Analisis Hubungan Layanan Jasa E-Commerce Terhadap Sifat ...

12
61 Analisis Hubungan Layanan Jasa E-Commerce Terhadap Sifat Konsumtif Mahasiswa Laily Fitri Alfuni’mah 1* , Alfi Rosyidah Hamim 2 , Nadia Kristina Siagian 3 , Rizky Firmansyah 4 Universitas Negeri Malang *[email protected] Abstrak Teknologi informasi banyak dimanfaatkan untuk melihat peluang bisnis dari perkembangan teknologi tersebut, seperti bisnis online. Pesatnya perkembangan dan nilai transaksi membuat perusahaan banyak menciptakan layanan jasa pendukung e-commerce. Selain itu, e-commerce juga berlomba-lomba memberikan penawaran terbaik untuk menarik minat konsumen salah satunya adalah melalui diskon dan e-payment . Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana layanan e-commerce melalui diskon dan e-payment membuat mahasiswa menjadi konsumtif. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui analisis hubunan diskon e- commerce dan e-payment terhadap sifat konsumtif mahasiswa. Proses sampling dilakukan menggunakan purposive sampling dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan informan adalah responden adalah mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Malang serta aktif menggunakan e-payment dan e- commerce. Informan berjumlah 6 orang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Malang. Dari pengumpulan informasi melalui informan, dapat dilihat bahwa diskon memang menjadi daya tarik dalam pembelian barang di E-commerce. Namun, informan memiliki beberapa pertimbangan dalam diskon yaitu jenis diskon, lokasi toko online, dan jenis barang yang dibutuhkan. Informasi dari informan juga memberikan penjelasan mengenai e-payment. Kebanyakan informan mengatakan bahwa e-payment memberikan mereka kemudahan dalam bertransaksi di e-commerce. Disisi lain. Penelitian ini juga memberikan penjelasan bahwa layanan jasa berupa diskon dan juga kemudahan e-payment tidak menjadi alasan utama terjadinya sifat konsumtif mahasiswa . Kata Kunci: Diskon, E-Payment, Sifat Konsumtif Abstract Information technology is widely used to see business opportunities from these technological developments, such as online business. The rapid development and value of transactions has made many companies create e-commerce support services. In addition, e-commerce also compete to provide the best offers to attract consumers, like through discounts and e-payments. Therefore, this study aims to analyze how e-commerce services through discounts and e-payments make students become consumptive. This study uses a qualitative research method with a descriptive approach to determine the analysis of relationship between e-commerce discount and e-payment on the consumptive behaviour of students. The sampling process was carried out using purposive sampling with certain criteria. The criteria for selecting the informants are the active students in one of the Universities in Malang and actively use e- payment and e-commerce. The informants were 6 students from one of the Universities in Malang. From collecting information through informants, it can be seen that discounts are indeed an attraction in purchasing goods in E-commerce. However, the informant had several considerations in the discount, namely the type of discount, the location of the online store, and the type of goods needed. Information from informants also provides an explanation of e-payment. Most informants said that e-payment made it easy for them to transact in e-commerce. On the other hand, this study also provides an explanation that services in the form of discounts and also the convenience of e-payment are not the main reason for the consumptive behaviour of students. Keywords: Discount, E-Payment, Consumptive Behaviour PENDAHULUAN Selain memudahkan untuk mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi, internet juga mempengaruhi kegiatan ekonomi (Learner & Storper, 2014). Teknologi informasi banyak Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8, Hal 61-72 No. ISSN 2797-0760

Transcript of Analisis Hubungan Layanan Jasa E-Commerce Terhadap Sifat ...

61

Analisis Hubungan Layanan Jasa E-Commerce Terhadap Sifat

Konsumtif Mahasiswa Laily Fitri Alfuni’mah

1*, Alfi Rosyidah Hamim

2, Nadia Kristina Siagian

3, Rizky Firmansyah

4

Universitas Negeri Malang

*[email protected]

Abstrak Teknologi informasi banyak dimanfaatkan untuk melihat peluang bisnis dari perkembangan teknologi

tersebut, seperti bisnis online. Pesatnya perkembangan dan nilai transaksi membuat perusahaan banyak

menciptakan layanan jasa pendukung e-commerce. Selain itu, e-commerce juga berlomba-lomba

memberikan penawaran terbaik untuk menarik minat konsumen salah satunya adalah melalui diskon dan

e-payment. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana layanan e-commerce

melalui diskon dan e-payment membuat mahasiswa menjadi konsumtif. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk mengetahui analisis hubunan diskon e-

commerce dan e-payment terhadap sifat konsumtif mahasiswa. Proses sampling dilakukan menggunakan

purposive sampling dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan informan adalah responden adalah

mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Malang serta aktif menggunakan e-payment dan e-

commerce. Informan berjumlah 6 orang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Malang. Dari

pengumpulan informasi melalui informan, dapat dilihat bahwa diskon memang menjadi daya tarik dalam

pembelian barang di E-commerce. Namun, informan memiliki beberapa pertimbangan dalam diskon yaitu

jenis diskon, lokasi toko online, dan jenis barang yang dibutuhkan. Informasi dari informan juga

memberikan penjelasan mengenai e-payment. Kebanyakan informan mengatakan bahwa e-payment

memberikan mereka kemudahan dalam bertransaksi di e-commerce. Disisi lain. Penelitian ini juga

memberikan penjelasan bahwa layanan jasa berupa diskon dan juga kemudahan e-payment tidak menjadi

alasan utama terjadinya sifat konsumtif mahasiswa. Kata Kunci: Diskon, E-Payment, Sifat Konsumtif

Abstract

Information technology is widely used to see business opportunities from these technological

developments, such as online business. The rapid development and value of transactions has made many

companies create e-commerce support services. In addition, e-commerce also compete to provide the

best offers to attract consumers, like through discounts and e-payments. Therefore, this study aims to

analyze how e-commerce services through discounts and e-payments make students become consumptive.

