Daya Dukung Wisata Kawasan Taman Nasional Komodo Dukung Wisata Kawasan TN... · Kajian daya dukung...

38
Daya Dukung Wisata Kawasan Taman Nasional Komodo

Transcript of Daya Dukung Wisata Kawasan Taman Nasional Komodo Dukung Wisata Kawasan TN... · Kajian daya dukung...

Daya Dukung Wisata Kawasan Taman Nasional Komodo

Latar Belakang

Indikasi gangguan/kerusakan kawasan akibat aktivitas wisata

Pembangunan pariwisata Kab. Manggarai Barat khususnya Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas

Peningkatan target kunjungan wisata ke kawasan konservasi oleh KLHK

Target 500.000 orang s/d 2019

1,5 jt wisman dan 20 jt wisnus s/d 2019

Tujuan

Kajian daya dukung wisata adalah suatu mekanisme yang digunakan dalam pengelolaaan wisata untuk menentukan batas atas dalam hal pengembangan dan pengaturan pengunjung serta pemanfaatan potensi sumberdaya pariwisata yang optimal (Hasan et al, 2014).

Manfaat

Memberikan rekomendasi/pedoman kepada balai TN Komodo selaku pengelola kawasan dalam hal pengelolaan pariwisata di kawasan TN Komodo.

Gambaran Umum

Luas total kawasan 173.300 ha, 33% daratan 67% perairan Saat ini terdapat 42 lokasi penyelaman dan 15 lokasi trekking ( 9 di P. Komodo, 2 di P. Padar dan 4 P. Rinca)

Kajian Daya Dukung Wisata Perairan Taman Nasional Komodo

Melakukan Pemetaan Habitat Bentik Perairan Dangkal Kawasan TN Komodo

Analisis citra satelit (SPOT 6/7)

Melakukan Analisis Kesesuaian Wilayah Perairan Untuk Wisata

Dengan parameter :

•Tingkat kecerahan

•Persentase life cover terumbu karang

•Kedalaman perairan/bathymetri

•Kecepatan arus

Metode

Metode

23 dive sites 11 sites (WWF 2014-2016)

12 sites (2018)

Melakukan Penghitungan Daya Dukung Wisata (TCC) pada Lokasi Penyelaman Eksiting

Daya Dukung

Fisik / PCC

Ketersediaan ruang

bagi wisatawan

Daya Dukung

Sebenarnya / RCC

Mempertimbangkan faktor

lingkungan yang berpengaruh

terhadap aktivitas wisatawan

Daya Dukung

Wisata / TCC

Mempertimbangkan kemampuan

manajemen dalam mengelola

destinasi

tahapan penghitungan TCC

Daya Dukung Fisik/PCC

PCC = S/sp x Rf

dimana , S = panjang area menyelam (m)

sp = kebutuhan ruang menyelam (m)

Rf = waktu operasional kunjungan / durasi waktu yang diperlukan untuk

berwisata

RCC = PCC x Cfsos x CFfg x CFda x Cfwind

• Cfsos : Faktor Koreksi Sosial

• CFfg : Perhitungan faktor koreksi kerapuhan

• Cfda : Faktor kerusakan akibat kontak penyelam

• Cfwind : Faktor Koreksi Angin

Daya Dukung Sebenarnya (RCC)

TCC = RCC x MC

• MC = management capacity

Daya Dukung Wisata (TCC)

