ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA ...
Transcript of ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI MAHASISWA ...
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
ANGKATAN 2018 KELAS C UNIVERSITAS SANATA DHARMA
UNTUK MATERI JARAK PADA MATA KULIAH GEOMETRI RUANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Gristi Damaiyanti Parhusip
151414024
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
ANGKATAN 2018 KELAS C UNIVERSITAS SANATA DHARMA
UNTUK MATERI JARAK PADA MATA KULIAH GEOMETRI RUANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Gristi Damaiyanti Parhusip
151414024
Halaman Judul
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
LEMBAR PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
βDia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada
yang tiada berdayaβ
-Yesaya 40:29-
Dengan penuh rasa syukur, kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan perlindungan yang diberikan dalam
kehidupanku.
Bapakku Nobel Parhusip, Mamaku (Alm) Nursahala Situmeang yang selalu memberikan
cinta kasihnya, dukungan, dan kerja keras dalam membesarkanku, dan abangku Reki
Nelson Parhusip yang selalu memberikan semangat.
Untuk Romo Eko selaku dosen pembimbing ku atas teladan, dukungan, dan inspirasi yang
diberikan selama berproses bersama.
Sahabatku Agnes Okta Sela Pina Rosalia yang selalu mendukung aku dan menguatkan aku.
Almamaterku tercinta, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KAR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Gristi Damaiyanti Parhusip. 2019. Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat
Tinggi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2018,
Kelas C, Universitas Sanata Dharma Untuk Materi Jarak Pada Mata Kuliah
Geometri Ruang. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran yang
dilakukan dosen dan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa program studi
pendidikan matematika angkatan 2018 kelas C Universitas Sanata Dharma pada
materi jarak dalam geometri ruang. Subjek penelitian adalah dosen pengampu
mata kuliah geometri ruang dan 36 mahasiswa program studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma yang sedang menempuh mata kuliah
Geometri Ruang untuk materi jarak pada tahun ajaran 2018/2019.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu tes diagnostik,
observasi kelas, dan wawancara. Tahap-tahap dalam menganalisis data yaitu tahap
reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Instrumen yang digunakan
berupa lembar observasi, soal tes diagnostik dan pedoman wawancara.
Dari data tersebut peneliti melakukan analisis sehingga diperoleh
kesimpulan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan dosen sudah menuntun
mahasiswa untuk berpikir tingkat tinggi, namun tidak semua mahasiswa merespon
dengan baik. Pada pembelajaran dosen terlihat menuntun proses berpikir
menganalisis, dan mengevaluasi. Akan tetapi, untuk menuntun berpikir mencipta
belum terlihat. Dari hasil tes diagnostik dan wawancara terdapat enam mahasiswa
mencapai proses berpikir menganalisis, tidak ada mahasiswa yang memiliki
kemampuan berpikir mengevaluasi dan mencipta. Kesalahan-kesalahan yang
dilakukan adalah tidak mengingat teori yang diperlukan seperti teori Phytagoras
dan kesebangunan.
Kata Kunci: Taksonomi Bloom, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Jarak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Gristi Damaiyanti Parhusip. 2019. Analysis of High Order Thinking Skill
Capability of the Mathematics Education Students Class of 2018, Section C,
Sanata Dharma University, on The Topic of Distance in Space Geometry.
Thesis, Mathematics Education Study Program, Faculty of Teacher Training
and Education, Sanata Dharma University.
The objective of the research are to describe teaching process by the
lecturer and to know High Order Thinking Skill capabilities of Mathematics
Education students, class of 2018, Section C, Sanata Dharma University, on the
topic of distance in space geometry. The subjects of the research are the lecturer
who teach the subject and 36 students of Mathematics Educations students, who
takes Space Geometry for the school year 2018.2019
From these data the researcher conducted an analysis so that conclusions about
the learning process conducted by the lecturer had led students to think higher,
but not all students responded well. In lecturer learning, it looks to guide the
thinking process of analyzing, and evaluating. However, to guide thinking to
create has not been seen. From the results of tests and interviews conducted by six
students reaching the thought process, no students have the ability to think and
create. The mistakes made do not need the necessary theories such as
Pythagorasβs theory and congruence.
Keywords: Taxonomy Bloom, High Order Thingking Skill, Distance in Space.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena kasih, berkat, dan
ixarunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika.
Pada proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak
pengalaman baru dan hambatan namun berkat bantuan, bimbingan, dukungan, dan
motivasi dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena
itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah
banyak membimbing dan membantu, antara lain:
1. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program studi Pendidikan
Matematika Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Eko Budi Santoso, S.J., S.Pd., Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi
yang sudah banyak meluangkan waktu, ide, dan tenaga untuk membimbing
penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Si. yang telah memberikan bimbingan dalam
penbuatan instrumen tes diagnostik
4. Ibu Margaretha Madha Melissa, M.Pd. yang elah menjadi validator tes
wawancara.
5. Semua dosen Pendidikan Matematika yang memberikan ilmu yang luar biasa
untuk penulis selama kuliah.
6. Mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2018 kelas C yang telah menjadi
subjek penelitian.
7. Untuk Bapakku yang selalu memberikan dukungan dan bekerja keras untuk
kelancaran penulis serta untuk Mamaku yang menjadi motivasi terbesar
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
8. Untuk Abangku Reki Nelson Parhusip yang selalu mendukung,
menyemangati, dan menasehati penulis.
9. Sahabat-sahabat ku Rosa, Bagas, Hendro, Try, Uli, Lita, Lisna, Chinthia,
Devi, Yayu, Ayu. Misti, Intan, Riska, Greg, Komang, Grace, Arya, Mba Anas,
yang selalu memberikan motivasi, bantuan, dan cinta kasih kepada penulis.
10. Untuk sahabat-sahabat ku Agnes, Gisel, Laras, Hap, Anis, Erma, Panji, Ito,
Guna, Zachcarias, dan Dhyas yang membantu penulis dalam proses
perkuliahan, memberikan semangat, dan dukungan selama berkuliah.
11. Untuk teman-temanku Vero, Teis, Bunga, Hana, Tyas dan teman-teman
Pendidikan Matematika Angkatan 2015 kelas A yang sangat solid dan
membantu penulis selama perkuliahan.
12. Untuk teman-temanku Karin, Vita, Caecil, Gita, Kadwi, Dita, Fidel, Laras dan
semua teman-teman Pendidikan matematika 2015 yang sudah berdinamika
dengan baik dengan penulis
13. Untuk semua orang yang membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Penulis berharap saran
dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis juga berharap
skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Yogyakarta, 21 Juni 2019
Penulis
Gristi Damaiyanti Parhusip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KAR ....................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Batasan Masalah........................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
E. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 6
F. Manfaat Penulisan ........................................................................................ 7
G. Sistematika Penulisan................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 9
A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi .......................................................... 9
B. Jarak pada Geometri Ruang ....................................................................... 22
C. Penelitian Lain yang Relevan..................................................................... 34
D. Kerangka berpikir....................................................................................... 35
BAB III.................................................................................................................. 37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 37
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 37
B. Subjek Penelitian ........................................................................................ 38
C. Objek Penelitian ......................................................................................... 38
D. Tempat dan Waktu penelitian .................................................................... 38
E. Data Penelitian ........................................................................................... 39
F. Metode Pengumpulan data ......................................................................... 40
G. Instrumen Penelitian................................................................................... 41
H. Teknis Analisis Data .................................................................................. 45
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruhan................................ 48
BAB IV ................................................................................................................. 50
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 50
A. Deskripsi Proses Belajar dan Pembahasan ................................................. 50
B. Deskripsi Hasil-Hasil Tes Diagnostik ........................................................ 67
C. Data Hasil Tes dan Wawancara ................................................................. 82
D. Pembahasan Tes Diagnostik dan Wawancara .......................................... 118
BAB V ................................................................................................................. 121
PENUTUP ........................................................................................................... 121
A. Kesimpulan .............................................................................................. 121
B. Saran ......................................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 124
LAMPIRAN ........................................................................................................ 126
Lampiran 1 Instrumen Observasi .................................................................... 126
Lampiran 2 Instrumen Tes............................................................................... 127
LAMPIRAN 3 Instrumen Wawancara ............................................................ 130
LAMPIRAN 4 Validasi Observasi .................................................................. 133
LAMPIRAN 5 Validasi Tes ............................................................................ 136
LAMPIRAN 6 Validasi wawancara ................................................................ 139
LAMPIRAN 7 Kunci Jawaban Tes ................................................................. 142
LAMPIRAN 8 Hasil Jawaban dari beberapa Subjek ..................................... 149
LAMPIRAN 9 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Definisi Dimensi Berpikir .................................................................... 11
Tabel 2. 2 Dimensi Proses Berpikir ...................................................................... 13
Tabel 3. 1 Kisi-kisi soal ........................................................................................ 41
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ........................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Ilustrasi Titik A, B, dan M ........................................................................... 23
Gambar 2. 2 Ilustrasi Garis g atau garis AB ..................................................................... 24
Gambar 2. 3 Ilustrasi Bidang E ........................................................................................ 24
Gambar 2. 4 Ilustrasi Titik E dan F Sama dan titik A dan D Berbeda ............................. 25
Gambar 2. 5 Titik-titik A, B, dan C terletak pada garis AC ............................................. 25
Gambar 2. 6 Titik Y tidak terletak pada garis XZ ............................................................ 26
Gambar 2 . 7 Titik-titik terletak pada bidang dan tidak pada bidang ................................ 26
Gambar 2. 8 Tiga titik A, B, C tidak kolinear sehingga membentuk tepat satu bidang. ... 27
Gambar 2. 9 Titik-titik S,R, dan T adalah koplanar di bidang πΆ ...................................... 27
Gambar 2. 10 Garis AB terletak pada bidang ................................................................... 27
Gambar 2. 11 Garis AB sejajar ruas garis KL .................................................................. 28
Gambar 2. 12 Ilustrasi Garis AC berpotongan dengan garis BC pada titik C. .................. 28
Gambar 2. 13 Ilustrasi kedudukan garis dan bidang ......................................................... 29
Gambar 2. 14 Ilustrasi kedudukan Garis dan Bidang ....................................................... 30
Gambar 2. 15 Ilustrasi jarak dalam Geometri Ruang ....................................................... 31
Gambar 2. 16 Jarak .......................................................................................................... 31
Gambar 2. 17 Jarak .......................................................................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia perlu adanya upaya peningkatan mutu
pendidikan. Hal tersebut terlihat dari hasil studi Program International
Science Assessment (PISA) tahun 2015, peringkat pendidikan Indonesia masih
berada di bawah rata-rata dengan poin 386 untuk bidang Matematika. Rata-
rata negara yang mengikuti PISA adalah 490. Program International Science
Assessment diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation
and Development (OECD, 2015:4) dan dilaksanakan setiap tiga tahun sekali
untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia yang
mengikuti program tersebut. Dengan skor 386 untuk bidang Matematika,
Indonesia menempati urutan 63 dari 72 negara.
Selain menggunakan hasil studi PISA, kemampuan Matematika dan
Sains juga dievaluasi dengan menggunakan Trends in Mathematics
International and Science Study (TIMSS) yang diselenggarakan oleh
International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA,
2015:19). Skor TIMSS Indonesia pada tahun 2015 adalah 397, urutan 68 dari
72 negara. Peraih urutan pertama adalah negara Singapur dengan skor 618,
yang kemudian disusul oleh negara Hongkong dengan skor 615. Skor
Indonesia masih berada di bawah nilai TIMSS center point 500.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Salah satu upaya peningkatan mutu adalah dengan diberlakukannya
Kurikulum 2013 untuk pendidikan sekolah yang sesuai dengan Permendikbud
No 36 tahun2018 (Kemdikbud, 2018a). Salah satu tekanan yang ditawarkan
dalam Kurikulum 2013 adalah Higher Order Thinking Skills (Fanani,
2018:59). Pemerintah, melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan
mengharapkan kenaikan dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
dimiliki oleh siswa sekolah menengah. Oleh karena itu, pendidik atau calon
pendidik diharapkan juga memiliki kemampuan berpikir tinggi yang baik
sehingga dapat mendampingi peserta didik dalam proses meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Menurut Saputra 2016 (dalam Dinni, 2018:171) kemampuan berpikir
tingkat tinggi merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level
kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan
metode kognitif dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving,
taksonomi bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian.
Kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir kreatif, berpikir kritis,
kemampuan berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan merupakan
bagian dari berpikir tingkat tinggi. Mc Loughlin and Luca (dalam Widodo,
2013:163) berpendapat bahwa kemampuan berpikir tinggi berarti kemampuan
untuk melampaui informasi yang diberikan, untuk mengadopsi sikap kritis,
mengevaluasi, memiliki kesadaran metakognitif dan kapasitas pemecahan
masalah. Yee Mei Heong (dalam Puspitasari dan Triana, 2018:67)
kemampuan berpikir tinggi didefinisikan sebagai penggunaan pikiran secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
luang menemukan tantangan baru. Kemampuan berpikir tingkat tinggi
diharapkan mengarahkan individu untuk dapat menerapkan informasi baru
atau pengetahuan yang sudah ada dan memanipulasi informasi yang sudah
didapat untuk menemukan jawaban dari keadaan yang baru. Dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses
berpikir yang tidak hanya sekedar menghafal namun juga dapat menerapkan
informasi yang didapat dalam memecahkan permasalahan yang baru sehingga
dapat melatih keterampilan pemecahan masalah, keterampilan kritis,
keterampilan kreatif serta keterampilan mengevaluasi.
Geometri merupakan salah satu materi yang diajarkan di sekolah,
terkhususnya pada tingkat sekolah menengah. Materi geometri diajarkan tidak
hanya mengenai menggambar tapi juga mengenai konsep-konsep yang
terkandung pada geometri. Pada awalnya, pembelajaran geometri masih
menggunakan benda-benda konkrit yang kemudian diwujudkan secara lebih
abstrak dengan gambar pada buku, papan tulis, maupun dalam pikiran siswa
(Roskawati, Ikhasan, dan Juandi, 2015:65). Konsep-konsep yang ada dalam
geometri dan sudah dituntutnya siswa untuk berpikir abstrak mengakibatkan
banyaknya miskonsepsi yang terjadi saat memecahkan permasalahan
geometri. Hal tersebut sejalan dengan Roskawati, Ikhasan, dan Juandi
(2015:69) yang dalam penelitiannya menyimpulkan beberapa kesalahan yang
dilakukan siswa dalam menjawab soal dimensi tiga, yaitu siswa melakukan
kesalahan dalam memahami konsep kedudukan dua garis bersilangan, konsep
kedudukan dua garis berpotongan, konsep jarak dua titik dengan jarak titik ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
garis, jarak titik ke bidang, jarak dua bidang bersilangan, jarak dua bidang
sejajar, konsep sudut dengan konsep sudut dengan antara garis menembus
bidang dan sudut antara dua bidang yang berpotongan. Selain itu, siswa juga
melakukan kesalahan operasi yang dilakukan siswa ketika menghitung jarak
dari titik ke bidang, jarak dua garis yang saling bersilangan, sudut antara garis
menembus bidang dan perhitungan sudut dua bidang berpotongan serta siswa
melakukan kesalahan analisis dalam memahami kondisi geometri yang
ditanyakan sehingga mengambil kesimpulan yang salah. Kesalahan-kesalahan
tersebut dapat diminimalisir dengan memberikan pembelajaran dengan
penekanan konsep yang membantu siswa untuk berpikir logis, kritis, dan
kreatif sehingga siswa dapat memecahkan masalah Geometri Ruang dengan
baik dan tepat.
Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
dipersiapkan untuk menjadi calon pendidik Matematika sekolah menengah
yang profesional sehingga sebagian besar lulusan Pendidikan Matematika
akan menjadi calon pendidik. Oleh karena itu, para mahasiswa diharapkan
memiliki pemahaman konsep-konsep matematis dengan benar. Selain itu,
sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan
nasional, para mahasiswa juga dituntut memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
Selain diharapkan memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi,
mahasiswa Pendidikan Matematika juga diharapkan untuk memiliki
kemampuan menyelesaikan permasalahan Geometri. Oleh karena itu, peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
hendak mengetahui bagaimana kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa
Pendidikan Matematika angkatan 2018 pada materi Geometri Ruang. Selain
itu, peneliti juga ingin menganalisis kesulitan apa saja yang dialami oleh
mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2018 materi Geometri ruang
sehingga dapat menjadi evaluasi dosen dan mahasiswa pendidikan
matematika. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bagian dari tahap
mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2018 untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi menjadi lebih baik lagi sehingga saat
menjadi seorang pendidik dapat meningkatkan mutu pendidikan Indonesia dan
dengan mengetahui tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa
Pendidikan Matematika angkatan 2018 dapat membantu dosen Pendidikan
Matematika untuk melakukan evaluasi pembelajaran yang kemudian dapat
membantu mahasiswa Pendidikan Matematika untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam proses pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, peneliti menemukan identifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Rendahnya kemampuan siswa di Indonesia dalam berpikir tingkat tinggi,
yang diperlihatkan dari rendahnya hasil skor PISA dan TIMMS.
2. Masih terdapat banyak kesalahan konsep dalam geometri dimensi tiga
yang dimiliki oleh siswa di sekolah menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Batasan Masalah
Bagian ini memberikan batasan-batasan dalam skripsi.
1. Mahasiswa yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa pendidikan
matematika angkatan 2018 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
mengikuti perkuliahan Geometri Ruang kelas C.
2. Materi perkuliahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah jarak
pada Geometri Ruang.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah
1. Apakah dosen sudah menuntun Mahasiswa Pendidikan Matematika
Angkatan 2018 untuk berpikir tingkat tinggi pada materi jarak untuk mata
kuliah Geometri Ruang?
2. Bagaimana tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi Mahasiswa
Pendidikan Matematika Angkatan 2018 Kelas C pada materi jarak untuk
mata kuliah Geometri Ruang?
E. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin diperoleh peneliti dari penelitian ini adalah
1. Mengetahui apakah pembelajaran sudah menuntun mahasiswa untuk
berpikir tingkat tinggi pada materi jarak untuk mata kuliah Geometri
Ruang Pendidikan Matematika angkatan 2018 kelas C.
2. Mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa Pendidikan
Matematika angkatan 2018 pada materi jarak untuk mata kuliah Geometri
Ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Manfaat Penulisan
Peneliti berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi para dosen
Pendidikan Matematika, mahasiswa Pendidikan Matematika, dan juga bagi
peneliti sendiri.
1. Bagi dosen Pendidikan Matematika
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Universitas
Sanata Dharma khususnya Program Studi Pendidikan Matematika
berkaitan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa
Pendidikan Matematika sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan untuk evaluasi sistem pembelajaran dan kurikulum pada
materi Geometri Ruang dan materi perkuliahan yang lainnya.
2. Bagi mahasiswa Pendidikan Matematika
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kemampuan diri
mahasiswa Pendidikan Matematika tentang kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Mengingat pentingnya kemampuan berpikir tingkat tinggi bagi
calon pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengajak mahasiswa
Pendidikan Matematika untuk meningkatkan kemampuan mereka
khususnya dalam berpikir tingkat tinggi.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mengetahui dan mendalami pembelajaran serta soal-soal berpikir
tingkat tinggi. Peneliti juga mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi
oleh mahasiswa untuk berpikir tingkat tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut. Skripsi
terdiri atas lima bab. Latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan
masalah dipaparkan dalam Bab I. Selanjutnya, Bab I juga memaparkan tujuan
dan manfaat penelitian.
Pada Bab II, peneliti mendiskusikan konsep-konsep dasar yang perlu
dipahami berkaitan dengan penelitian ini. Bab II diawali dengan pemaparan
tentang Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi. Selanjutnya, peneliti membahas
konsep jarak dalam Geometri Ruang. Bab II diakhiri dengan paparan tentang
kerangka berpikir dan penelitian yang relevan.
Pada Bab III, peneliti akan memaparkan mengenai jenis penelitian,
metode penelitian, instrumen pengumpulan data. selain itu, peneliti juga akan
memaparkan bagaiman teknik analisis data yang akan digunakan dalam
penelitian. Pada Bab IV dideskripsikan pelaksanaan penelitian, analisis data,
dan pembahasan. Kesimpulan dari bab IV serta saran yang diperoleh setelah
dilakukannya penelitian akan dipaparkan pada Bab V.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan membahas konsep-konsep dasar yang berkaitan langsung
dengan penelitian. Pada bagian pertama akan didiskusikan hal-hal yang berkaitan
dengan Kemampuan Berpikir Tingkat tinggi. Pada bagian kedua akan dipaparkan
materi pembelajaran yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu konsep jarak
dalam Geometri Ruang. Selanjutnya, pada bagian ketiga dan keempat akan
dibicarakan kerangka berpikir dan penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
A. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
1. Kemampuan Berpikir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berpikir adalah proses
menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan
sesuatu. Alias dan Ibrahim (2015:19) berpendapat bahwa berpikir adalah
kegiatan yang mana pikiran digunakan untuk memutuskan dan
memecahkan permasalahan berdasarkan informasi dan pengelaman dalam
kehidupan kita sehari-hari. Dari dua pandangan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa berpikir adalah kegiatan memutuskan dan
mempertimbangkan sesuatu dalam memecahkan masalah berlandaskan
informasi yang sudah diperoleh dalam kehidupan sehari-hari.
Suriyana (dalam Alias dan Ibrahim, 2015:19) menyatakan bahwa
kemampuan berpikir adalah kemampuan dalam menggunakan pikiran
untuk menemukan makna dan pemahaman tentang sesuatu, eksplorasi ide,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pengambilan keputusan, pemecahan masalah dengan pertimbangan yang
terbaik dan perbaikan dari proses berpikir sebelumnya. Sharifah
Maimunah (dalam Alias dan Ibrahim, 2015:19) berpendapat bahwa
kemampuan berpikir adalah disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan di-
praktikan hingga membentuk pengalaman. Dari dua pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir adalah kemampuan untuk
mempelajari sesuatu yang baru hingga memperoleh pengalaman guna
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi biasa dikenal dengan istilah
High Order Thinking Skill (HOTS). High Order Thinking Skill dipicu oleh
empat kondisi (Kemdikbud, 2018b:5), yaitu:
a. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi yang spesifik
dan berbeda dari situasi belajar yang lain.
b. Kecerdasan yang tidak sekedar dipandang sebagai sesuatu yang tidak
dapat berubah melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh
beberapa faktor lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam
belajar.
c. Pemahaman pandangan yang sudah tidak lagi unidimensi, linear
hieraki, atau spiral melainkan pemahaman pandangan yang
multidimensi dan interaktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
d. Kemampuan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti
penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan
berpikir kritis dan kreatif.
Menurut Resnick, dalam (Kemdikbud 2018b:5), kemampuan
berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi,
menganalisis, dan membangun hubungan yang melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar.
Proses berpikir pada Taksonomi Bloom (dalam Anderson dan
Krathwhol, 2010:100-102) yang telah direvisi terdiri dari kemampuan:
mengingat (Remembering-C1), memahami (understanding-C2),
menerapkan (applying-C3), menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi
(evaluating-C5), dan mencipta (creating-C6). Adapun definisi dimensi
proses kognitif untuk setiap kemampuan tersebut, seperti disajikan dalam
Tabel 2.1 berikut.
Tabel 2. 1 Definisi Dimensi Berpikir
Remembering (mengingat) Mengambil pengetahuan dari pengetahuan
yang sudah ada atau pengetahuan dari
memori jangka panjang,
Understanding
(memahami)
Membangun makna dari materi pembe-
lajaran, termasuk apa yang dikomuni-
kasikan secara lisan, tertulis dan gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Applying (menerapkan) Menerapkan atau menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu
Analyzing (menganalisis) Memecahkan materi menjadi bagian-bagian
penyusun nya dan menentukan bagian-
bagian itu terhubung antarbagian dan ke
struktur atau tujuan keseluruhan.
Evaluating (mengevaluasi) Mengambil keputusan berdasarkan kriteria
yang sudah sesuai dengan standar yang di
tetapkan.
Creating (mencipta) Menyatukan bagian-bagian untuk memben-
tuk sesuatu yang baru dan koheren atau
untuk membuat suatu produk yang orisinal.
Dalam Taksonomi Bloom, kemampuan mengetahui masuk dalam
kategori Low Order Thinking Skill (LOTS) sedangkan kemampuan
memahami dan mengaplikasikan termasuk dalam kategori Medium Order
Thinking Skill (MOTS). Dengan demikian kemampuan yang termasuk
dalam HOTS adalah kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Selanjutnya, Anderson dan Krathwohl (dalam Kemdikbud,
2017:17), memberikan kata-kata kunci dan kata-kata kerja yang berkaitan
dengan setiap kemampuan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Tabel 2. 2 Dimensi Proses Berpikir
Mengetahui
Mengingat kembali.
Kata kerja: mengingat, mendaftar,
mengulang, menirukan.
LOTS
Memahami
Menjelaskan ide/konsep
Kata kerja: menjelaskan, mengkla-
sifikasikan, menerima, melaporkan.
MOTS
Mengaplikasikan
Menggunakan informasi pada do-
main berbeda.
Kata kerja: menggunakan, mende-
monstrasikan, mengilustrasikan,
mengoperasikan.
Menganalisis
Menspesifikasi aspek-aspek atau
elemen.
Kata kerja: membandingkan, me-
meriksa, mengkritisi, menguji.
HOTS
Mengevaluasi
Mengambil keputusan sendiri.
Kata kerja: evaluasi, menilai, me-
nyanggah, memutuskan, memilih,
mendukung.
Mencipta Mencipta ide/gagasan sendiri.
Kata kerja: mengkonstruksi, desain,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kreasi, mengembangkan, menulis,
memformulasikan.
Berbeda dengan pengelompokan yang dibuat oleh Anderson dan
Krathwohl, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
memiliki pengelompokan yang sedikit berbeda. Kemampuan-kemampuan
yang termasuk dalam HOTS tidak memiliki perbedaan. Yang berbeda
hanya kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam LOTS dan MOTS.
Kemdikbud memasukkan kemampuan mengetahui (C1) dan memahami
(C2) dalam level 1 dan kemampuan mengaplikasikan (C3) pada level 2.
Selanjutnya, kemampuan-kemampuan yang termasuk dalam HOTS
dimasukkan dalam level 3. Pembuatan pengelompokan yang berbeda ini
merupakan tanggapan terhadap kerancuan yang muncul berkaitan dengan
pengelompokan yang dibuat oleh Anderson dan Krathwohl, khususnya
dalam penilaian pembelajaran. Pengelompokan yang dibuat oleh Pusat
Penilaian Pendidikan (Puspendik) inilah yang dipakai sebagai acuan dalam
mempersiapkan naskah Ujian Nasional sejak tahun ajaran 2015/2016.
Berikut adalah tiga level kognitif menurut Kemdikbud (2017:7).
a. Pengetahuan dan Pemahaman (level 1)
Level kognitif pengetahuan dan pemahaman mencakup dimensi proses
berpikir mengetahui (C1) dan memahami (C2). Ciri-ciri dari soal pada
level 1 adalah soal yang mengukur pengetahuan faktual, konsep, dan
prosedural. Untuk menjawab soal-soal pada level 1 dibutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
kemampuan mengingat beberapa rumus atau peristiwa, menghafal
definisi, atau menyebutkan prosedural untuk melakukan sesuatu
sehingga soal-soal pada level 1 bisa jadi soal yang berkategori sukar.
Namun soal-soal pada level 1 bukanlah soal-soal HOTS
b. Aplikasi (level 2 )
Pada level kognitif aplikasi soal-soalnya membutuhkan kemampuan
yang lebih tinggi dari level kognitif pengetahuan dan pemahaman.
Level kognitif aplikasi mencakup dimensi proses berpikir menerapkan
atau mengaplikasikan (C3). Ciri-ciri soal pada level kognitif aplikasi
adalah mengukur kemampuan: a) menggunakan kemampuan faktual,
konseptual, dan prosedural tertentu pada konsep lain; atau b)
menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tertentu
untuk menyelesaikan masalah kontekstual. Untuk menjawab soal pada
level kognitif aplikasi diperlukannya kemampuan untuk mengingat
beberapa rumus, menghafal definisi/konsep, atau menyebutkan
prosedural melakukan sesuatu. Walaupun demikian, soal-soal pada
level kognitif aplikasi bukan soal HOTS
c. Penalaran (Level 3)
Level penalaran merupakan level kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS), karena untuk menjawab soal-soal pada level kognitif
penalaran diperlukan kemampuan mengingat, memahami dan
menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural seta
memiliki logika dan penalaran yang tinggi untuk memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
permasalahan kontekstual. Level penalaran mencakup dimensi proses
berpikir menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6).
3. Karakteristik soal HOTS
Setelah membicarakan kemampuan-kemampuan dalam Taksonomi
Bloom yang termasuk dalam High Order Thinking Skill (HOTS), kiranya
perlu untuk didiskusikan karakteristik soal-soal yang masuk dalam
kategori soal-soal HOTS. Karakteristik soal HOTS perlu dikenali karena
para guru di sekolah disarankan untuk melakukan penilaian kelas dengan
menggunakan soal-soal HOTS (Kemdikbud, 2017:3). Soal-soal HOTS
memiliki tiga karakteristik utama, yaitu mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi, berbasis permasalahan kontekstual, dan menggunakan
bentuk soal yang beragam.
a. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
The Australian Council for Educational Research (ACER:3)
dalam Kemdikbud (2017) menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi
merupakan proses dari menganalisis, merefleksi, memberikan argumen
(alasan), menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun,
menciptakan. Kemampuan berpikir bukan kemampuan yang hanya
sekedar mengingat, mengetahui, atau mengulang informasi yang ada.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk
memecahkan masalah (problem solving), keterampilan berpikir kritis
(reasoning), dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Kemampuan berpikir tinggi merupakan kemampuan yang sangat
penting untuk dimiliki oleh setiap individu.
Kreativitas dalam menyelesaikan permasalahan dalam HOTS,
terdiri atas:
a. Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar;
b. Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang
berbeda.;
c. Menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan
cara-cara sebelumnya.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi tidak serta merta langsung
ada dalam individu seseorang, melainkan dapat dilatih dan juga
ditingkatkan. Proses pembelajaran memberikan ruang untuk setiap
individu untuk membangun kreativitas dan berpikir kritis.
b. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang mengaplikasikan
keadaan nyata dalam kehidupan sehari-hari sehingga diharapkan
peserta didik dapat menerapkan konsep-konsep pembelajaran dalam
permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
keterampilan peserta didik untuk menghubungkan (relate),
menginterpretasikan (interpret), menerapkan (apply) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan yang telah didapat
untuk menyelesaikan permasalahan dalam keadaan nyata.
Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual,
yang kemudian disingkat dengan REACT (dalam Kemdikbud, 2017:4)
a. Relating, asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman
kehidupan nyata.
b. Experiencing, asesmen yang ditekankan kepada penggalian
(exploration), penemuan (discovery), dan penciptaan (creation).
c. Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata,
d. Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik
untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada
kesimpulan konteks masalah.
e. Transferring, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik
untuk mentransformasikan konsep-konsep pengetahuan dalam
kelas ke dalam situasi atau konteks baru.
c. Menggunakan bentuk soal beragam
Soal-soal HOTS yang beragam seperti yang digunakan dalam
PISA bertujuan agar dapat memberikan informasi yang rinci dan
menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
penilaian yang dilakukan dapat menggambarkan kemampuan peserta
didik yang sesungguhnya. Ada beberapa alternatif bentuk soal yang
dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS (Kemdikbud,2017:5),
sebagai berikut:
a. Pilihan ganda
Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban
(option). Pilihan jawaban haruslah memuat jawaban sesungguhnya
dan pengecoh (distractor).
b. Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak)
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji
pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara
komprehensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang
lainnya. Pada soal pilihan ganda kompleks peserta didik diberikan
beberapa pernyataan yang berkaitan dengan dengan stimulus, lalu
peserta didik diminta untuk memilih benar/salah atau ya/tidak.
Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah biasanya diacak
secara random, tidak sistematis mengikuti pola tertentu.
c. Isian singkat atau melengkapi
Soal isian singkat atau melengkapi adalah soal yang menuntut
peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi
kata, frase, angka, atau simbol. Karakteristik soal isian singkat atau
melengkapi adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu
bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak dua bagian
supaya tidak membingungkan pembaca.
2) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu
berupa kata, frase, angka, simbol, tempat, atau waktu.
d. Jawaban singkat atau pendek
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah sia yang
jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu
pertanyaan. Karakteristik soal jawaban singkat adalah sebagai
berikut:
1) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat
perintah.
2) Pertanyaan atau perintah harus jelas agar mendapat jawaban
singkat;
3) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada
semua siak diusahakan relatif sama;
4) Hindari penggunaan kata, kalimat, atau frase yang diambil
langsung dari buku teks, sebab akan mendorong siswa untuk
sekedar mengingat atau menghapal apa yang tertulis di buku.
e. Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut
siswa untuk mengorganisasikan gagasan yang telah dipelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sebelumnya dengan cara mengemukakan tersebut dengan cara
sendiri.
4. Langkah-langkah penyusunan soal HOTS
Untuk menulis butir soal HOTS, pembuat soal dituntut untuk dapat
menentukan perilaku yang akan diukur dan merumuskan materi yang akan
dijadikan dasar pertanyaan dalam konteks tertentu sesuai dengan apa yang
diharapkan. Uraian materi yang menunjang penalaran berpikir tingkat
tinggi tidak selalu ada di dalam materi ajar. Oleh karena itu di dalam
penyusunan soal HOTS dibutuhkan penguasaan materi ajar, keterampilan
dalam menulis soal, dan kreativitas pembuat soal agar dapat memilih
stimulus soal yang baik agar sesuai dengan situasi dan kondisi
(Kemdikbud, 2017:17). Berikut adalah langkah-langkah penyusunan soal-
soal HOTS.
1. Untuk jenjang sekolah dasar dan menengah, langkah pertama yang
harus dibuat adalah menganalisis kompetensi dasar. Untuk jenjang
perguruan tinggi, perlu dilakukan analisis materi-materi apa saja yang
dapat dibuat soal-soal HOTS. Tidak semua materi pada bangku
perkuliahan sesuai untuk soal-soal HOTS. Oleh karena itu, perlu
cermat dalam memilih materi yang akan digunakan dalam soal HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi soal. Proses pembuatan kisi-kisi sangat membantu
proses pembuatan soal-soal yang melatih kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Kisi-kisi yang dibuat haruslah sejalan dengan materi-materi
yang sudah disusun pada langkah pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual. Stimulus yang
diberikan hendaklah menarik, maksudnya adalah pemberian stimulus
yang baru dan dirancang sedemikian rupa sehingga membuat penerima
merasa tertarik. Selain menarik, hendaknya stimulus yang diberikan
juga berupa keadaan nyata atau kontekstual sehingga penerima dapat
mudah menyerap stimulus yang diberikan.
4. Menulis butir pertanyaan yang sesuai dengan kisi-kisi soal. Penulisan
butir soal haruslah sesuai dengan kisi-kisi sehingga sungguh mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal-soal yang dibuat seringkali
sangat berbeda dari soal-soal biasa- dikerjakan siswa karena soal-soal
tersebut mengukur kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi siswa.
5. Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban. Setiap soal
hendaknya dilengkapi dengan kunci jawaban serta skor untuk setiap
langkah pengerjaan soal.
B. Jarak pada Geometri Ruang
Penelitian ini akan mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
mahasiswa pendidikan matematika untuk materi jarak pada geometri ruang.
Bagian ini akan membahas secara singkat konsep-konsep yang seharusnya
dipahami oleh mahasiswa berkaitan dengan materi tersebut. Pembahasan
dalam bagian ini merujuk pada buku βGeometryβ yang ditulis oleh Travers,
Dalton, dan Layton (1987) dan buku βMateri Matematika SMAβ ditulis oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Karso dkk (2010). Sebelum mendiskusikan konsep jarak dalam Geometri
Ruang, perlu dibahas terlebih dahulu beberapa konsep dasar dalam Geometri.
1. Tiga Benda Geometri yang Tidak Didefinisikan.
Titik, garis, dan bidang merupakan tiga konsep dalam Geometri yang
tidak didefinisikan. Ketiga benda geometris tersebut hanya dijelaskan.
a. Titik
Titik hanya memiliki posisi. Titik tidak memiliki panjang atau
ketebalan. Titik direpresentasikan dengan sebuah noktah (dot) dan
diberi nama dengan huruf kapital.
Gambar 2. 1 Ilustrasi Titik A, B, dan M
b. Garis
Garis adalah himpunan titik-titik yang memiliki panjang tetapi
tidak memiliki lebar. Garis direpresentasikan dengan anak pada kedua
ujungnya untuk menyatakan bahwa garis memiliki tidak terbatas pada
kedua arahnya. Garis diberi nama dengan sebarang dua titik yang
terletak pada garis tersebut atau dengan menggunakan huruf kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Gambar 2. 2 Ilustrasi Garis g, garis AB, garis AM, garis BM
c. Bidang
Bidang adalah himpunan titik-titik y ang membentuk sebuah
permukaan rata yang tidak memiliki ketebalan. Bidang diberi nama
dengan huruf kapital.
Gambar 2. 3 Ilustrasi Bidang E
2. Kedudukan titik terhadap titik, garis dan bidang.
a. Kedudukan dua titik
Karena titik hanya memiliki posisi, maka dua atau lebih titik
yang memiliki posisi yang sama adalah titik yang sama. Dua titik yang
memiliki posisi yang berbeda adalah dua titik yang berbeda. Oleh
karena itu, diberikan dua titik, maka terdapat dua kemungkinan, yaitu
1) kedua titik memiliki posisi yang sama, atau 2) kedua titik memiliki
posisi yang berbeda.
Definisi: dua titik berimpit adalah dua titik yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Gambar 2.4 merupakan ilustrasi dua titik yang sama dan dua titik
yang berbeda.
Gambar 2. 4 Ilustrasi Titik E dan F Sama dan titik A dan D
Berbeda
b. Kedudukan titik dan garis
Diberikan sebuah titik dan garis, maka hanya ada dua
kemungkinan berkaitan dengan kedudukan titik dan garis, yaitu 1) titik
tersebut terletak pada garis, atau 2) titik tersebut tidak terletak pada
garis.
Gambar 2. 5 Titik-titik A, B, dan C terletak pada garis AC
Definisi:
Titik-titik segaris (kolinear) adalah titik-titik yang terletak pada
satu garis. Titik-titik tidak terletak pada satu garis disebut titik-titik
tak segaris (non-kolinear).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2. 6 Titik Y tidak terletak pada garis XZ. Titik X dan Y
kolinier. Titik Y tidak kolinear
c. Kedudukan titik dan bidang
Diberikan satu titik dan satu bidang, maka hanya terdapat dua
kemungkinan, yaitu 1) titik terletak pada bidang, atau 2) titik tidak
terletak pada bidang. Berkaitan dengan titik dan bidang, terdapat
aksioma berikut.
Gambar 2.7 Titik A dan C tidak terletak pada bidang G, sedangkan
titik-titik B, D, E terletak pada bidang G Gambar 2 . 7 Titik-titik terletak pada bidang dan tidak pada bidang
Aksioma:
Diberikan sebarang tiga titik tidak kolinear, maka terdapat tepat satu
bidang yang memuat ketiga titik tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 2. 8 Tiga titik A, B, C tidak kolinear sehingga membentuk
tepat satu bidang.
Definisi:
Titik-titik dikatakan koplanar atau sebidang jika dan hanya jika ada
suatu bidang yang memuat semua titik tersebut.
Gambar 2. 9 Titik-titik S,R, dan T adalah koplanar di bidang πΆ
d. Kedudukan dua buah garis
Definisi:
Diberikan sebuah garis dan bidang. Garis tersebut dikatakan terletak
pada bidang jika bidang tersebut memuat semua titik yang terletak
pada garis.
Gambar 2. 10 Garis AB terletak pada bidang
Dalam Geometri Ruang, dua buah garis dapat terjadi keduanya
sebidang atau tak sebidang. Jika dua garis sebidang, maka terdapat dua
kemungkinan, yaitu 1) keduanya berpotongan, atau 2) keduanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sejajar. Jika dua buah garis tak terletak pada bidang yang sama, kedua
garis tersebut dikatakan bersilangan.
Gambar 2. 11 Garis AB sejajar garis KL
garis sejajars ejajar
Definisi: (kesejajaran dan bersilangan garis-garis)
Dua garis berbeda dikatakan saling sejajar jika dan hanya jika
keduanya koplanar dan tidak berpotongan.
Dua garis berbeda dikatakan saling bersilangan jika dan hanya jika
keduanya non-koplanar.
Teorema:
Jika dua buah garis berbeda berpotongan, maka keduanya terletak pada
tepat satu bidang.
Gambar 2. 12 Ilustrasi Garis AC berpotongan dengan garis BC
pada titik C.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
e. Kedudukan garis dan bidang
Diberikan satu garis dan satu bidang, maka terdapat tiga
kemungkinan, yaitu 1) garis tersebut memotong/menembus bidang
tersebut, 2) garis tersebut sejajar dengan bidang tersebut, atau 3) garis
tersebut terletak pada bidang tersebut.
Gambar 2. 13 Ilustrasi kedudukan garis dan bidang
Pada gambar 2.13(1), garis g memotong/menembus bidang-πΌ.
Garis g dan bidang πΌ dikatakan berpotongan, jika keduanya
mempunyai tepat satu titik persekutuan.
Pada Gambar 2.13 (2), garis g tidak terletak pada bidang-πΌ dan
garis β terletak pada bidang-πΌ. Garis g dan h saling sejajar. Sehingga
dapat dikatkan garis g sejajar dengan bidang-πΌ. Sebuah garis g dan
sebuah bidang πΌ dikatakan sejajar, jika keduanya tidak bersekutu pada
titik yang sama.
Pada Gambar 2.13(3), garis g seluruhnya terletak pada bidang-
πΌ. Maksudnya, semua titik yang terletak pada garis , maka semua titik
tersebut terletak pada bidang-πΌ. Sebuah garis g dikatakan terletak pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
satu bidang πΌ, jika setiap titik yang terletak pada garis π, maka setiap
titik tersebut terletak pada bidang πΌ
f. Kedudukan dua buah bidang
Diberikan dua buah bidang, maka terdapat dua kemungkinan,
yaitu 1) kedua bidang tersebut berpotongan atau 2) kedua bidang
tersebut saling sejajar.
Dua buah bidang πΌ dan π½ pada Gambar 2.14 (1) dikatakan
saling berpotongan dan keduanya bersekutu tepat pada satu garis.
Garis persekutuan tersebut dinamakan garis potong antara kedua
bidang.
Dua buah bidang, πΌ dan π½ pada Gambar 2.14 (2) adalah dua
bidang yang sejajar dan keduanya tidak bersekutu pada satu titik pun.
Gambar 2. 14 Ilustrasi kedudukan Garis dan Bidang
3. Jarak
Definisi
Jarak adalah panjang ruas garis terpendek yang menghubungkan titik-titik
pada bangun-bangun tersebut. Perhatikan ilustrasi pada Gambar 2.15
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Gambar 2. 15 Ilustrasi jarak dalam Geometri Ruang
Jika πΊ dan πΊβ adalah bangun geometri maka πΊ dan πΊβ merupakan
himpunan titik-titik sehingga dapat dihubungkan satu-satu antar titik-titik
pada πΊ dan πΊβ. Jika π΄π΅ adalah ruas garis terpendek dari antara semua garis
penghubung dari πΊ dan πΊβ mana panjang ruas garis π΄π΅ adalah jarak antara
bangun πΊ dan πΊβ.
Gambar 2. 16 Jarak
Akibat dari definisi yang demikian maka:
1. Pada Gambar 2.16 (a), jarak antara titik P dan Q adalah panjang
ruas garis ππ .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Pada Gambar 2.16 (b), jarak antara titik P dan garis g, atau jarak
dari titik P ke garis g adalah panjang ruas garis penghubung P
dengan proyeksi P pada garis g.
3. Pada Gambar 2.16 (c), jarak dari titik P ke bidang-K adalah
panjang ruas garis penghubung P dengan proyeksi titik P pada
bidang-K (titik π1 merupakan proyeksi titik P pada bidang-K,
sehingga jarak dari titik P ke bidang-K adalah panjang ruas ππ1 ).
Gambar 2. 17 Jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4. Jarak antara garis π dengan bidang-K yang sejajar sama dengan
jarak salah satu titik pada garis π terhadap bidang-K. Pada gambar
(a), dipilih titik P yang terletak pada garis π dan diproyeksikan ke
bidang-K hasilnya titik π1. Sehingga jarak antara garis π dengan
bidang-K adalah panjang-panjang ruasgaris ππ1 ).
5. Jarak antara garis π dengan bidang-K yang sejajar sama dengan
jarak salah satu titik pada bidang-K terhadap bidang-L, atau
sebaliknya. Pada gambar (b), bidang-K sejajar bidang-L. Dipilih
titik π΄ yang terletak pada bidang-K dan diproyeksikan ke bidang-L
hasilnya titik π΄1. Sehingga jarak antara bidang-K dan bidang-L
adalah panjang ruas garis π΄π΄1 . Jika dipilih titik π΅ atau πΆ pada
bidang-K maka proyeksinya pada bidang-L adalah titik π΅1 dan πΆ1
sehingga jarak antara bidang-K dan bidang-L adalah panjang ruas
garis π΅π΅1 atau πΆπΆ1
.
6. Jarak antara garis π dan β yang bersilangan adalah panjang ruas
garis hubung yang memotong tegak lurus garis π dan garis β. Pada
gambar (c), ruas garis ππ1 tegak lurus terhadap garis g dan juga
tegak lurus terhadap garis h, ππ β₯ π dan ππ1 β₯ β. Sehingga jarak
antara garis g dan garis h yang bersilangan adalah panjang ruas
garis ππ1 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. Penelitian Lain yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan HOTS dilakukan oleh Wicasari dan
Zeny (2016). Penelitian dilakukan secara deskriptif kualitatif. Subjek dari
penelitian ini adalah lima peserta didik kelas X Yogyakarta Independent
School dan lima peserta didik kelas XI SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.
penelitian dilakukan dengan memberikan soal yang berorientasi pada HOTS
yang kemudian pekerjaan peserta didik tersebut dianalisis dan beberapa
peserta didik diwawancara. Dari penelitian tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa sebagian besar peserta didik sudah mampu mencapai tahap
menganalisis yang dilihat dari peserta didik mampu mengelompokan
informasi yang ada menjadi lebih sederhana kemudian mencari hubungannya,
dan sebagian kecil peserta didik sudah mencapai pada tahap mengevaluasi
yang terlihat dari peserta didik mampu menganalisis dan mengecek kembali
dari hasil percobaan yang dilakukan dan mengecek kembali percobaan
tersebut serta mampu memberikan solusi dengan benar. Pada tahap mencipta
belum ada peserta didik yang mencapai tahap tersebut dikarenakan terjadi
kesalahan dalam menafsirkan penyelesaian masalah.
Penelitian yang berkaitan dengan Geometri dilakukan oleh Roskawati,
Ikhsan, dan Juandi (2018). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Subjek dari penelitian ini adalah 86 siswa kelas XII dari sekolah SMAN 3
Banda Aceh, SMAN 2 Banda Aceh, dan SMAN 11 Banda Aceh. Siswa
diberikan 13 soal yang meliputi tiga kategori kemampuan, yaitu kemampuan
konsep, kemampuan operasi, dan kemampuan analisis. Kesalahan siswa dalam
menjawab soal akan menjadi panduan mengetahui penyebab kesalahan. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan siswa melakukan kesalahan konsep
kedudukan dua garis bersilangan, kedudukan dua garis berpotongan, jarak dua
objek, dan sudut dengan kondisi sudut antara garis menembus bidang dan
sudut antara dua bidang berpotongan. Kesalahan lainnya adalah siswa
melakukan kesalahan operasi dalam menghitung jarak dari titik ke bidang,
jarak garis bersilangan, sudut antara garis menembus bidang, dan perhitungan
sudut dua bidang berpotongan, serta kesalahan dalam analisis adalah
memahami kondisi geometri yang ditanyakan sehingga salah dalam membuat
kesimpulan.
D. Kerangka berpikir
Pada kurikulum 2013 peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Permasalahan HOTS juga sering diterapkan pada Ujian
Nasional. Namun, pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang merasa
kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan berstandar HOTS. Kesalahan-
kesalahan yang terjadi adalah kecenderungan peserta didik untuk hanya
mengingat atau menghafalkan konsep sedangkan pada soal HOTS peserta
didik dituntut tidak hanya sekedar mengingat atau menghafalkan. Pada
pembelajaran matematika, banyaknya rumus mengakibatkan peserta didik
juga lebih sering menghafalkan rumus tau langkah-langkah penyelesaian soal
tetapi tidak memahami konsep secara baik. Belum terbiasanya peserta didik
untuk dituntun berpikir tingkat tinggi mengakibatkan peserta didik kesulitan
dalam menyelesaikan soal-soal HOTS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Selain peserta didik, guru juga seharusnya terlebih dahulu untuk
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi agar mampu menuntun peserta
didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pada
kenyataannya masih banyak guru maupun calon guru yang belum mampu
mencapai pada tahap kemampuan berpikir tingkat tinggi. Begitu pula dengan
calon guru yang sekarang sedang menempuh pendidikan agar dapat
mempersiapkan mental dan kemampuan agar dapat menjadi guru profesional,
khususnya memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi agar dapat membantu
peserta didik memenuhi tuntutan kurikulum. Oleh karena itu, peneliti ingin
melihat kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa pendidikan matematika
angkatan 2018 kelas C. Akan diberikan soal yang sesuai denga kategori dalam
kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu menganalisis mengevaluasi dan
mencipta. Kemudian hasil pekerjaan mahasiswa dan dari hasil wawancara
mendalam akan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui mahasiswa telah
mencapai tahap apa dalam kategori kemampuan berpikir tingkat tinggi.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini membahas beberapa hal terkait dengan metodologi penelitian.
Adapun yang akan dibahas adalah mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,
objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, data penelitian metode
pengumpulan data instrumen penelitian, teknik analisis data, dan prosedur
pelaksanaan penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2013:9), metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
yang mana peneliti merupakan instrumen kunci, teknik pengumpulan data
dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
Penelitian menggunakan penelitian kualitatif karena tujuan dari
penelitian ini untuk mendeskripsikan pembelajaran materi jarak pada mata
kuliah geometri ruang dan mendeskripsikan kemampuan berpikir tingkat
tinggi mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2018/2019 yang dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dari observasi kelas, tes diagnostik, dan wawancara yang telah dirancang
sesuai dengan indikator pencapaian yang diinginkan.
Ada tiga data yang akan dideskripsikan secara kualitatif, data tersebut adalah
1. Proses pembelajaran pada materi jarak dalam geometri ruang,
2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa pendidikan matematika
tentang menyelesaikan permasalahan jarak pada geometri ruang, dan
3. Kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan matematika saat
mengerjakan soal materi jarak pada geometri ruang.
B. Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
subjek penelitian ini adalah salah satu dosen pengampu mata kuliah Geometri
Ruang dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2018
kelas C dengan jumlah mahasiswa adalah 36.
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Matematika angkatan 2018 kelas C materi jarak
pada Geometri Ruang.
D. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian di ruang 413 kampus III Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Des-18 Feb-19 Mar-19 Apr-19 Mei-19 Jun-19
Minggu ke-
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan
bab I-III
β β β β β β β β β β
2 Pembuatan
Instrumen
β β β β β β β β β β
3 Pengambilan
data
β β β β
4 Bab IV β β β β β β
5 Bab V ββ β
E. Data Penelitian
Berikut adalah bentuk data yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Data observasi pembelajaran yang dilakukan oleh dosen pengampu
Data observasi pembelajaran berupa transkrip video pembelajaran yang
dilakukan oleh dosen.
2. Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa
Data kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa adalah semua data
yang memberikan informasi tentang bagaimana kemampuan berpikir
tingkat tinggi mahasiswa yang dapat diperoleh dari lembar jawaban tes
diagnostik mahasiswa dan juga hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
F. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu terbagi dari tiga
bagian, yaitu:
1. Observasi
Observasi dilakukan terhadap pembelajaran materi jarak pada
perkuliahan Geometri Ruang yang meliput deskripsi kegiatan dosen
maupun mahasiswa saat proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan
melalui pengamatan langsung dan transkrip video.
2. Tes Diagnostik
Tes diagnostik yang diberikan kepada mahasiswa memuat soal-
soal yang dengan kategori HOTS yang mana bertujuan untuk mengetahui
kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Matematika angkatan 2018 kelas C. Tes diagnostik terdiri dari dua soal,
yang mana soal nomor 1 dirancang untuk mengukur kemampuan
menganalisis, soal nomor 2a dirancang untuk mengukur kemampuan
mengevaluasi, dan soal nomor 2b dirancang untung mengukur
kemampuan mencipta.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada enam mahasiswa. Keenam
mahasiswa tersebut dipilih berdasarkan hasil tes diagnostik, secara khusus
mereka yang memiliki jawaban atau ide yang unik (berbeda dari biasanya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan perlu untuk didalami. Melalui wawancara ini, peneliti menggali
kemampuan serta kesulitan mereka dalam menjawab soal-soal HOTS.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Lembar Tes Esai (Tes Diagnostik)
Tes berisi 3 soal mengenai materi jarak pada Geometri Ruang yang
disesuaikan dengan kompetensi dasar . kemudian data yang diperoleh akan
dianalisis untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa
materi jarak pada geometri ruang. Dengan kisi-kisi soal adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 1 Kisi-kisi soal Kompetensi Inti:
KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
KI-4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Indikator Nomo soal
3.1 :Mendeskripsikan jarak
dalam ruang (Antartitik,
titik ke garis, dan titik
kebidang).
4.1 :Menentukan jarak dalam
ruang (antartiitk, titik ke
garis, dan titik ke bidang)
4.1.1 : Mengembangkan
konsep jarak untuk
menyelesaikan
permasalahan
kontekstual
mengenai jarak
antartitik garis
pada bangun ruang
kubus.
4.1.2 : Mengembangkan
konsep jarak untuk
menyelesaikan
permasalahan
kontekstual
1
2, dan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
mengenai jarak
antartitik dan jarak
antar bidang pada
bangun ruang.
4. Lembar Wawancara
Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa dari
masing-masing kemampuan berpikir menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta . Hasil wawancara akan dianalisis untuk mendukung hasil tes
diagnostik yang sudah dilakukan sebelumnya. Tabel menyajikan bentuk
pertanyaan dan indikator dengan pertanyaan yang juga sudah disesuaikan
dengan indikator.
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara No. Indikator Butir Pertanyaan
1. Mahasiswa dapat menganalisis permasalahan yang
diberikan
1,2,3,4,5
2. Mahasiswa dapat mengevaluasi permasalahan yang
diberikan
6,7,8,9
3. Mahasiswa dapat mencipta dari permasalahan yang
diberikan
9,10,11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5. Observasi
Peneliti melakukan observasi kelas terhadap proses pembelajaran yang
berlangsung di dalam kelas. Observasi bertujuan untuk mengetahui proses
pembelajaran yang dilakukan oleh dosen dan dinamika yang dilakukan
oleh mahasiswa terhadap proses pembelajaran di kelas. Proses
pembelajaran yang akan diamati oleh peneliti terdiri dari kegiatan
pembukaan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Tabel menyajikan
indikator pengamatan sebagai berikut.
Tabel 3. 3Instrumen Observasi
No. Indikator
Skala Penilaian
Deskripsi
Kegiatan
Pembelajaran
Ya Tidak
1. Dosen menuntun mahasiswa
untuk dapat menganalisis
permasalahan
2. Mahasiswa dapat meng-
analisis permasalahan saat
mengikuti pembelajaran
3. Dosen menuntun mahasiswa
untuk dapat mengevaluasi
permasalahan
4. Mahasiswa dapat meng-
evaluasi permasalahan saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengikuti pembelajaran
5. Dosen menuntun mahasiswa
untuk dapat menciptakan dari
permasalahan
6. Mahasiswa dapat
menciptakan dari
permasalahan
H. Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
analisis daya deskriptif kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono,
2013, terdapat beberapa teknik analisis data kualitatif, yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
a) Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan
mereduksi data akan memberikan peneliti gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya apabila diperlukan. Pada penelitian ini, peneliti
mengelompokkan data menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
a. Data yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yang terdiri dari:
1) Pembelajaran tentang jarak pada geometri ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
2) Pembelajaran tentang menyelesaikan soal-soal latihan jarak pada
geometri ruang.
b. Data yang berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam
menyelesaikan soal HOTS materi jarak pada geometri ruang, yang
terdiri dari atas indikator:
Kompetensi Inti:
KI-3 :Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI-4 :Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 :Mendeskripsikan jarak dalam ruang
(Antartitik, titik ke garis, dan titik
kebidang).
4.1 :Menentukan jarak dalam ruang 4.1.1 : Mengembangkan konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(antartiitk, titik ke garis, dan titik ke
bidang)
jarak untuk menyelesaikan
permasalahan kontekstual
mengenai jarak antartitik
garis pada bangun ruang
kubus.
4.1.2 : Mengembangkan konsep
jarak untuk menyelesaikan
permasalahan kontekstual
mengenai jarak antartitik
dan jarak antar bidang pada
bangun ruang.
b) Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya berdasarkan
reduksi data yang telah dikelompokkan berdasarkan indikator yang ingin
dicapai.
c) Penarikan Kesimpulan
Dari data yang didapatkan, kemudian dikelompokkan atau
dikategorikan, dan dicari polanya, serta dipilah-pilah yang kemudian
ditarik kesimpulan. Pengelompokan disesuaikan dari hasil jawaban subjek.
Data juga kan disajikan dalam bentuk tabel sesuai dengan indikator yang
telah ditetapkan. Langkah terakhir adalah melakukan wawancara dengan
beberapa subyek untuk menambah informasi dan memperkuat hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
analisis. Dari hasil tes dan wawancara serta didukung oleh observasi kelas
digunakan oleh peneliti untuk menarik kesimpulan sesuai dengan analisis
yang dilakukan.
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian secara Keseluruhan
Prosedur pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap Penentuan Masalah
Pada tahap ini peneliti menentukan topik penelitian yaitu
kemampuan berpikir mahasiswa pendidikan matematika pada materi jarak
dalam geometri ruang. Subyek penelitian merupakan mahasiswa Program
Studi Matematika Universitas Sanata Dharma angkatan 2018,kelas C.
Sebelum memilih subyek peneliti membuat identifikasi masalah dan
rumusan masalah tentang pelaksanaan penelitian secara jelas. Dengan
demikian, peneliti menentukan beberapa hal pendukung akan
terlaksananya penelitian, seperti ketersediaan literatur, metode penelitian,
waktu penelitian dan tempat penelitian.
2. Tahap Pembuatan Proposal Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu
membuat proposal penelitian yang memaparkan rancangan penelitian.
Proposal ini bertujuan untuk menjelaskan secara garis besar penelitian
yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Sebagai tahap penelitian, peneliti mempersiapkan instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian. Instrumen tersebut akan menjadi alat
pengumpulan data, yang terdiri dari instrumen tes esai, instrumen
wawancara, dan instrumen observasi kelas. Setelah itu peneliti melakukan
observasi kelas selama duka kali pertemuan, lalu melakukan penelitian
menggunakan tes diagnostik, dan yang terakhir adalah wawancara
beberapa mahasiswa. Dari hasil yang diperoleh menggunakan instrumen,
selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data, sehingga data yang
diperoleh sungguh valid.
4. Tahap Penulisan Laporan Penelitian
Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan, hasil penelitian dituliskan dalam bentuk laporan,
yaitu skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian terdiri atas tiga tahap: 1) observasi, 2) tes diagnostik, dan 3)
wawancara. Pada tahap pertama, peneliti melakukan observasi proses belajar yang
dilakukan di ruang kuliah. Pada tahap kedua, peneliti memberikan tes diagnostik,
yang hasil tes tersebut akan dianalisa. Pada tahap terakhir, peneliti melakukan
wawancara dengan beberapa mahasiswa.
A. Deskripsi Proses Belajar dan Pembahasan
Pengamatan dilakukan selama dua kali, yaitu pada hari Selasa, 16
April 2019 dan hari Selasa, 23 April 2019. Pada dua pertemuan tersebut,
mahasiswa sedang mempelajari konsep jarak dalam geometri ruang. Dosen
yang mengampu mata kuliah Geometri Ruang adalah Ibu Veronika Fitri
Rianasari, M.Sc. Berikut adalah pemaparan hasil pengamatan tersebut.
1. Pembelajaran jarak pada hari Selasa, 16 April 2019
Pada pembelajaran hari Selasa, 16 April 2019 dosen menyampaikan tiga
proses, yaitu apersepsi pembelajaran, inti pembelajaran, dan penutup.
a. Apersepsi pembelajaran jarak
Dosen memberikan penjelasan singkat di awal pembelajaran.
Dosen mengingatkan bahwa pembelajaran sebelumnya mengenai sudut
dalam geometri ruang. Dosen memberikan informasi bahwa
pembelajaran mengenai jarak juga hampir sama dengan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sudut yang mana menggunakan bantuan proyeksi. Dosen
menyampaikan objek yang dapat ditentukan jaraknya. Objek yang
dapat ditentukan jaraknya adalah jarak antara dua buah titik, jarak
antara titik dan garis, jarak titik ke bidang. Selain itu, dapat juga
ditentukan jarak garis dan garis yang kedudukan garisnya sejajar atau
bersilangan bersilangan, jarak garis dan bidang yang kedudukannya
sejajar, jarak dua bidang yang kedudukannya sejajar.
b. Inti pembelajaran jarak.
Pada inti pembelajaran terbagi menjadi dua bagian, yaitu
penjelasan materi dan diskusi. Berikut akan dipaparkan penjelasan
materi dan diskusi selama pembelajaran.
1) Penjelasan Materi Jarak
a) Jarak antara suatu titik dan garis
Dosen memberikan penjelasan dengan memberikan
gambar satu garis π dan titik π΄. Dosen bertanya kepada
mahasiswa βBagaimana caranya agar dapat menghitung jarak
dari titik π΄ dan garis π?β, selain bertanya dosen juga meminta
mengaitkan dengan pembelajaran sebelumnya. Sebagian
mahasiswa mengatakan bahwa jarak dapat ditentukan dengan
membuat garis yang tegak lurus dari titik π΄ ke garis π, yang
mana disepakati garis yang tegaklurus terbut adalah π΄β².
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b) Jarak dua garis yang sejajar
Dosen menggambarkan garis π dan garis β yang saling
sejajar. Dosen menanyakan βBagaimana cara menentukan jarak
kedua garis tersebut?. Dosen menuntun jawaban mahasiswa
bahwa menentukan jarak kedua garis yang sejajar adalah
dengan mencari sembarang titik di π lalu dibuat garis yang
tegak lurus dengan dengan β.
c) Jarak antara suatu titik dengan suatu bidang
Setelah mengetahui bagaimana cara menentukan jarak
dari titik ke garis Dosen melanjutkan penjelasan dengan
bertanya βJika garis π diganti dengan bidang apakah cara
menentukan jaraknya sama dengan menentukan jarak titik ke
garis?β. Mahasiswa menyatakan bahwa menentukan jarak dari
titik ke bidang sama dengan menentukan jarak dari titik ke
bidang.
d) Jarak antara suatu garis dengan suatu bidang sejajar
Dosen melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan
mengenai jarak garis ke bidang, yang mana kedudukan garis
dan bidang adalah sejajar. Cara mencari jaraknya ambil
sembarang titik pada π misalkan titik π lalu cari jarak titik π
ke bidang sehingga proses pengerjaan nya sama dengan
mencari titik ke bidang pada penjelasan sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
e) Garis bersilangan
Setelah menjelaskan mengenai jarak pada dua objek
yang saling sejajar, dosen melanjutkan penjelasan kembali.
Dalam pembelajaran dosen akan mendalami mengenai jarak
dua buah garis yang bersilangan yang akan melibatkan bidang.
Dosen memulai penjelasan dengan merepresentasikan nya
dengan dua buah garis panjang dan memisalkan satu penggaris
sebagai garis β dan satunya lagi dimisalkan sebagai garis π.
Dosen menanyakan βbagaimana kedudukan kedua garis ini ?β
lalu mahasiswa menjawab serempak βbersilanganβ. Dosen
kembali menanyakan βmengapa kedudukannya saling
bersilangan?β lalu ada beberapa mahasiswa yang menjawab
dan dosen menuntun jawaban bahwa bersilangan karena kedua
garis tersebut tidak terletak pada bidang yang sama. Setelah
mengetahui kedudukan dari kedua garis tersebut dosen
bertanya βbagaimana menentukan jarak dari dua garis
bersilangan?β, karena tidak ada yang menjawab maka dosen
menunjuk salah satu dari mahasiswa untuk menjawab.
Mahasiswa tersebut menjawab bahwa langkah pertama mencari
sebarang titik pada garis π, lalu ditarik tegak lurus ke garis β.
Jawaban mahasiswa tersebut kurang tepat tetapi dosen
menanggapi jawaban mahasiswa tersebut dengan menanyakan
βjika diambil dari titik yang berbeda apakah jaraknya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
berbeda?β dan mahasiswa menjawab βberbedaβ. Setelah itu
dosen mengingatkan lagi jarak antara dua buah objek haruslah
sama kecuali untuk beberapa kasus seperti jarak garis yang
menembus bidang yang jaraknya akan berbeda. Ada satu
mahasiswa lagi yang memberikan pendapat dan pendapat
tersebut benar akan tetapi ada prasyarat yang belum dijelaskan
dan akan dijelaskan saat matakuliah Geometri Analitik Ruang.
Oleh sebab itu dosen meminta mahasiswa untuk menemukan
ide yang lain. Setelah itu dirasa belum ada yang menemukan
ide, dosen menuntun mahasiswa dengan tetap menggunakan
dua buah penggaris dan kemudian dosen menggambarkan di
papan tulis, ada pun menentukan jaraknya adalah:
(a) Terdapat garis π dan hgaris β yang kedudukannya
bersilangan
(b) Akan dibuat πβ² yang sejajar garis π dan memotong garis β
(c) Lalu akan diperoleh bidang yang memuat πβ² dan β yang
sejajar dengan garis π, misalkan bidang tersebut adalah
bidang π
(d) Langkah selanjutnya proyeksikan garis π ke bidang π,
misalkan proyeksinya adalah garis π.
(e) Garis π sejajar dengan garis π dan memotong garis β di
satu titik, misalkan titik tersebut adalah titik π΄.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
(f) Akan dibuat garis melalui titik π΄ dan tegak lurus dengan
bidang π£ dan memtotong garis π pada satu titik, misalkan
titiknya π΅.
(g) Ruas garis π΄π΅ merupakan ruas garis yang memotong tegak
lurus garis β di titik π΄ dan memotong tegak lurus garis π di
titik π΅. Jadi π΄π΅ menyatakan jarak antara garis π dan garis
β yang saling bersilangan.
2) Diskusi
Setelah selesai melakukan penjelasan mengenai jarak pada
bangun ruang, dosen melanjutkan dengan memberikan bahan
diskusi. Dosen meminta mahasiswa untuk mencoba mengerjakan
soal yang diberikan. Tidak hanya menghitung namun dosen juga
meminta mahasiswa menyertakan alasannya. Bahan diskusi yang
diberikan dosen adalah sebagai berikut:
Pada kubus ABCD.EGH dengan panjang rusuk π ππ terdapat
titik πΎ yang merupakan titik potong πΈπΊ dan π»πΉ , titik πΏ yang
merupakan titik potong π΄πΆ dan π΅π· , dan π yang merupakan
titik tengah π΅πΆ !
Lukis dan tentukan jarak:
a. Titik π dan π»
b. Titik B dan EG
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c. Titik M ke EH
d. AK dan LG
Pembahasan:
a.
Pertama,
π·π2 = π·πΆ2 + πΆπ2
= π2 + (1
2π)
2
= π2 +1
4π2
=5
4π2
π·π =1
2πβ5
Kedua, π»π2 = π»π·2 + π·π2
= π2 + (1
2πβ5)
2
= π2 +5
4π2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
=9
4π2
π»π =3
2π ππ
Untuk menentukan jarak dari M dan H
Ξπ»π·π siku-siku di D
Alasan: π»π· β₯ π΄π΅πΆπ· (sifat dari kubus)
Sehingga menyebabkan π»π· β₯ semua garis di bidang
ABCD, dalam hal ini π»π· β₯ π·π
Lalu mencari panjang π·π
Perhatikan Ξπ·ππΆ siku-siku di C (alasannya karena sisi-
sisi kubus adalah persegi)
Maka di dapat π·π =1
2πβ5, lalu setelah itu dengan
phytagoras diperoleh π»π =3
2π ππ
b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Akan dicari jarak titik π΅ ke EG, proyeksi dari titik B ke EG
adalah titik K (titik tengah EG)
Alasannya: ΞπΈπ΅πΊ adalah segitiga sama sisi sehinga BK
merupakan ruas garis tinggi sekaligus ruas garis berat
ΞπΈπ΅πΊ
π΅πΎ = βπ΅πΉ2 + πΎπΉ2
= βπ2 + (1
2πβ2)
2
= βπ2 + (1
4π2)
= β3
2π2
= πβ3
2
c.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Jarak titik M ke EH
Proyeksi titik M ke EH yaitu Mβ (Mβ ditengah EH)
ππβ² β₯ πΈπ»
Alasan: ΞπΈππ» merupakan segituga sama kaki sehingga
MMβ merupakan garis ntinggi sekaligus garis berat
d. Kasih gambar
π΄πΏππΎ jajar genjang
Alsan π΄πΏ // πΎπΊ dan π΄πΏ = πΎπΊ
Jarak π΄πΎ dan πΏπΊ sama dengan KP
πΎπ. π΄πΎ = πΎπΏ. π΄πΏ
πΎπ. β3
2π = π.
1
2β2 π
πΎπ =1
β3π
BCHE adalah persegi panjang (bidang diagonal kubus)
M adalah titih tengah BC, lalu titik M diproyeksi ke EH yaitu
Mβ (Mβ=titik tengah EH) maka MMβ // EB dan MMβ=EB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Sehingga MMβ=EB
= βπ2 + π2
= πβ2 π
c. Penutup pembelajaran
Dosen menutup pembelajaran dengan memberikan informasi
bahwa dosen akan memberikan latihan soal di exelsa dan akan dibahas
pada pertemuan selanjutnya.
2. Pembelajaran hari Selasa, 23 April 2019
Pada pembelajaran ini dosen sudah memberikan soal di Exelsa
sebelum pembelajaran yang diharapkan mahasiswa sudah mengerjakan
sebelumnya. Dosen akan membahas soal yang telah diberikan, dosen
meminta mahasiswa duduk secara kelompok yang pernah ditentukan
sebelumnya. Setelah mahasiswa duduk dalam kelompok, dosen
menanyakan soal mana yang dianggap sulit oleh mahasiswa. Adapun
latihan yang diberikan oleh dosen adalah sebagai berikut:
Pada kubus ABCD.EFGH tentukan jarak antara
a. Titik πΈ dan πΊπΆ
b. πΈπ» dan π΅πΊ
c. π΄π» dan π·πΆ
d. πΈ dan bidang AFH
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Pembahasan:
Dosen meminta salah satu kelompok untuk menjawab 1a. Dosen
menanyakan βberapa jarak titik πΈ dan πΊπΆ ?β kelompok yang
ditunjuki menjawab bahwa jaraknya adal πβ2. Dosen memastikan
jawaban tersebut dengan menanyakan jawaban kelompok lain
apakah sama atau tidak. Setelah itu, dosen bertanya apa ruas garis
yang menyatakan jaraknya. Mahasiswa menjawab bahwa ruas garis
menyatakan jarak πΈ dan πΊπΆ adalah πΈπΊ , lalu dosen melanjutkan
dengan bertanya βmengapa?β. Ada salah satu mahasiswa yang
menyampaikan alasannya dan dosen menyimpulkan bahwa EG
adalah ruas garis yang menyatakan jarak dari πΈ dan πΊπΆ karena πΈπΊ
β₯ πΊπΆ .
Lalu dosen melanjutkan dengan memilih kelompok yang akan
menjawab 1b. Kelompok yang dipilih dosen meminta waktu untuk
berpikir dan dosen memberikannya. Akan tetapi, karena sedikit
lama dosen menuntun kelompok tersebut dengan bertanya
βbagaimana kedudukan πΈπ» dan πΉπΊ ?β lalu kelompok tersebut
mengatakan bahwa kedudukan kedua garis tersebbut adalah
bersilangan dan dosen melanjutkan dengan bertanya mengapa
garis-garis tersebut bersilangan. Kelompok tersebut mengatakan
kedua garis tersebut bersilangan karena kedua garis tersebut tidak
terletak pada bidang yang sama. Jawaban tersebut dibenarkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dosen lalu dosen bertanya βbagaimana cara menentukan jaraknya?β
mahasiswa menjawab βmenentukan jaraknya dengan membuat ruas
garis yang sejajar dengan EH dan memotong BG yaitu FGβ setelah
itu dosen menuntun mahasiswa untuk menentukan langkah
selanjutnya. Dosen menyampaikan langkah selanjutnya adalah
membuat bidang yang memuat kedua garis yaitu π΅πΊ sekaligus
yang memotong garis tersebut πΊπΉ , yaitu bidang BFG yang jika
diperluas BCGF. Dosen melanjutkan penjelasan βketika sudah
mengetahui bidangnya selanjutnya mencari jarak garis ke bidang
yaitu EH ke bidang BCGFβ lalu dosen bertanya bagaimana cara
menentukan jaraknya, mahasiswa menjawab βmengambil
sembarang titik di EH lalu diproyeksikan ke bidang BCGFβ dosen
bertanya βtitik apa yang akan dipilih ?β mahasiswa ragu-ragu
menjawab kaku dosen menuntun mahasiswa memilih titik πΈ atau
titik π» lalu dosen memnuntun mahasiswa dengan mengatakan
βjika dipilih titik πΈ maka proyeksinya adalah di titik πΉ maka
jaraknya adalah panjang dari πΈπΉ yaitu π.
Setelah membahas soal 1b dosen memilih kelompok lain untuk
menjawab soal 1c. Seperti pada soal sebelumnya dosen bertanya
βbagaimana kedudukan antara π΄π» dan π·πΆ ?β lalu mahasiswa yang
ditunjuk menjawab βkedua garis tersebut saling bersilanganβ lalu
dosen bertanya βmengapa garis tersebut bersilangan?β mahasiswa
langsung memberikan jawaban βkarena kedua garis tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
terletak pada bidang yang samaβ. Dosen menunjuk mahasiswa lain
dalam kelompok tersebut untuk menjawab bagaimana cara
menentukan jaraknya mahasiswa menjawab βmenentukan ruas
garis yang sejajar dengan CD dan memotong AH, yaitu ruas garis
ABβ. Selanjutnya dosen meminta mahasiswa lain dalam kelompok
tersebut untuk melanjutkan langkah selanjutnya, salah satu
mahasiswa menjawab βlangkah selanjutnya adalah menentukan
bidang bidang yang memuat AH dan AB, yaitu bidangnya adalah
BAH atau jika diperluas bidang BAHGβ dosen meminta
mahasiswa lain lagi untuk melanjutkan langkah selanjutnya,
mahasiswa menjawab βmenentukan jarak antara garis DC dan
bidang BAHGβ lalu dosen bertanya βbagaimana cara menentukan
caranya ?β karena mahasiswa terlihat kesulitan maka dosen
menuntun kembali βmenentukan jarak garis ke bidang ambil
sembarang titik lalu diproyeksikan ke bidang, kita ambil titik πΆ lalu
diproyeksikan kebidang BAHG, jaraknnya bagaimana? Jika kita
buat titik tengah BG yaitu I maka jaraknya adalah πΆπΌβ. Tidak
hanya sampai menentukan jarak saja dosen juga membahas lebih
lanjut lagi dengan meminta memberikan alasan mengapa
menentukan jarak dari titik C ke bidang BAHG adalah panjang CI.
Dosen juga meminta mahasiswa untuk mencari alasannya, setelah
ada beberapa mahasiswa yang memberikan alasannya maka
diperoleh alasannya adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
πΆπΌ β₯ π΅π΄π»πΊ
πΆπΌ β₯ π΅πΊ (diagonal sisi persegi saling tegak lurus)
πΆπΌ β₯ πΌπΌβ² (CDIIβ adalah persegi panjang, Iβ meruakah titik
tengah AH)
β΄ Jadi jarak AH dan DC adalah πΆπΌ =1
2πβ2
Selanjutnya dosen membahas 1d, karena kebanyakan mahasiswa
belum menyelesaikannya maka dosen yang membahas bagaimana
menentukan jarak πΈ ke bidang π΄πΉπ». Dosen bertanya kepada
mahasiswa bagaimana ide untuk menentukan jaraknya. Ada
mahasiswa yang mengemukakan idenya dengan berkata βmembuat
garis tingi dari titik A ke HF dan dari titik H ke AF, maka
perpotongan nya yaitu β β setelah itu dosen melanjutkan
pembahasannya dengan mengingatkan pembelajaran di SMA
βapakah pernah menemukan soal serupa di SMA. Pada saat di
SMA maka jaraknya adalah 1
3 dari diagonal ruang, apakah ada yang
masih ingat ?β. kebanyakan dari mahasiswa kelupaan sehingga
dosen melanjutkan pembahasan dengan menuntun mahasiswa
untuk membuktikan πΈπΈβ² β₯ π΄π dengan meminta mahasiswa untuk
meninjau Ξπ΄πΈπ
Dua buah garis π dan β bersilangan tegak lurus. Jarak antara kedua
garis tersebut direpresentasikan oleh π΄π΅ dan π΄π΅ = 10ππ dengan π΄
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
pada garis β dan π΅ pada garis π. Kemudian terdapat titik πΆ pada garis
β dan titik π· pada garis π, sedemikian sehingga π΄πΆ = 6ππ dan
π΅π· = 8ππ. Tentukan panjang πΆπ· !
Pembahasan:
Dosen menanyakan apakah ada mahasiswa yang sudah mengerjakan
soal nomor dua. Belum ada mahasiswa yang mengerjakan soal nomor
dua sehingga m=dosen meminta mahasiswa untuk menggambarkannya
saja di papan tulis. Setelah salah satu mahasiswa menggambarkan di
papan tulis dosen menanyakan pada mahasiswa yang lain βapakah
dapat membayangkan maksud dari soal nomor dua dari gambar >
apakah ada yang mengalami kesulitan ?β. beberapa mahasiswa terlihat
kebingungan sehingga dosen mencoba menjelaskan dengan perlahan.
Setelah itu dosen meminta salah satu mahasiswa untuk menuliskan
alasan-alasan pendukung untuk menjawab soal nomor dua di papan
tulis. Gambar dan alasan pendukung tersebut adalah sebagai berikut :
Berikan gambar
Alasan:
1. π dan gβ dapat dibuat bidang datar sehingga dapat dibuat bidang π€
2. β β₯ π (g//gβ dan π β₯ β)
3. β β₯ π΄π΅ (πππππ ππππ‘πππ π πππ β)
4. maka β β₯ bidang π€ yang memuat πβ²β² dan π΄π΅
5. β β₯ π΄π· (π΄π· terletak pada bidang π€)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kesimpulan dari pembelajaran
Dari awal dimulai pembelajaran hingga akhir pembelajaran, ada
beberapa hal yang diperoleh yang berkaitan dengan High Order Thinking
Skill sebagai berikut:
Dosen sudah menuntun mahasiswa untuk berpikir kritis dengan selalu
menanyakan βmengapa?β saat mahasiswa mengungkap ide. Selain itu,
dosen juga selalu meminta pendapat lain jika sudah ada mahasiswa
yang menyampaikan atau dosen meminta mahasiswa untuk
memikirkan jawaban yang lain (lebih dari satu), biasanya dosen selalu
bertanya βada ide lain?β.
Dosen berhasil menuntun mahasiswa yang terlihat dari mahasiswa
mampu memberikan jawaban-jawaban berbeda dan berani bertanya
atau menanggapi pembahasan yang dilakukan. Setiap dosen bertanya
ada mahasiswa yang berani mengungkapkan pendapat dengan inisiatif
sendiri namun tetap ada mahasiswa yang di perintah oleh dosen.
Dosen sudah menuntun mahasiswa untuk menghubungkan ide-ide
yang didapat dengan informasi yang sudah didapat sebelumnya. Pada
saat-saat tertentu yang mana mahasiswa dirasa tidak dapat
menghubungkan aka dosen akan memberikan petunjuk agar dapat
membantu mahasiswa.
Mahasiswa sudah mulai dapat menghubungkan informasi-informasi
yang mereka dapat, walaupun ada beberapa pembahasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mahasiswa terlihat bingung namun dengan stimulus yang diberikan
oleh dosen, mahasiswa dapat menghubungkan informasi untuk
menyelesaikan permasalahan.
Dosen menuntun mahasiswa untuk dapat memberikan kritikan atau
menambahkan sesuatu yang kurang dari ide teman yang lain. Hal ini
terlihat ketika dosen meminta salah satu mahasiswa untuk
menyelesaikan permasalahan matematika yang diberikan oleh dosen di
papan tulis. Setelah mahasiswa tersebut terlihat bingung, dosen
meminta kesediaan mahasiswa lain untuk membantu dan memeriksa
pekerjaan mahasiswa yang di depan.
Mahasiswa yang lain merespon dengan baik dikarenakan ada
mahasiswa dengan inisiatif sendiri untuk bersedia membantu dan
memeriksa pekerjaan temannya di depan. Dengan demikian ada
mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk mengevaluasi.
B. Deskripsi Hasil-Hasil Tes Diagnostik
Langkah kedua dalam penelitian adalah pengerjaan tes diagnostik. Tes
diagnostik dibuat oleh peneliti dengan bimbingan Ibu Veronika Fitri
Rianasari, M.Sc., dosen yang mengampu mata kuliah Geometri Ruang. Tes
diberikan kepada seluruh mahasiswa pendidikan matematika angkatan 2018
kelas C yang mengikuti perkuliahan Geometri Ruang yang diampu oleh Ibu
Fitri. Dengan tes ini peneliti ingin mengetahui kemampuan berpikir tingkat
tinggi mahasiswa calon guru matematika materi jarak pada Geometri Ruang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Berikut adalah deskripsi hasil jawaban subyek penelitian terhadap tes
diagnostik tersebut.
Mahasiswa
Hasil
C4 C5 C6
M1 Γ Γ Γ
M2 Γ Γ Γ
M3 Γ Γ Γ
M4 Γ Γ
M5 Γ Γ Γ
M6 Γ Γ
M7 Γ Γ Γ
M8 Γ Γ Γ
M9 Γ Γ Γ
M10 Γ Γ Γ
M11 Γ Γ Γ
M12 Γ Γ Γ
M13 Γ Γ Γ
M14 Γ Γ Γ
M15 Γ Γ Γ
M16 Γ Γ Γ
M17 Γ Γ Γ
M18 Γ Γ Γ
M19 Γ Γ Γ
M20 Γ Γ Γ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
M21 Γ Γ Γ
M22 Γ Γ
M23 Γ Γ
M24 Γ Γ Γ
M25 Γ Γ Γ
M26 Γ Γ Γ
M27 Γ Γ Γ
M28 Γ Γ Γ
M29 Γ Γ Γ
M30 Γ Γ Γ
M31 Γ Γ Γ
M32 Γ Γ Γ
M33 Γ Γ Γ
M34 Γ Γ Γ
M35 Γ Γ Γ
M36 Γ Γ Γ
Keterangan:
= Mahasiswa sudah menjawab benar dan tepat
Γ= Mahasiswa belum menjawab dengan benar
dan tepat
Dari tabel diatas akan diambil enam mahasiswa yang akan diberikan
wawancara mendalam guna untuk memperdalam informasi. Adapun alasan
dipilihnya mahasiswa tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
1. Jawaban yang diberikan oleh mahasiswa unik dan dirasa perlu untuk
diperdalam kembali.
2. Untuk mengecek kebenaran dari hasil diagnostik.
3. Hasil jawaban dari diagnostik dirasa memperkuat hasil penelitian.
Soal nomor 1 untuk mengukur kemampuan menganalisis (C4).
Mahasiswa Bentuk Jawaban
M4;M6;M21;M23
Analisis: Terdapat tiga mahasiswa dapat memberikan jawaban dari 1a dan 1b
dengan tepat dan dapat memberikan penjelasan untuk mendukung jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
yang diberikan. Dengan demikian ketiga mahasiswa memiliki kemampuan
menganalisis yang baik sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan soal untuk
kategori menganalisis.
M14;M26
Analisis: Kedua mahasiswa tersebut hampir menjawab dengan benar. Dua
mahasiswa tersebut dapat mengerjakan soal 1a dengan benar dan tepat.
Keduaya dapat memberikan jawaban akhir soal 1b yang benar, namun proses
pengerjaan yang diberikan kurang tepat. Kekeliruannya terletak pada proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
generalisasi. Mahasiswa masih menjawab dengan memilih salah satu angka
dan bukan dalam bentuk variabel. Seharusnya, mahasiswa tidak menggunakan
angka melainkan menggunakan variabel, sehingga hasil yang didapat dapat
berlaku secara umum. Menurut peneliti, ketiga mahasiswa tersebut hampir
memiliki kemampuan menganalisis hanya saja masih memiliki kendala untuk
bekerja dengan variabel.
M9;M10;M1
2;M18;M22
Analisis: 4 dari 5 mahasiswa belum dapat menyelesiakan soal nomor 1a
dengan tepat namun mahasiswa tersebut tetap memberikan pendapat. 5 n
mahasiswa menjawab dengan benar namun tidak ada proses pengerjaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
diberikan, soal dijawab berdasarkan penalaran mahasiswa sendiri. Mahasiswa
belum memasuki tahap menganalisis menghubungkan dengan informasi yang
diketahui mahasiswa sebelumnya.
M2;M3;M8;M13
;M16;M20;M27;
M28;M30;M31;
M35
Analisis: Empat dari sebelas mahasiswa dalam kelompok ini menjawab soal
nomor 1a dengan benar dan tepat. Enam dari sebelas mahasiswa menjawab
soal dengan kurang tepat namun mahasiswa-mahasiswa tersebut memberikan
jawaban disertai dengan alasan, dan 1 dari 11 mahasiswa tersebut tidak
menjawab soal nomor 1a. 11 memiliki hasil akhir yang benar pada soal nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
1b, namun proses pengerjaan yang dilakukan masih salah. Pada bagian yang
diberikan kotak adalah letak kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Pertama,
mahasiswa salah memberikan simbol. Mahasiswa menyamakan simbol untuk
rusuk dan simbol untuk diagonal sisi ruangan, yaitu sama-sama simbol π.
Kedua, setelah mahasiswa mendapatkan panjang diagonal sisi, mahasiswa
langsung mengalikan dengan 2 untuk mendapatkan panjang rusuk bangunan
yang satu lagi. Proses tersebut lah yang membuat proses pengerjaan
mahasiswa menjadi keliru walaupun hasil akhirnya benar. Mahasiswa belum
memasuki tahap menganalisis dikarenakan mahasiswa belum dapat
menghubungkan dengan informasi yang diketahui sebelumnya dengan tepat
sehingga menimbulkan kesalahan pemahaman konsep.
M1;M5;M7;M11;
M15;M17;M19;M
24;M25;M29;M3
2;M33;M34;M36
Analisis: 7 dari 12 mahasiswa memberikan jawaban dari soal nomor 1a
dengan tepat yang disertai dengan alasannya, 5 dari 12 mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
memberikan jawaban dari soal nomor 1 a kurang tepat namun masih
memberikan alasan dari pendapat mereka. 12 mahasiswa memberikan jawaban
dari soal nomor 1b namun proses dan hasil pengerjaan yang diberikan salah.
Soal nomor 2a untuk mengukur kemampuan mengevaluasi (C5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada soal nomor 2a ini tidak ada mahasiswa yang dapat menjawab dengan
benar dan tepat. Mahasiswa melupakan bagian-bagian penting yang harus
ditentukan dulu sebelum dapat menentukan jawabannya. Pada bagian yang
diberikan kotak mahasiswa tidak mencari terlebih dulu ukuran dari atap,
yang mana seharusnya dalam menentukan ukuran atap diperlukan teori
Phytagoras.
Mahasiswa Bentuk Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
M6;M23;M
29;M30;M2
1;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Analisis: 3 mahasiswa berusaha memberikan jawaban dengan lengkap dan
detail. Mahasiswa juga sudah memberikan kesimpulan pada jawaban yang
diberikan. Namun, proses pengerjaan terdapat kekeliruan sehingga hasil
akhirnya kurang tepat walaupun kesimpulan yang diberikan benar.
M1;M2;M3
M4;M5;M7;
M8;M9;M1
0;M12;M15;
M20;M17;
M18;M22;
M24;M25;
M26;M27;
M28;M31;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
M32;M34;
M35;M36;
Analisis: mahasiswa sudah berusaha untuk mengerjakan soal yang diberikan
namun proses pengerjaan nya masih salah. Keliruannya dikarenakan
mahasiswa hanya menjumlah dari yang diketahui lalu memberikan
kesimpulan padahal untuk menjawab soal diperlukan proses pengerjaan yang
tidak hanya itu yang diperlukan.
M11; M14;
M16;M13;
M33;
Analisis: mahasiswa hanya memberikan kesimpulan tanpa memberikan proses
pengerjaannya bagaimana.
M19 Mahasiswa tidak menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Soal nomor 2b untuk mengukur kemampuan mencipta (C6)
Pada soal nomor 2b ini juga tidak ada mahasiswa yang menjawab dengan
benar dan tepat. Walaupun ada mahasiswa yang memberikan ide unik. Ada
beberapa mahasiswa yang sudah mencoba membuat ukuran sendiri hingga
memberikan kesimpulan. Namun, kekeliruan nya juga mahasiswa tidak
memberikan proses pengerjaan yang tepat untuk menentukan ukuran-
ukurannya terkhusus untuk ukuran atap.
Mahasiswa Bentuk Jawaban
M1;M2;M3
;M5;M6;M
7;M9;M10;
M15;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
M20;M26;
M27;M30;
M31;M32;
M34;M36;
Analisis: mahasiswa sudah mampu menentukan ukuran agar syarat yang di
berikan terpenuhi namun belum memberikan proses pengerjaan untuk
mendapatkan ukuran-ukuran yang diberikan.
M4;M11;M
13;M18;M
24;
Analisis: mahasiswa sudah memberikan jawaban namun jawaban yang
diberikan tidak ada alasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
M8;M14;M
16;M22;M
28;M29
Analisis; 3 mahasiswa sudah mengerjakan namun pekerjaan yang dilakukan
belum selesai.
M12;M17;
M19;M21;
M23;M25;
M33;M35;
Mahasiswa tidak menjawab
Analisis: 6 mahasiswa tidak menjawab
C. Data Hasil Tes dan Wawancara
Tahap terakhir dalam penelitian adalah wawancara terhadap beberapa
mahasiswa yang mengerjakan tes diagnostik. Peneliti memilih enam
mahasiswa untuk diwawancarai. Berdasarkan hasil tes diagnostik, peneliti
memilih mahasiswa yang sebenarnya bisa menjawab soal dengan benar, tetapi
masih belum tepat. Peneliti ingin mengetahui kendala yang dimiliki oleh
mahasiswa tersebut. Berikut adalah deskripsi hasil wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
1. Menganalisis
a. Mahasiswa 1
P : Apakah menurut mu soal nomor 1 sulit?β
M21 : βSebenarnya itu tidak sulit tapi jarang mengerjakan soal
yang seperti ini.
P : Apakah menurut mu kemarin kamu telah menjawab
dengan benar soal nomor 1?
M21 : ... Iya .
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M21 : Setelah membaca aku memikirkan kira-kira teori apa saja
yang bisa aku gunakan
P : Memang teori apa saja yang akan digunakan?
M21 : Setelah saya membaca soal saya pikir ini pasti nanti
menggunakan perbandingan, menggunakan konsep jarak,
dan menggunakan Phytagoras.
P : Bagaimana dengan soal nomor 1a ? apakah yang membuat
kamu yakin bahwa dari soal nomor 1 yang tidak
dibutuhkan adalah jawabanmu yang kamu tuliskan di
lembar jawab ?
M21 : Iya kan itu kubus, tanpa disebut bahwa luas plafon dengan
luas lantai pastilah sama.
P : Sekarang coba ceritakan bagaimana proses pengerjaan soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
nomor 1b!
M21 : Pertama, aku baca soal aku memikirkan teori apa yang bisa
membantu mengerjakan. Kedua, aku membayangkan
bentuk ruangan. Ketiga, aku mulai mengerjakan langkah
per langkah.
P : Sekarang coba ceritakan proses pengerjaan nya langkah per
langkah.
M21 : Pertama, aku baca ulang lagi langsung aku tuliskan
informasi penting untuk menjawab nya. Kedua, aku gambar
sketsa untuk ruangan Najwa dan ruangan Merry. Ruangan
Najwa kubus ABCD.EGHH dan ruangan Merry
IJKL.MNOP. Ketiga, memisalkan bahwa lampu di ruangan
nya Najwa adalah π₯ dan lampu diruangan Merry adalah π¦.
Keempat, memisalkan panjang rusuk adalah π ππ. Kelima,
cari panjang πΈπ =1
2πβ2 ππ. Keenam, kan disoal jarak
pojok plafon ke lampunya Meri duakalinya punya Najwa
berarti ππ = 2πΈπ = πβ2 ππ. Ketujuh, berarti panjang
rusuknya merry/ππ = β(πβ2)2
+ (πβ2)2
= β4π2 = 2π,
maka diperoleh panjang rusuknya Merry adalah 2π.
Terakhir, panjang tiang penyusun ruangan Najwa banding
ruangan Merry adalah π: 2π = 1: 2.
P : Bagus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dari hasil tes diagnostik, M21 dapat menemukan
permasalahan yang mana harus diselesaikan. Selain itu, M21 juga
dapat menghubungkan dengan informasi-informasi yang
sebelumnya sudah pernah didapat dan menghubungkannya untuk
menyelesaikan permasalahan di tes diagnostik. M21 berhasil
mengetahui apa saja yang dianggap penting dari soal yang akan
membantu menyelesaikan permasalahan pada soal. Selain dari tes
diagnostik hal tersebut juga terlihat dari wawancara yang dilakukan
terhadap M21, yang mana M21 mampu menjelaskan bagaimana
proses pengerjaan yang dilakukan. Wawancara memperkuat bahwa
M21 mampu berpikir menganalisis.
b. Mahasiswa 2
P : Apakah menurut mu soal nomor 1 sulit?
M30 : Hmm... kemarin agak bingung sih ka
P : Bingungnya pada bagian mana?
M30 : Bingung ka kemarin itu kubus atau balok.
P : Sekarang coba baca kembali soal yang diberikan.
M30 : (Setelah membaca) oh iya ka ternyata kubus, aku kurang
perhatikan kemarin. Berarti aku salah kemarin ka.
P : Sekarang sudah mengetahui letak kesalahannya kan ?
coba kerjakan ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
M30 : (Mahasiswa mengerjakan ulang)
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M30 : Memperhatikan atau menandai bagian-bagian penting ka.
P : Memang apa saja yang menjadi bagian pentingnya?
M30 : Yang paling penting adalah perbandingan jarak dari salah
satu pojok plafon ke lampu.
P : Bagaimana dengan soal nomor 1a?
M30 : Saya salah kak seharusnya yang benar itu, informasi yang
tidak diperlukan adalah ukuran plafon dan lantai sama
besar karena kan sudah pasti kalau kubus.
P : Oke baiklah jika begitu, tadi sudah memperbaiki 1bkan
sekarang coba ceritakan bagaimana proses pengerjaan
soal nomor 1b!
M30 : Setelah aku menandai bagian penting aku tuliskan di
lembar jawaban ka. Terus aku hitung deh.
P : Sekarang coba ceritakan proses pengerjaannya lebih
detail lagi
M30 : Aku gambar dulu ka plafonnya Najwa, terus aku misalin
deh bidangnya ABCD dan O adalah lampunya.
Berartikan panjang π΄π΅ = π΅πΆ = πΆπ· = π·π΄ = π ππ. Lalu
aku hitung deh AC dan OC Najwa. Setelah itu baru aku
cari π΄πΆ nya milik Merry lalu dari yang sudah aku dapat
aku menemukan Ada yang dimiliki oleh Merry sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
aku memperoleh bahwa perbandingannya adalah 2:1.
Saat mengerjakan tes diagnostik M30 mengalami kesalahan.
Kesalahannya adalah M30 tidak teliti membaca soal yang
menyebabkan M30 beranggapan bahwa gambar dari soal adalah
balok padahal gambar tersebut telah diberikan keterangan kubus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Namun, saat diwawancara mahasiswa menyadari kesalahannya dan
dapat mengerjakan ulang dengan benar tanpa bantuan. Dari hasil
wawancara didapat bahwa M30 berhasil mengetahui permasalahan
dari soal dan mengetahui bagian-bagian penting dari soal yang mana
akan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan dari soal.
dari hasil wawancara juga memperkuat bahwa M30 menggunakan
informasi sebelumnya untuk menyelesaikan permasalahan. Informasi
yang diperoleh dari tes diagnostik dan wawancara memperlihatkan
bahwa M30 memiliki kemampuan berpikir menganalisis.
c. Mahasiswa 3
P : Apakah menurut mu soal nomor 1 sulit?
M23 : Kalau kemarin saat mengerjakan tidak ada kesulitan sih kak.
P : Apakah menurut mu kemarin kamu telah menjawab dengan
benar soal nomor 1?
M23 : Iya kayanya ya sih benar ka.
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M23 : Memikirkan proses pengerjaaanya ka.
P : Bagaimana dengan soal nomor 1a ? apakah yang membuat
kamu yakin bahwa dari soal nomor 1 yang tidak
dibutuhkan adalah jawabanmu yang kamu tuliskan di
lembar jawab?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
M23 : Iya ka saya yakin kan pasti lah kalau kubus plafon dan
lantainya berarti ukurannya sama.
P : Baik. Sekarang coba ceritakan bagaimana proses pengerjaan
soal nomor 1b!
M23 : Aku gambar sketsanya ruangan Najwa dan Merry ka.
Ruangan Najwa aku beri nama kubus ABCD.EFGH
dengan L adalah titik lampunya dan ruangan Merry aku
beri nama kubus PQRS.TUVW dengan K adalah titik
lampu pada plafon. Setelah itu kau tuliskan apa saja yang
diketahui pada lembar jawaban.
P : Setelah itu bagaimana proses perhitungannya.
M23 : Berartikan πΈπΏ =1
2πβ2 karena merupakan setengah dari
diagonal sisi. Diketahui kan kalau jarak salah ujung plafon
ke lampu milik Merry dua kali lebih besar dari milik Najwa
sehingga ππΎ = 2 Γ πΈπΏ = 2 Γ1
2πβ2 = πβ2 berartikan
ππ dua kalinya ππΎ, yaitu 2πβ2. Terus dengan yang
diperoleh tersebut di dapat bahwa panjang rusuk dari
ruangan yang dimiliki Merry adalah 2π sehingga
perbandingannya adalah 1:2.
Dari tes diagnostik terlihat bahwa memang M23 mampu mengetahui
permasalahan yang harus diselesaikan serta mampu memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
atribut seperti gambar dan informasi-informasi yang dianggap penting
untuk menyelesaikan permasalahan. Hal tersebut juga terlihat dari hasil
wawancara yang dilakukan terhadap M23 yang mana mampu
menjelaskan proses pengerjaan dengan baik dan benar. Selain itu,
mahasiswa juga mampu membangun hubungan antara informasi yang
diketahui sebelumnya dengan informasi penting yang terdapat dalam
soal sehingga menghasilkan jawaban yang benar dan tepat.
d. Mahasiswa 4
P : Apakah menurut kamu soal nomor 1 sulit?
M8 : Lumayan sih ka, eh tapi agak lupa-lupa soalnya gimana.
P : (peneliti memberikan kembali soalnya agar subjek dapat
membaca kembali) Apakah menurut mu kemarin kamu
telah menjawab dengan benar soal nomor 1?
M8 : hmm... kayanya sudah benar sih ka.
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M8 : Agak bingung sih kak kemarin
P : Pada bagian apa yang dirasa bingung?
M8 : Memahami soalnya sih ka.
P : Oke baiklah jika begitu. Sekarang, bagaimana dengan soal
nomor 1a ? apakah yang membuat kamu yakin bahwa dari
soal nomor 1 yang tidak dibutuhkan adalah jawabanmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
yang kamu tuliskan di lembar jawab?
M8 : hmmm kaya sih juga benar sih itu ka.
P : Baik. Sekarang coba ceritakan bagaimana proses pengerjaan
soal nomor 1b!
M8 : Nah aku pertamanya itu ka nulis diketahuinya aku misalkan
ruangan Najwa rusuknya adalah π ππ, terus aku cari
diagonal sisi yang dimiliki oleh Najwa.
P : (peneliti melihat ada kesalahan waktu tes diagnostik).
Sebentar, ini maksud dari pengerjaannya apa ya?
M8 : ka itu maksudnya diagonal sisi dari ruangan Najwa. Terus
yang di bawahnya itu nyari rusuknya ruangan yang dimiliki
Merry.
P : Oh iya, sekarang coba lanjutkan penjelasannya.
M8 : Nah pokoknya setelah mencari diagonal sisinya ruangan
Najwa aku cari rusuknya dari ruangan Merry setelah itu aku
ketemu perbandingannya 1:2.
P : Oke baik.
Hasil akhir dari tes diagnostik M8 benar namun proses yang dikerjakan
kurang tepat wawancara dilakukan untuk mengetahui penjelasan dari
mahasiswa terkait dengan proses pengerjaan yang dilakukan M8. Dari
wawancara diperoleh bahwa mahasiswa mampu menjelaskan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
baik dan tepat sehingga saat peneliti memastikan jawaban sebelumnya
memberikan informasi bahwa kemarin keliru menuliskan. Selain itu,
M8 juga sebenarnya mampu memberikan atribut untuk membantu
memecahkan permasalahan yang ada dan M8 mampu memilah mana
informasi yang dianggap penting untuk membantu menyelesaikan
permasalahan. Dari hasil tes diagnostik dan hasil wawancara dapat
terlihat bahwa M8 sudah memiliki kemampuan berpikir menganalisis
walaupun ada sedikit ketidaktelitian.
e. Mahasiswa 5
P : Apakah menurut kamu soal nomor 1 sulit?
M32 : Kalau nomor 1 saya rasa sangat mudah ka
P : Apakah menurut mu kemarin kamu telah menjawab dengan
benar soal nomor 1?
M32 : Iya pasti benar.
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M32 : langsung aja ka pakai logika.
P : Bagaimana dengan soal nomor 1a ? apakah yang membuat
kamu yakin bahwa dari soal nomor 1 yang tidak dibutuhkan
adalah jawabanmu yang kamu tuliskan di lembar jawab?
M32 : Iya sangat yakin ka.
P : Baik. Sekarang coba ceritakan bagaimana proses pengerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
soal nomor 1b!
M32 : Wah ka saya kemarin pake logika aja sih jadi kan udah pasti
gitu aja ka.
P : Kalau menuliskan dalam bentuk aljabarnya bisa gak?
M32 : Wah gak bisa kak, kan itu udah pasti juga kalau
perbandingannya 1:2
P : Baik.
Hasil akhir dari jawaban M32 tersebut benar. Namun, mahasiswa tidak
mampu mengerjakan menggunakan dan menghubungkan dengan
informasi yang didapat sebelumnya. Peneliti berusaha bertanya dan
menggali lebih dalam lagi namun mahasiswa belum berhasil
menemukan proses pengerjaan. Mahasiswa belum mencapai
kemampuan berpikir menganalisis.
f. Mahasiswa 6
P : Apakah menurut kamu soal nomor 1 sulit?
M6 : Masih bisa sih ka kalau ini.
P : Baik. Menurutmu apakah kamu sudah menjawab dengan
benar .
M6 : Yakin kak.
P : Baik sekarang coba kamu ceritakan bagaimana proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
pengerjaannya.
M6 : Ya gitu ka, pertama aku gambar dulu kan plafonnya yang
dimiliki oleh Najwa terus aku buat perbandingan deh
P : Baik jika begitu, informasi apa yang sudah kamu ketahui
terus kamu terapkan dalam soal?
M6 : Informasi tentang perbandingan dan sifat-sifat dari kubus.
P : Baik. Apakah ada kesulitan saat mengerjakan soal ini?
M6 : Kalau soal yang ini sih enggak kak
P : Baik
Dari hasil tes diagnostik, M6 sudah menjawab dengan benar. Namun,
pekerjaan yang dilakukan oleh M6 hanya menggunakan logika. M6
menggunakan informasi mengenai perbandingan sifat-sifat dari kubus
sehingga menyimpulkan jawaban tidak dalam bentuk aljabar. M6sudah
terlihat mengetahui hal-hal penting dari soal yang akan dipergunakan
untuk menyelesaikan permasalahan. Walaupun proses pengerjaannya
terlihat sederhana namun dapat terlihat M6 dapat merumuskan dan
merencanakan proses pengerjaan dengan baik, serta mampu untuk
menghubungkan informasi-informasi yang diketahui sebelumnya.
Dilihat dari hasil tes diagnostik dan hasil wawancara M6 sudah
memiliki kemampuan berpikir menganalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
2. Mengevaluasi
a. Mahasiswa 1
P : Menurut mu, apakah soal nomor 2b ini lebih mudah dari
soal nomor 1?
M21 : Lebih sulit
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M21 : Memperhatikan syarat-syaratnya.
P : Setelah membaca pertanyaan 1a, ide apa yang kamu
pikirkan?
M21 : Mengecek apakah uang tersebut cukup.
P : Bagaimana cara mengecek nya?
M21 : Dihitung dari ukuran-ukuran minimal dari syarat di soalnya.
P : Pada ukuran atap kan tidak ada ukuran minimal nya,
bagaimana kamu menentukan ukurannya?
M21 : Aduh kak lupa.
P : Coba ingat-ingat kembali.
M21 : Oh iya ka langsung aja menentukan luas segitiga dari limas
atap, alasnya 5 tingginya 4m.
P : Berarti panjang dari atap plafon sama dengan alas segitiga
nya?
M21 : Oh iya ka dari gambar lebih panjang, berarti aku salah.
P : Sekarang, baca ulang soalnya terus hitung ukuran atapnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dan biayanya, mau menggunakan alas segitiga berapa
meter?
M21 : 6 meter aja ka.
P : Oke sekalian dihitung. (peneliti menunggu mahasiswa
menghitung)
M21 : (setelah selesai) sudah ka.
P : Apakah uang yang dimiliki oleh Reki cukup?
M21 : Ternyata enggak kak.
P : Baik, berarti hasil jawaban mu kemarin benar atau salah?
M21 : Salah kak.
P : Andai kamu boleh merubah soal menurut mu gimana sih
agar uang yang ada ini mencukupi?
M21 : Hmm gimana ya ka..... oh mungkin gini ka, ukuran dari
minimalnya aja yang diperkecil lagi, kan kalau diperkecil
jadi biayannya juga cukup. Gitu gak sih ka ?
P : Baik, sekarang dimana letak kesulitan saat mengerjakan soal
nomor 2a?
M21 : Sulitnya memahami soalnya ka, harus teliti. Kan soalnya
panjang, syaratnya banyak, aku memahami syarat sampai
gak teliti sama gambar yang disediakan.
P : Kira-kira ada lagi kesulitannya?
M21 : Hmm apa ya kak... Oh iya ka kan selama kuliah ini jarak
ketemu soal-soal kontekstual gini jadi kurang terbiasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
mengartikan setiap kalimat soalnya.
P : Baik lah.
Dari hasil tes diagnostik M21 melakukan kesalahan saat menghitung
ukuran atap. Saat dilakukan wawancara M21 menyadari kesalahan dan
mampu mengerjakan kembali soal dengan benar dan tepat. M4 dapat
memberikan kesimpulan apakah uang yang dimiliki dapat tercukupi
atau tidak dengan baik. Dari hasil wawancara mahasiswa sudah
memiliki kemampuan untuk memeriksa kebenaran dari dari
permasalahan yang diberikan, M21 juga memiliki kemampuan
mengkritisi bagaimana agar uang yang dimiliki cukup dengan
mengubah komponen dari soal. dengan informasi tersebut M21
memiliki kemampuan mengevaluasi yang baik.
b. Mahasiswa 2
P : Menurut mu, apakah soal nomor 2 ini lebih mudah dari soal
nomor 1?
M30 : Wah... yang nomor 2 sangat susah ka.
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M30 : Sama sih kak kaya sebelumnya, memperhatikan mana
bagian-bagian yang penting.
P : Bagian apa saja yang kamu rasa penting untuk menjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
soal nomor 2b?
M30 : Ukuran-ukuran yang diberikan pada soalnya ka.
P : Setelah membaca pertanyaan 1a, ide apa yang kamu
pikirkan?
M30 : Hitung aja menggunakan ukuran yang disediakan.
P : Kamu menggunakan ukuran yang mana?
M30 : Ukuran maksimal nya ka.
P : Jika menggunakan ukuran maksimal dari ukuran yang
diberikan pada soal apa jawabannya.
M30 : Tidak cukup ka.
P : Oke baik. Sekarang, bagaimana cara kamu
menyimpulkannya?
M30 : Dengan ukuran tersebut saya hitung aja ka dengan uangnya
ternyata saat menghitung hingga biaya dinding ternyata
sudah jauh lebihnya. Jadinya saya simpulkan uangnya
tidak cukup.
P : Sekarang, jika kamu diperbolehkan untuk mengubah
komponen dari soal, menurutmu bagaimana agar uang
yang diminta pada soal itu cukup
M30 : Hmmm gimana ya ka... kayanya gak bisa deh ka. Soalnya
pasti gak cukup kan itu.
P : Baik. Dimana letak kesulitan saat mengerjakan soal nomor
2a?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
M30 : Membayangkan gambar dan memahami maksud dari
soalnya ka.
P : Kira-kira ada lagi kesulitannya?
M30 : Hmm apa ya kak... itu aja kayanya
P : Baik lah.
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara dapat disimpulkan bahwa
hasil jawaban dari M30 tidak tepat. M30 belum mampu mencek
kebenaran dari permasalahan yang diberikan yang terlihat bahwa M30
belum dapat menyerap informasi yang diberikan dari soal sehingga
tidak tepat saat melakukan proses pengerjaan. M30 juga belum mampu
mengkritisi soal yang terlihat saat peneliti meminta M30 untuk
mengubah soal agar uang yang dimiliki cuku, M30 merasa tidak ada
hal yang bisa dirubah sebelum M30 mencoba. Dari informasi tersebut
M30 belum memiliki kemampuan berpikir mengevaluasi.
c. Mahasiswa 3
P : Menurut mu, apakah soal nomor 2 ini lebih mudah dari soal
nomor 1?
M23 : Wah iya ka lebih sulit dari nomor 1.
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M23 : Hmm setelah baca itu aku hitung aja ka perkiraannya.
P : Oke baik jika begitu, setelah membaca pertanyaan 2a, ide
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
apa yang kamu pikirkan?
M23 : Saya mikir untuk menentukan apakah uang tersebut cukup
atau tidak berarti saya harus memikirkan biaya nya dengan
menggunakan ukuran-ukuran minimal yang diketahui dari
soal.
P : Baik, dengan ide mu tersebut apa jawaban mu?
M23 : Jawabannya cukup ka.
P : (peneliti melihat kesalahan pada perhitungan atap) Oke
sekarang coba baca kembali soalnya, pahami dengan baik
lalu perhatikan pengerjaan mu
M23 : Oke baik ka. (mahasiswa mulai memahami ulang soal yang
diberikan beberapa menit)
P : (peneliti melihat mahasiswa sudah menemukan letak
kesalahannya) Bagaimana setelah membaca ulang soalnya?
M23 : Oh iya ka aku ingat kemarin kalau aku kebingungan
mencari ukuran atapnya, ka ini itu lebih panjang dari lantai
nya ya?
P : Kalau dari gambar yang disediakan bagaimana?
M23 : Oh iya ya ka aku berarti salah kemarin ka, aku buat ukuran
panjang atapnya sama kaya plafonnya.
P : Oke sekarang jika kamu diperbolehkan mengubah
komponen soal kira-kira bagaimana caranya agar uangnya
cukup ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
M23 : Itu kak tinggal ukurannya aja diperkecil pasti tuh nanti
uangnya cukup
P : Baik. Dimana letak kesulitan saat mengerjakan soal nomor
2a?
M23 : Aku memang orang nya kurang teliti sih ka sedangkan kalau
baca soal cerita gini kan harus teliti.
P : Kira-kira ada lagi kesulitannya?
M23 : Memahami soalnya ka, gak biasa soalnya dapat soal kaya
gini.
P : Baik lah.
Hasil dari tes diagnostik, proses pengerjaan yang dilakukan oleh M23
kurang tepat. Namun, dari wawancara sebenarnya M23 mengetahui
letak kesalahannya. letak kesalahannya.. M23 belum dapat mengecek
kebenaran dari permasalahan yang diberikan yang terlihat dari hasil
tes dan wawancara yang mana M23 belum dapat menyelesaikan
dengan baik permasalahan yang diberikan. Namun, uniknya M23
mampu mengkritisi saat diminta untuk mengubah komponen soal
untuk menyelesaikan masalah. Walaupun demikian M23 belum
mampu berpikir mengevaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
d. Mahasiswa 4
P : Menurut mu, apakah soal nomor 2 ini lebih mudah dari
soal nomor 1?
M8 : Wah sulit ka aku kayanya kemarin enggak bisa jawab deh.
P : Wah begitu ya. Setelah kamu membaca soalnya apa yang
kamu lakukan?
M8 : Hmmm kemarin aku kebingungan sih ka.
P : Baik jika begitu. Coba ingat-ingat kembali sambil
membaca kembali soal ini. (peneliti memberikan soal
kembali)
M8 : (setelah selesai membaca) Saya bingung kak cari ukuran
atapnya saya kemarin asal-asalan aja jawabnya.
P : Baik, kemarin apa jawaban mu?
M8 : Jawabannya cukup ka.
P : Baik apakah kamu merasa bisa menjawab soalnya
kemarin?
M8 : Tidak ka.
P : Baik, apa yang menjadi kesulitan mu saat mengerjakan
soal nomor 2a?
M8 : Memahami soalnya ka, enggak tau harus mulai dari mana.
P : Selain itu apa lagi?
M8 : Hmmm apa ya ka ? aku sulit sih mengartikan kalimat per
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kalimatnya
P : Oh... apakah kesulitan memahami soal cerita atau
kontekstual ini?
M8 : Iya ka aku dari SMA aja jarang eh ka pake soal-soal kaya
gini.
P : Baik, sekarang jika kamu diperbolehkan untuk mengubah
komponen dari soal, menurut mu apa yang harus diubah
agar duitnya cukup ?
M8 : Duh gimana ya, tunggu bentar ka,.... bingung kak, kayanya
gak bisa itu diubah lagi.
P : Baik jika begitu.
.
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara M8 belum mampu
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. M8 terlihat tidak
menemukan cara penyelesaian yang benar sehingga mengalami
kesusahan. Dengan itu mahasiswa belum mampu untuk memeriksa
kebenaran dari permasalahan yang diberikan. Saat peneliti ingin
melihat apakah M8 dapat mengkritisi soal, ternyata M8 tidak mampu
mengkritisi soal dengan baik. Dengan informasi yang diperoleh dari
tes diagnostik dan wawancara M8 belum memiliki kemampuan
mengevaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
e. Mahasiswa 5
P : Menurut mu, apakah soal nomor 2 ini lebih mudah dari soal
nomor 1?
M32 : Waduh-waduh ka ini sangat susah. Sampai bingung sekali
aku kemarin pas jawab ka.
P : Wah gitu ya, memang setelah kamu membaca soalnya apa
yang kamu lakukan ?
M32 : Aku berusaha mencari bagaimana caranya supaya dapat
menghitungnya ka.
P : Setelah berusaha, ide apa yang kamu pikirkan?
M32 : Saya kemarin cuma hitung dengan ukuran yang ada saja ka.
Saya bingung mencari ukuran atap.
P : Baik, dengan ide mu tersebut apa jawaban mu?
M32 : Kemarin sih aku hitungnya cukup ka.
P : (peneliti berusaha membantu subjek untuk menemukan
kekeliruan) Coba sekarang baca ulang soalnya kira0kira
ada ide baru tidak.
M32 : (mahasiswa mulai memahami ulang soal yang diberikan
beberapa menit).
P : Bagaimana setelah membaca ulang soalnya?
M32 : Masih belum paham ka. enggak paham deh saya.
P : Baik jika begitu. Apa sih yang menjadi kesulitan sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
menjadi kesusahan memahami soal.
M32 : Aku kesulitan kak memahami maksudnya gitu. Kaya
misalnya nih mau cari ukuran atapnya aku enggak tau kak
gimana carinya padahal aku sudah berulang kali
memahaminya.
P : Apakah ada kesulitan lain?
M32 : Hmmmm susah kak jarang aku dapat soal kaya gini. Selama
kuliah juga kan jarang ada soal gini yang pake soal cerita
biasanya langsung aja diberikan kubus atau balok gitu
diminta cari jarak apa ke apa.
P : Oh gitu ya. Berarti kesulitan dalam mengerjakan soal
kontekstual nya ya ?
M32 : Iya kira-kira gitu ka
P : Kira-kira jika kamu diperbolehkan mengubah komponen
dari soal agar uang ini cukup, maka komponen apa yang
akan kamu ubah?
M32 : aduh kak, gak tau kak. Jawab aja gak bisa apalagi disuruh
ubah-ubah soal.
P : Oke baik.
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara mahasiswa tidak dapat
mengerti mencari penyelesaian dari masalah yang diberikan. M32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
merasa kebingungan setelah membaca soal yang yang diberikan
sehingga jawaban yang diberikan pada lembar tes diagnostik tidak
selesai. Dari wawancara juga terlihat bahwa benar adanya M32
mengatakan bahwa M31 kebingungan dan tidak tau harus
menyelesaikannya bagaimana. Dari informasi tersebut M32 belum
mampu memeriksa kebenaran dari pernyataan yang diberikan dan
saat peneliti berusaha memancing kemampuan mengkritisis, M32
belum mampu mengkritisi soal dengan baik. Dapat disimpulkan
bahwa M32 belum memiliki kemampuan berpikir mengevaluasi
f. Mahasiswa 6
P : Menurut mu, apakah soal nomor 2b ini lebih mudah dari
soal nomor 1?
M6 : Kalau yang ini lebih sulit sih ka dari soal sebelumnya.
P : Setelah kamu membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M6 : kemarin itu sempat lama sih ka aku mikir-mikir idenya
gimana.
P : Setelah membaca pertanyaan 2a, ide apa yang kamu
pikirkan?
M6 : Idenya aku gunakan aja ka ukuran minimalnya, nah itu kan
yang ukuran atapnya belum ada ka. Jadinya harus mencari
dulu ukuran atapnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
P : Bagaimana cara menentukan ukuran atapnya?
M6 : Nah itu ka, digambar itu kan jelas kalo atap nya itu ada lebih
nya. Tapi karena aku gak tau cara hitungnya jadinya aku
hitung atap tapi bagian yang pas sama plafonnya.
P : wah oke gimana lagi idenya?
M6 : Aku sih gini ya ka mikirnya. Kalau gunakan ukuran panjang
alasnya sama kaya plafon kan terus aku hitung. Kalau
menggunakan ukuran itu aja gak cukup apa lagi kalo lebih
panjang.
P : Oke, baik. Sekarang bagaimana menghitungnya?
M6 : Caranya ini hitung aja salah satu segitiganya ka, cara
ngitung segitiganya aku cari aja elemen-elemen yang
diperlukan dalam hitung luas segitiga. Kalo belum ada
berarti aku hitung pake phytagoras ka.
P : Baik. Selama mengerjakan 2a apakah mengalami kesulitan
atau apa kendala saat mengerjakan ?
M6 : Kesulitannya sih mencari idenya ka, kaya yang aku bilang
ka, aku agak lama mencari idenya ini kemarin.
P : Apakah ada kesulitan lain?
M6 : Apa lagi ya? Hmmm mungkin jarang ka ketemu soal yang
jenisnya kaya gini. Itu aja sih ka.
P : Oke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dari hasil tes diagnostik jawaban yang diberikan sudah benar beserta
dengan alasannya. Dari hasil wawancara M6 dapat menjelaskan
dengan baik sehingga dapat dilihat bahwa M6 mengetahui belum hal-
hal penting dari soal sehingga terjadi kekeliruan saat mengerjakan
soal. Ide yang diberikan M6 sudah baik tetapi M6 belum memiliki
kemampuan berpikir mengevaluasi yang baik.
3. Mencipta
a. Mahasiswa 1
P : Bagaimana soal nomor 2b? apakah lebih mudah atau lebih
sulit dari sebelumnya.
M21 : Lebih sulit ka.
P : Setelah membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M21 : Saya memikirkan bahwa cara kerjanya hampir sama dengan
soal no 2b.
P : Apa yang membedakan kedua soal tersebut?
M21 : Beda soal 1a ukurannya menggunakan ukuran minimial
sedangkan 2b disuruh membuat ukuran sendiri dan uang
yang di soal nomor 2b kan lebih besar, pasti ukurannya
lebih panjang juga.
P : Baik jika begitu, apakah kamu rasa jawabanmu benar ?
M21 : Salah ka, tadikan 2a salah jadi pasti itu salah juga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
P : Baik berarti sudah mengerti kesalahannya, sekarang coba
kerjakan kembali.
M21 : Aduh kak, kemarin aku lupa kenapa ini di kali 2.
P : Coba diingat-ingat kembali.
M21 : Wah ka benar-benar lupa, kemarin saat mengerjakan juga
saya bingung mengerjakan ini, mengerjakannya paling
lama.
P : Coba baca kembali soal nomor 2b, kira-kira apa yang belum
kamu kerjakan sebelumnya.
M21 : (M21 membaca kembali sambil mengingat) Oh iya ka
ukuran dari plafon ke atap.
P : Oke baik, coba sekarang kerjakan.
M21 : Aduh ka gimana ya caranya, aku gak tau
P : Baik kalau begitu, sekarang kamu ceritakan apa yang
menjadi kesulitan mu saat mengerjakan soal nomor 2b?
M21 : Sama sih kak seperti yang sebelumnya, saya sangat jarang
menemukan soal seperti ini di kuliah maupun waktu SMA.
P : Baik jika begitu.
Dari hasil tes diagnostik M21 memiliki cara pengerjaan yang unik,
yang sebenarnya sudah mengarak pada berpikir kreatif. M21 juga
sudah membuat perkiraan dari ukuran-ukuran yang diberikan. M21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
sudah mencapai tahap berpikir merumuskan dan merencanakan
jawaban namun M21 belum mampu membuat ukuran-ukuran pasti
untuk membuat ukuran dari ruangan. Pada wawancara M21 menyadari
kesalahan yang dilakukan namun masih belum bisa juga memperbaiki
dengan baik. Walaupun M21 sudah memiliki kemampuan berpikir
merumuskan penyelesaian dan merencanakan penyelesaian, M21
belum mencapai berpikir mencipta.
b. Mahasiswa 2
P : Bagaimana soal nomor 2b? apakah lebih mudah atau lebih
sulit dari sebelumnya.
M21 : Lebih sulit ka, jauh.
P : Setelah membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M21 : Diketahuinya ka menggunakan soal nomor 2a a ka terus aku
tuliskan aja apa yang ditanyakan, terus aku hitung kaya
nomor 2a, eh eh ka tapikan tadi aku ukuran atapnya salah
berarti yang ini aku salah juga dong.
P : (peneliti berusaha memancing mahasiswa untuk
menyelesaikan kesalahannya) Coba diulang lagi
memahami soalnya siapa tau setelah itu bisa mengerjakan
kembali.
M21 : (mahasiswa membaca kembali) Wah tetap gak bisa kak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
P : Baiklah, apa yang membedakan kedua soal tersebut?
M21 : Aduh aku bingung ka, Cuma aku taunya kalau soal nomor
2b itu ukurannya buat sendiri.
P : Baik jika begitu, apakah kamu rasa jawabanmu benar ?
M21 : Pasti salah ka.
P : Wah apakah mau mencoba kembali menjawab ? pelan-pelan
saja siapa tau berhasil.
M21 : Aduh ka saya bingung.
P : Coba perlahan-lahan saja dulu.
M21 : Wah benar-benar tidak bisa ka.
P : Baik kalau begitu, sekarang kamu ceritakan apa yang
menjadi kesulitanmu saat mengerjakan soal nomor 2b?
M21 : Aku suka lupa gitu ka materi yang lalu-lalu. Teruskan
memang jarang banget dapat soal kaya begini.
P : Baik jika begitu.
Dari hasil tes diagnostik dan hasil wawancara M30 tidak dapat
menyelesaikan permasalahan yang diberikan. M30 belum dapat
merumuskan dan merencanakan bagaimana penyelesaian dari
permasalahan yang diberikan. Akibatnya M30 tidak dapat membuat
ukuran-ukuran sendiri agar syarat yang diberikan cukup. Dari
informasi tersebut dapat dilihat bahwa M30 belum memiliki
kemampuan berpikir mencipta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
c. Mahasiswa 3
P : Bagaimana soal nomor 2b? apakah lebih mudah atau lebih
sulit dari sebelumnya.
M23 : hehehe lebih sulit soal ini ka.
P : Setelah membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M23 : Mirip sih kak kaya 2a tapi ukuran ini kan buat sendiri kan,
jadi aku kira-kira aja ka.
P : Apa yang membedakan kedua soal tersebut?
M23 : Kan kalau 2a itu tinggal pake aja ukuran minimal syarat
yang digunakan sedangkan kalau 2b ukurannya dibuat
sendiri.
P : Baik jika begitu, apakah kamu rasa jawabanmu benar?
M23 : Hmm salah lah ka kan tadi salah yang 2a.
P : Baik berarti sudah mengerti kesalahannya, sekarang coba
kerjakan kembali.
M23 : Baik ka.
P : Bagaimana setelah mengerjakan kembali?
M23 : Wah bingung eh ka.
P : Baik kalau begitu, sekarang kamu ceritakan apa yang
menjadi kesulitanmu saat mengerjakan soal nomor 2b?
M23 : Kesulitannya saya gak teliti ka untuk memahami gambar
maupun soal yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
P : Apakah mengalami kesulitan dalam memahami soal
kontekstual.
M23 : Biasanya sih enggak ka, kalau SMA kan memang sering ada
soal cerita tapi di kuliah udah jarang lagi ka.
P : Apakah ada kesulitan lain?
M23 : Tidak ada ka.
P : Baik jika begitu.
Dari hasil tes diagnostik M23 sudah berusaha untuk memberikan
jawaban, namun jawaban yang diberikan tidak tepat. Dari hasil
wawancara juga sebenarnya M23 sudah mengetahui letak perbedaan
dari soal 2a dan 2b akan tetapi M23 tetap merasa kesulitan untuk
mengerjakan. Hal tersebut terlihat saat wawancara peneliti mencoba
meminta untuk mengerjakan namun M23 kebingungan. M23 sudah
mulai dapat merumuskan dan merencanakan penyelesaian dari
oermasalahann yang diberikan. Namun, masih kesulitan dalam
membuat ukuran sendiri agar syarat yang diberikan mencukupi.
d. Mahasiswa 4
P : Bagaimana soal nomor 2b? apakah lebih mudah atau lebih
sulit dari sebelumnya.
M8 : Aduh ka ini sih sulit banget ka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
P : Setelah membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M8 : Saya buat aja ka langsung ukuran-ukurannya, paling saya
lebih lebihin sedikit dri minimalnya.
P : Oh baik jika begitu. Setelah kamu membaca soalnya
menurut mu apa perbedaan soal 2a dengan soal 2b ?
M8 : Menurut ku sih kalau soal nomor 2a kan ada ukuran
minimal dan bisa kita gunakan aja ukuran itu sedangkan 2b
itu kita harus buat ukuran sendiri dan memenuhi syaratnya
juga. Eh tapi enggak tau sih ka benar atau salahnya.
P : Baiklah jika begitu, apakah kamu menjawab soal nomor 2b?
M8 : Ehehehe enggak ka, jawab sih tapi asal-asalan.
P : Sekarang coba baca kembali soalnya ini lalu pahami.
M8 : Baik ka. (mahasiswa membaca soal)
P : (Dirasa waktu sudah cukup peneliti bertanya). Bagaimana
apakah kira-kira sudah dapat ide menyelesaikan ? kan tadi
sudah tau perbedaannya.
M8 : Aduh ka saya bingung kayanya gak bisa deh.
P : Coba pelan-pelan memahaminya kembali.
M8 : Tetap aja susah ka.
P : Baik kalau begitu, sekarang kamu ceritakan apa yang
menjadi kesulitanmu saat mengerjakan soal nomor 2b?
M8 : Aku agak susah sih aku memahaminya. Aku kemarin udah
nyoba kan dicoret-coretan tapi pas aku hitung uangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
kelebihan jadi aku bingung.
P : Apakah ada lagi kesulitan yang terjadi saat kamu
mengerjakan?
M8 : Kayanya sih itu aja ka.
P : Baik jika begitu.
Dari hasil tes diagnostik tidak menjawab soal yang diberikan dengan
tepat. Dari hasil wawancara didapat bahwa M8 kesulitan untuk
merumuskan dan merencanakan penyelesaian. Hal tersebut juga
mengakibatkan M8 tidak dapat mencapai untuk membuat sendiri
ukuran-ukuran untuk membangun ruangan sesuai dengan syarat yang
ditentukan. M8 belum mencapai proses berpikir mencipta.
e. Mahasiswa 5
P : Bagaimana soal nomor 2b? apakah lebih mudah atau lebih
sulit dari sebelumnya.
M32 : Waduh-waduh sulit banget deh ini ka. Kalau soal nomor 1
aku gak pakai cara juga udah nyampai logikanya.
P : Oh gitu ya. Setelah membaca soalnya apa yang kamu
lakukan?
M32 : Ah kemarin itu saya langsung saja ka menyimpulkan dari
soal nomor 2a.
P : Baiklah, coba sekarang kamu ceritakan bagaimana kamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
menjawab soal nomor 2b.
M32 : Nah kan aku sudah jawab soalnya yg 2a nah aku logika aja
ka kalau itu cukup berarti yang nomor 2b juga cukup.
P : Tapi kan dalam soal diminta membuat ukuran-ukurannya.
M32 : Iya kah ukurannya berarti sama dengan yang 2a.
P : Okelah, apakah kamu rasa jawabanmu benar?
M32 : Ehehehe salah lah kak, kan salah tadi yg 2a.
P : Nah kalau begitu coba kembali memahami soalnya.
M32 : Wah yang tadi aja aku gak bisa ka apalagi yang ini.
P : Dicoba dulu.
M32 : Susah sekali ini ka.
P : Okelah, sekarang kamu ceritakan apa yang menjadi
kesulitanmu saat mengerjakan soal nomor 2b?
M32 : Kurang lebih samalah ka sama yang tadi, gak terbiasa
sama soal-soal kaya gini?
P : Apakah mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
kontekstual ini?
M32 : Iya ka aku SMA juga jarang ni dapat yang kaya gini.
P : Baik.
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara M32 belum bisa menjawab
dengan tepat soal yang diberikan. Baru diingatkan mengenai soal saja
M32 sudah memberikan pernyataan bahwa ia tidak mengerti harus
mengerjakannya bagaimana. Dari informasi tersebut didapatkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
M32 belum mampu untuk merumuskan, merencanakan dan membuat
penyelesaian dari permasalahan yang diberikan. M32 belum mampu
berpikir mencipta
f. Mahasiswa 6
P : Bagaimana soal nomor 2b? apakah lebih mudah atau lebih
sulit dari sebelumnya.
M6 : Ini juga ya lebih sulit sedikit ka dari yang sebelumnya, tapi
kemarin aku kebanyakan menghabiskan waktu
mengerjakan soal 2a.
P : Setelah membaca soalnya apa yang kamu lakukan?
M6 : Yaa mikirnya sih kemarin ya hampir sama-sama gitu ka
sama nomor 2a.
P : Baik jika begitu apa yang membedakan soal 2a dan 2b ?
M6 : Bedanya kalo idenya yang 2a itu kan pake minimalnya ka.
Nah kalo yang 2b pake ukuran sendiri aja. Yang penting
cukup.
P : sekarang coba ceritakan bagaimana ide untuk mengerjakan
soal 2b.
M6 : Jadi gini ka aku jadi acuannya jawaban 2a. Nah aku
kurangin duitnya itu terus sisanya aku tinggal nambah2
ukurannya sedikit2 agar duitnya cukup dari sisanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
P : bagaimana cara menentukan tinggi dari plafon ke ujung
atap?
M6 : nah itu ka kemarin aku gak tau?
P : Baik, apa kesulitan soal nomor 2b?
M6 : Sama sih kaya tadi kesulitannya ka, susah cari idenya.
P : Oke.
Hasil dari tes diagnostik dari M6 kurang tepat. Dari hasil wawancara
juga M6 agak ragu dengan jawabannya karena terlihat seperti mengira-
ngira saja ukurannya. Sebenarnya ide yang diberikan sudah cukup
baik, hanya saja M6 masih ragu membuat atau memproduksi sendiri
ukuran-ukurannya. Sehingga walaupun M6 dapat merencanakan dan
merumuskan dengan baik, M6 belum memiliki kemampuan berpikir
mencipta.
D. Pembahasan Tes Diagnostik dan Wawancara
1. Kemampuan Berpikir Menganalisis
Dari hasil tes diagnostik dan wawancara masih banyak
mahasiswa yang terlihat kesulitan untuk menyelesaikan permasalahan
pada kategori menganalisis. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan dengan kategori
menganalisis adalah mahasiswa belum mampu memilah bagian-bagian
penting dari soal dan menghubungan bagian-bagian tersebut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
menyelesaikan permasalahan yang diberikan, mahasiswa belum
mampu menyelesaikan dalam bentuk aljabar sehingga cenderung
menggunakan logika saja, dan mahasiswa belum mampu
menggunakan informasi-informasi sebelumnya untuk menyelesaikan
permasalahan (seperti Phytagoras dan kesebangunan).
Dari 36 mahasiswa terdapat empat mahasiswa yang mampu
menjawab soal dengan kategori menganalisis. Empat mahasiswa
tersebut dapat mengetahui bagian-bagian yang penting dari soal, dan
mampu merencanakan bagaimana penyelesaian dari soal seperti
menggunakan teori Phytagoras dan perbandingan, dan mampu. Setelah
dilakukan wawancara lebih mendalam terdapat dua mahasiswa yang
lain yang mampu menyelesaikan soal dengan kategori menganalisis.
Dua mahasiswa tersebut sudah mampu menjawab soal pada kategori
menganalisis namun ada sedikit kekeliruan dan setelah diperdalam
pada wawancara mahasiswa tersebut mampu menjawab ulang dengan
benar dan tepat.
2. Kemampuan Berpikir Mengevaluasi
Dari hasil tes diagnostik tidak ada mahasiswa yang menjawab dengan
benar soal dengan kategori mengevaluasi. Kesalahan yang mahasiswa
lakukan sebagian besar adalah belum merencanakan penyelesaian
sehingga mahasiswa belum mampu memeriksa kebenaran dari syarat
yang diberikan dari soal. Pada soal dengan kategori mengevaluasi
kebanyakan dari mahasiswa belum mampu mencari luas permukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
atap yang berbentuk limas yang kemudian berdampak mahasiswa juga
tidak tepat saat mencoba memeriksa kebenaran syarat yang diberikan.
Dari 36 mahasiswa terdapat satu mahasiswa yang sudah hampir benar
menjawab namun terdapat sedikit kekeliruan, saat dilakukan
wawancara terhadap mahasiswa tersebut ternyata mahasiswa tersebut
juga belum mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan
dengan baik. Dari enam mahasiswa yang dilakukan wawancara belum
ada mahasiswa yang mampu mencapai berpikir mengevaluasi.
3. Kemampuan Berpikir Mencipta
Dari hasil tes diagnostik tidak ada mahasiswa yang mengerjakan
dengan benar dan tepat soal dengan kategori mencipta. mahasiswa
belum mampu menciptakan ukuran-ukuran ruangan sendiri yang
menyesuaikan syarat-syarat yang diberikan pada soal. Setelah
dilakukan wawancara tetap belum ada mahasiswa yang mampu
menyelesaikan soal dengan kategori mencipta. Mahasiswa merasa
kesulitan dikarenakan tidak tau bagaimana menyelesaikannya dan
dikarenakan mahasiswa jarang dihadapkan oleh soal serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV mengenai
kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa pendidikan matematika
angkatan 2018 kelas C, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembelajaran dengan materi jarak pada perkuliahan Geometri Ruang pada
mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2018 kelas C, sudah
menuntun mahasiswa untuk berpikir tinggi. Hasil observasi yang
dilakukan pada dua kali pertemuan memperlihatkan bahwa dosen sudah
mulai mengarahkan mahasiswa untuk berpikir tingkat tinggi, tetapi tidak
semua mahasiswa yang merespon dengan baik. Pada proses pembelajaran,
yang cenderung terlihat adalah dosen banyak mengajak mahasiswa untuk
berpikir menganalisis dan mengevaluasi, sedangkan untuk berpikir
mencipta belum terlihat.
2. Berdasarkan hasil tes diagnostik, terdapat 4 mahasiswa yang sudah
mencapai kemampuan berpikir menganalisis dan setelah dilakukan
wawancara ada 2 mahasiswa lagi yang sudah memiliki kemampuan
berpikir menganalisis. Dari hasi diagnostik dan wawancara tidak ada
mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir mengevaluasi. Untuk
kemampuan berpikir mencipta juga, belum ada mahasiswa yang mencapai.
Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh mahasiswa adalah tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
mengingat teori-teori sebelumnya, seperti teori Phytagoras dan
kesebangunan, padahal teori-teori tersebut adalah konsep yang paling
diterapkan untuk menyelesaikan soal jarak. Selain itu, dari hasil
wawancara didapatkan informasi bahwa selama berkuliah sangatlah jarang
menyelesaikan soal kontekstual sehingga saat dihadapkan dengan soal
kontekstual, mahasiswa mengalami kebingungan dalam menjawab
permasalahan dari soal.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi para dosen hendaknya untuk mempersiapkan mahasiswa pendidikan
matematika agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Para dosen hendaknya menyadari bahwa banyak dari mahasiswa
calon guru yang belum terbiasa dengan soal-soal HOTS sedangkan
tuntutan pendidikan ke depan harus lebih menguasai soal-soal HOTS.
Tidak hanya terbiasa untuk mengerjakan soal-soal HOTS, para mahasiswa
juga sebaiknya terlatih untuk membuat soal-soal HOTS.
2. Dosen seharusnya lebih banyak mengajak mahasiswa untuk
mengembangkan kemampuan mencipta. Melalui mata kuliah yang diampu
dan materi yang dipelajari oleh mahasiswa, dosen sebaiknya lebih
merangsang kreativitas mahasiswa untuk menemukan sesuatu yang baru.
3. Bagi mahasiswa pendidikan matematika hendaknya lebih berusaha untuk
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
tingkat tinggi merupakan kemampuan yang penting. Secara khusus bagi
mereka yang kelak akan menjadi guru, kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang dimiliki oleh mahasiswa akan berguna dalam membantu siswa untuk
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan demikian,
mahasiswa tersebut juga terlibat dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
DAFTAR PUSTAKA
Alias, S. N. & Ibrahim, F. (2015). The Level of Mastering Force in Equilibrium
Topics by Thinking Skills. International Journal of Multicultural and
Multireligious Understanding, 2(5), 18-24.
Anderson, L.W & Krathwol, D.R. (2010). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Dinni, H. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. Prisma, Prosiding Seminar Nasional
Matematika, 170-176.
Fanani, Z. (2018). Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking Skill
(HOTS) dalam Kurikulum 2013. Jurnal of Islamic Religious Education,
2(1), 57-56.
International Association for the Evaluation of Education Achievement (IEA).
(2015). Trends in Mathematics International and Science Study (TIMSS).
Diakses dari http://timssandpirls.bc.edu/timss2015/international-
results/wp-content/uploads/filebase/full%20pdfs/T15-International-
Results-in-Mathematics.pdf pada tanggal 25 Mei 2019.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Online). Berpikir.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/berpikir. Diakses 24 mei 2019.
Karso, dkk. (2010). Materi Kurikuler Matematika SMA. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Penyusunan Soal High Order
Thinking (HOTS). Jakarta: Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Buku Pegangan Berorientasi
pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Kemdikbud
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2018 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Jakarta: Kemdikbud.
Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). (2015).
Programme for International Student Assessment (PISA). Diakses dari
http://www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia.pdf pada tanggal 25 Mei
2019.
Puspitasari, Y. D, & Triana W. C. (2018). Pengembangan Modul Fisikan Dasar
Berbasis Scientific untuk Meningkatkan High Order Thinking Skill.
Jurnal Dharma Pendidikan STKIP PGRI NGANJUK, 2(2), 123-136.
Roskawati, Ikhsan, M. & Juandi, D. (2015). Analisis Penguasaan Siswa
Menengah Atas pada Materi Geometri. Jurnal Didaktik Matematika, 64-
70.
Travers, K.J., Dalton, L.C. & Layton, K.P. (1987). Laidlaw Geometry. Illinois L
Laidlaw Brothers.
Widana, I W. (2017). Penyusunan Soal High Order Thinking (HOTS). Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Wicasari, B. & Zeny E. (2016). Analisis Kemampuan Berpikir Siswa dalam
Menyelesaikan Permasalahan Matematika yang Berorientasi pada HOTS.
Prosiding Seminar Nasional Reforming Pedagogy, 249-254.
Widodo, T. & Kadarwati, S. (2013). Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan
Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Berorientasi Pembentukan
Karakter Siswa. Cakrawala Pendidikan, 161-171.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Observasi
Instrumen Observasi Aktivitas Dosen dan Mahasiswa
A. Tujuan dilakukannya observasi ini, adalah:
1. Untuk mengamati proses pembelajaran di kelas pada materi jarak
dalam bangun ruang.
2. Untuk mengamati apakah dosen mengarahkan mahasiswa untuk
berpikir tingkat tinggi.
3. Untuk mengamati apakah mahasiswa sudah memiliki karakteristik
berpikir tingkat tinggi.
B. Petunjuk
1. Cermatilah indikator sebelum mengamati.
2. Amatilah proses pembelajaran dengan seksama.
3. Beri tanda checklist () pada kolom skala penilaian yang sesuai
dengan pengamatan
4. Skala penilaian adalah sebagai berikut:
Ya = Indikator dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran
Tidak = Indikator tidak dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran
No. Indikator Skala Penilaian Deskripsi Kegiatan
Pembelajaran Ya Tidak
7. Dosen menuntun
mahasiswa untuk dapat
menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
permasalahan
8. Mahasiswa dapat
menganalisis
permasalahan saat
mengikuti pembelajaran
9. Dosen menuntun
mahasiswa untuk dapat
mengevaluasi
permasalahan
10. Mahasiswa dapat
mengevaluasi
permasalhan saat
mengikuti pembelajaran
11. Dosen menuntun
mahasiswa untuk dapat
menciptakan dari
permasalahan
12. Mahasiswa dapat
menciptakan dari
permasalahan
Lampiran 2 Instrumen Tes
Indikator Soal Level
Kognitif
Petunjuk:
1. Bacalah dengan cermat soal-soal dibawah ini
2. Kerjakanlah soal ini secara individu, jawab sesuai dengan apa yang anda
pahami dan anda ketahui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
4.1
.
1
1. Perhatikan gambar ilustrasi ruangan yang berbentuk
kubus dibawah ini.
Najwa memiliki ruangan keluarga seperti gambar
dibawah ini. sahabat Najwa, yaitu Merry ingin
membuat ruangan yang sama dengan ruangan yang
dimiliki oleh Najwa.
Pada plafon ruangan Najwa terdapat lampu yang
terletak persis di tengah plafon. Ruangan yang akan
dibuat Merry akan lebih besar dari ruangan Najwa,
dengan perbandingan jarak dari salah satu pojok
plafon ke lampu dua kali lebih panjang dari jarak
pojok plafon ke lampu pada ruangan yang dimiliki
oleh Najwa. Luas plafon dan luas lantai akan lah sama
besar.
b. Menurut Anda adakah informasi dari soal yang tidak
dibutuhkan saat menjawab soal? Berikan alasannya.
c. Jika demikian, bagaimana perbandingan panjang tiang
penyusun ruangan Najwa dan Merry?
Soal 1
Menggunakan
level
menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
4.1
.
2
2.Perhatikan contoh desain dibawah ini
Reki memiliki sebidang tanah dengan ukuran 13π Γ
12π. Reki berencana akan membuat ruang coffee shop
yang mana atap berbentuk limas dan alas berbentuk
persegi (seperti gambar di atas). Luas tanah yang akan
digunakan adalah tidak lebih dari tidak kurang dari 25π2,
tinggi dinding tidak kurang dari 4π, serta tinggi
bangunan tidak kurang 5π dan tidak lebih dari 8π.
Pembuatan atap memerlukan biaya Rp.750.000/m2,
pembuatan dinding memerlukan Rp 500.000/m2,
Level
Mengevaluasi
(C5) dan
Mencipta (C6)
PLAFON
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
pembuatan ubin lantai memerlukan Rp.200.000/m2,
dan
pembuatan plafon memerlukan Rp.200.000/m2.
a. Jika Reki memiliki uang sebesar Rp.83.750.000,
apakah Reki mencukupi membuat ruangan
πππππ π βππ yang diinginkan
b. Jika Reki memiliki uang sebesar π π. 153.750.000
buatlah ukuran (bisa diberikan gambar untuk
memperjelas) ruangan coffee shop yang akan dibuat
Reki, yang meliputi :
Ukuran lantai
Ukuran plafon
Ukuran dinding
Alas limas
Tinggi limas
Tinggi atap ke dinding
LAMPIRAN 3 Instrumen Wawancara
Pertanyaan:
1. Bagaimana menurut Anda mengenai soal nomor 1? apakah sulit atau
mudah ?
2. Setelah membaca soal nomor 1a apa yang Anda lakukan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
3. Bagaimana cara Anda menemukan ide saat ingin menjawab soal nomor
1a?
4. Saat mengerjakan soal nomor 1a informasi yang sebelumnya Anda ketahui
apa yang digunakan ?
5. Menurut Anda mengapa informasi untuk menjawab 1b tersebut tidak
diperlukan untuk menjawab soal ?
6. Bagaimana dengan soal nomor 2a? apakah lebih mudah dari nomor
sebelumnya? mengapa?
7. Bagaimana Anda menentukan jawaban dari 2a ?
8. Pada soal 2a apakah Anda bisa menyimpulkan dengan hanya menduga-
duga jawabannya saja ? mengapa ?
9. Apakah menurut Anda jumlah uang yang ada pada soal 2a cukup ? jika iya
mengapa ? jika tidak mengapa dan berapa dana minimal yang dibutuhkan?
10. Bagaimana dengan soal 2b? apakah lebih mudah dari soal sebelumnya?
atau sebaliknya ?
11. Setelah membaca soal nomor 2b apa yang Anda lakukan? Coba Anda
ceritakan bagaimana langkah pengerjaan nya ?
12. Apakah Anda memiliki jawaban lain selain jawaban yang Anda tuliskan?
Jika ada silahkan tulis jawabannya disini (akan disediakan kertas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Jika mahasiswa merasa tidak ada lagi, peneliti akan mencoba untuk
menuntun mahasiswa agar menemukan jawaban lagi.
13. Apakah Anda mengecek kebenaran jawaban Anda saat mengerjakan soal
nomor 2b ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
LAMPIRAN 4 Validasi Observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LAMPIRAN 5 Validasi Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
LAMPIRAN 6 Validasi wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
LAMPIRAN 7 Kunci Jawaban Tes
1. a. Luas plafon dan luas lantai akan lah sama besar karena sudah jelas
diberikan keterangan bahwa ruangan tersebut bentuk kubus.
2. Sketsa
Misalkan: Kubus ABCD.EFGH adalah sketsa ruangan Merry
: Panjang rusuk ABCD.EFGH adalah a
: Kubus IJKL.MNOP adalah sketsa ruangan Najwa
: Panjang rusuk IJKL.MNOP adalah b
Sketsa jarak F ke EG
Perhatikan segitiga di bawah ini
Jarak dari F ke EG dapat
diwakilkan dengan pangan FX.
Terlebih dahulu mencari
panjang EG
πΈπΊ = βπΉπΈ2 + πΉπΊ2
Karena βπΈπΉπΊ
merupakan segitiga sama
kaki maka panjang
πΈπ = ππΊ =1
2πΈπΊ =
πΉπ =π
2β2
Jadi, jarak dari F ke EG
adalah π
2β2
Sketsa jarak dari N ke JO
a a
b b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
πΈπΊ = βπ2 + π2
πΈπΊ = β2π2
πΈπΊ = πβ2
Jarak dari N ke JO dapat
diwakilkan dengan
pangan NY.
Terlebih dahulu mencari nilai JO
π½π = βππ½2 β ππ2
π½π = βπ2 β (π
2β2)
2
π½π = βπ2 β1
42π2
π½π = βπ2 β1
2π2
π½π =π
2β2
Karena π½ππ merupakan segitiga
sama kaki maka panjang π½π =
ππ =1
2π½π =
π
2β2
Jadi, jarak dari N ke JO adalah π
2β2
Karena jarak titik F ke garis EG
duak kali jarak titik N ke JO ,
maka
πΉπ: ππ = 2: 1 π
2β2 βΆ
π
2β2 = 2: 1
π: π = 2: 1
Dapat disimpulkan bahwa
panjang rusuk a kubus
ABCD.EFGH dua kali panjang
rusuk b kubus IJKL.MNOP.
sehingga diperoleh AB:OP=2:1
3. a. Untuk melihat apakah dana yang dimiliki oleh Reki cukup maka akan
digunakan ukuran terkecil.
Untuk biaya lantai digunakan ukuran terkecil dari syarat, yaitu
25π2. Sehingga dana yang dibutuhkan adalah 25π2 Γ
π π. 200.000 = π π. 5.000.000
Untuk biaya pembuatan 1 dinding juga digunakan ukuran lantai
dan tinggi dinting terkecil dari syarat, yaitu luas lantai 25π2 dan
tinggi 4π. Luas 1 bagian dinding 5π Γ 4π = 20π2. Luas 4
bagian dinding 20π2 Γ 4 = 80π2 sehingga biaya yang
dibutuhkan adalah 80π2 Γ π π. 500.000 = π π. 40.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Untuk biaya atap minimal
Tinggi atap= πΈπ = 1π
π΄π΅ = 6π
ππ =1
2π΄π΅ = 3π
πΉπΊ = π΄π΅ = 6π
π»πΌ = 5π; ππΌ = 2,5
πΈπΎ
πΎπΊ=
πΈπ
ππΌ
1
3=
πΈπ
2,5
2,5 = 3πΈπ
πΈπ = 0,8π
πΈπ = πΈπ2 + ππ2
= 1,22 + 32
1π π₯
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
= β10,44 π
Luas βπ΄π΅πΈ =1
2Γ π΄π΅ Γ πΈπ
=1
2Γ 6 Γ β10,44
= 9,7π
Luas keseluruhan = 9,7 Γ 4 = 38,8π2
Uang yang dibutuhkan adalah 38,8π2 Γ π π. 750.000 =
π π. 29.099.999
Sehingga uang yang dibutuhkan adalah π π. 5000000 +
π π. 5000000 + π π. 40.000.000 + π π. 29.099.999 =
π π. 79.099.999
Jawabnnya adalah cukup
b.Salah satu jawaban
Diketahui
Panjang lantai= lebar lantai= 6π
Tinggi dinding = 5,2π
3π
8π
π₯
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Panjang alas limas=lebar alas limas=8π
Tinggi keseluruhan limas = 3π
Menghitung luas lantai dan biaya pemasangan ubin
Panjang ruangan = lebar ruangan = 6π, sehingga luas lantai yang
akan dipasang ubin adalah 36π2 dan biaya pemasangannya adalah
36π2 Γ π π. 200.000 = π π. 7.200.000
Menghitung luas keseluruhan dinding dan biayanya.
Luas dinding ruangan adalah 4 Γ (6π Γ 5,2π) = 124,8 π2,
sehingga biaya untuk membuat dinding keseluruhan adalah
124,8 π2 Γ π π. 500.000 = π π. 62.400.000
Menghitung luas permukaan atap dan biayanya
Panjang ujung atap ke plafon (EO) adalah
π»πΌ = 6π; ππΌ = 3π
πΉπΊ = 8π; πΎπΊ = 4π
πΈ0
ππΌ=
πΈπΎ
πΎπΊ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
πΈ0
3=
3
4
πΈπ = 2,25π
π΄πΆ = βπ΄π΅2 + π΅πΆ2
π΄πΆ = β82 + 82
π΄πΆ = 8β2
πΈπΆ = β(1
2π΄πΆ)
2
+ π‘πππππ ππ‘ππ
πΈπΆ = β(4β2)2
+ 32
πΈπΆ = β41
Tinggi βπΈπ΅πΆ = βπΈπΆ2 + (1
2π΅πΆ)
2
= β(β41)2
+ 52
= β25
A B
C
B
Alas atap
8π
8π
D
C
β41π
8π C
E
B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
= 5π
Luas sisi limas/ Luas βπΈπ΅πΆ =1
2Γ 8π Γ 5π = 20π2
Luas permukaan limas adalah 4 Γ 20π2 = 80π2, sehingga
biayanya adalah 80π2 Γ π π. 750.000 = π π. 60.000.000
Jadi uang yang dibutuhkan Reki dengan ukuran tersebut adalah
π π. 7.200.000 + π π. 62.400.000 π π. 60.000.000 =
Rp.129.600.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
LAMPIRAN 8 Hasil Jawaban dari beberapa Subjek
M21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
M30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
LAMPIRAN 9 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI