ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP...

58
i ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM PADA SAAT BONGKAR MINYAK MENTAH DI MT. BULL PAPUA SKRIPSI Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Pelayaran Disusun Oleh : KHAFIDZ CHOIRUL ANAM NIT. 51145123 N PROGRAM STUDI NAUTIKA DIPLOMA IV POLITEKNIK ILMU PELAYARAN SEMARANG 2019

Transcript of ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP...

Page 1: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

i

ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM

PADA SAAT BONGKAR MINYAK MENTAH

DI MT. BULL PAPUA

SKRIPSI

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Terapan Pelayaran

Disusun Oleh : KHAFIDZ CHOIRUL ANAM NIT. 51145123 N

PROGRAM STUDI NAUTIKA DIPLOMA IV

POLITEKNIK ILMU PELAYARAN

SEMARANG

2019

Page 2: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

Scanned by CamScanner

Page 3: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

Scanned by CamScanner

Page 4: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

Scanned by CamScanner

Page 5: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

v

MOTTO

Iman tidak akan sempurna sebelum hatimu diperbaiki,

hatimu tidak akan sempurna sebelum lidahmu

diperbaiki, lidahmu tidak akan sempurna sebelum

perbuatanmu diperbaiki.

(Khafidz Choirul Anam)

Page 6: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahNya dalam hidup

penulis dan Rasullullah SAW yang memberi cahaya yang terang kepada

umatnya dari masa yang kelam, bodoh, kemasa yang penuh dengan ilmu

pengetahuan dan kasih sayang.

2. Capt. Agus Hadi Purwantomo, M.Mar. dan Pak Daryanto, SH., M.M. yang

selalu sabar membimbing sehingga skripsi ini selesai dengan baik.

3. Kedua orang tua penulis, Bapak Supardi dan Ibu Kusmiyati yang selalu

memberikan kasih sayangnya tanpa henti, dukungan, nasehat, doa serta jerih

payah serta segala yang terbaik untuk keberhasilan dan cita-cita putramu ini.

4. Adik penulis Noer Chariesmalillah terima kasih atas segala dukungannya.

5. Semua teman-teman seperjuangan angkatan LI (51), senior-senior, serta

junior-juniorku di PIP Semarang.

6. Teman-teman dari kota Demak yang selalu memberikan motivasi dan

semangat.

7. Semua crew MT. Bull Papua yang sudah banyak memberikan ilmu kepada

penulis pada saat praktek semoga menjadi amalan yang tak pernah putus dan

bermanfaat.

Page 7: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah , segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT ,

yang maha pengasih dan maha penyayang atas segala Rahmat, Taufik, serta

HidayahNya yang telah dilimpahkan kepada hambanya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan daik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari jalan

gelap yaitu jahiliyah menuju jalan yang terang menerang yaitu Dinul Islam.

Skripsi ini mengambil judul “Analisis kerusakan Inert Gas System pada

saat bongkar minyak mentah di MT. Bull Papua dengan metode deskriptif

kualitatif yang terselesaikan berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil

penelitian selama satu tahun di kapal MT. Bull Papua

Dalam usaha menyelesaikan penulisan skripsi ini, dengan penuh rasa

hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan, dorongan, bantuan serta petunjuk

yang berati. Untuk itu perkenankanlah pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima ksih kepada yang terhormat:

1. Capt. Mashudi Rofik, M.Sc, M.Mar, selaku Direktur Politekhnik Ilmu

Pelayaran Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam menuntut ilmu

pengetahuan di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

2. Capt. Arika Palapa, M.M, M.Mar, selaku Ketua Program Studi Nautika

Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang yang telah memberikan kemudahan

dalam menuntut ilmu di Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang.

Page 8: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

viii

3. Capt. Agus Hadi Purwantomo,M.Mar, Dosen Pembimbing Materi Penulisan

Skripsi yang dengan sabar dan tanggung jawab telah memberikan dukungan,

bimbingan, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Daryanto, S.H, M.M selaku Dosen Pembimbing Metodologi Penulisan

skripsi yang telah memberikan dukungan, bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Ibu Dosen serta Civitas Akademika Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang.

6. Orang Tua Penulis, Bapak Supardi dan Ibu Kusmiyati yang selalu

memberikan doa restu dan serta semangat.

7. Nahkoda, KKM, Officer dan seluruh Crew MT. Bull Papua yang telah

memberikan bimbingan pada penulis selama praktek layar.

8. Teman-teman dari Demak yang selalu membantu memberikan pemikirannya

sehingga Skripsi ini terselesaikan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang membantu

kelancaran skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kepentingan pendidikan didalam

lingkungan PIP Semarang maupun bagi masyarakat luas.

Semarang, Februari 2019

Penulis

KHAFIDZ CHOIRUL ANAM

NIT : 51145123.N

Page 9: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …...........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN…............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN…............................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN…........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO…........................................................................................ v

HALAMAN PERSEMBAHAN….........................................................................vi

KATA PENGANTAR….......................................................................................vii

DAFTAR ISI….......................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN….......................................................................................xi

ABSTRAKSI….....................................................................................................xii

ABSTRACT..........................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang….....................................................................................1

B. Perumusan Masalah.................................................................................2

C. Tujuan Penelitian….................................................................................2

D. Manfaat Penelitian…...............................................................................3

E. Sistematika Penulisan…..........................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjuan Pustaka …....................................................................................7

B. Kerangka Pikir Penelitian........................................................................16

C. Definisi Operasional …...........................................................................17

Page 10: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian ...............................................................21

B. Metode Penelitian.........................….......................................................21

C. Sumber Data ….......................................................................................22

D. Metode Pengumpulan Data …................................................................23

E. Analisis Data ….......................................................................................26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Yang Diteliti...................................................27

B. Analisis Masalah.........………………………………………...........…..30

C. Pembahasan Masalah...............................................................................32

BAB V PENUTUP

A. Simpulan…...............................................................................................52

B. Saran….....................................................................................................53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ship Particular

Lampiran 2 Crew List

Lamoiran 3 Inert Gas System Condition Checklist

Lampiran 4 Maintenance and Repair Report

Lampiran 5 Ship Shore Safety Checklist

Lampiran 6 Inerting Diagram

Lampiran 7 Lembar Wawancara

Lampiran 8 Gambar

Lampiran 9 Lembar Pengajuan Judul

Lampiran 10 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

Page 12: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

xii

ABSTRAKSI

Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis kerusakan Inert Gas

System pada saat bongkar minyak mentah di MT. Bull Papua”,Program

Studi Nautika, program diploma IV, Politeknik Ilmu Pelayaran

Semarang, Pembimbing I: Capt. Agus Hadi Purwantomo M.Mar. dan

Pembimbing II: Daryanto S.H., M.M.

Di kapal tanker minyak, bahaya kebakaran dan ledakan, kemungkinan

terjadinya sangat besar, di mana peraturan internasional mensyaratkan bahwa

kapal tanker dengan bobot mati lebih dari 20.000 ton harus dilengkapi dengan

Inert Gas System (IGS) untuk mencegah kebakaran atau ledakan di dalam tangki

muatan. Namun, ketika melakukan pembongkaran, Inert Gas System rusak yang

mengakibatkan proses pembongkaran dilakukan tanpa menggunakan alat tersebut.

Hal ini tentu saja akan menyebabkan keterlambatan dalam melakukan

pembongkaran minyak mentah, para kru kapal dituntut untuk dapat mengatasi

masalah tersebut sehingga pembongkaran akan terus dilaksanakan agar kapal

tidak off hire.

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif

dan menggunakan jenis penelitian deskriptif observasional, sedangkan metode

pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi dan studi

pustaka terkait dengan penggunaan dan perawatan Inert Gas System.

Dari hasil penelitian ini, dapat ketahui bagaimana cara mengatasi

kerusakan alat dengan mengurangi discharge rate yang semula kekuatan pompa

hingga 2500 kl/jam kemudian diturunkan menjadi 700-800 kl/jam sehingga tidak

ada penyusutan di tangki muatan sebagai akibat dari kerusakan Inert Gas system.

Katup vakum dari PV valve dan mast riser dibuka secara manual sehingga udara

dapat masuk dan mengganti volume cairan yang dipompa keluar. Selama

pembongkaran dilakukan dengan mengurangi discharge rate, chief engineer dan

masinis melakukan perbaikan pada IG scrubber yang mengalami kerurusakan

pada bagian demister. Setelah IG scrubber diperbaiki dan Inert Gas System dapat

dinyalakan kembali, pembongkaran berjalan seperti sebelumnya dengan

mengembalikan discherge rate awal dan menutup katup vakum pv valve dan mast

riser. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan International Safety Guide for Oil

Tankers and Teminals.

Kata kunci: kerusakan,Inert gas system, bongkar, minyak mentah

Page 13: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

xiii

ABSTRACT

Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis of Inert Gas System

failure during during crude oil discharging on MT. Bull Papua”,

Nautical department, program of diploma IV, Merchant Marine

Polytechnic Of semarang, Lecture I: Capt. Agus Hadi Purwantomo

M.Mar. and

Lecture II: Daryanto S.H., M.M.

On oil tankers, fire and explosion hazards, the likelihood of occurrence is

very large, for which international regulations require that tankers with a

deadweight of over 20,000 tons must be equipped with an Inert Gas System (IGS)

to prevent fires or explosions in cargo tanks. However, when carrying out the

discharge operation, an Inert Gas System was damaged which resulted in the

execution of the discharge operation carried out without using the tool. This of

course will cause delays in carrying out crude oil dismantling, the crew of the ship

is required to be able to overcome the problem so that the discharge operation will

continue to be carried out so that the ship is not off hire.

The research method used by the author is a qualitative method and uses

a type of observational descriptive research, while the data collection method used

is the method of interview, observation and literature study related to the use and

treatment of IGS.

From the results of this study, it can be seen how to overcome the

damage of the tool by reducing the discharge rate which was originally pump

strength up to 2500 kl/h then reduced to 700-800 kl/h so that there is no shrinkage

in the cargo tank as a result of damage to Inert Gas System. The vacuum valve

from the PV valve and mast riser is opened manually so that air can enter and

replace the volume of liquid pumped out. Overnight the discharge operation was

carried out by reducing the discharge rate, the chief engineer and machinists

carried out repairs to the IG scrubbers which were damaged in the demister

section. After IG scrubbers have been repaired and the IGS can be restarted, the

discharge operation runs as before by restoring the initial discharge rate and

closing the vacuum valve pv valve and mast riser and dismantling is carried out

according to the International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals.

keywords: failure,Inert gas system,discharging,crude oil

Page 14: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

MT. Bull Papua adalah salah satu kapal jenis crude oil tanker milik

perusahaan BULL (Buana Lintas Lautan) yang di charter oleh PT. Pertamina

yang difungsikan untuk mengangkut crude oil milik PT. Pertamina. MT. Bull

Papua memiliki DWT 106.122 ton dengan Panjang 240,99 meter dan lebar 42

meter. MT. Bull Papua memiliki pompa cargo berjenis sentrifugal dengan

kapasitas pompa masing-masing 2.500 m3/h.

Menurut Badan Diklat Perhubungan (2000:9) yang mengacu pada

Konvensi Internastional safety of life at sea (SOLAS) mensyaratkan bahwa

kapal tanker yang dibuat pada bulan Juni 1983 dengan bobot mati di atas

20.000 ton sudah harus dilengkapi dengan Inert Gas System, yang digunakan

untuk salah satu sistem pencegahan terjadinya kebakaran dan ledakan dalam

tangki muatan dengan cara menurunkan kadar oksigen maksimal 8 % dalam

setiap tanki-tanki muatan yang akan dimuati.

Pada saat melaksanakan praktek laut yaitu tanggal 10 November 2017

di Cilacap, saat nahkoda kapal sudah menandatangani Notice Of Readiness,

dan kapal sudah dalam keadaan sandar di jetty CIB #2 Cilacap, kapal

mengalami kerusakan inert Gas System saat melaksanakan bongkar minyak

mentah, sehingga kerusakan inert gas system tersebut berpengaruh pada

penurunan discharge rate yang menyebabkan keterlambatan kapal dalam

Page 15: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

2

melaksanakan pembongkaran minyak mentah.

Oleh karena itu untuk mengetahui dan menyadari besarnya pengaruh

pengunaan sistem dari Inert Gas di kapal dan berdasarkan pengalaman yang

pernah terjadi di kapal, maka penulis tertarik untuk mengambil judul

”Analisis kerusakan Inert Gas System pada saat bongkar minyak mentah

di MT. Bull Papua“

B. Perumusan masalah

Berdasarkan pengalaman yang didapat selama melaksanakan praktek

laut di kapal MT. Bull Papua serta dari latar belakang masalah tersebut diatas

Maka masalah yang akan diteliti dan dirumuskan sebagai berikut:

1. Hal-hal apakah yang menyebabkan terjadinya kerusakan inert gas system

di MT. Bull Papua?

2. Dampak-dampak apakah yang akan terjadi saat inert gas system

mengalami kerusakan?

3. Bagaimana cara mengatasi kerusakan inert gas system di MT. Bull Papua?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penulis dalam menyusun skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan inert gas system di

MT. Bull Papua.

2. Untuk mengetahui dampak-dampak bahaya-bahaya yang terjadi saat

pembongkaran minyak tanpa menggunakan inert gas system.

Page 16: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

3

3. Untuk mengetahui perawatan dan perbaikan alat-alat Inert Gas System

dengan baik.

D. Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan agar dapat memperluas serta

memperdalam pengetahuan tentang cara penanggulangan dan kesiapan dalam

melakukan perawatan dan pengoperasian Inert Gas System untuk menunjang

keselamatan kapal selama melaksanakan pembongkaran dan dapat

dimanfaatkan serta menjadi pertimbangan untuk acuan bagi pihak-pihak

sebagai bahan atau sumber informasi.

Adapun manfaat penelitian dari penyusunan skripsi ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai perbandingan antara teori dengan praktek nyata di lapangan

pada saat praktek laut.

b. Untuk dapat menerapkan teori yang diperoleh dan membandingkan

serta menambah pengetahuan bagi penulis tentang perawatan dan

pengoperasian Inert Gas System pada saat melaksanakan

pembongkaran minyak mentah dan dampak-dampak yang

mempengaruhi proses pembongkaran pada saat Inert Gas System

mengalami kerusakan di pelabuhan Cilacap.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan dan bahan kajian bagi pembaca untuk lebih

mingkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang perawatan dan

Page 17: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

4

pengoperasian Inert Gas System pada saat melaksanakan

pembongkaran minyak mentah dan dampak-dampak yang

mempengaruhi proses pembongkaran pada saat Inert Gas System

mengalami kerusakan di pelabuhan Cilacap.

b. Bagi perwira dan awak kapal, penulis berharap supaya perwira dan

awak kapal dapat mengaplikasikan hasil dari penelitian ini secara

efisien dalam dunia kerja.

c. Bagi civitas akademika Politekhnik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang,

hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

informasi bagi taruna-taruni serta sebagai tambahan referensi di

perpustakaan Poitekhnik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang.

d. Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarkat pelaut pada

umumnya dan dunia pendidikan khususnya.

E. Sistematika penulisan

Sistematika dalam penyusunan skripsi ini dapat dibagi dalam lima

Bab, dimana masing-masing bab saling berkaitan satu sama lain sehingga

tercapai tujuan dalam penulisan skripsi ini.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulis skripsi. Latar belakang berisi tentang alasan

pemilihan judul skripsi dan diuraikan pokok-pokok pikiran beserta

Page 18: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

5

data pendukung tentang pentingnya judul yang dipilih. Perumusan

masalah adalah uraian tentang masalah yang diteliti, dapat berupa

pernyataan dan pertanyaan. Tujuan penelitian berisi tujuan spesifik

yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian. Manfaat penelitian

berisi tentang uaraian tentang manfaat yang diperoleh dari hasil

penelitian dari pihak yang berkepentingan. Batasan masalah berisi

tentang batasan-batasan dari pembahasan masalah yang akan

diteliti. Sistematika penulisan berisi susunan atau urutan-urutan

skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini terdiri dari tinjauan pustaka dan kerangka pikir

penelitian. Tinjauan pustaka berisi teori atau pemikiran serta

konsep yang melandasi judul penelitian. Kerangka pikir penelitian

merupakan pemaparan penelitian kerangka berfikir atau tahap

pemikiran secara kronologis pemahaman teori dan konsep. Definisi

operasional adalah definisi tentang variabel atau istilah lain dalam

penelitian yang di pandang penting.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai jenis metode penelitian,

waktu dan tempat penelitian, sumber data, metode pengumpulan

data dan teknik analisis data.

Page 19: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

6

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini terdiri dari hasil analisa data penelitian dan

pembahasan masalah guna memberikan jalan keluar atas masalah

yang dihadapi dalam analisa pengaruh kerusakan inert gas system

terhadap kegiatan pembongkaran minyak mentah dan bagaimana

upaya untuk menyelesaikan masalah agar proses pembongkaran

dapat tetap dilaksanakan. Analisa data merupakan bagian inti dari

skripsi dan berisi pembahasan mengenai hasil-hasil penelitian yang

diperoleh.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Maka sebagai

bagian akhir penulisan skripsi ini akan ditarik kesimpulan dari

hasil analisa pembahasan masalah. Dalam bab ini, penulis juga

akan menyumbangkan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang terkait sesuai dengan fungsi penelitian sebagai

pemecahan suatu masalah.

Page 20: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan pustaka

1. Analisis

Menurut Wiradi (2009:20), analisis merupakan sebuah aktivitas yang

memuat kegiatan memilah, mengurai, membedakan sesuatu untuk

digolongkan dan dikelompokkan menurut kriteria tertentu lalu dicari dan

ditaksir makna dan kaitannya.

Analisa yaitu suatu usaha dalam mengamati secara detail pada suatu

hal atau benda dengan cara menguraikan komponen-komponen

pembentukknya atau menyusun komponen tersebut untuk dikaji lebih

lanjut. Kata analis atau analisis banyak digunakan dalam berbagai bidang

ilmu bahasa, alam dan ilmu sosial. Didalam semua kehidupan ini

sesungguhnya semua bisa dianalisa hanya saja cara dan metode analisanya

berbeda-beda pada tiap bagian kehidupan. Untuk mengkaji suatu

permasalahan, dikenal dengan suatu metode yang disebut dengan metode

ilmiah.

Kata analis atau analisis banyak digunakan dalam berbagai bidang

ilmu bahasa, alam, dan ilmu sosial. Didalam semua kehidupan ini

sesungguhnya semua bisa dianalisa hanya saja cara dan metode analisanya

berbeda pada tiap bagian kehidupan. Untuk mengkaji suatu permasalahan,

dikenal dengan suatu metode yang disebut dengan metode ilmiah.

Page 21: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

8

2. Kerusakan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kerusakan memiliki dua arti.

Kerusakan berasal dari kata dasar rusak. Kerusakan adalah sebuah

homonim karena arti-artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama

tetapi maknanya berbeda. Kerusakan memiliki arti dalam kelas nomina

atau kata benda sehingga kerusakan dapat menyatakan nama dari

seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan dan

adjektiva atau kata sifat sehingga kerusakan dapat mengubah kata benda

atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau membuatnya

menjadi lebih spesifik.

3. Inert Gas System

Komponen-komponen yang digunakan dalam IGS

Menurut Batti (1993 : 29-31) dalam perencanaan dan meletakkan alat-

alat komponen ini pertama-tama harus diperhatikan adalah hubungan

antara apa yang disebut dikapal tanker “Hazardous area” yakni daerah

yang berpotensi bahaya besar dan “Non hazadous area” yakni daerah yang

tidak berbahaya. Hazardous area adalah daerah muat pump room dan

tanki muatan sedang non hazardous adalah selebihnya. Jadi jangan sampai

alat-alat tersebut salah letaknya sehingga membahayakan, umpamanya

sebagai akibat dari kebocoran dan lain-lain. Komponen-komponen utama

yang dibutuhkan IGS adalah sebagai berikut :

a). Inert Gas Scrubber.

Fungsi utama dari Inert Gas Scrubber adalah sebagai berikut :

Page 22: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

9

1) Mengeluarkan kotoran-kotoran seperti abu dan endapan dan flue

gas untuk dijadikan Inert Gas.

2) Tempat mendinginkan flue gas tersebut sampai kurang lebih 50C

diatas suhu air laut.

3) Mengeluarkan gas SO2 dengan air laut dimana paling kurang 90 %

ini harus dikeluarkan.

Bentuknya seperti tabung segi empat dan dibuat dari “mild steel

plate” dan harus sanggup untuk memproduksi Inert Gas untuk

kebutuhan tanki muatan serta slop tanks. Bagian dalamnya biasa

dilapisi dengan anti karat seperti umpamanya dengan Highly Anti

Corrosive, TRP lining (3-ply epoxy and 2-ply glass fibre cloth). Ini

sangat penting untuk mencegah terjadinya korosi karena air laut dan gas

H2S03 tadi. Scrubber ini biasanya terdiri dari 3 (tiga) seksi tergantung

dari jenis desain yakni :

1). Bottom seal tank yang setiap saat dialiri dengan air laut yang

berfungsi sebagai sealing, pencuci dan pendingin dan flue gas.

2). Midle scabbing tower ,dimana dipasang semprotan air (nozzle) dari

atas dan biasanya juga diantaranya terpasang packing element

untuk mengatur mengalirnya air pencuci maupun gas, agar gas

tersebut dapat dibersihkan dengan baik.

3). Diatasnya dipasang top cover box sebagai penutup, biasanya

ditempat tersebut sekaligus dipasang penyaring tank disebut

Demister tapi juga biasanya Demister dipasang terpisah.

Page 23: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

10

Gas mulai didinginkan dan dibersihkan pada Bottom Seal Tank

kemudian pembersihan dan pendinginan dilanjutkan dengan semprotan

air pada Scrubbing Tower. Selanjutnya gas dialirkan melalui Top Cover

Box ke Demister. Air yang berlebihan dari Srubber ini bersama-sama

kotoran-kotoran tadi (abu, endapan, dll) dikeluarkan melalui pipa

pembuang ke laut. Air ini warnanya agak kotor, keruh karena tercampur

abu dan endapan-endapan tadi tapi sesuai penyelidikan tidak

menyebabkan polusi

Effluent tersebut setelah diselidiki temyata kadar PH dibawah 7.

Jadi masuk kelas acid yang cepat dinetralisir (disperse) dalam air dan

sesuai percobaan tidak sampai mengurangi kadar 02 dalam air. Jadi

tidak menimbulkan polusi. Scrubber ini harus direncanakan sedemikian

rupa supaya bisa memproduksi cukup Inert Gas untuk semua tanki

muatan dan slop tanks, disamping itu harus di disain sedemikian rupa

agar pada keadaan kapal 50 Trim, 150 List dan 300 Roil tidak

menggangu kerja dari Scrubber tersebut.

b). Inert Gas Blower

Fungsi utama Inert Gas Blower adalah gas yang sudah

dibersihkan tadi dihisap dari Scrubber melalui Demister kemudian

dialirkan ketanki-tanki dengan Blower tersebut. Jadi Blower berfungsi

sebagai pompa pengantar dari Inert Gas kedalam tanki-tanki muat atau

slop tanks.

Page 24: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

11

c). Deck Water Seal

Deck Water Seal berfungsi sebagai alat untuk mencegah jangan

sampai terjadi aliran balik dari gas Hydrocarbon dari tanki muatan

kedalam kamar mesin atau daerah-daerah yang seharusnya bebas gas

dimana alat-alat Inert Gas dipasang. Jadi Deck Water Seal ini dibuat

sedemikian rupa sehingga Inert Gas bisa mengalir dengan bebas ke

tanki tapi mencegah jangan terjadi back flow Hydrocarbon dari tanki

muat terutama jika pemakaian Inert Gas dihentikan sementara karena

suatu sebab atau kebutuhan operasi.

d). Deck Mecanical Non Return Valve

Fungsi utama adalah sebagai pencegah kebocoran gas

Hidrokarbon sebagai akibat dari back flow dari tanki muatan juga untuk

mencegah tekanan balik dari cargo dari tanki muatan yang akan masuk

dalam Inert Gas Pipe kalau terjadi tanki diisi terlalu penuh. Kedua

valves tersebut dipasang didepan Deck Water Seal. Isolating Valve

dipasang paling depan dimuka dari Non Return Valve. Maksudnya

supaya pipa utama dari Inert Gas diatas deck dipisahkan dari Non

Return Devices. Kedua valve ini harus tahan terhadap api dan karat

yang disebabkan oleh acid dari gas.

Sebagai penjagaan lebih lanjut guna menghindari arus balik dari

tanki muat dan untuk mencegah cairan yang masuk ke line induk gas

lembam jika tanki muat meluap, menurut peraturan SOLAS 1974

Amandemen 1981 Chapter 11-2 Peraturan 62.10.8 mensyaratkan

Page 25: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

12

sebuah katup searah mekanis atau yang setara yang dipasang didepan

Deck Water Seal dan secara otomatis harus bekerja setiap saat. Katup

ini harus dilengkapi dengan sebuah sarana positif untuk penutup atau

altematif lain. Sebuah katup Isolating Valve terpisah yang dipasang

didepan dari katup searah dengan demikian line induk deck gas lembam

dapat diisolasi dari alat-alat katup searah. Katup isolasi yang terpisah

mempunyai keuntungan yang mana memungkinkan pekerjaan

pemeliharaan dapat dilakukan pada katup searah. Material yang dipakai

untuk konstruksi peralatan searah haruslah tahan terhadap api dan tahan

terhadap serangan karat oleh asam yang terbentuk oleh gas. Altematif

lain, baja karbon ringan yang dilindungi dengan lapisan karet atau

dilapisi dengan “glass fibre epoxy resine” atau material lain yang setara

boleh digunakan. Perhatian khusus harus diberikan pada pipa inlet gas

pada segel air. Segel air deck harus dapat memberikan tahanan kepada

aliran balik tidak kurang dari tekanan yang ditetapkan pada alat

pengaman vakum/tekanan (PV breaker) pada sistim distribusi gas yang

hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga dapat mencegah aliran

balik gas dalam suatu kondisi operasi yang diperkirakan. Air yang ada

disegel deck hendaknya dipelihara dengan pengatur aliran air bersih

melalui reservoir segel deck. Gelas penglihat dan lobang pemeriksa

harus ada pada segel deck untuk memungkinkan pengamatan yang

memuaskan pada permukaan air selama operasi dan memberi

kemudahan pemeriksaan yang seksama. Gelas tersebut hendaknya

Page 26: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

13

diperkuat untuk menahan benturan. Suatu pembuangan air dari

peralatan searah hendaknya tergabung dengan segel air dan memenuhi

secara umum.

e). Mast Riser

Fungsi utama dari Mast Riser adalah tempat memasang Safety

Valve dan juga berfungsi sebagai pembuang gas terutama saat loading

dan gas freeing yang biasa disebut Inert Gas Vent Valve. Valve ini

harus dibuka kalau Inert Gas Plant tidak bekerja untuk mencegah

kemungkinan kebocoran gas yang disebabkan oleh tekanan yang

semakin tinggi dalam tanki melalui alat-alat non return device tadi.

Untuk Safety Valve digunakan Non Return Valve dan untuk pembuang

gas valve acupressure vacum valve digunakan globe vacum.

f). Pressure/Vakum Breaker (PV Breaker)

Tekanan didalam COT dan saluran utama Inert Gas berubah

sesuai dengan pembahan suhu udara sekelilingnya terhadap suhu air

laut dan juga perubahan tekanan uap minyak. Dalam hubungan inilah

PV Breaker disambungkan dengan saluran utama Inert Gas di geladak

sebagai pengamanan bilamana PV valves (katup-katup nafas) pada

suatu saat tidak bekerja normal melayani perubahan tekanan naik dan

turun secara menyolok. PV Breaker terdiri dari dua buah silinder luar

dan silinder dalam serta cairan penyekat yaitu cairan anti beku, diisi

sampai batas yang ditentukan. Juga terdapat suatu alat penahan api

(flame arrestor) dipasang pada bagian atas silinder dalam. By pass yang

Page 27: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

14

menghubungkan antara bagian atas juga dipasang pemisah kabut air

atau mist separator.

g). Control System

Fungsi utama adalah untuk mengontrol bekerjanya alat-alat Inert

Gas dengan baik dan normal juga untuk memberikan tanda alarm kalau

terjadi hal-hal yang tidak normal seperti :

1). Temperatur tinggi

2). Tekanan inert gas rendah

3). Aliran air laut ke scrubber atau deck water seal tekanannya terlalu

rendah, konsentrasi 02 dalam inert gas terlalu tinggi.

4) Aliran dalam scrubber permukaannya terialu tinggi

5) Blower kerjanya kurang baik.

4. Bongkar muat

Menurut Hasan Alwi (2002: 162) bongkar adalah mengangkat,

menurunkan muatan atau barang dari atas kapal ke pelabuhan dan

sebagainya. Sedangkan muat adalah mengeluarkan dan memasukan

muatan dari atau ke kapal dan sebagainya (2002: 23).

Dari definifi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa bongkarmuat

adalah suatu proses memindahkan muatan dari palka atau tanki muatan ke

dermaga. Pembongkaran di atas kapal harus dilakukan secara cepat dan

sistematis.

Page 28: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

15

5. Kapal

Pengertian kapal menurut Undang-Undang RI Nomor 17 tahun 2008

Tentang Pelayaran Bab 1 No. 36, kapal adalah kendaraan air dengan

bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga

angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis,

kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan yang

tidak berpindah-pindah.

Untuk mendistribusikan hasil pengeboran minyak dari bangunan lepas

pantai yang jaraknya ratusan mil dari daratan diperlukan sebuah alat

transportasi laut. Kapal tanker merupakan alat transportasi yang

dispesifikasikan untuk mengangkut muatan cair seperti minyak, tidak

hanya dari tempat pengboran menuju darat, namun tanker juga digunakan

untuk sarana angkut perdagangan minyak antar pelabuhan atau antar

negara. Kapal tanker memiliki karakteristik dan penanganan khusus yang

berbeda dengan lainnya. Jika tidak berhati-hati dalam pengoperasiannya

dapat menimbulkan pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak ke

laut.

Page 29: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

16

B. Kerangka pikir penelitian.

Analisis kerusakan Inert Gas System pada saat

bongkar minyak mentah di M. Bull Papua

Penyebab terjadinya kerusakan

IGS:

1. Kurangnya perawatan.

2. Usia kapal yang sudah tua.

3. Tidak adanya suku cadang.

Dampak-dampak yang akan terjadi

saat IGS mengalami kerusakan:

1. Berpotensi terjadi kebakaran

dan ledakan di tangki muat.

2. Terjadi keterlambatan dalam

pelaksanaan pembongkaran.

3. .terjadi kontaminasi muatan.

Cara mengatasi kerusakan IGS:

1. Menurunkan discharge rate.

2. Melaksanakan pembongkaran berdasarkan kapal

tanker dengan DWT kurang dari 20000 ton.

3. Melakukan perbaikan pada IG scrubber.

Pembongkaran dapat dilaksanakan

dengan aman

Page 30: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

17

C. Definisi operasional

i). Pengertian-pengertian istilah

Dalam penulisan skripsi ini, terdapat istilah-istilah pelayaran yang

digunakan untuk membantu dalam memberikan pengertian. Istilah-istilah

tersebut adalah :

1. DWT (Dead Weight Tonnage)

Adalah jumlah bobot yang dapat diangkut kapal sejak kapal

kosong hingga sarat maksimum yang diijinkan.

2. Dilution

Adalah suatu proses pemasukan inert gas dimasukkan dalam

tangki harus dengan kecepatan tinggi sehingga dapat mendesak keluar

gas hydrocarbon.

3. Displacement

Adalah suatu proses pemasukan inert gas dimasukkan dalam tangki

harus dengan cara vertical sehingga gas yang lebih berat dalam tangki

muat akan terdesak ke bawah dan kemudian secara teratur akan keluar

dari pipa, biasanya pada purging line.

4. Inert Gas Scrubber

Adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran

seperti jelaga dari flue gas untuk dijadikan inert gas dan juga sebagai

tempat pendingin flue gas tersebut.

Page 31: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

18

5. Demister Separator

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS)

yang digunakan untuk penyaring gas yang sudah dicuci.

6. Inert Gas Blower

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS)

yang digunakan untuk menghisap inert gas dari scrubber dan demister

dan menekan masuk ke dalam tangki muatan.

7. Deck Water Seal

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS)

yang digunakan untuk mencegah terjadinya aliran balik gas dalam

tangki muatan ke daerah kamar mesin.

8. Deck Mechanical Non Return Valve

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS) yang

digunakan untuk mencegah kebocoran gas sebagai akibat aliran balik

dari tangki muatan.

9. Mast Riser

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS)

yang digunakan untuk membuang gas pada saat kapal melakukan

pemuatan.

10. Pressure/Vacum Breaker (PV Breaker)

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS)

yang digunakan untuk membuang dan menghisap gas dari luar/dalam

tangki jika terjadi kelebihan atau kekurangan tekanan dalam tangki

Page 32: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

19

11. Control System

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS)

yang digunakan untuk mengontrol alat-alat inert gas telah bekerja

dengan baik dan jika terjadi kerusakan suatu alat akan menimbulkan

tanda alarm.

12. Oxygen Analyzer

Adalah suatu komponen utama dalam Inert Gas System (IGS)

yang digunakan untuk mengontrol kwalitas dari inert gas dalam

mempertahankan kadar oksigen.

13. Inert Gas (Gas Lembam)

Adalah gas atau campuran gas, yang tidak mengandung oksigen

untuk mendukung pembakaran hydrocarbon.

19. Inert Condition (Kondisi Lembam)

Adalah kandungan atmosfir dalam seluruh atmosfir tanki telah

dikurangi, dengan memasukkan gas lembam sampai dibawah 8%.

20. Inert Gas Plant (Peralatan Gas Lembam)

Adalah semua perlengkapan yang dipasang khusus untuk

menghasilkan gas lembam yang dingin, bersih dan bertekanan serta

alat yang mengontrol penyaluran kedalam sistim tanki muat.

21. Inerting (Pelembaman)

Adalah memasukkan gas lembam kedalam tanki muatan dengan

tujuan untuk mencapai kondisi lembam seperti didefinisikan dalam

Page 33: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

20

“kondisi lembam”.

22. Gas Freeing (Pembebasan Gas)

Adalah memasukkan udara segar kedalam tanki dengan tujuan

mengeluarkan gas-gas yang beracun, yang bisa terbakar dan gas

lembam serta meningkatkan kadar oksigen sampai 21% dari volume

tanki.

23. Purging

Adalah memasukkan gas lembam kedalam tanki yang sudah

berkondisi lembam dengan tujuan mengurangi kadar hydrocarbon yang

ada sampai dibawah suatu tingkat yang mana tidak akan mengandung

pembakaran jika nanti udara dimasukkan kedalam tanki.

24. Topping Up

Adalah memasukkan gas lembam kedalam tanki yang telah dalam

kondisi lembam dengan tujuan menaikkan tekanan guna mencegah

Page 34: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

52

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisa yang telah dilakukan penulis tentang pengaruh

kerusakan inert gas system terhadap proses pembongkaran minyak mentah di

kapal MT. Bull Papua, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya kerusakan inert gas system adalah

kurangnya perwatan yang dilakukan secara rutin menyebabkan terjadinya

kerusakan pada IG scrubber yang mengakibatkan kegagalan pengoperasian

pada alat tersebut. Selain itu, usia kapal yang sudah tua menyebabkan

penurunan kemampuan mesin-mesin tersebut untuk dapat bekerja secara

maksimal.

2. Dampak yang terjadi saat inert gas system mengalami kerusakan adalah

kapal mengalami keterlambatan dalam melaksanakan pembongkaran

minyak mentah di karenakan penurunan discharge rate sebagai akibat dari

tindakan keamanan untuk mencegah terjadinya pengempotan di dalam

tangki yang berpoteni menimbulkan kebakaran dan ledakan ababila

pembongkaran tetap dilakukan dengan discharge rate yang normal sesuai

dengan kapasitas maksimum pompa cargo.

3. Cara mengatasi kerusakan inert gas system di MT. Bull Papua adalah supaya

pembongkaran tetap dapat dilaksanakan tanpa menghentikan kegiatan

Page 35: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

53

pembongkaran, maka tindakan yang harus dilakukan adalah dengan cara

memperbaiki bagian dari alat inert gas yang mengalami kerusakan,

sementara itu pembongkaran dilakukan dengan slow rate dan membuka

vacum valve pv valve untuk mencegah pengempotan tangki yang berpotensi

menimbulkan kebakaran dan ledakan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kerusakan inert gas pada saat

pembongkaran minyak mentah dan upaya awak kapal dalam mengupayakan

agar pembongkaran dapat tetap dilaksanakan di kapal MT.Bull Papua, penulis

berupaya memberi saran yang mungkin sedikit membantu memecahkan

masalah tersebut:

1. Untuk menghindari kerusakan suatu alat, sebaiknya dilakukan perawatan

berkala yang sesuai dengan jadwal dan pengadaan suku cadang harus

tersedia minimal satu suku cadang untuk mengantisipasi apabila terjadi

kerusakan suatu alat.

2. Dalam pelaksanaan kegiatan bongkar muat sebaiknya memastikan semua

checklist yang ada dalam ship shore safety checklist sudah dilaksanakan

agar pembongkaran dapat dilakukan dengan lancar.

3. Perbaikan IG scrubber sebaiknya disertai dengan melakukan penggantian

bagian yang rusak dengan suku cadang yang beru, supaya kedepannya tidak

terjadi lagi kerusakan alat pada saat alat tersebut dibutuhkan untuk

kelancaran operasi kapal.

Page 36: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002, Balai Pustaka, Jakarta.

Badan diklat perhubungan. Inert Gas System, oil tanker training modul 3, 2000,

Badan diklat perhubungan, Jakarta

Batti, Pieter. Inert gas system dan crude oil washing, 1983, PT. Cagar Budaya

Teknik, Jakarta

Denzin & Lincoln, Penelitian Kualitatif dan Desain Penelitian Riset, 2013

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

ISGOTT. inert gas system the use of inert gas for the carriage of flammable oil

cargoes, 2017, Oil companies international marine forum, London

Istopo, Kapal dan Muatannya, 1999, Jakarta, koperasi karyawan BP3IP, Jakarta.

Lofland dan Lofland dikutip oleh Dr.Lexy J Moleong, Metode Penelitian

Kualitatif, 2006, Rosdakarya, Bandung.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan, 2008, Transmedia, Jakarta.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, 2004 dan 2005, Remaja

Rosdakary. Bandung.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, 2000, Rineka Cipta, Jakarta.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, 2003, Rineka Cipta, Jakarta.

Nasution, Metode penelitian naturalistik kualitatif, 2003, Tarsito, Bandung

Riduwan, Skala pengukuran variabel-variabel penelitian cetakan kedua, 2003,

Penerbit Alfabeta. Bandung

Wiradi, Gunawan. Analisis Sosial, 2009, Rineka Cipta, Jakarta.

Page 37: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 1

SHIP PARTICULAR

Page 38: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 2

CREW LIST

Page 39: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 3

IGS CONDITION CHECKLIST

Page 40: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 4

REPAIR REPORT

Page 41: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 42: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 5

SHIP SHORE SAFETY CHECKLIST

Page 43: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 44: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 45: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 46: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 47: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 48: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 49: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis
Page 50: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 6

INERTING DIAGRAM

Page 51: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 7

LEMBAR WAWANCARA

Responden 1

Nama : Capt. John Tato

Jabatan : Nahkoda

Kapal : MT. bull Papua

Tanggal Penelitian : 10 November 2017

Hasil wawancara sebagai berikut:

1. Apakah penyebab terjadinya kerusakan Inert gas system ?

Jawab :

Kurang tepat waktunya dalam pelaksanaan pemeriksaan dan

perawatan dapat mengakibatkan peralatan mengalami kerusakan sebelum

waktunya. Oleh karena itu perlu disusun kegiatan perencanaan

pemeliharaan untuk menentukan kegiatan alternatif yang dapat

dilaksanakan sesuai dengan kondisi peralatan yang dimiliki. Berdasarkan

peralatan yang tersedia tersebut, maka perlu disusun suatu kegiatan yang

terinci dan terjadwal sehingga kegiatan perawatan dapat dilaksanakan tepat

waktu.

2. Apakah dampak yang nyata jika dalam pembongkaran tidak menggunakan

Inert gas system?

Jawab :

Dampaknya jelas, apa lagi pada saat kapal sedang bongkar muatan, pasti

kapal akan mengalami penundaan karena disetiap pelabuhan ada batas

Page 52: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

waktu yang ditetapkan oleh pencharter yaitu Pertamina. Seperti di

pelabuhan ini yang mempunyai batas waktu yaitu 36 jam, selebihnya dari

waktu tersebut dihitung off hire.

3. Bagaimana tindakan yang dilakukan agar pembongkaran tetap dapat

dilaksanakan?

Jawab:

Perbaikan adalah satu-satunya langkah yang harus diambil agar alat

tersebut dapat berfungsi kembali dan dapat digunakan sebagaimana

mestinya untuk menunjang kegiatan pembongkaran minyak mentah di

MT. Bull Papua, hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang besar

bagi seorang masinis di kapal, namun tugas kita sebagai orang deck harus

bisa mengupayakan agar pembongkaran dapat tetap dilaksanakan dengan

tetap mengedepankan aspek keselamatan.

Page 53: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

Responden 2

Nama : Ende Nurjaman

Jabatan : Chief Officer

Kapal : MT. Bull Papua

Tanggal Penelitian : 10 November 2017

Hasil wawancara sebagai berikut:

1. Apakah penyebab terjadinya kerusakan Inert Gas System?

Jawab :

Kurangnya perawatan dan usia kapal yang sudah cukup tua

mengakibatkan peralatan dan mesin-mesin mudah mengalami kerusakan.

Dan kerusakan akan mengakibatkan hal yang fatal apabila tidak segera

ditangani. Ketersediaan suku cadang yang bagus juga mempengaruhi

penyebab terjadinya kerusakan suatu alat, karena suku cadang yang bagus

akan lebih awet dan tidak mudah mengalami kerusakan.

2. Apakah dampak yang nyata jika dalam pembongkaran tidak menggunakan

Inert Gas System?

Jawab:

Apabila penyaring mengalami kerusakan, maka tentunya akan

berpengaruh pada pasokan gas lembam, gas lembam yang tidak di saring

warnanya sangat hitam dan masih terdapat endapan-endapan yang kotor

sehingga apabila masuk ke tangki muatan tentunya warnanya akan

mencemari muatan terutama pada muatan oil product yang warnanya sangat

Page 54: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

jernih, walaupun pada minyak mentah warnanya hitam, namun untuk lebih

aman lebih baik proses inerting dihentikan sementara.

3. Bagaimana tindakan yang dilakukan agar pembongkaran tetap

dilaksanakan?

Jawab:

Tindakan yang harus dilakukan agar pembongkaran dapat tetap

dilaksanakan adalah dengan mengurangi discharge rate, karena apabila

dengan menggunakan rate semula akan sangat berbahaya bagi tangki

muatan yang bisa mengalami penyusutan sebagai akibat dari berkurangnya

volume cairan didalam tangki, untuk itu perlu dilakukan pengurangan

discharge rate agar mampu mengimbangi keluarnya volume cairan yang

keluar bisa diganti dengan volume udara yang masuk melalui pv valve dan

apabila pv valve masih tidak mampu mengimbangi, maka perlu dibantu

dengan membuka mast riser.

Page 55: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

LAMPIRAN 8

GAMBAR-GAMBAR

Gambar 1: MT. Bull Papua.

Gambar 2: Buzzer alarm IGS pada Panel IGS berbunyi.

Page 56: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

Gambar 3: Pressure manifold 0 bar.

Gambar 4: proses membuka vacum valve PV valve secara manual.

Page 57: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

Gambar 5: Proses penggantian demister yang rusak pada IG scrubber.

Page 58: ANALISIS KERUSAKAN INERT GAS SYSTEM - PIP SEMARANGrepository.pip-semarang.ac.id/1738/2/51145123N_Open_Access..pdf · xii ABSTRAKSI Khafidz Choirul Anam, 2019, NIT: 51145123.N, “Analisis

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama Lengkap : Khafidz Choirul Anam

2. Tempat / Tanggal Lahir : Demak, 26 April 1995

3. NIT : 51145123. N

4. Alamat Asal : Dk. Tegalsari

Ds. Rejosari RT 02 RW 07

Kec. Karang Tengah

Kab. Demak

5. Agama : Islam

6. Jenis kelamin : Laki-laki

7. Golongan darah : B+

8. Nama Orang Tua

a. Ayah : Supardi

b. Ibu : Kusmiyati

9. c. Alamat : Dkh. Tegalsari Ds. Rejosari RT 02 RW 07 Kec.

Krang Tengah Kab. Demak

10. Riwayat Pendidikan

a. SD : SDN Rejosari 1, Tahun 2007

b. SMP : MTs NU Demak, Tahun 2010

c. SMA : SMA N 1 Demak, Tahun 2013

d. Perguruan Tinggi : PIP Semarang, Tahun 2014 - 2018

11. Pengalaman Pratek Laut

a. Perusahaan Pelayaran : PT. Buana Lintas Lautan

b. Nama Kapal : MT. Bull Papua

c. Masa Layar : 07 Januari 2017 – 13 Januari 2018