Komponen Persentase Hasil

Diving/Snorkeling 80.55 Good

Komodo Trekking 79.10 Good

Cultural/Village Tour 66.88 Netral

Restaurant 66.93 Netral

Accomodation 67.73 Netral

Interpretation Board 67.33 Netral

Mooring Buoy 64.39 Netral

Souvenir/Gift Shop 61.95 Netral

Trash Bin 63.99 Netral

Toilet 64.79 Netral

Kebersihan WL 69.78 Good

Kebersihan WD 77.01 Good

Kebersihan CVT 68.03 Good

Keamanan WL 76.11 Good

Keamanan WD 79.45 Good

Keamanan CVT 72.92 Good

Dive Center 75.26 Good

Naturalist Guide 81.85 Good

Kapal Wisata 76.46 Good

Local Community Involvement 71.92 Good

Options of Tourism Activities 74.41 Good

Adequacy of Promotion 66.48 Netral

Management Capacity (MC) Shinta,2017

Hasil Kajian

PETA SEBARAN HABITAT BENTIK PERAIRAN DANGKAL KAWASAN TN KOMODO

PETA KESESUAIAN WISATA PERAIRAN DANGKAL KAWASAN TN KOMODO

Hasil Kajian

Site

Panjang

Dive

site (m)

PCC

Faktor Koreksi

RCC Nilai

MC

TCC

per day

TCC per

Tahun Cfsos CFgt Cfda Cfwind

1. Castle Rock 198.83 253.83 0.4 0.705 0.683 0.822 40 0.73 37 11,182

2. Crystal Rock 300.24 383.28 0.4 0.7375 0.683 0.822 63 0.73 48 14,518

3. The Cauldroun 325.45 415.46 0.4 0.725 0.683 0.822 68 0.73 52 15,470

4. Golden Passage 915.84 1169.15 0.2 0.65 0.683 0.822 85 0.73 65 19,516

5. Batu Bolong 160.47 204.86 0.8 0.275 0.683 1 31 0.73 19 5,787

6. Tatawa Besar 316.68 404.27 0.4 0.5233 0.683 1 58 0.73 44 13,220

7. Mawan 443.13 565.7 0.4 0.6742 0.683 0.822 86 0.73 65 19,588

8. Pengah Kecil 201.28 256.95 0.8 0.3796 0.683 1 53 0.73 41 12,190

9. Karang Makassar 1,113.17 1421.07 0.3 0.63 0.683 1 183 0.73 140

41,958

10. Siaba Besar 305.81 390.4 0.6 0.6688 0.683 0.822 88 0.73 82 24,473

11. Manta Alley 378.82 483.6 0.25 0.875 0.683 0.822 59 0.73 45 13,583

Daya Dukung Wisata Menyelam pada 23 lokasi di kawasan TN Komodo (berdasarkan hasil survey (12 lokasi) dan kajian WWF tahun 2017 (11 lokasi)

Hasil Kajian

Site Panjang Dive

site (m) PCC

Faktor Koreksi

RCC Nilai MC TCC

per day

TCC per

Tahun Cfsos CFgt Cfda Cfwind

12. Siaba Kecil 250 319.1489 0.8 0.66 0.71 1.00 120 0.73 87 26,175

13. Tatawa Kecil 150 191.4894 0.4 0.66 0.71 1.00 36 0.73 26 7,853

14. Light House 407.82 520.6213 0.3 0.64 0.71 0.82 58 0.73 43 12,785

15. Pantai Merah 280.08 357.5489 0.4 0.73 0.71 1.00 74 0.73 54 16,198

16. Pilarsteen 164.78 210.3574 0.4 0.75 0.71 0.82 37 0.73 27 8,103

17. Three Sister 205.305 262.0915 0.3 0.64 0.71 0.82 29 0.73 21 6,436

18. Secret

Garden 106.7 136.2128 0.6 0.68 0.71 0.82 32 0.73

24

7,083

19. Canibal Rock 121.155 154.666 0.6 0.64 0.71 0.75 32 0.73 23 6,963

20. Yellow Wall 151.46 193.3532 0.8 0.81 0.71 0.75 67 0.73 49 14,679

21. The Boulders 183.415 234.1468 0.6 0.84 0.71 0.75 63 0.73 46 13,848

22. Crynoid

Canyon 112.19 143.2213 0.8 0.68 0.71 0.75 42 0.73

30

9,103

23. Sebayur Kecil 300 382.9787 0.6 0.83 0.71 1.00 136 0.73 99 29,728

Hasil Kajian

Daya Dukung Wisata Menyelam pada 23 lokasi di kawasan TN Komodo (berdasarkan hasil survey (12 lokasi) dan kajian WWF tahun 2017 (11 lokasi)

