ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

139
i ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA KELAS X PADA MATERI BESARAN DAN GERAK SKRIPSI Oleh DELI ANGGRAENI LUBIS NIM 105391108716 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA Juni, 2021

Transcript of ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

Page 1: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

i

ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

KELAS X PADA MATERI BESARAN DAN GERAK

SKRIPSI

Oleh

DELI ANGGRAENI LUBIS

NIM 105391108716

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Juni, 2021

Page 2: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

ii

ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

KELAS X PADA MATERI BESARAN DAN GERAK

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Miuhammadiyah Makassar

Oleh

DELI ANGGRAENI LUBIS

NIM 105391108716

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

Juni, 2021

Page 3: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 4: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 5: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 6: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 7: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Sukses adalah saat persiapan dan kesempatan bertemu. Bobby Unser

Kau tidak akan pernah sampai ditempat tujuanmu, jika melangkah saja bahkan kau

tak mau. -LP-

Jika tidak bisa sekuat hujan yang menyatukan langit dan bumi, jadilah selembut doa

yang menyatukan harapan dan takdir. -DB-

Jika tak punya ilmu, minimal punya malu. -SH-

PERSEMBAHAN

Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepada-Nya lah

kami menyembah dan memohon pertolongan. Sekaligus sebagai ungkapan

terimakasihku kepada:

Alm. Ayahku semoga tenang dialam sana dan diampuni segala khilaf didunia, Ibu

yang begitu rela mengorbankan seluruh hidupnya untuk kebahagiaanku, adekku

Risky Lubis yang telah menyayangiku sebaik mungkin, Pamanku Ahmad M.Said

yang telah menjembatani pendidikan kuliah yang kutempuh terimakasih banyak

atas segalanya. Semoga Allah membalas semua kebaikan hati kalian semua serta

diberikan kemudahan dalam segala hal. Aamiin…

Jazakallahu Khoiron

Page 8: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

vi

ABSTRAK

Deli Anggraeni Lubis. 2021. Analisis Jenjang Kognitif Soal Buku Teks Fisika SMA Kelas X Pada Materi Besaran dan Gerak. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. (Dibimbing oleh Nurlina dan Hartono).

Taksonomi merupakan sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Perbedaan kualitas yang terdapat pada setiap buku ajar memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan peserta didik. Keberadaan buku teks juga sangat penting sebagai salah satu perangkat dasar dari proses pembelajaran. Soal-soal yang terdapat dalam buku teks juga diharapkan dapat mendorong dan mengukur dimensi kognitif peserta didik.Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membahas kualitas atau tingkatan soal buku kelas X pada materi Besaran dan Gerak berdasarkan taksonomi bloom revisi. Karena dalam proses pembelajaran guru masih sangat bergantung penuh dengan buku ajar, sehingga menjadikan buku ajar sumber pembelajaran yang utama dalam proses pembelajaran di kelas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah buku yang digunakan di kelas X. Subjek penelitian adalah soal-soal evaluasi yang ditulis oleh Pujianto (2016) yang diterbitkan oleh Intan Pariwara dengan persentase LOTS sebesar 27,50% dan HOTS sebesar 72,50%, Sudar (2016) terbitan Erlangga dengan persentase LOTS sebesar 42,00% dan HOTS sebesar 58,00%, Purwanto (2016) terbitan PT. Wangsa Jatra Lestari dengan persentase LOTS sebesar 53,50% dan HOTS sebesar 46,50%, Nugroho (2016) terbitan Mediatama dengan persentase LOTS sebesar 43,50% dan HOTS 56,50% dan untuk buku karangan Ruwanto (2016) terbitan Yudhistira dengan persentase LOTS sebesar 48,75% dan HOTS sebesar 51,25%. Tingkatan kognitif untuk masing-masing soal tersebut digolongkan kedalam enam tingkat kognitif berdasarkan indikator kognitif berdasarkan taksonomi bloom revisi. Hasil dari penelitian ini adalah persentase soal untuk masing-masing tingkat kognitif adalah: C1 (mengingat) 10%, C2 (memahami) 26,85%, C3 (mengaplikasikan) 18%, C4 (menganalisis) 51,2%, C5 (mengevaluasi) 5,75% dan untuk C6 (mencipta) dengan persentase 0%. Hasil tersebut telah memenuhi proporsi soal yang mendukung ketercapaian Kompetensi Dasar, yaitu 30% untuk C1 dan C2, 40% untuk C3 dan C4. Tetapi untuk C5 dan C6 tidak memenuhi proporsi soal yang mendukung ketercapaian Kompetensi Dasar.

Kata Kunci: Tingkat Kognitif, Taksonomi Bloom, Analisis Buku Teks Siswa

Page 9: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, penguasa langit dan bumi beserta seluruh

isinya. Tuhan yang melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penyusun

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Salam dan shalawat

tetap tercurah kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, dan

para sahabat beliau.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam

penyusunan Skripsi disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis, sehingga

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan

penelitian serupa di masa yang akan datang.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat

doa, dukungan dan bimbingan dari orang-orang baik di sekitar penulis,

sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H.

Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar dan

Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Terimakasih kepada ibunda Dr. Nurlina, S.Si.,M.Pd selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, yang senantiasa memberi semangat

positif kepada seluruh mahasiswa pendidikan Fisika. Semoga Ibu senantiasa

diberi kesehatan dan kekuatan untuk membangun Prodi Pendidikan Fisika

menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Page 10: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

viii

Terima kasih penulis juga ucapkan kepada Bapak dan Ibu Dosen Prodi

Pendidikan Biologi. Terima kasih sudah tidak kenal lelah untuk membagi

ilmunya dengan ikhlas selama penulis menempuh pendidikan di Prodi

Pendidikan Fisika. Semoga kesehatan senantiasa terjaga, dan semangat positif

terus mengalir untuk membangun Prodi Pendidikan Fisika.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Nurlina, S.Si.,M.Pd

dan Bapak Hartono Bancong, M.Pd., Ph.D selaku dosen pembimbing yang

selalu sabar saat penulis meminta temu untuk dibimbing. Terima kasih atas

bimbingan Bapak dan Ibu selama ini. Terima kasih atas semangat besar yang

selalu ditularkan kepada penulis, untuk ilmu, waktu, dan perhatian yang

dicurahkan kepada penulis. Semoga senantiasa sehat, dan dilimpahi

kebahagiaan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua penulis yang selalu

memberi dukungan dan kasih sayangnya kepada penulis, senantiasa

memberikan waktu dan tenaga. Semoga Allah selalu memberikan kesehatan

dan kebahagiaan. Terima kasih sudah membesarkan, merawat, dan menjadi

segalanya.

Untuk teman-teman Pendidikan Dispersi C 2016, terkhusus kepada

Harni dan Sri Restika yang telah banyak membantu dan mau direpotkan

penulis dalam menyelesaikan skripsinya terima kasih atas canda tawa serta

suka dukanya, rasa syukur yang besar telah dipertemukan dengan orang-orang

sebaik kalian selama penulis menempuh pendidikan, selama menjadi

mahasiswa. Ada banyak hal yang ingin aku wujudkan, salah satunya bersama

Page 11: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

ix

kalian angkatan 2016 Pendidikan Fisika, sebagai teman seperjuangan yang

selalu memberi semangat.

Terima kasih untuk seluruh pihak dan mohon maaf bila penulis tidak

dapat menuliskan nama satu persatu.Terima Kasih!

Makassar, Juli 2021

Penulis

Deli Anggraeni Lubis

Page 12: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................................iii

SURAT PERNYATAAN ....................................................................................iv

SURAT PERJANJIAN .......................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................vi

ABSTRAK……………………………………………………………………...vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian........................................................................................5

D. Manfaat Penelitian......................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka............................................................................................6

1. Hakikat Buku Pelajaran........................................................................6

2. Karakter…............................................................................................7

3. Kualitas.................................................................................................7

4. Fungsi Buku Pelajaran .......…………………………………………..9

5. Buku Teks...........................................................................................11

6. Kurikulum 2013..................................................................................13

7. Kemampuan Ranah Kognitif Siswa....................................................15

8. Taksonomi Bloom..............................................................................19

9. Jenjang Kognitif Soal Evaluasi...........................................................30

10. Penelitian Yang Relevan.....................................................................31

Page 13: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

xi

B. Kerangka Pikir...........................................................................................33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..........................................................................................36

B. Subjek Penelitian.......................................................................................36

C. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................36

D. Prosedur Penelitian...................................................................................37

E. Teknik pengumpulan Data........................................................................37

F. Instrumen Penelitian.................................................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .........................................................................................43

B. Pembahasan ...............................................................................................52

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ...................................................................................................56

B. Saran ................................................................................................... ......56

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................76 RIWAYAT HIDUP

Page 14: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Lembar Identifikasi Indikator ajenjang Kognitif...................................39

Tabel 3.2 Identitas Buku kelas X yang digunakan sebagai sampel penelitian.…..41

Tabel 4.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Pujianto et al.

pada materi Besaran dan Gerak ………………………………………44

Tabel 4.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Sudar et al.

pada materi Besaran dan Gerak…… …………..……………………..45

Tabel 4.3 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Purwanto

pada Materi Besaran dan Gerak……………………………………….46

Tabel 4.4 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Nugroho pada

Materi Besaran……..…………………………………………………...47

Tabel 4.5 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Ruwanto pada

Mater Besaran…………………………………………………………..48

Tabel 4.6 Dimensi kognitif untuk 5 buku fisika SMA kelas X..……...…………50

Tabel 4.7 Persentase perbandingan jenjang kognitif untuk semua buku fisika.....50

Page 15: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Aspek dalam ranah kognitif...............................................................20

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir……………………...…………………….....35

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Jenjang Kognitif Buku Fisika …………...…..52

Page 16: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Buku teks fisika kelas X………………………………………………….78

LAMPIRAN B

Dokumentasi…………………………………………………………….134

LAMPIRAN C

Persuratan……………………………………………………………….136

Page 17: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sistem pendidikan formal di Indonesia, kurikulum memiliki peran yang

sangat strategis. kurikulum merupakan alat, sekaligus digunakan sebagai gambaran

seperti apa praktik pendidikan yang harus dilakukan pada proses pembelajaran dan

apa yang harus dicapai. Sehingga, kurikulum juga berperan menjadi pedoman untuk

pelaksanaan pendidikan, sehingga hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh

kurikulum itu sendiri. Meski kurikulum sangat berperan penting, namun kurikulum

memerlukan sarana berupa buku pelajaran (buku teks) dalam pelaksanaan

pendidikan. Tanpa adanya buku pelajaran, konsep serta bahan ajar yang diperlukan

oleh guru untuk melaksanakan kurikulum tidak dapat dilakukan.

Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang buku teks pelajaran yang

dijelaskan bahwa yang digunakan oleh satuan pendidikan, baik berupa buku teks

pelajaran maupun buku non teks pelajaran, merupakan sarana proses pembelajaran

bagi guru dan peserta didik, agar peserta didik dapat meningkatkan pengetahuan

dasar untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Buku teks pelajaran yang

digunakan sebagai sumber pembelajaran utama untuk mencapai kompetensi dasar dan

kompetensi inti serta telah dinyatakan layak oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan untuk digunakan pada satuan pendidikan. Adapun buku non teks

pelajaran adalah buku pengayaan untuk mendukung proses pembelajaran pada setiap

Page 18: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

2

jenjang pendidikan dan jenis buku lain yang tersedia di perpustakaan sekolah

(Kemendikbud, 2016).

