ANALISIS KENDALA ANGGARAN PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK …
Transcript of ANALISIS KENDALA ANGGARAN PADA PROSES PRODUKSI DI PABRIK …
i
ANALISIS KENDALA ANGGARAN PADA PROSES
PRODUKSI DI PABRIK GULA CAMMING
KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
HUZAIMAH
NIM. 160103082
Pembimbing:
1. Muhammad Ikbal, S Pd, M.Pd
2. Adry Ismawan Putra, S. Kom, MH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH (EKOS)
FAKULTAS EKONOMI SYARIAH DAN HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)
MUHAMMADIYAH SINJAI
2020
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Huzaimah
NIM : 160103082
Program Studi : Ekonomi Syariah (EKOS)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan plagiasi atau duplikasi dari tulisan/karya
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.
2. Seluruh bagian dari skripsi ini adalah karya saya sendiri
selain kutipan yang ditunjukkan sumbernya. Segala
kekeliruan yang ada di dalamnya adalah tanggung
jawab saya.
Demikian pernyataan ini dibuat sebagamana
mestinya. Bilamana dikemudian hari ternyata pernyataan ini
tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi atau
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku
Sinjai, Agustus 2020
Yang membuat pernyataan,
HUZAIMAH
NIM. 160103082
iii
iv
ABSTRAK
Huzaimah: Analisis Kendala Anggaran Pada Proses Produksi
Di Pabrik Gula Camming Kecamatan Libureng Kabupaten
Bone. Skripsi, Sinjai: Program Studi Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi Syariah Dan Hukum Islam, IAI
Muhammadiyah Sinjai, 2020. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Analisis
Kendala Anggaran Pada Proses Produksi Di Pabrik Gula
Camming Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan survey, dengan populasi laporan
penganggaran di PG. Camming Kec. Libureng Kab. Bone dan
adapun yang menjadi sampel penelitian ini yaitu buku laporan
kas penganggaran dalam satu tahun terakhir (2018) yang berisi
penerimaan dan pengeluaran kas dalam sebuah perusahaan.
Data yang diambil dengan menggunakan wawancara terstruktur
dan dokumentasi. Sedangkan teknik pengolahan data
menggunakan rumus analisis kendala anggaran dengan
bantuan aplikasi SPSS 24.
Penelitian ini menunjukkan bahwa: Ada Analisis
Kendala Anggaran Pada Proses Produksi Di Pabrik Gula
Camming Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Yaitu sebesar
125.867.249,49 Kg. Sedangkan dari hasil analisis
menggunakan SPSS 24 dapat dikatakan bahwa data hasil
realisasi anggaran adalah berdistribusi normal. Hal ini
diperoleh dari nilai Shapiro-Wilk 0,384 > 0,05. Dan pada tabel
One Sample Test uji signifikan yang diketahui Sig (2 tailed) =
0,018 < 0,05 dan uji One Sample Test diketahui thitung 2,767 >
ttable 2,201.
Kata kunci : Analisis Kendala Anggaran, Produksi Pabrik
Gula.
v
ABSTRACT
Huzaimah: The Analysis of Budget Constraint on Production
Process at Camming Sugar Factory, Libureng District, Bone
Regency. Thesis, Sinjai: Sharia Economics Study Program,
Faculty of Sharia Economics and Islamic Law, IAI
Muhammadiyah Sinjai, 2020.
This study aims to prove the Budget Constraint Analysis
on the Production Process at the Camming Sugar Factory,
Libureng District, Bone Regency.
This research is a quantitative study using a survey
approach, with a population of Camming sugar factory
budgeting reports in Libureng District, Bone Regency. The
sample of this study is the budgeting cash report book in the
last year (2018) which contains cash receipts and payments in a
company. The data were collected using structured interviews
and documentation. While the data processing technique uses
the budget constraint analysis formula with the help of the
SPSS 24 application.
This research shows that there is an analysis of budget
constraints on the production process at the Camming Sugar
Factory, Libureng District, Bone Regency. That is
125,867,249.49 Kg. Meanwhile, from the results of the analysis
using SPSS 24, it can be said that the data from the realization
of the budget is normally distributed. This is obtained from the
Shapiro-Wilk value 0.384> 0.05. And in the One Sample Test
table, the significant test is known Sig (2 tailed) = 0.018 <0.05
and the One Sample Test test shows that tcount 2.767 > ttable
2.201.
Keywords: Budget Constraints Analysis, Sugar Factory
Production
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayahnya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Kendala Anggaran Pada Proses Produksi Di Pabrik Gula
Camming Kecamatan Libureng Kabupaten Bone”.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak, yang
telah memberikan bantuan berupa arahan dan dorongan selama
penulis studi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih dan penghargaan kepada:
1. kedua Orang Tua tercinta yang telah mendidik dan
membesarkan;
2. Dr. Firdaus, M.Ag. Selaku Rektor Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai.
3. Dr. Ismail, M.Pd. Selaku Wakil Rektor I Institut Agama
Islam Muhammadiyah Sinjai.
4. Dr. Hardianto Rahman, M, Pd Selaku Wakil Rektor II
Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai.
5. Dr. Muh. Anis, M.Selaku Wakil Rektor III, Institud Agama
Islam Muhammadiyah Sinjai.
vii
6. Rahmatullah, S. Sos. I., M.A, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Hukum Islam Institut Agama Islam (IAI)
Muhammadiyah Sinjai.
7. Muhammad Ikbal, S.Pd.,M.Pd. Selaku Ketua Program Studi
Ekonomi Syariah Institut Aagama Islam Muhammadiyah
Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai. Sekaligus Selaku
Pembimbing I yang telah membantu, mengarahkan, serta
membimbing penulis sampai skripsi ini selesai.
8, A. Adry Ismawan Putra, S. Kom, MH. Selaku Pembimbing
II yang telah membantu, mengarahkan, serta membimbing
penulis sampai skripsi ini selesai.
9. Dosen yang telah membimbing dan mengajar selama studi
di Institut Agama Islam Muhammadiyah Sinjai.
10. Seluruh Pegawai dan Jajaran IAI Muhammadiyah Sinjai
yang telah membantu kelancaran Akademik.
10. Kepala dan Staf Perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai.
11. Teman-teman mahasiswa IAI Muhammadiyah Sinjai dan
berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu, yang
telah memberikan dukungan moral sehingga penulis selesai
studi.
viii
Teriring doa semoga amal kebaikan dari berbagai
pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
Swt., dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Aamiin.
Sinjai, 24 Agustus 2020
Huzaimah
NIM. 160103082
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN.............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................. iii
ABSTRAK ............................................................................ iv
ABSTRACT .......................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................... 8
A. Kajian Teori ......................................................... 8
1. Tinjauan Tentang Produksi .......................... 8
a. Teori Tentang Produksi .............................. 8
b. Fungsi Produksi.......................................... 13
c. Faktor-Faktor Produksi .............................. 16
x
2. Tinjauan Tentang Perencanaa Anggaran.... 17
a. Tujuan Anggaran ........................................ 21
b. Manfaat Anggaran ...................................... 22
c. Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran ...... 22
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi .......... 25
e. Fungsi Anggaraan ...................................... 26
f. Karakteristik Anggaran ............................... 28
h. Jenis-Jenis Anggaran.................................. 28
3. Tinjauan Tentang Budget Line ..................... 30
a. Karakteristik Budget Line .......................... 32
b. Ciri-Ciri Anggaran ..................................... 33
B. Hasil Penelitian Relevan ..................................... 34
C. Hipotesis ............................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ..................................... 37
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................ 37
B. Definisi Variabel ................................................... 38
C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................... 40
D. Populasi dan Sampel ............................................. 40
E. Tekhnik Pengumpulan Data .................................. 41
F. Instrumen Penelitian .............................................. 42
G. Tekhnik Analisis Data ........................................... 42
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................... 44
A. Gambaran Umum Pabrik Gula Camming ............ 44
1. Sejarah Singkat Pabrik Gula Camming ................. 44
2. Visi dan Misi Pabrik Gula Camming ..................... 48
3. Struktur Organisasi ................................................ 49
B. Hasil dan Pembahasan Penelitian ........................... 50
1. Hasil Penelitian ...................................................... 50
2. Pembahasan ............................................................ 53
BAB V PENUTUP ................................................................ 58
A. Kesimpulan ................................................................. 58
B. Saran ........................................................................... 58
DAFTRA PUSTAKA ........................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Relevan ....................................... 34
Tabel 4.1 Fasilitas Sosial Pabrik Gula Camming ................. 47
Tabel 4.2 Data Biaya Produksi ............................................. 50
Tabel 4.3 Data Penjualan ...................................................... 51
Tabel 4.4 Data Produksi ........................................................ 52
Tabel 4.5 Tests of Normality ................................................ 57
Tabel 4.6 One-Sample Test ................................................... 57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PG. Camming .................... 49
Gambar 4.2 Grafik Biaya Produksi ....................................... 51
Gambar 4.3 Grafik Penjualan ................................................ 52
Gambar 4.4 Grafik Produksi ................................................. 53
Gambar 4.5 Grafik Kendala .................................................. 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri gula tebu merupakan salah satu pilar dan
penggerak ekonomi Nasional. Perkembangan dalam
beberapa periode menunjukkan trend yang fluktualif.
