ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi...

67
ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA MASYARAKAT TIONGHOA DI MEDAN 筷子在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析 (Kuàizi zài yìnní mián lán huáyì zhōng de wénhuà gōngnéng yìyì fēnxī ) SKRIPSI SARJANA Disusun Oleh: NUR AFDIA WULAN LESTARI 080710029 PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012

Transcript of ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi...

Page 1: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA

MASYARAKAT TIONGHOA DI MEDAN

“筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析 (Kuàizi zài yìnní

mián lán huáyì zhōng de wénhuà gōngnéng yìyì fēnxī )

SKRIPSI SARJANA

Disusun Oleh:

NUR AFDIA WULAN LESTARI

080710029

PROGRAM STUDI SASTRA CINA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2012

Page 2: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

ii

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA

MASYARAKAT TIONGHOA DI MEDAN

“筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析 (Kuàizi zài yìnní mián lán

huáyì zhōng de wénhuà gōngnéng yìyì fēnxī )

SKRIPSI SARJANA

Disusun Oleh:

NUR AFDIA WULAN LESTARI

080710029

Disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Muhammad Takari, M.Hum., Ph.D. Yu Xueling,M.A.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

DEPARTEMEN SASTRA CINA

MEDAN

2012

Page 3: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

iii

PENGESAHAN

DITERIMA OLEH:

Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara untuk melengkapi salah

satu syarat Ujian Sarjana Seni dalam bidang disiplin Etnomusikologi pada Fakultas Ilmu

Budaya< Universitas Sumatera Utara, Medan

Pada Tanggal :

Hari :

Fakultas Ilmu Budaya USU,

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP

Panitia Ujian: Tanda Tangan

1.

2.

3.

4.

5.

Page 4: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

iv

DISETUJUI OLEH

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ETNOMUSIKOLOGI

KETUA,

Dr. T. THYRHAYA ZEIN, M.A.

NIP 1965

Page 5: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhana Wataala

atas segala limpahan rahmat dan katrunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

proses akademik atau belajar secara formal di Departemen Sastra Cina, Fakultas Ilmu

Budaya (FIB), Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Juga penulis mengucapkan

Shalawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi

Wassalam, yang telah menuntun penulis dengan Islam dan iman.

Adapun tujuan dari tulisan dalam bentuk skripsi ini adalah untuk memenuhi salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu di Departemen Sastra Cina FIB USU

Medan. Skripsi ini berjudul Analisis Fungsi dan Makna Kuai Zi (sumpit) pada masyarakat

Tionghoa di Medan.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua penulis, yaitu Bapak Suheri. W dan Ibu Sri Hartaty yang telah

bersusah payah membesarkan, mendidik, dan menyekolahkan saya sampai jenjang yang

tinggi khususnya di tingkat strata satu ini dan yang selalu memberikan dukungan secara

moril maupun materil. Semua yang telah ayah dan ibu berikan tidak mampu saya balas

dengan apapun. Hanya skripsi inilah yang bisa saya berikan sebagai tanggung jawab dan

bakti anak kepada orang tuanya.

Secara akademis, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Ilmu

Budaya, USU, yaitu Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. dan segenap jajarannya. Penulis juga

mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua Departemen Sastra Cina FIB

USU, Ibu Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. dan Sekretaris Departemen Sastra Cina FIB USU,

Ibu Dra. Nur Cahaya Bangun, M.Si.

Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya pada Bapak Drs. Muhammad Takari,

M.Hum, Ph.D, yang merupakan Dosen Pembimbing I yang sudah banyak membantu dan

Page 6: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

vi

membimbing saya dalam penulisan skripsi ini. Juga terima kasih kepada Laoshi Yu

Xueling,M.A. yang juga banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi Cina ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen dari Jinan University,

Guangzhou RRC yaitu: Mr. Shao Chang Chao, M.A.Ph.D., Mr. Yang Runzheng,

M.A.Ph.D., Mr. Zhu Xiaohong, M.A.Ph.D., Mr. Yu Xin, M.A., Ms. Wu Qiao Ping, M.A.,

Ms. Liu Jin Feng, M.A., Mr. Liang Yun Chuan, M.A., Ms. Cao Milian, M.A., dan Ms.

Chen Shushu, MTCSOL.

Terakhir penulis juga mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa

Sastra Cina angkatan 2008 yang telah membantu dan memberikan semangat kepada

penulis. Juga diucapkan terima kasih kepada para sahabat penulis yaitu: Kristin Nataya

Tamara Sitorus, Harnidar Febrina Harahap, Intan Erwany, Dameria Elizabeth, Budiman

Pusuk, Edy Li, Vivi Adryani, Niza Ayu Ningtias, Meri Sari Simbolon, Sucita Anggraini,

Mira Hayani, Yoan Gaby dan lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang

selalu membantu dan memberikan perhatian kepada saya sebagai sahabat.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis

berharap agar tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca. Selain itu dapat menjadi

sumbangan untuk ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Sastra Cina. Oleh sebab itu,

kepada semua pihak penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat

membangun demi perbaikan skripsi ini.

Medan, Juli 2012

Penulis,

Nur Afdia Wulan Lestari

Page 7: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

vii

ABSTRACT

This thesis aims to analyze function and meaning of chopsticks in Tionghoa Medan City culture. To analyze chopsticks’s functions in Tionghoa Medan City culture, I apply functionalism theory both from Malinowski and Radcliffe-Brown. Then, to analyze meaning of chopsticks I use semiotic theory both from Saussure and Barthes. I use library research methode and technique qualitative, based on interview, observation, participant observer, and choose key informants who know very much about chinese chopsticks. The scientific conclussions are: (a) function of chopsticks as eating utensils are increasingly popular, not only by the Chlnese Tionghoa community but also by indigenous communities in Medan city and now many restaurants in Medan city that provides chopsticks as eating utensils. (b) the beauty of chopsticks make it have a new function is as a work of art, and as a work of art, chopsticks can be considered as art product. (c) chopsticks have more value than other utensils, because its characteristics are practical, simple, and contain science. (d) the chopsticks have been a source of inspiration in the field of technology. Keywords : chopsticks, Tionghoa, function, meaning

Page 8: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

viii

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis tentang fungsi dan makna sumpit pada masyarakat Tionghoa di kota Medan. Untuk menganalisis fungsi sumpit digunakan teori fungsionalismenya Malinowski dan Radcliffe-Brown. Sedangkan untuk menganalisis makna sumpit digunakan teori semiotik dari Saussure dan Barthes. Metode dan teknik yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, dengan berdasar kepada studi kepustakaan, wawancara, observasi, pengamatan terlibat (participant observer), dan menggunakan informan kunci yang dipandang menguasai tentang penggunaan sumpit pada masyarakat Tionghoa. Temuan saintifik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (a) fungsi sumpit sebagai alat makan saat ini semakin digemari, tidak hanya oleh masyarakat Tionghoa tetapi juga oleh masyarakat pribumi. Dan sudah banyak dijumpai rumah makan Indonesia di kota Medan yang menyediakan sumpit sebagai alat makan. (b) keindahan sumpit membuatnya memiliki satu fungsi baru, yaitu sebagai seni dan sebagai suatu karya seni, sumpit dapat dianggap sebagai hasil seni. (c) sumpit memiliki nilai lebih dibandingkan alat makan lain, karena karakteristiknya yang praktis, sederhana, dan mengandung ilmu pengetahuan. (d) sumpit pernah menjadi sumber inspirasi di bidang teknologi. Kata kunci : sumpit, Tionghoa, fungsi, makna

Page 9: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

ix

DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................. i KATA PENGANTAR................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1 1.2 Batasan Masalah ...................................................................... 8 1.3 Rumusan Masalah ................................................................... 8 1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................... 9 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................... 9 1.5.1 Manfaat Teoritis ............................................................. 9 1.5.2 Manfaat Praktis ............................................................... 10 BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 11 2.1 Konsep .................................................................................... 11 2.1.1 Masyarakat Tionghoa...................................................... 11 2.1.2 Kebudayaan .................................................................... 13 2.1.3 Sumpit ............................................................................ 14 2.2 Landasan Teori ........................................................................ 15 2.2.1 Fungsionalisme ............................................................... 15 2.2.2 Semiotik ......................................................................... 18 2.3 Tinjauan Pustaka ..................................................................... 22 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 25 3.1 Deskriptif Kualitatif................................................................. 25 3.2 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 26 3.2.1 Studi Kepustakaan .......................................................... 26 3.2.2 Wawancara ..................................................................... 27 3.3 Data dan Informan ................................................................... 28 3.4 Lokasi Penelitian ..................................................................... 29 3.5 Teknik Analisis Data ............................................................... 29 BAB IV SUMPIT DALAM KEBUDAYAAN TIONGHOA .................... 30 4.1 Masyarakat Tionghoa di Indonesia .......................................... 30 4.2 Masyarakat Tionghoa di Kota Medan ...................................... 35 4.3 Sumpit ..................................................................................... 39 4.3.1 Awal munculnya sumpit ................................................. 39 4.3.2 Bentuk dan ukuran sumpit............................................... 40 4.3.3 Cara Penggunaan Sumpit ................................................ 41 4.3.4 Keunikan Sumpit ............................................................ 43 4.4 Etika Penggunaan Sumpit ........................................................ 45 BAB V EKSISTENSI, FUNGSI DAN MAKNA SUMPIT ..................... 49 5.1 Fungsi sumpit bagi masyarakat Tionghoa di Medan ................. 49

Page 10: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

x

5.1.1 Sumpit sebagai alat makan .............................................. 49 5.1.2 Sumpit sebagai identitas budaya Cina ............................. 50 5.1.3 Sumpit dalam pendidikan budaya dan teknologi ............. 51 5.2 Makna sumpit bagi masyarakat Tionghoa di Medan ................. 52 5.2.1 Sumpit dalam nilai estetika ............................................. 55 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 60 6.1 Simpulan ................................................................................. 60 6.2 Saran ....................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62

Page 11: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (Koentjaraningrat, 1982:9).

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin

Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah

tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur”

dalam bahasa Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya

terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat

istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Kebudayaan dapat didefenisikan sebagai suatu sistem, dimana sistem itu

terbentuk dari perilaku, baik itu perilaku badan maupun pikiran. Hal ini berkaitan

erat dengan adanya gerak dari masyarakat, dimana pergerakan yang dinamis dan

dalam kurun waktu tertentu akan menghasilkan sebuah tatanan ataupun sistem

tersendiri dalam kumpulan masyarakat.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.

Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa, “segala sesuatu

yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu sendiri”. Istilah untuk pendapat itu adalah cultural-determinism.

Page 12: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

2

Kehidupan manusia dalam bermasyarakat yang sangat dinamis berubah

seiring berjalannya waktu. Begitu pula dengan kebutuhan manusia, namun ada

kebutuhan yang semenjak dahulu yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia, yaitu: makanan dan minuman. Sejak zaman prasejarah pun kedua hal

tersebut sering disebut sebagai kebutuhan primer dalam kehidupan manusia.

Dalam kajian-kajian ilmu budaya, makanan dan minuman ini selu debut

juga dengan kuliner. Makanan dan minuman yang dihasilkan oleh sebuah

peradaban atau kebudayaan, bagaimanapun mengekspresikan gagasan

manusianya. Makanan dan minuman yang dihasilkan juga memperkuat identitas

kebudayaan suatu masyarakat. Kuliner ini biasanya dihasilkan sesuai dengan

bahan dasar yang dihasilkan oleh kebudayaan tersebut atau lingkungan sekitar

wilayah budaya tersebut.

Kuliner yang memberikan identitas khas masyarakat penghasilnya, baik

keoompok kecil, etnik, atau bangsa dapat kita lihat contoh-contohnya. Mie Aceh

adalah makanan yang dihasilkan oleh masyarakat Aceh. Arsik ikan mas adalah

khas dihasilkan oleh kebudayaan Batak Toba. Kemudian pecel, getuk lindri,

gudeg, dan lainnya adalah makanan yang dihasilkan oleh masyarakat Jawa.

Kemudian ada lagi cotto yang dihasilkan masyarakat Makasar dan Bugis. Selain

itu ada pula minuman tuak yang dhasilkan kebudayaan Toba. Demikian juga sake

y6ang dihasilkan oleh masyarakat Jepang. Anggur (wine) dan bir adalah minuman

yang dihasilkan oleh kebudayaan Barat.

Selain menghasilkan makanan, manusia di seluruh dunia juga

menghasilkan peralatan untuk menunjang aktivitas makan. Misalnya untuk

menempatkkan kuliner digunakan piring atau mangkuk. Untuk minuman

ditempatkan di teko, ceret, guci, dan kemudian dituang ke dalam gelas atau

Page 13: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

3

sejenisnya. Kemudian diminum dengan gaya tersendri pula. Di Jepang dan Cina

ada pula tradisi minum the bersama. Di beberapa masyarakat ada pula tradisi

minum kopi bersama. Dalam meracik kopi pun ada juga unsur etniknya, misalnya

kopi tiam adalah khas dari budaya Tionghoa. Kopi luwak khas berasal dari Jawa.

Begitu pula kopi putih awalnya diproduksi di Eropa. Selain itu, dalam tradisi

makan makanan pokok, manusia juga membuat peralatan seperti sendok di

budaya Eropa dan sumpit dalam kebudayaan Cina.

Dari banyak bangsa di dunia, bangsa Cina merupakan bangsa yang

menjadikan tradisi makan dan minum dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu

hal yang penting. Menurut Dorothy Perkins (1999:104-105), “seni makanan dan

minuman telah lama dikembangkan secara tinggi di Cina”. Hal serupa juga

dikemukakan oleh James Danandjaja (2007:417) yang berpendapat bahwa,

“makanan dan minuman selalu memegang peranan utama dalam adat istiadat,

festival, dan seremonial Cina seperti kelahiran, pernikahan, dan pemakaman.”

Berbicara mengenai makanan, kuai zi (sumpit) adalah alat makan

tradisional Cina yang masih digunakan hingga saat ini, tidak hanya oleh bangsa

Cina di negaranya sendiri, namun juga digunakan di beberapa negara di dunia.1

Begitu juga dengan masyarakat Tionghoa atau etnik keturunan Cina yang berada

di Medan. Etnik Tionghoa merupakan etnik yang masih tetap kuat melestarikan

budayanya. Salah satu budaya yang masih dilestarikan tersebut adalah tradisi

makan menggunakan sumpit.

1Kuai zi memang kuat mengekspresikan identitas kebudayaan Cina. Namun demikian di dunia ini ada pula alat-alat sejenis yang digunakan manusia untuk menyantap makanan. Di dalam kebudayaan Barat, dikenal sendok, garpu, pisau pengiris daging, dan lain-lainnya. Tujuannya secara budaya adalah untuk kesehatan dalam mentransmisikan makanan secara higienis, juga sebagai gaya hidup. Di berbagai kebudayaan lain di dunia makan makanan pokok dan lauknya biasa dilakukan dengan menggunakan jari-jari tangan kanan, namun supaya juga bersih dan higienis, sebelum makan telapak tangan dan jari-jarinya dicuci dengan air. Demikian juga selepas makan dicuci dengan air, ada juga yang menggunakan sabun supaya benar-benar bersih dan menghilangkan bau bekas makanan. Ini semua adalah tatacara makan dalam budaya manusia di dunia ini.

Page 14: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

4

Sumpit tidak hanya digunakan di Cina, tetapi juga di Jepang, Korea dan

Vietnam, termasuk orang Indonesia. Dikarenakan kegemaran penduduk dari

negara-negara tersebut terhadap mie, hingga membuatnya menjadi alat makan

nomor dua yang paling banyak dipakai setelah pasangan sendok dan garpu.

Cina sendiri merupakan negara dengan populasi penduduk yang sangat

tinggi dan merupakan bangsa yang paling banyak tersebar di seluruh dunia.

Walaupun tersebar di seluruh dunia, mereka selalu membawa dan melestarikan

budaya mereka di mana pun mereka berada. Salah satu contohnya adalah, bahwa

dalam kebanyakan keluarga Cina saat ini, orangtua masih mengajarkan kepada

anaknya untuk makan menggunakan sumpit. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa

Cina masih tetap kuat mempertahankan budayanya, sehingga hal ini menjadi salah

satu alasan yang membuat budaya Cina masih bertahan disaat kebudayaan

bangsa-bangsa lain mulai punah dan menghilang.

Pada awalnya, menurut para ahli sejarah, sumpit diciptakan hanya sebagai

alat masak orang Cina. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dan nilai sumpit

berkembang. Sumpit pun kemudian menjadi alat makan. Kini, orang tidak hanya

melihat sumpit sebagai seperangkat alat makan, namun juga menghargai

keberadaannya sebagai suatu benda yang dapat dijadikan koleksi atau hiasan. Hal

ini disebabkan oleh motif-motif dan warna-warna yang unik dan menarik pada

sumpit. Keindahan sumpit tersebut membuatnya mempunyai satu fungsi baru,

yakni sebagai seni.

Sumpit pada umumnya terbuat dari sepasang bilah bambu yang sama

panjang. Namun saat ini sumpit juga bisa dibuat dari bahan seperti bambu, logam,

gading, dan plastik yang permukaannya sudah dihaluskan atau dilapis dengan

Page 15: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

5

bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat

bagus.

Di sisi lain, sumpit tidak hanya mempunyai makna tersendiri di dalam

kehidupan bangsa Cina sehari-hari, sumpit juga dapat merepresentasikan Cina.

Dengan kata lain, dengan melihat sepasang sumpit orang akan berpikir bahwa

sumpit tersebut merupakan bagian dari budaya Cina yang tak dapat terpisahkan

dari kehidupan sehari-hari masyarakat Cina.

Tidak hanya itu, tata cara pemakaian sumpit yang membutuhkan

kesabaran, keterampilan dan pengalaman juga merupakan seni. Sebagai suatu

karya seni, sumpit dapat dianggap sebagai hasil seni. Pandangan orang terhadap

sumpit yang memiliki nilai seni pun diwujudkan dengan dibuatnya galeri sumpit.

Erik Wegweiser, yang berasal dari Boston, Massachusetts, Amerika Serikat,

memilki sebuah galeri sumpit. Galeri tersebut tercipta atas dasar hobinya dalam

mengoleksi sumpit. Menurut Erik, sumpit yang indah sulit untuk didapatkan dan

jarang ditemui. Hal inilah yang membuatnya tertarik untuk mengoleksi sumpit

dan akhirnya mendirikan galeri untuk menjual koleksi-koleksinya tersebut

(Wegweiser, Erik. Erik’s Chopsticks Gallery. http://www.ichizencom/chopsticks/)

Menggunakan sumpit secara tidak langsung juga dapat membantu dan

melatih kita dalam mengatur koordinasi pergerakan bahu, lengan, pergelangan

tangan, dan jari-jari agar dapat saling bekerja dan berfungsi dengan baik, sama

seperti saat sedang menulis guratan atau karakter Cina. Lebih lanjut, disebutkan

bahwa orang yang ahli dalam menggunakan sumpit, pada umumnya dapat

menuliskan guratan Cina menggunakan tinta dengan indah. Tangan orang Cina

yang sudah terlatih dengan baik karena sering menggunakan sumpit, secara tidak

langsung juga membuat orang Cina ahli dan terampil dalam membuat kerajinan

Page 16: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

6

tangan, dan hal ini membuat orang Barat merasa kagum. China On Your Mind.

“Chopsticks.” Chinese Articles of Everyday Use, 2008 (Lihat lebih jauh pada

http://www.chinaonyourmind.com/Chinese%20culture/Chinese%20daily%20use.

htm).

Salah satu bukti orang Barat ikut mempopulerkan kebiasaan orang Cina

dalam menggunakan sumpit dapat dilihat pada program pembelajaran mengenai

budaya Cina untuk siswa tingkat dua, di Sekolah Dasar Vermont (Vermont

Elementary School), Amerika Serikat. Program ini bertujuan untuk

memperkenalkan kebudayaan Cina kepada anak-anak dengan mempelajari bahasa

Cina, tulisan Cina, menceritakan dongeng rakyat Cina, serta mempelajari dan

berlatih menggunakan sumpit untuk makan.

Sumpit masih tetap digunakan meskipun pembuatan sumpit kadang tidak

aman, dilihat dari segi kesehatan. Konon proses pembuatan sumpit dinilai asal-

asalan dan tidak aman, serta tidak sehat bagi tubuh karena mengandung bahan

kimia, sebab dalam proses pembuatannya, sumpit menggunakan zat pemutih.

Hikaruyuki, Kontroversi Sumpit-Hati-Hati bagi yang Sering Makan dengan

Sumpit, 2007 (http://www.hikaruyuki.com/blog/2007/10/05/kontroversi-sumpit-

hati-hati-bagi-yang-sering-makan-dengan-sumpit.phpx).

Sumpit masih tetap digunakan meskipun keberadaannya dinilai dapat

merusak lingkungan karena China setiap tahun membuang 45 miliar pasang

sumpit atau sekitar 130 juta pasang sumpit per hari. Dengan kata lain,untuk

memenuhi kebutuhan tersebut harus tersedia 100 are lahan pohon bambu yg harus

diperbaharui setiap harinya. Joni Prayoga, Sejarah dan Kontroversi Sumpit, 2010

(http://lovenroll.wordpress.com/2010/08/23/sejarah-dan-kontroversi-sumpit/).

Page 17: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

7

Topik tulisan ini adalah fungsi dan makna sumpit bagi masyarakat

Tionghoa yang terdiri dari sejarah atau awal munculnya sumpit, bentuk dan

ukuran sumpit, cara pemakaian sumpit, etika penggunaan sumpit, estetika

penataan sumpit dalam hidangan Cina serta kebiasaan menggunakan sumpit pada

masyarakat Tionghoa di Medan atau etnik keturunan Cina, yang dihubungkan

dengan keeratan hubungannya dengan kebudayaan masyarakat Cina. Penggunaan

sumpit dalam masyarakat Cina memiliki banyak sekali hal-hal yang menarik yang

mengemukakan bahwa tradisi penggunaan sumpit memiliki nilai-nilai budaya

yang sangat tinggi dan juga memiliki hubungan erat dengan kehidupan

masyarakat Cina itu sendiri. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk

memilih topik ini.

Untuk mengetahui lebih dalam, penulis berniat untuk melakukan suatu

penelitian ilmiah yang memfokuskan tulisan ini pada fungsi dan makna sumpit

bagi masyarakat Tionghoa di Medan. Berdasar pada latar belakang di atas, maka

saya tertarik untuk membuat penelitian ini kedalam sebuah tulisan ilmiah dengan

judul “Analisis Fungsi dan Makna Kuai Zi (Sumpit) Pada Masyarakat

Tionghoa di Medan.”

1.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari batasan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan

tulisan penelitian, maka penulis mencoba membatasi ruang lingkup penelitian

pada kajian fungsi dan makna sumpit pada masyarakat Tionghoa terhadap

penggunaan sumpit dalam tradisi kuliner Cina saat ini.

Page 18: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

8

I.3 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, beberapa

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah untuk memfokuskan

pembahasan masalah tersebut, penulis merumuskan pokok-pokok permasalahan

penelitian yang berpedoman pada manfaat dan kegunaan dari masalah tersebut

serta kemampuan penulis untuk memecahkannya. Atas dasar tersebut maka

permasalahan penelitian yang akan penulis kaji tertuang dalam bentuk pertanyaan

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah fungsi kuai zi (sumpit) bagi masyarakat Tionghoa?

2. Bagaimanakah makna kuai zi (sumpit) bagi masyarakat Tionghoa?

I.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimanakah fungsi kuai zi (sumpit) bagi masyarakat

Tionghoa.

2. Untuk mengetahui bagaimanakah makna kuai zi (sumpit) bagi masyarakat

Tionghoa.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian terhadap

fungsi dan makna sumpit pada masyarakat Tionghoa adalah:

1. Memberi informasi kepada masyarakat luas, bahwa sumpit adalah alat

makan tradisional cina yang masih digunakan hingga kini karena

penggunaan sumpit memiliki berbagai macam makna dalam kehidupan

Page 19: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

9

sehari-hari masyarakat cina maupun etnis Tionghoa atau etnis

keturunan cina.

2. Menjadi sumber rujukan bagi peneliti berikutnya dalam

mengungkapkan penelitian ilmu pengetahuan tentang budaya dengan

fokus objek yang sama.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian fungsi dan makna sumpit pada masyarakat Tionghoa

secara praktis sebagai salah satu bahan perbandingan dalam kajian budaya tradisi

masyarakat Tionghoa yang berkaitan dengan tradisi penggunaan sumpit. Selain

itu, penelitian ini juga akan bermanfaat untuk memberikan gambaran umum

kedudukan kuai zi (sumpit) dalam kebudayaan Tionghoa.

Page 20: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

10

BAB II

KONSEP, KAJIAN PUSTAKA

DAN LANDASAN TEORI

2.1 Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian

(Singarimbun, 1989:33). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456)

konsep diartikan sebagai rancangan ide atau pengertian yang diabstrakkan dari

pengertian kongkret, gambaran mental dari objek atau apapun yang ada di luar

bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Dalam hal

ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara

mendasar dan penyamaan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta

menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian.

2.1.1 Masyarakat Tionghoa

Masyarakat adalah suatu kesatuan manusia yang berinteraksi dan

bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu, dimana

setiap anggota masyarakat terikat suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat,

1985:60). Masyarakat juga merupakan sistem hubungan sosial (social relation

system) yang utama. Hubungan ini ditentukan oleh kebudayaan manusia. Untuk

mencapai persatuan dan integrasi melalui kebudayaan, anggota masyarakat perlu

Page 21: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

11

belajar dan memperoleh warisan kebudayaan, termasuk apa yang diharapkan oleh

mereka dalam suatu keadaan tertentu.

Tionghoa adalah adat istiadat yang dibuat sendiri oleh orang di Indonesia

yang berasal dari kata zhinghuo dalam dialek Hokkien dilafalkan sebagai

Tionghoa. Suku bangsa Tionghoa di Indonesia merupakan keturunan dari leluhur

mereka yang berimigrasi secara periodik dan bergelombang sejak ribuan tahun

lalu. Catatan-catatan literatur Tiongkok menyatakan bahwa kerajaan-kerajaan

kuno di nusantara telah berhubungan erat dengan dinasti-dinasti yang berkuasa di

Tiongkok. Faktor inilah yang kemudian menyuburkan perdagangan dan lalu lintas

barang dari Tiongkok ke nusantara dan sebaliknya.

Suku bangsa Tionghoa di Indonesia terbiasa menyebut diri mereka sebagai

Tenglang (Hokkien), Tengnang (Tiochiu), atau Thongyin (Hakka). Sedangkan

dalam dialek Mandarin disebut Tangren (bahasa Indonesia: Orang Tang). Ini

sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa di Indonesia mayoritas berasal

dari Tiongkok Selatan yang menyebutkan diri mereka sebagai orang Tang,

sedangkan Tiongkok Utara menyebut diri mereka sebagai orang Han (Hanzi,

hanyu pinyin : hanren, bahasa Indonesia :orang Han).

Kehidupan masyarakat Tionghoa mulai mewarnai lembaran ritual di

Indonesia. Masyarakat Tionghoa memiliki berbagai adat istiadat. Mereka

mengenal bermacam-macam perayaan atau festival tradisional. Adat istiadat ini

merupakan suatu bentuk penggambaran kebiasaan sehari-hari, tradisi, dan mitos

yang berkembang di masyarakat.

Pada awalnya bermacam-macam perayaan ini mempunyai sejarah sendiri-

sendiri, kemudian hal ini mengalami perubahan karena pengaruh dari berbagai

agama di sekeliling masyarakat Tionghoa. Secara umum, agama dan kepercayaan

Page 22: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

12

masyarakat Tionghoa dapat dikelompokkan (1) Konghucu, (2) Taoisme dan

Budha, (3) Kristen Protestan, (4) Kristen Katolik, (5) Islam, (6) Ajaran Tridharma.

2.1.2 Kebudayaan

Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Menurut Kroeber dan Kluckhohn (1952) mengumpulkan berpuluh-puluh defenisi

yang dibuat ahli-ahli antropologi dan membaginya atas 6 golongan, yaitu: (1)

Deskriptif, yang menekan unsur-unsur kebudayaan, (2) Historis, yang

menekankan bahwa kebudayaan itu diwarisi secara kemasyarakatan, (3) Normatif,

yang menekankan hakekat kebudayaan sebagai aturan hidup dan tingkah laku, (4)

Psikologis, yang menekankan kegunaan kebudayaan dalam penyesuaian diri

kepada lingkungan, pemecahan persoalan, dan belajar hidup, (5) Struktural, yang

menekankan sifat kebudayaan sebagai suatu system yang berpola dan teratur, (6)

Genetika, yang menekankan terjadinya kebudayaan sebagai hasil karya manusia

(P.W.J.Nababan, 1984:49).

Menurut Eppink dalam ensiklopedia bebas untuk budaya, ”kebudayaan

mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan

serta keseluruhan pengertian struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,

tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas

suatu masyarakat”.

Sementara itu, Tylor dalam ensiklopedia bebas untuk budaya mengatakan,

“kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya

terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan

Page 23: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

13

kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota

masyarakat”.

Dari berbagai defenisi tersebut diatas, dapat diperoleh pengertian bahwa

kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan

meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga

dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan

perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia

sebagai mahkluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat

nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

religi, seni, dan lain-lain yang seluruhnya ditujukan untuk membantu manusia

dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.1.3 Sumpit

Sumpit adalah alat makan yang berasal dari Asia Timur, berbentuk dua

batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu tangan.

Sumpit digunakan untuk menjepit dan memindahkan makanan dari wadah, dari

piring satu ke piring lain atau memasukkan makanan ke dalam mulut. Sumpit bisa

dibuat dari bahan seperti bambu, logam, gading dan plastik yang permukaannya

sudah dihaluskan atau dilapis dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya

tidak melukai mulut dan terlihat bagus.

Sumpit digunakan di banyak negara di seluruh dunia untuk menikmati

makanan khas Asia Timur. Di beberapa negara Asia Tenggara, terutama Cina,

sumpit merupakan alat makan utama yang sama pentingnya seperti sendok dan

garpu.

Page 24: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

14

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Fungsionalisme

Teori merupakan alat terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya

ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu

pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973:10). Teori adalah landasan dasar keilmuan

untuk menganalisis berbagai fenomena. Teori adalah rujukan utama dalam

memecahkan masalah penelitian didalam ilmu pengetahuan.

Untuk melihat fungsi dan makna Sumpit pada Masyarakat Tionghoa,

penulis menggunakan teori fungsionalisme dan semioitik. Dimana Teori

fungsionalisme adalah salah satu teori yang dipergunakan dalam ilmu sosial, yang

menekankan pada saling ketergantungan antara institusi-institusi (pranata-pranata)

dan kebiasaan-kebiasaan pada masyarakat tertentu. Analisis fungsi menjelaskan

bagaimana susunan sosial didukung oleh fungsi institusi-institusi seperti: negara,

agama, keluarga, aliran, dan pasar terwujud.

Teori fungsionalisme dalam ilmu Antropologi mulai dikembangkan oleh

seorang pakar yang sangat penting dalam sejarah teori antropologi, yaitu

Bronislaw Malinowski (1884-1942). Ia lahir di Cracow, Polandia, sebagai putera

keluarga bangsawan Polandia. Ayahnya adalah guru besar dalam Ilmu Sastra

Slavik. Jadi tidak mengherankan apabila Malinowski memperoleh pendidikan

yang kelak memberikannya suatu karier akademik juga. Tahun 1908 ia lulus

Fakultas Ilmu Pasti dan Alam dari Universitas Cracow. Yang menarik, selama

studinya ia gemar membaca buku mengenai folkor dan dongeng-dongeng rakyat,

sehingga ia menjadi tertarik kepada ilmu psikologi. Ia kemudian belajar psikologi

kepada Profesor W. Wundt, di Leipzig, Jerman (Koentjaraningrat, 1987:160).

Page 25: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

15

Ia kemudian mengembangkan suatu kerangka teori baru untuk

menganalisis fungsi kebudayaan manusia, yang disebutnya dengan teori

fungsionalisme kebudayaan atau a functional theory of culture. Ia kemudian

mengambil keputusan untuk menetap di Amerika Serikat, ketika ia menjadi guru

besar Antropologi di University Yale tahun 1942. Sayang tahun itu ia juga

meninggal dunia. Buku mengenai fungsional yang baru yang telah ditulisnya,

diredaksi oleh muridnya H. Crains dan menerbitkannya dua tahun selepas itu

(Malinowski:1944).

Bagi Malinowski (T.O. Ihromi, 2006), mengajukan sebuah orientasi teori

yang dinamakan fungsionalisme, yang beranggapan atau berasumsi bahwa,

“semua unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat dimana unsur itu

terdapat”. Dengan kata lain, pandangan fungsionalisme terhadap kebudayaan

mempertahankan bahwa setiap pola kelakuan yang sudah menjadi kebiasaan,

setiap kepercayaan dan sikap yang merupakan bagian dari kebudayaan dalam

suatu masyarakat, memenuhi beberapa fungsi mendasar dalam kebudayaan yang

bersangkutan. Menurut Malinowski,

“...fungsi dari satu unsur budaya adalah kemampuannya untuk memenuhi beberapa kebutuhan dasar atau beberapa kebutuhan yang timbul dari kebutuhan dasar yaitu kebutuhan sekunder dari para warga suatu masyarakat. Kebutuhan pokok adalah seperti makanan, reproduksi (melahirkan keturunan), merasa enak badan (bodily comfort), keamanan, kesantaian, gerak dan pertumbuhan. Beberapa aspek dari kebudayaan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar itu. Dalam pemenuhan kebutuhan dasar itu, muncul kebutuhan jenis kedua (derived needs), kebutuhan sekunder yang harus juga dipenuhi oleh kebudayaan.”

Pemikiran Malinowski mengenai syarat-syarat metode geografi

berintegrasi secara fungsional yang dikembangkannya dalam kuliah-kuliahnya

tentang metode-metode penelitian lapangan dalam masa penulisannya ketiga buku

etnografi mengenai kebudayaan Trobriand selanjutnya, menyebabkan bahwa

Page 26: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

16

konsepnya mengenai fungsi sosial dari adat, tingkah laku manusia, dan pranata-

pranata sosial menjadi mantap juga. Dalam hal itu ia membedakan antara fungsi

sosial dalam tiga tongkat abstraksi (Koentjaraningrat, 1987:167), yaitu:

1. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan

pada tingkat abstraksi pertama mengenai pengaruh atau efeknya,

terhadap adat, tingkah laku manusia dan pranata sosial yang lain dalam

masyarakat;

2. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan

pada tingkat abstraksi kedua mengenai pengaruh atau efeknya,

terhadap kebutuhan suatu adat atau pranata lain untuk mencapai

maksudnya, seperti yang dikonsepsikan oleh warga masyarakat yang

bersangkutan;

3. Fungsi sosial dari suatu adat, pranata sosial atau unsur kebudayaan

pada tingkat abstraksi ketiga mengenai pengaruh atau efeknya,

terhadap kebutuhan mutlak untuk berlangsungnya secara integrasi dari

suatu sistem sosial yang tertentu.

Contohnya: unsur kebudayaan yang memenuhi kebutuhan akan makanan

menimbulkan kebutuhan sekunder yaitu kebutuhan untuk kerja sama dalam

pengumpulan makanan atau untuk produksi; untuk ini masyarakat mengadakan

bentuk-bentuk organisasi politik dan pengawasan sosial yang menjamin

kelangsungan kewajiban kerja sama tersebut di atas. Jadi menurut pandangan

Malinowski tentang kebudayaan, semua unsur kebudayaan akhirnya dapat

dipandang sebagai hal yang memenuhi kebutuhan dasar para warga masyarakat.

Page 27: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

17

Seperti Malinowski, Arthur Reginald Radcliffe-Brown (1881-1955),

seorang ahli lain dalam antropologi sosial berdasarkan teorinya mengenai perilaku

manusia pada konsep fungsionalisme. Tapi berlainan dengan Malinowski,

Radcliffe-Brown (T.O.Ihromi, 2006) mengatakan,

“...bahwa berbagai aspek perilaku sosial, bukanlah berkembang untuk memuaskan kebutuhan individual, tapi justru timbul untuk mempertahankan struktur sosial masyarakat. Struktur sosial dari suatu masyarakat adalah seluruh jaringan dari hubungan-hubungan sosial yang ada.”

Radcliffe-Brown (Koentjaraningrat, 1987:175) hanya mengandung

deskripsi mengenai organisasi sosial secara umum, tidak mendetail, dan agak

banyak membuat bahan mengenai upacara keagamaan, keyakinan keagamaan,

dan mitologi.

Metodologi deskripsi tersebut dengan sengaja dan sadar dipergunakan

Radcliffe-Brown, dan dapat dirumuskan mengenai upacara budaya

(Koentjaraningrat, 1987), sebagai berikut:

1. Agar suatu masyarakat dapat hidup langsung, maka harus ada suatu

sentimen dalam jiwa para warganya yang merangsang mereka

untuk berperilaku sosial dengan kebutuhan masyarakat;

2. Tiap unsur dalam sistem sosial dan tiap gejala atau benda yang

dengan demikian mempunyai efek pada solidaritas masyarakat,

menjadi pokok orientasi dari sentimen tersebut;

3. Sentimen itu dalam pikiran individu warga masyarakat sebagai

akibat pengaruh hidup masyarakat;

Page 28: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

18

4. Adat-istiadat upacara adalah wahana dengan apa sentimen-

sentimen itu dapat diekspresikan secara kolektif dan berulang-

ulang pada saat-saat tertentu;

5. Ekspresi kolektif dari sentimen memelihara intensitas-intensitas itu

dalam jiwa warga masyarakat, dan bertujuan meneruskannya

kepada warga-warga dalam generasi berikutnya (1922: 233-234).

Radcliffe-Brown kemudian menyarankan untuk memakai istilah “fungsi

sosial” untuk menyatakan efek dari suatu keyakinan, adat, atau pranata, kepada

solidaritas sosial dalam masyarakat itu, dan ia merumuskan bahwa: “...the social

function of the ceremonial customs of the Andaman Islanders is to transmit from

one generation to another the emotional dispositions on which the society (as it

constituted) depends for its existence.”

Radcliffe-Brown juga memiliki teori yang sama dengan Malinowski yaitu

teori fungsionalisme. Menurut beliau lebih menekankan teori fungsionalisme

struktural, ia mengatakan, “...bahwa berbagai aspek perilaku sosial, bukanlah

berkembang untuk memuaskan kebutuhan individual, tapi justru timbul untuk

mempertahankan struktur sosial masyarakat dan struktur sosial masyarakat adalah

seluruh jaringan dari hubungan-hubungan sosial yang ada”.

2.2.2 Teori Semiotik

Teori Semiotik dikemukakan oleh Ronald Barthes. Semiotik berasal dari

bahasa Yunani, yaitu Semeion yang berarti tanda. Semiotik adalah model

penelitian sastra dengan memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut dianggap

mewakili sesuatu objek secara representative. Istilah semiotik sering digunakan

bersama dengan istilah semiologi. Istilah pertama merujuk pada sebuah disiplin

sedangkan istilah kedua merefer pada ilmu tentangnya. Baik semiotik atau

Page 29: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

19

semiologi sering digunakan bersama-sama, tergantung dimana istilah itu populer.

(Endaswara, 2008:64).

Menurut Barthes dalam (Kusumarini, 2006), “Denotasi adalah tingkat

pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas,

menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat

pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya

beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti.”

Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara

kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan

makna, tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja

menyampaikan makna berbeda pada orang yang berbeda situasinya.

Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi

antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi

antara konvensi dalam teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh

penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification,”

mencakup denotasi (makna sebenarnya sesuai kamus) dan konotasi (makna ganda

yang lahir dari pengalaman kultural dan personal). Di sinilah titik perbedaan

Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-

signified yang diusung Saussure.

Barthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang

menandai suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua

penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut

akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan

membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi

Page 30: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

20

kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut

akan menjadi mitos.

Misalnya: Pohon beringin yang rindang dan lebat menimbulkan konotasi

“keramat” karena dianggap sebagai hunian para mahkluk halus. Konotasi

“keramat” ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada

simbol pohon beringin, sehingga pohon beringin yang keramat bukan lagi menjadi

sebuah konotasi tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaan tingkat kedua.

Pada tahap ini, “pohon beringin yang keramat” akhirnya dianggap sebagai sebuah

Mitos.

2.3 Tinjauan Pustaka

Tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat sesudah menyelidiki

atau mempelajari (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1198). Pustaka adalah

kitab-kitab; buku; buku primbon (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:912).

Putri Agustioko, skripsi (2009) : “Sumpit Sebagai Ikon Budaya Cina”.

Penulis mengemukakan bahwa dua hal yang menjadi alasan atau faktor mengapa

hingga kini sumpit tetap digunakan, bahkan justru meluas kegunaannya adalah

bahwa sumpit memiliki bermacam-macam makna yang membuatnya menjadi

bagian tak terpisahkan dari budaya Cina. Kemudian yang terakhir adalah, karena

sumpit memiliki keunikan-keunikan yang membuat orang tetap menggunakannya.

Penulis juga mengatakan bahwa penggunaan sumpit tidak dapat terlepas dari

pengaruh Konfusius yang merupakan seorang filsuf Cina yang ajaran-ajarannya

sangat berpengaruh dalam seluruh aspek kehidupan bangsa Cina selama ratusan

tahun.

Page 31: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

21

Henny Tanty, skripsi (2010) : “Penggunaan Sumpit dalam Masyarakat

Tionghoa Muda di Surabaya”. Teknik Analisis yang dipakai dalam penelitian ini

adalah deskriptif kuantitatif dengan metode survei, untuk menjelaskan alasan etnis

Tionghoa memilih menggunakan sumpit atau tidak. Penulis menggunakan

kuisioner menjadi alat bantu utama untuk memperoleh data. Hasil penelitian

menunjukkan mayoritas etnis Tionghoa muda tidak lagi menggunakan sumpit,

namun ada sebagian dari mereka yang sebenarnya bisa menggunakan sumpit.

Alasan utama mereka menggunakan sumpit karena telah terbiasa sejak kecil.

Mereka yang tidak menggunakan sumpit berpendapat penggunaan sumpit sangat

sulit dan tidak praktis.

Indra, jurnal (2010) : “Meneropong Kebudayaan Tionghoa Saat Ini”.

Penelitian dilakukan untuk mencari tahu seberapa besar tingkat kebudayaan

masyarakat Tionghoa yang masih ada di masyarakat saat ini. Besar tingkat

kebudayaan masyarakat Tionghoa ini dapat dilihat dari nama, budaya, alat sehari-

hari, dan sebagainya. Namun komunitas masyarakat Tionghoa masih terbagi -bagi

menjadi banyak bagian. Beragamnya komunitas masyarakat Tionghoa tersebut

dapat ditemukan di sekitar kita. Sebanyak sembilan komunitas akhirnya dipilih

mewakili untuk menjadi bahan referensi penelitian yang diadakan oleh Sally

Azaria ini. Menurut Sally, “Being A Chinese, menjadi masyarakat Tionghoa di

tengah-tengah masyarakat Indonesia, harus tetap menjaga kebudayaan Tionghoa

itu sendiri, namun juga harus memiliki jiwa Nasionalisme. Nasionalisme diukur

dari memberikan yang terbaik bagi bangsa ini”.

Zhou jing (周婧), skripsi (2011): Sumpit Dalam Budaya China

(筷子里中国文化). Penelitian ini menjelaskan tentang produksi sumpit di China

Page 32: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

22

meliputi proses produksi sumpit hingga pada penggunaan sumpit pada masyarakat

China.

Li Huiling (李慧玲), skripsi (2008): Etika Penggunaan Sumpit dan

Maknanya (筷子的文化意义与使用禁忌). Penelitian ini menjelaskan tentang etika

dalam tradisi penggunaan sumpit dan makna yang terkandung yang berkaitan

dengan adat istiadat dan kesehatan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Deskriptif Kualitatif

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan

untuk mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

Page 33: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

23

mendeskripsikan, mencatat, analisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi

yang sekarang ini terjadi. Dengan kata lain penelitian deskriptif bertujuan untuk

memperoleh informasi-informasi mengenai keadaan saat ini dan melihat kaitan

antara variabel-variabel yang ada. Penelitian ini tidak menguji hipotesis atau tidak

menggunakan hipotesa, melainkan variabel-variabel yang diteliti.

Metode deskriptif kualitatif adalah data-data yang dikumpulkan bukanlah

angka-angka, tetapi berupa kata-kata atau gambaran sesuatu. Hal tersebut sebagai

akibat dari metode kualitatif. Semua yang dikumpulkan mungkin dapat menjadi

kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Ciri ini merupakan ciri yang sejalan

dengan penamaan kualitatif. Deskriptif merupakan gambaran ciri-ciri data secara

akurat sesuai dengan sifat alamiah itu sendiri (Fatimah, 1993:16).

Data yang dikumpulkan berasal dari naskah, wawancara, catatan,

lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, dan sebagainya. Data digambarkan

sesuai dengan hakikatnya (ciri kriteria ilmiah tertentu) secara intuitif kebahasaan,

berdasarkan pemerolehan (pengalaman gramatika) kaidah kebahasaan tertentu

sebagai hasil studi pustaka pada awal penelitian (tahap studi pustaka sebelum

penelitian dimulai). Hal tersebut hendaknya disusun dengan teliti bagian demi

bagian dengan pertimbangan ilmiah (Fatimah, 1993:17).

Secara deskriptif peneliti dapat memberikan ciri-ciri, sifat-sifat, serta

gambaran data melalui pemilihan data yang dilakukan pada tahap pemilihan data

setelah data terkumpul. Dengan demikian, penelitian akan selalu

mempertimbangkan data dari segi watak itu sendiri, dan hubungannya dengan

data lainnya secara keseluruhan. Peneliti tidak berpandangan bahwa sesuatu itu

memang demikian adanya, akan tetapi harus diberikan berdasarkan pertimbangan

ilmiah yang digunakannya sebagai pisau (alat) kajiannya (Fatimah, 1993:17).

Page 34: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

24

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan dan menganalisa suatu keadaan atau status fenomena secara

sistematis dan akurat mengenai fakta dari makna sumpit dalam representasi

budaya Cina bagi masyarakat Tionghoa

3.2 Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Studi Kepustakaan

Secara metodologi dikenal beberapa macam teknik pengumpulan data,

diantaranya observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi (studi

kepustakaan). Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumentasi (studi

kepustakaan) (Abdurrahmat, 2005:104).

Studi dokumentasi adalah langkah-langkah atau cara pengumpulan data

atau informan yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari buku,

majalah atau surat kabar dan bentuk tulisan lainnya yang ada relevannya dengan

masalah yang diteliti.

3.2.2 Wawancara

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah teknik

wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan bertanya secara langsung

kepada subjek penelitian. Sebagai modal awal penulis berpedoman pada pendapat

informan. Koentjaraningrat (1981:136) mengatakan, “...kegiatan wawancara

secara umum dapat dibagi tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara, teknik

bertanya dan pencatatan data hasil wawancara”.

Page 35: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

25

Berdasarkan pendapat Koentjaraningrat tersebut, maka penulis juga

mengacu pada pendapat Soehartono (1995:67) yang mengatakan, “...wawancara

adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara, jawaban responden akan dicatat

atau direkam dengan alat perekam (tape recorder).”

Koentjaraningrat (1981:139) juga menemukan bahwa wawancara itu

sendiri terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

“...wawancara terfokus, bebas dan sambil lalu. Wawancara terfokus diskusi berpusat pada pokok permasalahan. Dalam wawancara bebas diskusi langsung dari suatu masalah ke masalah lain tetapi tetap menyangkut pokok permasalahan. Wawancara sambil lalu adalah diskusi langsung yang dilakukan untuk menambah/melengkapi data yang sudah terkumpul.”

Sesuai dengan pendapat dari Koentjaraningrat dan Soehartono mengenai

kegiatan wawancara, demi kelancaran wawancara maka sebelum melakukan

kegiatan wawancara hendaknya penulis telah mempersiapkan hal-hal yang

berhubungan dengan kegiatan wawancara, seperti alat tulis, daftar pertanyaan dan

tape recorder untuk merekam. Teknik bertanya penulis kemukakan berdasarkan

daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan dan pencatatan hasil wawancara

dilakukan begitu mendapatkan jawaban dari nara sumber. Dan jawaban yang

belum sempat tercatat masih bisa didengarkan dari hasil rekaman.

Pada saat proses wawancara berlangsung, penulis menerapkan metode

wawancara bebas. Dimana pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan kepada

informan berlangsung dari satu masalah ke masalah lain tetapi tidak keluar dari

topik permasalahan.

Page 36: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

26

3.3 Data dan Sumber Data

Sumber data primer yang dipakai yaitu jurnal elektronik Cina , buku-buku,

internet, artikel-artikel di surat kabar dan lain-lain. Selanjutnya rangkuman dan

pernyataan-pernyataan dari sumber data disusun dalam satuan-satuan. Baru

kemudian data diinterpretasikan secara logis dan analitis.

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah Komplek Perumahan

Cemara Asri yang berada di kota Medan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena

penduduk di Komplek Perumahan Cemara Asri mayoritas adalah masyarakat

Tionghoa. Dan disana juga banyak terdapat restoran seafood atau rumah makan

Cina yang cukup ramai dikunjungi, sehingga memudahkan penulis untuk mencari

sumber data atau informan.

3.5 Teknik Analisis Data

Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuran-pengukuran

tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis

menjadi fakta. Sedangkan fakta itu adalah kenyataan yang telah diuji

kebenarannya secara empiric, antara lain melalui analisi data (Abdurrahmat,

2005:104).

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Teknik

Analisi Data Kualitatif. Proses analisis data dimulai dengan mencari teori-teori,

konsep-konsep generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian

yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu

mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba. Untuk

Page 37: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

27

mendapatkan informasi mengenai berbagai hal yang disebutkan diatas, orang

harus melakukan penelaahan kepustakaan. Pada umumnya lebih dari lima puluh

persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu,

sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial

(Abdurrahmat, 2005:17).

Data yang terkumpul lalu diolah. Pertama-tama data itu diseleksi atas

dasar reabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reabilitas dan validitasnya

adalah data yang kurang lengkap, digugurkan atau dilengkapi dengan substitusi

selanjutnya yang telah lulus dalam seleksi itu lalu diatur dalam tabel, matriks,

yang akan memudahkan pengelolaan selanjutnya (Abdurrahmat, 2005:38).

Kemudian dengan diskusi, penulis berusaha melakukan perincian atau

pengkhususan dengan induksi peneliti melakukan pemanduan dan pembuatan

generalisasi dan akhirnya semua bahan itu dimasukkan kedalam suatu system

berupa kesimpulan teoritis yang akan menjadi landasan bagi penyusun hipotesis

penelitian. Di dalam kesimpulan teoritis, peneliti harus mengidentifikasikan hal-

hal atau faktor-faktor utama yang akan digarap dalam penelitiannya. Faktor-faktor

inilah yang akan menjadi variabel yang akan digarap dalam penelitiannya.

Permulaan ini penting karena disitulah letak mutu sistem pemikiran teoritis

peneliti. Penyatuan hasil-hasil bacaan secara kronologis dan kompilatif saja tidak

cukup. Hasil itu harus diramu berdasarkan suatu garis pemikiran yang konsisten.

Setelah itu data diinterpretasikan secara logis dan analitis (Abdurrahmat,

2005:19).

Adapun proses yang dilakukan adalah:

Page 38: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

28

1. Mewawancarai beberapa narasumber yang berasal dari kalangan

masyarakat Tionghoa yang dianggap memilki pengetahuan tentang hal

yang menjadi topik penelitian.

2. Mengumpulkan dan menyeleksi data-data yang berasal dari jurnal dan

buku-buku secara sistematis yang dapat mendukung tulisan ini .

3. Berdasarkan data yang didapat, lalu penulis membuat kesimpulan dari

hasil yang diteliti dan mendeskripsikannya dalam tulisan secara logis dan

analitis.

Page 39: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

29

BAB IV

SUMPIT DALAM KEBUDAYAAN TIONGHOA

4.1 Masyarakat Tionghoa di Indonesia

Minoritas Tionghoa di Indonesia sering dianggap sebagai kelompok yang

homogen, padahal mereka adalah kelompok yang heterogen. Namun, sebagai

minoritas orang Tionghoa di Indonesia masih sangat kentara. Secara kebudayaan,

peranakan Tionghoa telah cukup berbaur akan tetapi mereka masih tidak diterima

sebagai bagian dari bangsa Indonesia. Hal ini karena bangsa Indonesia diartikan

oleh Negara secara sempit. Hanya pribumi yang bisa diterima sebagai bagian dari

bangsa Indonesia. Padahal, pada masa lalu banyak pemimpin Indonesia yang

pribumi berpendapat bahwa konsep bangsa itu adalah konsep budaya dan politik

bukan ras. Peninjauan sejarah pemikiran politik minoritas Tionghoa di Indonesia

menunjukkan bahwa persepsi orang Tionghoa tentang posisi mereka di Indonesia

pun berubah sesuai dengan perubahan masyarakat Tionghoa dan tuntutan zaman.

Indonesia adalah sebuah negara kebangsaan yang dibentuk berdasarkan

realitas sosial, yaitu terdiri dari berbagai macam etnik, budaya, dan agama.

Indonesia menerapkan konsep bhineka tunggal ika (walau berbeda-beda namun

tetap satu juga). Dalam konteks yang demikian orang Tionghoa diberikan hak-

haknya untuk tinggal menetap dan menjadi warga negara Indonesia (WNI).

Page 40: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

30

Namun realitas sosial juga ada semacam arahan polarisasi politis kepada warga

keturunan Tionghoa ini. Mereka diupayakan bergerak di bidang ekonomi saja

bukan ke politik dan pertahanan negara. Namun demikian, beberapa kalangan di

antara orang Tionghoa di Indonesia menduduki posisi menteri baik masa Orde

Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi.

Claudine Salmon bersama Denys Lombart dalam bukunya yang berjudul

Kelenteng-kelenteng Masyarakat Tionghoa di Jakarta (Les Chinois de Jakarta-

Temple et Vie Collective) antara lain mendeskripsikan orang Tionghoa sudah

terdapat di pesisir utara Jawa Barat, jauh sebelum orang Belanda datang ke

Indonesia. Orang Tionghoa yang berada di Indonesia tersebut, tidak merupakan

satu kelompok yang berasal dari satu daerah di Cina, tetapi terdiri dari beberapa

suku bangsa yang kebanyakan berasal dari Provinsi Fu Kien dan Kwangtung

(1986:15)

Menurut Vasanty, orang Tionghoa yang ada di Indonesia, sebenarnya

terdiri dari berbagai suku bangsa (etnik, kadang ditulis juga etnis) yang ada di

Negeri Cina. Umumnya mereka berasal dari dua Propinsi yaitu Fukien dan

Kwangtung, yang sangat terpencar daerah-daerahnya. Setiap imigran Tionghoa ke

Indonesia membawa kebudayaan suku bangsanya masing-masing bersama dengan

bahasanya. Para imigran Tionghoa yang tersebar di Indonesia ini mulai datang

sekitar abad keenam belas sampai kira-kira pertengahan abad kesembilan belas,

yang sebagian besar bersuku Hokkien. Mereka berasal dari provinsi Fukien bagian

selatan. Daerah ini merupakan daerah yang sangat penting dalam pertumbuhan

dagang orang Cina ke seberang lautan. Orang Hokkien dan keturunannya telah

banyak berasimilasi dengan orang Indonesia, sebagian besar terdapat di Indonesia

Timur, Jawa Tengah, dan pantai barat Sumatera (1982:346).

Page 41: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

31

Selain itu, imigran Tionghoa lainnya adalah suku bangsa Teo-Chiu yang

berasal dari pantai selatan Negeri Cina di daerah pedalaman Swatow di bagian

timur Provinsi Kwangtung. Orang Teo-Chiu dan Hakka (Khek) disukai sebagai

pekerja di perkebunan dan pertambangan di Sumatera Timur, Bangka, dan Biliton

(Belitung). Walaupun orang Hakka merupakan suku bangsa Cina yang paling

banyak merantau ke seberang lautan, mereka bukan suku bangsa maritim. Pusat

daerah mereka adalah Provinsi Kwangtung yang terutama terdiri dari daerah

gunung-gunung kapur yang tandus. Orang Hakka merantau karena terpaksa atas

kebutuhan mata pencaharian hidup. Selama berlangsungnya gelombang-

gelombang imigrasi dari tahun 1850 sampai 1930, orang Hakka adalah orang yang

paling miskin di antara para perantau Tionghoa. Mereka bersama orang Teo-Chiu

dipekerjakan di Indonesia untuk mengeksploitasi sumber-sumber mineral

sehingga sampai sekarang orang Hakka mendominasi masyarakat Tionghoa di

distrik tambang-tambang emas lama di Kalimantan Barat, Sumatera, Bangka, dan

Belitung. Sejak akhir abad kesembilan belas, orang Hakka mulai bermigrasi ke

Jawa Barat, karena tertarik dengan perkembangan Kota Jakarta dan karena

dibukanya daerah Priangan bagi pedagang Tionghoa.

Di sebelah barat dan selatan daerah asal orang Hakka di Provinsi

Kwangtung tinggallah orang-orang Kanton (Kwong Fu). Serupa dengan orang

Hakka, orang Kanton terkenal di Asia Tenggara sebagai buruh pertambangan.

Mereka bermigrasi pada abad kesembilan belas ke Indonesia. Sebagian besar

tertarik oleh tambang-tambang timah di Pulau Bangka. Umumnya mereka datang

dengan modal yang lebih besar dibanding orang Hakka dan mereka datang dengan

keterampilan teknik dan pertukangan yang tinggi. Di Indonesia, mereka dikenal

sebagai ahli dalam pertukangan, pemilik tokoh-tokoh besi, dan industri kecil.

Page 42: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

32

Orang Kanton ini lebih tersebar merata di seluruh kepulauan Indonesia dibanding

orang Hokkien, Kwong Fu, Teo-Chiu, atau Hakka. Jadi, orang Tionghoa merantau

di Indonesia ini paling sedikitnya ada empat suku bangsa seperti terurai di atas

(1982:347).

4.2 Masyarakat Tionghoa di Kota Medan

Medan adalah kota terbesar keempat di Negara Kesatuan Republik

Indonesia, setelah Jakarta, Surabaya, Bandung. Medan adalah salah satu kota yang

menjadi tujuan migrasi utama orang-orang Tionghoa di Asia Tenggara. Mereka

awalnya datang ke mari sebagai buruh di perkebunan-perkebunan Belanda

terutama di perusahaan tembakau Deli.

Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara, yang menjadi pusat

perekonomian di kawasan pulau Sumatera. Medan dan Sumatera Utara memiliki

komposisi penduduk yang heterogen. Pada masa sekarang sebagian besar

masyarakat Sumatera Utara, menerima cara pembagian kelompok-kelompok etnik

setempat ke dalam delapan kategori, seperti yang ditawarkan oleh pemerintah

Indonesia. Keberadaan etnik setempat dijelaskan oleh Goldsworthy sebagai

berikut:

“The three major [North] Sumatran ethnic groups are the Batak, coastal Malay and Niasan ... North Sumatrans often divide the indigenous (that is, non-immigrant) population of the province into nine more narrowly defined ethnic groups (suku-suku).”

Tiga kelompok etnik besar Sumatera Utara adalah Batak, Melayu Pesisir,

dan Nias. Orang-orang Sumatera Utara biasanya dibagi ke dalam sembilan

populasi setempat (yaitu mereka yang bukan imigran), yang biasa disebut dengan

suku-suku.

Page 43: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

33

Di Medan dan sekitarnya seperti Belawan, Tanjung Morawa, Binjai,

Batang Kuis, orang-orang Cina lebih suka disebut dengan orang Tionghoa, yang

menunjukkan makna kultural dibandingkan dengan menyebutkan orang Cina,

yang lebih menunjukkan makna geografis. Namun dalam kehidupan sehari-hari

kedua istilah ini sama-sama dipergunakan.

Dari bahan-bahan literatur yang ada tahun dan jumlah yang pasti mengenai

kapan datangnya orang-orang Tionghoa ke Medan tidak dapat ditentukan secara

pasti hingga sekarang ini. Karena tidak ada petunjuk yang nyata yang dapat

dijadikan pegangan ke arah hal tersebut. Di dalam Ensiklopedia Nasional

Indonesia, jilid 4, juga disebutkan bahwa hubungan Cina dengan Indonesia sudah

berlangsung kira-kira sejak abad ketujuh (ENI 1989:133)

Orang Belanda datang ke Indonesia pada sekitar abad keenam belas, ketika

VOC (Verenigde Oost Indische Company) memonopoli perdagangan di

Indonesia. Kemudian berangsur-angsur menguasai wilayah Indonesia satu per

satu. Tentang kedatangan orang-orang Cina pada abad ketujuh ini Dada Meuraxa

ternyata pernah pula mencatatnya.

Rahman, melalui skripsinya yang berjudul Masalah Pembauran

Masyarakat Etnik Cina Di Kotamadya Medan, antara lain mencatat hal-hal

kesejarahan sebagai berikut. Pergantian dinasti yang terjadi di Negeri Cina

menyebabkan pula adanya perubahan sikap para pemegang kekuasaan negeri itu

terhadap daerah lain, seperti pada masa kekuasaan Dinasti Ming (1368-1644)

yang berkuasa di Negeri Cina, yang tidak bermaksud untuk meluaskan

teritorialnya dengan menaklukkan daerah lain seperti Kubilai Khan sebelumnya.

Akan tetapi ia mengembangkan usaha perdagangan negerinya dengan daerah lain,

sehingga pada masa kekuasaannya arus perdagangan antara Negeri Cina dengan

Page 44: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

34

daerah lain sangat lancar sekali. Sejak itu hampir semua pelabuhan yang terdapat

di kepulauan Indonesia dan kawasan-kawasan Asia Tenggara tidak luput

disinggahi oleh kapal-kapal dagang Cina. Lancarnya arus perdagangan ini adalah

karena perlindungan keamanan dari para raja Cina terhadap pedagang-

pedagangnya dari ancaman-ancaman bajak laut maupun di pelabuhan-pelabuhan

yang mereka singgahi dengan mengikutsertakan beberapa regu tentara di kapal-

kapal dagang tersebut. Di samping itu, akibat terjadinya pergantian Dinasti yang

memegang kekuasaan Negeri Cina dan timbul kegoncangan-kegoncangan sosial

ekonomi hebat, karena lahan pertanian yang tidak memadai bagi penduduk,

hingga telah banyak pula di antara orang-orang di Negeri Cina yang menjadi

imigran ke negeri-negeri lain di Asia Tenggara, bahkan di Pulau Jawa sekalipun.

Seorang dari mereka yang mengikuti perjalanan Laksamana Mahmud Cheng Ho

ke kepulauan Indonesia pada tahun 1416 mengatakan bahwa ia melihat banyak

orang Cina yang menetap di sini.

Selanjutnya pada abad kesembilan belas, perkebunan-perkebunan

tembakau di Sumatera Timur berkembang dengan pesatnya. Jumlah tenaga buruh

setempat hampir tidak mencukupi, bahkan hampir tidak ada. Maka didatangkanlah

dalam jumlah yang banyak tenaga buruh Cina dari Singapura. Pada tahun 1870

perkebunan Tembakau Deli Maatschappij (1809) mendatangkan 4000 orang

tenaga buruh Cina dari Singapura. Antara tahun 1888-1931 terhitung lebih kurang

305.000 orang tenaga buruh Cina didatangkan dari Singapura dan pulau Jawa ke

Sumatera Timur, khususnya Tanah Deli (Medan). Para buruh dari orang-orang

Cina ini akhirnya melepaskan diri dari kerja di perkebunan. Lalu sebagian besar di

antaranya menjadi pedagang di pedesaan-pedesaan sekitar perkebunan tersebut,

atau mencari pekerjaan lain ke Medan, dan banyak pula di antaranya bekerja

Page 45: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

35

sebagai tukang maupun nelayan. Medan sendiri pada waktu itu telah banyak

ditempati orang-orang Cina, dengan memiliki pemuka-pemuka golongan yang

diakui pemerintah Hindia Belanda sendiri, seperti pada tahun 1880, sewaktu

Tjong A Fie menyusul kakaknya ke Medan, didapatinya kakaknya telah menjadi

pemuka golongan masyarakat Cina di Medan dengan pangkat majoor. Ia

meninggal pada tahun 1921. Tjong A Fie adalah seorang Cina perantauan yang

memiliki banyak harta di Medan, Jakarta, serta Singapura.

Demikian gambaran singkat tentang kedatangan orang-orang Cina ke

Medan, yang sebagiannya sengaja didatangkan dari Singapura, Pulau Pinang dan

Pulau Jawa untuk dipekerjakan di perkebunan Tembakau Deli Maatschappij, dan

sebagian lagi sebagai imigran. Tiga sebagian di antara mereka ini ada yang

menetap di daerah ini, ada yang kembali ke Republik Rakyat Cina. Namun

sebagian besar menetap di daerah ini, dan sekaligus menjadi warga Negara

Republik Indonesia beserta keturunannya (Rahman 1986: 32-33).

4.3 Sumpit

Sumpit (kuaizi) yang dalam bahasa Tionghoa kuno disebut sebagai zhu,

aslinya berasal dari Cina. Sumpit baru tersebar ke negara-negara sekitarnya pada

zaman Dinasti Shang. Dan sekarang sumpit menjadi alat makan paling umum

selain sendok. Biasanya, sumpit sangat umum dipakai oleh suku bangsa di Asia

Timur, seperti Cina, Jepang, Korea, dan juga beberapa negara di Asia lainnya

seperti Vietnam, Thailand, dan lain-lain. Sumpit kebanyakan dibuat dari bambu

atau kayu, ada juga yang terbuat dari metal, gading, plastik dan bahkan yang lebih

mewah, dari batu giok, emas atau perak (Sunanto Eddy Tamrin, 2007).

Page 46: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

36

4.3.1 Awal Munculnya Sumpit

Tidak seorangpun tahu secara pasti kapan sebenarnya sumpit mulai

diciptakan dan digunakan. Lan Xiang (2005: 7-10) menyebutkan bahwa, “catatan

paling awal mengenai sumpit yang ditemukan adalah sekitar 3.000an tahun yang

lalu, sekitar abad kesebelas sebelum masehi”.

Di dalam buku Fu Chunjiang, yang berjudul Origins of Chinese Food

Culture, diceritakan sebuah legenda tentang seorang bernama Tong Yu yang

mengajarkan pada para penduduknya untuk memanggang daging. Saat itu, para

penduduk tersebut mendapat kesulitan untuk membalik daging dengan

menggunakan tangan karena takut terkena panas dan tangan menjadi kotor. Dan

mereka mencoba menggunakan batang kayu untuk membalik makanan tetapi

tidak berhasil. Tong Yu pun kemudian memotong bambu menjadi ramping dan

digunakan untuk mengambil makanan tersebut. Batang bambu ini kemudian

menjadi sumpit seperti yang sekarang kita ketahui.

Dahulu, sumpit disebut 著 (zhu). Melihat radikal yang terdapat di atas pada

huruf tersebut dalam karakter Cina yang berarti bambu dan karakter yang dibawah

radikal tersebut memiliki arti memasak, maka hal ini menunjukkan bahwa sumpit

muncul pada saat orang mulai belajar untuk memakan makanan yang telah

dimasak. Namun, di masa dinasti Ming dan Qing, para nelayan dari propinsi

Zhejiang menolak menggunakan istilah atau sebutan zhu tersebut karena dianggap

tidak menguntungkan bagi mereka yang hidup dari dunia pelayaran. Hal ini

dikarenakan zhu (著) terdengar seperti zhu (住) yang artinya berhenti, yang biasa

mereka gunakan untuk menyarankan agar kapal-kapal tidak bergerak. Akhirnya

mereka kemudian menamai sumpit dengan 筷子 (kuai zi), karena bunyi kuai

pada筷子 sebunyi dengan kuai (筷) yang berarti cepat.

Page 47: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

37

4.3.2 Bentuk dan Ukuran Sumpit

Panjang dan ukuran sumpit berbeda-beda tergantung pada negara asal

sumpit tersebut. Sumpit Cina biasanya lebih panjang dari sumpit Korea dan

Jepang. Sumpit Jepang lebih pendek dari sumpit Cina dikarenakan pada saat acara

makan masakan Jepang, setiap orang memiliki seperangkat hidangannya masing-

masing. Di Jepang pada saat acara makan biasanya masing-masing orang

disediakan makanan, minuman, dan peralatan makan yang diletakkan di atas meja

yang besarnya diperuntukkan hanya untuk satu orang. Maka orang Jepang tidak

membutuhkan sumpit berukuran panjang untuk memudahkan mereka saling

mengambilkan makanan atau berbagi makanan pada satu meja, karena semua

hidangan telah tersedia di atas meja mereka masing-masing. Sedangkan orang

Cina saling berbagi makanan dalam satu meja besar, sehingga dibutuhkan sumpit

yang lebih panjang untuk mengambil dan mengambilkan makanan untuk orang

lain. Diameter sumpit Cina pada bagian pangkal dan bagian ujung hampir sama.

Batang sumpit dari Cina agak lebih tebal pada bagian pangkalnya dan terkadang

berbentuk segi empat agar tidak mudah tergelincir dari meja, tidak seperti pangkal

sumpit Jepang yang berbentuk agak bulat. Pada ujungnya, sumpit Cina berbentuk

bulat namun tidak seruncing sumpit Jepang agar tidak digunakan untuk menusuk

makanan.

Sumpit pada masa dinasti Han bentuknya bulat, atasnya tebal dan bagian

bawahnya lebih ramping. Sedang sumpit pada periode musim semi dan gugur

terbuat dari tembaga dan berbentuk silinder. Karena sifat tembaga mudah

bercampur dengan zat asam, maka lambat laun sumpit tembaga digantikan dengan

sumpit perak. Sumpit kuno kebanyakan berbentuk silinder, kemudian pada dinasti

Page 48: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

38

Ming berkembang menjadi bentuk silinder hanya pada bagian bawah dan pada

bagian atas berbentuk persegi (Lan Xiang, 2005:15-16).

4.3.3 Cara Penggunaan Sumpit

Bagi kita yang terbiasa menggunakan sendok dan garpu, mungkin akan

mendapat kesulitan untuk menguasai penggunaan sumpit, namun begitu kita

berhasil dan bisa menggunakan sumpit atau memakainya, maka kita akan

merasakan bahwa menggunakan sumpit sangatlah menarik. Pertama kali belajar

menggunakan sumpit, sebaiknya menggunakan sumpit kayu atau bambu, karena

sumpit plastik lebih licin dan lebih sulit untuk dipegang.

Adapun cara dan langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan sumpit sesuai

dengan kebiasaan orang Cina adalah sebagai berikut:

1. Batang sumpit pertama dipegang seperti memegang pensil yang dijepit di

antara ibu jari, telunjuk, dan jari tengah.

2. Batang sumpit kedua diletakkan di antara jari tengah dan jari manis.

3. Pastikan kedua batang sumpit dalam keadaan sejajar.

4. Posisi kedua batang sumpit bisa dianggap benar jika bisa batang sumpit

pertama bisa melakukan gerakan ke atas dan ke bawah secara berulang-

ulang, sementara batang sumpit kedua dalam keadaan diam.

Gambar 1:

Cara Mememgang Sebatang Sumpit

Page 49: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

39

Gambar 2:

Cara Memegang Dua Batang Sumpit

4.3.4 Keunikan Sumpit

Page 50: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

40

Sumpit memiliki nilai lebih dibandingkan alat makan lain, karena sumpit

memiliki karakteristik yang bersifat praktis, sederhana, serta mengandung ilmu

pengetahuan (Lan Xiang, 2005: 40-41).

Bentuk sumpit Cina yang kecil dan halus, dengan bagian atas lebih besar

dari bagian bawahnya yang berbentuk bundar memudahkan orang dalam

menggunakannya. Bentuk seperti ini membuat sumpit tidak mudah terlepas dari

tangan dan terguling jatuh dari meja, serta ujungnya yang bundar tidak akan

membuat bibir dan mulut luka saat menyantap makanan.

Sumpit bambu adalah alat makan yang mudah dibentuk, tidak

menghantarkan panas makanan, sehingga memberi rasa nyaman saat dipegang,

serta tidak mengubah rasa makanan, sehingga makanan tetap terjaga kelezatan dan

cita rasanya. Selain itu, sumpit yang terbuat dari kayu atau bambu murah dalam

pembuatannya.

Lain halnya dengan sumpit yang terbuat dari perak, sumpit jenis ini dapat

digunakan untuk mendeteksi makanan apakah mengandung racun atau tidak.

Logam jenis perak akan berubah warna menjadi hitam jika bersentuhan dengan

racun. Oleh sebab itu, pada zaman dahulu, sumpit perak digunakan untuk

melindungi kaisar pada saat makan dari musuh yang ingin membunuhnya dengan

memasukkan racun pada makanan. China Online. “China Culture.” Chopsticks.

2008 (http://www.chinaonline.cn.com/chinese_culture/topical/chopsticks.html).

Sumpit-sumpit yang terbuat dari logam memiliki sifat tahan lama dalam

penggunaannya. Biasanya ujung sumpit logam dibuat tidak licin, agar mencegah

makanan mudah terjatuh pada saat dijepit. Selain itu, sumpit logam berkelas yang

biasa digunakan oleh kalangan atas, biasanya diberi rantai. Hal ini membuat

sumpit yang satu tidak mudah hilang dan terlepas dari pasangannya.

Page 51: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

41

Sumpit yang terbuat dari plastik unggul dalam pembuatannya, karena

bahan baku yang murah. Sumpit jenis ini tahan panas atau bersifat tidak

menghantarkan panas, sama seperti sumpit kayu atau bambu. Tidak hanya itu,

sumpit plastik tidak akan menyebabkan bakteri muncul pada sumpit bila kerap

digunakan. Selain itu, pemakaian sumpit plastik yang berulang tidak akan

membuat bentuk sumpit menjadi semakin buruk.

Menurut Konfusius, seorang filsuf Cina yang filosofinya sangat

berpengaruh pada kebudayaan dan kehidupan sehari-hari bangsa Cina selama

beratus-ratus tahun, sumpit mencerminkan kelembutan dan kebajikan yang

keduanya merupakan ajaran moralnya yang utama (Konfusianisme). Di lain pihak,

garpu dan sendok melambangkan kekerasan seperti senjata. Sehingga peralatan

seperti itu harus disingkirkan dari meja makan, dan inilah alasan mengapa

kebanyakan dari makanan Cina harus dipotong dan diiris kecil-kecil sebelum

dihidangkan di meja makan agar dapat langsung dengan mudah dimakan

menggunakan sumpit. Keyakinan dan kepatuhan bangsa Cina akan pandangan dan

ajaran Konfusius ini pula yang membuat mereka mempertahankan tradisi makan

menggunakan sumpit sampai saat ini. Chinese Folk Culture. Chinese Chopsticks.

2007 (http://www.chinesefolkculture.com/info_view.asp?id).

Penggunaan sumpit berhubungan dengan peningkatan kecerdasan

seseorang. Disebutkan, bahwa pada saat memakai sumpit, seseorang

menggunakan lebih dari tiga puluh tulang sendi dan lima puluh otot pada jari,

pergelangan tangan, lengan, bahu, serta ribuan syaraf. Lengan lebih dekat

terhubung dengan otak daripada anggota tubuh lainnya. Gerakan berulang saat

menggunakan sumpit dapat merangsang pikiran dan menigkatkan perkembangan

kecerdasan otak Fu Chunjiang (2003:139).

Page 52: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

42

4.4 Etika Penggunaan Sumpit

Seperti tradisi perjamuan makan orang Cina yang memiliki banyak aturan-

aturan dan tata cara, penggunaan sumpit pada saat makan pun memiliki tata cara

dan etika tersendiri bagi orang Cina. Yang pertama adalah, sumpit harus

digunakan dengan tangan kanan, bahkan oleh orang kidal sekalipun. Karena

penggunaan sumpit dengan tangan kiri dianggap tidak sopan dan sebagai hal yang

tidak pantas.

Bila pada jamuan Cina tidak disediakan sendok saji untuk mengambil

makanan dari meja ke mangkuk kita, maka kita boleh mengambil hidangan dari

tengah dengan menggunakan sumpit yang telah kita pakai untuk menyantap

hidangan sebelumnya. Kita juga dapat mengambil makanan atau hidangan

tersebut dengan sumpit utama, bukan sumpit pribadi yang kita gunakan untuk

makan (setiap masakan diberi sebuah mangkuk dan sepasang sumpit). Namun bila

sumpit utama tidak disediakan, kita dapat mengambil makanan yang dihidangkan

di tengah-tengah meja dengan menggunakan bagian atas dari sumpit pribadi kita,

yang tidak tersentuh oleh mulut kita (Mary Packard, 2000:1).

Pada saat makan, tidak sopan bila terdengar suara berisik dari sumpit yang

beradu dengan mangkuk atau piring. Hal ini menunjukkan bahwa mangkuk sudah

kosong. Sumpit juga tidak boleh digunakan untuk memukul sisi mangkuk atau

piring, sehingga mengakibatkan suara yang berisik. Orang-orang Cina

menganggap hanya pengemis yang memukul mangkuk atau piringnya dengan

sumpit untuk mendapatkan makanan.

Orang Cina juga menganggap tidak pantas menunjuk suatu benda atau

orang lain dengan sumpit. Begitu juga halnya dengan menunjuk orang lain

Page 53: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

43

menggunakan jari telunjuk kita disaat tangan kita yang digunakan untuk

menunjuk itu masih dalam keadaan memegang sumpit. Tindakan seperti ini

dianggap menghina, melecehkan, dan menuduh orang yang ditunjuk. Selain tidak

boleh untuk menunjuk orang, sumpit juga tidak diperkenankan untuk menjepit

orang (Ruri, 2007).

Tidak diperbolehkan menunjuk atau menusuk makanan menggunakan

sumpit tanpa mengetahui makanan mana yang kita inginkan. Sumpit juga tidak

sepatutnya digerak-gerakkan di atas meja. Juga tidak diperkenankan

menggerakkan sumpit ke atas dan di sekitar hidangan untuk menentukan makanan

mana yang akan kita ambil dan taruh kedalam mangkuk kita. Kita harus

menentukan terlebih dahulu makanan apa yang akan kita ambil, baru

menggerakkan sumpit untuk meraih makanan tersebut.

Mengambil hidangan lalu meletakkannya kembali ke tengah meja untuk

kemudian mengambil hidangan yang lain adalah tindakan yang salah. Tindakan

yang benar untuk mengambil hidangan yang telah disediakan adalah dengan

mendekatkan mangkuk kita pada makanan yang ada di meja, ambil makanan

dengan sumpit, lalu dengan cekatan pindahkan makanan ke dalam mangkuk kita

(http://hanyawanita.com/clickwok/tips/tips16.htm).

Sumpit tidak digunakan untuk memindahkan mangkuk atau cangkir kita.

Jika ingin memindahkan mangkuk, lakukan dengan tangan. Namun, mengangkat

mangkuk dengan tangan yang sedang memegang sumpit juga dianggap tidak

benar. Maka, saat menyantap nasi atau makanan lain, sumpit sebaiknya dipegang

dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang mangkuk berisi nasi atau

makanan lain tersebut. Kemudian mangkuk dibawa mendekati mulut

menggunakan tangan kiri.

Page 54: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

44

Dalam sebuah artikel yang berjudul “Tip Makan Menggunakan Sumpit”

Luciawati Wongso menuliskan, bahwa tidak benar menjilat sumpit setelah

mengambil makanan atau ketika akan mengambil makanan. Bila melakukan hal

ini, akan membuat orang lain berpikiran, bahwa orang yang menjilat sumpit

tersebut adalah orang yang kekurangan pendidikan di dalam keluarga. Bila ingin

memotong daging, potong daging atau makanan dengan memanfaatkan tekanan

yang berasal dari sumpit. Namun tidak diperkenankan memotong makanan

menggunakan sumpit dengan gerakan menggergaji .

Saat menyantap hidangan dari ikan, jika ikan sudah selesai disantap pada

salah satu sisinya, lebih baik untuk tidak membalikkan ikan dengan sumpit.

Menurut kepercayaan, jika ikan tersebut patah, maka hidup kita akan mengalami

banayak masalah Bahalwan, Fatma. Etika Makan Cara Cina. Arsip Blog NCC

(http://ncc.blogsome.com/2005/07/29/etika-makan-cara-cina).

Di Indonesia sendiri, khususnya di kota Medan berdasarkan pengalaman

penulis, aturan makan dalam perjamuan makan yang diadakan oleh orang

masyarakat Tionghoa atau etnik keturunan Cina, tidak seketat seperti aturan di

negara Cina. Tamu masih boleh untuk mengambil sendiri makanan yang

diinginkan walaupun saat menjangkau makanan, tangan tamu tersebut melewati

tangan orang lain atau tangan tamu lain. Demikian pula dalam hal hidangan ikan,

masih diperbolehkan untuk membalik ikan tersebut bila telah habis dimakan di

satu sisinya. Hal ini dikarenakan banyak dari masyarakat Tionghoa tersebut yang

ternyata tidak mengetahui hal-hal yang dianggap tabu di Cina tersebut.

BAB V

Page 55: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

45

EKSISTENSI, FUNGSI, DAN MAKNA SUMPIT

5.1 Fungsi Sumpit Bagi Masyarakat Tionghoa di Medan

5.1.1 Sumpit Sebagai Alat Makan

Makanan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi orang Cina.

Hal ini mempengaruhi cara mereka bertegur sapa. Ucapan “Ni chi fan le ma?”

(你吃饭了吗?) yang berarti “Apakah kamu sudah makan?” sering diucapkan hanya

sebagai teguran atau sapaan basa-basi (belum tentu benar-benar bertanya apakah

orang tersebut sudah makan atau belum?). Acara makan merupakan hal yang suci

bagi orang Cina, oleh sebab itu mereka selalu mempertahankan tata cara makan

mereka yang juga sangat memperhatikan alat makan yang digunakan, seperti

sumpit.

Sumpit sebagai alat makan kini semakin digemari, tidak hanya dikalangan

masyarakat Tionghoa di Kota Medan tetapi juga oleh masyarakat pribumi yang

ada di Kota Medan, terutama saat menikmati hidangan Cina. Tidak hanya saat

menikmati hidangan Cina, saat ini juga sudah banyak ditemui restoran atau rumah

makan Indonesia yang menyediakan sumpit sebagai alat untuk makan.

Sebagai orang Indonesia, mungkin kebanyakan dari kita tidak terbiasa

menggunakan sumpit untuk makan. Kita lebih terbiasa menggunakan sendok dan

garpu, bahkan tangan kosong, untuk menikmati makanan. Di Indonesia, makanan

yang sering dinikmati dengan menggunakan sumpit adalah mi. Namun di negeri

asalnya sana, bahkan nasi pun dimakan dengan menggunakan alat makan unik ini.

Orang Indonesia kebanyakan susah menggunakan sumpit sebagai alat makan nasi.

Selain karena tidak terbiasa, nasi di Indonesia berbeda dengan nasi di Jepang dan

China.

Page 56: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

46

Berdasarkan penelitian ini, masyarakat Tionghoa di kota Medan masih

tetap mempertahankan budaya menggunakan sumpit sebagai alat untuk

menyantap hidangan terutama hidangan atau masakan Cina. Dan masih banyak

ditemui mereka yang bahkan tidak bisa makan jika tidak menggunakan sumpit.

Meskipun pada umumnya banyak dari mereka yang juga sering dan terbiasa

menggunakan sendok dan garpu pada saat makan hidangan atau masakan di

restoran maupun rumah makan lain (bukan restoran maupun rumah makan Cina).

5.1.2 Sumpit Sebagai Identitas Budaya Cina

Sumpit sering menjadi lambang yang mewakili bangsa atau budaya Cina,

atau mengungkapkan hal-hal yang berhubungan atau identik dengan Cina.

Termasuk keturunan Cina yang tersebar ataupun menetap di berbagai negara,

seperti halnya dengan masyarakat Tionghoa yang ada di Medan.

Secara umum kata “sumpit” dipakai untuk mempresentasikan bangsa Cina

atau kebudayaan bangsa Cina secara umum. Hal serupa terdapat pada buku Red

Lacquered Chopsticks. Buku ini tidak menjelaskan mengenai sumpit pada

umumnya tetapi sumpit yang dipilitur dengan warna merah. Buku ini merupakan

kumpulan dari puisi-puisi karya Betty Warrington-Kearsley. Puisi ini

menggambarkan posisi dia sebagai seorang anak yang lahir dari darah Inggris

(barat) yang diwakili oleh garpu dan Cina (timur) yang direpresentasikan dengan

sumpit.

Contoh lain yang menunjukkan sumpit sebagai representasi dari budaya

Cina adalah dengan berdirinya rumah makan bernama Chopsticks. Chopsticks

bukanlah toko yang menjual sumpit, melainkan merupakan salah satu cabang dari

sebuah rumah makan Cina pertama yang didirikan di Lebanon pada tahun 1998.

Page 57: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

47

Cabang rumah makan ini, menghidangkan makanan Cina cepat saji atau Chinese

Food.

5.1.3 Sumpit Dalam Pendidikan Budaya dan Teknologi

Ada sebuah karya musikal bernama “Chopsticks” yang dimainkan dengan

piano dan dikenal bernada cepat dan berloncatan. Meskipun namanya demikian,

pada dasarnya karya itu tidak ada hubungannya dengan budaya Asia. Nama asli

karya tersebut adalah “The Celebrated Chop Waltz”, dan diaransemen untuk

dimainkan dengan tangan berdekatan, jari-jari kecil menekan lembut dan

menarikan nada dengan gaya memotong cepat.

Dalam sebuah artikel yang berjudul “1001 Hal Tentang Sumpit” dituliskan

bahwa sumpit pernah menjadi salah satu bagian dari teknologi. Mars Rock Corer

adalah alat yang mampu mengasah dan mengebor bebatuan bumi untuk diambil

sampelnya. Alat tersebut dibuat oleh Hong Kong Polytechnic University untuk

misi ke Mars pada tahun 2003 yang dilakukan oleh European Space Agency.

Salah satu bagian dari alat tersebut (yang didesain untuk memegang potongan

sampel batu), ternyata terinsipirasi dari sepasang sumpit. Sayang, alat tersebut

tidak pernah diluncurkan karena mesin pendaratan dalam misi tersebut hilang

dalam perjalanan menuju Mars. Namun demikian, cukup penting untuk dicatat

bahwa sumpit pernah menjadi salah satu sumber inspirasi di bidang luar angkasa

atau teknologi.

Sumpit merupakan karya ilmiah besar yang patut dibanggakan di dalam

sejarah peradaban manusia. Orang Cina di masa Chunqiu dan Zhanguo sudah

menggunakan sumpit. Dua batang yang kelihatannya simpel ini, telah dengan

pintarnya menerapkan teori keseimbangan di dalam ilmu fisika. Sumpit

Page 58: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

48

merupakan perpanjangan jari tangan manusia. Sumpit tahan terhadap makanan

yang panas, makanan beku, sungguh merupakan suatu ciptaan yang hebat.

Sumpit juga merupakan peninggalan masa lampau yang bermanfaat untuk

kajian sejarah, arkeologi, dan ilmu pengetahuan lainnya. Kini, dengan semakin

banyaknya jenis sumpit, bertumbuh pula jaringan kolektor yang hobi

mengumpulkan sumpit. Para kolektor ini bukan saja berasal dari negara yang

merupakan negara "asal" sumpit, tetapi juga dari berbagai belahan dunia lainnya.

Di Indonesia, walaupun belum ada datanya, diperkirakan tak sedikit pula kolektor

yang senang mengumpulkan sumpit. Semoga di Indonesia makin banyak orang

menjadi kolektor sumpit. Dengan demikian nantinya akan berdiri Museum

Sumpit.

5.2 Makna Sumpit Bagi Masyarakat Tionghoa di Medan

Sumpit dianggap mencerminkan keanggunan dan belas kasih sebagai

ajaran moral utama dari Konghucu. Di dalam masyarakat Tionghoa, makan

bersama dianggap sebagai sarana mempererat tali persaudaraan dan kesempatan

berkumpul dengan sanak keluarga dan teman-teman. Oleh karenanya, alat yang

dapat melukai orang tidak boleh ada di atas meja makan. Sumpit juga dianggap

sebagai lambang kesetiaan, keharmonisan, dan persatuan karena tidak mungkin

kita menggunakan sumpit hanya satu bilah saja melainkan harus dua bilah

(sepasang).

Sumpit dapat mencerminkan status sosial seseorang. Bila seseorang

menjamu tamu dengan menggunakan sumpit yang terbuat dari gading, maka

orang tersebut bisa dikategorikan sebagai orang kaya dan sebagai tuan rumah

dapat diartikan, bahwa dia menganggap orang tersebut sebagai tamu

Page 59: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

49

kehormatannya, sehingga dia memberikan sumpit yang terbuat dari gading untuk

sebagai bentuk rasa hormat terhadap tamu tersebut. Seseorang yang memegang

sumpit dengan kelima jarinya menandakan kemakmuran orang tersebut. Bila

orang tersebut menggunakan ketiga jarinya, maka orang itu adalah orang yang

berjiwa lepas, sedang bagi orang yang menggunakan keempat jarinya untuk

memegang sumpit, maka orang itu mempunyai hidup yang baik. Disebutkan pula,

bahwa semakin tinggi seorang gadis memegang sumpit, maka semakin lama pula

ia akan menikah, dan sebaliknya Fu Chunjiang (2003:143-146).

Mereka juga memiliki tradisi untuk meletakkan sumpit di atas bejana

untuk dipersembahkan kepada para dewa. Biasanya sumpit yang dipersembahkan

untuk para dewa itu adalah sumpit yang mahal yang biasanya terbuat dari logam

atau kayu yang sangat mahal sebagai bentuk penghargaan kepada para dewa.

Selain itu, orang Cina selalu menyiapkan tempat di meja untuk menata sepasang

sumpit dan semangkuk nasi tambahan bagi anggota keluarga mereka yang telah

meninggal. Hal ini dilakukan setiap acara makan selama tiga tahun setelah

kematian orang itu untuk menunjukkan bahwa keluarga yang ditinggalkan masih

berbagi makanan dengan arwah tersebut seakan-akan dia masih hidup. Saat

mendoakan arwah di makam ataupun di meja altar, anggota keluarga yang masih

hidup pun biasanya mempersembahkan makanan dan minuman, lengkap dengan

alat makannya yang ditata dengan rapi, agar arwah tersebut selalu memiliki

makanan dan minuman di alam baka agar tidak kelaparan.

Orang Cina akan memberi hadiah sepasang sumpit pada sepasang

pengantin pada acara pernikahan, karena sumpit melambangkan kebersamaan.

Diharapkan pasangan pengantin tersebut akan senantiasa selalu bersama seperti

sepasang sumpit yang tidak terpisahkan. Dalam “mas kawin” yang diberikan

Page 60: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

50

orang Cina terdapat pula delapan pasang sumpit. Sumpit (筷子 kuaizi) memiliki

makna (快生孩子 kuai sheng hai zi)yang berarti harapan untuk dapat cepat

melahirkan atau memiliki anak.

Peletakan sumpit di sebelah mangkuk selain dikarenakan oleh alasan

keindahan, juga karena hal ini memiliki makna (mitos) untuk mencegah

perceraian dalam waktu singkat atau cepat (快 kuai: cepat). Selain itu sumpit harus

diletakkan dalam posisi yang sama rata. Bila tidak, makan akan membawa nasib

sial bagi orang yang memakai sumpit tersebut Fu Chunjiang (2003:146).

5.2.1 Sumpit dalam Nilai Estetika

Masakan Cina menekankan pada penilaian terhadap seni keindahan,

karena itu masakan yang baik harus disertai oleh peralatan makan yang baik pula.

Jadi, tidaklah mengherankan jika sumpit menjadi alat makan utama bagi orang

Cina, karena sumpit dianggap sebagai hasil seni. Dan saat ini, semakin banyak

sumpit yang dibuat mengandung nilai seni. Sebagai contoh, pada acara makan,

sumpit kayu keras yang sederhana, indah dan megah cocok bila dipasangkan

dengan barang-barang porselen kelas atas, sementara sumpit eboni dengan meja

makan dari porselen berwarna putih akan membuat acara makan menjadi lebih

berwarna, dan sumpit porselen berwarna biru dan putih akan cocok dengan

mangkuk dan piring yang penuh warna (berwarna-warni) di atas meja makan (Lan

Xiang, 2005:27-28).

Sepasang sumpit tidak bisa dan tidak boleh diletakkan begitu saja di atas

meja. Sumpit diletakkan di atas sandaran sumpit (chopstick’s rest) yang

Page 61: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

51

diletakkan di sebelah mangkuk dengan posisi ujung yang lebih runcing berada di

atas agar ujung yang terkena mulut tidak menyentuh benda-benda lainnya. Sumpit

pun harus diletakkan secara rata, karena susunan yang tidak sama akan membawa

nasib sial. Apabila tidak disediakan bantalan sumpit, sumpit dapat diletakkan di

sebelah kanan mangkuk bila telah selesai menyantap hidangan.

Sumpit sebagai suatu karya seni yang indah diwujudkan dengan

terdapatnya motif, warna, materi pembuatan, maupun bentuk yang beragam.

Artinya, sumpit bukan hanya merupakan seperangkat alat makan yang dapat

dibuang setelah sekali pakai , tetapi juga bisa menjadi karya seni unik yang dapat

dijadikan koleksi atau pajangan. Sebagai contoh, Song Dong seorang seniman asal

Beijing, Cina dan istrinya yang bernama Yin Xiuzhen membuat suatu pameran

(Chopsticks) pada tahun 2002 lalu dengan mengambil sumpit sebagai sarana

instalasi Song Dong dan Yin Xiuzhen (2002:26).

Sebagian orang menjadikan sumpit sebagai koleksi pribadi. Ada dua

museum di Asia yang menampilkan koleksi tersebut. Di Cina, museum sumpit

Lan Xiang di Shanghai menyimpan lebih dari 2.000 pasang sumpit, dengan

koleksi tertua berasal dari Dinasti Tang. Sedangkan Jepang memiliki museum

sumpit versi lain, Chopstick Gallery MON di Kyoto. Di tempat ini dijual berbagai

sumpit asli Kyoto dengan keunikan ukiran dan desain tradisional. Jenis sumpit

yang ditawarkan pun beragam, mulai dari yang tradisional sampai yang modern,

terbuat dari kaca sampai yang sederhana, atau bahkan satu set sumpit yang penuh

dekorasi.

Seorang seniman tua dari Jepang yang bernama Takashi Koike, mengisi

waktunya dengan mendaur ulang sumpit bekas menjadi karya seni yang bernilai.

Takashi dengan imajinasinya berhasil membuat berbagai patung fauna laut dengan

Page 62: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

52

sumpit-sumpit bekas yang sebelumnya dia tempel dan kemudian diukir. Seninya

menginspirasi para seniman untuk ikut menggunakan media seni yang bekas pakai

sehingga ikut dalam usaha go green dan melawan global warming. Berikut adalah

gambar contoh hasil karya Takashi:

Gambar 3:

Daur Ulang Sumpit menjadi Karya Seni oleh

Takashi Koike dari Jepang

Page 63: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

53

Gambar 4:

Daur Ulang Sumpit menjadi Karya Seni Mimesis Daun oleh

Takashi Koike dari Jepang

Page 64: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

54

Gambar 5:

Daur Ulang Sumpit menjadi Karya Seni Mimesis Ikan oleh

Takashi Koike dari Jepang

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

Page 65: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

55

Awalnya sumpit hanya digunakan sebagai alat untuk memasak,kemudian

beralih menjadi alat makan. Tidak hanya oleh bangsa Cina, tetapi juga di beberapa

negara lainnya pun ikut menggunakan sumpit sebagai alat makan termasuk

masyarakat Tionghoa atau etnik keturunan Cina yang ada di Medan. Dan dalam

perkembangannya, negara-negara Barat mulai mengikuti kebiasaan menggunakan

sumpit pada saat memakan masakan Cina.

Ada dua hal yang menjadi alasan mengapa hingga kini sumpit tetap

digunakan. Alasan tersebut adalah, bahwa sumpit memiliki bermacam-macam

makna yang membuatnya menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Cina.

Kemudian yang terakhir adalah, karena sumpit memiliki keunikan-keunikan yang

membuat bangsa Cina tetap menggunakannya.

Penggunaan sumpit tidak dapat terlepas dari pengaruh Konfusius

(Konghucu) yang merupakan seorang filsuf Cina yang ajaran-ajarannya sangat

berpengaruh dalam seluruh aspek kehidupan bangsa Cina selama ratusan tahun.

Salah satu bukti kuatnya pengaruh Konfusianisme (istilah untuk ajaran Konfusius)

adalah dengan melihat bahwa bangsa Cina mengikuti saran Konfusius untuk tidak

meletakkan garpu dan pisau yang di atas meja makan sebagai alat makan. Karena

menurut Konfusius, garpu dan pisau merupakan alat untuk membunuh. Sehingga

alat-alat seperti itu tidak boleh diletakkan di atas meja makan karena

melambangkan kekerasan.

6.2 Saran

Page 66: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

56

DAFTAR PUSTAKA

Endaswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Media

Pressindo.

Ihromi, T.O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor.

Fathoni, Abdurrahmat. 2005. Metodologi Penelitian dan Teknik

PenyusunanSkripsi. Garut: Rineka Cipta

Fatimah djajasudarma, Prof.Dr.Hj.T. 2006. Metode Linguistik, Ancangan Metode

Penelitian dan Kajian. Bandung: PT Refika Aditama.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Koentjaraningrat. 1991. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Universitas

Indonesia (UI-Press)

Koentjaraningrat. 1986. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: Universitas Indonesia

(UI-Press)

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas

Indonesia(UI-Press)

http://junaedi2008.Blogspot.com/2009/01/teorisemiotic.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumpit

www.jurnalmedan.co.id/index.php?option...

Page 67: ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA KUAI ZI (SUMPIT) PADA … · ii analisis fungsi dan makna kuai zi (sumpit) pada masyarakat tionghoa di medan “筷子”在印尼 棉兰华裔中的文化功能意义分析

57

dewey.petra.ac.id/dgt_res_detail.php?knokat=19583

Luca. Defenisi Seni. http://www.sifoo.com/sifoov5/articles.php?do=view&id=38

Fortune City, Seni dan Keindahan, http://members.fortunecity.com/senirupa/senirupa/id2.html

Jundana, Aizza. Tentang Sumpit (Chopsticks). http://spagiari.blogspot.com/2006/01/tentang-sumpit-chopsticks.html

http://forum.vivanews.com/aneh-dan-lucu/200635-7-etika-bersantap-dengan-sumpit-di-negara-asia.html http://kaleidoscope.cultural-china.com/en/8Kaleidoscope122.html

Wegweiser, Erik. Erik’s Chopsticks Gallery. http://www.ichizencom/chopsticks/