Canibal rock 6.963 kunjungan / thn Yellow Wall 14.679 kunjungan / thn The Boulders 13.848 kunjungan / thn Cryonid canyon 9.103 kunjungan / thn

Pilarsteen 8.103 kunjungan / thn Three sister 6.436 kunjungan / thn Secret garden 7.083 kunjungan / thn

Siaba Kecil 26.175 kunjungan / thn Tatawa Kecil 7.853 kunjungan / thn Sebayur Kecil 29.728 kunjungan / thn Mawan 19.588 kunjungan / thn Tatawa Besar 13.220 kunjungan / thn Karang Makasar 41.985 kunjungan / thn Batu Bolong 5.787 kunjungan / thn Pangah Kecil 12.190 kunjungan / thn Siaba Besar 24.473 kunjungan / thn

Castle Rock 11.182 kunjungan / thn Light House 12.785 kunjungan / thn Crystal Rock 14.518 kunjungan / thn Golden Passage 19.516 kunjungan / thn The Couldron 15.470 kunjungan / thn

Pink Beach 16.198 kunjungan / thn

Manta alley 13.583 kunjungan / thn

Nilai daya dukung wisata menyelam pada 23 lokasi (dives sites) secara keseluruhan adalah 350.439 kunjungan per tahun , dengan asumsi 1 orang pengunjung melakukan 3x

diving per hari maka nilai daya dukungny adalah 116.813 orang / tahun

2017 : ±70,000 Tiket terjual

3-5 Lokasi dalam TN. Komodo

Hasil Kajian daya dukung wisata snorkeling

Site Nilai TCC/hari

Batu Bolong 28

Tatawa Besar 68

Mawan 95

Karang Makassar 180

Siaba Besar 87

Siaba Kecil 70

Tatawa Kecil 61

Pink Beach 63

Sebayur Kecil 96

2017 : ±70,000 Tiket terjual

2 Lokasi SNORKLING dalam TN.

Komodo

Daya Dukung 215,410 Kunjungan

71,802 Pengunjung :

8 Lokasi dalam TN. Komodo

13 May 2019 - 19 (Marine Mega Fauna/DOCK)

Hasil Kajian

Tingkat kunjungan pada masing-masing dive site

Batu Bolong

Diving : 19 org / hr

Snorkeling : 28 org/ hr

(Manta Watch)

Hasil Kajian

60% wisatawan Tidak akan kembali jika Pari

Manta tidak ada lagi

(Shinta, 2017)

Hasil Kajian

Kajian Daya Dukung Wisata Terestrial Taman Nasional Komodo

Metode Kajian Daya Dukung Wisata terestrial

Daya Dukung Wisata /Tourism Carrying Capacity

K (RCC) = PCC x Cf1 x Cf2 . . .x Cfn RCC = Real Carrying Capacity atau Potensi Ekologis untuk wisata

PCC = Physical Carrying Capacity

Cf = Correction factor

A = Luas Area yang digunakan untuk wisata (jalur tracking)

B = Luas area yg dibutuhkan oleh seorang wisatawan dengan tetap

memperoleh kepuasan, sebesar 1 m2

Rf = Faktor Rotasi

Variabel Mn Mt Pustaka Terkait

Diversitas Vegetasi Data Primer 1 Odum (1993)

Diversitas Satwa Data Primer 1 Odum (1993)

Potensi Lansekap Data Primer 33 Sustri (2003)

Gangguan Musim Kawin Komodo

Data Primer

1 Modifikasi, Khair (2006)

Kelerengan ASTER GDEM 65 Muta’ali (2012)

Kepekaan Erosi Data Sekunder 0.64 Muta’ali (2012)

Curah Hujan Data Sekunder 7 BPS / BROL

Faktor Koreksi untuk DDDTLH Wisata Tracking TN Komodo

Daya Dukung Efektif (ECC)

