Analisis Jenis Makna Dalam Lagu Pajjhar Lagghu
-
Upload
sts-santuso -
Category
Documents
-
view
35 -
download
6
description
Transcript of Analisis Jenis Makna Dalam Lagu Pajjhar Lagghu
-
ANALISIS JENIS MAKNA DALAM LIRIK LAGU PAJJHR LAGGHU
(SUATU KAJIAN SEMANTIK)
disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Semantik Bahasa Indonesia II dari Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd
oleh:
Kelompok 5
Santuso (120110201005)
Zaenal Chakiki M (120110201037)
Muhammad Niam T (120110201053)
Ade Bastian I P (120110201080) Na'iim Arsyadi M (120110201100) Joko Pramono (120110201101)
Zainul Haris (120110201103) Handryo M (120110201106)
Arkom Buyala (110110201061)
JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS JEMBER
2015
-
ii
PRAKATA
Penulis panjatkan puji syukur atas segala limpahan rahmat, nikmat dan
karunia Allah Swt sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Analisis Jenis Makna dalam Lirik Lagu Pajjhr Lagghu (Suatu Kajian Semantik).
Penulis susun makalah ini untuk memenuhi tugas matakuliah Semantik Bahasa
Indonesia II dari Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd.
Penulis telah dibantu oleh berbagai pihak, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Wibisono, M.Pd. selaku dosen pengampu matakuliah
Semantik Bahasa Indonesia II yang telah membimbing penulis sehingga
penulis dapat menyelasaikan makalah ini dengan baik.
2. rekan kerja kelompok 5 matakuliah Semantik Bahasa Indonesia II kelas A
yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta rasa kompak yang
membuat makalah ini segera terselesaikan.
3. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis juga menerima segala kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat.
Jember, Mei 2015 Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PRAKATA ..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan dan Manfaat .......................................................................... 3
1.3.1 Tujuan Penulisan .................................................................... 3
1.3.2 Manfaat Penulisan .................................................................. 3
BAB 2. PEMBAHASAN............................................................................... 4
2.1 Lirik Lagu Pajjhr Lagghu .............................................................. 4
2.2 Jenis Makan dalam Lirik Lagu Pajjhr Lagghu .............................. 5
2.2.1 Makna Leksikal ....................................................................... 5
2.2.2 Makna Gramatikal ................................................................... 6
2.2.3 Makna Referensial................................................................... 6
2.2.4 Makna Nonreferensial ............................................................. 8
2.2.5 Makna Denotatif...................................................................... 8
2.2.6 Makna Konotatif ..................................................................... 9
2.2.7 Makna Konseptual .................................................................. 9
2.2.8 Makna Asosiatif ...................................................................... 10
2.2.9 Makna Idiom ........................................................................... 10
BAB 3. KESIMPULAN ................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12
-
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia
sebab antara manusia dan bahasa tidak dapat dipisahkan. Keberadaan bahasa
merupakan keniscayaan bagi manusia, sebab hanya manusia saja yang memiliki
bahasa sistemis yang dapat membedakan dengan makhluk hidup yang lain. Sebagai
alat komunikasi yang digunakan oleh anggota masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri, bahasa memiliki peranan penting dalam
kehidupan bermasyarakat. Melalui bahasa, manusia bisa mengungkapkan segala
sesuatu yang ada dalam dunia batin seseorang, baik berupa gagasan, pikiran,
perasaan, maupun pengalaman yang dimilikinya.
Berkaitan dengan ciri sistem, bahasa bersifat sistemik dan sistematik.
Bahasa bersifat sistemik karena merupakan suatu sistem atau subsistem-subsistem,
seperti subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, subsistem
semantik, dan subsistem leksikon. Bahasa juga bersifat sistematik karena mengikuti
ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur.
Pengertian dari bahasa itu sendiri adalah sistem lambang bunyi yang bersifat
arbitrer dan sistematis yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa memiliki
ciri-ciri umum yakni bersifat produktif, konvensional, unik, universal, dan dinamis.
Bahasa juga memiliki ciri-ciri lain seperti bermakna, bervariasi, dan berfungsi
sebagai alat interaksi sosial serta merupakan identitas penuturnya (Chaer, 1994:33).
Soeparno (2002:5) mengemukakan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat
komunikasi sosial. Sebagai alat komunikasi sosial, bahasa tidak terlepas dari
masyarakat pengguna, sebab bahasa sangat dipengaruhi oleh pemakai bahasa itu
sendiri. Setiap bahasa yang digunakan dalam suatu masyarakat dapat memiliki
makna yang berbeda jika diartikan oleh masyarakat lainnya. Pembahasan tentang
-
2
makna ini disebut dengan semantik. Semantik adalah bidang studi dalam linguistik
yang mempelajari makna atau arti (Chaer, 1990:2). Oleh sebab itu, suatu hal yang
sudah lumrah jika bahasa merupakan cerminan dari masyarakat bahasa dan setiap
masyarakat mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan yang lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia
dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap
sama. Sebagai contoh, yang disebut sebagai masyarakat madura adalah sejumlah
manusia dalam wilayah tertentu yang terikat dengan kebudayaan madura. Unsur-
unsur budaya menurut Koentjaraningrat (2009:165) diantaranya yaitu (1) bahasa;
(2) sistem pengetahuan; (3) organisasi sosial; (4) sistem peralatan hidup dan
teknologi; (5) sistem mata pencaharian; (6) sistem religi; dan (7) kesenian.
Hal yang paling menonjol di antara ketujuh unsur budaya tersebut ialah
bahasa, sebab bahasalah yang mampu menjadi sarana dalam melakukan aktifitas
sehari-hari. Sebagai contoh, sistem pengetahuan dalam suatu masyarakat diucapkan
melalui bahasa. Sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem pengetahuan,
organisasi sosial, sistem mata pencaharian, sistem religi dan kesenian pun juga
membutuhkan yang namanya bahasa. Oleh sebab itulah, bahasa dan kebudayaan
tidak dapat terpisahkan.
Masyarakat tradisional biasanya menggambarkan tentang kebudayaannya
melalui kesenian, sebab unsur inilah yang biasanya tampak oleh masyarakat luar.
Masyarakat luar lebih mengenal tentang suatu masyarakat melalui kesenian
tersebut. Kesenian tersebut dapat berupa tarian, rumah adat, senjata tradisional, lagu
daerah, pakaian adat dan lain-lain.
Meneliti lebih mendalam tentang bahasa dan kebudayaan sangatlah panjang.
Diperlukan fokus pembahasan dalam makalah ini agar nanti hasilnya lebih lengkap
dan mendalam. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian tentang salah satu unsur
kebudayaan yang mempunyai kaitan dengan bahasa. Unsur budaya tersebut ialah
kesenian, khususnya lagu daerah. Unsur inilah yang lebih tampak mempunyai
hubungan dengan bahasa.
Penulis bermaksud meneliti lebih mendalam tentang lagu daerah Madura
yang berjudul Pajjhr Lagghu. Hal tersebut menjadi fokus utama pada pembahasan
-
3
dalam makalah ini sebab selain karena berasal dari Madura, penulis juga tertarik
dengan lagu daerah tersebut dikarenakan lagu tersebut juga merepresentasikan
sistem mata pencaharian masyarakat Madura. Penelitian tentang lagu daerah
tersebut akan dibahas berdasarkan jenis makna yang terkandung di dalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada subbab di atas, dapat ditarik rumusan masalah
dalam makalah ini sebagai berikut.
a. Bagaimana lirik lagu daerah Madura yang berjudul Pajjhr Lagghu?
b. Apa saja jenis makna yang terdapat dalam lagu daerah Madura yang berjudul
Pajjhr Lagghu?
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan dalam makalah ini ialah untuk
mendeskripsikan tentang:
a. lirik lagu daerah Madura yang berjudul Pajjhr Lagghu;
b. jenis makna yang terdapat dalam lagu daerah Madura yang berjudul Pajjhr
Lagghu.
1.3.2 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai:
a. referensi bagi kalangan akademisi dalam mempelajari salah satu cabang
linguistik yaitu semantik khususnya tentang jenis-jenis makna;
b. upaya memperkenalkan salah satu unsur kebudayaan Madura yakni berupa
lagu daerah.
-
4
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Lirik Lagu Pajjhr Lagghu
Setiap lagu pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin disampaikan kepada
masyarakat sebagai pendengarnya. Lirik lagu berisi barisan kata-kata yang
dirangkai secara baik dengan gaya bahasa yang menarik oleh komposer dan
dibawakan dengan suara merdu supaya dapat dinikmati oleh para pendengar. Lirik
lagu merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang sesuatu hal baik
yang sudah dilihat, didengar maupun dialami. Lirik adalah susunan kata dalam
sebuah nyanyian. Sebelum membahas tentang jenis-jenis makna yang terdapat
dalam lagu daerah Madura yang berjudul Phajjr Lagghu, terlebih dahulu
dipaparkan lirik lagu tersebut. Adapun lirik lagu daerah Madura yang berjudul
Phajjr Lagghu yakni sebagai berikut.
PAJJHR LAGGHU
Pajjhr lagghu arena pon nyonara
Bapa tani se tedung pon jagaa
Ngala are so landu tor capengan Ajalana gi sarat kawajibhn
Atatamen mabennyak hasel bumina Mamamor nagarana ben bangsana
Lagu daerah tersebut menggunakan bahasa daerah Madura. Adapun jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia akan menjadi sebagai berikut.
FAJAR PAGI
Fajar pagi mataharinya mulai bersinar
Petani yang tidur mulai bangun Mengambil celurit, cangkul dan topinya
Berjalan atas dasar kewajibannya
Bercocok tanam guna memperbanyak hasil buminya Memakmurkan negara dan bangsanya
-
5
Berdasarkan lirik lagu tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa lagu tersebut
menggambarkan tentang sistem mata pencaharian masyarakat Madura. Sistem mata
pencaharian masyarakat Madura berdasarkan lagu tersebut ialah bercocok tanam
atau bertani.
2.2 Jenis-Jenis Makna dalam Lirik Lagu Phajjr Lagghu
Setelah mengetahui tentang lirik lagu daerah Madura yang berjudul Phajjr
Lagghu berserta artinya tersebut di atas, untuk selanjutnya dijelaskan tentang jenis-
jenis makna yang terdapat dalam lagu tersebut sebagai berikut.
2.2.1 Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski
tanpa konteks apa pun. Maksudnya adalah makna yang sebenarnya, atau makna
yang sesuai dengan hasil observasi indera manusia (Chaer, 1994:289). Berdasarkan
data yang diperoleh, dapat dipaparkan mengenai makna leksikal dalam lirik lagu
Phajjr Lagghu. Berikut deskripsi hasil analisis makna leksikal yang terdapat
dalam lagu tersebut.
a. Pajjhr lagghu arena pon nyonara berarti fajar pagi mataharinya mulai
bersinar. Berdasarkan baris pertama lirik lagu tersebut dapat dijelaskan bahwa
kata pajjhr, lagghu, are, dan nyonara merupakan kata-kata yang bermakna
leksikal.
b. Bapa tani se tedung pon jagaa berarti petani yang tidur mulai bangun.
Berdasarkan baris kedua lirik lagu tersebut dapat dijelaskan bahwa kata tedung,
dan jagaa merupakan kata-kata yang bermakna leksikal.
c. Ngala are so landu tor capengan berarti mengambil celurit, cangkul dan
topinya. Berdasarkan baris ketiga lirik lagu tersebut dapat dijelaskan bahwa
kata ngala, are, landu, dan capengan merupakan kata-kata yang bermakna
leksikal.
-
6
d. Ajalana gi sarat kawajibhn berarti berjalan atas dasar kewajibannya.
Berdasarkan baris keempat lirik lagu tersebut, dapat dijelaskan bahwa kata
Ajalana, dan kawajibhn merupakan kata-kata yang bermakna leksikal.
e. Atatamen mabennyak hasel bumina berarti bercocok tanam guna
memperbanyak hasil buminya. Berdasarkan baris kelima lirik lagu tersebut dapat
dijelaskan bahwa kata Atatamen, dan mabennyak merupakan kata-kata yang
bermakna leksikal.
f. Mamamor nagarana ben bangsana berarti memakmurkan negara dan
bangsanya. Berdasarkan baris keenam lirik lagu tersebut dapat dijelaskan
bahwa kata mamamor, nagarana, dan bangsana merupakan kata-kata yang
bermakna leksikal.
2.2.2 Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang terbentuk dari adanya proses
gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi, atau kalimatisasi (Chaer,
1994:290). Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dipaparkan mengenai makna
gramatikal dalam lirik lagu Phajjr Lagghu. Berikut deskripsi hasil analisis makna
gramatikal yang terdapat dalam lagu tersebut.
1) Makna gramatikal karena proses afiksasi.
a. Beberapa kata yang bersufiks a di antaranya adalah nyonara, jagaa.
b. Terdapat kata yang bersufiks an seperti capengan.
c. Terdapat kata yang berkonfiks ka-an seperti kawajibhn.
d. Terdapat kata yang berprefiks ma- seperti mamamor dan mabenyak.
2) Makna gramatikal karena proses komposisi seperti hasel bumina.
2.2.3 Makna Referensial
Makna referensial adalah makna dari kata-kata yang mempunyai referen,
yaitu sesuatu di luar bahasa yang diacu oleh kata tersebut (Chaer, 1990:66). Berikut
deskripsi hasil analisis makna referensial yang terdapat dalam lagu Phajjr Lagghu.
a. Pada baris pertama lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna
referensial di antaranya yakni kata pajjhr lagghu yang merujuk pada cahaya
-
7
kemerah-merahan di langit sebelah timur pada saat menjelang matahari terbit,
kata arena merujuk pada titik pusat tata surya berupa bola berisi gas yang
mendatangkan terang dan panas pada bumi di siang hari, dan kata nyonara
merujuk pada pancaran terang.
b. Pada baris kedua lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata atau frasa yang
bermakna referensial di antaranya yakni frasa bapa tani yang merujuk pada
orang laki-laki yang pekerjaannya bercocok tanam, kata tedung yang merujuk
pada dalam keadaan berhenti (mengaso) badan dan kesadarannya (biasanya
dengan memejamkan mata), dan kata jagaa yang merujuk pada keadaan
berdiri dari tidur.
c. Pada baris ketiga lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna
referensial di antaranya yakni kata ngala yang merujuk pada aktivitas
memegang sesuatu lalu dibawa, kata are yang merujuk pada sejenis pisau
bergagang yang bentuknya melengkung, dipakai untuk memotong rumput, padi,
dan sebagainya, kata landu yang merujuk pada alat untuk menggali dan
mengaduk tanah, dan kata capengan yang merujuk pada tudung kepala yang
dibuat dari anyaman bambu.
d. Pada baris keempat lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna
referensial di antaranya yakni kata ajjalana yang merujuk pada aktivitas
melangkahkan kaki bergerak maju, kata sarat yang merujuk pada dasar, dan
kata kawajibhan yang merujuk pada sesuatu yang harus dilaksanakan.
e. Pada baris kelima lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata atau frasa yang
bermakna referensial di antaranya yakni kata atatamen yang merujuk pada
aktivitas bertani, kata mabennyak yang merujuk pada menjadikan lebih
banyak, dan frasa hasel buminna yang merujuk pada semua jenis barang yang
dihasilkan dari usaha lingkungan pertanian.
f. Pada baris keenam lirik lagu tersebut, terdapat beberapa kata yang bermakna
referensial di antaranya yakni kata mamamor yang merujuk pada aktivitas
membuat (menyebabkan, menjadikan) makmur, kata nagarana yang merujuk
pada organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang
-
8
sah dan ditaati oleh rakyat, dan kata bangsana yang merujuk pada kelompok
masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya.
