ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan...

101
ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN HOTSPOT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika Disusun oleh Antonius Windy Purwanto 105314076 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan...

Page 1: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING

PADA JARINGAN HOTSPOT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Disusun oleh

Antonius Windy Purwanto

105314076

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

ANALYSIS OF INTERNAL WIRELESS ROAMING

ON HOTSPOT NETWORK

THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the Sarjana Komputer Degree

In Informatics Engineering

By:

Antonius Windy Purwanto

105314076

INFORMATION ENGINEERING STUDY PROGRAM

DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada :

Tuhan Yesus, terimakasih sudah dipercayakan untuk

menyelesaikan semuanya.

Keluarga tercinta, bapak, ibuk, dan kakak-kakak ku.

Terimakasih atas dukungan dan doanya.

Teman-teman Teknik Informatika 2010 yang tidak dapat

disebut satu per satu. Terimakasih untuk semua dukungan dan

semangatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

vi

ABSTRAK

Saat ini jaringan hotspot di Universitas Sanata Dharma belum menerapkan

sistem Wireless Roaming, sehingga menyebabkan client kurang efektif saat

menggunakan fasilitas hotspot saat berpindah-pindah lokasi. Selain itu SSID

(Service Set Identifier) yang berbeda-beda di setiap access point menyebabkan

mobilitas serta reliabilitas dari jaringan hotspot tersebut berkurang.

Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar

jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah lokasi dan mudah dalam

proses instalasi serta dapat mengintegrasikan semua access point menjadi satu

kesatuan jaringan wireless. Sistem wireless roaming juga meningkatkan mobilitas

dan reliabilitas dari jaringan hotspot tersebut.

Hasil akhir yang diperoleh adalah dengan menerapkan topologi ESS yang

memakai internal wireless roaming, jaringan hotspot yang dibangun memiliki

mobilitas serta reliability yang lebih baik dibandingkan dengan jaringan hotspot

yang menggunakan topologi BSS. Ketika client berjalan menjauhi salah satu AP

dan client mendekati AP lainnya maka client akan berpindah koneksi ke AP

terdekat tanpa harus konfigurasi ulang.

Kata Kunci : SSID, Hotspot, Internal Wireless Roaming, ESS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

vii

ABSTRACT

This time, hotspot that apply on Sanata Dharma University has not been

implemented by Wireless Roaming system. This cause the client ineffective when

using the hotspot facility while roam to another spot. The difference of each SSID’s

access point reduce the mobility and reliability of hotspot network.

Depend on that reason, then the writer builds Wireless Roaming system, in

order to enlarge the signal, strong still when client roam to another spot, ease

installation and integrate many access point into unity on the wireless network.

Wireless roaming system increases mobility and reliability from the hotspot

network.

The result taken is applying ESS topology with internal wireless roaming,

the hotspot network that built has better mobility and reliability than hotspot

network with BSS topology. When client roam away from an AP and client roam

closer to another AP then client will change connection to nearest AP without

reconfigure the device.

Keywords : SSID, Hotspot, Internal Wireless Roaming, ESS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu mata kuliah wajib dan

merupakan syarat akademik pada jurusan Teknik Informatikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu penulis baik selama penelitian maupun saat

pengerjaan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan di antaranya kepada

:

1. Bapak Henricus Agung Hernawan, S.T., M.Kom., sebagai Dosen

Pembimbing Tugas Akhir.

2. Orang tua, Antonius Mujiman Purnomo dan Cicilia Wartini atas

dukungan moral, spiritual dan finansial dalam penyusunan skripsi.

3. Seluruh teman-teman Teknik Informatika 2010, terutama Queen

Aurellia Zetta Theodora atas masukan dan dukungan serta doanya.

4. Seluruh teman-teman Perjuangan Skripsi, terutama Ngesti Margo

Nugroho yang telah membantu menyiapkan alat pengujian dan

menemani proses pengambilan data, Yonathan Chris Purwanto yang

sudah membantu penulis dalam mendesain gambar, Mas Bion, Mas

Yoshi, Mas Gunung, Mbak Nisa, Putu Angga Yudha Dinata, Benediktus

Theo Yulian, Krisma Argyanta, Florencia Paramitha, Kristopel,

Anugrah Novanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. i

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

Daftar Gambar ................................................................................................... xiii

Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv

Daftar Grafik ...................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3

1.4. Batasan Masalah...................................................................................... 4

1.5. Metodologi Penelitian ............................................................................. 5

1.5.1. Studi Literatur ..................................................................................... 5

1.5.2. Diagram Alir Perancangan Sistem ...................................................... 5

1.5.3. Perancangan Sistem ............................................................................ 5

1.5.4. Pemilihan Hardware dan Software...................................................... 6

1.5.5. Konfigurasi Alat Pengujian ................................................................. 6

1.5.6. Pengujian ............................................................................................. 6

1.5.7. Analisa................................................................................................. 6

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 9

2.1. Wireless LAN.......................................................................................... 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

xi

2.2. Topologi Jaringan Wireless................................................................... 10

2.2.1. Independent Basic Service Set (IBSS) .............................................. 10

2.2.2. Basic Service Set (BSS) .................................................................... 11

2.2.3. Extended Service Set (ESS) .............................................................. 12

2.3. Internal Wireless Roaming .................................................................... 13

2.4. Hotspot .................................................................................................. 14

2.5. Access Point .......................................................................................... 15

2.5.1. Mode Root ......................................................................................... 15

2.5.2. Mode Repeater .................................................................................. 16

2.5.3. Mode Bridge ..................................................................................... 17

2.6. TCP/IP ................................................................................................... 18

2.6.1. Transmission Control Protocol (TCP) .............................................. 18

2.6.2. IP ....................................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 24

3.1. Diagram Alir Perancangan Sistem ........................................................ 24

3.2. Spesifikasi Alat ..................................................................................... 25

3.2.1. Spesifikasi Hardware ........................................................................ 25

3.2.1.1. RB951Ui-2HnD ........................................................................ 25

3.2.1.2. TP-Link WR740N ..................................................................... 26

3.2.2. Spesifikasi Software .......................................................................... 28

3.2.2.1. Inssider ...................................................................................... 28

3.2.2.2. Bandwidth Monitor ................................................................... 28

3.2.2.3. Commview for wifi ................................................................... 29

3.2.2.4. Wireshark .................................................................................. 31

3.2.2.5. Winbox ...................................................................................... 32

3.2.2.6. Iperf ........................................................................................... 33

3.3. Menentukan Topologi ........................................................................... 35

3.3.1. Penjelasan Topologi ...................................................................... 36

3.3.1.1. Server .................................................................................... 36

3.3.1.2. Router .................................................................................... 36

3.3.1.3. Access Point .......................................................................... 36

3.3.1.4. Mobile Station / Client .......................................................... 36

3.3.2. Skenario Pengujian........................................................................ 37

3.3.2.1. Skenario Pengujian 1 Area AP1 ........................................... 38

3.3.2.2. Skenario Pengujian 2 Area AP 1 ........................................... 39

3.3.2.3. Skenario Pengujian 3 Area AP2 ............................................ 41

3.3.2.4. Skenario Pengujian 4 Roaming ............................................. 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

xii

3.3.2.5. Skenario Pengujian 5 Roaming ............................................. 44

3.3.2.6. Skenario Pengujian 6 menjauhi AP1 .................................... 45

3.3.2.7. Skenario Pengujian 7 Reliability ........................................... 47

BAB IV ANALISA DAN PENGAMBILAN DATA ....................................... 48

4.1. Konfigurasi Alat Pengujian ................................................................... 48

4.1.1. Konfigurasi Access Point .................................................................. 49

4.1.2. Konfigurasi Server Mikrotik ............................................................. 54

4.2. Analisa Proses Roaming ....................................................................... 56

4.2.1. Proses Roaming Client ke AP ........................................................... 56

4.2.2. Proses Roaming menggunakan wireless N 150 USB Adapter ......... 61

4.3. Analisa dan Grafik ................................................................................ 63

4.3.1. Analisa dan grafik Skenario Pengujian 1, 2 , 3 dan 4. ...................... 63

4.3.2. Analisa dan grafik skenario 6 menjauhi AP1 .................................... 67

4.3.3. Analisa dan grafik skenario 4 dan 5 .................................................. 69

4.4. Analisa Relability ................................................................................. 72

4.5. Analisa Latency ..................................................................................... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 78

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 78

5.2. Saran ...................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 79

LAMPIRAN ......................................................................................................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

xiii

Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Contoh Sederhana Jaringan WLAN [3] ........................................... 10

Gambar 2. 2. Topologi Jaringan IBSS[7].............................................................. 11

Gambar 2. 3. Gambar Topologi BSS [5]............................................................... 12

Gambar 2. 4. Jaringan ESS yang terdiri dari beberapa Jaringan BSS [8] ............. 13

Gambar 2. 5. Wireless Roaming [9] ..................................................................... 14

Gambar 2. 6. Access Point berperan sebagai root [6] ........................................... 16

Gambar 2. 7. Access Point berperan sebagai repeater [6]..................................... 16

Gambar 2. 8. Access Point berperan sebagai bridge [6] ....................................... 17

Gambar 2. 9 Lapisan Protokol TCP/IP[26] ........................................................... 18

Gambar 2. 10 Congestion Control ........................................................................ 22

Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan Sistem ................................................... 24

Gambar 3. 2 Inssider ............................................................................................. 28

Gambar 3. 3 Bandwidth Monitor[21].................................................................... 29

Gambar 3. 4 Commview for wifi .......................................................................... 31

Gambar 3. 5 Wireshark ......................................................................................... 32

Gambar 3. 6 Winbox ............................................................................................. 33

Gambar 3. 7 Iperf .................................................................................................. 34

Gambar 3. 8 Topologi ........................................................................................... 35

Gambar 3. 9 Skenario Pengujian 1 Area AP 1 ...................................................... 38

Gambar 3. 10 Skenario Pengujian 2 Area AP 1 .................................................... 39

Gambar 3. 11 Skenario Pengujian 3 Area AP 2 .................................................... 41

Gambar 3. 12 Skenario Pengujian 4 pada Saat Roaming...................................... 42

Gambar 3. 13 Skenario Pengujian 5 pada Saat Roaming...................................... 44

Gambar 3. 14 Skenario Pengujian 6 Menjauh dari AP 1 ...................................... 45

Gambar 3. 15 Skenario Pengujian Reliability ....................................................... 47

Gambar 4. 1 Tampilan Awal Firmware DD-WRT ............................................... 48