ECC = RCC x MC

MC (Management Capacity) = kapasitas pengelolaan

Rn = Jumlah Petugas yang ada

Rt = Jumlah Petugas yang dibutuhkan

Daya dukung jasa ekosistem untuk wisata terestrial TN Komodo

Jasa ekosistem pangan Pada dasarnya merupakan pangan hasil hutan (baik tanaman dan hewan), pertanian & perkebunan. Dalam konteksi wisata di TN Komodo, pangan dikaitkan dengan ketersediaan pangan untuk spesies endemic dan/atau spesies di wilayah kajian pada tingkat konsumen tingkat pertama sampai terakhir

Jasa ekosistem

air bersih

Penyediaan air baik yang berasal dari permukaan maupun bawah permukaan. Penyediaan air bersih disini diutamakan dari sisi kualitas serta kuantitasnya secara bersamaan.

Terkait kemampuan ekosistem dalam mengatur kondisi iklim lokal baik suhu, kelembaban & hujan, maupun gas rumah kaca / karbon

Jasa ekosistem pengaturan iklim

Fungsi ekosistem dalam kapasitasnya sebagair infrastruktur alam untuk pencegahan dan perlindungan dari bencana alam seperti ; kebakaran hutan dan lahan, erosi, abrasi, longsor, tsunami, dll. Dalam kajian ini, pengaturan kebencanaan lebih difokuskan pada pencegahan kebakaran hutan dan lahan, serta longsor.

Jasa ekosistem pengaturan kebencanaan

Fungsi ekosistem dalam menyediakan keindahan alam yang memiliki nilai jual

Jasa ekosistem estetika

Fungsi ekosistem dalam mendukung keanekaragaman hayati Jasa ekosistem pendukung biodiversitas

Fungsi ekosistem dalam kapasitasnya sebagair infrastruktur alam untuk pencegahan dan perlindungan dari bencana alam seperti ; kebakaran hutan dan lahan, erosi, abrasi, longsor, tsunami, dll. Dalam kajian ini, pengaturan kebencanaan lebih difokuskan pada pencegahan kebakaran hutan dan lahan, serta longsor.

Jasa ekosistem pengaturan kebencanaan

Penilaian Jasa Ekosistem Penilaian Jasa ekosistem berbasis pada penilaian lokasional / place – based assesment (Heines-Young & Potschin, 2009) karena lebih mempertimbangkan konteks lokalitas dan tematik (wisata trekking Komodo), isu – isu kewilayahan, serta implikasinya pada management lokasi / wilayah.

Place-based assessment ini juga memungkinkan untuk dipadukan dengan daya dukung wisata yang menilai jumlah maksimum wisatawan yang dapat ditampung oleh suatu area. Sehingga, variable yang digunakan pada jasa ekosistem juga dapat digunakan dalam perhitungan daya dukung wisata

Penilaian koefisien jasa ekosistem ditentukan berdasarkan ketentuan sbb.

Keragaman Vegetasi melihat perbandingan jumlah tegakan pohon dengan semua jenis tingkatan vegetasi, serta perbandingan komposisi keragaman dan jumlah jenis vegetasi berkayu yang diskalakan kedalam rentang nilai 0 – 5. Dimasukkan ke dalam jasa pangan, air bersih, iklim, estetika, kebencanaan, dan biodiversitas

Kondisi kelerngan mengkelaskan kondisi lereng ke dalam kelas datar, landai, agak curam, curam dan sangat curam, yang diskalakan kedalam rentang nilai 0 – 5. Dimasukkan ke dalamjasa air bersih, estetika, kebencanaan

Keragaman satwa melihat perbandingan komposisi keragaman dan jumlah jenis satwa yang diskalakan kedalam rentang nilai 0 – 5. Dimasukkan ke dalam jasa estetika dan biodiversitas

Kondisi lansekap menilai kondisi keindahan lansekap berdasarkan kriteria keindahan (Sustri, 2003), yang diskalakan kedalam rentang nilai 0 – 5. Dimasukkan ke dalam jasa iklim, estetika, dan biodiversitas

Penilaian Indeks Jasa Ekosistem Wisata Treking

Untuk menentukan kemampuan ekosistem dalam memberikan benefit pada aktifitas wisata trekking, maka perlu dihitung indeks jasa berdasarkan formulasi yang dirumuskan oleh Muta’ali (2015), sebagai berikut.