Pada umumnya buku ajar merupakan media pembelajaran yang dominan

digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas, yang menjadi dasar pengujian

serta penilaian yang dapat dimanfaatkan oleh guru. Berguna tidaknya suatu buku ajar

yang digunakan oleh suatu sekolah tergantung dengan kualitas buku ajar itu sendiri.

Perbedaan kualitas yang terdapat pada setiap buku ajar memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap kemampuan peserta didik. Keberadaan buku teks juga sangat

penting sebagai salah satu perangkat dasar dari proses pembelajaran. Soal-soal yang

terdapat dalam buku teks juga diharapkan dapat mendorong dan mengukur dimensi

kognitif peserta didik.

Namun, beberapa penelitian menunjukkan tidak semua buku teks ajar yang

tersebar dan dipergunakan oleh sekolah Memenuhi proporsi pertanyaan yang

mendukung pencapaian kompetensi dasar. Proporsi soal yang baik dalam suatu buku

ajar dan mampu meningkatkan kemampuan kognitif peserta didik yaitu 30% untuk

tingkat mengingat dan memahami, 40% untuk tingkat mengaplikasi dan menganalisis

dan 30% untuk tingkat mengevaluasi dan membuat (Giani & Hiltrimartin, 2015).

Karakteristik pertanyaan baik dalam hal materi adalah pertanyaan yang harus

sesuai dengan indikator. (indikator dalam hal ini yaitu kompetensi dasar) (Yulianti,

2013). Selain presentasi pertanyaan di setiap bab harus sesuai dengan bahan, tingkat

kesulitan juga harus bervariasi yang mendukung tercapainya kompetensi. Soal-soal

yang baik adalah soal-soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit

(Ramadhani et al., 2014). Dalam praktiknya, tingkat kesulitan akan mengikuti

Page 19: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

3

hierarki taksonomi kognitif mekar. Kategori mudah akan dikembangkan berdasarkan

tingkat kemampuan kognitif untuk memahami dan mengetahui. Pertanyaan-

pertanyaan kategori sedang dikembangkan dari tingkat kemampuan untuk mendaftar

dan menganalisis. Sementara masalah kategori sulit dikembangkan dari tingkat

kemampuan evaluasi atau membuat (Giani & Hiltrimartin, 2015).

Taksonomi merupakan sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan

pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik

dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Taksonomi Bloom revisi

memiliki tiga ranah diantaranya 1) ranah kognitif, yang mencakup ingatan atau

pengenalan terhadap fakta-fakta tertentu, pola-pola prosedural, dan konsep-konsep

yang memungkinkan berkembangnya kemampuan dan skill intelektual, 2) ranah

afektif, ranah yang berkaitan perkembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi, 3) ranah

psikomotorik, ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau

keterampilan motorik (Darmawan & Sujoko, 2013). Ranah kognitif pada taksonomi

Bloom telah mengalami revisi sehingga terbagi menjadi dua aspek yang terpisah,

yaitu aspek dimensi pengetahuan (knowledge dimension) dan dimensi proses kognitif

(cognitive process dimension) (Widodo, 2006). Dimensi pengetahuan terdiri dari

pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif. Sedangkan dimensi

proses kognitif terdiri dari mengingat (remember), memahami (understand),

mengaplikasi (apply), menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta

(create) (Anderson & Krathwohl, 2015).

Page 20: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

4

Pada umumnya penelitian mengenai analisis buku yang membahas kualitas

soal latihan atau tingkatan soal berdasarkan taksonomi Bloom revisi masih sangat

sedikit dijumpai khususnya pada bidang studi Fisika. Sedangkan dalam pembelajaran

guru masih sangat bergantung penuh dengan buku ajar sehingga menjadikan buku

ajar sumber pembelajaran yang utama dalam proses pembelajaran di kelas.

Pentingnya buku ajar dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama pada pelajaran

fisika, maka perlu dilaksanakan penelitian mengenai analisis terhadap soal-soal

evaluasi yang terdapat pada buku ajar fisika yang dianalisis berdasarkan tingkat

kognitif baik dimensi proses kognitif maupun dimensi pengetahuan berdasarkan

taksonomi Bloom revisi Anderson. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka

perlu dilakukan penelitian dengan judul “analisis jenjang kognitif soal buku teks

fisika SMA kelas X pada materi besaran dan gerak”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka aspek-aspek

yang akan di analisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Berapa besar presentase kemunculan soal berdasarkan jenjang kognitif pada buku

fisika SMA kelas X?

2. Bagaimana perbandingan jenjang kognitif soal berdasarkan tahapan berpikir

(LOTS dan HOTS) pada buku fisika SMA kelas X?

Page 21: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

5

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menganalisis presentase kemunculan soal berdasarkan jenjang kognitif

pada buku fisika SMA kelas X.

2. Untuk menganalisis perbandingan jenjang kognitif soal berdasarkan tahapan

berpikir (LOTS dan HOTS) pada buku fisika SMA kelas X.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Guru, dapat memilih dan menyesuaikan buku teks yang sesuai dengan

kemampuan dan pengembangan siswa.

2. Peserta didik, memberikan wawasan dan minat bagi siswa untuk buku teks

sehingga mereka akan menumbuhkan minat dan semangat belajar.

3. Penulis & Penerbit, dapat digunakan sebagai saran dan input dalam penulisan,

pemeriksaan, dan penerbitan buku teks berikutnya.

4. Penyusun, dapat menambah pengalaman menulis dan memilih buku teks yang

baik

Page 22: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Buku Pelajaran

Buku teks adalah salah satu jenis buku pendidikan yang berisi deskripsi

materi diskusi dalam mata pelajaran tertentu. Menurut Nasution buku teks adalah

bahan pengajaran untuk hasil penulis atau tim penulis yang dikompilasi berdasarkan

kurikulum atau interpretasi kurikulum yang berlaku. Buku sebagai bahan pengajaran,

yaitu buku yang berisi berbagai materi pelajaran dari penulis berdasarkan kurikulum

yang berlaku dan digunakan sebagai pedoman bagi guru dan peserta didik dalam

proses pembelajaran (Prastowo, 2014). Sementara buku teks adalah buku teks di

bidang studi tertentu yang merupakan buku standar, yang dikompilasi oleh para ahli

di bidang untuk niat dan tujuan pembelajaran, dilengkapi dengan fasilitas pengajaran

yang sesuai dan mudah dipahami oleh pemakainya di sekolah atau perguruan tinggi

sehingga mereka dapat mendukung program pengajaran (Tarigan, 2009)

Secara umum buku ini adalah kumpulan kertas yang berisi informasi yang

berguna bagi pembaca. Dilihat dari konten dan lapisan, buku teks berfungsi sebagai

pedoman bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Buku teks memiliki

beberapa fungsi, yaitu buku teks sebagai referensi untuk peserta didik, buku teks

sebagai bahan evaluasi, buku teks sebagai alat pendidik dalam mengimplementasikan

Page 23: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

7

kurikulum, buku teks sebagai salah satu penentu metode pengajaran atau teknik yang

akan digunakan oleh pendidik. (Prastowo, 2014).

2. Karakteristik Buku Pelajaran

Seperti halnya bahan ajar lainnya, buku teks pelajaran memiliki beberapa

karakter. Beberapa karakter sebagai berikut (Prastowo, 2011): (1) Secara formal buku

teks pelajaran di terbitkan oleh penerbit tertentu dan memiliki ISBN, (2) Penyusunan

buku teks pelajaran memiliki dua misi utama, yaitu: optimalisasi pengembangan

pengetahuan deklaratif dan prosedural serta pengetahuan tersebut harus menjadi

target utama dari buku pelajaran yang digunakan disekolah. (3) buku teks pelajaran

dikembangkan oleh penulis dan penerbit buku dengan senantiasa mengacu pada apa

yang diprogramkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Ketentuan buku pelajaran

harus mengikuti kurikulum pendidikan nasional yang sedang berlaku, berorentasi

pada keterampilan proses dengan menggunakan pendekatan kontekstual, teknologi

dan masyarakat serta demonstrasi atau eksperimen dan memberikan gambaran secara

jelas tentang keterpaduan atau keterkaitan dengan disiplin ilmu lainnya.

3. Kualitas Buku Pelajaran

Untuk mengetahui apakah buku teks baik atau tidak, pertama-tama harus

diketahui bagaimana kualitas buku teks. Buku teks yang bagus juga memiliki kualitas

yang baik. Sejauh ini, kualitas buku teks cenderung merujuk pada kesesuaian

kurikulum yang berlaku. Bahkan, kualitas buku teks juga ditentukan oleh aspek-aspek

lain, bukan hanya aspek kurikulum. Buku teks berkualitas sangat berpengaruh pada

kualitas siswa dalam belajar. Ini karena buku teks yang memenuhi syarat dapat

Page 24: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

8

memotivasi siswa untuk membaca, mengamati, dan mempelajari apa yang

terkandung dalam buku teks. Buku teks yang baik tentu saja dapat membuat pembaca

memahami dan memahami apa yang ingin disampaikan oleh buku teks. Seorang

penulis diminta untuk dapat mengkompilasi buku teks yang menarik, sesuai dengan

pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan pengembangan pembaca. Greene

dan Petty (di Muslich 2010) menyatakan ada sepuluh kategori untuk buku teks

berkualitas. Sepuluh kategori berikutnya adalah sebagai berikut,

1) Buku teks harus menarik minat siswa yang menggunakannya.

2) Buku teks harus dapat memberikan motivasi kepada siswa yang memakainya.

3) Buku teks harus berisi ilustrasi yang menarik siswa yang menggunakannya

4) Buku teks harus mempertimbangkan aspek linguistik sehingga mereka sesuai

dengan kemampuan siswa yang memakainya.

5) Isi buku teks harus terkait erat dengan pelajaran lain, bahkan lebih baik, jika data

mendukungnya dan direncanakan sehingga semuanya adalah kebulatan keseluruhan

dan terintegrasi.

6) Buku teks harus dapat merangsang, merangsang kegiatan pribadi siswa yang

menggunakannya.

7) Buku teks harus sadar dan dengan kuat menghindari konsep yang tidak jelas dan

tidak biasa, agar tidak membingungkan siswa yang memakainya.

8) Buku teks harus memiliki sudut pandang atau sudut pandang yang jelas dan tegas

sehingga pada akhirnya itu juga menjadi perspektif pemakai yang loyal.

9) Buku teks harus dapat memperkuat, menekankan pada nilai-nilai anak-anak dan

orang dewasa.

Page 25: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

9

10) Buku teks harus dapat menghargai perbedaan pribadi pemakai.

Sebagai kelengkapan kategori, Schorling Batchelder (1956 di Muslich 2010)

menyediakan empat buku teks yang baik:

1) Direkomendasikan oleh guru yang berpengalaman.

2) Materi ini sesuai dengan tujuan pendidikan, kebutuhan siswa, dan kebutuhan

masyarakat.

3) Banyak berisi banyak pelajaran membaca, material dan pelatihan.

4) berisi ilustrasi yang membantu siswa belajar.

4. Fungsi Buku Pelajaran

Prastowo (2014) juga menyebutkan fungsi buku teks untuk pendidik, yaitu 1)

menghemat waktu pendidik dalam mengajar, 2) mengubah peran pendidik dari

seorang guru ke fasilitator, 3) meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih

efektif dan interaktif, 4) Pedoman untuk pendidik mengarahkan semua kegiatannya

dalam proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang harus

diajarkan kepada siswa, 5) alat evaluasi untuk pencapaian atau penguasaan hasil

belajar. Sementara fungsi untuk siswa; a) Siswa dapat belajar tanpa harus dididik atau

berteman, b) siswa dapat belajar kapan saja dan di mana pun dia mau, c) siswa dapat

belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing, d) siswa dapat belajar sesuai

dengan siswa yang dipilih sendiri menjadi pelajar yang mandiri, f) Pedoman untuk

siswa yang akan mengarahkan semua kegiatan mereka dalam proses pembelajaran

dan merupakan zat kompetensi yang harus dipelajari atau dikuasai. Berdasarkan

uraian fungsi buku teks bukan hanya sumber informasi tetapi berfungsi untuk

membuat bahan evaluasi, memilih media dan metode yang tepat, sebagai panduan

Page 26: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

10

pembelajaran bagi siswa untuk lebih siap dalam mengikuti proses pembelajaran untuk

dipelajari. Setiap membuat sesuatu harus memiliki tujuan dan fungsi tertentu. Mirip

dengan membuat buku teks, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Fungsi buku

teks secara umum adalah untuk memfasilitasi siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam hal fungsinya, selain memiliki fungsi umum sebagai gambar buku,

buku teks memiliki fungsi lain sebagai:

1) Fasilitas bahan dan pengembang program dalam kurikulum pendidikan

2) Fasilitas pemerlancar tugas

3) Sarana prestasi tujuan pembelajaran yang adil

4) Sarana pemerlancar efisiensi dan keefektivan kegiatan pembelajaran (Muslich

2010)

Greene dan Petty (di Tarigan, 1990) telah merumuskan beberapa peran buku

teks sebagai berikut.

(1) Mencerminkan perspektif yang tangguh dan modern tentang mengajar dan

menunjukkan penerapannya dalam materi pengajaran yang disajikan.

(2) menyajikan sumber masalah atau bengkel yang kaya yang kaya, mudah dibaca

dan bervariasi, yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan siswa, sebagai dasar

untuk program yang disarankan di mana keterampilan ekspresional diperoleh dalam

kondisi yang menyerupai kehidupan nyata.

Page 27: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

11

(3) Memberikan sumber keterampilan ekspresial yang diatur dengan rapi dan

bertahap yang melaksanakan masalah dasar dalam komunikasi.

(4) Menyusun bersama dengan manual yang menyertai mereka, metode dan fasilitas

pengajaran untuk memotivasi siswa.

(5) Menghadirkan fiksasi (perasaan mendalam) dari kebutuhan awal dan juga sebagai

dukungan untuk latihan praktis dan tugas.

(6) Mempresentasikan materi / sarana evaluasi dan perbaikan berbahaya dan sesuai.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi

buku teks adalah sebagai sumber kegiatan, referensi, dan gagasan untuk siswa dan

guru dalam pembelajaran yang dirancang sebelumnya.

5. Buku Teks

Buku teks pelajaran adalah buku referensi wajib yang digunakan di sekolah

yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang cabang-cabang

pengetahuan tertentu yang dapat meningkatkan iman dan pengabdian, karakter dan

kepribadian, kemampuan penguasaan teknologi. Dengan ketersediaan buku teks

tersebut peserta didik dituntut untuk rajin membaca seperti yang tercantum pada al-

Quran surat Al- Alaq ayat 1

Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan

(QS. Al-Alaq: 1)

Page 28: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

12

Menurut permen nomor 11 dari 2005 pelajaran buku teks adalah buku

referensi yang diperlukan untuk digunakan di sekolah yang berisi materi

pembelajaran untuk meningkatkan iman dan pengabdian, karakter dan kepribadian,

kemampuan sains dan teknologi, sensitivitas dan kesehatan berkompilasi berdasarkan

standar pendidikan nasional. Buku teks dapat diartikan sebagai sumber informasi

yang diatur dengan struktur dan urutan berdasarkan bidang sains tertentu. Buku teks

memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Buku merupakan salah satu

sumber ilmu dan setiap umat manusia wajib berilmu untuk dapat hidup bahagia di

dunia dan akhirat, berdasarkan pendapat Imam Ghozali pada Kitabnya Ihya

Ulumudin. Abu Darda’ r.a berkata, “Jadilah orang yang berilmu, atau belajar atau

orang yang mendengar ilmu dan janganlah jadi orang ke tempat (tak termasuk salah

seorang dari yang tiga tadi) maka binasalah engkau”.

a. Tujuan Dan Fungsi Buku Teks

Di dalam proses belajar mengajar di kelas, ketersediaan buku teks sangat

diperlukan oleh guru dan murid. Tujuan penggunaan buku teks di sekolah adalah

sebagai berikut:

1) Siswa tidak perlu merekam semua penjelasan guru.

2) Guru memiliki waktu tatap muka yang relatif lebih lama daripada jika siswa harus

mencatat.

3) Siswa dapat mempersiapkan diri di rumah untuk mengambil pelajaran di sekolah

pada hari berikutnya.

Page 29: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

13

4) Guru tidak perlu menjelaskan semua materi pelajaran yang terkandung dalam buku

teks, tetapi hanya menjelaskan beberapa materi pelajaran yang diperkirakan sulit

untuk dipahami siswa.

Dengan demikian, fungsi buku teks adalah untuk membantu memperlancar

proses belajar mengajar di sekolah, sehingga tujuan kurikulum di sekolah yang

bersangkutan dapat dicapai seperti yang diharapkan.

6. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah upaya penyederhanaan dan tematik integrative.

Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap menghadapi masa

depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa

depan. Titik beratnya, bertujuan mendorong peserta didik mampu menjadi lebih baik

dalam melakukan observasi, bertanya, menalar dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan) apa yang diperoleh atau diketahui setelah mereka menerima

pembelajaran. Adapun objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan

penyempurnaan kurikulum 2013 lebih menekankan pada fenomena alam, sosial, seni

dan budaya. Melalui pendekatan, diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap,

keterampilan dan pengetahuan yang jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,

inovatif dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa lebih sukses dalam

menghadapi berbagai tantangan dan persoalan pada zamannya, memasuki masa

depan yang lebih baik (Kemendikbud, 2013). Penyusunan kurikulum lebih berfokus

kepada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 dimana

ada beberapa permasalahan, yaitu: (1) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini

ditunjukan dengan banyaknya mata pelajaran dan materi yang keluassan dan tingkat

Page 30: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

14

kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak, (2) belum sepenuhnya

berbasis kompetensi sesuai tuntutan fungsi dan tujuan nasional.

Prinsip paling mendasar dari kurikulum 2013 adalah penekanan pada

kemampuan guru untuk mengimplementasikan proses pembelajaran otentik,

menantang dan bermakna untuk siswa sehingga mereka dapat mengembangkan

potensi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Sejak tahun 1945, kurikulum di Indonesia telah berulang kali diperbaharui

dan ditapis. Penambahbaikan dilakukan berdasarkan perkembangan pembangunan

yang teknologi yang maju, pembangunan peserta, dan tuntutan standard yang mereka

ingin capai. Perubahan yang berlaku dalam kurikulum membawa kebaikan dalam

setiap penyiapan, sehingga kurikulum perubahan kurikulum adalah kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 mendefinisikan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai

dengan apa yang seharusnya, yaitu sebagai kriteria mengenai kualifikasi kemampuan

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Referensi dan prinsip

persiapan kurikulum 2013 mengacu pada Pasal 36 Undang-Undang No. 20 tahun

2003, yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum harus memperhatikan

peningkatan iman dan kesalehan, peningkatan karakter mulia, peningkatan potensial,

kecerdasan, dan minat pada siswa, keragaman potensi regional dan lingkungan,

permintaan pembangunan regional dan nasional, tuntutan dunia kerja; pengembangan

ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; agama; Dinamika pembangunan global dan

kesatuan nasional dan nilai-nilai nasional (Kurniasih, 2014).

7. Kemampuan Ranah Kognitif Siswa

Page 31: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

15

1. Pengertian Kemampuan dan Ranah Kognitif

Kemampuan adalah suatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas

atau pekerjaan yang diberikan kepadanya, misalnya kemampuan guru dalam memilih

dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar siswa.

(Hariyanto, 2012). Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasikan pengalaman

belajar, menilai proses dan hasil belajar, termasuk dalam cangkupan tanggung jawab

guru dalam mencapai hasil belajar siswa. Ranah kognitif berisi perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir. Ranah

kognitif mengurutkan keahlian berpikir sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proses

berpikir mengambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu

mengaplikasikan teori kedalam perbuatan.

Berdasarkan Taksonomi Bloom ranah kognitif terdiri atas enam level, yaitu:

a. Knowledge (pengetahuan)

b. Comprehension (pemahaman)

c. Application (penerapan)

d. Analysis (penguraian atau penjabaran)

e. Synthesis (pemaduan)

f. Evaluation (penilaian)

(Kuswana, 2014)

Cakupan yang diukur dalam ranah Kognitif adalah:

a. Ingatan (C1)

Page 32: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

16

Ingatan (C1) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat. Ditandai

dengan kemampuan menyebutkan simbol, istilah, definisi, fakta, aturan,

urutan, metode. Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat

peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip

dasar dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan

manajemen kualitas, orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan

baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berisi kualitas, standar

kualitas minimum untuk produk dan sebagainya.

b. Pemahaman (C2)

Pemahaman (C2) adalah kemampuan seseorang untuk memahami tentang

sesuatu hal. Ditandai dengan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan,

memperkirakan, menentukan, menginterprestasikan. Dikenali dari

kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel,

diagram, arahan, peraturan dan sebagainya. Sebagai contoh, orang di level ini

bisa memahami apa yang diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart

dan sebagainya.

Kemampuan ini juga dikenal dengan kemampuan berpikir untuk menjaring

dan menerapkan dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi

baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih,

mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan,

mengklasifikasikan dan mengubah struktur. Di tingkat ini, seseorang memiliki

kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan

sebagainya di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi

Page 33: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

17

tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yang berada di

tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan menggambarkan penyebab

turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.

c. Penerapan (C3)

Penerapan (C3) adalah kemampuan berpikir untuk menjaring dan

menerapkan dengan tepat tentang teori, prinsip, simbol pada situasi

baru/nyata. Ditandai dengan kemampuan menghubungkan, memilih,

mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menggunakan, menerapkan,

mengklasifikasikan, mengubah struktur.

d. Analisis (C4)

Analisis (C4) adalah Kemampuan berfikir secara logis dalam meninjau

suatu fakta/ objek menjadi lebih rinci. Ditandai dengan kemampuan

membandingkan, menganalisis, menemukan, mengalokasikan, membedakan,

mengkategorikan.

Tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang

masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian

yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu

mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario

yang rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-

milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat

keparahan dari setiap penyebab dan menggolongkan setiap penyebab ke

dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.

e. Sintesis (C5)

Page 34: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

18

Sintesis (C5) adalah Kemampuan berpikir untuk memadukan konsep-

konsep secara logis sehingga menjadi suatu pola yang baru. Ditandai dengan

kemampuan mensintesiskan, menyimpulkan, menghasilkan, mengembangkan,

menghubungkan, mengkhususkan. Satu tingkat di atas analisa, seseorang di

tingkat sintesa akan mampu menjelaskan struktur atau pola dari sebuah

skenario yang sebelumnya tidak terlihat dan mampu mengenali data atau

informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan.

Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan

solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan

pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.

f. Evaluasi (C6)

Evaluasi (C6) adalah kemampuan berpikir untuk dapat memberikan

pertimbangan terhadap suatu situasi, sistem nilai, metoda, persoalan dan

pemecahan masalah dengan menggunakan tolak ukur tertentu sebagai patokan.

Ditandai dengan kemampuan menilai, menafsirkan, mempertimbangkan dan

meneruskan.

8. Taksonomi Bloom

Kata "taksonomi" diambil dari bahasa Yunani "Tassein" yang berisi arti

pengelompokan dan "nomos" yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai

pengelompokan hal-hal berdasarkan hierarki tertentu (Kuswono 2011). Menurut

Herman Hudojo, taksonomi taksonomi adalah bentuk klasifikasi perilaku siswa yang

Page 35: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

19

mengharuskan hasil yang diinginkan dari proses pembelajaran (Hudojo 2011).

Berdasarkan makna taksonomi, diperoleh bahwa pentingnya seorang guru untuk

belajar tentang taksonomi, untuk melihat sejauh mana tingkat hasil belajar setiap

siswa.

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak

orang yang melahirkan taksonomi lain. Prinsip-prinsip dasar yang digunakan ada 4

poin, yaitu:

a. Prinsip-prinsip metodologis dari perbedaan besar telah mencerminkan cara guru

dalam mengajar.

b. Prinsip psikologi taksonomi harus konsisten dengan fenomena psikologis yang ada.

c. Prinsip logis taksonomi harus dikembangkan secara logis dan konsisten.

d. Prinsip tujuan level tidak selaras dengan tingkat nilai.

Jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral

(Arikunto 2016). Atas prinsip-prinsip tersebut, maka taksonomi disusun menjadi

suatu tingkatan yang menunjukkan tingkatan kesulitan.

Menurut Benjamin S. Bloom, et al. Hasil belajar dapat dikelompokkan

menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor setiap domain yang

disusun menjadi beberapa tingkat pengetahuan dari hal-hal sederhana hingga

kompleks, mulai mudah untuk hal-hal abstrak.

Page 36: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

20

Tiga ranah adalah objek untuk hasil belajar. Dari tiga bidang, ranah kognitif

adalah objek dari penilaian utama oleh guru. Oleh karena itu dalam penelitian ini

akan difokuskan ke domain kognitif dalam menganalisis tingkat kognitif materi dan

presentasinya.

Bloom membagi tingkat kemampuan atau jenis hasil pembelajaran termasuk

ranah kognitif menjadi enam, yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi (Purwanto 2006). Ranah kognitif mengandung perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir (Utari

2015). Ranah kognitif adalah subtakonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan

mental yang sering dimulai dari tingkat pengetahuan ke tingkat evaluasi tertinggi.

Tahapan ranah ini dapat dijelaskan dalam piramida berikut.

Gambar 2.1 Aspek dalam ranah kognitif

Tiga tahapan pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thingking Skills,

sedangkan tiga tahapan berikutnya Higher order Thingking Skill. Namun demikian

pembuatan tahapan ini bukan berarti bahwa lower level tidak penting, justru lower

Page 37: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

21

order thingking skill ini harus dilalui dulu untuk naik ketingkat berikutnya. Skema ini

hanya menunjukkan bahwa semakin tinggi semakin sulit kemampuan berpikirnya.

Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berpikir.

Menurut teori yang dikemukakan oleh Bejamin S. Bloom aspek kognitif ini terdiri

dari enam jenjang atau tingkat yang disusun seperti anak tangga. Adapun keenam

jenjang tersebut adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan (Knowledge)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan kata-kata pengetahuan

dalam taksonomi mekar. Dalam istilah ini, itu termasuk pengetahuan faktual selain

pengetahuan menghafal atau mengingat seperti rumus, batas, definisi, istilah-istilah

ini perlu dihafal dan diingat sehingga mereka dapat dikuasai sebagai dasar untuk

pengetahuan atau pemahaman konsep lain (Syamsudduha 2012). Dalam jenjang ini

peserta didik diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang

sederhana (Arikunto, 2016). Pengetahuan atau ingatan ini merupakan tingkat berpikir

yang paling rendah. Pengertian mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali

isu/pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contoh: menyebutkan arti taksonomi.

Contoh Kata Kerja Operasional (KKO) C1:

• Mengetahui, misalnya: istilah, fakta, aturan, urutan, metoda • Menemukenali (identifikasi) • Mengingat kembali • Membaca • Menyebutkan • Melafalkan/melafazkan • Menuliskan • Menghafal • Menyusun daftar • Menggarisbawahi • Menjodohkan

Page 38: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

22

• Memilih • Memberi definisi • Menyatakan • Dan lain-lain.

b. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan siswa untuk

dapat memahami makna atau konsep, situasi, dan fakta yang mereka ketahui. Dalam

hal ini siswa tidak hanya menghafal verbalistik, tetapi memahami konsep-konsep

masalah atau fakta yang diminta (Mania, 2012). Dalam tingkat ini siswa diminta

untuk membuktikan bahwa mereka memahami hubungan sederhana antara fakta atau

konsep (Arikunto, 2016). Siswa dapat dikatakan memahami sesuatu jika mereka

dapat memberikan penjelasan rinci untuk sesuatu yang menggunakan kata-kata

mereka sendiri.

Hasil belajar pemahaman, secara hirarkis dapat dibedakan ke dalam tiga

kategori, sebagai berikut:

a. Pemahaman tingkat rendah. Pemahaman tingkat rendah adalah pemahaman tentang

terjemahan, baik terjemahan dalam arti sebenarnya seperti menerjemahkan kalimat

dari bahasa Arab ke Indonesia.

b. Pemahaman tingkat menengah. Pemahaman tingkat menengah adalah pemahaman

tentang interpretasi, mulai dari menghubungkan bagian sebelumnya dengan yang

berikutnya diketahui, menghubungkan beberapa bagian bagan dengan acara.

c. Pemahaman tingkat tinggi. Pemahaman pada tingkat ini adalah pemahaman

ekstrapolasi, Yauitu kemampuan untuk melihat kembali yang tertulis, dapat

membuat prediksi tentang konsekuensi dari suatu peristiwa, dan sebagainya.

Page 39: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

23

Pemahaman adalah keupayaan untuk memahami isyarat dan menegaskan makna /

makna pandangan Gres atau konsep yang telah diajar kedua-duanya dalam lisan,

bertulis, dan grafik / diagram

Contoh: Merangkum bahan yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri.

Contoh KKO C2:

• Terjemahkan, menafsirkan, memperkirakan, menentukan, misalnya: metode,

prosedur

• Memahami, misalnya: konsep, aturan, prinsip, tautan antara, fakta, konten utama.

• Menafsirkan menafsirkan, misalnya: tabel, grafik, bagan

• Menjelaskan

• Menafsirkan

• Menafsirkan

• Memberi tahu

• Menampilkan

• Memberikan contoh

• Meringkas.

• Menyimpulkan

• Membandingkan

• Mengklasifikasikan

• Menunjukkan

• Melaksanakan

• Membedakan Adamma

• Meramalkan

Page 40: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

24

• Estimasi

• Menjelaskan

• Mengganti

• Menarik kesimpulan

• Meringkas

• Mengembangkan

• Membuktikan

• Dan lain-lain.

c. Penerapan (Application)

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi dalam situasi konkret atau situasi

khusus. Abstraksi dapat berupa ide, teori, atau instruksi teknis. Menerapkan abstraksi

ke dalam situasi baru yang disebut aplikasi. Mengulangi untuk menerapkannya pada

situasi lama akan berubah menjadi menghafal pengetahuan atau keterampilan. Situasi

masih akan dilihat sebagai situasi baru jika masih ada proses pemecahan masalah

(Syamsudduha, 2012). Untuk aplikasi atau aplikasi ini diperlukan siswa untuk

memiliki kemampuan untuk memilih atau memilih abstrrasi tertentu (konsep,

hocases, argumen, aturan, ide, metode) dengan tepat untuk diterapkan dalam situasi

baru dan menerapkannya dengan benar (Arikunto, 2016). Pada tingkat ini siswa dapat

berpikir tentang penerapan konsep, formula, teori dan sesuatu yang lain dalam situasi

baru dan konkret.

Menerapkan adalah kemampuan untuk mengimplementasikan sesuatu dan

menerapkan konsep dalam situasi tertentu. Contoh: Proses pembayaran kehormatan

sesuai dengan sistem berlaku.

Page 41: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

25

Contoh KKO C3:

• Menyelesaikan masalah

• Buat grafik / grafik

• Gunakan, misalnya: metode, prosedur, konsep, aturan, prinsip

• Bawa

• menerapkan

• Menggunakan

• Bingung

• Menentukan

• Memproses.

• Demonstrasikan

• Menghitung

• Menghubung

• Melakukan

• Membuktikan

• menghasilkan

• Demonstrasikan

• Menyelesaikan

• Beradaptasi

• Menemukan

• Dan lain-lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah bisnis yang menyortir integritas (kesatuan) menjadi elemen

atau bagian sehingga hirarkin atau pengaturan. Analisis adalah kemampuan seseorang

untuk merinci materi atau keadaan sesuai dengan bagian yang lebih kecil dan dapat

memahami hubungan antara bagian-bagian dengan bagian lain (Mania, 2012).

Kemampuan analitis adalah kemampuan untuk memecahkan materi menjadi beberapa

bagian sehingga struktur organisasi material dapat dipahami (Hamzah, 2014). Dalam

Page 42: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

26

tugas analisis peserta didik ini diminta untuk menganalisis hubungan yang kompleks

atau situasi konsep dasar (Arikunto, 2016). Kemampuan peserta didik untuk merinci

atau menggambarkan materi atau keadaan sesuai dengan bagian yang lebih kecil dan

dapat memahami hubungan antara bagian-bagian ini.

Definisi menganalisis adalah kemampuan memisahkan konsep kedalam

beberapa komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh

pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Contoh: menganalisis besaran-besaran

dalam fisika dengan memisahkan komponen.

Contoh KKO C4:

• Mengenali pemberian kesalahan, misalnya: fakta • Menganalisis, misalnya: struktur, bagian, hubungan • Perbedaan • mengatur • Mempromosikan • Diagnosis • detail • Meninjau • Mendeteksi • Tautan • menyelesaikan • Melaksanakan • memisahkan • Pilih • Memilih • Membandingkan • Konferensi • Melaksanakan • Membagikan • membuat diagram. • Mendistribusikan • Analisis. • menata • Menerima pendapat • Dan lain-lain.

Page 43: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

27

e. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah tingkat pemikiran tertinggi dalam domain kognitif. Evaluasi

adalah kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan suatu situasi. Evaluasi

adalah keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin terlihat dalam hal tujuan,

gagasan, cara bekerja, memecahkan, metode, bahan, dan lainnya. Dalam hal evaluasi

seperti itu perlu ada kriteria atau standar tertentu (Mania, 2012). Dalam hal ini

evaluasi adalah kemampuan untuk membuat keputusan untuk memberikan penilaian

atau pertimbangan nilai pada materi pelajaran sesuai dengan tujuannya (Hamzah,

2012). Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan situasi,

nilai, atau ide. Evaluasi adalah tingkat pemikiran tertinggi dalam ranah kognitif sesuai

dengan taksonomi mekar. Dari beberapa level di atas semuanya berkelanjutan.

Misalnya di level kedua juga termasuk level pertama dan sebagainya. Level ini

biasanya digunakan oleh pendidik untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam

aspek kognitif (pengetahuan). Selain domain kognitif, ada juga bidang sikap (afektif)

adalah ranah yang terkait dengan sikap dan nilai. Alam afektif mencakup karakter

perilaku sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Ranah berikutnya adalah ranah

psikomotor. Di alam psikomotor melibatkan fungsi saraf dan sistem otot, fungsi

psikologis mulai dari gerakan refleks sederhana hingga kompleks, dan kreativitas.

Mengevaluasi kemampuan untuk menentukan tingkat sesuatu sesuai dengan

norma, kriteria atau tolok ukur tertentu. Contoh: Membandingkan hasil ujian siswa

dengan kunci jawaban

Page 44: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

28

Contoh KKO C5:

• Menilai sesuai dengan norma internal, misalnya: karya, esai berkualitas, dan

lainnya.

• Memeriksa

• mengkritik

• Membuktikan

• Menjaga

• Validasi

• Mendukung

• memproyeksikan

• Membandingkan

• Disimpulkan

• mengkritik

• Evaluasi

• evaluasi

• Memberi nasihat

• Berikan ikatan

• Menafsirkan

• Menyarankan

• Memutuskan

•Dan lain-lain.

f. Mencipta (Creation)

Tingkatan paling tinggi dalam taksonomi bloom adalah “Menciptakan”

dimana seseorang bisa menciptakan atau membangun sebuah struktur baru dari

bagian-bagian tertentu. Ini menjadi kemampuan tertinggi yang bisa dimiliki oleh

seseorang dalam proses pembelajaran yang dilalui. Pengertian mencipta Yaitu

kemampuan untuk menggabungkan elemen menjadi sesuatu yang utuh dan gres yang

Page 45: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

29

koheren atau membuat sesuatu yang asli. Contoh: Buat kurikulum dengan

mengintegrasikan pendapat dan materi dari beberapa sumber

Contoh KKO C6: • Menghasilkan, misalnya: klasifikasi, esai, teori • Atur, misalnya: laporan, rencana, skema, program, proposal • Membangun • Rencana • Memproduksi • Combine. • Merangcang. • merekonstruksi • Membuat • Membuat • Sesuai • mengkategorikan gabungan • Fabbing. • Desain • Membuat • Desain • Kembali • Perkebunan • Disimpulkan • membuat pola • Dan lain-lain. 9. Jenjang Kognitif Soal Evaluasi

Pertanyaan evaluasi dapat digunakan sebagai saran untuk menentukan sejauh

mana pencapaian pembelajaran melalui penguasaan siswa terhadap suatu konsep.

Sehingga analisis tingkat kognitif tentang evaluasi dapat bermanfaat untuk

mengetahui berapa banyak tuntutan untuk pertanyaan evaluasi dan proporsi

pertanyaan evaluasi dalam menguji kemampuan peserta didik.

Bloom memberikan tiga taksonomi yang umumnya dikenal sebagai taksonomi

mekar. Tiga taksonomi ini disebut ranah pembelajaran, yang terdiri dari tiga domain,

Page 46: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

30

yaitu: (1) domain kognitif (cognitive domain); (2) domain psikomotorik

(psychomotoric domain) dan (3) domain afektif (afectif domain).

Ranah kognitif ini terkait dengan hasil pengetahuan intelektual, kemampuan,

dan kemahiran. Bloom membagi ranah kognitif menjadi enam bagian yang direvisi,

yaitu:

(1) Mengingat

Mengingat bahwa ini adalah tingkat kognitif terendah dan merupakan kategori

C1 kognitif. Kemampuan untuk mengingat ini sedang menggali informasi yang

disimpan dalam ingatan jangka panjang. Kategori Mengingat ini termasuk dua jenis

proses kognitif, yaitu mengenali dan mengingat.

(2) Memahami

Pemahaman adalah kemampuan untuk membangun makna atau memahami

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kemampuan untuk memahami ini

termasuk dalam kategori C2 dan levelnya lebih tinggi dari kategori C1. Kategori

pengertian mencakup tujuh proses kognitif, yaitu menafsirkan, memberikan contoh,

mengklasifikasikan, meringkas, menarik kesimpulan, membandingkan dan

menjelaskan.

(3) Aplikasi

Aplikasi ini adalah kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan

prosedur untuk menyelesaikan masalah atau melakukan tugas. Kemampuan aplikasi

ini termasuk dalam kategori C3 dan tingkat yang lebih tinggi dari kategori C2.

Kategori ini mencakup dua jenis proses kognitif, yaitu berlari dan diterapkan.

Page 47: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

31

(4) analisis

Analisis adalah kemampuan untuk menggambarkan masalah atau objek

terhadap elemen-elemennya dan menentukan bagaimana hubungan tersebut saling

terkait. Kemampuan analisis dimasukkan dalam kategori kognitif C4 yang tingkat

yang lebih tinggi dari C3. Kategori ini mencakup tiga proses kognitif, yaitu

membedakan, mengatur dan menemukan pesan yang tersirat.

(5) Evaluasi

Evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan kriteria yang ada.

Keterampilan evaluasi dimasukkan dalam kategori C5 dan levelnya lebih tinggi dari

kategori C4. Kategori ini mencakup dua proses kognitif, yaitu meneliti dan

mengkritik.

(6) kreasi

Kreasi adalah kemampuan untuk menggabungkan beberapa elemen menjadi

satu bentuk persatuan. Kemampuan ini termasuk dalam kategori C6 dan berada pada

tingkat kognitif mekar tertinggi. Kategori ini mencakup tiga proses kognitif, yaitu

membuat, merencanakan dan memproduksi.

10. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian tentang analisis jenjang kognitif soal tidak banyak

dilakukan dengan aspek tinjauan yang berbeda-beda. Meskipun memiliki tinjauan

yang berbeda, sebenarnya tujuannya yang sama, yaitu mengetahui jenjang kognitif

soal serta besar presentasenya yang dianalisis. Beberapa penelitian tersebut juga

Page 48: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

32

menjadi bahan rujukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Berikut hasil

penelitian terdahulu yang relevan.

1. Penelitian dengan judul “Analisis Kemampuan Kognitif Siswa Dalam

Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Pada Konsep Alat-Alat Optik Di Mas Babun

Najah Banda Aceh” oleh Muslimah. hasil analisis data dan pembahasan hasil

penelitian tentang analisis kemampuan kognitif peserta didik dalam menyelesaikan

soal-soal fisika pada konsep Alat-Alat Optik di Mas Babun Najah Banda Aceh dapat

disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan pada ranah tingkat C4 (analisis) tingkat

C4 (Analisis) dan C2 pemahaman. Sedangkan C1 pengetahuan, C3 penerapan, C5

sintesis pada C6 (evaluasi) tidak terjadinya peningkatan atau persentasenya dibawah

50 %.

2. Penelitian Erniyanti “Analisis Ranah Kognitif Soal Latihan Berdasarkan

Taksonomi Bloom Revisi Pada Buku Fisika Kelas X (Studi Pada Buku Karya Ni

Ketut Lasmi)” Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kemunculan soal

yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat rendah (low order thinking

skills) terbilang besar yaitu C1-konseptual 2,9%, C2-konseptual 5,2%, C3-konseptual

0,6%, dan C3-prosedural 66,9%, sedangkan pada kategori soal yang mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skills) persentase tertinggi

terdapat pada kategori soal C4-prosedural sebesar 23,8% dan untuk C4-konseptual

hanya 0,6%. Selain tingkatan soal di atas, maka persentase kemunculan tingkat soal

lainnya sebesar 0%.

Page 49: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

33

3. Penelitian oleh Wahyuni dengan judul “Analisis Pertanyaan Tes Ujian Nasional

Fisika SMA/MA Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Ditinjau Dari Standar

Kompetensi Lulusan (Studi Kasus Kota Tangerang Selatan) Sampel penelitian

diperoleh data UN fisika tahun 2016 KotaTangerang Selatan dengan proporsi dimensi

kognitif high order thinking sebesar7,5% dan dimensi kognitif low order thinking

sebesar 92,5%, pada UN fisika tahun 2017 dimensi kognitif high order thinking

sebesar 7,5% dan low orderthinking sebesar 92,5%. Pada tahun 2016 dan 2017 hasil

analis kesesuaian soalUN dengan SKL tahun 2016 sebesar 66,6% dan tahun 2017

sebesar 72,22%, dengan peningkatan sebesar 5,62 %. Dimensi kognitif yang

dikembangkan soalUN fisika SMA tahun 2016 dan 2017 paling banyak adalah

mengaplikasikan(C3), dengan peningkatan sebesar 12,5%.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang, peningkatan kualitas pendidikan harus

memperhatikan semua aspek untuk menyempurnakan kualitas pendidikan. Salah satu

aspek yang harus dipertimbangkan adalah sarana dalam bentuk buku teks. Buku teks

ini adalah salah satu alat pembelajaran yang sangat penting. Pemilihan buku teks

yang benar dan berkualitas akan membantu proses pembelajaran lebih optimal. Buku

Teks ini menempati posisi penting dalam proses pembelajaran, ini karena buku teks

adalah alat utama dalam memberikan materi pengajaran yang terkandung dalam

kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam buku teks buku teks adalah

sumber atau bahan pembelajaran dalam metode apa pun. Holding of TextBooks yang

digunakan di sekolah dinilai oleh Badan Pendidikan Standar Nasional untuk

Page 50: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

34

menetapkan kelayakan aspek-aspek konten, bahasa, presentasi dan grafis (Sitepu,

2012).

Posisi buku teks dalam pelajaran adalah salah satu sumber pembelajaran yang

selalu dalam metode pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diminta

oleh kurikulum. Buku Ini adalah salah satu fasilitas belajar penting untuk mendukung

proses belajar mengajar di sekolah.

Buku berkualitas akan mendukung belajar dengan baik. Sebagian besar buku

teks kelas X Fisika belum diketahui bagaimana kualitas jenjang kognitif soalnya serta

berapa besar presentase kemunculan C1-C6. Untuk alasan ini, penelitian diperlukan

mengenai buku ini. Penelitian dilakukan dengan menganalisis jenjang kognitif soal

latihan fisika SMA kelas x terbitan Erlangga yang dijadikan sampel berdasarkan

beberapa kriteria dan instrumen yang telah disusun. Secara sederhana, kerangka

berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada seperti berikut:

Page 51: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

35

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir

Buku Teks

Hasil Penelitian

1. Mengingat 2. Memahami 3. Mengaplikasikan 4. Menganalisis 5. Mengevaluasi 6. Mencipta

Soal Evaluasi

Indikator jenjang kognitif

Page 52: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif. Menurut Arikunto (2013) penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

dimaksud untuk menyelidiki keadaaan, kondisi atau hal-hal lain yang hasilnya

dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Sementara itu, menurut Sukmadinata

(2011) penelitian deskriptif adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan

menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini,

baik tentang fenomena atau perbandingan berbagai variable. Penelitian ini termasuk

penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam penelitian ini dilakukan analisis untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan tingkatan Taksonomi atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun

rekayasa manusia. Karakteristik yang dimiliki oleh penelitian deskriptif adalah data

yang dikumpulkan berupa data-data atau gambar yang bukan angka-angka (Moleong,

2009).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2021-Mei 2021. Analisis dilakukan

terhadap buku teks fisika SMA kelas X pada materi besaran dan gerak berbasis

kurikulum 2013.

Page 53: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

37

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah buku teks pembelajaran fisika SMA

dikelas X pada materi besaran dan gerak berdasarkan kurikulum 2013

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002).

Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik multistage sampling

(penarikan sampel penelitian dengan beberapa tahap) adapun dalam penelitian ini

yang di jadikan sampel adalah buku yang digunakan dikelas X.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah- langkah yang akan dilaksanakan dalam

penelitian secara berurutan dan sistematis guna memperoleh data yang dibutuhkan

untuk menjawab permasalahan secara sistematis. Adapun prosedur penelitian yang

dilakukan untuk mendapat data yang dibutuhkan untuk menjawab permasalahan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi soal-soal evaluasi materi besaran dan gerak pada buku fisika

SMA kelas X kurikulum 2013

2. Mendeskripsikan setiap kemampuan kognitif yang digunakan dalam proses

penyelesaian tersebut.

3. Menggolongkan tingkat kognitif untuk masing-masing kemampuan kognitif yang

muncul dalam penyelesaian soal tersebut berdasarkan revisi Taksonomi Bloom

menurut Anderson.

4. Menganalisis kategori level kemampuan kognitif.

Page 54: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

38

5. Menghitung jumlah soal untuk masing-masing level kognitif .

6. Melakukan analisis persentase soal untuk masing-masing level kognitif

7. Kemudian, persentase tersebut dibandingkan dengan proporsi yang mendukung

pencapaian KD.

8. Membuat kesimpulan dan saran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini berfokus pada bagaimana mengetahui kategori tingkat

taksonomi bloom di setiap item dalam buku mata pelajaran fisika. Setelah itu

menghitung persentase di setiap tingkat taksonomi bloom. Data yang diperoleh

dalam penelitian ini kemudian digunakan untuk menggambarkan tingkat taksonomi

bloom sesuai dengan tujuan penelitian yang ditentukan. Langkah-langkah analisis

data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: Mengkategorikan soal

pada buku teks Fisika Kelas X pada materi Besaran dan Gerak. Pada penelitian ini,

analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan isi dokumen secara objektif

dan sistematis melalui pendekatan kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian

ini berupa angka-angka yang merupakan hasil perhitungan melalui suatu proses

untuk mendapatkan persentase. Analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis soal mengacu pada Tabel 3.1 berdasarkan taksonomi revisi bloom

2. Klasifikasi pertanyaan berdasarkan tingkat kognitif yang direvisi.

3. Menghitung persentase tingkat proses kognitif di bidang studi Fisika kelas X

kurikulum 2013 Berdasarkan taksonomi bloom yang direvisi menggunakan rumus

di bawah ini:

Page 55: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

39

𝑃𝑖 =

× 100%

Pi = Persentase dari jumlah pertanyaan yang dikategorikan dalam tingkat kognitif

kepada saya berdasarkan taksonomi bloom yang direvisi. (I = Tingkat proses

kognitif C1, C2, C3, C4, C5, dan C6)

Ni = Jumlah pertanyaan yang dikategorikan dalam tingkat proses kognitif

berdasarkan revisi taksonomi bloom (I = tingkat proses kognitif C1, C2, C3, C4, C5,

dan C6). Jika ada masalah ketika dianalisis ternyata menjadi kategori kategori C2

(pemahaman) dan C4 (analisis) maka pertanyaannya termasuk dalam kategori C4

(analisis) karena pertanyaan untuk kategori C4 (Menganalisis) lebih tinggi dari C2

(pengertian). Jika pertanyaannya termasuk dalam kategori C4 (analisis) sudah

mengalami proses C2 (pemahaman) tetapi untuk pertanyaan dalam kategori C2

(pemahaman) belum tentu melalui proses C4 (analisis).

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

indikator analisis jenjang kognitif soal yang di adopsi dari Agustina (2018)

Tabel 3.1 Lembar Identifikasi Indikator Jenjang Kognitif

Kategori dan Proses Kognitif

Nama-Nama Lain Definisi

1. Mengingat Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang

1.1 Mengenali Mengidentifikasi

Menempatkan pengetahuan dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut

1.2 Mengingat Kembali

Mengambil Mengambil pengetahuan yang

Page 56: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

40

relevan dari memori jangka Panjang

2. Memahami Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru

2.1 Menafsirkan

Mengklarifikasi Memparafrasekan Merepresentasi Menerjemahkan

Mengubah satu bentuk gambaran (misalnya angka) jadi bentuk lain (misalnya kata-kata)

2.2 Mencontohkan Mengilustrasikan Memberi Contoh

Menemukan contoh atau ilutrasi tentang konsep atau prinsip

2.3 Mengklasifikasikan

Mengategorikan Mengelompokkan

Menentukan sesuatu dalam satu kategori

2.4 Merangkum Mengabstraksi Menggeneralisasikan

Mengabstraksikan tema umum atau poin-poin pokok

2.5 Menyimpulkan

Menyarikan Mengekstrapolasi Menginterpolasi Memprediksi

Membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang diterima

2.6 Membandingkan Mengontraskan Memetakan Mencocokkan

Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek, dan semacamnya

2.7 Menjelaskan Membuat model Membuat model sebab-akibat dalam sebuah system

3. Mengaplikasikan Menerapkan atau menggunakan sutau prosedur dalam keadaan tertentu

3.1 Mengeksekusi Melaksanakan Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familiar

3.2 Mengimplementasi

Menggunakan Menerapkan suatu prosedur pada tugas yang tidak umum

4. Menganalisis materi masuk ke bagian-bagian dari persiapan dan menentukan hubungan antara bagian-bagian dan hubungan antara bagian-bagian ini dan struktur atau tujuan secara keseluruhan

4.1 Membedakan

Menyendirikan Memilah Memfokuskan Memilih

Membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang

Page 57: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

41

tidak relevan bagian yang penting dari yang tidak penting

4.2 Mengorganisasi

Menemukan koherensi Memadukan Membuat garis besar Mendeskripsikan peran Menstrukturkan

Menentukan bagaimana elemen-elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur

4.3 Mengatribusi Mendekonstruksi

Menentukan sudut pandang, bias, nilai, atau maksud dibalik materi pelajaran

5. Mengevaluasi Mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar

5. Mengevaluasi keputusan membuat kriteria atau standar

5.1 Memeriksa

Mengkoordinasi Mendeteksi Memonitor Menguji

Temukan kesalahan Dalam suatu proses atau dalam suatu produk; menentukan apakah suatu proses atau produk memiliki konsistensi internal; menemukan efektivitas suatu prosedur yang dipraktikkan

5.2 Mengkritik Menilai

Menemukan kesalahan antar suatu produk dan kriteria eksternal; menentukan apakah suatu proses atau produk memiliki konsistensi internal; menemukan ketepatan suatu

Page 58: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

42

prosedur untuk menyelesaikan masalah

6. Mencipta adalah Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal

6.1 Merumuskan Membuat Hipotesis Membuat hipotesis-hipotesis berdasarkan criteria

6.2 Merencanakan Mendesain

Merencanakan prosedur untuk menyeleaikan suatu tugas

6.3 Memproduksi Mengkonstruksi Menciptakan suatu produk

Tabel 3.2 Identitas Buku kelas X yang digunakan sebagai sampel penelitian

Kode buku

Penulis Penerbit Tahun Terbit

Sampel Bab

A Pujianto Supardianningsih Risdiyani Chasanah

Intan Pariwara

2016 Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya Bab IV: Gerak Lurus

B Sudar Bambang Heru Iswanto Eka Purjiyanta

Erlangga 2016 Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya Bab IV: Gerak Lurus

C Budi Purwanto

PT. Wangsa Jatra Lestari

2016 Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya Bab IV: Gerak Lurus

D Aris Prasetyo Nugroho Indarti Naila Hilmiyana Syifa

Mediatama 2016 Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya Bab IV: Gerak Lurus

E Bambang Ruwanto Yudhistira 2016 Bab II: Besaran Fisika Dan Pengukuannya Bab IV: Gerak Lurus

Page 59: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

43

Page 60: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

44

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian analisis jenjang kognitif soal buku teks fisika SMA kelas

X pada materi besaran dan gerak meliputi: 1) Proporsi dimensi kognitif buku fisika

karangan Pujianto et al. (2016) diterbitkan oleh Intan Pariwara. 2) Proporsi dimensi

kognitif buku fisika karangan Sudar et al. (2016) diterbitkan oleh Erlangga. 3)

Proporsi dimensi kognitif buku fisika karangan Budi Purwanto (2016) diterbitkan

oleh PT. Wangsa Jatra Lestari. 4) Proporsi dimensi kognitif buku fisika karangan

Nugroho et al. (2016) diterbitkan oleh Mediatama 5) Proporsi dimensi kognitif buku

fisika karangan Bambang Ruwanto diterbitkan oleh Yudhistira (2016).

1. Presentase Kemunculan Soal Berdasarkan Jenjang Kognitif a. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Pujianto et al. (2016)

Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta

didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku fisika karangan Pujianto et al. (2016) pada

materi Besaran dan Gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat pada Tabel 4.1

dibawah

Page 61: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

45

Tabel 4.1 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Pujianto et al. (2016) pada materi Besaran dan Gerak

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase Mengingat (C1) 2 10% Memahami (C2) 7 35% Mengaplikasikan (C3) 2 10% Menganalisis (C4) 11 55% 17 85% Mengevaluasi (C5) 1 55% Mencipta (C6) Jumlah 20 100% 20 100%

Dari Tabel 4.1 diperoleh proporsi dimensi kognitif soal besaran pada buku

fisika karangan Pujiato et al. (2016). Soal besaran pada buku teks ini dapat mengukur

dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 2 butir soal,

memahami (C2) 7 butir soal dan menganalisis (C4) 11 butir soal. Selanjutnya

deskripsi proporsi dimensi kognitif pada soal materi gerak pada buku fisika karangan

Pujianto et al. (2016) diperoleh proporsi dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika

karangan Pujianto et al. (2016) Soal gerak pada buku ini dapat mengukur dimensi

kognitif peserta didik. untuk dimensi mengaplikasikan (C3) 2 butir soal, menganalisis

(C4) 17 butir soal dan mengevaluasi (C5) 1 butir soal.

b. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Sudar et al. (2016)

Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta

didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku fisika karangan Sudar et al. (2016) pada materi

Page 62: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

46

besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat pada Tabel 4.2

dibawah

Tabel 4.2 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Sudar et al. (2016) pada materi Besaran dan Gerak

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase Mengingat (C1) 4 16% Memahami (C2) 12 48% Mengaplikasikan (C3) 2 8% 3 12% Menganalisis (C4) 5 20% 17 68% Mengevaluasi (C5) 2 8% 5 20% Mencipta (C6) Jumlah 25 100% 25 100%

Dari Tabel 4.2 diperoleh proporsi dimensi kognitif soal besaran pada buku

fisika karangan Sudar et al. (2016). Soal besaran pada buku teks ini dapat mengukur

dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 4 butir soal,

memahami (C2) 12 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2 butir soal, menganalisis (C4) 5

butir soal dan mengevaluasi (C5) 2 butir soal. Selanjutnya deskripsi proporsi dimensi

kognitif pada soal materi gerak pada buku fisika karangan Sudar et al. (2016)

diperoleh proporsi dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Sudar et al.

(2016). Soal gerak pada buku teks ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik.

untuk dimensi mengaplikasikan (C3) 3 butir soal, menganalisis (C4) 17 butir soal dan

mengevaluasi (C5) 5 butir soal. Sedangkan untuk mengingat (C1), memahami (C2)

dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Sudar et al. (2016) pada

materi gerak.

Page 63: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

47

c. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Purwanto (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta

didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku teks praktis belajar fisika karangan Purwanto

(2016) pada materi besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat

pada Tabel 4.3 dibawah

Tabel 4.3 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Purwanto (2016) pada Materi Besaran dan Gerak

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase Mengingat (C1) 4 16% 1 4% Memahami (C2) 12 48% 5 22% Mengaplikasikan (C3) 2 8% 2 9% Menganalisis (C4) 7 28% 14 61% Mengevaluasi (C5) 1 4% Mencipta (C6)

Jumlah 25 100% 23 100%

Dari Tabel 4.3 diperoleh proporsi dimensi kognitif soal besaran pada buku

fisika karangan Purwanto (2016). Soal besaran pada buku ini dapat mengukur

dimensi kognitif peserta didik. untuk dimensi mengingat (C1) 4 butir soal, memahami

(C2) 12 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2 butir soal dan menganalisis (C4) 7 butir

soal. Sedangkan untuk mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada

buku fisika karangan Purwanto (2016) pada materi besaran. Selanjutnya, proporsi

dimensi kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Purwanto (2016). Soal gerak

pada buku ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi

mengingat (C1) 1 butir soal, memahami (C2) 5 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2

Page 64: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

48

butir soal menganalisis (C4) 14 butir soal dan mengevaluasi (C5) 1 butir soal

sedangkan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Purwanto (2016)

pada materi gerak.

d. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Nugroho et al (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta

didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku teks praktis belajar fisika karangan Purwanto

(2016) pada materi besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat

pada Tabel 4.4 dibawah

Tabel 4.4 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Nugroho (2016) pada Materi Besaran

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase Mengingat (C1) 1 7% 1 10% Memahami (C2) 6 40% 1 10% Mengaplikasikan (C3) 2 20% Menganalisis (C4) 8 53% 6 60% Mengevaluasi (C5) Mencipta (C6) Jumlah 15 100% 10 100%

Dari Tabel 4.4 diperoleh proporsi dimensi kognitif soal besaran pada buku

fisika karangan Nugroho (2016). Soal besaran pada buku ini dapat mengukur dimensi

kognitif peserta didik. untuk dimensi mengingat (C1) 1 butir soal, memahami (C2) 6

butir soal dan menganalisis (C4) 8 butir. Sedangkan untuk mengaplikasikan (C3),

mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan

Page 65: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

49

Nugroho (2016) pada materi besaran. Selanjutnya, proporsi dimensi kognitif soal

gerak pada buku fisika karangan Nugroho (2016). Soal gerak pada buku ini dapat

mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 1 butir soal,

memahami (C2) 1 butir soal, mengaplikasikan (C3) 2 butir soal dan menganalisis

(C4) 6 butir soal. Sedangkan untuk mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6) tidak

terdapat pada buku fisika karangan Nugroho (2016) pada materi gerak.

e. Proporsi Dimensi Kognitif Buku Fisika Karangan Ruwanto (2016) Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi revisi sebagai alat evaluasi membagi kemampuan berpikir peserta

didik menjadi enam tingkatan, yaitu: mengingat (C1), memahami (C2),

mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6).

Proporsi dimensi kognitif pada buku teks praktis belajar fisika karangan Purwanto

(2016) pada materi besaran dan gerak berdasarkan taksonomi bloom dapat dilihat

pada Tabel 4.5 dibawah

Tabel 4.5 Proporsi Dimensi Kognitif Soal Buku Fisika Karangan Ruwanto (2016) pada Materi Besaran

Dimensi Kognitif Besaran Gerak

Jumlah Soal Persentase Jumlah Soal Persentase Mengingat (C1) 3 17% 2 10% Memahami (C2) 10 55,5% 2 10% Mengaplikasikan (C3) 1 5% Menganalisis (C4) 4 22% 12 60% Mengevaluasi (C5) 1 5,5% 3 15% Mencipta (C6) Jumlah 18 100% 20 100%

Dari Tabel 4.5 diperoleh proporsi dimensi kognitif soal besaran pada buku

fisika karangan Ruwanto (2016). Soal besaran pada buku ini dapat mengukur dimensi

Page 66: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

50

kognitif peserta didik. untuk dimensi mengingat (C1) 3 butir soal, memahami (C2) 10

butir soal, menganalisis (C4) 4 butir soal dan mengevaluasi (C5) 1 butir. Sedangkan

untuk mengaplikasikan (C3) dan mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika

karangan Nugroho (2016) pada materi besaran. Selanjutnya, proporsi dimensi

kognitif soal gerak pada buku fisika karangan Ruwanto (2016). Soal gerak pada buku

ini dapat mengukur dimensi kognitif peserta didik. Untuk dimensi mengingat (C1) 2

butir soal, memahami (C2) 2 butir soal, mengaplikasikan (C3) 1 butir soal,

menganalisis (C4) 12 butir soal dan mengevaluasi (C5) 3 butir sedangkan untuk

dimensi mencipta (C6) tidak terdapat pada buku fisika karangan Ruwanto (2016)

pada materi gerak.

Secara keseluruhan, dimensi kognitif untuk 5 buku fisika SMA kelas X dapat

dilihat pada Tabel 4.6 dibawah

Tabel 4.6 Dimensi kognitif untuk 5 buku fisika SMA kelas X

Dimensi Kognitif Buku I Buku II Buku III Buku IV Buku V Rata-Rata

Mengingat (C1) 5% 8% 10% 8,5% 13,5% 10% Memahami (C2) 17,5% 24% 35% 25% 32,75% 26,85% Mengaplikasikan (C3) 5% 10% 8,5% 10% 2,5% 18% Menganalisis (C4) 70% 44% 44,5% 56,5% 41% 51,2% Mengevaluasi (C5) 2,5% 14% 2% 0% 10,25% 5,75% Mencipta (C6) 0% 0% 0% 0% 0% 0% Untuk dimensi kognitif mengingat (C1) dengan persentase rata-rata sebesar

10%, untuk dimensi kognitif memahami (C2) dengan persentase rata-rata sebesar

26,85%, untuk dimensi kognitif mengaplikasikan (C3) dengan persentase rata-rata

sebesar 18%. Sementara itu untuk dimensi kognitif menganalisis (C4) dengan

persentase rata-rata sebesar 51,2%, untuk dimensi kognitif mengevaluasi (C5) dengan

Page 67: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

51

persentase rata-rata sebesar 5,75%. Sedangkan untuk dimensi kognitif mencipta (C6)

dengan persentase 0%. Berdasarkan hasil diperoleh bahwa persentase rata-rata

terbesar adalah pada dimensi kognitif menganalisis (C4) dan tidak ada persentase

pada dimensi mencipta (C6).

2. Perbandingan Jenjang Kognitif Buku Fisika SMA Kelas X

Secara keseluruhan, analisis jenjang kognitif soal fisika untuk semua buku

dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Persentase perbandingan jenjang kognitif untuk semua buku fisika

NO BUKU

PERSENTASE JENJANG KOGNITIF

PENULIS PENERBIT LOTS HOTS

1. Pujianto Supardianningsih Risdiyani Chasanah

Intan Pariwara

27,50 72,50

2. Sudar Bambang Heru Iswanto Eka Purjiyanta

Erlangga 42,00 58,00

3. Budi Purwanto PT. Wangsa Jatra Lestari

53,50 46,50

4. Aris Prasetyo Nugroho Indarti Naila Hilmiyana Syifa

Mediatama 43,50 56,50

5. Bambang Ruwanto Yudhistira 48,75 51,25

Adapun perbandingan jenjang kognitif untuk semua buku fisika yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (1) Untuk buku fisika karangan

Pujianto et al. (2016) terbitan Intan Pariwara untuk Low Order Thinking sebesar

27,50% dan High Order Thinking sebesar 72,50%. Ini menunjukan bahwa persentase

jenjang kognitif High Order Thinking lebih besar dari Low Order Thinking. (2) Untuk

buku fisika Sudar et.al. (2016) terbitan Erlangga untuk Low Order Thinking sebesar

Page 68: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

52

42,00% dan High Order Thinking 58,00%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang

kognitif High Order Thinking lebih besar dari Low Order Thinking. (3) Untuk buku

fisika karangan Purwanto (2016) terbitan PT. Wangsa Jastra Lestari untuk Low Order

Thinking sebesar 53,50% dan High Order Thinking sebesar 46,50%. Ini menunjukan

bahwa persentase jenjang kognitif Low Order Thinking lebih besar dari High Order

Thinking. (4) Untuk buku fisika karangan Nugroho et al. (2016) terbitan Mediatama

untuk Low Order Thinking sebesar 43,50% dan High Order Thinking sebesar

56,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif High Order Thinking

lebih besar dari Low Order Thinking. (5) Untuk buku fisika karangan Ruwanto

(2016) terbitan Yudhistira untuk Low Order Thinking sebesar 48,75% dan High

Order Thinking sebesar 51,25%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif

High Order Thinking lebih besar dari Low Order Thinking.

Untuk lebih jelasnya perbandingan jenjang kognitif buku fisika SMA kelas X

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 69: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

53

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Jenjang Kognitif Buku Fisika

Secara keseluruhan, perbandingan jenjang kognitif untuk 5 buku fisika SMA

kelas X dimana jenjang Low Order Thinking sebesar 43,05% dan jenjang High Order

Thinking sebesar 56,95%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar soal-soal pada

buku fisika yang digunakan di SMA Kelas X menggunakan jenjang kognitif HOTS

sesuai yang diinginkan oleh Kurikulum Nasional Tahun 2013.

B. Pembahasan

Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif untuk menganalisis

Jenjang Kognitif Soal pada Buku Fisika SMA kelas X untuk materi Besaran dan

Gerak. Peneliti secara random memilih 5 (lima) buku fisika SMA berdasarkan

kurikulum yang berlaku saat ini yaitu K13. Adapun buku fisika yang dianalisis adalah

Pujianto et al. (2016) terbitan Intan Pariwara, Sudar et al. (2016) terbitan Erlangga,

Purwanto (2016) terbitan PT. Wangsa Jatra Lestari, Nugroho (2016) terbitan

IntanPariwara

Erlangga

PT.Wangsa

JatraLestari

Mediatama

Yudhistira

LOTS 27,50 42,00 53,50 43,50 48,75

HOTS 72,50 58,00 46,50 56,50 51,25

27,50

42,00 53,50

43,50 48,75

72,50

58,00 46,50

56,50 51,25

0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,00

Per

sen

tase

Jen

jan

g K

ogn

itif

Buku Fisika

Perbandingan Jenjang Kognitif Buku Fisika

LOTS

HOTS

Page 70: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

54

Mediatama, Ruwanto (2016) terbitan Yudhistira. Peneliti menggunakan Taksonomi

Bloom Revisi untuk menganalisis jenjang kognitif soal pada buku fisika tersebut

dimana mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4),

mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6). Tiga tahapan pertama (terbawah) merupakan

Low Order Thinking sedangkan tiga tahapan berikutnya (teratas) merupakan High

Order Thinking.

Pada buku yang menjadi sampel penelitian, memuat banyak soal dengan dua

macam jenis soal, yaitu pilihan ganda dan essay serta terdiri dari berbagai variasi

tingkatan soal ranah kognitif baik dari dimensi proses kognitif maupun dimensi

pengetahuan.

Hasil penelitian menunjukan untuk dimensi kognitif mengingat (C1) dengan

persentase rata-rata sebesar 10%, untuk dimensi kognitif memahami (C2) dengan

persentase rata-rata sebesar 26,85%, untuk dimensi kognitif mengaplikasikan (C3)

dengan persentase rata-rata sebesar 18%. Sementara itu untuk dimensi kognitif

menganalisis (C4) dengan persentase rata-rata sebesar 51,2%, untuk dimensi kognitif

mengevaluasi (C5) dengan persentase rata-rata sebesar 5,75%. Sedangkan untuk

dimensi kognitif mencipta (C6) dengan persentase 0%. Berdasarkan hasil diperoleh

bahwa persentase rata-rata terbesar adalah pada dimensi kognitif menganalisis (C4)

dan tidak ada persentase pada dimensi mencipta (C6).

Soal dan kegiatan pada buku ini terdapat kedalaman dan kelengkapan level

kognitif sudah cukup baik. Kecuali pada buku karangan Purwanto (2016) terbitan PT.

Wangsa Jastra Lestari, soal dan kegiatan lebih mengarah kepada level kemampuan

berpikir tingkat rendah (low order thinking skills). Mayoritas soal dan kegiatan pada

Page 71: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

55

rata-rata buku terdapat pada level kemampuan berpikir tingkat tinggi (high order

thinking skills) ini sudah sesuai dengan penerapan kurikulum 2013 yang lebih

mengutamakan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Tingkat kognitif erat hubungannya dengan level atau bobot suatu soal.

Semakin tinggi tingkat kognitifnya (menurut taksonomi Bloom revisi) maka semakin

tinggi pula kualitas soal tersebut. Banyaknya soal yang termuat dalam buku ajar

Fisika memungkinkan banyaknya variasi soal yang juga terdapat pada buku itu

sendiri. Adapun analisis ranah kognitif dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk

kombinasi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan serta dalam bentuk

jumlah soal dan persentase yang diperoleh dari pengkategorian tingkat kognitif soal

berdasarkan taksonomi Bloom revisi. Hasil analisis secara rinci setelah dilakukan

pengkategorian untuk keseluruhan soal

Berdasarkan hasil analisis pada gambar 4.1, menunjukkan bahwa nilai

persentase kemunculan soal terbanyak ditempati oleh soal dengan kategori soal

menganalisis (C4) yang merupakan bagian dari high order thinking pada dimensi

pengetahuan prosedural yaitu dengan total persentase kemunculan soal sebesar

307,2%. Pada tingkat C4-prosedural diharapkan peserta didik dapat menyelesaikan

suatu prosedur rutin, membedakan, mengorganisasi dan mengantribusi metode untuk

memecahkan suatu masalah. Soal high order thinking lainnya yaitu terdapat pada soal

C5-evaluasi dengan besar persentase 34,5%. Soal yang termasuk kriteria low order

thinking terdapat pada kategori tingkat soal C1-konseptual dengan besar presentase

54%, C2-pemahaman presentasinya 161,1% an untuk C3-penerapan dengan besar

persentase 54%.

Sementara itu, hasil analisis juga mendapatkan bahwa untuk buku fisika

karangan Pujianto et al. (2016) terbitan Intan Pariwara untuk LOTS sebesar 27,50%

Page 72: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

56

dan HOTS sebesar 72,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif HOTS

lebih besar dari LOTS. Untuk buku fisika Sudar et al. (2016) terbitan Erlangga untuk

LOTS sebesar 42,00% dan HOTS 58,00%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang

kognitif HOTS lebih besar dari LOTS. Sementara itu, untuk buku fisika karangan

Purwanto (2016) terbitan PT. Wangsa Jastra Lestari untuk LOTS sebesar 53,50% dan

HOTS sebesar 46,50%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif LOTS

lebih besar dari HOTS. Untuk buku fisika karangan Nugroho et al. (2016) terbitan

Mediatama untuk LOTS sebesar 43,50% dan HOTS sebesar 56,50%. Ini menunjukan

bahwa persentase jenjang kognitif HOTS lebih besar dari LOTS. Untuk buku fisika

karangan Ruwanto (2016) terbitan Yudhistira untuk LOTS sebesar 48,75% dan

HOTS sebesar 51,25%. Ini menunjukan bahwa persentase jenjang kognitif HOTS

lebih besar dari LOTS.

Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Eriyanti et al. (2020)

yang mendapatkan bahwa persentase kemunculan soal yang mengembangkan

keterampilan berpikir tingkat rendah (LOTS) terbilang besar yaitu C1-konseptual

2,9%, C2-konseptual 5,2%, C3-konseptual 0,6%, dan C3-prosedural 66,9%,

sedangkan pada kategori soal yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat

tinggi (HOTS) persentase tertinggi terdapat pada kategori soal C4-prosedural sebesar

23,8% dan untuk C4-konseptual hanya 0,6%. Selain tingkatan soal di atas, maka

persentase kemunculan tingkat soal lainnya sebesar 0%. Sehingga, persentase

kemunculan soal yang mengembangkan keterampilan tingkat tinggi masih rendah dan

masih perlu ditingkatkan.

Page 73: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

57

Sementara itu, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muslimah (2018) yang mendapatkan bahwa terjadi peningkatan pada ranah tingkat

kognitif C4 (Analisis) dan C2 (pemahaman). Sedangkan C1 (pengetahuan), C3

(penerapan), C5 (sintesis) pada C6 (evaluasi) tidak terjadinya peningkatan atau

persentasenya dibawah 50%.

Page 74: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya maka, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Dimensi kognitif mengingat (C1) dengan persentase rata-rata sebesar 10%, untuk

dimensi kognitif memahami (C2) dengan persentase rata-rata sebesar 26,85%,

untuk dimensi kognitif mengaplikasikan (C3) dengan persentase rata-rata sebesar

18%. Sementara itu untuk dimensi kognitif menganalisis (C4) dengan persentase

rata-rata sebesar 51,2%, untuk dimensi kognitif mengevaluasi (C5) dengan

persentase rata-rata sebesar 5,75%. Sedangkan untuk dimensi kognitif mencipta

(C6) dengan persentase 0%.

2. Perbandingan jenjang kognitif pada buku fisika SMA kelas X yaitu jenjang Low

Order Thinking sebesar 43,05% dan jenjang High Order Thinking sebesar

56,95%.

B. Saran

1. Diharapkan kepada Bapak/Ibu Guru terutama Guru Fisika untuk dapat memilih

dan menyesuaikan buku pelajaran yang sesuai dengan kemampuan dan

perkembangan peserta didik.

2. Buku Fisika yang digunakan di sekolah seharusnya dapat memberikan wawasan,

motivasi, dan ketertarikan bagi peserta didik Jadi akan menanam minat dan

semangat pembelajaran.

Page 75: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

59

3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi saran dan masukan bagi Pengarang

dan penerbit Secara tertulis, pemeriksaan, dan penerbitan buku teks berikutnya.

4. Hasil penelitian ini menjadi pedoman bagi peneliti tentang Menulis dan

Pemilihan Buku Teks yang Baik

Page 76: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

60

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Ni’matin Kurnia. 2018. Analisis Soal Dalam Buku Teks Matematika

Smp Kelas Vii Berdasarkan Pada Taksonomi

Bloom Revisi. Skripsi. Surabaya: UIN Sunan Ampel

Anderson,L.W., dan Krathwohl, D.R.(Eds). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesment Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, terjemahan Agung Prihantoro.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Bloom, B.S. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals. Handbook I: Cognitive Domain. New York: McKay, 1956.

Darmawan, I. P. A., & Sujoko, E. (2013). Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom. Satya Widya, 29(1), 30-39

Giani, Zulkardi. Analisis Tingkat Kognitif Soal – Soal Buku Teks Matematika Kelas VII Berdasarkan Taksonomi Bloom. Malang : FKIP, 2011

Greene, Hary A & Walter T. Petty.1971. Developing Language Skill and in The Elementary Schools. Boston: Allyn and Bacon. Inc

Muslich, M. 2010. Textbook Writing. Yogyakarta : Ar-Ruz Media

Moleong, Lexy . J (2009) . Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosda Karya

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016.

Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Prenadamedia Group.

Ramadhani, Martha Candra, dkk. Analisis Validitas Tingkat Kesukaran Soal Latihan Evaluasi Akhir Tahun Buku BSE Pelajaran Ekonomi Kelas XI Tahun Ajaran 2013/2014. Jember : FKIP UNEJ, 2014.

Sitepu, B.P (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Page 77: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

61

Sukmadinata, N.S (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Tarigan, HG dan Tarigan, D. (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung. Angkasa.

Yulianti, Retno. Analisis Tingkat Kesesuaian Materi dan Soal Buku Ajar Terhadap Standart Isi KTSP Mata Diklat Produktif Akuntansi Kelas XI. Semarang: UNY, 2012.

Widodo, Ari.Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Bandung: Didaktis, 2005

Page 78: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

L A M P I R A N

Page 79: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

LAMPIRAN A

Buku teks fisika kelas X

Page 80: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 81: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 82: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 83: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 84: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 85: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 86: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 87: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 88: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 89: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 90: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 91: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 92: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 93: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 94: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 95: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 96: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 97: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 98: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 99: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 100: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 101: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 102: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 103: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 104: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 105: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 106: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 107: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 108: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 109: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 110: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 111: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 112: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 113: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 114: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 115: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 116: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 117: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 118: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 119: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 120: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 121: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 122: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 123: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 124: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 125: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 126: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

LAMPIRAN B

Dokumentasi

Page 127: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 128: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

LAMPIRAN C

Persuratan

Page 129: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 130: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 131: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 132: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 133: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 134: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 135: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 136: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 137: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 138: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA
Page 139: ANALISIS JENJANG KOGNITIF SOAL BUKU TEKS FISIKA SMA

RIWAYAT HIDUP

Deli Anggraeni Lubis, lahir pada tanggal 20 Maret

1997 di Bima, sebagai anak pertama dari dua bersaudara

dan merupakan buah kasih sayang dari pasangan

Ayahanda Syamsudin Lubis dan ibunda Afnah. Penulis

memulai jenjang pendidikan formal di TK Darma

Wanita pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2003, SD

Inpres Rato pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009.

Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan

di SMP Negeri 1 Bolo dan lulus pada tahun 2012. Kemudian penulis melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Bolo dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2016

penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai

mahasiswa Program Strata satu (S1) Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis

sangat bersyukur di beri kesempatan oleh Allah SWT bisa menimbah Ilmu yang

merupakan bekal di masa depan. Penulis berharap ilmu yang diperoleh selama

menempuh pendidikan dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri,

masyarakat, agama, bangsa dan negara.