Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Rubrik Hikmah pada Surat...

71
ii KATA PENGANTAR Alhamdulilahi Rabbil `Aalamin, sembah sujud dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan karuni-Nya yang tak terhingga sehingga skripsi ini bisa selesai. Tak lupa Shalawat serta salam saya haturkan kepada Habibullah Rasulullah Muhammad SAW serta para Shahabat yang telah membawa kebaikan kepada umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dari jasa dari berbagai pihak, maka penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada : 1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membeikan fasilitas serta kenyamanan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pudek 1(bidang akademik), Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang merangkap sebagai ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Drs. Jumroni, M.SI, sebagai pembimbing skripsi yang telah cukup banyak meluangkan waktu, pikiran, juga saran, kritik dan motivasi dalam membimbing dalam penyelesaian skripsi ini. “Bapak adalah seorang Guru tapi tidak menggurui saya. I will never forget your contribution Sir, thank you very much !!!

Transcript of Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Rubrik Hikmah pada Surat...

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil `Aalamin, sembah sujud dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak memberikan karuni-Nya yang

tak terhingga sehingga skripsi ini bisa selesai.

Tak lupa Shalawat serta salam saya haturkan kepada Habibullah

Rasulullah Muhammad SAW serta para Shahabat yang telah membawa kebaikan

kepada umatnya dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dari jasa dari berbagai pihak, maka

penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membeikan fasilitas serta

kenyamanan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

2. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pudek 1(bidang akademik), Fakultas

Dakwah dan Komunikasi yang merangkap sebagai ketua jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Drs. Jumroni, M.SI, sebagai pembimbing skripsi yang telah cukup banyak

meluangkan waktu, pikiran, juga saran, kritik dan motivasi dalam

membimbing dalam penyelesaian skripsi ini. “Bapak adalah seorang

Guru tapi tidak menggurui saya. I will never forget your contribution Sir,

thank you very much !!!

iii

5. Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Ibu Hj. Umy

Musyarofah.

6. Pimpinan serta karyawan Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

serta Perpustakaan Dakwah dan komunikasi yang telah banyak membantu.

7. Kepada pihak Surat Kabar Republika, khususnya para redaksi rubric

Hikmah yang telah memberikan kemudahan serta bantuan yang tak bisa

saya balas, namun apresiasi saya yang tinggi atas Rubrik Hikmah karena

masih mempunyai rasa tanggung jawab besar untuk menyebarkan

“Hikmah-Hikmah” dari syariat Islam sebagai penerus tugas serta tanggung

jawab Nabi kita, Muhmmad SAW.

8. Ibunda saya, HJ. Zuhroh, yang telah memberikan segenap rasa cinta dan

kasih sayang yang tak habis-habisnya.

9. Ayahandaku, H. Mastur, terima kasih atas do`anya yang tdak ada henti-

hentinya. “semoga setelah lulus, RfQ bisa sedikit membantu meringankan

beban yang selama ini oleh Ayah, serta ibunda tanggung.

10. Semua saudara kandungku yang telah banyak memberikan bantuan, baik

itu bersifat materi atau non-materi.

11. Nadia, yaitu orang yang selalu memberikan semangat untuk terus

mengerjakan skripsi ini sampai selesai. Selalu menjadi tempat curhat,

semoga semua ini akan berakhir dengan baik bagi kita berdua.

12. Semua keluargaku, Encang serta Encing, Nenek ku yang keduanya masih

ada, semoga dipanjangkan umurnya, disehatkan badannya, serta

dilapangan rizkinya, dan kedua Kakek RfQ yang telah pergi meninggalkan

iv

kami semua, semoga Allah ampunkan segala kesalahan-kesalahan selama

didunia, dan memberikan tempat yang sebaik-baiknya, yaitu Raudhatul

Jannah, Amien….

13. Semua Teman-teman RfQ angkatan 2005 jurusan KPI, khususnya KPI B,

Bung Jack, Indra (K-cang), Irfan Big-Boz, Fandi (Makelar Tanah), Rijal,

Ade, Jenggot, banyak kenangan yang ngak bakal terlupakan!! Bersama

kita belajar, bermain, bersenda gurau, banyak kisah senang dan sedih yang

terlalu berharga untuk dilupakan untuk menjadi bagian hidup kita,

khususnya dimasa depan. Kapan kita ngumpul lagi di Puncak?

14. Khususnya Achmad Bayhaqi Al-Batawi dan Kardiansyah Al-Palembang,

banyak cerita tentang kita yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Susah, senang kita selalu bersama, dalam segala hal. Semoga dengan

lulusnya kita dari UIN, namun komunikasi kita tetap terjaga sampai hari

akhir, dan semoga masa depan kita menjadi cerah, secerah sinar matahari

yang menyinari dunia, masa depan yang selalu kita impikan.

Penulis

Ahmad Rifki

v

ABSTRAK Ahmad Rifki Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Rubrik Hikmah pada Surat

Kabar Republika Edisi 2-28 Februari 2009 ””

Rubrik hikmah adalah rubrik yang berisikan tulisan-tulisan tentang

hikmah-hikmah atau pelajaran-pelajaran yang dialami oleh suatu tokoh penting

dalam dunia kita, misal Nabi Muhammad SAW, Shahabat, dan lain sebagainya,

atau peristiwa suatu hal untuk dijadikan pengetahuan dalam menjalani hidup agar

kita lebih baik lagi. Isi atau tulisan rubrik ini akan diteliti manakah pesan yang

paling dominan dalam kategorisasi pesan dakwah, yaitu Akidah, Akhlak, serta

Syari`ah.

Dakwah pada saat ini dapat dilakukan dengan berbagai media massa,

termasuk media cetak seperti surat kabar. Dengan melihat urgensi media dalam

perkembangan pluralisme, Republika sebagai surat kabar yang tergolong sudah

cukup professional telah memenuhi kriteria sebagai surat kabar yang menjanjikan fungsi itu dikalangan umat Islam khususnya, dan umat manusia pada umumnya.

Pilihan ini didasarkan pada pilihan edisi yang diangkat pada bulan

Februari 2009, untuk mengetahui bagaimana surat kabar Republika sebagai sebuah media massa yang dikenal Islami ini menyampaikan sebuah pesan yang

disuguhkan kepada khalayak, penelitian ini hendak menguak pesan tersebut adakah sinkronisasinya dengan konflik yang terjadi di jalur Gaza, yaitu antara

Palestina dengan Israel yang diangkat sebagai judul skripsi mengenai Analisis Isi

Pesan Dakwah Rubrik Hikmah Edisi Februari 2009 dalam hal pluralisme antar

Negara.

Faktor konflik Palestina-Israel semuanya berawal pada sejarah. Yaitu

masing-masing pihak yakin bahwa mereka adalah umat pilihan yang

sesungguhnya. Dan Palestina-Israel saling mengklaim bahwa tanah Palestina

merupakan hak mereka masing-masing karena merupakan tanah pemberian dari

Tuhan yang mereka yakini masing-masing dari sejak dahulu kala hingga sekarang

ini

Metode yang digunakan dalam menganalisis isi pesan pada penelitian ini

adalah metode analisis isi berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Klaus

Krippendorf.

Untuk itu, mau tak mau wacana pluralisme harus disosialisasikan untuk

mencegah konflik vertikal terjadi lagi, dan sarana yang paling efektif dan

efisiensi tentu saja melalui media massa. Didapat dari hasil penelitian yang telah

dilakukan bahwa pesan dakwah yang diteliti yaitu pesan Akidah mendapat

prosentase sebesar 19%, pesan Akhlak sebesar 45%, sedangkan pesan Syariah

sebesar 36%. Dapat disimpulkan bahwa pesan yang paling dominan dalam rubrik

Hikmah yaitu pesan Akhlak dengan prosentase 45%. Dengan Akhlak yang baik,

maka tak mungkin pluralisme tidak hanya menjadi wacana internasional saja.

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......…………………………………………. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……..…………………………. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………............. 7

D. Metode Penelitian……………………………….............………….... 8

E. Sistematika Penulisan……………………………………........…..... 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hal-hal Mengenai Media Massa........................................................... 13

1. Sejarah Media Massa……………………....…………………… 13

2. Macam-Macam Media Massa………………………………....... 15

3. Fungsi Media Massa……………………………….........………. 19

B. Surat Kabar Sebagai Media Dakwah………………………………… 20

1. Pengertian Surat Kabar................................................................. 21

2. Pengertian Rubrik...…………………………………………...... 22

C. Pesan dan Pesan Dakwah……………………………………………. 22

1. Pengertian Pesan……………….………………………………. 22

2. Pengertian Dakwah……..……………………………………… 25

vii

3. Pengertian Pesan Dakwah……………………………………… 25

4. Jenis dan Sifat Pesan………………………………………… .. 29

5. Strategi Pesan………………………………………………… . 30

6. Perencanaan Pesan…………………………………………….. 31

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG RUBRIK HIKMAH

A. Profile Surat Kabar Republika……………………………………... 33

B. Visi dan Misi Surat Kabar Republika………………......................... 36

C. Strukutur Organisasi Surat Kabar Republika...................................... 37

BAB IV FREKUENSI PESAN DAKWAH DALAM RUBRIK HIKMAH

A. Frekuensi Pesan Akidah, Akhlak, dan Syariah dalam Rubrik

Hikmah………………………………….........…………………........41

B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Pesan Dakwah Akidah,

Akhlak, serta Syariah dalam Rubrik Hikmah Harian

Republika……………………………………………………….........42

C. Keterkaitan Antara Pesan Rubrik Hikmah dengan Konflik Palestina-

Israel.....................................................................................................50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………….…………………..............56

B. Saran-saran ………………………………....…………………..........57

DAFTAR PUSTAKA ...………………………………………………………......

LAMPIRAN …………………………………………………………………….....

viii

DAFTAR TABEL

No “JUDUL TABEL” Hal. Tabel

1. Frekuensi Isi Pesan Dakwah dalam Rubrik Hikmah…………. 41 2. Rincian Hasil Analisis Isi Pesan Akidah……………………… 43

3. Koefesien Reabilitas antar juri Analisis Isi Pesan Akidah…..... 43 4. Rincian Hasil Analisis Isi Pesan Akhlak……………………… 46

5. Koefesien Rincian Hasil Pesan Akhlak……………………….. 46 6. Rincian Hasil Analisis Isi Pesan Syariah……………………… 49

7. Koefesien Reabilitas Antar Juri Pesan Syariah……………….. 49

8. Hasil Analisis Semua Kategori Pesan………………………… 50

9. Koefesien Reability Antar Juri………………………………… 50

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

”Perang agama melanda dunia”, begitulah kira-kira salah satu tema besar

dimedia massa dunia pada beberapa bulan lalu, tak terkecuali Indonesia, baik

antar suku, bahkan juga ada perang agama antar Negara yang terjadi antara

Palestina dengan Israel. Ironis memang sungguh fenomena ini, umat beragama

saling pukul, bahkan mengambil hak orang lain, dan yang lebih menyedihkan

sering memakan korban jiwa yang tidak sedikit. Keyakinan yang terbangun bahwa

agama membawa keselamatan bagi umat manusia ternyata mentah dilapangan.

Karena keselamatan hanya dimiliki serta dimonopoli oleh pemeluknya sementara,

bagi umat lain ia adalah petaka.

Namun, sebetulnya tidak fair juga mengembalikan penyebab konflik antar

umat beragama kepada agamanya. Agama dituduh sebagai dalang atas terjadinya

bentrok pengikutnya dengan agama lain. Ada sebab diluar agama yang

deterministik dan dominant dalam suatu kasus, terutama faktor ekonomi serta

kepentingan-kepentingan tertentu dalam hal politik. Meski begitu kita juga tak

bisa menutup mata bahwa ada sisi agama yang bisa menjadi pemicu terjadinya

konflik tersebut.

Keyakinan berlebihan bahwa agamanyalah yang paling benar barangkali

menjadi aktor utama. Pandangan yang melihat “kebenaran” agama sendiri bersifat

mutlak, sedangkan agama-agama lain itu tidak benar. Sehingga konsekuensinya

umat agama lain harus dihimbau untuk masuk kebenaran dalam agama sendiri.

1

x

Dikalangan Kristen, pandangan ini banyak ditemukan dikalangan

penganut paham fundamentalisme yang gemar menampilkan ayat-ayat pada Al-

Kitab yang didalamnya yesus berkata “aku adalah jalan dan kebenaran dan

kehidupan, tidak seorang pun sampai kepada bapak kecuali melaui aku”, atau

kutipan pernyataan bahwa metode Satipattahana adalah ”satu-satunya jalan”

menuju pembebasan (satipattahana-sutta) atau mengutip pernyataan dari

mahaparinibbani-sutta bahwa ajaran Budhalah yang mengandung empat

kebenaran suci dan jalan suci berunsur delapan, sampai satu-satunya ajaran yang

dapat membawa kepada pembebasan.1

Untuk umat Islam, dalam ceramah-ceramah agama seringkali kita

mendengar da`i atau mubaligh yang mengutip ayat “sesungguhnya agama yang

diridhai oleh Allah SWT adalah Islam”

���� ������ ���� ��� ���������� � ���� ���� !"� ����#$�� %�&'(�)* +���,-�./�

01�� 23�� ��!'�4 �� �5'6�7�# 3 ��8��'./� ☺:.��4 ��;<=�!>�4 �

3���� ?@AB��D ����D���4 ��� EF�GH8 $�� ;ID�J+E KL+M��.N� OPQR

“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab[189] kecuali sesudah datang

pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat

cepat hisab-Nya” (Ali-Imran, ayat 19)

1 Sukidi, Teologi Inklusif Cak Nur, (Jakarta;kompas, 2001), Hal. 13

xi

Ayat ini ditafsiri bahwa Islamlah agama yang paling benar, sementara

agama diluar Islam adalah salah, kafir. Untuk itu mereka harus di Islamkan dan

seandainya mereka tidak bersedia mau tak mau harus kita perangi.

Ini didasarkan pada ayat lain, “ Tidak akan ridha orang Yahudi dan

Nasrani sampai kamu mengikuti agama mereka”, Al-Baqarah, ayat 120.

3H/�� ST U?@H( V��� ;W&XY�J./� Z1�� �[�@�+\��/� ST]^ _ I�`]aH(

?5XY�☺b��� � ?c'# 0F�� [ �'6 ��� �&'6 �[ �e8f� � RgRH/��

+�!'�V�(� 5'6�7���&!6�* �!'�4 [�#$�� ⌧i�7�# 3 "3��

K�8��'./� E �� VH/ "3�� ��� 3�� jFkj�� Z1�� mJ@-\�n OPoKR

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu

mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka

setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung

dan penolong bagimu”

Dalam ayat ini jelas bahwa dikesankan bahwa mereka tidak bisa toleransi

terhadap umat Islam untuk memeluk sampai mereka memeluk agama keduanya,

yaitu agama mereka.

Tentu saja exclusifisme seperti ini amat berbahaya bagi pluralitas agama

yang menjadi ciri khas Negara kita. Negara ini diakui sebagai negara dengan

pluralisme agama yang mengesankan dan sekaligus bisa membina pluralisme

agama bagi Negara lain.

Dengan sangat jujur kita perlu mengakui bahwa ketika kita berbicara

seputar dakwah diera globalisasi, kembali kita memotret keberhasilan dakwah

Nabi Muhammad dalam menyiarkan ajaran Al-Qura`an dan Al-Hadits pada

xii

segenap stratafikasi masyarakat zaman, tanpa alat teknologi yang menyertainya.

Rahasia keberhasilan Nabi terletak pada satunya lisan serta perbuatan sehingga

melahirkan budi pekerti yang luhur. Karena secara sadar diakui bahwa Nabi

SAW adalah seorang teladan figur da`i yang handal dalam sepanjang sejarah

Islam2.

Ironisnya, kemajuan zaman serta kecanggihan alat informasi belum

mampu menyaingi keberhasilan yang pernah dicapai oleh pencetak kota madani

ini. Namun hal tersebut bukan menjadi suatu alasan bagi umat Islam khususnya

para da`i untuk menyerah berinovasi seputar strategi dakwah dan selalu berupaya

tertantang mencari strategi baru untuk merangkul umat manusia menuju jalan

keshahihan.

Dalam konteks hubungan antar agama rentetan konflik yang terjadi di

beberapa belahan dunia beberapa waktu lalu menjadi bukti dari apa yang telah

dipaparkan diatas. Berangkat dari asumsi ini, sangat urgen saat ini untuk

melakukan “pembumian” wacana pluralisme yang mengusung toleransi dan

inklusifisme beragama yang berakar dari agama masing-masing dikalangan

bawah. Karena wacana tersebut terlalu elitis, hanya dikonsumsi oleh golongan

intelektual saja. Sementara dikalangan kebawah sama sekali tidak tersentuh. Ia

‘tercipta’ dan ‘bergerak’ hanya pada level elit intelektual, tidak mengakar pada

masyarakat kebawah. Proses penciptaan, pematangan serta penyebaran wacana

pun lebih banyak bergerak disekitar level elit ientelektual semata.3

2 Musdah Mulis dkk, Dakwah dan Globalisasi (siklus dakwah jawaban terhadap

Globalisasi), (Jakarta: Elsas,2002), Hal. 3 3 Sukidi, Tinjauan Islam atas Pluralime Agama, Kompas, 18 Juni 2002)

xiii

Ini agak aneh memang, mengusung wacana di elit politik intelektual, yang

sebenarnya pada ranah ini, bukan sama sekali problem yang serius. Bukankah,

misal toleransi, inklusifisme serta pluralisme dikalangan intelektual kita sudah

menjadi “pandangan bersama”? jadi, what`s problem? Justru pada kalangan

bawah yang rentan untuk diprovokasi sentiment keagamaannya, terutama

dikalangan umat Islam, wacana ini penting untuk ditanamkan.

Untuk itu, mau tak mau wacana ini harus disosialisasikan untuk mencegah

konflik vertical terjadi lagi, dan sarana yang paling efektif dan efisiensi tentu saja

melalui media massa. Dimana saat ini ,media telah menjadi sumber dominan,

bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial,

tapi juga untuk masyarakat dan kelompok semata kolektif, media menyuguhkan

nilai-nilai dan penilaian normatif.4

Komunikasi dengan media massa dewasa ini menurut para ahli

komunikasi sangat besar pengaruhnya dalam membantu merubah masyarakat.

Eksistensi media massa pada saat ini seperti tv, radio, surat kabar, majalah serta

media massa lainnya, Soejono Soekanto berpendapat “Perubahan pada masyarakat

dunia ini merupakan gejala normal yang pengaruhnya menjalar dengan cepat

kebagian-bagian dunia lainnya berkat adanya komunikasi yang modern5.

Dengan melihat urgensi media dalam perkembangan pluralisme,

Republika sebagai surat kabar yang tergolong sudah cukup profesional telah

memenuhi kriteria sebagai surat kabar yang menjanjikan fungsi itu dikalangan

umat Islam khususnya, dan umat manusia pada umumnya. Pilihan ini didasarkan

4 Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta; 1996), Hal. 3 5 Soejono Soekanto, Sosiologi Pengantar, (Jakarta; Rajawali Pers,1982), Cet.ke-1, Hal.

305

xiv

pada pilihan edisi yang diangkat pada bulan Februari 2009, untuk mengetahui

bagaimana surat kabar Republika sebagai sebuah media massa yang dikenal

Islami ini menyampaikan sebuah pesan yang disuguhkan kepada khalayak,

penelitian ini hendak menguak pesan tersebut adakah sinkronisasinya atau

hubungan dengan konflik yang terjadi di jalur Gaza, yaitu antara Palestina dengan

Israel yang terjadi pada bulan Januari-Februari 2009 untuk diangkat sebagai judul

skripsi mengenai Analisis Isi Pesan Dakwah Rubric Hikmah Edisi Februari 2009

dalam hal pluralisme antar Negara, dan alas an ini yang membedakan dengan

penelitian analisi isi pesan lain.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.

1. Batasan Masalah

Pada penelitian ini hanya dibatasi pada isi pesan rubrik Hikmah pada surat

kabar Republika edisi Februari 2009 yang mengandung kategori pesan dakwah,

yaitu Akidah, Akhlak, serta Syariah. Yang berjumlah 24 edisi selama Februari

2009 sebanyak 24 edisi.

2. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini, penulis merumuskan masalah sebagai berikut;

1. Kecendrungan pesan Akidah, Akhlak, serta Syariah dalam rubrik

Hikmah?

2. Apa saja kecendrungan sub kategori pesan Akidah, Akhlak, serta Syariah?

3. Pesan dakwah apa saja yang paling dominan dalam kategori Akidah,

Akhlak, serta Syariah?

xv

4. Adakah sinkronisasi (hubungan) antara isi pesan yang disampaikan Rubrik

Hikmah dengan konfilk Gaza yang terjadi pada waktu yang sama, yaitu

bulan Februari 2009?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

A. Untuk mengetahui seberapa besar pesan-pesan dakwah yang terkandung

dalam isi pesan rubrik Hikmah pada Surat Kabar Republika.

B. Untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominant dan menjadi pesan

utama dalam rubrik Hikmah.

C. Apakah ada keterkaitan antara pesan yang disampaikan rubrik Hikmah

pada surat kabar Republika edisi Februari 2009 dengan tragedi peperangan

antara Palestina dengan Israel dalam hal pluralisme.

2. Sedangkan Manfaat dari Penelitian ini adalah :

A. Secara Akademis

Untuk dapat memberikan kontribusi yang positif pada khasanah

keilmuan dalam bidang dakwah melalui media cetak, yaitu surat kabar sebagai

penyebar informasi.

B. Secara Praktis

Guna menambah wawasan juru dakwah, mengenai bagaimana mengemas

pesan dakwah menjadi sebuah kemasan yang menarik dengan pemanfaatan secara

xvi

maksimal melalui media cetak. Dan bagaimana menyikapi pliralisme pada saat

ini.

Karya ilmiah ini juga diharapkan dapat menarik penelitian lain, khususnya

mahasiswa untuk mengembangkan penelitian dalam karya ilmiah lanjutan tentang

masalah serupa, serta dapat mengambil langkah-langkah strategis dalam

melakukan kegiatan dakwah melalui media cetak ataupun media lainnya, yang

lebih sempurna dari penelitian-penelitian sebelumnya dengan bentuk atau analisis

yang sama.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi

pesan (content analisis) yang merupakan teknik penelitian ini memperoleh

gambaran isi pesan yang ada dalam rubrik yang akan diteliti. Penelitian ini juga

akan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Agar penelitian ini menjadi

objektif dan sistematik, maka untuk membantu dan memonitoring penelitian ini,

penelitian ini dibantu oleh tiga orang juri

Selain itu, metode penelitian juga menggunakan juri (koder) yang akan

menghasilkan kesimpulan sementara (hipotesis) lalu diujikan dan dirumuskan

dengan rumus Coefesient Reability hasil dari pengkoderan.

xvii

Data yang terkumpul yang didapatkan akan dihitung dengan menggunakan

rumus Hostly, yaitu:6

1. Subjek dan Objek Penelitian.

2. Subjek dan Objek Penelitian.

Subjek pada penellitian ini adalah surat kabar Nasional yaitu Republika

yang dibatasi oleh edisi 2-28 Februari 2009. Sedangkan objek dari penelitian ini

adalah rubrik Hikmah yang terdapat di halaman depan bawah (pertama) dalam

surat kabar Republika.

3. Definisi Operasional Pesan Dakwah

1. Pesan Akidah.

Pesan Akidah pada bahasan penulisan ini adalah pesan-pesan yang

menyangkut dengan tulisan paragraph yang berisikan pokok-pokok atau dasar-

dasar kepercayaan tentang hal yang berkaitan dengan Rukun Iman serta Rukun

Islam. Adapun materi pembahasannya tidak hanya menyangkup pada poin-poin

yang diimani saja, akan tetapi juga mencakup pada materi dawkah yang

membahas mengenai hal-hal yang dilarang. Misalnya syirik yaitu menyekutukan

adanya Allah Rabbul Izzati, mengingkari Allah dan sebagainya. Sesuai dengan

firman Allah dalam SURAT AL-ANBIYA AYAT 25

6 Jumroni, Metode Penelitian komunikasi, (Jakarta,: UIN Jakarta Press, 2006), Cet.ke-1,

Hal. 76

Komposit Reability : N (Antar Juri)

1 + (N-1) (x Antar Juri)

xviii

Dari firman yang diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Rukun

Iman terdiri dari Iman kepada Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, dan Iman kepada

Hari Akhir, serta Iman kepada Qadha dan Qadar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pesan akidah adalah pesan yang berkaitan dengan Rukun Iman.

2. Pesan Akhlak.

Pesan Akhlak dalam bahasan ini adalah tulisan yang berisikan tentang

sikap-sikap atau perbuatan-perbuatan manusia baik yang bersifat vertical dan

horizontal. Maksudnya yaitu suatu perbuatan atau sikap atau etika kita sebagai

manusia sebagai makhluk social kepada sesame (vertikal), dan kita mansusia

sebagai hamba Tuhan yaitu Allah SWT (horizontal).

3. Pesan Syariah.

Sedangkan pesan Syariah pada penulisan ini adalah suatu pesan dakwah

yang berisikan peraturan atau tata-cara serta etika kita, norma-norma Ilahi yang

menghubungkan manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam sekitar, yang

terbagi menjadi dua, yaitu;

1. Ibadah sebagai bentuk dari norma hubungan manusia dengan Tuhannya, dan

tata-cara yang sudah ditentukan oleh Allah SWT kepada Rasul Nya secara

rinci kajian tentang ibadah ini berkisar pada pada masalah thaharah, shalat.,

puasa, zakat, dan lain-lainnya.7

7 E. Hasan Shaleh, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan

Wawasan, ISTN, Jakarta, 2000, Cet.ke-2, Hal.56

xix

2. Muamalah merupakan bentuk norma hubungan manusia dengan manusia

lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya yang berkaitan dengan masalah

ekonomi, sosial, budaya, politik, hokum, dan lain-lainnya.8

4. Teknik Pengumpulan Data.

a. Observasi.

Mengadakan pengamatan langsung melalui media yang bersangkutan.

Dalam hal ini dilakukan pengamatan dan pencatatan langsung terhadap objek

penelitian yaitu, pesan-pesan dakwah didalam rubrik Hikmah pada surat kabar

Republika.

b. Dokumentasi

Langkah-langkah pendokumentasian yang dilakukan adalah dengan

mengumpulkan objek penelitian mengumpulkan data-data berupa buku-buku

penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, dan lainnya, kemudian yang

dibutuhkan selanjutnya adalah dilakukan pengkategorisasian yang sebagaimana

yang telah disebutkan pada kategorisasi isi pesan seperti diatas.

c. Kooding (Kooding Sheet),

Yaitu tabel yang berisi kategori-kartegori pesan dakwah yang menjadi

objek penelitian. Fungsi dari kooding sheet ini untuk mengamati objek penelitian

yang terdapat dalam subjek penelitian. Kooding sheet dibuat berdasarkan kategori

yang ditetapkan.

8 Ibid. Hal. 56

xx

5. Teknik Analisa dan Pengolahan Data.

Penulis menggunakan metode analisis isi dalam penelitian ini, dengan

teknik perbandingan pesan. Yaitu dengan membandingkan sumber pesan yang

sama pada waktu yang berbeda, yang akan menghasilkan kecendrungan isi. Hasil

kesimpulan itu didapat dari ketiga juri yang akan menghasilkan kesimpulan

sementara (hipotesis) lalu diujikan dan dirumuskan dengan rumus Coefesient

Reability hasil dari pengkoderan.

Dalam pengolahan data, hal yang perlu dilakukan adalah;

1. Pengkategorisasian terhadap data-data yang telah dikumpulkan

2. Memasukan data kedalam kooding sheet yang telah dibuat oleh peneliti

sesuai dengan kategori yang ditentukan,

3. Kemudian melakukan perhitungan dan menganalisa data pesan-pesan

dakwah yang terdapat pada rubric hikmah,

4. Setelah itu, melakukan perhitungan hasil data dengan menggunkan rumus

yang telah ditentukan.penelitian dilakukan dengan menganalisa tiap edisi

rubrik Hikmah dengan menggunakan juri.

5. Data yang sudah terkumpul yang diperoleh dari juri akan diamati,

dihitung, dan diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi

masing-masing dan untuk mengetahui koefesien reabilitas setiap juri, antar

juri 1 dan 2,1 dan 3,serta 2 dan 3.

xxi

E. Sistematika Penulisan.

Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga tampak adanya

gambaran yang terarah, logis, dan saling berhubungan satu sama lain, maka

penulisan ini disusun dalam lima bagian atau bab;

BAB I : Pendahuluan, Berisi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah , Tujuan serta Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : Landasan Teori, Berisikan Pengertian Pesan dan Pesan Dakwah,

Strategi dan Perencanaan Pesan, Pengertian Rubrik dan Surat

Kabar, Surat Kabar dan Dakwah, dan Peran surat kabar sebagai

media dakwah.

BAB III : Gambaran Umum Tentang Rubrik Hikmah, Profile Rubrik

Hikmah, Tujuan Rubrik Hikmah, Posisi Kolom Rubrik Hikmah,

Faktor Penghambat dan Pendukung, Struktur Organisasi Dalam

Rubrik Hikmah.

BAB IV : Frekuensi Pesan Dakwah Dalam Rubrik Hikmah, membahas

tentang Frekuensi pesan Akidah, Akhlak, dan Syariah dalam

Rubrik Hikmah, Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam

Sub Katregori Pesan Dakwah Akidah, Akhlak, serta Syariah

dalam Rubrik Hikmah Harian Republika.

BAB V : PENUTUP, yang berisi tentang Kesimpulan, dan Saran-saran.

xxii

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hal-hal mengenai Media Massa.

1. Sejarah Media Massa

Berbicara tentang sejarah media massa, tidak bisa dilepaskan dari nama

Gutenberg, seorang ahli dari Jerman. Pemilik nama lengkap Johannes Gutenberg

ini menemukan mesin cetak (press) yang akhirnya digunakan untuk mencetak

Bible (Kitab Suci). Ini terjadi pada tahun 1453. Sebelumnya, Gutenberg menulis

secara manual, kitab-kitab suci tersebut. Namun dengan bantuan mesin cetak,

kitab suci yang dihasilkan jauh lebih banyak.

Sebelum ada revolusi Gutenberg, buku-buku di Eropa disalin dengan

menggunakan Manu Script. Selain memakan waktu yang lama, harga buku-buku

tersebut tergolong mahal dan hanya bisa dibeli oleh orang-orang yang mampu.

Dengan ditemukannya mesin cetak, perkembangan ilmu dan pengetahuan waktu

itu semakin pesat, bahkan tidak hanya untuk bangsa Eropa saja tetapi juga sampai

ke Timur Tengah. Melalui buku-buku yang dicetak pada waktu itu, minat baca

masyarakat menjadi tinggi. Kitab Suci yang awalnya ditulis manual oleh

Gutenberg saat itu juga dicetak dengan bahasa lain, tidak hanya bahasa latin. Ini

yang akhirnya membuat gerakan kaum protestan.

Ide surat kabar juga berkembang di Eropa, khususnya di Inggris dan

Amerika Utara. Tahun 1702 muncul Daily Courant lalu Revue pada tahun 1704.

14

xxiii

Sedangkan di Amerika, surat kabar baru terbit setelah beberapa tahun Amerika

mencapai kemerdekaannya (1776). Namun pada awalnya, surat kabar hanya

diperuntukkan bagi kaum elit dan terpelajar. Secara fisik, bentuk surat kabar pada

saat itu masih sangat sederhana dan menggunakan biaya yang sangat murah, tetapi

jangkauannya meluas. Pada tahun 1830, surat kabar sudah mewabah di New

York. Ini adalah saat kejayaan surat kabar yang akhirnya mewabah ke seluruh

pelosok dunia.

Pada pertengahan abad 19, ditemukan sebuah alat komunikasi yang

dinamakan telegraf. Meskipun saat itu, telegraf bukan sebagai bentuk komunikasi

massa, namun telegraf merupakan alat dasar untuk membawa pengetahuan

manusia ke media massa elektronik. Telegraf ini dikembangakan di Inggris dan

Amerika. Setengah ada setelahnya, ditemukan pula telepon oleh Graham Bell.

Beberapa dekade kemudian, percobaan-percobaan mulai dilakukan, akhirnya pada

tahun 1895, Auguste dan Louis Lumiere menemukan alat yang bernama

Sinematografi, alat pemutar film. Pada awalnya, film yang dipertontonkan adalah

film pendek tentang kehidupan manusia sehari-hari.

Selama bertahun-tahun, para ahli dan penemu tersebut selalu

mengembangkan penemuan-penemuannya. Sekaligus mendirikan tempat-tempat

penunjang yang terkait dengan penemuannya. Misalnya saja, pembuatan stasiun

televisi BBC dan pembuatan stasiun-stasiun radio, baik swasta maupun

pemerintah; percetakan surat kabar dan majalah. Bahkan pada tahun 1970 mulai

dikembangkan internet. Teknologi multimedia juga terus dikembangkan, mulai

xxiv

dari film (VCD/DVD), informasi online, teknologi seluler dan sebagainya. Hingga

kini inovasi multimedia terus dikembangkan. (dari berbagai sumber).9

2. Macam-macam Media Massa

Berikut ini media media komunikasi massa yang digunakan untuk

menunjang aktifitas dakwah dalam praktek kehidupan sehari-hari yang biasa

disebut media cetak dan elektronik.

Media massa.

2. A. Surat kabar

Juga yang biasa sering disebut dengan Koran, merupakan suatu kekuatan

ekonomi dan sosial yang sangat penting dalam masyarakat. Pada awal

perkembanganya surat kabar di Italia yang disebut dengan Posted Buletins

tumbuh dengan bertahap dari bentuknya yang sederhana, lembaran-lembaran yang

dipublikasikan secara local hingga bentuknya tersusun rapi seperti surat kabar saat

ini. Dalam jumlah halaman yang banyak dengan radiasi publikasi sampai tingkat

internasional.

Menjelang abad-20, dunia persuratkabaran mendapat kredibilitas yang

amat baik lewat pembentukan suatu organisasi yang professional secara bertahap

perubahan itu terjadi, hingga surat kabar akhirnya membentuk pers assosiasion

yang cukup besar bagi perusahaan pers terus berupaya melakukan perubahan-

perubahan. Sehingga ditemukannya cara dan gaya baru, khususnya sistem

pengelolaan pers, sehingga harga media ini terus meningkat.

9 Http// Google, Tgl-18-05-09, jam 21.35 Pm

xxv

2. B. Majalah.

Majalah mulai berkembang pada abab-19, ketika media tersebut hadir

sebagai media hiburan, karena pada saat itu tv maupun radio belum banyak

dikenal orang. Pada tingkat tertentu, perkembangan majalah baik dari aspek

kualitis maupun kuantitas penerbitannya, telah mendorong semkin majunya

budaya komunikasinya masyarakat sebab bahan bacaan dapat dijadikan ukuran

stratafikasi masyarakat maju, masyarakat informatif, dan masyarakat yang tidak

pernah puas dengan menerima berita hanya dari mulut ke mulut saja.

Ada beberapa faktor yang biasanya dijadikan pertimbangan oleh suatu

perusahaan majalah dalam menentukan stratafikasi orienatsi misalnya, loyalitas

pembaca, kompetisi pasar, hinngga kondisi sosial ekonomi masyarakat baca.

2. C. Buku.

Pada awal perkembangannya buku hanya merupakan lembaran panjang

yang pada kedua ujungnya dipasang kayu kecil, yang memungkinkan lembaran itu

mudah dibukukan dan diguling. Naskah tersebut memuat pesan-pesan dari sang

penulis yang ditulis scara bersambung dan tidak terpotong-potong oleh batas

halamannya sebagaimana yang kita lihat. Buku menawarkan informasi tentang

ilmu pengetahuan buku menjadi sumber hiburan bagi para pembacanya, buku

teman yang paling dekat dengan penggemarnya.

Jurnalistik buku kini telah menempat posisi penting bagi para

pembacanya, Jurnalistik buku kini telah menempat posisi penting sebagai sumber

segala informasi yang bersifat hiburan, hingga yang bersifat ilmiah. Dari segi

xxvi

bentuknya buku menampilkan yang terbaik bagi para pembacanya, seperti

personal book, foto novel dan lain sebagainya. Bahkan untuk dapat menarik

minat para pembacanya kini buku telah dilengkapi dengan ilustrasi gambit serta

foto. Sehingga nampak seperti halaman majalah yang tebal.

2. D. Radio

Secara histories, radio pertama kali mengudara pada tahun 1892, dengan

menggunakan suatu proses yang disebut dengan induksi. Berawal dari sebuah

experiment yang dilakukan oleh Guglielmo pada tahun 1895 di Italia. Dengan

menggunakan transmisi yang sangat sedehana ia mengirimkan sinyal dari

sepanjang pinggiran perbukitan dekat rumahnya.

Meskipun dunia elektronik melancarkan kegiatanya dengan cara

mempengaruhi opini media dengan cara mengunjungi jutaan manusia lewat

infomasi dan hiburan, pada abad-20 mulai mengisyaratkan lahirnya informasi dan

teknologi elektronik. Kelahiran dunia informasi ini telah merubah pola konsumsi

informasi masyarakat. Kebiasaan masyarakat dalam menyantap bahan cetak

berubah karena perubahan kegiatan dengan menambah waktu lebih lama

mendengarkan radio.

Radio memang banyak memiliki kelebihan, ia memiliki kesederhanaan

bentuk (portability) dan kemampuannya yang dapat menjangkau sertaip individu

yang berbeda yang melakukan kegiatan yang berbeda sekali pun atau bahkan

sedang menikmati media massa yang lain.

xxvii

2. E. Televisi.

Televisi telah diperkenalkan oleh public pada acara pameran dunia sekitar

tahun 1939, dalam banyak hal telelvisi memang memiliki ciri khusus yang

berbeda dari jenis atau bentuk media lainnya. Sajian gandanya, seperti suara serta

gambar, telah mengantarkan media ini pada posisinya yang khas dan menarik.

Televisi sangat efektif dalam kepentingan dakwah, karena kemampuannya

yang dapat menjangkau wilayah yang luas dengan gambar serta suaranya,

sehingga pesan dakwah dapat dimengerti dan dipahami isinya.10

Dakwah melalui berbagai macam media diantaranya, media-media yang

telah disebutkan oleh penulis diatas, hal ini untuk lebih memudahkan dalam

proses dakwah yang seperti kita ketahui bahwa dakwah adalah kewajiban dari

setiap manusia atau lembaga yang bertujuan untuk merubah sikap seorang dari

yang tidak baik menjadi baik, dari yang kurang baik menjadi sangat baik dalam

ridhonya Allah SWT.

2. F. Film.

Adalah suatu komunikasi massa yang dimulai pada tahun 1901, ketika

Ferdinand Zecca membuat film “The srtory of Crime’ di Prancis, film biasanya

mempunyai informasi yang teratur, sehingga menarik untuk dinikmati, ini

dikarenakan perencanaan film yang biasanya cukup matang mulai dari naskah,

scenario, serta aktingnya.

10

Mafri Amir, Etika Komunikasi dalam Pandangan Islam,( Jakarta; logos,1992) cet.ke2

xxviii

Film yang biasanya diputar dibioskop pada dasaranya bersifat komersial,

namun film juga dapat digunakan sebagai media dakwah dengan memasukan

nilai-nilai atau ajaran dalam skenario atau naskah, shooting serta aktingnya dalam

sebuah film.11

2. G. Internet.

Adalah sebuah media massa yang masih cukup baru di Indonesia, internet

baru dimanfaatkan sekitar tahun 1996. seseorang yang mempunyai komputer

dapat berkomunikasi dengan tersambungnya jaringan computer dengan komputer

lainnya melalui satelit.

Penyiaran informasi melalui internet tidak hanya suatu lembaga yang

bergerak menyiarkan informasi saja, akan tetapi juga perseorangan.

3. Fungsi Media Massa.

Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, bahwa terdapat banyak macam-

macam media massa, mulai dari yang cetak sampai yang berteknologi canggih

seperti media elektronik. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi dari media massa

tersebut, yaitu ;

I. To inform (menyiarkan informasi). Fungsi ini merupakan fungsi utama pers

atau media massa bagi para pembaca yang memerlukan informasi-informasi

tentang peristiwa-peristiwa yang ada dimuka bumi ini baik informasi yang

bersifat hiburan, ajaran suatu agama, gagasan, ide, pikiran, dan lain

sebagainya.

II. To educate (mendidik). Fungsi ini juga merupakan fungsi yang amat vital bagi

khalayak luas sebagai pengguna. Bagaimana tulisan di surat kabar atau

majalah atau media massa lain yang memuat tulisan tentang berbagai

11

Ibid hal. .28

xxix

pengetahuan umum atau pun pengetahuan agama yang sangat membantu para

pengguna.

III. To entertain (menghibur). Fungsi ini merupakan fungsi yang memuat berita-

berita (hard news), isi surat kabar, atau media massa lain yang menyajikan

berita-berita atau tayangan-tayangan yang bersifat menghibur.

IV. To influence (mempengaruhi). Fungsi ini yang menyebabkan pers atau meda

massa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini juga

menyebabkan Napoleon Bonaparte pada massa jayanya mengatakan bahwa ia

lebih takut kepada empat media massa, dalam hal ini adalah surat kabar

dibanding dengan seribu pasukan bersenjata lengkap.

Sebagai media dakwah, fungsi ini menyebabkan pers atau media massa

memiliki peranan penting dalam menjaga keutuhan umat beragama, mengingat

Indonesia merupakan Negara yang mempunyai keanekaragaman (Bhineka Tungga

Ika) yang tidak hanya dalam hal suku dan budaya saja, melainkan dalam agama,

dan ajaran serta aliran-aliran.

Melihat fungsi pers atau media massa diatas, dapat kita lihat bahwa adanya

proses yang sejalan dengan keberhasilan dakwah. Dengan segala keutuhan dan

kelebihan yang dimiliki oleh surat kabar, penulis meyakini bahwa melalui surat

kabar dakwah akan lebih efektif serta efisien karena menjangkau ke seluruh

pelosok nusantara.

B. Surat Kabar sebagai Media Dakwah.

Dengan perkembangan zaman, teknologi dan percepatan pertumbuhan

penduduk di dunia, telah menuntut akan kecepatan informasi yang harus

disampaikan dan dicerna oleh semua kalangan. Diawal abad-20 surat kabar

merupakan satu-satunya bentuk komunikasi massa yang mampu meraih

xxx

kredibilitas yang dengan pembentukan suatu organisasi professional yang

akhirnya tumbuh dan berkembang serta membentuk suatu persatuan dunia massa

atau disebut dengan Press Assosiation.12

Berdakwah melalui surat kabar dapat menyentuh seluruh lapisan, karena

surat kabar dapat diakses oleh siapa saja, dimana saja serta kapan saja. Mengingat

kebebasan masyarakat dalam memperoleh informasi saat ini telah terbuka lebih

pasca era reformasi 1998. Dakwah disurat kabar tidak hanya bersifat keislaman

saja, akan tetapi dapat berupa pendidikan ilmiah, informasi atau sekalipun yang

bersifat menghibur karena Islam memiliki toleransi yang sangat luas bagi para

pemeluknya untuk memahami sesuatu.

1. Pengertian Surat Kabar.

Surat kabar dalam KBBI mengandung arti lembaran kertas bertuliskan

kabar (berita) dan sebagainya, terbagi dalam kolom-kolom (8-9 kolom), yang

terbit setiap hari atau periodic.13

Menurut Astrid S. Susanto surat kabar adalah pemberitaan tentang

keadaan dan perkembangan. Yang memungkinkan orang lain memperoleh

gambaran tentang pendapat umum, sekaligus dengan pemberitaannya, surat kabar

mencerminkan aliran-aliran psikologi dan pendidikan umum setiap harinya.14

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa surat kabar mempunyai arti

sebagai lembaran dan kertas-kertas yang berisi berita, terbagi dalam kolom-

12

Ibid, Hal. 88 13

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta

Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-3, hal. 28 14 Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung; Bina Cipta, 1998),

Cet.ke. 3, hal.28

xxxi

kolom, terbit setiap hari atau periodic dan dipublikasikan baik secara lokal atau

internasional.

2. Pengertian Rubrik.

Dalam KBBI, rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam surat

kabar, majalah dan sebagainya. Sedangkan menurut Komaruddin, rubrik adalah

kepala karangan, bab, atau fasal. Didalam surat kabar atau majalah rubrik sering

diartikan sebagai “ruangan” misalnya rubrik tinjauan luar negeri, rubrik ekonomi,

rubrik olah raga, dan lainnya.15

Sementara, menurut Onong Uchyana Effendi bahwa rubrik adalah ruangan

pada surat kabar, majalah, atau media lainnya. Mengenai aspek atau kegiatan

dalam kehidupan manusia. Misalkan, rubrik kewanitaan, pendapat pembaca, olah

raga, dan sebagainya.16

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rubrik adalah kepala

karangan atau ruangan tetap dalam surat kabar yang menyajikan berita karangan,

artikel, atau tulisan yang berkaitan dengan masalah aspek social dan kehidupan.

C. Pesan dan Pesan Dakwah.

1.Pengertian Pesan.

Istilah pesan dalam bahasa Inggris Message berasal dari kata latin

yaitu yang juga Message dari sumber kata yang berarti perintah, nasehat,

15

Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, Bandung; Angkasa, 1985, Hal. 47 16 Onong Uchyana Effendi, Ilmu Komunikasi ; Teori dan Praktek, (Bandung; Remaja

Rosda Karya, 1994). Cet. Ke-8, Hal.. 149-150

xxxii

permintaan, kata-kata, lambang, ide, amanat yang harus disampaikan atau

dilakukan kepada orang lain.17

Akan tetapi, pengertian pesan yang disampaikan diatas bersifat

dasariah, dalam arti kata bahwa pesan dakwah itu menyediakan suatu alat

pengantar yang dapat menyampaikan ide-ide dan informasi, tetapi juga

persuasif yaitu pesan-pesan yang berjalan dengan struktur melalui

komunikator dan diterima oleh komunikan agar orang lain bersedia menerima

suatu paham dan keyakinan untuk melakukan perbuatan atau kegiatan atau

yang lainnya.18

Dalam komunikasi, pesan salah satu unsur penentu efektifitas suatu

tindakan komunikasi. Pesan menjadi unsur utama selain komunikator dan

komunikan, terjadi komunikasi antar manusia tanpa adanya komunikasi pesan,

maka tidak akan pernah menjadi komunikasi yang jelas antar manusia.19

Menurut ahli, pesan mempunyai macam-macam arti yang

mengatakan bahwa pin adalah lambang, ide, kata, atau isi pernyataan.

Menurut Hoeta Soehoet, pesan adalah isi pernyataan yaitu hasil

penggunaan akal budi yang disampaikan manusia kepada manusia lain.

Artinya berfungsi untuk mewujudkan isi pernyataan dari bentuknya yang

abstrak menjadi konkret.

17

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 1997, Cet. Ke-9, hal.761 18

James G. Robbinson, Komunikasi Yang Efektif, CV. Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta 1986,

Cet.ke-3, hal. .35 19 M. Jamaluddin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasif,, PT. Indeks, Jakarta 2005, Cet.

ke-1, Hal.1

xxxiii

Dari berbagai definisi yang telah disebutkan, meskipun terdapat

perbedaan dalam perumusan dapat disimpulkan bahwa pesan merupakan suatu

isi pernytaan yang mendatangkan makna dan respon tertentu. Maka dari itu

dengan kemajuan teknologi pada zaman sekarang, pesan yang dapat dilakukan

dan dilaksanakan melalui teknologi media massa. Salah satu contohnya adalah

surat kabar yang dapat menyampaikan pesan-pesan ilmu pengetahuan umum

serta pengetahuan agama.

Karena surat kabar merupakan saluran atau surat pengantar yang

membuat suatu pesan sampai kepada penerima yang luas. Bahkan media

massa digambarkan sebagai sumber yang mengirim pesan-pesan ke massa

yang terpisah satu sama lain. Atom Mized yang menanti-nanti untuk

menerima pesan tanpa suara hal lain turut berpengaruh pada pesan yang

berasal dari suatu individu yang menciptakan pesan20.

Sebenarnya pesan tidak hanya sebatas menstimulasi emosi khalayak.

Pesan dapat dikatakan pula persuasif (mempengaruhi) manakala menyentuh

rasio khalayak. Bahkan pesan yang disampaikan tidak hanya menyentuh rasio

khalayak, akan tetapi mengajak khalayak untuk menjadi yang baik.

Dengan demikan pesan akan dapat menghasilkan respon tertentu

seandainya dirancang dengan baik. Untuk itu pesan hendaknya

mengoptimalkan lambang komunikasi yang tersedia (verbal, non-verbal,

paralinguistik) yang disesuaikan dengan topic yang dikomunikasikan, saluran

yang digunakan, dan khalayak yang dituju. Selain itu, pesan yang dirancang

20 Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Inovasi, Universitas Terbuka, Jakarta 2004, Cet. Ke-

6, Hal. Ke-2.13 - 2.14

xxxiv

biasanya merupakan refleksi dari perilaku khalayak yang dituju, sehingga

diharapkan merupakan hasil dari pengkondisian dari sumber.21

2. Dakwah.

Kata dakwah berasal dari kata bahasa Arab yang berarti ajakan,

panggilan, seruan, dan undangan. Bentuk lima kata bahasa Arab, kata dakwah

berbentuk isim masdar berasal dari kata Fi`il Madhi da`a-yad`u yang berarti

memanggil, menyeru, atau mengajak tidak secara lughawi (bahasa) panggilan,

seruan, ajakan. Sedangkan dakwah menurut istilah memandang beberapa

aneka arti yang beragam. Banyak para ahli ilmu dakwah yang memberi

pendefinisian yang berbeda-beda.

Menurut H. Roosdi A.S, dakwah adalah suatu proses yang

berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk

mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT, dan

secara bertahap menuju peri kehidupan yang Islami.22

3. Pesan Dakwah

Dalam komunikasi, pesan menjadi salah satu unsur penentu efektifitas

suatu tindakan komunikasi. Bahkan unsur pesan menjadi unsur utama selain

komunikator dan komunikan. Terjadinya komunikasi antar manusia tanpa

adanya unsur pesan maka tidak akan pernah terjadi komunikasi antar manusia.

21 Ibid hal. 4 22

K.H. Didin Hafidudin, Dakwah Actual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1992)

xxxv

Menurut Totok Asmara pesan dakwah adalah semua penyampaian

pesan yang bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits atau Sunnah baik itu

tertulis maupun dalam bentuk risalah-risalah.23

Sedangkan menurut Prof. H. Mahmud Yunus berpendapat bahwa kata

dakwah mempnyai dua akar kata yaitu (bhs. Arab (da`a, yad`u, da`watan))

yang artinya memanggil, mengajak, menjamu. Dan kedua yaitu (Bhs.arab

da`a, yad`u, dua`a)) yang artinya memanggil, mendoa, dan memohon.24

Muhammad Nasir mendefinisikan dakwah sebagai usaha-usaha

menyerukan dan menyampaikan pada perorangan dan seluruh umat konsepsi

islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia didunia ini, yang melipui

amar ma`ruf nahi munkar dengan berbagai macam media dan cara yang

diperbolehkan.25

Sementara itu, Prof. Dr. M. Quraish Shihab mendefinisikan dakwah

sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha untuk mengubah

situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi

maupun masyarakat dan dakwah harusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran

Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan.26

Dari definisi diatas, maka pesan dakwah adalah sebagai sebuah

pernyataan yang bersumber dari Al-Qur`an dan Sunnah untuk mengajak

seluruh umat manusia agar mengikuti ajaran Islam dan mampu

23

Totok Asmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta; gaya Media Pratama, 1987), Cet. Ke-1,

Hal.43 24

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1990),Hal. 127 25

Abdul Rasyid Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, ( Jakarta :Bulan Bintang, 1993 ), Cet. Ke-3,

Hal. 8-9 26 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur`an ; Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1998), Cet. Ke-17, Hal 194

xxxvi

mengamalkannya dalam kehidupan dengan tujuan kebahagiaan didunia dan

diakhirat. Pesan dakwah dapat dikategorisasikan sebagai berikut.27

A. Pesan Akidah.

Yang dimaksud dengan pesan akidah adalah pokok-pokok kepercayaan

yang harus diyakini oleh setiap umat Muslim berdasarkan dalil Aqli dan Naqli

( Nash dan Akal)28.