Data jalur treking dimasukkan dalam perhitungan diatas, sehingga unit lahan merupakan ruang yang secara khusus diperuntukkan sebagai jalur treking

Penilaian Pengaruh Fungsi Ekosistem terhadap aktifitas Jalur Treking

Pengaruh fungsi ekosistem dinilai berdasarkan perbandingan indeks jasa suatu ekosistem dengan indeks komposit / indeks jasa ekosistem sectoral sesuai dengan formula sebagai berikut.

IKJEi x = Indeks JE sektor x, berdasarkan i jenis jasa ekosistem IJEi,j,k,l,m . . . x = Indeks JE pada jenis i,j,k,l dst, yang bersesuaian dengan sektor x ∑IJEi x =Jumlah seluruh Indeks JE pada suatu unit area

Jika IJE > dari IKJE, maka suatu unit wilayah memiliki pengaruh positif terhadap fungsi jasa ekosistemnya, dan sebaliknya (Heines-Young, 2011)

Panjang : 5005.58m Jumlah Kunjungan (TCC)

43org/hr

Panjang : 2098.18m Jumlah Kunjungan (TCC) 26

org/hr

Panjang : 8365.13m Jumlah Kunjungan (TCC)

85 org/hr

Panjang : 486.66m Jumlah Kunjungan (TCC)

5org/hr

Panjang : 488.82m Jumlah Kunjungan (TCC)

5org/hr

Panjang : 875.76m Jumlah Kunjungan (TCC)

12 org/hr

Panjang : 1014.16m Jumlah Kunjungan (TCC)

11org/hr

Panjang : 545.16m Jumlah Kunjungan (TCC)

7org/hr

Panjang : 914.18m Jumlah Kunjungan (TCC)

10 org/hr

Total panjang jalur tracking

19.793,63m

Hasil Kajian

Panjang :4820,81m Jumlah Kunjungan (TCC)

45org/hr

Total panjang jalur tracking

Panjang :600m Jumlah Kunjungan (TCC)

org/hr

Panjang : 3610,60m Jumlah kunjungan 39

org/hr

Panjang : 867.87m Jumlah kunjungan

10 org/hr

2965.49m Jumlah kunjungan

32org/hr

Panjang :2477.60m Jumlah kunjungan

27org/hr

Total panjang jalur tracking

9.921,45m

Hasil Penilaian Jasa Ekosistem dan Daya Dukung Wisata di Pulau Komodo

Berdasarkan penilaian kondisi tutupan lahan, keragaman vegetasi, satwa, lansekap, dan kelerengan, diperoleh gambaran bahwa semua jalur trekking di P. Komodo memiliki pengaturan kebencanaan yang rendah. Penyebab utamanya adalah jumlah vegetasi tingkat Pohon yang relative sedikit jika dibandingkan dengan sebaran vegetasi semai yang ada di jalur trekking pulau Komodo ini. Selain itu beberapa jalur trekking juga memiliki jasa estetika yang rendah seperti jalur trekking Suphurea Banunggulung, dll, yang disebabkan oleh rona dan variasi warna vegetasi yang cenderung mati (seragam). Pada jalur yang memiliki lintasan yang cukup Panjang (misalnya Loh Liang Ara), manajemen wisata perlu memperhatikan kondisi biodiversitasnya karena jasa ekosistem di jalur ini rendah.

Jika dilihat berdasarkan daya dukung wisata nya, maka jalur trekking yang memiliki kapasitas menampung wisatawan terbanyak adalah jalur Hutan asam banu nggulung dengan jumlah wisatawan pada perhitngan RCC 102 orang / hari dan pada ECC sejumlah 74 orang / hari.

Nama JalurPanjang Track

(m)

JE Wisata

TrackingPangan AirBersih Iklim Kebencanaan Estetika Biodiversitas PCC RCC ECC

JUMLAH

WISATAWAN

Dekat Sulphurea 486.66 3.79 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi 6813 49 36 36-49

Hutan asam banu nggulung 1014.16 3.79 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi 14198 102 74 74-102

Hutan asam dikit 545.16 3.91 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah 7632 55 40 40-55

Loh Liang Ara 5005.58 3.90 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah 14016 85 62 62-85

Loh Liang Sebita 8365.13 3.98 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah 14639 89 65 65-89

Short trek 2098.96 3.91 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah 14693 95 69 69-95

Sulphurea Banunggulung 914.18 3.79 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi 12799 92 67 67-92

Sulphurea trail 488.82 3.79 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Rendah Tinggi 6844 49 36 36-49

Komodo Unnamed Track 875.76 3.91 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah 12261 88 64 64-88

Hasil Penilaian Jasa Ekosistem dan Daya Dukung Wisata di Pulau Padar

Pulau padar hanya memiliki satu jalur trekking saja, sehingga berdasarkan penilaian kondisi tutupan lahan, keragaman vegetasi, satwa, lansekap, dan kelerengan, diperoleh gambaran bahwa jalur trekking di pulau ini memiliki jasa ekosistem dari kelompok pengaturan (iklim dan bencana) dan pendukung (biodiversitas) sangat rendah. Meskipun jika dilihat dari sisi lansekap wilayah ini memiliki potensi yang besar untuk mendatangkan wisatawan, namun perlu dipertimbangkan juga faktor keragaman vegetasi. Vegetasi di wilayah ini sangat seragam dari kelompok vegetasi tidak berkayu, sehingga kekhawatiran terbesar dari rendahnya jasa kebencanaan ini adalah potensi kebakaran lahan.

Nama JalurPanjang

Track (m)

JE Wisata

TrackingPangan AirBersih Iklim KebencanaanEstetika Biodiversitas PCC RCC ECC

JUMLAH

WISATA

WAN

Padar Treking 4820.81 2.17 Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi Rendah 19283 68 49 49-68

Hasil Penilaian Jasa Ekosistem dan Daya Dukung Wisata di Pulau Rinca

Kondisi jasa ekosistem dan daya dukung wisata di Pulau Rinca sedikit berbeda dengan dua pulau lainnya. Di pulau ini, justru jalur trekking dengan kapasitas wisatawan terbesar (Loh Buaya Loh Kima) memiliki jasa pangan yang rendah. Hal ini berarti spesies / satwa di sekitar jalur trekking ini terancam sumber pangannya jika pariwisata tidak dikelola dengan benar dan tepat.

JalurPanjang

Jalur (m)

JE

WisataPangan

Air

BersihIklim Kebencanaan estetika biodiversi PCC RCC ECC

JUMLAH

WISATAWAN

Dekat ke loh kima bak air 864.87 4.00 Rendah Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi 15568 40 29 29-40

Loh Buaya Loh Kima 3610.88 4.19 Rendah Tinggi Tinggi Rendah Rendah Tinggi 21665 50 37 37-50

Rinca Unnamed Track 2477.60 3.61 Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi 14866 35 25 25-35

Wae waso 2965.49 3.48 Tinggi Rendah Tinggi Rendah Rendah Tinggi 17793 41 30 30-41

Rekomendasi

• Sistem informasi pariwisata berbasis terkini

• TN Komodo bebas dari sampah

• Implementasi praktek pariwisata yang bertanggung jawab

• Menetapkan kuota kunjungan wisata untuk masing-masing

lokasi sesuai dengan kapasitas data dukungnya

• Membangun mekanisme pengaturan dan pemberian kuota

kunjungan kepada pelaku wisata

• Menerapkan sistem tarif(PNPB) yang berbeda pada lokasi

tertentu

• Meningkatkan sistem pengawasan pada aktivitas wisata

terima kasih