2.2.4 Makna Nonreferensial
Makna nonreferensial adalah makna dari kata-kata yang tidak mempunyai
referen karena tidak ada acuannya dalam dunia nyata (Chaer, 1994:291). Berikut
deskripsi hasil analisis makna nonreferensial yang terdapat dalam lagu Phajjr
Lagghu.
a. Pada baris pertama lirik lagu tersebut, terdapat kata yang bermakna
nonreferensial yakni kata pon yang bermakna mulai/sudah. Kata tersebut
merupakan kata keterangan waktu.
b. Pada baris kedua lirik lagu tersebut, terdapat kata yang bermakna
nonreferensial di antaranya yakni kata se yang bermakna yang dan kata pon
yang bermakna mulai/sedang. Kata se merupakan salah satu bagian dari kata
penghubung sedang kata pon merupakan kata keterangan waktu.
c. Pada baris ketiga lirik lagu tersebut terdapat kata yang bermakna nonreferensial
di antaranya yakni kata so yang bermakna dengan dan kata tor yang bermakna
dan. Kata sor dan tor merupakan bagian dari kata penghubung.
d. Pada baris keempat lirik lagu tersebut terdapat kata yang bermakna
nonreferensial yakni kata gi yang bermakna berdasarkan, karena kata
tersebut memerlukan kata lain dalam penggunaannya.
e. Pada baris keenam lirik lagu tersebut terdapat kata yang bermakna
nonrefernsial yakni kata ben yang bermakna dan. Kata tersebut termasuk
dalam jenis kata sambung.
2.2.5 Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya
yang dimiliki oleh sebuah leksem (Chaer, 1994:292). Berikut deskripsi hasil
analisis makna denotatif yang terdapat dalam lagu Phajjr Lagghu.
a. Pada baris pertama lirik lagu tersebut, terdapat kata atau frasa yang bermakna
denotatif di antaranya yakni pajjhr lagghu, arena, dan nyonara. Kata pajjhr
-
9
lagghu memiliki makna denotatif cahaya kemerah-merahan di langit sebelah
timur pada menjelang matahari terbit, arena memiliki makna denotatif
matahari dan nyonara memiliki makna denotatif bersinar (dari matahari).
b. Pada baris kedua lirik lagu tersebut, terdapat kata yang bermakna denotatif di
antaranya yakni bapa tani, tedung, dan jagaa. Kata bapa tani memiliki
makna denotatif orang yang pekerjaannya bercocok tanam, tedung memiliki
makna denotatif aktivitas istirahat dengan memenjamkan mata, dan jagaa
memiliki makna denotatif bangun (dari tidur).
c. Pada baris ketiga lirik lagu tersebut, terdapat kata atau frasa yang bermakna
denotatif di antaranya yakni ngala are, landu, dan capengan. Kata ngala
memiliki makna denotatif mengambil, are memiliki makna celurit, landu
memiliki makna cangkul, dan capengan memiliki makna caping.
d. Pada baris kelima lirik lagu tersebut, terdapat kata atau frasa yang bermakna
denotatif di antaranya yakni atatamen, mabennyak hasel bumina. Kata
atatamen bermakna denotatif bercocok tanam.
e. Pada baris keenam lirik lagu tersebut, terdapat kata mamamor, nagarana, dan
bangsana yang merupakan kata bermakna denotatif.
