ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the...

26
ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF DI KOTA BOGOR ALDI MULYADI PUTRA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Transcript of ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the...

Page 1: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH

PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF DI KOTA BOGOR

ALDI MULYADI PUTRA

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression
Page 3: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Karakteristik

Tipologi Pemilih pada Pemilihan Umum Legislatif di Kota Bogor adalah benar

karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam

bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Aldi Mulyadi Putra

NIM. G14100065

Page 4: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

ABSTRAK

ALDI MULYADI PUTRA. Analisis Karakteristik Tipologi Pemilih pada

Pemilihan Umum Legislatif di Kota Bogor. Dibimbing oleh I MADE

SUMERTAJAYA dan HARI WIJAYANTO.

Kepercayaan pemilih terhadap institusi politik saat ini semakin berkurang

begitu juga dengan angka partisipasi pemilih dalam pemilu dari tahun ke tahun.

Kepercayaan dan partisipasi politik adalah dasar pembagian tipe pemilih menjadi

4 tipe yaitu setia, teralienasi, naif dan apatis. Kepercayaan dan partisipasi yang

semakin menurun cenderung membuat pemilih menjadi tipe teralienasi, naif dan

apatis. Penelitian ini bertujuan untuk membagi pemilih di Kota Bogor menjadi

empat tipe pemilih dan mengkaji karakteristik dari masing-masing tipologi

pemilih. Untuk mengkaji karakteristik dari masing-masing tipe pemilih peneliti

mengunakan analisis regresi logistik multinomial. Secara umum hasil dari

penelitian ini ada lima dari sembilan peubah bebas yang berpengaruh terhadap

tipologi pemilih. Peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap tipologi pemilih

adalah jenjang pendidikan, intensitas diskusi politik, intensitas mengikuti berita

politik, evaluasi pemilih terhadap ekonomi dan evaluasi pemilih terhadap kinerja

pemerintah.

Kata kunci: regresi logistik multinomial, statistika deskriptif

ABSTRACT

ALDI MULYADI PUTRA. Analysis of Characteristics of Voter Typology on

General Election of Legislative in Bogor City. Supervised by I MADE

SUMERTAJAYA and HARI WIJAYANTO.

Voter confidence in the current political institutions as well as the

diminishing voter participation rates from year to year. Trust and political

participation is a basic division of types into 4 types of voters loyal, alienated,

naive and apathetic. Diminishing of trust and participation tends to make voters

become alienated type, naive and apathetic. This study aims to divide voters in the

city of Bogor into four types of voters and examine the characteristics of each

typology of voters. To examine the characteristics of each type of voter

researchers using multinomial logistic regression analysis. In general, the results

of this study there are five of the nine independent variables that influence the

voters typology. Independent variables that significantly affect the typology of

voters are education level, the intensity of the political debate, the intensity of

watching politic news, evaluation of voters on the economy and evaluation of

voters on the performance of government.

Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

Page 5: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Statistika

pada

Departemen Statistika

ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH

PADA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF DI KOTA BOGOR

ALDI MULYADI PUTRA

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression
Page 7: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

Judul Skripsi : Analisis Karakteristik Tipologi Pemilih pada Pemilihan Umum

Legislatif di Kota Bogor

Nama : Aldi Mulyadi Putra

NIM : G14100065

Disetujui oleh

Dr Ir I Made Sumertajaya M.Si

Pembimbing I

Dr Ir Hari Wijayanto M.Si

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Anang Kurnia M.Si

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya

sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul karya ilmiah ini adalah

“Analisis Karakteristik Tipologi Pemilih pada Pemilihan Umum Legislatif di Kota

Bogor”.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr Ir I Made Sumertajaya,

M.Si dan Bapak Dr Ir Hari Wijayanto, M.Si selaku pembimbing atas segala arahan

dan saran yang telah diberikan, sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dengan baik.

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dr Bagus Sartono M.Si atas saran

dan kritikan yang membangun. Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada

orang tua tercinta (Muhyat Mulyadi dan Santi Susanti), adik tersayang serta

seluruh keluarga atas doa dan dukungannya yang diberikan kepada penulis.

Terima kasih kepada teman-teman di Departemen Statistika, staf tata usaha dan

dosen-dosen yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada sahabat seperjuangan (Bani, Fikri dan

Apro) yang telah memotivasi agar skripsi ini cepat selesai.

Penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bogor, Agustus 2014

Aldi Mulyadi Putra

Page 9: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Metode Pengumpulan Data 2

Metode Analisis Data 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 5

Deskriptif Karakteristik Responden 5

Pemodelan Regresi Multinomial 9

Karakteristik Tipologi Pemilih 11

SIMPULAN DAN SARAN 12

Simpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 12

LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP 16

Page 10: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

DAFTAR TABEL

1 Tipologi pemilih di Kota Bogor 8 2 Tipologi pemilih di Indonesia tahun 2013 8

3 Dugaan parameter regresi logistik multinomial 10 4 Tabel ketepatan klasifikasi 11

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan penarikan contoh multistage random sampling. 3

2 Grafik ketertarikan terhadap masalah politik dan pemerintahan di Kota

Bogor 5

3 Grafik ketertarikan terhadap masalah politik dan pemerintahan di

Indonesia tahun 2013 6

4 Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Kota Bogor 6

5 Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Indonesia

tahun 2013 7

6 Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Kota Bogor 7

7 Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Indonesia tahun

2013 8

DAFTAR LAMPIRAN

1 Nilai korelasi dan nilai-p uji validitas peubah bebas 13

2 Nilai reliabilitas cronbach alpha peubah bebas 13

3 Daftar peubah bebas dan peubah respon 14

4 Nilai Korelasi Spearman 15

5 Tabel test rasio likelihood 15

Page 11: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemilihan umum (pemilu) legislatif merupakan sarana utama bagi rakyat

untuk menampung aspirasi rakyat dan juga merupakan dasar dari demokrasi.