Kebutuhan gula Nasional Indonesia di tahun 2004 adalah
sebesar 3,2 juta ton per tahun sementara produksi dalam
negeri sekitar 2 juta ton. Hal ini merupakan suatu
kemunduran bagi bangsa indonesia karena pada tahun 1975-
1995, produksi gula Nasional Indonesia bisa mencapai
sekitar 2,5 juta ton. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa
jumlah produksi gula harus ditingkatkan kembali dengan
memperbaiki faktor-faktor yang terkait dalam produksi gula.
Industri gula berbasis tebu memerlukan area
penanaman tebu yang cukup luas. Di Indonesia, sesuai
dengan karakteristik sumber daya lahan dan persyaratan
tumbuh tebu yang spesifik, area pertanian yang dapat
dikelola untuk perkebunan tebu pada skala cukup luas
dengan aksesibilitas yang memadai menjadi sangat terbatas.
Meskipun demikian, selaras dengan upaya pemerataan
pembangunan nasional, pengembangan industri gula baru
2
lebih disarankan untuk ekspansi di luar Jawa, khususnya
Indonesia bagian timur.1
Dalam proses industri terdapat biaya produksi.
Dimana biaya produksi merupakan akumulasi dari semua
biaya-biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi dengan
tujuan untuk menghasilkan suatu produk atau barang. Biaya-
biaya ini meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
biaya operasional barang/pabrik, dan lain sebagainya. Biaya
produksi ini harus diakumulasi secara cermat kemudian
dihitung dan dibandingkan dengan laba kotor perusahaan.
Selisih pendapatan dikurangi dengan biaya produksi akan
menjadi laba bersih perusahaan atau total keuntungan yang
diperoleh. Biaya produksi ini diperlukan untuk mendukung
proses pengelolahan bahan baku menjadi produk jadi yang
siap dipasarkan kepada konsumen.2
Investasi pada sektor gula sudah dimulai sejak
2014, bahkan sekarang sudah ada 10 pabrik gula tambahan
dan tujuh diantaranya sudah mulai beroperasi. Pemerintah
akan memenuhi kebutuhan komsumsi nasional gula
1 Imhov Kumala Sriwana, Pemodelan Sistem Untuk Peningkatan
Produksi Gula Tebu (studi kasus di PT PG Rajawali II unit PG Subang),
Tesis, (Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2006), h. 4.
2 http://ciputrauceo.net/blog/2015/9/21/Biaya Produksi dan Cara
Menghitung Biaya Produksi.
3
setidaknya perlu pasokan sebanyak 2,8 juta ton per tahun.
Saat ini, kemampuan produksi gula dalam negeri baru 2,5
juta ton per tahun dan 300 ribu ton sisanya masih diimpor.
Jika 10 pabrik gula itu beroperasi, maka total kapasitas
produksi minimal mencapai 100.000 ton cane per day
(TCD), dengan target tambahan areal tebu inti sebesar
94.100 hektare dan plasma sluas 103.900 hektare, serta
potensi produktivitas tebu rata-rata sebesar 92,5 ton per
hectare dan potensi produktivitas gula sebesar 8,14 ton per
hectare dengan rata-rata tingkat rendemen untuk 10 pabrik
gula tersebut berkisar 8,7%.
Salah satu Pabrik gula yang terletak di Kabupaten
Bone, Sulawesi Selatan adalah Pabrik Gula Camming yang
dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XIV (PERSERO).
PT Perkebunan Nusantara ini merupakan salah satu pabrik
yang beroperasi di Desa Pitumpidange Kecamatan Libureng,
dimana perusahaan ini bergerak dibidangi industri pabrik
gula pasir yang aktivitasnya produksi dan penjualan. Luas
lahan tebu yang dikelola pabrik ini mencapai 10.500 hektare
yang bekerjama dengan PG Arasoe dan PG Takalar. Dari
total luas lahan 10.500 hektare ketiga pabrik tersebut mampu
memproduksi gula 35.120 ton pada tahun 2015 atau
meningkat 27,4 persen dibanding dengan produksi tahun
4
2014 yang sebesar 27.552 ton. Pabrik Gula Camming
memiliki kapasitas giling sebesar 3.000 TTH.
Faktor utama kelancaran proses produksi gula
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku utamanya
yaitu tanaman tebu. Oleh karena itu bahan baku harus
tersedia saat proses produksi sesuai dengan kapasitas giling
pabrik proses produksi gula. Dan produksi gula yang kurang
optimal menyebabkan pemenuhan kebutuhan gula nasional
belum dapat tercukupi sehingga impor gula masih terus
dilakukan.
Didalam mencapai hasil yang optimal, perusahaan
memerlukan suatu alat perencanaan yaitu anggaran.
Anggaran berperan penting sebagai alat perencanaan pada
proses produksi. Apabila anggaran yang dibuat tidak dapat
memenuhi fungsi anggaran yang seharusnya, maka anggaran
itu sendiri tidak
dapat berfungsi sebagai alat untuk perencanaan. Perencanaa
n produksi meliputi penentuan produk apa dan berapa yang a
kan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam
satu priode yang akan datang. Hal yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan perencanaan produksi adalah adanya
optimasi produksi sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya
yang paling rendah untuk pelaksanaan proses produksi
5
tersebut. Perencanaan produksi tergantung dari rencana
anggaran suatu perusahaan.3
Hasil dari perencanaan produksi adalah sebuah
rencana produksi yang merupakan faktor penting bagi
keberlangsungan suatu perusahaan. Tanpa adanya rencana
produksi yang baik, maka tujuan perusahaan tidak akan
dapat dicapai dengan efektif dan efisien, sehingga faktor-
faktor produksi yang ada akan digunakan dengan boros.
Perusahaan PG. Camming merupakan perusahaan
yang berorientasi pada laba untuk membiayai kebutuhan
intern. Untuk itu diperlukan anggaran yang dapat
dilaksanakan secara efesien oleh unit-unit yang ada secara
terkoordinasi. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut
diatas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Kendala Anggaran Pada Proses
Produksi Di Pabrik Gula Camming Kec.Libureng
Kab.Bone”.
3 Alfa Rositasari, Analisis Anggaran pada PT.Perkebunan
Nusantara IX (PERSERO) PG.mojo Sragen (Surakarta, 2008), h. 1
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penguji
mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana analisis kendala anggaran pada proses
produksi di pabrik Gula Camming Kec.Libureng
Kab.Bone?
C. Tujuan Penelitian
Dari permasalahan yang diidentifikasi di atas, maka
tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui analisis kendala anggaran pada
proses produksi di Pabrik Gula Camming Kec.Libureng
Kab.Bone.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat teoritis sebagai pengembangan pengetahuan
tentang kendala anggaran pada proses produksi pada
perusahaan serta sebagai bahan referensi untuk
menambah wawasan dalam rangka menginformasikan
hasil penelitian.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan serta menerapkan teori
yang telah diperoleh penulis selama masa
perkuliahan dengan praktik yang sesungguhnya
khususnya mengenai anggaran dan produksi.
b. Bagi Perusahaan
penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan informasi dan sebagai bahan masukan
dalam menerapkan anggaran pada proses produksi
sehinggga dapat dijadikan sebagai alat pengendalian
produksi.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Tinjauan Tentang Produksi
a. Teori tentang produksi
Keuntungan dan kerugian suatu organisasi
perusahaan dapat dilihat dari hasil perbandingan hasil
penjualan produksi dengan biaya yang dikeluarkan
dalam proses produksi, apabila penjualan lebih kecil
dari biaya produksi maka perusahaan dikatakan untung
(laba), sebaliknya apabila hasil penjualan lebih kecil
dari biaya produksi maka tersebut dianggap
mengalami kerugian.
