami peningkatan sebesar 13,23 persen. Semakin banyak industri

pengolahan maka akan semakin banyak tenaga kerja yang dapat diserap.

Umumnya masyarakat perdesaan belum memiliki pendidikan yang tinggi,

sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya banyak yang memilih untuk

bekerja atau membantu dalam proses produksi olahan. Sektor industri secara

umum dan industri pangan khususnya diharapkan dapat membantu peningkatan

perekonomian, khususnya bagi lingkungan pedesaan.

E. Latar Belakang Pendirian Usaha

Agroindustri bihun tapioka di Kota Metro pertama kali dirintis pada

pertengahan tahun 1970-an. Pemilik industri rumah tangga bihun tapioka di

Kota Metro pada awalnya adalah penduduk yang merupakan warga negara

Indonesia keturunan China. Salah satu alasan usaha ini didirikan karena

melihat kondisi daerah yang sangat cocok untuk didirikan industri rumah

tangga bihun. Selain itu, melihat jumlah penduduk yang sudah banyak

Page 60: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

45

memungkinkan jumlah kebutuhan akan konsumsi makanan seperti bihun

tapioka dapat menjadi alternatif.

Pemilihan bahan baku tepung tapioka dilakukan karena biaya pengolahan lebih

murah dibandingkan dengan bihun beras, serta kemampuan yang dimiliki para

pengusaha adalah mengolah bihun berbahan tapioka. Kemampuan membuat

bihun ini telah diwariskan secara turun-temurun dalam keluarga para

pengusaha agroindustri bihun tapioka di Kota Metro.

Seluruh agroindustri bihun tapioka di Kota Metro merupakan usaha pertama

yang didirikan oleh para pengusaha bihun tapioka. Para pengusaha melihat

prospek usaha bihun tapioka yang cukup menjanjikan keuntungan besar pada

waktu itu. Modal finansial yang digunakan pada awal pendirian usaha berasal

dari milik pribadi dan melakukan peminjaman ke bank. Sebagian besar usaha

agroindustri bihun tapioka ini dikelola sendiri oleh pemilik usaha dengan

menggunakan tenaga kerja dari penduduk sekitar tempat usaha. Sejak

dijalankan, usaha ini ternyata mampu berkembang dan memberikan

penghidupan bagi keluarga, sehingga usaha ini tetap dijalankan hingga saat ini.

Page 61: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

79

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di agroindustri bihun tapioka

di Kota Metro, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kinerja agroindustri bihun tapioka di Kota Metro secara keseluruhan sudah

baik. Produktivitas rata-rata sebesar 69,02 kg/HOK, kapasitas rata-rata

sebesar 62 persen, dan R/C rasio rata- rata diperoleh sebesar 1,56.

2. Identifikasi lingkungan internal dan eksternal agroindustri bihun tapioka di

Kota Metro didapatkan bahwa :

a. Kekuatan yang dimiliki agroindustri bihun tapioka adalah kebutuhan

input produksi mudah diperoleh, bihun tapioka bermutu baik, telah ada

pembagian tugas yang jelas dalam organisasi perusahaan, lokasi usaha

strategis, dan sistem pemasaran yang tertata.

b.Kelemahan yang dimiliki agroindustri bihun tapioka adalah sulit

menambah teknologi karena terkendala modal, dan rata-rata pendidikan

yang rendah pada tenaga kerja.

c. Peluang yang dimiliki agroindustri adalah bihun tapioka dapat diterima

oleh masyarakat Indonesia khususnya Provinsi Lampung, tersedianya

teknologi untuk meningkatkan produktivitas agroindustri, permintaan

bihun tapioka tidak terpengaruh musim dan cuaca

Page 62: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

80

d.Ancaman yang dihadapi agroindustri berupa perekonomian yang belum

stabil terutama gejolak harga Bahan Bakar Minyak (BBM), mahalnya

pengembangan teknologi produksi, adanya produk substitusi berupa

bihun jagung dan mi terigu, proses produksi kadang terganggu cuaca

hujan, masih minimnya kerjasama dan dukungan pemerintah Kota Metro.

B. Saran

1. Pengusaha agroindustri bihun tapioka di Kota Metro sebaiknya melakukan

pencatatan keuangan dan investasi yang terperinci dan membangun

kemitraan dengan lembaga keuangan yang dapat membantu menambah

modal usaha dan menyelesaikan masalah permodalan jika sewaktu-waktu

dibutuhkan.

2. Pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian berupa pemberian

akses menambah pendanaan, membantu menambah kemitraan pengusaha

bihun tapioka dengan pihak-pihak yang dapat membantu usaha, dan

memudahkan alur birokrasi usaha bagi pengusaha agroindustri bihun

tapioka.

3. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini mengenai analisis

resiko usaha dan efisiensi pemasaran guna pengembangan agroindustri

bihun tapioka agar menjadi lebih baik.

Page 63: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

81

DAFTAR PUSTAKA

Aji, B. P. 2012. Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Pisang diKecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Fakultas Pertanian.Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Agrista Volume 1 Nomor 2.http://agribisnis.fp.uns.ac.id/category/naskah-publikasi-mahasiswa-2012.Diakses 14 Mei 2013

Andika, M. S. 2012. Kinerja Usaha dan Strategi Pengembangan AgroindustriSkala Kecil Kopi Bubuk di Kota Bandar Lampung. Skripsi. FakultasPertanian. Universitas Lampung

Anoraga, P. 2000. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta

Astawan, M. 2006. Membuat Mie dan Bihun. Jakarta: Penebar Swadaya

Badan Pusat Statistik. 2009. Profil Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga.Badan Pusat Statistik. Jakarta

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2012. Lampung Dalam Angka 2012.Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar Lampung

Badan Pusat Statistik Kota Metro. 2014. Metro Dalam Angka 2014. Badan PusatStatistik Kota Metro. Metro

Downey, W. D, dan P.S Ericson. 1992. Manajemen Agribisnis. Jakarta: Erlangga

Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya

Hunger, J.D dan T.L Wheelen. 2003. Manajemen Strategi. Yogyakarta: PenerbitAndi.

Iryanti, D. 2010. Analisis Kinerja, Nilai Tambah, dan Strategi PengembanganAgroindustri Kecil Kelanting di Kecamatan Pekalongan KabupatenLampung Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung.

Kemenperin Republik Indonesia. Direktori Perusahaan Industri.http://www.kemenperin.go.id/direktoriperusahaan?what=tepung&prov=18. Diakses tanggal 28 Oktober 2014

Kuncoro, M. 2006. Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:Erlangga

Page 64: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

82

Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Prasetya, H dan Fitri. L. 2009. Manajemen Operasi. Yogyakarta: MediaPresindo

Rochmah, S. 2005. Analisis Nilai Tambah dan Keuntungan pada AgroindustriBihun dan Soun di Metro. Skripsi. Fakultas Pertanian.Universitas Lampung

Sagala, I. C. 2013. Kinerja Usaha Agroindustri Kelanting di Desa Karang AnyarKecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. JIIA Volume 1 no. 1.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/132. Diakses 4 Maret2014

Savitri, S. L. 2011. Potensi Agroindustri Berdasarkan Kinerja Usaha dan StrategiPengembangannya. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. UniversitasBrawijaya. Jurnal AGRISE Volume X No. 3.http://agrise.ub.ac.id/index.php/agrise/article/view/47/75. Diakses 2 April2014

Sekretariat Negara. 2011. Inflasi dan Kenaikan Harga Beras.http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5171&itemid=29. Diakses tanggal 11 April 2013

Singarimbun, M. 1989. Metode Penelitian Survei, Jakarta: LP3ES

Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, danMenengah Pasal 6, Ayat 2.

Wibowo. 2008. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Wibowo, A. 2009. Analisis Kinerja dan Strategi Pengembangan UsahaKerajinan Sepatu di Kabupaten Bogor. Skripsi.http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/11581. Diakses pada Mei2013

Page 65: ANALISIS KINERJA DAN LINGKUNGAN AGROINDUSTRI …digilib.unila.ac.id/22107/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · analisis kinerja dan lingkungan agroindustri bihun tapioka di kota

83

http://gapoktanharapanmukti.blogspot.com/2011/03/cara-membuat-bihun.htmldiakses 24 Juli 2013

http://kreasiumbiku.blogspot.com/2011/08/v-behaviorurldefaultvml-o.html

http://lordbroken.wordpress.com/2011/11/08/proses-pembuatan-bihun/

http://lindanoer.wordpress.com/2014/01/08/pembelanjaan-ekspansi/ 16 mei 2014,11:23 wib