Analisis Kasus Stroke Non Hemoragik 1

7
BAB III ANALISIS KASUS Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskular. Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan utama tidak bisa berjalan disebabkan kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri. Hal ini menunjukkan adanya gangguan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh gejala fokal berupa gangguan motorik. Kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri timbul secara tiba-tiba saat penderita istirahat tanpa disertai dengan penurunan kesadaran. Hal ini menunjukkan onset yang akut dan dapat mengarahkan kepada diagnosis etiologi stroke non hemoragik. Saat serangan, penderita tidak mengalami sakit kepala, mual dan muntah tidak ada, kejang tidak ada, tanpa disertai gangguan rasa baal, nyeri, dan kesemutan pada sisi yang lemah. Hal ini menunjukkan penyebab keluhan tidak berasal dari peningkatan tekanan intrakranial dan tidak ada gangguan sensoris. Penderita sehari-hari menggunakan tangan kanan untuk beraktivitas dan menggerakkan tangan kiri tapi dengan bantuan tangan 1

description

ABC

Transcript of Analisis Kasus Stroke Non Hemoragik 1

BAB IIIANALISIS KASUS Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskular.

Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan utama tidak bisa berjalan disebabkan kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri. Hal ini menunjukkan adanya gangguan aktivitas sehari-hari yang disebabkan oleh gejala fokal berupa gangguan motorik. Kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri timbul secara tiba-tiba saat penderita istirahat tanpa disertai dengan penurunan kesadaran. Hal ini menunjukkan onset yang akut dan dapat mengarahkan kepada diagnosis etiologi stroke non hemoragik.

Saat serangan, penderita tidak mengalami sakit kepala, mual dan muntah tidak ada, kejang tidak ada, tanpa disertai gangguan rasa baal, nyeri, dan kesemutan pada sisi yang lemah. Hal ini menunjukkan penyebab keluhan tidak berasal dari peningkatan tekanan intrakranial dan tidak ada gangguan sensoris. Penderita sehari-hari menggunakan tangan kanan untuk beraktivitas dan menggerakkan tangan kiri tapi dengan bantuan tangan kanan. Penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat. Hal ini menunjukan hemisferium dominan pada penderita, yang dapat berhubungan apabila terjadi afasia pada penderita, namun pada kasus ini tidak didapatkan afasia. Saat bicara mulut penderita sedikit mengot dan bicara pelo. Hal ini menunjukkan adanya nervi hypoglossus yang terkena sehingga adanya bicara yang pelo pada pasien.

Saat serangan penderita tidak mengalami jantung yang berdebar-debar dan nafas tidak sesak. Penderita tidak mengeluh sakit kepala bagian belakang yang timbul pada pagi hari dan berkurang pada malam hari. Riwayat penyakit darah tinggi ada, penyakit kencing manis disangkal. Hal ini dapat menunjukkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan keluhan pada pasien saat ini. Kemungkinan penyakit yang menjadi faktor risiko yakni hipertensi yang menyebabkan stroke pada penderita akibat sirkulasi yang kurang lancar.

Penyakit ini diderita untuk kedua kalinya, setelah pada bulan September 2014 penderita telah dirawat di RS Moh. Husein dengan gejala yang sama. Hal ini menunjukkan prognosis yang masih bisa membaik mapun buruk, gejala membaik apabila ditanggani secara cepat dan adekuat.

Diagnosis klinik pada kasus ini adalah hemiparese sinistra flaxid dan parese N XII sinistra tipe sentral. Hal ini dapat dilihat dari anamnesis adanya gejala fokal berupa kelemahan pada sesisi tubuh sebelah kiri dengan tonus dan refleks fisiologis yang menurun dan adanya refleks patologis babysky (-) pada kedua telapak kaki, serta adanya disatria dan lidah yang deviasi kekiri.

Diagnosis topik berdasarkan letak lesi :

Korteks cerebriCapsula internaSubkorteks cerebri

Defisit motorik (hemiparese sentral)Hemiparese/hemiplegic typicalDefisit motorik (hemiparese sentral)

Gejala iritatif (kejang)Parese N VII atau parese N XII Afasia motorik murni

Gejala fokal (kelumpuhan tidak sama berat)Kelemahan sisi yang lumpuh sama berat

Defisit sensorik pada sisi yang lumpuh

Afasia global

Kesimpulan diagnosis topik berdasarkan letak lesi adalah capsula interna, sedangkan menurut Banford pada kasus ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Anterior Circulation InfarctPosterior Circulation InfarctPenderita :

Hemiparesis dengan atau tanpa gangguan sensorik (kontralateral sisi lesi)Disfungsi saraf otak, satu atau lebih sisi ipsilateral dan gangguan motorik/ sensorik kontralateralHemiparese sinistra flaxid tanpa gangguan sensorik dan fungsi luhur

Hemianopia (kontralateral sisi lesi)Gangguan motorik/ Sensorik bilateral

Gangguan fungsi luhur: afasia, gangguan visuospatial, hemineglect, agnosia, ApraxiaGangguan gerakan konjugat mata (horizontal et vertical)

Isolated Hemianopia atau buta kortikal

3 dari gejala ada: Total Anterior Circulation Infarct (TACI)

2 dari 3 gejala ada: Partial Anterior Circulation Infarct (PACI)

Hanya Hemiparesis atau hanya gangguan sensorik : Lacunar Anterior Circulation Infarct (LACI)

Kesimpulan diagnosis topik pada kasus adalah LACI.

Diagnosis etiologi pada kasus ini dapat menggunakan Siriraj score atau alogaritma gajah mada seperti dibawah ini :

ALGOARITMA GAJAH MADA

Kesimpulan : Infark

Dengan rumus :

( (2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x petanda ateroma) 12( (2,5 X 0) + (2 X 0) + (2 X 0) + (0.1 X 80) (3X1) 12 = -7Jika hasilnya:

0 : Lihat hasil CT Scan

-1 : Non Hemorrhagic

1 : Hemorrhagic

Kesimpulan: Non hemorrhagic stroke

Stroke non hemoragik dapat dibagi menjadi emboli dan thrombosis cerebri, kemungkinan diagnosis etiologi pada kasus ini adalah thrombosis cerebri.

Emboli cerebriTrombosis cerebriPenderita

Kehilangan kesadaran < 30 menit Tidak ada kehilangan kesadaranTidak ada kehilangan kesadaran

Ada arterial fibrilasiTerjadi saat istirahatTidak ada arterial fibrilasi

Terjadi saat aktifitasTerjadi saat istirahat

Penatalaksanaan pada kasus ini antara lain pemberian IVFD NaCl 0,9% gtt 20x/m untuk terapi cairan dan line obat injeksi, pemberian injeksi Ranitidine 1x50 mg untuk mengurangi rasa mual yang mungkin timbul akibat efek samping dari pemberian citicolin dan aspilet yang meningkatkan asam lambung, amlodipin 1x10 mg diberikan sebagai obat anti hipertensi, aspilet 2x80 mg diberikan untuk anti platelet, citicholin 2x250 mg dan neurobion 1x1 tab sebagai neuroprotektor dan menutrisi otak, dan fisioterapi agar tidak terjadi kekakuan pada sendi, mencegah atrofi otot, dan melatih gerakan motorik agar kembali pulih.4