Perusahaan dalam kegiatan produksi organisasi
perusahaan memerlukan faktor-faktor produksi untuk
memaksimumkan keuntungannya. Dengan demikian
masalah masalah poko yang harus dianalisis oleh
perusahaan atau produsen adalah bagaimana cara
mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang
9
digunakan untuk memperoleh keuntungan
maksimum.4
Teori produksi adalah teori yang menerangkan
sifat hubungan antara tingkat produksi yang akan
dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi yang
digunakan. Konsep utama yang dikenal dalam teori ini
adalah memproduksi output semaksimal mungkin
dengan input tertentu, serta memproduksi sejumlah
output tertentu dengan biaya produksi seminimal
mungkin. Produksi dapat dibagi menjadi lima kategori
1) Bidang agraris
Adalah setiap usaha dengan mengelola alam
agar memperoleh hasil yang dibutuhkan. Contoh :
pertanian, perkebunan.
2) Bidang industri
Adalah setiap usaha yang dilakukaan dengan
cara mengelolah bahan mentah sampai barang jadi.
Contoh : industri tekstil, industri makanan.
3) Bidang perdagangan
Adalah setiap usaha yang dilakukan dengan
cara membeli dan menjual kembali tanpa merubah
4 Zaenal abidin, Muhaemin, Pengantar Ekonomi Mikro, (Cet, 1:
Sinjai Sulawesi Selatan: CV. Latinulu, 2019), h.130.
10
bentuk barang yang dijual tersebut. Contoh :
industri ritel.
4) Bidang jasa
Adalah usaha yang dilakukan dengan cara
memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat.
Contoh : asuransi, perbankan, pengangkutan.5
Yang dimaksud dengan produksi atau
memproduksi adalah suatu usaha atau kegiatan untuk
menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang.
Kegunaan suatu barang akan bertambah bila
memberikan manfaat baru atau lebih dari bentuk
semula. Untuk memproduksi dibutuhkan faktor-faktor
produksi yaitu alat atau sarana untuk melakukan
proses produksi. Sebagaimana yang telah di pelajari
bahwa faktor-faktor produksi yang dimaksud dalam
ilmu ekonomi adalah Manusia (tenaga kerja = TK),
Modal (uang atau alat modal seperti mesin = M), SDA
(tanah = T) dan skil (teknologi =T). Produksi adalah
suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output.
Kegiatan tersebut dalam ekonomi bisa dinyatakan
5 Agnetesia putri, Teori Produksi,
http://www.studiobelajar.com/teori-produksi/ Di akses pada tanggal 2 mei
2020. Pukul 12:49.
11
dalam fungsi produksi. Fungsi produksi menunjukkan
jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari
pemakaian sejumlah input dengan menggunakan
teknologi tertentu.6
Produksi adalah suatu kegiatan untuk
menciptakan/menghasilkan dan menambah nilai guna
suatu barang atau jasa. Orang atau barang yang
melakukan kegiatan produksi dikenal dengan sebutan
produsen, sedangkaan barang atau jasa yang dihasilkan
dari melakukan kegiatan produksi disebut dengan
produk. Istilah produksi berasal dari bahasa inggris to
produce yang berarti menghasilkan. Sedangkan dalam
arti ekonomi, produksi adalah sebagai kegiatan
mengenai penciptaan dan penambahan atau utilitas
terhadap suatu barang dan jasa.
Setiap produksi mempunyai komponen penting
yang diperlukan dalam sistem produksi yaitu input,
proses produksi output. Input merupakan suatau
keperluan dari produksi atau komoditi yang
melingkupi kemampuan manajerial, jiwa
kewirausahaan, dan keberanian dalam mengambil
6 Tedy Herlambang Dkk, Ekonomi Mikro, (Cet, IV; Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2007), h. 202.
12
resiko, bahan-bahan baku, berbagai macam bentuk
keterampilan atau labor, mesin-mesin, capital,
bangunan, pabrik dan peralatan dan sebagainya.
Produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang
dapat dihasilkan dari penggunaan beberapa input
dengan memakai teknologi tertentu.7
Produksi berkaitan dengan cara bagaimana
sumber daya (masukan) dipergunakan untuk
menghasilkan produk-produk perusahaan (keluaran).
Konsep produksi cukup luas dan mengarahkan baik
perbuatan barang fisik maupun penyediaan jasa.
Analisis produksi berfokus pada penggunaan masukan
yang efesien untuk menciptakan keluaran. Produksi
meneliti karakteristik teknik dan ekonomis yang
dipergunakan untuk memberikan barang dan jasa,
dengan saran menetapkan cara yang optimal untuk
menggabungkan masukan untuk meminimalkan biaya.
Dua konsep mengenai kegiatan produksi antara lain:
1) Kegiatan menghasilkan barang dan jasa adalah
menghasilkan barang dan jasa yang belum ada
7 Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi Teori Pengantar, (Cet, 31;
Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h.195.
13
sehingga bertambah jumlah atau memperbesar
ukurannya. Contohnya usaha pertanian,
peternakan, dan perikanan.
2) Kegiatan menambah nilai guna barang dan jasa
adalah kegiatan yang menambah nilai guna suatu
barang dan jasa sehingga barang dan jasa menjadi
lebih tinggi. Contohnya tempe yang dibuat dari
kedelai, kripik yang dibuat dari singkong, dan
pakaian yang dibuat dari kain.
b. Fungsi Produksi
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di
antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi
yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula
dengan istilahb input dan jumlah produksi selalu juga
disebut sebagai output..8
Fungsi produksi, hubungan antara faktor-faktor
produksi dan tingkatan produksi yang diciptakannya.
Tujuan kegiatan produksi adalah memaksimalkan
jumlah output dengan sejumlah input tertentu.
Menurut nicholson, fungsi produksi adalah suatu
fungsi yang menunjukkan hubungan matematik antara
8 Ibid. h.145
14
input yang digunakan untuk menghasilkan suatu
tingkat output tertentu.
Fungsi produksi terdiri dari fungsi produksi
jangka pendek dan fungsi produksi jangka panjang.
Fungsi produksi jangka pendek menjelaskan proses
produksi yang menggunakan input tetap dan variabel.
Artinyadalam sebuah fungsi produksi terdapat satu
atau lebih input yang bersifat tetap maka fungsi ini
dinamakan fungsi produksi jangka pendek. Dengan
demikian istilah jangka pendek tidak terkait dengan
durasi proses produksi melainkan terkait dengan
penggunaan input tetap (fixed input) selama proses
produksi berlangsung. Untuk meningkatkan output
dalam situasi ini, perusahaan hanya perlu menambah
faktor produksi yang bersifat variabel.
Sedangkan fungsi produksi jangka panjang
menjelaskan ketika perusahaan terus berkembang,
pengusahanya akan berfikir bahwa memiliki kapital
yang tetap tidak memadai lagi untuk produksi yang
berkelanjutan. Mesin produksi perlu ditambah lagi
agar tambahan tenaga kerja dapat memberi
produktivitas yang maksimal. Jadi, dalam jangka
panjang pola produksi menggunakan sejumlah input
15
yang semuanya bersifat variabel (variabel inputs)
tidak lagi tetap. Dalam hal ini, pengusaha dapat
menjadwal kombinasi tenaga kerja dan mesin yang
fleksibel untuk produksi output pada tingkat hasil yang
sama.9
Menurut Ari Sudarman, fungsi produksi adalah
persamaan matematis yang mengilustrasikan besaran
output maksimum yang dihasilkan dari suatu faktor
produksi tertentu. Menurut Miller Dan Meiners fungsi
produksi adalah hubungan antara output fisik dan
input-input fisik. Menurut Sadono Sukirno, fungsi
produksi adalah kaitan diantara faktor produksi dan
tingkat produksi yang diciptakan. Faktor-faktor
produksi dikenal sebagai input dan jumlah produksi
sebagai output, sedangkan menurut Mubyarto, fungsi
produksi adalah suatu fungsi yang memperlihatkan
ikatan antara hasil produksi fisik (output) dengan
fakltor-faktor produksi (input).10
9 Arif Hoetoro, Ekonomi Mikro Islam Pendekatan Integratif, (Cet:
1: Malang: UB Press,2016),h.170-177. 10
Fihra, Analisis Produksi Komoditi Kunyit (curcuma)
Dikecematan Sinjai Selatan (studi kasus Desa Palangka), Skripsi, (Sinjai:
IAI Muhammadiyah Sinjai, 2018), h.13-18.
16
c. Faktor-Faktor Produksi
Dalam perekonomian faktor-faktor produksi
dapat dalam dibedakan kepada empat jenis, yaitu :
1) Tanah dan kekayaan alam, merupakan unsur
pokok yang digunakan untuk menghasilkan
barang. Tanah mempunyai dua fungsi yang
penting dalam kegiatan memproduksi.
2) Modal dan barang modal, yaitu benda-benda yang
digunakan untuk memproses dan
memproduksikan berbagai jenis barang. Jenis
penggiling padi, berbagai jenis peralatan untuk
menghasilkan tekstil dan pakaian, dan alat-alat
berat yang digunakan untuk membuat jalan dan
bangunan digolongan berbagai barang modal.
Sedangkan modal diartikan pula sebagai dana
yang digunakan untuk melakukan investasi di
sektor keuangan seperti pembeli saham dan
obligasi.
3) Tenaga kerja dan sumber daya manusia, pada
masa lalu faktor produksi ini dinyatakan sebagai
tenaga kerja, akan tetapi dalam beberapa dekade
belakangan ini istilah sumber daya manusia
17
selalu dikaitkan dan disamakan artinya dengan
tenaga kerja sebagai faktor produksi.
4) Kewirausahaan, kemampuan seorang pengusaha
dalam mendirikan, menjalankan, dan mengemban
gkan suatu usaha dinamakan kewirausahaan atau
enterpreneurship.11
2. Tinjauan Tentang Perencanaan Anggaran
Kata “anggaran” merupakan terjemahan dari kata
“budget” dalam bahasa inggris. Akan tetapi, kata tersebut
sebenarnya berasal dari kata prancis “boutgette” yang
berarti a small bag (sebuah tas kecil). Pengertian
anggaran kemudian terus berkembang. Anggaran adalah
rencana kegiatan keuangan yang berisi perkiraan belanja
yang diusulkan dalam satu priode dan sumber pendapatan
yang diusulkan untuk membiayai belanja tersebut.12
Dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya
harus mempunyai perencanaan, dan paling penting dari
suatu perusahaan yaitu mempunyai rencana anggaran,
yaitu biaya berupa pengeluaran uang untuk melaksanakan
11
Ibid. h.13-18 12
Farida ulfa, Peranan Anggaran Sebagai Salah Satu Alat
Perencanaan dan Pengendalian Pengendalian Pembangunan Daerah (Studi
Pada Pengelolaan Dana Pembangunan Sarana dan Prasarana di
Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto), Skripsi, ( Malang: Universitas
Islam Negeri, 2008), h. 30.
18
kegiatan pokok, misalnya biaya pemasaran dan
administrasi. Suatu bisnis dalam perusahaan wajib
memiliki perencanaan anggaran sebagai bentuk
pemantauan laju pertumbuhan ekonomi internal
perusahaan.
Anggaran merupakan rencana yang terdiri dari
sejumlah target yang harus dicapai para manajer pada
suatu organisasi, oleh karena itu target yang ditetapkan
harus sangat ketat, namun dapat dicapai, sehingga dapat
memotivasi para manajer untuk meningkatkan
kinerjanya. Kennis mendefinisikan anggaran tidak
sekedar rencana keuangan mengenai biaya dan
pendapatan yang ingin dicapai oleh suatu pusat
pertanggungjawaban pada suatu organisasi, melainkan
sebagai media pengendalian, media koordinasi, media
komunikasi, media motivasi dan sebagai media evaluasi
prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.13
Mulyadi dalam buku Ramla Basri menyatakan
anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
secara kuantitatif, yang di ukur dalam satuan moneter.
Mahsun dalam buku Ramla Basri menyatakan anggaran
13
Fordebi dan Adesy, Akuntansi Syariah, (Cet, II: Jakarta: PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA, 2017), h.176-177.
19
adalah perencanaan keuangan untuk masa depan yang
pada umumnya mencakup jangka waktu satu tahun dan
dinyatakan dalam satuan moneter. Anggaran ini
merupakan perencanaan jangka pendek organisasi yang
menerjemahkan berbagai program kedalam rencana
keuangan tahunan yang lebih kongkret. Usulan anggaran
pada umumnya telah atau direview terlebih dahulu oleh
pejabat yang lebih tinggi untuk bisa dijadikan anggaran
formal. Anggaran adalah alat ekonomi terpenting yang
dimiliki pemerintah untuk mengarahkan perkembangan
sosial dan ekonomi, menjamin kesinambungan, dan
meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Anggaran
merupakan alat utama kebijakan fiskal pemerintah.14
Sedangkan penganggaran (budgeting) merupakan
aktivitas pengalokasian sumber daya keuangan yang
terbatas untuk pembiayaan belanja negara yang
cenderung tanpa batas. Dengan arti lain penganggaran
adalah penjabaran sumber daya keuangan untuk berbagai
tujuan manusia. Penganggaran merupakan aktivitas yang
terus menerus dari mulai perencaan, penyusunan,
14
Ramlah Basri, “Analisis Penyusunsn Anggaran dan Laporan
Realisasi Anggaran Pada BPM-PD Provinsi Sulawesi Utara”, Samratulangi
Manado, Vol.1. Nomor 4, 2013, h. 204.
20
pelaksanaan, pelaporan, dan pemeriksaan. Proses ini
disebut sebagai siklus anggaran (budget cycle). Siklus ini
tidak berjalan secara estafet, tetapi mengalami proses
yang simultan.
Didalam penganggaran perlu diperhatikan
beberapa faktor sebagai berikut.
Pertama, kondisi perekonomian ( ekonomi
wealth) Negara, apakah kemungkinan untuk mencapai
proyeksi pendapatan dan belanja tahun depan. Ekonomi
yang tidak stabil seperti inflasi yang tidak terkendali,
suku bunga yang tinggi, dan nilai tukar mata uang yang
bergejolak tidak menentu merupakan unsur yang sangat
berpengaruh dalam penganggaran. Kedua, struktur politik
seperti sistem politik, tingkat korupsi, penggantian
sturuktur pemerintahan, karakter pemerintah dan kabinet
dan jumlah serta kakuatan dari kelompok penekan (pre
sure group) menentukan dalam penganggaran karena
anggaran dikenal sebagai alat politik. Ketiga, ketidak
imbangan antara belanja dan pendapatan yang sangat
besar merupakan faktor penentu dalam penganggaran.15
15
Ibid. h. 30-32
21
a. Tujuan Anggaran
Anggaran diperlukan tentunya karena
mempunyai tujuan antara lain:
Adapun tujuan di bidang planning adalah:
1) Membantu manajemen meneliti dan mempelajari
segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas
yang akan dilaksanakan,
2) Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang
ada diperusahaan dalam menetukan arah atau
aktivitas yang paling menguntungkan,
3) Membantu arah atau menunjang kebijaksanaa
perusahaan
Adapun tujuan anggaran di bidang coordinating adalah:
1) Membantu mengkoordinir faktor sumber daya
manusia dengan perusahaan,
2) Membantu menilai kesesuaian antara rencana
aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan
usaha yang dihadapi,
3) Membantu mengetahui kelemahan dalam
organisasi,
Adapun tujuan anggaran di bidang controling adalah:
1) Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran
2) Membantu mencegah pemborosan
22
3) Membantu menetapkan standar baru
b. Manfaat anggaran
Anggaran mempunyai banyak manfaat antara lain
1) Alat Perencanaan
Anggaran merupakan bagian integral dari
strategi dan taktik. Strategi merupakan istilah yang
biasanya bermakna seleksi atas tujuan secara
menyeluruh, sedangkan taktik merupakan cara
umum untuk mencapai tujuan strategik.
2) Kriteria (tolak ukur) pelaksanaan
Untuk menilai hasil aktual, pelaksanaan yang
dianggarkan merupakan kriteria yang lebih baik
daripada pelaksanaan masalalu, sebab apabila
digunakan data historis untuk menilai pelaksanaan,
mungkin terjadi difisiensi pada pelaksaaan masa
lalu. Sistem anggaran akan memaksa manajer untuk
mengetahui kondisi usaha saat direncanakan,
sehingga dapat dideteksi ketidakefesienan.
3) Media koordinasi dan komunikasi
Koordinasi adalah menghubungkan,
menyeimbangkan, seluruh faktor produksi dan
unsur-unsur yang terkait, sehingga dapat bersama-
sama mencapai tujuan organisasi. Sedangkan
23
komunikasi merupakan proses memahamkan
seluruh pegawai organisasi terhadap rencana yang
ditetapkan. Anggaran merupakan cara efektif untuk
mengomunikasikan seperangkat rencana dari semua
subunit sebagai rencana organisasi secara
keseluruhaan.16
c. Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran
Van berpendapat (lihat D.Hartanto) bahwa
budget itu mempunyai tiga kegunaan penting:
1) Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu
dapat diproyektir sebelum rencana itu dilaksanakan
apabila terdapat alternatif-alternatif, maka
menajemen dapat memilih mana yang paling baik.
