Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

11
MENYESAL Karya : Ali Hasjimi Pagiku hilang sudah melang Hari mudahku sudah pergi Kini petang datang membanyang Batang usiaku sudah tinggi Aku lalai di hari pagi Beta lengah dimasa muda Kini hidup meracau hati Miskin ilmu miskin harta Ah, apa nguna kusesalkan Menyesal tua tiada berguna Hanya menambah luka sukma Kepada yang mudah kuharapkan Atur barisan di hari pagi Menuju padang bakti Analisis puisi

Transcript of Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

Page 1: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

MENYESAL

Karya : Ali Hasjimi

Pagiku hilang sudah melang

Hari mudahku sudah pergi

Kini petang datang membanyang

Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi

Beta lengah dimasa muda

Kini hidup meracau hati

Miskin ilmu miskin harta

Ah, apa nguna kusesalkan

Menyesal tua tiada berguna

Hanya menambah luka sukma

Kepada yang mudah kuharapkan

Atur barisan di hari pagi

Menuju padang bakti

Analisis puisi

1. Diksi (Pemilihan kata)

a. Pagiku Hilang Sudah Melanyang

Page 2: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

Pada bait pertama, kalimat pertama, seorang penyair dalam puisinya bersifat

obsolut dan tidak bisa diganti dengan kata lain, sekalipun maknanya tidak berbeda.

Bahkan sekaligus unsur bunyinya hampir sama dan maknanyasama.

b. Hari Mudaku Sudah pergi

Baris kedua pada bait pertama, penyair menyusun kata-kata dalam puisinya

bersifat absolute dan tidak bisa diganti dengan kata lain. Karena ketika dinganti akan

menghilangkan daya sugesti kata.

c. Sekarang Petang Datang Membanyang

Baris ke tiga pada bait pertama penyair memilih kata-kata dalam puisinya, bersifat

obsolut dan tidak bisa diganti atau ditukar kata-katanya. Jika perubahan kata

dilakukan akan membuat stuktur puisi menjadi berantakan.

d. Batang Usiaku Sudah Tinggi

Baris keempat pada bait pertama, penyair menyusun dan memilih kata-kata

didalam puisinya, bersifat obsolut dan tidak dapat diganti dengan kata lain. Dan jika

kata-kata yang terdapat dalam puisi diganti dengan kata-kata lain sekalipun itu bunyi

dan maknanya sama, akan menghilangkan puitis puisi tersebut.

e. Beta Lengah di Masa Muda

Alasan saya memilih kata “Beta lengah dimasa muda”, karena pembendarahan

kata diksi dalam memilih kata-kata, dilatar belakangi oleh faktor social budaya

penyair, yaitu : kemungkinan besar penyair berasal dari ambon kerena menggunakan

kata Beta dalam puisinya.

2. Pengimajian

a. Pagiku Hilang Sudah Melanyang

Kalimat pagiku hilang sudah melanyang merupakan pengimajian visual

(Penglihatan), kareba pegi penyair yang hilang melanyang dapat dilihat oleh mata.

b. Hari Mudaku Sudah Pergi

Kalimat hari mudaku sudah pergi merupakan pengimajian visual (Penglihatan),

karena hari muda pengarang yang pergi dapat dilihat oleh mata.

c. Sekarang Petang Datang Membanyang

Kalimat sekarang datang membanyang merupakan pengimajian visual

(Penglihatan), karena hari muda pengarang yang pergi dapat dilihat oleh mata.

Page 3: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

d. Batang Usiaku Sudah Tinggi

Kalimat batang usiaku sudah tinggi merupakan pengimajian visual (Penglihatan),

karena batang usia pengarang yang sudah tinggi atau usia seorang penyair yang

menjadi objek dalam puisi sudah tua, dapat dilihat oleh mata.

e. Aku Lali di Hari Pagi

Kalimat aku lalai di hari pagi merupakan pengimajian visual dan taktil. Dikatakan

menggunakan pengimajian visual (Penglihatan), karena kelalaian seorang penyair

puisi yang menjadi objek dalam puisi dapat dilihat, bahwa memang dia tidak

memanfaatkan masa mudanya dengan baik. Sedangkan dikatakan pengimajian taktil

(Perasaan), karena kelalaian yang dilakukan penyair pada masa mudanya, dapat

dirasakan oleh penyair itu sendiri.

f. Beta Lengah dimasa Muda

Kalimat beta lengah dimasa muda dalam puisi menyesal, masuk dalam

pengimajian visual dan taktil (Penglihatan dan perasaan), dikatakan pengimajian

visual, karena penyair yang menjadi objek dalam puisi meyesal, ketika melalaikan

atau tidak mempergunakan masa mudanya itu, dia dilihat oleh orang, bahwa dia

memang melalaikan masa mudanya, sedangkan dikatakan pengmajian taktil, karena

seorang pengarang yang menjadi objek dalam puisi merasakan tidak memanfaatkan

masa mudanya dengan baik, yang membuatnya menyesal.

g. Kini Hidup Meracau Hati

Kalimat kini hidup meracau hati meruapakan pengimajian taktil (Perasaan),

karena keracauan hati yang dialami seorang penyair yang menjadi objek dalam puisi,

dapat dirasakan oleh penyair itu sendiri.

h. Miskin Ilmu Miskin Harta

Kalimat miskin ilmu miskin harta merupakan pengimajian visual

(Penglihatan)dan taktil (Perasaan), karena miskin ilmu dan miskin harta yang dialami

seorang penyair, dapat dilihat oleh orang lain dan dapat dirasakan oleh penyair itu

sendiri.

i. Hanya Menambah luka Sukma

Kalimat hanya menambah luka sukma merupakan pengimajian taktil (Perasaan),

karena luka sukma dapat dirasakan oleh penyair.

Page 4: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

j. Atur Barisan di Hari Pagi

Kalimat atur barisan di hari pagi merupakan pengimajian visual (Penglihatan),

Karena, orang-orang mengatur barisan dihari pagi dapat dilihat oleh indra pengliatan.

k. Menuju kearah Padang Bakti

Kalimat menuju kearah padang bakti merupakan pengimajian visual

(Penglihatan0, karena orang menuju kearah padang bakti atau orang yang pergi kerja,

dapat dilihat oleh indra penglihatan.

3. Kata Konkret

a. Pagiku Hilang Sudah Melayang

Kalimat pagiku hilang sudah melayang merupakan kata konkret, karena kalimat

tersebut mengandung makna, yaitu : tidak ada lagi kesempatan untuk memanfaatkan

masa mudanya karena dia saat ini sudah tua.

b. Hari Mudaku Sudah Melayang

Kalimat pagiku hilang sudah melayang merupakan kata konkret, karena kalimat

ini mengandung makna, yaitu : masa muda seorang penyair sekalingus objek dalam

puisi ini sudah berlalu meninggalkannya.

c. Sekarang Petang Datang Membayang

Kalimat sekarang petang datang membayang merupakan kata konkret, karena

kalimat ini mengandung makna, yaitu : penyesalan seorang penyair akan sifatnya

yang melalaikan masa mudanya.

d. Batang Usiaku Sudah Tinggi

Kalimat batang usiaku sudah tinggi merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandung makna, yaitu : sekarang seorang penyair sudah tua.

e. Aku lalai di hari Pagi

Kalimat aku lalai di hari pagi merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandunh makna, yaitu : penyair melalikan atau tidak memanfaatkan dengan baik

hari pagi yang dimilikinya pada masa muda.

f. Beta Lengah dimasa Muda

Kalimat beta lengah dimasa muda merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandung makna didalamnya, yaitu : penyair lengah pada masa mudanya.

Page 5: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

g. Kini Hidup Meracau Hati

Kalimat kini hidup meracau hati merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandung makna didalamnya, yaitu : saat ini, hati seorang penyair dalam keadaan

keracauan.

h. Miskin Ilmu Miskin Harta

Kalimat miskin ilmu miskin harta merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandung makna didalamnya, yaitu : penyair hanya mempunyai sedikit ilmu dan

sedikit harta.

i. Hanya Menambah Luka Sukma

Kalimat hanya manambah luka sukma merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandung makna didalamnya, yaitu : seorang penyair tidak ingin terlalu terlarut

didalam penyesalannya, karena penyesalannya pada saat dia sudah tua seperti saat ini

hanya akan menambah sakit didalam hatinya.

j. Atur Barisan di Hari Pagi

Kalimat atur barisan di hari pagi merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandung makna didalamnya, yaitu : manfaatkan masa mudamu dengan baik saat

masih muda.

k. Menuju kearah Padang Bakti

Kalimat menuju kearah padang bakti merupakan kata konkret, karena kalimat ini

mengandung makna didalamnya, yaitu : penyair dari puisi ini menyuruh orang yang

masih muda untuk memanfaatkan masa mudanya untuk mencari ilmu dan bekerja

keras untuk mencari material.

4. Bahasa Figuratif (Majas)

a. Majas Hiperbola

1. Pagiku Hilang Sudah Melayang

Baris pertama pada bait pertama puisi menyesal menggunakan majas

hiperbola, karena kalimat yang digunakan penyair seakan melebih-lebihkan, yaitu

: bagaimana bisa pagi seseorang hilang melayang.

2. Hari Mudaku Sudah Pergi

Page 6: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

Baris kedua pada bait pertama puisi menyesal menggunakan majas

hiperbola, karena kalimat yang digunakan penyair dalam puisi ini seakan

melebih-lebihkan, yaitu : bagaimana caranya hari muda seseorang pergi.

3. Sekarang Petang Datang Membanyang

Baris ketiga pada bait pertama puisi menyesal manggunakan majas

hiperbola, karena penyair dalam memilih kata-kata dalam puisinya ini seakan

melebih-lebihkan, yaitu : bangaimana mungkin petang datang membayangi

seseorang.

4. Batang Usiaku Sudah Tinggi

Baris keempat pada bait pertama puisi menyesal menggunakan majas

hiperbola, karena penyair dalam menggunakan kata-kata dalam puisi cintaanya

seakan melebih-lebihkan keadaan, yaitu : bagaimana caraseseorang mengukur

tinggi rendahnya usia seseorang.

5. Kini hidup Meracau Hati

Baris ketiga pada bait kedua puisi menyesal menggunakan majas

hiperbola, karena penyair dari puisi menyesal ini seakan melebih-lebihkan

keadaan yang terjadi, yaitu : sesensara apapun manusia pasti perna mengalami

kebahagiaan, tapi kata kini hidup meracau hati didalam puisi menyesal ini,

seakan-akan hidupnya tidak perna mengalami kebahagiaan.

6. Hanya Menambah Luka Sukma

Baris ketiga pada bait ketiga puisi menyesal menggunakan majas

hiperbola, karena seorang penyair dalam puisi ini menggunakan kata-kata dalam

puisinya seakan melebih-lebihkan keadaan yang terjadi, yaitu : kalau seseorang

yang menyesal tidak mungkin sampai penyesalannya itu membuat luka dalam

sukmanya.

b. Sinekdot

Bait terakhir atau bait keempat baris pertama, puisi menyesal menggunakann

majas sinekdot, karena kata kepada yang muda kuharapkan. Penyair menggunakan

kata sebangian untuk semua orang yang masih muda.

c. Ironi

Page 7: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

Bait keempat kalimat ketiga dari puisi menyesal karya Ali Hasjimi menggunakan

majas ironi, karena kata menuju kearah padang bakti merupakan perumpamaan

seseorang yang ingin lagimencari ilmu atau bahkan bekerja untuk mendapatkan

materi.

5. Versifikasi (Rima, Ritma, dan Metrum)

a. Rima

1. Ah, apa guna kusesalkan

Pada bait ketiga kalimat pertama masuk dalam jenis rima onomatope,

karena kata “Ah”, memberikan efek yang kuat terutama jika puisi tersebut

diolahkan (Dibaca secara keras).

2. Bentuk intern pola, bunyi

Pada puisi menyesal karya Ali Hasjmy menggunakan pola

a. ABAB

pada bait pertama selalu berakhiran “g, i, g, i”.

Contoh kata

1) Melayang berakhiran g

2) Pergi berakhiran i

3) Membayang berakhiran g

4) Tinggi berakhiran i

b. ABB

Pada bait ke tiga pada puisi menyesal karya Ali Hasjimi Menggunakan

Pola ABB, karena kalimat berakhiran dengan huruf “n, a, a”.

Contoh :

1) Kusesalkan berakhiran n

2) Berguna berakhiran a

3) Sukma berakhiran a

Begitu pula dengan bait keempat mengguanakan pola ABB, karena

kalimat berakhiran “n, i, i”.

Contoh :

Page 8: Analisis Intrinsik Puisi "Menyesal"

1) Harapan berakhiran n

2) Pagi berakhiran i

3) Bakti berakhiran i

3. Pengulangan kata/ungkapan

Pada bait kedua kalimat keempat puisi menyesal karya Ali Hasjimy

mengalami pengulangan kata yaitu kata miskin.

Contoh :

“miskin ilmu miskin harta”.

b. Ritma

Pada puisi menyesal karya Ali Hasjimi mengalami pemenggalan baris-baris puisi

menjadi dua bagian (Dua frasa).

Contoh :

a. Pagiku hilang/sudah melanyang

b. Hari mudaku/sudah pergi

Dan seterusnya sampai bait keempat kalimat tiga.