Gambar 4. 2 Konfigurasi IP Address AP 1 ........................................................... 49

Gambar 4. 3 Konfigurasi IP Address AP 2 ........................................................... 50

Gambar 4. 4 DHCP Forwarder ............................................................................. 51

Gambar 4. 5 Konfigurasi SSID pada Access Point 1 ............................................ 51

Gambar 4. 6 Konfigurasi SSID pada Access Point 2 ............................................ 52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

xiv

Gambar 4. 7 Konfigurasi Security untuk Setiap Access point .............................. 53

Gambar 4. 8 Proses Roaming Client ke AP .......................................................... 56

Gambar 4. 9 Data 802.11 radio information ......................................................... 57

Gambar 4. 10 Probe Request ................................................................................. 57

Gambar 4. 11 Probe Request ................................................................................. 57

Gambar 4. 12 Capture Wireshark Proses Roaming .............................................. 59

Gambar 4. 13 Capture Paket Wireshark menggunakan D-Link ........................... 61

Gambar 4. 14 Capture Paket Wireshark menggunakan D-Link ........................... 62

Gambar 4. 15 Throughput Roaming ..................................................................... 65

Gambar 4. 16 Throughput pada AP1 .................................................................... 68

Gambar 4. 17 Throughput Menjauh AP1 .............................................................. 68

Gambar 4. 18 Throughput 3 kali Roaming ........................................................... 70

Gambar 4. 19 Throughput 1 Kali Roaming .......................................................... 71

Gambar 4. 20 RTO pada saat roaming .................................................................. 72

Gambar 4. 21 Ping Tester...................................................................................... 74

Gambar 4. 22 Perhitungan Latency ....................................................................... 75

Gambar 4. 23 Download dalam jangkauan AP1 ................................................... 76

Gambar 4. 24 Download dalam jangkauan AP2 ................................................... 77

Daftar Tabel

Tabel 3. 1 Spesifikasi RB951Ui-2HnD[24] .......................................................... 26

Tabel 3. 2 Spesifikasi TP-Link WR740N[25]....................................................... 27

Tabel 3. 3 Percobaan 1 di Area AP1 ..................................................................... 38

Tabel 3. 4 Percobaan 1 di Area AP1 ..................................................................... 40

Tabel 3. 5 Percobaan di Area AP2 ........................................................................ 41

Tabel 3. 6 Percobaan pada Saat Roaming ............................................................. 43

Tabel 3. 7 Percobaan pada Saat Roaming ............................................................. 44

Tabel 3. 8 Percobaan 6 di Area AP1 ..................................................................... 46

Daftar Grafik

Grafik 4. 1 Roaming Throughput .......................................................................... 66

Grafik 4. 2 Throughput pada AP1 ......................................................................... 67

Grafik 4. 3 Throughput Roaming .......................................................................... 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Maraknya penggunaan internet membuat masyarakat tidak bisa terlepas dari

internet. Itulah sebabnya di tempat-tempat seperti kampus atau lingkungan kos

sudah disediakan fasilitas hotspot. Hotspot sendiri adalah lokasi dimana user dapat

mengakses internet melalui mobile computer (seperti laptop atau PDA) tanpa

menggunakan koneksi kabel. [1]

Perancangan hotspot yang menggunakan topologi BSS (Basic Service Set)

menyebabkan client kurang efektif saat menggunakan fasilitas hotspot saat

berpindah-pindah lokasi. Masalah yang muncul adalah user harus melakukan

konfigurasi ulang jika berpindah dari satu access point atau AP ke AP yang lain.

Hal ini menyebabkan mobilitas serta reability dari jaringan hotspot tersebut

berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut maka pada penelitian ini dirancang suatu

sistem internal wireless roaming. Sehingga ketika user berpindah-pindah, user

tidak melakukan konfigurasi ulang. [1]

Saat ini jaringan hotspot di Universitas Sanata Dharma belum menerapkan

sistem Wireless Roaming, sehingga menyebabkan client kurang efektif saat

menggunakan fasilitas hotspot saat berpindah-pindah lokasi. Selain itu SSID

(Service Set Identifier) dan DHCP (Dynamic Host Control Protocol) yang berbeda-

beda di setiap access point menyebabkan mobilitas serta reliabilitas dari jaringan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

2

hotspot tersebut berkurang. Untuk mengatasi hal tersebut maka diterapkan sistem

Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah lokasi

dan mudah dalam proses instalasi serta dapat mengintegrasikan semua access point

menjadi satu kesatuan jaringan wireless. Sistem wireless roaming juga

meningkatkan mobilitas dan reliabilitas dari jaringan hotspot tersebut.

Untuk membangun sebuah jaringan hotspot yang menggunakan sistem

Wireless Roaming diperlukan pemberian nama SSID yang sama pada tiap-tiap

access point dan untuk mendukung fasilitas IP otomatis agar menghindari

terjadinya segmentasi IP dan memudahkan dalam pendistribusian IP, dilakukan

pembuatan DHCP server pada server hotspot. Pada access point diatur menjadi

DHCP forwarder yang berfungsi dimana access point tidak membagi IP secara

DHCP tetapi access point hanya bekerja meneruskan DHCP yang dibagikan dari

server hotspot. [2]

Penelitain yang dilakukan sekarang adalah menganalisis internal wireless

roaming pada jaringan hotspot. Penelitian ini menggunakan satu jaringan dimana

penelitian ini berfokus pada analisis menggunakan sistem internal wireless roaming

dengan menggunakan parameter throughput dan reliability pada saat handover.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

3

1.2. Rumusan Masalah

1. Analisis sistem jaringan hotspot yang menggunakan sistem internal

wireless roaming dengan menggunkan parameter throughput dan reliability

dari jaringan tersebut pada saat handover.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian pengembangan sistem

internal wireless roaming ini adalah :

1. Merancang, membangun, dan menganlisis sebuah jaringan hotspot

menggunakan sistem internal wireless roaming.

2. Mengintegerasikan access point dengan menggunakan sistem internal

wireless roaming untuk mempermudah client dalam menggunakan internet

dan menghindari terjadinya segmentasi IP dan mengotomatisasi

pengalokasian alamat IP tanpa harus melakukan konfigurasi ulang.

3. Mengetahui throughput dan reliability saat handover.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

4

1.4. Batasan Masalah

1. Perancangan dan konfigurasi, serta analisis sistem internal wireless

roaming yang dilakukan pada jaringan hotspot menggunakan parameter

throughput dan reliability.

2. Perangkat yang digunakan adalah dua buah WLAN indoor (access point

TL-WR740N).

3. Perangkat yang digunakan adalah satu Router Broad (RB)951Ui-2HnD

sebagai server DHCP.

4. Jarak antar access point adalah 25 meter.

5. Pengujian dilakukan dengan protokol TCP

6. Pengujian dilakukan dengan 1 client.

7. Melakukan handover dengan kecepatan jalan kaki.

8. Pengujian pada skenario 1 dilakukan pada area tanpa interferensi.

9. Pengujian pada skenario 2, 3, 4, 5, dan 6 dilakukan pada area interferensi.

10. Pengujian pada skenario 1,2,3 dan 6 selama 60 detik serta menggunakan

windows size sebesar 100mb.

11. Pengujian pada skenario 4 selama 120 detik serta menggunakan windows

size sebesar 100mb dan melakukan roaming sebanyak 3 kali.

12. Pengujian pada skenario 5 menggunakan windows size sebesar 100mb dan

melakukan roaming sebanyak 1 kali. Penjelasan dari 1 kali roaming adalah

client berada pada AP1 selama 35 detik dalam keadaan statis/diam,

kemudian client roaming dengan waktu 50 detik mendekati AP2,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

5

kemudian client berada pada AP2 dalam keadaan ststis/diam selama 35

detik, total waktu yang dibutuhkan adalah selama 120 detik.

1.5. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai

berikut :

1.5.1. Studi Literatur

a. Teori Wireless LAN

b. Teori Topologi Jaringan Wireless

c. Teori Internal Wireless Roaming

d. Teori Hotspot

e. Teori Access Point

f. Teori TCP/IP

1.5.2. Diagram Alir Perancangan Sistem

Pada tahap ini ditulis penggambaran logika perancangan sistem melalui

diagram alir berdasarkan studi literatur yang ada. Diagram alir desain pengujian

meliputi perancangan topologi jaringan nirkabel hingga tahap pengujian internal

wireless roaming.

1.5.3. Perancangan Sistem

Pada tahap ini penulis melakukan perancangan sistem yang akan dibuat

berdasarkan studi literatur dan diagram alir perancangan system. Perancangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

6

sistem meliputi perancangan skenario pengujian, implementasi skenario

pengujian.

1.5.4. Pemilihan Hardware dan Software

Pada tahap ini, dilakukan pemilihan hardware dan software yang

dibutuhkan untuk membangun jaringan nirkabel komputer sesuai skenario

pengujian.

1.5.5. Konfigurasi Alat Pengujian

Penulis melakukan konfigurasi alat pengujian pada TP-Link WR740N yang

berfungsi sebagai access point. Kemudian penulis melakukan konfigurasi pada

mikrotik RB951Ui-2HnD yang berfungsi sebagai server hotspot.

1.5.6. Pengujian

Dalam tahap pengujian ini, penulis melakukan pengujian berdasarkan 7

skenario yang telah penulis buat.

1.5.7. Analisa

Dalam tahap analisa, dihasilkan output pengambilan data yang didapatkan

dari tahap-tahap pengujian. Sehingga data-data yang didapatkan dari pengujian

throughput dan reliability dapat dianalisa sesuai parameter pengujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

7

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam lima bab dengan

sitematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini dijelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah

yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung

penulisan tugas akhir ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini dijelaskan tentang diagram alir perancangan sistem,

spesifikasi alat, skenario pengujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

8

BAB IV ANALISA DAN PENGAMBILAN DATA

Pada bab ini berisi evaluasi dari pelaksanaan uji coba

skenario yang dibuat.Hasil pengambilan data dikumpulkan

dan dianalisa.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk

pengembangan sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber

literatur yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Wireless LAN

Seiring dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan untuk mengakses

jaringan bergerak, muncul teknologi serta kebutuhan untuk mengakses jaringan

bergerak. Wireless Local Area Network (Wireless LAN/WLAN) di mana hubungan

antarteminal atau komputer seperti pengiriman dan penerimaan data dilakukan

melalui udara dengan menggunakan teknologi gelombang radio (RF). [4]

Wireless LAN disini dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem komunikasi data

fleksibel yang dapat digunakan untuk menggantikan atau menambah jaringan LAN

yang sudah ada untuk memberikan tambahan fungsi dengan konsep jaringan

komputer pada umumnya. Fungsi yang ditawarkan di sini dapat berupa konektivitas

yang andal sehubungan dengan mobilitas user. [4]

Dengan Wireless LAN memungkinakan para pengguna komputer terhubung

tanpa kabel (wirelessly) ke dalam jaringan. Suatu laptop atau PDA (Personal

Digital Assistant) yang dilengkapi dengan PCMCIA (Personal Computer Memory

Card Industri Association) dapat digunakan secara mobile mengelilingi sebuah

gedung tanpa perlu mencolokkan (plug in) kabel apa pun. [4]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

10

Gambar 2. 1 Contoh Sederhana Jaringan WLAN [3]

2.2. Topologi Jaringan Wireless

Terlepas dari tipe PHY (lapisan fisik) yang dipilih, IEEE 802.11 mendukung

tiga (3) topologi dasar untuk WLAN – Independent Basic Service Set (IBSS), Basic

Service Set (BSS), dan Extended Service Set (ESS).