Rakyat mempunyai arti penting sebagai pemilih, pemahaman atas pola sikap dan

perilaku politik rakyat menarik untuk diteliti. Partai politik (parpol) merupakan

salah satu sarana untuk menyalurkan aspirasi pemilih. Namun citra negatif

semakin melekat pada partai politik.

Memburuknya citra partai politik dimata rakyat berkaitan dengan kinerja

para kadernya, terutama kader yang menduduki kekuasaan ditingkat parlemen.

Berdasarkan catatan Komisi Pemberantasan Korupsi hingga tahun 2013, sudah 73

anggota Dewan Perwakilan Rakyar Daerah (DPRD) dan Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) terjerat kasus korupsi. Selain itu, sejumlah politisi dari parpol

banyak yang diproses hukum karena terbukti menggunakan pengaruh politiknya

untuk mengatur anggaran, menerima atau memberi suap dari pejabat. Hal tersebut

membuat tingkat kepercayaan pemilih terhadap partai politik maupun politisi terus

merosot. Hasil survei Cirus Surveyor Group terhadap 2.200 responden terdiri dari

penduduk Indonesia dengan minimal usia 17 tahun pada tahun 2013

memperlihatkan sebanyak 40% responden tidak percaya terhadap partai politik

(Wedhaswary 2013). Sedangkan 39.2% kurang percaya. Hanya 9.4% reponden

yang percaya terhadap partai politik. Sementara 11.4% tidak tahu atau tidak

menjawab (Atriana 2014).

Posisi rakyat dalam politik dan demokrasi adalah sebagai pemegang

mandat tertinggi yang berdaulat melalui sistem perwakilan yang dihasilkan oleh

suatu pemilihan umum. Rakyat menentukan keputusan politik tentang calon yang

pantas dan tidak pantas menjadi pejabat publik, atau partai yang boleh dan tidak

boleh berkuasa. Kenyataannya saat ini banyak rakyat yang tidak percaya dengan

sistem pemilu, ketidak-percayaan ini menyebabkan partisipasi rakyat menurun

terhadap pemilu. Pemilu semakin tidak diminati oleh rakyat terlihat dari

partisipasi pemilih yang terus menurun. Pada pemilu pertama tahun 1999

Indonesia di era reformasi partisipasi pemilih mencapai 92.74%. Angka itu

menurun pada pemilu 2004 menjadi 84.07% dan pada pemilu 2009 partisipasi

terus merosot menjadi hanya 71% (Sibarani 2014).

Studi perilaku pemilih yang dilakukan Seligson (1980) menggunakan

kepercayaan terhadap institusi politik dan efikasi yang menjadi dasar dalam

penentuan tiipologi pemilih. Kombinasi antara kepercayaan pada institusi politik

dan efikasi politik (political efficacy) menghasilkan empat jenis pemilih, yaitu:

1. Pemilih yang setia (Allegiant activists), yaitu pemilih yang terlibat aktif

secara politik, punya efikasi tinggi dan percaya terhadap institusi politik.

2. Pemilih yang teralienasi (Alienated activists), pemilih yang memiliki

efikasi politik, mempunyai political interest tinggi tapi kepercayaan

terhadap institusi politik tidak sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pemilih yang naif (Allegiant apathetics), yakni pemilih yang tidak

terlibat aktif, tidak memiliki efikasi, tidak memiliki ketertarikan politik

tapi percaya begitu saja terhadap institusi-institusi politik.

Page 12: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

2

4. Pemilih yang apatis (Alienated apathetics), pemilih yang mempunyai

efikasi politik dan ketertarikan yang rendah serta memiliki rasa

kepercayaan terhadap institusi politik yang rendah.

Menurut Mujani (2003) pemilih yang terlibat aktif secara politik dan

percaya terhadap institusi politik akan membentuk partisipasi dan dukungan

positif terhadap sistem demokrasi. Dalam hal ini keterlibatan politik mencakup

ketertarikan pada politik, pengetahuan politik, perasaan dekat dengan partai

tertentu (partisanship), dan perasaan pentingnya keterlibatan diri dalam

menentukan proses politik atau disebut juga efikasi politik. Sedangkan institusi

politik dalam penelitian ini dibatasi hanya mencakup presiden, partai politik,

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), politisi dan menteri.

Tipe pemilih yang sama menurut Seligson juga dapat dibentuk berdasarkan

kombinasi antara kepercayaan terhadap institusi politik dengan ketertarikan pada

masalah politik dan pemerintahan. Ketertarikan pada masalah politik dan

pemerintahan ditambah dengan kepercayaan penuh terhadap institusi politik akan

membentuk pemilih setia yang mendukung stabilitas demokrasi (Mujani 2003).

