ANALISIS KELAYAKAN INDUSRTI MEUBEL DI KECAMATAN …repository.utu.ac.id/850/1/BAB I_V.pdf · telah...
Transcript of ANALISIS KELAYAKAN INDUSRTI MEUBEL DI KECAMATAN …repository.utu.ac.id/850/1/BAB I_V.pdf · telah...
ANALISIS KELAYAKAN INDUSRTI MEUBEL
DI KECAMATAN MEUREBO
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
Nurul Hadawiyah
Nim: 11C20101057
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH,ACEH BARAT
2016
ANALISIS KELAYAKAN INDUSRTI MEUBEL
DI KECAMATAN MEUREBO
KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
OLEH
Nurul Hadawiyah
Nim: 11C20101057
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomu Universitas Teuku Umar Meulaboh
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
MEULABOH,ACEH BARAT
2016
ABSTRAK
Nurul Hadawiyah . Analisis kelayakan industri Meubel di Kecamatan Meurebo
Kabupaten Aceh Barat dibawah bimbingan Ibu Yayuk Ew dan Bapak Said
Achmad Kabiru Rafi‟ie
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat
dengan tujuan untuk melihat kelayakan sebuah usaha khususnya usaha industri
meubel pada Kecamatan Meurebo Kabupaten Aceh Barat.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder, dimana data primer didapat langsung dari hasil pengamatan langsung
ketempat industri Meubel tersebut sedangkan data sekunder didapat dari dokumen
dan informasi dari dinas – dinas terkait.
Berdasarkan hasil penelitian ini yang diolah dan didasarkan teori yang
telah dipelajari diketahui bahwa analisis studi kelayakan usaha industri meubel di
Kecematan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, diperoleh hasil layak setelah
dilakukan perhitungan. Hasil Net Present Value diperolah sebesar
Rp.4,088,190,352 dengan Internal Rate Of Return (IRR ) sebesar 19,277 persen
dan Benefit Cost Ratio (BCR) diperolah 1,394 dengan demikian kriteria untuk
usaha produksi Meubel dinilai layak.
Kata Kunci : Analisis Kelayakan Usaha, NPV, IRR dan BCR
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : ANALISIS KELAYAKAN INDUSTRI MEUBEL
DI KECAMATAN MEUREBO KABUPATEN
ACEH BARAT
Nama Mahasiswa : Nurul Hadawiyah
NIM : 11C20101057
Program Studil : Ekonomi Pembangunan (EKP)
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Ketua Anggota
Yayuk EW, SE,M.Si Said Achmad Kabiru Rafi’ie, SE.MBA
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi
Ekonomi Pembangunan
Dr.Ishak Hasan, M.Si Yasrizal, M.Si
Tanggal Lulus : 01 Maret 2016
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi dengan judul :
ANALISIS KELAYAKAN USAHA INDUSTRI MEUBEL
DI KECAMATAN MEUREBO
KABUPATEN ACEH BARAT
Disusun oleh :
Nama Mahasiswa : NURUL HADAWIYAH
Nim : 11C20101057
Program Studil : EKONOMI PEMBANGUNAN (EKP)
Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji pada tangal 01 Maret 2016 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
1. Dr.Ishak Hasan, M.Si (..............................)
(Ketua Penguji)
2. Yayuk EW,SE.M.Si (..............................)
(Anggota Penguji I)
3. Said Achmad Kabiru Rafi‟ie, SE.MBA (..............................)
(Anggota Penguji II)
4. Yoyon Safrianto,SE.M.Si (.............................)
( Anggota Penguji III)
Alue Peunyareng ,01 Maret 2016
Ketua Program Studi
Ekonomi Pembagunan
Yasrizal,M.Si
RIWAYAT HIDUP
Nama : Nurul Hadawiyah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Kota Trieng,15 September 1993
Agama : Islam
Status : Mahasiswi
Alamat : Blang Baro Kec. Darul Makmur Kab. Nagan
Raya
Orang Tua/Wali :
Ayah : Hasballah Is(Alm)
Ibu : Inawati
Jenjang Pendidikan Formal :
1999 – 2005 SD Negeri 2 Blang Baro
2006 – 2008 SMP Negeri 1 Darul Makmur
2008 – 2011 SMK Darma Shalihat Darul Makmur
diterima di Universitas Teuku Umar pada Fakultas Ekonomi Pembagunan
KATA PERSEMBAHAN
Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha
mulia
Yang mengajar manusia dengan pena, Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta). Di tambahkan
kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (di tuliskan) kalimat allah, sesungguhnya allah maha perkasa lagi maha bijaksana”.
(Q.S. Al Luqman : 27)
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5)
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ? (QS: Ar-Rahman 13)
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu beberapa derajat
(QS : Al-Mujadilah 11)
Ya Allah, Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih,
bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman bagiku, yang
telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu, Engaku berikan
aku kesempatan untuk bisa sampai Di penghujung awal perjuanganku Segala Puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukurku kusembahkan kepadamu ya ALLAh yang Maha Agung nan
Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan
aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam
menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku
untuk meraih cita-cita besarku.
Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan
doa dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu. Kupersembahkan
sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah
hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan kasih sayang
serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani setiap
rintangan yang ada didepanku.,, Ayah,.. Ibu...terimalah bukti kecil ini sebagai kado
keseriusanku untuk membalas semua pengorbananmu.. dalam hidupmu demi hidupku
kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang
separuh nyawa hingga segalanya.. Maafkan anakmu Ayah,,, Ibu,, masih saja ananda
menyusahkanmu..
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
taufik dan hidayah-nya sehinggan Penulis dapat menyusun skripsi ini hingga
selesai, tak lupa pula Shalawat dansalam kepada sanjungan alam Nabi Besar
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian. Skripsi ini
berjudul “Analisis Kelayakan Industri Meubel di Kecamatan Meurebo
Kabupaten Aceh Barat ”
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya
telah banyak membimbing dan membantu penulis hingga terselesaikannya
penulisan kepada :
1. Bapak Prof. Dr.Jasman J,Makruf,SE,MBA, selaku Rektor Universitas
Teuku Umar Meulaboh
2. Bapak Dr.Ishak Hasan,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar
3. Bapak Yasrizal,M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan
Universitas Teuku Umar.
4. Ibu Yayuk EW, SE, M.Si selaku dosen pembimbing ketua yang telah
memberikan bimbingan dan saran untuk menyusun Skripsi ini.
5. Bapak Said Achmad Kabiru Rafi‟ie, SE.MBA, selaku dosen pembimbing
anggota yang telah banyak membimbing dan membantu penulis sehingga
terselesaikannya penulisan akhir ini.
6. Yang terhormat dan yang tercinta ibunda dan ayahanda berserta Kakak,
Abang dan Adik – Adik yang sangat penulis cintai, yang telah memberikan
do‟a nya dan motifasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada seluruh dosen dan staf Akademi Fakultas Ekonomi Universitas
Teuku Umar meulaboh yang telah memberikan dorongan serta saran kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
8. Seluruh teman – teman Angkatan 2011 yang telah berjuang bersama – sama
dalam meraih cita – cita dibangku perguruan tinggi.
Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan baik karena keterbatasan buku maupun kemampuan penulis
sendiri dalam mencari dan mengolah data yang ada, maka dari itu penulis
mengharap kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya
kesempurnaan skripsi yang lebih baik di masa yang akan datang. Akhirnya hanya
kepada Allah jualah kita berserah diri dan kepada Allah pula penulis memohon
Ridha dan Rahmat-Nya. Amin ya Rabbal „Alamin.
Alue Peunyareng, 01 Maret 2016
Nurul Hadawiyah
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN TUJUAN ....................................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................ 5
1.5 Sistematika Pembahasan ........................................................................ 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ......................................................... 7
2.2 Pengertian Industri ................................................................................. 9
2.3 Meubel .................................................................................................... 10
2.4 Konsep pendapatan ................................................................................ 13
2.5 Konsep Biaya Produksi .......................................................................... 14
2.6 Konsep Tenaga Kerja ............................................................................. 15
2.7 Penelitian terdahulu ............................................................................... 16
2.8 Hipotesis ................................................................................................ 17
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel .............................................................................. 18
3.2 Data penelitian ....................................................................................... 19
3.3 Metode Analisis Data ............................................................................. 20
3.4 Definisi operasional Variabel ................................................................ 22
3.5. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian .................................................................. 25
4.2 Karakteristik Responden ........................................................................ 27
4.3 Analisis Kelayakan Usaha Industri Meubel ........................................... 31
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................ 34
5.2 Saran ...................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 36
LAMPIRAN ........................................................................................................ 38
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran Quesioner ...................................................................................... 38
2. Lampiran Foto ............................................................................................... 43
3. Lampiran Tabel Cash Flow,NPV,IRR,BCR ................................................ 45
1. PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pembagunan ekonomi yang dilakukan oleh Negara berkembang adalah
untuk memperkuat perekonomian Nasional, meningkatkan kesempatan kerja,
pemerataan pendapatan dan meningkatkan laju ekonomi. Salah satu usaha
meningatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan di sektor industri yang
merupakan usaha jangka panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi dan
mengimbangi antara industri dan pertanian.
Industrialisasi telah menjadi kekuatan utama di balik urbanisasi yang
cepat dikawasan asia sejak tahun 1980 –an. Maka dari itu, peran sektor industri
dalam perekonomian Indonesia semakin besar dan penting. Pembangunan di
sektor industri dikembangkan secara bertahap dan terpadu melalui peningkatan
keterkaitan antar industri dan antara sektor industri yang memasukan bahan baku
industri, melalui iklim yang merangsang bagi penanam modal dan penyebaran
pembagunan industri di daerah sesuai dengan pontensi masing – masing dan
sesuai dengan iklim usaha yang pada akhirnya akan memantapkan pertumbuhan
ekonomi Nasional.
Menurut Mudrajad Kuncoro (2007,h.364) Pengembangan industri kecil
adalah cara yang dinilai besar peranannya dalam pengembangan industri
manufaktur. Pengembangan industri kecil akan membantu mengatasi masalah
pengangguran mengingat teknologi yang digunakan adalah teknologi padat karya
sehingga bisa memperbesar lapangan kerja dan kesempatan usaha, yang pada
gilirannya mendorong pembangunan daerah dan kawasan pedesaan. Sektor
industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sektor – sektor lain dalam
sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk – produk industri selalu
memiliki dasar tukar yang tinggi atau lebih menguntungkan serta menciptakan
nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk – produk sektor lain.
Di Indonesia, meubel merupakan salah satu dari empat komoditi ekspor
utama selain minyak dan gas bumi, tiga yang lainnya adalah kelapa sawit, garmen
dan karet. Indonesia sangat berkepentingan dengan keberlanjutan industri meubel
ini karena penerapan tenaga kerja yang besar, teknologi yang relatif dikuasai, dan
berpotensi mempunyai nilai tambah yang tinggi serta berbahan baku lokal.
Keberadaan sentral industri meubel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia
menunjukkan bahwa industri ini mampu menjadi tulang punggung perekonomian
rakyat dan menjadikan aset bagi pembangunan di daerah, keterampilan para
pengrajin dalam menciptakan desain produk meubel ciri khas budaya daerah
masing-masing. (Kemenko perekonomian, diaksestanggal 17 september 2014)
Usaha Meubel sudah lama dikenal masyarakat indonesia, bahkan di
beberapa daerah tertentu sudah menjadi budaya turun temurun, Sentral – sentral
industri meubel berkembang pesat di indonesia terutama di pulau jawa, antara lain
: Jabotabek, Semarang, Jepara, Solo, Surabaya, Yokyakarta, Cirebon dan lain –
lain. Industri Meubel di indonesia didominasi oleh usaha kecil dan menengah
(UKM).
Di Kabupaten Aceh Barat yang merupakan salah satu Kabupaten di
Provinsi Aceh, Usaha industri meubel sudah menjadi usaha yang turun temurun
bagi sebagai kecil masyarakat di Kabupaten Aceh Barat, salah satunya di
Kecamatan Meureubo. Usaha industri meubel yang ada di Kecamatan Meureubo
merupakan suatu usaha yang bergerak dibidang mengolahan bahan baku kayu
menjadi produk meubel seperti kursi,meja , lemari, pintu, kusen, jendela dan
produk meubel lainnya yang terbuat dari bahan baku kayu.Berikut jumlah usaha
industri yang ada di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh barat.
Tabel 1
Jumlah Usaha Industri MeubeldiKecamatan Meureubo
KabupatenAceh Barat
Sumber: Data Primer (diolah 2015)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 26 desa yang ada di
Kecamatan Meureubo, hanya 11 desa yang terdapat usaha industri meubel dengan
jumlah 15 usaha industri meubel.Kecamatan Meureubo merupakan salah satu
No Nama Desa Jumlah usaha
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Peunaga Cut Ujong
Gunong Kleng
Peunaga Pasi
Peunaga Rayeuk
Paya Peunaga
Langung
Meureubo
Ujong Drien
Pasi Pinang
Ujong Tanjong
Bukit Jaya
Buloh
Ranto Panyang Timur
Ranto Payang Barat
Mesjid Tuha
Ujong Tanoh Darat
Ranub Dong
Pasi Mesjid
Pulo Teungoh Ranto
Balee
Sumber Batu
Pasi Aceh Baro
Pasi Aceh Tunong
Reudeup
Pucok Reudeup
Paya Baro
1
1
1
-
1
3
-
2
-
1
-
-
1
-
-
2
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
Jumlah 15
Kecamatan yang ada diKabupatenAceh Barat yang berdekat dengan pesisir pantai,
mayoritas penduduk berkerja sebagai petani, pedagang, wiraswasta dan nelayan,
hanya sebagian kecil sebagai pegawai. Usaha industri meubel kayu telah ada di
Kecamatan Meurubo sejak tahun 1980 dan merupakan usaha keluarga yang
dikelola secara turun temurun. Peristiwa tsunami 2004 yang melanda
KabupatenAceh Barat membawa dampak yang sangat besar tehadapan
kelangsungan perekonomian masyarakat, hal ini juga yangmembuat usaha industri
meubel diKecamatan Meureubo mengalami kerugian.
Pasca tsunami Usaha industri meubel kembali mengalami perkembangan
dikarenakan banyaknya rekontruksi dan rehabilitasi pasca tsunami 24 Desember
2004, sehingga permintaan terhadap produk meubel meningkat.Modal yang
digunakan dalam usaha industri meubel berasal dari pinjaman dan modal sendiri
dengan besar modal antara Rp.10,000,000 sampai dengan Rp.50,000,000,- dengan
Pendapatan bersih rata – rata yang diperoleh industri meubel diatas Rp.2,500,000
Perbulan. Dalam perjalanannya, perkembangan industri Meubel di Kecamatan
Meureubo banyak menghadapi kendala seperti permodalan, teknologi, pemasaran,
persaingan yang semakin ketat, kualitas sumberdaya manusia yang masih rendah,
sehingga produk yang dihasilkan monoton. Hal ini yang membuat permintaan
terhadap produk meubel semakin hari semakin berkurang.
Kelayakan usaha industri meubel bertujuan untuk menentukan alokasi
sumber – sumber daya pada usaha industri meubel sebaik mungkin kedalam setiap
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.Berdasarkan
uraian diatas maka analisis kelayakan dilakukan untuk mengidenfikasi masalah
dimasa yang akan datang serta meminimalkan resiko kerugian yang ditanggung
para pelaku industri meubel dalam mencapai hasil yang di inginkan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “ Analisis KelayakanIndustri Meubel di Kecamatan
Meureubo KabupatenAceh Barat”
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana kelayakan industri meubel di Kecamatan
Meureubo KabupatenAceh Barat?
1.3.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kelayakan
industri meubel di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengalaman
pengetahuan tentang cara penulisan skripsi yang baik, khususnya bagi peneliti dan
dapat dipakai jika nanti terjun ke masyarakat
b. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbang suatu yang berharga
bagi pihak Universitas Teuku Umar sekaligus sebagai koleksi
pembendaharawanreferensi dan tambahan wacana pengetahuan perpustakaan
Universitas Teuku Umar
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi Pengusaha Sektor Industri hasil ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bahan masukan pemikiran, pertimbangan bagi pengusaha industrimeubel
dalam mengambil kebijakan dalam pengembangan usaha untukmeningkatkan
pendapatan khususnya pendapatan usaha industri kecil meubel di Kecamatan
Meureubo
1.5. Sistematika Pembahasan
Bagian pertama pendahuluan, menguraikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
pembahasan
Bagian dua tinjauan pustaka yang meliputi tentang teori-teori yang
melandasi penelitian ini yaitu mengenai pengertian kelayakan usaha,
pengertianindustri, pengertian meubel, konsep pendapatan, konsep biaya
produksi,penelitian terdahuludan perumusan hipotesis.
Bagian ketiga metode penelitian yang menguraikan mengenai ruang
populasi dan sampel , data penelitian ,metode analisis data, definisi operasional
dan pengujian hipotesis
Bagian empat hasil dan pembahasan yang menguraikan karakteristik
responden, analisis kelayakan usaha industri meubel.
Bagian lima simpulan dan saran yang menguraikan kesimpulan dan
saran
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007,h.6) Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang usaha atau
bisnis yang akan dijalankan , dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha
tersebut dijalankan. Sedangkan menurut Husein Umar (2007,h.8) Studi
Kelayakan Bisnis adalah penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layak bisnis yang dibagun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak di tentukan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan
bisnis adalah suatu usaha bisnis yang layak atau tidak untuk dijalankan, untuk
menentukan layaknya atau tidak suatu usaha dapat dilihat dari berbagai aspek.
Setiap aspek untuk bisa dikatakan layak harus memiliki suatu standar nilai
tertentu, namun keputusan penilaian tidak hanya dilakukan pada salah satu aspek
saja. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus didasarkan pada seluruh aspek
yang akan dinilai nantinya
2.1.2 Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kashmir dan Jakfar(2007,h.7), ada beberapa aspek yang perlu
dilakukan studi untuk menentukan suatu kelayakan usaha. Masing-masing aspek
tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Artinya jika salah satu aspek
tidak terpenuhi maka perlu dilakukan perbaikan
a) Aspek Hukum
Aspek hukum digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan
dan keaslian dari dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin usaha
sampai dokumen lainnya.
b) Aspek Pasar dan Pemasaran
Meneliti seberapa besar pasar yang akan dimasuki dan seberapa besar
kemampuan perusahaan untuk menguasainya, serta bagaimana strategi yang akan
dijalankan nantinya
c) Aspek Keuangan
Aspek keuangan adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan
d) Aspek manajemen
Aspek manajemen digunakan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan
pihak pengelola perusahan dalam menjalankan usahannya
e) Aspek Teknis Produksi dan Teknologi
Tujuan aspek teknis ialah (a) agar perusahaan dapat menentukan lokasi
yang tepat, baik untuk lokasi pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat, (b)
agar perusahaan bisa menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi yang
dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi, (c) agar perusahaan bisa
menentukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan produksinya, (d) agar
perusahaan dapat menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya, (e) agar perusahaan bisa menentukan
kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan dimasa yang akan datang
f) Aspek ekonomi sosial
Penelitian dalam aspek ekonomi untuk melihat seberapa besar pengaruh
yang timbul jika usaha tersebut dijalankan. Dampak ekonomi yaitu peningkatan
pendapatan masyarakat, baik yang berkerja di pabrik atau masyarakat diluar
lokasi pabrik. Dampak sosial seperti sarana dan prasarana jalan , jembatan,
penerangan. Tujuanstudi kelayakan menurut Kasmir dan Jakfar (2007,h.19) ada
lima yaitu:
1) Menghindari resiko kerugian
2) Memudahkan perencanaan,
3) Memudahkan pelaksanaan pekerjaan,
4) Memudahkan pengawasan
5) Memudahkan pengendalian
2.2. Pengertian Industri
Menurut Kirana (2010,h.76) dalam teori ekonomi mikro pengertian
industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-
barang yang homogen, atau barang-barang yang mempunyai sifat yang saling
mengganti sangat erat.
Menurut Departemen Perindustrian, industri di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
1) Industri Dasar (Hulu)
Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi
barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk
kegiatan industri yang lain. Industri ini meliputi industri mesin-mesin, logam
dasar, dan industri kimia dasar. Industri ini bertujuan untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi serta meperkukuh struktur ekonomi. industri kayu lapis,
industri aluminium, industri pemintalan dan industri baja. dan sebagainya.
2) Industri Hilir
Industri hilir berorientasi pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
pemerataan ekonomi. Contohnya industri tekstil, kimia, alat-alat listrik, logam,
bahan bangunan, dan industri pangan.Industri hilir, yaitu industri yang mengolah
barang setengah jadi menjadi barang jadi, sehingga barang yang dihasilkan dapat
langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya industri pesawat
terbang, industri konveksi, industriotomotif dan industri meubel
2.3. Meubel
2.3.1. Pengertian meubel
Meubel atau furniture adalah kolektif untuk objek bergerak yang
mendukung tubuh manusia (tempat duduk, dan tempat tidur, menyediakan
penyimpanan dan memegang benda pada permukaan horizontal diatas
tanah.(Brit, 2010).Kata meubel dalam bahasa Inggris diterjemahkan menjadi
furniture.Istilah “meubel” digunakan karena sifat bergeraknya atau mobilitasnya
sebagai barang lepas di dalam interior arsitektural.Kata meubel berasal dari bahasa
Perancis yaitu meubel, atau bahasa Jerman yaitu mobel.Pengertian meubel secara
umum adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup
manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang
memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar,
2005).
Meubel atau furniture adalah perlengkapan rumah yang mencakup semua
barang seperti kursi, meja, dan lemari. Meubel berasal dari kata movable, yang
artinya bisa bergerak. Pada zaman dahulu meja kursi dan lemari relatif mudah
digerakkan dari batu besar, tembok, dan atap. Fourniture mempunyai asal kata
fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun meubel
dan furniture punya arti yang beda, tetapi yang ditunjuk sama yaitu meja, kursi,
lemari.
2.3.2. Klasifikasi Meubel
Klasifikasi Meubel menurut (Tikno,2008) sebagai berikut
a) Knockdown furnitur adalah sebuah kontruksi pada produk meubel yang dalam
pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau
caragampangnya, furniture knockdown dapat diartikan sebagai furniture yang
bisa dibongkar pasang (dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan pada
furnitureknockdown sebagian besar berasal dari baut atau sekrup yang
digunakan untukmerekatkan komponen-komponen antar bagian, sebab dalam
konstruksi ini tidakmenggunakan lem sama sekali pada sambungan antar
komponennya.
b) Furniture multifungsi memiliki lebih dari 1 fungsi dalam satu benda.
Furniturejenis ini cocok untuk ruangan yang sempit seperti apartemen tipe
studio. Contohnya adalah sebuh sofa yang dapat menjadi tempat tidur
c) Loose furniture adalah jenis furnitur yang sangat umum, furnitur ini
memilikibanyak jenis bentuk dan dapat dipindahkan dengan mudah.
d) Outdoor FurniturAdalah jenis furnitur yang dapat digunakan di luar ruangan,
biasanya terbuat darimaterial yang tahan panas dan hujan. Furnitur ini juga
memiliki finishing yangtahan panas, air, dan lembab
e) Built in furniturAdalah jenis furnitur yang dibuat khusus dalam area tertentu
sehingga ukurannyatepat dan tidak dapat dipindah-pindahkan. Jenis furnitur
ini banyak digunakanagar dapat menggunakan area dengan maksimal, dan
dapat dibuat sesuaikeinginan kita.
f) Recycled Material Furnitur Adalah jenis furnitur yang menggunakan bahan
bekas/recycled material sebagaibahan bakunya
2.3.3. Proses Produksi Meubel
Dalam Proses produksi meubel bahan- bahan yang digunakan antara lain :
kayu mahoni, kayu jati, kayu meranti. Proses produksi meubel terdiri dari
beberapa tahap sebagai berikut.
a) Melakukan desain produk sesuai dengan keinginan konsumen, pendesain
produk dilakukan untuk memudahkan pekerja dalam memahami bentuk
meubel yang akan diproduksi. Alat yang digunakan untuk mendesain adalah
Komputer yang mengunakan aplikasi Auto Cad
b) Pemilihan jenis kayu yang akan digunakan untuk membuat kursi, jenis kayu
yang digunakan telah melalui proses pengeringan dengan bantuan sinar
matahari
c) Proses pengukuran, pemotongan kayu, pelurusan kayu, penghalusan
permukaan kayu. alat yang digunakan meter, mesinpemotong,planner, srekel,
mesin pembelah, mesin rauter danmesin ketam. Ukuran pemotongan sudah
disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dalam produksi meubel
d) Proses Perakitan dilakukan sesuai dengan gambar yang telah didesain.
e) Proses dilakukan Pengamplasan dan pendempulan, tujuan untuk meratakan
permukaan kayu yang kurang rata agar tampak lebih halus dan menutupi pori
– pori kayu agar lebih rapi, alat dan bahan yang digunakan mesin Amplas,
kertas gosok dan tempung dempul
f) Proses pengecatan dapat dilakukan dengan cara penyemprotan dan manual,
alat dan bahan yang digunakan kuas, cat, thiner dan mesin kompresor
g) Proses pemasangan kunci, tarikan, ornamen – ornamen lainnya.Alat dan
bahan yang digunakan Obeng dan baut
h) Melakukan Pemeriksaan lanjutan sebelum dipasarkan
2.4. Konsep Pendapatan
Menurut Sukirno (2006,h.47) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang
diterima oleh penduduk atas pretasi kerjanya selama satu periode tertentu baik
hari, minggu, bulan maupun tahun. Beberapa klasifikasi pendapatan antara lain :
a) Pendapatan Pribadi/Personal Income yaitu semua jenis pendapatan yang
diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun yang dianterima
penduduk Negara.
b) Pendapatan Disposibel yaitu pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus
dibayarkan oleh para penerima pendapatan, nilai yang tersisa dari pendapatan
tersebut yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan pendapatan disposbel
c) Pendapatan nasional yaitu nilai seluruh barang jadi dan jasa – jasa yang
diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun
Sedangkan menurut Dewi (2006 h.15) menyatakan bahwa pendapatan
merupakan balas jasa yang diterima atas keikutsertaan seseorang dalam proses
produksi barang atau jasa.
2.5 Konsep Biaya Produksi
Menurut Mulyadi (2005,h.8) biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi
yang di ukur dalam uang,yang telah terjadi atau mungkin akan terjadi untuk
mencapai tujuan tersebut, sedangkan menurut Armanto (2006 h.6) biaya adalah
pengorbanan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Menurut Sugiarto (2007,h.248)biaya produksi adalah sejumlah uang yang
dikeluarakan untuk mendapatkan sejumlah input,yaitu secara akuntasi sama
dengan jumlah uang keluar yang dicatat di dalam ekonomi,biaya produksi
mempunyai pengertian yang lebih luas.Biaya dari input diartikan sebagai balas
jasa dari input tersebut pada pemakaian terbaiknya .
1) Biaya produksi jangka pendek
Biaya produksi jangka pendek dicirikan oleh adanya biaya tetap,beberapa
konsep yang berhubungan dengan biaya produksi jangka pendek adalah sebagai
berikut:
a. Biaya Tetap Total ( TFC)
TFC adalah biaya yang timbul dari pemakaian input tetap. Biaya ini tidak
berubah walaupun jumlah output yang dihasilkan (Q) berubah
b. Biaya Variabel Total ( TVC)
TVC adalah biaya yang muncul sebagai akibat dari penggunaan input
variabel, biaya variabel total akan bervariasi sesuai dengan perubahan output yang
dihasilkan.
c. Biaya Total ( TC)
TC adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan
ouput.TC merupakan penjumlahan biaya tetap total dengan biaya vairabel total.
d. Biaya Marjinal ( MC)
MC Menunjukan perubahan pada biaya total sebagai akibat perubahan
jumlah output sebanyak satu satuan,
e. Biaya Tetap Rata – Rata (AFC)
AFC adalah rata – rata biaya tetap yang dikeluarkan untuk membuat satu
satuan output.AFC diperoleh dari membagian biaya tetap total dengan jumah
output
f. Biaya Variabel Rata – Rata (AVC)
AVC adalah rata – rata biaya variabel yang dikeluarkan untuk membuat
sati satuan output.AVC diperoleh dari membagian biaya variabel total dengan
jumlah output
g. Biaya total rata – rata (AC)
AC adalah besarnya biaya rata – rata yang dikeluarkan untuk membuat
satu satuan output .AC diperoleh dengan membagian biaya total dengan jumlah
output
2.6. Konsep Tenaga Kerja
Menurut Rosyidi (2009,h.56) tenaga kerja adalah seseorang yang berkerja
karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan orang yang berharap bahwa
aktifitas kerja yang dilakukannya akan membawa kepada sesuatu keadaan yang
lebih memuaskan diri.
Menurut Simanjutak ( 2007,h,28) Tenaga kerja mencangkup penduduk
yang sudah dan sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan
kegiatan. Menurut Faisal (2007,h.28) mendefinisikan tenaga kerja merupakan
angkatan kerja yang bekerja minimal 36 jam seminggu,biasanya makin sejahtera
suatu bangsa maka jam kerjanya semakin padat.
Menurut pendapat Sondang (2006,h.15) tenaga kerja mencangkup
penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan
yang melakukan kegiatan yang lain seperti bersekolah atau mengurus rumah
tangga walaupun sedang tidak bekerja, maka dianggap secara fisik mampu dan
pada sewaktu – waktu mampu bekerja. Selanjutnya Nanga 2005,h.249 tenaga
kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting,bukan hanya perannya
tetapi juga menyangkut kesejahteraan masyarakat
2.7.Penelitian Terdahulu
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Budi Raharjo tahun 2007 tentang
Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi Pengembangan Industri Kecil Meubel di Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil perhitungan analisis kelayakan
usaha didapatkan hasil Net Present Value (NPV) dari industri meubel di Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang sebesar Rp452.950.625,43. Oleh karena nilai NPV
lebih besar dari pada nol, maka industri kecil meubel Kecamatan Suruh
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang layak dilakukan.
Nilai Benefit-Cost Ratio (BCR) adalah sebesar 1,55. Nilai BCR tersebut
berarti bahwa nilai manfaat yang diperoleh dalam usaha ini adalah sebesar 1,55
kali lipat dari nilai biaya yang dikeluarkan pada tingkat bunga sebesar 12%.
Karena nilai BCR lebih besar dari pada satu maka industri kecil meubel di
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang layak dilakukan.Nilai Internal Rate of
Return (IRR) adalah sebesar 18,7 %. Karena nilai ini lebih besar dari pada tingkat
bunga bank sebesar 12 % maka dapat disimpulkan bahwa usaha industri kecil
meubel di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang layak dilakukan. Berdasarkan
hasil analisis SWOT diketahui bahwa industri kecil meubel di Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang mempunyai kekuatan dalam hal produktivitas yang tinggi
dan potensi SDM yang cukup baik.
2.8 Hipotesis
Berdasarkan Uraian diatas yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini
“Diduga industri meubel layak dijalankan di Kecamatan Meureubo
KabupatenAceh Barat”
III.METODE PENELITIAN
3.1.Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010,h.115).
Untuk Penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh usaha industri meubel
yang ada di Kecamatan Meureubo Kab.Aceh Barat berjumlah 15 usaha yang
masih beroperasi sampai sekarang.
Tabel 1
Jumlah populasi usaha industri meubel
di Kecamatan Merebo KabupatenAceh Barat
No Nama Desa Jumlah usaha
1 Peunaga Cut Ujong 1
2 Gunong Kleng 1
3 Peunaga Pasi 1
4 Paya Peunaga 1
5 Langung 3
6 Ujong Drien 2
7 Ujong Tanjong 1
8 Ranto Payang Timur 1
9 Ujong Tanoh Darat 2
10 Ranub Dong 1
11 Pasi Aceh Baroh 1
Jumlah 15 Sumber: Data Primer(diolah ,September 2015)
Menurut Sugiyono (2010,h.118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi, berdasarkan jumlah usaha industri
meubel yang ada di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat kurang dari 30
yaitu15 usaha, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Oleh karena itu
sampel yang diambil sejumlah populasi 15usaha industri meubel.
Dengan demikian teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010,h.124)
mengatakan bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dapat dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin dibuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
3.2. Data Penelitian
3.2.1 Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dari sumber data pertama.
Data primer diperoleh melalui pengamatan lapangan dan wawancara terhadap
para pengusaha industri kecil meubel di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh
Barat.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber ke dua. Data
sekunder diperoleh melalui studi pustaka yaitu dengan membaca buku-buku yang
berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
3.2.2 Teknik Pengumpulan data
a) Observasi
Penelitian melakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk
mengetahui secara langsung mengenai proses produksi meubel, lingkungan kerja,
sarana dan prasarana yang dimiliki serta dukungan geografis dalam
pengembangan usaha.
b) Wawancara
Peneliti melakukan tanya jawab secara lansung ( Interview tidak terstuktur
kepada pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini.
3.3. Metode Analisis Data
3.3.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang berguna untuk
menggambarkan variable yang diteliti (Arikunto2002,h.212). Analisis ini
digunakan sebagai alat untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai gambaran
umum dan kondisi kelayakan usaha industri meubel di Kecamatan Meureubo
KabupatenAceh Barat
3.3.2. Analisis Finansial
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007,h.134) untuk menentukan layak atau
tidak usaha dijalankan dapat mengunakan metode analisis finansial yaitu:
a. Metode Net Present Value
NPV merupakan keuntungan bersih dari suatu usaha yang telah didiskon
dengan menggunkan biaya kesempatan sosial yang diperoleh dari modal(Social
opportunity cost of capital )sebagai diskon faktor. Metode ini dinyatakan dalam
bentuk sebagai berikut:
Rumus:
nt
0tt
tt
i)(1
CBNPV
Keterangan :
Bt = benefit pada tahun ke-t (Rp)
Ct = benefit pada tahun ke-t (Rp)
n = umur ekonomis usaha (tahun)
i = tingkat suku bunga (%)
t = periode investasi (i = 1,2,3....n)
b. Benefit Cost Ratio (B/C ratio )
Perhitungan B/C ratio merupakan perbandingan antara penerimaan total
dan biaya total, yang menunjukan nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap
rupiah yang dikeluarkan. Adapun B/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR
B/C =
TC
Keterangan :
TR = Total penerimaan
TC = Total Biaya
c. Metode Internal Rate Of Return ( IRR)
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan
nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang atau penerimaan kas
dengan mengeluarkan investasi awal.
Rumus:
IRR = i1𝑁𝑃𝑉1
NPV1 − NPV2(𝑖2 − 𝑖1)
3.4. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono 2009,h.38). Variabel
merupakan gejala yang menjadi obyek penelitian atau apa yang menjadi perhatian
dalam suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Modal
Modal adalah dana yang digunakan untuk membiayai operasional
perusahaan dalam proses produksi atau biasa disebut modal kerja (working
capital). Indikatornya adalah sumber modal (modal awal).
2. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah para pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan
aktivitas-aktivitas dalam proses produksi untuk mengubah faktor-faktor produksi
menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Variabel
tersebut meliputi jumlah tenaga kerja industri Meubel di Kecamataan Meureubo
KabupatenAceh Barat.
3. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan mentah yang menjadi dasar pembuatan
suatu produk yang mana bahan tersebut dapat diolah melalui proses tertentu untuk
dijadikan wujud lain. Indikator: Asal bahan baku dan jenis bahan baku.
4. Teknologi
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material
dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Teknologi dalam
penelitian ini adalah peralatan yang digunakan dalam proses produksi meubel.
Indikator: teknologi yang digunakan mesin – mesin, peralatan dan perlengkapan
lain.
5. Produksi
Produksi adalah kegiatan yang menciptakan, mengolah, mengupayakan
pelayanan, menghasilkan barang dan jasa atau usaha untuk meningkatkan suatu
benda agar menjadi lebih berguna bagi kebutuhan manusia. Indikator: Jenis
produksi, jumlah produksi dan lama proses produksi.
6. Pemasaran
Pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsep,
pemberian harga, promosi dan pendistribusian ide, barang dan jasa untuk
menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Variabel tersebut meliputi unit yang terjual dan daerah sasaran.
7. Kelayakan Finansial Usaha Industri Meubel
Kelayakan Finansial disini adalah indikator yang digunakan yang
menunjukkan bahwa industri Meubel di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh
Barat, pelaksanaan sudah layak atau belum, jika dilihat dari sisi manfaat (benefit)
dan biaya (cost) dengan menggunakan kriteria Uji Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Benefit Cost Ration (BCR)
3.5.Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a) Apabila NPV > 0 Maka usaha layak untuk dijalankan, Apabila NPV < 0 maka
usaha tidak layak untuk dijalankan
b) Jika BCR >0 , maka usaha layak untuk dijalankan. Jika BCR< 0, maka usaha
tidak layak untuk dijalankan.
c) Apabila IRR yang didapat ternyata besar (>) dari rate of return yang
ditentukan maka usaha industri meubel diterima, apabila IRR yang didapat
kecil (<) dari rate of return maka usaha industri meubel ditolak.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Penelitian
Kecamatan Meureubo merupakan salah satu Kecamatan yang ada di
KabupatenAceh Barat dengan luas wilayah 112,87 Km2, dilihat secara geografis
Kecematan Meureubo terletak antara 40
71
4511
dan 4 0
121
1011‟
lintang utara
serta antara 9608
1 20
11‟ dan 96
016
1 40
11‟ Bujur Timur.
1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Pante Ceureumen,
2. Sebelah Selatan Samudera Indonesia,
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Johan Pahlawan,
4. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Nagan Raya.
Secara Administrasi Kecamatan Meureubo memiliki 26 desa, 82 dusun
dan 2 mukim, menurut topografi wilayah Kecamatan Mereubo terdapat 17 desa
yang terletak di daratan, 6 desa terletak di lereng dan 3 desa terdapat dilembah.
mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, pedagang, wiraswasta, nelayan dan
hanya sebagian kecil bekerja sebagai pengawai negeri sipil.
Mata pencarian Masyarakat Kecamatan Meureubo banyak bergerak
dibidang pertanian, pertenakan dan perikanan.Namun demikian, industri kecil dan
menegangah juga merupakan salah satu sumber mata pencarian bagi sebagian
masyarakat di Kecamatan Meureubo, untuk mengwujutkan kemajuan industri
kecil maupun menengah yang diusahakan oleh masyarakat sangat dipengaruh
oleh adanya ketersedian bahan baku baik berupa hasil pertanian ,perkebunan dan
perdagangan. Salah satu usaha industri yang ada di kecematan Meureubo adalah
Industri Meubel yang tersebar di beberapa desa. Dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1
Nama Responden Pengusaha Industri Meubel
di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat
No Nama Responden Desa
1 Hariyanto Peunaga Cut Ujong
2 Ibnu Khatab Gunong Kleng
3 Zamzami Peunaga Pasi
4 Anwar Paya Peunaga
5 Usman Rasyid Langung
6 Ruslam Awam Langung
7 Eryunizam Langung
8 Ahmad Baihaqi Ujong Drien
9 M.Yunus Ujong Drien
10 Munawir Ujong Tanjong
11 Muhamadi Ranto Payang Timur
12 Iskandar Ujong Tanoh Darat
13 M.Yunus Ujong Tanoh Darat
14 Kamarul Zaman Ranub Dong
15 Abdul Halim Pasi Aceh Baroh
Sumber: Data Primer,(diola September 2015)
Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukan bahwa industri meubel
diKecamatan Meureubo berjumlah 15 usaha yang terletak pada 11 desa
diantaranya Peunaga Cut Ujong 1 orang , Gunong Kleng 1 orang, Peunaga Pasi 1
Orang, Paya Peunaga 1 orang, Langung 3 orang, Ujong Drien 2 orang ,Ujong
Tanjong 1orang, Ranto Payang Timur 1 Orang, Ujong Tanoh Darat 2 orang ,
Ranub Dong 1 orang dan Pasi Aceh Baro 1 orang.
4.1.2.Keadaan Perindustrian di daerah Penelitian
Di Kecamatan Meureubo untuk mengwujutkan kemajuan industri kecil
maupun menengah yang diusahakan oleh masyarakat sangat dipengaruh oleh
adanya ketersedian bahan baku baik berupa hasil pertanian ,perkebunan dan
perdagangan.Industri pengelolahan dapat meningkatkan tingkat pendapatan
ekonomi diantaranya industri tradisional, industri makanan, industri jasa dan
industri konstruksi ,salah satunya usaha industri Meubel. kegiatan usaha industri
meubel kayu merupakan usaha yang dikelola secara turun temurun dan
merupakan salah satu mata pencarian bagi sebagian kecil masyarakat di
Kecamatan Meureubo, produk yang dihasilkan dari industri meubel berupa kursi,
lemari, tangga, meja, kusen, pintu, jendela, ventilasi, mimbar, podium, tempat
tidur
4.2 Karakteristik Responden
Untuk mendapatkan gambaran mengenai keadaan responden yang diteliti,
maka perlu dikemukakan karakteristik responden yang meliputi umur responden,
pendidikan responden, Jumlah produksi, Jumlah tenaga kerja, pendapatan
responden,penerimaan dan keuntungan responden.Dalam penelitian ini
respondennya adalah para pengusaha yang memiliki usaha industri meubel yang
ada di Kecamatan Meureubo
4.2.1 Responden berdasarkan Umur dan jenis kelamin
Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan umur dan
jenis kelamin di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat dapat dilihat pada
tabel berikut ini
Tabel 2
Jumlah dan jenis kelamin Reponden menurut Kelompok umur
Di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
Umur Responden
(Tahun)
Jenis kelamin Jumlah responden
(Orang )
Persentase
(%)
30-35 L 4 26,7
36-40 L 5 33,33
41-45 L 4 26,7
46-50 L 2 13.33
51-55 L - -
Jumlah 15 100 Sumber : data Primer, (diolah September 2015)
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa dari semua jumlah responden
adalah laki – laki, sebagian besar responden usaha industri meubel berada dalam
usia yang produktif, usia paling rendah antara 30 -35 hanya terdapat 4 atau 26,7 %
orang responden dan usia paling tinggi antara 46 – 50 hanya 2 atau 13,33 %
orang responden di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat.
4.2.2 Pendidikan Responden
Berdasarkan hasil penelitian,pendidikan terakhir responden bervariasi.
Jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir pada usaha industri meubel
di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 3
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat
Tingkat pendidikan Jumlah responden
( Orang )
Persentase
(% )
Tidak tamat SD -
Tamat SD 1 6,7
Tamat SMP 4 26,7
Tamat SMA 10 66.7
Jumlah 15 100 Sumber : data Primer, (diolah September 2015)
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat dari 15 jumlah responden, pendidikan
terakhir bervariasi, tabel diatas menunjukan tingkat pendidikan peling rendah
yaitu SD terdapat 1 orang responden atau 6,7%, kemudian disusul dengan tiangkat
pendidikan SMP terdapat 4 atau 26,7% responden dan tingkat pendidikan paling
banyak yaitu SMA terdapat 10 orang jumlah responden atau 66,7 % pada usaha
industri meubel di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat.
4.2.3 Jumlah Tenaga Kerja Responden
Berdasarkan hasil penelitian bahwa jumlah tenaga kerja industri meubel
berasal dari luar dan dari dalam keluarga,agar dapat lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4
Jumlah Responden menurut
Jumlah Tenaga Kerja pada Usaha Industri Meubel
Jumlah tenaga kerja
( unit )
Jumlah Responden
(Orang )
Tenaga Kerja
Dalam Keluarga 30 15
Tenaga Kerja Luar
Keluarga 30 15
Jumlah 60 Sumber : data Primer, (diolah September 2015)
Tabel 4 Menunjukan bahwa tenga kerja yang berasal dari dalam keluarga
dari 15 responden sebanyak 30 orang responden dan jumlah tenaga kerja yang
berasal dari luar keluarga sabanyak 30 orang resonden, ini menunjukan
pengusahan industri meubel memiliki tenaga kerja dari dalam dalan luar keluarga
guna untuk mempermudah responden dalam proses produksi
4.2.4 Jumlah Produksi Responden
Menurut hasil penelitian dari 15 jumlah sampel usaha industri meubel di
Kecamatan Meureubo , berikut perhitungan jumlah modal yang usaha industri
meubel di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat. Perhitungan modal dalam
penelitian ini mengunakan pendekatan biaya,besarnya biaya yang dikeluarkan
usaha industri meubel dalam jangka waktu satu bulan terdiri dari biaya tetap dan
biaya variabel. Biaya tetap terdiri dari peralatan dan perlengkapan sedangkan
biaya variabel terdiri dari bahan baku kayu, cat, kunci, paku, lem, thiner,
Ornamen- ornamen, biaya pemeliharaan dan lain - lain. Berdasarkan hasil
penelitian perhitungan besarnya modal usaha industri meubel dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 5
Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah produksi Meubel
yang dihasilkan di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat
No Biaya operasional produksi
(Rp)
Jumlah Responden
(Orang)
1 5,500,000– 10,000,000 2
2 10,500,000- 20,000,000 3
3 20,500,000 -30,000,000 4
4 30,500,000- 40,000,000 5
5 40,500,000- 50,000,000 1
Jumlah 15 Sumber : data Primer, (diolah September 2015)
Berdasarkan tabel 5 menurut hasil penelitian dari 15 jumlah sampel
menunjukan bahwa jumlah modal yang dikeluarkan oleh pengusaha industri
meubel berbeda – beda. Adapun responden yang mengeluarkan modal yang
paling rendah antara Rp.5,500,000 - 10,000,000,- sebanyak 2 orang responden ,
sedangkan responden yang mengeluarkan modal yang paling tinggi antara
Rp.40,500,000 – 50,000,000,- sebanyak 1 orang responden
4.2.5. Jumlah Pendapatan Responden
Ada pun perhitungan pendapatan dalam penelitian ini berdasarkan
pendapatan yang diterima oleh pengusaha industri meubel atas penjualan produk.
Pendapatan ini diperoleh sebelum dikurangi modal yang dikeluarkan oleh
pengusaha industri meubel ,agar dapat lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel
berikut:
Tabel 6
Jumlah Pendapatan Usaha Industri Meubel
Di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat
No Jumlah Pendapatan
(Rp)
Jumlah Responden
(Orang)
Persentase
(%)
1 15,500,000 -20,000,000 3 19,99
2 20,500,000-30,000,000 2 13,33
3 30,500,000 -40,000,000 4 26,7
4 40,500,000- 50,000,000 5 33,33
5 50,500,000- 60,000,000 1 6,66
Jumlah 15 100 Sumber : data Primer, (diolah September 2015)
Berdasarkan tabel 6 menurut hasil penelitian dari 15 jumlah sampel
menunjukan bahwa jumlah pendapatan perbulan paling rendah antara Rp.
15,500,000 - 20,000,000,- sebanyak 3 orang. Sedangkan jumlah pendapatan
paling tinggi diatas Rp. 50,500,000 – 60,000,000,- hanya diperoleh 1 orang
responden usaha industri meubel
4.3. Analisis Kelayakan Usaha Industri Meubel di Kecamatan Meureubo
Kabupaten Aceh Barat
Parameter – parameter yang di gunakan untu menilai kalayakan dalam
penelitian ini adalah NPV, IRR, BCR. Parameter – parameter tersebut
menganalisi kelayakannya pada tingkat penerimaan dan pengeluaran pada usaha
industri meubel, tingkat pendapatan bersih tersebut adalah tingkat pendapatan
yang dimulai pada awal usaha industri meubel dibagun. Pengunaan biaya
produksi tersebut dikarenakan modal yang digunakan untuk usaha indutri meubel
di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat adalah modal sendiri dan sebagian
modal berasal dari pinjaman.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kelayakan
pengusaha industri meubel tergolong tinggi, hal ini dicerminkan oleh semua
indikator yang dihasilkan dari semua kriteria kalayakan yang digunakan. Dengan
demikian, investasi yang bersumber dari tabungan hasil usahanya memberi
kesempatan bagi tenaga kerja dalam meningkatkan produksi meubel di
Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat. Adapun pendapatan rata produksi
meubel di KabupatenAceh Barat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 7
Pendapatan dan Modal Kerja Usaha Industri Meubel
di Kecamatan Merubo KabupatenAceh barat periode 2009-2014
NO Tahun
produksi
B C
Jumlah Pendapatan Jumlah Pengeluaran
1 2010 3,678,635,000 2,065,219,000
2 2011 4,062,071,000 3,454,923,000
3 2012 4,280,662,000 3,419,782,000
4 2013 4,526,940,000 3,073,920,000
5 2014 4,811,600,000 3,298,793,000
Jumlah 21,359,908,000 15,312,637,000 Sumber : data Primer, (diolah September 2015)
Berdasarkan tabel 7 diatas jumlah pendapatan usaha industri meubel
selama lima tahun terbanyak pada tahun 2014 sebesar Rp.4,811,600,000,-
sedangkan Pendapatan terendah pada tahun 2010 sebesar Rp.3,678,635,000,-
.Kecamatan Meureubo memperoleh rata – rata pendapatan meubel selama
periode 2010 sampai dengan 2014 sebesar Rp.21,359,908,000,- nilai tersebut
merupakan nilai yang diperoleh pendapatan sebelum di potong pajak
Hasil analisis kelayakan usaha industri meubel diKecamatan Meureubo
KabupatenAceh Barat dengan mengunakan tiga penilaian kriteria sebagai berikut:
Tabel 8
Nilai kriteria investasi Usaha industri Meubel
Di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
Kreterian Investasi Nilai
Net Present Value( NPV) 4,088,190,352
Internal Rate of Return (IRR), 19,277 %
Benefit Cost Ration (BCR) 1,394
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai NPV untuk usaha industri
meubel di Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat adalah Rp.
4,088,190,352,- . Selanjutnya diperoleh nilai IRR dari usaha industri meubel di
Kecamatan Meureubo KabupatenAceh Barat sebesar 19,277 persen.Hal ini berarti
tingkat pengembalian yang dihasilkan dari investasi pengembangan usaha industri
meubel lebih besar nilainya dibandingkan tingkat pengembalian. Dengan
demikian, kriterian usaha industri meubel dapat dinilai layak
Hasil perhitngan layak untuk usaha industri meubel di
KecamatanMeureuboKabupatenAceh Barat menunjukan nilai BCR adalah 1,394.
Nilai ini berarti perbandingan penerimaan dari usaha industri meubel lebih besar
dari pada jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperolehnya, atau dengan kata
lain usaha produsksi meubel di KecamatanMeureuboKabupatenAceh Barat akan
dapat tambahan penerimaan Rp.1,394 dari setiap pengeluaran di karenakan nilai
BCR ini lebih besar dari 0 (BCR>0 ), Maka usaha industri meubel layak untuk
dilanjutkan.
V.SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha industri meubel di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat, yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
Tabel 9
Hasil Kesimpulan dari Ketiga Indikator
No Kecamatan NPV IRR BCR
1 Meureubo
4,088,190,352 19,277 % 1,394
Usaha industri meubel di Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat
nilai Net Present Value( NPV) yang diperoleh yaitu
sebesarRp.4,088,190,352berarti NPV positif atau NPV > 0, sehingga secara
ekonomis usaha layak dan menguntungkan untuk direalisasikan. Selanjutnya nilai
Internal Rate of Return (IRR) layak yaitu sebesar 19,277 %, sedangkan hasil
perhitungan nilai Benefit Cost Ration (BCR) sebesar 1,394
5.2 Saran
1. Pemerintah daerah hendaknya melakukan pembinaan dengan memberikan
dana dan memberikan pelatihan agar usaha industri meubel ini bisa dikelola
dengan lebih baik dan mampu mencapai pemasaran internasional.
2. Untuk dapat meningkatkan potensi dan kompetensi SDM di wilayah
Meureubo dan sekitarnya, ada dua hal yang dapat dilakukan, baik secara
formal maupun informal. Dari sisi formal, dapat dibuat sekolah menengah
kejuruan yang dapat mendukung peningkatan SDM masyarakat sesuai dengan
potensi lokal yang dimiliki. Misalnya mendirikan sekolah kejuruan dibidang
Teknik perkayuan Sedangkan dari sisi informal dapat diberikan pelatihan
untuk meningkatkan keterampilan SDM terutama bagi para pemuda.
3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya, dengan maksud untuk mendapatkan
data yang lebih obyektif lagi dan lebih bervariasi dengan subyek yang lebih
luas untuk mendapatkan keakuratan dari penilaian suatu usaha
4. Penelitian ini hanya menganalisa kelayakan usaha berdasarkan rencana
anggaran yang telah ditetapkan, untuk peneliti selanjutnya membahas lebih
rinci tentang kelayakan usaha di Kabupaten Aceh Barat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta:Rineka Cipta.
Brit.2010.Furniture.http://wordiq.com/definition/furniture.
Dewi, Heny Urmila.2006. Manfaat Angkatan Kerja Perempuan Dalam Pasar
Kerja. Dalam Kembag Rampai Perempuan Bali, Editor: Arjani,
Dkk.CV.Karya Sastra. Denpasar.
Eddy.S, Marizar.2005. Merancang Meubel Kreatif. Penerbit Media Pressindo
Esensi
Faisal,Noor Hendry.2007.Ekonomi Manajerial. PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta
Jaya, Wihana, Kirana,2010.Ekonomi Industri.Edisi II.BPFE ,Yogyakarta
Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis, Edisi 2. Kencana, Jakarta.
Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri
Baru 2030. Yogyakarta: C.V Andi.
Mulyadi.2005.Akuntasi Biaya,edisi ke -6.Yogyakarta.STIE YKPN.
Nanga, Muana. 2005.Makro Ekonomi „‟Teori, Masalah dan kebijakan “. PT.Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Rosyidi, Suherman,2009.Pengantar Teori Ekonomi :Pendekatan kepada Teori
Ekonomi Mikro & Makro.PT.Raja Grafindo Persada,Jakarta
Soeharno.2007. Pengantar Teori Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta
Sondang, Teguh. 2006. Srategi Peningkatan Produktifitas Kerja. PT.Rineka Cipta
Jakarta
Sugiarto, dkk.Ekonomi Mikro. PT Gramedia Pustaka Utama
Sugiono. 2012. Metodologi Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung Alfabeta
Sukirno, Sadono.2006.Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Tikno, I. (2008) Mengenal konstruki kayu untuk furnitur dan bangunan. Jakarta
Http/www.Kemenko Perekonomian.id, Pertumbuhan Industri Meubel . Diakses
17 September 2014
Http/www. Departemen Perindustrian, Klasifikasi Industri. Diakses 17 September
2014
Http/www.Scribd.com, Analisis Kelayakan Usaha Meubel dan Strategi
Pengembangan. Diakses 17 September 2014
KUISI0NER PENELITI
STUDI KELAYAKAN USAHA INDUSTRI
MEUBEL DI KECAMATAN MEUREUBO KABUPATENACEH BARAT
Kuisioner ini di gunakan dalam rangka penyusunan bahan penelitian
untuk menyelesaikan skripsi oleh Nurul Hadawiyah, mahasiswa Fakultas
Ekonomi, Universitas Teuku Umar. Mohon bapak berkenan mengisi dengan jujur
dan objektif sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, karena hal ini sangat
membantu keberhasilan penelitian ini.
Nomor Kuisioner :
Hari/Tanggal :
Lokasi :
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama pengusaha :
Jabatan :
Nama perusahaan :
Alamat :
Jenis kelamin : I. Laki – laki
2. Perempuan
Umur :
Status perkawinan : 1. Menikah
2. Belum Menikah
Pendidikan : a. TDK LULUS SD b. SD
c. SMP d. SLTA.
e. AKADEMI
Lama usaha :................. Tahun
II. Daftar Pertanyaan Untuk Pengusaha Industri Kecil Mebel Di Kecamatan
Meureubo Kabupaten Aceh Barat
A. MODAL
1. Berapa modal awal yang anda gunakan untuk usaha?
2. Dari mana modal yang anda peroleh untuk modal usaha?
No. Sumber Modal Nilai (Rp.)
1.
2.
3.
Modal Sendiri Modal
Pinjaman – Pinjaman Bank
Pinjaman Koperasi ------------------------------
Rp.
Rp.
Rp.
Total Modal Rp.
3. Apa yang menjadi hambatan dalam memperoleh modal guna meningkatkan usaha
anda?
B. TENAGA KERJA
1. Berapa jumlah tenaga kerja di usaha saudara dalam memproduksi mebel?
No Nama karyawan Umur Pendidikan Status kerja
1
2
3
4
5
2. Berapa jam (waktu) tenaga kerja anda bekerja dalam waktu 1 (satu) hari?....
3.Berapa upah tenaga kerja anda dalam 1 (satu ) Hari?
C. BAHAN BAKU
1. Berasal dari manakah bahan baku yang anda peroleh untuk usaha mebel?
2. Bahan baku apa saja yang anda gunakan untuk dalam kegiatan produksi?
D.TEKNOLOGI
1. Apa saja peralatan yang digunakan untuk produksi mebel anda?
No. Peralatan Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
No. Jenis Bahan Baku Satuan Harga (Rp.)
1
2
3
4
5
6
Merante
Medang jumpa
Jati
Semantuk
E. PRODUKSI
1. Apa saja jenis produk yang dihasilkan pada industri kecil mebel, ada?
No. Jenis Produk Jumlah
Produk
Harga
(Set/Buah)
Jumlah (Jumlah
Produk X Harga)
1 Kursi
2 Meja
3 Lemari
4 Kusen
5 Pintu
6 Jendela
7 Tangga
8 Tempat tidur
2. Berapa biaya usaha industri mebel yang dikeluarakan selama satu bulan?
.............................................................................................................................
3. Berapa pendapatan yang diperoleh usaha anda selama satu bulan?
...........................................................................................................................
F. PEMASARAN
1. Di mana daerah pemasaran produksi mebel anda?
Lampiran II. Gambar Penelitian
Wawancara peneliti dengan Responden
Wawancara peneliti dengan responden
Wawancara peneliti dengan responde
Wawancara peneliti dengan responden
Wawancara peneliti dengan responden
A.Tahap awal proses pembuatan Meubel
Proses pengeringan kayu dengan sinar matahari,Mengambar pola,pembentukan pola,
pelurusan kayu, penghalusan permukan papan, dan pemotongan papan.Alat yang
digunakan : Pulpen,rol,mesin pelurus,mesin ketam press, mesin potong
B.Tahap akhir proses Pembuatan meubel
Perakitan,Pendempulan,Pengamplasan, pengecatan alat dan bahan: Martil, mesin
Amplas ,paku ,tempung dempul,serbuk kayu,lem,kertas pasir dan cat.
Lampiran ke III : Tabel Cash Flow,NPV,IRR,BCR
Arus kas bersih diperoleh dari jumlah penerimaan dikurangi dengan jumlah
pengeluaran
Tabel NPV
No Tahun
Produksi
a b c d e
Benefit Cost Net Benefit Df=18 % Present Value
1 2010 3.678.635.000 2.065.219.000 1.613.416.000 0,847 1.366.563.352
2 2011 4.062.071.000 3.454.923.000 1.356.677.000 0,817 1.108.405.109
3 2012 4.280.662.000 3.419.782.000 1.107.158.000 0,609 674.259.222
4 2013 4.526.940.000 3.073.920.000 988.151.000 0,516 509.885.916
5 2014 4.811.600.000 3.298.793.000 981.869.000 0,437 429.076.753
Jumlah 21.359.908.000 15.312.637.000 6.047.271.000
4.088.190.352
Tabel NVP diperoleh dari Perkalian Net Benefit dan Diskon Faktor
𝑁𝑃𝑉 = 𝑁𝐵𝑖 1 + 𝑖 →= 4.088.190.352
𝑛
𝑖=1
Tabel IRR
Tabel IRR diperoleh dari Perkalian Net Benefit dengan diskon faktor yang
pertama dan diskon faktor yang kedua
No Tahun Produksi
b c d
Jumlah Penerimaan
Jumlah Pengeluaran
Arus Kas Bersih
1 2010 3.678.635.000 2.065.219.000 1.613.416.000
2 2011 4.062.071.000 3.454.923.000 1.356.677.000
3 2012 4.280.662.000 3.419.782.000 1.107.158.000
4 2013 4.526.940.000 3.073.920.000 988.151.000
5 2014 4.811.600.000 3.298.793.000 981.869.000
Jumlah 21.359.908.000 15.312.637.000 6.047.271.000
Tahun Produk
si
a b c d e F g
Benefit Cost Net Benefit Df=18 %
Present Value Df=19 %
Present Value
2010 3.678.635.000 2.065.219.000 1.613.416.000 0,847 1.366.563.352 0.840 1.355.269.440
2011 4.062.071.000 3.454.923.000 1.356.677.000 0,817 1.108.405.109 0.706 957.813.962
2012 4.280.662.000 3.419.782.000 1.107.158.000 0,609 674.259.222 0.593 656.544.694
2013 4.526.940.000 3.073.920.000 988.151.000 0,516 509.885.916 0.499 493.087.349
2014 4.811.600.000 3.298.793.000 981.869.000 0,437 429.076.753 0.419 411.403.111
21.359.908.00
0
15.312.637.00
0 6.047.271.000
4.088.190.352 3.874.118.556
𝐼𝑅𝑅 = i1 + NPV1
NPV1 − NPV 2 (i2 − i1 )
𝐼𝑅𝑅 = 0.18 +4.088.190.352
4.088.190.352 − 3.874.118.556(0.19 − 0,18)
= 0.18 +4.088.190.352
214.071.796 (0,01)
= 0.18 + 19.097
= 19.277%
Tabel BCR
B/C =TR
TC
B/C=21,359,908,000
15.312.637.000
= 1,394
Tahun Produksi
a b c Benefit Cost Net Benefit
2010 3.678.635.000 2.065.219.000 1.613.416.000
2011 4.062.071.000 3.454.923.000 1.356.677.000
2012 4.280.662.000 3.419.782.000 1.107.158.000
2013 4.526.940.000 3.073.920.000 988.151.000
2014 4.811.600.000 3.298.793.000 981.869.000
21.359.908.000 15.312.637.000 6.047.271.000