2.2.1. Independent Basic Service Set (IBSS)

Independent Basic Service Set (IBSS) disebut pula jaringan wireless

yang menggunakan metode adhoc. Sebuah IBSS tidak memerlukan access

point atau device lain untuk mengakses ke sistem distribusi, tetapi hanya

melingkupi satu cell dan memiliki sebuah SSID. Client pada IBSS secara

bergantian bertanggung jawab mengirim beacon yang biasa dilakukan

access point. Pada IBSS, client membuat koneksi secara langsung ke client

lainnya, sehingga jaringan jenis demikian disebut jaringan peer to peer. [6]

Jadi IBSS terdiri dari beberapa mobile station (MS) yang berkomunikasi

secara langsung satu sama lain tanpa menggunakan access point atau

koneksi ke jaringan kabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

11

Gambar 2. 2. Topologi Jaringan IBSS[7]

Hal ini berguna untuk mempercepat dan mempermudah dalam

menyiapkan jaringan nirkabel di mana infrastruktur nirkabel tidak ada atau

tidak diperlukan untuk layanan, seperti kamar hotel, pusat konvensi, atau

bandara, atau di mana akses ke jaringan kabel dilarang (seperti untuk

konsultan di sebuah situs klien). Secara umum, implementasi IBSS

mencakup wilayah tebatas dan tidak terhubung ke jaringan yang lebih besar.

2.2.2. Basic Service Set (BSS)

Basic Service Set hanya terdiri atas satu access point dan satu atau

beberapa client. Sebuah Basic Service Set menggunakan mode infrastruktur,

yaitu sebuah mode yang membutuhkan sebuah access point dan semua

trafik melewati access point. Tidak ada transmisi langsung client to client

yang diizinkan. [6]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

12

Gambar 2. 3. Gambar Topologi BSS [5]

Setiap client harus menggunakan access point untuk berkomunikasi

dengan client lainnya atau dengan host yang terdapat pada jaringan kabel.

Jadi Komuikasi antara node A dan node B benar-benar mengalir dari node

A ke AP dan kemudian dari AP ke node B. [6]

2.2.3. Extended Service Set (ESS)

Sebuah Extended Service Set (ESS) didefinisikan sebagai dua atau

beberapa basic service set (BSS) yang dihubungkan dengan sebuah sistem

distribusi bersama. Sebuah Extended Service Set (ESS) harus memiliki

paling sedikit 2 access point. Semua paket harus melewati salah satu access

point yang tersedia. [6]

Meskipun DS Distribution System bisa dibentuk pada semua jenis

jaringan khususnya ethernet Local Area Network (LAN). Mobile Station

dapat melakukan roaming antara AP sehingga dapat mencakup kawasan

yang cukup luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

13

Gambar 2. 4. Jaringan ESS yang terdiri dari beberapa Jaringan

BSS [8]

2.3. Internal Wireless Roaming

Wireless roaming adalah keadaan dimana seorang klien dapat berpindah dari

satu access point ke access point yang lain dan masih dalam subnet yang sama

tanpa harus melakukan konfigurasi ulang. Mobile station (MS) menemukan AP

terbaik kemudian memutuskan kapan untuk berpindah ke AP yang lain dan

melakukan asosiasi dan otentikasi apapun yang diperlukan sesuai kamanan dan

kebijakan yang berlaku, semua proses tersebut membutuhkan waktu dalam

pemilihan AP terbaik.

Pemindaian dan pengambilan keputusan adalah bagian dari proses roaming

yang memungkinkan klien untuk menemukan AP baru pada saluran yang cocok

ketika pengguna berpindah tempat. Ketika ini terjadi, kllien harus mengasosiasikan

dengan AP baru. [8]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

14

Gambar 2. 5. Wireless Roaming [9]

Pada gambar 2.5. terlihat proses perpindahan dari satu AP ke AP yang lain

untuk menganbil service dari AP tersebut. Dalam jaringan wireless, roaming antara

dua jaringan terdiri dari internal roaming dan external roaming. Internal raoming

terjadi jika mobile station berpindah ke jaringan lain melalui satu AP ke AP yang

lain tetapi masih dalam satu ISP. Sedangkan external roaming terjadi jika mobile

station sudah berpindah antar ISP jaringan yang digunakan. [9]

2.4. Hotspot

Hotspot adalah sebuah wilayah terbatas yang dilayani oleh satu atau

sekumpulan access point standar 802.11a/b/g/n. Di mana pengguna (user) dapat

masuk ke dalam access point secara bebas dan mobile dengan menggunakan

perangkat sejenis notebook, laptop, pda. Biasanya hotspot dioperasikan di tempat

umum, seperti cafe, mall, dan kampus. Access point yang digunakan umumnya

tidak dimodifikasi antenanya, sehingga kemampuannya memang dibatasi hanya

untuk ruangan terbatas saja. [10]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

15

Wifi, kependekan dari wireless fidelity, adalah standar yang dibuat oleh

konsorium perusahaan produsen peranti WLAN; wireless ethernet communication

alliance untuk mempromosikan kompatibilitas standar wifi. [10]

2.5. Access Point

Sesuai namanya, access point bertindak sebagai penghubung agar client dapat

bergabung ke dalam sistem jaringan. Access point dapat menghubungkan client-

client wireless dengan jaringan kabel dan aceess point lainnya. [6] Dalam

implementasinya, kita dapat membentuk access point ke dalam 3 mode, yakni :

2.5.1. Mode Root

Mode digunakan ketika access point dihubungkan ke jaringan kabel

melalui interface Ethernet. Kebanyakan access point yang mendukung

mode root menjadikannya sebagai mode default. Selain dengan client

wireless, access point bermode root dapat pula berkomunikasi dengan

access point, bermode root lainnya. Kemudian, aceess point dapat saling

berkoordinasi dalam melakukan fungsi roaming. Dengan demikian,

wireless client masih dapat berkomunikasi melalui cell berbeda. [6]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

16

Gambar 2. 6. Access Point berperan sebagai root [6]

2.5.2. Mode Repeater

Di dalam mode repeater, access point mempunyai kemampuan

menyediakan sebuah jalur upstream wireless ke jaringan kabel seperti

gambar berikut.

Gambar 2. 7. Access Point berperan sebagai repeater [6]

Penggunaan access point dengan mode repeater tidak disarankan.

Mode demikian hanya digunakan jika benar-benar diperlukan karena antar-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

17

cell harus saling membentuk irisan minimum 50%. Akibatnya, konfigurasi

demikian mengurangi jangkauan access point terhadap client wireless. [6]

2.5.3. Mode Bridge

Pada mode bridge, access point bertindak seperti bridge wireless.

Device bridge wireless berfungsi menghubungkan dua atau beberapa

jaringan kabel secara wireless. [6]

Gambar 2. 8. Access Point berperan sebagai bridge [6]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

18

2.6. TCP/IP

TCP/IP adalah suatu protokol yang memungkinkan terjadinya komunikasi

antar komputer yang memiliki perbedaan karakteristik dari segi hardware ataupun

software. TCP/IP merupakan protokol yang paling sering digunakan dalam operasi

jaringan. TCP/IP terdiri dari dua protokol utama, yaitu Transmission Control

Protocol dan Internet Protocol[26].

2.6.1. Transmission Control Protocol (TCP)

TCP (Transmission Control Protocol) adalah protokol process-to-

process (program-to-program). TCP seperti halnya UDP, juga

menggunakan port number. Tidak seperti UDP, TCP termasuk dalam

protokol connection oriented, yang menciptakan koneksi virtual antara dua

Gambar 2. 9 Lapisan Protokol TCP/IP[26]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

19

TCP untuk mengirim data. TCP juga menggunakan mekanisme flow dan

error control di level transport[28].

Karateristik TCP

Meskipun software TCP selalu melihat segment yang di kirim

maupun diterima, tidak ada field yang berisi nomor segment di header

segment. Namun ada dua field yang disebut sequence number dan

acknowledgement number. Dua field tersebut merujuk pada byte number

dan bukan segment number. TCP memberi nomor pada setiap byte data yang

dikirim dalam sebuah koneksi. Penomoran tersebut bebas dilakukan pada

setiap arah. Ketika TCP menerima byte data dari proses, data tersebut akan

dimasukkan ke dalam sending buffer dan penomoran data dimulai.

Penomoran tidak harus dimulai dari 0. TCP membuat nomor secara acak

antara 0 sampai 232-1 untuk penomoran pertama pada byte data. Sebagai

contoh, jika nomor acak yang dipilih adalah 1057 dan total data yang

dikirim adalah 6000 byte, byte tersebut akan diberi nomor dari 1057 sampai

7056. Penomoran tersebut nantinya akan digunakan untuk flow dan error

control[28].

Setelah semua byte diberi nomor, TCP membuat sequence number

pada setiap segment yang dikirim. Sequence number pada setiap segment

adalah nomor dari byte pertama yang dibawa segment tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

20

Flow Control

Perbedaan TCP dengan UDP adalah pada TCP terdapat flow control.

Penerima (receiver) data akan mengontrol jumlah data yang akan dikirim

oleh pengirim. Hal ini dilakukan untuk mencegah penerima mengalami

kebanjiran data. Penomoran yang dilakukan TCP memungkinan TCP untuk

menggunakan flow control berorientasi byte[28].

Error Control

Untuk menyediakan layanan yang baik, TCP menggunakan

mekanisme error control. Error control terdiri dari sebuah segment sebagai

unit data untuk mendeteksi kesalahan. Error control merupakan byte-

oriented[28].

Congestion Control

Tidak seperti UDP, TCP memperhitungkan kongesi pada jaringan.

Jumlah data yang dikirim oleh pengirim tidak hanya dikendalikan oleh

penerima (flow control), tetapi juga ditetapkan oleh tingkat kongesi pada

jaringan[28].

Congestion Policy

Kebijakan umum TCP untuk menangani congestion didasarkan pada

tiga tahap : slow start, congestion avoidance, and congestion detection.

Slow Start: Algoritma ini didasarkan pada gagasan bahwa ukuran

kemacetan window (cwnd) dimulai dengan satu ukuran segmen maksimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

21

(MSS). MSS adalah ditentukan selama pembentukan koneksi dengan

menggunakan opsi dengan nama yang sama.

Congestion avoidance: Untuk menghindari kemacetan sebelum itu

terjadi, seseorang harus memperlambat pertumbuhan eksponensial ini. TCP

mendefinisikan algoritma lain disebut congestion avoidance. Bila ukuran

jendela kemacetan mencapai slow-start ambang batas, lambat-start fase

berhenti dan fase aditif dimulai. Dalam algoritma ini, setiap kali seluruh

window segmen diakui (satu putaran).

Congestion detection : Multiplicative turun ketika congestion terjadi

dan congestion window size must be decreased. Satu-satunya cara pengirim

dapat menebak kemacetan yang memiliki terjadi adalah dengan kebutuhan

untuk memancarkan kembali segmen.

Terjadinya Congestion control ketika :

-) Adanya time out, ini adalah alasan yang kuat terjadinya

congestion. Kemungkinan segment di drop pada jaringan tersebut, dan

tidak ada berita tentan segmen yang dikirim

-) If three ACKs are received, adalah kemungkinan yang rendah.

Segmen mungkin telah drop, tetapi beberapa segment telah tiba. Hal ini

disibut dengan fast transmission and fast recovery.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

22

Gambar 2. 10 Congestion Control

Sebagai contoh maksimum window size adalah 32 segment.

threshold dibuat 16 segment (setengah dari maksimum window size). Dalam

fase slow start, window size dimulai dari 1 dan bertambah dengan cepat

sampai mencapai threshold. setelah mencapai threshold, prosedur

congestion avoidance mengijinkan window size bertambah secara teratur

sampai sampai waktu habis atau maximum window size tercapai. Pada

gambar 2.10, time out terjadi ketika window size 20. Pada saat ini, prosedur

multiplicative decrease mengambil alih dan mengurangi threshold sampai

setengah dari window size sebelumnya. window size sebelumnya adalah 20

saat time out terjadi jadi threshold yang baru adalah 10.

TCP kembali ke slow start dan dimulai dengan window size

1, dan TCP akan melakukan prosedur congestion avoidance ketika

threshold yang baru tercapai. ketika window size 12 , 3 ACK terjadi.

Prosedur multiplicative decrease akan mengambil alih kembali. threshold

kemudian akan berubah menjadi 6 dan TCP akan mengalami fase additive

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

23

increase. TCP akan tetap pada fase ini sampai time out atau 3 ACK yang

lain terjadi.

2.6.2. IP

IP (Internet Protocol) merupakan metode yang digunakan untuk

mengirim data dari satu komputer ke komputer lain melintasi jaringan.

Setiap komputer (dikenal dengan host) memiliki paling tidak satu IP address

yang berguna untuk memperkenalkan dirinya ke komputer lain di

internet[26].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Diagram Alir Perancangan Sistem

Mulai

Menentukan

Sepesifikasi Alat

Menentukan

Topologi Jaringan

Konfigurasi Software

dan Alat Pengujian

Menghitung Throughput

Menghitung reliability

Berfungsi

Analisis Data

Selesai

Ya

Tidak

Gambar 3. 1 Diagram Alir Perancangan Sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

25

3.2. Spesifikasi Alat

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisis sistem jaringan hotspot yang

menggunakan sistem internal wireless roaming pada saat handover. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan perangkat sebagai berikut :

3.2.1. Spesifikasi Hardware

3.2.1.1. RB951Ui-2HnD

RB951Ui-2HnD digunakan sebagai server hotspot yang berfungsi

untuk menyebarkan alamat ip ke AP (access point). Spesifikasi RB951Ui-

2HnD adalah sebagai berikut[24]:

Details

Product code RB951Ui-2HnD

CPU nominal frequency 600 MHz

CPU core count 1

Size of RAM 128 MB

10/100 Ethernet ports 5

10/100/1000 Ethernet ports 0

MiniPCI slots 0

MiniPCI-e slots 0

Wireless chips model AR9344-DC3A

Wierless standarts 802.11b/g/n

Number if USB ports 1

Power Jack 1

802.3af support No

PoE in Yes

Voltage Monitor No

PCB temperature monitor No

CPU temperature monitor No

Dimensions 113x138x29mm

Operating System RouterOS

Operating temperature range -20C .. +50C

License level 4

Antenna gain DBI 2.5

Current Monitor No

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

26

CPU AR9344-DC3A

Max Power consumption Up to 7W

SFP ports 0

SFP+ ports 0

USB slot type USB type A

Number of chains 2

Serial ports None

Suggested price $59.95

Tabel 3. 1 Spesifikasi RB951Ui-2HnD[24]

3.2.1.2. TP-Link WR740N

TL-WR740N digunakan sebagai access point yang berfungsi untuk

menerima alamat ip dari server. Spesifikasi TL-WR740N adalah sebagai

berikut[25]:

HARDWARE FEATURE

Interface 4 10/100Mbps LAN Ports

1 10/100Mbps WAN Ports

Button

Quick Setup Security Button (WPS

Compatible)

Reset Button

Power On/Off Button

External Power

Supply 9VDC / 0.6A

Wireless Standards IEEE 802.1n*, IEEE 802.11g, IEEE 802.11b

Antenna 5dBi Fixed Omni Directional

Dimensions (W x D x

H) 6.9 x 4.6 x 1.3 in. (174 x 118 x 33 mm)

WIRELESS FEATURES

Frequency 2.4 – 2.4835 GHz

Signal Rate 11n: Up to 150Mbps (dynamic)

11g: Up to 54Mbps (dynamic)

11b: Up to 11Mbps (dynamic)

EIRP <20dBm (EIRP)

Reception Sensitivity 130M: -68dBm@10% PER

108M: -68dBm@10% PER

54M: -68dBm@10% PER

11M: -85dBm@10% PER

6M: -88dBm@10% PER

1M: -90dBm@10% PER

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

27

Wireless Functions Enable/Disable Wireless Radio, WDS Bridge,

WMM, Wireless Statistics

Wireless Security 64/128/152-bit WEP / WPA / WPA2,WPA-

PSK / WPA2-PSK

SOFTWARE FEATURE

WAN Type Dynamic IP/Static IP/PPPoE/PPTP(Dual

Access)/BigPound

DHCP Server, Client, DHCP Client List, Address

Reservation

Quality of Service WMM, Bandwitdth Control

Port Forwarding Virtual Server, Port Triggering, UPnP, DMZ

Dynamic DNS DynDns, Comexe, NO-IP

VPN Pass-Throgh PPTP, L2TP, IPSec (ESP Head)

Access Control Parental Control, Local Management Control,

Host List, Access Shcedule, Rule Management

Firewall Security

DoS, SPI Firewall

IP Address Filter/MAC Address Filter/Domain

Filter

IP and MAC Address Binding

Management

Access Control

Local Management

Remote Management

OTHERS

Certification CE, FCC, RoHS

Package Contents TL-WR740N

1 fixed omni directional antennas

Power supply unit

Resource CD

Quick Installation Guide

System Requirements Microsoft® Windows® 98SE, NT, 2000, XP,

Vista TM or Windows 7, MAC® OS,

NetWare®, UNIX® or Linux

Environment Operating Temperature: 0ºC~40ºC

(32ºF~104ºF)

Storage Temperature: -40ºC~70ºC (-

40ºF~158ºF)

Operating Humidity: 10%~90% non-

condensing

Storage Humidity: 5%~90% non-condensing

Warranty 2 years limited warranty. Advanced

replacement service is available

Tabel 3. 2 Spesifikasi TP-Link WR740N[25]

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

28

3.2.2. Spesifikasi Software

3.2.2.1. Inssider

Insider adalah software yang digunakan untuk memindai dan

mengcapture jaringan dengan parameter utama SSID dalam jangkauan

antena Wi-Fi pada laptop / komputer, melacak kekuatan sinyal dari waktu ke

waktu secara real time, dan melihat pengaturan keamanan mereka (apakah

dilindungi oleh password atau tidak)[20].

Gambar 3. 2 Inssider

3.2.2.2. Bandwidth Monitor

Bandwidth Monitor di install dan digunakan di komputer. Perangkat

lunak ini menampilkan real-time kecepatan download dan upload dalam

bentuk grafis dan numerik, pencatatan penggunaan bandwidth, dan

menyediakan pencatatan penggunaan bandwidth harian, laporan penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

29

bandwidth mingguan dan bulanan. Bandwidth monitor memonitor semua

koneksi jaringan pada komputer, seperti koneksi jaringan LAN, modem,

ISDN, DSL, ADSL, modem kabel, kartu Ethernet, wireless, VPN, dan

banyak lagi. Bandwidth monitor kompatibel dengan Windows 98, Windows

Me, Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows XP, Windows 2003,

Windows Vista, Windows 7, dan Windows 8[21].

Gambar 3. 3 Bandwidth Monitor[21]

3.2.2.3. Commview for wifi

CommView for WiFi merupakan aplikasi jaringan nirkabel yang baik

dan dapat memantau/meng-analyzer jaringan pada frekuensi 802.11 a/b/g/n.

Dibuat dengan fitur yang mudah dan lengkap, CommView for WiFi mampu

menggabungkan kinerja dan fleksibilitas[22].

Kegunaan dari aplikasi ini, yaitu :

Scan the air for WiFi stations and access points.

Capture 802.11a, 802.11b, 802.11g, and 802.11n WLAN traffic.

Specify WEP or WPA keys to decrypt encrypted packets.

View detailed per-node and per-channel statistics.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

30

View detailed IP connections statistics: IP addresses, ports,

sessions, etc.

Reconstruct TCP sessions.

Configure alarms that can notify you about important events, such

as suspicious packets, high bandwidth utilization, unknown

addresses, rogue access points, etc.

