Analisis Kapasitas Jembatan Gelagar Baja Komposit Yang Diperkuat Dengan Sistem Flens Prategang Baja

download Analisis Kapasitas Jembatan Gelagar Baja Komposit Yang Diperkuat Dengan Sistem Flens Prategang Baja

of 14

description

Skripsi

Transcript of Analisis Kapasitas Jembatan Gelagar Baja Komposit Yang Diperkuat Dengan Sistem Flens Prategang Baja

  • i

    ANALISIS KAPASITAS JEMBATANGELAGAR BAJA KOMPOSIT YANG

    DIPERKUAT DENGAN SISTEM FLENS PRATEGANG BAJA

    Oleh: Mirza Helmidian K

    2003410087

    Pembimbing: Ir. Lanneke Tristanto, Prof. Riset

    Universitas Katolik Parahyangan

    Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

    Bandung 2008

    ABSTRAK

    Sesuai dengan peningkatan pembangunan serta makin berkembangnya masyarakat modern di Indonesia, dan seiring dengan tuntutan permasalahan transportasi yang makin padat dan rumit, jumlah dan mutu serta kapasitas jembatan juga dituntut untuk selalu ditingkatkan, terutama untuk mengimbangi peningkatan ekonomi dan industri yang tersebar hampir disemua pulau besar di Indonesia. Berdasarkan evaluasi hasil pengukuran vibrasi, sebuah jembatan bentang gelagar baja komposit sederhana dengan bentang gerber di tengah telah mengalami penurunan kapasitas sebesar 40%. Perkuatan dengan sistem prategang pada flens dapat meningkatkan kapasitas daya pikul dari gelagar bangunan atas jembatan. Bentang gelagar baja komposit yang baru dapat diperpanjang 1.1 kali dengan sistem prategang pada flens, yang dalam kasus perkuatan gelagar baja komposit lama akan menjadi peningkatan kapasitas. Perkuatan flens gelagar baja dengan tendon prategang menjadi pembahasan utama dalam skripsi ini.

  • ii

    CAPACITIES ANALYSIS FOR COMPOSITE STEEL GIRDER BRIDGE WITH STRENGHTENED

    BY PRESTRESSED STEEL FLANGE SYSTEM

    Mirza Helmidian K 2003410087

    Advisor:

    Ir. Lanneke Tristanto, Prof. Riset

    PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING

    (Accredited by SK BAN-PT No.: 026/BAN-PT/Ak-VII/S1/VIII/2003) BANDUNG

    JANUARY 2008

    ABSTRACT As according to improvement of development and more and more grows it modern public in Indonesia, and along with problems demand of transportation that is more and more massive and complicated, number of and quality of and bridge capacitieses also claimed for always is improved, especially to make balance to economic improvement and industry which spread over deconvolution is of all big island in Indonesia. Based on evaluation result of vibration gauging, a bridge unfolds simple composite steel girder by unfolding gerber in the middle of has experienced derivation of capacities equal to 40%. Strengthening with prestressed system at flange can increase energy?power capacities to shoulder from building girder to bridge. Unfolds extendable new composite steel girder 1.3 times with prestressed system at flange, which in stripper composite steel girder strengthening case will become improvement of capacities. Steel girder flange strengthening with prestressed reservoir become principal solution in this skripsi.

  • iii

    PRAKATA

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih

    atas segala karuniaNya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi

    program sarjana pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil, Universitas

    Katolik Parahyangan Bandung. Skripsi ini membahas permasalahan struktur

    dengan judul: ANALISIS KAPASITAS JEMBATAN GELAGAR BAJA

    KOMPOSIT YANG DIPERKUAT DENGAN SISTEM FLENS

    PRATEGANG BAJA

    Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Ibu Prof.R. Lanneke Tristanto, Ir. selaku dosen pembimbing yang tanpa beliau

    skripsi ini tak akan tersusun dengan baik.

    2. Bapak Prof. Bambang Suryoatmono, Ph.D. selaku Koordinator KBI Struktur

    yang telah memberikan masukan masukan bagi skripsi ini.

    3. Bapak Dr. Paulus Kartawijaya selaku dosen penguji yang telah memberikan

    saran dan masukan.

    4. Bapak Rudy Suherman, Ir. MT. selaku dosen penguji yang telah memberikan

    saran dan masukan.

    5. Ibu Herni atas konsultasi kilat dan sering muncul disaat yang tepat.

    6. Mpah, Mah, Frika dan Frima tercinta yang telah memberikan cinta, kasih

    sayang, doa dan dukungannya selama ini.

    7. Gina atas kesetiaan dan pengertiannya dalam setiap kesempatan.

  • iv

    8. Semua saudaraku angkatan 2003 Teknik Sipil Unpar atas kebersamaannya

    selama hampir 5 tahun yang takkan terlupakan.