This study uses a qualitative research method with a descriptive approach to determine the analysis of

relationship between e-commerce discount and e-payment on the consumptive behaviour of students. The

sampling process was carried out using purposive sampling with certain criteria. The criteria for

selecting the informants are the active students in one of the Universities in Malang and actively use e-

payment and e-commerce. The informants were 6 students from one of the Universities in Malang. From

collecting information through informants, it can be seen that discounts are indeed an attraction in

purchasing goods in E-commerce. However, the informant had several considerations in the discount,

namely the type of discount, the location of the online store, and the type of goods needed. Information

from informants also provides an explanation of e-payment. Most informants said that e-payment made it

easy for them to transact in e-commerce. On the other hand, this study also provides an explanation that

services in the form of discounts and also the convenience of e-payment are not the main reason for the

consumptive behaviour of students.

Keywords: Discount, E-Payment, Consumptive Behaviour

PENDAHULUAN

Selain memudahkan untuk mendapatkan informasi dan melakukan komunikasi, internet

juga mempengaruhi kegiatan ekonomi (Learner & Storper, 2014). Teknologi informasi banyak

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance,

and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8, Hal 61-72

No. ISSN 2797-0760

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

62

dimanfaatkan oleh manusia yang melihat peluang bisnis dari perkembangan teknologi tersebut,

seperti bisnis online (Premana, 2020). Menurut data yang berasal dari iprice.co.id (2021),

pengunjung web bulanan e-commerce di Indonesia pada tahun 2020 mencapai lebih dari 244

juta. Pesatnya perkembangan dan nilai transaksi membuat perusahaan banyak menciptakan

layanan jasa pendukung e-commerce. Konsumen dapat dengan mudah memesan produk dari

berbagai tempat melalui layanan e-commerce. Hal tersebut merupakan salah satu strategi e-

commerce untuk memikat kesetiaan pelanggan. Selain itu, e-commerce juga berlomba-lomba

memberikan penawaran terbaik untuk menarik minat konsumen. Menurut Kassim dan Abdullah

(2010), beberapa cara yang dilakukan oleh e-commerce dalam memperoleh kesetiaan pelanggan

adalah dengan meningkatkan kemudahan penggunaan, daya tarik, dan keamanan atau jaminan

dari website.

Layanan jasa e-commerce menawarkan kemudahan transaksi serta diskon yang

mempengaruhi harga untuk menarik minat konsumen. Diskon digunakan sebagai metode yang

efektif untuk menanggapi perilaku belanja konsumen yang berbeda karena diskon dapat

mempengaruhi pandangan konsumen terhadap suatu produk sehingga dapat merangsang

permintaan dan menaikkan penjualan (Li et al, 2020; Choi & Chen, 2019). Sebelum mengambil

keputusan dalam membeli suatu barang atau produk, konsumen akan membandingkan harga

suatu barang atau produk yang akan dibelinya dengan e-commerce lain. Semakin baik harga

yang ditawarkan perusahaan maka besar kemungkinan orang akan mengambil keputusan

pembelian pada layanan jasa e-commerce untuk membeli barang secara online (Nasution dkk,

2020).

Selain maraknya e-commerce, penggunaan alat pembayaran non-tunai (cash less) juga

semakin meningkat seiring dengan perkembangan fintech di Indonesia (Sari, dkk., 2020).

Adanya peningkatan penggunaan e-payment dapat memengaruhi perilaku untuk menjadi lebih

konsumtif (Rofiqoh et al., 2020; Mujahidin, 2020). Hal ini disebabkan karena dengan

menggunakan e-payment transaksi belanja menjadi lebih efisien, cepat, aman, dan nyaman.

Dengan adanya e-payment, kemudahan seseorang dalam membelanjakan uang non-tunai akan

lebih tinggi dibandingkan uang tunai (Insana & Johan, 2020).

Terlepas dari berbagai daya tarik yang ditawarkan, e-commerce secara tidak langsung

memicu pola perilaku konsumtif khususnya bagi kalangan mahasiswa. Mahasiswa dapat

memiliki sikap boros seperti membeli barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan

kebanyakan hanya karena tertarik setelah melihatnya (Rachmawati & Maulani, 2020; Nafisah,

2019). Mahasiswa merupakan pengguna e-commerce utama yang menghabiskan lebih banyak

uang dibandingkan golongan lain di US (Cassis, 2007; O’Donell and Associates, 2004)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Faadhilah (2018) dan Enrico et al. (2014)

mengungkapkan bahwa gaya hidup konsumtif berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa diskon berpengaruh positif

dengan peningkatan penjualan tanpa menyadari bahwa e-payment merupakan saluran

pengiriman alternatif untuk berbagai transaksi keuangan salah satunya adalah e-commerce (Choi

& Chen, 2019; Shaikh & Karjaluoto, 2015). Maka, penelitian ini menambahkan variabel e-

payment sebagai salah satu faktor penyebab sifat konsumtif mahasiswa.

E-payment merupakan produk yang dapat membantu kelancaran bertransaksi. E-

payment muncul sebagai suatu alat pembayaran baru ditengah pesatnya perkembangan e-

commerce. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan, dkk (2016), menunjukkan bahwa

presepsi kemudahan berpengaruh signifikan terhadap minat penggunaan mahasiswa. Mahasiswa

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

63

seringkali tidak rasional dalam membuat keputusan sehingga besar kemungkinan bagi mereka

terjerat dalam perilaku konsumtif (Nafisah, 2019). Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis bagaimana layanan e-commerce melalui diskon dan e-payment membuat

mahasiswa menjadi konsumtif.

KAJIAN PUSTAKA E-Commerce dan E-Payment

Kemajuan teknologi membantu manusia mengembangkan inovasi terutama dalam

mengembangkan model bisnis, salah satu model bisnis ini adalah perdagangan elektronik atau

yang lebih dikenal dengan E-commerce. Electronic Commerce adalah proses pembelian,

penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan computer (Wellyantama

& Krisnadi, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abdillah (2015), ada 5 (lima)

pilar utama dari Framework E-Commerce, yaitu: 1) People, 2) Public Policy, 3) Marketing and

Advertising, 4) Support Services, dan 5) Business Partnerships. Support services atau layanan

jasa dalam hal ini menjadi salah satu dasar penunjang pergerakan e-commerce. Kualitas layanan

juga dapat menjadi pembeda dengan kompetitor e-commerce lainnya.

E-payment atau pembayaran elektronik merupakan mekanisme pembayaran yang

menggunakan media elektronik yang tidak melibatkan uang tunai. Sistem pembayaran

elektronik juga dapat didefinisikan sebagai jenis antar organisasi informasi yang berkaitan

dengan sistem transaksi, menghubungkan berbagai asosiasi, dan menghubungkan ke klien

individu (Fatonah, et al., 2018). Pembayaran elektronik saat ini semakin didukung dengan

banyaknya produk e-money seperti ovo, dana, bahkan uang elektronik yang dibuat oleh e-

commerce itu sendiri. Ada beberapa penelitian terdahulu tentang e-payment terdahap sifat konsumtif.

Premchard & Choudhry (2015) menemukan bahwa penjualan meningkat signifikan dengan menggunakan

e-payment. Premchard & Choudhry (2015) juga menyebutkan bahwa e-payment menjadi bagian penting

dalam system pembayaran. Penelitian yang dilakukan oleh Insana & Johan (2021) dan Daliyah &

Patrikha (2020) menyebutkan bahwa e-payment berpengaruh positif dan signifikan terhadap sifat

konsumtif mahasiswa. Hal ini dikarenakan kemudahan dan kecepatan dalam e-payment sehingga

penggunaannya semakin meningkat dikalangan mahasiswa dan meningkatkan konsumsi

mahasiswa (Ramadani, 2016).

Kualitas Pelayanan Elektronik dan Diskon

Menurut Widyanita (2018) Kualitas layanan elektronik mengacu pada kualitas layanan

dimana pelanggan dapatkan ketika berhadapan dengan situs-situs e-commerce dari mana mereka

melakukan transaksi pembelian online baik produk dan layanan. Tentunya setiap e-commerce

menawarkan kualitas dan produk layanan yang berbeda untuk menarik perhatian konsumen dan

menciptakan persaingan dengan e-commerce lainnya. Berdasarkan definisi lain kualitas layanan

bisa diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan/pengguna (Astuti & Salisah, 2016).

Diskon merupakan pengurangan atau potongan dari harga sebuah produk yang ada pada

daftar yang diberikan oleh penjual kepada pembeli agar melakukan suatu pembelian produk

(Setyorini, 2021). Dari pengertian yang ada diskon juga merupakan sebuah strategi yang

dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk menarik perhatian konsumen untuk melakukan

pembelian. Penelitian tentang pengaruh diskon terhadap keputusan pembelian telah banyak dilakukan.

Hsueh & Chen (2010) menemukan bahwa platform merangsang permintaan konsumen dengan

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

64

menggunakan kupon diskon yang berbeda dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian dalam

jumlah besar.

Hasil serupa juga ditemukan oleh Jiang, Liu, & Wang (2018) dan Heilman, Nakamoto,

dan Rao (2002). Ditemukan bahwa konsumen akan segera menggunakan kupon diskon untuk

membeli produk sehingga produsen dapat menarik lebih banyak pembeli dan memaksimalkan keuntungan

dengan mengintegrasikan alat pemasaran seperti kupon diskon. Ini menunjukkan bahwa kupon diskon

merupakan metode yang efektif untuk memotivasi pembelian konsumen. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Faadhilah (2018) dan Enrico et al. (2014) mengungkapkan bahwa gaya hidup

konsumtif berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Choi & Chen (2019)

dan Ghose & Han (2014) membahas dampak penetapan harga dis kon dan bundling produk terhadap

penjualan Game dan aplikasi seluler. Mereka menemukan bahwa tingkat diskon dan harga diskon

memiliki hubungan positif dengan peningkatan penjualan.

Sifat Konsumtif

Konsumtif merupakan sifat mengkonsumsi, memakai, dan menggunakan sesuatu secara

berlebihan atau mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan serta menghilangkan skala

prioritasnya (Kurniawan, 2017). Membeli atau mengkonsumsi adalah hal yang lumrah dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini akan berubah menjadi negatif ketika melakukan pembelian

karena keinginan bukan kebutuhan. Jadi dalam pengertian ini dapat diartikan perilaku konsumtif

adalah mengkonsumsi nilai guna dari barang ataupun jasa secara berlebihan (Hidayat, et al.,

2018).

Penelitian Dalihade, Massie & Tielung (2017) menyebutkan bahwa adanya diskon dapat

meningkatkan minat konsumen untuk melakukan pembelian secara tiba-tiba tanpa mempunyai

niat dan rencana untuk membelinya. Hal ini menyebabkan seseorang berperilaku konsumtif

yaitu dengan membeli produk yang menarik meskipun belum atau bahkan tidak

membutuhkanya (Sumartono, 2002). Transaksi pembelian melalui e-commerce juga mempunyai

kelebihan dibandingkan dengan toko-toko pada umumnya, yaitu memudahkan penggunanya

membayar melalui e-payment. Pembeli hanya perlu mentransfer uang melalui smartphone dan

dapat dilakukan dimana saja. Dengan kemudahan tersebut, secara tidak sadar, perilaku

konsumtif akan muncul karena pembelian dilakukan tanpa adanya perencanaan dan

pertimbangan (Insana & Johan, 2020).

Teori Perilaku Konsumtif

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perilaku konsumtif Jean Paul

Baudrillard. Baudrillard (1988) menyatakan bahwa konsumsi tanda merupakan pola konsumsi

yang terjadi pada masyarakat di era digital. Konsumsi tanda lebih mengutamakan citra yang

melekat pada barang dan jasa dibandingkan dengan kegunaanya (Baudrillard, 1988). Maka,

tujuan konsumsi yang semula bertujuan untuk bertahan hidup perlahan mengalami pergeseran

kearah pemenuhan keinginan dan gaya hidup dalam mengikuti trend yang berkembang di

masyarakat (Bakti, dkk., 2019). Dalam perilaku masyarakat konsumtif, citra visual dianggap

penting untuk mengekspresikan jati diri mereka (Miles, 2006). Masyarakat konsumtif tentunya

akan membeli barang-barang yang menunjang citra visual mereka, terlebih jika harga yang

ditawarkan menarik atau terdapat diskon (Sunastiko, dkk., 2014; Tseng, 2016). Saat ini, toko

online/e-commerce adalah salah satu platform yang menyediakan banyak diskon dan bonus

(Irmawati, 2011). Selain diskon, kemudahan dalam pembelian juga berpengaruh terhadap

perilaku konsumtif masyarakat seperti e-payment, karena penggunaanya yang relatif mudah dan

efisien (Insana & Johan, 2020).

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

65

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif

untuk mengetahui pengaruh diskon e-commerce dan e-payment terhadap sifat konsumtif

mahasiswa. Target populasi dari penelitian ini adalah semua mahasiswa pengguna e-commerce

dan e-payment di Indonesia. Penelitian dari Miranda (2017) menyebutkan bahwa mahasiswa

merupakan kalangan yang dekat dengan dunia teknologi sehingga berpotensi aktif

menggunakan e-commerce dan digital payment. Data yang digunakan merupakan data primer

yang dikumpulkan dari 6 partisipan yang menempuh studi di Perguruan Tinggi di Malang.

Malang dipilih karena merupakan Kota Pendidikan dan terdapat banyak Perguruan Tinggi baik

negeri maupun swasta (Purnomowati & Ismini, 2014). Proses sampling dilakukan menggunakan

purposive sampling dengan kriteria tertentu. Kriteria pemilihan informan adalah responden

adalah mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi di Malang serta aktif menggunakan e-

payment dan e-commerce.

Informan berjumlah 6 orang mahasiswa dari salah satu perguruan tinggi di Malang.

Informan pertama adalah Shavitri Rahmatullaili (Shavitri) dari program studi Akuntansi.

Informan kedua adalah Ahmad Gilang (Gilang) dari program studi akuntansi. Informan ketiga

adalah Thoyyibatud durriyah (Tutud) dari program studi ekonomi pembangunan. Informan

keempat adalah Rachma Equatrin Prahastuti (Rachma) dari program studi akuntansi. Informan

kelima adalah Nanda Istarika (Nanda) prodi ekonomi pembangunan. Informan keenam adalah

Moniquita (Moniq) dari program studi ekonomi pembangunan. Keenam informan ini dipilih

karena memenuhi kriteria purposive sampling yaitu mahasiswa aktif pengguna e-payment dan e-

commerce.

Sebelum pengumpulan data dilakukan, calon partisipan dihubungi peneliti melalui

telepon dan ditanyakan kesediaanya untuk diwawancara. Pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan semi-structured interview. Artinya, peneliti menawarkan struktur terfokus untuk

diskusi selama wawancara tetapi tidak boleh diikuti secara ketat (Cristian & Campos, 2007).

Jadi, peneliti hanya menyiapkan daftar instrumen wawancara yang dapat dikembangkan sesuai

dengan jawaban responden selama proses wawancara. Hal ini dimaksudkan agar orang yang

diwawancarai dengan bebas mengekspresikan diri mereka tentang apa yang ingin disampaikan

dengan cara yang santai (McCluskey et al., 2010).

Wawancara dilakukan secara online melalui video call dan direkam menggunakan

perekam audio dengan izin dari informan yang berlangsung sekitar 30 menit. Perekam audio

merupakan bukti pendukung sehingga penelitian dapat dipercaya. Selanjutnya, audio

ditranskripsikan kata demi kata. Metode yang digunakan adalah Induktif yaitu menyimpulkan

data yang dimulai dari pernyataan persoalan yang bersifat khusus dan spesifik, kemudian ditarik

menuju persoalan yang bersifat umum. Teknik analisis data menggunakan Content analysis

dengan membandingkan beberapa jawaban, kemudian merangkum setiap pertanyaan dengan

jawaban masing-masing responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis hubungan diskon terhadap pembelian di E-Commerce

Dari hasil wawancara, beberapa informan senang berbelanja di e-commerce yang

memberikan diskon karena diskon yang diberikan akan menghemat pengeluaran dan

memberikan keuntungan. Informan juga membandingkan harga dari toko offline dengan harga

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

66

yang ditawarkan di e-commerce. Apabila harga di toko offline lebih murah maka informan lebih

memilih belanja di toko offline begitu pula sebaliknya. Namun, ada informan yang memberikan

tanggapan bahwa pemberian diskon pada harga tidak akan berpengaruh apabila letak toko di e-

commerce jauh karena akan mahal di ongkos kirim. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Edward et,al (2009) yang menyebutkan bahwa kedekatan toko memengaruhi

keputusan pembelian online dengan mengubah perasaan jarak psikologis.

―Ada banyak pertimbangan yang saya butuhkan sebelum memutuskan membeli di toko

mana. Salah satunya yaitu letak toko tersebut, karena semakin jauh ongkos kirim semakin

mahal.‖ (informan shavitri)

―Jika harga di e-commerce lebih murah, saya akan memilih membeli di e commerce.

Apalagi jika letaknya dekat dan ada diskon‖ (informan tutud)

Tidak sedikit juga informan yang akan tetap berbelanja di e-commerce

walaupun tidak ada diskon karena barang yang dibutuhkan terdapat di toko tersebut

dan menurut informan barang yang dibutuhkan memiliki kualitas yang baik. Sealin

itu, barang tersebut memang perlu untuk dibeli walaupun tidak ada diskon. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ittaqullah et al. (2020) yang

menyebutkan bahwa dengan atau tanpa diskon, konsumen tetap akan melakukan

pembelian jika berkaitan dengan kebutuhannya.

―Kalau membeli barang hanya ada di e-commerce satu itu. Semisal ada barang yang benar-

benar saya butuh dan tidak ada diskon maka saya akan tetap membeli barang itu ‖ (informan

rachma)

Diskon persen lebih banyak dipilih oleh informan karena diskon dalam bentuk persen

terkesan lebih banyak. Namun, beberapa informan juga memperhitungkan terlebih dahulu

diskon yang ditawarkan. Apabila diskon persen tidak cukup menjanjikan, maka informan akan

memilih diskon potongan harga. Hal ini bergantung pada opsi mana yang lebih banyak

mengurangi harga produk tersebut.

―Saya lebih suka diskon dalam bentuk persen dibandingkan potongan harga, karena apabila

diskon dalam bentuk persen ketika kita belanja banyak otomatis dapat potongan nya

banyak. Kalau potongan harga barang langsung semisal dipotong 20.000 yasudah

potongannya hanya 20.000‖ (informan nanda)

E-payment terhadap pembelian di E-commerce

Alasan informan menggunakan e-payment adalah karena praktis, efisien, mudah,

sederhana, dan menghemat waktu dan tenaga asalkan memiliki fasilitas pendukung seperti kuota

internet dan aplikasi mobile banking. Selain itu, e-payment juga mudah dipelajari. Hal ini

ditandai oleh informan tidak mengalami kesulitan berarti saat awal mempelajari e-payment.

Informan selalu menggunakan e-payment saat berbelanja di e-commerce. Namun, informan

Tutud juga masih menggunakan cara pembayaran lain yaitu melalui toko mitra. Informan

Gilang dan Rachma menyebutkan bahwa cara pembayaran lain memiliki lebih banyak biaya

tambahan. Penelitian Yuki (2019) menyebutkan bahwa banyak konsumen yang menggunakan e-

payment karena lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem pembayaran yang lain.

―Iya. Sudah tidak pernah bayar melalui minimarket. Ribet. Ada pajak (biaya admin). Bayar

parkir juga‖ (Informan Gilang)

―Kalau untuk sekarang lebih ke e-payment soalnya untuk cara pembayaran lainya itu

buasanya lebih banyak charge nya daripada e-payment.‖ (Informan Rachma)

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

67

―Namun, kalau untuk toko-toko yang bermitra itu masih pernah. Karena, kalau e-payment

juga kan ada saldo, nah Ketika saldo tersebut kurang itu alternatifnya mencari ke toko -toko

bermitra.‖ (Informan Tutud)

Informan sepakat untuk terus berencana menggunakan e-payment dalam jangka panjang.

Perkembangan pembayaran elektronik pada masa mendatang tentunya sejalan dengan majunya

teknologi yang memudahkan konsumen dalam hal bertransaksi melaui mobile payment (Rafa’al,

2018). Namun, informan Tutud dan Shavitri mengungkapkan bahwa tidak menutup

kemungkinan bagi mereka untuk menggunakan cara pembayaran lain.

―Kalau menurut saya, dengan menggunakan e-payment bisa saja pilihan yang saya tuju

menjadi semakin baik. Karena, kita juga harus melihat saldo yang kita miliki juga. Jika

saldo banyak, maka akan lebih memilih kualitas dan kuantitas. Namun, Ketika saldo

menipis yaitu dengan memperhatikan diskon juga.‖ (Informan Tutud)

―Selagi e-payment berfungsi dengan baik, saya akan menggunakan dengan jangka panjang.

Tetapi, kalau misalnya sudah berubah jadi lebih merugikan, maka saya bisa saja berhenti

menggunakanya atau memilih e-payment yang lain.‖ (Informan Tutud)

―Sepertinya iya. Saya berecana tetap memanfaatkan epayment di masa depan. Tapi juga

tidak menutup kemungkinan untuk bertransaksi biasa.‖ (Informan Shavitri) Informan menyebutkan bahwa e-payment memungkinkan penggunaan e-commerce lebih

cepat karena transaksi dapat selesai lebih cepat. Selain itu e-payment dapat membuat pilihan

konsumen menjadi lebih baik. Informan Nanda menyebutkan bahwa e-payment tidak

membuatnya menjadi sering membeli barang di e-commerce. Dia hanya menganggap e-payment

sebagai alat bantu untuk mempermudah tranasaksi. Hal berbeda diungkapkan oleh Informan

Moniq yang menyebutkan bahwa kemudahan e-payment membuatnya menjadi sering membeli

barang di e-commerce. Hal ini sesuai dengan penelitian Ramadani (2016) yang menyebutkan

bahwa kemudahan dalam e-payment membuat konsumsi penggunannya semakin meningkat.

Perilaku Konsumtif dalam transaksi E-commerce

Indikasi perilaku konsumtif didasari pada 3 hal, yaitu pembelian secara impulsive,

pembelian barang-barang yang ngetrend, serta lebih mementingkan untuk membeli barang

berdasarkan keinginan daripada kebutuhan. Menurut penelitian (Jauhari, 2017) Diskon

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap impulse buying. Informan Shavitri

menyebutkan bahwa 6 menyebutkan bahwa diskon dapat menyebabkan seseorang melakukan

pembelian secara impulsive. Namun, Informan Tutud berpendapat bahwa diskon tidak

menyebabkan seseorang bertindak impulsive.

―Kadang-kadang, tapi seringnya iya. Karena jika ada toko menyediakan diskon, akan ada

periode diskon sehingga konsumen akan cepat-cepat membeli produk tersebut. Hal itu juga

menjadi alasan mengapa jika ada diskon menjadi impulsif. Ditambah pembayaran melalui

e-payment semakin membuat rasa ingin membeli menjadi semakin besar.‖ (Informan

Shavitri)

―iya tentu saja diskon membuat saya berbelanja secara impulsive itu pasti‖ (Informan

Nanda)

―Saya suka diskon. Tetapi, saya juga tidak suka membeli secara tiba-tiba. Secara teori

ekonomi saja, lebih baik membeli barang yang benar-benar kita butuhkan daripada apa

yang kita inginkan. Jadi, bila saya lagi membutuhkan sesuatu dan ada diskon, saya beli.

Tetapi, Ketika saya tidak butuh apa-apa dan ada diskon, lebih baik saya menggunakanya

untuk hal-hal yang lain‖ (Informan Shavitri)

Konsumen milenial khususnya para pengguna e-walet ternyata tidak terlalu

mempermasalahkan mengenai besarnya diskon yang diberikan oleh perusahaan penyedia

aplikasi, karena hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan minat pembelian

impulsif mereka (Kusnawan, et al., 2019). Menurut beberapa pendapat yang dilontarkan oleh

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

68

informan, e-payment sama sekali tidak menjadi alasan terjadinya pembelian impulsive

mahasiswa. Pembelian secara impulsive dilakukan para informan karena diperolehnya diskon

dari e-commerce daripada diperoleh nya kemudahan saat menggunakan e-payment.

―Tidak juga. Yang penting (saya) membeli. (Saya) tidak berfikir aneh-aneh. Saya ingin

barang ini baru mencari (barang tersebut)‖ (Informan Ahmad)

―Tidak. Karena yang mempengaruhi itu lebih ke dis kon. Kalau ada diskon kadang saya bisa

kalap tetapi tidak sering‖ (Informan Rachma)

Indikasi kedua dari perilaku konsumtif adalah dengan membeli barang-barang yang

sedang naik daun (ngetrend). Hampir semua informan mengatakan bahwa mereka tidak

mengikuti trend yang ada saat ini. Jadi, bisa dikatakan bahwa diskon dan e-payment tidak

menjadi alasan terjadinya pembelian barang-barang yang lagi trend.

―Saya pribadi tidak. Saya pribadi lebih karena kebutuhan dan mungkin tertarik barangnya

terlihat lucu jadi saya ingin membeli.‖ (Informan Shavitri)

―Saya lebih memperhatikan kualitas, apakah barang tersebut nyaman dipakai, atau dari

ukuran dan harga. Tetapi, tidak dari trend nya meskipun didiskon. Karena, saya tidak suka

membeli barang-barang yang sedang trend.‖ (Informan Tutud) Indikasi ketiga adanya perilaku konsumtif adalah dengan mendahulukan pembelian

barang yang diinginkan daripada yang dibutuhkan. Dalam hal ini, semua informan menyatakan

bahwa meskipun terdapat diskon e-commerce dan kemudahan e-payment, pembelian yang

paling diprioritaskan adalah membeli barang-barang yang dibutuhkan. Setelah barang yang

dibutuhkan sudah terpenuhi, barulah mereka memikirkan untuk membeli barang-barang yang

diinginkan.

―Saya memang pertama untuk memenuhi kebutuhan. Kedua, jika ingin saya belum tentu

langsung membeli produk tersebut karena banyak pertimbangan lain disamping faktor

hanya ingin. Jadi untuk faktor keinginan bisa disebut 50:50‖ (Informan Shavitri)

―Tidak. Karena, nanti jatuhnya barang tersebut tidak bermanfaat. Jadi, saya membeli

berdasarkan apa yang saya butuhkan‖ (Informan Tutud)

―Saya lebih mengutamakan kebutuhan saya dibandingkan keinginan saya ketika berbelanja

di E-commerce‖ (Informan Nanda)

SIMPULAN

Studi ini menggunakan metode kualitatif serta pendekatan deskriptif untuk menganalisis

hubungan diskon e-commerce dan e-payment terhadap sifat konsumtif mahasiswa. Penelitian ini

dapat menjelaskan hasil analisis hubungan diskon terhadap keinginan mahasiswa untuk belanja

di E-commerce dan bagaimana kemudahan E-payment membantu transaksi pada saat belanja di

E-commerce yang menjadi alasan terjadinya sifat konsumtif mahasiswa. Dari pengumpulan

informasi melalui informan, dapat dilihat bahwa diskon memang menjadi daya tarik dalam

pembelian barang di E-commerce. Namun, informan memiliki beberapa pertimbangan dalam

diskon yaitu jenis diskon, lokasi toko online, dan jenis barang yang dibutuhkan.

Informan tetap mempertimbangkan jenis diskon yang ditawarkan baik itu bentuk persen

ataupun potongan harga. Informan banyak memilih diskon dengan pertimbangan apabila

membeli banyak akan memangkas harga sebesar diskon yang ditawarkan, seberapapun kuantitas

barangnya. Lokasi toko online juga menjadi salah satu hal yang dipertimbangkan karena jika

jarak toko itu jauh maka sama saja diskon atas barang tidak akan membayar ongkos kirim

barang yang dibeli. Diskon dapat menjadi alasan transaksi di E-commerce namun tidak dapat

menjadi alasan terjadinya sifat konsumtif karena masih ada pertimbangan lain. Ketika informan

akan membeli barang yang dibutuhkan namun toko tidak memberi diskon, informan tetap akan

membeli barang tersebut tanpa mementingkan diskon.

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

69

Informasi dari informan juga memberikan penjelasan mengenai e-payment. Kebanyakan

informan mengatakan bahwa e-payment memberikan mereka kemudahan dalam bertransaksi di

e-commerce. Selain menghemat waktu, e-payment juga membantu informan untuk menghemat

tenaga serta biaya transportasi untuk pergi ke bank untuk membayarkan tagihan belanja e-

commerce. E-payment tidak menjadi alasan informan untuk bersifat konsumtif karena

kemudahan atas pembayaran melalui e-payment hanya membantu dalam pembayaran tagihan

saja. Penelitian ini telah memberikan penjelasan bahwa layanan jasa berupa diskon dan juga

kemudahan e-payment tidak menjadi alasan utama terjadinya sifat konsumtif mahasiswa.

Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak bisa dilakukannya wawancara informan

secara offline dan sedikitnya jumlah informan yang bisa dijangkau dikarenakan pandemi Covid

19 yang membatasi interaksi peneliti dan informan. Studi lebih lanjut dapat dilakukan dengan

mempertimbangkan faktor lain seperti pay later dan jarak toko pada e-commerce. Selain itu,

studi lebih lanjut juga dapat dilakukan dengan memperluas cakupan studi dengan

memperbanyak informan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, A. L. (2015). Model Transaksi Keuangan Perdagangan Elektronik. Dari

https://ssrn.com/abstract=3660424

Agmeka, F., Wathoni, N. R., Sentoso, S. A. (2019). The Influence of Discount Framing towards

Brand Reputation and Brand Image on Purchase Intention and Actual Behaviour in

ecommerce. DOI: 10.1016/j.procs.2019.11.192.

Astuti, D. and Salisah, N. F. (2016). Analisa kualitas layanan e-commerce terhadap kepuasan

pelanggan menggunakan metode E-servqual (Studi Kasus: Lejel Home Shopping).

Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Informasi, Vol. 2, No. 1.

Baudrillard, Jean. (1998). The Consumer Society: Myths and Structures. London: SAGE

Publications.

Bakti, I. S., Nirzalin, Alwi. (2019). Konsumerisme dalam Perspektif Jean Baudrillard. Jurnal

Sosiologi USK, 13 (2):147-166. Doi:10.24815/jsuv13i2. 15925.

Cassis, C. (2007). College students help fuel ever—Growing Internet sales. Dari

http://media.www. dailyfreepress.com/media/storage/paper87/news/

Choi, H. S., & Chen, C. (2019). The effects of discount pricing and bundling on the sales of

game as a service: An empirical investigation. Journal of Electronic Commerce

Research, 20(1), 21-34.

Cristian, Gugiu., & Liliana, Rodríguez-Campos. (2007). Semi-structured interview protocol for

constructing logic models. Evaluation and Program Planning. 30 (4), 339-350. DOI:

10.1016/j.evalprogplan.2007.08.004.

Dalihade, I, J., Massie M., Tielung J. Pengaruh Potongan Harga dan Store Atmosphere terhadap

Impulsive Buying Matahari Departement Store Mega Mall Manado. Jurnal EMBA. 5

(3): 3538 – 3549

Daliyah, R., & Patrikha, F. D. (2020). Analisis Perilaku Konsumsi Pengguna Aplikasi E-Money

pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Pendidikan

Tata Niaga (JPTN), 8(3).

Edwards, S. M., Lee, J. K., & Ferle, C. L. (2009). Does place matter when shopping online?

Perceptions of similarity and familiarity as indicators of psychological distance. Journal

of Interactive Advertising, 10(1), 35-50.

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

70

Enrico, A., R. Aron, dan W. Oktavia. (2014). The Factors that Influenced Consumptive

Behavior: A Survey of University Students in Jakarta. 4 (1):1-6

Faadhilah, F. N. (2018). Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif dan Beauty Vlogger Sebagai

Kelompok Referensi terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik (Studi Pada Remaja

Perempuan Pengguna Kosmetik Korea di Surabaya). Jurnal Ilmu Manajemen 7 (1):133-

142.

Fatonah, S., Yulandari, A., dan Wibowo, F. W. (2018). A review of E-payment System in E-

commerce. doi:10.1088/1742-6596/1140/1/012033

Gendall, P., Hoek, J., Pope, T., & Young, K. (2006). Message framing effects on price

discounting. Journal of Product & Brand Management, 15(7), 458–465.

doi:10.1108/10610420610712847.

Ghose, A., & Han, S. P. (2014). Estimating demand for mobile applications in the new economy.

Management Science, 60(6), 1470–1488

Heilman, C. M., K. Nakamoto, & A. G. Rao. (2002). ―Pleasant Surprises: Consumer Response

to Unexpected in-store Coupons.‖ Journal of Marketing Research 39 (2): 242–252

Hidayat, W. B., Punia, N. I., dan Kebayantini, N. L. (2018). Peran Media Sosial terhadap

Perilaku konsumtif Kaum Remaja di Desa Tegal Kertha. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Udayana

Hsueh, S. C., & Chen, J. M. (2010). Sharing secure m-coupons for peer-generated targeting via eWOM

communications. Electronic Commerce Research and Applications, 9(4), 283–293.

IPrice.co.id (2021, 9 Februari). Peta E-Commerce Indonesia. Diakses pada 24 Februari 2021.

Dari https://iprice.co.id/insights/mapofecommerce/

Irmawati, Dewi. (2011). Pemanfaatan E-Commerce Dalam Dunia Bisnis. Jurnal Ilmiah Orasi

Bisnis. Edisi ke VI.

Insana, R., S & Johan. Analisis Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik terhadap Perilaku

Konsumtif Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Indraprasta PGRI. Journal of

Applied Business and Economics (JABE). 7 (2): 224 209.

Ittaqullah, N., Madjid, R., & Suleman, N. R. (2020). The effects of mobile marketing, discount,

and lifestyle on consumers’ impulse buying behavior in online marketplace. Int. J. Sci.

Technol. Res., 9(3), 1569-1577.

Jauhari, M. (2017). Pengaruh promosi, diskon, merek, store atmosphere, dan shopping emotion

terhadap impulse buying dikalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas PGRI

Yogyakarta. http://repository.upy.ac.id/id/eprint/1629.

Jiang, Y., Liu, Y., Wang, H., et al. (2018). Online pricing with bundling and coupon discounts.

International Journal of Production Research, 56(5), 1773–1788

Junadi, S. (2015). A model of factors influencing consumer’s intention to use e-payment system

in Indonesia. Procedia Computer Science, 59, 214-220.

Kassim, N. and Abdullah, N.A. (2010). The Effect of Perceived Service Quality Dimensions on

Customer Satisfaction, Trust, and Loyalty in ECommerce Settings, Asia Pacific Journal

of Marketing and Logistics, Vol. 22 No. 3, pp. 351-371.

Kurniawan, C. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Ekonomi Pada Mahasiswa. Jurnal Media Wahana Ekonomika, Vol. 13, No. 4

Kusnawan, A., Silaswara, D., Sefung, T. 2019. Pengaruh Diskon pada Aplikasi e-Wallet

terhadap Pertumbuhan Minat Pembelian Impulsif Konsumen Milenial di Wilayah

Tangerang. Jurnal Sains Manajemen. Vol. 5 No 2.

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

71

Learner, E., & Storper, M (2014). The economic geography of the Internet age, Journal of

International Business Studies, 32(4): 641665. doi: 10.1057/palgrave.jibs. 84909988

Li, C., Chu, M., Zhou, C., & Zhao, L. (2020). Two-period discount pricing strategies for an e-

commerce platform with strategic consumers. Computers & Industrial

Engineering, 147, 106640.

McCluskey, T., Broderick, A., Boyle, A., Burton, B. and Power, D. (2010). Evidence on Irish

financial analysts and fund managers views about dividends. Qualitative Research in

Financial Markets 2 (2), 80-99, DOI: 10.1108/17554171080 0003 81

Miles, Steven. (2006). Consumerism as a Way of Life. London: SAGE Publications.

Miranda, S. (2017). Pengaruh Instagram sebagai Media Online Shopping Fashion terhadap

Perilaku Konsumtif Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau.

JOM FISIP. 4(1). dari http://jom.unri.ac.id/index.php/ JOMFSIP/article/view /13494

Mujahidin, A. (2020). Pengaruh Fintech e-wallet Terhadap Perilaku Konsumtif

Pada Generasi Millennial. Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis, 8(2), 143–150. https://doi.

org/10.35314/inovbiz.v8i2.1513

Nafisah, D. (2019). Perilaku Konsumtif pada Remaja Pengguna Kuota Ditinjau dari Kontrol

Diri dan Gaya Hidup. SSRN Electronic Journal, 5(564), 119. https://doi. org/10.4324/

9781315853178

Nasution, S. L. A., Limbong, C. H., & Ramadhan, D. A. (2020). Pengaruh Kualitas Produk,

Citra Merek, Kepercayaan, Kemudahan, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Pada E-Commerce Shopee (Survei pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Jurusan

Manajemen Universitas Labuhan Batu). Ecobisma (Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan

Manajemen), 7(1), 43-53. https://doi.org/10. 36987/ecobi.v7i1.1528

O’Donell and Associates, LLC., (2004) ―College Student Spending Behavior,

http://www.odassoc.com/resources/docs.

Premana, A., Fitralisma, G., Yulianto, A., Zaman, M. B., & Wiryo, M. A. (2020). Pemanfaatan

Teknologi Informasi Pada Pertumbuhan Ekonomi Dalam Era Disrupsi 4.0. Journal of

Economic and Management (JECMA), 1(01), 1-6.

Premchand, A., & Choudhry, A. (2015). Future of payments–ePayments. International Journal

of Emerging Technology and Advanced Engineering, 5(1).

Purnomowati, Wiwin & Ismini. (2014). Konsep Smart City dan Pengembangan Pariwisata di

Kota Malang. Jurnal JIBEKA. 8 (1)

Rachmawati, R., & Maulani, G. (2020). Influence of Marketplace Usage of Uniga Student

Shopping Consumptive Behaviour. Management and Entrepreneurship Research

Review, 1(2), 66-78. https://doi.org/10.35899/merr.v1i2.119

Rafa'al, Mubaddilah. (2018). Mobile Payment Sebagai Sistem Pembayaran Masa Depan. OSF

Preprints. DOI:10.31219/osf.io/z56hk.

Ramadani, L. (2016). Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money)

Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa. Jurnal Ekonomi dan Studi

Pembangunan, 8(1), 1-8.

Ramadhan, A. F., Prasetyo, A., & Irviana, L. (2016). 13(2). Persepsi Mahasiswa dalam

menggunakan E-Money. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 13(2)

https://doi.org/10.34001/jdeb.v13i2.470

Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and Economics (NSAFE), 2021, Vol. 1 No. 8 ISSN 2797-0760

72

Rofiqoh, D. A. A., Baehaqi, A., Putra, A., Avianti, A., Sitorus, J. A., & Larasati

Felinurokhim. (2019). The Influence of E-Wallet on Consumptive Behavior of Milenial

Generation in Jabodetabek (Case Study on Ovo Services). ResearchGate, 1–11.

Sari, A., Malik, Z., Hidayat, Y. (2020). Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik (e-money)

terhadap Perilaku Konsumen. Prosiding Hukum Ekonomi Syariah. Vol 6(1)

Schierz, P. G., Schilke, O., & Wirtz, B. W. (2010). Understanding consumer acceptance of

mobile payment services: An empirical analysis. Electronic commerce research and

applications, 9(3), 209-216

Setyorini, D. W. (2021). Pengaruh Promosi, Kemudahan akses, dan Diskon terhadap keputusan

pembelian impulsive pengguna aplikasi Shopee pada Mahasiswa jurusan Ekonomi

Syariah institute Agama islam tulungagung. Diakses http://repo.iain-

tulungagung.ac.id/id/eprint/17955

Shaikh, A.A., Karjaluoto, A. (2015). Mobile banking adoption: A literature review, Telematics

and Informatics Journal 32 (1), 129-142, https://doi.org/10.1016 /j.tele.2014.05.003.

Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan : Meneropong imbas pesan Iklan Televisi.

Bandung: Penerbit Alfabeta

Sunastiko, K., Nur, R., & Putra, A. (2014). Hubungan antara Citra Diri (Self Image) dengan

Perilaku Konsumtif dalam Pembelian Produk Kosmetik pada Mahasiswi Fakultas

Hukum Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal EMPATI. 2(3):52-59. Dari

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/5251

Tseng, C. H. (2016) The Effect of Price Discounts on Green Consumerism Behavioral

Intentions. J. Consumer Behav., 15: 325– 334. Doi: 10.1002/cb.1572.

Uddin, S. F., & Khan, M. N. (2016). Online shopping attitudes of management students in india:

an empirical exploration of genders. Pacific Business Review, 8(7), 40-45.

Wellyantama, P., & Krisnadi, I. (2018). Pemanfaatan E-commerce untuk Jual Beli Barang

Bekas.

Widyanita, A. F. (2018). Analisis pengaruh kualitas layanan E-commerce dan pelayanan

konsumen Shopee Indonesia pada mahasiswa fakultas Ekonomi UII pengguna Shopee.

Yogyakarta.

Yuki, Reza. (2019). Analisis Faktor-Faktor Sukses E-Payment. Jurnal Riset Sains Manajemen.

3 (1): 31-48. http://ejurnal.id/index.php/jsm/article/view/234