View protocol "pie" charts.

Monitor bandwidth utilization.

Browse captured and decoded packets in real time.

Search for strings or hex data in captured packet contents.

Log individual or all packets to files.

Load and view capture files offline.

Import and export packets in Sniffer®, EtherPeek™, AiroPeek™,

Observer®, NetMon, Tcpdump, hex, and text formats.

Export any IP address to SmartWhois for quick, easy IP lookup.

CommView for WiFi dapat berjalan di :

Pentium III atau lebih tinggi.

Windows 2000/XP/2003/Vista/2008/7 (both 32- or 64-bit editions)

256 MB RAM

10 MB of free disk space.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

31

Gambar 3. 4 Commview for wifi

3.2.2.4. Wireshark

Wireshark merupakan salah satu dari sekian banyak tool Network

Analyzer yang banyak digunakan oleh Network administrator untuk

menganalisa kinerja jaringannya terrmasuk protokol didalamnya. Wireshark

banyak disukai karena interfacenya yang menggunakan Graphical User

Interface (GUI) atau tampilan grafis.

Wireshark mampu menangkap paket-paket data atau informasi yang

melintas dalam jaringan. Semua jenis paket informasi dalam berbagai format

protokol pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Wireshark mampu

menangkap paket-paket data atau informasi yang berjalan dalam jaringan

yang terlihat dan semua jenis informasi ini dapat dengan mudah dianalisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

32

yaitu dengan memakai sniffing , dengan sniffing diperoleh informasi penting

seperti password email account lain.

Wireshark merupakan software untuk melakukan analisa lalu-lintas

jaringan komputer, yang memiliki fungsi-fungsi yang amat berguna bagi

professional jaringan, administrator jaringan, peneliti, hingga pengembang

piranti lunak jaringan[23].

Gambar 3. 5 Wireshark

3.2.2.5. Winbox

Winbox adalah software untuk melakukan remote GUI ke Router

Mikrotik melalui operating system windows. Semua fungsi antarmuka

Winbox dibuat sedekat mungkin dengan fungsi Console: semua fungsi

Winbox persis dalam hierarki yang sama di Terminal Konsol dan sebaliknya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

33

(kecuali fungsi-fungsi yang tidak diimplementasikan dalam

Winbox). Seperti perubahan alamat MAC pada sebuah interface.

Gambar 3. 6 Winbox

3.2.2.6. Iperf

Iperf dikembangkan oleh National Laboratory for Advanced

Network Research (NLANR) sebagai alternatif modern untuk mengukur

bandwidth TCP dan kinerja UDP. Iperf memungkinkan tuning berbagai

parameter dan karakteristik UDP. Iperf melaporkan hasil bandwidth, delay

jitter dan loss datagram disetiap hasil pengukurannya[19]. Berikut ini adalah

gambar dari iperf.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

34

Gambar 3. 7 Iperf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

35

3.3. Menentukan Topologi

Topologi jaringan yang dibangun disesuaikan dengan konsep internal

wireless roaming dengan arsitektur tipe External Service Set (ESS). Gambar

dibawah ini memperlihatkan topologi jaringan yang dibangun.

AP 1 AP 2

SWITCH

ROUTER / SERVER HOTSPOT

SERVER

Client

192.168.10.2 – 192.168.10.254

Gambar 3. 8 Topologi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

36

3.3.1. Penjelasan Topologi

3.3.1.1. Server

Server ini memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Simulasi internet, alasan penulis simulasi internet adalah

ketika penulis melakukan pengujian terhadap reliability,

penulis men-download file tanpa terputus koneksinya.

2. Computer server, penulis menggunakan computer server

untuk mendapatkan data throughput. Pada computer server,

penulis menjalankan server iperf dan pada client

menjalankan client iperf.

3.3.1.2. Router

Router pada gambar diatas adalah RB 951Ui-2hnd.

Penggunaan router ini diharapkan dapat memaksimalkan

penggunaan sebagai DHCP server.

3.3.1.3. Access Point

Access point pada gambar diatas adalah TP-Link model TL-

WR740N, yang akan diinstal firmware DD-WRT bertujuan agar

konsep internal wireless roaming yang dibangun dapat tercapai dan

juga berfungsi sebagai DHCP forwarder.

3.3.1.4. Mobile Station / Client

Perangkat mobile station yang akan digunakan adalah

notebook/laptop. Penggunaan laptop sebagai mobile station agar

dapat memperlihatkan kuat sinyal dari masing-masing AP serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

37

perpindahan ketika terjadi roaming. Selain itu dengan menggunakan

laptop maka bandwith yang didapatkan dapat terlihat dengan jelas.

Mobile station ini juga dapat dikatakan sebagai alat sniffer.

3.3.2. Skenario Pengujian

Dalam proses pengambilan data pada penelitian ini, penulis

menggunakan skenario pengujian sebagai berikut :

1. Penulis melakukan pengujian dengan 6 skenario, dengan

menggunakan channel 1 dan 10 pada semua skenario.

2. Penulis melakukan pengujian dengan menjalankan aplikasi iperf

pada server dan client.

3. Penulis menggunakan aplikasi wireshark, insider, bandwidth

monitor dan commview for wifi. Semua aplikasi tersebut

berfungsi sebagai sniffer dan pengukuran dalam penelitian ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

38

3.3.2.1. Skenario Pengujian 1 Area AP1

AP 1 AP 2

SWITCH

ROUTER

SERVER

Client

Gambar 3. 9 Skenario Pengujian 1 Area AP 1

Pengujian dilakukan di area AP1 dengan menjalankan iperf

di Server dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi

server iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar

100Mb. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali dengan tabel

sebagai berikut :

Percobaan di Area AP1

No 100mb

1

2

10

Tabel 3. 3 Percobaan 1 di Area AP1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

39

Keterangan :

1. Pengujian menggunakan 1 buah RB951Ui-2HnD yang dijadikan

router server.

2. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

server iperf.

3. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

client iperf.

4. Pengujian dilakukan di area tanpa interferensi

3.3.2.2. Skenario Pengujian 2 Area AP 1

AP 1 AP 2

SWITCH

ROUTER

SERVER

Client

Gambar 3. 10 Skenario Pengujian 2 Area AP 1

Pengujian dilakukan di area AP1 dengan menjalankan iperf

di Server dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi

server iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

40

100Mb. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali dengan tabel

sebagai berikut :

Percobaan di Area AP1

No 100mb

1

2

10

Tabel 3. 4 Percobaan 1 di Area AP1

Keterangan :

1. Pengujian menggunakan 1 buah RB951Ui-2HnD yang dijadikan

router server.

2. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

server iperf.

3. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

client iperf.

4. Pengujian dilakukan di area interferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

41

3.3.2.3. Skenario Pengujian 3 Area AP2

AP 1 AP 2

SWITCH

ROUTER

SERVER

Client

Gambar 3. 11 Skenario Pengujian 3 Area AP 2

Pengujian dilakukan di area AP2 dengan menjalankan iperf

di Server dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi

server iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar

100Mb. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali dengan tabel

sebagai berikut :

Percobaan di Area AP2

No 100mb

1

2

10

Tabel 3. 5 Percobaan di Area AP2

Keterangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

42

1. Pengujian menggunakan 1 buah RB951Ui-2HnD yang dijadikan

router server.

2. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

server iperf.

3. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

client iperf.

4. Pengujian dilakukan di area interferensi.

3.3.2.4. Skenario Pengujian 4 Roaming

AP 1 AP 2

SWITCH

ROUTER

SERVER

Client

Gambar 3. 12 Skenario Pengujian 4 pada Saat Roaming

Pengujian dilakukan pada saat Roaming dengan

menjalankan iperf di Server dan di Client selama 120 detik dengan

3 kali roaming. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan client iperf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

43

dengan TCP windows size sebesar 100Mb. Pengujian ini dilakukan

sebanyak 10 kali dengan tabel sebagai berikut :

Percobaan pada saat Roaming

No 100mb

1

2

10

Tabel 3. 6 Percobaan pada Saat Roaming

Keterangan :

1. Pengujian menggunakan 1 buah RB951G-2HnD yang dijadikan

router server.

2. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

server iperf.

3. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

client iperf.

4. Pengujian dilakukan di area interferensi.

5. Pengujian dilakukan dengan 3 kali roaming.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

44

3.3.2.5. Skenario Pengujian 5 Roaming

AP 1 AP 2

SWITCH

ROUTER

SERVER

Client

Gambar 3. 13 Skenario Pengujian 5 pada Saat Roaming

Pengujian dilakukan pada saat Roaming dengan

menjalankan iperf di Server dan di Client selama 120 detik dengan

1 kali roaming. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan client iperf

dengan TCP windows size sebesar 100Mb. Pengujian ini dilakukan

sebanyak 10 kali dengan tabel sebagai berikut :

Percobaan pada saat Roaming

No 100mb

1

2

10

Tabel 3. 7 Percobaan pada Saat Roaming

Keterangan :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

45

1. Pengujian menggunakan 1 buah RB951G-2HnD yang dijadikan

router server.

2. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

server iperf.

3. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

client iperf.

4. Pengujian dilakukan di area interferensi.

5. Pengujian dilakukan dengan 1 kali roaming.

3.3.2.6. Skenario Pengujian 6 menjauhi AP1

AP 1

SWITCH

ROUTER

SERVER

Client

Gambar 3. 14 Skenario Pengujian 6 Menjauh dari AP 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

46

Pengujian dilakukan di area AP1 dengan menjalankan iperf

di Server dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi

server iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar

100Mb. Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali dengan tabel

sebagai berikut :

Percobaan di Area AP1

No 100mb

1

2

10

Tabel 3. 8 Percobaan 6 di Area AP1

Keterangan :

1. Pengujian menggunakan 1 buah RB951Ui-2HnD yang dijadikan

router server.

2. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

server iperf.

3. Pengujian menggunakan 1 buah laptop yang berfungsi sebagai

client iperf.

4. Pengujian dilakukan di area interferensi

5. Pengujian dilakukan dengan berjalan menjauhi AP1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

47

3.3.2.7. Skenario Pengujian 7 Reliability

AP 1 AP 2

SWITCH

ROUTER

SERVER

Client

Gambar 3. 15 Skenario Pengujian Reliability

Reliability jaringan yang dimaksud adalah dimana seorang

client yang terkoneksi dengan AP1 tidak perlu melakukan

konfigurasi ulang ketika terjadi perpindahan ke AP2. Secara

otomatis MS berpindah menuju access point yang lain tanpa

melakukan konfigurasi ulang. Pengujian dilakukan pada saat

Roaming dengan men-download Ubuntu-13.04-desktop-amd64.iso.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

48

BAB IV

ANALISA DAN PENGAMBILAN DATA

4.1. Konfigurasi Alat Pengujian

Pada konfigurasi alat pengujian, penulis melakukan proses instalasi firmware

DD-WRT pada access point dilakukan melalui dua tahap. Pertama melakukan

upgrade dengan mengguakan firmware DD-WRT versi factory-to-ddwrt.bin.

Setelah proses upgrade firmware tersebut berhasil, kemudian dilakukan upgrade

firmware DD-WRT menggunakan versi tl-wr740n-webflash.bin.

Setelah berhasil melakukan instalasi tl-wr740n-webflash.bin maka firmware

DD-WRT terlihat pada gambar 4.1. Kemudian penulis melanjutkan

mengkonfigurasi access point.

Gambar 4. 1 Tampilan Awal Firmware DD-WRT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

49

4.1.1. Konfigurasi Access Point

Beberapa konfigurasi harus diterapkan pada setiap access point agar

didapatkan sistem seperti yang diharapkan. Dalam pembuatan wireless

roaming, access point yang digunakan dibuat sama untuk mempermudah proses

konfigurasi. Langkah-langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Gambar 4. 2 Konfigurasi IP Address AP 1

Gambar 4.2 menjelaskan konfigurasi awal yang dilakukan pada access point

pertama. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memberi nama pada access

point, dalam hal ini access point pertama diberi nama AP 1 dengan IP address

192.168.1.1 dan subnet mask 255.255.255.0. Kemudian WAN connection type di-

disable, begitu juga konfigurasi yang harus dilakukan pada access point kedua.

Gambar 4.3 menujukkan konfigurasi IP address pada access point kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

50

Gambar 4. 3 Konfigurasi IP Address AP 2

Pada gambar 4.3 menujukkan konfigurasi DHCP untuk setiap access point.

Access point tidak berfungsi sebagai DHCP server melainkan berfungsi sebagai

DHCP forwarder yang meneruskan IP DHCP dari router yang memiliki fungsi

sebagai DHCP server.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

51

Gambar 4. 4 DHCP Forwarder

Gambar 4. 5 Konfigurasi SSID pada Access Point 1

Gambar 4.5 menujukkan konfigurasi pemberian nama SSID dan wireless

channel yang digunakan oleh Access Point (AP) pertama. SSID yang digunakan

adalah “windy”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

52

Gambar 4. 6 Konfigurasi SSID pada Access Point 2

Pada gambar 4.6 menjelaskan konfigurasi SSID pada AP kedua.

Konfigurasi pada AP kedua tidak jauh berbeda dengan AP pertama. Pemberian

nama pada SSID haruslah sama di semua AP karena DHCP forwarder bekerja

berdasarkan SSID yang sama, sedangkan wireless channel harus berbeda agar tidak

terjadi interferensi antar frekuensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

53

Gambar 4. 7 Konfigurasi Security untuk Setiap Access point

Langkah selanjutnya adalah konfigurasi security yang akan digunakan di

setiap AP. Untuk WPA shared key yang digunakan adalah “windy123” seperti yang

terlihat pada gambar 4.7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

54

4.1.2. Konfigurasi Server Mikrotik

Konfigurasi mikrotik bertujuan untuk membuat server dan dapat memenuhi

syarat tercapainya jaringan hotspot yang menggunakan internal wireless roaming.

Langkah-langkah konfigurasinya adalah sebagai berikut :

1. Penulis masuk terminal dengan bantuan software winbox.

2. Penulis memberi nama pada router server. Pemberian nama ini untuk

mempermudah penulis mengidentifikasi file, ketika router di-reset.

Dengan memasukkan perintah :

system identity set name=RouterServer

3. Penulis memberi nama “Backbone” pada interface ether1. Perintah

yang dimasukkan pada mikrotik adalah :

interface set name=Backbone ether1

4. Penulis mengkonfigurasi interface Backbone yang berfungsi sebagai

DHCP Client. Perintah yang dimasukkan pada mikrotik adalah :

ip dhcp-client add interface=Backbone disabled=no

5. Penulis mengkonfigurasi interface ether2 memberian nama “Hotspot”.

Pada interface Hotspot ini berfungsi sebagai server hotspot untuk

memberi IP pada client. Perintah yang dimasukkan pada mikrotik

adalah:

interface set name=Hotspot ether2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

55

6. Penulis menambahkan ip address pada interface Hotspot dengan

perintah :

ip address add address=192.168.10.1/24 interface=Hotspot

7. Penulis mengkonfigurasi hotspot setup dengan perintah sebagai berikut

:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

56

4.2. Analisa Proses Roaming

4.2.1. Proses Roaming Client ke AP

Radio Information

Radio Information

Probing Req

Probing Res

Authentication

Authentication

Association Req

Association Res

EAPOL

EAPOL

Client AP 1 AP 2

Gambar 4. 8 Proses Roaming Client ke AP

Gambar 4.8 menunjukkan proses roaming, dimana terdapat beberapa proses

sebelumnya. Berikut penjelasan dari proses-proses terjadinya roaming[27].

1. Radio Information, data yang tertera pada proses terjadinya roaming ini

berisi 802.11 radio information meliputi data rate, channel dan signal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

57

Gambar 4. 9 Data 802.11 radio information

2. Probing, probes digunakan oleh Wireless LAN client untuk menemukan

jaringan / network dengan mengirimkan permintaan probe request pada

access point. Kemudian access point menjawab dengan mengirimkan probe

response yang berisi ssid dari access point tersebut.

Gambar 4.10 menunjukkan client dengan mac address

c4:46:19:22:66:c0 mengirimkan broadcast.

Gambar 4. 11 Probe Request Gambar 4. 10 Probe Request

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

58

Gambar 4.11 menunjukkan respon dari access point dengan mac

address 10:fe:ed:e0:75:6e yang memeberikan informasi nama ssid access

point tersebut kepada client yang memiliki mac address c4:46:19:22:66:c0.

3. Authentication, sebuah proses yang ditentukan oleh standar 802.11.

authentication 802.11 pada dasarnya dikembangkan dengan dua mekanisme

authentication. Mekanisme yang pertama disebut open authentication, yang

merupakan authentication null dimana client meminta untuk di-

authentication dan access point menanggapi permintaan tersebut.

Mekanisme autentikasi yang kedua berdasarkan kunci yang dibagi antara

klien dan akses point yang disebut Equivalency Protection (WEP) key. Ide

Gambar 4. 11 Probe Response

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

59

dari pembagian WEP key membuat link wireless memiliki privasi dari link

yang disediakan.

4. Association, client mempelajari BSSID yang merupakan mac address access

point dan port pada access point yang diketahui sebagai association

identifier (AID) ke client. AID sama dengan port pada sebuah switch.

5. EAPOL, pada proses ini terjadi pemberian informasi key.

/

Gambar 4. 12 Capture Wireshark Proses Roaming

Ada beberapa metode mengukur waktu roaming. Metode yang lain

dapat diterapkan pada skenario yang lainnya, tetapi hal yang terpenting adalah

menjaga konsistensi dalam pengambian dan perhitungan data. Berikut adalah

metode yang umum digunakan untuk menghitung durasi yang diperlukan client

untuk terkoneksi dari satu AP ke AP lainnya[27].

Penghitungan latency dari Probe Request sampai EAPoL-Key (atau

Association Response). Metode ini berfokus pada wireless latency.

Penghitungan dimulai ketika client melakukan probing untuk mencari AP yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

60

dapat melakukan roaming, dan berakhir sampai frame EAPoL-Key terakhir

(tetapi bisa saja berbeda tergantung tipe roaming yang dilakukan; sebagai

contoh Fast BSS Transition menggunakan frame Assosiation Response sebagai

frame terakhir untuk melakukan roaming).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

61

4.2.2. Proses Roaming menggunakan wireless N 150 USB Adapter

Pada proses ini. Penulis melakukan percobaan roaming, dengan

menggunakan iperf dan konfigurasi seperti berikut :

1. Jalankan iperf Pada comserver, dengan konfigurasi

- Iperf.exe –s

- dan tekan enter

2. Sedangkan pada comclient, buka iperf, dengan konfigurasi :

- Iperf.exe –c ipserver –fkb –t120 –i1 –w100mb

- dan tekan enter.

Gambar 4. 13 Capture Paket Wireshark menggunakan D-Link

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

62

Pada gambar 4.13 menjelaskan paket yang tertangkap ketika penulis

melakukan proses roaming. Namun ketika penulis melakukan proses roaming

dengan konfigurasi iperf.exe –c ipserver –fkb –t120 –i1 –w100mb, client tidak

dapat mengalami handover. Hal ini dikarenakan traffic terbanjiri oleh paket tcp.

Data yang digunakan untuk proses handover tidak lengkap dan tidak bekerja

secara maksimal sehingga proses handover tersebut tidak dapat terjadi.

Gambar 4. 14 Capture Paket Wireshark menggunakan D-Link

Pada gambar 4.14 menjelaskan paket yang tertangkap ketika penulis

melakukan proses roaming. Penulis melakukan konfigurasi iperf.exe –c

ipserver –fkb –t120 –i1. Pada percobaan kali ini terjadi proses handover. Hal

itu dibuktikan terdapat paket handover yang lengkap. Tidak seperti pada

gambar 4.13, pada percobaan ini paket handover tidak tertutup oleh paket TCP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

63

4.3. Analisa dan Grafik

4.3.1. Analisa dan grafik Skenario Pengujian 1, 2 , 3 dan 4.

No Area tanpa Interferensi Area Interferensi

AP1 (Kb) AP1 (Kb) AP2 (Kb) Roaming (Kb)

Rata-rata 25036.5 19240.1 19143.7 9834.9

Tabel 4. 1 Rata-rata Throughput Upload

Keterangan :

1. Pada tabel 4.1 dilakukan pengujian di area AP1 dengan menjalankan

iperf di Server dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi

server iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar 100 Mb.

Pengujian ini dilakukan sebanyak 10 kali di area tanpa interferensi.

Pengujian tersebut menghasilkan rata-rata throughput sebesar 25036.5

Kb.

2. Pengujian dilakukan di area AP1 dengan menjalankan iperf di Server

dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan

client iperf dengan TCP windows size sebesar 100 Mb. Pengujian ini

dilakukan sebanyak 10 kali.