    9. Sanjeev, Tommy, Zico, dan rekan-rekan kontrakan atas semua dukungannya.

    10. Panji dan Gina sebagai rekan seperjuangan dalam penyusunan skripsi ini yang

    telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

    11. Ajoss Team, Ferry Abox, Fandi PMD, sodara sehidup semati, atas ikrar setia

    dalam panji Janji Suci Demi Sebuah Kehormatan.

    12. Seluruh Karyawan TU dan Pekarya gedung 4 atas bantuannya.

    13. Semua pihak yang turut membantu, memberikan dorongan dan semangat yang

    tidak dapat dituliskan satu-persatu.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna serta masih

    sederhana sifatnya, mengingat terbatasnya waktu dan kemampuan penulis. Penulis

    menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dapat memperbaikinya

    di masa yang akan datang.

    Akhir kata penulis berharap skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis

    sendiri tetapi bagi mahasiswa lainnya dan dunia pendidikan, khususnya di bidang

    Teknik Sipil.

    Bandung, Agustus 2008

    Penulis,

    Mirza Helmidian Khairot

    2003410087

  • v

    DAFTAR ISI hal ABSTRAK i

    ABSTRACT ii

    PRAKATA iii

    DAFTAR ISI v

    DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN ix

    DAFTAR GAMBAR xii

    DARTAR TABEL xiii

    DAFTAR LAMPIRAN xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Inti Permasalahan 2

    1.3 Tujuan Penulisan 2

    1.4 Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah 3

    1.5 Metode Penulisan 3

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Standar Pembebanan Pada Jembatan 4

    2.2 Metode Perencanaan 4

    2.3 Faktor Beban 5

    2.4 Beban Jembatan 6

    2.4.1 Beban Mati 7

    2.4.2 Beban Hidup 8

    2.4.3 Beban Lalu Lintas 8

  • vi

    2.4.4 Beban D" 9

    2.5 Material 12

    2.5.1 Beton 12

    2.5.2 Baja Struktural 12

    2.5.3 Baja Prategang 13

    2.6 Aksi Komposit Baja-Beton 14

    2.6.1 Komposit Penuh 15

    2.6.2 Komposit Parsial 15

    2.7 Penghubung Geser 15

    BAB 3 Analisis Balok Komposit Yang Telah Menurun Dalam Kapasitas Daya

    Pikul

    3.1 Ketentuan Umum Mengenai Kalkulasi Desain 17

    3.1.1 Kuat Tekan Balok Beton 17

    3.1.2 Rasio Youngs Moduli 17

    3.1.3 Kombinasi Balok Beton Sebagai Lantai

    Dan Gelagar Utama 17

    3.2 Desain Penghubung Geser 18

    3.2.1 Geseran Akibat Susut Dan Perbedaan Suhu 18

    3.2.2 Jarak Maksimal Penghubung Geser 19

    3.2.3 Jarak Minimal Penghubung Geser 19

    3.2.4 Geser Yang Diizinkan 19

    3.2.5 Wearing Surface 20

    3.3 Tegangan Izin

  • vii

    3.3.1 Tegangan Izin Komponen Lentur 20

    3.3.2 Tegangan Izin Baja Tulangan 21

    3.3.3 Tegangan Izin Tendon Prategang 22

    3.3.4 Keamanan Lantai Terhadap Tegangan Tarik 23

    3.3.5 Kekuatan Beton Ketika Terjadi Aksi Komposit 23

    3.4 Momen Lentur 23

    3.5 Properti Penampang 24

    3.6 Desain Struktur Prategang Komposit 26

    3.7 Gaya Prategang Yang Bekerja 29

    3.8 Luas Dan Eksentrisitas Tendon 29

    3.9 Lendutan 30

    BAB 4 Peningkatan Kapasitas Balok Komposit

    4.1 Analisis Kapasitas Struktur 33

    4.2 Perhitungan Kapasitas Pelat Lantai 35

    4.2.1 Analisis Penampang 37

    4.2.2 Perhitungan Tegangan 70% BM 40

    4.2.3 Perhitungan Tegangan 100% BM 43

    4.3 Peningkatan Kekuatan Akibat Prategang 45

    4.4 Perpanjangan Bentang Akibat Prategang 50

    4.5 Pemeriksaan Lendutan 51

    4.6 Perencanaan Geser 53

  • viii

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan 56

    5.2 Saran 56

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • ix

    DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

    Ac = Luas penampang

    D = Diameter stud, umumnya 19 mm / 22 mm (cm)

    e = Eksentrisitas

    Ec = Modulus elatisitas beton

    Es = Modulus elatisitas baja

    fc = Kuat tekan beton yang ditentukan

    fci = Kuat tekan beton pada saat pemberian prategang awal

    fcs = Tegangan ijin tekan beton akibat pengaruh prategang dan beban

    mati pada kondisi beban layan (sesudah memperhitungkan semua

    kehilangan tegangan)

    fpe = Tegangan tekan beton akibat gaya prategang efektif pada serat tepi

    penampang, dimana tegangan tarik disebabkan oleh beban luar di

    penampang kritis (d/2 dari muka perletakan )

    fps = Kuat tarik tendon prategang yang ditentukan

    fpu = Kuat leleh tendon prategang yang ditentukan

    h = Tinggi stud, umumnya 15 cm (cm)

    h1 = Letak cgs dihitung dari serat tepi bawah pada tengah penampang

    komposit

    h2 = Letak cgc dihitung dari serat tepi bawah pada tengah penampang

    komposit

    hpc = Jarak dari serat paling tertekan dari penampang komposit ke garis

    berat baja prategang

  • x

    Ia-c =Momen inersia komposit beton dan baja

    Ic = Momen Inersia Pelat Beton

    Is = Momen Inersia Baja

    Ix = Momen Inersia Komposit

    KSMA = Faktor beban layan untuk beban mati tambahan

    KUMA = Faktor beban ultimit untuk beban mati tambahan

    M max = Momen akibat berat sendiri + beban mati tambahan + beban hidup

    M min = Momen akibat berat sendiri

    Mu = Momen terfaktor

    n = Perbandingan modulus elastisitas (rasio modular)

    P = Beban terpusat

    Pe = Gaya prategang efektif

    Pi = Gaya prategang awal

    q = Beban merata

    Qa = Kuat geser yang diizinkan untuk shear connectors (kg)

    s = Jarak antar sumbu gelagar

    tf = Tebal sayap atas gelagar

    ts = Tebal minimum pelat

    Ybs = Titik berat dari serat bawah

    Yas = Titik berat dari serat atas

    Za = Statis momen terhadap serat tepi atas

    Zb = Statis momen terhadap serat tepi bawah

    Zt = Statis momen terhadap serat tepi atas

    = Lendutan

  • xi

    = Regangan

    = Koefisien geser

    a1 = Tegangan pada serat atas baja akibat berat sendiri gelagar

    a2 = Tegangan pada serat atas baja sebelum komposit

    a3 = Tegangan baja serat atas

    b1 = Tegangan pada serat bawah baja akibat berat sendiri gelagar

    b2 = Tegangan pada serat bawah baja sebelum komposit

    b3 = Tegangan baja serat bawah

    initial =Tegangan awal

    izin =Tegangan izin

    kerja =Tegangan kerja

    AASHTO = American Association of State Highway and Transportation Officials

    BM = Bina Marga

    BMS = Bridge Management System

    DL = Dead Load

    KBL = Keadaan Batas Layan

    KBU = Keadaan Batas Ultimit

    KEL = Knife Edge Load

    LL = Live Load

    RSNI = Rancangan Standar Nasional Indonesia

    SDL = Superimpose Dead Load

    SLS = Serviceability Limit State

    SNI = Standar Nasional Indonesia

    ULS = Ultimate Limit State

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    2.1 Beban Lajur D 10

    2.2 Susunan Pembebanan D 11

    2.3 Beban D : UDL vs Panjang Yang Dibebani 11

    2.4 Diagram Tegangan () Regangan () dari baja prategang 13

    2.5 Jenis Penghubung Geser 16

    3.1 Distribusi geser 18

    3.2 Bidang Momen lentur akibat beban mati 24

    3.3 Bidang Momen lentur akibat beban hidup 24

    3.4 Penampang komposit 26

    3.5 Perbandingan tegangan pada penampang konvensional komposit

    dan penampang prategang komposit 27

    4.1 Sistem Struktur Jembatan 34

    4.2 Penampang melintang jembatan gelagar komposit 34

    4.3 Layout penampang komposit 35

    4.4 Profil Baja 37

    4.5 Eksentrisitas Penampang Komposit 38

    4.6 Tegangan akibat berat sendiri dan lantai (70% BM) 42

    4.7 Tegangan akibat berat sendiri dan lantai (100% BM) 44

    4.8 Tegangan untuk beban hidup BM 100 % 44 4.9 Penempatan strand pada flens bawah (perkuatan) 47

    4.10 Tegangan akibat perkuatan pada saat transfer prategang 49

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    2.1 Faktor Beban Untuk Berat Sendiri 5

    2.2 Berat Isi dan Kerapatan Massa 6

    2.3 Faktor Beban Untuk Beban Mati Tambahan 7

    2.4 Sifat mekanis baja struktural 12

    2.5 Aksi Komposit Dari Pelat Beton 15

    3.1 Ketebalan minimum pelat flens pada penghubung geser 18

    3.2 % pengikatan dari tegangan ijin 22

    4.1 Besaran inersia gelagar 40

    4.2 Perhitungan Tegangan (Mpa) 45

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    Lampiran 1 Jembatan Gelagar Komposit

    Lampiran 2 Shear Connectors

    Lampiran 3 Strand Baja

    Lampiran 4 Reaksi Perletakan