ANALISIS KELAYAKAN POTENSI DAYA TARIK OBJEK WISATA PERMANDIAN ALAM … · 2020. 2. 1. · geografis...
Transcript of ANALISIS KELAYAKAN POTENSI DAYA TARIK OBJEK WISATA PERMANDIAN ALAM … · 2020. 2. 1. · geografis...
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI DAYA TARIK OBJEK
WISATA PERMANDIAN ALAM BARUTTUNG
KECAMATAN TONDONG TALLASA
KABUPATEN PANGKEP
ABDUL GAFUR
105950054615
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
ii
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI DAYA TARIK OBJEK
WISATA PERMANDIAN ALAM BARUTTUNG
KECAMATAN TONDONG TALLASA
KABUPATEN PANGKEP
ABDUL GAFUR
105950054615
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana (S1) Jurusan Kuhutanan Fakultas Pertanian.
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
ANALISIS KELAYAKAN POTENSI DAYA TARIK OBJEK WISATA
PERMANDIAN ALAM BARUTTUNG KECAMATAN TONDONG
TALLASA KABUPATEN PANGKEP
Adalah benar merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan dalam bentuk apa
pun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari Penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian
akhir skripsi.
Makassar, Desember 2019
Abdul Gafur
105 950 054 615
vi
Hak Cipta milik Unismuh Makassar, Tahun 2019
@ Hak Cipta dilindungi Undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan
karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh Makassar
vii
ABSTRAK
ABDUL GAFUR (105950054615). Analisis Kelayakan Potensi Daya Tarik Objek
Wisata Permandiaan Alam Baruttung Kecamatan Tondon Tallasa Kabupaten.
Dibawah Bimbingan Hikmah dan Hasanuddin Molo.
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai dari bulan September sampai
bulan Oktober 2019. Adapun lokasi penelitian ini di Dusun Parang Lombasa, Desa
Bantimurung, Kecamatan Tondon Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauaan
dengan jumlah responden 100 orang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi
objek Permandiaan Alam Baruttung dan mengetahui nilai kelayakan potensi wisata
Permandian Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
Manfaat penelitian untuk memberi informasitentang potensi objek wisata Permandian
Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep.
Data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer dikumpulkan dengan teknik wawancara dan pengisian kuisioner kepada
responden, sedangkan data sekunder data-data yang diperoleh dari instansi terkait
sebagai data penunjang yang meliputi jumlah pengunjung, letak dan keadaan
geografis lokasi penelitian. Hasil penilaian analisis kelayakan potensi daya tarik objek
wisata Permandian Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
dapat diketahui bahwa kawasan tersebut layak untuk dikembangkan sebagai objek
wisata. Wisata Permandian Alam Baruttung sangat berpotensi dan layak untuk
dikembangkan dijadikan daerah tujuan wisata dengan rata – rata persentase
kelayakan 69,30. Untuk kriteria daya tarik kawasan ini memiliki daya tarik yang
cukup tinggi dengan nilai persentase 80,55, karena objek wisata permandian alam
baruttung memiliki keragaman jenis flora, batuan yang dibentuk alam, banyak
pepohonan seperti kayu jati putih, jambu mente, bambu, pohon enau, pohon ara,
pohon rengas, pohon manga, beringin pencekik serta fauna seperti kadal, ayam hutan
merah, monyet hitam. Hal ini menunjukan bahwa daya tarik Wisata Permandian
Alam Baruttung berpotensi dan layak untuk dikembangkan.
Kata Kunci: Analisis Kelayakan, Objek Wisata, Aksessibilitas, Akomodasi, Sarana
dan prasarana
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa untuk segala
berkat, rahmat dan Kasih-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam melaksanakan
seluruh kegiatan penelitian ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan,
pelajaran, petunjuk serta bantuan yang sangat dan akan besrmanfaat bagi penulis
didalam menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan. Karenanya,
pada kesempatan ini penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Hikmah, S. Hut, M. Si, selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. Hasanuddin
Molo, S.Hut., MP., IPM selaku pembimbing II yang dengan sabar telah
memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam mengarahkan dan membantu
penulis untuk menyelesaikan proposal ini.
2. Ibu Dr. Ir. Hajawa, M.P., dan Bapak Andi Azis Abdullah, S.Hut,. M.P, selaku
dosen penguji yang telah memberikan bantuan, saran dan koreksi dalam
penyusunan proposal ini.
3. Ibu Dr. Hikmah, S. Hut, M. Si, selaku Ketua Prodi Kehutanan..
4. Seluruh staf pegawai Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah membantu mengurus administrasi yang penulis butuhkan.
ix
5. Kedua orang tua Ayahanda tersayang Hanaping dan Ibunda tercinta Salmiati, serta
segenap keluarga yang senantiasa mencurahkan doa, kasih sayang, pengorbanan,
motivasi, semangat dan memberi bantuan, baik moral maupun material sehingga
proposal ini dapat terselesaikan.
6. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang
penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini, masih sangat banyak
terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki, unuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran demi penyempurnaan proposal ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan khususnya kepada penulis sendiri.
Makassar, 2019
ABDUL GAFUR
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN KOMISI PENGUJI .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ v
HAK CIPTA ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3.Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
1.4.Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengembangan Obyek Wisata...................................................................... 6
2.2. Potensi Wisata .............................................................................................. 9
2.3. Ekowisata ..................................................................................................... 9
xi
2.4. Analisis Kelayakan ...................................................................................... 16
2.5. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata ....................................................... 17
2.6. Kerangka Pikir Penelitian ........................................................................... 21
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ................................................................................... 24
3.2. Alat dan Bahan .......................................................................................... 24
3.3. Populasi .................................................................................................... 24
3.4. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 24
3.5. Metode Pengambilan Data ........................................................................ 25
3.6. Variabel Penelitian .................................................................................... 25
3.7. Analisis Data Objek Wisata Permandian Alam ........................................ 27
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitan .......................................................... 30
4.1.1. Batas dan Luas Wilyah ………………………………………………………………………. 30
4.1.2. Karakteristik Lahan dan Iklim …………………………………………………………. 31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identifikasi Responden …………………………………………………………………………………. 32
5.1.1. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 32
5.1.2. Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............... 33
5.1.3. Identifikasi Responden Berdasarkan Umur ..................................... 33
5.2. Potensi Ekowisata ............................................................................................ 34
5.2.1. Potensi Panorama Alam ............................................................ ...... 35
5.2.2. Potensi Permandian Alam ......................................................... ...... 36
5.2.3. Potensi Flora dan Fauna ............................................................ ...... 37
5.3. Penilaia Pengembangan Potensi Objek Wisata
Pemandian Alam Baruttung di Kecamatan Tondong Tallasa ................... 38
xii
5.3.1. Daya Tarik Objek Wisata ................................................................. 38
5.3.2. Aksessbilitas ...................................................................................... 39
5.3.3. Akomodasi ........................................................................................ 40
5.3.4. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 40
5.4. Penilaian Objek Daya Tarik Wisata ................................................................. 41
5.4.1. Daya Tarik ........................................................................................ 41
5.4.2. Aksessibilitas ..................................................................................... 43
5.4.3. Akomodasi ......................................................................................... 45
5.4.4. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 46
5.5. Analisis Kelayakan Objek Daya Tarik
Wisata Permandian alam Baruttung ................................................................ 47
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 50
6.2. Saran ................................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Variable Penelitian Pada Objek Wisata Permandian Alam Baruttung. ............ 26
2. Karakteristik Responden Yang Mengunjungi Wisata
Permandian Alam Baruttung Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 32
3. Karakteristik Responden Yang Mengunjungi Wisata
Permandian Alam Baruttung Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..................... 33
4. Karakteristik Responden Yang Mengunjungi
Wisata Permandian Alam Baruttung Berdasarkan Umur ............................... 34
5. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Daya Tarik Wisata
Permandian Alam Baruttung ........................................................................... 42
6. Hasil Penilaian Terhadap Aksessibilitas Menuju
Wisata Permandian Alam Baruttung ............................................................... 44
7. Penilaian Jumlah Penginapan Dan Jumlah Kamar Pada Sekitar
Wisata Permandian Alam Baruttung (Radius 10 Km ) ................................... 46
8. Penilaian Sarana Dan Prasarana Pada (Radius 10 Km) .................................. 47
9. Hasil Penilaian Objek Dan Daya Tarik Hutan
Wisata Permandian Alam Baruttung................................................................ 48
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Kerangka Pikir ............................................................................................ 23
2. Potensi Panorama Alam Wisata
Permandian Alam Baruttung ........................................................................ 35
3. Kawasan Permandian Wisata Alam Baruttung ............................................ 36
4. Flora dan Fauna Wisata Permandian Alam Baruttung ................................. 37
5. Batuan Alam dan Aliran Sungai .................................................................. 39
6. Kondisi Jalan Objek Wisata Permandian Alam Baruttung ......................... 40
7. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................. 56
8. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 66
9. Tempat Wisata ............................................................................................. 66
10. Pengisian Kosioner..................................................................................... 66
11. Pengisian Kosioner..................................................................................... 66
12. Puskesmas Kecamatan Tondong Tallasa ................................................... 72
13. Mesjid Khairul Al- Amin Kecamatan Tondong Tallasa ............................ 72
14. Rumah Makan di Desa Bantimurung
Kecamatan Tondong Tallasa ....................................................................... 73
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kosioner Penelitian .................................................................................. 52
2. Peta Lokasi Penelitian diWisata Permandian
Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa ......................................... 56
3. Pedoman Analisi Daerah Operasi Objek
dan Daya Tarik Wisata Alam .................................................................... 57
4. Hasil Penilaian Objek Dan Daya Tarik Wisata
Permandian Alam Baruttung ..................................................................... 59
5. Wawancara Di Wisata Permandian Alam Baruttung ................................ 62
6. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 65
7. Jenis Flora Wisata Permandian Alam Baruttung ...................................... 66
8. Jenis Fauna Wisata Permandian Alam Baruttung .................................... 70
9. Sarana Dan Prasarana Radius 10 Km Dari
Wisata Permandian Alam Baruttung ......................................................... 71
10. Hasil Wawancara Responden .................................................................... 72
11. Matrik Penilaian Responden ..................................................................... 127
51
I .PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk
mengisi devisa. Alasan utama pengembangan pariwisata sangat terkait dengan
kemajuan perekonomian, sosial dan budaya, suatu kawasan atau negara. Dengan
perkataan lain, pengembangan kepariwisataan pada suatu daerah tujuan wisata selalu
akan diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi rakyat banyak.
Pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan nasional
mempunyai tujuan antara lain memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja.
Sejalan dengan tahap-tahap pembangunan nasional, pelaksanaan pembangunan
kepariwisataan nasional dilaksanakan secara menyeluruh, berimbang, bertahap, dan
berkesinambungan.Pembangunan di bidang kepariwisataan mempunyai tujuan akhir
untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
Kawasan obyek wisata dapat menjadi daerah tujuan wisata apabila memiliki
potensi fisik dan non fisik dimana yang dikembangkan, akan menjadi kawasan daerah
tujuan wisata yang menguntungkan baik itu di daerah sendiri maupun pemerintah.
Dalam rangka memajukan kepariwisataan, perlu langkah-langkah terarah dan terpadu
dalam mengembangkan obyek-obyek wisata dengan maksud untuk mempengaruhi
pikiran dan minat agar datang ke daerah obyek wisata.
Potensi pariwisata suatu daerah memberikan peluang pada devisa daerah
52
maupun bagi masyarakat sekitar obyek wisata. Pemerintah telah menetapkan daerah-
daerah utama sebagai tujuan wisata di Indonesia, satu diantaranya adalah Kecamatan
Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang berada di Provinsi
Sulawesi Selatan memiliki banyak lokasi yang potensial untuk dijadikan atau
dikembangkan sebagai obyek wisata.
Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dari aktivitas dan fasilitas
yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk
datang kesuatu daerah/ tempat tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum
dikembangkan semata-mata hanya merupakan sumberdaya potensial dan belum dapat
disebut sebagai daya tarik wisata, sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu,
misalnya penyediaan aksesibilitas atau fasilitas oleh karena itu suatu daya tarik dapat
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.
Kawasan wisata yang ada di Kabupaten Pangkep yaitu Wisata Pulau dan
Wisata Alam,Wisata alam yang ada yaitu Pulau Cambang - Cambang, Pulau
Panambungan, Pulau Badi, Pulau Kapoposang. Tempat wisata alam yakni
Permandian Mattampa, Leang Paniki, Leang Lonrong, Mata air kalobang Kalengkere,
Air Terjung Kampoang, Leang Kassi, Kalibong Alloa, Bukit Soroang, Air Terjun
Senggeran, Air Terjun Baruttung, Air Terjun Lamussua dan Air Terjun Balocci
Kawasan wisata prioritas Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan yang sangat potensial seperti Permandian Baruttung di Desa
Bantimurung, Wisata Air Terjun Gollae di Desa Tondongkura, Wisata Alam Bukit
Teletubbies Pa’bo di Desa Bonto.
53
Wisata Permandian Alam Baruttung di Desa Bantimurung Kecamatan Tondong
Tallasa Kabupaten Pangkep, Airnya yang berasal dari Sungai Mallawa, keindahan
Permandian Alam Baruttung mempunyai daya tarik tersendiri dengan aliran sungai
yang dimana di hiasi dengan batu lapisan yang bersusun dan dapat digunakan sebagai
tempat Foto Praweding bagi orang di Desa maupun yang dari Kota. Letak lokasi
sekitar ± 25 km dari kota Kisaran ( Kota Kabupaten Pangkep).
Sebagai lokasi wisata yang cukup lama, obyek wisata Permandian Alam
Baruttung belum dikelola dan dikembangkan sebagai lokasi wisata yang modern,
Prasarana dan sarana masih sederhana kurang dikelolah dengan baik. Hal ini dapat
dilihat dari prasarana jalan yang ada, banyak jalan berlubang dan banyak aspal yang
terkikis air hujan. Wisata Permandian Alam Baruttung ini yang terletak di daerah
pegunungan yang mana daerahnya berbukit dan berlembah, dengan jalan yang rusak
menyulitkan perjalanan para wisatawan khususnya para pengguna sepeda motor.
Selain itu lokasi parkir kendaraan yang belum tertata dengan baik, sehingga
kendaraan pengunjung tidak tertata rapi dan juga menyulitkan kendaraan keluar
masuk. Selain itu, sarana seperti rumah makan tidak tersedia, WC juga belum ada ,
pembungan sampah tidak tersedia. Penjual makanan di obyek wisata Permandian
Alam Baruttung ini hanya berjualan pada pinggir jalan saja.
Masalah lain yang menjadi kendala pengembangan wisata Permandian Alam
Baruttung adalah masalah transportasi yang menghubungkan tempat tinggal
wisatawan dengan obyek wisata ini. Sarana transportasi yang tersedia sangat minim,
sehingga merasa kesulitan untuk datang. Selanjutnya masalah akomodasi, wisata
54
Permandian Alam Baruttung ini tidak memiliki tempat penginapan. Obyek wisata
tersebut sebenarnya akan mendorong kegiatan ekonomi di sekitar daerah obyek
wisata tersebut. Dari sini muncul pertayaan bagaimana dapat mendorong kegiatan
ekonomi jika pengelolaan dan pengembangan potensi obyek wisata Permandian Alam
Baruttung di Tondong Tallasa tidak bejalan dengan baik. Namun bila kehadiran
obyek wisata Permandian Alam Baruttung ini memberikan pengaruh positif,
sustainabilitas usaha umumnya akan dapat dipertahankan karena adanya dukungan
dari masyarakat sekitar.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Potensi Objek Permandian Alam Baruttung di Desa Bantimurung
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep ?
2. Berapa nilai Potensi Objek Permandian Alam Baruttung di Desa Bantimurung
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep ?
3. Bagaimana Kelayakan Potensi Daya Tarik Objek Wisata Permandian Alam
Baruttung ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui potensi objek Permandian Alam Baruttung di desa
Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep
55
2. Untuk mengetahui berapa nilai kelayakan potensi wisata Permandian Alam
Baruttung di Desa Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Untuk memberikan informasi tentang potensi objek wisata Permandian Alam
Baruttung yang ada di Desa Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa
Kabupaten Pangkajene dan Kepulaan.
2. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam hal ini pihak pengelolah
dan Dinas Pariwisata Kabupaten Pangkep untuk membantu pengembangan
selanjutnya
3. Memperluas pengetahuan tentang eksistensi obyek wisata yang ada di
Kabupaten Pangkep.
56
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengembangan Obyek Wisata
Pengembangan adalah proses, cara pembuatan mengembangkan kesasaran yang
dikehendaki (KBBI 1986, Balai Pustaka, Jakarta). Pengembangan adalah suatu usaha
menuju kearah yang lebih baik yang menyebabkan adanya perubahan dan
pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Secara kualitas
berarti meningkatkan daya tarik obyek wisata melalui peningkatan mutu pelayanan.
Sedangkan secara kuantitas berarti perluasan keanekaragaman obyek wisata serta
akomodasi lainnya.
Dalam upaya pengembangan suatu obyek wisata strategi-strategi dalam
pelaksanaannya diperlukan untuk membuat suatu obyek wisata menarik dan
memilikidaya jual yang tinggi. Adapun bentuk-bentuk strategi yang dilakukan adalah
strategi promosi keseluruhan paket wisata baik obyek wisata alam maupun obyek
wisata buatan melalui program pengembangan seperti:
1. Promosi dapat dilakukan melalui media brosur yang disebarkan di hotel atau
tempat umum (mall atau pusat perbelanjaan)
2. Bekerja sama pada pihak hotel-hotel untuk mempromosikan obyek wisata ke
pasar wisata internasional.
3. Promosi melalui media internet yang dapat dilakukan oleh pihak Sub Dinas
Pariwisata bekerjasama dengan pihak sponsor yang memiliki jaringan bisnis di
bidang pariwisata.
57
4. Suatu obyek wisata agar menjadi daerah tujuan wisata maka obyek wisata
tersebut harus siap menerima kedatangan wisatawan dengan memberikan
pelayanan yang baik setiap kunjungan wisatawan.
Spillane (1990) menyatakan bahwa untuk menciptakan pemasukan yang
banyak dari wisatawan maka dilakukan langkah-langkahdiantara lain:
1. Meningkatkan pelayanan terpadu terpadu di pintu gerbang masuk wisatawan
sehingga mempermudah masuk wisatawan maupun keluar.
2. Meningkatkan pelayanan ke tempat tujuan wisata baik kegiatan pokok maupun
penunjang
Menurut Yoeti (1996) ada tiga faktor yang dapat menentukan berhasilnya
pengembangan pariwisata sebagai industri. Ketiga faktor tersebut adalah:
1. Tersedianya obyek dan atraksi wisata yaitu segala sesuatu yang menjadi daya
tarik bagi orang yang mengunjungi suatu daerah wisata. Misalnya keindahan
alam, hasil kebudayaan, tata cara hidup masyarakat, festival tradisional, dan
upacara keagamaan.
2. Adanya accessibility yaitu prasara dan sarana dengan segala fasilitas sehingga
memungkinkan para wisatawan mengunjungi suatu daerah tujuan wisata tersebut.
3. Tersedianya amenities yaitu sarana kepariwisataan yang dapat memberikan
pelayanan kepada wisatawan selama dalam perjalanan wisata yang dapat
dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
58
Weber dan Damanik (2006) menyatakan bahwa dalam pengembangan
pariwisata, pemerintah memainkan peranan bahkan memiliki tanggung jawab dalam
hal berikut:
1. Peraturan tata guna lahan pengembangan kawasan pariwisata
2. Perlindungan terhadap lingkungan alam dan budaya
3. Penyediaan infrastruktur pariwisata
4. Kebijakan fasilitas fiscal, pajak, kredit, dan ijin usaha
5. Keamanan dan kenyamanan berwisata
6. Jaminan kesehatan
7. Penguatan kelembagaan pariwisata
8. Pendampingan dan promosi pariwisata
9. Regulasi persaingan usaha
10. Pengembangan sumberdaya manusia
Masyarakat lokal sebagai pihak yang menerima kedatangan wisatawan, perlu
dilibatkan dalam proses pengembangan pariwisata, supaya keberhasilanya lebih
terjamin. Berbagai peran dapat dilaksanakan oleh masyarakat setempat dalam
pengembangan pariwisata di daerahnya. Peran yang dimaksud adalah:
1. Menjadi pemandu wisata
2. Menjadi pelaku usaha pariwisata
3. Mengaktualisasikan budaya masa lalu
4. Mengembangkan lembaga pariwisata
59
Menurut Mahdy (1998), peranan masyarakat dalam pengembangan adalah
melalui perilakunya tentang kesadaran setiap warga masyarakat untuk merasa
bertanggung jawab dan berpartisipasi di bidang pariwisata yang dikenal dengan
istilah ‘sadar wisata.’
2.2. Potensi Wisata
Potensi wisata adalah suatu kemampuan dalam suatu wilayah yang mungkin
dapat dimanfaatkan untuk pembangunan,seperti alam, manusias, serta hasil karya
manusia itu sendiri ( Amdani 2008 ).
2.3. Ekowisata
Ekowisata adalah suatu perpaduan berbagai minat yang tumbuh dari rasa
keprihatinan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ada beberapa padanan yang sering
digunakan antara lain: natural-based tourism, green travel, responsible travel, low
impact tourism, village based tourism, sustainable tourism, cultural tourism, heritage
tourism, rural tourism. Masyarakat Ekoturisme Internasional (IES) memberikan
definisi ekowisata (ecotourims) adalah suatu bentuk perjalanan yang bertanggung
jawab ke daerah alami yang lingkungannya dilindungi dan mampu meningkatkan
kesejahteraan penduduk lokal. Empat gambaran perjalanan yang umumnya
berlabelkan ekowisata, yaitu:
1. Wisata berbasis alamiah (nature-based tourism),
2. kawasan konservasi sebagai pendukung obyek wisata (concervation supporting
tourism),
3. Wisata yang sangat peduli lingkungan (environmentally aware tourism).
60
4. Wisata yang berkelanjutan (sustainallyrun tourism) (Weaver 2001)
Ekowisata dalam teori dan prakteknya tumbuh dari kritik terhadap pariwisata
massal, yang dipandang merusak terhadap landasan sumberdayanya, yaitu lingkungan
dan kebudayaan. Kritik ini melahirkan berbagai istilah baru, antara lain adalah
pariwisata alternatif, pariwisata yang bertanggung jawab, pariwisata berbasis
komunitas, dan eko-wisata. Alasan umum penggunaan konsep ini adalah karena dapat
menggambarkan pariwisata yang termasuk:
1. Bukan pariwisata berskala besar/massal
2. Mengikuti prinsip-prinsip keberlanjutan
3. Mempererat hubungan antar bangsa.
Menurut Sembiring, et.al, (2004) bahwa ada 7 butir prinsip-prinsip ekowisata:
1. Perjalanan ke suatu tempat yang alami (involves travel to natural
destinations). Sering tempat tersebut jauh, ada penduduk atau tidak ada
penduduk, dan biasanya lingkungan tersebut dilindungi.
2. Meminimalkan dampak negatif (minimized impact). Pariwisata menyebabkan
kerusakan, tetapi ekoturisme berusaha untuk meminimalkan dampak negatif
yang bersumber dari hotel, jalan atau infrastruktur lainnya. Meminimalkan
dampak negatif dapat dilakukan melalui pemanfaatan material sumberdaya
setempat yang dapat didaur ulang, sumber energi yang terbaharui,
pembuangan dan pengolahan limbah dan sampah yang aman, dan
menggunakan arsitektur yang sesuai dengan lingkungan (lanskap) dan
61
budaya setempat, serta memberikan batas/jumlah wisatawan sesuai daya
dukung obyek dan pengaturan perilakunya.
3. Membangun kepedulian terhadap lingkungan (build environmenta
lawareness). Unsur penting dalam ekoturisme adalah pendidikan, baik
kepada wisatawan maupun masyarakat penyangga obyek. Sebelumnya semua
pihak yang terintegrasi dalam perjalanan wisata alam harus dibekali
informasi tentang karakteristik obyek dan kode etik sehingga dampak negatif
dapat diminimalkan.
4. Memberikan beberapa manfaat finansial secara langsung kepada kegiatan
konservasi (provides direct finansial benefits for conservation). Ekoturisme
dapat membantu meningkatkan perlindungan lingkungan, penelitian dan
pendidikan, melalui mekanisme penarikan biaya masuk dan sebagainya.
5. Memberikan manfaat/keuntungan finansial dan pemberdayaan pada
masyarakat lokal (provides financial benefits and enpowerment for local
people). Masyarakat akan merasa memiliki dan peduli terhadap kawasan
konservasi apabila mereka mendapatkan manfaat yang menguntungkan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Keberadaan ekoturisme di suatu
kawasan harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat
(local community walfare). Manfaat finansial dapat dimaksimalkan melalui
pemberdayaan atau peningkatan kapasitas masyarakat lokal, baik dalam
pendidikan, wirausaha, permodalan dan manajemen.
62
6. Menghormati budaya setempat (Respect local culture). Ekoturisme
disamping lebih ramah lingkungan, juga tidak bersifat destruktif, intrusif,
polutan dan eksploitatif terhadap budaya setempat, yang justru merupakan
salah satu inti bagi pengembangan kawasan ekoturisme.
7. Mendukung gerakan hak azasi manusia dan demokrasi (Support human right
and democratic movements). Ekowisata harus mengangkat harkat dan
martabat masyarakat lokal yang secara umum memiliki posisi tawar yang
lebih rendah, menempatkan masyarakat sebagai elemen pelaku dalam
pengembangan suatu kawasan, sehingga terlibat langsung dalam
pengambilan keputusan serta menentukan hak-hak kepemilikan.
Pengambilan keputusan secara komprehensif, adaptif dan demokratis, melalui
pendekatan co-management (integrated bottom up and top down approach). Dalam
perkembangannnya beberapa kriteria standar tentang bagaimana seharusnya eko-
tourisme yang telah diterima secara umum, yaitu:
1. Melestarikan lingkungan. Jika ekowisata bukan merupakan satu instrumen
konservasi, maka akan mendegradasi sumberdaya.
2. Secara ekonomis menguntungkan. Jika tidak menguntungkan, maka tidak akan ada
modal yang kembali untuk konservasi, dan tidak akan ada insentif bagi
pemanfaatan sumberdaya alternatif
3. Memberi manfaat bagi masyarakat. Pemilihan ekowisata sebagai konsep
pengembangan bagi wisata pesisir di dasarkan pada beberapa unsur utama, yaitu:
63
a. Ekowisata sangat bergantung pada kualitas sumber daya alam, peninggalan
sejarah dan budaya.
b. Melibatkan masyarakat.
c. Ekowisata meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap alam, nilai-nilai
peninggalan sejarah dan budaya.
d. Tumbuhnya pasar ekowisata di tingkat internasional dan nasional.
e. Ekowisata sebagai sarana mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Dengan
kata lain, ekowisata (bahari) menawarkan konsep low invest-high value
bagi sumberdaya dan lingkungan kelautan sekaligus menjadikannya sarana
cukup ampuh bagi partisipasi masyarakat, karena seluruh aset produksi
menggunakan dan merupakan milik masyarakat lokal (Fandeli, 2000).
Menurut Weaver (2001), ekowisata telah dipadupadankan dengan beberapa
jenis wisata sejak tahun 1980-an, yaitu sebagai berikut.
a. Nature-based tourism merupakan wisata yang menitikberatkan pada lingkungan
alami. Ekowisata telah menjadi bagian penting dari nature-based tourism. Jadi,
dapat dikatakan bahwa salah satu contoh kegiatan nature-based tourism adalah
ekowisata.
b. Cultural tourism merupakan wisata yang menitikberatkan pada budaya dan
sejarah suatu kawasan. Di dalam cultural tourism, ekowisata menjadi. Namun,
antara kedua jenis wisata ini dapat terjadi kasus overlap sehingga tidak mudah
untuk menentukan wisata mana yang menjadi tujuan utama.
64
c. Adventure tourism merupakan wisata yang menitikberatkan pada kegiatan yang
beresiko, menantang fisik sehingga wisatawan harus memiliki kemampuan
tertentu. Beberapa ekowisata dapat menjadi bagian dari adventure tourism, tetapi
banyak jenis adventure tourism tidak dapat menjadi bagian dari ekowisata. Hal
ini karena pendekatan adventure tourism tidak selalu kepada nature-based (dasar
dari ekowisata).
d. Alternative and mass tourism merupakan suatu model wisata berskala kecil yang
dimaksudkan untuk dapat menyediakan suatu alternatif yang lebih sesuai dengan
wisata massal. Model ini memberikan peluang terhadap perkembangan ekowisata
di antara wisata massal. Dari keempat wisata ini, bentuk alternative dan mass
tourism merupakan bentuk yang paling cocok untuk dipadu padanan dengan
ekowisata.
Bentuk ini memberikan hasil yang keberlanjutan (suistainable). Suistanable
tourism merupakan wisata yang memiliki prinsip pengembangan yang berkelanjutan
dan untuk menggabungkan kriteria dari lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi
(Weaver, 2001).
Menurut Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi, Pariwisata Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata, dan WWF-Indonesia (2009) ekowisata memiliki lima
prinsip sebagai berikut:
a. Naturebased
65
Nature-based adalah produk dan pasar yang berdasar dari alam. Wisata alam
merupakan bagian atau keseluruhan alam itu sendiri. Konsevasi sumber daya alam
merupakan hal mendasar dalam pengembangan dan pengelolaan wisata alam.
b. Ecologically sustainable
Kestabilan ekologi merupakan perencanaan dan manajemen kawasan
berkelanjutan secara ekologi. Semua fungsi lingkungan baik biologi, fisik, maupun
sosial tetap berjalan dengan baik.
c. Environmentally educative
Pendidikan lingkungan ditujukan bagi pengelola dan pengunjung. Pendidikan
adalah inti dari ekowisata yang membedakan dengan wisata alam lainnya.
Pendidikan menciptakan suasana yang menyenangkan, bermakna, berkepedulian,
dan apresiatif terhadap lingkungan. Kelestarian lingkungan dalam jangka panjang
dapat berjalan dengan kegiatan pendidikan.
d. Bermanfaat untuk masyarakat lokal
Manfaat ini dapat secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat langsung
berupa, antara lain, masyarakat terlibat dalam kegiatan wisatawan, pelayanan
terhadap wisatawan, dan penjualan barang-barang kebutuhan wisatawan. Manfaat
tidak langsung berupa bertambahnya wawasan dari wisatawan atau pengelola.
e. Kepuasan bagi wisatawan
Kepuasan merupakan pemenuhan harapan wisatawan terhadap segala
sesuatu yang ditawarkan.
66
2.4. Analisis Kelayakan
Analisis Kelayakan atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha.
Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan suatu usaha
yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun
sosial benefit
Aspek-aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan
tentang keadaan objek tertentu, yang dilihat dari fungsi-fungsi bisnis. Pembagian dan
pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi dua bagian yaitu
aspek primer dan aspek sekunder. Aspek primer merupakan aspek yang utama dalam
penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha yang
terdiri dari : aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek
manajemen dan organisasi, aspek hukum, serta aspek ekonomi dan keuangan. Aspek
sekunder adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaan
instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, yaitu aspek analisis mengenai
dampak lingkungan dan aspek sosial
Sebelum kegiatan pengembangan ekowisata dilaksanakan, terlebih dahulu
dilakukan suatu study kelayakan untuk memastikan apakah pengembangan ekowisata
layak dilakukan di lokasi tersebut.
67
2.5. Analisis Kelayakan Potensi Ekowisata
Menurut Arafah dan Alamsyah (2012). Analisis kelayakan ekowisata dibagi
kedalam tujuh aspek yaitu :
1. Daya Tarik
Daya tarik merupakan suatu faktor yang membuat orang berkeinginan untuk
mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu tempat yang menarik. Unsur-
unsur yang menjadi daya tarik diantara keindahan alam, keunikan kawasan,
banyaknya sumber daya yang menonjol, keutuhan sumber daya alam, kepekaan
sumber daya alam, pilihan kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan fauna, serta
kerawanan kawasan.
2. Aksessibilitas
Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu objek untuk
dijangkau. Aksesibilitas merupakan factor yang tidak dapat dipisahkan dalam
mendorong potensi pasar. Unsur-unsur yang dinilai dalam aksesibilitas yaitu jarak
pintu kawasan dengan bandara, terminal dan pelabuhan, ketersediaan angkutan
umum, kenyamanan perjalanan dan kondisi dan jarak jalan darat.
3. Kondisi Lingkungan Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi lingkungan adalah keadaan lingkungan alam maupun masyarakat dalam
radius 1 km dari batas luar objek wisata. Unsur-unsur kondisi lingkungan yang
menjadi penilaian adalah status pemilikan tanah, tingkat pengangguran, mata
68
pencarian, pendidikan, media yang masuk, tingkat kesuburan tanah, sumber daya
alam mineral dan sikap masyarakat.
4. Akomodasi
Dalam kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas akomodasi, dalam hal ini
adalah adanya sarana yang cukup untuk penginapan/perhotelan khususnya bagi
pengunjung yang berasal dari tempat yang jauh. Unsur yang digunakan dalam menilai
perhotelan/penginapan didasarkan pada jumlah kamar hotel/penginapan yang berada
radius 15 km dari objek wisata.
5. Sarana dan Prasarana Penunjang
Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari batas luar
objek. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang
kemudahan dan kepuasan pengunjung. Unsur-unsur yang termasuk dalam prasarana
penunjang dalam penelitian ini diantaranya kantor pos, warnet, jaringan telepon
seluler, puskesmas/klinik, wartel. Sedangkan sarana penunjangnya adalah rumah
makan/minum, pusat perbelanjaan/pasar, bank, tempat peribadatan dan toilet umum.
6. Keamanan
Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang harus
dipertimbangkan dalam berwisata, karena hal ini menyangkut persoalan kenyamanan
dan kepuasan dalam menikmati suasana alami selama perjalanan menuju kawasan
69
wisata. Adapun hal yang menjadi unsur penilaian keamanan diantaranya kenyamanan
perjalanan dan kondisi jembatan menuju objek wisata.
7. Hubungan dengan Objek Wisata Lain
Hubungan dengan objek wisata lain harus diperhatikan dalam pengembangan
suatu objek wisata, guna mengetahui adanya ancaman atau dukungan yang
diakibatkan oleh keberadaan objek wisata lain bagi perkembangan wisata ke depan.
Unsur yang termasuk dalam penilaian hubungan dengan objek wisata lain yaitu jarak
objek-objek wisata lain baik sejenis maupun tidak sejenis di Kabupaten/Kota yang
berdekatan dengan objek.
Menurut Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ADOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003. Fungsi kriteria dan indikator adalah
sebagai dasar dalam pengembangan ODTWA melalui penetapan unsur kriteria,
penetapan bobot, penghitungan masing-masing sub unsur dan penjumlahan semua
nilai unsur kriteria. Tujuan membuat kriteria ini adalah untuk menentukan skala
prioritas pengembangan ODTWA dan mengintensifikasikan pemanfaatan dan
pembinaan suatu ODTWA. Pemberian bobot pada setiap kriteria menurut pedoman
ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003 adalah berbeda-beda. Kriteria dasar yang dipakai
dalam penilaian kelayakan taman wisata alam adalah sebagai berikut :
a. Daya Tarik
Daya tarik wisata alam adalah potensi objek wisata yang menjadi objek
kunjungan wisata alam antara lain Keunikan sumber daya alam, banyaknya
sumberdaya alam yang menonjol, kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan,
70
kebersihan lokasi objek wisata, tidak ada pengaruh dari, keamanan kawasan,
kenyamanan. Kriteria daya tarik diberi bobot 6 karena daya tarik merupakan
modal utama yang memungkinkan datangnya pengunjung.
b. Kadar hubungan/ aksessibilitas
Kadar hubungan/ aksesibilitas merupakan faktor yang sangat penting dalam
mendorong potensi pasar seperti kondisi dan jarak jalan darat dari ibukota
propinsi, Jarak dari Pintu gerbang udara internasional/domestik, Waktu tempuh
dari ibukota propinsi, bobot nilainya 5.
c. Akmodasi
Akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan
wisata yaitu jumlah penginapan dan jumlah kamar bobot nilainya 3. Jarak tempat
akomodasi 5 -15 km dari objek wisata.
d. Sarana dan Prasarana Penunjang
Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana yang dapat
menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari batas luar
objek. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang
kemudahan dan kepuasan pengunjung. Unsur-unsur yang termasuk dalam
prasarana penunjang dalam penelitian ini diantaranya kantor pos, warnet,
jaringan telepon seluler, puskesmas/klinik, wartel. Sedangkan sarana
penunjangnya adalah rumah makan/minum, pusat perbelanjaan/pasar, bank,
tempat peribadatan dan toilet umum.
71
2.6. Kerangka Pikir Penelitian
a. Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan, Kawasaan Hutan adalah Wilayah tertentu yang ditunjuk
atau ditetapkan oleh Pemerintah untuk di pertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap. Sedangkan pengertian KPH menurut Kementrian Kehutanan
adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan sebagai wilayah pengelolaan hutan sesuai
fungsi pokok dan peruntukannya yang dapat di kelola.
b. Permandian Alam baruttung adalah Tempat wisata yang berada dalam
Kawasan hutan yang masih terjaga panoramanya dan masih alami tanpa
campur tangan manusia.
c. Potensi Ekowisata adalah Kemampuan yang mempunyai kemungkinan
untuk dapat di kembangkan karena mempunyai daya tarik untuk dikunjungi
dari sebuah obyek wisatas alam ( Yose Rizal SM, 1994: 308 ).
d. Berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia No. 10 tahun 2009, Daya
Tarik Wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan,
kemudahan,dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisata
e. Pendukung Wisata sangat penting dalam pengembangan wisata yaitu dari
Aksessibilitas dimaksud agar Wisatawan Interlokal dan lokal dapat dengan
mudah dalam pencapaian tujuan ketempat Wisata Permandian Alam
Baruttung, dan dalam bidang Akomodasi juga salah satu factor yang
diperlukan dalam kegiatan wisata khususnya dari pengunjung yang cukup
72
jauh,dengan adanya penginapan pengunjung yang dari jauh dapat untuk
singgah beristirahat ataupun menginap jika pengunjung masih ada keinginan
melakukan kunjungan kembali pada esok harinya, dan dalam Sarana dan
Prasarana yang menunjang kelancaran mengembangkan Wisata karna dalam
bidang Prasarana meliputi adanya jaringan telpon, puskesmas, jaringan listrik,
jaringan airminum yang memudah kan Wisatawan Interlokal dan local saling
berkemunikasi dengan teman yang masih diluar lokasi wisarta,dan di bidang
Sarana yang dimana penunjang bagi tempat Wisata untuk sering dikunjungi
wisatawan interlokal maupun lokal karna adanya rumah makan , pasar, toko
dan angkutan umum di area lokasi wisata, supaya wisatawan interlokal
maupun lokal tidak repot lagi jika lupa membawa bekal ketempat wisata.
f. Analisis kelayakan Pengembangan ADO – ODTWA Dirjen PHKA 2003
adalah metode yang dipakai untuk Pengembangan suatu wisata yang sesuai
dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing – masing kriteria. Aspek –
aspek yang dinilai mulai dari Daya tarik, Aksessibilitas, Akomodasi dan
Sarana dan Prasarana. .
g. Pengembangan yaitu sustu usaha menuju kearah yang lebih baik yang
menyebabkan adanya perubahan dan pertumbuhan dalam suatu wisata yang
sebelumnya belum layak berkembang menjadi suatu wisata yang sudah
layak..
73
Gambar 1. Kerangka Piklir Penelitian
Permandian Alam
Baruttung
Potensi Wisata
Daya Tarik Wisata
Pendukung Wisata
Aksessibilitas
Akomodasi
Sarana dan prasarana wisata
Analisis kelayakan
Pengembangan ADO - ODTWA
Dirjen PHKA 2003
Pengembangan
Kawasan Hutan Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung
Bulusaraung
74
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai bulan Oktober 2019, dan
Lokasai penelitian Objek Wisata Permandian Alam Baruttung bertempat
di Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Secara administratif, Wisata
terletak di Dusun Parang Lombasa Desa Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunkan pada penelitian ini adalah kamera, alat tulis menulis dan
bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner sebagai alat bantu
wawancara.
3.3 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah obyek wisata Di Desa Tondongkura
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep. Sumber data dalam penelitian ini
terdiri dari para pengunjung, pemerintah/instansi terkait, masyarakat sekitar obyek
wisata dan kawasan fisik lokasi wisata.
3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Data primer
Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber aslinya baik secara wawancara, jajak pendapat dari individu atau
kelompok, maupun hasil observasi dari suatu obyek, kejadian, atau hasil
75
pengujian. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data dengan cara
memberikan kuisioner atau dengan cara mengamati/observasi.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung;
misalnya melalui buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang
dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum seperti
keadaan geografis wilayah penelitian
3.5. Metode Pengambilan Data
Metode pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut: .
a. Wawancara berstruktur dengan menggunakan daftar kosioner.
b. Observasi, yaitu pengumpulan data primer yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan langsung terhadap fenomena – fenomena yang tampak
pada objek penelitian dilapangan.
c. Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pencatatan dan pengambilan gambar di
lapangan melalui pemotretan dan fotocopy data sekunder dari instansi terkait.
d. Selain itu, juga dipergunakan tehnik Focus Group Discussion (FGD) dengan
melibatkan beberapa Tokoh masyarakat. Untuk mencari hal – hal yang berkaitan
dengan kegiatan di areal Kawasan Hutan Wisata KPH Bulusaraung.
3.6. Variabel Penelitian Penilaian Potensi Wisata dan Dayatarik
Variabel yang dianalisis pada penelitian ini yaitu mengacu pada Pedoman
Analisi Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA Dirjen
76
PHKA 2003. Adapun komponen yang akan di catat dan dinilai adalah daya tarik,
aksesibilitas, akomodasi, sarana dan prasarana penunjang. Adapun penjabaran
mengenai variabel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Variabel Penelitian pada objek wisata Permandian Alam Baruttung
Variabel Sub
Variabel Indikator Sub indikator Bobot
Pengembangan
Potensi
ekowisata
Permandian
Alam
Baruttung
Faktor
kelayakan
ekowisata
Daya tarik Keunikan SDA
Banyaknya SDA
yang menonjol
Kegiatan wisata alam yang dapat
dinikmati
Kebersihan lokasi objek
wisata
Keamanan kawasan
Kenyamanan
6
Aksessibilitas Kondisi jalan
Jarak dari kota
Tipe jalan
Waktu tempuh
5
Akomodasi Jumlah akomodasi
Jumlah kamar
3
Sarana
dan
prasarana
penunjang
Prasarana penunjang
Sarana
penunjang
3
Sumber: Dirjen PHKA tahun 2003.
Kriteria kelayakan dayatarik objek permandian alam dapat dinilai dari beberapa
aspek :
1. Daya Tarik
77
Layak : 840 - 1080
Belum Layak : 600 - 840
Tidak Layak : < 600
2. Aksessibilitas
Layak : > 500
Belum Layak : 400 -500
Tidak Layak : < 400
3. Akomodasi
Layak : 140 -180
Belum Layak : 100 - 140
Tidak Layak : < 100
4. Sarana dan Prasarana
Layak : > 220
Belum Layak : 140 -220
Tidak Layak : < 140
3.7. Analisis Data Objek Wisata Permandian Alam
Analisis data dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu:
1. Analisis kualitatif deskriptif yaitu metode analisis yang bertujuan untuk
menggambarkan dan menjelaskan pada potensi objek ekowisata dalam
kawasan melalui hasil yang diperoleh dalam penelitian. Menurut Kusmayadi
dan Sugiarto (2000): Analisis kuantitatif adalah data yang menggunakan alat
bantu statistik sehingga memudahkan penafsiran data mentah yang diperoleh.
78
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner yang
dibagikan kepada responden
2. Metode Penilaian Kelayakan Ekowisata dengan kriteria Penilaian menurut
Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ADOODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah
ditentukan untuk masing-masing kriteria.
Perhitungan untuk masing-masing kriteria tersebut menggunakan tabulasi dimana
angka-angka diperoleh dari hasil penilaian responden dan peneliti yang nilai
bobotnya berpedoman pada pedoman penilaian ODTWA PHKA tahun 2003.
Pemberian bobot pada setiap kriteria menurut pedoman ADO-ODTWA Dirjen PHKA
2003 adalah berbeda-beda. Kriteria daya tarik diberi 6 karena merupakan faktor
utama seseorang melakukan kegiatan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5 karena
merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan untuk melakukan kegiatan
wisata. Akomodasi dan sarana/prasarana diberi bobot 3 karena merupakan faktor
penunjang dalam kegiatan wisata. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA
dapat dihitung dengan rumus:
S = N x B
Ket.
S = skor/nilai suatu kriteria
N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria
B = bobot nilai (Ginting, dkk, 2015).
79
Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu kriteria.
Skor yang diperoleh dari setiap variabel akan di tentukan tingkat kelayakanya
menggunakan rumus interval yaitu:
Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai berikut:
- Tingkat Kelayakan > 66,6 % : Layak dikembangkan dengan kriteria suatu
kawasan wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana yang tinggi
berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta didukung oleh
aksessibilitas yang memadai.
- Tingkat kelayakan 33,3 % - 66,6 % : Belum layak dikembangkan,dengan
kriteria suatu kawasan wisata yang memiliki potensi, sarana dan prasarana
yang sedang berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta didukung
oleh aksessibilitas yang cukup memadai.
- Tingkat kelayakan < 33,3 % : Tidak layak dikembangkan, dengan kriteria
suatu kawasan wisata yang memiliki potensi sarana dan prasarana yang
rendah berdasarkan parameter yang telah ditetapkan serta akssesibilitas yang
kurang memadai.
80
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Kecamatan Tondong Tallasa
Kecamatan Tondong Tallasa terletak pada bagian selatan garis katulistiwa serta
terletak pada 4º50’ – 5º45
’ Lintang Selatan dan 119º44
’ – 119º43
’ Bujur Timur .
Kecamatan Tondong Tallasa adalah salah satu dari 13 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, terletak di wilayah laut Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan yang merupakan kecamatan kepulauan dengan luas wilayah
kecamatan Tondong Tallasa sekitar 111.20 km2.
4.1.1. Batas dan Luas Wilayah
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Barru dan Kabupaten Bone
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Balocci
Sebelah Timurn: Berbatasan dengan Kabupaten Bone dan Kabupaten Maros
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Bungoro
Adapun luas wilayah Kecamatan Tondong Tallasa 111.20 Km2. Wilayah
Kecamatan Tondong Tallasa merupakan wilayah yang terdiri dari 6
desa/kelurahan.
4.1.2. Keadaan Iklim
Keadaan musim di Kecamatan Tondong Tallasa sama seperti daerah
lainya di Kota Pangkep memiliki kondisi tipe iklim C1 dengan bulan kering
< 2 bulan, iklim tipe C2 dengan bulan kering 2-3 bulan, dan iklim dengan
bulan kering 3 bulan. Keduanya memiliki bulan basah antara 5-6 bulan secara
81
berturut-turut dalam satu tahun dengan curah hujan rata-rata 2.500-3.000
mm/tahun. Tipe ini merupakan tipe iklim agak basah (BPS Kota Pangkep,
2016).
4.1.3. Tanah
Jenis tanah di Desa Bantimurung diklasifikasikan dalam dua kelompok
yaitu (a) Asosiasi latosol coklat dengan latosol coklat kemerahan; (b) lempung
liat berpasir Entisol.
82
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Identifikasi Responden
Identifkasi responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan umur responden. Penelitian ini adalah jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan umur responden.
5.1.1. Identifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin identifikasi responden dapat dilihat pada Tabel 2
Tabel 2. Karakteristik Responden yang Mengunjungi Wisata Permandian Alam
Baruttung Berdasarkan jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
Responden
Persentase
(%)
1.
2.
Laki-laki
Perempuan
64
36
64
36
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari 100 responden yang
mengunjungi Wisata Permandian Alam Baruttung dalam penelitian ini
sebanyak 64 orang responden yang ber jenis kelamin laki-laki dengan
persentase 64 % dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 36
responden dengan persentase 36 % yang berkunjung ke Wisata Permandian
Alam Baruttung.
5.1.2. Identifikasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Responden yang mengunjungi Wisata Permandian Alam Baruttung dalam
penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir dapat di lihat pada Tabel 3
83
Tabel 3. Karakteristik Responden Yang Mengunjungi Wisata Permandian Alam
Baruttung Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah responden Persentase (%)
1
2
3
4
5
SD
SMP
SMA
Mahasiswa
Sarjana (S1)
1
10
62
19
8
1
10
62
19
8
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2019
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 100 responden, tingkat pendidikan yang
paling banyak berada pada klasifikasi tingkat pendidikan terakhir SMA
(Sekolah Menengah Atas) yaitu 62 responden dengan prsentase 62 % dan
Mahasiswa yaitu sebanyak 19 orang dengan jumlah persentase 19 %, serta S1
(Strata 1) dan dengan jumlah responden 8 orang dengan persentase 8 % dan
SMP (Sekolah Menengah Pertama) yaitu 10 dengan Persentase 10%, klasifikasi
tingkat pendidikan terakhir yang paling sedikit adalah SD (Sekolah Dasar)
dengan jumlah 1 responden dengan persentase 1% .
5.1.3. Identifikasi Responden Berdasarkan Umur
Umur responden merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kemampuannya dalam melakukan aktifitas serta kematangan dalam perbuatan
(tindakan). Berikut ini dapat dilihat sebaran umur responden yang melakukan
kunjungan ke Wisata Permandian Alam Baruttung.
84
Tabel 4. Karakteristik Responden Yang Mengujungi Wisata Permandian Alam
Baruttung Berdasarkan Umur
No Klasifikasi Umur Jumlah responden Persentase (%)
1
2
3
4
5
10-19
20-29
30-39
40-49
50-59
58
37
2
2
1
58
37
2
2
1
Jumlah 100 100
Sumber : Data Primer Setelah diolah 2019
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 39 responden, klasifikasi umur
terbanyak mengunjungi Wisata Permandian Alam Baruttung pada klasifikasi
umur 10 – 19 tahun sebanyak 58 orang dengan jumlah persentase sebesar 58
%, ini menunjukkan pada umur tersebut lebih banyak yang ingin melakukan
ekowisata pada hutan mangrove. Umur 20-29 tahun sebayak 37 orang
reponden dengan persentase 37 %, yang paling sedikit mengunjungi Wisata
Permandian Alam Baruttung pada tingkatan umur 30-39 tahun dengan jumlah
responden 2 dengan persentase 2%, dan 40-49 sebanyak 2 responden dengan
persentase 2%, 50-59 sebanyak 1 dengan persentase 1%.
5.2. Potensi Objek Wisata Permandian Alam
Potensi Objek Wisata merupakan syarat penting yang dimiliki suatu kawasan
wisata, karena potensi yang terdapat dalam kawasan wisata dapat berbeda di setiap
tempat, semakin unik dan indah potensi yang terdapat disuatu kawasan wisata maka
wisatawan akan semakin tertarik untuk menjadikan tempat tersebut sebagai suatu
85
destinasi wisata. Dari hasil penelitian ini potensi yang terdapat dalam kawasan Wisata
Permandian Alam Baruttung yaitu potensi flora dan fauna, kemudian potensi
panorama alam serta yang sangat menarik adalah potensi permandian alamnya.
5.2.1. Potensi Panorama Alam
Panorama alam dalam Wisata Permandian Alam Baruttung sangat indah.
Jika memasuki kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung, maka wisatawan
akan disambut dengan bunyi gemercik air dari sungai, kemudian suara kicauan
burung juga terdengar sangat indah. Hembusan angin yang sejuk akan membuat
suasana semakin santai, dalam kawasan juga dapat dijumpai berbagai jenis flora
dan fauna yang beragam.
Gambar 2. Potensi panorama alam dalam kawasan Wisata Permandian
Alam Baruttung 2019.
86
5.2.2. Potensi Permandian Alam
Permandian alam baruttung merupakan objek utama yang ingin dinikmati
oleh wisatawan yang berkunjung. Keindahan air yang mengalir diatas batu
lapisan yang menjadikan kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung banyak
dijadikan pilihan destinasi wisata bagi para wisatawan lokal maupun wisatawan
interlokal.
87
Gambar 3. Permandian alam kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung 2019
5.2.3. Potensi Flora dan Fauna
Hasil pengamatan langsung di tempat Wisata Permandian Alam Baruttung
ada beberapa jenis Flora dan Fauna yang bisa membuat wistawan lokal maupun
interlokal tidak bosan untuk selalu mengunjungi Wisata Permandian Alam
Baruttung . Jenis Flora yang terdapat di Wisata Permandian Alam Baruttung
yaitu kayu Jati Putih (Tectona grandis), Jambu Mente (Anacardium
occidentale), jenis Bambu (Bambuseae), Enau (Arenga pinnata) dan Pohon Ara
(Ficus carica), Pohon Rengas ( Amaurornis phonicurus), Pohon Mangga (
Mangifera indica ), Beringin Pencekik ( Ficus Annulata ), sedangkan jenis
Fauna yang terdapat pada area kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung
ada beberapa yang dapat dijumpai yaitu Ayam Hutan Merah ( Gallus gallus ),
Kadal ( Lacerta agilis ), dan Monyet Hitam ( Macaca Maura ).
88
Gambar 4. Flora dan Fauna Wisata Permandian Alam Baruttung
5.3. Penilaiaan Pengembangan Potensi Objek Wisata Pemandian Alam
Baruttung di Kecamata4n Tondong Tallasa.
5.3.1. Daya Tarik Objek Wisata Permandian Alam Baruttung
Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang berkeinginan untuk
mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang mempunyai daya
89
tarik tersebut. Peninjauan komponen daya tarik ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai dengan daya tarik dan
sumberdaya yang tersedia di Wisata Permandian Alam Baruttung.
Gambar 5. Batuan Alam dan aliran Sungai
Obyek wisata Permandian Alam ini merupakan lokasi obyek wisata yang
cukup nyaman dengan adanya tempat pemotretan atau batuan lapis yang tertua,
udara yang bersih dan segar, jauh dari kebisingan jalan ramai, tidak ada lalu
lintas yang mengganggu kenyamanan lokasi obyek wisata. Sehingga membuat
wisatawan yang pertama kali mengunjunginya akan tertarik untuk kembali lagi
datang berkunjung melakukan kegiatan wisata.
5.3.2. Aksessibilatas
Aksessibilitas merupakan kemampuan untiuk mencapai suatu tujuan
tertentu, dapat lebih mudah atau lebih sulit menjangkaunya ( James J. Spillane,
90
1997: 38 ). Aksesibilitas merupakan faktor yang mempermudah pengunjung
untuk bepergian dari tempat tinggal pengujung ke lokasi obyek wisata yang
akan dikunjunginya. Faktor tersebut sangat penting guna mendorong
peningkatan potensi obyek wisata yang akan dikunjungi wisatawan. Berikut
adalah gambar aksesibilitas objek wisata Pemandian Alam Baruttung.
Gambar 6. Kondisi jalan menuju objek wisata Permandian Alam Baruttung.
5.3.3. Akomodasi
Akomodasi merupakan salah satu faktor yang membuat pengunjung
tertarik untuk melakukan suatu kunjungan wisata. Ketersediaan akomodasi
dalam lokasi wisata sangat membantu pengunjung ketika pengunjung ingin
menginap di lokasi yang dikunjungi. Namun di Wisata Permandian Alam
Baruttung belum terdapat penginapan karna jarak yang agak jauh dari kota dan
91
wisata masih dalam pengembangan oleh Instansi Pariwisata, KPH Bulusaraung
dan Masyarakat sekitar Kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung.
5.3.4. Sarana dan Prasarana
Peranan sarana dan prasarana penunjang adalah untuk memudahkan
pengunjung dalam menikmati potensi dan daya tarik wisata alam. Sarana dan
prasarana penunjang yang terdapat di sekitar kawasan wisata juga berpengaruh
terhadap pengembangan suatu obyek wisata. Berikut adalah gambar salah satu
dari sarana dan prasarana yang terdapat pada objek wisata Pemandian Alam
Baruttung.
92
.
Gambar 7. Mesjid dekat obyek wisata Pemandian Alam Baruttung
5.4. Penilaian Objek Dan Daya Tarik Wisata
Komponen yang dinilai dari Wisata Permandian Alam Baruttung yaitu daya
tarik , aksesibilitas untuk bisa mencapai lokasi kawasan, akomodasi yang ada di
sekitar lokasi wisata dan juga sarana dan prasarana penunjang yang mendukung
perkembangan lokasi wisata.
5.4.1. Daya Tarik
Daya tarik suatu kawasan merupakan hal utama yang menjadikan
kawasan tersebut menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan melakukan
kegiatan wisata. Daya tarik merupakan faktor yang membuat orang
berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke tempat yang
93
mempunyai daya tarik tersebut. Pengkajian komponen daya tarik ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran bentuk-bentuk kegiatan rekreasi yang sesuai
dengan daya tarik dan sumberdaya yang tersedia. Unsur -unsur yang dinilai
pada kriteria daya tarik ini yaitu keunikan, kepekaan, variasi kegiatan, jenis
sumberdaya yang menonjol, kebersihan obyek, keamanan, dan kenyamanan.
Unsur-unsur daya tarik yang terdapat pada Wisata Permandian Alam Baruttung
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Penilaian Terhadap Komponen Daya Tarik Wisata Permandian
Alam Baruttumg.
No Unsur / Sub Unsur Bobot Nilai Skor Total
1
2
3
4
5
6
Keunikan SDA
Banyaknya SDA yang menonjol
Kegiatan Wisata yang dapat
dilakukan
Kebersihan Objek Lokasi Wisata
Keamanan Kawasan
Kenyamanan
6
6
6
6
6
6
18.7
21
24
22
29,95
25
112.2
126
144
132
179.7
150
Skor total 140.2 843.9
Skor total: Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber: Data Primer Setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa skor total yang diperoleh adalah
843.9, skor ini diperoleh dari hasil kali sub unsur lalu dijumlahkan total
keseluruhannya, dimana pada kriteria keunikan sumber daya alam memperoleh
nilai 18.7 karena dalam kawasan terdapat tiga unsur yang masuk dalam
penialian yaitu seperti berbagai jenis flora serta fauna, sungai dan kebudayaan
masyarakat. Kriteria banyaknya sumber daya alam yang menonjol diperoleh
94
nilai 21 karena dalam Wisata Permandian Alam Baruttung terdapat tiga unsur
yang masuk dalam penilaian yaitu flora, fauna dan batuan. Kegiatan wisata
yang dapat dilakukan ada tiga yaitu menikmati keindahan alam, flora, fauna dan
penelitian dan pendidikan dengan nilai 24. Kebersihan lokasi objek wisata ada
empat yaitu industri, jalan ramai, pemukiman penduduk, dan pencemaran
lainnya dengan nilai 22. Keamanan kawasan ada lima unsur tidak ada arus
berbahaya, tidak ada pencurian, tidak ada penyakit berbahaya seperti malaria,
tidak ada kepercayaan yang menggangu dengan nilai 29.95. Kenyamanan
kawasan terdapat lima unsur yaitu udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau
yang menggangu, bebas dari kebisingan, tidak ada lalu lintas yang menggangu,
dan tersedianya sarana dan prasarana dengan nilai 25.
5.4.2. Aksessibilitas
Aksessibilitas merupakan suatu hal yang menyatakan mudah tidaknya
suatu obyek untuk dijangkau. Aksessibilitas merupakan syarat yang penting
sekali untuk obyek wisata. Tanpa dihubungkan dengan jaringan transportasi
tidak mungkin suatu obyek mendapat kunjungan wisatawan. Obyek wisata
merupakan akhir perjalanan wisata dan harus mudah dicapai dan dengan
sendirinya juga mudah ditemukan. Oleh karena itu harus selalu ada jalan
menuju obyek wisata. Jalan itu merupakan akses ke obyek dan jalan akses itu
harus berhubungan dengan prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan
akses menentukan aksesibilitas suatu obyek wisata.
95
Perjalanan menuju Wisata Permandian Alam Baruttung dapat di tempuh ±
2 jam dari pusat kota Pangkep. Jarak dari pusat kota sampai ke Wisata
Permandian Alam Baruttung ± 25 km, dengan tipe jalan aspal dengan lebar 3
m. Penilaian aksebilitas dapat menuju Wisata Permandian Alam Baruttung
dlihat pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Penilaian Terhadap Aksessibilitas Menuju Wisata Permandian
Alam Baruttung
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor total*
1.
2.
3.
4.
Kondisi jalan
Jarak
Tipe jalan
Waktu tempuh dari pusat kota
5
5
5
5
29
23
30
26.6
145
115
147.5
133
Skor total 108.1 540.5
Keterangan * Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan Tabel 6 skor total yang diperoleh dari penilaian aksebilitas
adalah 540.5 nilai ini diperoleh dari penialaian setaip sub unsur dimana pada
penilaian kondisi jalan menuju kawasan diperoleh 29, dengan tipe jalan aspal
yang lebarnya ± 3 m sehingga diperoleh nilai 30 dan lokasinya yang lumayan
jauh dengan pusat kota yaitu berjarak ± 25 km dari pusat kota sehingga nilai
yang diperoleh 23, serta dari pusat kota menuju Wisata Permandian Alam
Baruttung memerluakan waktu tempuh ± 2 jam sehingga nilai yang diperoleh
26.6. Dari penilaian diatas menunjukkan bahwa akses menuju Wisata
Permandian Alam Baruttung sangat mudah. Pernyataan MacKinnon et al.
Dalam Ginting et al (2015) yang menyatakan bahwa dua diantara beberapa
96
faktor yang membuat suatu kawasan menarik bagi pengunjung adalah
letaknya yang dekat, cukup dekat atau jauh dengan bandar udara
internasional atau pusat wisata utama atau pusat kota dan juga perjalanan ke
kawasan tersebut apakah mudah dan nyaman, perlu sedikit usaha, sulit atau
sangat sulit atau berbahaya. Ada dua kondisi yang kurang mendukung untuk
aksibilitas ini adalah Jarak dan waktu menuju lokasi Wisata Permandian
Alam Baruttung yang bisa di katakan sedikit memakan waktu karna jarak
dari kota sedikit jauh.
5.4.3. Akomodasi
Akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam kegiatan
wisata khususnya dari pengunjung yang cukup jauh. Unsur -unsur yang dinilai
adalah jumlah penginapan dan jumlah kamar (radius 10 km dari obyek). Hasil
pengamatan di lapangan dan informasi dari masyarakat sekitar diketahui belum
terdapat penginapan yang disediakan bagi pengunjung Wisata Permandian
Alam Baruttung. Ketersediaan akomodasi dalam lokasi wisata sangat
membantu pengunjung ketika pengunjung ingin menginap di lokasi yang
dikunjunginya. Namun apabila tidak terdapat akomodasi dalam lokasi wisata,
pengunjung dapat mencari akomodasi yang ada tidak jauh dari lokasi wisata.
Pada lokasi objek Wisata Permandian Alam Baruttung belum
menyediakan akomodasi tersebut, hal ini dikarenakan pengelolaannya masih
dalam perencanaan Instansi KPH, Pariwisata dan masyarakat sekitar Wisata
Permandian Alam Baruttung. Hal tersebut juga dapat menjadi bahan
97
pertimbangan bagi pemerintah setempat untuk menambahkan fasilitas
akomodasi. Penilaian untuk akomodasi pada Wisata Permandian Alam
Baruttung dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Penilaian Jumlah Penginapan dan Jumalah Kamar pada Sekitar Wiusata
Permandian Alam Baruttung (Radius 10 km)
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor total*
1.
2.
Jumah penginapan
Jumlah kamar
3
3
10
10
30
30
Skor total 20 60
Keterangan: * Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber: Data Primer Setelah diolah 2019
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa skor total yang diperoleh adalah
60, nilai ini didapatkan dari penilaian akomodasi radius 10 km dari Wisata
Permandian Alam Baruttung . Karna dalam Radius 10 km tidak ada
penginaman maka diberi nilai 10. Hasil penilaian pada Tabel 7 menunjukkan
bahwa akomodasi pada sekitar Wisata Permandian Alam Baruttung seharusnya
ada tempat penginapan atau persinggahan, hal tersebut dikarenakan jauhnya
Wisata Permandian Alam Baruttung dari pusat kota.
5.4.4. Sarana dan Prasana’
Sarana-prasarana penunjang merupakan sarana-prasarana yang dapat
menunjang kemudahan dan kenyamanan pengunjung dalam kegiatan wisata.
Prasarana dan sarana penunjang yang dinilai adalah prasarana dan sarana
penunjang yang berada dalam radius 10 km dari obyek. Prasarana penunjang
yang dinilai meliputi jaringan telepon, Puskesmas, jaringan listrik dan jaringan
98
air minum. Sarana penunjang yang dinilai yaitu rumah makan, pusat
perbelanjaan/pasar, toko dan angkutan umum. Sarana-prasarana penunjang
yang terdapat pada masing-masing obyek wisata. Penilaian sarana dan
Prasarana dapat dlihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Penilaian Sarana dan Prasarana Pada Radius 10 km
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor
total*
1.
2.
Sarana
Prasarana
3
3
40
40
120
120
Skor total 80 240
Keterangan * Hasil kali antara bobot dengan nilai
Sumber data primer setelah diolah 2019
Berdasarkan pada tabel 8 dapat dilihat bahwa skor total yang diperoleh
adalah 240. Hasil ini diperoleh dari penilaian sarana dan prasaran penunjang
yang ada di sekitar Wisata Permandian Alam Bantimurung radius 10 km. Dari
objek wisata dapat ditemukan Prasarana penunjang seperti puskesmas, serta
adanya jaringan telopon, listrik dan jaringan air minum sehingga nilai yang
didapatkan yaitu 40. Sedangkan untuk sarana penunjang juga sangat memadai
seperti tersedianya rumah makan, dan toko , pasar baru Bantimurung dengan
nilai 40. Sarana dan prasarana di sekitar Wisata Permandian Alam Baruttung
sangat memadai karena letak kawasan yang tidak jauh dari tempat Wisata.
5.5 Analisis Kelayakan Objek dan Daya Tarik Wisata Permandian Alam
Baruttung
Penelitian yang dilakukan dengan observasi langsung di Wisata Permandian
Alam Baruttung, Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep untuk mengetahui
potensi, dengan penilaian kriteria yaitu daya tarik, aksesibilitas, akomodasi serta
99
sarana dan prasarana yang mendukung perkembangan lokasi wisata. Hasil penilaian
yang di dapatkan kemudian di analisis untuk penilaian apakah Wisata Permandian
Alam Baruttung layak, belumlayak layak atau tidak layak untuk dikembangkan
menjadi objek ekowisata. Hasil penilaian terhadap komponen - komponen di Wisata
Permandian Alam Baruttung dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Penilaian Objek Dan Daya Tarik Wisata Permandian Alam
Baruttung.
No Kriteria Bobot Nilai Skor
Total
Skor
Max
Indeks
(%)
Keterangan
1
2
3
4
Daya tarik
Aksessibilitas
Akomodasi
Sarana dan
Prasarana
6
5
3
3
140,2
108,1
20
80
843,9
540,5
60
240
1080
600
180
300
78,14
90
33,33
80
Layak
Layak
BelumLayak
Layak
Jumlah 281,47
Rata-rata Tingkat kelayakan 70,36 Layak
Sumber: Data Primer 2019
Berdasarkan Tabel 9 Wisata Permandian Alam Baruttung sangat berpotensi dan
layak untuk dikembangkan dijadikan daerah tujuan wisata dengan rata – rata
persentase kelayakan 70,36. Untuk kriteria daya tarik kawasan ini memiliki daya
tarik yang cukup tinggi dengan nilai persentase 78,14, karena objek wisata
permandian alam baruttung memiliki keragaman jenis flora, batuan yang dibentuk
alam, banyak pepohonan seperti kayu jati putih, jambu mente, bambu, pohon enau,
pohon ara, pohon rengas, pohon manga, beringin pencekik serta fauna seperti kadal,
ayam hutan merah, monyet hitam. Hal ini menunjukan bahwa daya tarik Wisata
Permandian Alam Baruttung berpotensi dan layak untuk dikembangkan
100
Hasil penilaian pada Wisata Permandian Alam Baruttung menunjukan peluang
untuk dikembangkan. Daya tarik potensi yang dimiliki kawasan tersebut memang
cukup besar, kemudahan akses untuk menuju Wisata Permandian Alam Baruttung
dan dilengkapi sarana dan prasarana penunjang yang memadai tapi dalam hal
ketersediaan akomodasi disekitar kawasan sangat perlu di kembamngkan untuk dapat
membuat kawasan nyaman dan strategis untuk dikembangkan. Wisata Permandian
Alam Baruttung layak dikembangkan untuk menjadi daerah tujuan wisata, maka
pengembangan kawasan tersebut harus mulai dipikirkan oleh pemerintah karena jika
dikelola dengan baik dapat menghasilkan nilai rupiah dan menambah pendapatan
aset daerah serta membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar kawasan
Wisata Permandian Alam Baruttung.
101
VI . PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang di peroleh maka dapat ditarik kesimpulan
yaitu :
1. Kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa
Kabupaten Pangkep menyimpan potensi objek ekowisata berupa keindahan
panorama alam, keindahan peramandian alam yaitu baruttung, serta
keragaman jenis Flora dan Fauna
2. Berdasarkan hasil penilaian kelayakan potensi ekowisata pada kawasan
Wisata Permandian Alam Baruttung Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten
Pangkep dapat diketahui bahwa kawasan tersebut layak untuk dikembangkan
dengan tingkat kelayakan yang dinyatakan berdasarkan kriteria kelayakan
setiap kelas yang menunjukkan bahwa setiap kelas dinyatakan layak .
3. Indek Potensi Wisata permandian Alam baruttung dinyatakan layak untuk
dikembangkan dari jumlah keseluruhan persentase terdiri dari Daya tarik,
Aksessibilitas, Akomodasi, Sarana dan Prasarana.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian di Kawasan Wisata Permandian Alam Baruttung
Kecamatan Tondong Tallasa Kabupaten Pangkep maka disarankan bahwa
Perlunya pengadaan fasilitas berupa infrastruktur dan akomodasi dalam kawasan
Wisata Permandian Alam Baruttung untuk menunjang kawasan wisata tersebut.
102
LAMPIRAN
103
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
PENGEMBANGAN POTENSI DAYA TARIK OBJEK WISATA
PERMANDIAN ALAM BARUTTUNG
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Status Pernikahan :
Pekerjaan :
Lokasi Tempat Tinggal :
Tingkat Pendapatan
Per bulan (Bila anda sudah bekerja) :
A. LEMBAR PERTANYAAN
1. Apakah anda sering mengunjungi wisata permandian alam Baruttung ?
a. Ya.
b. b. Tidak
2. Berapa kali anda mengunjungi wisata permandian alam Baruttung ?
a. 1 – 3
b. Lebih dari 3 kali
3. Alat transportasi apa yang anda gunakan ke objek wisata permandian alam
Baruttung ?
a. Motor
b. Mobil
4. Transportasi apa yang anda gunakan ke wisata permandian alam Baruttung ?
a. Angkutan umum
b. Kendaraan pribadi
5. Berapa besar biaya yang anda habiskan di wisata permandian alam Baruttung
?
a. Rp. 10.000
b. Rp. 50.000
c. Rp. 100.000
d. Diatas Rp 100.00
6. Berapa lama waktu yang anda habiskan di wisata permandian alam
Baruttung ?
104
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 1 minggu
e. lainnya
7. Apa tujuan anda mengunjungi wisata permandian alam Baruttung ?
a. Penelitian / Pendidikan
b. Rekreasi
8. Dengan siapa anda berkunjung ?
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Rombongan
9. Apakah anda mempunyai rencana untuk mengunjungi kembali wisata
permandian alam Baruttung ?
a. Ya.
b. Tidak
Alasan :
Pada bagian ini, Anda diminta untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan
pemahaman Anda, berkaitan dengan ekowisata dan aktivitas Anda di wisata
permandian alam Baruttung
1. Apakah jenis keunikan sumberdaya seperti Gua, flora dan fauna, adat
istiadat/kebudayaan, dan sungai terdapat dalam wisata permandian alam
Baruttung ?
a. Ia,terdapat seluruhnya
b. Ia, tetapi hanya sebagian saja, sebutkan :
c. Tidak terdapat sama sekali
2. Apakah sumber daya alam seperti Batuan, flora dan fauna, air terjun, gejala
alam dapat di jumpai dalam wisata permandian alam Baruttung ?
a. Ia, terdapat seluruhnya
b. Ia, tetapi hanya sebagian saja, sebutkan :
c. Tidak ada sama sekali
3. Apakah kegiatan wisata alam seperti: Menikmati keindahan alam, Melihat
flora dan fauna, Trekking, Penelitian/pendidikan, berkemah, dan kegiatan
olah raga, dapat dilakukan didalam wisata permandian alam Baruttung ?
a. Ia, Dapat dilakukan
b. Ia, tetapi hanya sebagian saja, sebutkan :
c. Tidak ada kegiatan wisata
4. Apakah lokasi wisata permandian alam Baruttung tidak terpengaruh oleh
sampah industri, jauh dari keramaian, pemukiman penduduk, tidak ada
sampah berserakan, Vadalisme (coret-coret), dan bersih dari pencemaran
lainya ?
a. Ia, Lokasinya sangat bersih
105
b. Ia, tetapi ada pencemaran lain, sebutkan :
c. Lokasinya tidak bersih
5. Apakah wisata permandian alam Baruttung aman dari arus lalu lintas,
perambahan dan penebagan liar, pencurian, penyakit berbahaya dan malaria,
serta tanah longsor ?
a. Ia, lokasinya sangat aman
b. Ia, tetapi ada beberapa yang perlu diperhatikan, sebutkan :
c. Lokasinya tidak aman
6. Apakah dalam wisata permandian alam Baruttung kita dapat merasakan
kenyamanan seperti: Udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau yang
mengganggu, bebas dari kebisingan, tidak ada lalulintas yang mengganggu,
tersedia sarana dan prasarana serta adanya pelayanan yang yang baik terhadap
pengunjung ?
a. Ia, lokasinya sangat nyaman
b. Ia, namun ada beberapa hal yang tidak didapatkan, sebutkan :
c. Lokasinya tidak nyaman
7. Bagaimana kondisi jalan menuju wisata permandian alam Baruttung ?
a. Baik
b. Cukup
c. Sedang
d. Buruk
8. Kira-kira berapa jauh jarak dari kota wisata permandian alam Baruttung ?
a. < 5 km,(kira-kira...................... km)
b. 5-10 km,(kira-kira......................km)
c. 10-15 km,(kira-kira....................km)
d. >15 km,(kira-kira......................km)
9. Kira-kira berapa lama waktu tempuh dari pusat kota menuju wisata
permandian alam Baruttung ?
a. 1-3 jam,(kira-kira......................jam)
b. 2-3 jam,(kira-kira......................Jam)
c. 3-4 jam,(kira-kira......................jam)
d. >5 jam,(kira-kira......................jam)
10. Apa tipe jalan menuju hutan wisata permandian alam Baruttung ?
a. Jalan aspal / beton lebar > 3 m
b. Jalan aspal lebar 3 m
c. Jalan batu/ macadam
d. Jalan tanah
e. Lainya, sebutkan
106
11. Dalam Radius 15 km dari lokasi wisata berapa banyak terdapat penginapan
dan berapa jumlah kamar (Akomodasi) ?
1. berapa banyak terdapat penginapan
a. 10
b. 15
c. 20
d. 25
e. > 30
f. Tidak ada penginapan
2. Ada berapa kamar dalam dalam penginapan tersebut
a. >100
b. 75-100
c. 30-75
d. <30
e. 10
f. Tidak ada kamar
12. Dalam radius 10 km dari lokasi wisata apakah terdapat prasarana seperti :
Kantor pos, Jaringan telepon, Puskesmas, Jaringan listrik, dan jaringan air
minum ?
a. Ia, terdapat selurunya
b. Ia, Tetapi hanya beberapa, sebutkan :
c. Tidak ada
13. Dalam radius 10 km dari lokasi wisata apakah terdapat sarana seperti :
Rumah makan, Pasar, Bank, Toko cenderamata, dan transpotasi?
a. Ia, Terdapat seluruhnya
b. Ia, tetapi hanya beberapa, sebutkan :
c. Tidak ada.
51
Lampiran 2. Peta Lokasi Penelitian di Wisata Permandian Alam Baruttung
Kecamatan Tondong Tallasa
Gambar 8. Peta Lokasi Penelitian di Wisata Permandian Alam Baruttung
52
Lampiran 3. Pedoman analisis daerah perasi objek dan daya tarik wisata alam
Kriteria penilaian objek dan daya tarik wisata alam
(modifikasi pedoman analisis kelayakan objek wisata dan daya tarik wisata alam
direktur jenderal perlindungan hutan dan konservasi alam tahun 2003)
1. Kriteria penilain daya tarik dengan bobot 6
No Unsur/Sub Unsur Nilai
Ada 5 Ada 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1
1. Keunikan sumber daya alam
a. Flora
b. Fauna
c. Sungai
d. Gua
30 25 20 15 10
2. Banyaknya sumber daya alam
yang ada
a. Gejala alam
b. Batuan
c. Fauna
30 25 20 15 10
3. Kegiatan wisata alam yang
dapat dilakukan
a. Penelitian/pendidikan
b. Menikmati keindahan alam.
c. Kegiatan olahraga
d. Berkemah
e. Melijhat fauna
30 25 20 15 10
4. Kebersihan objek wisata, tidak
terpengaruh oleh
a. Pemukiman penduduk
b. Vandalisme ( coret-coret)
c. Jalan ramai
d. Industri
e. Sampah
30 25 20 15 10
53
5. Keamanan objek wisata
a. Tidak ada perambahan dan
penebangan liar
b. Tidak ada penyakit
berbahya seperti malaria
c. Tidak ada arus berbahaya
d. Tidak ada pencurian
30 25 20 15 10
6. Kenyamanan
a. Bebas dari kebisingan
b. Pelayanan yang baik
terhadap pengunjung
c. Tersediannya sarana dan
prasarana
d. Bebas dari bau yang
menganggu
e. Tersedianya sarana dan
prasarana
f. Udara yang baik dan bersih
30 25 20 15 10
Ket. : Skor maksimum daya tarik: 180 x 6 = 1,080
2. Kriteria penilaian Aksessibilitas dengan bobot 5
No. Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Kondisi Jalan Baik Cukup Kurang Buruk
30 25 20 15
2. Jarak
< 5 km 5-10 km 10-15
km
> 15
km
30 25 20 15
3. Tipe Jalan
Jalan aspal
Lebar > 3 m
Jalan aspal
Lebar > 3
m
Jalan
berbatu
Jalan
tanah
30 25 20 15
4. Waktu Tempuh dari pusat
54
kota 30 25 20 15
Ket. : Skor maksimum 100 x 5 = 500
3. Kriteria penilaian Akomodasi dengan bobot 3
No. Unsur/Sub Unsur Nilai
1. Jumlah Akomodasi > 4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak ada
30 25 20 15 10
2. Jumlah Kamar >100
75-100 30-75 <30 Tidak
Ada
30 25 20 15 10
Ket. : Skor maksimum 20 x 3 = 60
4. Kriteria penilaian sarana dan prasara penunjang (radius 10 km dari objek wisata)
dengan bobot 3
No Unsur/Sub Unsur Nilai
>4 Ada 3 Ada 2 Ada 1 Tidak Ada
1. Prasarana
a. Jaringan listrik
b. Jaringan air minum
c. Puskesmas
d. Jaringan telepon
50 40 30 20 10
2. Saran penunjang
a. Rumah ma
b. Toko dan cenderamata
c. Pasar
50 40 30 20 10
Ket. : Skor maksimum 80 x 3 = 240
55
Lampiran 4. Hasil Penelitian Objek Dan Daya Tarik Wisata Permandian Alam
Baruttung
1.Daya tarik
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor Total
1. Keunikan SDA
a. Fauna
b. Flora
c. Sungai
d. Kebudayaan
Masysrakat
6 18,7 112,2
2. Banyaknya SDA yang
menonjol
a. Fauna
b. Flora
c. Batuan
6 21 126
3. Kegiatan wisata yang
dapat dilakukan
a. Menikmati keindahan
alam
b. Penelitian/pendidikan
c. Menikmati fauna
6 24 144
4. Kebersihan lokasi wisata.
a. Tidak ada coret-coret
b. Bersih dari sampah
industri
c. Jauh dari pemukiman
penduduk
d. Pencemaran lainnya
6 22 132
5. Keamanan kawasan
a. Tidak ada perambahan
dan penebangan liar
b. Tidak ada penyakit
berbahya seperti
malaria
c. Tidak ada arus
6 29,95 179,7
56
berbahaya
d. Tidak ada pencurian
6 Kenyamanan
a. Bebas dari kebisingan
b. Tersediannya sarana
dan prasarana
c. Bebas dari bau yang
menganggu
d. Tersedianya sarana dan
prasarana
e. Udara yang baik dan
bersih
6 25 150
Skor total 140,2 843,9
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
2. Aksebilitas
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor Total
1. Kondisi jalan
Baik
5 29 145
2. Jarak dari kota
25 km
5 23 115
3. Tipe jalan
Jalan aspal 3 m
5 30 147,5
4. Waktu tempuh dari
pusat kota
2 Jam
5 26,6 133
Skor Total 108,1 540,5
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
3. Akomodasi
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor Total
1. Jumlah penginapan 3 10 30
57
Tidak Ada
2. Jumlah kamar
Tidak Ada 3 10 30
Skor total 20 60
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
4. Sarana dan Prasarana
No Unsur/Sub unsur Bobot Nilai Skor Total
1. Prasarana
a. Jaringan listrik
b. Jaringan air minum
c. Puskesmas
d. Jaringan telepon
3 40 120
2. Sarana
a. Rumah makan
b. Toko
c. Pasar
3 40 120
Skor Total 80 240
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
58
Lampiran 5. Wawancara Pengunjung di Wisata Permandian Alam Baruttung
Data Pengunjung
No Nama responden Umur Jenis
Kelamin Asal Pendidikan
Status
Pernikahan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Bayu
Hasanuddin
Arfan
Rasna
Sabri
Fahri
Idris
Abd. Said
Rini Astuti
Nada WF
Angger Deren Pratiwi. H
Salmawati
Sakina Okta Viani
Hartati
Sri Hardiyanti
Arbaina
Risda
Kusmala Dewi
Indriyani
Cici
Ririn
Maliyka
Asni
Parida Lusiana
Lisda Yanti
Anhi
Susanti
Indri Pebriana
Tasya Maharani
Citra Lestari
Salmiati
Nurul Widyawati
Kelsi Lena Arislianti
Armiya
Winda Sunardi
Melinda
Nur Annisa
Azwar
Irwan
Idul Kahfiar.A,. S.Pi
Sabri., S.Kep
Arif Raihan
16
45
14
20
18
14
14
32
18
21
21
21
22
21
18
18
18
17
19
19
17
18
21
18
16
15
17
16
16
16
50
15
16
16
16
15
14
21
43
27
21
21
L
L
L
P
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
L
L
L
L
L
Tonasa 2
Lanne
Bone - Bone
Ujung Bassi
Biringngere
Siloro
Tellu Limpoe
Bulo –Bulo
Bulo – Bulo
Makassar
Sudiang
Makassar
Makassar
Salenrang
Bantaeng
Ujung Bassi
Bantimurung
Ujung Bassi
Salenrang
Minasatene
Bonto Panno
Bonto Panno
Pangkep
Pangkep
Tonasa 1
Bantimurung
Desa Malaka
Siloro
Siloro
Mangilu
Bonto Panno
Tonasa 2
Pangkep
Bulu Tellue
Lanne
Tonasa 2
Bonto Panno
Teko Umar 12
Malaka
Mrio
Bonto Panno
Parang Lombas
SMP
SMP
SMP
SMA
SMP
SMP
SMP
SD
Mahasiswi
Mahasiswi
Mahasiswi
Mahasiswi
Mahasiswi
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMP
Mahasiswi
S1
S1
S1
SMP
Belum Nikah
Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
59
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Danili
Paracca
Makmur
Andy
Wahyudin
Ahmad Zulkifli. S
Lampurege
M. Asdar
Hidayat
Irwan. S
Joni Mallioboro
Asrar
Israr Batara
Muhammad Ardi
Henra Gusti
Renaldy
Muhammad Nur. B
Muhammad Dulfi
Gato’
Jonathani
Muh. Gafur
Wahyudi. B
Muhammad Takwa
Fajar
Fajar Firmansyah
Rusli
Anwar. A
Muhammad Imran
Ardiansyah
Sultan
Muh. Fakhrul Kr
Reski Aditia
Nur Alim Syam
Hendra Pratama
Ardiansyah
Muhammad Tamsil
Muh. Lutfi. S
Ferdiansyah
Muhammad Fazli
Abdul hurair
Mappe Amin
Muhammad Fahri
Sainul Alam
Wawan Febrianto
M. Arif Fatur Rachman
Muhammad Zulkifli
20
26
27
22
25
20
21
21
21
21
20
21
21
14
22
17
17
17
23
21
23
23
22
23
21
16
16
22
17
17
16
16
16
24
16
16
19
17
18
16
15
16
16
16
16
16
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
L
Bulu Tellue
Bonto Birao
Lanne
Palopo
Sidrap
Batua Raya
Pangkep
Palopo
Bonto Panno
Bonto Panno
Cole – Cole
Makassar
Bulukumba
Tonasa 2
Sukaria 1
Balocci
Labakkang
Labakkang
Bonto Panno
Sukaria
Maros
Labakkang
Pangkep
Bulutellue
Tonasa 2
Bu’nea
Bulu Tellue
Bonto Panno
Ujung Bassi
Ujung Bassi
Siloro
Siloro
Siloro
Maccini baji
Tondongkura
Tondongkura
Tondongkura
Lanne
Tondongkura
Lanne
Lanne
Lanne
Mario
Tonasa 2
Biring Ere
Ujung Bassi
SMP
SMP
S1
Mahasiswa
Mahasiswa
Mahasiswa
SMA
Mahasiswa
SMA
Mahasiswa
SMA
S1
Mahasiswa
SMA
Mahasiswa
SMA
SMA
SMA
SMA
Mahasiswa
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
Mahasiswa
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
Nikah
Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
60
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Alif Mutalif
Andi. Muhammad Pajel
Muhammad Hajar
Irsan Apriandi
Muh. Jabal Nur
Rahmawati, S.Kep
Niya, S.Kep
Irma, S.Kep
Hijrah
Salma
Nur Dewi
Junatan Pattola
17
17
16
16
17
32
26
22
21
19
19
21
L
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
L
Bontoa
Bonto Panno
Bonto Panno
Bonto Panno
Ujung Bassi
Sapanang
Salebbo
Makassar
Jl. Racing C
Bulo – Bulo
Bulo – Bulo
Toraja
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
S1
S1
S1
Mahasiswi
Mahasiswi
Mahasiswi
Mahasiswa
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Nikah
Nikah
Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Belum Nikah
Sumber : Data Primer Setelah diolah, 2019
61
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian
Gambar 9. Lokasi Penelitian Gambar 10. Tempat Wisata
Gambar 11. Pengisian Kosioner Gambar 12. Pengisian Kosioner
62
Lampiran 7. Jenis Flora yang ada pada Wisata Permandian Alam Baruttung
N
o.
Nama
lokal Nama Ilmiah Gambar
1. Jati Putih Tectona
Grandis
2. Jambu
Mente
Anacerdium
Occidentale
63
3. Bambu Bambuseae
4. Pohon
Enau
Arenga
Pinnata
64
5. Pohon
Ara
Picus Carica
6. Pohon
Rengas
Amaurornis
phoenicurus
65
7. Pohon
Mangga
Mangifera
indica
8 Beringin
Pencekik
Ficus
Annulata
66
Lampiran 8. Jenis Fauna yang ada pada Wisata Permandian Alam Baruttung
No. Nama
lokal Nama Ilmiah Gambar
1. Kadal Lacerta
agilis
2. Ayan
Hutan
Merah
Gallus galus
67
3. Monyet
Hitam
Macaca
Maura
Lampiran 9. Sarana Dan Prasarana Radius 10 Km Dari Wisata Permandian Alam
Baruttung
Gambar 13. Puskesmas Kecamatan Tondong Tallasa
68
Gambar 14.Mesjid Khairul Al- Amin Kecamatan Tondong Tallasa
Gambar 15. Rumah Makan di Desa Bantimurung Kecamatan Tondong Tallasa
69
RIWAYAT HIDUP
ABDUL GAFUR, Lahir pada tanggal 30 Januari 1994 di
Tondongkura Kabupaten Pangkep. Merupakan anak ke 1 dari
pasangan Ayah Hanaping dan Ibu Salmiati.
Penulis memulai Pendidikan Tingkat Dasar pada tahun 2000 di
SDN 22 Tondongkura Pangkep dan tamat pada tahun 2006.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah pertama
(SMP) Negeri 2 Tondong Tallasa dan tamat pada tahun 2009. Selanjutnya pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikan tingkat menengah atas (SMA) Negeri 1
Tondong Tallasa, Pangkep dan tamat pada tahun 2012. Ditahun 2015 penulis
terdaftar sebagai mahasiswi pada program studi Kehutanan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.