3. Pengujian dilakukan di area AP2 dengan menjalankan iperf di Server

dan di Client selama 60 detik. Penulis mengkonfigurasi server iperf dan

client iperf dengan TCP windows size sebesar 100 Mb. Pengujian ini

dilakukan sebanyak 10 kali.

4. Pengujian dilakukan di area Roaming dengan menjalankan iperf di

Server dan di Client selama 120 detik. Penulis mengkonfigurasi server

iperf dan client iperf dengan TCP windows size sebesar 100Mb. Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

64

melakukan handover sebanyak 3 kali dengan kecepatan jalan. Pengujian

ini dilakukan sebanyak 10 kali.

Dari data tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa roaming throghput yang

menurun disebabkan oleh sinyal yang menurun akibat client berpindah tempat

dari AP1 ke AP2 dan sebaliknya. Dengan adanya jarak yang lebih panjang

antara client dengan AP maka throughput akan menurun karena sinyal AP juga

melemah. Namun saat terjadi handover, throughput akan segera naik seiring

dengan mendekatnya client ke AP yang lainnya. Sedangkan pengujian

throughput pada AP1 dan AP2 dilakukan dekat dengan AP sehingga tidak ada

faktor jarak.

Pada percobaan kali ini dapat diketahi bahwa saat roaming dan client berada

dekat dengan AP, throughput relatif besar. Namun saat menjauh dari AP maka

throughput menurun. Throughput akan kembali naik setelah terjadi handover

dan saat client mulai mendekat ke AP yang lainnya. Tepat setelah handover,

throughput tidak serta merta stabil, namun terjadi lonjakan yang kemudian

berangsur stabil. Penjelasan ini dapat dilihat pada gambar 4.15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

65

Gambar 4. 15 Throughput Roaming

Pada gambar 4.15 menunjukkan bahwa pada awal nya throughput tinggi

karena berada dekat dengan salah satu AP, namun throughput menurun karena

client berpindah tempat menuju roaming area. Kemudian saat terjadi handover

dengan ditandai turunnya throughput secara drastis, namun throughput kembali

naik tetapi belum stabil. Kemudian throughput berangsur naik dan stabil ketika

client mendekati AP. Penulis menandai gambar 4.15 menggunakan persegi

panjang warna merah dengan maksud menunjukan pada kondisi tersebut

terjadinya handover.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

66

Grafik 4. 1 Roaming Throughput

Grafik 4.1 menunjukkan data throughput saat client roaming dan saat

client statis. Penulis mencoba membandingkan throughput pada area tanpa

interferensi dengan thoughput pada area interferensi. Dari grafik 4.1 tersebut

dapat dilihat perbedaan throughput yang signifikan di area tanpa interferensi

AP1 dan pada area interferensi AP1. Rata-rata throughput yang dihasilkan pada

area tanpa interferensi AP1 adalah 25036.5 Kb, sedangkan Rata-rata throughput

yang dihasilkan pada area interferensi AP1 adalah 19240.1 Kb.

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa throughput yang dihasilkan

setara setiap pecobaan. Hal ini menandakan bahwa roaming mempengaruhi

throughput karena faktor jarak antara AP dengan client. Jarak yang menjauh

membuat sinyal AP yang diterima client menjadi lemah. Hal ini membuat

throughput juga melemah. Penulis mencoba menjelaskan lebih lanjut pada

analisa Skenario Pengujian 6 menjauhi AP1.

AP1 (Kb) AP1 (Kb) AP2 (Kb) Roaming (Kb)

Area tanpaInterferensi

Area Interferensi

25036.5

19240.1 19143.7

9834.9

THROUGHPUT UPLOAD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

67

4.3.2. Analisa dan grafik skenario 6 menjauhi AP1

No Area Interferensi

AP1 Menjauh dari AP1

Rata-rata 19240.1 14320.9

Tabel 4. 2 Throughput pada AP1

Pada tabel 4.2 menunjukkan throughput yang dihasilkan pada skenario AP1

dengan keaadaan client statis/diam yang menghasilkan rata-rata throughput

sebesar 19240.1Kb. Sedangkan throughput yang dihasilkan pada skenario

menjauh dari AP1 adalah 14320.9Kb.

Grafik 4. 2 Throughput pada AP1

Pada grafik 4.2 menujukkan perbedaan rata-rata throughput yang dihasilkan

pada percobaan statis di AP1 dan menjauhi AP1. Dari grafik tersebut dapat

dilihat bahwa rata-rata throughput yang dihasilkan AP1 lebih besar

dibandingkan throughput yang dihasilkan dari skenario percobaan menjauh dari

AP1, ini menandakan bahwa roaming mempengaruhi throughput karena faktor

AP1 (Kb) Menjauh dari AP1 (Kb)

Area Interferensi

19240.1

14320.9

TROUGHPUT AP1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

68

jarak antara AP dengan client. Jarak yang menjauh membuat sinyal AP yang

diterima client menjadi lemah. Hal ini membuat throughput juga melemah.

Gambar 4. 16 Throughput pada AP1

Pada gambar 4.16 menunjukkan grafik throughput yang dihasilkan dari

skenario area AP1 dengan keadaan client yang statis/diam serta menggunakan

qualcomm atheros AR9485 wireless network adapter. Rata-rata throughput

yang dihasilkan pada skenario ini adalah 19240.1Kb.

Gambar 4. 17 Throughput Menjauh AP1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

69

Pada gambar 4.17 menunjukkan grafik throughput yang dihasilkan skenario

menjauh dari AP1. Turunnya grafik dari gambar 4.17 disebabkan client yang

menjauh dari AP1 sehingga sinyal yang diterima semakin menurun dan juga

menyebabkan turunnya rata-rata throughput. Pada percobaan skenario ini,

penulis mendapatkan hasil rata-rata throughput sebesar 14320.9Kb.

4.3.3. Analisa dan grafik skenario 4 dan 5

No 3 kali Roaming 1 kali Roaming

Rata-rata 9834.9 10595.7

Tabel 4. 3 Throughput Roaming

Pada tabel 4.3 menunjukkan rata-rata throughput sebesar 9834.9Kb yang

dihasilkan pada skenario 3 kali roaming, maksud dari 3 kali roaming adalah

client berjalan dimulai dari AP1 ----> AP2 ----> AP1 ---> AP2 selama 120 detik.

sedangkan throughput yang dihasilkan pada skenario 1 kali roaming adalah

10595.7Kb. Penjelasan dari 1 kali roaming adalah client berada pada AP1

selama 35 detik dalam keadaan statis/diam, kemudian client roaming dengan

waktu 50 detik mendekati AP2, kemudian client berada pada AP2 dalam

keadaan ststis/diam selama 35 detik, total waktu yang dibutuhkan adalah selama

120 detik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

70

Grafik 4. 3 Throughput Roaming

Grafik 4.3 menunjukkan rata-rata throughput pada skenario 3 kali roaming

dan 1 kali roaming. Pada skenario 3 kali roaming dihasilkan rata-rata

throughput sebesar 9834.9Kb. Kemudian pada skenario 1 kali roaming

dihasilkan rata-rata 10595.7Kb.

Gambar 4. 18 Throughput 3 kali Roaming

Pada gambar 4.18 menunjukkan grafik throughput 3 kali roaming. Kotak

merah diatas menunjukkan saat client 3 kali roaming.

9400

9600

9800

10000

10200

10400

10600

3 Kali Roaming (Kb) 1 Kali Roaming (Kb)

9834.9

10595.7

Throuhgput Roaming

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

71

Gambar 4. 19 Throughput 1 Kali Roaming

Pada gambar 4.19 menunjukkan grafik throughput 1 kali roaming. Pada

awalnya throughput yang dihasilkan pada area AP1 besar kemudian client

berjalan menjauh dari AP1 dengan ditunjukkan pada penurunan grafik yang

ditandai pada kotak merah diatas. Throughput kembali naik dan stabil ketika

client mendekati AP2.

Dari analisa skenario 4 dan 5, turunnya throughput disebabkan saat client

menjauh dari AP, signal yang didapat oleh client juga menurun. Sehingga data

rate maximal juga berkurang maka congestion control bekerja. Terjadinya

Congestion control ketika :

-) Adanya time out, ini adalah alasan yang kuat terjadinya congestion.

Kemungkinan segment di drop pada jaringan tersebut, dan tidak ada berita

tentan segmen yang dikirim

-) If three ACKs are received, adalah kemungkinan yang rendah. Segmen

mungkin telah drop, tetapi beberapa segment telah tiba. Hal ini disibut dengan

fast transmission and fast recovery.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

72

4.4. Analisa Relability

Gambar 4.20 menunjukkan time out sebanyak 3 kali dikarenkan saat penulis

melakukan roaming terjadi handover. Setiap handover ditunjukkan dengan 1

kali RTO (request timed out) pada layar cmd.

Gambar 4. 20 RTO pada saat roaming

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

73

Tabel 4. 4 Reliability

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa saat handover ditandai dengan RTO

sebanyak 3 kali. Penulis menggunakan software ping tester dengan pengaturan

sebagai berikut :

1. Test interval 10 miliseconds

2. Send buffer size 2048 Bytes

3. Time out 10 miliseconds

No. Year Month Day Hour Minute Second IP Host Send Buffer Size(Byte)Time(ms) TTL Status

1 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

2 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 6 63 ip success

3 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

4 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 10 63 ip success

5 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 5 63 ip success

6 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

7 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

8 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 81 63 ip success

9 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

10 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 6 63 ip success

11 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

12 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 3 63 ip success

13 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 3 63 ip success

14 2014 10 7 14 17 53 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

15 2014 10 7 14 17 54 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

16 2014 10 7 14 17 54 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

17 2014 10 7 14 17 54 192.168.30.2server 2048 7 63 ip success

18 2014 10 7 14 17 54 192.168.30.2server 2048 3 63 ip success

19 2014 10 7 14 17 54 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

20 2014 10 7 14 17 54 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

21 2014 10 7 14 18 7 192.168.30.2server 2048 0 Request timed out.

22 2014 10 7 14 18 7 192.168.30.2server 2048 0 Request timed out.

23 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 0 Request timed out.

24 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 52 63 ip success

25 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 32 63 ip success

26 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 7 63 ip success

27 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 22 63 ip success

28 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 29 63 ip success

29 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 6 63 ip success

30 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

31 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 34 63 ip success

32 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 21 63 ip success

33 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 12 63 ip success

34 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 8 63 ip success

35 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 5 63 ip success

36 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

37 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 6 63 ip success

38 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 9 63 ip success

39 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 4 63 ip success

40 2014 10 7 14 18 8 192.168.30.2server 2048 26 63 ip success

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

74

Gambar 4. 21 Ping Tester

4.5. Analisa Latency

Penghitungan latency dari Probe Request sampai EAPoL-Key (atau

Association Response). Metode ini berfokus pada wireless latency.

