Analisis Kasus Coca Cola company

15
MANAJEMEN STRATEGIK ANALISIS KASUS COCA-COLA COMPANY Dosen Pengampu: Lilik Wahyudi, S.E., M.Si. Kelompok H F0307049 2. Hermin Arifianti F0307055 3. Jarmiatun F0307059 4. Ratih Indah F0307075 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 PENDAHULUAN Industri Minuman Ringan Sekarang ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian, kebutuhan akan faktor-faktor produksi menjadi bertambah banyak. Di Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi minuman ringan yang sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang biasa. Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13 porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina (122) dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap terjangkau. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti bahwa saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang lebih besar daripada prosentase kenaikan harga tersebut. Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti bahwa untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan, empat kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional. Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh pengecer dan pedagang grosir dimana 90% diantaranya termasuk dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha kecil tersebut, produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%. Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media. 1 Kelompok H

Transcript of Analisis Kasus Coca Cola company

Page 1: Analisis Kasus Coca Cola company

MANAJEMEN STRATEGIK

ANALISIS KASUS

COCA-COLA COMPANY

Dosen Pengampu: Lilik Wahyudi, S.E., M.Si.

Kelompok H

1. Fatania Latifa F0307049

2. Hermin Arifianti F0307055

3. Jarmiatun F0307059

4. Ratih Indah F0307075

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2009

PENDAHULUAN

Industri Minuman Ringan

Sekarang ini perkembangan dunia industri semakin maju, hal itu terbukti dengan banyaknya

industri-industri baru yang mengelola berbagai macam produk. Dengan demikian, kebutuhan akan

faktor-faktor produksi menjadi bertambah banyak.

Di Indonesia, minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat, mulai dari

warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat dari

berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan. Dengan konsumsi minuman ringan yang

sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang biasa.

Saat ini, Indonesia mencatat tingkat konsumsi produk-produk Coca-Cola terendah (hanya 13

porsi saji seukuran 236 ml per orang per tahun), dibandingkan dengan Malaysia (33), Filipina (122)

dan Singapura (141). Karena minuman ringan merupakan barang yang permintaannya elastis

terhadap harga, berbagai upaya dilakukan agar harga produk-produk minuman ringan tetap

terjangkau. Elastisitas harga minuman ringan terhadap permintaan adalah -1.19 yang berarti bahwa

saat terjadi kenaikan harga, volume penjualan akan berkurang dengan prosentase yang lebih besar

daripada prosentase kenaikan harga tersebut.

Ditinjau dari segi penciptaan kesempatan kerja, industri minuman ringan memiliki efek

multiplier yang besar pada tenaga kerja. Dengan rasio sebesar 4,025, industri minuman ringan

menduduki pringkat ke - 14 dari 66 sektor industri lainya di seluruh Indonesia. Ini berarti bahwa

untuk setiap peluang pekerjaan yang tercipta, atau hilang, di industri minuman ringan, empat

kesempatan kerja akan tercipta, atau hilang, di tingkat nasional.

Delapan puluh persen penjualan minuman ringan dilakukan oleh

pengecer dan pedagang grosir dimana 90% diantaranya termasuk

dalam kategori pengusaha kecil. Bagi para pengusaha kecil tersebut,

produk minuman ringan merupakan barang dagangan terpenting

mereka dengan kontribusi sebesar 35% dari total penjualan dan nilai keuntungan sebesar 34%.

Industri-industri penunjang lainnya yang terkena dampak kegiatan industri minuman ringan

meliputi gelas, tutup botol, transportasi dan media.

1

Kelompok H

Page 2: Analisis Kasus Coca Cola company

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen

dan distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan

ini memproduksi dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari

The Coca-Cola Company.

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang

terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan antara perusahaan-

perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha

independen dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah

satu produsen dan distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di

dunia.

Semua produk yang dijual dan didistribusikan oleh Coca-Cola

Bottling Indonesia diproduksi di Indonesia. Saat ini terdapat 10 pabrik

pembotolan yang tersebar di seluruh Indonesia. Walaupun kebijakan

dan pengembangan produksi diarahkan oleh National Office yang

berkedudukan di Cibitung, Bekasi, setiap pabrik memiliki manajemen

yang memiliki pengalaman luas dan kualifik asi yang tinggi dalam memproduksi dan mengelola

berbagai aspek teknis dan pengawasan mutu.

Semua pabrik diwajibkan mematuhi dan bahkan kerap kali melampaui berbagai ketentuan

internasional dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan secara tera tur melaksanakan

audit di bidang pengawasan mutu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Selama ini pabrik-pabrik kami di Indonesia telah menerima berbagai penghargaan dari The

Coca-Cola Company atas pencapaian standar yang melampaui standar yang ditetapkan untuk

pabrik-pabrik sejenis di berbagai lokasi lain di dunia.

PEMBUATAN COCA-COLA

Minuman Coca-Cola sebelum sampai ke tangan kon sumen berawal dari bahan baku pilihan

berkualitas tinggi yang diproses melalui beberapa tahapan:

2

Kelompok H

Page 3: Analisis Kasus Coca Cola company

1. Tahap pertama untuk menhasilkan Coca-Cola sangat

sederhana, yaitu membuat sirup yang terdiri dari gula

dan air. Airnya disaring dengan seksama karena bagi

"Coca-Cola" bahan baku berkualitas tinggi sangat

mutlak diperlukan.

2. Untuk memastikan bahwa air yang digunakan untuk

produk botol dan kaleng benar-benar bersih dan murni,

air tersebut disaring. Para teknisi pengawasan mutu

menguji air tersebut berkali-kali sebelum digunakan

untuk membuat produk akhir.

3. Pemeriksaan dan pengujian berlanjut. Perangkat

canggih membantu para teknisi memeriksa segala segi

proses, mulai dari kondisi tiap kemasan hingga kadar

karbondioksida, rasa dan kandungan sirup. Pada tahap

ini, campuran sirup diperiksa.

3

Kelompok H

Page 4: Analisis Kasus Coca Cola company

4. Sirup kemudian ditambahkan dengan konsentrat

"Coca-Cola". Sari rasa untuk "Coca-Cola ini dibuat di

pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan hingga

kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia.

Teknisi kemudian mencicipi, memeriksa dan mencatat

campuran setiap batch sirup dengan seksama. Setelah

pencampuran, cairan siap untuk diberi tambahan

karbondioksida. Pengawasan mutu yang amat ketat

adalah alas an mengapa "Coca-Cola" dikenal sebagai

minuman yang memiliki kadar soda yang paling

sempurna.

5. Rangkaian botol dari gelas atau plastik PET

(Polyethelyne terephthalate) maupun kaleng sekarang

dalam jumlah sangat besar siap untuk diisi dengan

produk akhir. Botol-botol harus melalui pemeriksaan

yang amat teliti. Pertama-tama dicuci dan dibasuh

kemudian diperiksa secara elektronik dan manual.

Barulah boto-botol tersebut siap untuk diisi dengan

minuman ringan paling popular di dunia saat ini.

6. Botol demi botol diletakkan di atas ban berjalan agar

dapat terisi secara otomatis. Cara tersebut menjamin

jumlah dalam tiap botol akurat, dan penutupan botol

secara otomatis menjamin kadar higienis yang

sempurna pula.

7. Akhirnya, botol-botol diberi label, kode produksi dan

dikemas dalam karton-karton atau dimasukkan ke

dalam krat. Selanjutnya, pusat penjualan siap untuk

mengirimkan produk-produk "Coca-Cola menuju lebih

dari 420.000 gerai (outlet) yang menjual produk-

produk "Coca-Cola" di Indonesia.

4

Kelompok H

Page 5: Analisis Kasus Coca Cola company

ISI

Identifikasi Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan yang Ada

Visi, misi, maupun nilai-nilai yang ada merupakan cerminan dari apa yang dicari oleh

perusahaan untuk dicapai serta bagaimana mencapai hal tersebut. Semuanya memberikan arahan

atau petunjuk yang jelas pada perusahaan dan membantu perusahaan untuk memastikan bahwa

mereka yang ada di dalam perusahaan itu bekerja untuk tujuan yang sama. Berikut adalah

penjabaran dari visi, misi, dan nilai Coca-cola Company:

Our Vision Our vision serves as the framework for our Roadmap and guides every aspect of our business by describing what we need to accomplish in order to continue achieving

sustainable, quality growth.

• People: Be a great place to work where people are inspired to be the best they can

be. • Portfolio: Bring to the world a portfolio of quality beverage brands that anticipate

and satisfy people's desires and needs. • Partners: Nurture a winning network of customers and suppliers, together we

create mutual, enduring value. • Planet: Be a responsible citizen that makes a difference by helping build and

support sustainable communities. • Profit: Maximize long-term return to shareowners while being mindful of our

overall responsibilities. • Productivity: Be a highly effective, lean and fast-moving organization.

Our Mission

Our Roadmap starts with our mission, which is enduring. It declares our purpose as a

company and serves as the standard against which we weigh our actions and decisions.

• To refresh the world... • To inspire moments of optimism and happiness... • To create value and make a difference.

Live Our Values Our values serve as a compass for our actions and describe how we behave in the world.

• The courage to shape a better future Leadership:• Collaboration: Leverage collective genius • Integrity: Be real • If it is to be, it's up to me Accountability:• Passion: Committed in heart and mind • Diversity: As inclusive as our brands • Quality: What we do, we do well

5

Kelompok H

Page 6: Analisis Kasus Coca Cola company

Mengembangkan Pernyataan Visi dan Misi bagi Organisasi

Dunia sedang mengalami perubahan, sehingga untuk terus maju sebagai usaha selama sepuluh

tahun dan seterusnya, Coca-cola harus melihat ke depan, memahami tren, dan kekuatan yang akan

membentuk bisnisnya di masa yang akan datang dan bergerak cepat untuk mempersiapkan apa yang

akan datang. Visi Coca-cola adalah menciptakan sebuah tujuan jangka panjang untuk bisnis Coca-

cola.

Visi Coca-cola merupakan kerangka bagi perusahaan dan memandu setiap aspek bisnisnya

dengan menjelaskan apa yang diperlukan untuk mencapai dan melanjutkan kualitas pertumbuhan

beberapa aspek. Coca-cola Company ingin menjadi tempat yang tepat untuk bekerja di mana orang-

orang terinspirasi untuk melakukan pekerjaan sesuai kemampuan terbaiknya. Perusahaan juga ingin

memaksimalkan laba jangka panjang dan memiliki produktivitas yang sangat efektif dan efisien.

Sedangkan misi Coca-cola Company menjadi awal proses bisnisnya. Misi tersebut

menyatakan tujuannya sebagai perusahaan dan menyajikan sebagai standar yang dapat digunakan

sebagai pertimbangan untuk menetapkan tindakan dan keputusan untuk memperbarui dunia,

memberikan inspirasi untuk meningkatkan optimisme dan kebahagiaan, dan menciptakan nilai serta

membuat perbedaan.

Identifikasi Peluang dan Ancaman Eksternal bagi Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal akan menghasilkan peluang dan ancaman perusahaan.

Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari tiga perangkat faktor, yaitu lingkungan jauh,

lingkungan industri, dan lingkungan operasional.

Lingkungan jauh terdiri dari dari faktor-faktor yang bersumber dari luar, dan biasanya tidak

berkaitan dengan situasi operasi perusahaan tertentu, yaitu faktor ekonomi, sosial-budaya,

teknologi, demografi, politik-hukum, dan ekologi.

Lingkungan industri terdiri dari persaingan di antara anggota industri, hambatan masuk,

produk substitusi, daya tawar pembeli, dan daya tawar pemasok.

Lingkungan operasional meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi situasi persaingan

perusahaan, yaitu posisi bersaing, profil pelanggan, pemasok, kreditor, dan pasar tenaga

kerja.

Ketiga faktor tesebut memunculkan peluang dan ancaman dalam memasarkan dan

mengembangkan produk. Berikut ini adalah analisis dari ketiga lingkungan tersebut yang dapat

digunakan untuk menentukan peluang dan ancaman bagi Coca-cola.

6

Kelompok H

Page 7: Analisis Kasus Coca Cola company

A. Analisis Lingkungan Jauh

Berdasarkan analisis lingkungan jauh, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Semakin meningkatnya pendapatan disposabel, penjualan Coca-Cola akan meningkat.

Pendapatan disposable adalah sisa pendapatan perseorangan yang meliputi

pembayaran transfer setelah pembayaran semua pajak langsung dan sumbangan asuransi

nasional. Pendapatan disposable merupakan faktor penentu tingkat pengeluaran untuk

konsumsi dan tabungan dalam suatu perekonomian. Pada hakikatnya pendapatan disposable

digunakan oleh para penerimanya yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian,

untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini. Hal ini menjadi peluang

bagi perusahaan Coca-cola.

2. Konsumsi minuman ringan berbanding terbalik dengan usia seseorang. Artinya semakin tua,

semakin berkurang minum minuman ringan, sebaliknya kelompok muda yang paling banyak

minum minuman ringan.

3. Teknologi membuat dunia semakin sempit, sehingga dapat menciptakan segmen pasar baru

kemudian munculnya pasar “kaum muda” baru yang lebih mudah dijangkau.

B. Analisis Lingkungan Industri

Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Industri minuman ringan memiliki potensi yang amat besar untuk dikembangkan.

Hal ini didukung dengan jumlah konsumsi per kapita yang masih rendah dan

penduduk berusia muda yang sangat besar. Dengan konsumsi minuman ringan yang

sedemikian luasnya, produk minuman ringan bukanlah barang mewah melainkan barang

biasa.

2. Minuman ringan mudah sekali diperoleh di berbagai tempat.

Coca-cala merupakan salah satu minuman ringan yang mudah diperoleh mulai dari

warung sampai toko-toko kecil. Minuman ringan dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat

dari berbagai latar belakang pendidikan dan pekerjaan.

3. Coca-Cola mendapat persaingan yang kuat dari Pepsi dan Cadburry.

Coca-Cola Company mempunyai dua pesaing utama yaitu: PepsiCo dan Cadbury

Schweppes PLC. PepsiCo mempunyai jumlah karyawan dua kali lebih banyak dari Coca-

Cola Company. Sedangkan Cadbury Schweppes PLC mempunyai diversifikasi produk yang

mana tidak dimiliki oleh dua pesaingnya. Diversifikasi itu meliputi: industry minuman,

coklat dan permen karet.

7

Kelompok H

Page 8: Analisis Kasus Coca Cola company

Perbandingan Coca-Cola Company dengan kompetitornya

KO CSG PEP Industri

Market Cap $111.18B $26.33B $103.10B $2.21B

Employees 71,000 70,000 168,000 1.40K

Qtrlly Rev Growth 6.90% 7.80% 2.80% 6.60%

Revenue $24.09B $14.57B $35.14B $1.43B

Gross Margin 66.12% 14.00% 55.14% 40.48%

EBITDA $7.86B $2.43B $8.46B $152.55M

Oper Margins 26.97% 13.24% 18.33% 5.26%

Net Income $5.18B $1.03B $5.63B $23.24M

EPS $2.162 $4.39 $3.344 $0.63

P/E $22.21 $11.56 $18.82 $23.01

PEG (5Yr Expected) 2.34 2.48 1.75 2.34

P/S 4.63 1.82 2.96 1.27

CGS= Cadbury Schweppes PLC

PEP = PepsiCo, Inc.

Industry= Beverages-Soft Drinks

4. Ada banyak minuman substitusi dari minuman ringan yang populer.

Minuman sitrus (citrus beverage) dan sari buah (fruit juice) merupakan produk

pengganti dan memiliki harga yang cenderung lebih murah daripada produk Coca-cola.

C. Analisis Lingkungan Operasional

Berdasarkan analisis lingkungan industri, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Peningkatan biaya per unit akibat keterbatasan bahan baku.

Air merupakan bahan utama dalam industri minuman ringan. Keterbatasan air di

beberapa bagian dunia menyebabkan system pemurnian air harus dilakukan sehingga

menyebabkan biaya produksi yang dibebankan akan lebih tinggi.

2. Bahan pendukung utama Coca-cola mudah diganti dengan bahan lain yang mudah didapat.

Bahan utama Coca-Cola adalah sirup jagung berkadar fruktosa tinggi, sejenis gula,

untuk di Amerika Serikat dapat dipasok oleh sebagian besar sumber domistik. Untuk di luar

Amerika Serikat dapat diganti sukrosa. Bahan lain adalah aspartam, bahan pemanis yang

digunakan dalam produk minuman ringan rendah kalori diperoleh dari The Nutra Sweet

Company.

8

Kelompok H

Page 9: Analisis Kasus Coca Cola company

Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Internal bagi Perusahaan

Analisis lingkuangan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Analisis Internal Perusahaan dikenal juga dengan nama Analisis Profil Perusahaan. Analisis ini

menggambarkan kekuatan perusahaan, baik kuantitas maupun kualitas pemasaran, sumberdaya

manusia, sumberdaya fisik, operasi, keuangan, manajemen dan organisasi.

Kekuatan dan kelemahan pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,

kualitas produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas

promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.

Kekuatan dan kelemahan sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dari manajemen

sumberdaya manusia, ketrampilan dan moral karyawan, kemampuan dan perhatian manajemen

puncak, produktivitas karyawan, kualitas kehidupan karyawan, fleksibilitas karyawan, ketaatan

hokum karyawan, efektivitas imbalan dalam memotivasi karyawan, dan pengalaman karyawan.

Keuangan terdiri dari ketersediaan modal, arus kas, stabilitas keuangan, hubungan dengan

pemilik dan investor, kemampuan berhubungan dengan bank, besarnya modal yang ditanam,

keuntungan yang diperoleh (nilai saham), efektivitas dan efisiensi system akuntansi untuk

perencanaan biaya-anggaran dan keuntungan dan sumber tingkat perusahaan.

Operasi meliputi fasilitas perusahaan, skala ekonomi, kapasitas produksi, kemampuan

berproduksi tepat waktu, keahlian dalam berproduksi, biaya bahan baku dan ketersediaan pemasok,

lokasi, layout, optimalisasi fasilitas, persediaan, penelitian dan pengembangan, hak paten, merk

dagang, proteksi hokum, pengendalian operasi dan efisiensi serta biaya-manfaat peralatan.

Kekuatan dan kelemahan organisasi dan manajemen dapat diperoleh dari struktur organisasi,

citra dan prestasi perusahaan, catatan perusahaan dalam mencapai sasaran, komunikasi dalam

organisasi, system pengendalian organisasi keseluruhan, budaya dan iklim organisasi, penggunaan

system yang efektif dalam pengambilan keputusan, system perencanaan strategik, sinergi dalam

organisasi, sistem informasi yang baik dan manajemen kualitas yang baik.

Kekuatan Internal Coca-Cola Company

1. Brand Image yang sudah dikenal masyarakat luas.

Brand Image menyebabkan kesetiaan pelanggan terhadap produk ( brand loyalty ).

2. Ramuan rahasia yang tidak dimiliki produk lain.

Sari rasa untuk "Coca-Cola” dibuat di pabrik-pabrik The Coca-Cola Company dan

hingga kini tetap merupakan rahasia dagang terbesar di dunia.

3. Memilik Sumber Daya Manusia yang besar dan terlatih.

Coca-cola Company memiliki tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan

fungsi teknis, bidang manajemen, dan kepemimpinan karyawan.9

Kelompok H

Page 10: Analisis Kasus Coca Cola company

4. Pelayanan terhadap pelanggan dan konsumen.

Misalnya, Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) menyediakan National Contact

Centre (NCC) , yaitu pusat layanan bagi pelanggan dan konsumen di seluruh Indonesia.

NCC berfungsi sebagai media bagi para pelanggan dan konsumen yang membutuhkan

informasi atau layanan apapun terkait dengan Perusahaan dan produk-produk Coca-Cola.

Layanan dari NCC meliputi:

Layanan Pelanggan yang mencakup permohonan menjadi pelanggan, alat pendingin,•

pemesanan produk baik dari outlet tradisional maupun modern, serta hal lain yang

terkait dengan distribusi atau penjualan;

Layanan Konsumen yang mencakup informasi produk, kualitas produk dan kemasan,•

kegiatan promosi produk;

Pertanyaan Umum yang mencakup penelitian, praktek kerja/magang dan lowongan•

pekerjaan di CCBI, permohonan kunjungan ke pabrik CCBI, penawaran jasa dan

produk untuk CCBI.

5. Memiliki kepedulian terhadap lingkungan.

PT Coca-Cola Bottling Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami,

mencegah dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan

kegiatan produksi minuman ringan, serta terus berupaya memberikan pelayanan dan produk

berkualitas yang diharapkan konsumen maupun pelanggan, dan menciptakan lingkungan

kerja yang aman bagi seluruh karyawan.

6. Perkembangan inovasi secara terus-menerus.

Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola selalu meningkatkan

kualitasnya.

7. Strategi pemasaran yang baik.

Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif.

Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik

melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan

TV.

8. Sistem Informasi yang memadai.

Pengembangan pendekatan manajemen Sistem Informasi (Information System / IS)

yang terarah pada organisasi merupakan bentuk pengaruh evolusi teknologi terhadap dunia

usaha dewasa ini.

9. Kemasan produk yang menarik dan harga yang kompetitif.

Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta

meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir10

Kelompok H

Page 11: Analisis Kasus Coca Cola company

tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang

lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir

dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir

dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil,

imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan

perkembangan teknologi terbaru.

Kelemahan Internal Coca-cola Company

1. Coca-cola Company tidak menghasilkan produk organik

Di Amerika sedang mengembangkan produk organik, dan perkembangannya telah

mencapai 70%. Dan sampai saat ini pun produk organik semakin popular. Sedangkan Coca-cola

Company tidak mengadakan inovasi dalam hal produk organik, padahal hal ini dapat dijadikan

peluang bisnis yang potensial.

2. Sebagian pengecer mempunyai kontrak ekslusif dengan PepsiCo.

Sebagian perusahaan beverage seperti Pepsi Co. telah melakukan kontrak ekslusif dengan

restoran-restoran misalnya saja KFC, Mac D, dan lainnya. Sehingga Coca Cola tidak bisa masuk

ke area tersebut.

3. Soft drinks tidak baik untuk kesehatan

Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral). Mereka punya

kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna.

Sementara orang suka meminum soft drink dingin setelah makan, Akibatnya, Tubuh kita

mempunyai suhu optimum 37 supaya enzim pencernaan berfungsi. Suhu dari soft drink dingin

jauh di bawah 37, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan

memberi tekanan pada sistem pencernaan kita, mencerna lebih sedikit makanan. Bahkan

makanan tersebut difermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk

dan racun, yang diserap oleh usus, di edarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini

mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.

11

Kelompok H

Page 12: Analisis Kasus Coca Cola company

Matriks SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN

(Strengths – S) (Weakness – W)

1. Brand Image yang sudah 1. Coca-cola Company tidak

dikenal masyarakat luas. menghasilkan produk

2. Ramuan rahasia yang tidak organik.

dimiliki produk lain. 2. Sebagian perusahaan

3. Memilik Sumber Daya beverage lainnya mempunyai

Manusia yang besar dan kontrak ekslusif seperti

terlatih. dengan Pepsi Company.

4. Pelayanan terhadap pelanggan 3. Soft drinks tidak baik untuk

dan konsumen. kesehatan.

5. Memiliki kepedulian terhadap

lingkungan.

6. Perkembangan inovasi secara

terus-menerus.

7. Strategi pemasaran yang baik.

8. Sistem Informasi yang

memadai.

9. Kemasan produk yang menarik

dan harga yang kompetitif.

PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO

(Opportunities – O) 1. Menganalisis pasar pada tahap 1. Mengandalkan para grosir

1. Semakin meningkatnya perencanaan produk yang maupun pengecernya untuk

pendapatan disposabel, menyediakan informasi agar ide mendorong konsumen.

penjualan Coca-Cola akan sesuai dengan kebutuhan dan 2. Membuat keputusan tentang

meningkat. keinginan konsumen. bahan-bahan yang digunakan

2. Konsumsi minuman ringan 2. Mengevaluasi produk saat dengan mempertimbangkan

berbanding terbalik dengan pengembangan, perkenalan, dan faktor-faktor : kebutuhan

usia seseorang. pemantauan kinerja produk spesifikasi produk atau

3. Teknologi membuat dunia yang sudah ada. komponen, biaya-biaya

semakin sempit 3. Memutuskan target pasar dan bahan relatif, dan biaya-biaya

4. Industri minuman ringan strategi penentuan posisi dalam pemrosesan relatif.

memiliki potensi yang amat memasarkan produk. 3. Mencari gagasan-gagasan

12

Kelompok H

Page 13: Analisis Kasus Coca Cola company

besar untuk dikembangkan. 4. Memproses permintaan dan produk baru dari pasar atau

5. Minuman ringan mudah keluhan dan keluhan konsumen. teknologi yang telah ada.

sekali diperoleh di berbagai 5. Memanfaatkan teknologi dan 4. Menciptakan produk baru

tempat. informasi untuk memperbarui yang tidak membahayakan

6. Bahan pendukung utama system dan pengembangan kesehatan.

Coca-cola mudah diganti produk.

dengan bahan lain yang

mudah didapat.

ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT

(Threats – T) 1. Merancang harga secara 1. Mengadakan perluasan

1. Coca-Cola mendapat fleksibel untuk mengatasi produk dengan diversifikasi

persaingan yang kuat dari perubahan dan ketidakpastian. dan melakukan inovasi.

Pepsi dan Cadburry. 2. Memperhatikan produk tertentu 2. Melakukan Riset and

2. Ada banyak minuman yang diproduksi dan atau Development yang intensif

substitusi dari minuman produk yang sering dibeli atas produknya.

ringan yang populer. konsumen. 3. Memantau perkembangan

3. Peningkatan biaya per unit 3. Mengadakan perjanjian pesaing yang kompetitif.

akibat keterbatasan bahan penempatan merek pada 4. Menekan biaya produksi

baku. produk-produk yang dibuat. dengan efektif dan efisien.

4. Melayani aktivitas-aktivitas

permohonan spesifikasi produk,

permohonan rincian,

pemrosesan pembelian.

13

Kelompok H

Page 14: Analisis Kasus Coca Cola company

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Persaingan Industri dan Globalisasi era sekarang ini menuntut organisasi / perusahaan untuk

lebih mengembangkan kreativitas dan inovasi demi kemajuan organisasi / perusahaan

khususnya dalam menghasilkan produk demi kemajuan perusahaan dan tidak kalah dalam

persaingan.

2. Produk adalah sesuatu atau kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan, bagi

konsumen ataupun pemakai produk.

3. Posisi PT. Coca-Cola Bottling Indonesia berada pada kuadran I dengan wilayah kekuatan lebih

besar dari pada peluang sehingga perusahaan harus bisa menggunakan kekuatan dengan

memanfaatkan peluang.

SARAN

Perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang cukup agresif agar dapat tetap

mempertahankan persaingan pada industri minuman ringan. Dengan perubahan dan penyesuaian

sistem perekonomian di Indonesia maupun dunia saat ini, di mana sistem perekonomian saat ini

mengacu pada persaiangan dalam penciptaan produk/jasa pada sistem pembelajaran berbasis Mutu

dan Kualitas serta formasi produk / jasa di mata konsumen yang ke depan dihadapkan pada sistem

perekonomian global.

Sumber:

David, Fred R. 2006. Strategic Management: Concepts and Cases, 10 edition . Jakarta: Salembath

Empat

Handoko, Hani T. 1984. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi . Yogyakarta: BPFE

Pratama, Yudha, SE, dkk. 2006. Kamus Ekonomi Lengkap . Jakarta: Wipress

Sukirno, Sadono. 2003. Pengantar Teori Makroekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

http://www.coca-cola.com

http://finance.yahoo.com

http://www.indosripsi.com

http://www.medanonline.net

http://www.google.com

14

Kelompok H

Page 15: Analisis Kasus Coca Cola company