Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"
-
Upload
andi-sahtiani-jahrir -
Category
Art & Photos
-
view
3.478 -
download
25
Transcript of Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"
MENYESAL
Karya : Ali Hasjimi
Pagiku hilang sudah melang
Hari mudahku sudah pergi
Kini petang datang membanyang
Batang usiaku sudah tinggi
Aku lalai di hari pagi
Beta lengah dimasa muda
Kini hidup meracau hati
Miskin ilmu miskin harta
Ah, apa nguna kusesalkan
Menyesal tua tiada berguna
Hanya menambah luka sukma
Kepada yang mudah kuharapkan
Atur barisan di hari pagi
Menuju padang bakti
Analisis puisi
1. Diksi (Pemilihan kata)
a. Pagiku Hilang Sudah Melanyang
Pada bait pertama, kalimat pertama, seorang penyair dalam puisinya bersifat
obsolut dan tidak bisa diganti dengan kata lain, sekalipun maknanya tidak berbeda.
Bahkan sekaligus unsur bunyinya hampir sama dan maknanyasama.
b. Hari Mudaku Sudah pergi
Baris kedua pada bait pertama, penyair menyusun kata-kata dalam puisinya
bersifat absolute dan tidak bisa diganti dengan kata lain. Karena ketika dinganti akan
menghilangkan daya sugesti kata.
c. Sekarang Petang Datang Membanyang
Baris ke tiga pada bait pertama penyair memilih kata-kata dalam puisinya, bersifat
obsolut dan tidak bisa diganti atau ditukar kata-katanya. Jika perubahan kata
dilakukan akan membuat stuktur puisi menjadi berantakan.
d. Batang Usiaku Sudah Tinggi
Baris keempat pada bait pertama, penyair menyusun dan memilih kata-kata
didalam puisinya, bersifat obsolut dan tidak dapat diganti dengan kata lain. Dan jika
kata-kata yang terdapat dalam puisi diganti dengan kata-kata lain sekalipun itu bunyi
dan maknanya sama, akan menghilangkan puitis puisi tersebut.
e. Beta Lengah di Masa Muda
Alasan saya memilih kata “Beta lengah dimasa muda”, karena pembendarahan
kata diksi dalam memilih kata-kata, dilatar belakangi oleh faktor social budaya
penyair, yaitu : kemungkinan besar penyair berasal dari ambon kerena menggunakan
kata Beta dalam puisinya.
2. Pengimajian
a. Pagiku Hilang Sudah Melanyang
Kalimat pagiku hilang sudah melanyang merupakan pengimajian visual
(Penglihatan), kareba pegi penyair yang hilang melanyang dapat dilihat oleh mata.
b. Hari Mudaku Sudah Pergi
Kalimat hari mudaku sudah pergi merupakan pengimajian visual (Penglihatan),
karena hari muda pengarang yang pergi dapat dilihat oleh mata.
c. Sekarang Petang Datang Membanyang
Kalimat sekarang datang membanyang merupakan pengimajian visual
(Penglihatan), karena hari muda pengarang yang pergi dapat dilihat oleh mata.
d. Batang Usiaku Sudah Tinggi
Kalimat batang usiaku sudah tinggi merupakan pengimajian visual (Penglihatan),
karena batang usia pengarang yang sudah tinggi atau usia seorang penyair yang
menjadi objek dalam puisi sudah tua, dapat dilihat oleh mata.
e. Aku Lali di Hari Pagi
Kalimat aku lalai di hari pagi merupakan pengimajian visual dan taktil. Dikatakan
menggunakan pengimajian visual (Penglihatan), karena kelalaian seorang penyair
puisi yang menjadi objek dalam puisi dapat dilihat, bahwa memang dia tidak
memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Sedangkan dikatakan pengimajian taktil
(Perasaan), karena kelalaian yang dilakukan penyair pada masa mudanya, dapat
dirasakan oleh penyair itu sendiri.
f. Beta Lengah dimasa Muda
Kalimat beta lengah dimasa muda dalam puisi menyesal, masuk dalam
pengimajian visual dan taktil (Penglihatan dan perasaan), dikatakan pengimajian
visual, karena penyair yang menjadi objek dalam puisi meyesal, ketika melalaikan
atau tidak mempergunakan masa mudanya itu, dia dilihat oleh orang, bahwa dia
memang melalaikan masa mudanya, sedangkan dikatakan pengmajian taktil, karena
seorang pengarang yang menjadi objek dalam puisi merasakan tidak memanfaatkan
masa mudanya dengan baik, yang membuatnya menyesal.
g. Kini Hidup Meracau Hati
Kalimat kini hidup meracau hati meruapakan pengimajian taktil (Perasaan),
karena keracauan hati yang dialami seorang penyair yang menjadi objek dalam puisi,
dapat dirasakan oleh penyair itu sendiri.
h. Miskin Ilmu Miskin Harta
Kalimat miskin ilmu miskin harta merupakan pengimajian visual
(Penglihatan)dan taktil (Perasaan), karena miskin ilmu dan miskin harta yang dialami
seorang penyair, dapat dilihat oleh orang lain dan dapat dirasakan oleh penyair itu
sendiri.
i. Hanya Menambah luka Sukma
Kalimat hanya menambah luka sukma merupakan pengimajian taktil (Perasaan),
karena luka sukma dapat dirasakan oleh penyair.
j. Atur Barisan di Hari Pagi
Kalimat atur barisan di hari pagi merupakan pengimajian visual (Penglihatan),
Karena, orang-orang mengatur barisan dihari pagi dapat dilihat oleh indra pengliatan.
k. Menuju kearah Padang Bakti
Kalimat menuju kearah padang bakti merupakan pengimajian visual
(Penglihatan0, karena orang menuju kearah padang bakti atau orang yang pergi kerja,
dapat dilihat oleh indra penglihatan.
3. Kata Konkret
a. Pagiku Hilang Sudah Melayang
Kalimat pagiku hilang sudah melayang merupakan kata konkret, karena kalimat
tersebut mengandung makna, yaitu : tidak ada lagi kesempatan untuk memanfaatkan
masa mudanya karena dia saat ini sudah tua.
b. Hari Mudaku Sudah Melayang
Kalimat pagiku hilang sudah melayang merupakan kata konkret, karena kalimat
ini mengandung makna, yaitu : masa muda seorang penyair sekalingus objek dalam
puisi ini sudah berlalu meninggalkannya.
c. Sekarang Petang Datang Membayang
Kalimat sekarang petang datang membayang merupakan kata konkret, karena
kalimat ini mengandung makna, yaitu : penyesalan seorang penyair akan sifatnya
yang melalaikan masa mudanya.
d. Batang Usiaku Sudah Tinggi
Kalimat batang usiaku sudah tinggi merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandung makna, yaitu : sekarang seorang penyair sudah tua.
e. Aku lalai di hari Pagi
Kalimat aku lalai di hari pagi merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandunh makna, yaitu : penyair melalikan atau tidak memanfaatkan dengan baik
hari pagi yang dimilikinya pada masa muda.
f. Beta Lengah dimasa Muda
Kalimat beta lengah dimasa muda merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandung makna didalamnya, yaitu : penyair lengah pada masa mudanya.
g. Kini Hidup Meracau Hati
Kalimat kini hidup meracau hati merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandung makna didalamnya, yaitu : saat ini, hati seorang penyair dalam keadaan
keracauan.
h. Miskin Ilmu Miskin Harta
Kalimat miskin ilmu miskin harta merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandung makna didalamnya, yaitu : penyair hanya mempunyai sedikit ilmu dan
sedikit harta.
i. Hanya Menambah Luka Sukma
Kalimat hanya manambah luka sukma merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandung makna didalamnya, yaitu : seorang penyair tidak ingin terlalu terlarut
didalam penyesalannya, karena penyesalannya pada saat dia sudah tua seperti saat ini
hanya akan menambah sakit didalam hatinya.
j. Atur Barisan di Hari Pagi
Kalimat atur barisan di hari pagi merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandung makna didalamnya, yaitu : manfaatkan masa mudamu dengan baik saat
masih muda.
k. Menuju kearah Padang Bakti
Kalimat menuju kearah padang bakti merupakan kata konkret, karena kalimat ini
mengandung makna didalamnya, yaitu : penyair dari puisi ini menyuruh orang yang
masih muda untuk memanfaatkan masa mudanya untuk mencari ilmu dan bekerja
keras untuk mencari material.
4. Bahasa Figuratif (Majas)
a. Majas Hiperbola
1. Pagiku Hilang Sudah Melayang
Baris pertama pada bait pertama puisi menyesal menggunakan majas
hiperbola, karena kalimat yang digunakan penyair seakan melebih-lebihkan, yaitu
: bagaimana bisa pagi seseorang hilang melayang.
2. Hari Mudaku Sudah Pergi
Baris kedua pada bait pertama puisi menyesal menggunakan majas
hiperbola, karena kalimat yang digunakan penyair dalam puisi ini seakan
melebih-lebihkan, yaitu : bagaimana caranya hari muda seseorang pergi.
3. Sekarang Petang Datang Membanyang
Baris ketiga pada bait pertama puisi menyesal manggunakan majas
hiperbola, karena penyair dalam memilih kata-kata dalam puisinya ini seakan
melebih-lebihkan, yaitu : bangaimana mungkin petang datang membayangi
seseorang.
4. Batang Usiaku Sudah Tinggi
Baris keempat pada bait pertama puisi menyesal menggunakan majas
hiperbola, karena penyair dalam menggunakan kata-kata dalam puisi cintaanya
seakan melebih-lebihkan keadaan, yaitu : bagaimana caraseseorang mengukur
tinggi rendahnya usia seseorang.
5. Kini hidup Meracau Hati
Baris ketiga pada bait kedua puisi menyesal menggunakan majas
hiperbola, karena penyair dari puisi menyesal ini seakan melebih-lebihkan
keadaan yang terjadi, yaitu : sesensara apapun manusia pasti perna mengalami
kebahagiaan, tapi kata kini hidup meracau hati didalam puisi menyesal ini,
seakan-akan hidupnya tidak perna mengalami kebahagiaan.
6. Hanya Menambah Luka Sukma
Baris ketiga pada bait ketiga puisi menyesal menggunakan majas
hiperbola, karena seorang penyair dalam puisi ini menggunakan kata-kata dalam
puisinya seakan melebih-lebihkan keadaan yang terjadi, yaitu : kalau seseorang
yang menyesal tidak mungkin sampai penyesalannya itu membuat luka dalam
sukmanya.
b. Sinekdot
Bait terakhir atau bait keempat baris pertama, puisi menyesal menggunakann
majas sinekdot, karena kata kepada yang muda kuharapkan. Penyair menggunakan
kata sebangian untuk semua orang yang masih muda.
c. Ironi
Bait keempat kalimat ketiga dari puisi menyesal karya Ali Hasjimi menggunakan
majas ironi, karena kata menuju kearah padang bakti merupakan perumpamaan
seseorang yang ingin lagimencari ilmu atau bahkan bekerja untuk mendapatkan
materi.
5. Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)
a. Rima
1. Ah, apa guna kusesalkan
Pada bait ketiga kalimat pertama masuk dalam jenis rima onomatope,
karena kata “Ah”, memberikan efek yang kuat terutama jika puisi tersebut
diolahkan (Dibaca secara keras).
2. Bentuk intern pola, bunyi
Pada puisi menyesal karya Ali Hasjmy menggunakan pola
a. ABAB
pada bait pertama selalu berakhiran “g, i, g, i”.
Contoh kata
1) Melayang berakhiran g
2) Pergi berakhiran i
3) Membayang berakhiran g
4) Tinggi berakhiran i
b. ABB
Pada bait ke tiga pada puisi menyesal karya Ali Hasjimi Menggunakan
Pola ABB, karena kalimat berakhiran dengan huruf “n, a, a”.
Contoh :
1) Kusesalkan berakhiran n
2) Berguna berakhiran a
3) Sukma berakhiran a
Begitu pula dengan bait keempat mengguanakan pola ABB, karena
kalimat berakhiran “n, i, i”.
Contoh :
1) Harapan berakhiran n
2) Pagi berakhiran i
3) Bakti berakhiran i
3. Pengulangan kata/ungkapan
Pada bait kedua kalimat keempat puisi menyesal karya Ali Hasjimy
mengalami pengulangan kata yaitu kata miskin.
Contoh :
“miskin ilmu miskin harta”.
b. Ritma
Pada puisi menyesal karya Ali Hasjimi mengalami pemenggalan baris-baris puisi
menjadi dua bagian (Dua frasa).
Contoh :
a. Pagiku hilang/sudah melanyang
b. Hari mudaku/sudah pergi
Dan seterusnya sampai bait keempat kalimat tiga.