Penghitungan dimulai ketika client melakukan probing untuk mencari AP yang

bisa melakukan roaming, dan berakhir sampai frame EAPoL-Key terakhir

(tetapi bisa saja berbeda tergantung tipe roaming yang dilakukan; sebagai

contoh Fast BSS Transition menggunakan frame Assosiation Response sebagai

frame terakhir untuk melakukan roaming)[27].

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

75

Perhitungan latency

Gambar 4. 22 Perhitungan Latency

Pada gambar 4.22 menjelaskan perhitungan latency

Yaitu eapol – probe request = 152011-127475 = 24536 = 24ms

No Latency Handover (ms)

1 25.709

2 24.536

3 24.395

4 24.146

5 28.489

6 24.082

7 24.651

8 27.267

9 21.778

10 23.742

Rata-rata 24.8795

Tabel 4. 5 Latency

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

76

Tabel 4.5 menunjukan perhitungan latency handover. Penulis

mengambil data sebanyak 10 kali percbaan dan mendapatkan rata-rata latency

handover selama 24.8795 ms. Latency handover selama 24.8795ms tidak

menyebabkan putusnya koneksi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan gambar

dibawah ini. Pengujian dilakukan pada saat roaming dengan men-download

Ubuntu-13.04-desktop-amd64.iso.

Gambar 4. 23 Download dalam jangkauan AP1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

77

Gambar 4. 24 Download dalam jangkauan AP2

Gambar 4.23 dan gambar 4.24 menjelaskan perpindahan MS dari AP1 ke

AP2. Gambar 4.23 menunjukkan AP1 yang memiliki SSID “windy” dengan

channel 1 dan mac addres 10:FE:ED:E0:75:6E. Gambar 4.24 menunjukkan AP2

yang memiliki SSID “windy” dengan channel 10 dan mac address

E8:94:F6:83:72:70.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa pengujian dari skenario 1,2,3,4,5,6

dan 7 dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan menerapkan topologi ESS yang memakai internal wireless

roaming, jaringan hotspot yang dibangun memiliki mobilitas serta

reliability yang lebih baik dibandingkan dengan jaringan hotspot yang

menggunakan topologi BSS. Ketika client berjalan menjauhi salah satu AP

dan client mendekati AP lainnya maka client akan berpindah koneksi ke AP

terdekat tanpa harus konfigurasi ulang.

2. Throughput saat client dekat AP1 dan AP2 relatif sama.

3. Roaming menyebabkan turunnya throughput.

4. Saat roaming terjadi latency handover rata-rata 24,879ms.

5.2. Saran

1. Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan metode internal wireless roaming

dengan menggunakan client yang lebih banyak dan lebih aktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

79

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Fra Arsandy Kusuma Sejati, 2012, Perancangan dan Analisis External

Wireless Roaming pada Jaringan Hotspot Menggunakan Dua Jaringan

Moblie Broadband. (diakses tanggal 11 Oktober 2013).

[2]. Tri Setyanto Apriyadi, 2012, Analisis Reliabilitas Jaringan Nirkabel di

SMA Negeri 2 Salatiga.(diakses tanggal 16 Oktober 2013).

[3]. M. Pullis, Zaiyong Tang, James A. Calloway, Gene H. Johnson, 2007,

Network Technologi for Proactive Learning in The Business

Communication Class.

http://balancesheet.swlearning.com/1107/1107b.html (diakses tanggal 27

Februari 2014).

[4]. Gunadi Dwi Hanatoro, 2009, Wireless LAN (WIFI), Jaringan Komputer

Tanpa Kabel, Informatika, Bandung.

[5]. Zheping Zuo, 1999, In-building Wireless LANs.

http://www1.cse.wustl.edu/~jain/cis788-99/ftp/wireless_lans/index.html

(diakses tanggal 27 Februari 2014).

[6]. Zainal Arifin, 2006, Mengenal Wireless LAN (WLAN), Andi, Yogyakarta.

[7]. Onno W Purbo, 2001, gambaran-wlan-ieee802-05-2001.

http://bebas.vlsm.org/v10/onno-ind-2/physical/wireless/gambaran-wlan-

ieee802-05-2001.rtf (diakses tanggal 28 Februari 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

80

[8]. Louise McKeag, 2004, WLAN Roaming – the basics,

http://features.techworld.com/mobile-wireless/435/wlan-roaming--the-

basics (diakses tanggal 28 Februari 2014).

[9]. Shahid K Siddiqui, 2006, Roaming In Wireless Network, McGraw-Hill,

New York. (diakses tanggal 2 Maret 2014).

[10]. Onno W Purbo, 2005, Buku Pegangan Internet Wireless dan Hotspot,

Elexmedia Komputindo, Jakarta. (diakses tanggal 2 Maret 2014).

[11]. Wardhana, L & Makodian, N, 2010, Tehnologi Wireless Communication

dan Wireless Broadband. C.V Andi OFFSET Yogyakarta.

[12]. Minoli, Daniel, 2003, Hotspot Network: Wi-fi for Public Access Location,

New York:McGraw-Hill.

[13]. Rico Djamaludin, Meicsy E.I. Najoan, Arthur M. Rumagit, Aneke P.R.

Wowor, 2012, Perancangan dan Implementasi MobileVOIP Berbasiskan

Session Initiation Protocol di Jaringan Kampus UNSRAT Manado.

[14]. Mulyanta, Edi S., and S. Si, 2005 Pengenalan Protokol Jaringan Wireless

Komputer. Penerbit Andi.

[15]. Ergen, Mustafa, 2009, Mobile Broadband Including WiMax and LTE,

USA:Springer.

[16]. Joe M. Pullis, Zaiyong Tang, James A. Calloway, and Gene H. Johnson,

2007, Louisiana Tech University, Networking Technologies for Proactive

Learning in the Business Communication Class.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

81

[17]. Robby,Anugrah, 2009,Analisa Kinerja Jaringan Jembatan Timbang Online

di Jawa Timur Menggunakan Radio Link.http://digilib.its.ac.id/ITS-

Undergraduate-3100008032225/6734.

[18]. Asadoorian,Paul,2007,Linksys WRT54G Ultimate

Hacking,USA:Syngress.

[19]. https://iperf.fr/ (di akses pada tanggal 27 Oktober 2014).

[20]. http://mikro-software.blogspot.com/2011/04/inssider.html (di akses pada

tanggal 20 September 2014).

[21]. http://www.bwmonitor.com/ (di akses pada tanggal 27 Oktober 2014).

[22]. http://www.tamos.com/products/commwifi/ (di akses pada tanggal 27

Oktober 2014).

[23]. http://fiyaphyong.blogspot.com/2010/10/wireshark-fungsi-dan

kegunaanya.html (di akses pada tanggal 20 September 2014).

[24]. http://routerboard.com/RB951Ui-2HnD (di akses pada tanggal 30

September 2014).

[25]. http://www.tp-link.com/en/products/details/?model=TL-WR740N (di

akses pada tanggal 27 Oktober 2014).

[26]. Stallings, William, 1997, Data and Computer Communication 5th Edition.

Prentice Hall. New Jersey. (diakses pada tanggal 06 November 2014).

[27]. http://www.revolutionwifi.net/2012/12/wi-fi-roaming-analysis-part-3-

measuring.html (diakses pada tangal 27 Agustus 2014).

[28]. Forouzan, Behrouz, 2007, Data Communication and Networking 4th

Edition. McGraw-hill. (diakses pada tanggal 28 Agustus 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

82

LAMPIRAN

Cara Pengambilan data dengan Iperf

1. Jalankan iperf Pada comserver, dengan konfigurasi

- Iperf.exe –s

dan tekan enter

2. Sedangkan pada comclient, buka iperf, dengan konfigurasi :

- Iperf.exe –c ipserver –fkb –t60 –i1

dan tekan enter.

3. Setelah 60 detik, maka akan menampilkan output atau hasil dari rata-rata

data yang telah di transmisikan.

4. Penjelasan perintah iperf

-s : perintah untuk menjalankan service sebagai server

-c : perintah untuk menjalankan service sebagai client

-t : time atau lama waktu dilakukannya transmisi data

-i : interval atau selang waktu untuk menampilkan output

fkb : format untuk menampilkan output (kb = kilobit)

ipserver : ip komputer yang menjalankan service sebagai server

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

83

Data Pengujian Iperf

1. Skenario Pengujian 1 Area AP1 tanpa interferensi

No Area tanpa Interferensi

AP1 (Kb)

1 24998

2 24897

3 25431

4 25180

5 24969

6 25210

7 24984

8 24755

9 24608

10 25333

Rata-rata 25036.5

2. Skenario Pengujian 2 Area AP1 dengan interferensi

No Area Interferensi

AP1 (Kb)

1 22956

2 22236

3 22758

4 16584

5 20923

6 21906

7 16043

8 14054

9 18579

10 16362

Rata-rata 19240.1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

84

3. Skenario Pengujian 3 Area AP 2 dengan Interferensi

No Area Interferensi

AP2 (Kb)

1 22005

2 17969

3 18009

4 15949

5 20538

6 19604

7 20425

8 15233

9 19251

10 22454

Rata-rata 19143.7

4. Skenario Pengujian 4 Roaming 3 kali Roaming

No Area Interferensi

3 Kali Roaming

1 12533

2 11264

3 12163

4 10144

5 8625

6 8599

7 8544

8 9186

9 10436

10 6855

Rata-rata 9834.9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: ANALISIS INTERNAL WIRELESS ROAMING PADA JARINGAN …Dari latar belakang tersebut, maka diterapkan sistem Wireless Roaming agar jangkauan sinyal luas, tetap kuat saat client berpindah

85

5. Skenario Pengujian 4 Roaming 1 kali Roaming

No Area Interferensi

1 Kali Roaming

1 7146

2 13131

3 8911

4 12418

5 9723

6 12415

7 9989

8 12722

9 6929

10 12573

Rata-rata 10595.7

6. Pengambilan data Latency

No Latency Handover (ms)

1 25.709

2 24.536

3 24.395

4 24.146

5 28.489

6 24.082

7 24.651

8 27.267

9 21.778

10 23.742

Rata-rata 24.8795

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI