Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

9
ANALISIS JURNAL MENGENAI PENCEMARAN UDARA NAMA : AMIR RUDDIN NIM : 811410019 KELAS : VI B JUDUL : Dampak Bising dan Kualitas Udara pada Lingkungan Kota Denpasar 1. Jenis Pencemaran a. Jenis Bahan Pencemar : Debu, Timah Hitam/Timbal (Pb), Karbon Monoksida (CO), Belerang Dioksida (SO 2 ), Nitrogen Dioksida (NO 2 ) b. Nilai Ambang Batas yang di perbolehkan sesuai PP No. 41 Tahun 1999 dan Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara No . Parameter Baku Mutu 1. TSP (Debu) 230 μg / Nm 3 2. Timah Hitam (Pb) 2 μg / Nm 3 3. Karbon Monoksida (CO) 30.000 μg / Nm 3 4. Belerang Dioksida (SO 2 ) 900 μg / Nm 3 5. Nitrogen Dioksida (NO 2 ) 400 μg / Nm 3

Transcript of Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

Page 1: Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

ANALISIS JURNAL MENGENAI PENCEMARAN UDARA

NAMA : AMIR RUDDIN

NIM : 811410019

KELAS : VI B

JUDUL : Dampak Bising dan Kualitas Udara pada Lingkungan Kota Denpasar

1. Jenis Pencemarana. Jenis Bahan Pencemar : Debu, Timah Hitam/Timbal (Pb), Karbon

Monoksida (CO), Belerang Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2 )

b. Nilai Ambang Batas yang di perbolehkan sesuai PP No. 41 Tahun 1999

dan Keputusan Gubernur Bali No. 515 Tahun 2000 Tentang Pengendalian

Pencemaran Udara

No

.

Parameter Baku Mutu

1. TSP (Debu) 230 μg / Nm3

2. Timah Hitam (Pb) 2 μg / Nm3

3. Karbon Monoksida (CO) 30.000 μg / Nm3

4. Belerang Dioksida (SO2) 900 μg / Nm3

5. Nitrogen Dioksida (NO2) 400 μg / Nm3

c. Hasil Pengukuran

No

.Parameter Satuan

Hasil Pengujian

I II III IV

1. TSP (Debu) μg / Nm3 398,551* 320,221* 326,08* 289,885*

2. Timah Hitam (Pb) μg / Nm3 0,697 0,615 0,555 0,843

3. Karbon Monoksida (CO) μg / Nm3 1173,34 1088,63 1013,33 1280,00

4. Belerang Dioksida (SO2) μg / Nm3 27,19 22,90 22,93 18,73

5. Nitrogen Dioksida (NO2) μg / Nm3 56,227 38,110 37,370 67,036

Page 2: Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

Keterangan Lokasi sampling :

I. Di SMA N 2 Denpasar (Jln. Sudirman Denpasar)

II. Di depan Kantor Camat Denpasar Barat (Jln. Gunung Agung)

III. Di depan Kantor Walikota Denpasar (Jln. Gadjah Mada)

IV. Di depan GOR Ngurah Rai, Denpasar (Jln.Melati – Jl.Mawar)

Berdasarkan Tabel dtersebut dapat disimpulkan bahwa Kualitas Udara di

Kota Denpasar untuk parameter Kualitas udara yaitu debu total, konsentrasinya

di udara ambient sudah melebihi standar Baku Mutu Lingkungan untuk

semua lokasi sampling di Kota Denpasar, sedangkan untuk parameter lainnya

yaitu : Timbal (Pb), Carbon Monoksida (CO), Sulfur Diokasida (SO 2 ), dan

Nitrogen Dioksida (NO 2 ), Konsentrasi gas-gas tersebut masih dibawah

standar Baku Mutu Lingkungan.

2. Sumber Pencemaran 1. Adanya kandungan debu dalam atmosfer/udara ambien sebagian besar

disebabkan karena konstribusi zat pencemar partikulat yang bersumber

dari kendaraan bermotor, mengingat semua lokasi pengambilan sampel

yang berada ditepi jalan utama pusat kota yang banyak dilalui oleh

kendaraan bermotor terutama kendaraan besar (seperti mobil penumpang,

bus, truk dan kendaraan berat lainnya). Sebagian besar partikel halus

ini berasal dari senyawa Sulfur dan senyawa Nitrogen yang dalam selang

waktu beberapa jam atau beberapa hari berubah dari gas menjadi padat.

2. Adanya konsentrasi dari Timbal di udara merupakan konstribusi dari

gas buang kendaraan bermotor yang dalam bahan bakarnya terutama

bensin masih mengandung timbal walaupun kecil sekali kandungannya

dalam bahan bakar (0.014 μg/m3 ), karena sifat dari gas Timbal adalah

bersifat akumulatif

3. Sebagian besar gas CO yang ada di udara perkotaan berasal dari

kendaraan bermotor (80%) dan ini menunjukkan korelasi yang positif

dengan kepadatan lalu lintas dan kegiatan lain yang ikut sebagai

Page 3: Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

penyumbang gas CO di Atmosfer. Pada bahan bakar yang banyak

mengandung karbon (seperti bensin dan solar) terbakar dengan tidak

sempurna maka akan menghasilkan suatu senyawa berupa gas yang

tidak berwarna dan tidak berbau yang sering kita kenal dengan sebutnya

gas CO (karbon Monoksida).

4. Gas Sulfur Dioksida ini terbentuk ketika sulfur bubuk berwarna

kuning keemasan yang terdapat dalam batu bara dan Bahan bakar terbakar.

Sumber lain dari gas Sulfur Diokasida ini selain asap kendaraan

bermotor adalah dari pemanasan dalam rumah tangga dan pembakaran

sampah/arang kayu

5. Adanya konsentrasi gas Nitrogen Dioksida di udara selain disebabkan

dari asap kendaraan bermotor/transportasi (sebesar 39,3 %) juga dari

proses pembakaran sampah, arang kayu dan pembakaran gas alam.

3. Dampak yang di hasilkanDampak Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan Manusia :

a. Beberapa penelitian menghubungkan antara paparan pencemar

partikulat ( Pencemaran Debu) dan beberapa gangguan sebagai berikut :

1) Meningkatnya gejala gangguan pernapasan seperti iritasi, batuk-batuk

dan Menurunnya fungsi paru-paru

2) Memperparah penyakit asma

3) Menimbulkan bronkhitis kronis

4) Serangan jantung ringan

5) Kematian dini bagi penderita penyakit jantung dan paru-paru

b. Berikut adalah beberapa dampak buruk timbal terhadap kesehatan :

1) Menghancurkan organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, otak dan

saraf-saraf.Paparan terhadap timbal juga dapat menyebabkan

osteoporosis

2) Mempengaruhi otak dan saraf-saraf. Paparan timbal yang berlebihan

dapat menyebabkan kejang, keterbelakangan mental, gangguan

perilaku, masalah ingatan, dsb.

Page 4: Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

3) Konsentrasi timbal yang rendah sudah mampu menghancurkan otak dan

sistem saraf janin sehingga menyebabkan penurunan kemampuan

belajar dan IQ.

4) Mempengaruhi jantung dan darah. Paparan timbal dapat menyebabkan

darah tinggi dan meningkatkan penyakit jantung, terutama pada pria.

5) Selain itu paparan timbal juga dapat menyebabkan anemia

c. CO mampu berikatan dengan hemoglobin dalam darah sehingga

menyebabkan berkurangnya kapasitas darah dalam mengangkut oksigen

Karbon monoksida akan berikatan dengan haemoglobin (yang

berfungsi untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) menjadi

carboxyhaemoglobin. Gas CO mempunyai kemampuan berikatan dengan

haemoglobin sebesar 240 kali lipat kemampuannya berikatan dengan O2.

Secara langsung kompetisi ini akan menyebabkan pasokan O 2 ke

seluruh tubuh menurun tajam, sehingga melemahkan kontraksi jantung

dan menurunkan volume darah yang didistribusikan. Hal ini kemudian

akan mempengaruhi organ-organ tubuh seperti otak, hati, pusat saraf dan

janin. Kadar COHb darah di atas 60% dapat menyebabkan kematian,

sekitar (30 – 40)% dapat menyebabkan pusing-pusing, keletihan dan

pingsan.

d. Gas SO2 telah lama dikenal sebagai gas yang dapat menyebabkan iritasi

pada sistem pernafasan, seperti pada selaput lendir hidung, tenggorokan

dan saluran udara di paru-paru. Efek kesehatan ini menjadi lebih buruk

pada penderita asma. Disamping itu SO 2 dapat terkonversi di udara

menjadi pencemar sekunder seperti aerosol sulfat. Dalam bentuk gas,

SO2 dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang menyebabkan

timbulnya kesulitan bernafas, terutama pada kelompok orang yang

sensitif seperti orang berpenyakit asma, anak-anak dan lansia. SO2

juga mampu bereaksi dengan senyawa kimia lain membentuk partikel

sulfat yang jika terhirup dapat terakumulasi di paru-paru dan menyebabkan

kesulitan bernapas, penyakit pernapasan, dan bahkan kematian.

Page 5: Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

e. Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian

menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracundaripada NO. Selama

ini belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang

mengakibatkan kematian. Diudara ambienyang normal, NO dapat

mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. Penelitian

terhadap hewan percobaan yangdipajankan NO dengan dosis yang

sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan

kekejangan. Penelitianlain menunjukkan bahwa tikus yang dipajan NO

sampai 2500 ppm akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi

jikakemudian diberi udara segar akan sembuh kembali setelah 4–6

menit. Tetapi jika pemajanan NO pada kadar tersebutberlangsung

selama 12 menit, pengaruhnya tidak dapat dihilangkan kembali, dan semua

tikus yang diuji akan mati.NO2 bersifat racun terutama terhadap paru.

Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan

sebagian besarbinatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut

disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar

NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-

binatang yang diuji dalam waktu 29 menit ataukurang. Pemajanan NO2

dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan

kesulitan dalam bernafas.

4. Langkah Alternatif pengurangan tingkat pencemaran a. Melakukan pengaturan arus lalu lintas agar tidak terlalu padat atau

menumpuk pada satu jalur padat;

b. Membuat Pedestarian pada jalur lalu lintas yang padat

c. Melakukan pengaturan jam kerja yang berbeda-beda untuk masing-

masing instansi sehingga tidak terjadi kepadatan lalu lintas pada jam-

jam tertentu saja;

d. Turut membantu pemerintah Kota dan dukungan berbagai kalangan

dan sekolah untuk turut melaksanakan hari tanpa kendaraan bermotor;

Page 6: Analisis Jurnal Mengenai Pencemaran Udara

e. Untuk Dinas Perhubungan, perlu dilakukan pengujian asap yang ketat

terhadap semua kendaraan umum dan pribadi serta pembatasan umur

kendaraan yang laik operasi di (misalkan Kendaraan umum maksimal

10 tahun dari tahun produksi pertama kalinya);

f. Memasang filter pada knalpot.

g. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.

h. Memasang scruber pada cerobong asap.

i. Memodifikasi pada proses pembakaran.