ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

12
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 66) Hasil Penelitian 55 ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA PANTAI TELUK KUPANG Diana Muskananfola, Demak E.R Damanik, Maria Teresia Danong, Siprianus Radho Toly Program Studi Biologi FST Undana ABSTRAK Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang merupakan kawasan pelestarian alam dengan tujuan untuk pariwisata dan rekreasi alam, yaitu Pantai Nunsui, Pantai Lasiana dan Pantai Manikin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian wisata, daya dukung kawasan dan persepsi masyarakat di Pantai Teluk Kupang. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dengan responden 124 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian kawasan Pantai Teluk Kupang yang meliputi Pantai Nunsui dan Pantai Lasiana di kategorikan tergolong sesuai dengan nilai IKW sebesar 85,71% dan 82,14% sedangkan Pantai Manikin tergolong sesuai bersyarat dengan nilai IKW sebesar 73,80%. DDK pantai Teluk Kupang yaitu Pantai Nunsui dapat menampung pengunjung maksimum 810 org/hr, Pantai Lasiana 1.862 org/hr dan Pantai Manikin 511 org/hr. Waktu kunjungan wisata di Pantai Nunsui, Lasiana dan Manikin berkisar 3-4 jam dengan presentase sebesar 60,00%, sedangkan Pantai Manikin sebesar 66,67%. Sumber air bersih dan MCK di Pantai Nunsui dan Pantai Manikin tergolong kurang baik dengan presentase 65,11% dan 100%, sedangkan Pantai Lasiana tergolong baik dengan presentase 54,34%. Tempat parkir di Pantai Nunsui dan Pantai Manikin tergolong kurang baik dengan presentase sebesar 100%, sedangkan Pantai Lasiana tergolong cukup baik dengan presentase 39,13%. Transportasi dan akses jalan menuju Pantai Nunsui, Lasiana dan Manikin dalam kondisi baik dengan presentase sebesar 53,48%, 60,86% dan 51,42%. Tempat sampah di Pantai Nunsui tergolong kurang baik dengan presentase 100%, Pantai Lasiana tergolong baik dengan presentase 54,34%, sedangkan Pantai Manikin tergolong cukup baik dengan presentase 57,14%. Papan informasi di Pantai Nunsui dan Pantai Lasiana tergolong baik dengan presentase 58,13% dan 54,34%, sedangkan Pantai Manikin tergolong cukup baik dengan presentase 51,42%. Loket masuk di Pantai Nunsui tergolong kurang baik dengan presentase 100%, sedangkan Pantai Lasiana dan Pantai Manikin tergolong baik dengan presentase 47,82% dan 51,42%. Kondisi ekologi di Pantai Lasiana dan Pantai Manikin tergolong sangat indah dengan presentase 54,34% dan 57,14%, sedangkan Pantai Nunsui tergolong indah dengan presentase 46,51%. Kata kunci : Pantai Teluk Kupang, Analisis Kesesuaian, Daya Dukung Kawasan, Persepsi Masyarakat.

Transcript of ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Page 1: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

55

ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA

PANTAI TELUK KUPANG

Diana Muskananfola, Demak E.R Damanik,

Maria Teresia Danong, Siprianus Radho Toly

Program Studi Biologi FST Undana

ABSTRAK

Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang merupakan kawasan pelestarian alam

dengan tujuan untuk pariwisata dan rekreasi alam, yaitu Pantai Nunsui, Pantai Lasiana dan

Pantai Manikin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian wisata, daya dukung

kawasan dan persepsi masyarakat di Pantai Teluk Kupang. Metode yang digunakan yaitu

deskriptif kuantitatif dengan responden 124 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kesesuaian kawasan Pantai Teluk Kupang yang meliputi Pantai Nunsui dan Pantai Lasiana di

kategorikan tergolong sesuai dengan nilai IKW sebesar 85,71% dan 82,14% sedangkan Pantai

Manikin tergolong sesuai bersyarat dengan nilai IKW sebesar 73,80%. DDK pantai Teluk

Kupang yaitu Pantai Nunsui dapat menampung pengunjung maksimum 810 org/hr, Pantai

Lasiana 1.862 org/hr dan Pantai Manikin 511 org/hr. Waktu kunjungan wisata di Pantai

Nunsui, Lasiana dan Manikin berkisar 3-4 jam dengan presentase sebesar 60,00%, sedangkan

Pantai Manikin sebesar 66,67%. Sumber air bersih dan MCK di Pantai Nunsui dan Pantai

Manikin tergolong kurang baik dengan presentase 65,11% dan 100%, sedangkan Pantai

Lasiana tergolong baik dengan presentase 54,34%. Tempat parkir di Pantai Nunsui dan Pantai

Manikin tergolong kurang baik dengan presentase sebesar 100%, sedangkan Pantai Lasiana

tergolong cukup baik dengan presentase 39,13%. Transportasi dan akses jalan menuju Pantai

Nunsui, Lasiana dan Manikin dalam kondisi baik dengan presentase sebesar 53,48%, 60,86%

dan 51,42%. Tempat sampah di Pantai Nunsui tergolong kurang baik dengan presentase

100%, Pantai Lasiana tergolong baik dengan presentase 54,34%, sedangkan Pantai Manikin

tergolong cukup baik dengan presentase 57,14%. Papan informasi di Pantai Nunsui dan

Pantai Lasiana tergolong baik dengan presentase 58,13% dan 54,34%, sedangkan Pantai

Manikin tergolong cukup baik dengan presentase 51,42%. Loket masuk di Pantai Nunsui

tergolong kurang baik dengan presentase 100%, sedangkan Pantai Lasiana dan Pantai Manikin

tergolong baik dengan presentase 47,82% dan 51,42%. Kondisi ekologi di Pantai Lasiana dan

Pantai Manikin tergolong sangat indah dengan presentase 54,34% dan 57,14%, sedangkan

Pantai Nunsui tergolong indah dengan presentase 46,51%.

Kata kunci : Pantai Teluk Kupang, Analisis Kesesuaian, Daya Dukung Kawasan, Persepsi

Masyarakat.

Page 2: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

56

Taman Wisata Alam Laut (TWAL)

adalah suatu kawasan pelestarian alam

dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan

bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi

alam (BBKSDA, 2014). Kawasan Laut di

Kota Kupang dan Kabupaten Kupang

ditunjuk sebagai Taman Wisata Laut

Teluk Kupang dengan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : 18/Kpts-

II/1993 tanggal 28 Januari 1993 dengan

luasan 50.000 Ha dan sesuai SK Menhut

Nomor: SK. 3911/Menhut-VII/KUH/2014

tanggal 14 Mei 2014 adanya perubahan

luas menjadi 66.137,99 Ha. Kawasan

Taman Wisata Alam Laut (TWAL)

Kupang sangat luas, namun yang sedang

berkembang sebagai daerah tujuan wisata

yaitu Pantai Nunsui, Pantai Lasiana dan

Pantai Manikin. Lokasi ketiga obyek

wisata berada sangat dekat dan

bersampingan jika kita melihat dari salah

satu sisi ujung pantai. Letaknya sangat

strategis dan mudah diakses ke lokasi

obyek wisata. Berdasarkan survei awal

pada lokasi penelitian, menunjukkan

bahwa letak geografis pada suatu wilayah

memiliki panorama dan ciri khas yang

berbeda dari masing-masing obyek wisata

pantai. Keunikan dari masing-masing

obyek wisata menjadikan lokasi wisata

pantai sangat menarik sebagai lokasi untuk

berwisata. Berdasarkan hasil wawancara

dengan masyarakat dan pihak pemerintah

bahwa, status kepemilikan lahan yang ada

di masing-masing obyek wisata berbeda-

beda, Pantai Nunsui dikelola oleh

masyarakat setempat, Pantai Lasiana

dikelola oleh Pemerintah Provinsi NTT

dan Pantai Manikin dikelola oleh

Pemerintah Kabupaten Kupang.

Pemanfaatan kawasan pantai sebagai

obyek wisata memberikan kontribusi bagi

masyarakat dan pemerintah, namun jika

tidak dikelola dengan baik dapat merusak

lingkungan obyek wisata. Kajian mengenai

tingkat kesesuaian kawasan pantai, daya

dukung kawasan dan persepsi masyarakat

mengenai obyek wisata perlu dilakukan,

sehingga kelestarian alamnya tetap terjaga

dengan baik.

MATERI DAN METODE

Prosedur penelitian

a. Pengukuran aspek ekologi, meliputi:

kedalaman perairan, tipe pantai, lebar

pantai, material dasar perairan,

kecepatan arus, kemiringan pantai,

kecerahan perairan, penutup lahan

pantai, pengamatan biota berbahaya

dan ketersedian air tawar.

b. Pengukuran daya dukung kawasan

c. Persepsi masyarakat mengenai obyek

wisata berdasarkan tahap wawancara.

Penentuan responden mengunakan

teknik purposive sampling.

Analisis Data

1. Analisis kesesuaian kawasan pantai,

yaitu kedalaman air laut, tipe pantai,

lebar pantai, material dasar, kecepatan

arus, kemiringan pantai, kecerahan,

penutup lahan pantai, pengamatan biota

berbahaya dan ketersedian air tawar.

Rumus yang dapat di gunakan untuk

menghitung kesesuaian wisata

pantai (Yulianda, 2007), yaitu:

Page 3: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

57

Keterangan :

IKW : Indeks Kesesuaian Wisata

Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot ×

Skor)

Nmaks: Nilai maksimum dari suatu

kategori wisata (84)

i : parameter kesesuaian

n : jumlah jenis parameter

Sesuai : 75–100%

Sesuai bersyarat : 50–<75 %

Tidak sesuai : <50 %

2. Analisis daya dukung kawasan, daya

dukung ekowisata tergolong spesifik

dan lebih berhubungan dengan daya

dukung lingkungan (biofisik dan sosial)

terhadap kegiatan pariwisata dan

pengembangannya (Yulisa dkk, 2016).

Daya dukung wisata dapat dihitung

dengan rumus (Haroen, 2011) yaitu :

Keterangan :

DDK : Daya dukung kawasan

K : Potensi ekologi pengunjung

per satuan unit area.

Lp : Luas area atau panjang area

yang dimanfaatkan.

Lt : Unit area untuk kategori

tertentu (50 m2)

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam 1 hari.

Wp : Waktu yang dihabiskan oleh

setiap pengunjung untuk setiap

kegiatan.

3. Persepsi wisatawan terhadap

keindahan dan kenyamanan kawasan

obyek wisata, Analisis mengenai persepsi wisatawan

digunakan untuk mengetahui tingkat

keindahan dan kenyamanan obyek

wisata. Tingkat keindahan dan

kenyamanan menurut Yulianda (2004)

dibagi atas keindahan dan

kenyamananalam lokasi wisata.

Penilaian terhadap keindahan kawasan

dilakukan dengan membuat daftar

pertanyaan (kuisioner) yang ditujukan

kepada wisatawan. Secara kuantitatif

dapat dihitung dengan rumus (Yulianda,

2004), yaitu

Keterangan :

ERs : Jumlah responden yang

mengatakan indah

ERo : Jumlah seluruh responden

Ka : Nilai keindahan alam (%)

Page 4: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

58

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Kesesuaian Kawasan Pantai

Tabel 1. Parameter kesesuaian kawasan obyek wisata pantai

No Parameter Bobot Kategori

Hasil Pengukuran Parameter Penelitian

I

Nuns

ui

∑ II

Lasiana

III

Maniki

n

1. Kedalaman

(m)

5 0-3 3 15 3 15 3 15

2. Tipe pantai 5 Pasir putih 3 15

Pasir putih

sedikit

karang

2 10 2 10

3. Lebar pantai

(m)

5 >15 3 15

10-15 2 10 2 10

4. Material dasa

r perairan

3 Pasir 3 9

Karang,

berpasir

2 6 2 6

5. Kecepatan

arus (m/dt)

3 0,17-0,34 2 6 2 6 2 6

6. Kemiringan

Pantai (0)

3 10-25 2 6 2 6 2 6

7. Kecerahan

perairan (%)

1 >80 3 3

>50-80 2 2 2 2

8. Penutupan

lahan pantai

1 Kelapa,

lahan terbuka

3 3 3 3 3 3

9. Biota

Berbahaya

1 Tidak ada 3 3 3 3 3 3

10. Ketersediaan

air tawar

(jarak/km)

1 <0.5 (km) 3 3 3 3

>2 km 0 0

Nmaks 84 72 69 62

Page 5: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

59

Berdasarkan data pada Tabel 1, dapat

diketahui nilai IKW, yaitu

1. Indeks kesesuaian kawasan wisata

Pantai Nunsui dapat diketahui, yaitu:

= (72/84) X 100%

= 85,71 % (Kategori Sesuai)

2. Indeks kesesuaian kawasan wisata

Pantai Lasiana dapat diketahui, yaitu:

= (69/84) X 100%

= 82,14 % (Kategori Sesuai)

3. Indeks kesesuaian kawasan wisata

Pantai Manikin dapat diketahui, yaitu:

= (62/84) X 100% = 73,80 %. (Kategori Sesuai Bersyarat)

B. Daya dukung kawasan pantai

1. Pantai Nunsui

DDK = 1 X 15.223 X 8

50 3

DDK = 1 X 304,46 X 2.66

DDK = 810 org/hr/kawasan

2. Pantai Lasiana

DDK = 1 X 35.000 X 8

50 3

DDK = 1 X 700 X 2.66

DDK = 1.862 Org/hr/kawasan

3. Pantai Manikin

DDK = 1 X 9.598 X 8

50 3

DDK = 1 X 191,96 X2,66

DDK = 511 org/hr/kawasan.

Berdasarkan hasil perhitungan daya

dukung kawasan wisata, Pantai Nunsui

mampu memampung jumlah

pengunjung sebesar 810

org/hr/kawasan, Pantai Lasiana sebesar

1.862 org/hr/kawasan, sedangkan Pantai

Manikin sebesar 511 org/hr/kawasan.

Menurut Haroen, (2011) dan Yulianda,

(2007) Nilai Lt menunjukkan, nilai

daya dukung fisik yang dibutuhkan

setiap pengunjung untuk dimanfaatkan

sebagai area untuk setiap aktivitas

wisata, seperti berpiknik di kawasan

pantai adalah sebesar 50 m². Dari hasil

perhitungan yang didapatkan, nilai daya

dukung kawasan merupakan jumlah

maksimum pengunjung yang secara

fisik dapat mengunjungi areal obyek

wisata Pantai, yaitu Pantai Nunsui,

Pantai Lasiana dan Pantai Manikin

setiap minggunya dengan tetap

memperoleh kepuasan saat berwisata.

Nilai DDK wisata pantai jika dikaitkan

dengan jumlah estimasi kunjungan

Pantai Nunsui yaitu rata-rata 200

pengunjung/bulan, Pantai Lasiana

sekitar 250 pengunjung/bulan dan

Pantai Manikin 150 pengunjung/bulan,

maka masih sangat jauh dibawah nilai

daya dukung fisik dengan hasil

perhitungan Pantai Nunsui sebesar 810

pengunjung/hari, Pantai Lasiana 1.862

pengunjung/hari dan Pantai Manikin

511 pengunjung / hari, hal ini perlu

Page 6: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

60

pengelolaan yang lebih baik di kawasan

pantai, namun tidak menghilangkan

pesona alam yang menjadi ciri khas

dari masing-masing obyek wisata

pantai. Berkaitan dengan pengelolaan

kawasan pantai, perlu adanya

penambahan aktraksi budaya dan

fasilitas pelayanan dalam menunjang

atau meningkatkan kebutuhan ekonomi,

sehingga menjadi daya tarik bagi

pengunjung dan meningkatkan jumlah

kunjungan, karena jumlah estimasi

perbulan pada setiap obyek wista masih

dapat mendukung nilai DDK. Nilai

rata-rata pengunjung yang datang

merupakan nilai rata-rata harian yang

datang mengunjungi teratur setiap

minggu dalam kurun waktu 1 tahun.

Artinya Pantai Nunsui mampu

menampung wisatawan 810 org/hri,

Pantai Lasiana 1.862 org/hri dan pantai

Manikin 511 org/hri, jika melebihi dari

batas perhitungan yang ada, maka tidak

dapat lagi menampung wisatawan

dengan memperoleh kepuasan.

C. Persepsi Masyakat Mengenai Obyek

Wisata

1. Waktu Kunjungan Wisatawan

Presentase waktu kunjungan di

obyek wisata dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Waktu kunjungan di obyek

wisata (Muskananfola, 2019).

Berdasarkan data gambar 1, rata-rata

waktu kunjungan berkisar 3-4 jam

dengan presentase yang dimiliki oleh

Pantai Nunsui sebesar 60%, Pantai

Lasiana sebesar 60% dan Pantai

Manikin sebesar 66,67%.

Pengunjung wisata pada umumnya

berlokasi tidak jauh dari lokasi

obyek wisata dengan waktu tempuh

yang dibutuhkan ± 1 jam menuju

obyek wisata. Hasil pengamatan

menunjukkan pengunjung wisata

terdiri dari anak-anak kecil, orang

dewasa dan orangtua. Kawasan

obyek wisata pantai yang bersifat

terbuka untuk umum tidak

membatasi pengunjung untuk

berwisata di obyek wisata. Aktivitas

wisata yang dilakukan beragam yaitu

berenang, berpiknik, bersantai

sambil menikmati pemandangan

alam, memancing dan olahraga

menjadi pilihan bagi pengunjung.

Aktivitas wisata pantai yang

dilakukan memerlukan waktu yang

berbeda sesuai dengan kegiatan

wisata, sehingga setiap pengunjung

menghabiskan waktu kunjungan

yang berbeda, mulai dari 1- 2 jam

bahkan 3-4 jam, hal ini sesuai

dengan pendapat Yulianda, (2007)

yang mengemukakan bahwa prediksi

waktu untuk setiap kegiatan wisata

berkisar 3 jam dengan waktu yang

dihabiskan dalam 1 hari sekitar 8

jam di kawasan obyek wisata.

2. Sarana dan Prasarana

Fasilitas pelayanan yang tersedia

sumber air bersih, MCK, akses jalan,

tempat sampah, papan informasi dan

loket karcis, yaitu:

60% 60%

66,67%

50

60

70

Pantai Nunsui Pantai Lasiana Pantai Manikin Pre

sen

tase

Wak

tu Waktu Kunjung Wisata

Page 7: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

61

a. Sumber Air Bersih dan MCK

Presentase sumber air bersih yang

terdapat di obyek wisata dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Sumber air bersih

(Muskananfola, 2019)

Berdasarkan data pada Gambar 2,

berkaitan dengan sumber air bersih,

dapat dikatakan bahwa rata-rata skor

kondisi sumber air bersih pada

masing-masing obyek wisata

berbeda-beda, Pantai Nunsui

memiliki sumber air bersih tergolong

kurang baik dengan presentase

sebesar (65,11%). Pantai Lasiana

memiliki sumber air bersih tergolong

baik dengan presentase sebesar

(54,34 %), sumber air bersih Pantai

Lasiana dari air sumur dan air tanki

yang disiapkan oleh Pemerintah

Dinas Pariwisata Provinsi NTT

untuk pengunjung wisata, sedangkan

Pantai Manikin tidak memiliki

sumber air bersih dan tergolong

kurang baik dengan presentase

sebesar (100%), pada obyek wisata

Pantai Manikin sumber air bersih

untuk daerah wisata tidak ada,

fasilitas pelayanan wisata seperti

MCK tidak memadai, kotor, dan

telah rusak, sehingga pengunjung

yang datang kesulitan mendapatkan

sumber air bersih di area kawasan

wisata pantai Manikin. Menurut

Lascurain, (1993) fasilitas fisik yang

memadai didalam dan didekat

kawasan wisata diperlukan untuk

pengembangan yang efektif.

Diutamakan penyediaan fasilitas

yang menarik, memadai dari segi

pendidikan serta mudah dijalankan

dan dirawat.

b.Tempat Parkir

Presentase kondisi tempat parkir

pada kawasan obyek wisata dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Kondisi tempat parkir

(Muskananfola, 2019)

Berdasarkan data pada Gambar 3,

berkaitan dengan keadaan tempat

parkir, dapat dikatakan bahwa rata-

rata skor kondisi tempat parkir Pantai

Nunsui tergolong kurang baik yaitu

100%, Pantai Lasiana tergolong

cukup baik yaitu 39,13% dan Pantai

Manikin tergolong kurang baik yaitu

100%. Pantai Nunsui dan Pantai

Manikin tidak ada lahan khusus

parkir yang disiapkan pihak

pengelola di obyek wisata, sehingga

pada saat berkunjung kendaraan roda

dua dan roda empat di parkir begitu

saja dan tidak tertata dengan baik.

65,11 % 54,34 %

100 %

0

50

100

150

sangat baik

baik cukup baik

kurang baik

Pre

sen

tase

(%

) Sumber air bersih obyek wisata pantai

Pantai Nunsui

Pantai Lasiana

Pantai Manikin

100%

39,13 %

100%

0

50

100

150

sangat baik

baik cukup baik

kurang baik

Pre

sen

tase

(%

)

Kondisi tempat parkir

Pantai Nunsui

Pantai Lasiana

Pantai Manikin

Page 8: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

62

Pantai Lasiana memiliki tempat

parkir yang telah disiapkan oleh

pihak pengelola, Namun terlihat

beberapa kendara roda dua di parkir

tidak di tempat yang semestinya.

c. Transportasi dan Akses Jalan menuju

Obyek Wisata

Presentase Transportasi dan kondisi

jalan menuju pada kawasan obyek

wisata dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Transportasi dan akses jalan ke

obyek wisata (Muskananfola, 2019)

Berdasarkan data pada Gambar 4,

berkaitan dengan transportasi dan

akses jalan, dapat dikatakan bahwa

transportasi dan akses jalan menuju

obyek wisata dari setiap pantai

memiliki kategori yang baik, yaitu

Pantai Nunsui memiliki presentase

sebesar 53,48%, Pantai Lasiana

memiliki presentase sebesar 60,86%

dan Pantai Manikin memiliki

presentase sebesar 51,42%.

Berdasarkan hasil pengamatan

secara fisik dapat terlihat bahwa

akses jalan masuk menuju obyek

wisata pantai dalam kondisi yang

baik yaitu jalan raya aspal sampai ke

obyek wisata dan cukup mudah

dijangkau, hal ini karena lokasi

obyek wisata berada dekat dengan

pusat Kota Kupang yang merupakan

jalur transportasi keluar masuk

kendaraan, sehingga tidak sulit

dikunjungi dengan mengunakan

kendaraan umum atau kendaraan

pribadi. Hal ini di sesuai dengan

pendapat Hendarto, (2003)

menyatakan bahwa probabilitas

pengunjung untuk datang

dipengaruhi oleh aksesibilitas lokasi.

Kenaikan 1 (satu) tingkat

aksesibilitas akan meningkatkan

kemungkinan pengunjung untuk

datang kembali dimasa yang akan

datang sebesar 13 (tiga belas) kali.

d. Tempat Sampah

Presentase kondisi tempat

pembuangan sampah pada kawasan

obyek wisata dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5. Kondisi tempat sampah

(Muskananfola, 2019)

Berdasarkan data pada Gambar 5,

berkaitan dengan tempat

pembuangan sampah, dapat

dikatakan bahwa ketersediaan tempat

sampah tidak begitu baik pada

masing-masing obyek wisata, hal ini

dapat diketahui pada obyek wisata

53,48%

60,86%

51,42%

46 48 50 52 54 56 58 60 62

Pre

sen

tase

(%)

Transportasi dan akses jalan

Pantai Nunsui

Pantai Lasiana

Pantai Manikin

100%

54,34% 57,14%

0

50

100

150

sangat baik

baik cukup baik

kurang baik

Pre

sen

tase

(%)

Kondisi Tempat Sampah

Pantai Nunsui

Pantai Lasiana

Pantai Manikin

Page 9: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

63

Pantai Nunsui yang tidak terdapat

tempat pembuangan sampah oleh

pihak yang mengelola, sehingga

pengunjung sering membuang

sampah bukan pada tempatnya,

Pantai Nunsui memiliki presentase

yaitu 100%, dan tergolong kurang

baik dalam menata kawasan wisata

tanpa menyiapkan tempat

pembuangan sampah bagi

pengunjung. Obyek wisata Pantai

Lasiana setiap hari jumat diadakan

kegiatan jumat bersih, selain itu

pihak pengelola menyediakan

tempat sampah, berdasarkan hasil

wawancara lokasi pantai dalam

kondisi baik dengan presentase

yaitu: 54,34%, tempat sampah yang

tersedia di kelola pihak Dinas

Pariwisata Provinsi. Kondisi tempat

sampah pada Pantai Manikin

tergolong cukup baik yaitu: 57,14%.

Tempat sampah yang sediakan oleh

pihak pengelola yaitu Dinas

pariwisata Kabupaten dan

masyarakat yang menjaga obyek

wisata. Namun, masih terdapat

sampah-sampah yang dibuang

sembarangan oleh pengunjug.

Kebersihan suatu kawasan wisata

memberikan nilai kenyamanan dan

keindahan saat berkunjung ke obyek

wisata.

e. Papan Informasi

Presentase papan informasi menuju

kawasan obyek wisata dapat dilihat

pada Gambar 6.

Gambar 6. Papan informasi ke obyek

wisata (Muskananfola, 2019)

Berdasarkan data pada Gambar 6,

berkaitan dengan petunjuk jalan

menuju obyek wisata tidaklah sulit

untuk diketahui, hal ini karena obyek

wisata pantai berada dekat pusat

Kota Kupang. Obyek wisata Pantai

Nunsui memiliki presentase

tergolong baik yaitu 58,13%, Pantai

Lasiana tergolong baik yaitu 54,34%

dan Pantai Manikin tergolong cukup

baik yaitu 51,42%.

f. Loket masuk menuju obyek wisata

Presentase keadaan loket masuk

menuju kawasan obyek wisata dapat

dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Loket masuk obyek wisata

(Muskananfola, 2019)

58,13% 54,34%

51,42%

45

50

55

60

Pre

sen

tase

(%)

Papan informasi obyek wisata

Pantai Nunsui

Pantai Lasiana

Pantai Manikin

100%

47,82% 51,42%

0

50

100

150

Pre

sen

tase

(%)

Loket masuk obyek wisata

Pantai Nunsui Pantai Lasiana Pantai Manikin

Page 10: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

64

Berdasarkan data pada Gambar 7,

berkaitan dengan kondisi fisik loket

masuk ke obyek wisata memiliki

hasil yaitu Pantai Nunsui tergolong

kurang baik dengan presentase

100%, Pantai Lasiana tergolong baik

yaitu 47,82 dan Pantai Manikin

tergolong baik dengan presentase

sebesar 51,42%. Keadaan kondisi

loket masuk berdasarkan tingkat

pengelolaan, Pantai Nunsui dikelola

oleh masyarakat sekitar dan tidak

ada hubungan kerja sama dengan

pihak pemerintah berkaitan dengan

biaya kontribusi biaya masuk ke

obyek wisata, sehingga kurangnya

pemanfaatan kelola lahan wisata

dengan baik dan tidak terdapat loket

masuk ke obyek wisata Pantai

Nunsui, sedangkan Pantai Lasiana

dan Pantai Manikin memiliki kondisi

loket yang baik, hal ini karena kedua

lokasi pantai dikelola oleh Dinas

Pariwisata Provinsi Kupang dan

Kabupaten Kupang.

D. Kondisi Ekologi

Presentase kondisi ekologi kawasan

obyek wisata (Gambar 8).

Gambar 8. Kondisi ekologi

(Muskananfola, 2019)

Berdasarkan data pada Gambar 8,

presentase kondisi ekologi masing-

masing obyek memiliki daya tarik

pesona alam yang berbeda. Perbedaan

pesona alam menjadi keunggulan dan

ciri khas dari masing-masing obyek

wisata. Berdasarkan hasil wawancara

Pantai Nunsui memiliki presentase

tergolong indah yaitu memiliki pesona

alam yang indah dan laut yang jernih

dengan presentase sebesar 46,51%,

selain itu perbedaan yang menonjol

terdapat pada material dasar perairan

Pantai Nunsui yaitu pada setiap titik

atau bagian dari Pantai Nunsui memiliki

material dasar yang beragam, namun

dominansi pasir berkarang lebih terlihat

disepanjang garis pantai. Pantai Lasiana

tergolong sangat indah yaitu memiliki

panorama yang indah, laut yang jernih

dan ombak yang besar dengan

presentase sebesar 54,34%, pantai ini

pada saat sunset pesona alamnya sangat

indah dengan deretan pohon lontar

menjadi ciri khas Pantai Lasiana, selain

itu terdapat pembatas tanggul pemecah

ombak yang dijadikan pengunjung

untuk berfoto, sedangkan Pantai

Manikin memliki presentase sangat

indah yaitu memiliki panorama yang

indah, laut yang jernih dan ombak yang

besar dengan presentase sebesar

57,14%. Pantai Manikin memiliki

tingkat keunikan Pantai, yaitu terdapat

bebatuan koral dan mangrove di

pinggiran pantai, sehingga Pantai

manikin sering dijadikan lokasi foto

prewedding pernikahan oleh kalangan

masyarakat. Selain itu, aktivitas pada

umumnya masyarakat sekitar pantai

yaitu bekerja sebagai nelayan yang

memanfaatkan kawasan perairan

46,51%

54,34% 57,14%

0

20

40

60

sangat indah

indah cukup indah

kurang indah

Pre

sen

tase

(%)

Kondisi ekologi

Pantai Nunsui

Pantai Lasiana

Pantai Manikin

Page 11: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

65

sebagai sumber pemenuhan kebutuhan

hidup dan sebagian masyarakat juga

memanfaatkan kawasan pantai untuk

berjualan menambah kebutuhan ekonomi

keluarga. Menurut Pendit, (2003:20)

mengemukakan bahwa Suatu daerah

wisata akan disebut “daerah tujuan wisata”

apabila memiliki atraksi-atraksi yang

memikat sebagai tujuan kunjungan wisata.

Atraksi tersebut antara lain panorama

keindahan alam seperti gunung, lembah,

ngarai, pantai, sungai, air terjun, danau,

dan lain-lain yang berkaitan dengan

keadaan alam sekitarnya disamping yang

merupakan budaya hasil cipta manusia

seperti candi, monumen, bangunan klasik,

seni tari, adat istiadat, pekan raya dan

kegiatan-kegiatan budaya sosial dan

keolahragaan lainnya yang bersifat khusus,

menonjol dan meriah.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan analisis kesesuaian dan

daya dukung wisata pantai Teluk Kupang

dapat disimpulkan bahwa:

1. Wisata pantai Teluk Kupang yang

terdiri atas Pantai Nunsui, Pantai

Lasiana dan Pantai Manikin memiliki

kesesuaian kawasan pantai, yaitu Pantai

Nunsui memiliki karakteristik pantai

yang tergolong sesuai berdasarkan 10

parameter ekologi dengan nilai IKW

sebesar 85,71%. Pantai Lasiana

dikategorikan memiliki karakteristik

pantai yang sesuai, berdasarkan 10

parameter ekologi dengan nilai IKW

sebesar 82,14%, yang membedakan

Pantai Nunsui dan Pantai Lasiana dari

10 parameter ekologi yaitu tipe pantai,

lebar pantai dan material dasar perairan.

2. Sedangkan Pantai Manikin

dikategorikan memiliki karakteristik

pantai yang sesuai bersyarat,

berdasarkan 10 parameter ekologi

dengan nilai IKW sebesar 73,80%

dengan faktor pembatas seperti tipe

pantai, lebar pantai, material dasar

perairan dan ketersedian air di obyek

wisata.

3. Daya dukung kawasan pantai Teluk

kupang, yaitu Pantai Nunsui dapat

menampung jumlah maksimum

pengunjung sebesar 810 org/hri, Pantai

Lasiana 1.862 org/hr dan Pantai

Manikin 511 org/hri. Nilai DDK

kaitannya dengan jumlah estimasi

kunjungan perbulan masih jauh dari

ambang batas.

4. Persepsi masyarakat mengenai obyek

wisata pantai terdiri dari 8 parameter,

yaitu:

a. Waktu kunjungan : berkisar 3-4 jam

dengan presentase sebesar 60,00%

(Pantai Nunsui dan Pantai Lasiana)

sedangkan Pantai Manikin sebesar

66,67%.

b. Sumber air bersih dan MCK : Pantai

Nunsui dan Pantai Manikin

tergolong kurang baik dengan

presentase 65,11% dan 100%.

Sedangkan Pantai Lasiana tergolong

baik dengan presentase 54,34%.

c. Tempat parkir: Pantai Nunsui dan

Pantai Manikin tergolong kurang

baik dengan presentase sebesar

100%, Pantai Lasiana cukup baik

dengan presentase 39,13%.

d. Transportasi dan akses jalan: kondisi

baik, presentase sebesar 53,48%

(Pantai Nunsui), 60,86% (Pantai

Lasiana) dan 51,42% (Pantai

Manikin).

Page 12: ANALISIS KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG WISATA …

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 17, No. 1 Februari 2020 (Hal 55 – 66)

Hasil Penelitian

66

e. Tempat sampah : Pantai Nunsui

tergolong kurang baik dengan

presentase 100%, Pantai Lasiana

tergolong baik dengan presentase

54,34%, sedangkan Pantai Manikin

tergolong cukup baik dengan

presentase 57,14%.

f. Papan informasi : Pantai Nunsui dan

Pantai Lasiana tergolong baik

dengan presentase 58,13% dan

54,34%, sedangkan Pantai Manikin

tergolong cukup baik dengan

presentase 51,42%.

g. Loket masuk : Pantai Nunsui

tergolong kurang baik dengan

presentase 100%, sedangkan Pantai

Lasiana dan Pantai Manikin

tergolong baik dengan presentase

47,82% dan 51,42%

h. Kondisi ekologi : Pantai Lasiana dan

Pantai Manikin tergolong sangat

indah dengan presentase 54,34% dan

57,14%, sedangkan Pantai Nunsui

tergolong indah dengan presentase

46,51%.

Saran

1. Perlu diadakan sosialisasi dengan

masyarakat di kawasan Pantai Nunsui

berkaitan dengan pengelolaan kawasan

wisata kaitannyanya dengan loket

masuk ke obyek wisata.

2. Pengelolaan perlu dikembangkan oleh

pihak pemerintah Kabupaten Kupang

khususnya lokasi wisata Pantai

Manikin, dimana sumber air bersih sulit

didapatkan oleh pengunjung di lokasi

obyek wisata.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Gambaran Umum

Kawasan Teluk Kupang. Balai Besar

Konservasi Sumber Daya Alam,

(BBKSDA). Provinsi Nusa Tenggara

Timur

Haroen, A, Z,. 2011. Analisis Kebijakan

Pengembangan Pariwisata

yang Berkelanjutan di Kawasan

Pesisir Barat Kabupaten

Serang Provinsi Banten., disertasi,

Pascasarjana IPB. Bogor

Hendarto, K.A., 2003. Motivasi Kunjungan

dan Probabilitas Pengunjung untuk

Datan Kembali Ke Lokasi Ekowisata.

Studi Kasus PT. Perhutani Unit I, KPH

Banyumas Timur. Kajian Bisnis STIE

Widya Wiwaha Yogyakarta No. 29,

Mei- Agustus 2003.

Lascurain, 1993. Ekoturisme Sebagai

Suatu Gejala yang Menyebar ke

Seluruh Dunia. Ekoturisme: Petunjuk

untuk Perencana dan Pengelola. The

Ecotourism Society.

Pendit, N.S. 2003. Ilmu Pariwisata.

Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta.

Yulianda, F. 2004. Pedoman Analisis

Penentuan Status Kawasan Konservasi

Laut. Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan. IPB. Bogor.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata Bahari

Sebagai Alternatif Pemanfaatan

Sumberdaya Pesisir Berbasis

Konservasi. Seminar Sains 21

February 2007. IPB. Bogor