Analisis Hadits

download Analisis Hadits

If you can't read please download the document

Transcript of Analisis Hadits

5

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sudah mafhum dikalangan peminat kajian hadis dan ilmu hadis, para imam hadis merupakan sosok yang memiliki ketekunan dan keuletan yang patut diteladani. Dalam masa ketekunannya inilah, para imam hadis kerap kali menghasilkan karya tulis yang tak terhingga nilainya.

Tidak ketinggalan pula Imam Al - Nasai . Karangan-karangan beliau yang sampai kepada kita dan telah diabadikan oleh pena sejarah antara lain; al-Sunan al-Kubra, al-Sunan al-Sughra (kitab ini merupakan bentuk perampingan dari kitab al-Sunan al-Kubra), al-Khashais, Fadhail al-Shahabah, dan al-Manasik. Menurut sebuah keterangan yang diberikan oleh Imam Ibn al-Atsir al-Jazairi dalam kitabnya Jami al-Ushul, kitab ini disusun berdasarkan pandangan-pandangan fiqh mazhab Syafii.

Sekarang, karangan Imam Al - Nasai paling monumental adalah Sunan Al - Nasai . Sebenarnya, bila ditelusuri secara seksama, terlihat bahwa penamaan karya monumental beliau sehingga menjadi Sunan Al - Nasai sebagaimana yang kita kenal sekarang, melalui proses panjang, dari al-Sunan al-Kubra, al-Sunan al-Sughra, al-Mujtaba, dan terakhir terkenal dengan sebutan Sunan Al - Nasai .

BAB 2

PEMBAHASAN

Biografi Imam Al Nasai.

Makna Nama Abu Abdu Ar-Rahman Ahmad bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr al-Khuraisan an-Nasi. Beliau lahir pada tahun 215 H/830 M di Nasa di daerah Khurasn.

Beliau pernah belajar pada beberapa guru yakni, Kutaibah bin Said bin Jamil al-Baghlani, Ishaq bin Rahuwaih, Hisyam bin Amar, Abi Tahir bin Sarh, Ahmad bin Abdah Adhdhobiy, Basyar bin Hilal as Showaf, Abdur Rahman bin Ubaidillah al Halbi, Ali bin Hajar, Muhammad bin Basyar, Sulaiman bin Asyab, Mahmud bin Ghilan, Abu Dawud. Beliau melakukan rihlah ilmiah ke beberapa tempat yakni, Khurasan, Irak, Hijaz, Syam dan Misr. Beliau memilki beberapa murid diantaranya, Thabrani, Thoawi, Ibnu Sina.

Beberapa karya tulis beliau diantaranya adalah :

- , :

Kandungan Hadits.

Jumlah satuan hadis yang ditampung dalam Sunan al-Nasai mencapai 5.761 hadis, di dalamnya banyak diketemukan penyajian suatu hadis berulang di banyak tempat. Sebagai contoh hadis tentang niat termuat sebanyak 16 kali di tempat yang berserakan.

Materi matan hadis mirip kitab-kitab sunan yang lain yakni memprioritaskan hadis yang menyangkut perikehidupan beragama. Sedikit berbeda dengan kitab sunan pada umumnya Imam al-Nasai cenderung menampung hadis amaliah diniyah sangat mendetil, seperti terbukti dalam koleksi hadis tertuang di dalamnya tuntunan doa yang perlu di baca sepanjang haiat sembahyang, pedoman-pedoman hukum serta masalah muamalah.

Metode Penghimpunan.

Metode penghimpunan kitab sunan al-nasaI menggunakan metode sunan karena disusun sesuai dengan bab-bab fiqh.

kitab sunan an-NasaI disusun dengan metode yang sangat unik dengan memadukan antara fiqh dengan kajian sanad. Hadis-hadistnya disusun berdasarkan bab-bab fiqh dan untuk setiap bab diberi judul yang kadang-kadang mencapai tingkat keunikan yang tinggi.

Alasan kenapa Imam Al NasaI tidak menamakan kitabnya dengan Jami / Shahih An Nasai? Karena yang dinamakan sunan dalam istilah para muhaditsun adalah kitab yang mengumpulkan hadits hadits tentang hukum dari bab iman, thaharah, shalat, zakat, sampai pada wasiat.

Dalam sunannya Imam Nasai melakukan beberapa langkah dalam proses penyusunan hadis, diantaranya:

1) Kitab ini disusun khusus untuk hadis-hadis yang berkaitan dengan hukum, sesuai dengan namanya. Dalam hal ini, kandungan hadis-hadis mirip dengan sunan-sunan yang lain.

2) Kitab sunan ini berisi 51 bab. Dalam bab-bab tersebut terdapat rincian dan uraian yang hampir tidak dijumpai dalam sunan-sunan yang lain.

3) Melakukan beberapa pengulangan hadis dengan uslub yang berbeda, sebagaimana dilakukan oleh pendahulunya Bukhari dan Muslim.

4) Dalam meriwayatkan hadis, beliau sering menimbang, membandingkan dan menunjukkan perbedaan antara satu hadis dengan lainnya. Di sisi lain beliau juga menjelaskan sebab-sebab kedhaifan hadis-hadis yang diriwayatkan secara rinci.

Sistematika (Penggolongan)

Bab Shalat

Adzan

Masjid

Qiblat

Imam

Iftitah

Bacaan Istiadah

Bab Puasa

Bab Jenazah

Bab Jihad

Bab Nikah

TalakBab Khail (Kuda)

Bab Muamalah

Wasiat

Waqof

Hibah

Al Aiman wa An Nudhur

Bab Jinayah

Potong Tangan

Bab Aqidah

Iman

Bab Berhias

Bab Qodoya

Bab Makanan dan Minuman.

Nilai/Kualitas Haditsnya

Komentar orang pada kitab lain.

Dalam kitab Tuhfah al- Ahwazdi , karya Al-Mubarakfuri disebutkan bahwa kitab Sunan An Nasai adalah kitab hadits yang paling sedikit jumlah perawi yang dicurigai lemah dan kitab Hadits yang paling sedikit hadis-hadis dhaifnya setelah sahih al-Bukhari dan sahih Muslim.

Komentar orientalis

Nampaknya kajian orientalis tentang hadist hanya secara umum di lakukan.Meskipun ada, itu pun hanya tertuju pada karya imam Muslim dan imam Bukhori yang notabenenya memiliki derajat kesahihhan yang lebih tinggi dari pada kitab-kitab lainnya,mereka beranggapan bahwa cukup dengan mengktitik dua karya tersebut berarti telah mengkritik seluruh kitab-kitab hadist yang dijadikan pegangan oleh umat Islam.Walaupun begitu karya besar imam al-NasaI tidak begitu saja terlepas dari kritik-kritik para ilmuan-ilmuan hadist,salah satunya adalah kritik yang dilontarkan oleh Ibn al-jauzy yang manyatakan bahwa dalam kitab sunan al-Nasai banyak termuat hadist-hadist dhaif dan maudhu,selain di dalamnya juga terdapat hadis shahih dan hasanya.Akan tetapi,penyataan ini ditentang oleh pakar hadis abad ke-9,yakni Imam Jalaludin al-Suyuthi,yang menyatakan bahwa dalam Kitab tersebut memang terdapat hadis shahih,hasan,dan dhaif tetapi jumlahnya relative sedikit dan tidak samapai menyatakan adanya hadis maudhu dalam kitab tersebut.Sedangkan menurut Muhammad Abu syahbah,ulama yang berpendapat bahwa dalam kitab sunan al-Nasai memuat hadist-hadist shahih adalah pendapat yang tidak didukung oleh penelitian yang mendalam dan terperinci.Kecuali maksud dari peryataan tersebut adalah untuk menyoroti (sebagian besar) isi kitab sunan al-Nasai adalah shahih.

Kitab Syarah Imam Al Nasai.

Al-Hafidz Jalaluddin As-Suyuti.

Syarah tersebut bernama Zuhar ar-Rubba Ala al-Mujtaba. Terbit di Janpur pada tahun 1847, di New Delhi pada tahun 1850 dan di Kairo diterbitkan dalam bentuk dua jilid pada tahun 1312 H. Kitab syarah ini memberikan penekanan pada aspek nama-nama rawi, penjelasan lafaz, kata-kata yang agak asing dan aneh, serta menyebutkan sebagian hukum-hukum dan etika yang tercakup oleh berbagai hadis nabi. Dikatakan bahwa syarah yang diberikan oleh As-Suyuti ini lebih dekat kepada apa yang dimaksud oleh al Suyuti.

Syaikh al-Allama Abul Hasan Muhammad bin Abdul Hadi al-Hanafi As-Sindi.

Ulama ini lahir di Madinah dan meninggal pada tahun 1138, terkenal dengan nama panggilan As-Sindi. Kitab syarahnya diberi judul Hasyiyah Zahr al-Ruba ala al-Mujtaba. Syarah ini lebih sempurna daripada syarah Suyuti, karena di dalamnya terdapat pendapat hukum dari al-Sindi. Isinya hanya uraian singkat mengenai hal-hal yang sangat diperlukan oleh para pembaca seperti bahasa, irab, hadis garib dan lainnya. Kitab syarah ini juga diterbitkan di India dan Cairo.

Syaikh al-Allamah Sirajudin Umar bin Ali bin al-Mulqin as-Syafii.

Syarah yang ditulis oleh ulama ini hanya merupakan tambahan atas shahih Bukhari dan Muslim, Abu Dawud dan Tirmidzi. Syarah ini hanya satu jilid dan terletak bersama dengan syarah terhadap kitab al-Sahihain, Abu Dawud dan Turmudzi.

Sayyid Ali bin Sulaiman al-Bajmawi.

Syarahnya bernama Urf Zahr al-Ruba ala al-Mujtaba.

Ciri Utama/ Karakteristik pokok.

Kitab Sunan An Nasai adalah kitab yang kurang mendapat syarah dibandingkan kitab sunan yang lain.

Alasan Masuk Dalam Jajaran Al Kutub Al Tisah.

Karena kitab Sunan An Nasai adalah kitab hadits yang paling sedikit jumlah perawi yang dicurigai lemah dan kitab Hadits yang paling sedikit hadis-hadis dhaifnya setelah sahih al-Bukhari dan sahih Muslim.

Kesan Peneliti.

Kesan saya Risha Cayaning Putri setelah meneliti kitab sunan an nasai menurut saya dengan melakukan penelitian ini saya menjadi tahu apa yang di maksud dengan metode penyusunan kitab, macam-macam metode penyusunan kitab dan apa perbedaan dari msing-msing metode yang ada. saya bisa mengetahui tentang biografi penulis, tahu tentang apa kelebihan dan kekurangan kitab tersebut dan apa alaan kitab tersebut menjadi salah satu kitab yang masuk dalam golongan kutubu tisah

Kesan saya M. Ardhi Maulana dalam meneliti kitab ini tidak terlalu banyak mengalami kesulitan dikarenakan pembahasan yang ringkas dan tidak terlalu banyak sehingga mudah bagi saya yang notabene baru pertamakali meneliti kitab hadits tidak harus bersusah payah.

Kesan saya Fajar Ajie Ferdiansyah dalam meneliti kitab hadits sunan An Nasai menurut saya dengan melakukan penelitian ini sangat banyak pelajaran yang saya ambil baik itu berupa metode penelitian maupun materi yang baru saya pelajari.

Wallahu Alam Bishawab