Dalam penelitian ini tipologi pemilih dibentuk berdasarkan ketertarikan pada

masalah politik dan kepercayaan terhadap institusi politik.

Analisis regresi logistik multinomial digunakan untuk melihat pengaruh dari

peubah-peubah bebas terhadap tipe pemilih. Interpretasi model dilakukan dengan

menggunakan rasio odds yang diperoleh dengan cara mentransformasi koefisien

regresi.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menghitung banyaknya tipe pemilih di Kota Bogor yang mempunyai

hak pilih dalam pemilu 2014.

2. Menganalisis karakteristik dari masing-masing tipe pemilih di Kota

Bogor.

METODE

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang

dikumpulkan melalui survei dengan instrumen kuesioner dari bulan Mei sampai

Juni 2014. Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan terhadap 35

responden melalui survei pendahuluan. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui

ketepatan dan kecermatan kuesioner (Tika 2006). Hasil pengujian untuk semua

pertanyaan yang diuji adalah valid pada taraf nyata 5% yang ditunjukkan dengan

nilai korelasi positif dan lebih dari 0.3 (Lampiran 1).

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan keterandalan

alat ukur agar dapat digunakan lebih lanjut (Usman dan Akbar 2003). Hasil

pengujian menunjukkan bahwa 8 peubah yang diuji memiliki nilai reliabilitas

cronbach alpha lebih besar dari 0.7 yang berarti pertanyaan tersebut merupakan

pertanyaan yang realibel dan 3 peubah lainnya mendekati nilai 0.7 yang berarti

petanyaan tersebut cukup realibel (Lampiran 2).

Page 13: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

3

Proses penarikan contoh menggunakan metode penarikan contoh berpeluang

dengan prosedur multistage random sampling. Populasi survei adalah seluruh

warga Kota Bogor yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, yakni

penduduk yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika

survei dilakukan. Jumlah populasi atau pemilih di Kota Bogor yang tercantum

pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada sebanyak 677.711 orang. Total contoh yang

berhasil dikumpulkan adalah sebanyak 150 dari 170 responden yang direncanakan.

Skema penarikan contoh dijelaskan sebagai berikut. Populasi pemilih

distratifikasi berdasarkan kecamatan yang jumlah sampelnya ditentukan

berdasarkan proporsi pemilih di kecamatan tersebut. Selanjutnya di masing-

masing kecamatan dilakukan penarikan contoh secara bertahap. Tahap pertama

yaitu mengambil satu kelurahan secara acak. Tahap kedua adalah megambil 2

rukun tetangga (RT) secara acak dari masing-masing kelurahan yang terpilih.

Tahap ketiga, di kedua rukun tetangga dipilih beberapa rumah dengan selang 3

rumah sampai jumlah contoh tiap kecamatan terpenuhi. Tahap keempat adalah di

rumah yang terpilih di ambil 1 orang secara acak. Skema penarikan contoh dapat

dilihat pada Gambar 1.

......

Gambar 1. Bagan penarikan contoh multistage random sampling.

Metode Analisis Data

Tahapan analisis yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan eksplorasi data terhadap tipe pemilih dari peubah kepercayaan

terhadap institusi politik, dan ketertarikan terhadap politik dan masalah

pemerintahan.

2. Menghitung persentase tipe pemilih di Kota Bogor dalam bentuk tabel

kontingensi. Langkah dalam membuat tipologi pemilih adalah sebagai

berikut.

a. Kepercayaan terhadap institusi politik diperoleh dari indeks gabungan

kepercayaan terhadap institusi politik. Indeks gabungan tersebut

dihitung dari rata-rata kepercayaan terhadap institusi politik.

Kota Bogor

Kec1

n1

Kec2

n2

Kec6

n6

Kec3

n3

Kelurahan 3

RT1 RT2

2

KK2

KK1

L/P L/P

Page 14: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

4

Kemudian skor dibagi menjadi dua kategori (1.00-2.50 = Percaya dan

2.51-4.00 = Tidak Percaya).

b. Ketertarikan terhadap politik dan masalah pemerintahan diperoleh dari

pertanyaan “Seberapa tertarik Ibu/Bapak pada politik dan masalah

pemerintahan” yang dikode ulang menjadi tertarik (sangat tertarik atau

cukup tertarik) dan tidak tertarik (kurang tertarik dan tidak tertarik).

c. Menghitung persentase pemilih yang termasuk kategori setia,

teralienasi, naif dan apatis.

3. Membuat model regresi logistik multinomial untuk menganalisis pengaruh

peubah bebas terhadap tipologi pemilih tersebut. Regresi logistik

multinomial merupakan regresi logistik dengan variabel responnya

mempunyai skala yang bersifat polychotomus atau multinomial yaitu skala

dengan kategori lebih dari dua (Agresti 2002). Misalkan Y adalah variabel

respon dengan M kategori, xi = (1,xi1, ...,xik) adalah vektor baris yang

unsur-unsurnya merupakan nilai-nilai dari k peubah bebas pada observasi

ke-i (i=1,...,n) dan P(Y = c| xi) adalah dugaan peluang munculnya respon

kategori ke-c dengan syarat xi. Seandainya kategori ke-1 dijadikan sebagai

acuan maka dugaan persamaan model logit multinomialnya adalah:

gc(x) = ln [

] =

c=1,....,M-1

dengan = ( ) adalah vektor kolom yang unsur-unsurnya

merupakan dugaan koefisien regresi logistik multinomial yang diperoleh

dengan metode kemungkinan maksimum. Model juga dapat diekspresikan

dalam bentuk persamaan dugaan peluang bersyarat. Secara umum dugaan

peluang bersyarat munculnya kategori m adalah:

Adapun yang menjadi variabel respon dalam analisis ini adalah tipologi

pemilih di Kota Bogor (setia, teralienasi, naif dan apatis). Sedangkan

peubah-peubah bebas yang diamati dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Lampiran 3.