2.2.6 Makna Konotatif
Makna konotatif adalah makna yang muncul sebagai akibat asosiasi
perasaan seseorang terhadap apa yang diucapkan atau apa yang didengar
(Djajasudarma, 1999:9). Berdasarkan hasil analisis makna yang terdapat dalam lagu
Phajjr Lagghu, hanya terdapat satu frasa yang memiliki makna konotatif yakni
hasel bumina yang berarti hasil dari pertanian. Kata bumina pada frasa hasel
bumina sebenarnya menunjuk pada pertanian. Karena akibat asosiasi perasaan
seseorang, kata pertanian berubah menjadi bumina sehingga menjadi hasel
bumina.
2.2.7 Makna Konseptual
Makna konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah leksem
terlepas dari konteks atau asosiasi apapun. Makna konseptual pada dasarnya sama
-
10
dengan makna leksikal, makna denotatif, dan makna referensial (Chaer, 1994:293).
Oleh sebab itu, makna konseptual dalam lagu Pajjhr Lagghu sama dengan makna
leksikal, makna denotatif maupun makna referensialnya.
2.2.8 Makna Asosiatif
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada di luar
bahasa (Chaer, 1994:292). Berdasarkan hasil analisis makna yang terdapat dalam
lagu Phajjr Lagghu, terdapat dua frasa yang memiliki makna asosiatif yakni
phajjr laggu dan mamamor nagarana ben bangsana. Pada dasarnya, maksud dari
lagu tersebut menceritakan sistem mata pencaharian masyarakat Madura yang
mayoritas sebagai petani. Dari sektor pertanian tersebut, akan memperoleh hasil
pertanian yang berupa padi yang kemudian dioleh menjadi beras. Beras tersebut
menjadi makanan pokok masyarakat. Oleh sebab itulah, tugas petani ialah
menghasilkan makanan pokok. Alhasil, tugas petani ialah memenuhi kebutuhan
masyarakat sehingga akhir dari lagu tersebut berlirik mamamor nagarana ben
bangsana. Makna phajjr laggu itu sendiri berasosiasi dengan permulaan hari
untuk memulai aktivitas.
2.2.9 Makna Idiom
Makna idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat diramalkan
dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal (Chaer,
1994:296). Makna idiom yang terdapat pada lagu tersebut ialah sama dengan makna
konotasinya. Frasa yang bermakna idiom tersebut terdapat pada lirik lagu baris
kelima yaitu hasel bumina. Kata hasel bermakna sesuatu yang diperoleh dari
usaha, dan kata bumina bermakna planet tempat manusia hidup. Kata hasel
memang bermakna leksikal, denotatif dan referensial, akan tetapi tidak untuk kata
bumina. Maka dari itu, frasa tersebut bermakna idiom (ungkapan).
-
11
BAB 3. KESIMPULAN
Pajjhr Lagghu merupakan lagu daerah yang berasal dari Madura dan
berbahasa Madura. Lagu tersebut menggambarkan tentang sistem mata pencaharian
masyarakat Madura yang mayoritas petani untuk daerah yang jauh dari pantai. Lagu
tersebut berasal dari Sumenep.
Berdasarkan hasil analisis jenis makna yang terdapat pada lagu Pajjhr
Lagghu, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa jenis makna pada lagu
tersebut. Adapun jenis makna yang terdapat pada lagu tersebut antara lain (1)
makna leksikal; (2) makna gramatikal; (3) makna referensial; (4) makna
nonreferensial; (5) makna denotatif; (6) makna konotatif; (7) makna konseptual; (8)
makna asosiatif; dan (9) makna idiom.
-
12
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. P aj j a r L aggu - L agu Daerah d ar i Sum enep .
nengmerry.blogspot.com/2010/11/pajjar-laggu-lagu-daerah-dari-
sumenep.html [27 Mei 2015]
Anonim. 2012. L ir ik L agu L ir - I l ir : Sebuah K a j ian S em an t ik .
http://bangpek-kuliahsastra.blogspot.com/2012/02/lirik-lagu-lir-ilir-
sebuah-kajian.html [27 Mei 2015]
Chaer, Abdul. 1995. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djajasudarma, F. 1999. Semantik 2 Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: PT
Refika.
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
Tarigan, H. G. 1990. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa.