Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

32
26 Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan 2014 BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KOTA SURABAYA 4.1 APBD Kota Surabaya Time Series Proses menganalisa pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah diperlukan data keuangan (APBD) beberapa periode tahun anggaran. Hal ini dikarenakan agar dapat melihat perkembangan kemampuan pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah. Berikut ini adalah data APBD Kota Surabaya selama Tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2013. Tabel IV.1 APBD Kota Surabaya 2007 - 2013 URAIAN Jumlah (.000) 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Pendapatan Daerah 1,861,925,179 2,318,763,000 2,675,380,000 3,044,125,00 0 3,159,063,110 3,700,049,796 5,255,244,153 Pendapatan Asli Daerah 1,861,925,179 729,213,000 809,796,600 908,608,000 1,288,316,279 1,443,395,291 2,657,109,226 Hasil Pajak Daerah 340,834,000 397,990,000 442,852,000 525,403,000 989,127,001 1,118,949,065 2,118,292,666 Hasil Retribusi Daerah 176,786,000 169,558,000 164,248,000 183,312,000 180,396,061 181,771,585 235,196,802 Hasil Perusahaan Milik Daerah & Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 38,386,000 42,520,000 43,325,000 63,305,000 75,961,693 82,515,616 111,966,678 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 51,643,000 119,145,000 159,371,000 136,627,000 42,831,578 60,159,025 191,653,080 Dana Perimbangan 1,034,428,094 1,289,212,000 1,448,260,00 0 1,445,514,00 0 963,419,947 1,411,313,958 1,567,049,863 Bagi Hasil Pajak 527,147,000 563,353,000 651,459,000 726,560,000 225,590,331 288,656,055 331,088,473 Bagi Hasil bukan Pajak/ Sumber daya Alam 0 4,193,000 2,299,000 6,536,000 8,692,232 7,804,815 7,754,943 Dana Alokasi Umum 639,590,000 713,590,000 765,886,000 625,532,000 697,262,759 1,601,625,528 1,160,025,693, 000 Dana Alokasi Khusus 7,409,000 8,075,000 26,617,000 59,886,000 49,874,625 53,227,560 68,180,790,00 0 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 244,013,460 300,338,000 417,325,000 689,963,000 907,326,884 845,340,547 1,031,085,063 Pembiayaan Daerah 663,837,423 838,162,000 1,290,518,000 1,579,082,00 0 508,139,877 572,420,718 805,419,392 JUMLAH/TOT AL 2,525,762,602 3,156,925,000 3,965,898,00 0 4,623,207,00 0 3,667,202,987 4,272,470,514 6,060,663,545 Belanja Daerah Belanja Tidak 607,340,000 793,395,000 1,049,753,000 1,483,722,00 1,446,358,681 1,711,631,684 2,063,247,100

description

Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

Transcript of Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

Page 1: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

26

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

BAB IV

ANALISIS PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KOTA SURABAYA

4.1 APBD Kota Surabaya Time Series

Proses menganalisa pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah diperlukan data

keuangan (APBD) beberapa periode tahun anggaran. Hal ini dikarenakan agar dapat melihat

perkembangan kemampuan pembiayaan pembangunan suatu kota/daerah. Berikut ini adalah data

APBD Kota Surabaya selama Tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2013.

Tabel IV.1 APBD Kota Surabaya 2007 - 2013

URAIAN Jumlah (.000)

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pendapatan Daerah

1,861,925,179 2,318,763,000 2,675,380,000 3,044,125,000

3,159,063,110 3,700,049,796 5,255,244,153

Pendapatan Asli Daerah

1,861,925,179 729,213,000 809,796,600 908,608,000 1,288,316,279 1,443,395,291 2,657,109,226

Hasil Pajak Daerah

340,834,000 397,990,000 442,852,000 525,403,000 989,127,001 1,118,949,065 2,118,292,666

Hasil Retribusi Daerah

176,786,000 169,558,000 164,248,000 183,312,000 180,396,061 181,771,585 235,196,802

Hasil Perusahaan Milik Daerah & Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

38,386,000 42,520,000 43,325,000 63,305,000 75,961,693 82,515,616 111,966,678

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

51,643,000 119,145,000 159,371,000 136,627,000 42,831,578 60,159,025 191,653,080

Dana Perimbangan

1,034,428,094 1,289,212,000 1,448,260,000

1,445,514,000

963,419,947 1,411,313,958 1,567,049,863

Bagi Hasil Pajak

527,147,000 563,353,000 651,459,000 726,560,000 225,590,331 288,656,055 331,088,473

Bagi Hasil bukan Pajak/ Sumber daya Alam

0 4,193,000 2,299,000 6,536,000 8,692,232 7,804,815 7,754,943

Dana Alokasi Umum

639,590,000 713,590,000 765,886,000 625,532,000 697,262,759 1,601,625,528 1,160,025,693,000

Dana Alokasi Khusus

7,409,000 8,075,000 26,617,000 59,886,000 49,874,625 53,227,560 68,180,790,000

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

244,013,460 300,338,000 417,325,000 689,963,000 907,326,884 845,340,547 1,031,085,063

Pembiayaan Daerah

663,837,423 838,162,000 1,290,518,000 1,579,082,000

508,139,877 572,420,718 805,419,392

JUMLAH/TOTAL

2,525,762,602 3,156,925,000 3,965,898,000

4,623,207,000

3,667,202,987 4,272,470,514 6,060,663,545

Belanja Daerah

Belanja Tidak 607,340,000 793,395,000 1,049,753,000 1,483,722,00 1,446,358,681 1,711,631,684 2,063,247,100

Page 2: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

27

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

URAIAN Jumlah (.000)

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Langsung 0

Belanja Pegawai

659,199,307,498

699,384,000 802,603,000 1,483,722,000

1,116,866,685 1,418,576,600 1,758,471,048

Belanja Bunga 12,490,754,000 6,291,000 6,287,000 3,621,000 2,903,308 5,425,660 1,226,354

Belanja Subsidi 0 0 0 0 0 0 0

Belanja Hibah 0 86,599,000 240,862,000 314,281,000 325,744,077 284,529,421 284,910,615

Belanja Bantuan Sosial

43,575,313,574 0 0 0 687,913 644,213 1,651,000

Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa

1,800,000,000 1,121,000,000 0 0 0 1,200,000 5,088,082

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa

0 0 0 0 0 1,255,787 1,900,000

Belanja Tak Terduga

30,025,502,165 0 0 0 156,768 0 10,000,000

Belanja Langsung

949,132,000 423,156,000 689,804,000 834,122,000 1,354,535,224 2,266,653,854

3,892,080,447

Belanja Pegawai

256,645,707 60,955,000 73,657,000 130,259,000 206,933,125 174,451,626 450,351,680

Belanja Barang dan Jasa

775,236,540 25,523,000 84,642,000 70,440,000 839.196,227 977,174,061 1,694,372,007

Belanja Modal 727,778,192 336,678,000 531,405,000 642,243,000 308,406,872 1,115,028,167 1,747,356,759

Pembiayaan Daerah

19,011,285 10,961,000 10,961,000 11,000,000 866,309,082 294,184,976 18,982,907

JUMLAH/TOTAL

1,575,483,285 1,227,512,000 1,750,518,000 2,328,844,000

3,667,202,987 4,272,470,514 5,974,310,454

Sumber: Statistik Keuangan Daerah Kota Surabaya

Page 3: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

28

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

4.2 Analisis Pendapatan

Analisis pendapatan Kota Surabaya akan membahas mengenai pendapatan berdasarkan

struktur pendapatan. Berikut ini akan dibahas mengenai masing-masing struktur pada pendapatan

daerah Kota Surabaya. Pendapatan daerah Kota Surabaya terdiri dari PAD, Dana Perimbangan dan

Lain – Lain Pendapatan yang sah. Berdasarkan hasil analisis, jumlah pendapatan asli daerah (PAD) Kota

Surabaya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif. Berikut ini adalah grafik

perkembangan pendapatan asli daerah Kota Surabaya selama 6 tahun anggaran.

Unsur yang menyusun pendapatan asli daerah pada pendapatan daerah adalah hasil pajak

daerah dan hasil retribusi daerah. Berikut ini adalah perkembangan hasil pajak daerah Kota Surabaya

tahun anggaran 2007 sampai dengan tahun anggaran 2013.

Rp0

Rp1.000.000.000

Rp2.000.000.000

Rp3.000.000.000

Rp4.000.000.000

Rp5.000.000.000

Rp6.000.000.000

Rp7.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Anggaran Belanja

Anggaran Pendapatan

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

3.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PAD

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A

Pembiayaan Pembangunan, 2014

Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan PAD Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A

Pembiayaan Pembangunan, 2014

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 4: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

29

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa hasil retribusi dan pajak Kota Surabaya

selama tahun 2007-2013 terus mengalami peningkatan. Hal ini tentu saja disebabkan oleh adanya

peningkatan penerimaan pajak seperti peningkatan pada pajak reklame seperti yang dinyatakan oleh

Kepala Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan (DPPK) Suhartoyo bahwa Pemkot Kota Surabaya

terus meningkatkan pendapatan pajak reklame melalui optimalisasi semua reklame-reklame baik yag

berukuran kecil, reklame pada pertokoan dan reklame besar (Antara Jatim). Unsur yang menyusun

struktur pendapatan asli daerah setelah pajak dan retribusi adalah hasil perusahaan milik daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan yang sah. Berikut adalah pertumbuhan selama tahun 2007 sampai

dengan tahun 2013

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Hasil Pajak Daerah

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Hasil Retribusi Daerah

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.3

Perkembangan Hasil Pajak Daerah

Kota Surabaya (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.4

Perkembangan Hasil Retribusi Daerah

Kota Surabaya (.000)

Page 5: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

30

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

Setelah PAD, unsur lain yang menyusun pendapatan daerah adalah dana perimbangan. Dana

perimbangan ini berasal dari Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, bagi hasil pajak, dan Bagi Hasil

bukan Pajak/ Sumber daya Alam. Berikut ini adalah grafik pertumbuhan dana perimbangan Kota

Surabaya selama tahun anggaran 2007-2013.

Unsur terakhir yang menyusun pendapatan daerah adalah lain – lain pendapatan yang sah. Berikut ini

adalah grafik pertumbuhan pendapatan lain yang sah Kota Surabaya selama 7 tahun anggaran;

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Hasil Perusahaan Milik Daerah& Pengelolaan KekayaanDaerah yang Dipisahkan

Lain-lain Pendapatan AsliDaerah yang Sah

0

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

1.400.000.000

1.600.000.000

1.800.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Dana Perimbangan

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.5

Perkembangan Hasil Perusahaan

Milik Daerah & Kekayaan Daerah

yang dipisahkan dan Lain lain PAD

yang Sah Kota Surabaya (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.6

Perkembangan Dana Perimbangan

Kota Surabaya (.000)

Page 6: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

31

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

4.3 Analisis Belanja

Pembiayaan belanja Kota Surabaya merupakan pembiayaan belanja di tingkatan daerah yang

telah memiliki ketentuan-ketentuan tersendiri. Seperti yang telah diatur dalam peraturan menteri

dalam negeri. Berdasarkan PERMENDAGRI No 13 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,

struktur APBD terdiri pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Belanja daerah

yang diatur dalam peraturan menteri tersebut meliputi belanja menurut urusan pemerintah, belanja

menurut fungsi, dan belanja menurut program dan kegiatan. Belanja daerah terdiri dari Belanja Tidak

Langsung dan Belanja Langsung. Berikut adalah penjelasan mengenai anggaran belanja Kota Surabaya

dari tahun 2007 hingga 2013.

4.3.1 Analisis Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya

Belanja Tidak Langsung meliputi belanja pegawai, belanja bunga, belanja hibah, belanja

bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada provinsi/kab/kota dan pemerintahan desa, belanja bantuan

keuangan pada prov/kab/kota dan pemerintahan desa, belanja tak terduga, belanja tidak langsung

lainnya. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara

langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

a. Belanja Pegawai

Belanja pegawai yang merupakan salahsatu belanja tidak langsung Kota Surabaya dari tahun

2007 hingga 2013 terus mengalami fluktuasi. Pada tahun 2007 biaya yang dikeluarkan untuk belanja

tidak langsung pegawai sebesar Rp 659.199.308,-. Kemudian terus mengalami peningkatan pada tahun

berikutnya, yaitu meningkat menjadi Rp 699.384.000,- pada tahun 2008 dan Rp 802.603.000,- pada

tahun 2009. Tahun 2010 mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu menjadi 1.483.722.000,- dan

0

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Lain-lain Pendapatanyang Sah

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.7

Perkembangan Lain-lain Pendapatan

yang Sah Kota Surabaya Kota

Surabaya (.000)

Page 7: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

32

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

mengalami penurunan kembali di tahun 2011 menjadi sebesar Rp 1.116.866.685,-. Pada tahun 2012

biaya belanja pegawai meningkat kembali menjadi 1.418.576.6000,- dan tertinggi di tahun 2013 sebesar

Rp 1.758.471.048,-.

b. Belanja Bunga

Biaya belanja tidak langsung untuk keperluan belanja bunga Kota Surabaya dari tahun 2007

hingga tahun 2013 secara umum terus mengalami penurunan kecuali di tahun 2012 sedikit mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 biaya belanja bunga yang dikeluarkan Kota

Surabaya sebesar Rp 12.490.754,-. Tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup drastis yaitu menjadi

sebesar Rp 6.291.000,-. Kondisi penurunan biaya belanja bunga ini terus berlanjut hingga tahun 2009

yaitu sebesar Rp 6.287.000,-. Biaya belanja bunga kembali mengalami penurunan pada tahun 2010

menjadi sebesar Rp 3.621.000,- dan mengalami penurunan kembali menjadi Rp 2.903.308,- pada tahun

2011. Pada tahun 2012 terdapat peningkatan drastis biaya belanja bunga menjadi sebesar Rp

5.425.660,- dan menurun drastis pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.226.354,-.

0

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

1.400.000.000

1.600.000.000

1.800.000.000

2.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Pegawai

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.8

Grafik Perkembangan Belanja Pegawai Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 8: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

33

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

c. Belanja Subsidi

Biaya belanja subsidi yang dikeluarkan Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 sebesar Rp

0,-. Hal ini berarti dalam jangka waktu 2007 hingga 2013 tersebut tidak ada biaya yang dikeluarkan

untuk belanja subsidi.

d. Belanja Hibah

Biaya belanja hibah Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami perubahan

yang sangat signifikan. Dimulai dari tahun 2007, dimana pada tahun ini tidak terdapat biaya untuk

belanja hibah atau besar biaya yang dikeluarkan sama dengan Rp 0,-. Kemudian pada tahun 2008 biaya

yang dikeluarkan untuk belanja hibah ini sebesar Rp 86.599.000,-. Pada tahun berikutnya biaya

belanja hibah ini terus mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp 240.862.000,- pada tahun 2009 dan

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

12.000.000

14.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Bunga

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Subsidi

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.9

Grafik Perkembangan Belanja Bunga Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.10

Grafik Perkembangan Belanja Subsidi Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 9: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

34

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

menjadi Rp 314.281.000,- pada tahun 2010. Peningkatan biaya belanja hibah juga terjadi pada tahun

2011 menjadi sebesar Rp 325.744.077,-. Penurunan biaya belanja hibah kembali terjadi pada tahun 2012

menjadi sebesar Rp 284.529.421,- dan sebesar Rp 284.910.615,- pada tahun 2013.

e. Belanja Bantuan Sosial

Biaya belanja bantuan sosial Kota Surabaya pada tahun 2007 sebesar Rp 43.575.314,-.

Kemudian pada tiga tahun berikutnya yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010 tidak ada biaya yang yang

dikeluarkan untuk keperluan. Pada tahun 2011 kembali terdapat biaya yang dikeluarkan unutk

keperluan belanja bantuan sosial sebesar Rp 687.913,- dan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2012

terjadi sedikit penurunan untuk biaya belanja bantuan menjadi sebesar Rp 644.213,-. Pada tahun 2013

kembali terjadi kenaikan biaya belanja bantuan sosial Kota Surabaya menjadi sebesar Rp 1.651.000,-.

0

50000000

100000000

150000000

200000000

250000000

300000000

350000000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Hibah

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

40.000.000

45.000.000

50.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Bantuan Sosial

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.11

Grafik Perkembangan Belanja Hibah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.12

Grafik Perkembangan Belanja Bantuan Sosial Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 10: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

35

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

f. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa

Biaya belanja bagi hasil kepada provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa di Kota

Surabaya tahun 2007-2013 memiliki fluktuasi yang cukup signifikan. Pada tahun 2007 biaya belanja bagi

hasil ini sebesar Rp 1.800.000,- dan pada tahun 2008 terdapat penurunan biaya belanja menjadi

sebesar Rp 1.121.000,-. Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2009, 2010, dan 2011 biaya

untuk keperluan belanja bagi hasil ini justru tidak ada atau sebesar Rp 0,-. Pada tahun 2012, kembali

terdapat biaya belanja bagi hasil yang jumlahnya sebesar Rp 1.200.000,- dan terus meningkat drastis

pada tahun 2013 mencapai Rp 5.088.082,-.

g. Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintahan Desa

Biaya belanja bantuan keuangan kepada Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Pemerintah Desa di

Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2011 tidak ada atau berjumlah Rp 0,-. Kemudian pada tahun

2012 barulah terdapat biaya yang digunakan untuk keperluan belanja bantuan keuangan ini sebesar Rp

1.255.787 dan mengalami peningkatkan pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp 1.900.000,-.

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Bagi Hasil KepadaProvinsi/Kab./Kota danPemerintahan Desa

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.13

Grafik Perkembangan Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintah Desa Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 11: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

36

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

h. Belanja Tak Terduga

Biaya belanja tak terduga di Kota Surabaya sepanjang tahun 2007 hingga 2013 pun mengalami

fluktuasi yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan biaya belanja tak terduga ini hanya terdapat pada

tahun 2007 yaitu sebesar Rp 30.025.503, tahun 2011 sebesar Rp 156.768,- dan meningkat di tahun 2013

menjadi Rp 10.000.o00. Sementara pada tahun 2008, 2009, 2010, dan 2012 tidak terdapat biaya untuk

keperluan belanja tak terduga ini atau sebesar Rp 0,-.

i. Belanja Tidak Langsung Lainnya

Biaya belanja tidak langsung lainnya merupaka biaya belanja yang dikeluar selain untuk biaya

yang telah dijelaskan sebelumnya. Selama dalam kurun waktu tahun 2007 hingga 2008, biaya belanja

tidak langsung lainnya ini terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2007, untuk biaya belanja tidak

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

1800000

2000000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja BantuanKeuangan KepadaProvinsi/Kab./Kotadan PemerintahanDesa

0

5.000.000

10.000.000

15.000.000

20.000.000

25.000.000

30.000.000

35.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja TakTerduga

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.14

Grafik Perkembangan Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi/Kab./Kota dan Pemerintah Desa Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.15

Grafik Perkembangan Belanja Tak Terduga Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 12: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

37

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

langsung lainnya di Kota Surabya ini sebesar Rp 607.340.000,-. Kemudian meningkat menjadi sebesar

Rp 793.395.000,- pada tahun 2008. Terjadi kenaikan biaya belanja yang cukup signifikan pada tahun

2009 menjadi sebesar Rp 1.049.753.000,-. Selanjutnya pada tahun 2010, biaya belanja semakin

meningkat menjadi Rp 1.483.722.000,- dan begitu pula di tahun 2011 biaya belanja menjadi Rp

1.446.358.681,-. Tahun 2012 biaya belanja tidak terduga terus meningkat mencapai Rp 1.711.631.684,-

dan peningkatan juga terus terjadi hingga ditahun 2013 biaya belanja tak terduga Kota Surabaya

mencapai Rp 2.063.247.100,-.

4.3.2 Analisis Belanja Langsung Kota Surabaya

Belanja langsung meliputi belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal.

Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan

pelaksanaan program dan kegiatan.

a. Belanja Pegawai

Biaya belanja pegawai Kota Surabaya dari tahun 2007 hingga 2013 terus mengalami perubahan,

baik kenaikan maupun penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan belanja pegawai sebesar Rp 256.645.707,-. Terjadi penurunanan yang cukup drastis untuk

biaya belanja pegawai pada tahun 2008 yaitu menjadi sebesar Rp 60.955.000,-. Kemudian pada tahun

2009, biaya belanja pegawai kembali naik menjadi Rp 73.657.000,-. Kenaikan biaya belanja ini terus

terjadi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2010 dan 2011, dimana biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan belanja pegawai secara berturut-turut adalah Rp 130.259.000,- dan Rp 206.933.125,-. Tahun

2012, biaya belanja mengalami penurunan menjasi sebesar Rp 174.451.626,- dan kembali naik drastis

menjadi Rp 450.351.680,- pada tahun 2013.

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja TidakLangsung lainnya

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.16

Grafik Perkembangan Belanja Tidak Langsung Lainnya Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 13: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

38

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

b. Belanja Barang dan Jasa

Biaya belanja barang dan jasa Kota Surabaya sepanjang tahun 2007 hingga tahun 2013 dapat

dikatakan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Pada tahun 2007, biaya belanja barang dan

jasa sebesar Rp 775.236.540,- dan mengalami penurunan yang sangat drastir pada tahun 2008 menjadi

sebesar Rp 25.523.000,-. Kemudian pada tahun berikutnya biaya kembali sedikit meningkat menjadi

sebesar Rp 84.642.000,- untuk tahun 2009. Pada tahun 2010, terjadi penurunan biaya belanja menjadi

sebesar Rp 70.440.000,- dan kembali terjadi kenaikan cukup drastis pada tahun 2011 menjadi sebesar

Rp 839.196.227,-. Biaya belanja ini terus mengalami kenaikan pada tahun 2012 yaitu biaya belanja

menjadi Rp 977.174.061,- dan mengalami kenaikan drastis pada tahun 2013 yang mencapai Rp

1.694.372.007,-.

0

50.000.000

100.000.000

150.000.000

200.000.000

250.000.000

300.000.000

350.000.000

400.000.000

450.000.000

500.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Pegawai

0

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

1.400.000.000

1.600.000.000

1.800.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Barang dan Jasa

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.17

Grafik Perkembangan Belanja Pegawai Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.18

Grafik Perkembangan Belanja Barang dan Jasa Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 14: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

39

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

c. Belanja Modal

Biaya belanja modal yang dikeluarkan Kota Surabaya dalam jangka waktu tahun 2007 hingga

tahun 2013 memiliki perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, biaya belanja modal yang

dikeluarkan sebesar Rp 727.778.192,-. Kemudian pada tahun 2008 mengalami penurunan sekitar

separuh dari biaya tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar Rp 336.678.000,-. Biaya belanja modal

kembali naik pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp 531.405.000,-. Peningkatan biaya belanja modal juga

terjadi pada tahun 2010 yang dengan jumlah Rp 642.243.000,-. Namun pada tahun 2011, kembali

terdapat penurunan terhadap biaya belanja modal menjadi sebesar Rp 308.406.872,-. Peningkatan

yang sangat drastis terjadi pada tahun 2012 dan 2013, dimana biaya belanja modal meningkat secar

berturut-turut menjadi Rp 1.115.028.167,- dan Rp 1.747.356.759,-.

d. Belanja Langsung Lainnya

Secara umum, biaya belanja langsung lainnya di Kota Surabaya terus menaglami peningkatan

dalam durasi tahun 2007 hingga 2013. Kecuali pada penurunan biaya yang hanya terjadi di tahun 2008.

Pada tahun 2007, biaya yang yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung linnya ini adalah

sebesar Rp 949.132.000,-. Lalu di tahun 2008 mengalami penurunan biaya belanja langsung menjadi Rp

423.156.000,-. Biaya belanja langsung kembali mengalami peningktan pada tahun 2009 yaitu menjadi

sebesar Rp 689.804.000,-. Pada tahun 2010, biaya terus meningkat menjadi sebesar Rp

834.122.000,- dan demikian pula ditahun 2011 dimana biaya belanja langsung lainnya meningkat

menjadi Rp 1.354.535.224,-. Peningkatan biaya belanja langsung lainnya ini terus terjadi hingga tahun

2012 dan 2013 yang jumlah cukup drastis yaitu menjadi sebesar Rp 2.266.653.854,- pada tahun 2012

dan Rp 3.892.080.447 pada tahun 2013.

0

200.000.000

400.000.000

600.000.000

800.000.000

1.000.000.000

1.200.000.000

1.400.000.000

1.600.000.000

1.800.000.000

2.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Modal

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.19

Grafik Perkembangan Belanja Modal Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 15: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

40

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

4.3.3 Analisis Belanja Kota Surabaya Tahun 2007-2013

a. Tahun 2007

Kota Surabaya pada tahun 2007 mengeluarkan dana sebesar Rp 4.063.223.318,- untuk

keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp

1.354.430.879,- untuk belanja tidak langsung. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan

belanja langsung sebesar Rp 2.708.792.439,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya

yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja langsung lebih besar dengan persentase 67 %

dibandingkan dengan biaya belanja tidak langsung yang memiliki persentase 33 %. Perbedaan jumlah

biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana

jumlah biaya belanja langsung mencapai lebih dari setengah dari total biaya belanja Kota Surabaya di

tahun 2007.

b. Tahun 2008

Pada tahun 2008, Kota Surabaya mengeluarkan biaya total belanja daerah sebesar Rp

2.433.102.000,-. Terdapat penurunan hampir separuh dari total dana yang dikeluarkan pada tahun

sebelumnya. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja tidak langsung sebesar Rp

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

3.000.000.000

3.500.000.000

4.000.000.000

4.500.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja Langsung lainnya

33%

67%

BelanjaTidakLangsung

BelanjaLangsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.20

Grafik Perkembangan Belanja Langsung Lainnya Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.21

Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007

Page 16: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

41

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

1.586.790.000,-. Sedangkan biaya sebesar Rp 846.312.000,- dikeluarkan untuk keperluan belanja

langsung. Berbeda dengan tahun sebelumnya, keperluan belanja tidak langsung di tahun 2008 ini justru

lebih besar dengan persentase 65 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki

persentase 35 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja

langsung pada tahun 2008 ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung mencapai

lebih dari setengah dari total yang dikeluarkan untuk keperluan biaya belanja Kota Surabaya.

c. Tahun 2009

Pada tahun 2009, Kota Surabaya mengeluarkan dana sebesar Rp 3.479.013.000,- untuk

keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun ini terdapat peningkatan dari total

dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan

sebesar Rp 2.099.505.000,- untuk belanja tidak langsung. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan belanja langsung sebesar Rp 1.379.508.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat

diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar

dengan persentase 60 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 40%.

Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini tidak

begitu signifikan, dimana jumlah biaya belanja langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya

belanja tidak langsung jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

65%

35%

Belanja TidakLangsung

BelanjaLangsung

60%

40%

Belanja TidakLangsung

BelanjaLangsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.23

Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2009

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.22

Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2008

Page 17: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

42

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

d. Tahun 2010

Pada tahun 2010, Kota Surabaya mengeluarkan dana sebesar Rp 4.962.410.000,- untuk

keperluan belanja tidak langsung dan belanja langsung. Pada tahun ini terdapat peningkatan dari total

dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan

untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 3.285.346.000,-. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk

keperluan belanja langsung sebesar Rp 1.677.064.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka dapat

diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung lebih besar

dengan persentase 66 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki persentase 34%.

Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup

signifikan, dimana jumlah biaya belanja tidak langsung mencapai lebih dari setengah dari total yang

dikeluarkan untuk keperluan biaya belanja Kota Surabaya.

e. Tahun 2011

Jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya pada tahun 2011 ini untuk keperluan belanja

tidak langsung dan belanja langsung sebesar Rp 4.762.592.653,-. Pada tahun ini terdapat penurunan

dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun sebelumnya.Total biaya yang

dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 2.892.717.432,-. Sedangkan biaya yang

dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 2709071448,-. Berdasarkan data tersebut,

maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak langsung

lebih besar dengan persentase 52 % dibandingkan dengan biaya belanja langsung yang memiliki

persentase 48%. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung dan belanja

langsung ini hamper seimbang.

66%

34%

Belanja TidakLangsung

Belanja Langsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.24

Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2010

Page 18: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

43

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

f. Tahun 2012

Pada tahun 2012, jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak

langsung dan belanja langsung sebesar Rp 7.956.571.073,-. Pada tahun ini terdapat kenaikan yang

hampir dari separuh dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun

sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 3.423.263.365,-.

Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 4.533.307.708,-.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk

keperluan belanja tidak langsung lebih kecil dengan persentase hanya 43 % dibandingkan dengan biaya

belanja langsung yang memiliki persentase mencapai 53 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja

tidak langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja langsung jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya.

g. 2013

Pada tahun 2013, jumlah biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk keperluan belanja tidak

langsung dan belanja langsung sebesar Rp 11.910.655.092,-. Pada tahun ini terdapat kenaikan yang

52% 48%

BelanjaTidakLangsung

BelanjaLangsung

43%

57%

BelanjaTidakLangsung

BelanjaLangsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.25

Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2011

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.26

Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2012

Page 19: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

44

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

cukup signifikan dari total dana yang dikeluarkan untuk keperluan belanja pada tahun

sebelumnya.Total biaya yang dikeluarkan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 4.126.494.199,-.

Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan belanja langsung sebesar Rp 7.784.160.893,-.

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui biaya yang dikeluarkan Kota Surabaya untuk

keperluan belanja tidak langsung lebih kecil dengan persentase hanya 35 % dibandingkan dengan biaya

belanja langsung yang memiliki persentase mencapai 65 %. Perbedaan jumlah biaya yang dikeluarkan

untuk belanja tidak langsung dan belanja langsung ini cukup signifikan, dimana jumlah biaya belanja

tidak langsung menurun dan terjadi kenaikan untuk biaya belanja langsung jika dibandingkan dengan

tahun sebelumnya.

4.3.4 Perbandingan Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007 –

2013

Jika dibandingkan antara belanja tidak langsung dan langsung Kota Surabaya, sepanjang tahun

2007 hingga 2013 dapat diketahui bahwa biaya belanja langsung memiliki fluktuasi jumlah biaya yang

cukup tinggi dibandingkan dengan biaya belanja langsung. Pada tahun 2007, biaya belanja langsung

memiliki jumlah yang lebih dibandingkan dengan biaya belanja tidak langsung. Namun terjadi

penurunan yang sangat drastir untuk belanja langsung pada tahun 2008 dan peningkata yang terjadi

pada tahun 2009, dan 2010 tidaklah begitu signifikan. Barulah pada tahun 2011 hingga 2013 terjadi

peningkatan biaya belanja langsung yang sangat drastis. Hal berbeda terjadi pada biaya belanja tidak

langsung Kota Surabaya, dimana pembiayaan belanja ini terus meningkat dengan stabil dan tidak

begitu signifikan hingga tahun 2010. Terjadi penurunan pembiayaan belanja tidak langsung pada tahun

2011, namun pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2012 dan 2013 biaya belanja tidak langsung kembali

mengalami peningkatan yang cukup stabil.

35%

65%

BelanjaTidakLangsung

BelanjaLangsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A.

Pembiayaan Pembangunan 2014

Gambar 4.27

Grafik Persentase Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2013

Page 20: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

45

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

4.4 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Analisis kemampuan keuangan daerah merupakan analisis yang digunakan untuk menilai atau

membandingkan kemampuan keuangan daerah dalam melakukan pembangunan di berbagai sektor.

Kriteria penting untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah dalam mengatur dan mengurus

kebutuhan daerahnya adalah kemampuan daerah dalam bidang keuangan, dengan perkataan lain

faktor keuangan merupakan faktor penting dalam mengukur tingkat kemampuan daerah dalam

melaksanakan otonomi daerah dan menghidupkan daerahnya sendiri.

Peraturan pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, menyebutkan bahwa keuangan daerah adalah

semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelengaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai

dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan lain yang berhubungan dengan hak dan

kewajiban daerah tersebut dalam kerangka APBD. Terdapat beberapa teknik analisis/rumus yang dapat

digunakan untuk menghitung analisis kemampuan daerah. Dari teknik tersebut maka dapat dicari

perbandingan antara PAD dan total belanja daerah, belanja tidak langsung, dan belanja langsung, serta

Bagi hasil terhadap total belanja daerah, belanja tidak langsung, dan belanja langsung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Daerah.

0

1000000000

2000000000

3000000000

4000000000

5000000000

6000000000

7000000000

8000000000

9000000000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Belanja TidakLangsung

Belanja Langsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok

10A. Pembiayaan Pembangunan

2014

Gambar 4.28

Grafik Pertumbuhan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 21: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

46

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

b. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Langsung.

c. Perbandingan PAD terhadap Total Belanja Tidak Langsung.

d. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Daerah.

e. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Langsung.

f. Perbandingan PAD dan Bagi Hasil terhadap Total Belanja Tidak Langsung

Setelah dilakukan perhitungan dengan rumus di atas maka di dapat persentase perbandingan

antara masing – masing sektor untuk dilihat pola hubungan tingkat kemampuan keuangan daerah yang

ada.

Tabel IV.2 Pola Hubungan Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah

Rasio Kemampuan Kuangan Daerah (%)

Pola Hubungan

0,00-10,00 Sangat Kurang

10,01-20,00 Kurang

20,01-30,00 Cukup

30,01-40,00 Sedang

40,01-50,00 Baik

>50,00 Sangat baik

Sumber : Anita Wulandari (2011)

4.4.1 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Daerah

Analisis ini dapat melihat kemampuan pembiayaan pembangunan Kota Surabaya jika didanai

sepenuhnya dari pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total biaya daerah selama 7 tahun (2007-

Page 22: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

47

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

2013). Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja daerah dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2013 pada tabel VI.3

Tabel IV.3 Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD

Terhadap Total Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2011-2013

Tahun Pendapatan Asli Daerah

Total Belanja daerah Rasio

2007 861.925.179 1.575.483.285 54,71%

2008 729.213.000 1.227.512.000 59,41%

2009 809.796.600 1.750.518.000 46,26%

2010 908.608.000 2.328.844.000 39,02%

2011 1.288.316.279 3.667.202.987 35,15%

2012 1.443.395.291 4.272.470.514 33,78%

2013 2.657.109.226 5.974.310.454 44,48%

Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014

Berdasarkan tabel IV.3 dapat diketahui nilai rasio perbandingan PAD terhadap total biaya

daerah pada tahun 2007 sebesar 54,71%, dimana PAD Kota Surabaya dapat memenuhi total belanja

daaerah. Terjadi penurunan secara terus menerus tiap tahunnya dari tahun 2009 sampai tahun 2012.

Hal tersebut dikarenakan belanja daerah lebih kecil dibandingkan pendapatan asli daerah Kota

Surabaya yanng ada. Akan tetapi pada tahun 2013 rasio perbandingan PAD terhadap total belanja

daerah mengalami peningkatan hingga sebesar 44,5%. Nilai tersebut menyatakan bahwa pola

hubungan tingkat kemampuan keuangan kota Surabaya sudah baik, yaitu mampu memenuhi atau

membayar total belanja daerah. Perkembangan PAD dan total biaya daerah dari tahun 2007-2013 trend

perkembangan yang naik turun. Perkembangan tersebut dapat dilihat pada grafik gambar 4.28.

dengan peningkatan nilai yang terbesar pada tahun 2013.

0

1.000.000.000

2.000.000.000

3.000.000.000

4.000.000.000

5.000.000.000

6.000.000.000

7.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pendapatan Asli Daerah Total Belanja daerah

Sumber: Hasil Analisis Kelompok

10A. Pembiayaan Pembangunan

2014

Gambar 4.29

Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Daerah Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 23: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

48

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

4.4.2 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Langsung

Dalam analisis ini dapat melihat kemampuan pembiayaan pembangunan Kota Surabaya jika

didanai sepenuhnya dari pendapatan asli daerah (PAD) terhadap total belanja langsung daerah yang

merupakan belanja daerah yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program

dan kegiatan. Dimana kelompok belanja langsung daerah kota Surabaya terdiri atas belanja pegawai,

belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total

belanja langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel IV.4

Tabel.IV.4 Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD Terhadap Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2011-2013

Tahun Pendapatan Asli Daerah

Belanja Langsung Rasio

2007 1.861.925.179 949.132.000 196,17%

2008 729.213.000 423.156.000 172,33%

2009 809.796.600 689.804.000 117,40%

2010 908.608.000 834.122.000 108,93%

2011 1.288.316.279 1.354.535.224 95,11%

2012 1.443.395.291 2.266.653.854 63,68%

2013 2.657.109.226 3.892.080.447 68,27%

Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014

Tabel Vl.4 dapat dilihat bahwa nilai rasio perbandingan PAD terhadap belanja langsung Kota

Surabaya pada tahun 2007-2013 lebih baik jika dibandingakan dengan rasio perbandingan PAD dan

total belanja daerah. Pada analisis ini perbandingan PAD terhadap total belanja langsung sebesar

196,17% dengan nilai rasio tertinggi yaitu pada tahun 2007. Sama halnya seperti perbandingan PAD

terhadap total belanja daerah, pada tahun 2008 hingga 2012 terus menerus mengalami penurunan nilai

rasio perbandingan. Nilai penurunan tersebut dengan rasio sekitar 170% - 63%, dan meningkat kembali

dengan rasio sebesar 68,3% pada tahun 2013. Penurunan rasio tersebut disebabkan karena besarnya

peningkatan nilai belanja langsung daerah yang signifikan, sedangkan peningkatan pendapatan

anggaran daerah tidak terlalu besar. Meskipun nilai rasio kedua tahun mengalami penurunan

penurunan dari tahun 2011, akan tetapi PAD masih berkontribusi sangat besar terhadap pembelanjaan

langsung Kota Surabaya. Perkembangan PAD dan total belanja langsung daerah Kota Surabaya dapat

dilihat pada grafik dibawah ini

Page 24: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

49

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

4.4.3 Perbandingan PAD Terhadap Total Belanja Tidak Langsung

Selain total belanja daerah dan belanja langsung, analisis kemampuan keuangan dilakukan

dengan perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung. Belanja tidak langsung merupakan

belanja daerah yang dianggarkan terkait secara tidak langsung dengan pelaksanaan program dan

kegiatan. Dimana kelompok belanja tidak langsung daerah kota Surabaya terdiri atas belanja pegawai,

belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil kepada

provinsi/kab/kota dan pemerintah desa, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kab/kota dan

pemerintah desa, dan belanja tak terduga. Dapat dilihat rasio perbandingan PAD terhadap total belanja

tidak langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 pada tabel lV.5

Tabel IV.5 Data PAD, Total Belanja Daerah Dan Rasio Perbandingan PAD

Terhadap Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2011-2013

Tahun Pendapatan Asli Daerah

Belanja Tidak Langsung

Rasio

2007 1.861.925.179 607.340.000 306,57%

2008 729.213.000 793.395.000 91,91%

2009 809.796.600 1.049.753.000 77,14%

2010 908.608.000 1.483.722.000 61,24%

2011 1.288.316.279 1.446.358.681 89,07%

2012 1.443.395.291 1.711.631.684 84,33%

2013 2.657.109.226 2.063.247.100 128,78%

Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014

Pada table lV.5 dapat diketahui bahwa nilai rasio perbandingan PAD terhadap belanja tidak

langsung Kota Surabaya pada tahun 2007-2013 mengalami tren perkembangan naik turun, terjadi

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

3.000.000.000

3.500.000.000

4.000.000.000

4.500.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pendapatan Asli Daerah

Belanja Langsung Sumber: Hasil Analisis Kelompok

10A. Pembiayaan Pembangunan

2014

Gambar 4.30

Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 25: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

50

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

penurunan terus menerus dari tahun 2008-2010. Nilai penurunan tersebut dengan rasio sekitar 91% -

63%. Penurunan yang signifikan besar terjadi pada tahun 2008 menjadi 91,91% dari tahun sebelumnya

sebesar 306,57% . Penurunan rasio tersebut disebabkan karena besarnya peningkatan nilai belanja

tidak langsung daerah yang besar, sedangkan peningkatan pendapatan anggaran daerah tidak terlalu

besar.Pada analisis ini perbandingan PAD terhadap total belanja tidak langsung sebesar 306,57%

merupakan nilai rasio tertinggi yaitu pada tahun 2007. Perbandingan PAD terhadap total belanja tidak

langsung daerah meningkat kembali dengan rasio sebesar 89,07% pada tahun 20011, dan terus

mengalami peningkatan hingga tahun 2013 sebesar 128,78%. Meskipun trend perkembangan

mengalami penurunan, akan tetapi PAD masih berkontribusi sangat besar terhadap pembelanjaan

langsung Kota Surabaya. Perkembangan PAD dan total belanja langsung daerah Kota Surabaya dari

tahun 2007 hingga tahun 2013. Perkembangan PAD terhadap belanja terhadap belanja tidak langsung

daerah dapat dilihat pada grafik....

4.4.4 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Daerah

Analisis kemampuan keuangan daerah selanjutnya adalah analisis dengan membandingkan

antara pendapatan asli daerah yang telah dijumlahkan dengan bagi hasil terhadap total belanja daerah.

Berikut ini table rasio perbandingannya.

Tabel IV.6

PAD dan Bagi Hasil, Total Belanja Daerah, dan Rasio

Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013

Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak

Total Belanja Daerah

Rasio

2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 1.575.483.285 151,64%

2008 729.213.000 567.546.000 1.296.759.000 1.227.512.000 105,64%

0

500.000.000

1.000.000.000

1.500.000.000

2.000.000.000

2.500.000.000

3.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

Pendapatan Asli Daerah Belanja Tidak Langsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok

10A. Pembiayaan Pembangunan

2014

Gambar 4.31

Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Total Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 26: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

51

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak

Total Belanja Daerah

Rasio

2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 1.750.518.000 499,95%

2010 908.608.000 733.096.000 1.641.704.000 2.328.844.000 70,49%

2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 3.667.202.987 41,52%

2012 1.443.395.291 296.460.870 1.739.856.161 4.272.470.514 40,72%

2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 5.974.310.454 50,15%

Sumber : APBD Kota Surabaya, dan Hasil Analisis kelompk 10A Pembiayaan Pembangunan, 2014

Dari grafik perbandingan antara PAD dan Bagi Hasil dengan total belanja daerah di Kota

Surabaya pada tahun 2007 sampai tahun 2013, dapat dilihat hasil antara PAD dan dana bagi hasil

mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Dari tahun 2007 ke 2008 mengalami penurunan

pendapatan dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Selanjutnya sampai tahun

2011 mengalami penurunan dan pada tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan.

Sedangkan untuk total belanja daerah pada tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007.

Sedangkan pada tahun 2009 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Jika dilihat dari grafik diatas, hasil gabungan dari PAD dan bagi hasil pada tahun 2007 sampai 2009

dapat menutupi total belanja daerah, terutama pada tahun 2009 yang jika dirasio mencapai 499,95%.

Sedangkan pada sisa tahun lainnya, gabungan dari PAD dan bagi hasil tidak dapat menutupi total

belanja daerah.

4.4.5 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Tidak Langsung

Analisis selanjutnya dalam menilai kemampuan keuangan daerah adalah dengan melakukan

perbandingan antara jumlah pendapatan asli daerah yang dijumlahkan dengan bagi hasil terhadap total

0

1.000.000.000

2.000.000.000

3.000.000.000

4.000.000.000

5.000.000.000

6.000.000.000

7.000.000.000

8.000.000.000

9.000.000.000

10.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PAD + Bagi Hasil

Total Belanja Daerah

Sumber: Hasil Analisis Kelompok

10A. Pembiayaan Pembangunan

2014

Gambar 4.32

Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Total Belanja Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 27: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

52

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

belanja langsung. Berikut ini adalah table perbandingan jumlah pendapatan asli daerah dengan total

belanja langsyng serta rasio perbandingannya.

Tabel IV.7

PAD dan Bagi Hasil, Belanja Tidak Langsung, dan

Rasio Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013

Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak

Belanja Tidak Langsung

Rasio

2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 607.340.000 393,37%

2008 729.213.000 567.546.000 1.296.759.000 793.395.000 163,44%

2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 1.049.753.000 833,69%

2010 908.608.000 733.096.000 1.641.704.000 1.483.722.000 110,65%

2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 1.446.358.681 105,27%

2012 1.443.395.291 296.460.870 1.739.856.161 1.711.631.684 101,65%

2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 2.063.247.100 145,21%

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014

Dilihat dari grafik di atas, untuk belanja tidak langsung terus mengalami kenaikan dari tahun

2007 sampai tahun 2013 kecuali pada tahun 2011 yang mengalami penurunan. Meskipun demikian,

hasil gabungan dari PAD dengan bagi hasil walaupun mengalami fluktuasi, dapat menutupi belanja

tidak langsung Kota Surabaya. Bahkan pada tahun 2009 memiliki rasio antara PAD dan bagi hasil

dengan belanja tidak langsung sebesar 833,69% yang berarti dapat menutupi pengeluaran untuk

belanja tidak langsung.

0

1.000.000.000

2.000.000.000

3.000.000.000

4.000.000.000

5.000.000.000

6.000.000.000

7.000.000.000

8.000.000.000

9.000.000.000

10.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PAD + Bagi Hasil Belanja Tidak Langsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok

10A. Pembiayaan Pembangunan

2014

Gambar 4.33

Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Belanja Tidak Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 28: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

53

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

4.4.6 Perbandingan PAD Dan Bagi Hasil Terhadap Total Belanja Langsung

Analisis kemampuan keuangan daerah yang terakhir adalah dengan membandingkan antara

pendapatan asli dserah yang dijumlahkan dengan bagi hasil dengan total belanja tidak langsung.

Berikut adalah tabel perbandingannya.

Tabel IV.8

PAD dan Bagi Hasil, Belanja Langsung, dan

Rasio Perbandingan Kota Surabaya Tahun 2007-2013

Tahun PAD Bagi Hasil PAD + Bagi Hasil Pajak

Belanja Langsung Rasio

2007 1.861.925.179 527.147.000 2.389.072.179 949.132.000 251,71%

2008 729.213.000 567.546.000 1.296.759.000 423.156.000 306,45%

2009 8.097.966.000 653.758.000 8.751.724.000 689.804.000 1268,73%

2010 908.608.000 733.096.000 1.641.704.000 834.122.000 196,82%

2011 1.288.316.279 234.282.563 1.522.598.842 1.354.535.224 112,41%

2012 1.443.395.291 296.460.870 1.739.856.161 2.266.653.854 76,76%

2013 2.657.109.226 338.843.416 2.995.952.642 3.892.080.447 76,98%

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014

Dilihat dari grafik di atas, untuk belanja langsung Kota Surabaya dari tahun ke 2007 ke tahun

2008 mengalami penurunan sedangkan dari tahun 2008 sampai tahun 2013 terus mengalami kenaikan.

Meskipun demikian, hasil gabungan dari PAD dengan bagi hasil walaupun mengalami fluktuasi, dapat

menutupi belanja langsung Kota Surabaya dari tahun 2007 sampai tahun 2011. Bahkan pada tahun

2009 memiliki rasio antara PAD dan bagi hasil dengan belanja tidak langsung sebesar 1268,73% yang

berarti dapat menutupi pengeluaran untuk belanja tidak langsung. Tetapi pada tahun 2012 dan 2013,

0

1.000.000.000

2.000.000.000

3.000.000.000

4.000.000.000

5.000.000.000

6.000.000.000

7.000.000.000

8.000.000.000

9.000.000.000

10.000.000.000

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

PAD + Bagi Hasil Belanja Langsung

Sumber: Hasil Analisis Kelompok

10A. Pembiayaan Pembangunan

2014

Gambar 4.34

Grafik Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah + Bagi Hasil dan Belanja Langsung Kota Surabaya Tahun 2007-2013 (.000)

Page 29: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

54

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

hasil gabungan dari PAD dan bagi hasil tidak dapat menutupi belanja langsung daerah, meskipun

gabungan dari PAD dan bagi hasil tahun 2012 dan 2013 lebih besar dari tahun 2011.

4.5 Analisis Pajak/Retribusi Daerah

Pajak daerah dan retribusi daerah merupakan sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

Semakin besar penerimaan Pajak daerah dan retribusi daerah maka semakin besar pula PAD yang

diterima daerah tersebut. Semakin besar PAD maka menunjukkan bahwa daerah itu mampu

melaksanakan desentralisasi fiskal dan ketergantungan terhadap pemerintah pusat berkurang. PAD

diartikan sebagai penerimaan dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, yang dipungut

berdasarkan Undang-undang yang berlaku. Analisis pajak/retribusi daerah ini akan dilakukan melalui

analisa terhadap efektivitas pajak/retribusi daerah, analisa terhadap efektivitas pajak/retribusi daerah

dan analisa terhadap elastisitas pajak/retribusi daerah.

4.5.1 Efisiensi Pajak/Retribusi Daerah

Efisiensi pajak dapat dilihat dari biaya pemungutan pajak dan retribusi di kabupaten Kendal

dibanding dengan hasil penerimaan yang diperoleh dalam PAD. Analisis ini dihitung dengan

menggunakan rumus, seperti berikut:

Dimana :Semakin kecil ratio persentase menunjukkan semakin efisien pajak atau retribusi

suatu daerah terhadap PAD. Biaya pemungutan sama dengan Biaya langsung yang dikeluarkan oleh

dinas pemungut pajak/retribusi daerah serta biaya tidak langsung (pengambilan keputusan,

dinas/kantor lain yang terkait; penyadaran wajib pajak. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun

2006 tentang Pajak Daerah Kota Surabaya menetapkan bahwa biaya pemungutan pajak/retribusi

adalah sebesar 5% dari total jumlah pajak/retribusi

Tabel IV.9

Efisiensi Pajak Kota Surabaya

Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) biaya pemungutan pajak

(5% dari total Pajak) (.000)

Rasio efisiensi

(%)

2007 340,834,000 17041700 5 %

2008 397,990,000 19899500 5 %

2009 442,852,000 22142600 5 %

2010 525,403,000 26270150 5 %

Page 30: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

55

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

Tahun Hasil Pajak Daerah (.000) biaya pemungutan pajak

(5% dari total Pajak) (.000)

Rasio efisiensi

(%)

2011 989,127,001 49456350.05 5 %

2012 1,118,949,065 55947453.25 5 %

2013 2,118,292,666 105914633.3 5 %

Sumber: Hasil Analisis Kelompok 10A. Pembiayaan Pembangunan 2014

Dari tabel dapat dilihat bahwa di Kota Surabaya rasio efisiensi pajak dan retribusi sebesar 5%.

Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa pajak dan retribusi daerah Kota Surabaya efisien terhadap

PAD karena biaya yang dikeluarkan sebagai biaya pemungutan lebih kecil dibanding besaran pajak

yang diterima.

4.5.2 Efektivitas Pajak/Retribusi

Efektivitas pajak/retribusi daerah menujukkan kemampuan pemerintah daerah dalam

mengumpulkan pajak/retribusi daerah sesuai dengan jumlah penerimaan pajak yang

ditargetkan.(Halim:2002). Efektivitas juga diukur dengan mempertimbangkan akibat atau hasil yang

diharapkan atau tidak diharapkan (Aryanto,2005) maka dari pengertian yang ada didapatkan bahwa

efektivitas merupakan indikator keberhasilan atau kegagalan suatu perencanaan. Menurut Gantyowati,

dkk (2002) besarnya tingkat efektivitas dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori, seperti:

1. Hasil perhitungan efektivitas antara 0-33,33% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan buruk

2. Hasil perhitungan efektivitas antara 33,33%-66,66% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan

cukup efektif

3. Hasil perhitungan efektivitas lebih dari 66,66% berarti tingkat efektivitasnya digolongkan baik

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dirumuskan bahwa :

Efektifitas pajak/retribusi

Tabel IV.10

Klasifikasi Kriteria Kontribusi Persentase Efektivitas Pajak/Retribusi

Persentase Kriteria

0,00% - 10% Sangat kurang

10,00% - 20% Kurang

20,00% - 30% Sedang

30,00%-40% Cukup baik

40,00%-50% Baik

Diatas 50% Sangat baik

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327

Berikut ini adalah data pajak dan retribusi daerah Kota Surabaya berdasarkan dta target

pajak/retribusi dan realisasinya.

Page 31: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

56

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

Tabel IV.11

Realisasi dan Target Pajak Bumi Bangunan Kota Surabaya

Tahun Target Penerimaan PBB

Realisasi Persentase Keterangan

2007 210.076.752.000 255.146.332.699 121,45 Sangat Baik

2008 285.465.661.736 271.551.117.895 95,13 Sangat Baik

2009 328.356.194.818 308.143.066.275 93,84 Sangat Baik

2010 421.350.428.259 333.129.116.112 79,06 Sangat Baik

2011 710.000.000.000 494.640.108.488 69,66 Sangat Baik

2012 790.600.000.000 409.400.000.000 51,78 Sangat Baik

Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014

Tabel IV.12

Efektivitas Pajak/Retribusi Kota Surabaya Tahun 2013

Tahun Hasil Pajak Daerah (.000)

Hasil Retribusi Daerah (.000)

Target Pajak (.000)

Target Retribusi

(.000)

Presentase Efektivitas

Pajak

Presentase Efektivitas Retribusi

2013 2,118,292,666 2,118,292,666 1,922,350,594 1,917,054,863 110.1

110.4

Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014

Berdasarkan hasil analisis efektivitas pajak dan retribusi, dapak diketahui bahwa pada tahun

2013 efektivitas pajak dan retribusi Kota Surabaya sangat baik

4.5.3 Elastisitas Pajak/Retribusi

Keterangan :

Semakin kecil nilai maka semakin in-elastis (kurang optimal). Artinya bahwa pertumbuhan PAD tidak

sejalan dengan pertumbuhan ekonomi daerah.

Tabel IV.13

Perubahan Pendapatan Asli Daerah Kota Surabaya

Tahun Anggaran 2007-2012

Tahun Pendapatan Asli Daerah Perubahan Persentase Perubahan

2007 1,861,925,179

2008 729,213,000 -1,132,712,179 -155.33%

2009 809,796,600 80,583,600 9.95%

2010 908,608,000 98,811,400 10.88%

2011 1,288,316,279 379,708,279 29.47%

2012 1,443,395,291 155,079,012 10.74%

Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014

Page 32: Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya

57

Kelompok 10 Kelas A Mata Kuliah Pembiayaan Pembangunan

2014

Tabel IV.14

Perubahan PDRB Kota Surabaya

Tahun 2007-2012

Tahun PDRB Perubahan Persentase Perubahan

2007 67675812

2008 71,913,821.000 4,238,009.00 5.89%

2009 82014713 10,100,892.00 12.32%

2010 87828843 5,814,130.00 6.62%

2011 94471049.62 6,642,206.62 7.03%

2012 101671540 7,200,490.38 7.08%

Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014

Tabel IV.15 Elastisitas PAD Kota Surabaya

Tahun Anggaran 2007-2012

Tahun elastisitas

2007 -

2008 -2636%

2009 81%

2010 164%

2012 419%

2012 152%

Sumber : DPPK Kota Surabaya dan Hasil Analisis Kelompok 10A, Pembiayaan Pembangunan, 2014

Berdasrkan hasil analisis elastisitas terhadap pajak Kota Surabaya yang dianalisis melalui

perubahan PAD terhadap perubahan PDRB selama tahun anggaran 2007-2012, dapat diketahui bahwa

perkembangan PAD Kota Surabaya elastic atau sejalan dengan perumbuhan ekonomi daerah Kota

Surabaya.