4. Melakukan pengujian parameter secara simultan dengan uji likelihood

ratio atau uji G. Pengujian koefisien secara simultan yang bertujuan

untuk membandingkan nilai pengamatan respon dengan penduga nilai

respon untuk model penuh dan model intersep (Hosmer dan Lemeshow

2000). Hipotesis yang digunakan dalam uji G ini adalah sebagai berikut:

H0 : β1 = β2 = … = βk = 0

H1 : Minimal ada satu βi ≠ 0, i=1,2,...,k

Statistik uji G adalah sebagai berikut :

G = -2ln(

) ~

Dengan L0 sebagai nilai kemungkinan tanpa peubah penjelas dan Lk

sebagai nilai kemungkinan dengan k peubah penjelas. Hipotesis nol

ditolak jika G ≥ atau nilai-p < alpha yang berarti minimal ada satu

peubah penjelas yang signifikan.

5. Melakukan uji parameter secara parsial untuk melihat pengaruh dari

masing-masing faktor. Pengujian koefisien secara parsial didasarkan

pada pembakuan pada penduga koefisien regresi yang mengikuti sebaran

normal baku (Z) dengan hipotesis sebagai berikut:

Page 15: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

5

38%

62%

Sangat/CukupTertarik

Sedikit/TidakTertarik

H0: βi = 0

H1: βi ≠ 0 (i=1, 2, ... , k)

Statistik uji Wald adalah sebagai berikut

W =

~ Z

Dengan merupakan penduga bagi dan SE( merupakan penduga

galat baku bagi . Jika nilai-p < alpha atau nilai |W| > Zα/2 maka peubah

penjelas ke-i signifikan, artinya peubah tersebut layak berada dalam model.

6. Melakukan uji kelayakan model dengan uji Pearson. Suatu ukuran yang

menjelaskan perbedaan antara frekuensi pengamatan dengan frekuensi

harapan dinyatakan oleh statistik .

∑ ( )

Jika <

maka terima H0 yang berarti model merupakan

model layak.

7. Menghitung besar persentase ketepatan pendugaan yang dilakukan model

menggunakan tabel ketepatan klasifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Karakteristik Responden

Secara umum pemilih di Kota Bogor yang sangat dan cukup tertarik

terhadap politik lebih sedikit dibandingkan pemilih yang kurang dan tidak tertarik

terhadap politik dan masalah pemerintahan. Pemilih di Kota Bogor yang sangat

dan cukup tertarik pada politik dan masalah pemerintahan ada sebanyak 38%.

Sedangkan pemilih di Kota Bogor yang sedikit tertarik dan kurang tertarik pada

politik dan masalah pemerintahan ada sebanyak 62% (Gambar 2).

Gambar 2. Grafik ketertarikan terhadap politik dan masalah pemerintahan di Kota

Bogor

Persentase ketertarikan pada politik dan masalah pemerintahan dalam

penelitian yang dilakukan di Kota Bogor ini tidak berbeda jauh dengan hasil

survei yang dilakukan oleh Indikator Politik dengan responden seluruh warga

negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum di seluruh

Page 16: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

6

28%

67%

5%

Sangat/CukupTertarik

Kurang/Tidak Tertarik

Tidak Tahu/TidakMenjawab

Indonesia pada bulan Juli 2013. Hasil dari survei Indikator Politik menunjukkan

bahwa pemilih yang sangat atau cukup tertarik pada politik dan masalah

pemerintahan ada sebanyak 28%, pemilih yang kurang atau tidak tertarik sama

sekali ada sebanyak 67% dan sisanya 5% reponden tidak menjawab atau tidak

tahu (Gambar 3).

Gambar 3. Grafik ketertarikan terhadap politik dan masalah pemerintahan di

Indonesia tahun 2013

Persentase kepercayaan pemilih di Kota Bogor terhadap institusi politik

berbeda-beda. Terdapat tiga intitusi politik yang mengalami krisis kepercayaan

yaitu DPR, politisi dan partai politik. Pemilih di Kota Bogor yang percaya dan

sangat percaya terhadap DPR, partai politik dan politisi masing-masing sebanyak

27%, 21% dan 24%. Dan sisanya yang kurang dan tidak percaya terhadap DPR,

parpol dan politisi masing-masing ada sebanyak 73%, 79% dan 76% (Gambar 4).

Sedangkan pemilih di Kota Bogor yang percaya dan sangat percaya terhadap

presiden dan lembaga kementrian masing-masing sebanyak 74% dan 64%. Dan

sisanya yang kurang dan tidak percaya terhadap presiden dan lembaga kementrian

masing-masing ada sebanyak 26% dan 36% (Gambar 4).

Gambar 4. Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Kota

Bogor

74%

27% 21% 24%

64%

26%

73% 79% 76%

36%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

Presiden DPR PartaiPolitik

Politisi Menteri

Pe

rse

nta

se

Institusi Politik

Sangatpercaya/Cukuppercaya

Kurangpercaya/Tidakpercaya

Page 17: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

7

Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Kota Bogor

memiliki pola yang sama dengan persentase kepercayaan pemilih terhadap

institusi politik hasil suvei Indikator Politik. Presiden dan Menteri memiliki

persentase kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan persentase

ketidak-percayaannya. Sedangkan DPR, partai politik dan politisi memiliki

persentase ketidak-percayaan lebih tinggi dibandingkan dengan persentase

kepercayaannya (Gambar 5).

Gambar 5. Persentase kepercayaan pemilih terhadap institusi politik di Indonesia

tahun 2013

Selisih persentase antara banyaknya pemilih yang sangat atau cukup percaya

dengan pemilih yang kurang atau tidak percaya terhadap institusi politik membuat

gap percaya-tidak percaya. Gap positif menunjukkan bahwa pemilih cenderung

lebih percaya sedangkan gap negatif menunjukkan bahwa pemilih kurang percaya

terhadap institusi politik. Presiden dan Menteri merupakan institusi politik yang

mendapat kepercayaan dari pemilih sedangkan DPR, partai politik dan politisi

merupakan institusi politik yang kurang mendapat kepercayaan dari pemilih di

Kota Bogor (Gambar 6).

Gambar 6. Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Kota Bogor

48%

-45% -59%

-52%

28%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

Presiden DPR Partai Politik Politisi Menteri

Pe

rse

nta

se

Institusi Politik

Gap

68%

41%

31% 30%

54%

26%

49%

58% 57%

36%

6% 10% 11% 13%

10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Presiden DPR PartaiPolitik

Politisi Menteri

Per

sen

tase

Institusi Politik

Sangatpercaya/CukuppercayaSedikitpercaya/TidakpercayaTidak tahu/Tidakjawab

Page 18: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

8

Gap percaya-tidak percaya di Kota Bogor memiliki pola yang sama dengan

hasil survei yang dilakukan oleh Indikator Politik. Presiden dan Menteri

merupakan institusi politik yang mendapat kepercayaan dari pemilih sedangkan

DPR, partai politik dan politisi merupakan institusi politik yang kurang mendapat

kepercayaan dari pemilih di Indonesia (Gambar 7).

Gambar 7. Gap percaya-tidak percaya terhadap institusi politik di Indonesia tahun

2013

Hasil pembagian tipe pemilih di Kota Bogor menunjukkan bahwa sebagian

besar pemilih merupakan pemilih apatis yaitu sebanyak 42.0%. Hanya 17.3%

pemilih di Kota Bogor yang merupakan pemilih tipe setia. Sisanya 20.7%

merupakan pemilih teralienasi dan 20% merupakan pemilih yang naif (Tabel 1).

Tabel 1. Tipologi pemilih di Kota Bogor

Ketertarikan

Politik

Kepercayaan

Tinggi Rendah

Tertarik Setia Teralienasi

17.3% 20.7%

Tidak Tertarik Naif Apatis

20.0% 42.0%

Pembagian tipe pemilih di Kota Bogor tidak jauh berbeda dengan

pembagian tipe pemilih di Indonesia. Persentase pemilih setia, teralienasi, naif dan

apatis di Indonesia ada sebanyak 17.0%, 13.2%, 28.3% dan 41.5% (Tabel 2).

Tabel 2. Tipologi pemilih di Indonesia tahun 2013

Ketertarikan

Politik

Kepercayaan

Tinggi Rendah

Tertarik Setia Teralienasi

17.0% 13.2%

Tidak Tertarik Naif Apatis

28.3% 41.5%

43%

-9%

-26% -27%

17%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

Presiden DPR Partai Politik Politisi MenteriPe

rse

nta

se

Institusi Politik

gap

Page 19: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

9

Pemodelan Regresi Multinomial

Model regresi logistik multinomial memiliki asumsi tidak terdapat

multikolinearitas antara peubah bebas. Hasil dari uji korelasi antar peubah bebas

menunjukkan adanya korelasi yang nyata antara intensitas mengikuti berita politik

dan intensitas diskusi politik yaitu sebesar 0.398. Evaluasi pemilih terhadap

kinerja pemerintah juga berkorelasi nyata dengan evaluasi pemilih terhadap

keadaan ekonomi yaitu sebesar 0.426. Nilai korelasi dua pasang peubah bebas ini

relatif kecil sehingga peubah bebas yang bekorelasi masih bisa dimasukan ke

dalam model (Lampiran 4).

Model dibangun dengan menggunakan metode stepwise logistic regression.

Peubah bebas yang berpengaruh nyata yang masuk ke dalam model adalah jenjang

pendidikan, intensitas mengikuti berita politik, intensitas diskusi politik, evaluasi

pemilih terhadap ekonomi dan evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah.

Hasil dari pemodelan ini membentuk tiga model logit. Kategori acuan peubah

respon adalah kategori pertama yaitu setia. Pengujian koefisien regresi secara

simultan menghasilkan nilai-p kurang dari 0.05 maka tolak H0. Ini

mengindikasikan minimal ada satu peubah penjelas yang berpengaruh nyata

terhadap peubah respon (Lampiran 5).

Jenjang pendidikan berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang

menjadi teralienasi dan apatis dibandingkan menjadi setia. Namun tidak

berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi naif dibandingkan

menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor jenjang pendidikan

akan meningkatkan odds menjadi teralienasi dibandingkan menjadi setia sebesar

2.117 kali dan meningkatkan odds menjadi apatis dibandingkan menjadi setia

sebesar 2.248 kali. Semakin tinggi jenjang pendidikan seorang pemilih maka

semakin besar kecenderungan pemilih untuk menjadi pemilih yang teralienasi dan

apatis.

Intensitas mengikuti berita politik berpengaruh nyata terhadap

kecenderungan seseorang menjadi naif dibandingkan menjadi setia. Namun tidak

berpengaruh nyata terhadap kecenderungan seseorang menjadi teralienasi dan

apatis dibandingkan menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor

intensitas mengikuti berita politik akan menurunkan odds menjadi naif

dibandingkan setia sebesar 0.427 kali. Semakin sering seseorang mengikuti berita

politik maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk menjadi pemilih yang

naif.

Intensitas diskusi politik berpengaruh nyata terhadap kecenderungan

seseorang menjadi naif dan apatis dibandingkan menjadi setia (Tabel 3). Setiap

penambahan 1 satuan skor intesitas diskusi politik akan menurunkan odds menjadi

naif dibandingkan setia sebesar 0.314 kali dan menurunkan odds menjadi apatis

dibandingkan setia sebesar 0.248 kali. Semakin sering seseorang berdiskusi

tentang politik maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk menjadi

pemilih yang naif dan apatis.

Evaluasi pemilih terhadap keadaan ekonomi Indonesia berpengaruh nyata

terhadap kecenderungan seseorang menjadi teralinasi dan apatis dibandingkan

menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor evaluasi pemilih

terhadap ekonomi akan menurunkan odds menjadi teralienasi dibandingkan setia

sebesar 0.232 kali dan menurunkan odds menjadi apatis dibandingkan setia

Page 20: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

10

sebesar 0.242 kali. Semakin baik evaluasi pemilih terhadap ekonomi Indonesia

maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk menjadi pemilih yang apatis

dan teralienasi.

Evaluasi pemilih terhadap kinerja pemerintah Indonesia berpengaruh nyata

terhadap kecenderungan seseorang menjadi teralienasi dan apatis dibandingkan

menjadi setia (Tabel 3). Setiap penambahan 1 satuan skor evaluasi pemilih

terhadap kinerja pemerintah akan menurunkan odds menjadi teralienasi

dibandingkan setia sebesar 0.013 kali dan menurunkan odds menjadi apatis

dibandingkan setia sebesar 0.373 kali. Semakin baik evaluasi pemilih terhadap

kinerja pemerintah Indonesia maka semakin kecil kecenderungan seseorang untuk

menjadi pemilih yang apatis dan teralienasi.

Tabel 3. Dugaan parameter regresi logistik multinomial

Peubah bebas βi Std. Error Wald Odds Ratio

Logit 1 : (teralienasi/setia)

Konstanta

X1

X5

X6

X8

X9

6.298**

0.750*

-0.132

-0.355

-1.460**

-1.228*

2.622

0.309

0.367

0.416

0.507

0.495

5.769

5.878

0.129

0729

8.277

6.143

2.117

0.876

0.701

0.232

0.293

Logit 2 : (naif/setia)

Konstanta

X1

X5

X6

X8

X9

8.193**

-0.184

-0.850*

-1.157**

-0.755

0.120

2.650

0.309

0.369

0.427

0.484

0.479

9.558

0.354

5.303

7.340

2.431

0.036

0.832

0.427

0.314

0.470

1.128

Logit 3 : (apatis/setia)

Konstanta

X1

X5

X6

X8

X9

9.872***

0.810**

-0.578

-1.394**

-1.419**

-0.985*

2.550

0.291

0.344

0.405

0.472

0.462

14.984

7.767

2.817

11.820

9.031

4.545

2.248

0.561

0.248

0.242

0.373

Keterangan: ***p<.001, **p<.01, *p<.05

Model juga dapat dituliskan dalam bentuk dugaan peluang bersyarat berikut:

P(Y=Setia|X) = 1 / (1+ exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9)

+ exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9)

+ exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9))

P(Y=Teralienasi|X) = exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9) /

(1+ exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9)

+ exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9)

+ exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9))

Page 21: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

11

P(Y=Naif | X) = exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9) /

(1+exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9)

+ exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9)

+ exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9))

P(Y=Apatis | X) = exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9) /

(1+exp(6.298+0.750X1-0.132X5-0.355X6-1.460X8-1.228X9)

+ exp(8.193-0.184X1-0.850X5-1.157X6-0.755X8+0.120X9)

+ exp(9.872+0.810X1-0.578X5-1.394X6-1.419X8-0.985X9))

Berdasarkan model tersebut, dapat dihitung dugaan peluang seseorang

menjadi salah satu tipe pemilih. Bila X1=5 (pendidikan sarjana), X5=5 (mengikuti

berita politik setiap hari), X6=3 (cukup sering berdiskusi tentang politik), X8=3

(mengevaluasi sedang keadaan ekonomi) dan X9= 4 (mengevaluasi baik kinerja

pemerintah) maka peluang seseorang menjadi teralienasi adalah P(Y = Teralienasi

| X) = exp(6.298+3.750-0.66-1.065-4.38-4.912) / (1+exp(6.298+3.750-0.66-1.065

-4.38-4.91)+exp(8.193-0.92-4.25-3.471-2.265+0.48) + exp(9.872+4.05-2.89-4.18

-4.257-3.94)) = 0.2172. Dengan cara yang sama peluang seseorang menjadi tipe

pemilih lain juga dapat diperoleh. Dugaan peluang seseorang menjadi tipe pemilih

setia, naif dan apatis masing-masing sebesar 0.5725, 0.0614 dan 0.1489. Dengan

demikian pemilih dengan kriteria tersebut masuk ke dalam pemilih yang setia.

Hasil uji kesesuaian model menggunakan uji Pearson menunjukkan bahwa

model merupakan model yang cukup layak karena nilai-p > 0.05. Nilai ketepatan

klasifikasi menunjukkan seberapa baik model dapat menduga peubah respon.

Secara total model mempunyai ketepatan klasifikasi sebesar 52.7% (Tabel 4).

Tabel 4. Tabel ketepatan klasifikasi

Aktual Nilai Dugaan Persentase

Total Setia Teralienasi Naif Apatis

Setia

Teralienasi

Naif

Apatis

13

5

3

8

2

10

1

5

6

0

14

8

5

16

12

42

50%

32.3%

46.7%

66.7%

Persentase Total 19.3% 12.0% 18.7% 50.0% 52.7%

Karakteristik Tipologi Pemilih

Berdasarkan interpretasi model, tipe pemilih teralienasi memiliki

karakteristik jenjang pendidikan yang semakin tinggi, semakin buruk dalam

mengevaluasi keadaan ekonomi dan semakin buruk dalam mengevaluasi kinerja

pemerintah Indonesia.

Tipe pemilih naif memiliki karakteristik jarang dalam mengakses berita

politik dan jarang dalam melakukan diskusi tentang politik. Sedangkan tipe

pemilih apatis memiliki karakteristik memiliki jenjang pendidikan yang semakin

tinggi, jarang dalam berdiskusi tentang politik, semakin buruk dalam

mengevaluasi keadaan ekonomi dan semakin buruk dalam mengevaluasi kinerja

pemerintah Indonesia.

Page 22: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

12

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Sebagian besar pemilih di Kota Bogor bukan merupakan pemilih yang setia.

Hanya 17.3% pemilih Kota Bogor yang merupakan pemilih tipe setia. Sisanya

20.7% merupakan pemilih teralienasi, 20% merupakan pemilih yang naif dan 42%

merupakan pemilih yang apatis.

Peubah bebas yang berpengaruh nyata terhadap tipologi pemilih adalah

jenjang pendidikan, intensitas diskusi politik, intensitas mengikuti berita politik,

evaluasi pemilih terhadap ekonomi dan evaluasi pemilih terhadap kinerja

pemerintah. Semakin baik evaluasi pemilih terhadap keadaan ekonomi dan kinerja

pemerintah maka akan menurunkan kecenderungan pemilih menjadi teralienasi

dan apatis. Semakin sering seseorang mengikuti berita politik maka akan

menurunkan kecenderungan seseorang menjadi naif. Semakin sering seseorang

berdiskusi tentang politik maka akan menurunkan kecenderungan pemilih menjadi

naif dan apatis. Dan semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang maka akan

meningkatkan kecenderungan pemilih menjadi teralienasi dan apatis.

DAFTAR PUSTAKA

Agresti A. 2002. Catergorical Data Analysis 2nd Edition. Florida (US):

University of Florida.

Atriana R. 2014. Survei Cirus: Hanya 9,4% Publik yang Masih Percaya Partai

Politik [Internet]. Jakarta (ID): Detik [diunduh 2014 Januari 31]. Tersedia:

http://news.detik.com/read/2014/01/05/174738/2458684/10/survei-cirus-hanya-

94-publik-yang-masih-percaya-partai-politik?nd772204btr

Hosmer DW, Lemeshow S. 2000. Applied Logistic Regression 2nd Edition.

Canada (CA): A Wiley Interscience Publication

Mujani S. 2003. Religious Democrats: Democratic Culture And Muslim Political

Participation In Post-Suharto Indonesia [disertasi]. Ohio (US): Ohio State

University.

Seligson MA. 1980. Trust, Efficacy and Modes of Political Participation: A Study

of Costa Rican Peasants [disertasi]. Cambridge (UK): Cambridge Universty.

Sibarani R. 2013. Pemilu 2014, antara Menghitung Sapi dan Kesulitan

Menghitung DPT [Internet]. Jakarta (ID): Kompas [diunduh 2014 Mei 2014].

Tersedia: http://politik.kompasiana.com/2014/04/08/politik-dan-demokrasi-di-

indonesia-menjelang-pemilu-2014-pemerintah-kita-lebih-pintar-menghitung-

sapi-daripada-menghitung-dpt-645865.html

Tika MP. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Usman H, Akbar, RPS. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta (ID): Bumi Aksara

Wedhaswari ID. 2013. Rapor Merah Kinerja Partai Politik [Internet]. Jakarta (ID):

Kompas [diunduh 2014 Januari 30]. Tersedia:http://nasional.kompas.com/read/

2013/12/23/1156086/Rapor.Merah.Kinerja.Partai.Politik

Page 23: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

13

Lampiran 1 Nilai korelasi dan nilai-p uji validitas peubah bebas.

