ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH...

155
ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS) DAN PASAR UANG ANTARBANK SYARIAH (PUAS) TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) SERTA IMPLIKASINYA KEPADA RETURN ON ASSETS (ROA) BANK SYARIAH DI INDONESIA Oleh Husni Mubarak 106081002337 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432 H

Transcript of ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH...

Page 1: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS)

DAN PASAR UANG ANTARBANK SYARIAH (PUAS) TERHADAP

FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) SERTA IMPLIKASINYA

KEPADA RETURN ON ASSETS (ROA) BANK SYARIAH DI INDONESIA

Oleh

Husni Mubarak

106081002337

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011/1432 H

Page 2: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

Hari ini Tanggal 8 Bulan Desember 2010 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif

atas nama Husni Mubarak NIM : 106081002337 dengan judul skripsi

“ANALISIS INFLASI, SARTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH

(SBIS), DAN PASAR UANG ANTARBANK SYARIAH (PUAS)

TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) SERTA

IMPLIKASINYA KEPADA RETURN ON ASSETS (ROA) BANK

SYARIAH DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut

selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 8 Desember 2010

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Ela Patriana, MM, AAAIJ Leis Suzanawati, SE, M.Si

Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Penguji Ahli

Page 3: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

Hari ini Tanggal 16 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sebelas telah dilaksanakan

Ujian Skripsi atas nama Husni Mubarak NIM : 106081002337 dengan judul

skripsi “Analisis Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS),

Dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR) Serta Implikasinya Kepada Return On Assets (ROA) Bank

Syariah Di Indonesia”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama

masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 16 Maret 2011

Tim Penguji Ujian Skripsi

M. Arief Mufraini, LC, M.Si

Penguji Ahli

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS

Ketua

Suhendra, S. Ag, MM

Sekretaris

Page 4: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH (SBIS)

DAN PASAR UANG ANTARBANK SYARIAH (PUAS) TERHADAP

FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) SERTA IMPLIKASINYA

KEPADA RETURN ON ASSETS (ROA) BANK SYARIAH DI INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

HUSNI MUBARAK

NIM : 106081002337

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Titi Dewi Warninda, SE, M.Si

NIP 19690203 200112 1 003 NIP 19731221 200501 2 002

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432H/2011

Page 5: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

SURAT PERNYATAAN

Nama Mahasiswa : Husni Mubarak

NIM : 106081002337

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang

merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan

merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya/hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan

harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan

serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian

hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, 8 Maret 2011

Husni Mubarak

Page 6: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the effect of inflation, Bank

Indonesia Certificates Sharia (SBIS) and Interbank Money Market Sharia (PUAS)

deposits of Financing to Deposit Ratio (FDR) and implications for the Return on

Assets (ROA) in Bank Syariah Indonesia. This research used path analysis to

model decomposition. Test results on substructure I shows that the variable

inflation, Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS) significantly affects the

financing, while deposits no significant effect on Financing to Deposit Ratio

(FDR). Test results on substructure II shows that the variable inflation, Bank

Indonesia Certificates Sharia (SBIS) and Financing to Deposit Ratio (FDR)

significant effect on Return on Assets (ROA).

Keywords: Inflation, Bank Indonesia Certificates Sharia (SBIS) and Interbank

Money Market Sharia (PUAS) Financing to Deposit (FDR), Return on

Assets (ROA), path analysis.

Page 7: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh Inflasi,

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) serta implikasinya kepada

Return on Assets (ROA) di Bank Syariah Indonesia. Penelitian ini menggunakan

metode analisis jalur dengan model dekomposisi. Hasil pengujian pada

substruktur I menunjukkan bahwa variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan, sedangkan Pasar

Uang Antarbank Syariah (PUAS) tidak berpengaruh signifikan terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR). Hasil pengujian pada substruktur II

menunjukkan bahwa variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan terhadap Return on

Assets (ROA).

Kata Kunci : Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang

Atarbank Syariah (PUAS), Financing to Deposit (FDR), Return

on Assets (ROA), analisis jalur.

Page 8: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji hanya kepunyaan Allah. Semoga shalawat dan salam

senantiasa tercurah untuk Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam beserta

keluarga, sahabatnya dan orang-orang yang mencintainya. kepadaNyalah aku

mengucap syukur atas rahmat yang diberikan kepada setiap hamba, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Inflasi,

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbank

Syariah (PUAS) Terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Serta

Implikasinya Kepada Return On Assets (ROA) Di Bank Syariah Indonesia”,

Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program

Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sesunguhnya Allah tidak akan memberikan ujian yang tidak bisa

diselesaikan oleh hambanya, dengan demikin walupun penulis menghadapi

beberapa kendala namun masalah tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat

menyampaikan pesan kepada pembaca meski masih jauh dari kesempurnaan.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai

pihak.

Disamping itu, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi in

telah banyak menerima bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

sebeaar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada

:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materil,

terimaksi kepada bapakku H. Ahmad Zaini dan ibuku Hj. Alawiyah semoga

rahmat tuhan selalu tercurah kepadanya.

Page 9: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

2. Prof Dr. Abdul Hamid, MS, selauku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

memberikan arahan selama penulis menjalani menjalani program SI.

3. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, MM Pudek I Bidang Akademik Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, sekaligus Dosen Pembimbing I, terima kasih atas waktu,

tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dengan

penuh kesabaran.

4. Bapak Suhendera, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

dan Bisnis yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas

nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis.

5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing II, terima kasih

atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga

menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis.

6. Bapak Drs. Moh. Faisal Badroen, MBA selaku dosen pembimbing akademik,

terima kasih atas arahan selama masih kuliah semoga rahmat tuhan tercurah

padanya.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah khususnya jurusan Manajemen yang telah memberikan Ilmu

yamg sangat berharga bagi saya pribadi..

8. Staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Mas hery

Pak, Rahmat, Ibu Umi, yang telah membantu memberikan jalan keluar dan

memudahkan mengurus admistrasi dan lain – lain yang berhubungan dengan

urusan keuangan perkulian.

9. Kakak-kakak ku Sivliyanti,SE,i , Widiya, S. Pdi dan adik – adik ku Sayfah

dan Ismiyah, yang turut memberikan dukungan dan doa tulus kepada penulis

semoga segala sesuatunya bernilai ibadah

10. Kepada keluarga Dwi Wahyuni yang telah meberikan dorongan maupun doa

atas segala hormat peneliti mengucapkan trimakasih.

11. Teman-teman FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006

Manajemen A dan Perbankan A yang selalu ada dalam suka maupun duka

serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Khususnya Hery,

Page 10: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

Amero, Wulan, Mia, Hana, Ahmad Tohari, Ahmad Rudiat, Reksa Ardiansah,

Nannang Hadiwijaya, Subchan Yahya dan Nurianto.

12. Teman – teman FST UIN Syarif Hidayatulah Jakarta Angkatan 2006 TI

khususnya Wahyu, Imam, Akmal, Mohammad Iqbal, Zikra Aulia, Cerydia

Putra dan Dodi Susanto yang telah memberikan masukan yang sangat

membantu penulis.

13. Teman – teman Pondok Annida Al-Islamy khususnya Abdul Aziz,

Muhammad Zia Emil Ihsan, Ade Maulana Dliya, dan Iboy yang telah rela

meluangkan waktunya untuk berbagi atas masalah yang dihadapi oleh penulis.

14. Pihak – pihak yang tidak disebut namanya namun membantu penulis dalam

hal menyelesaikan penelitian ini saya sebagi penulis mengucapkan banyak –

banyak terima kasih.

Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan

rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan

keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak

menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat membuka jalanku

untuk meraih cita-cita.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 15 Mart 2011

Husni Mubarak

Page 11: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................... i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank Syariah................................................................................ 12

B. Manajemen Asset dan Likuditas Bank Syariah ............................. 17

C. Financing to Deposit Ratio (FDR) ............................................... 22

D. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) ..................................... 34

E. Inflasi........................................................................................... 41

F. Return On Assets (ROA)................................................................. 45

G. Penelitian Sebelumnya ................................................................. 47

H. Kerangka Berfikir ........................................................................ 51

I. Hipotesis ...................................................................................... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 56

B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 57

Page 12: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 57

D. Metode Analisis ........................................................................... 58

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 68

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia ....................................... 71

B. Penemuan dan Pembahasan .......................................................... 73

1. Analisis Deskriptif .................................................................. 73

2. Analisis Jalur Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS) Terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

serta Implikasinya Pada Return on Assets (ROA)

Di Bank Syariah Indonesia ...................................................... 87

3. Analisis Jalur Setelah Trimming .............................................. 106

C. Interpretasi ................................................................................... 117

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan .................................................................................. 121

B. Implikasi ...................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 124

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 128

Page 13: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Proporsi DPK Perbankan Syariah 5

2.1

2.2

2.3

Skema Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

Kerangka Berpikir

Diagram Jalur

28

53

54

3.1 Hubungan Kausal X1, X2, X3, terhadap Y 59

3.2 Hubungan Kausal X1, X2, X3 dan Y terhadap Z 60

4.1 Grafik Inflasi 75

4.2 Grafik Sertifikat Bank Indonesia Syaraih (SBIS) 78

4.3 Grafik Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) 81

4.4 Grafik Financing to Deposit Ratio (FDR) 83

4.5 Grafik Return on Assets (ROA) 86

4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan 88

4.7 Diagram Jalur Substruktur I 91

4.8 Diagram Jalur Substruktur II 97

4.9 Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming 107

4.10 Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming 108

4.11 Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming 110

Page 14: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1

2.2

Penghitungan Imbalan Berdarkan Jangka Waktu

Perbedaan PUAS dengan PUAK atau PUAB

30

33

3.1 Standar Penilaian Kesesuaian (Fit) 67

4.1 Data Inflasi 74

4.2 Data Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) 77

4.3 Data Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) 81

4.4 Data Financing to Dposit (FDR) 83

4.5 Data Return on Assets (ROA) 86

4.6 Hasil Korelasi antara Inflasi, SBIS dan PUAS 88

4.7 Pengaruh antara Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR)

92

4.8 Pengaruh antara Inflasi, SBIS, PUAS dan Financing to

Deposit Ratio (FDR) Pada Return on Assets (ROA)

98

4.9 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan

Endogen

103

4.10 Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Inflasi, SBIS dan

PUAS terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) serta

Implikasinya Pada Return on Assets (ROA)

104

4.11 Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming 105

4.12 Hasil Perhitungan Pengaruh Antar Variabel Eksogen

dengan Endogen Setelah Trimming

106

4.13 Hasil Korelasi antara Inflasi, SBIS dan PUAS setelah

Trimming

108

4.14 Hasil Uji Pengaruh antara Inflasi, SBIS dan PUAS

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

109

4.15 Hasil Uji Pengaruh Inflasi, PUAS dan Financing to

Deposit Ratio (FDR) Pada Return on Assets (ROA)

110

Page 15: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

4.16 Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming 114

4.17 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh

Langsung dan Tidak Langsung dan Pengaruh Total tentang

Inflasi (X1), SBIS (X2), PUAS (X3) dan FDR (Y) Pada

ROA (Z)

116

Page 16: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Husni Mubarak

Tempat/Tanggal lahir : Bekasi, 13 Desember 1987

Jenis kelamin : Laki-laki

Alamat : JL. Kaliabang Ceger Rt: 04 Rw: 04 No: 77 Bekasi

Timur

Agama : Islam

Warga negara : Indonesia

No. Telp : 085780279784

Alamat E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1) Tamatan MI Attaqua 08 Bekasi 2000

2) Tamatan MTs Annida Al-Islamy Bekasi 2003

3) Tamatan MA Annida Al-Islamy Bekasi 2006

4) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Perbankan 2006 – 2011.

Page 17: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan yang memiliki fungsi

penghimpunan dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudian

disalurkan kembali kepada masyarakat. Kegiatan bank mengumpulkan dana

disebut dengan kegiatan funding. Sementara, kegiatan menyalurkan dana

kepada masyarakat oleh bank disebut kegiatan financing atau lending.

Menurut Rahmadi Usman (2001:59) bank adalah lembaga keunagan yang

usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalulitas

pembayaran dan predaran uang, sementara itu undang-undang perbankan

yang di ubah pada pasal 1 angka 2 mendefinisikan bank sebagai badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatakan taraf hidup orang banyak. Dalam

menjalankan dua aktifitas besar tersebut, bank syariah harus menjalankan

prinsip-prinsip perbankan yang berlaku.

Terdapat beberapa prinsip yang digunakan bank syariah dalam

menjalankan aktifitasnya yaitu dengan mengunakan prinsip Ju’alah, Wadi’ah

dan Mudharabah. Ju’alah adalah suatu upah yang dijanjikan sebagai imbalan

atas suatu jasa kepada seseorang. Wadiah adalah penitipan dana sedangkan

Mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana

Page 18: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

2

untuk melakukan usaha tertentu, dengan keutungan antara keduabelah pihak

bardasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya (Muhammad, 2005:22).

Berdasarkan perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi

tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai

salah satu bank syariah pertama dan menjadi pioneer bagi bank syariah

lainnya yang telah lebih dahulu menerapkan system ini ditengah

menjamurnya bank-bank konvensional. Krisis moneter yang terjadi pada

tahun 1998, telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak

yang dilikuidasi karena kegagalan system bunganya. Sementara perbankan

yang menerapkan system syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan. Hal

tersebut terjadi karena sistem yang dianut atau digunakan bank berbeda,

untuk bank konvensional mengandalkan sistem bunga sebagai alat untuk

mengatur stabilitas bank sementara bank syariah menganut sistem bagi hasil

(profit and loss sharing), yang bermakna untung dan rugi ditanggung

bersama yaitu bank dan nasabahnya, oleh karena itu diperkirakan perbankan

syariah mempunyai pengaruh terhadap lonjakan inflasi melalui sektor rill

yang akan memberikan dampak kepada pembiayaan karena setiap pembiyaan

yang diberikan oleh bank syariah harus terdapat underlying transaction

dibelakangnya.

Inflasi menjadi salah satu indikator makro ekonomi yang penting dalam

perekonomian indonesia. Inflasi sangat mempengaruhi aktifitas pelaku

ekonomi baik itu disektor rill maupun disektor moneter. Inflasi adalah suatu

keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti

Page 19: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

3

dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. (Khalwaty,

2001:5). Inflasi menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap seluruh

sektor perekonomian, sehingga nilai rupiah mengalami penurunan terhadap

valuta asing yang diperkirakan mempengaruhi likuiditas dan profitabilitas

bank syariah di Indonesia.

likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya dan memenuhi permohonan kredit

atau pembiayaan dengan cepat. Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR)

adalah perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga

(Giro, Tabungan, Deposito dan kewajiban jangka pendek lainnya). Hampir

sama pengertian LDR dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) diartikan

sebagai perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan dengan dana

yang behasil dihimpun oleh bank yang terdiri dari dana pihak ketiga (DPK)

ditambah dengan ekuitas (Lisa Narulia & Suryadi H.S, 2006 dalam penelitian

Dedi Sutomo, 2009).

Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam aritmatika yang digunakan

untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih data keuangan (Lisa

Narulia & Suryadi H.S, 2006 dalam penelitian Dedi Sutomo, 2009). Dari

rasio itulah yang akan dijadikan sumber informasi dan pedoman prosedur

kerja oleh pihak bank serta menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak

lain yang berkepentingan terhadap bank tersebut. Salah satu rasio yang

digunakan sebagai sumber informasi dan analisis adalah rasio likuiditas atau

lebih spesifiknya Loan to Deposit Ratio (LDR) dan dalam bank syariah

Page 20: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

4

sendiri rasio ini lebih sering dikenal dengan istilah Financing to Deposit

Ratio (FDR), dimana jika dilihat secara rumus adalah total pembiayaan dibagi

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari tabungan, deposito, dan giro.

Sisi pendanaan perbankan syariah mengalami peningkatan cukup tinggi

yang berasal dari nasabah korporasi, dimana pada tahun 2009 DPK

mengalami pertumbuhan sebesar 41,84% dibandingkan tahun 2008 dengan

pertumbuhan DPK 31,56%,. Penyebab meningkatnya DPK salah satunya

disebabkan oleh imbal hasil perbankan syariah relatif lebih menguntungkan

dibandingkan imbal hasil perbankan konvensional, selain itu kegiatan

sosialisasi yang memperkenalkan produk perbankan syariah yang banyak

ragamnya mampu menarik perhatian para nasabah (Kajian Stabilitas Bank

Indonesia, 2009).

Namun demikian pertumbuhan jumlah pembiayaan sedikit mengalami

penurunan yang disebabkan adanya kehati-hatian perbankan syariah dalam

penyaluran pembiayaan. Pertumbuhan penyaluran dana (PYD) pada tahun

2009 hanya sebesar 22,76%, dibandingkan pertumbuhan PYD pada tahun

2008 sebesar 36,68%. Kehati-hatian ini disebabkan perbankan syariah belum

yakin sepenuhnya akan kinerja beberapa sektor ekonomi akibat krisis

ekonomi global pada akhir tahun 2008 (Kajian Stabilitas Bank Indonesia,

2009).

Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah selama tahun 2009 telah

mencapai nilai Rp 46,9 triliun, bertumbuh 22,74% year on year (yoy)

mengalami perlambatan dibandingkan dengan pertumbuhan pembiayaan

Page 21: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

5

tahun 2008 sebesar 36,70%. Walaupun demikian pertumbuhan penyaluran

pembiayaan bank syariah masih lebih baik dibandingkan penyaluran kredit

oleh bank konvensional nasional yang hanya bertumbuh 9,96%. Penurunan

penyaluran dana tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh masih lemahnya

permintaan ekspor dan penurunan harga berbagai komoditas, belum pulihnya

daya beli masyarakat, biaya ekonomi tinggi yang berdampak pada adanya

pembatasan ekspansi usaha dan pengurangan konsumsi. (Kajian Stabilitas

Bank Indonesia, 2009).

Deposito Islamic Bank (IB) pada tahun 2009 dengan proporsi akad

mudharabah sebesar 58,33% mengalami peningkatan dibandingkan tahun

2008 dengan proporsi 54,66%. Sedangkan Tabungan Mudharabah pada tahun

2009 proporsinya 24,44% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008

dengan proporsi 33.84%, sebagaimana digambarkan pada grafik berikut ini:

Gambar 1.1

Proporsi DPK Perbankan Syariah

(Sumber: Bank Indonesia, 2008)

Page 22: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

6

Selanjutnya, likuditas bank biasanya disebut alat likuid atau simpanan

uang di Bank Indonesia, diantaranya Giro Wajib Minimum (GWM),

Sertifikat Bank Wadiah Bank Indonesia Syaraiah (SWBI) dan Pasar Uang

Antarbank Syariah (PUAS).

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa bank berfungsi sebagai

lembaga penghimpun dan penyalur bagi pengguna dana ini dalam aktifitasnya

sangat besar sehingga dapat mengalami kekurangan atau kelebihan likuditas.

Kekurangan likuditas dapat terjadi ketika adanya perbedaan jangka waktu

antara penerimaan dan penanaman dana, sedangkan kelebihan likuditas

terjadi ketika dana yang terhimpun belum disalurkan kepada pihak-pihak

yang membutuhkan.

Untuk mengatasi hal tersebut dan mengendalikan uang yang beredar,

Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan moneter dengan melakukan Operasi

Pasar Terbuka (OPT) berdasarkan prinsip syariah, dalam bentuk Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia (SWBI). SWBI mulai diperlakukan pada ketentuan

BI Nomor 2/9/PBI/2000, sebagaimana tercantum dalam Fatwa DSN MUI

Nomor. 36/DSN-MUI/X/2002, tentang SWBI dapat dimanfaatkan oleh bank

syariah untuk mengatasi likuditasnya. Dengan kata lain, ketika bank syariah

mengalami kesulitan dalam menyalurkan dananya dapat disalurkan pada

instrumen moneter yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) seperti SWBI

dan PUAS (Kajian Stabilitas Bank Indonesia, 2008).

Posisi SWBI yang ada di Bank Indonesia mengalami peningkatan, dari

bulan November 2004 yaitu Rp 447.000 Juta,sampai dengan bulan Maret

Page 23: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

7

2007 yaitu sebesar Rp 3.325.000 Juta, selanjutnya posisi SWBI bergerak

secara fluktuatif sampai bulan April 2007. Sedangkan tingkat volume

transaksi PUAS mengalami peningkatan pada bulan November 2004 sebesar

Rp 50.000 Juta hingga bulan Maret 2006 yaitu sebesar Rp 84.525.000 Juta.

Faktor lain yang diperkirakan mempengaruhi posisi SWBI adalah

perbankan syariah membutuhkan alokasi dana ketika kelebihan likuiditas

yang dialami, sementara pada saat yang sama terjadi beberapa penyebab yang

membuat perbankan syariah tidak menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan

kepada sektor rill, diantarnaya faktor resiko yang akan dialami bank syariah.

Hal tersebut mengakibatkan bank syariah lebih tertarik untuk menempatkan

dananya pada instrumen likuiditas, dimana diperkirakan tingkat keuntungan

yang diperoleh cukup menarik dan memiliki resiko yang lebih sedikit

dibandingkan menyalurkan kelebihan dananya dalam bentuk pembiayaan

pada sektor rill.

Pada bulan April 2008, bank syariah memiliki alternatif tambahan dalam

pengelolaan likuiditasnya. Bank Indonesia (BI) telah menerbitkan instumen

moneter berbasis syariah yang disebut dengan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), instumen ini menggantikan SWBI. Sebagaimana Peraturan

Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 tentang SBIS. instrumen ini diterbitkan

oleh Bank Indonesia, pemerintah, maupun pihak swasta. Terbitnya SBIS

memberikan sinyal positif terhadap posisi SWBI atau SBIS pada bulan April

2008 tercatat sebesar Rp 453Juta dan meningkat sampai bulan Januari 2010

yaitu sebesar Rp 3.373.000 Juta. Selanjutnya bergerak secara fluktuatif

Page 24: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

8

samapai Oktober 2010. Jika dibandingkan dengan SWBI posisi SBIS

mengalami peningkatan yang signifikan karena sebelumnya posisi SWBI

paling tinggi terjadi pada bulan Maret 2007 yaitu sebesar Rp 3.325.000 Juta

(Bank Indonesia, 2008). SBIS merupakan instrumen yang dibutuhkan oleh

bank syariah sebagai sarana investasi sehingga diperkirakan akan

mempengaruhi tingkat likuditas serta tingkat profitabilitas Bank Syariah.

Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur

kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on

Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA)

pada industri perbankan. Keduanya dapat digunakan dalam mengukur

besarnya kinerja keuangan pada industri perbankan. ROA memfokuskan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi

perusahaan, sedangkan ROE hanya mengukur return yang diperoleh dari

investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002 dalam

penelitian Budi Ponco, 2008).

Dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan

dan mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan

dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Dalam hal ini ROA

merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin

besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat

pengembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti

profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah

peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.

Page 25: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

9

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti mencoba mengetahui variabel

apa saja yang mempengaruhi likuiditas serta implikasinya kepada

profitabilitas perbankan syariah. Untuk itu penulis memilih judul “(Analisis

Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antar

Bank Syariah (PUAS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) serta

implikasinya kepada Return On Assets (ROA) Bank Syariah di

Indonesia.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian

ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) terhadap Financing

to Deposit Ratio (FDR)?

2. Bagaimana variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan

Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) berpengaruh terhadap Return On

Assets (ROA)?

3. Bagaimana pengaruh total secara langsung dan tidak langsung variabel

Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antarbank

syariah (PUAS) dan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return

On Assets (ROA)?

Page 26: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

10

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat penelitian akan dipaparkan dibawah ini dengan

maksud agar dapat sesuai dengan harapan penulis:

1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR).

b. Menganalisis pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan Financing to

Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Assets (ROA).

c. Menganalisis pengaruh total hubungan langsung dan tidak langsung

Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang

Antarbank Syariah (PUAS) dan Financing to Deposit Ratio (FDR)

terhadap Return On Assets (ROA).

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda,

yakni manfaat akademis maupun praktis.

a. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat

untuk:

1) Mengetahui secara substantif faktor-faktor yang mempengaruhi

Financing to Deposit Ratio (FDR) Serta Implikasinya Kepada

Return On Assets (ROA).

Page 27: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

11

2) Menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian

penelitian.

b. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat untuk:

1) Bahan pertimbangan bagi manajemen bank syariah dalam mengambil

keputusan untuk mengelola bank agar mencapai tingkat likuiditas

yang baik.

2) Memberikan informasi tambahan bagi investor dan masyarakat yang

berkepentingan untuk menginvestasikan dananya di perbankan.

3) Referensi dasar kelanjutan penelitian pada masa mendatang.

Page 28: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bank Syariah

Bank syariah adalah bank yang beroprasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga, dalam lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan

produknya dikembangkan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi

SAW. Atau dengan kata lain Bank Islam adalah lembaga keuangan yang

usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu

lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan

dengan prinsip syariah Islam. (Muhammad, 2005:13)

Menurut Veithzal Rivai dkk (2007:733) Bank Syariah adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip islam, yaitu aturan

perjanjian (akad) antara bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum

islam.

a. Jenis – jenis Bank

Berdasarkan pasal 5 Undang – Undang No. 10 Tahun 1998

tentang perbankan, terdapat dua jenis bank berdasarkan undang-

undang, yaitu :

1) Bank Umum adalah Bank yang dalam penghimpunan dananya

dari simpanan dalam bentuk giro dan deposito, sebagai sumber

terbesar untuk menempatkan dan mengalokasikan dana yang

Page 29: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

13

terhimpun dalam bertuk pembiayaan maupun penempatan dana

pada Bank Indonesia (BI).

2) Bank Perkreditan Rakyat adalah Bank yang melaksanakan

kegiatan usahanya dengan mejalankan prinsip syariah atau prinsip

konvensional yang memberikan jasa dalam lalulintas

pembayaran.

Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS), adalah bank yang

secara konsep sama dengan bank syariah bedanya terletak pada

pendiriannya UUS berada dibawah naungan bank konvensional.

b. Falsafah Operasional Bank Syariah dan Kegitan Bank

Setiap lembaga keuangan syariah, mempunyai falsafah mencari

keridhaan Allah SWT untuk memperoleh kebajikan di dunia dan

akhirat. Oleh karena itu, setiap kegiatan lembaga keuangan yang

dikhawatirkan menyimpang dari tuntunan agama, harus dihindari.

1) Menjauhkan diri dari unsur riba, caranya :

(a) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka

secara pasti keberhasilan suatu usaha (QS. Luqman :34).

(b) Menghindar penggunaan sistem prosentasi untuk

pembebanan biaya terhadap hutang atau pemberian imbalan

terhadap simpanan yang mengandung unsur

melipatgandakan secara otomatis hutang/simpanan tersebut

hanya karena berjalannya waktu. (QS. Ali Imran :130).

Page 30: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

14

(c) Menghindari penggunaan sistem perdagangan/penyewaan

barang ribawi dengan imbalan barang ribawi lainnya

dengan memperoleh kelebihan baik kuantitas maupun

kualitas. (HR. Muslim, Bab Riba No. 1551 s/d 1567).

(d) Menghindari penggunaan sistem yang menetapkan dimuka

tambahan atas hutang yang bukan atas prakarsa yang

mempunyai hutang secara sukarela. (HR. Muslim, Bab Riba

No. 1569 s/d 1572).

(e) Menerapkan sistem bagi hasil dan perdagangan, dengan

mengacu pada QS. Al Baqarah ayat 275 dan QS. An Nisa

ayat 29, maka setiap transaksi kelembagaan syariah harus

dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan perdagangan atau

transaksinya didasari oleh adanya pertukaran antara uang

dengan barang. Akibatnya pada kegiatan muamalah berlaku

prinsip ada barang/jasa uang dengan barang, sehingga akan

mendorong produksi barang/jasa, mendorong kelancaran

arus barang/jasa, dapat dihindari adanya penyalahgunaan

kredit, spekulasi dan inflasi. (Muhammad, 2005:75)

c. Kegiatan Bank

Sebagai lembaga keuangan yang berorietasi bisnis, bank juga

melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan bank tersebut disesuaikan

dengan jenisnya. Karena Bank Umum Syariah (BUS) lebih luas

Page 31: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

15

dari Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), kegiatan Bank

Umum diataranya :

1) Menghimpuan Dana (funding)

Merupakan kegiatan bank yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menawarkan beberapa produk untuk

meyimpan dana nasabah, diataranya :

(a) Simpanan Giro (Demand Deposit)

Simpanan giro ini merupakan simpanan pada bank

yang cara penarikannya mengunakan cek.

(b) Simpanan Tabungan (Seving Deposit)

Merupakan simpanan kepada bank yang cara

penarikannya ditetapkan oleh bank yang bersangkutan,

penariakan tersebut bisa mengunakan buku tabungan,

kwitansi dan Ajungan Tunai Mandiri (ATM).

Simpana deposito (demand deposit) adalah

simpanan masyarakat di bank yang penariaknnya dapat

dilakukan setelah jatuh tempo, sebagai bukti deposan

telah menyimpan dalam bentuk deposito, maka bank

memberikan surat berbentuk serifikat (M. Nafarin,

2007:747). Menurut pasal 1 angka 7 undang-undang

perbankan yang diubah, disebutkan deposito (deposito

berjangka) adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan

Page 32: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

16

perjanjian nasabah penyimpan dengan bank (Rahmadi

Usman, 2001:228).

Sedangkan menurut undang-undang No. 10 tahun

1998 adalah penarikannya hanya dapat dilakukan dalam

jangka waktu tertentu menurut perjanjian nasabah

dengan bank yang bersangkutan. Berikut jenis-jenis

deposito yang ada di indonesia, sebagai berikut :

i. Deposito Berjangka

Deposito Berjangaka merupakan deposito yang

diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Janka

waktu deposito biasanya bervariasi mulai 1 sampai

24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama

baik peseorangan maupun lembaga yang

mendepositkan uangnya pada bank.

ii. Sertifikat Deposito

Sama halya seperti deposito berjangka yaitu

merupakan deposito yang diterbitkan dalam jangka

waktu 2, 3, 6 dan 12 bulan. Sertifikat deposito

diterbitkan atas rujukan sertifikat. Artinya dalam

sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau

badan hukum tertentu. Selain itu sertifikat deposito

dapat diperjual belikan pada pihak lain.

Page 33: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

17

(c) Menyalurkan Deposito (Time Deposit)

Merupakan simpanan yang berjangka waktu panjang

dan memiliki jangka waktu tertentu.

(d) Menyalurkan Dana (Lending)

Kegitan bank yang menjual dana yang telah dihimpun

pada masyarakat atau memberikan pembiayaan pada

masyarakat.

(e) Memberikan Jasa-jasa Bank Lain (Service)

Merupakan kegiatan penunjang dan menyalurkan

dana. Jasa-jasa yang diberikan oleh bank atara lain adalah

kiriman uang, (tranfer), Kliring, save deposit box, dll.

B. Manajemen Asset dan Likuditas Bank Syariah

A. Manajemen Asset

Menurut Muhammad (2005:262) manajemen asset adalah upaya yang

dilakukan oleh bank syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana

yang diterima dari aktivitas funding untuk disalurkan kepada aktivitas

financing, dengan harapan bank bersangkutan mampu memenuhi kriteria-

kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas.

Bagi bank konvensinal, selain modal, sumber dana lainnya cenderung

bertujuan untuk “menahan” uang. hal ini sesuai dengan pendekatan yang

dilakukan Kenynes yang mengemukakan bahwa orang yang membutuhkan

Page 34: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

18

uang untuk tiga kegunaan: transaksi, cadangan (jaga-jaga) dan investasi

(Muhamad Syafi’i Antonio, 2001:146).

Menurut Zainul Arifin (2003:144) sebagaimana bank konvensional,

bank syariah pun merupakan lembaga itermediasi antara penabung dan

investor. Perbedaan pokoknya terletak pada prinsip bagi hasil dan berbagi

risiko yang melandasi sistem operasionalnya. Hal ini antara lain tercemin

pada karakteristik berikut:

a. Berbeda dengan bank konvensional, bank Islam hanya menjamin

pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan

(wadi’ah), tetapi tidak menjamin pembayaran kembali nilai nominal

dari deposito (investment Deposit/mudharabah Deposit). Bank Islam

juga tidak menjamin keuntungan atas deposito pada bank syariah

tergantung kinerja bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang

menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat

bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya.

b. Sistem oprasional bank syariah berdasarkan pada sistem equity dimana

setiap modal adalah berisiko. Oleh karena itu hubungan kerjasama

antar bank Islam dengan nasabahnya adalah berdasarkan prinsip bagi

hasil dan berbagi risiko Proft and Loss Sharing (PLS).

c. Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing) bank Islam

menggunakan model pembiayaan syariah (Islamic models of

financing) yaitu PLS dan non-PLS. sehubungan dengan itu bank Islam

Page 35: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

19

melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban menyediakan

manajemen investasi yang profesional.

Berdasrkan karakteristik tersebut, maka risiko yang dihadapi oleh

bank syariah lebih terfokus pada risiko likuditas dan risiko kredit dan

tidak akan pernah mengalami risiko fluktuasi tingkat bunga. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen asset/liabilitas itu akan

bertemu di suatu kondisi yang singkron untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas bank syariah harus menempatkan dana yang telah dihimpun

lalu menyalurkan ke instrumen-instrumen likuiditas.

B. Manajemen Likuditas

a. Pengertian Likuditas Bank

Menurut Robert Tampubolon (2004:165) likuditas bank merunjuk

pada kemampuan sebuah bank untuk segera dan selalu dapat

menghimpun dana atau menghasilkan uang pada biaya yang wajar.

Menghimpun likuiditas merupakan salah satu aktivitas kunci bank,

karena secara langsung maupun tidak langsung, bank harus mampu

menyediakan likuiditas untuk melayani nasabahnya. Penghimpunan

dana menimbulkan konsekuensi biaya yang akan bergantung kepada

opsi pendanaan yang ada, kombinasi jatuh waktu antara aktiva dan

pasiva (asset and liability). Opsi pembiayaan juga tergantung pada

kondisi keuangan dan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.

Untuk itu, bank harus memiliki akses ke sumber dana yang

memadai. Artinya bank harus dapat menyelesaikan masalah diatas

Page 36: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

20

secara tepat waktu. Tindakan ini harus dapat menekan biaya likuidasi

atau biaya penutupan usaha (bankruptcy cost) serendah atau sekecil

mungkin, apabila hal tersebut harus terjadi. Semua hal tidak akan dapat

dipenuhi oleh sebuah bank jika likuiditasnya sangat rendah.

Likuiditas pada umumnya adalah mengenai posisi uang kas suatu

perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban

(membayar utang) yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Apabila

dikaitkan dengan lembaga bank, berarti kemampuan bank setiap waktu

untuk membayar utang jangka pendeknya apabila tiba-tiba ditagih oleh

nasabah atau pihak-pihak terkait. Jadi yang dimaksud likuiditas disini

adalah kemudahan mengubah asset menjadi uang tunai dari masing-

masing bank yang bersangkutan. Dalam pengelolaan dana, bank akan

mengalami salah satu dari tiga hal di bawah ini:

1) posisi seimbang (squere), di mana persediaan dana sama dengan

kebutuhan dana yang tersedia.

2) posisi lebih (long), di mana persediaan dana lebih dari kebutuhan

dana yang tersedia.

3) posisi kurang (short), di mana persediaan dana kurang dari

kebutuhan dana.

Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau

kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap

sebagai keuntungan bank. Sedangkan jika terjadi kekurangan likuiditas,

Page 37: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

21

maka bank memerlukan sarana untuk menutupi kekurangan tersebut.

(Wirdyaningsih dkk., 2005:140)

Menurut Zainul Arifin (2005:164) salah satu kendala operasional

yang dihadapi oleh perbankan islam adalah kesulitan dalam mengelola

likuiditasnya secara efisien. hal itu terlihat pada beberapa gejala, antara

lain:

1) Tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana-dana yang

diterimanya. Dana-dana tersebut terakumulasi dan menganggur

untuk beberapa hari sehingga mengurangi rata-rata pendapatan

mereka.

2) kesulitan mencairkan dana investasi yang sedang berjalan, pada

saat ada penarikan dana dalam situasi krisis.

Memenuhi kebutuhan likuiditas seringkali sama kompleksnya

dengan mengestimasikan kebutuhan likuiditas itu sendiri, tetapi tidak

ada cukup kebijakan dan prosudur untuk memenuhinya. Pada

prinsipnya likuiditas adalah kemudahan mengubah asset menjadi uang

tunai dengan sedikit atau tanpa berkurang nilainya.

Para banker Islam harus memperhatikan beberapa ketentuan

syariah yang harus menjadi pedoman yang telah diatur oleh Bank

Indonesia dan Dewan Syariah Nasional (DSN) dalam peraturan dan

fatwa yang berlaku, antara lain sebagai berikut:

Page 38: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

22

1) Uang tidak boleh menghasilkan apa-apa. Uang hanya berkembang

jika diinvestasikan dalam bidang ekonomi rill (tangible economics

asset).

2) Keberhasilan kegiatan ekonomi diukur dengan Return On

Investment (ROI) return ini boleh diestimasikan tapi tidak boleh

ditentukan didepan.

3) Bagian saham dalam perusahaan, kegiatan mudharabah atau

kemitraan musyarakah dapat dibeli atau dijual untuk kegiatan

investasi dan bukan untuk tujuan spekulasi atau tujuan

perdagangan paper.

4) Piranti keuangan Islami, seperti bagian saham dalam kemitraan

atau perusahaan, dapat dinegosiasikan (dibeli atau dijual) karena ia

mewakili bagian saham dalam jumlah asset dari bisnis nyata.

C. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Pada perbankan syariah tidak mengenal kredit (loan) dalam penyaluran

dana yang dihimpunnya. Oleh karena itu, aktifitas penyaluran dana yang

dilakukan bank syariah lebih mengarah kepada pembiayaan (financing).

Hutang merupakan sesuatu yang harus dihindari dalam perbankan syariah.

Rumus perhitungan likuiditas ini dikonversi karena masih dalam terminologi

yang sama yaitu fungsi intermediasi perbankan, terutama dalam aspek

penyaluran dana yang telah dihimpunnya untuk mendapatkan gain profit.

Page 39: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

23

Rumus LDR kedalam dunia syariah menjadi (FDR) Financing to Deposit

Ratio. Sehingga FDR dapat dirumuskan dengan :

FDR = Pembiayaan yang disalurkan

Total Dana Pihak Ketiga

Salah satu kendala operasional bank syariah adalah kesulitan dalam

mengendalikan likuiditasnya secara efisien, dimana gejalanya adalah tidak

tersedianya kesempatan investasi yang sedang berjalan. Penting bagi banker

Islam untuk memahami bahwa instrument likuiditas yang digunakan bank

konvensional itu dibangun untuk mengatasi kesulitan yang mereka hadapi

dalam sistem keuangan yang bersifat ribawi. Menjadi tantangan dan tanggung

jawab bagi banker syariah untuk menempatkan dananya pada instrumen

likuiditas yang sesuai dengan akidah islam.

FDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito

berjangka, giro, tabungan dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi

permohonan pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini menggambarkan

sejauh mana simpanan digunakan untuk pemberian pinjaman. Rasio ini juga

dapat mengukur tingkat likuiditas. FDR disebut juga rasio kredit terhadap

total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga

yang disalurkan dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan

utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari

kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit relatif

bila dibandingkan dengan Deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank

membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang ditanggung oleh bank

Page 40: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

24

yang bersangkutan. FDR adalah perbandinagan antara pembiayaan yang

diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh

bank. Rasio ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana dana yang

bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini menunjukkan

tingkat likuditas bank tersebut. Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.

26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, besarnya FDR ditetapkan oleh Bank

Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Yang berarti bank boleh memberikan

kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak ketiga yang berhasil

dihimpun asalkan tidak melebihi 110% (Muhammad, 2005:55).

Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendah

kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena

jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin besar. Rasio

yang tinggi menunjukkan bahwa suatu bank meminjamkan seluruh dananya

(loan-up) atau relatif tidak likuid (illiquid). Sebaliknya rasio yang rendah

menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan kapasitas dana yang siap

untuk dipinjamkan. Oleh karena itu, rasio ini juga dapat untuk memberi

isyarat apakah suatu pinjaman masih dapat mengalami ekspansi atau

sebaliknya harus dibatasi. Dalam pengertian sehari-hari, bahwa akhir-akhir

ini yang dilihat pada indikator FDR umumnya hanya berisi komponen yang

sangat sederhana. Sebagai indikator pinjaman adalah jumlah atau posisi

pinjaman yang diberikan, sebagaimana yang tercantum pada sisi aktiva.

Sedangkan sebagai indikator pada simpanan adalah giro, deposito, tabungan

yang masing-masing tercantum pada sisi pasiva neraca. Kedua komponen

Page 41: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

25

tersebut dalam bentuk rupiah. Yang dalam bentuk valuta asing yang berada di

bank-bank devisa belum diperhitungkan.

Sebagai tindak lanjut pengembangan perbankan syariah Bank Indonesia

(BI) telah mengelurkan beberapa ketentuan yang berkaitan dengan perbankan

syariah.

D. Giro Wajib Minimum (GWM)

Giro wajib minimum adalah simpanan minimum bank umum dalam giro

pada Bank Indonesia (BI) yang besarnya ditetapkan oleh bank indonesia

berdasarkan persentase tertentu dari Dana Pihak Ketiga (DPK). Giro

minimum ini merupakan kewajiban bank dalam rangka mendukung

pelaksanaan prisnsip kehati-hatian bank dan berperan pula sebagi insrumen

moneter untuk mengendalikan uang beredar (Muhammad 2005:377)

E. Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)

Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:183) Pasar uang (money

market) adalah di mana diperdagangkan surat-surat berharga jangka pendek.

Pasar valuta asing (foregign exchange market) adalah pasar dimana

diperdagangkan surat-surat berharga dalam satu mata uang dengan

melibatkan mata uang lain. Sedangkan menurut Algaoud dan Lewis

(2001:94) pasar uang adalah sarana yang menyediakan sumberdaya hasil

tabungan bagi para investor.

Page 42: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

26

Sedangkan, menurut Herman Darmawi (2006:98) pasar uang antar

bank atau sering disebut interbank call money market merupakan salah

satu sarana untuk memenuhi likuiditas bank-bank karena kalah kliring.

Pasar uang antar bank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam-meminjam

dana antar satu bank dengan bank lainnya. Transaksinya bisa dilakukan

secara langsung melalui telepon atau lembaga kliring.

a. Mekanisme Pasar Uang

Mekanisme pasar uang berbeda dengan pasar modal yang

tradingnya dilakukan melalui Bursa atau Stock Exchange. Sesuai

dengan karakteristiknya maka pasar uang ini bersifat abstrak, tidak

ada tempat khusus seperti halnya pada pasar modal. Transaksi pasar

uang secara over the counter market (OTC), dilakukan oleh setiap

peserta melalui desk atau dealing room masing-masing peserta.

Sarana yang digunakan dalam melakukan transaksi pasar uang

dapat berupa:

1) Reuters monitor dealing screen (RDMS)

2) Telex

3) Telepon

4) Fax

5) Sarana telekomunikasi lain yang diperkenankan untuk transaksi

tersebut.

Page 43: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

27

b. Transaksi Pasar Uang Antarbank Syariah

Menurut Veithzal Rivai dkk (2007:859) PUAB adalah sarana

pinjam meminjam yang dilakukan antarbank dengan menggunkan

telepon atau melalui Ruter. Setiap bank yang meminjam akan

menerbitkan promes, sedangkan bank pemberi akan menerbitkan nota

kredit. Sedangkan PUAS adalah kegiatan investasi jangka pendek

dalam rupiah antarpeserta pasar berdasarkan prinsip mudharabah.

Munurut Fatwa DSN MUI No. 37/DSN-MUI/2002, pengertian

PUAS adalah kegiatan transaksi keuangan jangka pendek antarpeserta

pasar berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Menurut Pasal 1 butir (4) Peraturan Bank Indonesia No.

2/8/PBI/2000, yang telah diubah menjadi No. 7/26/PBI/2005

pengertian PUAS adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam

rupiah antarpeserta pasar berdasarkan prinsip Mudharabah.

Sedangkan penegrtian mudharabah pada Pasal 1 butir (5) PBI tersebut

adalah ”perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk

melakukan kegiatan usaha guna memperoleh keuntungan, dan

keuntungan tersebut akan dibagikan kepada kedua belah pihak

berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. (Wirdyaningsih

dkk, 2005:142)

c. Mekanisme Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan Penyelesain

Transaksi

Page 44: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

28

Mekanisme perdagangan surat-surat berharga berbasis syariah

harus tetap berkaitan dan berada dalam batas-batas toleransi dan

ketentuan-ketentun berdasarkan syariah, untuk memahami mekanisme

Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1

Skema Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah

(Sumber: Muhammad, 2005:39)

1) Bank penanam dana pada sertifikat IMA melakukan pembayaran

kepada bank penerbit dengan menggunakan nota kredit melalui

kliring, bilyet giro Bank Indonesia atau tranfer dana secara

elektronis, disertai tembusan sertifikat IMA.

(3)

Pasar Perdana

BANK

INDONESIA

Penanam Dana Penanam Dana Penerbit

Bank

Syariah

Bank

Konvensional Bank

Konvensional

Bank

Syariah

Bank

Syariah

Pasar Skunder

(7)

(6)(8)

(1)

(4)

(4)

(5)

(2)

(10)

(8)

(6) / (10) Bayar

Jual Sebelum

Due Jual Sebelum

Due

Terbit

Informasi Rate

Bayar

Bayar

Bayar

Laporan

Tagih Setelah Due (9)

Page 45: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

29

2) Pemindahan srtifikat IMA hanya dapat dilakukan oleh bank

penanam dana pertama, sedangkan dana kedua tidak

diperkenankan lagi memindahtangankan kepada bank lain sampai

berakhirnya jangka waktu. Agar bank penerbit sertifikat wajib

memberitahukan kepemilikan sertifikat tersebut kepada bank

penerbit.

3) Pada saat sertifikat IMA jatuh waktu, penyelesain transaksi

dilakaukan oleh bank penerbit dengan melakukan pembayaran

kepada pemegang sertifikat terakhir sebesar nilai nominal

investasi (face value), sedangkan imbalan dibayar pada awal

bulan berikutnya. pembayaran tersebut dapat dilakukan dengan

mengguanakan nota kredit melalui kliring, bilyet giro Bank

Indonesia atau tranfer dana secara elektronis.

d. Perhitungan Imbalan

Besarnya imbalan sertifikat IMA yang dibayarkan pada awal

bulan dihitung atas dasar tingkat realisasi imbalan deposito investasi

mudharabah pada bank penerbit imbalan dimaksud sesuai dengan

jangka waktu deposito investasi mudharabah seperti terlihat pada

tabel berikut:

Page 46: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

30

Tabel 2.1

Penghitungan imbalan berdasarkan jangka waktu

Jangka Waktu Sertifikat IMA Tingkat Imban yang digunakan

1 hari s.d. 30 hari Deposito Investasi Mudharabah 1 bulan

31 hari s.d. 90 hari

Deposito Investasi Mudharabah 3 bulan

(Sumber: Muhammad, 2005:394)

Rumus perhitungan imbalan Sertifikat IMA adalah sebagai berikut:

X = P x R x t/360 x k

Keterangan :

X = Besarnya imbalan yang diterbitkan kepada bank penenanam

dana

P = Nilai nominal investasi

R = Tingkat realisasi imbalan deposito investasi mudharabah

(sebelum di distribusikan)

t = Jangka waktu investasi

k = Nisbah bagi hasil untuk bank penanam dana

e. Perbandingan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) Dengan Pasar

Uang Antarbank Konvensional (PUAK).

Dari keseluruhan uraian tentang PUAS diatas, maka dapat kita

tarik perbandingan antara Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip

Syariah (PUAS) dengan Pasar Uang Antarbank Konvensinal

(PUAK/PUAB). Dalam Perbandingan ini dapat kita lihat persamaan

dan perbedaan antara keduanya.

Page 47: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

31

Pada prinsipnya terdapat persamaan antar PUAS dengan PUAB.

Persamaan tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Keduanya merupakan instrumen likuiditas yang fungsinya

memudahkan perbankan yang mengalami kesulitan likuditas, baik

berupa kekuranagan maupaun kelebihan likuiditas.

2) Keduanya memiliki jangka waktu paling lama 90 hari atau

merupakan investasi jangka pendek.

3) Pembayaran dapat dilakukan dengan nota kredit atau melalui

kliring atau bilyet giro BI atau tranfer dana secara elektronis.

Perbedaan atara PUAS dan PUAK tampak pada beberapa hal,

sebagai berikut:

1) PUAS tidak mendasarkan transaksinya pada suku bunga

melainkan pada pola bagi hasil. Sedangkan PUAB seluruhnya

berdasarkan transaksinya pada bunga.

2) Peserta PUAS meliputi bank syariah dan bank konvensional.

Sedangkan peserta PUAB hanya bank konvensinal.

3) Peranti yang digunakan dalam PUAS adalah sertifikat IMA.

Sedangakan peranti umum yang digunakan dalam PUAB adalah

promes atau promissory notes.

4) Sertifikat IMA sebagai peranti PUAS hnya dapat dialihkan 1 kali.

Sedangkan terhadap promes dapat dipindahtangankan berulang

kali selama belum jatuh tempo.

Page 48: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

32

5) Dalam perhitungan imbal peranti utama PUAS tidak

mengikutsertakan sama sekali komponen utama penghitungan

imbalan dalam PUAB.

6) Risiko yang timbul dari aktivitas transaksi pada PUAS relatif

jatuh lebuh kecil daripada risiko transaksi PUAB.

7) Sertifikat IMA sebagai peranti utama PUAS diterbitkan sebagai

tanda bukti penyertaan, oleh karena itu hanya dapat dipindah

tangankan satu kali. Sedangkan promes merupakan suatu

negotible instrument, di mana para pihak tidak dibatasai dalam

menegosiasikannya hingga jatuh tempo berakhir. (Wirdyaningsih

dkk, 2005:147)

Jika perbedaan antara PUAS dan PUAK tersebut digambarkan

dalam bentuk tabel, maka akan tampak seperti di bawah ini.

Page 49: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

33

Tabel 2.2

Perbedaan PUAS dengan PUAK atau PUAB

No PUAS PUAB atau PUAK

1.

Transaksinya berdasarkan pola

bagi hasil

Transaksinya berdasarkan suku

bunga

2.

Pesertannya meliputi bank

syariah dan bank konvensional

Peserta hanya bank

konvensional

3.

Peranti yang digunkan adalah

sertifikat IMA

Umumnya menggunakan

promes atau promissory notes.

4.

Pranti PUAS hanya bisa

dialihkan 1 kali

Peranti PUAB dapat dialihkn

berulang kali selama belum

jatuh tempo

5.

Dalam perhitungan imbalan

tidak mengikuti komponen

bunga

Bunga merupakan komponen

utama perhitungan imbal

6.

Risiko dari aktifitas transaksi

PUAS relatif jauh lebih kecil

Risiko dari transaksi PUAB

relatif lebih besar

7.

Sertifikat IMA diterbitkan

sebagai tanda bukti penyertaan

investasi, sehingga hanya

dapat dialihkan satu kali

Promes merupakan negotiable

instrument yang dapat dialikan

tanpa batas hingga jatuh tempo

(Sumber: Wirdyaningsih dkk,2005:148)

Page 50: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

34

F. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sebelumnya SBIS dikenal sebagai Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

Syariah (SWBI), Menurut Wirdyaningsih dkk (2005:149) SWBI merupakan

instrumen kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan

kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah.

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000, yang dimaksud

dengan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) adalah sertifikat yang

diterbitkan Bank Indonesia sebagai bukti penitipan dana berjangka pendek

dengan prinsip wadiah (Pasal 1 Ayat 4). Sedangkan yang dimaksud wadiah

disini adalah perjanjian penitipan dana antara pemilik dana dengan pihak

penerima titipan yang dipercaya untuk menjaga dana tersebut (Pasal 1 Ayat

3).

Selanjutnya perubahan perundang – undangan tentang pencabutan SWBI

menjadi SBIS, berdasarkan PBI Nomoe 10/11/PBI/2008, SBIS adalah surat

berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan sebagai

salah satu insrumen oprasi pasar terbuka dalam rangka pengendalian moneter

yang dilakukan berdasarkan prinsip syarih dengan mengunakan akad ju’alah

(Peraturan Bank Indonesia 2008).

Munurut Tak’yudin Abu Bakar (2005:403) menurut bahasa ialah “Apa

yang memberikan oleh seseorang manusia atas perintah yang ia

kerjakannya”, sedangkan menurut istilah ialah “Bahwa menjadikan oleh

seseorang akan kebolehan pengelolaan ukurang yang telah diketahui dari

Page 51: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

35

harta bagi orang yang melaksanakannya yang diketahui atau yang tidak

diketahui”.

Ju’alah adalah suatu kontrak dimana pihak pertama menjanjikan imbalan

tertentu kepada kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas atau

pelayanan yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama

(Zainul Arifin, 2009:36). Instrumen ini menjadi masukan yang positif bagi

perbankan syariah. Pasalnya, sebelum diterbitkannya SBIS ini sebelumnya

mengunakan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dimana jika

dibandingkan dengan SBI konvensional memiliki perbedaan bonus atau

return yang sangat berbeda. Untuk itu bank Indonesia menerbitkan SBIS

sebagai ganti SWBI setelah mendapat izin dari Dewan Syraiah Nasional

(DSN). Dalam peraturan Bank Indonesia SBI Syariah diterbitkan melalui

mekanisme lelang. Pihak yang berhak mengikuti lelang adalah Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) baru dapat mengikuti lelang

SBIS jika memenuhi persyaratan Financil to Deposit Ratio (FDR) yang telah

ditetapkan oleh bank indonesia sebagaimana terdapat pada pasal 7 ayat (1) :

BUS atau UUS dapat memiliki SBIS melalui penjualan pembelian SBIS

secara langsung atau melalui perusahaan pialang pasar uang rupiah dan valuta

asing.

• Karakteristik Sertifikat Bank Indonesia Syaraiah

• Menggunakan akad Ju’alah.

• Satuan unit sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).

Page 52: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

36

• Berjangka waktu paling kurang 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua

belas) bulan.

• Diterbitkan tanpa warkat.

• Dapat digunakan pada bank indonesia dan

• Tidak dapat diperdagangkan dipasar sekunder.

1. Mekanisme dan Penyelesaian Transaksi SBIS

Dalam trnsaksi SBIS yang mengunakan akad Ju’alah terdapat

mekanisme-mekanisme yang harus diikuti dan dipatuhi oleh Bank

Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) didalam

menjalankan mekanisme lelang SBIS, adapun mekanisme yang harus

dijalakan sebagai berikut:

a. Mekanisme Lelang SBIS

1) Bank Indonesia (BI) mengumumkan rencana lelang SBIS

paling lambat pada 1 (satu) hari kerja sebelum pelaksanaan

lelang SBIS, antara lain meliputi :

(a) BUS dan UUS yang dapat mengikuti lelang SBIS (FDR >

80% dan tidak sedang dikenakan sanksi pemberhentian

sementara untuk mengikuti lelang SBIS);

(b) Jangka waktu SBIS;

(c) Tingkat imbal, yang mengacu kepada tingkat diskonto

hasil lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka

waktu sama yang ditebitkan bersama dengan penerbitan

SBIS dengan ketentuan sebagai berikut :

Page 53: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

37

• Dalam hal lelang SBI mengunakan metode fixed rate

tender, maka imbal SBIS ditetapkan sama dengan rata-

rata tertimbang tingkat diskonto hasil lelang SBI.

• Dalam hal lelang SBI mengunakan metode variabel rate

tender, maka imbalan SBIS ditetapkan sama dengan

rata-rata tertimbang tingkat diskonto hasil lelang SBI.

(d) Tanggal transaksi, dan

(e) Tanggal setelmen.

b. Pada hari pelaksanaan lelang SBIS (hari Rabu pukul 10.00 – 12.00),

BUS, UUS, Pialang mengajukan penawaran kuantitas SBIS yang

dibeli kepada Bank Indonesia cq Derektorat Pengawasan Moneter

kepada Biro Oprasional Moneter (BI cq. DPM – BopM) melalui BI –

SSSS.

c. BI cq DPM – BopM mengumumkan hasil lelang SBIS setelah

window time SBIS ditutup pada hari pelaksanaan lelang, secara

individual kepada pemegang lelang melalui BI – SSSS dan secara

keseluruhan melalui BI – SSSS dan sistem Laporan Harian Bank

Umum (LHBU).

d. BI menetapkan kualitas pemegang lelang SBIS berdasarkan jumlah

penawaran kualitas yang diterima atau berdasarkan perhitungan

kualitas secara proposional.

Page 54: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

38

e. BI cq. DPM – PTPM melakukan penyelesain hasil lelang SBIS pada

hari kerja yang sama dengan hari pelaksanaan lelang SBIS, dengan

cara sebagi berikut:

(a) Mendebet rekening giro pemenang lelang dalam rangka

penyelsaian dana; dan

(b) Mengkredit rekening surat berharga pemenang lelang dalam

rangka penyelesaian surat berharga; masing-masing sebesar

hasil nominal SBIS yang dimenangkan.

f. Dalam hal BUS atau UUS tidak memiliki saldo rekening giro yang

mencukupi untuk menutup seluruh kewajiban penyelesain dana

sebagimana dimaksud pad butir 1.a sampai dengan cut-off warning

Sistem BI – RTGS, maka hasil lelang SBIS yang dimenangkan BUS

atau UUS yang bersangkutan diyatakan batal.

g. BI juga dapat membatalkan hasil lelang SBIS antara lain dalam hal

penawaran yang masuk dinilai berada di luar kewajaran dari

pemikiran potensi likuditas. Pembataln tersebut diumumkan oleh BI

setelah window time ditutup pada pada hari pelaksanaan lelang

melalui BI – SSSS dan secara keseluruhan melalui BI – SSSS dan

sistem LHBU.

Adapun pengertian BI-SSSS adalah Bank Indonesia – Scripless Scurities

Settlement Sistem yaitu sistem yang menghubungkan secara langsung secara

elektronik antara peserta, penyelengara dan sistem Bank Indonesia,

sedangkan BI RTGS adalah Real Time Gross Settlement menurut PBI Nomor

Page 55: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

39

10/6/PBI/2008 tentang RTGS ialah suatu sistem tranfer dana elektronik

antara peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesainnya dilakukan secara

seketika pertransaksi secara inividu.

1. Sanksi

BUS dan UUS akan dikenakan sanksi jika transaksi SBIS oleh BUS

atau UUS dinyatakan batal karena dua hal. Pertama, tidak memiliki saldo

rekening giro yang cukup untuk memenuhi kewajiban penyelesain

transaksi pembelin SBIS. Yang kedua, tidak memiliki rekening surat

berharga dan saldo rekening giro yang cukup untuk menyelesaikan

transaksi pembelian SBIS. Sanksi yang akan dikenakan adalah sebagi

berikut:

a. Terdapat pembatalan hasil lelang SBIS karena saldo rekening giro

yang tidak mencukupi, BUS dan UUS dikenakan sanksi berupa

teguran tertulis dan kewajiban membayar sebesar 1/1000 (satu per

seribu) dari nominal SBIS yang dibatalkan atau paling banyak

sebesar Rp. 1000.000.000,00 (satu milyar rupiah) untuk setiap

pembatalan.

b. Apabila dalam kurun waktu 6 (enam) bulan, BUS dan UUS telah

mendapatkan teguran tertulis sebanyak 3 (tiga) kali, maka selain

mendapatkan sanksi teguran tertulis dan kewajiban membayar, BUS

dan UUS juga dikenakan sanksi pemberhentian sementara untuk

mengikuti lelang SBIS sampai dengan lelang minggu berikutnya dan

Page 56: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

40

larangan mengajukan Repo SBIS selama 5 (lima) hari kerja berturut-

turut (Peraturan Bank Indonesia, 2008)

3. Mekanisme Repo SBIS

Selain mekanisme lelang SBIS juga terdapat mekanisme Repo SBIS

diman BUS dan UUS dapat merepokan SBIS miliknya kepada Bank

Indonesia dengan terlebih dahulu menandatangani perjanjian penggunaan

SBIS dalam rangka Repo SBIS. Terdapat Repo SBIS, bank indonesia

akan mengenakan biaya kepada BUS atau UUS. Adapun mekanisme

Repo SBIS adalah sebagai berikut:

a. Bank Indonesia (BI) cq. DPM-Bop mengumumkan biaya Repo SBIS

dan jangka waktu Repo.

b. BUS dan UUS yang sebelumnya telah menandatangani Perjanjian

Pengunaan SBIS dalam tangka Repo dan tidak sedang dalam

pengenaan sanksi.

c. Terhadap Repo SBIS, dikenakan Biaya repo SBIS.

d. BI cq. DPM – PTPM melakukan penyelesaaian Surat Berharga dan

penyelsain dalam rangka Repo SBIS yaitu pada waktu

pelaksanaannya (Bank Indonesia, 2008).

4. Perbedaan Antara Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Sebagaimana peraturan yang telah ditetapakan oleh Bnk Indonesia

dalam Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS) mengantikan kebijakan peraturan

Page 57: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

41

sebelumnya yatu peraturan Bank Indonesia No. 6/7/PBI/2004 tentang

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). Dengan keluarnya peraturan

baru ini maka Peraturan Bank Indonesia No. 6/7/2004 tanggal 16 Febuari

2004 tentang SWBI dicabut dan telah dinyatakan tidak berlaku (Bank

Indonesia, 2008).

Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dalam prakteknya

menggunakan akad ju’alah yaitu mekanismenya dalam bentuk lelang, dan

lelang tersebut akan dimenagkan oleh slah satu BUS dan UUS yang yang

mengkikuti lelang dan tidak sedang kena sanksi. Sedangkan Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia memakai akad wadiah yang berarti titipan yang

bonusnya ditetapkan oleh Bank Indonesia (Bank Indonesia, 2008).

G. Inflasi

1. Definisi Inflasi

Secara umum, inflasi berarti kenaikan harga barang/komoditas dan

jasa dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat dianggap sebagai

fenomena moneter karena terjadinya penurunan nilai unit penghitungan

moneter terhadap suatu komoditas. (Adiwarman A. Karim, 2002:63)

Menurut Marcus Bodie Kane (2004:385) inflation is the rate which

the general level of prices is rising. High rates of inflation often are

associated with “overheated” economies, that is, economies where the

demand for goods and services is outstripping productive capacity, which

leads to upward pressure on prices.

Page 58: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

42

2. Jenis-jenis Inflasi

Menurut Paul A. Samuelson dalam Adiwarman Azwar Karim

(200:65) berdasarkan tingkat keparahannya inflasi dapat digolongkan

dalam tiga jenis inflasi berikut:

a. Moderate inflation, disebut juga “inflasi satu digit”, adalah inflasi

dengan karakteristik terjadinya kenaikan harga secara lambat.

b. Galloping inflasion, yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat 20%

sampai dengan 200% per tahun.

c. Hyper inflasion, yaitu inflasi dengan tingkat sangat tinggi, berkisar

antara jutaan sampai triliunan per tahun.

3. Efek-efek Buruk Inflasi

Menurut Sukirno (2004:338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai

berikut :

a. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi

Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menggalakkan perkembangan

ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan

produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya

lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi

produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun.

Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.

Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas

perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu

tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya ekspor akan

Page 59: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

43

menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang

semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang

impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor

yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan

ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca

pembayaran akan memburuk.

b. Inflasi dan Kemakmuran Rakyat

Disamping menimbulkan efek buruk, kegiatan ekonomi negara

akan mengalami inflasi dan menimbulkan efek terhadap individu dan

masyarakat.

c. Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang

berpendapatan tetap.

Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-

harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang

berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan

menurun.

d. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.

Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang.

Simpanan di bank, simpanan tunai dan simpanan dalam institusi-

institusi keuangan lain yang merupakan simpanan keuangan. Nilai

riinya akan menurun apabila inflasi berlaku.

Page 60: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

44

e. Memperburuk pembagian kekayaan

Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan

menghadapi kemorosotan dalam nilai riil pandapatannya, dan pemilik

kekayaan bersifat keuangan akan mengalami penurunan dalam nilai riil

kekayaannya. Penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil

pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian

pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-

pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak

merata.

Menurut para ekonomi islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi

perekonomian karena empat hal berikut:

1) Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap

fungsi tabungan (nilai simpan).

2) Melemahkan masyarakat untuk menabung.

3) Meningkatkan kecenderungan berbelanja, terutama untuk barang-

barang nonprimer dan mewah.

4) Mengarahkan investasi kepada hal-hal tidak produktif seperti

penumpukan kekayaan berupa tanah, bagunan, logam mulia, dan

mata uang asing serta mengorbankan investasi produktif seperti

pertanian, industri, perdagangan dan tranportasi (Adiwarman A.

Karim, 2002:67)

Page 61: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

45

4. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi

Kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi

yaitu:

a. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi

pengeluaran pemerintah.

b. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan

membatasi kredit.

c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat

mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi

pajak impor dan pajak atas pajak atas bahan mentah, melakukan

penetapan harga, menggalakkan pertambahan produksi dan

perkembangan teknologi.

H. Retrun On Assets (ROA)

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam

hubungannya dengan penjualan, tolal aktiva maupun modal sendiri (Agus

Sartono, 2001:122). Rentabilitas adalah ukuran kemampuan bank untuk

mendapatkan laba atas penepatan asset kepada aktiva produktif yang dimiliki

bank, untuk mengukur profitabilitas bank maka dapat digunakan dengan

mengunakan pendekatan yaitu antara lain adalah dengan rasio Retrun On

Asset (ROA).

Retrun On Asset (ROA) merupakan rasio keuangan yang digunakan

untuk menilai kondisi keuangan dari suatu perusahaan dengan mengunakan

Page 62: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

46

skala tertentu atau suatu alat untuk menilai apakah seluruh asset yang dimiliki

perusahaan sudah dipergunakan semaksimal mungkin untuk mendapatkan

keuntungan (Andy Porman T, 2007:147).

Menurut F. S. Mishkin (2008:306) oleh karena pemilik bank harus

mengetahui apakah banknya dikelola dengan baik, mereka membutuhkan

pengukuran yang baik mengenai profitabilitas bank. Ukuran dasar

keuntungan bank adalah imabal hasil atas asset. Laba setelah pajak adalah

laba rugi bank yang diperoleh dalam Priode berjalan setelah dikurangi pajak.

Total Asset merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro pada Bank

Indonesia (BI), penempatan pada bank lain, surat-surat berharga, kredit yang

diberikan, pendapatan yang harus diteriama, biaya dibayar dimuka, uang

muka pajak, aktiva tetap serata penyusutan aktiva tetap dan lain-lain

(Dendawijaya, 2000:120).

ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk mengukur

tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang dicapai oleh

sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank. ROA membandingkan

laba terhadap total aset, yang dapat dicari dengan rumus berikut. (Bank

Indonesia, 2006)

Page 63: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

47

Dapat dikatakan ROA berfungsi unuk mengukur efektifitas perusahaan

dalam mengelola asset yang dimilikinya kemudian menempatkan kepada

aktiva produktif segingga mendapatkan keuntungan, atas pegelolaan yang

baik maka akan menikatkan laba. ketika laba menigkat akan mearik para

investor (nasabah) karena perusahaan memiliki tingat pengembalian yang

baik.

I. Penelitian Sebelumnya

Indah Nurfitri Adi (2006) meneliti tentang Pengaruh penempatan dana

pada SWBI dan pasar uang antar bank Syariah (PUAS) terhadap FDR

perbankan syariah. Penelitian ini secara khusus ingin mengetahui seberapa

besar penempatan dana pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebagai

sarana penitipan dana jangka pendek oleh bank syariah yang mengalami

kelebihan likuiditas dan penempatan dana pada Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS) berpengaruh terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) perbankan

syariah. Data penelitian ini bersumber dari Bank Indonesia dan juga dari

berbagai buku, koran, tesis dan internet yang berhubungan dengan topik ini.

Data yang digunakan mulai bulan Januari 2003 hingga Maret 2006. Penelitian

ini menggunakan alat analisis regresi berganda, yaitu suatu metode yang

digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel. Hubungan tersebut

diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat

Y dengan dua atau lebih variabel bebas X. Dan hasil analisa diketahui bahwa

kedua variabel bebas yaitu variabel SWBI dan PUAS secara bersama-sama

Page 64: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

48

dapat mempengaruhi variabel FDR perbankan syariah. Kedua variabel tadi

dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 50,6 % dan sisanya yaitu 49,4%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalarn model.

Walaupun kedua variabel bebas secara bersama-sama dapat mempengaruhi

variabel FDR perbankan syariah, namun hasil uji t menunjukkan bahwa hanya

variabel SWBI yang signifikan dalam mempengaruhi FDR perbankan syariah.

Dian Nuriyah Solissa (2009) meneliti tentang Pengaruh SBI Syariah

terhadap Tingkat FDR Perbankan Syariah (Analisis Simulasi Kebijakan).

Penelitian ini terkait dengan PBI No. 10/11/PBI/2008 tentang SBI syariah ini

berangkat dari permasalahan yang terjadi dalam hubungan antara bonus

(insentif) yang diberikan bank indonesia atas penempatan overlikuditas pada

SBI Syariah dengan tingkat FDR. Kenyataan mengenai ketentuan bonus

(insentif) tinggi, tingkat FDR tinggi dalam peraturan ini semakin tinggi bonus

yang diberikan oleh bank indonesia maka tingkat FDR bank syariah semakin

rendah begitupula sebaliknya. Tingginya tingkat FDR perbankan syariah

disebabkan dua hal yaitu, tingginya imbal hasil pembiayan yang pada Priode

penelitian mencapai 14,71 % dan adanyabbatasan minimal tingkat FDR 80%

guna menyeimbangkan hubungan yang terjadi antar bonus SBIS dengan

tingkat FDR. Agar tingkat kesehatan bank syariah tetap terjaga maka diajukan

sebuah kebijakan yang mencakup beberapa skenario kebijakan tersebut berupa

penurunan batas minimal tingakat tingkat FDR. Mengunakan data statistik

perbankan syariah bulanan April 2008 – Maret 2008 (penerapan SWBI) dan

April 2008 – Maret 2009 (penerapan SBIS) serta mengukur linier programing

Page 65: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

49

diproleh batas minimimum tingkat FDR yang optimal adalah 60%. Penurunan

batas minimal tingkat FDR berdampak pada tingkat outstanding SBIS,

sehingga batas maksimum outstanding SBIS adalah 4% dari total DPK.

Toni Hidayat (2007) meneliti tentang Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja

Pembiayaan Perbankan Syariah, Volume Transaksi Pasar Uang Antarbank

Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS) dan Posisi Outsanding Sertifikat Wadiah

Bank Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi

terhadap kinerja pembiayaan perbankan syariah yang diukur dengan kreteria

Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF),

Volume transaksi Pasar Uang Antarbank berdasarkan prinsip Syaraiah

(VPUAS) dan posisi Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

(OSWBI). Hipotesis awal menyatakan bahwa variabel inflasi berpengaruh

positif dengan variabel NPF, VPUAS adn OSWBI. Tetapi infalsi berpengaruh

negatif terhadap FDR. Berdasrkan pengujian yang mengunakan metode

Vector Autoregression (VAR) teryata inflasi mempunyai pengaruh yang

positif terhadap FDR, NPF, Volume transaksi Pasar Uang Antarbank Syariah

dan posisi Outstanding SWBI.

Ari Cahyono (2009) meneliti tentang Pengaruh Indikator Makroekonomi

Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri.

Penelitian ini bertujuan utuk menganalisa pengaruh indicator makroekonomi

(suku bunga SBI, kurs, inflasi, IHSG dan PDB) terhadap Dana Pihak Ketiga

dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini menggunakan analisis

regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa indikator

Page 66: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

50

makroekonomi memberikan pengaruh terhadap DPK dan Pembiayaan Bank

Syariah Mandiri, dimana suku bunga SBI memberikan pengaruh negative,

sedangkan inflasi, kurs, IHSG dan PDB memberikan pengaruh yang positif.

Berdasarkan penelitian dengan metode yang sama menunjukkan bahwa PDB

memberian pengaruh positif yang paling besar terhadap Dana Pihak Ketiga

dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri.

Irsadunas (2004) meneliti tentang Analisis terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi posisi outstanding SWBI. penelitian ini bertujuan untuk

melihat kondisi dimana posisi outstanding SWBI yang semakin meningkat

mengindikasikan bahwa perbankan syariah berada dalam situasi over

likuditas. Disi lain PUAS yang semestinya menyerap kelebihan likuditas ini

beleum berperan secara optimal dan tingkat bonus SWBI masih punya daya

tarik bagi bank syariah dari pada dana yang berlebih tersebut tidak

menghasilkan apa-apa. Sementara disisi lain untuk mencapai sasaran-sasaran

moneter yang telah ditetapkan bank Indonesia juga punya piranti dan

kebijakan yang bersipat konvensional. Kebijakan itu antara lain oprasi pasar

terbuka melalui SBI dan mencetak dan mengeluarkan uang kartal (Mo). Jadi

disinyalir ada empat faktor utama yang menyebabkan posisi outstanding

SWBI ini berubah-ubah (1) kondisi likuditas bank syariah yang tercemin pada

Financing to Deposit Ratio (FDR), (2) tingkat imbal bonus SWBI, (3) tingkat

suku bunga SBI, (4) Mo.

Page 67: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

51

J. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang

berisikan rangkuman atas semua teori-teori yang dijadikan landasan dalam

penelitian. Dalam kerangka pemikiran ini diberikan skema singkat mengenai

alur penelitian yang menggambarkan proses penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian dan teori-teori yang

telah ada sebelumnya. Dari beberapa teori yang telah ada peneliti

merangkainya menjadi satu kesatuan yang salaing berhubungan. Metode

analisis yang digunakan adalah Analisis Jalur. Hal ini dikarenakan analisis

jalur dapat memperlihatkan hubungan langsung dan tidak langsung antar

variabel.

Setelah menentukan judul dan metode analisis peneliti mengumpulkan

data-data dari variabel-variabel yang akan diteliti. Data variabel Inflasi

didapatkan dari statistik moneter. Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syaraiah

(SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS), Financing to Deposit Ratio

(FDR) dan Return On Assets Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS) diperoleh dari statistik perbankan syariah.

Setelah data diperoleh kemudian dilakukan analisis. Langkah awal yang

diperlukan adalah menentukan struktur persamaan linier dari paradigma

penelitian yang telah dibentuk berdasarkan teori-teori yang ada. Sebelum

melakukan analisis, terlebih dahulu menguji dengan menggunakan SPSS 17,

kemudian data diolah dengan menggunakan software AMOS 18. Dari output

tersebut dapat dianalisa korelasi, hubungan antara variabel, besarnya R

Page 68: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

52

square dan kesesuaian model struktural (Goodness of Fit). Setelah malakukan

analisis tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan dan implikasi dari

hasil penelitian yang telah dilakukan.

Page 69: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

53

Gambar 2.2

Kerangka Berpikir

Bank Indonesia

Bank Syariah

Inflasi (X1) PUAS (X3) ROA (Z)

Analisis Jalur

Hubungan langsung dan tidak

langusng

Interpretasi

Pengujian Hipotesa

Uji Kesesuaian Model

FDR (Y1) SWBI/SBIS (X2)

Variabel

Makro

Page 70: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

54

Gambar 2.3

Diagram Jalur

(Sumber: Diagram Amos 18)

K. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis yang dirumuskan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar

Uang Antarbank Syariah Terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi, Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) secara

simultan dan parsial.

Ha = Terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi, Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah

Inflasi (X1)

SBIS (X2)

PUAS (X3)

FDR (Y)ROA (Z)

e1

e2

Page 71: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

55

(PUAS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) secara

simultan dan parsial.

2. Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar

Uang Antar Bank Syariah (PUAS) Terhadap Return On Assets (ROA).

Ho = Tidak terdapat pengaruh signifikan antara Inflasi, Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS) terhadap Return On Assets (ROA) secara simultan dan

parsial.

Ha = Tedapat pengaruh signifikan antara Inflasi, Sertifikat Indonesia

Bank Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbank Bank Syariah

(PUAS) terhadap Return On Assets (ROA).

Page 72: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini

akan mencoba menghitung besaran pengaruh. Inflasi, Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) serta implikasinya kepada Return

On Assets (ROA). Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup perbankan

syariah selama periode November 2004 – Oktober 2010.

Adapun alasan memilih Priode November 2004 sampai dengan Priode

2010, adalah sebagai berikut:

1. Imbas terjadinya keris pada tahun 1998.Terjadinya inflasi yang tinggi pada

tahun 2005 yang mengakibatkan sektor rill mengalami goncangan.

2. Pada tahun 2008 terjadi kerisi global yang terjadi di Amerika, Yunani,

Irlandia, selajutnya Portugal.

3. Perubahan peraturan dari Bank Indonesia tentang Sertifikat Wadiah Bank

Indonesia (SWBI) Menjadi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008/ tentang SBIS

adapun Peraturan Bank Indonesia No. 6/7/PBI/2004 tentang SWBI telah

dicabut dandiyatakan tidak berlaku. Semua istilah yang ada pada SWBI

kini digunakan dalam ketentuan Bank Indonesia yang masih berlaku di

ungkapkan sebagai SBIS.

Page 73: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

57

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti.

Sementara sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan conviencesampling, yaitu anggota sample

yang dipilih berdasarkan kemudahan memperoleh data dan tidak

menyusahkan mengukurnya serta bersifat kooperatif (Abdul Hamid, 2007:30).

C. Metode Pengumpulan Data

Isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan review

laporan bulanan yang dipublikasikan bank Indonesia. Review dilakukan

dengan mencari dan mengumpulkan data bulanan dari tahun 2004-2010

mengenai inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Pasar Uang

Antar Bank Syariah (PUAS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) serta

implikasinya kepada Return on Assets (ROA). Data tentang variabel-variabel

tersebut didapatkan dari statistik perbankan syariah dan statistik moneter yang

terdapat pada website resmi Bank Indonesia.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

berasal dari sumber lain yang sudah tersedia. Data tersebut diambil dari

laporan publikasi Bank Indonesia dengan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah

tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut meliputi:

Page 74: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

58

a. Data diperoleh dari laporan bulanan yang dipublikasikan di

www.bi.go.id.

2. Library Research

Merupkan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan

membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber

dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal

ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun.

Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan

yang berkenaan dengan penelitian.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur dengan

menggunakan AMOS 18.

Analisis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang

digunakan untuk kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau lebih model

yang dibandingkan oleh peneliti. Model biasanya digambarkan dengan

lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi

dilakukan untuk setiap variabel dalam model. Nilai regresi yang diprediksi

oleh model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan

nilai goodness of-fit dihitung. Model terbaik dipilih berdasarkan nilai

goodness of fit (Imam Ghozali, 2008:21).

Analisis jalur merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis regresi

berganda dan bivariate. Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang

Page 75: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

59

X1

X2

X3

Y1

e1

melibatkan beberapa variabel eksogen dan endogen sekaligus sehingga

memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating/intervening atau

variabel antara. Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur hubungan

langsung antar variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar

variabel dalam model. Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap

variabel dapat dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah

seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui

variabel intervening. Pengaruh total dapat diperoleh dengan menjumlahkan

hubungan langsung dan tidak langsung (Imam ghozali, 2008:93).

Dilihat dari kerangka berfikir penelitian ini, maka dapat diperoleh 2 (dua)

substruktur linier sebagai berikut:

Substruktur I :

Gambar 3.1

Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y1

Y1 = ρY1X1 + ρY1X2 + ρY1X3 +ε 1

Keterangan :

Y1 = FDR

X1 = Inflasi

X2 = SBIS

X3 = PUAS

Page 76: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

60

X1

X2

X3

Y1

Z

e1

e2

ε 1 = Residual Error

Substruktur II :

Gambar 3.2 Hubungan Kausal X1, X2, X3 dan Y1

terhadap Z

Z = ρZX1 + ρZY1 + ρZX2 + ρZX3 + ε 3

Keterangan :

Z = ROA

Y1 = FDR

X1 = Inflasi

X2 = SBIS

X3 = PUAS

ε 3 = Residual Error

Selanjutnya dengan menggunakan model logaritma natural formulasinya

dapat dibentuk lebih nyata sebagai berikut :

Substruktur I : Y1 = ρY1X1 + ρY1X2 + ρY1X3 + ε 1

Substruktur II : Z = ρZX1 + ρZY1 + ρZX2 + ρZX3 + ε 3

Page 77: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

61

Hair et. al (1998) dalam Imam Ghozali (2008:61) mengajukan tahapan

pemodelan dan analisis persamaan structural menjadi 7 (tujuh) langkah yaitu:

Langkah 1: Pengembangan Model Berdasar Teori

Model persamaan structural didasarkan pada hubungan kausalitas, dimana

perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan variabel

lainnya. Hubungan kausalitas dapat berarti hubungan yang ketat seperti

ditemukan dalam proses fisik seperti dalam riset perilaku yaitu alasan

seseorang membeli produk tertentu. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua

variable yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode analisis

yang dia pilih, tetapi terletak pada justifikasi (pembenaran) secara teoritis

untuk mendukung analisis. Jadi jelas bahwa hubungan antar variable dalam

model merupakan dedukasi dari teori.

Langkah 2 dan 3: Menyusun Diagram Jalur dan Persamaan Struktural

Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan

diagram jalur dan menyusun persamaan strukturalnya. Ada dua hal yang perlu

dilakukan yaitu menyusun model struktural yaitu menghubungkan antar model

konstruk laten baik endogen maupun eksogen dan menyusun measurement

model yaitu menghubungkan konstrak laten endogen atau eksogen dengan

variabel indikator atau manifest.

Langkah 4: Memilih Jenis Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan

Model persamaan strukturak berbeda dari teknik analisis multivariate

lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovariabn

atau matrik korelasi. Data mentah obesrvasi individu dapat dimasukkan dalam

Page 78: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

62

program AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dahulu data mentah

menjadi matrik kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data outlier

harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung. Teknik

estimasi model persamaan structural pada awalnya dilakukan dengan ordinary

least square (OLS) regression, tetapi teknik ini mulai digantikan oleh

Maximum Likelihood Estimation (ML) yang lebih efisien dan unbiased jika

asumsi normalitas multivariate dipenuhi. Teknik ML sekarang digunakan oleh

banyak program komputer. Namun demikian teknik ML sangat sensitif

terhadap non-normalitas data sehingga diciptakan teknik estimasi lain seperti

weight least square (WLS), generalized least square (GLS) dan

asymptotivally distribution free (ADF).

Langkah 5 : Menilai Identifikasi Model Struktural

Selama proses estimasi berlangsung dengan program komputer, sering

didapat hasil estimasi yang tidak logis atau meaningless dan hal ini berkaitan

dengan masalah identifikasi model structural. Problem identifikasi adalah

ketidakmampuan proposed model untuk menghasilkan unique estimate. Cara

melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil

estimasi yang meliputi: (1) adanya nilai standar error yang bvesar untuk satu

atau lebih koefisien, (2) ketidakmampuan program untuk invert information

matrix, (3) nilai estimasi yang tidak mungkin misalkan error variance yang

negatif , (4) adanya nilai korelasi yang tinggi ( > 0,90) antar koefisien

estimasi.

Langkah 6 : Menilai Kriteria Goodness-of-Fit

Page 79: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

63

Salah satu tujuan dari Analisis Jalur adalah menentukan apakah model

planusible (masuk akal) atau fit. Suatu model penelitian dikatakan baik,

apabila memiliki model fit yang baik pula. Tingkat kesesuaian model dalam

buku Imam Ghozali (2008) terdiri dari :

1. Absolute Fit Measure

Absolute fit measure mengukur model fit secara keseluruhan (baik

model strultural maupun model pengukuran secara bersamaan).

a. LikeliHood-Ratio Chi-Square Statistic

Ukuran fundamental dari overall fit adalah likeliHood-ratio chi-

square (2

χ ). Nilai chi-square yang tinggi relative terhadap degree of

freedom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang

diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini

menghasilkan probabilitas (p) akan menghasilkan nilai probabilitas (p)

yang lebih besar dari tingkat signifikansi (α ) dan ini menunjukkan

bahwa input matrik kovarian abtara prediksi dengan observasi

sesungguhnya tidak berbeda secara signifikan. Dalam hal ini peneliti

harus mencari nilai chi-square yang tidak signifikan (p ≥ 0.05) karena

mengharapkan bahwa model yang diusulkan cocok atau fit dengan

data observasi.

b. CMIN/DF

Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom.

Beberapa pengarang menganjurkan menggunakan ratio ukuran ini

Page 80: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

64

untuk mengukur fit. Menurut Wheaton et. Al (1977) dalam Imam

GHozali (2008) nilai ratio 5 (lima) atau kurang dari lima merupakan

ukuran yang reasonable. Peniliti lainnya seperti Byrne (1988)

mengusulkan nilai ratio ini < 2 merupakan ukuran fit.

c. Goodness of Fit Index (GFI)

Goodness of Fit Index (GFI) dikembangkan oleh Joreskog dan

Sorbon (1984) yaitu ukuran non-statistik yang nilainya berkisar antar 0

(poor fit) sampai 1 (perfect fit). Nilai GFI tinggi menunjukkan fit yang

lebih baik dan berapa nilai GFI dapat diterima sebagai nilai yang layak

belum ada standarnya, tetapi banyak peneliti menganjurkan nilai di

atas 90% sebagai ukuran good fit.

d. Root Mean Square Erorrs of Approximation (RMSEA)

Root mean square error of approximination (RMSEA) merupakan

ukuran yang mencoba memperbaikia kecenderungan statistic chi-

square menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai

RMSEA antara 0,05 sampai 0,08 merupakan ukuran yang dapat

diterima. Hasil uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model

konfitmatori atau competing model strategy dengan jumlah sampel

besar.

2. Incremental Fit Measures

Incremental fit measures membandingkan proposed model dengan

baseline model sering disebut dengan null model. Null model merupakan

model realistic dimana model-model yang lain harus diatasnya.

Page 81: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

65

a. Adjusted Goodness of Fit Indes (AGFI)

Adjusted Goodnbess of Fit Index (AGFI) merupakan

pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of

freedom untuk propsed model dengan degree of freedom untuk null

model. Nilai yang direkomendasikan adalah ≥ 0,90.

b. Tucker-Lewis Index (TLI)

Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit index

(NNFI). Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi

analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan untuk SEM. Ukuran ini

menggabungkan ukuran parsimony kedalam indek komparasi antara

proposal model dan null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai

1.0. Nilai TLI yang direkomemdasikan adalah ≥ 0,90.

c. Normed Fit Index (NFI)

Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara

proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 (no

fit at all) sampai 1.0 (perfect fit). Seperti halnya TLI tidak ada nilai

absolute yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umumnya

direkomendasikan ≥ 0,90.

3. Parsimony Fit Measures

Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan sejumlah

koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit. Tujuan

dasarnya adalah untuk mendiagnose apakah model fit telah tercapai

Page 82: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

66

dengan “overfitting” data yang memiliki banyak koefisien. Prosedur ini

mirip dengan “adjustment” terhadap nilai R2

didalam multiple regression.

Namun demikian karena tidak ada uji statistic yang tersedia maka

penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model.

a. Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI)

Parsimonious goodness-of-fit index (PGFI) memodifikasi GFI

atas dasar parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar antara 0

sampai 1.0 debngan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih

parsimony.

b. Parsimony Normed Fit Index (PNFI)

Parsimonious normal fit index (PNFI) merupakan modifikasi dari

NFI. PNFI memasukkan jumlahb degree of freedom yang digunakan

untuk mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI semakin baik.

Kegunaan utama dari PNFI adalah untuk membandingkan model

dengan degree of freedom yang berbeda. Digunakan untuk

membandingkan model alternative sehingga tidak ada nilai yang

direkomendasikan sebagai nilai fit yang diterima. Namun demikian

jika membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0,60 sampai

0,90 menunjukkan adanya perbedaan model yang signifikan.

Page 83: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

67

Tabel 3.1

Standar Penilaian Kesesuaian (Fit) Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan

Imam Ghozali (2008)

Cut of value Keterangan

Absolut Fit

Probabilitas2

χ Tidak signifikan (p > 0.05) Model yang diusulkan cocok/fit

dengan data observasi

2χ /df

≤5

< 2

- Ukuran yang reasonable

- Ukuran fit

RMSEA

< 0.1

< 0.05

< 0.01

0.05 ≤≤ x 0.08

- good fit

- very good fit

- outstanding fit

- reasonable fit

GFI > 0.9 good fit

Incremental Fit

AGFI ≥ 0.9 good fit

TLI ≥ 0.9 good fit

NFI ≥ 0.9 good fit

Parsimonious Fit

PNFI 0-1.0 lebih besar lebih baik

PGFI 0-1.0 lebih besar lebih baik

(Sumber : Imam Ghozali, 2008)

Langkah 7 : Interpretasi dan Modifikasi Model

Ketika model telah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat

mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki

penjelasan teoritis atau goodness-of-fit. Modifikasi dari model awal harus

dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi, maka

model tersebut harus di cross-validated (diestimasi dengan data terpisah)

sebelum model modifikasi diterima.

Page 84: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

68

E. Operasional Variabel

1. Variabel Endogen

a. FDR (Y1)

FDR disebut juga rasio pembiayaan terhadap total dana pihak

ketiga yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang

disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Penyaluran pembiayaan

merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu sumber pendapatan

utama bank berasal dari kegiatan ini. Data FDR yang digunakan adalah

jumlah FDR pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

periode Januari 2005 – Oktober 2010. Data tersebut diperoleh dari

Statistik Perbankan Syariah pada situs www.bi.go.id

a. ROA (Y2)

ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk

mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan

yang dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank.

ROA membandingkan laba terhadap total aset, yang dapat dicari

dengan rumus berikut (Bank Indonesia, 2006) :

Data digunakan adalah perkembangan ROA yang terjadi pada

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah periode Januari 2005 –

Oktober 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Keuangan dan

Perbankan Indonesia pada situs www.bi.go.id.

Page 85: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

69

2. Variabel Eksogen

b. Inflasi (X1)

Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga

secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke

periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan

harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun

sebelumnya. Data inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi

per bulan periode November 2004 - Oktober 2010. Data tersebut

diperoleh dari situs www.bi.go.id.

c. Pasar Uang Antarbank Syariah (X2 )

Menurut Pasal 1 butir (4) Peraturan Bank Indonesia No.

2/8/PBI/2000, yang telah diubah menjadi No. 7/26/PBI/2005

pengertian PUAS adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam

rupiah antarpeserta pasar berdasarkan prinsip Mudharabah. Sedangkan

penegrtian mudharabah pada Pasal 1 butir (5) PBI tersebut adalah

”perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk melakukan

kegiatan usaha guna memperoleh keuntungan, dan keuntungan tersebut

akan dibagikan kepada kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang

telah disepakati sebelumnya. (Wirdyaningsih dkk, 2005:142). Data

PUAS yang digunakan adalah data volume transaksi pasar uang pada

Bank syariah Indonesia periode November 2004 – Oktober 2010. Data

tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah pada situs

www.bi.go.id.

Page 86: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

70

d. SBIS (X3)

Menurut Wirdyaningsih dkk(2005:149) Sertifikat Wadiah Bank

Inonesia adalah sertifikat yang diterbitkan sebagai bukti penitipan dana

berjangka pendek dengan mengunakan prinsip wadiah. Sedangkan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga

berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang

rupiah yang diterbitkan oleh bank indonesia (Bank Indonesia, 2008).

Data SWBI atau SBIS yang digunakan adalah data statistik perbankan

per bulan periode November 2004 – Oktober 2010. Data tersebut

diperoleh dari situs www.bi.go.id

Page 87: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

71

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perbankan Syariah di Indonesia

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun 1992

adalah Bank Muamalat. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila

dibandingkan dengan negara-negara Muslim lainnya. Perbankan syariah

pertama kali muncul di Mesir. Karena adanya kekhawatiran rezim yang

berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin

perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan

yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun

1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah

berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak

memungut maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-

usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership

dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.

Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan

dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun

dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun

syariat islam.

Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974

disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi

Islam, walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang

Page 88: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

72

bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negara-

negara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit

sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri

berdasar pada syariah islam. Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an,

sejumlah bank berbasis islam kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain

berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977),

Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Di

Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan

dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings

Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk

menunaikan ibadah haji.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.

Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia

(ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh

krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa

sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada

bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.

Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-

undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992

tentang Perbankan. Hingga tahun 2007 terdapat 6 institusi bank syariah

Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 25

bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia

Page 89: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

73

(Persero), Bank Rakyat Indonesia (Persero)dan Bank swasta nasional: Bank

Tabungan Pensiunan Nasional (Tbk). Sistem syariah juga telah digunakan

oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang 139 BPR Syariah.

(www.wikipedia.com)

B. Temuan dan Pembahasan

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan

Microsoft Excel 2003, SPSS 17.0 dan Software Amos 18 untuk dapat

mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu

terdiri dari variabel eksogen yaitu Inflasi, Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SBIS) atau Sartifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS) dan Pasar Uang

Antarbank Syariah. Sedangkan variabel endogen yaitu Financing to Deposit

Ratio (FDR) dan Return on Assets (ROA). Penjelasan lebih lanjut sebagai

berikut.

1. Analisis Deskriptif

a. Analisis Deskriptif Variabel Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara

umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi

masyarakat yang meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi

barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya

nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu

peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga

Page 90: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

74

yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap

terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus

dan saling pengaruh-mempengaruhi. Inflasi dapat digolongkan menjadi

empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi.

Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka

10% setahun; inflasi sedang antara 10% -30% setahun; berat antara

30% - 100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi

apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun.

Data Inflasi yang digunakan adalah tingkat Inflasi yang terjadi di

Indonesia periode November 2005 – Oktober 2010. Data tersebut

diperoleh dari statistik moneter pada situs www.bi.go.id.

Tabel 4.1

Data Inflasi (Dalam Desimal)

(Sumber: data diolah)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 0,0061 0,0142 0,0052 0,0061 0,0076 0,0031

Feb - 0,006 0,0149 0,0053 0,0062 0,0072 0,0032

Mar - 0,0073 0,0131 0,0054 0,0068 0,0066 0,0029

Apr - 0,0068 0,0128 0,0058 0,0075 0,0061 0,0033

May - 0,0062 0,013 0,005 0,0087 0,005 0,0035

Jun - 0,0062 0,0129 0,0048 0,0092 0,003 0,0042

Jul - 0,0065 0,0126 0,0051 0,0099 0,0023 0,00567

Aug - 0,0069 0,0124 0,0054 0,0099 0,0023 0,00644

Sep - 0,0076 0,0121 0,0058 0,0101 0,0024 0,0058

Oct - 0,0149 0,0052 0,0057 0,0098 0,0021 0,00567

Nov 0,0052 0,0153 0,0044 0,0056 0,0097 0,002 -

Dec 0,0053 0,0143 0,0055 0,0055 0,0092 0,0023 -

Page 91: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

75

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif data tersebut

dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :

Gambar 4.1

Grafik Inflasi

(Sumber: data diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan perkembangan tingkat Inflasi di Indonesia

periode November 2004 – Oktober 2010. Pada masa penelitian ini

tingkat inflasi terendah terjadi pada bulan November 2009 yaitu

sebesar 0.002 atau 0.2%, inflasi pada tahun 2009 terbilang rendah,

terjadinya inflasi ini didukung faktor internal yaitu pemerintah tidak

menaikan tarif dasar listrik dan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan

diperkirakan laju pertumbuhan ekonomi pada sektor rill meningkat

pada tahun 2009 yang mengakibatkan harga makanan tidak mengalami

kenaikan sehingga berimbas pada stabilnya daya beli masyrakat,

dengan setabilnya daya beli masyarakat perbankan lebih banyak

0,0000

0,0020

0,0040

0,0060

0,0080

0,0100

0,0120

0,0140

0,0160

0,0180

No

v-0

4

Ma

r-0

5

Jul-

05

No

p-0

5

Ma

r-0

6

Jul-

06

No

p-0

6

Ma

r-0

7

Jul-

07

No

p-0

7

Ma

r-0

8

Jul-

08

No

p-0

8

Ma

r-0

9

Jul-

09

No

p-0

9

Ma

r-1

0

Jul-

10

Inflasi

Inflasi

Page 92: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

76

menghimpun uang dari masyarakat dan stabilnya peyarun dan untuk

masyarkat yang membutuhkannya.

Sedangkan tingkat inflasi tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2005

yaitu sebesar 0,015 atau 0,15% jika diperhatikan pada grafik 4.1 infalsi

meningakat pada Priode Juli 2005 sampai akhir tahun mengalami

peningkatan yang paling tinggi, kenaikan ini disebabkan karena

naiknya harga bensin dari Rp 2.200an ke angka Rp 4.000an

pengeluaran masyarakat otomatis menjadi meningakat 40%

(detik.com), meningakatnya harga bensin berdapak pada terganggunya

biaya produksi menjadi meningkat sehingga mengakibatkan kenaikan

pada harga makan dan berimbas pada daya beli masyarakat yang

melemah, daya beli masyarakat yang merelemah mengakibatkan porsi

saving lebih kecil dibandingkan dengan porsi konsumsi.

b. Analisis Deskriptif Variabel Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SWBI) atau Sartifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Menurut (Wirdyaningsih dkk, 2005:149) SWBI merupakan

insrumen kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan

kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah.

SBIS adalah surat berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka

waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia. SBIS diterbitkan sebagai salah satu insrumen oprasi pasar

terbuka dalam rangka pengendalian moneter yang dilakukan

Page 93: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

77

berdasarkan prinsip syarih dengan mengunakan akad ju’alah (Bank

Indonesia 2008).

SBIS merupakan salah satu mekanisme yang digunakan oleh bank

Indonesia dalam mengatur likuditas Bank Umum (BUS) dan Unit

Usaha Syariah (UUS) dalam menyediakan media untuk mengelola

likuditas bank dengan mengunakan akad ju’alah.

Data posisi SBIS yang digunakan adalah perkembangan posisi

SBIS 1 bulan periode November 2004 – Oktober 2010. Data tersebut

diperoleh dari situs www.bi.go.id.

Tabel 4.2

Data SWBI atau SBIS (Dalam Juta Rupiah)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 883000 2156000 2663000 3189000 3488000 3373000

Feb - 628000 1696000 3002000 3717000 3192000 2972000

Mar - 487000 1148000 3325000 2135000 2704000 2425000

Apr - 449000 1171000 3166000 2496000 2058000 3027000

May - 413000 1092000 2801000 3119000 2539000 1656000

Jun - 538000 1188000 2036000 3079000 1819000 2734000

Jul - 439000 871500 1555000 2557000 1253000 2576000

Aug - 360000 1117000 982000 1820000 2321000 1882000

Sep - 507000 1046000 1311000 413000 2635000 2310000

Oct - 317000 1190000 1761000 453000 2835000 2783000

Nov 447000 532000 1547000 1644000 1063000 2142000 -

Dec 1094000 2395000 2358000 1761000 2824000 3076000 -

(Sumber: data diolah)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat

kita lihat melalui grafik sebagai berikut :

Page 94: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

78

Gambar 4.2

Grafik SBIS

(Sumber: data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan fluktuasi Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SBIS) pada periode November 2004 – Maret 2008. Posisi SWBI

mulai melemah sejak Januari 2005 terendah terjadi pada bulan Oktober

2005 yaitu sebesar Rp. 317.000 Juta, jika dilihat nominal Financing to

Deposit (FDR) pada Priode Oktober 2005 adalah sebesar 111,31%.

Artinya, jumlah FDR diatas 80% yaitu posisi ideal yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia (BI) tetapi hal tersebut tidak medorong posisi

SWBI meningkat karena Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha

Syariah (UUS) menempatkan dananya tersebut pada pembiayaan

tercatat porsi pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah pada

bulan Oktober 2005 sebesar Rp 15.121.483 Juta, jumlah pembiayaan

meningkat dari bulan sebelumnya yaitu sebesar Rp 14.753.299 Juta

(Setatistik Perbankan Syariah, 2005). posisi tersebut disebabkan

0

500000

1000000

1500000

2000000

2500000

3000000

3500000

4000000N

ov

-04

Ma

r-0

5

Jul-

05

No

p-0

5

Ma

r-0

6

Jul-

06

No

p-0

6

Ma

r-0

7

Jul-

07

No

p-0

7

Ma

r-0

8

Jul-

08

No

p-0

8

Ma

r-0

9

Jul-

09

No

p-0

9

Ma

r-1

0

Jul-

10

SBIS

SBIS

Page 95: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

79

karena sektor rill mengalami peningkatan yang mengakibatkan

perbankan lebih memilih menyalurkan dana tersebut pada sektor

pembiayaan walaupun risiko yang akan dihadapi cukup besar

dibanding penempatan pada bonus SWBI tetapi keutungan yang

didapat lebih besar dibandingkan dengan bonus SWBI begitu juga

sebaliknya. Selanjutnya SWBI cenderung bergerak fluktuasi dari

bulan ke bulan, tingkat SWBI tertinggi terjadi pada Januari 2008 yaitu

sebesar 3.189.000 Juta, jika pada Priode Febuari 2007 mengalami

penikatan maka hal tersebut dapat diprediksikan bahwa sektor rill yaitu

bagi hasil kurang memberikan keuntungan dan risikonya terlalu besar

terhadap perbankan sehingga Bank Umum Syariah (BUS) dan (Unit

Usaha Syariah) lebih baik menepatkan dananya pada insurumen

likuditas antara lain SWBI.

Pada bulan April 2008 Bank Indonesia menerbitkan instrumen

likuiditas untuk bank syariah yaitu Sertifikat Bank Indonesia Syariah

sebagaimana Peraturan Bank Indonesia No. 10/11/PBI/2008 tentang

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Pada periode April 2008 –

Oktober 2010, posisi SBIS terendah terjadi pada September 2008 yaitu

sebesar Rp. 413.000 Juta, pada Priode Septembar 2008 Financing to

Deposit (FDR) mengalami peningakatan yang yaitu Priode

sebelumnya 111,3 % menurun dari bulan sebelumnya 112,2 %.

Artinnya, bank syariah lebih banyak menempatkan dananya pada

pembiayaan, tercataat pada Priode sebelumnya Rp 36.571.761 Juta

Page 96: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

80

meningkat menjadi 37.680.587 Juta. Artinya, perbankan syariah lebih

banyak menempatkan dananya pada pembiayaan ini diperkirakan

pertumbuhan ekonomi pada sektor rill meningakat (Setatistik

Perbankan Indonesia, 2008). posisi SBIS cenderung bergerak fluktuatif

dari bulan ke bulan, SBIS tertinggi terjadi pada Febuari 2008 yaitu

sebesar Rp. 3.717.000 juta, pada kondisi ini SBIS lebih menarik

dibandigkan menepatkan dananya pada sektor rill.

c. Analisis Deskriptif Variabel Pasar Uang Antarbank Syariah

(PUAS)

Menurut Pasal 1 butir (4) Peraturan Bank Indonesia No.

2/8/PBI/2000, yang telah diubah menjadi No. 7/26/PBI/2005

pengertian PUAS adalah kegiatan investasi jangka pendek dalam

rupiah antarpeserta pasar berdasarkan prinsip Mudharabah.

Sedangkan penegrtian mudharabah pada Pasal 1 butir (5) PBI tersebut

adalah ”perjanjian antara penanam dana dan pengelola dana untuk

melakukan kegiatan usaha guna memperoleh keuntungan, dan

keuntungan tersebut akan dibagikan kepada kedua belah pihak

berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya. (Wirdyaningsih

dkk, 2005:142). Data PUAS yang digunakan adalah volume transaksi

antar bank berdasarkan prinsip syaria yang digunakan periode yaitu

November 2004 – Oktober 2010. Data tersebut diperoleh dari situs

www.bi.go.id.

Page 97: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

81

Tabel 4.3

Data PUAS (Dalam Juta Rupiah)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 4000 578800 764450 1470500 2782000 1570000

Feb - 84500 724700 728500 603400 3016000 3074000

Mar - 35000 845250 680800 651000 3538000 3619000

Apr - 166600 1026500 375800 1749000 4031000 3540000

May - 101500 1487700 806600 1962800 3127000 2049000

Jun - 82000 1556850 651900 1506200 2809000 2053000

Jul - 78100 108800 780500 2391400 1793000 2126000

Aug - 121850 1506500 933800 3419700 2854000 2994000

Sep - 450600 2288900 1062600 3811500 2518000 3394000

Oct - 577200 700800 794400 2401000 2479000 5750000

Nov 50000 419500 699800 1139300 3197000 2582000 -

Dec 24000 677950 761600 1168800 3828000 2889000 -

(Sumber: data diolah)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif data tersebut dapat

kita lihat melalui grafik sebagai berikut :

Gambar 4.3

Grafik PUAS

Pada tabel 4.3 jika dilihat secara keseluruan terjadi peningkatan

dari tahun ketahun yang artinya perbakan syariah menempatkan dana

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000

7000000

No

v-0

4

Ma

r-0

5

Jul-

05

No

p-…

Ma

r-0

6

Jul-

06

No

p-…

Ma

r-0

7

Jul-

07

No

p-…

Ma

r-0

8

Jul-

08

No

p-…

Ma

r-0

9

Jul-

09

No

p-…

Ma

r-1

0

Jul-

10

PUAS

PUAS

Page 98: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

82

yang mengagur untuk mendapatkn keuntungan atas penempatan

dananya pada insumen pasar uang syriah dimana akad yang digunakan

mengunakan akad mudharabah sehingga lebih aman dan memberi

keutungan bagi bank.

d. Analisis Deskriptif Financing to Deposit Ratio (FDR)

FDR disebut juga rasio pembiayaan terhadap total dana pihak ketiga

yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan dalam

bentuk pembiayaan. Penyaluran pembiayaan merupakan kegiatan utama

bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari kegiatan

ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit relatif bila

dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu bank

membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang ditanggung oleh

bank yang bersangkutan. Sehingga FDR dapat dirumuskan dengan :

FDR = Pembiayaan yang disalurkan

Total Dana Pihak Ketiga

Data Financing to Deposit Ratio yang digunakan adalah

perkembangan FDR pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

yaitu periode November 2004 – Oktober 2010. Data tersebut diperoleh

dari situs www.bi.go.id.

Page 99: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

83

Tabel 4.4

Data FDR (Dalam Desimal)

(Sumber: data diolah)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat

melalui grafik sebagai berikut :

Gambar 4.4

Grafik FDR

(Sumber: data diolah)

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

1,200

No

v-0

4

Ma

r-0

5

Jul-

05

No

p-0

5

Ma

r-0

6

Jul-

06

No

p-0

6

Ma

r-0

7

Jul-

07

No

p-0

7

Ma

r-0

8

Jul-

08

No

p-0

8

Ma

r-0

9

Jul-

09

No

p-0

9

Ma

r-1

0

Jul-

10

FDR

FDR

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 0,981 0,994 0,986 0,979 1,000 0,887

Feb - 1,032 1,033 0,972 0,976 1,005 0,910

Mar - 1,057 1,070 0,951 1,003 1,033 0,951

Apr - 1,054 1,092 0,970 0,999 1,014 0,956

May - 1,091 1,097 0,971 1,019 1,011 0,967

Jun - 1,068 1,105 1,011 1,032 1,002 0,961

Jul - 1,085 1,122 1,020 1,070 0,996 0,953

Aug - 1,085 1,113 1,057 1,130 0,997 0,989

Sep - 1,104 1,094 1,037 1,122 0,981 0,954

Oct - 1,113 1,065 1,027 1,117 0,973 0,948

Nov 1,040 1,109 1,054 1,042 1,119 0,955 -

Dec 0,969 0,978 0,989 0,998 1,037 0,897 -

Page 100: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

84

Perkembangan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum

Syariah (BUS) Dan Unit Usaha Syariah (UUS) Indonesia periode

November 2004 - Oktober 2010. Pada masa penelitian ini jumlah FDR

terendah terjadi pada bulan Januari 2010 yaitu sebesar 89,1 % atau 0,891,

hal ini disebabkan karena total pembiayaan yang disalurkan lebih kecil

dibandingkan dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terhimpuan, untuk

total pembiayaan adalah sebesar Rp 47.140 Milyar. Sementara DPK yang

terhimpun dari nasabah sebesar Rp 53.163 Milyar. Artinya, pada kondisi

ini BUS dan UUS lebih berhati-hati menempatkan dananya pada sektor rill

dan lebih tertarik untuk menempakan dananya pada insumen likuditas

salah satunya adalah SBIS, dengan DPK sebesar Rp 53.163 Milyar BUS

dan UUS menempatkan dana pada SBIS sebesar Rp 3.373.000 Juta

meningkat dari Priode sebelumnya yaitu Rp 3.076.000 Juta (Setatistik

Bank Indonesia, 2010). Sedangkan jumlah FDR tertinggi terjadi pada

bulan Agustus 2008 yaitu sebesar 113% atau 1,130. Hal ini terjadi karena

total pembiayaan yang disalurkan lebih besar dari pada DPK yang

terhimpun, untuk total pembiayaan adalah sebesar Rp 38.528.984 Juta.

Sementara DPK yang terhimpun dari nasabah sebesar Rp 34.422.283 Juta.

Artinya, BUS dan UUS lebih tertarik penyaluaran pada sektor rill, pada

kondisi ini terbukti posisi SBIS yaitu Rp 1.820.000 Juta, lebih besar

dibandingkan Priode sebelumnya yaitu sebesar 2.557.000 Juta (Setatistik

Perbankan, 2008). Secara keseluruhan pergerakan FDR bergerak pada

Page 101: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

85

kisaran 90% samapai dengan 100% ini berarti bank syariah masih berhati-

hati menjaga likuditasnya selain itu agar untuk menarik nasabah.

c. Analisis Deskriptif Return On Assets (ROA)

ROA adalah salah satu metode penilaian yang digunakan untuk

mengukur tingkat rentabilitas sebuah bank, yaitu tingkat keuntungan yang

dicapai oleh sebuah bank dengan seluruh dana yang ada di bank. return on

assets membandingkan laba terhadap total aset, yang dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut :

Data digunakan adalah perkembangan Return On Assets (ROA) yang

terjadi pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)

periode November 2004 -Oktober 2010. Data tersebut diperoleh dari situs

www.bi.go.id.

Page 102: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

86

Tabel 4.5

Data ROA (Dalam Decimal)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 0,0099 0,0106 0,0169 0,0175 0,0156 0,0165

Feb - 0,0112 0,0140 0,0168 0,0185 0,0172 0,0176

Mar - 0,0121 0,0132 0,0175 0,0183 0,0244 0,0213

Apr - 0,0097 0,0132 0,0175 0,0183 0,0229 0,0206

May - 0,0081 0,0143 0,0176 0,0182 0,0222 0,0125

Jun - 0,0014 0,0151 0,0186 0,0181 0,0216 0,0166

Jul - 0,0035 0,0147 0,0188 0,0182 0,0212 0,0167

Aug - 0,0053 0,0138 0,0190 0,0176 0,0208 0,0164

Sep - 0,0066 0,0141 0,0185 0,0184 0,0138 0,0180

Oct - 0,0075 0,0138 0,0193 0,0212 0,0146 0,0185

Nov 0,0098 0,0085 0,0144 0,0186 0,0223 0,0148 -

Dec 0,0082 0,0078 0,0155 0,0178 0,0142 0,0148 -

(Sumber: data diolah)

Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat

melalui grafik sebagai berikut :

Gambar 4.5

Grafik ROA

(Sumber: data diolah)

0,0000

0,0050

0,0100

0,0150

0,0200

0,0250

0,0300

No

v-0

4

Ma

r-0

5

Jul-

05

No

p-0

5

Ma

r-0

6

Jul-

06

No

p-0

6

Ma

r-0

7

Jul-

07

No

p-0

7

Ma

r-0

8

Jul-

08

No

p-0

8

Ma

r-0

9

Jul-

09

No

p-0

9

Ma

r-1

0

Jul-

10

ROA

ROA

Page 103: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

87

Perkembangan Return On Assets (ROA) pada Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) periode Oktober 2004 - Oktober

2010. Pada masa penelitian ini ROA semakin menurun sejak Priode April

2005 sampai Priode Juni 2005 yaitu sebesar 0,0014 atau 0,14% hal ini

disebabkan karena pada Priode 2005 terjadi krisis ekonomi sehingga

sektor pembankan mengalami gocangan dan berdampak pada

profitabilitas perbankan sedangkan ROA tertinggi terjadi pada Priode

April 2009 yaitu 0,0229 atau 2,29 % ini sebabkan karna laba yang

didapatkan lebih besar daripada total assets.

2. Analisis Jalur Pengaruh Inflasi, Sartifikat Wadiah Bank Indonesia

(SBIS) dan Pasar Uang Atarbank Syariah(PUAS) Terhadap Financing

to Deposit Ratio (FDR) Serta Implikasinya Kepada Return On Assets

(ROA) Bank Syariah di Indonesia.

Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang

pertama menganalisis pengaruh Inflasi, SBIS dan PUAS sebagai variabel

eksogen terhadap FDR sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua

menganalisis pengaruh Inflasi, SBIS, PUAS dan FDR sebagai variabel

eksogen terhadap ROA sebagai variabel endogen. Dari hasil perhitungan

dengan menggunakan AMOS 18, maka dapat digambarkan diagram jalur

sebagai berikut :

Page 104: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

88

Gambar 4.6

Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan

(Sumber : Output AMOS 18)

a. Analisis Korelasi

Korelasi antara Inflasi, SBIS dan PUAS. Dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut :

1) Analsis Korelasi

Tabel 4.6

Hasil Korelasi Antara Variabel Eksongen

Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas

Inflasi < - - > PUAS -0,196 0,104

PUAS < - -> SBIS 0,426 0,000

Inflasi < - -> SBIS -0,354 0,005 (Sumber : Output AMOS 18)

Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai

berikut:

0 – 0,25 : Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)

Inflasi

SBIS

PUAS

FDR ROA-.20

-.35

.45

.45

.13

-.29

e1

e2

.55

.40

-.65 .41

.00

.00

.75 .50

Page 105: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

89

> 0,25 – 0,5 : Korelasi cukup kuat

> 0,5 – 0,75 : Korelasi kuat

> 0,75 – 1 : Korelasi sangat kuat

Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis:

Ho :Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua

variabel.

Ha :Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua

variabel

Pengujian berdasarkan signifikan:

• Jika probabilitas penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima.

• Jika probabilitas penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak.

(a) Korelasi Inflasi dengan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS)

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara

variabel Inflasi dan SBIS sebesar -0,354 mempunyai maksud

hubungan antara variabel Inflasi dan SBIS cukup kuat dan

berlawanan. berlawanan artinya apabila terjadi kenaikan

Inflasi, maka nilai SBIS akan mengalami penurunan, dan

sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai

probabilitas sebesar 0,005 < 0,05 maka telah cukup bukti untuk

menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi signifikan.

Page 106: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

90

(b) Korelasi Sertifikat Bank Indonesia Syarih (SBIS) dengan

PUAS

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara

variabel SBIS dan PUAS sebesar 0,426 mempunyai maksud

hubungan antara variabel SBIS dan PUAS sangat kuat.

Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar

0,000 < 0,05 maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan

menerima Ha sehingga korelasi signifikan.

(c) Korelasi Inflasi dengan PUAS

Berdasarkan perhitungan diperoleh angka korelasi antara

variabel Inflasi dan PUAS sebesar -0,196 mempunyai maksud

hubungan cukup kuat. Korelasi dua variabel tersebut

mempunyai probabilitas sebesar 0,104 > 0,05 maka tidak cukup

bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha sehingga korelasi

tidak signifikan.

2) Analsis Jalur Pengaruh Inflasi, Sartifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) dan Pasar Uang Antarbnk Syariah (PUAS)

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

Untuk gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama

adalah sebagai berikut :

Page 107: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

91

Gambar 4.7

Diagram Jalur Substruktur I

(Sumber : Output AMOS 18)

Analisis jalur sub struktur yang pertama adalah menganalisis

pengaruh Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap FDR baik secara

simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh

secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel

Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel

secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada

tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat

signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di

tabel Regression Weight kolom Probability. (Lihat Lampiran).

Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan Software AMOS

18 adalah sebagai berikut :

Inflasi

SBIS

PUAS

.00

FDR-.20

-.35

.45

.45

.13

e1

-.63

.72

Page 108: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

92

Tabel 4.7

Pengaruh antara Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap FDR

(Sumber : data diolah)

Untuk melihat pengaruh Inflasi, SBIS dan PUAS secara

gabungan terhadap FDR, kita dapat melihat hasil perhitungan pada

tabel 4.7 khususnya angka R square.

Besarnya angka R square (r2) adalah 0,764. Angka tersebut

digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Inflasi, SBIS

dan PUAS secara gabungan terhadap FDR dengan cara menghitung

koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus berikut:

KD = r2 x 100%

KD = 0,724 x 100%

KD = 72,4%

Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel

Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap FDR secara gabungan adalah

72,4%, sedangkan sisanya sebesar 27,6% (100%-72,4%)

dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas

pengaruh yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel

Inflasi, SBIS dan PUAS adalah sebesar 72,4%, sementara pengaruh

yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di luar model ini

adalah sebesar 27,6%.

Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square

Inflasi - - > FDR 0,448 0,000

0,724 SBIS - - > FDR -0,630 0,000

PUAS - - > FDR 0,126 0,067

Page 109: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

93

Untuk melihat besarnya pengaruh inflasi, SBIS dan PUAS

terhadap FDR secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel

4.8, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom

probabilitas.

1) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan FDR

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel

Inflasi dengan FDR, dapat melakukan langkah-langkah analisis

sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan

FDR.

Ha : Ada hubungan linier antara inflasi dengan FDR.

Dengan kriteria sebagai berikut:

• Jika probabilitas penelitian < 0,05 maka H0 ditolak

dan Ha diterima.

• Jika probabilitas penelitian > 0,05 maka H0 diterima

dan Ha ditolak.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 > 0,05. Maka

telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Artinya, ada hubungan linier antara variabel inflasi dengan

FDR. Besarnya pengaruh inflasi dengan FDR sebesar 0,405

atau 40,5%.

Page 110: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

94

Inflasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap FDR. Artinya, apabila inflasi mengalami kenaikan,

maka jumlah FDR khususnya pembiayaan akan mengalami

kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ari Cahyono (2009) bahwa

inflasi memiliki pengaruh positif dan signifikan. Setiap

kenaikan pada inflasi akan meningkatkan pembiayaan. Bila

inflasi naik, maka konsep perbankan syariah adalah bagi hasil.

Dengan konsep ini, sesungguhnya bank dan nasabah

melakukan pengikatan dalam suatu ikatan investasi bersama,

dimana laba dan rugi akan ditanggung bersama, sehingga

konsep ini jelas lebih adil dan memberi ketenangan bagi

nasabah.

Sedangkan dalam kondisi inflasi turun, maka bank syariah

kurang menjadi pilihan, karena nasabah biasanya lebih

memilih bank konvensional, sebab pendapatan atau laba

perusahaan akan cendrung tinggi. Namun, sesungguhnya

konsep berbagi yang diterapkan bank syariah lebih adil dan

menguntungkan kedua belah pihak dalam berbagai kondisi.

2) Pengaruh antara Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

Page 111: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

95

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara SBIS

terhadap FDR, dapat melakukan langkah-langkah analisis

sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara SBIS terhadap

FDR.

Ha : Ada hubungan linier antara SBIS terhadap FDR.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 > 0,05. Maka

telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Artinya, ada hubungan linier antara SBIS terhadap FDR.

Besarnya pengaruh SBIS terhadap FDR sebesar atau -0,630

atau -6,3%.

SBIS memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

terhadap penyaluran FDR. Artinya, apabila terjadi kenaikan

SBIS, maka FDR akan mengalami penurunan, begitu juga

sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh

Muhammad (2005:399), SWBI atau SBIS dapat dijadiakan

sarana penitipan dana jngka pendek khususnya bagi bank yang

mengalami kelebihan likuditas. Dan sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Indah Nurfitri Adi (2006) bahwa SBIS

memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Dalam

perkembangannya, perbankan syariah kesuliatan untuk segera

menyalurkan Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam bentuk

Page 112: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

96

pembiayaan karena bank syariah sebagaimana bank

konvensional harus berhati-hati untuk menyalurkan DPK

melalui pembiayaan, sehingga dana yang dimilikinya lebih

mudah jika disalurkan dalam bentuk pembiayaan. Dalam hal

ini, return yang lebih pasti yaitu SBIS. Dapat disimpulkan

bahwa meningkatnya posisi SBIS akan menurunkan tingkat

FDR.

3) Pengaruh antara PUAS dengan Financing to Deposit Ratio

(FDR)

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel

PUAS dengan FDR, dapat melakukan langkah-langkah analisis

sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara PUAS dengan

FDR.

Ha : Ada hubungan linier antara PUAS dengan FDR.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,067 > 0,05. Maka

tidak cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel PUAS

dengan FDR. Besarnya pengaruh PUAS dengan FDR sebesar -

0,126 atau 12,6 %.

Page 113: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

97

PUAS memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan

terhadap FDR Artinya, apabila terjadi kenaikan PUAS, maka

jumlah FDR akan menurun, begitu juga sebaliknya.

Gambar 4.8

Diagram Jalur Substruktur II

(Sumber : Output AMOS 18)

Analisis jalur sub struktur yang kedua adalah menganalisis

pengaruh inflasi, SBIS, PUAS dan Financing to Deposit Ratio

(FDR) pada Return on Assets (ROA) baik secara simultan

maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara

simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square

Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara

individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel

Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat

signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di

Inflasi

SBIS

PUAS

FDR --.20

-.35

.43

ROA

-.29

.40

e2

.72

.41

.00

.55

Page 114: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

98

tabel Regression Weight kolom Probability. Untuk melihat

besarnya pengaruh Ketiga tabel tersebut dapat dilihat pada

lampiran. Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan

menggunakan Software AMOS 18 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.8

Pengaruh antara Inflasi, SBIS, PUAS dan FDR pada ROA

(Sumber : data diolah)

Untuk melihat pengaruh variabel inflasi, SBIS, PUAS dan

FDR pada ROA secara gabungan dapat dilihat pada tabel 4.8

kolom R Square.

Besarnya angka R square (r2) adalah sebesar 0,502 Angka

tersebut menjelaskan bahwa pengaruh inflasi, SBIS, PUAS dan

FDR pada ROA secara gabungan adalah 50,2% (0,502 x 100%),

sedangkan sisanya sebesar 49,8% (100% - 50,2%) dipengaruhi

oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas yang dapat

diterangkan dengan menggunakan variabel inflasi, SBIS, PUAS

dan FDR pada ROA sebesar 50,2%, sementara pengaruh 49,8%

disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini.

Untuk melihat besarnya pengaruh inflasi, SBIS, PUAS dan

FDR pada ROA secara parsial, digunakan kolom estimasi pada

tabel 4.9, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom

probabilitas.

Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square

Inflasi - - > ROA -0,288 0,012

0,502 SBIS - - > ROA 0,548 0,000

PUAS - - > ROA 0,405 0,000

FDR - - > ROA 0,411 0,010

Page 115: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

99

1) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan Return on Assets

(ROA).

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara

variabel PUAS dengan ROA, dapat melakukan langkah-

langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi dengan ROA.

Ha : Ada hubungan linier antara inflasi dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,012 < 0,05.

Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Artinya, ada hubungan linier antara variabel inflasi dengan

ROA. Besarnya pengaruh inflasi dengan ROA sebesar -0,

288 atau -28,8%.

Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan

pada ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka

ROA akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Epos,

Mardika (2010) bahwa inflasi memiliki pengaruh yang

negatif dan signifikan terhadap ROA. Menyatakan bahwa

inflasi merupakan variabel yang signifikan dalam

mempengaruhi ROA. Inflasi mempengaruhi profit margin

Page 116: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

100

perbankan, ketika inflasi naik secara terus menerus nasabah

secara bersama-sama menarik uang mereka pada bank.

2) Pengaruh antara variabel Sartifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) dengan Return on Assets (ROA).

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara

variabel SBIS dengan ROA dapat melakukan langkah-

langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier SBIS dengan ROA.

Ha : Ada hubungan linier antara SBIS dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05.

Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Artinya, ada hubungan linier antara variabel nilai tukar rupiah

dengan ROA. Besarnya pengaruh SBIS dengan ROA sebesar

0,548 atau 54,8%.

SBIS memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

pada ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan SBIS, maka

ROA akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal

ini sesuai dengan teori menurut Tomas Suyanto, dkk

(1997:123) Aktiva produktif adalah semua aktiva dalam

rupiah maupun dalam valuta asing yang dimiliki oleh bank

dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai

dengan fungsinya meliputi kredit yang diberikan, surat-surat

Page 117: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

101

berharga dan penempatan dana pada bank lain dalam negri

maupun luar negri.

3) Pengaruh antara variabel PUAS dengan Return on Assets

(ROA).

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara

variabel PUAS dengan ROA, dapat melakukan langkah-

langkah analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho: Tidak ada hubungan linier antara PUAS dengan ROA.

Ha: Ada hubungan linier antara PUAS dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05.

Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Artinya, ada hubungan linier antara variabel PUAS dengan

ROA. Besarnya pengaruh PUAS dengan ROA sebesar 0,405

atau 40,5%.

Bagi hasil PUAS memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan pada ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan bagi

hasil pada deposit maka ROA juga menglami peningkatan,

begitu juga sebaliknya. Ini sesuai dengan teori Muhammad

(2005:392) piranti yang dalam PUAS adalah Sertifikat IMA.

Serttifikat ini digunakan sebagai sarana investasi bagi bank

yang kelebihan dana untuk mendapat keuntungan. Artinya

Page 118: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

102

ketika bank kelebihan dana bank memilih pasar uang untuk

mendapatkan keuntungan atas ivestasinya.

4) Pengaruh antara variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

dengan Return on Assets (ROA).

Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel

FDR dengan ROA, dapat melakukan langkah-langkah

analisis sebagai berikut:

Ketentuan Hipotesis:

Ho : Tidak ada hubungan linier antara FDR dengan ROA.

Ha : Ada hubungan linier antara FDR dengan ROA.

Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,010 < 0,05.

Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha.

Artinya, ada hubungan linier antara variabel FDR dengan

ROA. Besarnya pengaruh FDR dengan ROA sebesar 0,411

atau 41,1%.

FDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap ROA. Artinya, apabila terjadi kenaikan FDR, maka

ROA juga akan mengalami kenaikan. penelitian yang

dilakukan oleh Anisyah Harahap (2006) dan Adi Stiawan

(2009) menyatakan bahwa penyaluran kredit lebih besar dari

dana yang disimpan oleh nasabah, sehingga dengan hal ini

bank disatu sisi akan memperoleh bagi hasil yang cukup

besar dari debitur daripada bagi hasil yang diberikan kepada

Page 119: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

103

nasabah yang menyimpan dananya di bank syariah. Namun

tentunya ini juga mengandung risiko kredit yang cukup besar

karena semakin besarnya dana pembiayaan yang disalurkan.

Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel

eksogen dan endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.9

Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen

(Sumber : data diolah)

d. Uji Kesesuain Model (Goodness of Fit)

Setelah menguji dengan Amos 18 dengan melihat tabel estimasi, maka

diketahui varibel yang memiliki hubungan yang sangat kecil atau

dianggap tidak berhubungan dan memiliki probabilitas yang tidak

signifikan langkah selanjutnya adalah menguji dengan kesesuain

model dengan Goodness of Fit untuk mengatuhi apakah model yang

akan di uji sudah sesuai atau belum sesuai dengan model yang

digunakan, adalah sebagi berikut :

Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan

Inflasi � FDR 0,405 0,000 Signifikan

SBIS � FDR -0,630 0,000 Signifikan

PUAS � FDR -0,126 0,067 Tidak Signifikan

FDR � ROA 0,411 0,010 Signifikan

Inflasi � ROA -0,288 0,012 Signifikan

SBIS � ROA 0,548 0,000 Signifikan

PUAS � ROA 0,405 0,000 Signifikan

Page 120: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

104

Tabel 4.10

Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Inflasi, SBIS dan PUAS terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR) serta implikasinya kepada Return On Assets (ROA) Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan

Imam Ghozali (2008)

Cut of value Hasil Keterangan

Absolut Fit

Probabilitas2

χ Tidak signifikan (p > 0.05) Model tidak cocok

Cocok

2χ /df

≤5

< 2

- Ukuran yang

reasonable

- Ukuran fit

RMSEA

< 0.1

< 0.05

< 0.01

0.05 ≤≤ x 0.08

- good fit

- very good fit

- outstanding fit

- reasonable fit

GFI > 0.9 good fit

Incremental Fit

AGFI ≥ 0.9 good fit

TLI ≥ 0.9 good fit

NFI ≥ 0.9 good fit

Parsimonious Fit

PNFI 0-1.0 lebih besar lebih baik

PGFI 0-1.0 lebih besar lebih baik

(Sumber : Imam Ghozali, 2008)

Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih ada variabel yang melebihi

batas ketentun yang sudah di tentukan maka hasil tersebut dianggap

kurang Fit. Hal ini disebabkan dalam model tersebut masih ada pengaruh

variabel yang tidak signifikan. Langkah selanjutnya ilah peneliti

melakukan analisis jalur model trimming. Analisis jalur Model Trimming

adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur

bila koefisien betanya (eksogen) tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti

Page 121: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

105

menghilangkan salah satu jalur (panah) yang memiliki koefisien betanya

tidak signifikan dan memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil

triming model dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11

Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan

Imam Ghozali (2008)

Cut of value Hasil Keterangan

Absolut Fit

Probabilitas2

χ Tidak signifikan (p > 0.05) 0,070 Model cocok

2χ /df

≤5

< 2

3,276

good fit

RMSEA

< 0.1

< 0.05

< 0.01

0.05 ≤≤ x 0.08

0,179

good fit

GFI > 0.9 0,982 good fit

Incremental Fit

AGFI ≥ 0.9 0,734 poor fit

TLI ≥ 0.9 0,853 poor fit

NFI ≥ 0.9 0,980 good fit

Parsimonious Fit

PNFI 0-1.0 0,098 lebih besar lebih baik

PGFI 0-1.0 0,065 lebih besar lebih baik

(Sumber :data diolah)

Pada trimming, jalur (panah) PUAS pada FDR dihilangkan karena

memiliki probabilitas 0,070 > 0,05 (tidak signifikan). Dari hasil trimming

dihasilkan indeks kesesuain yang cukup baik dan sudah tidak menujukan

Page 122: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

106

probabilitas yang lebih 0,05. Dari hasil trimming dapat diperoleh hasil

perhitungan dalam tabel sebagi berikut :

Tabel 4.12

Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen

(Sumber : data diolah)

Penelitin ini derjadi beberapa triming bagi jalur yang tidak signifikan,

maka penelitian selanjutnya bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR).

2. Untuk menganalisis pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Returen On Assets

(ROA).

3. Analisis Jalur Setelah Trimming

Pengujin analisis jalur setelah rimming terdiri dari 2 (dua) sub struktur,

yaitu :

• Pengaruh variabel antara Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia

Syariah (SBIS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)

baik secara simultan maupun secara parsial.

Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan

Inflasi � FDR 0.442 0.000 Signifikan

SBIS � FDR -0.579 0.000 Signifikan

Inflas � ROA -0.293 0.011 Signifikan

FDR � ROA 0.418 0.008 Signifikan

SBIS � ROA 0.558 0.000 Signifikan

PUAS � ROA 0.412 0.000 Signifikan

Page 123: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

107

Inflasi

SBIS

PUAS

FDR ROA--.20

-.35

.43

.442-.29

e1

e2

.41

-.579 .42

.00

.00

.71 .48

• Pengaruh variabel antara Inflasi, Sertifikat bank Indononesia

Syariah (SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Assets

(ROA) baik secara simultan maupun secara parsial.

Dari hasil penghitungan setelah trimming dengan mengunakan Amos

18, maka dapat digambarkan diagram jalur setelah trimming sebagai

berikut :

Gambar 4.9

Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming

(Sumber : Output Amos 18)

Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk

ringkasn tabel sebgai berikut :

Page 124: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

108

Tabel 4.13

Hasil Korelasi Antara Variabel Eksongen

(Sumber : Output AMOS 18)

Korelasi antara variabel Inflasi, Pasar Uang Atarbank Syariah (PUAS)

dan SBIS tidak ada perubahan setelah dilakukan Trimming.

a. Analisis Jalur Pengaruh Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Secara simultan

dan parsial.

Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama

adalah sebagia berikut :

Gambar 4.10

Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming

(Sumber: Output Amos 18)

Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk

ringkasn tabel sebgai berikut :

Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas

Inflasi < - - > SBIS -0,354 0,005

Inflasi < - -> PUAS -0,196 0,104 PUAS < - - > SBIS 0,426 0,000

Inflasi

SBIS

PUAS

.00

FDR-.20

-.35.44

e1

-.58

.71

.43

Page 125: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

109

Tabel 4.14

Hasil Uji Pengaruh antara Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) terhadap Financing to Deposit

Ratio (FDR)

(Sumber : data diolah)

Besarnya pengaruh variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia

(SBIS),dan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR) secara simultan adalah 71,1 % sedangkan sisanya

sebesar 28,9 (100% - 71,1) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukan dalam penelitia. Besarnya pengaruh masing-masing variabel

secara simultan antra lain, Inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio

(FDR) sebesar 0,442 atau 44,2% dan pengaruh SBIS terhadap FDR

sebesar -0,579 atau -57,9%.

b. Anlisis Jalur pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS), Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan Financing to

Deposit Ratio (FDR) pada Return On Assets (ROA) Secara Simultan

dan Parsial.

Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square

Inflasi - - > FDR 0,442 0,000 0.711

SBIS - - > FDR -0,579 0,000

Page 126: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

110

Gambar 4.11

Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming

(Sumber : data diolah)

Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk

ringkasn tabel sebgai berikut :

Tabel 4.15

Hasil Uji Pengaruh Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar

Uang Antarbank Syariah dan Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Return

On Asset (ROA)

(Sumber : data diolah)

Besarnya pengaruh variabel Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dan Financing to Deposit

Ratio (FDR) pada Return On Assets (ROA) secara simultan sebesar 48,4%

sedangkan slisihnya sebesar 51,6% (100% - 48,4%) dipengaruhi oleh

Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square

Inflasi - - > ROA -0,293 0,011

0.484 SBIS - - > ROA 0,558 0,000

PUAS - - > ROA 0,412 0,000

FDR - - > ROA 0,418 0,008

Inflasi

SBIS

PUAS

FDR -.20

-35.

ROA

-.29

e2

.758

.48

.00

.42

.00

e1

.00

.43

.41

.56

Page 127: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

111

variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian. Besarnya penagruh

masing – masing variabel secara parsial antara lain, Inflasi terhadap ROA

sebesar -0,293 atau -29,3%, pengaruh SBIS terhadap ROA sebesar 0,558

atau 55,8%, PUAS terhadap ROA sebesar 0,412 atau 41,2%, sedangkan

FDR terhadap ROA sebesar 0,418 atau 41,8%.

1) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan Return On Asset (ROA).

Hasil menujukkan angka sebesar 0,011 > 0,05. Maka telah cukup data

untuk menolak H0 dan meneriama Ha. Artinya, ada hubungan linier antara

variabel inflasi dengan ROA. Besarnya pengaruh inflasi dengan ROA

sebesar -0,293 atau -29,3%.

Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan pada inflasi maka ROA akan mengalami

penurunan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian dari

Epos Mardika (2010), terjadinya inflasi yang terus menerus

mengakibatkan ROA akan menurun.

2) Pengaruh variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dengan

Return On Assets (ROA).

Hasil menujukkan angka sebesar 0,000 > 0,05. Maka telah cukup data

untuk menolak H0 dan meneriama Ha. Artinya, ada hubungan linier antara

variabel SBIS dengan ROA. Besarnya pengaruh SBIS dengan ROA

sebesar 0,558 atau -55,8%.

Posisi SBIS mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan pada

ROA. Artinya, apabila terjadi keanikan posisi SBIS, maka ROA akan

Page 128: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

112

mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori

Menurut Tomas Suyanto, dkk (1997:123) Aktiva produktif adalah semua

aktiva dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan

maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya yang

meliputi kredit yang diberikan, surat-surat berharga dan penempatan pada

bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri.

3) Pengaruh antara variabel Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS) dengan

Return On Assets (ROA)

Hasil perhitungan menunjukan angka 0,000 < 0,05. Maka telah cukup

data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier

antara variabel PUAS denagan ROA sebesar 0,366 atau 36,6%.

PUAS mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan pada PUAS, maka ROA juga mengalami

kenaikan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesui dengan teori Muhammad

(2005:392)Piranti yang digunakan dalam PUAS adalah Sertifikat IMA,

sertifikat ini digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang kelebihan

dana untuk mendapat keuntungan, permodalan yang tinggi bank dapat

leluasa untuk menempatkan dananya dalam investasi yang

menguntungkan, hal tersebut mampu meningkatkan kepercayaan nasabah

karna memungkinkan bank memperoleh laba sangat tinggi dan

kemungkinan bank tersebut terlikudasi juga kecil.

4) Pengaruh antara variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan

Return On Assets (ROA).

Page 129: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

113

Hasil perhitungan menunjukan angka 0,008 < 0,05. Maka telah cukup

data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier

antara variabel FDR denagan ROA sebesar 0,418 atau 41,8%.

FDR mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Artinya, apabila terjadi kenaikan FDR maka ROA juga mengalami

kenaiakan, begitu juga sebaliknya. Hal ini sesuai dengan penelitian Aisyah

Harahap (2006) dan Adi Setiawan (2009). Hal ini ini terjadi ketika kinerja

bank dalam menempatkan dananya berupa pembiayaan semakin baik

sehingga laba yang diperoleh bank semakin meningkat.

c. Uji Kesesuaian Model ( Goodness of Fit) setelah Trimming.

Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesui atau belum,

maka dilakukan uji kesesuain model (Goodness of Fit) sebagai berikut :

Page 130: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

114

Tabel 4.16

Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming Laporan Statistik Nilai yang Direkomendasikan

Imam Ghozali (2008)

Cut of value Hasil Keterangan

Absolut Fit

Probabilitas2

χ Tidak signifikan (p > 0.05) 0,070 Model cocok

2χ /df

≤5

< 2

3,276

good fit

RMSEA

< 0.1

< 0.05

< 0.01

0.05 ≤≤ x 0.08

0,179

good fit

GFI > 0.9 0,982 good fit

Incremental Fit

AGFI ≥ 0.9 0,734 poor fit

TLI ≥ 0.9 0,853 poor fit

NFI ≥ 0.9 0,980 good fit

Parsimonious Fit

PNFI 0-1.0 0,098 lebih besar lebih baik

PGFI 0-1.0 0,o65 lebih besar lebih baik

(Sumber :data diolah)

Dilihat dari nilai chi-square sebesar 3,276 denagan probabilitas 0,070

yang jauh diatas 0,05 bahwa data empiris sesuai dengan model. Begitu

juga bila dilihat ukuran Fit lainnya seperti CMIN / DF (2

χ /df) sebesar

3,276 yang dapat disimpulkan model sangat kurang baik karena berada

dibawah 2 (dua). Begitu juga bila dilihat dari ukuran Fit lainnya seperti

GFI, TLI, NFI, AGFI, yang berada diatas 0.90 dapat dikatakan model

Page 131: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

115

sangat baik. Nilai PNFI dan PGFI masih relatif kecil yang menujukan

tidak ada perbedaan model yang signifikan. Menurut Imam Ghojali (2008)

apabila salah satu kreteria tidak Fit maka dapat melihat kreteria Fit

lainnya.

d. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung

Pengaruh langsung dan tidak langsung (melalui Financing to deposit

Ratio, Return On Asset) serta pengaruh total Inflasi, Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS) dan

Financing to Deposit Ratio pada Return On Assets (ROA) dapat dilihat

pada tabel dan uraian sebagai berikut:

1) Pengaruh antara variabel Inflasi terhadap Financing to Deposit Ratio

(FDR).

Inflasi memiliki pengaruh langsung terhadap FDR sebesar 0,442.

2) Pengaruh anatara variabel Inflasi pada Return On Assets (ROA).

Inflasi memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar -0,293.

Pengaruh tidak langsung inflasi pada ROA melalui FDR sebesar 0,185

(0,442 x 0,418). Pengaruh total inflasi pada ROA sebesar -0,108

(0,185 + (-0,293)).

3) Pengaruh antara variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

pada Financing to Deposit Ratio (FDR).

SBIS memiliki pengaruh langsung pada FDR sebesar -0,579.

4) Pengaruh antara variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

pada Returen On Assets (ROA).

Page 132: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

116

SBIS memiliki pengaruh tidak langsung pada ROA sebesar 0,558.

Pengaruh tidak langsung SBIS melalui FDR sebesar -0,242 (-0,558 x

0,418). Pengaruh total SBIS pada ROA sebesar -0,316 (0,558 + (-

0,242)).

5) Pengaruh antara variabel PUAS terhadap Return On Assets (ROA).

PUAS memiliki pengaruh langsung terhadap ROA sebesar 0,412

6) Pengaruh antara variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) pada

Return On Assets (ROA).

FDR mempunyai pengaruh langsung pada ROA sebesar 0,418.

Tabel 4.17

Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan

Tidak Langsung dan Pengaruh Total tentang Inflasi (X1), SBIS (X2) PUAS

(X3) dan FDR (Y) terhadap ROA (Z)

Pengaruh

variable

Pengaruh Kausal

Langsung Tidak Langsung Total

Melalui Y

X1 terhadap Y 0,442 - 0,442

X1 terhadap Z -0,293 -0,185 -0,108

X2 terhadap Y -0,579 - -0,579

X2 terhadap Z 0,558 -0,242 -0,316

X3 terhadap Z 0,412 - 0,412

Y terhadap Z 0,418 - 0,418

(Sumber : data diolah)

Berdasarkan urain tersebut maka dapat disusun persamaan path

analysis setelah trimming sebagai berikut :

Page 133: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

117

1. Persamaan Sub Struktur I

FDR = 0,442 (Inflasi) + -0,579 (SBIS) 1ε ; R square = 0,711

2. Persamaan Sub Struktur II

ROA = -293 (inflasi) + 0,558 (SBIS) + 0,412 (PUAS) + 0,418

(FDR) 1ε ; R square = 0,484

C. Interpretasi Hasil

Berdasarkan urain tersebut maka dapat disusun persmaan path analysis

setelah trimming sebagia berikut :

1. Persamaan Sub Struktur I

FDR = 0,442 (Inflasi) + -0,579 (SBIS) 1ε ; R square = 0,711

Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui variabel

Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) berpengaruh

signifikan terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) pada Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha syariah (UUS).

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Inflasi memiliki

pengaruh yang positif dan signifikan terhadap FDR. Artinya, apabila

terjadi kenaikan Inflasi, maka jumlah FDR khususnya pembiayaan juga

mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Ari Cahyo (2009),

bahwa inflasi memiliki pengaruh positif pada pembiayaan, bila inflasi naik

maka konsep perbankan syariah adalah bagi hasil. Dengan konsep ini,

sesungguhnya bank bank dan nasabah melakukan pengikatan dalam satu

Page 134: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

118

ikatan investasi bersama, dimana laba dan rugi ditanggung bersama

sehingga konsep ini jelas lebih adil dan ketengan bagi nasabah.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel SBIS memiliki

pengaruh yang negatif dan signifikan tehadap FDR khusnya pada

penyaluran dana pembiayaan. Artinya, apabila terjadi peningkatan

penempatan dana pada SWBI atau SBIS, maka jumlah penyaluran dana

pada pembiayaan akan mengalami penurunan. Secara teori menurut

Muhammad (2005:399) SWBI atau SBIS dapat dijadikan penitipan dana

jangka pendek khususnya bagi bank yang mengalami kelebihan likuditas.

Menurut penelitian sebelumnya yaitu Indah Nurfitri Adi (2006) bahwa

semakin banyak unag yang dihimpun oleh perbankan syariah dalam SWBI

atau SBIS maka jumlah pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah

juga akan berkurang. Sedangkan jumlah pembiayaan adalah bagian dari

Financing to deposit ratio (FDR) yang mencerminkan pembiayaan kepada

masyarakat dan menjadi ukuran likuditas perbankan syariah dalam

menjalankan fungsi intermediasinya.

2. Persamaan Sub Struktur II

ROA = -293 (inflasi) + 0,558 (SBIS) + 0,412(PUAS) + 0,418 (FDR) 1ε ;

R square = 0,484

Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui variabel

Inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang Antarbank

Syariah dan Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh signifikan

Page 135: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

119

pada Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit

Usaha Syariah (UUS).

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel inflasi memiliki

pengaruh yang negatif dan signifikan pada Return On Assets (ROA).

Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka ROA akan mengalami

penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Epos

Mahardika (2010) yang meneliti tentang hubungan tingkat inflasi, nilai

tukar rupiah, suku bunga terhadap profitabilitas bank yaitu ketika inflasi

meningkat maka pendapatan bank akan berkurang ditandainya terjadinnya

inflasi yang terus menerus.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Sertifikat Bank

Indonesia Syariah (SBIS) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan

pada Return On Asset (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan

penempatan dana pada SBIS, maka ROA akan mengalami peningkatan,

begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai teori menurut Tomas Suyanto, dkk

(1997:123), aktiva produktif adalah semua aktiva dalam rupiah maupun

valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh

penghasilan sesuai dengan fungsinya yang meliputi kredit yang diberikan,

surat-surat berharga dan penempatan dana pada bank lain baik dalam

negeri maupun luar negeri.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Pasar Uang

Antarbank Syariah (PUAS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Return On Assets (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan pada Pasar

Page 136: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

120

Uang Antarbank Syariah, maka ROA akan mengalami peningkatan, begitu

juga sebaliknya hasil ini sesuai dengan teori Muhammad (2005:392) yang

menyatakan bahwa piranti yang digunakan dalam PUAS adalah Sertifikat

IMA. Sertifikat ini digunakan sebagai sarana investasi bagi bank yang

kelebihan dana untuk mendapat keuntungan, artinya dengan permodalan

yang tinggi bank dapat leluasa untuk mendapatkan dananya kedalam

investasi yang menguntungkan, hal tersebut mampu meningkatkan

kepercayaan nasabah karena kemungkinan bank memperoleh laba sangat

tinggi dan kemungkinan bank tersebut terlikudasi juga kecil.

Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel Financing to

Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif dan signifiakan terhadap Return

On Assets (ROA). Artinya, apabila terjadi kenaikan pada FDR, maka ROA

akan mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai

dengan penelitian Anisyah Harahap (2006) dan Adi Setiawan (2009),

menyatakan bahwa peyaluran kredit syariah dari bank-bank syariah cukup

baik artinya penyaluran kredit lebih besar daripada dana yang disimpan

oleh nasabah. Sehingga dalam hal ini bank disatusisi akan memperoleh

bagi hasil yang cukup besar dari debitur, dari pada bagi hasil yang

diberikan kepada nasabah yang menyimpan dananya di Bank Syariah.

Namun tentunya ini juga mengandung risiko kredit yang cukup besar

karena semakin besarnya dana pembiayaan yang disalurkan.

Page 137: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

121

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil pengujian pada sub struktur I setelah trimming, diketahui

variabel Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

memiliki pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap

Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 0,711. Hasil pengujian

secara parsial, diketahui variabel inflasi memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap FDR sedangakan variabel SBIS memiliki

pengaruh negatif signifikan terhadap FDR pada Bank Syariah di

Indonesia.

2. Hasil pengujian pada sub struktur II setelah trimming, diketahui

variabel inflasi, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Pasar Uang

Antarbank Syariah (PUAS) dan Financing to Deposit (FDR) memiliki

pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Return On Asset

(ROA) sebesar 0.484. Hasil pengujian secara parsial, diketahui bahwa

variabel SBIS, PUAS dan FDR memiliki pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap ROA sedangkan inflasi berpengaruh negatif

signifikan terhadap ROA Bank Syariah di Indonesia.

Page 138: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

122

3. Hasil pengujian sub struktur I dan II, diketahui pengaruh langsung dan

tidak langsung, yaitu variabel inflasi memiliki pengaruh langsung

terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) sebesar 0,442. Inflasi

memiliki pengaruh langsung pada ROA sebesar -0,242. Pengaruh

tidak langsung inflasi pada ROA melalui FDR sebesar 0,108 dan

pengaruh totalnya adalah -0,108. Sertifikat Bank Indonesia Syariah

(SBIS) memiliki pengaruh langsung terhadap FDR sebesar -0,579,

pengaruh langsung SBIS terhadap ROA sebesar 0,558. Pengaruh tidak

langsung SBIS melalui FDR sebesar 0,242 dan pengaruh totanya

sebesar 0,316. PUAS memiliki pengaruh langsung terhadap ROA

sebesar 0,412 dan FDR memiliki pengaruh langsung terhadap ROA

sebesar 0,418.

B. Implikasi

Implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis 3 (tiga) variabel

eksogen yaitu inflasi, Sertifikat Bnk Indonesi (SBIS) dan Pasar Uang

Antar Bank Syariah (PUAS) terhadap variabel endogen yaitu Financing to

Deposit Ratio (FDR) dan Return On Assets (ROA) pada Bank Syariah di

Indonesia Priode November 2004 sampai Oktober 2010. Agar dapat

memperoleh gambaran yang lebih mendalam serta komprehensif maka

penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada Peneliti

a. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan data yang lebih akurat

dengan jumlah yang lebih banyak dan dengan rentang waktu yang lebih

Page 139: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

123

panjang. Penggunaan data yang lebih akuran dan dengan rentang waktu

yang lebih panjang memungkinkan hasil penelitian lebih baik.

b. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan metode dan alat uji yang

terbaru dan akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.

2. Kepada Pemerintah

Dengan adanya korelasi yang kuat antara bank syariah dan sektor riil,

maka sudah seharusnya bahwa otoritas moneter dan pemerintah

memberikan kesempatan yang luas kepada bank syariah untuk

berkembang. Dukungan tersebut bisa dilakukan dengan dikeluarkannya

undang-undang yang mendukung bank syariah.

3. Kepada Perbankan Syariah

Terjadinya inflasi seharusnya menjadi perhatian yang serius oleh

perbankan karena berpengaruh pada sektor rill sehingga memberikan

dampak pada sistem bagi hasil, serta penelitian ini memberiakan gamaran

likuditas untuk lebih berhati - hati menempatkan dananya pada sektor rill

atau maupun pada insrumen likuditas sehingga mendorong Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk menjalankan prinsip

syariah agar nantinya bank syariah dapat dijadikan alternatif dalam sistem

perbankan nasional.

Page 140: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

124

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar, Tak’yudin. “Kipayatul’ahyar” Darul Kutub Al - Ak’lamiyah, 2005

Algaund, Latifa M dan Mervyn K. Lewis. “Perbankan Syariah: Prinsip, Praktek

dan Prospek”, PT. Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2001

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Cetakan Kedua,

Pustaka Alvabet, Jakarta, 2003

Arifin, Zainul. “Dasar – Dasar Manajemen Bank Syariah”, Cetakan Ketiga,

Pustaka Alvabet, Jakarta, 2005

Arifin, Zainul . “Dasar- Dasar Manajemen Syariah” Azkia Publiser, 2009

Cahyono, Ari. “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga

danPembiayaan Bank Syariah Mandiri”. Tesis, pasca sarjana FEUI,

Jakarta. 2009

Darmawi, Herman. “Pasar Financial Dan Lembaga-Lembaga Finansial”. PT

Bumi Aksara, 2006

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2009

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 36/DSN – MUI/X/2002 Tentang

SWBI (Sertifikat Wadiah Bank Indonesia)

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 37/DSN – MUI/2002 Tentang

PUAS (Pasar Uang Antarbank Syariah)

Federic S. Mishkin, “Ekonomi Uang Perbankan, dan Pasar Keuangan”, Jakarta,

Salemba Empat, 2008

Ghozali, Imam. “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan

Program Amos 16.0”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2008

Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta,

2007

Harahap, Anisyah. “Analisis Pengaruh Jumlah Modal Inti, Pertumbuhan Kredit,

Capital Adequacy Ratio, Loan Deposit Ratio, dan Performing Loan

Terhadap Profitabilitas Bank Umum di Indonesia”. Skripsi Universitas

Indonesia, 2006

Hidayat, Toni. “Pengaruh Inflasi Terhadap Kinerja Pembiayaan Perbankan

Syariah, Volume Transaksi Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip

Page 141: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

125

Syariah (PUAS) dan Posisi Outstanding Sertifikat Wadiah Bank Indonesia”.

Tesis (Magister) Program Pasca Sarjana Ekonomi Dan Keuangan Syariah

Program Kajian Timur Tengah dan Islam Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, 2007.

Irsadunas. “Analisis Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Posisi

Outstanding SWBI”, Tesis (Magister) Program Pasca Sarjana Ekonomi Dan

Keuangan Syariah Program Kajian Timur Tengah dan Islam Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia, 2004.

Karim, Adiwarman. ”Ekonomi Islami; Suatu Kajian Ekonomi Makro”. IIIT

Indonesia. Jakarta, 2002

Khalwaty, T. “Inflasi Dan Solusinya”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.2001.

Marcus, Bodie Kane. “Essential of Investment”. The McGraw Hill Companies.

2004

Mardika, Epos. “Hubungan Tingkat Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga

Terhadap Profitabilitas Pada PT. Bank Mandiri (Persero)”, Skripsi

Program Sarjana Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Negri Malang, 2010

Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”. (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta,

2005

Muhammad. “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. AMP YKPN,

Yogyakarta, 2005

Nafarin, M. “Penganggaran Perusahaan”. Salemba Empat, 2007

Nurfitri Adi, Indah.”Pengaruh Penempatan Dana Pada SWBI dan Pasar Uang

Antarbank Syariah (PUAS) Terhadap FDR Perbankan Syariah”. Tesis

(Magister) Program Pasca Sarjana Ekonomi Dan Keuangan Syariah

Program Kajian Timur Tengah dan Islam Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, 2006.

Nuriyah Solisa, Dian. “pengaruh SBI Syariah terhadap tingkat FDR perbankan

syariah (analisis simulasi kebijakan)”. Tesis (Magister) Program Pasca

Sarjana Ekonomi dan Keuangan Syariah Program Kajian Timur Tengah dan

Islam Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2009.

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 2/9/PBI/2000 Tetang SWBI (Sertifikat

Wadiah Bank Indonesia)

Page 142: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

126

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 10/11/PBI/2008 Tentang SBIS (Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 2/8/PBI/2000 yang diubah menjadi

Nomor 7/26/PBI/2005 Tentang Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)

Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 6/7/PBI/2004 Tentang Pencabutan

(SWBI) Sertifikat Wadiah Bank Indonesia

Porman T. Andy. “Menilai Harga Saham”, PT Elex Komputindo, anggota IKAPI,

Jakarta. 2007

Ponco, Budi. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap

ROA”. Tesis, Pascasarjana Fakultas Manajemen Universitas Diponerogo,

2008

Rivai Veithzal, dkk. “Bank dan Financial Instutition Management Conventional

dan Syariah System”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007

Rose, Peter S. “Commercial Bank Management”. The McGraw-Hill Companies,

2002

Sartono, Agus. “Manajemen Keuangan dan Teori Aplikasi”, Yogyakarta. BPFE.

2001

Setiawan, Adi. “Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar dan

Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah”. Tesis, pasca

sarjana Fakultas Manajemen Universitas Diponegoro, 2009

Suandani, Astri. “Analisis Kinerja Bank Syariah di Indonesia”. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Muhammadiah, 2010

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi”. PT Raja Grafindo Persada.

Jakarta, 2004

Suyatno Thomas dkk. “Dasar – dasar Perkreditan”. PT. Gramedia Pustaka

Utama Anggota IKAPI, Jakarta, 2007

Sutomo, Dedi. “Analisis Pengaruh Pembiayaan, Tabungan, Giro, Deposito dan

Ekuitas Terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR)”. Skripsi, Fakultas

Ekonomi Jurusan Akutansi Universitas Muhammadiah, 2009

Syafi’I, Muhammad Antonio. “Bank Syariah dari Teori ke Praktik” Gema Insani,

Jakarta,2001

Page 143: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

127

Tampubolon, Robet. “Risk Management”, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta,

2004

Undang – Undang Republik Indonesia Pasal 5 Nomor 10 tahun 1998 Tentang

Jenis – Jenis Bank

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1998 Tentang Deposito

Usman, Rachmadi. “Aspek-aspek Hukum Perbankan di Indonesia”, PT. Gramedia

Pustaka Utama anggota IKAPI, Jakarta, 2001

Wirdianingsih, dkk. “Bank dan Asuransi Islam di Indonesia”, Kencana, Jakarta,

2005

Page 144: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

128

LAMPIRAN

Data Inflasi (Dalam Desimal)

Data SWBI atau SBIS (Dalam Juta Rupiah)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 883000 2156000 2663000 3189000 3488000 3373000

Feb - 628000 1696000 3002000 3717000 3192000 2972000

Mar - 487000 1148000 3325000 2135000 2704000 2425000

Apr - 449000 1171000 3166000 2496000 2058000 3027000

May - 413000 1092000 2801000 3119000 2539000 1656000

Jun - 538000 1188000 2036000 3079000 1819000 2734000

Jul - 439000 871500 1555000 2557000 1253000 2576000

Aug - 360000 1117000 982000 1820000 2321000 1882000

Sep - 507000 1046000 1311000 413000 2635000 2310000

Oct - 317000 1190000 1761000 453000 2835000 2783000

Nov 447000 532000 1547000 1644000 1063000 2142000 -

Dec 1094000 2395000 2358000 1761000 2824000 3076000 -

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 0,0061 0,0142 0,0052 0,0061 0,0076 0,0031

Feb - 0,006 0,0149 0,0053 0,0062 0,0072 0,0032

Mar - 0,0073 0,0131 0,0054 0,0068 0,0066 0,0029

Apr - 0,0068 0,0128 0,0058 0,0075 0,0061 0,0033

May - 0,0062 0,013 0,005 0,0087 0,005 0,0035

Jun - 0,0062 0,0129 0,0048 0,0092 0,003 0,0042

Jul - 0,0065 0,0126 0,0051 0,0099 0,0023 0,00567

Aug - 0,0069 0,0124 0,0054 0,0099 0,0023 0,00644

Sep - 0,0076 0,0121 0,0058 0,0101 0,0024 0,0058

Oct - 0,0149 0,0052 0,0057 0,0098 0,0021 0,00567

Nov 0,0052 0,0153 0,0044 0,0056 0,0097 0,002 -

Dec 0,0053 0,0143 0,0055 0,0055 0,0092 0,0023 -

Page 145: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

129

Data PUAS (Dalam Juta Rupiah)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 4000 578800 764450 1470500 2782000 1570000

Feb - 84500 724700 728500 603400 3016000 3074000

Mar - 35000 845250 680800 651000 3538000 3619000

Apr - 166600 1026500 375800 1749000 4031000 3540000

May - 101500 1487700 806600 1962800 3127000 2049000

Jun - 82000 1556850 651900 1506200 2809000 2053000

Jul - 78100 108800 780500 2391400 1793000 2126000

Aug - 121850 1506500 933800 3419700 2854000 2994000

Sep - 450600 2288900 1062600 3811500 2518000 3394000

Oct - 577200 700800 794400 2401000 2479000 5750000

Nov 50000 419500 699800 1139300 3197000 2582000 -

Dec 24000 677950 761600 1168800 3828000 2889000 -

Data FDR (Dalam Desimal)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 0,981 0,994 0,986 0,979 1,000 0,887

Feb - 1,032 1,033 0,972 0,976 1,005 0,910

Mar - 1,057 1,070 0,951 1,003 1,033 0,951

Apr - 1,054 1,092 0,970 0,999 1,014 0,956

May - 1,091 1,097 0,971 1,019 1,011 0,967

Jun - 1,068 1,105 1,011 1,032 1,002 0,961

Jul - 1,085 1,122 1,020 1,070 0,996 0,953

Aug - 1,085 1,113 1,057 1,130 0,997 0,989

Sep - 1,104 1,094 1,037 1,122 0,981 0,954

Oct - 1,113 1,065 1,027 1,117 0,973 0,948

Nov 1,040 1,109 1,054 1,042 1,119 0,955 -

Dec 0,969 0,978 0,989 0,998 1,037 0,897 -

Page 146: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

130

Data ROA (Dalam Decimal)

Bulan Tahun

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Jan - 0,0099 0,0106 0,0169 0,0175 0,0156 0,0165

Feb - 0,0112 0,0140 0,0168 0,0185 0,0172 0,0176

Mar - 0,0121 0,0132 0,0175 0,0183 0,0244 0,0213

Apr - 0,0097 0,0132 0,0175 0,0183 0,0229 0,0206

May - 0,0081 0,0143 0,0176 0,0182 0,0222 0,0125

Jun - 0,0014 0,0151 0,0186 0,0181 0,0216 0,0166

Jul - 0,0035 0,0147 0,0188 0,0182 0,0212 0,0167

Aug - 0,0053 0,0138 0,0190 0,0176 0,0208 0,0164

Sep - 0,0066 0,0141 0,0185 0,0184 0,0138 0,0180

Oct - 0,0075 0,0138 0,0193 0,0212 0,0146 0,0185

Nov 0,0098 0,0085 0,0144 0,0186 0,0223 0,0148 -

Dec 0,0082 0,0078 0,0155 0,0178 0,0142 0,0148 -

Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan sebelum Trimming

Inflasi

SBIS

PUAS

FDR ROA-.20

-.35

.45

.45

.13

-.29

e1

e2

.55

.40

-.65 .41

.00

.00

.75 .50

Page 147: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

131

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

FDR <--- Inflasi 7,535 1,121 6,719 *** par_3

FDR <--- SBIS ,000 ,000 -8,717 *** par_4

FDR <--- PUAS ,000 ,000 1,831 ,067 par_10

ROA <--- Inflasi -,387 ,154 -2,511 ,012 par_5

ROA <--- SBIS ,000 ,000 3,921 *** par_6

ROA <--- FDR ,033 ,013 2,577 ,010 par_7

ROA <--- PUAS ,000 ,000 4,266 *** par_8

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

FDR <--- Inflasi ,448

FDR <--- SBIS -,630

FDR <--- PUAS ,126

ROA <--- Inflasi -,288

ROA <--- SBIS ,548

ROA <--- FDR ,411

ROA <--- PUAS ,405

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

SBIS <--> PUAS 530876805992,648 160842204889,234 3,301 *** par_1

SBIS <--> Inflasi -1203,936 428,377 -2,810 ,005 par_2

PUAS <--> Inflasi -880,580 542,067 -1,624 ,104 par_9

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

SBIS <--> PUAS ,426

SBIS <--> Inflasi -,354

PUAS <--> Inflasi -,196

Page 148: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

132

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

SBIS

946775456148,295 158903262658,499 5,958 *** par_11

PUAS

1642369437007,490 275649162994,583 5,958 *** par_12

Inflasi

,000 ,000 5,958 *** par_13

e1

,001 ,000 5,958 *** par_14

e2

,000 ,000 5,958 *** par_15

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

FDR

,724

ROA

,502

Matrices (Group number 1 - Default model)

Implied Covariances (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR ROA

Inflasi ,000

PUAS -880,580 1642369437007,490

SBIS -1203,936 530876805992,648 946775456148,295

FDR ,000 -17332,963 -42041,221 ,003

ROA ,000 3613,509 2378,458 ,000 ,000

Implied Correlations (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR ROA

Inflasi 1,000

PUAS -,196 1,000

SBIS -,354 ,426 1,000

FDR ,647 -,230 -,735 1,000

ROA -,296 ,600 ,520 -,271 1,000

Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR 7,535 ,000 ,000 ,000

ROA -,139 ,000 ,000 ,033

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,448 ,126 -,630 ,000

ROA -,104 ,457 ,289 ,411

Page 149: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

133

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR 7,535 ,000 ,000 ,000

ROA -,387 ,000 ,000 ,033

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,448 ,126 -,630 ,000

ROA -,288 ,405 ,548 ,411

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,000 ,000 ,000 ,000

ROA ,248 ,000 ,000 ,000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,000 ,000 ,000 ,000

ROA ,184 ,052 -,259 ,000

Page 150: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

134

Model Fit Summary

CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 15 ,000 0

Saturated model 15 ,000 0

Independence model 5 164,833 10 ,000 16,483

RMR, GFI

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model 2443,732 1,000

Saturated model ,000 1,000

Independence model 137071803279,926 ,538 ,307 ,359

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1

RFI

rho1

IFI

Delta2

TLI

rho2 CFI

Default model 1,000

1,000

1,000

Saturated model 1,000

1,000

1,000

Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model ,000 ,000 ,000

Saturated model ,000 ,000 ,000

Independence model 1,000 ,000 ,000

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model ,000 ,000 ,000

Saturated model ,000 ,000 ,000

Independence model 154,833 116,897 200,208

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model ,000 ,000 ,000 ,000

Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000

Independence model 2,322 2,181 1,646 2,820

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Independence model ,467 ,406 ,531 ,000

Page 151: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

135

Inflasi

SBIS

PUAS

FDR ROA--.20

-.35

.43

.442-.29

e1

e2

.41

-.579 .42

.00

.00

.71 .48

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 30,000 32,769 64,150 79,150

Saturated model 30,000 32,769 64,150 79,150

Independence model 174,833 175,756 186,216 191,216

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model ,423 ,423 ,423 ,462

Saturated model ,423 ,423 ,423 ,462

Independence model 2,462 1,928 3,102 2,475

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER

.01

Default model

Independence model 8 10

Analisis Jalur Sesudah Trimming

Page 152: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

136

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

FDR <--- Inflasi 7,423 1,146 6,478 *** par_3

FDR <--- SBIS ,000 ,000 -8,490 *** par_4

ROA <--- Inflasi -,387 ,152 -2,547 ,011 par_5

ROA <--- SBIS ,000 ,000 4,135 *** par_6

ROA <--- FDR ,033 ,012 2,638 ,008 par_7

ROA <--- PUAS ,000 ,000 4,366 *** par_8

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

FDR <--- Inflasi ,442

FDR <--- SBIS -,579

ROA <--- Inflasi -,293

ROA <--- SBIS ,558

ROA <--- FDR ,418

ROA <--- PUAS ,412

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

SBIS <--> PUAS 530876811337,770 160842205723,871 3,301 *** par_1

SBIS <--> Inflasi -1203,936 428,377 -2,810 ,005 par_2

PUAS <--> Inflasi -880,580 542,067 -1,624 ,104 par_9

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

SBIS <--> PUAS ,426

SBIS <--> Inflasi -,354

PUAS <--> Inflasi -,196

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

SBIS

946775460599,923 158903263405,643 5,958 *** par_10

PUAS

1642369443425,440 275649164071,748 5,958 *** par_11

Inflasi

,000 ,000 5,958 *** par_12

e1

,001 ,000 5,958 *** par_13

e2

,000 ,000 5,958 *** par_14

Page 153: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

137

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

FDR

,711

ROA

,484

Matrices (Group number 1 - Default model)

Implied Covariances (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR ROA

Inflasi ,000

PUAS -880,580 1642369443425,440

SBIS -1203,936 530876811337,770 946775460599,923

FDR ,000 -25098,961 -42041,222 ,003

ROA ,000 3358,278 2378,458 ,000 ,000

Implied Correlations (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR ROA

Inflasi 1,000

PUAS -,196 1,000

SBIS -,354 ,426 1,000

FDR ,647 -,333 -,735 1,000

ROA -,301 ,568 ,529 -,319 1,000

Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)

Total Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR 7,423 ,000 ,000 ,000

ROA -,143 ,000 ,000 ,033

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,442 ,000 -,579 ,000

ROA -,108 ,412 ,316 ,418

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR 7,423 ,000 ,000 ,000

ROA -,387 ,000 ,000 ,033

Page 154: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

138

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,442 ,000 -,579 ,000

ROA -,293 ,412 ,558 ,418

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,000 ,000 ,000 ,000

ROA ,244 ,000 ,000 ,000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

Inflasi PUAS SBIS FDR

FDR ,000 ,000 ,000 ,000

ROA ,185 ,000 -,242 ,000

Model Fit Summary

CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 14 3,276 1 ,070 3,276

Saturated model 15 ,000 0

Independence model 5 164,833 10 ,000 16,483

RMR, GFI

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model 2006,255 ,982 ,734 ,065

Saturated model ,000 1,000

Independence model 137071803279,926 ,538 ,307 ,359

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta1

RFI

rho1

IFI

Delta2

TLI

rho2 CFI

Default model ,980 ,801 ,986 ,853 ,985

Saturated model 1,000

1,000

1,000

Independence model ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

Parsimony-Adjusted Measures

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model ,100 ,098 ,099

Saturated model ,000 ,000 ,000

Independence model 1,000 ,000 ,000

Page 155: ANALISIS INFLASI, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/2809/1/HUSNI... · analisis inflasi, sertifikat bank indonesia syariah (sbis)

139

NCP

Model NCP LO 90 HI 90

Default model 2,276 ,000 11,936

Saturated model ,000 ,000 ,000

Independence model 154,833 116,897 200,208

FMIN

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model ,046 ,032 ,000 ,168

Saturated model ,000 ,000 ,000 ,000

Independence model 2,322 2,181 1,646 2,820

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model ,179 ,000 ,410 ,095

Independence model ,467 ,406 ,531 ,000

AIC

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 31,276 33,861 63,150 77,150

Saturated model 30,000 32,769 64,150 79,150

Independence model 174,833 175,756 186,216 191,216

ECVI

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model ,441 ,408 ,577 ,477

Saturated model ,423 ,423 ,423 ,462

Independence model 2,462 1,928 3,102 2,475

HOELTER

Model HOELTER

.05

HOELTER

.01

Default model 84 144

Independence model 8 10