ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

111
ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING PLANT PRECAST (STUDI KASUS DI PT. DCA PRACETAK INDONESIA) Oleh Karsono NIM : 004201305087 Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri 2018

Transcript of ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING PLANT PRECAST

(STUDI KASUS DI PT. DCA PRACETAK INDONESIA)

Oleh Karsono

NIM : 004201305087

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu

Pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri

2018

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Berjudul “Analisis Kelayakan Bisnis Pendirian Site Batching Plant Precast

(Studi Kasus di PT. DCA Pracetak Indonesia)” disusun dan diajukan oleh Karsono

sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata Satu (S1)

pada Fakultas Teknik. Telah ditinjau dan dianggap memenuhi persyaratan sebuah

skripsi. Oleh karena itu, saya merekomendasikan skripsi ini untuk maju sidang.

Cikarang, Indonesia, 7 Februari 2018 Anastasia Lidya Maukar, ST., MSc., MMT

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS Saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Analisis Kelayakan Bisnis Pendirian

Site Batching Plant Precast (Studi Kasus di PT. DCA Pracetak Indonesia)” adalah

hasil dari pekerjaan saya dan seluruh ide, pendapat atau materi dari sumber lain

telah dikutip dengan cara penulisan referensi yang sesuai.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya, dan bila pernyataan ini tidak

sesuai dengan kenyataan maka saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung

sanksi yang akan dikenakan pada saya.

Cikarang, Indonesia, 7 Februari 2018 Karsono

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

iv

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

PENDIRIAN SITE BATCHING PLANT PRECAST

(STUDI KASUS DI PT. DCA PRACETAK INDONESIA)

Oleh Karsono

ID. No. 004201305087

Disetujui Oleh

Anastasia Lidya Maukar, ST., MSc., MMT Pembimbing I

Andira, ST., MT Kepala Program Studi Teknik Industri

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

v

KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil ‘alamin atas nikmat dan karuna-Nya, kita semua masih

dilimpahi nikmat sehat, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini yaitu sebagai prasyarat untuk mendapatkan

gelar Sarjana Teknik pada jurusan Teknik Industri di President University. Atas

dukungan serta arahan dari unsur – unsur terkait baik di lingkungan kampus

maupun dilingkungan pekerjaan, sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai.

Maka saya menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Anastasia Lidya Maukar, ST., MSc., MMT sebagai dosen

pembimbing yang selalu memberikan masukan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Andira, MT sebagai Kepala Program Studi Teknik Industri yang selalu

memberi semangat dalam belajar.

3. Ibu dan Bapak jajaran manajemen PT. Adhimix Precast Indonesia dan PT.

DCA Pracetak Indonesia atas kesempatan dan supportnya.

4. Rekan – rekan Teknik Industri President University Ektensi Cikarang

yang selalu mengingatkan dalam penelitian.

5. Semua unsur atas masukan dan nasehatnya.

Atas bantuan dan support semua pihak, penyusun hanya memohon kehadirat

Allah SWT semoga tercatat sebagai amal baik. Harapannya semoga skripsi ini

menjadikan manfaat untuk peningkatan ilmu.

Bekasi, Februari 2018

Penyusun

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

vi

ABSTRAK

Di era pemerintahan sekarang ini sedang gencar – gencarnya melaksanakan

pembangunan infrastruktur dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi

diberbagai sektor. Pemerintah telah menetapkan tol laut untuk memperlancar

kegiatan pengiriman barang baik domestik maupun internasioanal. Pelabuhan

Internasional Tanjung Priok yang sudah sangat padat perlu ditopang dengan

pembangunan pelabuhan lainnya terutama untuk pengiriman barang – barang hasil

industri dari dan ke kawasan – kawasan industri yang berada di wilayah

Kabupaten Subang, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Majalengka serta daerah

lainnya yang masih terjangkau. Pembangunan pelabuhan Patimban menggunakan

Sumber Dana bantuan dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan bisnis atas pendirian Site

Batching Plant di daerah Patimban sesuai dengan permintaan dari PT. Toyo

Construction Co., Ltd untuk memproduksi Rakuna IV, Coping Concrete dan

Beton Readymix, ditinjau dari aspek pasar, teknis dan keuangan. Dari aspek pasar

market size volume beton readymix sebesar 179.490 m3 dan market share volume

beton readymix sebesar 38.490 m3, aspek teknik terkait waktu pelaksanaan selama

kurun waktu dua tahun sehingga diketahui produksi precast dan beton readymix

perhari, dan aspek keuangan sehingga dapat diketahui gambaran atas cash flow,

diperoleh nilai IRR sebesar 36.72% serta Payback Periode dibulan ke delapan

setelah mulai produksi. (METODE ANALISISNYA APA? HASILNYA LAYAK

dari aspek pasar, Teknik dan finansial ?? Sebutkan nilai NPV, IRR dan BEP nya)

MAX 200 kata

KEYWORD--------------(HARUS PERNAH DISEBUT DI ABSTRAK)

Kata kunci: Site Plant , Readymix, Time Schedule, Cash Flow, IRR, Payback

Period

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .........................................................

ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................................

iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

ABSTRAK............................................................................................................. vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

xiv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................

1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................................. 2

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2

1.4 Batasan Masalah ...................................................................................

2

1.5 Asumsi ..................................................................................................

3

1.6 Sistematika Penulisan ........................................................................... 3

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

viii

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................

5

2.1 Studi Kelayakan ....................................................................................

5

2.1.1 Aspek Pasar ...............................................................................

5

2.1.1.1 Market Size dan market share .......................................

6

2.1.1.2 Faktor Persaingan ..........................................................

6

2.1.1.3 Marketing Mix .............................................................. 6

2.1.2 Aspek Teknis .............................................................................

7

2.2.1 Pemilihan Teknologi ...............................................

7

2.2.2 Perkiraan Investasi …..............................................

7

2.2.3 Persediaan Material .................................................

8

2.2.4 Metode Produksi .................................................. .. 8

2.2.5 Time Schedule dan Cycle Time ............................. .

8

2.2.6 Kebutuhan Tenaga Kerja ....................................... .

8

2.2.7 Struktur Organisasi ................................................ .

9

2.2.8 Lay Out Site Plant ................................................. .

9

2.2.9 Kebutuhan Bangunan ..............................................

9

2.2.10 Pemilihan Power Listrik ..........................................9

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

ix

2.2.11 Manajemen Proyek ..................................................

9

2.1.3 Aspek Finansial …...................................................................

10

2.1.3.1 Menentukan Anggaran Biaya ................................

11

2.1.3.2 Annual Cash Flow

..................................................11

2.1.3.3 Proyeksi laba rugi

..................................................11

2.1.3.4 Penyusutan / Depresiasi .........................................

12

2.1.3.5 Internal Rate of Return …......................................

12

2.1.3.6 Net Present Value

...................................................12

2.1.3.7 Analisis Periode Pengembalian

(Payback Periode) …………………………….....13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

...............................................................14

3.1 Metodologi Penelitian

..........................................................................14

3.2 Kerangka Penelitian ............................................................................

16

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .........................................................

20

4.1 Aspek Pasar .........................................................................................

20

4.1.1 Permintaan Pasar ....................................................................20

4.1.2 Proyeksi Permintaan ................................................................

20

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

x

4.1.3 Pangsa Pasar ............................................................................

22

4.1.4 Marketing Mix ........................................................................ 22

4.1.4.1 Harga ..........................................................................

23

4.1.4.2 Tempat ........................................................................ 23

4.1.4.3 Promosi........................................................................ 23

4.2 Aspek Teknis

.......................................................................................23

4.2.1 Pemilihan Teknologi ...............................................................

23

4.2.2 Perkiraan Investasi …..............................................................

23

4.2.3 Persediaan Material .................................................................

25

4.2.4 Metode Produksi …................................................................. 28

4.2.5 Time Schedule dan Cycle Time ................................................

34

4.2.6 Kapasitas Produksi …..............................................................

41

4.2.7 Kebutuhan Truck Mixer ..........................................................

49

4.2.8 Kebutuhan Silo Semen ............................................................

50

4.2.9 Kebutuhan Tenaga Kerja .........................................................

53

4.2.10 Struktur Organisasi …..............................................................

54

4.2.11 Lay Out Site Plant ….............................................................. 58

4.2.12 Kebutuhan Bangunan ............................................................. 60

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

xi

4.2.13 Pemilihan Power Listrik ..........................................................

61

4.2.14 Manajemen Proyek …..............................................................

61

4.2.15 Analisa perbandingan antara produksi di Site dan di

kirim dari Plant Cikarang ........................................................

63

4.3 Aspek Finansial ...................................................................................

65

4.3.1 Biaya Investasi Proyek ............................................................

65

4.3.2 Biaya Peralatan Produksi .........................................................

69

4.3.3 Biaya Perlengkapan Kantor dan Personil ................................

69

4.3.4 Biaya Produksi.........................................................................

70

4.3.4.1 Biaya Material ............................................................ 70

4.3.4.2 Biaya Jasa Pengerjaan ke Sub-Kon ..............................

75

4.3.4.2 Biaya Tenaga Kera ......................................................

76

4.3.5 Biaya Operasional ...................................................................

77

4.3.5.1 Biaya Operasional dan komunikasi ..........................

78

4.3.5.2 Biaya Pemeliharaan ..................................................

79

4.3.5.3 Bonus Karyawan, Makan dan Minum dan

Asuransi ................................................................... 79

4.3.5.4 Biaya Promosi / Marketing .......................................

79

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

xii

4.3.5.5 Biaya Bank Garansi ..................................................

80

4.3.6 Harga Jual Produk dan Proyeksi Pendapatan.......................... 80

4.3.6.1 Proyeksi Pendapatan .................................................. 80

4.3.7 Proyeksi Aliran Kas .................................................................

89

4.3.8 Perhitungan IRR ......................................................................

91

4.3.8 Perhitungan Payback Periode ..................................................

93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................94

5.1 Simpulan ............................................................................................. 94

5.2 Saran ................................................................................................... 94

DAFTAR REFERENSI .......................................................................................128

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Proyeksi Permintaan produk beton precast ................................ 22

Tabel 4.2 Tabel Proyeksi Permintaan produk beton readymix ............................ 22

Tabel 4.3 Daftar Investasi Peralatan .................................................................... 24

Tabel 4. 4 Kebutuhan Material Per M3 Beton ...................................................... 25

Tabel 4. 5 Kebutuhan Material Per Bulan ............................................................ 26

Tabel 4.6 Cycle Time Produksi Rakuna IV ..........................................................36

Tabel 4.7 Cycle Time Produksi Coping Concrete .................................................38

Tabel 4.8 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2018 ................................ 41

Tabel 4.9Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2019 ................................. 45

Tabel 4.10 Kebutuhan Silo Semen (Asumsi 2 unit) ............................................. 51

Tabel 4.11 Kebutuhan Silo Semen (Asumsi 1 unit) ............................................. 52

Tabel 4.12 Kebutuhan Tenaga Kerja ................................................................... 53

Tabel 4.13 Manajemen Proyek ............................................................................. 61

Tabel 4.14 Daftar Investasi peralatan ................................................................... 65

Tabel 4.15 Rekapitulasi Biaya Pendirian Batching Plant ................................... 67

Tabel 4.16 Jumlah kebutuhan peralatan dan biaya peralatan produksi ................ 69

Tabel 4.17 Jumlah Kebutuhan Perlengkapan Kantor dan Personil ...................... 69

Tabel 4.18 Kebutuhan Material Beton Readymix .................................................71

Tabel 4.19 Biaya material Beton Readymix Tahun ............................................ 73

Tabel 4.20 Kebutuhan Material Beton Precast .................................................... 75

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

xiv

Tabel 4.21 Daftar Biaya Sub-kon ........................................................................ 75

Tabel 4.22 Jabatan, jumlah karyawan/pekerja dan gaji ........................................ 76

Tabel 4.23 Biaya Operasional .............................................................................. 78

Tabel 4.24 Rincian biaya pemeliharaan ..............................................................78

Tabel 4.25 Bonus Karyawan, makan, minum dan asuransi ................................ 79

Tabel 4.26 Harga jual produk ...............................................................................80

Tabel 4.27 Progress dan schedule pembayaran produk precast dan Beton

Readymix ...........................................................................................82

Tabel 4.28 Rencana Cash Flow Tahun 2018. .......................................................89

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian .................................................................... 14

Gambar 3.2 Diagram Alir Aspek Teknis .............................................................. 17

Gambar 3.3 Diagram Alir Aspek Keuangan ........................................................ 19

Gambar 4.1 Flow Chart Produksi beton readymix ............................................... 29

Gambar 4.2 Flow Chart Produksi Rakuna IV ..................................................... 32

Gambar 4.3 Struktur Organisasi ………………….............................................. 54

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Spesifikasi Mobile Batching ........................................................ 96

Lampiran 2 Spesifikasi Concrete Mixer Truck .............................................. 100

Lampiran 3 Spesifikasi Wheel Loader ........................................................... 103

Lampiran 4 Spesifikasi Genset ...................................................................... 106

Lampiran 5 Concrete Mix Design K-240........................................................ 107

Lampiran 6 Time Schedule Produksi Precast .................................................108

Lampiran 7 Time Schedule Produksi Beton Readymix .................................. 109

Lampiran 8 Cycle Time Produksi Rakuna IV ................................................ 111

Lampiran 9 Cycle Time Produksi Coping Concrete ...................................... 112

Lampiran 10 Struktur Organisasi Site ............................................................. 113

Lampiran 11 Lay Out Site ............................................................................... 114

Lampiran 12 Analisa Produksi Rakuna IV........................................................118

Lampiran 13 Analisa Produksi Coping Concrete .............................................120

Lampiran 14 Analisa Pendirian Site ................................................................122

Lampiran 15 Penawaran Cetakan Coping Concrete ........................................ 126

Lampiran 16 Penawaran Cetakan Tetrapod / Rakuna ...................................... 127

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini pemerintahan sedang gencar – gencarnya melaksanakan pembangunan

infrastruktur dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi diberbagai

sektor. Pemerintah telah menetapkan tol laut untuk memperlancar kegiatan

pengiriman barang baik domestik maupun internasioanal. Pelabuhan Internasional

Tanjung Priok yang sudah sangat padat perlu ditopang dengan pembangunan

pelabuhan lainnya terutama untuk pengiriman barang – barang hasil industri dari

kawasan – kawasan industri yang ada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Daerah

Patimban di pilih pemerintah untuk pembangunan pelabuhan baru karena dekat

dengan kawasan – kawasan industri yang berada di Kabupaten Bekasi, Kabupaten,

Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Kabupaten lainnya.

Pembangunan Pelabuhan Patimban menggunakan Sumber Dana bantuan dari

Japan International Cooperation Agency (JICA).

Toyo Construction Co., Ltd selaku salah satu peserta tender untuk paket

Development of Patimban Port Project Phase 1-1 meminta PT. Adhimix Precast

Indonesia selaku pemegang saham terbanyak atas PT. DCA Pracetak mendirikan

Batching precast di lokasi proyek untuk memproduksi produk Precast Rakuna IV,

Coping Concrete Precast dan Beton Readymix untuk pengecoran Cast in Situ

dengan total volume ± 38.490 m3.

Selain paket Dermaga/Trestle yang rencananya akan dikerjakan oleh Toyo

Construction Co. Ltd., juga ada tiga paket lainnya yang membutuhkan beton

readymix yaitu Paket 4 Jalan Akses menuju Pelabuhan dengan Panjang ±9 km

dengan volume beton ± 56.700 m3 , Paket 3 Jembatan penghubung Panjang 1

KM dengan Volume beton ± 15.000 m3 dan paket 1 Pembangunan Kantor

Pelabuhan dan Utilitas lainnya dengan volume beton ± 69.000 m3

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

2

Sebelum menerima tawaran dari Pihak Main Contraktor untuk mendirikan Site

Bathing Plant di area Patimban, perlu dikaji terlebih dahulu atau lebih dikenal

dengan studi kelayakan, dengan tujuan agar Pendirian Site Batching Plant di

lokasi proyek dapat memberikan keuntungan secara ekonomis. Adapun yang perlu

dikaji dilihat dari aspek pasar, aspek teknis dan aspek keuangan tentunya.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari penelitian ini yaitu dilihat dari aspek pasar, aspek teknis

serta aspek keuangan apakah Pendirian Site Batching Plant di lokasi

Development of Patimban Port Project Phase 1-1 dengan kebutuhan beton

readymix hanya ± 38.490 m3 layak untuk dikerjakan?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu :

1. Menganalisis aspek pasar, aspek teknis serta aspek keuangan untuk

pendirian Site Batching Plant di lokasi proyek yang akan dilakukan PT.

DCA Pracetak Indonesia

2. Dilihat dari aspek pasar, aspek teknis serta aspek keuangan sehingga dapat

diketahui kelayakan proyek pendirian Site Batching Plant.

1.4 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini ada batasan – batasan masalah yang tidak diuraikan

semuanya, yaitu :

1. Diluar aspek pasar, aspek teknis serta aspek keuangan tidak dibahas

2. Market Share hanya pada paket dua pada Development of Patimban Port

Project Phase I-I

3. Tidak ada pembahasan mengenai pemilihan alternatif lokasi, karena lokasi

pendirian Batching Plant di lokasi proyek yang disediakan oleh Toyo

Construction Co., Ltd

4. Periode penelitian dimulai dari Juni 2017 Sampai November 2017

1.5 Asumsi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa asumsi yaitu :

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

3

1. Kondisi ekonomi stabil dan tidak ada inflasi

2. Dana investasi yang diperoleh dari Uang Muka dan share holder utama,

dalam hal ini PT. Adhimix Precast Indonesia dan tidak ada dana pinjaman

dari Lembaga keuangan lainnya.

3. Depresiasi dan amortisasi investasi peralatan tidak dihitung berdasarkan

ketentuan akuntansi, akan tetapi investasi peralatan biayanya dihabiskan

dalam proyek tersebut.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, batasan

penelitian, tujuan, hasil dan manfaat penelitian, dan langkah –

langkah serta metodologi penelitian yang merupakan tahap awal

dalam metodologi penelitian ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Untuk mendukung penelitian ini, didasarkan pada teori – teori yang

terkait dengan Studi kelayakan, adapun teori – teori tersebut yaitu :

1. Market size dan marker share dari Jurnal MARKET

ANALYSIS AND THE FEASIBILITY OF ESTABLISHING

SMALL BUSINESSES.

2. Perhitungan Cash Flow dari buku Cost Accounting, A

Managerial Emphasis, Fouteenth Edition, Charles T. Hongren,

Srikant M. Datar, Madhav V. Rajan.

3. Perhitungan IRR dari buku Engineering Economic Analysis,

Third Edition, Donald G Newnan

4. Lay out Plant dari buku Facilities Planning, Tompkins, White,

Bozer, Tanchoco

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi langkah-langkah penelitian, yaitu observasi awal dengan

melakukan interview ke berbagai sumber informasi, selanjutnya

dibuat identifikasi masalah untuk mengetahui latar belakang

masalah. Langkah selanjutnya mencari literatur studi yang terkait

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

4

studi kelayakan. Kemudian ke tahap pengumpulan data baik itu

data primer maupun data sekunder, setelah data terkumpul

dilakukan analisa dan pembahasan atas aspek pasar, aspek teknik

dan aspek keuangan. Setelah diperoleh hasil atas pembahasan

tersebut kemudian di simpulkan dan saran.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Untuk menyelesaikan skripsi ini perlu adanya data – data yang

dijadikan sumber informasi penting. Data diambil dari informasi

Main Contractor dan juga melakukan survey langsung untuk

menunjang kelengkapan informasi yang terkait. Setelah data

terkumpul selanjutnya diidentifkiasi dan dianalisa sesuai dengan

langkah – langkah yang telah ditetapkan sampai dengan proses

akhir, sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Setelah data selesai dianalisa maka akan diperoleh hasil untuk

selanjutnya dapat diambil simpulan serta saran yang merupakan

hasil atas semua penelitian yang telah dilakukan. Simpulan dari

analisis ini apakah investasi yang akan ditanamkan untuk proyek

ini layak atau tidak. Adapun saran atas penelitian ini yaitu aspek

lingkungan dan social dari pendirian Batching Plant.

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Investasi diperlukan dalam setiap usaha, baik berupa modal kerja awal maupun

peralatan – peralatan yang akan digunakan untuk menjalankan unit usaha yang

akan dibuka. Untuk meminimalisir kemungkinan investasi yang akan dilakukan

kelak tidak memberikan keuntungan, maka perlu dilakukan studi kelayakan atas

investasi yang akan ditanamkan.

2.1 Studi Kelayakan

Dalam pendirian suatu usaha sebelum dijalankan pada umumnya perlu dilakukan

studi kelayakan yang berarti adanya kegiatan penelitian tentang akan dibukanya

atau pengembangan usaha ditinjau dari aspek pasar, aspek teknis serta aspek

keuangan. Dalam pembuatan studi kelayakan perlu dilakukan dengan tepat

sehingga hasilnya dapat dijadikan acuhan dalam pengambilan keputusan apakah

usaha tersebut akan dilanjutkan atau ditangguhkan .

Dengan kebutuhan resources yang sangat besar baik itu material, peralatan,

sumber daya manusia dan keuangan akan berpengaruh terhadap perusahaan

dalam jangka waktu yang panjang terutama cash flow perusahaan. Oleh karena itu

studi kelayakan sangat perlu dilakukan, agar investasi yang akan dilaksanakan

sesuai dengan harapan yaitu profit. Dalam melaksanakan studi kelayakan akan

dibahas aspek – aspek yang diperlukan yaitu :

2.1.1 Aspek Pasar

Analisis pasar terhadap usaha dianggap sebagai alat ilmiah untuk mendapatkan

informasi yang relevan tentang realitas pasar yang diusulkan. Hal ini akan

menguntungkan investor dalam menunjukkan kelayakan bisnis untuk dipelajari

dan preferensi atas peluang investasi alternatif, selanjutnya, membuat keputusan

yang tepat, baik dengan melanjutkan studi tahap kelayakan ekonomi berikutnya,

atau menunda gagasan bisnis yang sedang dipelajari.

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

6

Kualitas dan ketepatan data dan informasi yang dikumpulkan mengenai variabel

analisis pasar dari bisnis yang diajukan mengarah pada keamanan dan ketepatan

pengambilan keputusan baik untuk melanjutkan usaha atau melepaskannya. Jadi,

ini sangat penting, seperti yang dikutip oleh beberapa peneliti, untuk melakukan

analisis pasar sebelum melakukan studi lain mengenai berbagai aspek proyek yang

diajukan (Abdul Hamid, 2000). Di sisi lain, beberapa referensi lain ditunjukkan

tidak dimulai dengan analisis pasar sebagai langkah awal atau prioritas.

Sebaliknya, mereka mempertimbangkan untuk memulai studi lebih penting untuk

bisnis ini, karena sifat bisnis dipengaruhi oleh kondisi di sekitarnya (Abdul

Atheem, 1995).

2.1.1.1 Market Size dan Market Share

Market Size adalah besaran pasar yang sesuai dengan bidang usaha yang akan

dijalankan. Market size perlu diketahui untuk mengetahui seberapa besar pangsa

pasar yang ada, sehingga kita dapat mengukur seberapa besar pasar yang akan

kita ambil

Market Share yaitu bagian dari market size yang menjadi target perolehan kontrak

dari usaha kita, dalam menentukan market share perlu mempertimbangkan

kompetitor yang ada dalam bidang usaha sejenis. Hal ini penting agar kita dapat

mempersiapkan resources dan kemampuan kita. Untuk mendukung atas market

sharenya.

2.1.1.2 Faktor Persaingan

Dalam setiap usaha akan selalu ada persaingan, hal ini wajar karena semua akan

melihat peluang yang sama dan berusaha untuk mendapatkan peluang tersebut.

Sehingga dalam aspek pasar perlu dievaluasi persaingan yang akan terjadi dengan

cermat. Dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan dari kompetitor

terhadap perusahaan sendiri. Bila penerapan strategi yang tepat, maka peluang

yang ada dapat dimenangkan oleh perusahaan.

2.1.1.3 Marketing Mix

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

7

Marketing Mix adalah perangkat pemasaran taktis yang diambil oleh perusahaan

untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar. Tujuan dari marketing mix

adalah :

1. Meningkatkan market share

2. Mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan

3. Memenangkan persaingan dengan kompetitor

Hal – hal yang dilaksanakan dalam marketing mix yaitu :

1. Penetrasi produk ke pasar, yang mencakup kualitas, model, brand dan

servis

2. Penetapan harga (price) harus sesuai dengan budget dari proyek pembeli

3. Kemudahan akses mendapatkan atau tempat (place) menjadi penting agar

pelayanan pembeli lebih terjamin.

4. Promosi (promotion) yaitu segala bentuk komunikasi yang digunakan

untuk menginformasikan (to inform), membujuk (to persuade) atau

mengingatkan orang – orang tentang produk yang dihasilkan organisasi,

individu ataupun rumah tangga (Simamora, 2003:285)

Marketing mix diatas terutama untuk memasarkan produk beton readymix, dimana

ditahun kedua produktifitas sudah menurun, sehingga perlu mencari pasar

tambahan untuk mendapatkan sales.

2.1.2 Aspek Teknis

Dalam aspek teknis terkait dengan pendirian plant, proses produksi setelah plant

berdiri. Analisa dalam aspek teknis meliputi pemilihan teknologi, perkiraan

investasi, persediaan material, metode produksi, time schedule dan cycle time

produksi, kebutuhan tenaga kerja, struktur organisasi, lay out plant, kebutuhan

bangunan di site plant, pemilihan power listrik dan manajemen proyek. Semua

unsur tersebut perlu dianalisa secara detail sehingga gambaran proyek tersebut

dari awal sampai akhir dapat terlihat.

2.1.2.1 Pemilihan teknologi

Teknologi yang berkaitan dengan beton readymix perlu dijelaskan lebih lanjut,

sehingga dapat diketahui teknologi tepat guna yang paling efektif.

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

8

2.1.2.2 Perkiraan investasi

Investasi yang diperlukan dalam pendirian site batching plant adalah peralatan –

peralatan yang digunakan untuk produksi beton readymix dan peralatan

pendukung lainnya. Investasi yang akan ditanamkan diperhitungkan kebutuhan

peralatan yang akan digunakan. Sedapat mungkin untuk memilih peralatan yang

mempunyai tingkat ekonomis tinggi, baik dari produktifitas maupun brand

peralatan tersebut.

2.1.2.3 Persediaan Material

Bagian Procurement perlu memperhitungkan raw material yang digunakan per

hari untuk proses produksi dengan waktu proses pengadaan material. Lamanya

proses pengiriman material ke lokasi proyek harus dianalisa agar tidak

terganggunya proses produksi sesuai schedule yang ada.

2.1.2.4 Metode Produksi

Metode produksi yaitu proses dalam memproduksi suatu produk mulai dari

pengambilan raw material, proses olah sampai dengan proses penyetokan dan

pengiriman produk tersebut. Metode produksi yang salah dapat mengakibatkan

biaya produksi bertambah, hal ini tentu dihindari. Oleh karena itu penetapan

metode produksi harus mempertimbangkan berbagai aspek.

2.1.2.5 Time Schedule dan Cycle Time

Time Schedule sangat berpengaruh terhadap biaya investasi yang akan ditanamkan

dalam proyek pendirian Site Bathing Plant , karena dalam perhitungan biaya

investasi tersebut habis dalam proyek ini. Time schedule produksi mengikuti main

schedule dari Toyo Construction Co.. Ltd. Dalam penyusunan Time Schedule

perlu dipastikan kapan pengadaan Mobile Batching Plant dan peralatan

pendukungnya, hal ini karena perlu waktu yang cukup lama untuk pengadaan

peralatan tersebut.

2.1.2.6 Kebutuhan Tenaga Kerja

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

9

Tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja inti dalam organisasi dan tenaga

kerja dari pihak ketiga sebagai sub-kontraktor. Tenaga kerja sub-kontraktor yang

ditempatakan dalam proyek ini harus yang sudah berpengalaman, hal ini karena

pekerjaan konstruksi berkaitan dengan alat – alat berat yang digunakan. Sehingga

untuk operator heavy equipment harus yang memiliki Surat Ijin Operasi (SIO).

Tenaga kerja lokal dapat diikutsertakan untuk pekerjaan – pekerjaan yang tidak

terlalu memerlukan ketrampilan khusus.

2.1.2.7 Struktur Organisasi

Suatu organisasi akan berjalan bila terstruktur dengan baik. Organisasi yang

kurang sehat akan diisi oleh orang – orang yang kurang berkompeten didalamnya.

Struktur organisasi menggambarkan alur tugas dan tanggung jawab dari masing –

masing bagian, baik itu kebawahan maupun tanggung jawab keatasannya.

2.1.2.8 Lay Out Plant

Penentuan lay out plant berdasarkan existing lokasi yang tersedia, penentuan tata

letak mesin – mesin produksi, line produksi, stok produk jadi, bangunan kantor

dan utilitas lainnya, harus di tata dengan baik sehingga kelancaran dalam

mobilisasi baik itu raw material dan produk jadi berjalan lancar. Selain itu aspek

estetika bangunan juga tetap diperhatikan

2.1.2.9 Kebutuhan Bangunan

Bangunan yang diperlukan dalam suatu proyek perlu diperhitungkan biaya

pendiriannya, hal ini terkait biaya rencana biaya yang sudah direncanakan,

sehingga fungsi bangunan tersebut dapat digunakan sebagaimana mestinya.

2.1.2.10 Pemilihan Power Listrik

Segala usaha industri memerlukan power listrik sebagai penggerak mesin – mesin.

Pemilihan energi listrik memperhitungkan kebutuhan listrik yang akan digunakan,

sehingga tidak banyak energi listrik yang tebuang percuma

2.1.2.11 Manajemen proyek

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

10

Dalam pendirian suatu usaha perlu dilakukan manajemen proyek yang

menjelaskan waktu proses pendirian plant / pabrik. Ini penting untuk mengerahui

kapan pengadaan peralatan atau mesin – mesin sampai dengan kapan bias mulai

dilakukan produksi produk.

2.1.3 Aspek Finansial

Analisis keuangan adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah

terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan

analisis usaha (Sofyan, 2003). Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi

kelayakan adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan

manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan

pendapatan seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk

membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai

apakah proyek akan berkembang terus (Umar, 2001).

Menurut Sofyan (2003), kegiatan analisis keuangan dapat dikelompokkan kedalam

tiga kegiatan utama yaitu:

1). Rekapitulasi penerimaan usaha, yaitu membuat seluruh rekap penerimaan yang

dihasilkan dari hasil kajian aspek-aspek usaha baik berupa penerimaan utama

maupun penerimaan lain sebagai akibat dari adanya kegiatan usaha. Rekapitulasi

ini bertujuan untuk menghitung besarnya arus kas masuk, yaitu besarnya

perkiraan netto dari pemasukan yang akan diterima selama periode umur usaha

tersebut. Unsur penerimaan usaha meliputi :

a) Perkiraan penjualan yang telah dihitung pada analisis pemasaran

b) Harga jual yang ditetapkan

c) Tambahan pendapatan lain-lain yang mungkin diperoleh karena adanya

pendirian usaha ini.

2) Rekapitulasi biaya usaha, yaitu membuat rekap dari semua biaya usaha yang

sudah dihasilkan atau diputuskan. Unsur biaya usaha meliputi: biaya pra-operasi,

biaya investasi, biaya operasi. Biaya-biaya tersebut sebelum digunakan untuk

dimasukkan kedalam analisis perlu diteliti untuk menentukan masuk dalam

perhitungan penilaian usaha atau diperhitungkan nanti setelah

usaha beroperasi. Pengelompokkan biaya meliputi biaya penyusutan, biaya

amortisasi, biaya bunga dan biaya sunk cost.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

11

3) Membuat laporan aliran kas yaitu menguji aliran kas masuk yang dihasilkan

berdasarkan kriteria keuangan yang ada. Hal ini merupakan kegiatan inti yang

harus dilakukan dalam ananlisis studi kelayakan, secara umum laporan kas dapat

diperoleh dengan cara mengurangi total rekap perkiraan penerimaan dengan total

rekap perkiraan biaya usaha.

Dalam analisis dari aspek keuangan diperlukan data yang akan dipakai untuk mencari

besar-besaran yang dibutuhkan dalam perhitungan dan teori yang mendukung dalam

penilaian studi kelayakan meliputi kebutuhan dana, sumber dana, biaya modal dan

struktur modal, nilai waktu dari uang, depresiasi, amortisasi dan pajak.

2.1.3.1 Menentukan Anggaran Biaya

Menentukan anggaran biaya adalah hal yang penting sebab diperlukan untuk

pedoman dalam menentukan anggaran dana yang diperlukan untuk melaksanakan

suatu proyek. Anggaran biaya tersebut yaitu :

● Aktiva lancar

Kas dan operasional (dibayar dimuka) termasuk bagian dari aktiva

lancar.

● Aktiva tetap

Peralatan – peralatan, kendaraan, bangunan, mesin, dan perlengkapan

kantor, sebelum proses produksi masuk dalam aktiva tetap.

● Kewajiban dan modal

Sebesar rupiah yang diperlukan guna melaksanakan proyek ini baik

yang diperoleh dari Uang Muka maupun modal usaha dari perusahaan.

2.1.3.2 Annual Cash Flow

Merupakan gambaran dari pendapatan dan pengeluaran setiap bulan dari proses

yang terjadi di suatu proyek yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan,

pembayaran dan pengeluaran – pengeluaran lainnya untuk berjalannya proyek

tersebut.

2.1.3.3 Proyeksi Laba Rugi

Proyeksi laba rugi sangat diperlukan untuk melihat apakah setiap periode waktu

tertentu mendapatkan keuntungan atau tidak berdasarkan sales yang diperoleh.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

12

Hal ini sangat penting dalam menentukan apakah proek tersebut berhasil atau

gagal. Dalam menghitung laba rugi prosesnya yaitu :

1. Menghitung harga pokok produksi dan perkiraan sales dari progress

pekerjaan yang diajukan ke pihak pembeli berdasarkan hasil produksi .

2. Menghitung kewajiban pembayaran

Kewajiban – kewajiban seperti pembayaran bunga dan lainnya

2.1.3.4 Penyusutan / Depresiasi

Penyusutan adalah penempatan biaya investasi dari proyek pada setiap tahun

selama umur proyek tersebut. Nilai depresiasi sebesai nilai investasi awal dibagi

dengan lamanya waktu penyusutan yang ditetapkan

2.1.3.5 Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan tingkat bunga yang menyamakan present value dari aliran kas

keluar dan present value dari aliran kas masuk. Secara sistematis tingkat bunga

tersebut dapat dinyatakan sebagai t, dan dinyatakan dalam Persamaan (2-1):

∑ = 0 𝐴 𝑡(1+𝑟)

𝑦𝑡=0 − 0 (2-1)

Dimana :

At = aliran kas pada periode t

n = periode terakhir alisan kas diharapkan

r = tingkat bunga yang memberikan potongan aliran waktu mendatang A sampai

An, untuk menyatakan pengeluaran kas di awal periode 0 sampai A0.

Sehingga secara implisit dianggap bahwa kas masuk yang diterima dari investasi

diinvestasikan kembali dan mendapat tingkat keuntungan yang sama dengan r.

Penerimaan atau penolakan usulan investasi

2.1.3.6 Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah perhitungan selisih antara nilai investasi sekarang

terhadap nilai sekarang dengan penerimaan kas bersih (operasional maupun

penerimaan cash-flow) waktu yang akan datang. Adapun persamaan dari NPV

dapat dilihat pada Persamaan (2-2).

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

13

𝑁𝑃𝑉 = ∑ 𝐹𝑡𝑁𝑡=0 (1 + 𝑖0)(1 + 𝑖0)−1 = 0 (2-2)

Dimana :

NPV = Net present value

Ft = Aliran kas pada periode t

N = Umur proyek atau periode studi dari proyek tersebut

i0 = Nilai rate of return dari proyek atau investasi tersebut

Apabila nilai sekarang / NPV lebih besar dari pada 0 maka proyek dapat dikatakan

menguntungkan dan begitupula sebaliknya

2.1.3.7Analisis Periode Pengembalian (Payback Period)

Salah satu metode konvensional yang digunakan untuk mengukur berapa lama proyek

investasi akan mengembalikan dana investasi yang telah dikeluarkan adalah metode

payback period. Kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah jika waktu yang

dihasilkan oleh perhitungan metode ini lebih pendek dari yang diharapkan, maka

proyek dikatakan menguntungkan, sedangkan jika lebih lama maka proyek ditolak.

Metode ini mendasarkan perhitungannya kepada arus kas dari proyek tersebut.

Menurut Husnan dan Muhammad (2000) problem utama dari metode ini adalah

sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan, untuk

dipergunakan sebagai angka pembanding. Secara normatif memang tidak ada

pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan payback maksimum ini. Kelemahan

lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya arus kas

setelah periode payback. Untuk mengatasi kelemahan ini ada yang menggunakan

discounted payback, di mana arus kas operasional kas tersebut dan juga terminal cash

flow didiscounted kan dengan tingkat bunga yang relevan.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Pengerjaan penelitian dilakukakan secara bertahap dalam beberapa langkah.

Langkah – langkah pengerjaan tergambar dalam diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Observasi Awal a. Interview ke Main Contractor b. Interview ke Manajemen perusahaan c. Penelitian langsung

Identifikasi Masalah Membuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah

Literatur Studi a. Studi kelayakan b. Aspek pasar c. Aspek Teknik d. Aspek Keuangan

Pengumpulan Data a. Data Primer (Survey lokasi, Penawaran

harga raw material, cetakan dan peralatan) b. Data Sekunder (Referensi pendirian Site

Plant)

Analisa dan Pembahasan

a. Pembahasan Aspek Pasar b. Pembahasan Aspek Teknik c. Pembahasan Aspek Keuangan

Kesimpulan dan Saran a. Menarik Kesimpulan b. Saran apakah layak atau tidak atas

pendirian Site Plant

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

15

3.1 Observasi Awal

Tahap yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi perusahaan.

Observasi dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak Main

Contractor Toyo Construction Co.,Ltd, wawancara langsung dengan pihak

manajemen PT. DCA Pracetak Indonesia. Observasi juga dilakukan dengan

survey langsung ke lokasi proyek yang akan didirikan Site Plant untuk

mengetahui lokasi dan lingkungan sekitar Patimban.

3.2 Identifikasian Masalah

Identifikasian masalah dilakukan dengan menentukan topik penelitian,

perumusan masalah dan penentuan tujuan penelitian. Selain itu, ditentukan

pula langkah – langkah pengerjaan penelitian

3.3 Landasan Teori

Studi literature berisi landasan teori yang akan digunakan sebagai landasan

dalam penelitian dan sebagai informasi untuk membantu dalam

memecahkan masalah. Landasan teori berasal dari buku dan referensi yang

berupa jurnal yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Dalam

hal ini literatur yang digunakan adalah studi kelayakan yang mencakup

aspek pasar, aspek teknik dan aspek keuangan

3.4 Pengumpulan Data Penelitian

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder tentang biaya – biaya dan modal yang dibutuhkan untuk pendirian

Batching Plant dilokasi proyek, keuntungan yang akan dihasilkan dari

pendirian Batching Plant ini. Serta hal – hal yang dibutuhkan untuk

menganalisi kelayakan bisnis.

3.5 Analisis dan Pembahasan

Data diolah dengan melakukan proyek keuangan perusahaan yang

selanjutnya dilakukan analisis kelayakan secara ekonomi Teknik. Kemudian

jika diketahui faktor yang paling dominan terhadap bisnis, perubahan faktor

tersebut disimulasikan untuk mengetahui seberapa jauh bisnis terpengaruh

oleh perubahan tersebut.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

16

3.6 Simpulan dan Saran

Pada tahap ini akan dilakukan penarikan simpulan serta pemberian saran

kepada perusahaan terkait rencana pendirian Site Plant untuk mendukung

Development of Patimban Port Project Phase I-I apakah layak didirikan Site

Plant ataukah tidak.

3.2. Kerangka Penelitian

Tahapan – tahapan studi kelayakan dari aspek pasar :

1. Menganalisa market size dan market share, mencari market size dari

produk sejenis yang masih dapat terjangkau. Market share adalah paket

dua dengan kebutuhan beton readymix ± 38.490 m3

2. Mempertimbangkan faktor persaingan

Pihak Toyo Construction, Co.Ltd akan meminta kepada produsen lain

harga penawaran produk terkait, sehingga perlu dipertimbangkan harga

penawaran yang akan diajukan

3. Menganalisa marketing mix, ini dikhususkan untuk memperoleh pasar

readymix diluar paket dua

Tahapan – tahapan dalam studi kelayakan dari aspek teknis dan keuangan dapat

digambarkan seperti dalam gambar 3.2 berikut:

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

17

Mulai

Pemilihan Teknologi

Efek SampingYa

Perkiraan Biaya

Perkiraan Biaya Investasi, dll

Tidak

Analisa KeuanganYa

Analisa Teknis Terperinci

Persediaan

Metode Produksi

Time Schedule & Cycle Time

Kebutuhan Tenaga Kerja

Struktur Organisasi

Lay Out Plant

Kebutuhan Bangunan

A

Tidak

Alternatif Teknologi

Gambar 3.2 Diagram Alur aspek teknis

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

18

A

Ya

Pemilihan Power Listrik

Tidak

Bangunan

Rencana Manufaktur

Investasi, Biaya Produksi

Bangun Baru

Check

Ya

Analisa Keuangan

Tidak

Gambar 3.2 Diagram Alur aspek teknis (lanjutan)

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

19

Mulai

Biaya Investasi

Biaya Pendirian Bangunan

Biaya Peralatan

Biaya Perlengkapan Kantor & Personil

Biaya Produksi

Biaya Operasional

Harga Jual Produk & Penerimaan

Cash Flow

Penyusutan / Depresiasi

IRR

A

N P V

Payback Periode

Layak

A

Check

Finish

Ya

Tidak

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

20

Gambar 3.2 Diagram Alur aspek keuangan BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

4.1 Aspek Pasar

4.1.1 Permintaan Pasar

Dalam Ijin Usaha Industri (IUI) yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM) No. 471/1/IU/PMA/INDUSTRI/2012, PT. DCA

Pracetak Indonesia memiliki bidang usaha Industri barang dari semen dan kapur

untuk konstruksi.

Permintaan produk readymix dan precast pada proyek ini khususnya untuk

mensupply Development of Patimban Port Project Phase I-I Package 2. Perkiraan

permintaan akan produk readymix dan precast untuk proyek ini khususnya dan

proyek lainnya disekitar wilayah Patimban untuk masa dua tahun perlu terlebih

dahulu dikaji ulang agar keberlangsungan produksi dapat terjaga.

PT. DCA Pracetak Indonesia memiliki udaha dalam bidang produksi beton

readymix dan beton precast. Beton readymix yaitu beton cair siap pakai untuk

pengecoran pada proyek – proyek konstruksi, khusus untuk proyek ini untuk

pengecoran pile cap pada pekerjaan precast. Untuk produk precast yaitu Rakuna

IV dan Coping Concrete

4.1.2 Proyeksi Permintaan

Produk yang akan dibuat ada dua yaitu beton precast dan readymix. Beton

precast atau disebut juga beton pra-cetak adalah beton readymix yang di tuang

kedalam model cetakan / begisting yang dibuat sesuai dengan keperluan proyek

dan dikerjakan di tempat yang berbeda dengan lokasi proyek yang nantinya akan

diinstal produk tersebut, misal di plant atau pabrik, setelah mencapai umur beton

yang cukup barulah beton precast dikirim ke lokasi yang akan dipasang. Beton

precast mempunyai keunggulan yaitu :

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

21

- Waktu pengerjaan proyek lebih cepat , hal ini dikarenakan produksi

precast dapat dikerjaan sejalan dengan pengerjaan struktur bangunan

sehingga sampai dilokasi proyek bisa langsung di instal/ dipasang

- Dalam penggunaan cetakan lebih irit, karena dapat dipakai produksi

berulang

- Dari segi mutu lebih terjamin

- Berbagai kondisi cuaca masih bisa produksi

- Produktifitas meningkat

- Beton precast sebelum dipasang sudah bisa dilihat bentuk dan desainnya.

- Bentuk dan ukuran sudah pasti dan rapi

Selain memiliki keunggulan, produk beton precast juga tentu memiliki

kekurangan, adapun kekurangan tersebut sebagai berikut :

- Membutuhkan biaya pengiriman yang lebih tinggi

- Membutuhkan heavy equipment dalam hal ini mobile crane dengan

kapasitas yang relatif besar baik dalam proses produksi maupun dalam

pelaksanaan pemasangannya.

- Memerlukan lahan yang cukup luas terutama untuk stock yard sampai

dengan produk precast tersebut dikirm

Proyek – proyek saat ini baik bangunan infrastruktur, bangunan gedung, bangunan

pantai dan bangunan – bangunan lainnya banyak yang menerapkan penggunaan

beton precast. bahkan terkadang desain awal yang konvensional akan di redesain

menggunakan produk beton precast.

Beton readymix digunakan untuk pembuatan beton precast sendiri dan

pengecoran pile cap untuk produk precast di site

Kebutuhan produk precast dan readymix untuk Development of Patimban Port

Project Phase 1-1 dihitung berdasarkan Paket proyek yang bersumber dana dari

Japan International Cooperation Agency (JICA). Adapun paket tersebut yaitu

untuk paket 1 dan paket 2. Toyo Construction selaku calon Main Contractor lebih

menyasar ke Paket 2. Tabel 4.1 menunjukkan hasil proyeksi permintaan beton

precast dan Tabel 4.2 menunjukkan proyeksi permintaan produk beton readymix

untuk paket 2

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

22

Tabel 4.1 Proyeksi Permintaan Produk Beton Precast

No Produk Sat. Volume

1 Rakuna IV, Vol. = 0.80 m3, 2 Ton Pcs 18.589

2 Coping Concete 3.5 x 1.97 x 1.99 m,

Vol = 13.72 m3

Pcs 962

Untuk kebutuhan beton readymix adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Tabel Proyeksi Permintaan produk beton readymix

No Produk Satuan Volume (m3)

Beton Readymix Fc’ 20

1 Rakuna IV, 2 Ton (0.83 m3 / Pcs) m3 15.485

2 Coping Concrete Block (13.72 m3 / Pcs) m3 12.782

3 Coping Concrete In Situ m3 10.223

Jumlah m3 38.490

4.1.3 Pangsa Pasar

Pangsa pasar produk precast khusus untuk mensupply kebutuhan Development of

Patimban Port Project Phase 1-1 Package II, sedangkan untuk pangsa pasar beton

readymix selain menyuplai untuk proyek tersebut juga untuk mensupply proyek –

proyek konstruksi yang ada di sekitar Patimban, yaitu :

a. Paket 1 yang terdiri dari :

- Container terminal sepanjang 420 m

- Car Terminal sepanjang 300 m

- Fasilitas pelabuhan yang terdiri perkantoran dan lainnya seluar 86 m2

b. Paket 3 berupa bangunan Jembatan akses baru sepanjang 1.100 m

c. Paket 4 berupa Jalan Akses sepanjang 8.100 m

4.1.4 Marketing Mix

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

23

4.1.5.1 Harga

Penentuan harga dari produk ini dilakukan oleh pihak manajemen PT. DCA

Pracetak Indonesia. Selain kualitas yang menjadi hal yang sangat krusial, masalah

harga merupakan faktor penting bagi main kontraktor hal ini perlu didiskusikan

dengan pihak manajemen akan dibuat dengan harga berapa sehingga masih masuk

di rencana anggaran biaya main kontraktor tanpa mengesampingkan biaya – biaya

dari perusahaan itu sendiri

4.1.5.2 Tempat

Pendirian Site Batching precast di Patimban terutama untuk memasok proyek

Development of Patimban Port Project Phase 1-1 Package II, selain itu juga

untuk mendapatkan pasar beton readymix khususnya di paket satu, paket tiga dan

paket empat.

4.1.5.3 Promosi

Promosi berfungsi memberikan informasi mengenai produk beton precast dan

beton readymix, hal ini penting karena produk precast dan readymix banyak hal

teknis yang berkaitan dengan proses produksi dan unsur – unsur didalamnya yang

tidak semua sama spesifikasinya dengan produk lainnya.

4.2 Aspek Teknis

4.2.1 Pemilihan Teknologi

Dalam hal pemilihan teknologi mesin pencampur beton / Bathing Plant sesuai

dengan pengalaman yang dikerjakan PT. DCA Pracetak Indonesia pada proyek

Tanjung Priok Access Road Section Cilincing – Jampea menggunakan Mobile

Batching Plant, maka untuk rencana Site Plant di Patimban juga akan

menggunakan peralatan sejenis dengan kapasitas 100 m3/jam. Alasan pemilihan

Mobile Batching Plant dengan kapasitas 100 m3 / jam yaitu bila proyek

Development of Patimban Port Phase 1-1 telah selesai, maka unit tersebut dapat

dipakai untuk lainnya dan after sales lebih mudah dibanding menggunakan

kapasitas yang lebih kecil.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

24

4.2.2 Perkiraan Investasi

Produksi beton readymix memerlukan peralatan pengolah dari bahan baku / raw

material untuk menjadi beton siap pakai, peralatan – peralatan yang diperlukan

untuk memproduksinya memerlukan investasi yang cukup besar, hal ini karena

peralatan tersebut termasuk kategori heavy equipment. Berikut investasi yang

diperlukan seperti terlihat dalam table 4.3 Daftar Investasi Peralatan berikut :

Tabel 4.3 Daftar Investasi Peralatan

No. Peralatan Jumlah Merk & Tipe Kapasitas

1. Mobile Bathing 1 NFLG, YHZS100-2GB 100 m3/Jam

2. ERP 1 - -

3. Concrete Mixer Truck 3 PATRIA, QUESTER

CWE 280

7 m3

4. Wheel Loader 1 LW 300 KN 1.8 m3

5. Generator Set 1 CUMMINS 250 KVA

6. Silo Semen 3 ADHIMIX 60 Ton

7. Compression Test 1 - 3.000 Kn

8. Truck Scale 1 - 50 Ton

Pengadaan peralatan Mobile Batching Plant dan system ERP nya diadakan oleh

salah satu share holder yaitu PT. Fajar Mas Murni sebagai importir alat – alat

berat. Mobile Batching Plant dengan Merk NFLG 100, dengan kapasitas produksi

100 m3 / jam. Spesifikasi teknisnya ada dalam lampiran. Peralatan Mobile

Batching Plant harus diadakan 2.5 bulan sebelum diperlukan, hal ini karena

peralatan tersebut di impor langsung dari pabrik pembuatanya di China.

Concrete Mixer Truck dengan kapasitas 7.5 m3 beton readymix, adapun merk dari

Concrete Mixer Truck yang dipilih adalah Patria, hal ini karena Patria merupakan

salah satu anak usaha dari United Tracktor yang telah teruji memproduksi alat –

alat berat untuk mining dan konstruksi. Berdasarkan pengalaman dari PT.

Adhimix Precast Indonesia bila dibandingkan dengan SACMAN Brand dari

China, durability dari mesin Patria lebih lama dan performance lebih bagus dan

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

25

terjamin. After sales dari Patria akan lebih banyak yang mencari. Proses

pengadaan truck mixer ini memerlukan waktu kurang lebih satu bulan.

Wheel Loader model SDLG dengan kapasitas bucket 1.8 m3, pembelian Wheel

Loader langsung ke PT. Panca Traktor Jakarta yang sudah sebagai mitra PT.

Adhimix Precast Indonesia untuk pembelian alat – alat Wheel Loader dan alat

lainnya.

Generator Set merupakan penghasil listrik untuk operasional peralatan Batching

Plant dan kegiatan produksi lainnya. Kapasitas Genset 250 KVA, dengan merek

Cummins, pembelian Genset juga ke PT. Panca Traktor.

Silo Semen terdiri dari 3 unit dengan kapasitas masing – masing 60 ton, dua Silo

semen untuk material Semen dan satu Silo Semen untuk material Fly Ash. Silo

semen dibeli dari Divisi Manufaktur PT. Adhimix Precast Indonesia, yang

memproduksi Gentong Truk Mixer, Silo dan peralatan pendukung industri beton

lainnya.

Peralatan untuk menguji benda uji beton dengan nama Compression Test memiliki

kapasitas 3000 Kn, peralatan tersebut dibeli dari PT. Mektan Babakan Bandung.

Peralatan compression test diperlukan untuk menguji benda uji sehingga dapat

diketahui mutu beton yang direncanakan apakah sesuai atau tidak.

Peralatan Truck Scale kapasitas 50 Ton diperlukan untuk menimbang raw material

yang masuk, sehingga ketidakakuratan akibat pengukuran truk material secara

konvensional yang tidak sesuai dapat tereliminir.

4.2.3 Persediaan Material

Dalam pelaksanaan produksi beton readymix, agar tidak terganggu adanya

keterlambatan ataupun kekurangan raw material, perlu diperhitungkan persediaan

raw material yang mengacu terhadap Schedule produksinya. Adapun perhitungan

persediaan terlihat dalam table 4.4 sebagai berikut :

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

26

Tabel 4.4 Kebutuhan Material Per M3 Beton

No. Material Sat Jumlah

1. Semen Tipe I Kg 330,000

2. Fly Ash Kg 49,500

3. Batu Split M3 0,587

No. Material Sat. Jumlah

4. Pasir M3 0,651

5. Air Liter 148,500

6. Additive Tipe F Liter 2,890

7. Solar Truk mixer Liter 2.5

8. Solar Genset & Wheel Loader Liter 4.5

Analisa Mix Design beton readymix K-240 ada dalam lampiran

Berdasarkan rencana produksi beton readymix per bulan, maka dapat dihitung

kebutuhan raw material per bulan seperti dalam Tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5 Kebutuhan Material Per Bulan

No. Material Satuan Bulan (2018)

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

1. Semen

Tipe I

Ton 936,5 995,0 995,0 995,0 995.0 448,0 995,0

2. Fly Ash Ton 140,5 149,3 149,3 149,3 149,3 67,2 149,3

3. Batu

Split

M3 1665,7 1769,8 1769,8 1769,8 1769,8 796,8 1769,8

4. Pasir M3 1846,1 1961,4 1961,4 1961,4 1961,4 883,1 1961,4

5. Air Liter 421,4 447,8 447,8 447,8 447,8 201,6 447,8

6. Additive

Tipe F

Liter 8201,5 8713,8 8713,8 8713,8 8713,8 3923,4 8713,8

7. Solar

TM

Liter 1746,5 1855,5 1855,5 1855,5 1855,5 835,4 1855,5

8. Solar

Genset

& WL

Liter 1317,6 1399,9 1399,9 1399,9 1399,9 630,3 1399,9

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

27

Tabel 4.5 Kebutuhan Material Per Bulan (lanjutan)

No. Material Satuan Bulan (2018)

Agustus Sept Okt Nov Des Jumlah

1. Semen Tipe

I

Ton 995,0 995,0 859,8 859,4 554,7

2. Fly Ash Ton 149,3 149,3 129,0 128,9 83,2

3. Batu Split M3 1769,8 1769,8 1529,2 1528,6 986,6

4. Pasir M3 1961,4 1961,4 1694,8 1694,1 1093,4

5. Air Liter 447,8 447,8 386,9 386,7 249,6

6. Additive

Tipe F

Liter 8713,8 8713,8 7529,4 7526,5 4857,6

7. Solar TM Liter 1855,5 1855,5 1603,3 1602,7 1034,4

8. Solar

Genset &

WL

Liter 1399,9 1399,9 1209,6 1209,2 780,4

Tabel 4.5 Kebutuhan Material Per Bulan (lanjutan)

No. Material Satuan Bulan (2019)

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

1. Semen

Tipe I

Ton 406,9 188,8 188,8 188,8 141,6 141,6 188,8

2. Fly Ash Ton 61,0 28,3 28,3 28,3 21,2 21,2 28,3

3. Batu

Split

M3 723,7 335,7 335,7 335,7 251,8 251,8 335,7

4. Pasir M3 801,1 372,1 372,1 372,1 279,1 279,1 372,1

5. Air Liter 183,1 84,9 84,9 84,9 63,7 63,7 84,9

6. Additive

Tipe F

Liter 3563,4 1653,1 1653,1 1653,1 1239,8 1239,8 1653,1

7. Solar TM Liter 758,8 352,0 352,0 352,0 264,0 264,0 352,0

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

28

8. Solar

Genset &

WL

Liter 572,5 265,6 265,6 265,6 199,2 199,2 265,6

Tabel 4.5 Kebutuhan Material Per Bulan (lanjutan)

No. Material Satuan Bulan (2019)

Agustus Sept Okt Nov Des Jumlah

1. Semen Tipe

I

Ton 188,8 188,8 188,8 179,9

2. Fly Ash Ton 28,3 28,3 28,3 27,0

3. Batu Split M3 335,7 335,7 335,7 319,9

4. Pasir M3 372,1 372,1 372,1 354,5

5. Air Liter 84,9 84,9 84,9 80,9

6. Additive

Tipe F

Liter 1653,1 1653,1 1653,1 1575,1

7. Solar TM Liter 352,0 352,0 352,0 335,4

8. Solar Genset

& WL

Liter 265,6 265,6 265,6 253,0

Dalam pembuatan Purchase Order (PO) terhadap supplier masing – masing raw

material dilakukan per bulan sedangkan pengiriman ke Site Patimban dilakukan

secara bertahap sesuai dengan kapasitas Silo untuk Semen, dan stok material

untuk raw material lainnya.

4.2.4 Metode Produksi

Proses Pembuatan Beton Readymix dan Precast

Rakuna IV dan Coping Concrete adalah produk dari beton cair (Readymix) yang

di cetak kedalam cetakan / molding sesuai bentuknya. Sebelum pembuatan

Rakuna IV dan Coping Concrete terlebih dahulu membuat beton readymix.

Adapun urutan proses pembuatan beton readymix yaitu seperti yang terlihat dalam

Gambar 4.1 Flow Chart berikut :

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

29

Start

Raw material into Cold Bin- Fine aggregate- Course aggregate

Preparation of concrete production- Mix Design- Checklist Batching Plant, Truck Mixer,

Wheel Loader

Mixing process

Slump Test & Yield

Make Sample Test, and maintenance

Finish

No

Yes

- Production- Logistic- Laboratory

- Operator Wheel Loader

- Laboratory Technician

Weighing Raw material- Fine aggregate- Course aggregate- Portland Cement- Water- Additive

Delivery Readymix Concrete

Repair concrete

- Operator Bathinc Plant

- Operator Bathinc Plant

- Driver Truck Mixer

Gambar 4.1 Flow Chart Produksi Beton Readymix

Dari flow chart proses produksi beton readymix dapat dijelaskan yaitu :

1. Persiapan produksi (Production Preparation)

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

30

Persiapan produksi beton readymix harus dikerjakan sebelum pembuatan

produksi dilaksanakan, hal ini bertujuan agar kelancaran produksinya dapat

tercapai. Pembuatan mix design untuk mutu beton kelas berapa yang

dilakukan oleh teknisi laboratorium, hal ini untuk menentukan komposisi dari

campuran beton itu sendiri. Produksi mengecek semua kelengkapan dan

kelayakan peralatan Batching Plant , Wheel Loader dan Truck Mixer.

2. Memasukan raw material ke dalam Colbin (Material into Colbin)

Raw material yang terdiri dari pasir dan split dimasukan kedalam Colbin oleh

operator Wheel Loader sampai dengan penuh kapasitas Colbin itu sendiri.

3. Penimbangan (Weighing)

Proses selanjutnya dari pembuatan beton readymix adalah penimbangan raw

material, semen, air dan additive tambahan tipe D atau tipe F sesuai dengan

job mix yang telah dibuat sebelumnya. proses penimbangan menggunakan

sistem computirezed sehingga keakuratan berat raw material terjamin

4. Pencampuran (Mixing)

Proses utama dari pembuatan beton readymix adalah proses pencampuran /

pengadukan dalam Batch Batching Plant . Kapasitas per batch adalah 2 m3

dengan lama waktu pengadukan kurang lebih dua menit kemudian dituang ke

dalam Truck Mixer. Sehingga untuk Truck mixer dengan kapasitas 7 m3 perlu

4 kali proses pengadukan, dengan waktu yang diperlukan 7 – 8 menit.

5. Slump test & Yield test

Sebelum dikirim ke proyek atau tempat pengecoran, beton readymix diambil

kurang lebih setengah gerobag sorong untuk dilakukan Slump test untuk

mengetahui apakah hasil beton readymixnya sudah sesuai dengan slump

rencana, bila belum maka dilakukan perbaikan terhadap beton readymix.

6. Pembuatan benda uji (make a sample test)

Benda uji dibuat untuk bahan test kuat tekan beton. Benda uji dibuat sebanyak

3 (tiga) buah dengan bentuk silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Benda

uji sebanyak 3 buah dimaksudkan untuk pengetesan di umur beton 7 hari, 14

hari dan 28 hari. Pembuatan benda uji disesuaikan dengan permintaan dari

pihak Main Kontraktor, apakah setiap 100 m3 atau setiap berapa Truck Mixer.

Benda uji yang telah dibuat selanjutnya dilakukan Curing dengan cara di

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

31

rendam dalam bak air sampai dengan 28 hari. Hal ini dikarenakan beton akan

mencapai mutu 100% bila telah berumur 28 hari.

7. Pengiriman beton readymix (Delivery readymix concrete)

Proses pengiriman beton readymix menggunakan Truck mixer, dimana selama

dalam truck mixer beton harus selalu diputar, hal ini bertujuan agar beton tidak

cepat setting / mengeras. Dalam kondisi tertentu terkadang bila pengiriman

beton readymix ketempat yang memerlukan waktu lebih dari 2 jam harus

diberi bahan additive tambahan yang dinamakan retarder dengan tujuan untuk

memperlambat proses setting beton itu sendiri, sehingga beton tidak cepat

mengeras bahkan sampai beku.

Proses produksi Rakuna IV dan Coping Concrete Block

Setelah proses pembuatan beton readymix selanjutnya adalah pembuatan produk

precast yang dalam proyek ini adalah produk Rakuna IV dan Coping Concrete

Block. Flowchart produksi produk precast Rakuna IV dapat dilihat pada Gambar

4.3 sebagai berikut :

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

32

Start

Production preparation- Working Method- Shop drawing- Material, tools and equipment, workers- Concrete mix design

Fabrication of Mould- Setting mould based on shop drawing- Mould cleaning- Oiling

Preparation of concrete production- Mix Design- Checklist Batching Plant, Truck Mixer,

Wheel Loader

Checking straightness mould

Check

CONCRETING on Base 1 (10.00 am)

CURING

Demoulding Mould (Only Wall)

Demoulding

Stock Yard

Finish

- Compressive strength test specimens- Slump Test

Check No

Yes

No

Yes

- Engineering- Production- Logistic- Laboratory

- Production - concrete production

- Quality Control

- Laboratory Technician

- Production

- Production- Laboratory Technician

- Production- Delivery- Labelling

Labelling

CONCRETING on Base 2 (6.00 pm)

Gambar 4.2 Flow Chart Produksi Rakuna IV

Dari flowchart proses produksi Rakuna IV dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persiapan produksi / Production Preparation

Persiapan produksi Rakuna IV diawali dengan penyusunan metode kerja oleh

bagian Engineering dan produksi, penyiapan Shop Drawing oleh tim

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

33

Engineering untuk selanjutnya dimintakan approved / persetujuan kepada

Main Contraktor sebagai dasar produksi Rakuna IV. Penyiapan material, alat

bantu, alat angkat dan alat angkut oleh bagian logistik perlu direncanakan agar

produksi tidak terganggu. Tenaga kerja sebagai pelaksana pembuatan produk

perlu di rencanakan dengan baik sehingga target produksi dapat optimal.

2. Pabrikasi cetakan Rakuna IV / Fabrication of Mold

Cetakan Rakuna IV terbuat dari bahan besi, sehingga untuk mendapatkan

tingkat kepresisian cetakan tersebut, maka untuk pembuatan cetakan di sub-

kontrakan ke Pihak Ketiga yang sudah menjadi mitra PT. DCA Pracetak

Indonesia dalam pembuatan cetakan untuk produk – produk precast lainnya.

Adapun mitra pembuatan cetakan antara lain : PT. Mutto Presisi, PT. Osaka

Engineering, PT. Tiga Sekawan, PT. Karya Baja. Proses pembuatan cetakan

memerlukan waktu yang tidak singkat sehingga pemesanan cetakan ke Pihak

Ketiga diperhitungkan kurang lebih 1 (satu) bulan sebelum produksi produk

precast. Cetakan Rakuna IV disusun diarea produksi dengan

memperhitungkan area untuk molding dan demolding cetakan serta jalan akses

untuk mengangkat produk tersebut.

Sebelum dilakukan pengecoran, cetakan terlebih dahulu dibersihkan dari

kotoran – kotoran seperti debu, karat dan kotoran lainnya yang menempel

pada cetakan, selanjutnya dilakukan oiling diseluruh dinding cetakan

menggunakan minyak begisting dari produk Sika yaitu Sika Sparol.

3. Pemeriksaan Cetakan / Checking Straightness Mould

Cetakan Rakuna IV terdiri dari 4 (empat) bagian yang saling disatukan dengan

menggunakan batu dan mur, perlu dilakukan pengecetak terhadap cetakan,

baik itu kerapatan maupun tingkat kekencangan dari pemasangan baut. Celah

– celah yang tampak akibat kurang presisi cetakan ditutup menggunakan

Sealent, hal ini bertujuan agar air semen dari beton tidak keluar.

4. Pengecoran / Concreting

Pengecoran beton readymix dituangkan langsung dari talang truk mixer,

selama proses pengecoran dilakukan pemadatan menggunakan vibrator

internal, hal ini dimaksudkan agar beton dapat mengisi setiap bagian model

Rakuna IV tanpa adanya udara yang terjebak dalam beton. Udara terjebak

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

34

dalam beton dapat mengakibatkan buble – buble dalam beton yang perlu

dihindari.

5. Curing

Proses curing dilakukan untuk membantu proses pengerasan dalam beton

dengan menjaga suhu beton tetap normal, sehingga tidak terjadi erly strength

yang berakibat terjadinya shrinkage. Bila terjadi shrinkage perlu di teliti

apakah itu retak struktur atau hanya retak permukaan yang perlu tambahan

pekerjaan finishing.

6. Demolding dan stockyard

Cetakan / molding beton dilepas setelah 6 (enam) jam dari proses pengecoran,

untuk selanjutnya diangkat dan dipindahkan ke area stockyard. Dalam

penyusunan produk Rakuna IV di stockyard perlu dipisahkan antara produk

yang perlu finishing tambahan dan yang sudah bagus, untuk dilakukan

perbaikan performance produk. Perbaikan performance Rakuna IV

menggunakan produk dari Sika.

7. Labeling

Produk Rakuna IV diberi label untuk mempermudah identifikasi, yang berisi

nama proyek, tanggal produksi, tipe produk. Dalam proses pengiriman perlu

memperhatikan label, sehingga diketahui produk yang sudah dapat dikirim

sesuai umur produksi.

4.2.5 Time Schedule dan Cycle Time

Mengacu kepada main schedule dari kontraktor utama dimana jangka waktu

pelaksanaan produksi adalah 24 bulan, maka dalam proses produksi perlu

direncanakan kapan harus mulai proses pendirian Site Bathing Plant , kapan mulai

produksi cetakan, kapan harus mulai produksi. Hal ini perlu direncanakan dengan

matang agar tidak terjadi keterlambatan produksi, yang berakibat mundurnya

pelaksanaan proyek dan menimbulkan dikenakan denda oleh pihak Main

Contractor.

Adapun Schedule produksi dapat dilihat dalam lampiran.

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

35

Siklus Produksi / Cylce Time of Production

Untuk mengetahui proses produksi Rakuna IV dalam satu Pcs produk perlu dibuat

cycle time, hal ini diperlukan untuk mengetahui kapasitas produksi yang harus

direncakanan mengacu kepada time schedule yang telah ditetapkan oleh main

kontraktor. Cycle time produksi Rakuna IV dan Coping Concrete seperti dalam

Tabel 4.9 berikut:

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

No.

Uraian Pekerjaan

Hari ke 1 Hari ke 2

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

1 pm

7 pm

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

1 pm

7 pm

A Meja 1

1 Cleaning Mould

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

8 Demoulding

B Meja 2

1 Cleaning Mould

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

8 Demoulding

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

37

Tabel 4.9 Cyle Time Produksi Rakuna IV (lanjutan)

No.

Uraian Pekerjaan

Hari ke 3

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

3 pm

4 pm

5 pm

6 pm

7 pm

Up to

3 am

4 am

5 am

A Meja 1

1 Cleaning Mould

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

8 Demoulding

B Meja 2

1 Cleaning Mould

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

38

No. Uraian Hari ke 3

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

3 pm

4 pm

5 pm

6 pm

7 pm

Up to

3 am

4 am

5 am

8 Demoulding

Sedangkan untuk Cycle time produk Coping Concrete seperti terlihat dalam Tabel 4.7 Cyle Time produksi Coping Concrete berikut:

Tabel 4.7 Cyle Time produksi Coping Concrete

No.

Uraian Pekerjaan

Hari ke 1 Hari ke 2

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

1 pm

7 pm

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

1 pm

7 pm

A Meja 1

1 Cleaning Mould

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

8 Demoulding

B Meja 2

1 Cleaning Mold

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

39

No. Uraian Pekerjaan Hari ke 1 Hari ke 2

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

1 pm

7 pm

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

1 pm

7 pm

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

8 Demoulding

Tabel 4.7 Cyle Time produksi Coping Concrete (lanjutan)

No.

Uraian Pekerjaan

Hari ke 3

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

3 pm

4 Pm

5 pm

6 pm

7 pm

Up to

3 am

4 am

5 am

A Meja 1

1 Cleaning Mould

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

40

No. Uraian Pekerjaan Hari ke 3

8 am

9 am

10 am

11 am

Up to

3 pm

4 Pm

5 pm

6 pm

7 pm

Up to

3 am

4 am

5 am

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

8 Demoulding

B Meja 2

1 Cleaning Mould

2 Oiling Mould

3 Setting handling

4 Pouring Concrete

5 Concrete Setting & Curing

6 Demoulding wall moulding

7 Finishing

8 Demoulding

4.2.6 Kapasitas Produksi

Mengacu pada Time Schedule maka kapasitas produksi beton readymix dapat dilihat dalam tabel 4.8 berikut :

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

41

Tabel 4.8 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2018

No. Uraian Januari 2018 Februari 2018 Maret 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430

2 Produksi (m3) 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) 16 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29

2 Produksi (m3) 218,2 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3)

D Jumlah (m3) 576,5 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200

F Sisa Kapasitas

Batching Plant

(m3)

3623,5 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

42

Tabel 4.8 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2018 (lanjutan)

No. Uraian April 2018 Mei 2018 Juni 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430

2 Produksi (m3) 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) 29 29 29 29 29 29 29 29 18 29

2 Produksi (m3) 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 245,5 395,5

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3) Libur

Hari

Raya

Idul

Fitri

D Jumlah (m3) 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 603,8 753,8

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200

F Sisa Kapasitas

Bathing Plant

(m3)

3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3596,2 3446,2

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

43

Tabel 4.8 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2018 (lanjutan)

No. Uraian Juli 2018 Agustus 2018 September 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430

2 Produksi (m3) 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29

2 Produksi (m3) 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5 395,5

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3)

D Jumlah (m3) 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8 753,8

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200

F Sisa Kapasitas

Batching Plant

(m3)

3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2 3446,2

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

44

Tabel 4.8 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2018 (lanjutan)

No. Uraian Oktober 2018 November 2018 Desember 2018

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) 430 430 430 430 430 430 430 430 430 99 - -

2 Produksi (m3) 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 358,3 82,5 - -

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3) 293 293 293 293 293 293 293 292 310 310 310 310

D Jumlah (m3) 723 723 723 723 723 723 723 722 740 409 310 310

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200

F Sisa Kapasitas

Batching Plant

(m3)

3477 3477 3477 3477 3477 3477 3477 3478 3460 3791 3890 3890

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

45

Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2019

No. Uraian Januari 2019 Februari 2019 Maret 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3) 310 310 310 303 143 143 143 143 143 143 143 143

D Jumlah (m3) 310 310 310 303 143 143 143 143 143 143 143 143

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200

F Sisa Kapasitas

Batching Plant

(m3)

3460 3791 3890 3897 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

46

Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2019 (lanjutan)

No. Uraian April 2019 Mei 2019 Juni 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3) 143 143 143 143 143 143 143 Libur

Hari

Raya

Idul

Fitri

143 143 143

D Jumlah (m3) 143 143 143 143 143 143 143 143 143 143

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200

F Sisa Kapasitas

Batching Plant

(m3)

4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

47

Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2019 (lanjutan)

No. Uraian Juli 2019 Agustus 2019 September 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3) 143 143 143 143 143 143 143 143 143 143 143 143

D Jumlah (m3) 143 143 143 143 143 143 143 143 143 143 143 143

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200

F Sisa Kapasitas

Batching Plant

(m3)

4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

48

Tabel 4.9 Kapasitas Produksi Beton Readymix Tahun 2019 (lanjutan)

No. Uraian Oktober 2019 November 2019 Desember 2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

A Produksi Rakuna IV

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

B Produksi Coping Concrete

1 Produksi Pcs) - - - - - - - - - - - -

2 Produksi (m3) - - - - - - - - - - - -

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Produksi (m3) 143 143 143 143 143 143 143 116 - - - -

D Jumlah (m3) 143 143 143 143 143 143 143 116 - - - -

E Kapasitas

Bathing Plant

4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 4.200 Demolish Mobile Batching Plant dan

semua utilitas lainnya.

F Sisa Kapasitas

Batching Plant

(m3)

4057 4057 4057 4057 4057 4057 4057 4084

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

Dari tabel diatas dapat dilihat produksi precast Rakuna IV, Coping Concrete dan

beton readymix per minggu selama masa proyek dua tahun. Dari tabel juga dapat

diketahui kapasitas Batching Plant dan sisa kapasitasnya, sehingga dapat

diketahui kapan bisa menjual beton readymix ke proyek selain Paket II. Di

minggu ketiga bulan Desember 2018 produksi beton readymix hanya 310 m3,

sangatlah kecil sehingga sisa kapasitas yang besar ini perlu dimanfaatkan dengan

koordinasi ke Main Contractor kapan waktu pengecoran Coping Cast in Situ

sehingga Truk Mixer dapat digunakan untuk mensuplai pekerjaan di paket lain

ataupun ditempat selain Development of Patimban Port Project Phase I-I.

4.2.7 Kebutuhan Truck Mixer (TM)

Truck mixer yang digunakan dengan kapasitas 7.0 m3, sesuai dengan Schedule

produksi dapat dilihat produksi Rakuna IV per minggu sebesar 430 Pcs dan

Coping Concrete 29 Pcs, dengan volume beton 753.8 m3. Adapun perhitungan

kebutuhan Truck Mixer sebagai berikut :

Kapasitas Truck Mixer = 7.0 m3

Proses pengisian beton ke dalam Truck Mixer :

- Per Bath = 2 m3

- Waktu per Batch = 2 menit

- Per 1 Rit Truck Mixer = 7 𝑚3

2 𝑚3 = 3.5 𝑘𝑎𝑙𝑖 ~ 4 𝑘𝑎𝑙𝑖

- Total waktu pengisian Truck Mixer = 2 menit x 4 kali = 8

menit

- Perjalanan dari dan ke Bathing Plant = 10 menit

- Total waktu loading dan perjalanan = 18 menit

Proses Pengecoran Rakuna IV :

- 1 Pcs Rakuna IV = 0.83 m3 beton readymix

- 1 Truck Mixer dapat untuk produksi = 7 𝑚3

0,83 𝑚3 = 8,4 𝑃𝑐𝑠 ~ 8 𝑃𝑐𝑠

- Waktu pengecoran 1 Pcs Rakuna = 6 menit

- 1 Truck Mixer menghabiskan waktu = 6 menit x 8 pcs = 48

menit

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

50

Total waktu loading dan pengecoran = 18 menit + 48 menit = 66

menit / Truck Mixer

Per hari dihitung mulai dari jam 09.00 = 6 jam ~ 360 menit

Produktifitas 1 Truck Mixer = 360 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡66 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 5 𝑅𝑖𝑡

Jumlah produksi Rakuna IV dalam sehari = 8 Pcs x 5 Rit = 40 Pcs

Produksi Rakuna IV sesuai Schedule = 72 Pcs

Truck Mixer yang dibutuhkan =

72 𝑃𝑐𝑠40 𝑃𝑐𝑠

=

1.8 𝑈𝑛𝑖𝑡 ~ 2 𝑈𝑛𝑖𝑡

Proses Pengecoran Coping Concrete :

- 1 Pcs Coping Concrete = 13.64 m3 beton readymix

- 1 Pcs Coping Concrete membutuhkan =

13,64 𝑚3

7 𝑚3 =

1,95 𝑅𝑖𝑡 ~ 2 𝑅𝑖𝑡 𝑇𝑟𝑢𝑐𝑘 𝑀𝑖𝑥𝑒𝑟

- Waktu pengecoran 1 Rit = 15 menit

- Waktu pengisian dan kirim = 18 menit

- 1 Truck Mixer menghabiskan waktu = 15 + 18 = 33 menit

- Waktu pengecoran per Pcs Coping = 33 menit x 2 = 66 menit

Per hari dihitung mulai dari jam 09.00 = 6 jam ~ 360 menit

Produktifitas 1 Truck Mixer = 360 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡33 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 10,9 𝑅𝑖𝑡

Jumlah produksi Coping Concrete = 5 Pcs / hari

Truck Mixer yang dibutuhkan = 5 𝑃𝑐𝑠(10,9 /2)

= 0.92 ~ 1 𝑈𝑛𝑖𝑡

Jadi total Truck Mixer yang dibutuhkan adalah tiga unit

4.2.8 Kebutuhan Silo Semen

Silo Semen adalah tempat penyimpanan Semen untuk kebutuhan pembuatan beton

readymix. Silo semen yang digunakan dengan kapasitas 60 Ton. Mengacu pada

kebutuhan beton readymix per minggu tertinggi adalah 753.8 m3 maka perlu

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

51

disiapkan Silo Semen untuk memenuhi produksi beton readymix tersebut dengan

perhitungan sebagai berikut :

Produksi beton readymix per minggu = 753.8 m3

Kebutuhan Semen per m3 beton = 0.33 Ton (sesuai analisa)

Jumlah kebutuhan semen per minggu = 248,75 Ton

Jumlah kebutuhan semen per hari = 41,459 Ton

Kapasitas Silo Semen = 60 Ton / Unit

Kapasitas Truck Bulk Semen = 20 Ton / Pengiriman

Asumsi pengiriman Semen ke Site Plant = 13 kali per minggu

Simulasi penggunaan Silo Semen dapat dilihat dalam tabel 4.10 Kebutuhan Silo

Semen (asumsi 2 unit) berikut :

Tabel 4.10 Kebutuhan Silo Semen (Asumsi 2 unit)

No. Uraian Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Jumlah

1 Penggunaan

Semen (ton)

41,46 41,46 41,46 41,46 41,46 41,46 248,76

2 Penerimaan

Semen (ton)

120 - 120 - 20 - 260

3 Sisa pemakaian

Semen (ton)

78,54 37,08 115,62 74,16 52,7 11,25 -

4 Sisa kapasitas

Silo Semen

(ton)

41,44 82,92 4,38 45,84 67,3 108,75 -

Dari Tabel diatas dapat dilihat apabila penerimaan Semen di hari Senin sebanyak

6 Rit dengan masing – masing kapasitas per Rit Truck Bulk Semen 20 Ton,

sehingga jumlah penerimaan 120 Ton Semen yang ditampung dalam dua unit Silo

Semen. Sisa penggunaan semen di hari pertama adalah 78,54 Ton, hal ini dapat

digunakan untuk produksi di hari kedua sebesar 41,46 Ton, sehingga di hari kedua

masih ada sisa Semen sebesar 37,08 Ton. Di hari ketiga apabila pengiriman

Semen ke Site Plant siang hari maka masih bisa produksi dengan sisa Semen di

hari kedua.

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

52

Untuk asumsi penggunaan Silo Semen satu unit, dapat dilihat dalam simulai tabel

4.11 Asumsi Kebutuhan Silo Semen (1 unit) berikut :

Tabel 4.11 Kebutuhan Silo Semen (Asumsi 1 unit)

No. Uraian Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Jumlah

1 Penggunaan

Semen (ton)

41,46 41,46 41,46 41,46 41,46 41,46 248,76

2 Penerimaan

Semen (ton)

60 60 60 - 60 20 260

3 Sisa

pemakaian

Semen (ton)

18,54 37,08 55,62 14,16 32,7 11,25 -

4 Sisa kapasitas

Silo Semen

(ton)

41,46 22,92 4,38 45,84 27,3 48,75 -

Dari Tabel diatas dapat dilihat apabila penerimaan Semen di hari Senin sebanyak

3 Rit dengan masing – masing kapasitas per Rit Truck Bulk Semen 20 Ton,

sehingga jumlah penerimaan 60 Ton Semen yang ditampung dalam satu unit Silo

Semen. Sisa penggunaan semen di hari pertama adalah 18,54 Ton, hal ini tidak

dapat mencukupi kebutuhan produksi di hari kedua sebesar 41,46 Ton apabila

dihari kedua Truck Bulk Semen tidak datang mengirim Semen ke Site Plant, hal

ini jelas dapat mengganggu kapasitas produksi yang di rencanakan sesuai

schedule.

Dari kedua asumsi diatas dapat diperoleh hasil bahwa penggunaan dua unit Silo

Semen yang paling memungkinkan, hal ini untuk menjamin produksi beton

readymix tetap berjalan lancar.

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

53

Penggunaan Silo Semen untuk Fly Ash

Fly Ash adalah abu terbang sisa dari pembakaran batu bara yang dimanfaatkan

untuk teknologi pembuatan beton. Fly Ash berwujud seperti Semen, akan tetapi

dalam penyimpanan Fly Ash tidak bisa dicampur langsung dengan Semen, hal ini

karena komposisi penggunaan Fly Ash dalam setiap meter kubik beton berbeda.

Produksi beton readymix per minggu = 753.8 m3

Kebutuhan Fly Ash per m3 beton = 0.05 Ton (sesuai analisa)

Jumlah kebutuhan Fly Ash per minggu = 19,58 Ton

Jumlah kebutuhan semen per hari = 3,26 Ton

Kapasitas Silo = 60 Ton / Unit

Kapasitas Truck Bulk Fly Ash = 20 Ton / Pengiriman

Asumsi pengiriman Fly Ash ke Site Plant = 1 kali per minggu

Dengan asumsi pengiriman Fly Ash satu kali per minggu 20 Ton, maka sudah

mencukupi untuk produksi beton readymix selama satu minggu.

Jadi total penggunaan Silo Semen untuk Site Plant Patimban sebanyak tiga unit

Silo dengan kapasitas 60 Ton per unit.

4.2.9 Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk menjalankan kegiatan produksi dan lainnya di Site Plant dibutuhkan

tenaga kerja mulai dari Manager sampai dengan Office Boy seperti dalam Tabel

4.12 Kebutuhan Tenaga Kerja berikut :

Tabel 4.12 Kebutuhan Tenaga Kerja

No. Posisi Kebutuhan Personil

1. Manager 1

2. Supervisor Produksi 1

3. Supervisor Akuntansi & Keuangan 1

4. Staf Keuangan 1

5. Procurement 1

6. Staf Logistik & Gudang 1

7. Staf Produksi / Pelaksana 2

8. Operator Batching Plant 2

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

54

9. Operator Wheel Loader 1

10. Assisten Operator Wheel Loader 1

11. Mekanik 1

12. Chief Laboratorium 1

13. Teknisi Laboratorium 1

14. Driver Truck Mixer 4

15. Koordinator Security 1

No. Posisi Kebutuhan Personil

16. Security 6

17. Driver Operasional 1

18. Office Boy 1

19. Pekerja Batching Plant & Limbah 1

Tenaga kerja produksi produk precast karena di sub-kontrakan ke pihak ketiga

maka penyediaan tenaga kerja produksi diluar tanggung jawab PT. DCA Pracetak

Indonesia. Jumlah tenaga kerja produksi disesuaikan dengan schedule produksi

produk precast.

4.2.10 Struktur Organisasi

Struktur organisasi Site Patimban dapat dilihat dalam Gambar 4.5 Struktur

Organisasi in Site berikut :

Manager Plant

Supervisor Produksi Akt. & Keuangan Supervisor Logistik

Staff Keuangan Staff Logistik & Gudang

Chief Laborat

TeknisiStaff Produksi

Mekanik Operator Batching Plant

Operator Wheel Loader

Operator Truck Mixer

Pekerja BP

Koorinator Security

Security

Driver Operasional

Office Boy

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

55

Gambar 4.3 Struktur Organisasi di Site Plant

Untuk gambar yang lebih besar ada dalam lampiran

Jobdes masing – masing posisi

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Manager

Bagian Manajerial

Tugas Manajemen seluruh kegiatan di Site

Tugas – Tugas

1. Bertanggungjawab atas produktifitas di Site

2. Mengatur kegiatan di Site

3. Komunikasi dengan kantor pusat atas segala kebutuhan Site

4. Menjalin komunikasi dengan pihak Main Contractor dan Eksternal

5.

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Supervisor Produksi

Bagian Produksi

Tugas Mengatur produksi beton readymix dan precast

Tugas – Tugas

1. Mengatur produksi beton dan precast

2. Mengarahkan Pelaksana

3. Komunikasi dengan Pihak Eksternal

4. Melakukan rapat koordinasi baik eksternal maupun internal

5. Membuat progress bulanan

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

56

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Supervisor Akuntansi & Keuangan

Bagian Akuntansi & Keuangan

Tugas Fungsi ke akuntansi dan keuangan

Tugas – Tugas

1. Membuat rencana Cash Flow

2. Membuat dan mengurus berkas tagihan

3. Menjalankan fungsi keakuntansian

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Staf Keuangan

Bagian Akuntansi & Keuangan

Tugas Fungsi Keuangan

Tugas – Tugas

1. Melakukan verifikasi pembayaran kepada mandor dan Suplier

2. Melakukan pembayaran kepada mandor

3. Melakukan opname fisik

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Staff Produksi / Pelaksana

Bagian Produksi

Tugas Pengawasan terhadap Mandor

Tugas – Tugas

1. Membuat rencana produksi harian

2. Mengarahkan Mandor

3. Membuat opname pekerjaan mandor

4. Checklist hasil produk

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

57

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Procurement

Bagian Procurement

Tugas Pengadaan Material, alat & lainnya

Tugas – Tugas

1. Pengadaan material kebutuhan proyek

2. Pemilihan dan klarikasi supplier

3. Opname stock raw material / bahan baku

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Staf Logistik & Gudang

Bagian Procurement

Tugas Pengaturan material

Tugas – Tugas

1. Mengatur stock yard dilapangan

2. Melakukan opname stock material

3. Membuat surat jalan

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Chief Laboratorium

Bagian Beton Readymix

Tugas Pengaturan proses pembuatan beton

Tugas – Tugas

1. Membuat Job Mix Formula dan analisanya

2. Mengatur pengoperasian Bathing Plant

3. Menganalisa raw material secara teknis

4. Komunikasi dengan Eksternal

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

58

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Operator Batching Plant

Bagian Beton Readymix

Tugas Mengoperasikan Bathing Plant

Tugas – Tugas

1. Mengoperasikan Bathing Plant

2. Melakukan cek material Semen dan aditif di silo

3. Membuat Lembar Kerja Operasi / LKO

4. Pemeliharaan ringan Bathing Plant

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Operator Wheel Loader

Bagian Beton Readymix

Tugas Mengoperasikan Bathing Plant

Tugas – Tugas

1. Mengoperasikan Wheel Loader

2. Menata stock material

3. Mengisi LKO

4. Melakukan perawaran rutin tiap hari

JOB DESCRIPTION

(Uraian Pekeraan)

Jabatan Mekanik

Bagian Produksi

Tugas Pemeliharaan alat

Tugas – Tugas

1. Membuat schedule perbaikan

2. Memperbaiki peralatan yang rusak

3. Melakukan perawatan rutin

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

59

4. Membuat laporan bulanan

4.2.11 Lay Out Site Plant

Lay out menggambarkan rencana tata letak peralatan Mobile Batching Plant , Silo

semen, Culbin, Konveyor, ruang Generator Set, Office Container dan utilitas

pelengkap lainnya. Penataan bangunan – bangunan dan peralatan tersebut

disesuaikan dengan lahan stock pile yang disediakan pihak Main Contractor yaitu

seluas 5 (lima) Hektar dari 10 (sepuluh) Hektar yang akan dipakai juga Pihak

Main Contractor untuk pabrikasi keperluan lainnya di proyek tersebut.

Peletakan peralatan Mobile Bathing Plant harus dekat dengan Silo Semen, Culbin

material sebagai penyupai raw material / bahan yang akan di buat beton readymix.

Kebutuhan area Site Batching Plant yaitu :

a. Area Site Batching Plant

Site Batching Plant membutuhkan area berukuran 90 m x 60 m = 5.400 m2,

area ini diperuntukan menempatkan :

- Peralatan Mobile Batching Plant 6 m x 14,30 m = 85,80 m2

- 3 Unit Silo Semen 12 m x 8 m = 96,00 m2

- 4 Culbin Material Split dan Pasir 3.3 m x 13,64 m = 45,01 m2

- Jalan Oprit ke Culbin 14,45 m x 13,64 m = 197,10 m2

- Stok Material Split 40 m x 10.3 m = 412,00 m2

- Stok Material Pasir 35,3 m x 12,137 m = 430,86 m2

- Stok Material Pasir 8 m x 10,3 m = 82,40 m2

- Water Threatment & Washing Truck

22.5 m x 8 m = 180,00 m2

- Container Laboratorium, Fuel Tank dan

Curing Pool 4,20 m x 20 m = 84,00 m2

- Jalan akses dengan lebar 8 m dan 20 m

b. Office Container, Musholla, tempat parkir

kendaraan roda dua dan empat 10 m x 70 m = 700,00 m2

c. Area produksi Rakuna IV dan Coping Concrete

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

60

Mengacu kepada Schedule produksi, maka untuk produk Rakuna IV per hari

harus memproduksi 72 Pcs, guna memenuhi kapasitas tersebut maka dibuat

Line produksi dengan 24 Pcs Rakuna per Line dengan ukuran 5,00 m x 28,00

m, dimana di tengah antara Line produksi terdapat jalan akses untuk proses

pengecoran dan pengangkatan produk dengan lebar jalan akses 6,00 m. Untuk

mencukupi kapasitas produksi per hari, maka dibutuhkan tiga Line produksi.

Sehinga total area yang dibutuhkan untuk Line produksi adalah 34,00 m x

33,00 m = 1.122,00 m2.

Sedangkan untuk Line produksi Coping Concrete dengan kapasitas 5 Pcs

perhari dan diangkat di hari ketiga maka lokasi yang dibutuhkan adalah 18,00

m x 23,00 m = 414 m2

d. Area stock yard produk Rakuna IV dan Coping Concrete

Produksi Rakuna IV dimulai awal Januari 2018, sedangkan pemasangan

dimulai pada awal Juli 2018, sehingga hasil produksi dari awal sampai dengan

mulai dilakukan pekerjaan pemasangan adalah sebesar 9.460 Pcs Rakuna IV

dan 614 Pcs Coping Concrete. Dalam penempatan produk Rakuna IV tidak

dapat disusun diatasnya, harus berjajar satu persatu. Dengan area yang ada

maka penempatan stok dengan area :

- Stok yard Rakuna IV 74,80 m x 150 m x 2 lokasi = 22.440,00 m2

Dengan 2,24 Ha dapat menampung 10.044 Pcs Rakuna IV

- Stok yard Coping Concrete 34,35 m x 152 m = 5.221,20 m2

Dengan 0,52 Ha dapat menampung 600 Pcs Coping Concrete

Sisa 14 Pcs Coping Concrete dapat ditempatkan di area stok Rakuna IV

Secara keseluruhan area yang dibutuhkan untuk area Site Batching Plant dan

Stock yard adalah 240,40 m x 199,40 m = 47.935,76 m2 atau 4,8 Ha

Detail gambar lay out dapat dilihat dalam lampiran

4.2.12 Kebutuhan Bangunan

Bangunan yang ada dalam Site hanya bersifat sementara sehingga diperhitungkan

bangunan yang dibuat dapat dengan mudah untuk di mobilisasi dan demobilisasi

dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Bangunan yang dimaksud adalah

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

61

bangunan penunjang. Sedangkan bangunan untuk pendirian Silo Semen bersifat

Fixed. Bangunan – bangunan yang dibutuhkan di Site yaitu :

1. Silo Semen

2. Culbin Material

3. Stock yard material batu Split

4. Stock yard material pasir

5. Bak Curing

6. Bak limbah

7. Tempat cuci Truk Mixer

8. Office Container 40 Feet 2 unit

9. Office Container 20 Feet 1 unit

10. Mushola

11. Toilet

4.2.13 Pemilihan Power Listrik

Power listrik utama untuk menggerakan Mobile Batching Plant dan peralatan

lainnya menggunakan Genset dengan kapasitas 250 KVA. Hal ini karena apabila

menggunakan power listrik langsung dari PLN memerlukan proses yang Panjang

dalam pengurusan.

Untuk memenuhi kebutuhan kantor menggunakan power listrik dari jaringan PLN

yang sudah tersedia utilitasnya disekitar Patimban. Penggunaaan power PLN ini

juga dimaksudkan untuk efisiensi, yaitu bila tetap menggunakan Genset dengan

Kapasitas 250 KVA sedangkan tidak dalam posisi produksi maka banyak energi

listrik yang tidak terpakai tapi kebutuhan bahan bakar solar akan tetap besar.

4.2.11 Manajemen Proyek

Manajemen proyek yang dimaksud yaitu perencanaan pelaksanaan pembangunan

Site Batching Plant dari pengadaan peralatan produksi Beton Readymix yang

terdiri satu set Batching Plant , ERP, Silo Semen, Wheel Loader, Truck Mixer,

Compressive Test, dan Truck Scale, kemudian pelaksanaan pembangunan di site

Patimban Gedung dan utilitas lainnya sampai dengan Testing produksi seperti

terlihat dalam Tabel 4.13 Manajemen Proyek berikut :

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

62

Tabel 4.13 Manajemen Proyek No Uraian Waktu Bulan ke - 1 Bulan ke - 2

(Minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Penandatangan Kontrak 1

2 PO Heavy Equipment 1

3 Permit and Preparation

Works

4 Pondasi Silo Semen & BP

5 Rumah Genset & Musholla

No Uraian Waktu Bulan ke - 1 Bulan ke – 2

(Minggu) 1 2 3 4 5 6 7 8

6 Bangunan Kantor

7 Tempat Cuci TM, Bak

Curing & tempat Limbah

8 Perkerasan Jalan akses

9 Pekerjaan Saluran

10 Pekerjaan Erection Batching

Plant

11 Pekerjaan Elektrikal

12 Pekerjaan Mekanikal (Sumur

Bor)

13 Pekerjaan Tangki Solar

SPBUT

14 Pos Jaga

15 Pekerjaan Lain - lain

(Termasuk Testing)

Tabel 4.13 Manajemen Proyek (lanjutan)

No Uraian Waktu Bulan ke – 3 Bulan ke – 4

(Minggu) 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Penandatangan Kontrak

2 PO Heavy Equipment

3 Permit and Preparation

Works

4 Pondasi Silo Semen & BP

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

63

No Uraian Waktu Bulan Ke-3 Bulan Ke-4

(Minggu) 9 10 11 12 13 14 15 16

5 Rumah Genset & Musholla

6 Bangunan Kantor

7 Tempat Cuci Truck Mixer,

Bak Curing & tempat

Limbah

8 Perkerasan Jalan akses

9 Pekerjaan Saluran

10 Pekerjaan Erection

Batching Plant

11 Pekerjaan Elektrikal

12 Pekerjaan Mekanikal

(Sumur Bor)

13 Pekerjaan Tangki Solar

14 Pos Jaga

15 Pekerjaan Lain - lain

(Termasuk Testing)

4.2.12 Analisa perbandingan antara produksi di Site dan dikirim dari

Cikarang

PT. DCA Pracetak Indonesia yang berkedudukan di Jalan Raya Industri Tegal

Gede, Pasir Sari Cikarang Selatan, Bekasi. Di tempat ini Kantor Pusat PT. DCA

Pracetak Indonesia sekaligus Plant berada. Dalam perhitungan awal semua produk

precast untuk keperluan Development of Patimban Port Project Phase I-I

diproduksi di Plant Precast Cikarang untuk selanjutnya dikirim ke lokasi proyek

di Patimban. Dalam perkembangan diskusi dengan Toyo Constructions Co.,Ltd

karena dalam pekerjaan dibutuhkan beton readymix untuk pengecoran Cast in Site

Coping Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP), sehingga Toyo Constructions

Co.,Ltd meminta kepada PT. DCA Pracetak Indonesia untuk dapat membuka Site

Batching Plant di area sekitar Patimban. Produk Rakuna IV dan Coping Concrete

dengan volume yang cukup banyak, memerlukan armada pengiriman yang sangat

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

64

banyak. Berikut adalah perbandingan antara produksi di Plant Precast Cikarang

dan di Site Plant Patimban dari dua aspek :

3.2.12.1 Aspek Waktu

Jarak antara Plant Precast Cikarang dengan Development of Patimban Port

Project Phase I-I Package II kurang lebih 114,4 KM. Apabila beton readymix di

kirim langsung dari Plant Precast Cikarang dan pengecoran di sekitar Patimban

maka akan membutuhkan waktu perjalanan selama :

a. Plant Cikarang – Tol Cikopo Cikampek dengan kecepatan rata - rata 65

KM/Jam membutuhkan waktu 50 menit

b. Pintu Tol Cikopo – Pertigaan Pusakanegara Subang dengan kecepatan rata

– rata 50 KM/Jam membutuhkan waktu 64 menit

c. Pertigaan Pusakanegara Subang – Lokasi proyek Patimban dengan

kecepatan rata – rata 20 KM/Jam membutuhkan waktu 20 menit

Total waktu kirim beton readymix dari Plant Precast Cikarang ke lokasi Patimban

membutuhkan waktu 134 menit atau dua jam empat belas menit. Belum termasuk

proses pengecoran Rakuna IV yang membutuhkan waktu 63 menit. Jadi total

waktu yang dibutuhkan 197 menit atau sekitar 3 jam 17 menit, hal ini sangat tidak

mungkin karena struktur beton readymix normal akan mulai setting beton atau

proses pengerasan di dua jam setelah proses mixing di Batching Plant, bila

terlambat dalam proses penuangan dari molennya akan mengakibatkan beton beku

di dalam Truck Mixer hal ini sangat dihindari untuk menjaga peralatan dapat

berfungsi dengan normal.

3.2.12.2 Aspek Biaya

Produk Rakuna IV dan Coping Concrete apabila di produksi di Plant Precast

Cikarang akan banyak membutuhkan armada pengiriman ke lokasi proyek.

Kebutuhan armada pengiriman seperti perhitungan dibawah ini :

- Produk Rakuna IV = 18.589 Pcs

- Muatan Per Rit = 8 Pcs

- Jumlah Ritase = 2.324 Rit

- Produk Coping Concrete = 962 Pcs

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

65

- Muatan Per Rit = 1 Pcs

- Jumlah Ritase = 962 Rit

- Total Ritase = 3.286 Rit

Apabila harga angkutan Rp. 8.000.000,00/Rit maka total biaya yang

diperlukan untuk pengiriman adalah sebesar Rp. 26.288.000.000,00 dengan

asumsi jalan yang ada, dari pertigaan Pusakanegara Subang dapat dilalui

kendaraan Trailer bermuatan berat. Apabila tidak bisa dilintasi kendaraan

berat, maka pengiriman harus melalui kapal. Perhitungan pengiriman melalui

kapal adalah :

- Produk Rakuna IV = 2 Ton / Pcs

- Jumlah produk = 18.589 Pcs

- Jumlah Tonase = 2 Ton x 18.589 Pcs = 37.178 Ton

- Produk Coping Concrete = 32.9 Ton

- Jumlah produk = 962 Pcs

- Jumlah Tonase = 32,9 Ton x 962 Pcs = 31.649,8 Ton

- Total Tonase = 68.827,8 Ton

- Biaya pengiriman = Rp. 425.000/ton

- Total biaya pengiriman = Rp. 425.000,00 x 68.827,8 Ton

= Rp. 29.251.815.000,00

Biaya tersebut dengan kondisi terkirim Free on Board (FOB) di Dermaga

Patimban.

Selain biaya pengiriman, perlu adanya sewa lahan untuk stockyard sementara di

Sekitar Cikarang sebelum mulai pengiriman ke lokasi proyek Patimban, dengan

luas kurang lebih tiga hektar, sehingga mampu menampung 9.460 Pcs Rakuna IV

dan 614 Pcs Coping Concrete, hal ini dikarenakan lokasi Plant Precast dengan

luas tiga hektar tidak memungkinkan untuk dapat menampung hasil produksi yang

cukup besar.

Bila dibandingkan dengan mendirikan Site Batching Plant di Patimban maka

biaya pengiriman dapat diminimalkan, hal ini karena lokasi Site Plant berjarak

kira – kira satu kilometer dari pantai Patimban.

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

66

4.3 Aspek Finansial

4.3.1 Biaya Investasi Proyek

Biaya investasi dalam hal ini adalah biaya – biaya untuk pembeliaan alat – alat

berat dan pendukung lainnnya untuk pekerjaan pembuatan beton readymix,

adapun peralatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.14 Daftar Investasi Peralatan

berikut:

Tabel 4.14 Daftar Investasi Peralatan

No.

Peralatan Satuan Jumlah Harga Sat. (Rp.)

Jumlah Harga (Rp.)

1. Mobile Batching Plant Set 1 3.500.000.000 3.500.000.000

2. Sistem ERP Batching Plant Ls 1 170.000.000 170.000.000

No.

Peralatan Satuan Jumlah Harga Sat. (Rp.)

Jumlah Harga (Rp.)

3. Concrete Mixer Truck Unit 3 1.500.000.000 4.500.000.000

4. Wheel Loader SDLG,2.3

m3

Unit 1 905.000.000 905.000.000

5. Generator Set 250 KVA Set 1 419.000.000 419.000.000

6. Silo Semen 60 ton Unit 1 100.000.000 100.000.000

7. Compression Test 3000 Kn Set 1 315.000.000 315.000.000

8. Truck Scale 50 Ton Set 1 265.000.000 265.000.000

Total 12 10.374.000.000

4.3.1.1 Biaya Pendirian Bangunan

Biaya pendirian bangunan untuk pendirian Site Batching precast Patimban yaitu

seluruh biaya yang dikeluarkan mulai dari perijinan, pekerjaan sipil, pekerjaan

mekanikal elektrikal dan utilitas lainnya. Total biaya pendirian Site Batching

precast adalah sebesar Rp. 3.804.424.393,43. Adapun perincian biaya tersebut

seperti dalam tabel 4.15 berikut :

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

67

Tabel 4.15 Rekapitulasi Biaya Pendirian Batching Plant

No Uraian Pekerjaan Spesifikasi Keterangan Jumlah Biaya (Rp. Mateial + Alat Upah M + A + U

A Ijin dan Pekerjaan Persiapan IMB, UKL-UPL,

AMDAL

termasuk LSM 302.441.465 567.941.630 870.383.095

B Pondasi Silo Semen dan

Bathing

TP. 40, L 15 m, Sloop

Beton K-350

Subkon/Mandor 499.194.870 85.762.050 584.956.921

C Rumah Genset dan Musholla Beton Bertulang K-225 Subkon/Mandor 66.000.000 2.400.000 68.400.000

D Kantor dan Site Beton Bertulang K-225 Subkon/Mandor 361.518.700 6.900.700 368.419.400

E Tempat cuci TM & Waste Beton Bertulang K-225 Subkon/Mandor 23.239.200 137.051.200 160.290.400

F Pek. Perkerasan Beton Bertulang K-250 Subkon/Mandor 368.491.632 44.473.128 412.964.760

G Pek. Saluran Saluran terbuka Subkon/Mandor 27.702.831 14.891.051,75 42.593.882,75

H Pek. Kolom Kantor dan

Workshop

Divisi Transportasi Subkon/Mandor 240.000.000 10.800.000 250.800.000

I Pekerjaan Erection Batching Erection Silo, Batching ,

dll

Subkon/Mandor 159.556.000 163.212.654,9 322.768.654,9

J Pek. Bak Curing Pasangan Bata Subkon/Mandor 24.000.000 1.200.000 25.200.000

K Pek. Elektrikal Pemasangan Instalasi BP,

Lampu

Tenaga Harian 64.400.000 21.290.000 85.690.000

L Pek. Mekanikal (Sumur Bor) Sumur Deep Well dan

Instalasinya

Subkon 144.000.000 64.000.000 208.000.000

Page 83: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

68

M Pek. Tangki Solar (SPBUT) Pondasi dan Instalasinya Subkon 5.052.000 2.340.000 7.392.000

N Pek. Bak Air Tangki air 30 m3 Tenaga harian 141.000.000 8.000.000 149.000.000

O Pek. Tangga dan Atap

Kantor

Baja dana tap Kontainer Subkon/Mandor 60.000.000 260.000 60.260.000

P Pek. Pos Jaga, MCK dan

Penghijauan

Bangunan penunjang Subkon/Mandor 76.500.000 3.060.000 79.560.000

Q Pondasi Feeder Optional Subkon/Mandor 39.628.800 18.116.480 57.745.280

R Lain – lain Biaya lain – lain Subkon/Mandor 50.000.000 50.000.000

Total 2.652.725.498,31 1.151.698.895,12 3.804.424.393,43

% 69,73% 30.27% 100%

Perincian Biaya Pendirian Site Batching Plant ada dalam lampiran

Page 84: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

69

4.3.2 Biaya Peralatan Produksi

Dalam proses produksi beton readymix dan precast memerlukan peralatan –

peralatan baik itu yang berhubungan langsung dengan proses produksi maupun

peralatan penunjang lainnya. Peralatan produksi mesin dalam hal ini diluar

peralatan produksi yang termasuk dalam daftar investasi yang berupa alat angkat

dan angkut, serta peralatan mesin bantu lainnya. Untuk dapat mengetahui jumlah

dan biaya peralatan produksi dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut :

Tabel 4.16 Jumlah Kebutuhan Peralatan dan Biaya Peralatan Produksi No Peralatan Jumlah Harga total (Rp.) Keterangan

1. Crane Tadano Kapasitas 20

Ton

1 2.365.872.727,27 Sewa

2. Crane Tadano Kapasitas 50

Ton

1 1.058.200.000,00 Sewa

3. Flat Bed Truck 25 Ton 1 1.854.909.090.90 Sewa

4. Cetakan Rakuna 161 4.105.500.000,00 Beli

5. Cetakan Coping Concrete 9 1.454.029.632,00 Beli

Total 9.384.481.818,17

4.3.3 Biaya Perlengkapan Kantor dan Personil

Perlengkapan kantor merupakan sarana penunjang kelancaran kegiatan

operasional perusahaan. Perlengkapan personil termasuk peralatan safety dalam

pekerjaan. Dalam Tabel 4.17 Jumlah Kebutuhan Perlengkapan Kantor dan

Personil berikut terlihat jumlah biaya yang diperlukan selama masa proyek.

Tabel 4.17 Jumlah Kebutuhan Perlengkapan Kantor dan Personil

No Uraian Satuan Jumlah Jumlah

Harga (Rp)

Harga total

(Rp.)

1. Fax, Foto Copy rental Unit 24 1.500.000 36.000.000

2. Line Telepon dan Faximili Unit 24 500.000 12.000.000

3. TV,Refrigerator,Mesin Cuci Ls 1 10.000.000 10.000.000

4. Peralatan Kantor Bulan 24 10.0000.000 24.000.000

5. Komputer dan Printer Unit 4 5.000.000 20.000.000

No Uraian Satuan Jumlah Harga total Harga total

Page 85: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

70

(Rp.) (Rp.)

6. Meja kantor & Meja kerja Unit 10 1.000.000 10.000.000

7. Seragam Orang 30 600.000 18.000.000

8. Sepatu Safety dan Helm Orang 60 300.000 18.000.000

9. Laboratory Expenses Bulan 23 1.500.000 34.500.000

Total 182.500.000

4.3.4 Biaya Produksi

4.3.3.1 Biaya Material

Material yang diperlukan dalam proses produksi beton readymix dan precast ada

material langgung dan bahan penolong. Bahan baku atau raw material yang

digunakan dalam proses pembuatan beton readymix dan precast antara lain,

Semen, Pasir, Split/batu pecah, additive, air. Dalam tabel kebutuhan bahan baku

dapat diketahui biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk Rakuna IV,

Coping concrete dan beton readymix untuk jangka waktu 24 bulan seperti terlihat

dalam tabel 4.18 Tabel kebutuhan material beton readymix tahun 2018 dan tahun

2019 berikut :

Page 86: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

71

Tabel 4.18 Proyeksi Kebutuhan Material Beton Readymix Tahun 2018

No. Bulan Semen Tipe

I (Ton)

Fly Ash

(Ton)

Batu Split

(m3)

Pasir

(m3)

Air

(Kilo Liter)

Additive

Tipe F

(Liter)

Solar Truck

Mixer

(Liter)

Solar Genset &

WL

(Liter)

1 Januari 936,5 140,5 1.665,7 1.846,1 421,4 8.201,5 1.746,4 1.317,6

2 Februari 995,0 149,3 1.769,8 1.961,4 447,8 8.713,8 1.855,5 1.399,9

3 Maret 995,0 149,3 1.769,8 1.961,4 447,8 8.713,8 1.855,5 1.399,9

4 April 995,0 149,3 1.769,8 1.961,4 447,8 8.713,8 1.855,5 1.399,9

5 Mei 448,0 149,3 1.769,8 1.961,4 447,8 8.713,8 1.855,5 1.399,9

6 Juni 448,0 67,2 796,8 883,1 201,6 3.923,4 835,4 630,3

7 Juli 995,0 149,3 1.769,8 1.961,4 447,8 8.713,8 1.855,5 1.399,9

8 Agustus 995,0 149,3 1.769,8 1.961,4 447,8 8.713,8 1.855,5 1.399,9

9 September 995,0 149,3 1.769,8 1.961,4 447,8 8.713,8 1.855,5 1.399,9

10 Oktober 859,8 129,0 1.529,2 1.694,8 386,9 7.529,4 1.603,3 1.209,6

11 November 859,8 129,0 1.528,6 1.694,1 386,7 7.526,50 1,602,7 1.209,2

12 Desember 554,7 83,2 986,6 1.093,4 249,6 5.857,6 1.034,4 780,4

Jumlah 10.076,8 1.594 18.895,5 20.941,3 4.780,8 94.035 19.810,7 14.946,4

Page 87: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

72

Tabel 4.18 Proyeksi Kebutuhan Material Beton Readymix Tahun 2019 (lanjutan)

No. Bulan Semen Tipe

I (Ton)

Fly Ash

(Ton)

Batu Split

(m3)

Pasir

(m3)

Air

(Kilo Liter)

Additive

Tipe F

(Liter)

Solar Truck

Mixer

(Liter)

Solar Genset &

WL

(Liter)

1 Januari 406,9 61,0 723,7 802,1 183,1 3.563,4 758,8 572,5

2 Februari 188,8 28.3 335,7 372,1 84,9 1.653,1 352,0 265,6

3 Maret 188,8 28.3 335,7 372,1 84,9 1.653,1 352,0 265,6

4 April 188,8 28.3 335,7 372,1 84,9 1.653,1 352,0 265,6

5 Mei 141,6 21,2 251,8 279,1 63,7 1.239,8 264,0 199,2

6 Juni 141,6 21,2 251,8 279,1 63,7 1.239,8 264,0 199,2

7 Juli 188,8 28,3 335,7 372,1 84.9 1.653,1 352,0 265,6

8 Agustus 188,8 28,3 335,7 372,1 84.9 1.653,1 352,0 265,6

9 September 188,8 28,3 335,7 372,1 84.9 1.653,1 352,0 265,6

10 Oktober 188,8 28,3 335,7 372,1 84.9 1.653,1 352,0 265,6

11 November 179,9 27,0 319,98 354,5 80,9 1.575,1 335,4 253,0

12 Desember

Jumlah 2.191,6 328,5 3.897,18 4.319,5 985,7 19.189,8 4.086,2 3.083,1

Dari table kebutuhan material beton readymix perbulan, maka dapat dihitung biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan material beton

readymix tersebut. Perincian biaya perbulan seperti terlihat dalam table 4.19 Biaya material beton Readymix Tahun 2018 dan Tahun 2019

sebagai berikut :

Page 88: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

73

Tabel 4.19 Proyeksi Biaya Material Beton Readymix Tahun 2018

No

.

Bulan

Semen T I

(Ton)

Fly Ash

(Ton)

Batu Split

(m3)

Pasir

(m3)

Air

(Kilo Liter)

Additive Tipe

F

(Liter)

Solar Truck

Mixer

(Liter)

Solar Genset

& WL

(Liter)

Harga Satuan 800.000 330.000 217.000 162.000 50.000 18.000 8.000 8.000

1 Januari 749.200.000 46.356.750 361.459.387,4 299.060.826,4 21.071.250, 147.626.454,5 13.971.095,6 10.540.692,6

2 Februari 796.000.000 49.252.500 384.038.537,5 317.742.148,8 22.387.500,0 156.848.181,8 14.843.822,8 11.199.134,2

3 Maret 796.000.000 49.252.500 384.038.537,5 317.742.148,8 22.387.500,0 156.848.181,8 14.843.822,8 11.199.134,2

4 April 796.000.000 49.252.500 384.038.537,5 317.742.148,8 22.387.500,0 156.848.181,8 14.843.822,8 11.199.134,2

5 Mei 796.000.000 49.252.500 384.038.537,5 317.742.148,8 22.387.500,0 156.848.181,8 14.843.822,8 11.199.134,2

6 Juni 358.400.000 22.176.000 172.913.834,0 143.063.801,7 10.080.000,0 70.621.090,9 6.683.449,9 5.042.424,2

7 Juli 796.000.000 49.252.500 384.038.537,5 317.742.148,8 22.387.500,0 156.848.181,8 14.843.822,8 11.199.134,2

8 Agustus 796.000.000 49.252.500 384.038.537,5 317.742.148,8 22.387.500,0 156.848.181,8 14.843.822,8 11.199.134,2

9 September 796.000.000 49.252.500 384.038.537,5 317.742.148,8 22.387.500,0 156.848.181,8 14.843.822,8 11.199.134,2

10 Oktober 687.808.000 42.558.120 331.840.173,9 274.554.763,6 19.344.600,0 135.529.440,0 12.826.256,4 9.676.952,4

11 November 687.544.000 42.541.785 331.712.804,3 274.449.381,8 19.337.175,0 135.477.420,0 12.821.333,3 9.673.238,1

12 Desember 443.740.000 27.456.785 214.087.010,9 177.129/272,7 12.480.187,5 87.436.950,0 8.274.871,8 6.243.095,2

Jumlah 8.498.692.000 525.856.940 3.738.823.585,6 3.392.453.087,8 239.025.712,5 1.674.628.628 158.483.766,6 119.570.341,9

Page 89: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

74

Tabel 4.19 Proyeksi Biaya material Beton Readymix Tahun 2019 (lanjutan)

No.

Bulan

Semen Tipe I

(Ton)

Fly Ash

(Ton)

Batu Split

(m3)

Pasir

(m3)

Air

(Kilo Liter)

Additive

Tipe F

(Liter)

Solar Truk

Mixer

(Liter)

Solar Genset

& WL

(Liter)

Harga Satuan 800.000 330.000 217.000 162.000 50.000 18.000 8.000 8.000

1 Januari 325.512.000 20.141.055 157.046.673,9 129.935.781,8 9.155.025,0 64.140.660,0 6.070.153,8 4.579.714,3

2 Februari 151.008.000 9.343.620 72.855.391,3 60.278.400,0 4.247.100,0 29.755.440,0 2.816.000,0 2.124.571,4

3 Maret 151.008.000 9.343.620 72.855.391,3 60.278.400,0 4.247.100,0 29.755.440,0 2.816.000,0 2.124.571,4

4 April 151.008.000 9.343.620 72.855.391,3 60.278.400,0 4.247.100,0 29.755.440,0 2.816.000,0 2.124.571,4

5 Mei 113.256.000 7.007.715 54.641.543.4 45.208.800,0 3.185.325,0 22.316.580,0 2.112.000,0 1.593.428,5

6 Juni 113.256.000 7.007.715 54.641.543.4 45.208.800,0 3.185.325,0 22.316.580,0 2.112.000,0 1.593.428,5

7 Juli 151.008.000 9.343.620 72.855.391,3 60.278.400,0 4.247.100,0 29.755.440,0 2.816.000,0 2.124.571,4

8 Agustus 151.008.000 9.343.620 72.855.391,3 60.278.400,0 4.247.100,0 29.755.440,0 2.816.000,0 2.124.571,4

9 September 151.008.000 9.343.620 72.855.391,3 60.278.400,0 4.247.100,0 29.755.440,0 2.816.000,0 2.124.571,4

10 Oktober 151.008.000 9.343.620 72.855.391,3 60.278.400,0 4.247.100,0 29.755.440,0 2.816.000,0 2.124.571,4

11 November 143.880.000 8.902.575 69.416.413.0 57.433.090,9 4.046.625,0 28.350.900,0 2.683.076,9 2.024.285,7

12 Desember

Jumlah 1.752.960.000 108.464.400 845.733.912,8 699.735.272,7 49.302.000 345.412.800 32.689.230,7 24.662.856,8

Page 90: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

75

Produk beton precast dalam hal ini Rakuna IV dan Coping Concrete selain

material beton readymix, material lain sebagai elemen pembentuknya dapat dilihat

dalam Tabel 4.20 kebutuhan material beton precast berikut :

Tabel 4.20 Kebutuhan Material Beton Precast

No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp)

Harga total (Rp.) Per Pcs Jumlah

1. Curing Compound Liter 0.54 10.075,24 5.940,00 59.846.913,72

2. Minyak Begisting Liter 1.81 6.515,23 12.300,00 80.137.362,00

3. Semen Zak 0.10 1.858,90 65.000,00 120.828.500,00

4. Skimcoat Zak 0.20 3.717,80 70.000,00 260.246.000,00

5. Solar (Mobile Crane) Liter 15.10 60.404,06 8.000,00 483.232.512,82

6. Lifting Bar 2D25

(Coping Concrete)

Bh 4.00 3.848,00 250.000,00

962.000.000,00

7. Kayu 5/7 M3 0.01 12,13 2.300.000,00 27.896.460,80

8. Non Shrink Mortal Zak 0.25 240,50 75.000,00 18.037.500,00

Total 2.012.225.249,34

Tabel kebutuhan material untuk produk precast diatas adalah untuk produksi

produk Rakuna IV dengan volume 18.589 pcs dan produk Copping Concrete

dengan volume 962 pcs. Total biaya material yang diperlukan sebesar Rp.

2.012.225.294,34

4.3.4.2 Biaya Jasa Pengerjaan ke Sub-Kon

Biaya Sub-kontraktor adalah biaya – biaya yang dikeluarkan untuk

membayar pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan pekerjaan agar lebih

cepat dan lebih mudah dalam pengendalian. Pekerjaan yang di sub-kontraktor

dapat dilihat dalam Tabel 4.21 kebutuhan material beton precast berikut :

Tabel 4.21 Daftar Biaya Sub-kon

No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp.)

Harga total (Rp.)

1. Mold / Cetakan Rakuna IV

Set 181 25.500.000,00 4.105.500.000,00

2. Mold / Cetakan Copping Concrete

Set 9 161.558.848,00 1.454.029.632,00

Page 91: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

76

No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp.)

Harga total (Rp.)

3. Upah borong pengecoran Rakuna IV

Pcs 18.589 200.000 3.717.800.000,00

4. Upah borong pengecoran Copping Concrete

Pcs 962 954.545 918.272.727,00

5. Upah borong Seting Cetakan Copping Concrete

Pcs 962 250.000 240.500.000,00

6. Upah muat dan langsir Rakuna

Pcs 18.589 10.000 185.890.000,00

7. Upah muat dan langsir Copping Concrete

Pcs 962 170.000 163.540.000,00

Total 10.785.532.359,00

Mold / cetakan Rakuna IV dan Coping Concrete di Sub-Kontrakan ke Pihak

ketiga sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan cetakan, hal ini

dimaksudkan agar cetakan tersebut memiliki kepresisian dan waktu yang tepat.

Adapun Sub-Kontraktor cetakan dapat diberikan ke PT. Mutto Presisi, PT.

Indosupply Gemilang, PT. Karya Baja, PT. Inasa Wahana. Penawaran biaya

cetakan Rakuna IV dan Coping Concrete dapat dilihat dalam lampiran

4.3.4.3 Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dipilih di proyek ini merupakan tenaga kerja yang sudah

memiliki ketrampilan, sehingga biaya upah atas tenaga kerja cukup besar. Hal ini

karena proyek – proyek bantuan dari Jepang mengutamakan mutu, sehingga

dengan tenaga kerja yang terlatih diharapkan tidak adanya produk cacat. Adapun

rencana usaha di site project Patimban telah ditetapkan jumlah karyawan secara

keseluruhan pada table 4.22 Jabatan, jumlah karyawan / pekerja dan dan gaji

berikut :

Tabel 4.22 Jabatan, Jumlah Karyawan/Pekerja dan Gaji

No Uraian Satuan Waktu Jumlah Harga Sat. (Rp.) Harga total (Rp.)

1. Manager Bulan 24 1 12.600.000 302.400.000

2. Supervisor Bulan 24 1 5.775.000 138.600.000

Page 92: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

77

Produksi

3. Supervisor Akt &

Keu

Bulan 24 1 5.775.000 138.600.000

4. Staff keuangan Bulan 24 1 4.725.000 113.400.000

5. Procurement Bulan 24 1 6.300.000 151.200.000

6. Staff Gudang Bulan 24 1 3.675.000 88.200.000

7. Staff Produksi Bulan 24 2 4.725.000 226.800.000

8. Operator Batching Bulan 24 2 5.250.000 252.000.000

9. Operator Wheel

Loader

Bulan 24 1 5.775.000 138.600.000

10. Assisten Operator

Wheel Loader

Bulan 24 1 3.695.000 88.680.000

11. Mekanik Bulan 24 1 4.200.000 100.800.000

12. Chief

Laboratorium

Bulan 24 1 4.830.000 115.920.000

13. Teknisi Laborat Bulan 24 2 4.200.000 201.600.000

14. Driver Truck

Mixer

Bulan 24 4 4.500.000 432.000.000

15. Security Bulan 24 6 2.807.500 404.280.000

16. Koordinator

Security

Bulan 24 1 3.150.000 75.600.000

17. Driver Operasional Bulan 24 1 3.100.000 74.400.000

18. Office Boy Bulan 24 1 2.500.000 60.000.000

19. Pekerja Batching Bulan 24 1 2.375.000 57.000.000

Total 3.160.080.000

Berdasarkan table diatas menunjukan jumlah tenaga kerja sebanyak 30 orang,

dengan total gaji untuk rencana 24 bulan adalah Rp. 3.160.080.000,00.

Diasumsikan tidak ada kenaikan gaji selama proyek berlangsung.

4.3.5 Biaya Operasional

4.3.5.1 Biaya Operasional dan komunikasi

Dalam operasional di Site Plant perlu adanya kendaraan yang digunakan untuk

mobilitas baik Manager maupun bagian lainnya. 1 unit kendaraan Pick up

Page 93: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

78

digunakan untuk mobilitas tim mekanik dan logistik. Sarana penunjang

komunikasi disiapkan untuk mempermudah akses komunikasi antar bagian.

Adapun sarana operasional dan biayanya dapat dilihat dalam tabel 4.23 Biaya

operasional sebagai berikut :

Tabel 4.23 Biaya Operasional

No Uraian Satuan Koefisien Jumlah Harga Sat. (Rp.)

Harga total (Rp.)

1. Mobil Manager Bulan 24 1 5.000.000 120.000.000

2. Mobil Operasional Bulan 24 1 3.500.000 84.000.000

3. BBM Operasional Bulan 24 2 900.000 43.000.000

4. Service -

Maintenance

Kali 3 2 2.000.000 12.000.000

5. Elektrikal / PLN Bulan 24 1 5.000.000 120.000.000

6. Telp, Komunikasi Bulan 24 1 500.000 12.000.000

7. Voucher HP Bulan 24 2 250.000 12.000.000

8. Voucher HP Bulan 24 10 100.000 24.000.000

9. Modem Bulan 24 2 200.000 9.600.000

Total 436.800.000

4.3.5.2 Biaya Pemeliharaan

Peralatan atau mesin – mesin produksi agar tetap lacar beroperasi perlu

dilakukan pemeliharaan rutin terhadap peralatan tersebut. Sehingga perlu

disiapkan anggaran untuk pemeliharaan truck mixer seperti penggantian berkala

olie mesin, penggantian ban, spare part truck mixer, pemeliharaan Batching Plant.

Biaya pemeliharaan diasumsikan tetap selama periode proyek Patimban

berlangsung yaitu 24 bulan. Adapun rincian biaya pemeliharaan seperti table 4.24

Rincian biaya pemeliharaan berikut :

Tabel 4.24 Rincian biaya pemeliharaan

No Uraian Sat. Koefisien Volume Harga Sat. (Rp.)

Harga total (Rp.)

1. Maintenance

Truck Mixer

(Spart Part)

M3 1 38.489,64 1.000 38.832.008,96

Page 94: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

79

2. Ganti Olie Truck

Mixer

Bulan 8 64 100.000 51.200.000,00

3. Ganti Olie Wheel

Loader

Bulan 8 1 1.000.000 8.000.000,00

4. Ban Pcs 10 8 2.500.000 200.000.000,00

5. Maintenance

Batching

Ls 1 1 50.000.000 50.000.000

Total 348.032.008,96

4.3.5.3 Bonus Karyawan, Makan dan Minum dan Asuransi

Untuk memberikan semangat terhadap para pekerjanya maka perlu diberikan

bonus. Bonus diberikan kepada karyawan dalam setahun dua kali yaitu disaat

menjelang hari raya yang berupa Tunjangan Hari Raya (THR) dengan besaran 1 x

gaji pokok dan setiap akhir tahun dengan besaran sama dengan THR. Makan

untuk karyawan diberikan 1 kali dalam sehari yaitu hanya untuk makan siang.

Setiap karyawan di site Patimban di daftarkan mengikuti asuransi dengan

anggaran biaya sebesar Rp. 100.000,00 per orang setiap bulan. Tabel 4.25 Bonus

karyawan, makan, minum dan asuransi dibawah ini :

Tabel 4.25 Bonus Karyawan, Makan, Minum dan Asuransi

No Uraian Satuan Waktu Jumlah Harga Satuan (Rp.)

Harga total (Rp.)

1. Idul Fitri Tahun 1 2 131.670.000 263.340.000

2. Bonus akhir tahun Tahun 1 2 131.670.000 263.340.000

3. Makan, Minum dll Bulan 24 30 375.000 270.000.000

4. Asuransi Tenaga

Kerja

Bulan 24 30 100.000 72.000.000

Total 763.344.000

4.3.5.4 Biaya Promosi / Marketing

Biaya ini dicadangkan untuk biaya – biaya selama mendapatkan proyek

Development of Patimban Port Phase I Package II dan selama periode proyek

Page 95: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

80

berlangsung. Adapun besaran biaya yang dicadangkan sebesar 1 % dari nilai

proyek atau Rp. 865.826.382,00

4.3.5.5 Biaya Bank Garansi

Dalam pelaksanaan proyek, maka pihak pelaksana akan mengajukan Uang

Muka sebelum pelaksanaan proyek dimulai. Pengajuan uang muka sebesar 20%

dari nilai kontrak. Pihak Pemberi kerja akan meminta jaminan uang muka berupa

Bank Garansi sebesar nilai uang muka yang diterima Pihak Pelaksana proyek.

Untuk biaya Bank Garansi dan interest dianggarkan biaya sebesar Rp.

475.856.374,00

4.3.6 Harga Produk dan Proyeksi Pendapatan

4.3.6.1 Proyeksi Pendapatan

Hasil negosiasi dengan pihak PT. Toyo Construction Co.Ltd., untuk harga

jual produk setelah diskon 10 % dari harga penawaran awal terlihat seperti dalam

tabel 4.26 Harga jual produk berikut :

Tabel 4.26 Harga jual produk

No Uraian Satuan Jumlah Harga Sat. (Rp.)

Harga total (Rp.)

A Produk Coping Concrete 1. Coping Concrete

3.5 x 1.97 x 1.99

m

Pcs 962 32.310.000 31.082.220.000

B Produk Rakuna IV 1. Rakuna IV, Vol.

0.80 m3, 2 Ton

Pcs 18.589 2.331.000 43.330.959.000

C Produk Beton Readymix 1. Beton Readymix

K-240

M3 10.223 1.190.400 12.169.459.200

Jumlah 86.582.638.200 PPn 10 % 8.658.263.820

Total 95.240.902.020

Page 96: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

81

Pihak Pelaksana proyek akan mendapat uang muka dari Pihak Pemberi kerja

dalam hal ini Toyo Construstions Co.Ltd., sebesar 20 % dari nilai kontrak atau

sebesar Rp. 19.048.180.404,- . dengan di Counter Bank Garansi sebesar nilai

Uang Muka yang diterima. Pembayaran selanjutnya dari pihak Pemberi kerja

dengan progres bulanan dengan waktu pembayaran 30 hari setelah progress

pekerjaan diajukan Pelaksana pekerjaan kepada Pihak Pemberi kerja dengan

lengkap. Adapun proyeksi penerimaan pembayaran seperti terlihat dalam tabel

4.27 Progress dan schedule pembayaran produk precast dan Beton Readymix

berikut.

Page 97: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

82

Tabel 4.30 Progress dan schedule pembayaran produk precast dan Beton Readymix Tahun 2018

No. Uraian Harga

Satuan

Total

2018

Tahun 2018

Januari Februari Maret April Mei Juni

A Produksi Rakuna IV

1 Kumulatif

(Pcs)

18.589 18.589 1.720 3.440 5.160 6.880 8.600 9.460

2 Produksi

(Pcs)

1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 860

3 Progres

Bulanan

2.331.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 2.004.660.000

4 Penerimaan

Pembayaran

- 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000

B Produksi Coping Concrete

1 Kumulatif

(Pcs)

103 219 335 451 567 614

2 Produksi

(Pcs)

103 116 116 116 116 47

No. Uraian Harga Total Tahun 2018

Page 98: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

83

Satuan 2018

Januari Februari Maret April Mei Juni

3 Progres

Bulanan

3.327.930.000 3.747.960.000 3.747.960.000 3.747.960.000 3.747.960.000 1.518.570.000

4 Penerimaan

Pembayaran

- 3.327.930.000 3.747.960.000 3.747.960.000 3.747.960.000 3.747.960.000

C Produksi Beton Readymix

1 Kumulatif

(m3)

2 Produksi

(m3)

3 Progres

Bulanan

4 Penerimaan

Pembayaran

D Total Penerimaan - 7.337.250.000 7.757.280.000 7.757.280.000 7.757.280.000 7.757.280.000

No. Uraian Harga Total Tahun 2018

Page 99: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

84

Satuan 2018 Juli Agustus September Oktober November Desember

A Produksi Rakuna IV

1 Kumulatif (Pcs) 18.589 18.589 11.180 12.900 14.620 16.340 18.060 18.589

2 Produksi (Pcs) 1.720 1.720 1.720 1.720 1.720 529

3 Progres Bulanan 2.331.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 1.233.099.000

4 Penerimaan

Pembayaran

2.004.660.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000 4.009.320.000

B Produksi Coping Concrete

1 Kumulatif (Pcs) 730 846 962

2 Produksi (Pcs) 116 116 116

3 Progres Bulanan 32.310.000 3.747.960.000 3.747.960.000 3.747.960.000

4 Penerimaan

Pembayaran

1.518.570.000 3.747.960.000 3.747.960.000 3.747.960.000

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Kumulatif (m3) 1.172 2.344 3.584

2 Produksi (m3) 1.172 1.172 1.240

Page 100: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

85

3 Progres Bulanan 1.395.148.800 1.393.958.400 1.476.096.000

4 Penerimaan

Pembayaran

1.395.148.800 1.393.958.400

Total Penerimaan 3.523.230.000 7.757.280.000 7.757.280.000 7.757.280.000 5.404.468.800 5.403.278.400

Tabel 4.27 Progress dan schedule pembayaran produk precast dan Beton Readymix Tahun 2019 (lanjutan)

No. Uraian Harga

Satuan

Total

2019

Tahun 2019

Januari Februari Maret April Mei Juni

A Produksi Rakuna IV

1 Kumulatif (Pcs)

2 Produksi (Pcs)

3 Progres Bulanan 2.331.000

4 Penerimaan

Pembayaran

1.233.090.000

B Produksi Coping Concrete

1 Kumulatif (Pcs)

2 Produksi (Pcs)

3 Progres Bulanan

No. Uraian Harga Total Tahun 2019

Page 101: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

86

Satuan 2019 Januari Februari Maret April Mei Juni

4 Penerimaan

Pembayaran

C Produksi Beton Readymix

1 Kumulatif (m3) 1.233 1.805 2.377 2.806 3.235 3.807

2 Produksi (m3) 1.233 572 572 429 429 572

3 Progres Bulanan 1.467.763.200 680.908.800 680.908.800 510.681.600 510.681.600 680.908.800

4 Penerimaan

Pembayaran

1.467.096.000 1.467.763.200 680.908.800 680.908.800 510.681.600 510.681.600

D Total Penerimaan 2.700.186.000 1.467.763.200 1.467.763.200 1.467.763.200 510.681.600 510.681.600

Tabel 4.27 Progress dan schedule pembayaran produk precast dan Beton Readymix Tahun 2019 (lanjutan)

No. Uraian Harga

Satuan

Total

2019

Tahun 2019

Juli Agustus September Oktober November Desember

A Produksi Rakuna IV

1 Kumulatif

(Pcs)

2 Produksi (Pcs)

No Uraian Harga Total Tahun 2019

Page 102: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

87

Satuan 2019 Juli Agustus September Oktober November Desember

3 Progres

Bulanan

4 Penerimaan

Pembayaran

B Produksi Coping Concrete

1 Kumulatif

(Pcs)

2 Produksi (Pcs)

3 Progres

Bulanan

4 Penerimaan

Pembayaran

C Produksi Beton Readymix K-240

1 Kumulatif

(m3)

4.379 4.951 5.523 6.095 6.640

2 Produksi (m3) 572 572 572 572 545

No Uraian Harga Total Tahun 2019

Page 103: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

88

Satuan 2019 Juli Agustus September Oktober November Desember

3 Progres

Bulanan

680.908.800 680.908.800 680.908.800 680.908.800 648.768.000

4 Penerimaan

Pembayaran

680.908.800 680.908.800 680.908.800 680.908.800 680.908.800 648.768.000

D Total

Penerimaan

680.908.800 680.908.800 680.908.800 680.908.800 680.908.800 648.768.000

Page 104: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

89

4.3.7 Proyeksi Aliran Kas

Berikut adalah gambaran aliran Cash Flow untuk periode tahun 2018 dan

tahun 2019 mulai dari pendapatan sampai dengan laba rugi seperti dalam Tabel

4.31 Rencana Cash Flow 2018 dan 2019 :

Tabel 4.28 Rencana Cash Flow Tahun 2018

Uraian Harga Satuan Total

Revenues

Rakuna IV (Pcs) 18.589

Coping Concrete (Pcs) 962

Beton Readymix (m3) 3.583

Revenues

Rakuna IV (Pcs) 2.331.000 43.330.959.000

Coping Concrete (Pcs) 32.310.000 31.082.220.000

Beton Readymix (m3) 1.190.400 4.265.203.200

Total Revenues (Amount) 78.678.382.200

Invesment

Invesment 10.374.000.000

Erection Batching Plant 3.804.424.393

Total Invesment 14.178.424.393

Fixed Cost /biaya tetap

Gaji 1.580.040.000

Expenses 381.672.000

Fasilitas dan Operasional 309.650.000

Pemeliharaan Alat 174.016.004

Total Fixed Cost 2.445.378.004

Variable Cost

COGS Rakuna IV 1.193.326 22.182.746.346

COGS Coping Concrete 13.407.698 12.898.205.791

COGS Beton Readymix 581.168 2.082.327.617

Marketing Fee 786.783.822

Bank Garansi 311.697.497

Total Variabel Cost 38.261.761.074

EBIT 23.792.818.727

Page 105: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

90

Uraian Harga Satuan Total

Interest 0

Earning Before Tax 23.792.818.727

PPh 2% (Badan) 475.856.374

Net Profit / Loss 29,64 % 23.316.962.353

Tabel 4.28 Rencana Cash Flow 2019 (lanjutan)

Uraian Harga Satuan Total

Revenues

Rakuna IV (Pcs)

Coping Concrete (Pcs)

Beton Readymix (m3) 6.640

Revenues

Rakuna IV (Pcs)

Coping Concrete (Pcs)

Beton Readymix (m3) 1.190.400 7.904.256.000

Total Revenues (Amount) 7.904.256.000

Invesment

Invesment

Erection Batching Plant

Total Invesment

Fixed Cost/Biaya Tetap

Gaji 1.580.040.000

Expenses 381.672.000

Fasilitas dan Operasional 309.650.000

Pemeliharaan Alat 174.016.004

Total Fixed Cost 2.445.378.004

Variable Cost

COGS Rakuna IV

COGS Coping Concrete

COGS Beton Readymix 581.168 3.858.960.473

Marketing Fee 79.042.560

Interest 155.848.748

Demolish Bathing Plant 350.000.000

Page 106: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

91

Uraian Harga Satuan Total

Total Variabel Cost 4.443.851.782

EBIT 1.015.026.213

Earning Before Tax 1.015.026.213

PPh 2% (Badan) 20.300.524

Net Profit / Loss 12,58 % 994.725.688

4.3.8 Perhitungan Internal Rate of Return /IRR

IRR yaitu tingkat bunga yang memberikan harga NPV suatu proyek sama dengan

nol. Untuk mendapatkan Nilai IRR dilakukan perhitungan dengan percobaan

sebagai berikut untuk mendapatkan NPV sama dengan nol

1. Tingkat Bunga 30 %

FV 1 FV 2

78.678.382.200 7.904.256.000

Tahun Total Revenues

(Amount) (P)

Total Expenses

( C )

Tingkat

Bunga (i)

Tahun

(t)

( P / (1+ i )^t )

- C

2018 78.678.382.200 40.707.139.078 30 % 1 19.814.693.382

2019 7.904.256.000 6.889.229.786 30 % 2 -2.212.155.230

Total Present Value 17.602.538.151

Investasi 14.178.424.393

Net Present Value 3.424.113.758

2. Tingkat Bunga 36 %

FV 1 FV 2

78.678.382.200 7.904.256.000

Tahun Total Revenues

(Amount) (P)

Total Expenses

( C )

Tingkat

Bunga (i)

Tahun

(t)

( P / (1+ i )^t )

- C

2018 78.678.382.200 40.707.139.078 36 % 1 17.144.612.538

2019 7.904.256.000 6.889.229.786 36 % 2 -2.615.734.977

Total Present Value 14.528.877.561

Page 107: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

92

Investasi 14.178.424.393

Net Present Value 350.453.168

3. Tingkat Bunga 37 %

FV 1 FV 2

78.678.382.200 7.904.256.000

Tahun Total Revenues

(Amount) (P)

Total Expenses

( C )

Tingkat

Bunga (i)

Tahun

(t)

( P / (1+ i )^t )

– C

2018 78.678.382.200 40.707.139.078 37 % 1 16.722.336.979

2019 7.904.256.000 6.889.229.786 37 % 2 -2.677.894.073

Total Present Value 14.044.442.905

Investasi 14.178.424.393

Net Present Value -133.981.487

Dari uji coba perhitungan NPV diatas diperoleh hasil bahwa dengan IRR 36%

diperoleh nilai Rp. 350.453.168,- , sedangkan dengan IRR 37 % diperoleh nilai

Rp. (Rp. 133.981.487,-) oleh karena itu untuk mendapatkan nilai NPV sama

dengan nol dilakukan perhitungan linearitas sebagai berikut :

∆ ABC sebangun dengan ∆ DEC

Karena itu : AC/DC = AB/DE

DC = DA + AC = 350.453.168 + 133.981.487 = 484.434.655

DE = AF = 37 % - 36% = 1%

Jadi 350.453.168 / 484.434.655 = AB / 1 %

350.453.168

-133.981.487

36 %

C

A B F

37 %

ED

Page 108: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

93

AB = 1% . (350.453.168 / 484.434.655)

AB = 0,72 %

Sehingg nilai IRR = 36 % + 0,72 % = 36,72 %

4.3.9 Perhitungan Payback Period

Payback Period merupakan waktu dimana biaya investasi awal yang dikeluarkan

dapat kembali diterima oleh perusahaan, adapun perhitungan payback period

sebagai berikut :

Sales = Rp. 78.678.382.200,00

EBIT = Rp. 23.792.818.727,60

PPh = Rp. 475.856.374,50

Net Profit = Rp. 23.316.962.353,09

Initial Invest = Rp. 14.789.768.894,55

Payback Period = 23.316.962.353,09 = 1.943.080.196,09

12

14.789.768.894,55 = 7.6 = bulan ke 8

1.943.080.196,09

Jadi Payback Periodenya di bulan ke delapan bila dihitung sejak

dimulainya produksi, bila dimulai perhitungan dari awal pendirian

Batching Plant maka Payback Periode jatuh di bulan ke 11 (Sebelas)

Page 109: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

94

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil Analisis terhadap data yang telah olah, dapat disimpulkan beberapa hal

yaitu :

1. Dari segi aspek pasar dari pendirian Site Batching Plant di Patimban

memiliki prospek yang cukup besar, selain Paket dua yang hanya

membutuhkan beton readymix sebesar 38.490 m3 ada tiga paket lainnya

yaitu paket satu, paket tiga dan paket empat yang memerlukan beton

readymix dengan volume 140.700 m3. Dengan adanya site akan menjadi

nilai tersendiri untuk dapat ikut mensuply beton readymix dipaket yang

lain.

2. Dilihat dari aspek teknis menunjukan bahwa dengan waktu produksi

selaman dua tahun dapat terpenuhi kebutuhan precast dan readymix untuk

paket dua dan terdapat sisa kapasitas produksi beton readymix ditahun

kedua. Kebutuhan peralatan utama Mobile Bathing Plant dapat di supply

oleh PT. Fajar Mas Murni selaku salah satu Share Holder PT. DCA. Bahan

baku dapat dipenuhi oleh Divisi Niaga PT. Adhimix Precast Indonesia

yang memiliki Stone Chruser dan Quary di sekitar Karawang dan

Purwakarta.

3. Dari aspek finansial dapat dilihat bahwa Cash Flow akhir tahun 2018

dengan Net Profit sebesar Rp. 23.316.962.353 atau 29,64 % terhadap sales

tahun 2018, sedangkan diakhir tahun 2019 Net Profit nya sebesar

994.725.688 atau 13,56 % terhadap sales tahun 2019. Nilai IRR adalah

36,72 %, Sedangkan Pay Back Periodenya dibulan ke delapan setelah

produksi dimulai

4. Pendirian Site Batching Plant di Patimban layak untuk dikerjakan

5.2 Saran

Dalam penyusunan studi kelayakan ini belum memperhitungkan aspek lingkungan

dan sosial di sekitar wilayah Patimban, sehingga disarankan kedepan dalam

penyusunan studi kelayakan perlu dilengkapi dengan aspek tersebut. Meskipun

Page 110: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

95

mutu yang diutamakan, akan tetapi harga penawaran ke Pihak Main Contraktor

dituntut yang kompetitif, sehingga perlu mencari alternatif harga raw material

yang lebih kompetitif.

Page 111: ANALISIS KELAYAKAN BISNIS PENDIRIAN SITE BATCHING …

96