Pertanyaan r Nilai-p Keterangan

Ketertarikan pada politik

Intensitas mengikuti berita politik

Kepercayaan pada presiden

Kepercayaan pada DPR

Kepercayaan pada partai politik

Kepercayaan pada politisi

Kepercayaan pada menteri

Intensitas diskusi politik

Pandangan terhadap politisi

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3

Evaluasi terhadap kondisi ekonomi

Evaluasi terhadap kinerja

pemerintah

0.365

0.369

0.428

0.523

0.618

0.505

0.337

0.386

0.464

0.524

0.451

0.545

0.620

0.031

0.029

0.010

0.001

0.000

0.002

0.048

0.022

0.005

0.001

0.007

0.001

0.000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Lampiran 2 Nilai reliabilitas cronbach alpha peubah bebas.

Pertanyaan Nilai Cronbach Alpha Keterangan

Ketertarikan pada politik

Intensitas mengikuti berita politik

Kepercayaan pada presiden

Kepercayaan pada DPR

Kepercayaan pada partai politik

Kepercayaan pada politisi

Kepercayaan pada menteri

Intensitas diskusi politik

Pandangan terhadap politisi

Indikator 1

Indikator 2

Indikator 3

Evaluasi terhadap kondisi

ekonomi

Evaluasi terhadap kinerja

pemerintah

0.729

0.747

0.712

0.701

0.689

0.703

0.720

0.720

0.709

0.701

0.710

0.698

0.687

Realibel

Realibel

Realibel

Realibel

Cukup Realibel

Realibel

Realibel

Realibel

Realibel

Realibel

Realibel

Cukup Realibel

Cukup Realibel

Page 24: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

14

Lampiran 3 Daftar peubah bebas dan peubah respon.

Peubah Simbol Keterangan

Tipologi Pemilih

Y

Setia

Teralienasi

Naif

Apatis

Pendidikan

X1

SD

SMP

SMA

Diploma

Sarjana

Magister

Doktor

Pengeluaran Perbulan

X2

X ≤ 1000000

1000000<X≤2000000 2000000<X≤3500000 3500000<X≤5000000 >5000000

Gender

X3

Laki-Laki

Perempuan

Partisipanship

X4

Ya

Tidak

Intensitas Mengikuti Berita Politik

X5

Tidak Pernah

≤ 2 kali sebulan

≤ 2 kali seminggu

Hampir Setiap hari

Setiap Hari

Intensitas Diskusi Politik

X6

Tidak Pernah

Jarang

Cukup Sering

Sering

Pandangan Terhadap Politisi

X7

Buruk

Baik

Evaluasi Terhadap Ekonomi Saat ini

X8

Sangat Buruk

Buruk

Sedang

Baik

Sangat Baik

Evaluasi Terhadap Kinerja Pemerintah

X9 Sangat Buruk

Buruk

Sedang

Baik

Sangat Baik

Page 25: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

15

Lampiran 4 Nilai Korelasi Spearman

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

X9

r

nilai-p

r

nilai-p

r

nilai-p

r

nilai-p

r

nilai-p

r

nilai-p

r

nilai-p

r

nilai-p

r

nilai-p

1.00

.229

.005

-.174

.033

-.189

.020

-.019

.821

-.128

.119

-223

.006

.044

.594

.050

.540

1.00

-.284

.000

.130

.112

-.093

.260

-069

.402

-218

.007

.097

.238

.159

.051

1.00

-.112

.174

.083

.315

.074

.369

.028

.737

.037

.657

.045

.585

1.00

-.174

.034

-.036

.661

.168

.040

-.011

.894

-.011

.898

1.00

.398

.000

.014

.864

.112

.172

.024

.771

1.00

.058

.481

.058

.483

-.031

.703

1.00

-.076

.358

-.151

.065

1.00

-.151

.065

1.00

Lampiran 5 Tabel test rasio likelihood

Model

Model Fitting

Criteria Likelihood Ratio Test

-2 Log

Likelihood Chi-Square Df Nilai-p

Intercept Only

Final

369.696

270.557

99.138

15

0.000

Page 26: ANALISIS KARAKTERISTIK TIPOLOGI PEMILIH PADA … · Secara umum hasil dari ... voters on the performance of government. Keywords: descriptive statistics, multinomial logistic regression

16

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 03 Febuari 1993 sebagai anak

pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Muhyat Mulyadi dan Ibu Santi

Susanti. Tahun 2007 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1

Purwakarta. Tahun 2010 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1

Purwakarta dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Statistika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

melalui jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asistem praktikum Metode

Statistika pada tahun ajaran 2011/2012. Penulis juga aktif dalam beberapa

kepengurusan yaitu menjadi anggota Departemen Database Center Himpunan

Profesi Gamma Sigma Beta 2012 dan menjadi bendahara organisasi mahasiswa

daerah Purwakarta Student Comunity (PUSCOM). Penulis juga pernah mengikuti

beberapa kepanitiaan seperti Statistika Ria 2011 dan 2012, dan menjadi Ketua D3

Welcome Ceremony of Statistics (WCS) 2013.