ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut...

19
ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Oleh: ANNISA NOVITASARI BADRIYAH A410160123 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Transcript of ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut...

Page 1: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH

HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS) MATERI

DIMENSI TIGA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

Pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

ANNISA NOVITASARI BADRIYAH

A410160123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 30 Juni 2020

Penulis,

Annisa Novitasari Badriyah

Page 3: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH HOTS DIMENSI TIGA

DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF

Diajukan Oleh:

ANNISA NOVITASARI BADRIYAH

A410160123

Artikel Publikasi ini telah disetujui oleh pembimbing skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk dipertahankan di hadapan tim

penguji skripsi:

Surakarta, 26 Juni 2020

Dra. Nining Setyaningsih, M.Si

NIDN. 0627106101

ii

Page 4: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

1

iii

Page 5: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

1

ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH HIGHER ORDER

THINKING SKILLS (HOTS) MATERI DIMENSI TIGA DITINJAU DARI

GAYA KOGNITIF SISWA KELAS XII SMA NEGERI 2 SUKOHARJO

Abstrak

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan peserta

didik kelas XII dalam memecahkan masalah HOTS materi dimensi tiga ditinjau

dari gaya kognitif field independent dan field dependent. Kesalahan memecahkan

masalah pada penelitian ini menggunakan teori Polya yang terdiri dari empat

tahap yaitu memahami masalah, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan

penyelesaian, dan melihat kembali. Jenis penelitian ini ialah penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian ini menggunakan subjek empat siswa kelas XII MIPA 4

SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan gaya kognitif yang berbeda. Teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, wawancara, dan dokumentasi. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memecahkan masalah tipe HOTS aspek

menganalisis subjek FI melakukan kesalahan tahap melaksanakan rencana

penyelesaian dan melihat kembali, sedangkan subjek FD pada tahap

merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian, melihat

kembali. Pada aspek mengevaluasi subjek FI dan FD melakukan melakukan

kesalahan pada semua tahap yakni tahap memahami masalah, merencanakan

penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelesaian, dan melihat kembali.

Kata Kunci : Dimensi tiga, gaya kognitif, HOTS, kesalahan, pemecahan masalah

Abstract

This research aims to find out the mistakes that students have in problem solving

the HOTS in the three-dimensions material reviewed from cognitive style (field

independent and field dependent). Error solving problems in this research using

polya theory consisting on four stages namelyunderstanding the problem, drafting

a settlement plan, implementing the completion, and looking back. This type of

research is qualitative descriptive research. The study used the subject of four

class XII MIPA 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo with different cognitive styles. The

data collection techniques used are tests, interviews, and documentation. The

results of this study showed that in solving the problem HOTS type aspect analyze

the subject of FI doing the stage mistake implementing the completion plan and

looking back, while the FD subject at the planning stage of completion,

implementing the completion plan, look back. On the aspect of evaluating the

subject FI and FD made mistakes at all stages of understanding the problem,

planning problem solving, implementing a completion plan, and looking back.

Keywords: three dimensions, cognitive style, HOTS, errors, problem solving

1. PENDAHULUAN

Belajar merupakan aktivitas vital manusia yang dilakukan terus menerus.

Manusia tidak mampu hidup jika tidak dididik atau diajar oleh manusia

lainnya. Kepandaian manusia tidak hanya bersifat jasmaniah (skill, motor

ability), akan tetapi manusia juga membutuhkan kepandaian yang bersifat

Page 6: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

2

ruhaniah karena manusia adalah makhluk sosial budaya (Thobroni, 2017:15).

Manusia sebagai makhluk sosial budaya merupakan makhluk yang tidak

mampu menjalankan hidupnya secara individu, maksudnya dalam

menyelesaikan permasalahan kehidupan sehari-hari setiap manusia perlu

belajar dari orang lain.

Permasalahan kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari matematika. Oleh

karena itu, matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

sekolah. Pemecahan masalah menjadi salah satu tujuan dalam pembelajaran

matematika. Oleh karena itu, peserta didik dituntut mampu memecahkan

masalah matematika dengan baik. Surya (2016:137) mendefinisikan

pemecahan masalah merupakan strategi kognitif yang diperlukan dalam

melaksanakan tugas dalam kehidupan sehari-hari dengan rentangan kesulitan

mulai dari sederhana hingga kompleks. Dalam konteks pembelajaran,

pemecahan masalah merupakan salah satu strategi yang dapat membantu

proses dan hasil pembelajaran. Memecahkan masalah matematika memerlukan

strategi tertentu. Shadiq (2014:105-108) menjelaskan proses pemecahan

masalah dapat dilakukan dengan empat langkah penting yakni memahami

masalahnya, merencanakan cara penyelesaian, melaksanakan rencana,

menafsirkan atau mengecek hasilnya.

Pemecahan masalah masalah matematika memerlukan keterampilan

dalam berpikir. Sehingga Higher Order Thinking Skills (HOTS) menjadi salah

satu fokus utama dalam mengembangkan kemampuan pemecahan masalah

peserta didik. Menurut Saputra dalam Sofyan (2019:3) HOTS merupakan

proses berpikir kognitif peserta didik yang dikembangkan dari berbagai

konsep, metode kognitif, dan taksonomi pembelajaran. Tujuan utama HOTS

yakni meningkatkan kemampuan peserta didik pada level tinggi, terutama yang

berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dalam menerima informasi,

berpikir kreatif dalam memecahkan masalah dengan kemampuan yang dimiliki

serta membuat keputusan dalam situasi yang kompleks. Berdasarkan

taksonomi bloom revisi menurut pendapat Krathworl dan Anderson,

Page 7: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

3

keterampilan berpikir tingkat tinggi melibatkan analisis dan sintesis (C4),

mengevaluasi (C5), dan mencipta atau kreativitas (C6) (Julia et al., 2018:362).

Dalam pembelajaran matematika, HOTS memang perlu diterapkan dan

dikembangkan dalam pembelajaran. Ketika kegiatan pembelajaran

memfokuskan pada HOTS maka akan menghasilkan kegiatan belajar mengajar

yang efektif serta kemampuan dan keterampilan peserta didik dan guru lebih

terlatih, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Peserta didik

dikatakan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, jika dalam

pembelajaran mampu menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah

dengan tepat. Kegiatan pembelajaran dibuat sedemikan rupa dengan harapan

peserta didik juga memiliki keterampilan bernalar dan sistematis dalam

memecahkan masalah sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika.

Berdasarkan evaluasi hasil belajar peserta didik yang dilihat dari hasil tes

UNBK tahun 2018/2019 pada peserta didik tingkat SMA jurusan Ilmu

Pengetahuan Alam menunjukkan bahwa nilai rerata matematika menjadi nilai

terendah dibanding mata pelajaran lainnya yakni sebesar 39,33. Selain itu hasil

tes PISA 2018 menyatakan Indonesia mendapat peringkat 74 dari 79 negara

yang mengikuti dengan skor kemampuan matematika peserta didik Indonesia

adalah 379 dengan nilai rata-rata 489 (OECD, 2019). Menurut Setiawan et al.

(2014) menjelaskan bahwa soal matematika PISA tidak hanya menguji

kemampuan matematika peserta didik yang sederhana, melainkan pada soal

PISA level 4 – 6, dimana level tersebut tergolong sebagai HOTS berdasarkan

taksonomi bloom. Sehingga melalui soal PISA peserta didik juga diuji

kemampuan berpikir tingkat tingginya.

Melihat hasil belajar pada UNBK dan PISA di atas menunjukkan bahwa

peringkat matematika di Indonesia tergolong masih sangat rendah. Tingginya

kemampuan matematika peserta didik dilihat dari sedikitnya kesalahan yang

dilakukan peserta didik dalam mengerjakan soal. Oleh karena itu, untuk

meningkatkan prestasi matematika di Indonesia perlu dilakukan analisis

terhadap kesalahan yang dilakukan peserta didik terutama dalam memecahkan

masalah HOTS guna mengetahui letak kesalahan yang sering dilakukan peserta

Page 8: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

4

didik sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan yang sama. Salah satu cara

menganalisis kesalahan yakni dari jawaban peserta didik dilakukan analisis

kemudian menjelaskan kesalahan tersebut menggunakan teori Polya.

Geometri dimensi tiga merupakan salah satu materi wajib pada

pembelajaran matematika kurikum 2013 revisi SMA kelas XII. Berdasarkan

hasil observasi peneliti, peserta didik masih mengalami kesulitan dalam

menyelesaikan soal dimensi tiga. Kesulitan yang dialami peserta didik

diantaranya dalam memahami soal kemudian mengubahnya menjadi model

matematika dan menentukan strategi penyelesaian. Ditambah kesulitan

menerjemahkan soal ke dalam gambar. Kesulitan yang dialami peserta didik

tersebut sehingga menyebabkan kesalahan terjadi dalam menyelesaikan soal

pemecahan masalah tipe HOTS dimensi tiga. Menurut Sugiarto et al. (2015)

agar peserta didik dapat menguasai materi dimensi tiga dengan sempurna,

diperlukan pemahaman konsep, kemampuan bernalar, serta keterampilan

menggambar bangun ruang yang cukup bagus. Materi dimensi tiga berisi

banyak rumus dan konsep.

Manusia pada dasarnya memang makhluk sosial budaya. Namun, antara

manusia satu dengan manusia lain pasti memiliki perbedaan atau karakteristik.

Begitu pula pada proses belajar mengajar, peserta didik memiliki gaya kognitif

yang berbeda-beda. Desmita (2012: 145) menjelaskan bahwa gaya kognitif

merupakan ciri khas peserta didik dalam belajar, baik yang berkaitan dengan

cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun

kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar. Sedangkan menurut

Nasution (2008:94) gaya kognitif merupakan gaya belajar. Gaya belajar adalah

cara yang konsisten yang dilakukan seorang murid dalam menangkap stimulus

atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan memecahkan soal.Sudut pandang

gaya kognitif bemacam-macam, salah satunya Field Independent(FI) dan Field

Dependent(FD). Menurut Lusiana (2017) menjelaskan bahwa dalam

memecahkan masalah matematika, kesalahan yang dilakukan mahasiswa FI

lebih sedikit dari pada mahasiswa FD.

Page 9: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

5

Rumusan masalah pada penelitian ini ialah bagaimana kesalahan yang

dilakukan peserta didik dalam memecahkan masalah Higher Order Thinking

Skills (HOTS) materi dimensi tiga berdasarkan gaya kognitif Field

Independent; Bagaimana kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam

memecahkan masalah Higher Order Thinking Skills (HOTS) materi dimensi

tiga berdasarkan gaya kognitif Field Dependent. Sedangkan tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan peserta

didik dalam memecahkan masalah Higher Order Thinking Skills (HOTS)

materi dimensi tiga berdasarkan gaya kognitif Field Independent;

Mendeskripsikan kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam memecahkan

masalah Higher Order Thinking Skills (HOTS) materi dimensi tiga berdasarkan

gaya kognitif Field Dependent.

2. METODE

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualiatif deskriptif. Menurut Moleong

(2017:85) penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

perilaku, persepsi motivasi, tindakan, dan lain-lain. Penelitian ini berusaha

memperoleh data mengenai kesalahan peserta didik dalam memecahkan

masalah tipe HOTS materi dimensi tiga berdasarkan gaya kognitif. Subjek

penelitian ini ialah peserta didik kelas XII MIPA 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo

sebanyak 34 peserta didik. Keabsahan data yang digunakan ialah triangulasi

metode dengan membandingkan antara hasil tes soal HOTS dimensi tiga

terhadap hasil wawancara. Teknik analisis data yang digunakan ialah reduksi

data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Pada penelitian ini

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya

kognitif field independent dan field dependent dalam memecahkan masalah

tipe HOTS materi dimensi tiga. Dari keempat subjek penelitian, akan dibahas

dua subjek penelitian pada dua soal.

Page 10: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

6

3.1 Hasil Penelitian

Gambar 1. Hasil Pekerjaan dan Wawancara Soal Pertama Subjek FI

Berdasarkan hasil pekerjaan subjek SFI pada gambar 1 menunjukkan

bahwa subjek sudah memenuhi dua tahap pertama polya. Tahapan tersebut

ialah tahap memahami masalah dan merencanakan penyelesaian masalah.

Subjek SFI mampu memahami masalah karena mampu menuliskan apa yang

diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan benar meskipun hanya

divisualisasikan melalui gambar. Kemudian subjek SFI mampu melakukan

tahap kedua karena subjek mampu merencanakan apa yang harus dilakukan

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ia membuat segitiga PGT untuk

membantu mencari panjang PP’. Kemudian mencari syarat-syarat lain yang

tidak diketahui pada soal menggunakan teorema phytagoras. Sehingga

mengetahui jenis segitiga PGT dan bisa menemukan panjang PP' dengan

persamaan dua segitiga. Pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian

subjek SFI melakukan kesalahan karena kurang teliti saat menyederhanakan

bentuk akar dan pecahan. Subjek SFI juga tidak melakukan tahap melihat

kembali setelah memperoleh hasilnya.

Page 11: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

7

Gambar 2. Hasil Pekerjaan dan Wawancara Soal Pertama Subjek FD

Hasil pekerjaan dan wawancara menunjukkan bahwa subjek SFD belum

mampu melaksanakan tahapan polya dengan tepat. Hal ini karena subjek SFD

hanya mampu melewati satu tahapan saja yakni tahap memahami masalah.

Subjek SFD sudah memahami apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal

sehingga ia sudah memenuhi tahap memahami masalah. Akan tetapi pada

tahap merencanakan penyelesaian masalah subjek SFD melakukan kesalahan

saat menentukan strategi dalam mencari PP’ atau jarak terpendek titik P

terhadap garis GT. Hal ini karena subjek SFD belum benar-benar memahami

konsep proyeki titik terhadap garis. Tahap kedua ini mempengaruhi kesalahan

subjek pada tahap melaksanakan rencana penyelesaian. Subjek SFD

melaksanakan penyelesaian masalah sesuai dengan apa yang telah ia

rencanakan sehingga hasil yang diperoleh kurang tepat. Subjek SFD juga

tidak melaksanakan tahap melihat kembali.

Page 12: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

8

Gambar 3. Hasil Pekerjaan dan Wawancara Soal Kedua Subjek FI

Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara subjek SFI menunjukkan

bahwa dalam menyelesaikan masalah nomor dua subjek belum memenuhi

semua tahapan polya. Subjek belum memenuhi tahapan memahami masalah

karena subjek melakukan kesalahan dalam menggunakan informasi yang ada

pada soal. Sehingga menyebabkan subjek tidak tepat dalam memahami apa

yang ditanyakan pada soal. Kesalahan tersebut menimbulkan kesalahan pada

tahap merencanakan penyelesaian masalah dan melaksanakan penyelesaian

masalah. Hal ini karena apa yang direncanakan subjek tidak sesuai dengan

penyelesaian pada masalah tersebut. Sehingga dalam tahap melaksanakan

penyelesaian maslaahpun menjadi tidak tepat. subjek SFI tidak melaksankan

tahap melihat kembali. Hal itu juga sudah terlihat karena subjek SFI sudah

melakukan kesalahan dari tahap pertama.

Page 13: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

9

Gambar 4. Hasil Pekerjaan dan Wawancara Soal Kedua Subjek FD

Berdasarkan hasil jawaban dan wawancara dapat disimpulkan bahwa

subjek SFD belum mampu menyelesaikan masalah nomor dua dengan baik.

Hal ini karena subjek SFD melakukan kesalahan pada semua tahapan polya.

Subjek SFD melakukan kesalahan dalam memvisualisasi apa yang

ditanyakan pada soal sehingga dianggap belum mampu memahami masalah

dengan baik. Subjek SFD juga belum mamapu merencanakan penyelesaian

masalah. Hal ini karena dalam menyusun strategi penyelesaian subjek hanya

melihat jawaban teman. Sedangkan jawaban teman tersebut juga tidak tepat

karena tidak sesuai dengan konsep sudut yang terbentuk antara garis dengan

bidang. Kemudian subjek tidak melaksanakan penyelesain masalah. Hal ini

karena ia tidak mengetahui bagaimana cara penyelesaian masalah dan sudah

menganggap susah soal tersebut karena pada soal tidak ada angkanya. Subjek

juga tidak melaksanakan tahap melihat kembali.

3.2 Pembahasan

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, peneliti memperoleh data

mengenai kesalahan peserta didik dalam memecahkan masalah Higher Order

Thinking Skill (HOTS) materi dimensi tiga. Peneliti menganalisis langkah-

langkah pemecahan masalah peserta didik berdasarkan teori Polya.

Kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah

menggunakan teori Polya dapat mempengaruhi hasil belajar peserta didik

tersebut. Pernyataan tersebut didukung oleh Ahda (2018) yang menyatakan

Page 14: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

10

bahwa adanya pengaruh antara strategi pemecahan masalah polya terhadap

hasil belajar matematika peserta didik. Berdasarkan paparan data hasil

penelitian, peneliti menemukan bahwa subjek yang memiliki gaya kognitif FI

dan FD belum bisa memenuhi keempat indikator polya. Berikut ini uraian

mengenai kesalahan peserta didik dalam memecahkan masalah HOTS

ditinjau dari gaya kognitif Field Independent (FI) dan Field Dependent (FD):

3.2.1 Kesalahan Peserta Didik tipe Field Independent (FI)

1) Soal Aspek C4(Menganalisis)

Subjek SFI dalam memecahkan masalah HOTS aspek menganalisis

sudah memenuhi dua tahap yakni tahap memahami masalah dan tahap

merencanakan penyelesaian masalah. Dalam memahami masalah subjek

tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. Ia hanya

memvisualisasikan informasi pada soal ke dalam gambar. Namun saat

wawancara ia mampu menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan

pada soal tersebut. Subjek juga mampu menyelesaikan masalah dengan

baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa subjek FI mampu memahami

masalah tetapi memiliki kebiasaan tidak menuliskan informasi yang ada.

Senada dengan Widodo dan Sujadi (2017) yang menyatakan bahwa

mahasiswa tidak menuliskan apa yang ditanyakan dan diketahui tetapi

mereka mampu menyelesaikan masalah dianggap mereka memiliki

kemampuan memahami masalah. Hal ini karena sudah menjadi kebiasaan

dalam menyelesaikan masalah.

Subjek SFI belum memenuhi tahap melaksanakan rencana

penyelesaian dan tidak melaksanakan tahap melihat kembali. Dalam

melaksanakan rencana penyelesaian subjek melakukan kesalahan

menghitung. Ia terburu-buru dalam menyederhanakan bentuk akar dan

pecahan sehingga terjadi kesalahan dalam menghitung. Sama halnya

dengan pendapat Farida (2015) yang menyatakan jika kesalahan dalam

perhitungan dilakukan karena terburu-buru dan kekurang telitian dalam

perhitungan. Jannah dan Setyaningsih, (2019) juga menyatakan bahwa

subjek belum memenuhi tahap melaksanakan rencana penyelesaian

Page 15: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

11

dengan benar karena peserta didik masih kurang teliti dalam menghitung,

dan salah pemahaman mengenai operasi penjumlahan, sehingga

berdampak pada kesalahan dalam kesimpulan akhir penulisan jawaban.

Subjek melakukan kesalahan pada tahap terakhir dengan tidak

melaksanakan tahap melihat kembali dan tidak menuliskan kesimpulan

akhir.

2) Soal Aspek C5(Mengevaluasi)

Kesalahan yang dilakukan subjek SFI dalam memecahkan masalah

HOTS aspek mengevaluasi terjadi pada semua tahapan Polya yakni

memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan

penyelesaian masalah. Subjek sudah melakukan kesalahan pada tahap

pertama sehingga mengakibatkan subjek melakukan kesalahan pada

tahap kedua dan ketiga. Dalam memahami masalah subjek SFI

melakukan kesalahan dalam memahami apa yang diketahui dan

ditanyakan saat mentransformasi pada gambar.

Siswa melakukan kesalahan dalam mengubah informasi yang

diberikan karena siswa tidak memperhatikan maksud soal. Guru juga

kurang memberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Permasalahan yang diberikan cenderung prosedural sehingga

siswa kurang memiliki ketrampilan dalam melakukan pemecahan dalam

melakukan pemecahan masalah yang diberikan. Farida (2015).

Kesalahan memahami masalah mengakibatkan subjek SFI

melakukan kesalahan pada tahap merencanakan penyelesaian dan

melaksanakan rencana penyelesaian. Hal ini karena subjek menggunakan

informasi yang salah dalam menentukan rumus dan syarat lain. Sehingga

subjek salah dalam menentukan rumus. Subjek juga tidak melaksanakan

tahap melihat kembali dengan alasan subjek SFI sudah kehabisan waktu.

3) Kesalahan Peserta Didik tipe Field Dependent (FD)

a) Soal Aspek C4(Menganalisis)

Dalam memecahan masalah HOTS aspek menganalisis subjek SFD

hanya mampu melakukan tahap memahami masalah. Subjek belum

Page 16: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

12

memenuhi tahap merencanakan penyelesaian masalah, melaksanakan

penyelesaian masalah, dan melihat kembali hasil yang telah diperoleh.

Pada tahap merencanakan penyelesaian masalah subjek melakukan

kesalahan dalam menentukan rumus jarak P ke garis GT. Subjek

belum memahami konsep dasar dimensi tiga. Dimana subjek

beranggapan bahwa jarak terpendek titik P dengan garis GT yakni

jarak dari titik P menuju titik tengah garis GT.

Kesalahan merencanakan tersebut berdampak pada kesalahan

dalam melaksanakan penyelesaian masalah. Subjek belum mampu

menunjukkan jarak terpendek titik P terhadap garis GT dengan tepat.

Perbedaan kemampuan antara subjek SFI dengan SFD dalam

memecahkan masalah aspek menganalisis senada dengan pendapat

Sulistyorini et al. (2018) yang menyatakan bahwa siswa FI

mempunyai pemahaman yang lebih mendalam dan melakukan

kesalahan karena kurang teliti sedangkan siswa FD mempunyai

pemahaman yang kurang terhadap konsep sehingga banyak

melakukan kesalahan.

Kesalahan yang dilakukan subjek SFD pada dua tahap tersebut

menunjukkan jika subjek tidak melakukan tahap melihat kembali.

Subjek saat memecahkan masalah matematika terbiasa tidak

melakukan tahap melihat kembali. Padahal tahap ini sangat penting

untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan subjek pada tahap

sebelumnya.

b) Soal Mengevaluasi

Pada pemecahan masalah HOTS aspek menganalisis subjek SFD

melakukan kesalahan pada semua tahapan Polya. Subjek SFD belum

mampu menunjukkan apa yang ditanyakan pada soal dengan tepat,

subjek belum mampu merencanakan penyelesaian masalah karena

melihat jawaban teman dan rumus yang digunakan juga salah, subjek

belum mampu melaksanakan rencana penyelesaian karena hanya

menuliskan hasil akhir menggunakan informasi yang ada pada soal

Page 17: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

13

dan melihat jawaban teman, subjek juga tidak melaksanakan tahap

melihat kembali hasil yang telah diperoleh. Pernyataan tersebut

sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijaya dan

Setyaningsih (2018) yang menyatakan bahwa kesalahan yang

dilakukan oleh subjek FD adalah memahami, transformasi, melakukan

proses, dan penulisan jawaban akhir. Yang dalam tahapan Polya

merupakan tahapan memahami masalah, merencanakan penyelesaian,

melaksanakan penyelesaian, dan memeriksa kembali.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis kesalahan dalam memecahkan

masalah Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada materi dimensi tiga jika

ditinjau dari gaya kognitif peserta didik, diperoleh kesimpulan bahwa

kesalahan peserta didik dalam memecahkan masalah tipe HOTS aspek

menganalisis berbeda dengan mengevaluasi. Kesalahan peserta didik tipe Field

Independent dalam memecahkan masalah HOTS aspek C4(menganalisis)

hanya melakukan kesalahan pada dua tahap yakni tahap ketiga (melaksanakan

rencana penyelesaian) dan tahap empat (memeriksa kembali). Sedangkan pada

aspek C5 (mengevaluasi) melakukan kesalahan pada empat tahap yakni tahap

pertama (memahami masalah), tahap dua (merencanakan penyelesaian), tahap

tiga (melaksanakan rencana), dan tahap empat (memeriksa kembali).

Pada peserta didik tipe Field Dependent dalam memecahkan masalah

HOTS aspek C4(menganalisis) melakukan kesalahan pada tiga tahap

diantaranya tahap kedua (merencanakan penyelesaian), tahap ketiga

(melaksanakan rencana), dan tahap empat (melihat kembali). Sedangkan pada

aspek C5(mengevaluasi) melakukan kesalahan pada empat tahap yakni tahap

satu (memahami masalah), tahap dua (merencanakan penyelesaian), tahap tiga

(melaksanakan rencana penyelesaian), tahap empat (melihat kembali).

DAFTAR PUSTAKA

Ahda, H. (2018). Pengaruh Strategi Pemecahan Masalah Polya Terhadap Hasil

Page 18: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

14

Belajar Matematika Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan MIPA, 197(1),

197–201.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Farida, N. (2015). Analisis Kesalahan Siswa Smp Kelas Viii Dalam

Menyelesaikan Masalah Soal Cerita Matematika. Aksioma Journal of

Mathematics Education. https://doi.org/10.24127/ajpm.v4i2.306

Jannah, O. M., & Setyaningsih, N. (2019). Analisis Kesalahan Siswa dala

Menyelesaikan SOal Aljabar Bentuk Cerita Berdasarkan Teori Polya

Ditinjau dari Gaya Kognitif.

Julia, Isrok’atun, & Safari, I. (2018). Membangun Generasi Emas 2045 yang

Berkarakter dan Melek IT dan Pelatihan Berpikir Surprarasional.

Sumedang: UPI Sumedang Press.

https://books.google.co.id/books?id=h09KDwAAQBAJ&pg=PA446&dq=s

afari+taksonomi+bloom+revisi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiixoPIo8TqA

hXE4jgGHQqIAoMQ6AEwAXoECAEQAg#v=onepage&q=safari

taksonomi bloom revisi&f=false

Lusiana, R. (2017). Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam Memecahkan Masalah

Pada Materi Himpunan Ditinjau Dari Gaya Kognitif. Jurnal Penelitian Dan

Pembelajaran Matematika, 10(1), 24–29.

https://doi.org/10.30870/jppm.v10i1.1290

Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT. Pemaja

Rosdakarya.

Nasution. (2008). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar

(12th ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

OECD. (2019). PISA 2018 Results. Combined Executive Summaries. Journal of

Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Setiawan, H., Diah, N., Lestari, S., Studi, P., Matematika, P., Matematika, L., &

Tingkat, K. B. (2014). Soal Matematika Dalam Pisa Kaitannya Dengan

Literasi Matematika Dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Prosiding

Seminar Nasional Matematika, November, 244–251.

Shadiq, F. (2014). Pembelajaran Matematika Cara Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Siswa (I). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sofyan, F. A. (2019). Implementasi Hots Pada Kurikulum 2013. Inventa, 3(1), 1–

9. https://doi.org/10.36456/inventa.3.1.a1803

Sugiarto, S., Kadir, & Arapu, L. (2015). ANALISIS KESALAHAN DALAM

MENYELESAIKAN SOAL–SOAL DIMENSI TIGA PADA SISWA KELAS X

SMA NEGERI 2 KENDARI. 3(2).

Sulistyorini, Y., Argarini, D. F., & Yazidah, N. I. (2018). Analisis Kesalahan

Page 19: ANALISIS KESALAHAN MEMECAHKAN MASALAH ...eprints.ums.ac.id/85626/11/NASKAH PUBLIKASI.pdfBerikut paparan mengenai hasil analisis kesalahan peserta didik dengan gaya kognitif field independent

15

dalam Memecahkan Masalah Kombinatorika Ditinjau dari Gaya Kognitif.

AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika, 7(1), 114.

https://doi.org/10.24127/ajpm.v7i1.1360

Surya, M. (2016). Strategi Kognitif dalam Pembelajaran (2nd ed.). Bandung: CV.

Alfabeta.

Thobroni, M. (2017). Belajar dan Pembelajaran:Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Widodo, S. A., & Sujadi, A. . (2017). Analisis Kesalahan Mahasiswa Dalam

Memecahkan Masalah Trigonometri. SOSIOHUMANIORA: Jurnal Ilmiah

Ilmu Sosial Dan Humaniora, 1(1), 51–63.

https://doi.org/10.30738/sosio.v1i1.518

Wijaya, Y. K., & Setyaningsih, N. (2018). Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan

Soal Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) Berdasarkan

Newman’s Error Analysis (NEA) Ditinjau dari Gaya Kognitif.