Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

42
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perencanaan pendidikan dikerjakan dan struktur organisasi persekolahannyapun disusun guna memfasilitasi perwujudan tujuan pendidikan, serta para anggota organisasi, pegawai atau karyawan dipimpin dan dimotivasi untuk mensukseskan pencapaian tujuan, tidak dijamin selamanya bahwa semua kegiatan akan berlangsung sebagaimana yang direncanakan. Pengawasan sekolah itu penting karena merupakan mata rantai terakhir dan kunci dari proses manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah yaitu nilai fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap perencanaan dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan (Robbins 1997). Fungsi pengawas pendidikan sudah saatnya direvitalisasi. Selama ini pengawas pendidikan hanya menjalankan tugas tehnis-administratif. Bukan menjadi agen yang mendorong munculnya gagasan-gagasan segar bagi upaya transformasi pendidikan. Relasi yang dibangun juga top down, searah, dan tidak dialogis, terutama dengan kepala sekolah. Kini mendesak melahirkan pengawas yang 1

Transcript of Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

Page 1: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika perencanaan pendidikan dikerjakan dan struktur organisasi

persekolahannyapun disusun guna memfasilitasi perwujudan tujuan pendidikan, serta

para anggota organisasi, pegawai atau karyawan dipimpin dan dimotivasi untuk men-

sukseskan pencapaian tujuan, tidak dijamin selamanya bahwa semua kegiatan akan

berlangsung sebagaimana yang direncanakan.

Pengawasan sekolah itu penting karena merupakan mata rantai terakhir dan

kunci dari proses manajemen. Kunci penting dari proses manajemen sekolah yaitu

nilai fungsi pengawasan sekolah terletak terutama pada hubungannya terhadap pe-

rencanaan dan kegiatan-kegiatan yang didelegasikan (Robbins 1997).

Fungsi pengawas pendidikan sudah saatnya direvitalisasi. Selama ini

pengawas pendidikan hanya menjalankan tugas tehnis-administratif. Bukan menjadi

agen yang mendorong munculnya gagasan-gagasan segar bagi upaya transformasi

pendidikan. Relasi yang dibangun juga top down, searah, dan tidak dialogis, terutama

dengan kepala sekolah. Kini mendesak melahirkan pengawas yang kaya ide, terbuka,

dan bisa melakukan pengawasan secara partisipatif.

Tugas pokok pengawas pada dasarnya ada tiga; mengawasi, menilai, dan

membina. Sekilas tidak ada masalah dalam tugas pokok ini. Semuanya baik-baik saja.

Tetapi akan krusial ketika ditanyakan, bagaimana tugas pokok itu dilakukan?

Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum. Undang-

undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor

19 Tahun 2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan

pejabat fungsional itu. Selain itu, Keputusan Menteri Pendayagunaan aparatur Negara

Nomor 118 Tahun 1996 (disempurnakan dengan keputusan nomor 091/2001)  dan

Keputuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 020/U/1998 (disempurnakan

dengan keputusan nomor 097/U/2001) merupakan menetapan pengawas sebagai

1

Page 2: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

pejabat fungsional yang permanen sampai saat ini. Jika ditilik sejumlah peraturan dan

perundang-undangan yang ada, yang terkait dengan pendidikan, ternyata secara

hukum pengawas sekolah tidak diragukan lagi keberadaannya. Dengan demikian,

tidak ada alasan apapun dan oleh siapapun yang memarjinalkan dan mengecilkan

eksistensi pengawas sekolah.

Menurut undang-undang dan peraturan yang berlaku, keberadaan pengawas

sekolah jelas dan tegas. Dengan demikian bukan berarti pengawas sekolah terbebas

dari berbagai masalah. Ternyata institusi pengawas sekolah semakin bermasalah

setelah terjadinya desentralisasi penangan pendidikan. Institusi ini sering dijadiakn

sebagai tempat pembuangan, tempat parkir, dan tempat menimbun sejumlah aparatur

yang tidak terpakai lagi (kasarnya: pejabat rongsokan). Selain itu, pengawas sekolah

belum difungsikan secara optimal oleh manajemen pendidikan di kabupaten dan kota.

Hal yang paling mengenaskan adalah tidak tercantumnya anggaran untuk pengawas

sekolah dalam anggaran belanja daerah (kabupaten/kota). Sekurang-kurangnya

fenomena itu masih terlihat sampai sekarang.

Penodaan terhadap institusi pengawas sekolah dan belum difungsikannya para

pengawas sekolah secara optimal bak lingkaran yang tidak berujung berpangkal.

Lingkaran itu susah dicari awalnya dan sulit ditemukan akhirnya. Tidak ada ujung

dan tidak ada pangkal. Akan tetapi, jika dimasuki lebih dalam, inti permasalahannya

dapat ditemukan. Institusi pengawas sekolah adalah institusi yang sah. Keabsahannya

itu diatur oleh ketentuan yang berlaku. Seyogyanya, aturan-aturan itu tidak boleh

dilanggar oleh manajemen atau birokrasi yang mengurus pengawas sekolah. Aturan

itu ternyata sangat lengkap. Mulai dari aturan merekrut calon pengawas,  sampai

kepada memberdayakan dan menfugsikan pengawas sekolah untuk operasional

pendidikan, ternyata sudah ada aturannya. Pelecehan atau pelanggaran terhadap

aturan-aturan yang ada itulah yang merupakan titik pangkal permasalahan pengawas

sekolah sebagai institusi di dalam sistem pendidikan.

Kini, masa kerja atau jabatan pengawas sekolah dapat diperpanjang hingga

usia 60 tahun, dari batas sebelumnya yakni 56 tahun. Hal tersebut mengacu pada

2

Page 3: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

Peraturan Pemerintah (PP) No 44 tahun 2011 tentang perubahan PP No 32 tahun

1979 tentang pemberhentian pegawai negeri sipil (PNS).

Dalam PP No 44 tahun 2011 pasal 4 ayat 1 menyebutkan, batas usia pensiun

dapat diperpanjang bagi PNS yang memangku jabatan tertentu. Lalu, pada pasal 4

ayat 2 huruf b (4) ditegaskan usia pensiun bisa diperpanjang hingga 60 tahun bagi

PNS yang memangku jabatan pengawas sekolah mulai jenjang TK hingga SMA.

1.2 Tujuan

Secara umum kajian ini bertujuan untuk memperjelas Mengkaji peran, fungsi

pengawas sekolah dalam sistem pendidikan di Indonesia.

1.3 Landasan Hukum

Dasar hukum dalam mengkaji profesi Pengawas adalah sebagai berikut:

a. Peraturan Pemerintah nomor 44 tahun 2011 yang merupakan perubahan dari

PP no 32 tahun 1979 tentang pemberhentian pengawas.

b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional

c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar nasional

pendidikan

d. Permendiknas Republik Indonesia nomor 12 tahun 2007 tentang standar

pengawas sekolah/madrasah

e. Permendiknas nomor 19 Tahun 2005 tentang penetapan jabatan fungsional

Pengawas Sekolah

f. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentangPemenuhan beban kerja Guru

dan Pengawas satuan Pendidikan

3

Page 4: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Pengawas

Pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk

meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan

dan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila

ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan

(Robbins 1997). Pengawasan juga merupakan fungsi manajemen yang diperlukan

untuk mengevaluasi kinerja organisasi atau unit-unit dalam suatu organisasi guna

menetapkan kemajuan sesuai dengan arah yang dikehendaki (Wagner dan Hollenbeck

dalam Mantja 2001).

Oleh karena itu mudah dipahami bahwa pengawasan pendidikan adalah fungsi

manajemen pendidikan yang harus diaktualisasikan, seperti halnya fungsi manajemen

lainnya (Mantja 2001). Berdasarkan konsep tersebut, maka proses perencanaan yang

mendahului kegiatan pengawasan harus dikerjakan terlebih dahulu. Perencanaan yang

dimaksudkan mencakup perencanaan: pengorganisasian, wadah, struktur, fungsi dan

mekanisme, sehingga perencanaan dan pengawasan memiliki standard dan tujuan

yang jelas.

Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak

terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Sahertian

(2000:19) menegaskan bahwa pengawasan atau supervisi pendidikan tidak lain dari

usaha memberikan layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-

guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki

kualitas proses dan hasil pembelajaran. Burhanuddin (1990:284) memperjelas hakikat

pengawasan pendidikan pada hakikat substansinya. Substansi hakikat pengawasan

yang dimaksud menunjuk pada segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder

pendidikan terutama guru yang ditujukan pada perbaikan-perbaikan dan pembinaan

aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru harus berdasarkan

penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam

4

Page 5: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

dengan acuan perencanan program pembelajaran yang telah dibuat. Proses bantuan

yang diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar itu

penting, sehingga bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran. Jadi bantuan

yang diberikan itu harus mampu memperbaiki dan mengembangkan situasi belajar

mengajar.

Pengawas satuan pendidikan/sekolah adalah pejabat fungsional yang

berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan

terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya

meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan

pendidikan (Pandong, A. 2003). Dalam satu kabupaten/kota, pengawas sekolah

dikoordinasikan dan dipimpin oleh seorang koordinator pengawas (Korwas) sekolah/

satuan pendidikan (Muid, 2003).

Pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri sipil yang diangkat dalam

jabatan pengawas sekolah (PP 74 tahun 2008). Pengawasan adalah kegiatan

pengawas sekolah dalam menyusun program pengawasan, melaksanakan program

pengawasan, evaluasi hasil pelaksanaan program, dan melaksanakan pembimbingan

dan pelatihan profesional guru.

Aktivitas pengawas sekolah selanjutnya adalah menilai dan membina

penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah satuan pendidikan/sekolah tertentu baik

negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya. Penilaian itu dilakukan

untuk penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolak ukur) yang ditetapkan

terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Sedangkan kegiatan pembinaan

dilakukan dalam bentuk memberikan arahan, saran dan bimbingan (Keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 020/U/1998 tanggal

6 Februari 1998).

Dengan menyadari pentingnya upaya peningkatan mutu dan efektifitas

sekolah dapat (dan memang tepat) dilakukan melalui pengawasan. Atas dasar itu

maka kegiatan pengawasan harus difokuskan pada perilaku dan perkembangan siswa

sebagai bagian penting dari: kurikulum/mata pelajaran, organisasi sekolah, kualitas

5

Page 6: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

belajar mengajar, penilaian/evaluasi, sistem pencatatan, kebutuhan khusus,

administrasi dan manajemen, bimbingan dan konseling, peran dan tanggung jawab

orang tua dan masyarakat (Law dan Glover 2000). Lebih lanjut Ofsted (2005)

menyatakan bahwa fokus pengawasan sekolah meliputi: (1) standard dan prestasi

yang diraih siswa, (2) kualitas layanan siswa di sekolah (efektifitas belajar mengajar,

kualitas program kegiatan sekolah dalam memenuhi kebutuhan dan minat siswa,

kualitas bimbingan siswa), serta (3) kepemimpinan dan manajemen sekolah.

Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa kepengawasan merupakan

kegiatan atau tindakan pengawasan dari seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab

dan wewenang melakukan pembinaan dan penilaian terhadap orang dan atau lembaga

yang dibinanya. Seseorang yang diberi tugas tersebut disebut pengawas atau

supervisor. Dalam bidang kependidikan dinamakan pengawas sekolah atau pengawas

satuan pendidikan. Pengawasan perlu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan

mutu pendidikan secara berkesinambungan pada sekolah yang diawasinya.

Indikator peningkatan mutu pendidikan di sekolah dilihat pada setiap

komponen pendidikan antara lain: mutu lulusan, kualitas guru, kepala sekolah, staf

sekolah (Tenaga Administrasi, Laboran dan Teknisi, Tenaga Perpustakaan), proses

pembelajaran, sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, implementasi kurikulum,

sistem penilaian dan komponen-lainnya. Ini berarti melalui pengawasan harus terlihat

dampaknya terhadap kinerja sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikannya.

Itulah sebabnya kehadiran pengawas sekolah harus menjadi bagian integral dalam

peningkatan mutu pendidikan, agar bersama guru, kepala sekolah dan staf sekolah

lainnya berkolaborasi membina dan mengembangkan mutu pendidikan di sekolah

yang bersangkutan seoptimal mungkin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

2.2 Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas

Tugas pokok pengawas sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan

penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik

6

Page 7: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

supervisi akademik maupun supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan

fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni:

1. Melakukan pembinaan pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala

sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah,

2. Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta

pengembangannya,

3. Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan

sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.

Mengacu pada SK Menpan nomor 118 tahun 1996 tentang jabatan fungsional

pengawas dan angka kreditnya, Keputusan bersama Mendikbud nomor 03420/O/1996

dan Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara nomor 38 tahun 1996 tentang

petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pengawas serta Keputusan Mendikbud

nomor 020/U/1998 tentang petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional pengawas

sekolah dan angka kreditnya, dapat dikemukakan tentang tugas pokok dan tanggung

jawab pengawas sekolah yang meliputi:

1. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai

dengan penugasannya pada TK, SD, SLB, SLTP dan SLTA.

2. Meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar/bimbingan dan hasil prestasi

belajar/bimbingan siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Tugas pokok yang pertama merujuk pada supervisi atau pengawasan

manajerial sedangkan tugas pokok yang kedua merujuk pada supervisi atau

pengawasan akademik. Pengawasan manajerial pada dasarnya memberikan

pembinaan, penilaian dan bantuan/bimbingan mulai dari rencana program, proses,

sampai dengan hasil. Bimbingan dan bantuan diberikan kepada kepala sekolah dan

seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah atau penyelenggaraan pendidikan di

sekolah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pengawasan akademik berkaitan

dengan membina dan membantu guru dalam meningkatkan kualitas proses

pembelajaran/bimbingan dan kualitas hasil belajar siswa.

7

Page 8: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

Sedangkan wewenang yang diberikan kepada pengawas sekolah meliputi: (1)

memilih dan menentukan metode kerja untuk mencapai hasil yang optimal dalam

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kode etik profesi, (2)

menetapkan tingkat kinerja guru dan tenaga lainnya yang diawasi beserta faktor-

faktor yang mempengaruhinya, (3) menentukan atau mengusulkan program

pembinaan serta melakukan pembinaan. Wewenang tersebut menyiratkan adanya

otonomi pengawas untuk menentukan langkah dan strategi dalam menentukan

prosedur kerja kepengawasan. Namun demikian pengawas perlu berkolaborasi

dengan kepala sekolah dan guru agar dalam melaksanakan tugasnya sejalan dengan

arah pengembangan sekolah yang telah ditetapkan kepala sekolah.

Berdasarkan kedua tugas pokok di atas maka kegiatan yang dilakukan oleh

pengawas antara lain:

1. Menyusun program kerja kepengawasan untuk setiap semester dan setiap

tahunnya pada sekolah yang dibinanya.

2. Melaksanakan penilaian, pengolahan dan analisis data hasil belajar/bimbingan

siswa dan kemampuan guru.

3. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses

pembelajaran/bimbingan, lingkungan sekolah yang berpengaruh terhadap

perkembangan hasil belajar/bimbingan siswa.

4. Melaksanakan analisis komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber

daya pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi sekolah.

5. Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada guru tentang proses

pembelajaran/bimbingan yang bermutu untuk meningkatkan mutu proses dan

hasil belajar/ bimbingan siswa.

6. Melaksanakan penilaian dan monitoring penyelenggaran pendidikan di

sekolah binaannya mulai dari penerimaan siswa baru, pelaksanaan

pembelajaran, pelaksanaan ujian sampai kepada pelepasan lulusan/pemberian

ijazah.

8

Page 9: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

7. Menyusun laporan hasil pengawasan di sekolah binaannya dan

melaporkannya kepada Dinas Pendidikan, Komite Sekolah dan stakeholder

lainnya.

8. Melaksanakan penilaian hasil pengawasan seluruh sekolah sebagai bahan

kajian untuk menetapkan program kepengawasan semester berikutnya.

9. Memberikan bahan penilaian kepada sekolah dalam rangka akreditasi sekolah.

10. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pihak sekolah dalam

memecahkan masalah yang dihadapi sekolah berkaitan dengan

penyelenggaraan pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas maka tugas pengawas mencakup: (1) inspecting

(mensupervisi), (2) advising (memberi advis atau nasehat), (3) monitoring

(memantau), (4) reporting (membuat laporan), (5) coordinating (mengkoordinir) dan

(6) performing leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas

pokok tersebut (Ofsted, 2003).

Tugas pokok inspecting (mensupervisi) meliputi tugas mensupervisi kinerja

kepala sekolah, kinerja guru, kinerja staf sekolah, pelaksanaan kurikulum/mata

pelajaran, pelaksanaan pembelajaran, ketersediaan dan pemanfaatan sumberdaya,

manajemen sekolah, dan aspek lainnya seperti: keputusan moral, pendidikan moral,

kerjasama dengan masyarakat.

Tugas pokok advising (memberi advis/nasehat) meliputi advis mengenai

sekolah sebagai sistem, memberi advis kepada guru tentang pembelajaran yang

efektif, memberi advis kepada kepala sekolah dalam mengelola pendidikan, memberi

advis kepada tim kerja dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja sekolah,

memberi advis kepada orang tua siswa dan komite sekolah terutama dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan.

Tugas pokok monitoring/pemantauan meliputi tugas: memantau penjaminan/

standard mutu pendidikan, memantau penerimaan siswa baru, memantau proses dan

hasil belajar siswa, memantau pelaksanaan ujian, memantau rapat guru dan staf

9

Page 10: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

sekolah, memantau hubungan sekolah dengan masyarakat, memantau data statistik

kemajuan sekolah, memantau program-program pengembangan sekolah.

Tugas pokok reporting meliputi tugas: melaporkan perkembangan dan hasil

pengawasan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Propinsi dan/atau

Nasional, melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke masyarakat publik,

melaporkan perkembangan dan hasil pengawasan ke sekolah binaannya.

Tugas pokok coordinating meliputi tugas: mengkoordinir sumber-sumber

daya sekolah baik sumber daya manusia, material, financial dll, mengkoordinir

kegiatan antar sekolah, mengkoordinir kegiatan preservice dan in service training

bagi Kepala Sekolah, guru dan staf sekolah lainnya, mengkoordinir personil

stakeholder yang lain, mengkoordinir pelaksanaan kegiatan inovasi sekolah.

Tugas pokok performing leadership/memimpin meliputi tugas: memimpin

pengembangan kualitas SDM di sekolah binaannya, memimpin pengembangan

inovasi sekolah, partisipasi dalam memimpin kegiatan manajerial pendidikan di

Diknas yang bersangkutan, partisipasi pada perencanaan pendidikan di

kabupaten/kota, partisipasi pada seleksi calon kepala sekolah/calon pengawas,

partisipasi dalam akreditasi sekolah, partisipasi dalam merekruit personal untuk

proyek atau program-program khusus pengembangan mutu sekolah, partisipasi dalam

mengelola konflik di sekolah dengan win-win solution dan partisipasi dalam

menangani pengaduan baik dari internal sekolah maupun dari masyarakat. Itu semua

dilakukan guna mewujudkan kelima tugas pokok di atas.

Berdasarkan uraian tugas-tugas pengawas sebagaimana dikemukakan di atas,

maka pengawas satuan pendidikan banyak berperan sebagai: (1) penilai, (2) peneliti,

(3) pengembang, (4) pelopor/inovator, (5) motivator, (6) konsultan, dan (7)

kolaborator dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah binaannya.

Dikaitkan dengan tugas pokok pengawas sebagai pengawas atau supervisor akademik

yaitu tugas pokok supervisor yang lebih menekankan pada aspek teknis pendidikan

dan pembelajaran, dan supervisor manajerial yaitu tugas pokok supervisor yang lebih

10

Page 11: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

menekankan pada aspek manajemen sekolah dapat dimatrikkan dalam tabel berikut

ini.

Rincian Tugas Pengawasan akademik Pengawasan Manajerial

Inspecting/

Pengawasan

1. Pelaksanaan kurikulum

mata pelajaran

2. Proses pembelajaran/

praktikum/ studi lapangan

3. Kegiatan ekstra kurikuler

4. Penggunaan media, alat

bantu dan sumber belajar

5. Kemajuan belajar siswa

6. Lingkungan belajar

1. Pelaksanaan

kurikulum sekolah

2. Penyelenggaraan

dministrasi sekolah

3. Kinerja kepala sekolah

dan staf sekolah

4. Kemajuan pelaksanaan

pendidikan di sekolah

5. Kerjasama sekolah

dengan masyarakat

Advising/

Menasehati

1. Menasehati guru dalam

pembelajaran/bimbingan

yang efektif

2. Guru dalam meningkatkan

kompetensi professional

3. Guru dalam melaksanakan

penilaian proses dan hasil

belajar

4. Guru dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas

5. Guru dalam meningkatkan

kompetensi pribadi, sosial

dan pedagogik

1. Kepala sekolah di

dalam mengelola

pendidikan

2. Kepala sekolah dalam

melaksanakan inovasi

pendidikan

3. Kepala sekolah dalam

peningkatan

kemamapuan

professional kepala

sekolah

4. Menasehati staf

sekolah dalam

11

Page 12: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

melaksanakan tugas

administrasi sekolah

5. Kepala sekolah dan

staf dalam

kesejahteraan sekolah

Monitoring/

Memantau

1. Ketahanan pembelajaran

2. Pelaksanaan ujian mata

pelajaran

3. Standar mutu hasil belajar

siswa

4. Pengembangan profesi

guru

5. Pengadaan dan

pemanfaatan sumber-

sumber belajar

1. Penyelenggaraan

kurikulum

2. Administrasi sekolah

3. Manajemen sekolah

4. Kemajuan sekolah

5. Pengembangan SDM

sekolah

6. Penyelenggaraan ujian

sekolah

7. Penyelenggaraan

penerimaan siswa baru

Coordinating/

mengkoordinir

1. Pelaksanaan inovasi

pembelajaran

2. Pengadaan sumber-sumber

belajar

3. Kegiatan peningkatan

kemampuan profesi guru

1. Mengkoordinir

peningkatan mutu

SDMsekolah

2. Penyelenggaraan

inovasi di sekolah

3. Mengkoordinir

akreditasi sekolah

4. Mengkoordinir

kegiatan sumber daya

pendidikan

Reporting 1. Kinerja guru dalam 1. Kinerja kepala

12

Page 13: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

melaksanakan

pembelajaran

2. Kemajuan belajar siswa

3. Pelaksanaan tugas

kepengawasan akademik

sekolah

2. Kinerja staf sekolah

3. Standar mutu

pendidikan

4. Inovasi pendidikan

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, pengawas sekolah melaksanakan

fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi manajerial.

Supervisi akademik adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek pembinaan

dan pengembangan kemampuan profesional guru dalam meningkatkan mutu

pembelajaran dan bimbingan di sekolah.

Sasaran supervisi akademik antara lain membantu guru dalam: (1)

merencanakan kegiatan pembelajaran dan atau bimbingan, (2) melaksanakan kegiatan

pembelajaran/ bimbingan, (3) menilai proses dan hasil pembelajaran/ bimbingan, (4)

memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran/bimbingan,

(5) memberikan umpan balik secara tepat dan teratur dan terus menerus pada peserta

didik, (6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, (7) memberikan

bimbingan belajar pada peserta didik, (8) menciptakan lingkungan belajar yang

menyenangkan, (9) mengembangkan dan memanfaatkan alat Bantu dan media

pembelajaran dan atau bimbingan, (10) memanfaatkan sumber-sumber belajar, (11)

mengembangkan interaksi pembelajaran/bimbingan (metode, strategi, teknik, model,

pendekatan dll.) yang tepat dan berdaya guna, (12) melakukan penelitian praktis bagi

perbaikan pembelajaran/bimbingan, dan (13) mengembangkan inovasi pembelajar-

an/bimbingan.

Dalam melaksanakan fungsi supervisi akademik seperti di atas, pengawas

hendaknya berperan sebagai:

1. Mitra guru dalam meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran dan

bimbingan di sekolah binaannya

13

Page 14: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

2. Inovator dan pelopor dalam mengembangkan inovasi pembelajaran dan

bimbingan di sekolah binaannya

3. Konsultan pendidikan di sekolah binaannya

4. Konselor bagi kepala sekolah, guru dan seluruh staf sekolah

5. Motivator untuk meningkatkan kinerja semua staf sekolah

Supervisi manajerial adalah fungsi supervisi yang berkenaan dengan aspek

pengelolaan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan

efektivitas sekolah yang mencakup: (1) perencanaan, (2) koordinasi, (3) pelaksanaan,

(3) penilaian, (5) pengembangan kompetensi SDM kependidikan dan sumberdaya

lainnya. Sasaran supervisi manajerial adalah membantu kepala sekolah dan staf

sekolah lainnya dalam mengelola administrasi pendidikan seperti: (1) administrasi

kurikulum, (2) administrasi keuangan, (3) administrasi sarana

prasarana/perlengkapan, (4) administrasi personal atau ketenagaan, (5) administrasi

kesiswaan, (6) administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, (7) administrasi

budaya dan lingkungan sekolah, serta (8) aspek-aspek administrasi lainnya dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan. Dalam melaksanakan fungsi supervisi

manajerial, pengawas hendaknya berperan sebagai:

1. Kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi,

pengembangan manajemen sekolah,

2. Asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi

sekolah binaannya

3. Pusat informasi pengembangan mutu pendidikan di sekolah binaannya

4. Evaluator/judgement terhadap pemaknaan hasil pengawasan

2.3 Kualifikasi Pengawas Sekolah

1. Kualifikasi Pengawas Taman Kanak-kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) dan

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidai-yah (SD/MI) adalah sebagai berikut:

a. Berpendidikan minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV)

kependidikan dari perguruan tinggi terakreditasi;

14

Page 15: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

b. 1) Guru TK/RA bersertifikat pendidik sebagai guru TK/RA dengan

pengalaman kerja minimum de-lapan tahun di TK/RA atau kepala

sekolah TK/RA dengan pengalaman kerja minimum 4 ta-hun, untuk

menjadi pengawas TK/RA;

2) Guru SD/MI bersertifikat pendidik sebagai guru SD/MI dengan

pengalaman kerja minimum de-lapan tahun di SD/MI atau kepala

sekolah SD/MI dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk

menjadi pengawas SD/MI;

c. Memiliki pangkat minimum penata, golongan ruang III/c;

d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas

satuan pendidikan;

e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang

dapat diperoleh melalui uji kom-petensi dan atau pendidikan dan

pelatihan fung-sional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan

pemerintah; dan

f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan.

2. Kualifikasi Pengawas Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), Sekolah Me-nengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Se-

kolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) adalah

sebagai berikut :

a. Memiliki pendidikan minimum magister (S2) kependidikan dengan

berbasis sarjana (S1) dalam rumpun mata pelajaran yang relevan pada

perguruan tinggi terakreditasi;

b. 1) Guru SMP/MTs bersertifikat pendidik sebagaiguru SMP/MTs

dengan pengalaman kerja mi-nimum delapan tahun dalam rumpun

mata pelajaran yang relevan di SMP/MTs atau ke-pala sekolah

SMP/MTs dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk menjadi

penga-was SMP/MTs sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

15

Page 16: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

2) Guru SMA/MA bersertifikat pendidik sebagai guru dengan

pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata

pelajaran yang relevan di SMA/MA atau kepala sekolah SMA/MA

dengan pengalaman kerja minimum 4 ta-hun, untuk menjadi pengawas

SMA/MA sesuai dengan rumpun mata pelajarannya;

3) Guru SMK/MAK bersertifikat pendidik sebagai guru SMK/MAK

dengan pengalaman kerja minimum delapan tahun dalam rumpun mata

pelajaran yang relevan di SMK/MAK atau ke-pala sekolah

SMK/MAK dengan pengalaman kerja minimum 4 tahun, untuk

menjadi penga-was SMK/MAK sesuai dengan rumpun mata

pelajarannya;

c. Memiliki pangkat minimum penata, golonganruang III/c;

d. Berusia setinggi-tingginya 50 tahun, sejak diangkat sebagai pengawas

satuan pendidikan;

e. Memenuhi kompetensi sebagai pengawas satuan pendidikan yang

dapat diperoleh melalui uji kom-petensi dan atau pendidikan dan

pelatihan fung-sional pengawas, pada lembaga yang ditetapkan

pemerintah; dan

f. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan

2.4 Kompetensi Pengawas Sekolah

1. Kompetensi Kepribadian

a. Menyadari akan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pengawas satuan

pendidikan yang professional

b. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang berkaitan

dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas profesinya

c. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang profesinya.

16

Page 17: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

2. Supervisi Manajerial

a. Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.

b. Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan

program sekolah-sekolah binaannya.

c. Menyusun metode kerja dan berbagai instrumen yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan.

d. Membina kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan berdasarkan

manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).

e. Membina kepala sekolah dalam melaksanakan administrasi satuan

pendidikan meliputi administrasi kesiswaan, kurikulum dan pembelajaran,

pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan,

keuangan,lingkungan sekolah dan peran serta masyarakat.

f. Membantu kepala sekolah dalam menyusun indikator keberhasilan mutu

pendidikan di sekolah.

g. Membina staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung

jawabnya.

h. Memotivasi pengembangan karir kepala sekolah, guru dan tenaga

kependidikan lainnya sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

i. Menyusun laporan hasil-hasil pengawasan pada sekolah-sekolah

binaannnya dan menindak lanjutinya untuk perbaikan mutu pendidikan

dan program pengawasan berikutnya.

j. Mendorong guru dan kepala sekolah untuk menemukan kelebihan dan

kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya.

k. Menjelaskan berbagai inovasi dan kebijakan pendidikan kepada guru dan

kepala sekolah.

l. Memantau pelaksanaan inovasi dan kebijakan pendidikan pada sekolah-

sekolah binaannya.

17

Page 18: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

3. Supervisi Akademik

a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan

perkembangan bidang ilmu yang menjadi isi tiap bidang

pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang

termasuk dalam rumpunnya.

b. Memahami konsep, prinsip, teori/teknologi, karakteristik, dan

kecenderungan perkembangan proses pembelajaran tiap bidang

pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang

termasuk dalam rumpunnya.

c. Membimbing guru dalam menentukan tujuan pendidikan yang sesuai,

berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tiap bidang

pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang

termasuk dalam rumpunnya.

d. Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan/

mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk

rumpunnya berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi

dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.

e. Menggunakan berbagai pendekatan/metode/ teknik dalam memecahkan

masalah pendidikan dan pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata

pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam

rumpunnya.

f. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan

startegi/metode/teknik pembelajaran yang dapat mengembangkan berbagai

potensi peserta didik melalui bidang pengembangan/mata pelajaran

SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

g. Membimbing guru dalam menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk

tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah

menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

18

Page 19: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

h. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan media pendidikan

yang sesuai untuk menyajikan isi tiap bidang pengembangan/mata

pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam

rumpunnya.

i. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk

pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata

pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

j. Membimbing guru dalam melaksanakan strategi/metode/teknik

pembelajaran yang telah direncanakan untuk tiap bidang pengembangan/

mata pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk

dalam rumpunnya.

k. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (di kelas,

laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi

peserta didik pada tiap bidang pengembangan/mata pelajaran SD/mata

pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam rumpunnya.

l. Membimbing guru dalam merefleksi hasil-hasil yang dicapai, kekuatan,

kelemahan, dan hambatan yang dialami dalam pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

m. Membantu guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan, dan

memanfaatkan fasilitas pembelajaran yang berkaitan dengan mata

pelajaran SD/mata pelajaran sekolah menengah yang termasuk dalam

rumpunnya.

4. Evaluasi Pendidikan

a. Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai

untuk tiap bidang pengembangan/mata pelajaran yang termasuk dalam

rumpunnya.

b. Membimbing guru dalam menentukan kriteria dan indikator keberhasilan

pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata pelajaran yang termasuk

dalam rumpunnya.

19

Page 20: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

c. Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan pada satuan

pendidikan yang menjadi binaannya

d. Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada tiap

bidang pengembangan/mata pelajaran yang termasuk dalam rumpunnya.

e. Menilai kemampuan kepala sekolah dalam mengelola satuan pendidikan.

f. Menilai kinerja staf sekolah dalam melaksanakan tugas pokoknya.

g. Menilai kinerja sekolah dan menindaklanjuti hasilnya untuk keperluan

akreditasi sekolah.

h. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja sekolah, kinerja

kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja staf sekolah.

i. Memantau pelaksanaan kurikulum, pembelajaran, bimbingan dan hasil

belajar siswa serta menganalisisnya untuk perbaikan mutu pendidikan

pada sekolah binaannya

j. Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan

pendidikan dan pembelajaran tiap bidang pengembangan/mata yang

termasuk dalam rumpunnya

k. Memberikan saran kepada kepala sekolah, guru, dan seluruh staf sekolah

dalam meningkatkan kinerjanya berdasarkan hasil penilaian.

5. Penelitian dan Pengembangan

a. Menguasai berbagai pendekatan, jenis, dan metode penelitian dalam

pendidikan.

b. Menentukan masalah kepengawasan yang penting untuk diteliti baik untuk

keperluan tugas pengawasan, pemecahan masalah pendidikan, dan

pengembangan profesi.

c. Menyusun proposal penelitian pendidikan baik proposal penelitian

kualitatif maupun proposal penelitian kuantitatif.

d. Melaksanakan penelitian pendidikan baik untuk keperluan pemecahan

masalah pendidikan, perumusan kebijakan pendidikan maupun untuk

pengembangan profesi.

20

Page 21: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

e. Mengolah dan menganalisis data penelitian pendidikan baik data kualitatif

maupun data kuantitatif.

f. Memberikan bimbingan kepada guru tentang penelitian tindakan kelas,

baik perencanaan maupun pelaksanaannya.

g. Menyusun karya tulis ilmiah (KTI) dalam bidang

pendidikan/kepengawasan.

h. Mendiseminasikan hasil-hasil penelitian pada forum kegiatan ilmiah baik

lisan maupun tulisan.

i. Membina guru dalam menyusun karya tulis ilmiah dalam bidang

pendidikan dan pembelajaran.

j. Membuat artikel ilmiah untuk dimuat pada jurnal.

k. Menulis buku/modul untuk bahan pengawasan.

l. Menyusun pedoman/panduan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

pengawasan.

6. Sosial

a. Menyadari akan pentingnya bekerja sama dengan berbagai pihak dalam

rangka meningkatkan kualitas diri dan profesinya.

b. Menangani berbagai kasus yang terjadi di sekolah atau di masyarakat .

c. Aktif dalam kegiatan organisasi profesi seperti APSI, PGRI, ISPI dan

organisasi kemasyarakatan lainnya.

2.5 Pengembangan Karir Pengawas Sekolah

Jabatan sebagai pengawas sekolah merupakan suatu jabatan penting dijajaran

pendidikan nasional, terlebih dalam era otonomi daerah karena dengan adanya

pengawasan maka akan lebih menjamin tercapainya standar kompetensi peserta didik

yang mengacu pada Standar Kompetensi Nasional. Untuk itu jabatan pengawas

sekolah membutuhkan kemampuan sepenuhnya atau pekerjaan yang harus dilakukan

secara all out dari seorang pegawai. Selain itu dengan mengingat tuntutan kompetensi

yang harus dimiliki oleh seorang pengawas sekolah maka pengangkatan seorang

21

Page 22: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

pengawas dilakukan selektif dan dipilih dari personil yang memiliki kemampuan

mumpuni, bukan sekedar karena sudah mendekati masa pensiun dan tinggal sisa-sisa

tenaga. Dengan demikian jabatan pengawas sekolah merupakan jabatan karir yang

perlu ditekuni dan dikembangkan secara berkelanjutan. Karir kepengawasan sekolah

seperti diatur dalam Kepmen PAN No. 118 tahun 1996 pasal 6 mengikuti jenjang

jabatan Pengawas Sekolah Pratama, Pengawas Sekolah Muda, Pengawas Sekolah

Madya dan Pengawas Sekolah Utama. Namun demikian apabila dibutuhkan

berdasarkan kepentingan dinas ataupun untuk menambah pengetahuan, pengalaman

dan pengembangan karir sendiri maka pengawas sekolah dapat dipindahkan ke

jabatan struktural atau fungsional lainnya sepanjang memenuhi peraturan perudang-

undangan yang berlaku (Kepmen PAN No. 118/1996 pasal 27).

Jadi alur karir seorang pengawas sekolah bisa bersifat linier atau lurus

mengikuti jenjang jabatan pengawas sekolah atau bisa berjalan zig-zag ke jabatan

struktural atau fungsional lainnya. Seringkali alur jenjang yang tidak linier ini

diperlukan untuk lebih memotivasi kerja seorang pengawas sekolah, dengan motivasi

kerja yang tinggi maka akan diperoleh hasil kerja yang optimal pula. Mengingat alur

karir yang demikian tadi maka seorang pengawas sekolah dan pejabat struktural yang

membawahinya juga dituntut untuk memikirkan dan merancang pengembangan karir

seorang pengawas sekolah. Dengan menjadi pengawas sekolah maka seseorang tetap

dapat menunjukkan prestasinya yang akan menumbuhkan kebanggaan tersendiri bagi

dirinya, bagi korpsnya maupun bagi nusa dan bangsa.

22

Page 23: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

BAB III

ANALSIS JABATAN PENGAWAS SEKOLAH

3.1 Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

Dalam menganalisis jabatan pengawas sekolah, saya menggunakan model

analisis SWOT yang di tulis dalam bentuk tabel sebagai berikut:

No Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman

1

Pengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam proses dan hasil pendidikan yang bermutu di sekolah

Banyak pengawas yang belum memenuhi berbagai dimensi kompetensi pengawas sekolah

Pengembangan karir pengawas sekolah jelas

Keberadaan pengawas sekolah juga sering dikeluhkan, karena dinilai justru sering mencari-cari kesalahan daripada mendukung sekolah dan para guru yang punya ide untuk melakukan terobosan.

2

Memiliki organisasi profesi, seperti Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) dan MUsyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS)

Jabatan pengawas diangkat dari guru, sedangkan jurusan administrasi yang mengkaji tentang manajemen sekolah, termasuk pengawasan, tidak ditujukan untuk menjadi guru

Jabatan pengawas sekolah dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau fungsional lainnya sepanjang memenuhi peraturan perudang-undangan yang berlaku (Kepmen PAN No. 118/1996 pasal 27)

3 Jabatan pengawas hanya dijadikan jabatan parkir kepala yang berakhir masa jabatannya, dan tidak ingin kembali jadi guru lagi

Masa kerja atau jabatan pengawas sekolah dapat diperpanjang hingga usia 60 tahun, dari batas sebelumnya yakni

23

Page 24: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

56 tahun. Hal tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No 44 tahun 2011 tentang perubahan PP No 32 tahun 1979 tentang pemberhentian pegawai negeri sipil (PNS).

3.2 Solusi Permasalahan dalam Jabatan Pengawas Sekolah

Setelah di analisis menggunakan analisis SWOT, terdapat beberapa kelemahan dan

ancaman dari jabatan pengawas yang patut untuk diperbaiki dan diantisipasi. Beberapa solusi

untuk permasalahan di atas adalah:

1. Permasalahan yang terjadi adalah banyak pengawas yang kurang memenuhi

kompetensi yang telah ditetapkan, karena memang pada dasarnya mereka di angkat

dari guru, yang hanya di bekali kompetensi kompetensi untuk mengajar. Maka

langkah untuk mengatasi masalah ini adalah dengan memasukan para calon

pengawas ke jurusan yang relevan pada institusi yang di pilih, yang mendalami

tentang pengawasan, supervisi, perencanaan, dll. Sementara bagi pengawas yang

sudah diangkat bisa dikutsertakan dalam diklat-diklat tentang pengawasan.

2. Jurusan administrasi pendidikan merupakan jurusan yang sangat relevan dengan

jabatan pegawas. Karena terdapat mata kuliah-mata kuliah yang menjadi kompetensi

yang harus dimilik oleh seorang pengawas. Namun yang menjadi masalah, jabatan

pengawas diangkat dari Guru, sedangkan lulusan administrasi pendidikan tidak

ditujukan untuk menjadi guru. Jabatan pengawas sangat sesuai dengan profil

administrasi pendidikan, namun berbenturan dengan kebijakan yang ada. Mungkin

salah satu solusinya adalah, merubah kebijakan yang ada, walaupun prosesnya sangat

sulit dan tidak semudah membalikan telapak tangan.

3. Para kepala sekolah.guru menganggap jabatan pengawas hanya sekedar jabatan

pengisi kekosongan di akhir masa jabatan. Paradigma inilah yang harus dirubah,

karena jabatan pengawas bukan hanya sekedar jabatan parker para kepala sekolah di

24

Page 25: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

akhir masa jabatan, melainkan jabatan profesional yang tidak sembarang orang bias

mengisis, karena berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan , khususnya

sekolah.

4. Paradigma guru juga harus di ubah. Guru menganggap kerja pengawas hanya

mencari kesalahan-kesalahan sekolah saja. Padahal terdapat peranan besar dari

seorang pengawas sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah

25

Page 26: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pengawas sekolah merupakan jabatan professional yang tidak bisa di isi

sembarangan oleh siapapun. Pengawas sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam

peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Tugas Pokok dan fungsi pengawas juga tidak bisa

di pandang sebelah mata. Beberapa kompetensi harus di kuasai oleh seorang pengawas demi

menunjang kinerja yang optimal. Serta dalam pengangkatan seorang pengawas, telah

ditentukan kualifikasinya sesuai dengan permendiknas yang berlaku.

4.2 Saran

Saran dalam makalah ini adalah jabatan pengawas merupakan jabatan professional

yang memiliki kualifikasi, kompetensi, lisensi, serta asosiasi yang jelas. Selayaknya diisi oleh

orang yang berkompeten didalam bidangnya, serta pengawas yang sudah ada saat ini harus

lebih ditingkatkan dalam hal penguasaan tugas pokok dan fungsi sorang pengawas itu sendiri.

26

Page 27: Analisis Jabatan Pengawas Sekolah

DAFTAR PUSTAKA

http://www.oocities.org/pengembangan_sekolah/pengawas.html

http://www.scribd.com/doc/12693341/Optimalisasi-Potensi-Pengawas-Ya2tz

http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/07/03/peranan-pengawas-

sekolah-dalam-meningkatkan-mutu-pendidikan/

http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=106121

http://edukasi.kompas.com/read/2012/05/05/13370282/

Kinerja.Pengawas.Sekolah.Dikeluhkan

Fattah, Nanang (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Cet. Ke-9

(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya)

Suhardan, Dadang (2010). Supervisi Profesional, Layanan dalam

Meningkatkan Mutu Pengajaran di Era Otonomi Daerah). Cet. Ke-3

(Bandung, Alfabeta)

27