Jika rencana itu kurang memuaskan, maka
dikesampingkan sebelum menimbulkan kerugian.
2) Dalam membuat budget diperlukan analisis yang
sangat teliti mengenai setiap tindakan yang akan
dilakukan. Penyelidikan yang demikian akan sangat
berguna walaupun seandainya manajemen
memutuskan untuk tidak meneruskan rencana
semula.
16
Ibid. h.204
24
3) Jika bekerja dengan menggunakan budget, maka
kita menetapkan patokan untuk prestasi, dan
berdasarkan patokan itu kita dapat menilai baik
buruknya prestasi yang dihasilkan.
Keterbatasan (limitations) anggaran:
1) Bahwa dalam budge planning kita menggunakan
taksiran-taksiran yang tidak selalu tepat.
2) Bahwa budget ini terus–menerus disesuaikan
dengan keadaan yang beruah-ubah. Misalkan dalam
suatu inflasi, budgeting yang lengkap tidak banyak
gunanya dan malah merepotkan. Oleh karena itu,
dalam masa inflasi terbuka sedapat mungkin harus
ditetapkan patokan-patokan harga (dalam rupiah)
harus di sesuaikan secara periodik.
3) Pelaksanaan budget tidak terjadi dengan otomatis,
oleh karena itu, manajemen pada semua tingkat
harus ikut serta. Sehingga budgeting yang
dimaksudkan mencapai prestasi yang lebih tinggi,
maka akan menyebabkan timbulnya persoalan
hubungan antar manusia.
4) Budgeting tidak menghilangkan kebutuhan akan
tingkat judgement dari manajer yang
berpengalaman. Budgeting adalah untuk membantu
25
dan bukan untuk membantu dan bukan untuk
menggantikan manajemen judgement.17
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran produksi
Anggaran produksi dihitung berdasarkan
anggaran penjualan, menentukan anggaran
penggunaan bahan, anggaran pembelian bahan,
anggaran biaya upah buruh atau anggaran biaya
tenaga kerja langsung, dan anggarana biaya overhead
pabrik. Perencanaan dan penjadwalan produksi
adalaha tugas pabrik yang menyangkut penentuan
waktu produksi.
Oleh sebab itu faktor-faktor yang
mempengaruhi penyusunan anggaran produksi antara
lain adalah:
1) Rencana penjualan yang tertuang dalam anggaran
penjualan,
2) Kapasitas pabrik dan peralatan pabrik yang tersedi
a termasuk teknologi yang digunakan,
3) Tenaga buruh termasuk rekruitmen, pelatihan, pen
empatan, dan pemutusan hubungan kerja,
17 Kamaruddin Ahmad, Akuntansi Manajemen, (Cet. 9: Jakarta:
Rajawali, 2014), h.184-187.
26
4) Bahan baku termasuk teknik transportasi dan
pergudangan,
5) Modal kerja untuk menjalankan proses produksi
e. Fungsi Anggaran
Fungsi anggaran adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Perencanaan
Merupakan salah satu fungsi manajemen
dan fungsi ini merupakan dasar pelaksanaan fungsi
manajemen lainnya.
2) Fungsi pengawasan
Anggaran merupakan salah satu cara
mengadakan pengawasan dalam perusahaan.
Pengawasan ini merupakan usaha-usaha yang
ditempuh agar rencana yang telah disusun
sebelumnya dapat dicapai. Aspek pengawasan yaitu
dengan membandingkan antara prestasi dengan
yang dianggarkan, apakah dapat ditemukan
efesiensi atau apakah para manajer pelaksana telah
bekerja dengan baik dalam mengelola perusahaan.
Tujuan pengawasan itu bukanlah mencari kesalahan
akan tetapi mencegah dan memperbaiki kesalahan.
27
3) Fungsi Koordinasi
Menurut adanya keselarasan tindakan
bekerja dari setiap individu atau bagian dalam
perusahaan untuk mencapai tujuan. Anggaran yang
berfungsi sebagai perencanaan harus dapat
menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai
bagian dalam perusahaan, sehingga rencana
kegiatan yang satu akan selaras dengan yang
lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai
alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada
dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang
saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian
lainnya sudah diatur dengan baik.
4) Anggaran Sebagai Pedoman Kerja
Anggaran merupakan suatu rencana kerja
yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit
moneter. Lazimnya penyusunan anggaran
berdasarkan pengalaman masa lalu taksir-taksiran
pada masa yang akan datang, maka ini menjadi
pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan
untuk menjalankan kegiatannya.
28
f. Karakteristik Anggaran
1) Anggaran memperkirakan keuntungan yang
potensial dari unit perusahan.
2) Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun
jumlah moneter mungkin didukung dengan
jumlah non-moneter.
3) Biasanya meliputi waktu selama satu tahun.
4) Merupakan perjanjian manajemen, bahwa
manejer setuju untuk bertanggung jawab untuk
pencapaian tujuan suatu perusahaan.
5) Usulan anggaran diperiksa dan disetujui oleh
pejabat yang lebih tinggi dari pembuat anggaran
6) Sekali disetujui, amggaran hanya dapat diunah
dalam kondisi tertentu.18
g. Jenis-Jenis Anggaran
1) Appropriation Budget
Budget ini memberikan batas daripada
pengeluaran yang boleh dilakukan. Batas ini
merupakan jumlah maksimum yang boleh
18
Chairul Anwar, Yunita Sari, Dkk “Analisis Penggunaan
Anggaran Biaya Administrasi Umum Dan Efesiensi Terhadap Peningkatan
Kinerja Supervisior”, Akuntansi dan Keuangan, Vol. 3. Nomor 1, 2012, h.
140-141.
29
dikeluarkan untuk suatu hal tertentu. Misalnya:
anngaran dalam pemerintah.
2) Performance Budget
Budget yang didasarkan atas fungsi, aktifitas
dan proyek. Karena ditujukan pada fungsi dan
kegiatan yang harus dilakukan, maka
memungkinkan dibuatnya penilaian daripada biaya-
biaya yang dihadapkan pada hail-hasil yang dicapai,
dan kemungkinan pula kita membuat penillaian
prestasi (efisiensi).
Sebaliknya dalam appropriation budget
pengawasan hanya terbatas pada apakah
pengeluaran tidak melampaui jumlah yang telah
ditetapkan sedangkan mengenai prestasi
memuaskan atau tidak, tidak menjadi persoalan.
3) Fixed Budget
Fixed Budget adalah budget yang dibuat
untuk satu tingkat kegiatan (one level of activity)
selama jangka waktu tertentu.
Misalnya:
Persentase dari kapasitas, jumlah produk yang
dihasilkan selama jangka waktu tertentu, dan jumlah
30
jam yang dikerjakan selama jangka waktu tertentu.
Anggaran ini disebut pula anggaran statis.
4) Anggaran Fleksibel
Suatu anggaran yang dibuat dalam rentang
aktivitas, artinya beberapa aktivitas dipecah-pecah
dari suatu rentang yang relevan. Dengan demikian
fleksibel budget terdiri dari terdiri dari serangkaian
fixed budget, dengan masing-masing tingkat yang
berlainan.19
3. Tinjauan Tentang Budget Line (garis atau kendala
anggaran)
Pada dasarnya setiap orang menginginkan
komsumsi yang banyak dan berkualitas tinggi, karena hal
tersebut sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun
keinginannya tersebut tidak akan selalu terpenuhi karena
pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang dimiliki.
Itulah sebabnya “garis anggaran” disebut dengan (kendala
anggaran).
Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis
kendala anggaran yaitu:
19
Ibid. h.184-187
31
M = X Px + X Py + Z Pz
Keterangan:
M = Dana produksi
X = Jumlah gula
Z = Tetes gula
Px = Harga gula satu
Py = Harga gula dua
Pz = Harga tetes gula
Budget line (garis anggaran) adalah kombinasi dua
barang (yang kita namakan X dan Y) yang mampu dibeli
oleh seseorang yang memiliki jumlah uang tertentu. Garis
anggaran sama dengan pendapatan seorang konsumen,
dengan adanya garis anggaran konsumen dapat
menentukan beberapa pilihannya akan dua kombinasi
barang demi tercapainya kepuasan yang didapat konsumen.
Kemiringan menurun dari garis anggaran
menunjukkan bahwa orang dapat membeli lebih banyak A
hanya jika pembelian B dikurangi. Besar kemiringan tata
hubungan ini persisnya bergantung pada harga satuan
kedua barang. Jika B mahal dan A murah, garis ini akan
relatif datar karena memilih untuk mengonsumsi satu B
lebih sedikit akan memungkinkan pembelian banyak unit
A. Atau jika B relatif murah per unit dan A mahal, garis
32
anggaran akan curam. Mengurangi komsumsi B tidak
memungkinkan pembelian banyak A. Sedangkan
himpunan (set) dari semua untai komoditi yang mungkin
dapat dibeli dengan sebagian atau semua penghasilan
konsumen yang terbatas jumlahnya disebut ruang anggaran
(budget space).20
Keseimbangan konsumen atau utilitas maksimum
akan tercapai apabila tingkat utilitas yang diinginkan
konsumen dapat dicapai oleh kemampuan anggaran
(pendapatan) yang dimiliki konsumen. Kemampuan
konsumen digambarkan oleh garis anggaran. Garis
anggaran (budget line), yaitu garis yang menunjukkan
berbagai kombinasi dari dua macam barang yang berbeda
oleh konsumen dengan pendapatan yang sama.21
a. Karakteristik Budget Line
i. Budget Line berslope negatif. Hal ini disebabkan
adanya efek substitusi antara barang X dan barang
Y.
20
Ahmad Said Nafi Alhabib,
https://id.scribd.com/documen/360790767/Teori-Konsumen-Kurva-
Anggaran-dan -Keseimbangan-konsumen. Diakses pada tanggal 20
Desember 2019. 21
Eeng Ahman, Membina Kompetensi Ekonomi, (Cet. 1; Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2007), h.34.
33
ii. Satu Budget Line untuk satu jumlah anggaran
tertentu. Semakin besar jumlah uang yang
dialokasikan untuk membeli barang X dan Y
ditunjukkan oleh garis yang semakin menjauh titik
0.
iii. Panjang penggal vertikal menunjukkan apabila
keseluruhan dana digunakan untuk membeli barang
Y, sebaliknya penggal horisontal menunjukkan
apabila seluruh dana digunakan untuk membeli
barang X.
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan
realistis tidak hanya dapat membantu mempererat kerja
sama karyawan, memperjelas kebijakan dan
merealisasikan rencana, tetapi juga dapat menciptakan
keselarasan yang lebih baik diperusahaan dan
keserasian tujuan di antara para manajer dan
bawahannya.22
b. Ciri-ciri Garis Anggaran
1) Berslope negative
2) Berbentuk linier selama harga tidak berubah
22 Neneng Hartati, Akuntansi Biaya, (Cet.1; Bandung: CV Pustaka
Setia, 2017), h.162.
34
3) Nilai dari garis anggaran semakin ke kanan
semakin besar
4) Garis anggaran akan bergeser jika terjadi
perubahan anggaran atau harga.
B. Hasil Penelitian Relevan
Berdasarkan hasil pengamatan penulis dengan
membaca dan mengamati berbagai macam karya tulis/skripsi
yang ada di perpustakaan Institut Agama Islam
Muhammadiyah Sinjai dan di internet, penulis belum
menemukan ada yang secara langsung menjadi topik kajian
utama judul tentang analisis Kendala Anggaran Pada Proses
Produksi di PG.Camming.
Adapun skripsi yang hampir ada kaitannya dengan
penelitian ini adalah :
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Relevan
No Nama/Judul Persamaan Perbedaan Keterangan
1 Devi anna sari siregar,
dalam peneltiannya tenta
ng “Analisis Anggaran
Biaya Produksi Sebagai
Alat Perencanaan dan
Sama-sama
membahas
mengenai
anggaran biaya
produksi.
Bertujuan untuk
mengetahui
peran perencana
an terhadap
anggaran biaya
produksi pada
Skripsi
35
Pengawasan (Studi Kasus
PT.Austindo Nusantara
Jaya Agri Binanga-
Padang Lawas).
PT. Austindo
Nusantara Jaya
Agri Binanga.23
2 Cornelia widayanti,
dalam penelitiannya
tentang” Analisis
Penyusunan Anggaran
Biaya Produksi.
Sama-sama
membahas
mengenai
anggaran biaya
produksi.
Bertujuan untuk
mengetahui
penyusunan
anggaran biaya
produksi pada
PG.
Madukismo.24
Skripsi
3. Suci Tejowati, dalam
penelitiannya tentang “
Analisis anggaran
sebagai alat pengendalian
biaya produksi (studi
Sama-sama
membahas
mengenai
anggaran biaya
produksi.
Bertujuan untuk
mengetahui
penyusunan
anggaran biaya
produksi pada
Skripsi
23 Devi anna sari siregar, Analisis Anggaran Biaya Produksi
Sebagai Alat Perencanaan Dan Pengawasan (Studi Kasus Pt. Austindo
Nusantara Jaya Agri Binanga-Padang Lawas), Skripsi, Fakultas Ekonomi
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan, 2018. 24 Cornelia Widayanti, Analisis Penyusunan Anggaran Biaya
Produksi, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. 2012
36
kasus PTP Nusantara IX
(Persero)PG.TasikmaduK
aranganyar).
PG.Tasikmadu
Karanganyar.25
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahn penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul. Menurut Sugiyono
hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, Dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan.26
Berdasarkan pemikiran yang terkandung dalam
masalah pokok dan tujuan yang hendak dicapai maka
hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
Ho = tidak ada analisis kendala penganggaran produksi
pada Perusahaan Pabrik Gula Camming.
Ha = ada analisis kendala penganggaran produksi Pada
Perusahaan Pabrik Gula Camming.
25
Suci Tejowati, Analisis Anggaran Sebagai Alat Pengendalian
Biaya Produksi, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2009 26
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R & D”, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 6.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, mengumpulkan data berdasarkan instrumen
penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik,
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.27
2. Pendekatan Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Survey. survey merupakan suatu teknik
pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara
menyusun daftar pertanyaan yang diajukan responden
dalam berbentuk sample dari sebuah populasi.
27
Irahusnawati, Analisis Ekonomi Islam Sistim Pembayaran
Tangguh Pupuk Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani
Desa Lasiai Kecamatan Sinjai Timur, Skripsi, (Sinjai: IAI Muhammadiyah
Sinjai, 2017), h. 55.
38
B. Definisi Variabel
1. Produksi
Hal yang tidak boleh hilang dalam kehidupan
sehari-hari yaitu kegiatan produksi. Seperti kita ketahui
bahwa salah satu cara untuk menjaga terpenuhinya
kebutuhan pasar dan kebutuhan konsumen setiap hari
yakni dengan adanya proses dan kegiatan produksi.
Produksi ini bertujuan untuk mengolah dan meningkatkan
nilai jual suatu barang atau jasa sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidup konsumen dan sebagai
sumber penghasil bagi pelaku produksi.
Kegiatan produksi dilingkungan sekitar dapat
ditemui dimanapun, karena pada dasarnya proses
produksi itu suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan. Contohnya saja dalam produksi
perdagangan, produksi industri, dan produksi jasa. Orang
atau barang yang melakukan kegiatan produksi dikenal
dengan sebutan produsen, sedangkan barang atau jasa
yang dihasilakan dari melakukan kegiatan produksi
disebut dengan produk.
4. Anggaran
Dalam kehidupan sehari-hari anggaran mempunyai
peran penting seperti dalam mengelola keuangan pribadi
39
atau keuangan keluarga tujuannya agar masalah ekonomi
dimasa yang akan datang dapat terminimalisir dan
perencanaan keuangan kita sesuai dengan
ekspektasi/harapan. Begitupun dengan anggaran pada
perusahaan, dana pada perusahaan sebelum dilakukan
pembelanjaan perlu diketahui mana yang paling
menguntungkan untuk perusahaan dan mana yang sesuai
dengan tujuan perusahaan. Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan tidak boleh melebihi yang
sudah direncanakan karena jika terjadi kelebihan bisa
mengakibatkan potongan anggaran bagi kegiatan lain.
Anggaran dibutuhkan untuk mencegah pemborosan uang
perusahaan.
5. Kendala Anggaran
Kendala anggaran sering kita jumpai pada
perusahaan dalam menjalankan kegiatannya, kendala
yang sering dihadapi konsumen yaitu akibat terbatasnya
pendapatannya. Kendala anggaran tidak hanya tidak
hanya dialami oleh perusahaan akan tetapi sektor lain
juga mengalami masalah kendala anggaran salah satunya
di bidang pendidikan Indonesia. Anggaran yang semakin
tinggi setiap tahunnya tidak menjadi jaminan akan mutu
dan kualitas pendidikan Indonesia. Pemerintah
40
sebenarnya sudah punya keinginan politik dan anggaran
untuk memajukan pendidikan, hanya saja eksekusi
anggaran itu tidak berjalan dengan baik.
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PTP. Nusantara XIV
(persero) Kecematan Libureng Kabupaten Bone. Waktu
penelitian dilaksanakan sejak tanggal dikeluarkannya surat
izin penelitian dalam kurung waktu kurang lebih 2 bulan.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.28
Adapun
populasi yang dijadikan sasaran penelitian penulis adalah
laporan penganggaran di PG. Camming Kec.Libureng
Kab.Bone.
2. Sampel
Setelah penulis mengetahui jumlah keseluruhan
dari obyek penelitian (populasi) maka langkah selanjutnya
adalah menentukan sampel. Sampel merupakan sebagian
28
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Cet,XXXVI; Alfabeta, 2017), h.13
41
dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti. Dalam
penelitian ini, sampel yang digunakan yaitu buku laporan
kas penganggaran dalam satu tahun trakhir (2018) yang
berisi penerimaan dan pengeluaran kas dalam sebuah
perusahaan.
E. Tekhnik pengumpulan data
Dalam penelitian ini digunakan dua teknik dalam
pengumpulan data yaitu wawancara Terstruktur dan
dokumentasi.
1. Wawancara Terstruktur
Wawancara merupakan teknik pengumpulan
data di mana pewawancara (peneliti atau yang diberi
tugas melakukan pengumpulan data) dalam
mengumpulkan data mengajukan suatu pertanyaan
kepada yang diwawancarai. Wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan dan potensi yang harus diteliti.29
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek
29
Prof. Dr. “Sugiyono, Metode Penelitian & Pengembangan,
R&D. (Bandung”, Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2017), h. 210
42
penelitian. Dalam melakukan metode dokumentasi,
penulis akan mencari data yang berkaitan dengan
penelitian ini yang diperoleh dengan cara
mengumpulkan data-data yang tertulis seperti buku,
majalah, artikel, karya ilmiah, surat kabar dan internet.
F. Instrumen Penelitian
1. Lembar wawancara, yang berisikan tentang
pertanyaan yang terstruktur dan pertanyaan-
pertanyaan tersebut mewakili dari sub indikator
dalam setiap variabel.
2. Lembar dokumentasi, lembar dokumentasi ini
berisikan tentang bukti dari kegiatan penelitian yang
dilakukan.
3. Alat perekam dan kamera, penggunaan alat perekam
dan kamera ini bertujuan untuk merekam dan
menyimpan dokumentasi-dokumentasi dari
penelitian ini.
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data
yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan
masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Untuk menganalisis data tentang kendala anggaran pada
43
proses produksi di pabrik gula camming, penulis
menggunakan rumus kendala anggaran yaitu:
M = X Px + X Py + Z Pz
Keterangan:
M = Dana produksi
X = Jumlah gula
Z = Tetes gula
Px = Harga gula satu
Py = Harga gula dua
Pz = Harga tetes gula
Sedangkan untuk menguji hipotesis, penulis
menggunakan bantuan aplikasi SPSS 24. SPSS adalah suatu
program untuk pengolahan data statistik yang penggunaanya
cukup mudah. SPSS merupakan singkatan dari Product and
Service Solution.30
30
Albert Kurniawan, “Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula”,Cet. 2,
(Yogyakarta: Mediakom), 2010, h. 14.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. GAMBARAN UMUM PABRIK GULA CAMMING
1. Sejarah Singkat Pabrik Gula Camming
Pada tahun 1981, studi kelayakan pabrik gula
camming Sulawesi Selatan, SK Bupati Bone No.
84/DnY/Kpts/V1981 tanggal 18 Mei 1981. Tahun
1981 pabrik gula camming dibangun berdasarkan SK
Mentri No.668/Kpta/org/1981 tanggal 11 agustus
1981 PTP XX (Persero) selaku pengembangan SK
melakukan penanaman tebu diwilayah camming.
Pada tahun 1985 PTP XX (Persero) bekerjasama
dengan The Triveni E.W India melakukan Pabrik
Gula berkapasitas 3.000 TCD dan pada tahun 1986
dilakukan giling perdana Pabrik Gula Camming.
Lebih lanjut peraturan pemerintah No. 5 tahun
1991 dan SK Mentri Kehutanan RI No.950/KMK-
013/1991 dan No. 951/KMK-013/1991. Di bentuk
PTP XXXII (Persero). Tahun 1996 di bentuk PTP
Nusantara XIV (Persero) PP RI No. 19 tahun 1996
SK Mentri Kehutanan RI No. 173/KMK.016/1996
SK Mentri Pertahanan RI No. 334/Kpts/KP.510/94.
45
SK Mentri Negara BUMN No. S-702/MBU/2007
membentuk BPPG-PTPN XIV. Sesuai SK Mentri
Negara BUMN No. 363 tanggal 29 Juli 2009
pengelolaan PG Bone dan PG Camming dialihkan ke
PTPN X (Persero) dan pada tanggal 7 Desember
2011 dikeluarkan SK Mentri Negara BUMN No. 563
tentang pengelolaan 3 Pabrik Gula yaitu : PG Bone,
PG Camming dan PG Takalah oleh PTPN X
(Persero).
Pabrik Gula Camming memiliki Lahan dengan
HGB 173,00 Ha dan HGU 9.837,04 Ha dan
kerjasama dengan Petani 1.000 ha dengan letak 1200-
120,28 BT dan 4,710-5,03 LS dengan Wilayah kerja
meliputi areal ha, meliputi 1 (satu) Kabupaten dan 5
Kecamatan, berupa lahan basah 10% dan lahan
kering 90% dan Pabrik sendiri terletak di Desa
Wanuawaru.
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Dengan
jumlah perumahan secara keseluruhan yaitu 535 unit
dan jumlah tenaga kerja yang ada di perusahaan yaitu
:
a. Karyawan Tetap : Pimpinan 1 Orang
Staf 19 Orang
46
Non Staf 322 Orang
b. Karyawan : Bulanan 40 Orang
Harian 225 Orang
Musiman 525 Orang
Tenaga kerja musiman berasal dari penduduk
setempat atau dari luar daerah.
Jumlah Karyawan Organik berdasarkan golangan
yaitu :
1) Golongan I. 174 orang
2) Golongan II. 115 orang
3) Golongan III. 36 orang
4) Golongan IV. 17 orang
Pabrik Gula Camming memiliki banyak fasilitas
sosial yang terdiri dari beberapa unit seperti yang
terlihat pada tabel di bawah ini :
47
Tabel 4.1
Fasilitas Sosial Pabrik Gula Camming
NO JENIS UNIT
1 Masjid 2
2 Gereja 1
3 Musholla 1
4 Mess 1
5 Poliklinik 1
6 Balai Pertemuan 1
7 Lap. Tennes 1
8 Lap. Bulutangkis 8
48
9 Lap. Sepak Bola 2
10 Sekolah Dasar 1
11 Taman Kanak-Kanak 1
12 Posyandu 2
Jumlah : 22 Unit
2. Visi dan Misi Pabrik Gula Camming
a. Visi
Menjadi unitbisnis yang sehat, tangguh
dan terkemuka yang berwawasan lingkungan
serta memberikan kontribusi keuntungan bagi
perusahaan.
b. Misi
Berikut ini misi untuk mewujudkan visinya.
1) Berkomitmen menghasilkan produksi
berbasis bahan baku tebu yang berdaya saing
tinggi untuk pasar domestik dan
internasional serta berwawasan lingkungan.
49
2) Berkomitmen menjaga pertumbuhan dan
kelangsungan usaha melalui optimalisasi dan
efesiensi disegala bidang.
3) Mendedikasikan diri untuk selalu
meningkatkan nilai-nilai perusahaan bagi
keputusan stake holder melalui
kepemimpinan inovasi dan kerja sama team
serta organisasi yang profesional.
3. Struktur Organisasi
50
B. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
1. Hasil Penelitian
Hasil Kendala Anggaran :
a) Data Biaya Produksi
Tabel 4.2
Data Biaya Produksi
Data Biaya Produksi Gula Tetes Jumlah
Pimpinan & Tata
Usaha 7.616.430.685 430.875.232 8.047.305.917
Pembibitan 6.528.120.271 369.307.547 6.897.427.818
Tebu Giling 57.692.209.346 3.263.752.420 60.955.961.766
Tebang & Angkut
Tebu 27.140.513.322 1.535.387.829 28.675.901.151
P a b r i k 17.414.374.671 985.162.609 18.399.537.280
Pengolahan 10.658.070.224 602.946.271 11.261.016.495
Biaya Diluar Usaha 655.686.581 37.093.373 692.779.954
Penyusutan 7.571.558.802 428.336.748 7.999.895.550
134.621.277.321 7.615.768.656 142.237.045.977
Biaya administrasi &
Umum 740.823.672 41.909.732 782.733.404
Jumlah 135.362.100.993 7.657.678.388 143.019.779.381
Pengemasan Gula 0 0 0
135.362.100.993
7.657.678.388
143.019.779.381
51
Gambar 4.2
Grafik Biaya Produksi
b). Data Penjualan
Tabel 4.3
Data Penjualan
Pembeli Gula Tetes
UD Benteng baru 49.501.000.000
UD Surya Putra 13.345.000.000 157.500.000
UD Putra Benteng 9.705.000.000
Pasar Murah 466.840.000
Karyawan 210.121.000
Garuda Emas 12.234.000.000
KBPN 2.420.500.000
52
Gambar 4.3
Grafik Penjualan
c) Data Produksi
Tabel 4.4
Data Produksi
Data Produksi Rencana Realisasi
Luas Areal Tanaman 11.680 11.680
Luas Areal Tergiling 11.680 9.743,92
Produksi Tebu 715.629,60 382.622
Produksi Tebu
Perhektar 61,27 39,27
Produksi Hablur 28.625,18 13.214,12
Produksi Hablur Per
Hektar 4,9 2,71
Gula Sebelum Bagi
Hasil 51.407,80 24.893,27
53
Gula Setelah Bagi Hasil 28.682,43 13.561,37
Tetes Sebelum Bagi
Hasil 16.101,67 9.264,00
Tetes Sesudah Bagi
Hasil 16.101,67 9.264,00
Gambar 4.4
Grafik Produksi
2. Pembahasan
a. Analisis Kendala
Berdasarkan hasil penelitian maka data yang
diperoleh terkait Analisis Kendala Anggaran pada
proses produksi adalah sebagai berikut:
M = X Px + X Py + Z Pz
54
SHS = berapa harga pokok ?
SISAR = berapa harga pokok ?
TETES = berapa haraga pokok ?
Gula SHS = 118.481.975.336
13.576.110 13.576,118 ×
1000 kg
= 8.727,2403756 kg
Gula Sisar = 2.684.585.931
307.610 307,61 ×
1000 kg
= 8.727,2388121 kg
Tetes = 4.699.762.562
5.123.580 5.123,58 ×
1000 kg
= 917,28099532 kg
55
M = Dana Produksi
= 161.685.261.326 + 12.764.952.988
= 174.450.214.314 kg
M = X Px + X Py + Z Pz
174.450.214.314 = 8.727,3 (x) + 8.727,3 (y) + 917,3 (z)
= 8.727,3 (13.576,11) + 8.727,3 (307,61) +
917,3 (5.123,58)
= 118.482.784,8 + 2.684.604,753 +
4.699.859,934
= 125.867.249,49 kg
Jadi, hasil analisis kendala anggaran yaitu : 125.867.249,49
kg
Analisis kendala anggaran produksi yaitu, berdasarkan
persamaan kendala anggaran yang diperoleh untuk
memaksimalkan dana produksi maka perusahaan harus
memproduksi 8.727 Produk X, 8.727 Produk Y dan 9173
Produk Z.
X = SHS
Y = SISAR
Z = TETES
56
Untuk nilai X,Y,Z maka jumlah unit yang harus
diproduksi untuk memaksimalkan anggaran adalah :
X = 13.576,11 kg
Y = 307,61 kg
Z = 5.123,58 kg
Gambar 4.5
x,y,z Grafik Kendala
YY
Yz
Yx
x,y,z
307,61
5,123
13,576
57
b. Uji Hipotesis (One Sample)
Tabel 4.5
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
BUDGET PROD ,230 12 ,078 ,930 12 ,384
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 4.6
One-Sample Test
Test Value = 75
t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
BUDGET
PROD
2,767 11 ,018 13,44833 2,7504 24,1463
a. Berdasarkan hasil analisis SPSS 24 diperoleh
nilai Shapiro-Wilk sebesar 0,384 > 0,05 sehingga
dapat dikatakan data hasil realisasi anggaran
berdistribusi normal.
b. Uji One Sample Test
Table one sample N = 12. Diketahui t hitung = 2, 767
Nilai t table = 2,201
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang Analisis Kendala
Anggaran Pada Proses Produksi di PG.Camming, penulis
menghasilkan kesimpulan bahwa berdasarkan dari hasil
analisis kendala anggaran dengan menggunakan rumus
Kendala Anggaran dapat disimpulkan bahwa Ada Analisis
Kendala Anggaran Pada Proses Produksi di PG.Camming
yaitu sebesar 125.867.249,49 Kg. Sedangkan dari hasil
analisis menggunakan SPSS 24 dapat dikatakan bahwa
data hasil realisasi anggaran adalah berdistribusi normal.
Hal ini diperoleh dari nilai Shapiro-Wilk 0,384 > 0,05. Dan
pada tabel One Sample Test uji signifikan yang diketahui
Sig (2 tailed) = 0,018 < 0,05 dan uji One Sample Test
diketahui thitung 2,767 > ttable 2,201.
B. Saran
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis
menuangkan seluruh kemampuan yang ada mengenai
pembahasan “Analisis Kendala Anggaran pada Proses
Produksi di PG.Camming Kecamatan Libureng
59
Kab.Bone”. maka selanjutnya penulis akan menyampaikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Hasil ini diharapkan menjadi pemicu bagi pihak terkait
khususnya pada perusahaan Pabrik Gula Camming
untuk menggunakan tekhnik analisis kendala anggaran
agar dapat mengetahui bagaimana analisis kendala
anggaran dalam suatu perusahaan.
2. Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin melakukan
penelitian yang identik dengan tema penelitian ini,
diharapkan untuk menambahkan variabel baru dan
memberikan gambaran kontribusi yang lebih baik dari
variabel-variabel yang akan digunakan. Dan
mendapatkan dokumen-dokumen yang lebih spesifik
dan mendukung mengenai hal analisis kendala
anggaran.
60
DAFTAR PUSTAKA
61
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KISI-KISI INSTRUMEN WAWANCARA
ANALISIS KENDALA ANGGARAN PADA PROSES
PRODUKSI DI PABRIK GULA CAMMING KECAMATAN
LIBURENG KABUPATEN BONE
Daftar Pertanyaan:
1. Sejak kapan Perusahaan Produksi Gula Camming
didirikan?
Jawab :
1985
2. Berapa jumlah karyawan dalam perusahaan tersebut?
Jawab :
Jumlah karyawan 978 orang
3. Berasal darimana mesin/peralatan yang digunakan pada
perusahaan PG.Camming?
Jawab : India
4. Berapa banyak jumlah gula yang diproduksi
PG.Camming pada tahun 2018 ?
Jawab : Sebanyak 42.243 ton
5. Darimana sumber dana yang digunakan dalam proses
produksi?
Jawab :
Direksi PTP XIV
6. Kendala-kendala apa saja yang sering terjadi selama
proses produksi?
Jawab : Penggunaan alat, kendala biaya.
7. Apakah proses produksi di PG.Camming
dilakukansetiap hari ?
Jawab : proses produksi dilakukan satu kali setahun
selama 3 bulan.
DOKUMENTASI WAWANCARA
BIODATA PENULIS
Nama : Huzaimah
NIM : 160103082
Tempat/Tanggal Lahir : Arallae, 04 Februari
1999
Alamat : Jalan : Dusun
Waetuo
: Desa : Arallae
: Kecamatan : Kahu
: Kabupaten : Bone
Pengalaman Organisasi : -
Riwayat Pendidikan :
1. SD/MI : SD Inpres 10/73 Arallae
2. SLTP/MTS : SMPN 3 Salomekko
3. SMU/SMA : Ma An-nur Nusa Kahu
4. D1/D2 : IAI Muhammadiyah
Sinjai
Handphone : 082347395401
Email :
Nama Orang Tua : Ayah : Lukman
Ibu : Syallau