Aqidah sangat erat hubungannya dengan rukun iman. Adapun materi

pembahasannya tidak hanya mencakup pada poin-poin yang wajib diimani

saja, akan tetapi juga mencakup pada materi dakwah yang membahas

mengenai hal-hal yang dilarang. Misalnya syirik yaitu menyekutukan adanya

Allah Rabbul Izzati, mengingkari Allah dan sebagainya. Sesuai dengan firman

Allah dalam surat An-Anbiya ayat 25:

أن� إل� إل� ل� أن�� إل�� ن��� إل�� ر�ل �� ���� �� أر��� و��

�ون���

Artinya: Dan kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya :

“bahwasannya tidak ada Tuhan yang hak melainkan Aku, maka sembahlah Aku olehmu sekalian”. (Q. S. Al-

Anbiya’: 25)

Dari Firman yang diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa rukun

Iman terdiri dari Iman kepada Allah, malaikat, Kitab, Rasul, dan Iman kepada

hari Akhir, dan Iman kepada Qadha dan Qadar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pesan akidah adalah pesan yang berkaitan dengan dengan rukun Iman.

27

Wardi Bachtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah,(Jakarta,1997), Cet.1, Hal.33-34, 28

A. Zainudin dan Muahmmad Jamri, Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah, (Jakarta;

Pusaka Setia, 1999). Cet. Ke-1, Hal.49

xxxvii

B. Pesan Syariah.

Pesan syariah adalah pesan dakwah yang berisikan tentang ketentuan-

keteuntuan norma-norma Ilahi yang menghubungkan manusia dengan

Tuhannya, manusia dan alam sekitar terbagi dua, yaitu;

1. Ibadah sebagai bentuk dari norma hubungan manusia dengan

tuhannya, dan tata caranya sudah ditentukan oleh Allah SWT kepada

Rasul Nya secara rinci kajiantentang ibadah ini berkisara pada masalah

thaharah, shalat, puasa, zakat dan haji.29

2. Muamalah merupakan bentuk norma hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya yang berkaitan

dengan masalah ekonomi, politik, social, hukum, kebudayaan, dan

lain-lainnya.30

C. Pesan Akhlak.

29

E. Hasan Shaleh, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan

Wawasan, ISTN, Jakarta, 2000, Cet. Ke-2, Hal. 56 30

Ibid Hal. 56

xxxviii

Akhlak secara etimologi adalah tingkah laku atau perbuatan dan secara

termonologi akhlak adalah tingkah laku (etika) manusia dalam hubungan

dengan Tuhan, sesama manusia, serta alam sekitarnya.31

Akhlak berdasarkan ruang lingkupnya adalah mencakup akhlak kepada

Allah dan akhlak kepada sesama manusia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

pesan akhlak adalah pesan yang berkaitan dengan tingkah laku atau sikap

sesama manusia.

2. Jenis dan Sifat Pesan.

Yang dimaksud dengan jenis pesan adalah macam-macam atau bentuk-

bentuk bahasa yang selalu dipakai dalam setiap percakapan khalayak, jenis-

jenis pesan tersebut adalah pesan verbal, non-verbal, persuasive, informative,

dan koersif.32

1. Verbal, yang dimaksud dengan pesan verbal adalah suatu symbol yang

menguraikan suatu kata atau lebih pada orang lain dalam melakukan

suatu komunikasi, karena hampir semua rangsangan bicara yang kita

dasari termasuk dalam kategori pesan verbal yang disengaja, yaitu

usaha-usaha yang dilakukan dengan orang lain secara lisan.33

2. Non-Verbal, yaitu secara bahasa adalah pesan tanpa bahasa (isyarat)

atau secara istilah pesan non-verbal adalah semua isyarat yang bukan

kata-kata. Pesan non-verbal mencakup rangsangan dalam suatu setting

31

Ibid Hal.62 32

Sugiana, Dadang dan Nina Winangsih, Perencanaan Pesan dan Media, Jakarta :

Univeersitas Terbuka, 2004 33 M. Jamaludin Piktoringa, Tipologi Pesan Persuasive, (Jakarta;PT.Indeks, 2005)Cet.1

Hal. 1

xxxix

komunikasi yang dihasilkan oleh suatu individu yang mempunyai pesan

potensial bagi sang pengirim atau penerima.34

3. Persuasive, adalah pesan yang dapat menghasilkan respon tertentu jika

dirancang dengan baik Untuk itu pesan hendaknya dioptimalkan

lambang komunikasi yang tersedia. Kepersuasifan suatu pesan

sebenarnya tidak sebatas menstimulasi emosi khalayak atau sasaran.35

4. Pesan koersif, koersif adalah pesan yang bersifat memaksa dengan

menggunakan fungsi-fungsi yang tidak dilaksanakan.36

5. Pesan informative, yaitu pesan yang bersifat memberikan keterangan-

keterngan yang kemudian dapat diambi kesimpulan dan keputusan oleh

komunikan.37

3. Strategi Pesan.

1. Penekanan Inti Pokok Pesan.

Masalah ini berkaitan dengan kemampuan audience untuk mengingat

dan memberikan perhatian pada pesan komunikasi yang kita sampaikan atau

tekankan pada awalan dan diulang lagi pada akhir kegiatan komunikasi. Hal

ini mengingat sewaktu kita berada dalam proses komunikasi terdapat

kecendrungan audience yang kurang memperhatikan kita.38

2. Pengorganisasian Pesan.

38

Perencanaan Pesan dan Media, (Jakarta; Universitas Terbuka), Hal. 1.25

xl

Agar kita dapat membantu pemahaman audience, pesan yang kita

sampaikan dapat kita organisasikan sedemikian rupa sehingga

penyampaiannya menjadi teratur. Cara pengorganisasian pesan antara lain;

a. Deduksi. Yaitu inti pesan kita sampaikan terlebih dahulu baru kemudian

penjelasan-penjelasan serta perincian-perincian menyusul diberikan.

b. Induksi. Yaitu kebalikan dari deduksi, yang disampaikan pertama adalah

uraian-uaraian, detail-detail dari suatu gagasan yang susunannya

mengarah pada suatu kesimpulan yang diberikan pada akhir kegiatan

komunikasi.

c. Kronologis. Yaitu pesan disampaikan secara urutan menurut urutan waktu

terjadinya peristiwa.

d. Spasial. Pesan komunikasi disampaikan menurut urutan tempat.

e. Topical. Pesan komunikasi disampaikan menurut prioritas tertentu. Dari

yang penting ke yang kurang penting, dari yang menarik sampai ke yang

kurang menarik, dari yang konsep yang dikenal sampai ke konsep yang

kurang dikenal. Dapat juga sebaliknya.

f. Kausal. Yaitu menyampaikan pesan dengan urutan sebab-akibat.

4. Perencanaan Pesan.

Perencanaan merupakan tahap awal dalam mekanisme pengelolaan

komunikasi atau informasi. Jika perencanaan disusun dengan baik dan matang,

maka pada hakikatnya, pelaksanaan komunikasi itu sebagian telah dianggap

berhasil. Sebaliknya, bila perencanaan kurang mantap dan tidak seksama,

xli

maka sulit untuk mencapai tingkat keberhasilan secara optimal. Bahkan

cendrung mengalami kegagalan atau kemungkinan hasilnya sangat minimal.

Itu sebabnya, penyusunan suatu rencana pesan dan media sangat diperlukan.

Perencanaan itu sendiri, beranjak dari kegiatan yang bersifat naluriah,

spontan, dan bersifat berdasarkan pengalaman masa lalu yang menjadi suatu

proses, memobilisasikan data dan mengorganisir sumber daya yang lebih

disengaja, sistematik, dan objektif.

Perencanaan yang telah dilakukan dengan baik dan sering menjadi

gagal karena kurangnya perhatian dalam pelaksanaan. Perencanaan meliputi

pendekatan strategi-strategi yang harus diadakan. Diawali dengan informasi

dan diakhiri dengan evaluasi. Strategi itu sendiri merupakan pelaksanaan dari

perencanaan.39

39

Ibid, Hal. 1.1

xlii

BAB III

RUBRIK HIKMAH PADA SURAT KABAR REPUBLIKA

A. Sekilas tentang Kelahiran dan Perkembangan Republika

Republika merupakan koran nasional yang dilahirkan oleh kalangan

umat komunitas umat Muslim bagi public di Indonesia. Penerbitan tersebut

merupakan puncak dari upaya panjang kalangan umat, khususnya para wartawan

professional muda yang telah menempuh berbagai langkah. Kehadiran ikatan

cendikiawan muslim se-Indonesia yang dapat menembus pembatasan ketat

pemerintah untuk izin penerbitan saat itu memungkinkan upaya-upaya tersebut

berbuah. Republika terbit perdana pada 4 January 1993.

Harian republika diterbitkan untuk mewujudkan media massa yang

mampu mendorong bangsa yang menjadi kritis dan berkualitas yaitu bangsa yang

mampu menjadi bangsa sederajat bagi bangsa maju lainnya di dunia, memegang

nilai-nilai spiritual sebagai perwujudan pancasila sebagai falsafah bangsa dan

memiliki arah gerak seperti yang digariskan UUD 1945.40

Tujuan melahirkan masyarakat demikian searah dengan tujuan, cita-cita

dan program ikatan cendikiawan muslim se Indonesia (ICMI). Salah satu program

dari ICMI yang disebarkan ke seluruh Indonesia, antara lain adalah mencedaskan

40 Bpk. Nurul Hamami, Wakil Redaktur Pelaksana, wawancara pribadi di Kantor

Republika, 17 September 2009

33

xliii

kehidupan bangsa melalui program peningkatan 5 K, yaitu kualitas iman, kualitas

hidup, kualitas kerja, kualitas karya, dan kualitas pikir. Untu mewujudkan tujuan,

cita-cita dan program ICMI tersebut, beberapa tokoh pemerintah masyarakat yang

memiliki dedikasi dan komitmen pada pembangunan bangsa dan masyarakat

yang beragama Islam, membentuk yayasan abdi bangsa menyusun tiga program

utama, yaitu;

1. Pengembangan Islamic Center.

2. Pengembangan CIDES (Center Of Information And Development

Studies)

3. Penerbitan harian umum Republika

Untuk mewujudkan program ICMI, maka ia menerbitkan sebuah surat

kabar harian pada tanggal 28 November 1992 yayasan tersebut mendirikan

PT.Abdi Bangsa. Tak lama kemudian, yayasan memperoleh SIUPP dari

Departemen penerangan R41I yang brnomor 283/SK/MENPES/SIUPP/A.7/1992

tertanggal 19 Desember 1992. Hari42an Republika semdiri terbit perdana pada

tanggal 4 januari 1993. sebelumnya, surat kabar ini akan dinamakan “Republik”,

namun ketika pengurus pusat ICMI menhadap Presiden Soeharto untuk

menyampaikan rencana peluncuran tersebut beliau memberi ide nama

“Republika” untuk harian tersebut

Perkembangan oplah Republika terus meningkat, hanya dalam sepuluh

sejak terbit oplah surat kabar ini telah mencapai 100.000 Eksemplar, padahal

rencana awal target hanya 90.000 Eksemplar perhari. Pada Desember, oplah

41 Ibid., 42

Wawancara dengan Bpk. Yusuf di Kantor Republika ( 18 September 2009)

xliv

Republika sudah mencapai 130.000 Eksemplar perhari. Pada tahun-tahun

berikutnya, permintaan oplah surat kabar ini terus melonjak dengan stagnan

150.000an.

Terbit, bertahan, dan maju dengan kreativitas.

Mengelola penerbitan usaha surat kabar bukanlah hal yang mudah. Selain

sarat dengan modal dan SDM, bisnis ini pun sarat teknolofi. Keberhasilan

Republika sampai pada saat ini, merupakan buah upaya keras manajemen dan

seluruh awak pekerja (Crew) di PT. Abdi Bangsa Tbk yang dilakukan oleh

perusahaan yang menerbitkan surat kabar ini sejak 1993 untuk mengelola segala

kerumitan itu.

Selain dituntut piawai dalam berhitung, pengelola surat kabar juga harus

jeli, cerdik, dan kreatif dalam bersiasat untuk tetap bertahan dan memenangkan

persaingan. Sejak awal, Republika memang dekat dengan ”sesuatu yang baru”.

Ketika lahir, Republika menggebrak dengan tampilan ”Desain Blok” yang tak

lazim. Republika pun mampu menyabet gelar juara pertama Lomba Perwajahan

Media Cetak tahun 1993.

Pada tahun 1995, Repubika membuka situs Web di Internet. Republika

menjadi yang pertama yang mengoperasikan Sistem Cetak Jarak Jauh (SCJJ) pada

tahun 1997. Pendekatan juga dilakukan kepada komunitas pembaca lokal.

Republika menjadi salah satu surat kabar pertama yang menerbitkan halaman

xlv

khusus daerah. Selalu dekat dengan publik pembaca adalah komitmen Republika

untuk maju.

Dimulai pada 2004, Republika dikelola oleh PT. Republika Media Mandiri

(RMM). Sementara PT Abdi Bangsa naik menjadi perusahaan induk (Holding

Company), dibawah PT RMM, Republika terus melakukan inovasi penyajian

untuk kepuasan pelanggan.

Segala kreatufitas dicurahkan untuk sedapat mungkin membuat Republika

dekat dan meladeni keinginan publik. Memang, upaya tersebut jelas tak mudah.

Namun kami menikmati hasilnya selama ini.

B. Visi dan Misi Surat Kabar Republika.

A. Visi.

Menjadikan Surat kabar Republika sebagai surat kabar ummat yang

terpercaya dan mengekedepankan nilai-nilai universal yang sejuk, toleran, damai,

cerdas, profesional, namun mempunyai prinsip dalam keterlibatannya menjaga

persatuan Bangsa dan kepentingan ummat Islam yang berdasarkan kepada

pemahaman Rahmatan lil `Alamin.

B. Misi.

p Menciptakan dan menghidupkan sistem manajemen yang efisien dan

efektif, serta mampu dipertanggungjawabkan secara profesional.

p Menciptakan budaya kerja yang sehat dan transparan.

p Meningkatkan kinerja dengan menciptakan sistem manajemen yang

kondusif dan profesional.

xlvi

p Meningkatkan penjualan iklan dan Surat Kabar, sementara untuk menekan

biaya operasional dengan memiliki mesin cetak.

p Memprioritaskan pengembangan pemasaran surat kabar Republika di

Jabodetabek, tanpa harus mematikan didaerah yang sudah ada.

p Merajut tali persaudaraan dengan organiasasi-organisasi Islam di

Indonesia.

p Bekerjasama dengan mitra usaha didalam pengembanga pasar surat kabar

Republika diluar pulau jawa.

p Mengamati peluang pengembangan ”Koran Komunitas” seperti misalnya

”Bintaro Pos”, ”Depok Pos”, ”Bekasi Pos”, atau surat kabar sejenisnya.

p Mengelola kantor perwakilan sebagai ”emi otonomi”

p Menjadikan PT Republika MEDIA MANDIRI sebagai ”sister company”

yang sehat.

p Menjadikan surat kabar Republika sebagai surat kabar nomor satu.

C. Struktur Redaksi Surat Kabar Republika Tahun 2009 :

Pemimpin Redaksi Ikhwan Kiram Mashuri

Wakil Pemimpin Redaksi Nasihin Masha (ink)

Redaktur Pelaksana Agung P. Vazza

Kepala newsroom Arys Hilman (rys)

Redaktur Senior Anif Punto Utomo (nif)

Wakil Redaktur pelaksana I Elba Damhuri (erd)

Wakil Redaktur pelaksana II Selamat Ginting (gin)

Wakil Redaktur pelaksana III/

Art Director Sri Kumara Dewatasari

Asredpel I (Ekonomi) Nurul S. Hamami (nul)

xlvii

Asredpel II (OR, Hiburan, Intern.) Rachmat Hadi Sucipto (rhs)

Asredpel III (Special Product) Bidramnanta

Asredpel IV (Nasional) Subroto (sbt)

Asredpel V (Ahad dan Akhir Pekan) Nina Chairani (poy)

Asredpel VI (Agama) Ali Ridho

Asredpel VII (investigasi) Irwan Ariefyanto (one)

Sekretaris Redakasi Fachrul Ratzi (fr)

I. Redaktur Pelaksana AGUNG P. VAZZA (apv)

I.I. Wakil Redaktur Pelaksana I ELBA DAMHURI (erd)

I.I.a. Asisten Redaktur Pelaksana I NURUL S. HAMAMI (nul)

Redaktur Hal.1, ANALISIS, PARETO, BURSA, NURHASANAH

MURYIAJI (has)

Redaktur Hal.13 WWC DARMAWAN SEPRIYOSSO (dsy)

Redaktur BISNIS-INVESTASI FIRKAH FANSURI (fir)

Redaktur SYARIAH MAGHFIROH YENNY (mag)

Redaktur GLOBAL ENDRO CAHYONO (end)

Reporter WULAN TU NJUNG PALUPI (una), Zaky Al-Hamzah, YOGIE

RESPATI, DYAH RATNA META NOVIA, FERNAN RAHADI

I.1.b. Asisten Redaktur Pelaksana II RACHMAT HADI SUCIPTO (rhs)

Redaktur BOLA 1 DAN 2 TEGUH SETIAWAN

Redaktur Arena KHOIRUL AZWAR SIREGAR

Reporter HIRU MUHAMMAD, LUKMANUL HAKIM, DIDI

PURWADI, CEPI SETIADI, ISRAR

Redaktur INTERNASIONAL 1 YEYEN ROSTIANI

Redaktur INTERNASIONAL 2 SIWI TRI PUJI BUDIWIYATI

Reporter INDAH WULANINGSIH, FERI KISIHANDI

Redaktur WARNA, TV GUIDE WAHIDAH HANDASAH

xlviii

Reporter RUSDY NURDIANSYAH, M. AKBAR

Redaktur IPTEK & KESEHATAN ANDI NUR AMINAH

Reporter ENDRO YUSWANTO

I.I.c. Asisten Redaktur Pelaksana III (spesial produk) BIDRAMNANTA.

Redaktur TAUFIQURRAHMAN, IRWAN KELANA, CHRISTINE

PURWATININGSIH

Reporter ANJAR FAHMIARTO, DIAN METHA, CAREP IKLAN

I.2. Wakil Redaktur Pelaksana II SELAMAT GINTING

I.2.a. Asisten Redaktur Pelaksana IV SUBROTO

Redaktur Hal. 1, Reso, Ficer Harun Husein

Redaktur Politik dan Pemilu Joko Sadewo

Reporter Nidia Zuraya, Palupi Annisa Auliani, Budi Rahardjo, Dewi

Mardiani, R. Rudi Agung Prabowo, M. Ikhsan Assidieqy

Redaktur Nusantara, Wawasan, Akademia Budi Utomo

Redaktur City 1, City 2, Urbana Asep K. Nurzaman

Reporter Deden Mauli Darajat, Fitriyani Zamzami, Indah Wulandari,

Okafiani Herlina, Panji Pratama, Warastuti, Yasmina Hasani, Yoghi

Ikhwan, Teguh Firmansyah, Alwi Shahab, Prima Restari

1,2.b Asisten Redaktur Pelaksana V Nina Chairani

Redaktur Akhir Pekan, Layar Perak, & DVD, Dibalik Layar, Perilaku, Hobi &

Habit, Laput Ahad, Refleksi, Gaya., kesehatan, Wanita Ayah & Bunda,

Pustaka, Griya, Boga, Kiriman Anda, Jalan-jalan, Generasi, Remaja

Redaktur Priyantono Oemar, Ahmadun Y. Hervanda, Natalia Endah

Hapsari

xlix

Reporter Indira Rezkisari, Rosyid Nurul Haki, Susie Evidia, Reiny

Diwinanda

1.2.c Asisten Redaktur Pelaksana IV (Agama) Ali Ridho

Redaktur Islam Digest Syahrudin El Fikri

Reporter Ahmad Mulyadi

Redaktur Dialog Jumat dan Hikmah Yusuf Assidiqi

Reporter Damanhuri Zuhri

Redaktur Halaman 12 dan Khazanah Heri Ruslan

Reporter Rachmat Santoso Basarah, Desi Susilawati

Redaktur Al-Madrasah Burhanuddin Bella

1.2.d Asisten Redaktur Pelaksana VII Irwan Ariefyanto

Reporter Rachmat Budi Harto, Bahrul Ilmi

1.3 Wakil Redaktur Pelaksana III/ Art Director Sri Kumara Dewatasari

Foto

Kepala Biro Foto / Redaktur Darmawan

Wakil Redaktur Teguh Indra

Fotografer Amin Madani, M. Syakir, Yogi Ardhi Cahyadi, Nur Hayati,

Pnadega Citra Bangsa, Edwin Putranto

Dokumnetasi Foto

Koordinator / Kasi Musiron

Staff Adhiwira S, Suparman, Karnoto

Desaign

Kepala Bagian Sarjono

Desainer M. Ali Imron

Koordinator / Kasi Supriyatna

Macintosh Suyuti, Jumono, Saefudin, Dwinanto, Darmaji, M. Sururi,

Dian Asmunandar, Reny, Diah Isawati

l

Editor Bahasa

Abdul Sahal

Staff Editing Muhammad Adriansyah, Ririn Liectiana, Nurul Hikmah

II. kepala newsroom Arys Hilman Nugraha

Redaktur Maman Sudiaman, Johar Arief, Stevy Maradona

Traffic Purwadadi TiitraWijata

Staff Legiyo, Karman, Arifin

II. 1. Kepala Biro Jawa Timur M. Gufhron

Redaktur Sunarwoto

Reporter Anis Fathoni, Wardianto

Korenponden Asan Haji, Juwair, M. Masduki

Fotografer Imam Budi Utomo

III. 2. Kepala Biro Jawa Tengah Indra Wisnu Wardhana

Redaktur Eko Widiyatno, Edi Setyoko

Reporter Heri Purwata, Yoebal Ghanesa, M. As`adi, Neni Ridarineni

Koresponden S. Bowo Pribadi, yulianingsih

II. 3. Kepala Biro Jawa Barat Irfan Junaidi

Redaktur Agus Yulianto

Reporter Djoko Suceno

Koresponden Arie Lukihardianti, Ita Nina Winarsih, Lilis Sri Handayani,

Muslim Ambari, Reni Susanti, Riffa Anggi Anggaditya, Riga Nurul Iman,

Sandy Ferdiana

Fotografer Edy Yusuf, Yurry Erfansyah

II. 4. Reporter Non-Biro

Nian Poloan, Maspril Aris, Ahmad Barras

Koresponden Mursalin Yaslan

li

III. Kepala Republika Online Yayat Sipriyatna

Community and Blog

Agama

News

Economy

Sporf

Entertain

Konsultasi, kolom, produk Halal, Fatwa

Video and Picture

SEKRETARIS REDAKSI FACHRUL RATZI

Staff Hamidah Sagaf, Sabri Yogasastra, Tito rachwono, Nuruddin, Toto

Rohadi, Ahmad Fahmi

Catatan

Promosi Reporter ke Redaktur ; Stevy Maradona, Joko Sudewo, Heri

Ruslan, Syahuddin El Fikri

Promosi Redaktur ke Asredpel ; Nurul Shaleh Hamami, Bidramnanta,

IRWAN ARIEFYANTO

PROMOSI REDAKTUR KE WAREDPEL : Elba Damhuri

DEMOSI ASREDPEL KE REDAKTUR : Endro Caoyono

lii

BAB IV

ANALISIS ISI PESAN DAKWAH RUBRIK HIKMAH PADA SURAT

KABAR REPUBLIKA EDISI FEBRUARI 2009

A. Frekuensi Pesan Akidah, Akhlak, dan Syariah dalam Rubrik Hikmah

Dari penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan metode

Analisis Isi pesan (content Analisys) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

terhadap Rubrik Hikmah pada surat kabar Republika edisi Februari 2009 diimulai

dari tanggal 2-28 Februari, hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah

seperti dibawah ini .

Table I

Frekuensi Isi Pesan Dakwah

Dalam Rubrik Hikmah Edisi 2-28 Februari 2009

Kategori F P

Akidah 38 19%

Akhlak 93 45%

Syariah 74 36%

Jumlah 205 100%

Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa kategori pesan akidah

mendapat frekuensi 38, dengan prosenatse nilai sebanyak 19%. Sedangkan pada

pesan dakwah akhlak mendapat frekuensi nilai sebanyak 93%, dengan perolehan

prosentase sebanyak 45%. Dan yang terakhir, yaitu pesan dakwah syariah

44

liii

mendapat frekuensi sebanyak 74% dengan nilai prosentase sebanyak 36%.

Dengan proses perhitungan sebagaimana yang terlampir pada lembar lampiran.

Disimpulkan bahwa dari edisi 2- 28 Februari 2009 tersebut kategorisasi

pesan dibatasi menjadi tiga kategori pesan dakwah, yaitu Akidah, Akhlak, serta

Syariah. Dan dari ketiga kategori tersebut, pesan Akidah mendapatkan prosentase

sebesar 19 %, sedangkan Akhlak sebesar 45 %, dan Syariah sebesar 36 %.

Dan setelah melihat data pada rubrik Hikmah edisi 2-28 Februari 2009,

terdapat ditiap edisi rubrik tersebut mempunyai inti pesan yang ingin disampaikan

oleh redaksi atau penulis agar manusia dapat memahami maksud yang ingin

disampaikan sesuai pesan dakwah yang telah dikategorisasikan.

B. Pesan Dakwah Yang Paling Dominan Dalam Pesan Dakwah Akidah,

Akhlak, serta Syariah dalam Rubrik Hikmah Harian Republika

1. Pesan Akidah

Al-qur`an mengajarkan kepada kita tentang Akidah Tauhid yaitu

menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT Yang Esa yang tidak akan pernah

lengah sedikit pun kepada aktivitas makhluk Nya didunia ini. Orang yang tidak

percaya akan adanya Allah SWT disebut kafir. Sistem kepercayaan ini akhirnya

berkembang dan menjadi ilmu, disebut ilmu Tauhid atau ilmu Ushuluddin. Ilmu

Tauhid berbicara tentang Rukun Iman yang terdiri dari enam perkara, yaitu Iman

kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab Suci, Hari akhir, dan Takdir. Sedangkan

liv

kajian tentang ilmu Tauhid disebut Ilmu Kalam, atau juga disebut Ilmu Teologi

yaitu ilmu yang membahas tentang ketuhanan.

Tabel. 2

Rincian Hasil Analisis Pesan Akidah

Akidah Juri

Allah Rasul Qadha & Qadar Jumlah Frekuensi

I 14 12 9 35

II 18 11 6 35

III 13 10 7 30

JUMLAH 45 33 22 100 %

Berdasarkan tabel diatas, bahwa juri satu (1) pada pesan Akidah Sub

Kategori Allah yaitu sebanyak 14 item, Rasul sebanyak 12 item, sedangkan Qadha

dan Qadar sebanyak 9 item dengan jumlah frekuensi sebanyak 35 %. Dan juri dua

(2) item Allah sebanyak 18, dan Rasul sebanyak 11 item, sedangkan Qadha dan

Qadhar sebanyak 6 item, dengan jumlah frekuensi sebanyak 35 %. Dan pada juri

yang ketiga (3), sub kategori pesan Akidah yaitu Allah sebanyak 13 item, dan

Rasul 10 item, sedangkan Qadha dan Qadharnya adalah 7 item. Dengna jumlah

frekuensi sebanyak 30 %.

Dapat disimpulkan bahwa juri satu (1) dan dua (2) memberi frekuensi

terbanyak dengan jumlah frekuensi sebanyak 35 (%).

Sedangkan Koefesien Reabilitas Antar Juri yaitu;

Tabel. 3

Koefesien Reabilitas Antar Juri Pesan Akidah

KR Antar Jumlah Item kesepakatan ketidaksepakatan Nilai Hasil

lv

Juri

I dan II 72 70 2 0, 97

I dan III 65 60 5 0, 92

II dan III 67 60 7 0, 89

Nilai Rata-rata (X) 2, 78 : 3 = 0, 92

Komposit Reabilitas = 3 x 0,92 = 2, 76 = 0, 97

1+2 x 0,92 2, 84

Untuk Koefesien Reability Antar Juri, untuk juri I (satu) dan II (dua) nilai

yang dihasilkan adalah 0, 97. Dengan jumlah kesepakatan 70 item, dan

ketidaksepakatan sebanyak 2 item. Untuk Juri I (satu) dan III (tiga) nilainya

adalah 0, 92. Dengan jumlah kesepakatan sebanyak 60 item, dan ketidaksepakatan

sebanyak 5 (lima) item. Dan untuk Juri II (dua) dan III (tiga), hasil nilainya adalah

0, 89. Dengan kesepakatan sebanyak 60 item, dan ketidaksepakatan sebanyak 7

item.

Ini berarti diantara sesama antar juri, juri I (satu) dan II (dua) lah yang

memperoleh hasil nilai tertinggi yiatu 0, 97. Dan ini berarti antara juri I (satu) dan

III (tiga)lah yang lebih banyak sepakatanyanya tentang bacaan Rubrik Hikmah.

2. Pesan Akhlak

Dalam berbagai literatur tentang ilmu akhlak islami secaara garis besar

dibagi menjadi dua bagian, yaitu; Akhlak yang baik (Akhlakul Karimah) dan

akhlak yang buruk (Aklahkul Madzmumah). Secara teoritis macam-macam akhlak

berinduk pada tiga perbuatan yang utama. Hikmah (bijaksana), Syaja`ah

lvi

(perwira/ksatria), dan iffah (menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat). Tiga

induk akhlak ini muncul dari sikap adil. Yaitu sikap seimbang dalam

mempergunakan tiga potensi rohaniah yang terdapat dalam diri manusia, yaitu

akal yang berada di kepala, amarah yang berpusat di dada, dan nafsu syahwat

yang berpusat pada perut.43

أن دی�رآ! �� ی,+*�آ! ول! ال�(ی� � ی)�'��آ! ل! ال�&ی� �� ال��� ی�#�آ! ل�

.ال4)01�� ی23/ ال��� إن� إل�#! و')�01ا '�+/وه!

“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-

orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu

dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil ”

Dalam ajaran Islam menentukan baik dan buruk harus berdasarkan Al-

Qur`an dan Hadits. Diantaranya yang mengacu pada yang baik; al hasanah,

thayibah, khairiyah, karimah, mahmudah, azizah, dan al-biir.

1. Al hasanah dibagi tiga; dari segi akal, hawa nafsu, dan pancaindra.

Lawan kata al-sayyiah.

2. At-thayibah untuk menggambarkan sesuatu yang memberikan

kelezatan pada pancaindra. Lawan katanya adalah al-qabibah.

3. Al-khair untuk menunjukan sesuatu yang baik bagi seluruh umat

manusia, seperti berakal, adil, keutamaan dan segala yang

bermanfaat. Lawan katanya adalah as-syarr.

43

Abddin Nata,Akhlak Tasawuf, (Jakarta : Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada, 2003) hal-43

lvii

4. Al-mahmudah untuk menunjukan segala sesuatu yang utama

sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai oleh Allah

SWT.

5. Al-karimah digunakan untuk menunjukan perbuatan yang terpuji

yang ditampakkan dalam kehidupan nyata atau sehari-hari.

6. Dan yang terakhir adalah Al-birr yang digunakan untuk

menunjukan pada upaya memperluas atau memperbanyak

melakukan sesuatu.44

Tabel. 5

Rincian Hasil Pesan Akhlak

Akhlak Jumlah Frekuensi Juri

Mahmudah Madzumah

I 37 66 103

II 38 76 114

III 39 60 99

Tabel. 6

Koefesien Antar Juri Pesan Akhlak

KR Antar

Juri

Jumlah Item kesepakatan ketidaksepakatan Nilai Hasil

I dan II 217 206 11 0, 94

I dan III 222 218 4 0, 98

II dan III 304 206 98 0, 92

Nilai Rata-rata (X) 2, 84 : 3 = 0, 94

44

Ibid, hal-119-127

lviii

Komposit Reabilitas = 3 x 0, 94 = 2 ,82 = 0, 97

1+2 x 0, 94 2, 88

3. Sub Pesan Syari`ah

Pesan syariah adalah pesan dakwah yang berisikan tentang ketentuan-

keteuntuan norma-norma Ilahi yang menghubungkan manusia dengan

Tuhannya, manusia dan alam sekitar.

Ibadah hakikatnya adalah tujuan dari dihidupkannya manusia oleh

Allah SWT didunia ini, ibadah merupakan suatu bentuk perwujudan ketaatan

seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagaimana Firman Allah SWT yang

tertera dalam surat Adz-zariyah ayat 56-58

�ون إل�� وال9ن8 ال7�� خ�)5 و���:� أن أری� و�� رزق �� ��#! أری� �� .ل

.ال4?�� ال)��ة ذو ال+�ز�اق ه� ال��� إن� .ی0:�4ن

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan

Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat

Kokoh.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan

Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya

Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat

Kokoh.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku ”

Allah mengatakan bahwa hikmah dari ayat diatas adalah dalam

penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan segala perintah

lix

Nya hanya untuk Allah SWT. Pada dasarnya Allah SWT tidak mendapatkan

manfaat sedikitpun dari apa yang telah kita lakukan meski itu merupakan

bentuk ibadah, hanya saja Allah ingin tahu seberapa taat kah hamba Nya

kepada Allah SWT.

Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan amal ibadah kita, justru kita

yang membutuhkan Nya, karena ketergantungan kita kepada Allah SWT.

Maka barang siapa yang tidak taat kepada Allah SWT maka justru manusia itu

sendirilah yang akan rugi dan menyesal sepanjang hidupnya. Sebagaimana

surat Al-Fatihah ayat 5

.ن1?:�� وإی��ك ن:�� إی��ك

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah

kami mohon pertolongan”

Sedangkan menurut KBBI dinyatakan bahwa pesan Syariah adalah hukum

agama yang menetapkan peraturan hidup manusia, manusia dengan Allah SWT,

hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan alam45, pesan Syariah

terbagi dua, yaitu;

3. Ibadah sebagai bentuk dari norma hubungan manusia dengan

tuhannya, dan tata caranya sudah ditentukan oleh Allah SWT kepada

Rasul Nya secara rinci kajiantentang ibadah ini berkisara pada masalah

thaharah, shalat, puasa, zakat dan haji.46

45

Kamus Besar Bahasa Inodnesia, edisi ke tiga, (Depdiknas; Balai Pustaka). Hal.11-15 46 E. Hasan Shaleh, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ & Pengembangan

Wawasan, ISTN, Jakarta, 2000, Cet. Ke-2, Hal. 56

lx

4. Muamalah merupakan bentuk norma hubungan manusia dengan

manusia lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya yang berkaitan

dengan masalah ekonomi, politik, social, hukum, kebudayaan, dan

lain-lainnya.47

Tabel. 8

Rincian Pesan Dakwah Syariah

Tabel. 11

Koefesien Reability antar Juri Pesan Syariah

Nilai Rata-rata (X) = 3 : 2, 83 = 1

Komposit Reabilitas = 3 x 1 = 3

1+ 2 x 3 7

47

Ibid Hal. 56

Syariah Juri

Ibadah Muamalah Jumlah Frekuensi

I 40 24 64

II 49 20 69

III 45 16 61

KR Antar juri Jumlah Item kesepakatan Tidak Sepakat Nilai Hasil

I dan II 422 404 18 0, 95

I dan III 392 380 12 0, 96

II dan III 410 380 30 0, 92

lxi

Kemudian setelah penulis menganalisa berdasarkan kategorinya, maka

sebagai pembanding akan dianalisis secara keseluruhan hasil dari temuan data

sebagai berikut.

Tabel. 9

Hasil Analisis Semua Kategori Pesan

JURI AKIDAH AKHLAK SYARIAH FREKUENSI

I

35

103

64 202

II

37

114

69 220

III

30

99

61 190

Tabel. 10

Koefesien Reability antar Juri

KR Antar juri Jumlah Item kesepakatan Tidak Sepakat Nilai Hasil

I dan II 422 404 18 0, 95

I dan III 392 380 12 0, 96

II dan III 410 380 30 0, 92

C . Sinkronisasi Isi Pesan Rubrik Hikmah dengan Konflik antara Israel-

Palestina.

Istilah ”pluralisme agama” masih sering disalahpahami atau mengandung

pengertian yang kabur, meski terminologi ini sangat pouler dan tampak disambut

hangat secara universal. Hal ini dapat dilihat semakin menjamurnya kajian

lxii

internasional tentang pluralisme agama, khususnya Konsili Vatikan II. Sungguh

sangat mengejutkan, ternyata tidak banyak, bahkan langka, yang mencoba

mendefinisikan tentang pluralisme agama. Hal ini seakan bahwa arti dari

pluralisme sudah disepakati bersama secara konsensus.

Pluralisme agama berasal dari dua kata, yaitu ”pluralisme” dan ”agama”.

Dalam bahasa Arab biasa disebut ”Al-Ta`addudiyah Al-Diniyah” dalam bahasa

Inggris disebut ”religious pluralis”. Oleh karena pluralisme agama berasal dari

bahasa Inggris, maka untuk mendefinisikannya haruslah tepat. Dalam bahasa

Inggris Pluralism berarti “jama” atau banyak, sedangkan religious berarti agama.

Jadi, arti pluralisme agama adalah kondisi hidup bersama (kondisi eksistensi)

antar agama (dalam arti luas) yang berbeda-beda dalam satu komunitas dengan

tetap mempertahankan ciri-ciri spesifik atau ajaran masing-masing agama48.

Sebab-sebab timbulnya pluralisme agama yang pertama diantaranya

adalah faktor ideologis. Yaitu keyakinan seseorang yang serba mutlak dan

absolut bahwa apa yang diyakini dan diimaninya adalah benar dan superior,

adalah alami belaka. Keyakinan akan absolutisme dan kemutlakan adalah berlaku

dalam hal akidah, mazhab dan ideologi (baik yang bersumber dari Allah maupun

lainnya). Kenyataan absolutisme agama hampir tak ada satu pun yang

mempertanyakan atau mempertentangkannya hingga datangnya era modern

dimana paham “relativitas agama” mulai dikenal dan dan menyebar secara luas

dikalangan para pemikir dan intelektual, khususnya akhir abad 20. Dalam konteks

48

Dr. Anis Malik Thoha, Trend Pluralisme Agama, (Jakarta; Kelompok Gema

Insani, 2005) Cet.ke-1, Hal-11

lxiii

ideologi ini, umat manusia terbagi menjadi dua, yang pertama teguh terhadap

wahyu langit atau samawi, kedua mereka yang tidak beriman kecuali hanya

kepada kemampuan akal saja.

Perbedaan mereka dalam memahami Zat yang ghaib atau kekuatan yang

transedental yang bersifat metafisikal yang sering dikenal nama ” Tuhan”. Para

pengikut agama yang mengakui Tuhan itulah eksistensi Tuhan. Sedangkan

pengikut agama yan tidak mengakui Tuhan terbagi dua golongan, yang satu

Tuhan itu murni tidak ada, mereka itulah komunis, dan atheis. Sedangkan

golongan yang kedua yaitu mengatakan Tuhan itu ada atau tidak, tapi hanya diam

saja, bimbang dalam keraguan seperti penganut agama Budha-kelompok-

Theravada, agnostic dan skeptic.

Faktor yang kedua adalah Akidah keterpilihan, keyakinan bahwa bangsa

yang terpilih oleh Tuhan merupakan akidah hampir didapati oleh semua agama.

Akidah ini termasuk yang sangat peka dan berperan penting dalam membentuk

kesadaran emosional suatu umat beragama.

Untuk Israel, keyakinan ini berlandaskan kepada kitab sucinya. Kitab

Keluaran (Exodus), misalnya menyebutkan

“Dan Musa mendaki gunung itu untuk bertemu dengan Allah, Tuhan

berbicara kepada Musa dari gunung itu dan menyuruh mengumumkan kepada

Israel, keturunan Yakub,….. sekarang kalau kamu taat kepada-Ku dan setia pada

janji-Ku, kamu akan Kujadikan umat-Ku sendiri. Seluruh bumi adalah milik-Ku,

lxiv

tapi akan menjadi milik kesayangan-Ku, khuusus untuk diri-Ku sendiri, dan kamu

akan melayani Aku sebagai imam-imam”49

Berdasarkan kalimat diatas yang disampaikan dalam Kitab Ulangan bahwa

Bani Israel lah yang benar-benar umat Tuhan yang sesungguhnya. Mereka

mengakui bahwa mereka umat yang dipilih Tuhan atau terpilih. Bumi milik Tuhan

menjadi seakan-akan milik mereka juga, termasuk tempat yang didudukinya

sekarang ini, yaitu Palestina. Mereka merasa lebih berhak atas tempat tersebut

dibanding Palestina meski itu tempat ”pemberian” dari Inggris yang pernah

menjajah palestina.

Bahkan Al-Qur`an juga telah menguatkan hal ini dengan Firma Allah surat

Al-Baqarah ayat 122

Kasih ayat

Dan disebutkan juga dalam surat al-Dukhan ayat 32

Sedangkan dalam umat Islam, keyakinan ”keterpilihan” umat Islam oleh

Allah ini menjelaskan di Nash dalam Al-Qur`an surat Al-imran ayat 110

KASIH AYAT

Akidah ini disebutkan juga didalam Al-qur`an surat Al-aqarah ayat 143

KASIH AYAT

49

Keluaran 19:3-9

lxv

Dan masih banyak lagi ayat-ayat atau hadit-hadits yang secara eksplisit

maupun implisit yang menegaskan eksistensi umat Islam sebagai umat yang

terpilih.

Konflik Israel-Palestina ini bukanlah sebuah konflik dua sisi yang

sederhana, seolah-olah seluruh bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi

yang berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, sementara

seluruh bangsa Palestina memiliki pandangan yang sebaliknya. Di kedua

komunitas terdapat orang-orang dan kelompok-kelompok yang menganjurkan

penyingkiran teritorial total dari komunitas yang lainnya, sebagian menganjurkan

solusi dua negara, dan sebagian lagi menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu

negara sekular yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat,

dan Yerusalem Timur.

Dan faktor yang ketiga yaitu sejarah yang mengandung diantara tiga

agama simetik ini adalah kisah ”tanah yang dijanjikan” (The Promised Land),

Palestina, yang masing-masing saling mengklaim hak absolut dalam

kepemilikannya. Judaisme beranggapan bahwa Palestina merupakan tanah nenek

moyang mereka yang dijanjikan kepada Bani Isreal untuk selama-lamanya seperti

dalam dijelaskan dalan kitab-kitab suci mereka.50

Kristen berpendapat bahwa

Palestina merupakan tanah wakaf bagi mereka, dikarenakan Isa Al-Masih

memiliki garis keturunan Bani Israel, dan janjinya bahwa Tuhan akan beramah

tamah dengan bangsa Non-Yahudi (Gentiles) telah terealisir secara historis

50

Opp.Cit, Hal-39

lxvi

ditangan Isa Al-Masih, Tuhan yang dilahirkan di sebidang tanah di bumi

Palestina. Maka pada giliannya bumi tersebut menjadi suci bagi para pengikut Isa

Al-Masih.

Islam bekeyakinan bahwa Masjid Al-Aqsha yang ada di bumi Palestina

merupakan simbol perjalanan Isra-Mi`raj Nabi SAW dan kiblat pertama serta

tempat suci ketiga bagi kaum Muslimin setelah Masjidil Haram dan Masjid

Nabawi seperti yanbg dijelaskan dalam hadits Shahih. Namun, Islam tidak malu-

malu mengakui keunggulan-keunggulan yang diberikan Allah SWT kepada

Bangsa Yahudi, termasuk keterpilihan mereka dan tanah suci yang diperuntukan

bagi mereka ini sebagaimana dalam termaktub dalam Al-Qur`an Surta Al-Maidah

ayat 21

Konflik Israel-Palestina, bagian dari konflik Arab-Israel yang lebih luas,

adalah konflik yang berlanjut antara bangsa Israel dan bangsa Palestina.

Berdasarkan redaksi rubrik Hikmah pada surat kabar Republika

mengatakan bahwa penulis rubrik Hikmah ingin menyampaikan wacana-wacana

tentang sikap atau tingkah laku, khususnya akhlak yang baik atau Akhlakuk

Karimah. Ini didasarkan pada tingginya prosentase peraihan pesan dakwah

kategori akhlak pada surat kabar Republika dalam rubrik Hikmah edisi Februari

2009.

Namun, antara isi pesan Rubrik Hikmah pada Surat Kabar Republika edisi

Februari 2009 tidak ada kaitannya dengan konflik yang terjadi pada bulan yang

lxvii

sama, yaitu Januari-Februari 2009, yaitu konflik antara Palestina-Israel. Penulis

hanya ingin menyampaikan bahwa dengan sikap, tingkah laku, serta etika yang

baik, atau dalam agama biasa disebut Akhlakul Karimah yang apabila bisa

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka konflik tersebut tidak terjadi,

setidaknya tidak terjadi terlalu besar.

Karena sebagaimana yang telah disebutkan bahwa faktor utama dari

konflik ini bukan hanya perebutan tanah yang bernama Palestian, tapi juga

masalah keyakinan atau keimanan dari masing-masing pihak yang berbeda.

lxviii

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Rubrik Hikmah pada surat Kabar Repubilka khususnya, dan media massa

pada umumnya, dapat dijadikan sarana atau media dakwah bagi para juru

dakwah karena dapat menjangkau khalayak atau mad`u yang mungkin

tidak bisa dijaungkau oleh seorang da`i.

2. Pesan dakwah dalam rubrik Hikmah meliputi : Akidah, Akhlak, serta

Syariah. Isi pesan yang diteliti dalam rubrik tersebut yaitu paragraph-

paragraf per setiap edisi selama bulan Februari 2009, yaitu dimulai dari

tanggal 2- 28 Februari, dengan jumlah eidis sebanyak 24 buah, ini

dikarenakan pada setiap hari Minggu rubric Hikmah tidak diterbitkan

meski surat kabar Republika terbit setiap hari.

3. Pesan-pesan dakwah dalam Rubrik Hikmah dalam Surat Kabar Republika

secara garis besar terbagi dalam tiga kategori besar, yaitu :

a) Kategori pesan Akidah, dalam kategori ini pesan Akidah mendapat

prosentase 19 % didalam rubrik Hikmah.

b) Kategori pesan Akhlak, dalam kategori ini pesan Akhlak mendapat

prosentase sebesar 45 % didalam didalam rubrik Hikmah.

c) Kategori pesan Syari`ah, dalam kategori ini pesan Syari`ah

mendapat prosentase sebesar 36 % didalam Rubrik Hikmah.

57

lxix

4. Pesan Akhlak menjadi urutan tertinggi pada semua edisi dari setiap

paragraph dengan prosentase : 45 % dan pesan Syariah menempati urutan

kedua , dengan prosentase sebesar 36 %, sedangkan pesan Akidah

menjadi urutan ketiga dengan prosentase sebesar 19 %.

5. Konflik Palestina-Israel merupakan konflik yang sulit ditedam. Mereka

masing-masing menyatakan berhak atas tanah yang bernama Palestina.

Selain itu, faktor agama juga tak bisa dipungkiri lagi sebagai salah satu

penyebab utama terjadinya konflik tersebut.

B. Saran-saran.

1. Alangkah baiknya, jika surat kabar Republika menambah hari dalam

menampilkan rubrik Hikmah ini, karena rubrik yang banyak mengandung

pesan-pesan Dakwah ini agar sering dibaca, khususnya pada hari minggu,

yang memang pada hari tersebut rubrik Hikmah tidak ditampilkan.

2. Untuk menambah citra pada surat kabar Republika sebagai surat kabar

umum Nasional, juga dikenal dengan surat kabar yang Islami, sebaiknya

menambah nara sumber pada penulisan rubrik Hikmah dari berbagai

golongan dalam masyarakat, tidak hanya dari kalangan da`i saja, namun

dari ahli ilmu umum dan ilmu pengetahuan agar lebih valid dan diterima

masuk akal oleh semua golongan masyarakat.

3. Baiknya, untuk surat kabar Republika agar memberi kesempatan kepada

pembacanay, khususnya pembaca setia rubrik Hikmah untuk dapat tanya

lxx

jawab kepada nas sumber tentang keadaan yang ada untuk dijawab dar

sudut pandang hukum agama Islam.

4. Agar tetap menjaga sumber dari pesan-pesan yang disampaikan oleh

rubrik Hikmah yang disampaikan oleh rubrik Hikmah kepada pembaca,

yaitu Al-Qur`an dan As Sunnah sehingga tidak menciptakan pemahaman

serta penerapan ajaran Islam yang tidak diharapkan. Serta dapat

meningkatkan kualitas tulisannnya.

5. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam

hal ini adalah Fakultas Dakwah dan Komunikasi jurusan KPI untuk dapat

menguasai keilmuan Dakwah pada umumnya dan tentu saja pemahman

terhadap penyiaran Dakwah melalui media massa seperti media cetak atau

Dakwah Bil Qalam (tulisan). Dapat dikuasai dan dikembangkan,

mengingat banyak lulusan sarjana Dakwah yang memiliki potensi serta

keinginan untuk berdakwah dengan media cetak, dan ingin

mengembangkan ilmunya pada media massa mengingat dakwah pada era

globalisasi dengan menggunkan media cetak merupakan tuntutan dari

Dakwah.

lxxi

DAFTAR PUSTAKA REFISI

Bulaeng, Andi, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, Yogyakarta:

ANDI, 2004

DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Jakarta, 1997, Cet. Ke-9, hal.761

Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke-3

Effendi, Onong Uchyana, Ilmu Komunikasi ; Teori dan Praktek, Bandung;

Remaja Rosda Karya, 1994

G. Robbinson, James, Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu

Jaya, 1986

Hafidudin, Didin Dakwah Aktual, Jakarta: Gema Press, 1992

Jumroni, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta : UIN Jakarta Press,

2006 Komaruddin, Kamus Istilah Skripsi dan Tesis, Bandung: Angkasa, 1985

Kusnawan, Aep ,Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah Pers,

2004

Mulis, Musdah dkk, Dakwah dan Globalisasi (siklus dakwah jawaban

terhadap Globalisasi), Jakarta: Elsas,2002

Nasution, Zulkarnaen, Komunikasi Inovasi, Jakarta : Universitas Terbuka, 2004

Piktoringa, M. Jamaluddin, Tipologi Pesan Persuasif, Jakarta : PT. Indeks,

2005

Setiawan, Bambang dan Ahmad Muntaha, Metodologi Penelitian Komunikasi,

Jakarta: Universitas Terbuka, 2004

lxxii

Shaleh, E. Hasan, Studi Islam Perguruan Tinggi Pembinaan IMTAQ &

Pengembangan Wawasan, Jakarta : ISTN, 2000

Shaleh, Abdul Rasyid, Manajemen Dakwah Islam, ( Jakarta :Bulan Bintang, 1993 ), Cet. Ke-3

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur`an ; Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung : Mizan, 1998)

Soejiono dan Abdurahman, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Rhineka Cipta, 1999

Susanto, Astrid S., Komunikasi dalam Teori Dan Praktek, Bandung : Bina

Cipta, 1998

Sugiana, Dadang dan Nina Winangsih, Perencanaan Pesan dan Media, Jakarta

: Universitas Terbuka, 2004

U. Arnold, Thomas, Sejarah Dakwah, Jakarta;Wijaya

Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : Hidakarya Agung, 1990)

Zainudin, Ahmad dan Muhammad Jamhuri. Al-Islam 1: Akidah dan Ibadah,

Jakarta : Pusaka Setia, 1999

Perencanaan Pesan dan Media, (Jakarta; Universitas Terbuka)