ANALISIS FAKTOR - FAKTOR STRES KERJA YANG...
Transcript of ANALISIS FAKTOR - FAKTOR STRES KERJA YANG...
I
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR STRES KERJA YANG
MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN
(Studi Kasus pada Karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Choyrunnisa
NIM : 1111081000100
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/ 2018 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : Choyrunnisa
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/18 Maret 1993
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bangka II Gg. 3 No. 10
No. Telepon : 0821 2244 9094
E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. MI At – Taqwa Tahun 1999 – 2005
2. MTs N1 Jakarta Tahun 2005 – 2008
3. SMK N 6 Jakarta Tahun 2008 – 2011
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011 – 2018
(Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Program
Studi Manajemen, Konsentrasi Sumber
Daya Manusia).
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Abdurahman Hamdani
Ibu : Samsiah
Alamat : Jl. Bangka II Gg. 3 Rt 009 Rw 01 No. 10
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota PMR Mts N1 Jakarta : 2005 – 2006
2. Staff Super Sedekah Daarut Tauhiid Kantor Jakarta : 2015 – 2016
3. Admin Manajemen Aset Wakaf Daarut Tauhiid : 2016 – 2018
Kantor Jakarta
vi
ABSTRACT
This research was done in Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta. The
aim of this study is to see the influence of work stress factors on employee
performance at Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta. The sample in this study
amounted to 40 employees. The analysis method used is multiple regression. Data
were analyzed using SPSS 23.0 statistical software. The significant level (alpha)
used in this study is 5%.
The result of this study showed F test that the physical environment,
individual levels, group factors and organizational factors simultaneously affect
employees performance with sig F 0,000 < alpha 0,05 and F count value of
23,285 > F tabel value of 2,64. Than the result of t test, the physical environment
partially affect the employee’s performance with value of sig t 0,023 < alpha 0,05
and t count value of 2,387 > t tabel 2,030. Individual level partially affects the
employee’s performance with value of sig t 0,000 < alpha 0,05 and t count value
of 4,377 > t tabel 2,030. Group factors partially affects the employee’s
performance with value of sig t 0,006 < alpha 0,05 and t count value of 2,927 > t
tabel 2,030. Organizational factors partially affects the employee’s performance
with value of sig t 0,013 < alpha 0,05 and t count value of 2,604 > t tabel 2,030.
So it can be concluded that the work stress factors from the physical environment,
individual level, group factors and organization factors simultaneously or
partially affect on employees performance in Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta
Keyword : Physical Environment, Individual Levels, Group Factors,
Organizational Factors and Employees Performance.
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor stres kerja
terhadap kinerja karyawan di Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 40 karyawan. Metode analisis yang digunakan
adalah Regresi Linear Berganda (Multiple Regretion). Data dianalisis dengan
menggunakan software statistik SPSS 23.0. Tingkat signifikansi (alpha) yang
digunakan pada penelitian ini adalah 5%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dalam uji F bahwa lingkungan fisik,
tingkatan individu, faktor kelompok dan faktor organisasi secara simultan
mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai sig F 0,000 < alpha 0,05 dan nilai
Fhitung sebesar 23,285 > Ftabel 2,64. Kemudian hasil uji t, lingkungan fisik secara
parsial mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai sig t 0,023 < alpha 0,05 dan
nilai thitung sebesar 2,387 > ttabel 2,030. Tingkatan individu secara parsial
mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai sig t 0,000 < alpha 0,05 dan nilai
thitung sebesar 4,377 > ttabel 2,030. Kelompok secara parsial mempengaruhi kinerja
karyawan dengan nilai sig t 0,006 < alpha 0,05 dan nilai thitung sebesar 2,927 > ttabel
2,030. Organisasi secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai sig
t 0,013 < alpha 0,05 dan nilai thitung sebesar 2,604 > ttabel 2,030. Jadi dapat
disimpulkan bahwa faktor – faktor stres kerja yang bersumber dari lingkungan
fisik, tingkatan individu, kelompok dan organisasi mempengaruhi kinerja
karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta baik secara simultan maupun
secara parsial.
Kata Kunci : Lingkungan Fisik, Tingkatan Individu, Kelompok, Organisasi,
Kinerja Karyawan.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang tiada hentinya memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Stres Kerja
Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan Yayasan
Daarut Tauhiid Kantor Jakarta)” ini untuk memenuhi syarat meraih gelar Sarjana
Ekonomi. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi inspirasi dan
suri tauladan bagi seluruh umat manusia di dunia.
Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
dukungan moril maupun maeriil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar – besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala nikmat kemudahan dan pertolongan-Nya yang tiada
henti kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua penulis, mama dan ayah tersayang, yang senantiasa selalu
mendoakan, memotivasi dan memberi dukungan secara ikhlas tanpa pamrih.
Semoga Allah selalu memberikan keberkahan dan selalu menjaga mereka.
Aamiin.
3. Kakak penulis, Achmad Syamsuri, Anggita Nur Rahmawati, Zainal Abidin,
Pipit Umiyati yang selalu mendoakan dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Keluarga besar penulis, nenek, tante da om yang senantiasa mendoakan dan
memberikan suntikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini.
ix
5. Bapak Dr. Arief Mufrainy, LC, M. Si selaku Dekan beserta staf wakil Dekan
(Wadek) 1, 2 dan 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
6. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M. Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ibu Ela Patriana, Ir, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Lili Supriyadi, S.Pd, MM selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dukungan dan kemudahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga selalu dijaga Allah SWT.
9. Seluruh dosen dan staf fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah mendidik dan membantu dalam proses penulis menuntut
ilmu. Semoga Allah memberikan keberkahan.
10. Khurniasih, sister from another mother yang telah mendoakan dan memotivasi
penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah menjaga
ukhuwah ini sampai Jannah-Nya. Aamiin.
11. Teman – teman Manajemen 2011 dan Manajemen C, khususnya mulki, tasya,
eka, fahrul, lila, ina, bowo, adi, agung, tri, dwi januar, tika, wilian, subhan,
karim, wenny, tika, umi, asri dan semua teman – teman yang tidak bisa
disebutkan satu persatu yang telah berjuang bersama – sama melewati suka
maupun duka sejak awal kuliah serta memberi warna kehidupan di kampus.
Semoga dijaga Allah SWT.
12. Seluruh karyawan Yayasan Daarut Tauhiid yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Bidadari – bidadari Cipaku, kakak Feby, kakak Iyiz, Kakak Qonita, Kakak
Deva, Teh Mega, Teh Iffah, Mega, bu Yiyi, Vivi, Teh Hening, Teh Vanda,
dan semua yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas pengertian yang luar
biasa kepada penulis, doa dan perhatian yang selalu diberikan semoga Allah
x
membalas kebaikan kalian dengan pahala yang berlipat ganda. Ana
Uhibbukum Fillah.
Skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan yang disebabkan dari
berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis, oleh karena itu penulis membuka diri
atas segala saran dan kritik yang konstruktif yang dapat menyempurnakan skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Akhir kata penulis sampaikan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada,
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 23 Mei 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
ABSTRACT.................................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 11
A. Landasan Teori .................................................................................. 11
1. Manajemen Sumber Daya Manusia .............................................. 11
2. Stres Kerja .................................................................................. 14
xii
3. Kinerja ........................................................................................ 24
4. Hubungan Antar Variabel............................................................. 33
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 35
C. Kerangka Pemikiran........................................................................... 38
D. Hipotesis ............................................................................................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 41
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 41
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................. 41
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 42
D. Metode Analisis Data .......................................................................... 44
E. Operasional Variabel Penelitian........................................................... 50
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 53
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 53
1. Fokus, Lokus dan Waktu Penelitian ............................................... 53
2. Sejarah Berdirinya Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta ........... 53
3. Visi dan Misi ................................................................................. 54
4. Struktur Organisasi ........................................................................ 55
5. Tingkat Pengembalian Kuesioner .................................................. 56
6. Deskriptif Demografi Responden ................................................... 57
7. Distribusi Jawaban Responden....................................................... 60
B. Pembahasan dan Analisis Data ............................................................ 68
1. Hasil Uji Kualitas Data .................................................................. 68
a. Uji Validitas ............................................................................ 68
xiii
b. Uji Reliabilitas ......................................................................... 73
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 74
a. Uji Normalitas Data ................................................................. 74
b. Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 77
c. Uji Multikolinieritas ................................................................ 78
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 80
a. Uji t (Uji Parsial) ..................................................................... 80
b. Uji F (Uji Simultan) ................................................................. 86
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................ 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 89
A. Kesimpulan ......................................................................................... 89
B. Implikasi ............................................................................................. 89
C. Saran ................................................................................................... 90
1. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................. 91
2. Saran Bagi Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta ....................... 91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 92
LAMPIRAN .................................................................................................. 94
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Hasil Survey Tingkat Stres Di Jakarta ......................................... 3
1.2 Fenomena Stres Kerja ................................................................ 5
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 35
3.1 Operasional Variabel Penelitian .................................................. 50
4.1 Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner ............................ 57
4.2 Deskriptif Jenis Kelamin Responden........................................... 58
4.3 Deskriptif Usia Responden ......................................................... 58
4.4 Deskriptif Pendidikan Terakhir Responden ................................. 59
4.5 Deskriptif Pengalaman Kerja Responden .................................... 59
4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Fisik ...... 60
4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkatan Individu .... 61
4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kelompok ................. 63
4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Organisasi ................. 65
4.10 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja ...................... 66
4.11 Hasil Uji Validitas Lingkungan Fisik ......................................... 69
4.12 Hasil Uji Validitas Tingkatan Individu ....................................... 69
4.13 Hasil Uji Validitas Kelompok ................................................... 70
4.14 Hasil Uji Validitas Organisasi .................................................... 71
4.15 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan ........................... 72
4.16 Hasil Uji Reliabilitas................................................................... 73
xv
4.17 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov .................................................. 76
4.18 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Metode Uji Glejser ........... 78
4.19 Hasil Uji Multikolonieritas ......................................................... 79
4.20 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ........ 81
4.21 Uji F (Simultan).......................................................................... 86
4.22 Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 88
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 41
4.1 Struktur Organisasi Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta ....... 61
4.2 Histogram (Uji Normalitas) ........................................................ 80
4.3 Normal P-P Plot (Uji Normalitas) ............................................... 80
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat Izin Penelitian ................................................................... 95
2. Kuesioner ................................................................................... 96
3. Tabulasi Jawaban Responden...................................................... 101
4. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................... 108
5. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 116
6. Hasil Uji Regresi Berganda ......................................................... 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, persaingan lembaga sosial baik itu
lembaga sosial masyarakat maupun lembaga sosial lainnya semakin
kompetitif. Hal ini dikarenakan banyaknya organisasi-organisasi baru yang
mulai didirikan. Untuk dapat bertahan dan tetap di percaya oleh
masyarakat, organisasi di tuntut untuk memiliki sumber daya yang unggul.
Terutama sumber daya manusia sebagai penggerak organisasi dalam
pencapaian tujuannya. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
yang berperan strategis dalam menentukan tercapai atau tidaknya tujuan
dari organisasi. Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam
organisasi, hal ini dikarenakan sumber daya manusia (karyawan) adalah
pengendali dan pelaksana dari jalannya sebuah organisasi. Hal ini perlu
disadari oleh organisasi bahwa aset berharga tersebut harus di jaga dan
dikelola dengan baik.
Yayasan Daarut Tauhiid yang bergerak di bidang pelayanan jasa,
menuntut para karyawan untuk memiliki kinerja yang maksimal. Hal ini
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang prima. Tuntutan yang
diberikan oleh organisasi untuk memberikan pelayanan yang prima
terkadang menciptakan stres kerja karyawan. Stres kerja merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Begitu banyaknya
pekerjaan atau tugas – tugas yang diberikan perusahaan kepada
2
karyawannya dengan menuntut karyawan harus terus bekerja
dengan batas waktu yang ditentukan, tentu akan memicu stress pada
karyawan. Stress kerja adalah faktor yang menyebabkan karyawan
tertekan, bosan, dan merasa kondisi yang tidak nyaman dalam bekerja di
perusahaan.
Sasono (2004:5) mengungkapkan bahwa stres mempunyai dampak
positif dan negatif. Dampak positif stres pada tingkat rendah sampai pada
tingkat moderat bersifat fungsional dalam arti berperan sebagai pendorong
peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan pada dampak negatif stres
tingkat yang tinggi adalah penurunan pada kinerja karyawan yang drastis.
Ada beberapa tekanan yang dipandang sebagai tekanan positif,
karyawanpun membutuhkan tekanan untuk menjadi lebih baik, namun jika
ada tekanan negatif muncul dan tekanan itu menjadi sering dan berdampak
besar serta tidak bisa diatasi, ini akan menjadi masalah.
Stres kerja merupakan aspek yang perlu diperhatikan oleh
organisasi terutama keterkaitannya dengan kinerja karyawan. Hal ini
dikarenakan pengaruh stres terhadap kinerja sangat besar dalam
menentukan keberhasilan dan berkembangnya organisasi. Organisasi harus
mencapai kinerja yang baik untuk dapat mempertahankan organisasinya.
Kinerja karyawan yang baik dapat menjadi faktor pendorong bagi
karyawan untuk bekerja dengan baik dan membantu organisasi untuk
mencapai tujuan. Sebaliknya, bila kinerja karyawan menurun berakibat
pada kerugian organisasi.
3
Di Indonesia stress telah menjadi bagian hidup dari para pekerja.
Dunia pekerjaan begitu akrab dengan tekanan yang sering kali membuat
orang merasa stres. Sejumlah faktor dalam negeri, seperti kemacetan lalu
lintas, kenaikan harga , ditambah dengan ketidak stabilan dalam bidang
ekonomi membuat tekanan semakin bertambah.
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan jasa penatu
Zipjet yang berbasil di Paris, Berlin dan London yang ditulis oleh Arimbi
Ramadhani dalam kompas.com (2017). Dari 150 kota yang disurvei,
Jakarta berada di peringkat 18 teratas kota paling stress.
Tabel 1.1
Hasil Survey Tingkat Stres Di Jakarta
NO KETERANGAN SCORE
1 Kepadatan 9,28
2 Ruang Hijau 9,58
3 Kepuasan terhadap angkutan umum 9,03
4 Kemacetan 9,15
5 Keselamatan 7,83
6 Polusi Udara 7,58
7 Polusi Kebisingan 4,26
8 Polusi Cahaya 1,18
JUMLAH 7,84
Sumber : https://kompas.com / diunduh pada 13 Februari 2018.
4
Dari hasil survey di atas dijelaskan ada beberapa kriteria yang
menjadi sumber penilaian dari survey tersebut. Kriteria pertama adalah
kepadatan rata – rata kota yang ditunjukkan dari populasi per kilometer
persegi. Untuk kriteria ini, Jakarta mendapat skor 9,28 dari maksimal nilai
10 yang berarti menunjukkan Ibu Kota Indonesia sangat padat. Kriteria
berikutnya adalah ruang hijau. Berdasarkan kriteria tersebut, Jakarta diberi
nilai 9,58 yang berarti ruang terbuka hijau sangat kurang. Skor ini
merupakan yang tertinggi dari seluruh nilai yang diberikan pada Jakarta.
Kriteria selanjutnya adalah kepuasan penduduk terhadap angkutan umum .
Pada kriteria tersebut Jakarta mendapat skor 9,03. Untuk tingkat
kemacetan, Jakarta mendapat skor 9,15. Untuk kriteria keselamatan,
Jakarta mendapat nilai 7,83. Untuk polusi yang ada di Jakarta polusi udara
mendapat nilai 7,58; polusi kebisingan mendapat nilaii 4,26; dan polusi
cahaya mendapat nilai 1,18. (kompas.com 13/02/2018).
Menurut Dr. Dewi S Soemarko yang dikutip oleh kompas.com
(2011) 15 – 30% pekerja pernah mengalami kesehatan jiwa. Faktor risiko
stress kerja dapat dipengaruhi dari lingkungan kerja (bising, tata ruang,
suhu, pencahayaan), beban kerja, peran individu dalam organisasi dan
faktor individu itu sendiri. Stress kerja bisa mengakibatkan hasil dari
pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan tidak maksimal, bahkan bisa
berantakan.
Soesmalijah Soewondo dalam Suwatno dan Donni Juni Priansa
(2013:255) menyatakan bahwa stres kerja adalah suatu kondisi di mana
5
terdapat satu atau beberapa faktor di tempat kerja yang berinteraksi dengan
pekerja sehingga mengganggu kondisi fisiologis dan perilaku. Stres kerja
akan muncul bila terdapat kesenjangan antara kemampuan individu
dengan tuntutan-tuntutan dari pekerjaannya. Stres kerja merupakan
kesenjangan antara kebutuhan individu dengan pemenuhannya dari
lingkungan.
Berdasarkan hasil pra – penelitian yang dilakukan oleh peneliti di
Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta juga diketahui data (fenomena)
yang terjadi dalam faktor – faktor stress kerja adalah :
Tabel 1.2
Fenomena Stres Kerja
Variabel Fenomena Dampak
Lingkungan Fisik Luas Ruangan yang Tidak
Nyaman
Luas ruang kerja yang
berukuran 3M x 10 M =
30M2 dihuni oleh 12 orang
dengan 10 meja kerja dan
10 bangku kerja serta lemari
dan perangkat kerja lainnya,
seperti meja printer,
dispenser, rak sepatu dan
box besar untuk menaruh
peralatan kerja. Menurut
Bryane Soemarno dalam
chooseandbuild.wordpress.c
om standar luar kerja
perkaryawan adalah 4M2 di
luar lemari file dan
perlengkapan lainnya.
Sedangkan luas ruang
karyawan di Yayasan
Daarut Tauhiid Jakarta rata
Ruang kerja yang
memiliki luas yang
terbatas,
mengakibatkan ruang
gerak dari karyawan
terbatas, sehingga
berdampak pada
produktivitas kinerja
yang menurun yang
mengakibatkan stress
kerja pada karyawan.
6
– rata 3M2 dengan lemari
file dan perlengkapan
lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa luas
ruang kerja di Yayasan
Daarut Tauhiid kurang
nyaman sehingga dapat
menimbulkan tekanan bagi
karyawan.
Individu Beban Kerja
Jam kerja karyawan dalam
seminggu adalah 8 jam
sehari dan 5 hari seminggu.
Namun beban kerja yang
ditanggung karyawan
perminggunya rata – rata 45
jam. Hal ini disebabkan
karena adanya penyesuaian
dengan kantor pusat, dimana
sebuah direktorat yang ada
di pusat disesuaikan dengan
sebuah divisi yang ada di
kantor Jakarta dengan target
yang besar dan jumlah
karyawan yang terbatas.
Sehingga terjadi
penumpukan beban tugas di
tiap individu.
Besarnya tuntutan dari
perusahaan dengan
terbatasnya
kemampuan yang
dimiliki oleh
karyawan menuntun
karyawan harus
bekerja melebihi
waktu kerjanya, hal
ini berdampak pada
stres kerja yang
dirasakan oleh
karyawan.
Kelompok Hubungan Dengan Rekan
Kerja
Seringnya terjadi mis
komunikasi antar rekan
kerja maupun antar
pimpinan dan karyawan
menimbulkan konflik kerja.
Biasanya konflik diawali
dengan salahnya persepsi
antar rekan kerja bila
komunikasi dilakukan
melalui media whatsapp,
koordinasi yang kurang juga
sering menimbulkan konflik
Seringnya terjadi
perbedaan pendapat
antar rekan kerja
maupun antar
karyawan dengan
pimpinan yang
dikarenakan
kurangnya komunikasi
dan koordinasi antar
rekan kerja atau antar
karyawan dengan
pimpinan, yang pada
akhirnya terjadi
hubungan yang
renggang antar sesama
7
kerja dalam tim. karyawan, berdampak
pada stres kerja yang
dirasakan oleh
karyawan.
Organisasi Pimpinan
Dalam waktu kurang lebih 6
bulan terjadi 2 kali
pergantian pimpinan, oleh
karena itu kebijakanpun
berubah seiring dengan
perubahan pimpinan. Pola
kerja dan kebijakan yang
diterapkan oleh pimpinan
yang lama dengan pimpinan
baru berbeda sehingga
menimbulkan tekanan
karyawan dan memicu
adanya konflik.
Adanya perubahan
kebijakan dalam
rentan waktu yang
dekat, keputusan
pimpinan yang sering
berubah, berdampak
pada stress kerja yang
dirasakan oleh
karyawan.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis akan melakukan penelitian
dengan judul “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR STRES KERJA
YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus
Pada Karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta).
B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan secara saksama seluruh uraian yang tercakup
dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah faktor stres kerja yang bersumber dari lingkungan fisik secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut
Tauhiid Kantor Jakarta ?
8
2. Apakah faktor stres kerja yang bersumber dari tingkatan individu
secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut
Tauhiid Kantor Jakarta ?
3. Apakah faktor stres kerja yang bersumber dari kelompok secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid
Kantor Jakarta ?
4. Apakah faktor stres kerja yang bersumber dari organisasi secara parsial
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid
Kantor Jakarta ?
5. Apakah faktor – faktor stres kerja secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor stres kerja
yang bersumber dari lingkungan fisik terhadap kinerja karyawan
Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor stres kerja
yang bersumber dari tingkatan individu terhadap kinerja karyawan
Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
3. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor stres kerja
yang bersumber dari kelompok terhadap kinerja karyawan Yayasan
Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
9
4. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor stres kerja
yang bersumber dari organisasi terhadap kinerja karyawan
Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
5. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor – faktor stres
kerja terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta.
D. Manfaat Penelitian
Sebagaimana dilakukannya penelitian ini, hasil yang diperoleh diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan
berhubungan dengan objek penelitian, antara lain:
1. Perusahaan
Untuk memberikan masukan kepada perusahaan yang
bersangkutan (Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta) agar dapat
lebih memperhatikan lagi sumber daya yang ada pada perusahaan
tersebut, karena sumber daya manusia yang ada pada perusahaan
merupakan suatu aset yang harus dijaga untuk keberlangsungan
perusahaan dalam mempertahankan kehidupannya serta mencapai
tujuan perusahaan.
2. Penulis
Kegunaan penelitian ini adalah untuk mendorong penulis agar lebih
memahami secara komprehensif dan lebih mendalam tentang stres
kerja dan kinerja karyawan.
10
3. Peneliti yang akan datang
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan referensi
untuk melakukan penelitian-penelitian yang akan datang.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Pengertian Manajemen Sumber
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan
dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan, pemberian
balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemisahan tenaga
kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara,
2011 : 2).
Menurut Mondy (2008 : 4) manajemen sumber daya
manusia (MSDM) adalah pemanfaataan sejumlah individu untuk
mencapai tujuan – tujuan organisasi. Adapun menurut Wilson
Bangun (2012:5) menyebutkan, manajemen sumber daya manusia
melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan
personalia, penggerakan, dan pengawasan terhadap fungsi-fungsi
operasionalnya, untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Fungsi – Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Adapun fungsi – fungsi manajemen sumber daya manusia
menurut Wilson Bangun (2012 : 7) adalah
12
1) Pengadaan Sumber Daya Manusia
Pengadaan sumber daya manusia adalah proses untuk
memperoleh karyawan dalam jumlah, kualitas, dan penempatan
sesuai kebutuhan untuk mencapai tujuan perusahaan.
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pengembangan sumber daya manusia adalah proses dalam
melakukan pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia,
termasuk perencanaan dan pengembangan karir, pengembangan
manajemen, pengembangan organisasi, dan penilaian kinerja.
3) Pemberian Kompensasi
Kompensasi merupakan imbalan yang dibayarkan kepada
karyawan atas jasa – jasa yang telah mereka sumbangkan kepada
perusahaan. Kompensasi terdiri dari kompensasi finansial, baik
yang dibayarkan secara langsung berupa gaji/upah dan insentif
serta kompensasi tidak langsung berupa keuntungan dan
kesejahteraan karyawan, maupun kompensasi non finansial.
a) Kompensasi finansial merupakan jasa – jasa yang disumbangkan
karyawan atas pekerjaannya dihargai dalam bentuk uang, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kompensasi finansial
langsung adalah penghargaan yang dibayarkan dalam bentuk gaji,
upah, insentif dan bonus. Sedangkan kompensasi finansial tidak
langsung adalah bentuk imbalan finansial yang dibayarkan secara
13
tidak langsung, seperti jaminan social, pengobatan, asuransi,
liburan, pension dan berbagai tunjangan lain.
b) Kompensasi nonfinansial merupakan penghargaan yang diberikan
bukan dalam bentuk uang, tetapi seseorang akan memperoleh
kepuasan dari pekerjaan, dan lingkungan organisasinya.
Kompensasi semacam itu dapat berupa kebijakan organisasi,
manajer yang berkualitas, rekan kerja yang menyenangkan, waktu
yang fleksibel dan pembagian kerja yang baik.
4) Pengintegrasian
Integrasi berarti mencocokkan keinginan karyawan dengan
kebutuhan organisasi. Pengintegrasian mencakup motivasi kerja,
kepuasan kerja dan kepemimpinan. Motivasi kerja merupakan
dorongan kepada karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Kepuasan kerja adalah cara karyawan untuk merasakan
pekerjaannya. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi individu dan kelompok untuk mencapai sasaran.
5) Pemeliharaan Sumber Daya Manusia
Pemeliharaan karyawan berarti mepertahankan karyawan
untuk tetap berada pada organisasi sebagai anggota yang memiliki
loyalitas dan kesetiaan yang tinggi.
14
2. Stres Kerja
a. Pengertian Stres Kerja
Stres kerja adalah perasaan tertekan yang dialami karyawan
dalam menghadapi pekerjaan. Stres kerja ini tampak dari Simptom,
antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka
menyendiri, sulit tidur, merokok yang berlebihan, tidak bisa rileks,
cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat, dan mengalami
gangguan pencernaan (Mangkunegara, 2011 : 157).
Menurut Ivancevich dan Matterson dalam Suwatno dan
Donni Juni Priansa (2013:255) menyatakan bahwa : Stres
merupakan Respon adaptif, ditengah oleh perbedaan individu yang
merupakan suatu konsekuensi dari tindakan, situasi atau kejadian
eksternal (lingkungan) yang menempatkan tuntutan fisik dan
psikologis yang berlebihan terhadap seseorang. Secara singkat,
dapat dikatakan bahwa stres kerja dapat timbul jika tuntutan
pekerjaan tidak seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi
tuntutannya tersebut sehingga menimbulkan stres kerja dengan
berbagai taraf, antara lain : a) Taraf sedang. Stres berperan sebagai
motivator yang memberikan dampak yang positif pada tingkah
laku termasuk tingkah laku kerja ; b) Taraf tinggi. Terjadi
berulang-ulang dan berlangsung lama sehingga individu merasakan
ancaman, mengalami gangguan fisik, psikis dan perilaku kerja.
15
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa stress kerja adalah tekanan baik berupa fisik maupun secara
psikologis yang dihadapi oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan pekerjaannya.
b. Faktor Stres Kerja
Kondisi – kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut
stressor. Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stres
dimana tergantung pada reaksi pekerja. Ivancevich dan Matterson
dalam Suwatno dan Donni Juni Priansa (2013:255) membagi
sumber stres dalam lingkungan kerja sebagai berikut :
1) Stres yang bersumber dari lingkungan fisik (phsical environment
stressor)
Sumber stres ini mengacu pada kondisi fisik dalam
lingkungan dimana pekerja harus beradaptasi untuk memelihara
keseimbangan dirinya. Stres yang bersumber dari lingkungan fisik
disini, di antaranya adalah : kondisi penerangan di tempat kerja,
tingkat kebisingan, keluasan wilayah kerja.
2) Stres yang bersumber dari tingkatan individu (individual level
stressor)
Yang dimaksud dengan sumber ini adalah stres yang
berkaitan dengan peran yang dimainkan dan tugas-tugas yang
harus diselesaikan sehubungan dengan posisi seseorang di
16
lingkungan kerjanya. Yang termasuk ke dalam sumber stres ini
adalah
a) Konflik peran (role conflict)
Kombinasi dari harapan dan tuntutan yang diberikan pada
para pegawai atau anggota lain dalam organisasi yang
menimbulkan tekanan disebut tekanan peran, maka timbulah
konflik. Konflik peran ini dapat bersifat objektif dan subjektif.
Disebut objektif jika seseorang menghadapi dua atau lebih tuntutan
yang bertentangan. Disebut subjektif jika seseorang menghadapi
ketidaksesuaian antara keinginan pribadi dengan tujuan serta nilai
dirinya dengan tuntutan perannya.
Konflik peran muncul ketika seseorang menerima pesan
yang tidak berkenaan dengan perilaku peran yang sesuai. Berbagai
konflik peran melibatkan konflik tuntutan pekerjaan dan tuntutan
untuk menyesuaikan diri dengan orang lain.
b) Peran yang rancu/tidak jelas (role ambiguity)
Ketidakjelasan seseorang mengenai peran yang harus
dilaksanakannya, baik yang berkaitan dengan tugas yang harus ia
lakukan maupun dengan tanggung jawab sehubungan dengan
posisinya. Hal ini juga terjadi pada saat individu mengalami
ketidakpastian mengenai tindakan apa untuk diambil dalam rangka
memenuhi suatu pekerjaan.
17
c) Beban kerja yang berlebihan (work overload)
Beban kerja ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif.
Disebut kuantitatif jika seseorang menghayati terlalu banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan, atau karena keterbatasan waktu
untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan. Disebut kualitatif
jika seseorang menghayati kurangnya kemampuan dirinya untuk
menyelesaikan pekerjaannya atau pekerjaan yang ia hadapi
menuntut keahlian melebihi kemampuannya.
d) Tanggung jawab terhadap orang lain (responsibility for people)
Dalam banyak kasus, tanggung jawab terhadap orang lain
lebih potensial sebagai sumber stress. Karena tanggung jawab ini
akan berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dapat
memberikan kepuasan bagi berbagai pihak. Lebih jauh lagi,
tanggung jawab ini dapat mengakibatkan berlebihnya beban kerja,
konflik peran atau kerancuan peran.
e) Kesempatan untuk mengembangkan karier (career development)
Yang dimaksud dengan sumber stres ini adalah aspek –
aspek sebagai hasil dari interaksi antara individu dengan
lingkungan organisasi yang mempengaruhi persepsi seseorang
terhadap kualitas dari pengembangan kariernya. Stres ini dapat
terjadi jika pekerja merasakan kehilangan akan rasa aman terhadap
pekerjaannya. Promosi yang dirasakan tidak sesuai yang secara
umum disebabkan karena adanya ketidaksesuaian antara karier
18
yang diharapkan dengan apa yang diperoleh selama ini atau juga
tidak ada kejelasan pengembangan karier.
3) Stres yang bersumber dari kelompok dan Organisasi
a) Stres yang bersumber dari kelompok
Stres disini bersumber dari hasil interaksi individu –
individu dalam suatu kelompok yang disebabkan perbedaan –
perbedaan di antara mereka, baik perbedaan sosial maupun
psikologis. Stres yang bersumber dari kelompok, antara lain :
Hilangnya kekompakan kelompok (lack of cohesiveness).
Hilangnya kekompakan ini dapat mengakibatkan rendahnya
moril kerja, tampilan kerja yang buruk serta perubahan fisik seperti
tekanan darah yang meningkat.
Tidak adanya dukungan yang memadai (group support)
Yaitu dukungan dari sesama anggota kelompok, misalnya
dalam membagi masalah. Setiap orang membutuhkan orang lain
untuk mengevaluasi reaksi emosional mereka, demikian pula pada
orang lain pada keadaan yang sama, akan memberikan informasi
tentang respon yang sesuai. Dukungan kelompok dapat dipandang
sebagai sumber yang dapat membantu seseorang dalam
menghadapi stres.
Konflik intra dan inter kelompok.
Yang dimaksud konflik disini adalah adanya tindakan –
tindakan yang bertentangan antara dua orang atau lebih. Konflik
19
dan stres terjadi jika antara individu atau satu hal terjadi
pertentangan. Konflik yang timbul dalam hal ini dapat dibagi
menjadi :
Intagroup conflict jika terdapat ketidaksesuaian antara
anggota kelompok tentang bagaimana pemecahan suatu
masalah. Konflik ini dapat disebabkan oleh adanya
persepsi, pengalaman, nilai atau sumber informasi yang
berbeda di antara mereka. Interaction conflict timbul jika
terdapat pertentangan di antara anggota kelompok.
Intergroup conflict terjadi karena kurang adanya koordinasi
yang baik di antara beberapa kelompok, padahal kelompok
– kelompok tersebut didalam melaksanakan tugasnya
bergantung dan berkomunikasi satu dengan yang lainnya.
b) Stres yang bersumber dari organisasi
Stres disini timbul dari keinginan – keinginan organisasi atau
lembaga sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi atau
lembaga tersebut. Macam – macam stres yang bersumber dari
organisasi, antara lain :
Iklim organisasi. Suatu organisasi tidak hanya memiliki perbedaan
dalam struktur fisik namun juga dalam sikap dan tingkah laku
pekerjanya. Interaksi di antara individu, struktur kebijaksanaan dan
tujuan organisasi secara umum disebut iklim organisasi. Iklim dapat
mempengaruhi tingkah laku di antara individu – individu atau di
20
antara kelompok dan juga interaksi di antara mereka. Kepuasan dan
ketidakpuasan kerja dapat muncul berkaitan dengan penelitian iklim
organisasi yang dirasakan pekerjanya.
Struktur organisasi. Stres yang timbul oleh bentuk struktur
organisasi yang berlaku di lembaga yang bersangkutan, apabila
struktur organisasi kurang jelas dan dalam jangka waktu lama tidak
ada perubahan atau pembaharuan, maka hal tersebut dapat menjadi
sumber stres. Posisi individu dalam suatu struktur organisasi juga
dapat menggambarkan bagaimana stres yang dialami.
Teritorial Organisasi. Berkaitan dengan bagian – bagian organisasi
yang dirasakan akrab, dan sebagai wilayah yang asing. Sehubungan
dengan teritori organisasi ini maka dapat dikatakan bahwa
perubahan pada pola keakraban dapat menjadi pemicu bagi
timbulnya stres pada seseorang.
Teknologi. Yang dimaksud dengan teknologi disini adalah cara –
cara organisasi mengubah sumber-sumber input menjadi hasil atau
output yang diinginkan. Sumber daya yang digunakan dapat melalui
individu yaitu kemampuan atau pengetahuan teknis yang dimiliki
maupun melalui peralatan yang tersedia, dimana nantinya akan
menghasilkan output yang diinginkan oleh lembaga. Jika peralatan
yang diperlukan tersebut kurang menunjang pekerjaan, maka hal
tersebut bisa menimbulkan stres.
21
Pengaruh pimpinan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas pekerjaan, iklim dan kelompok adalah bagaimana
pemimpinnya. Sering kali mereka mempunyai pengaruh yang lebih
kuat dibandingkan dengan aspek-aspek lain dalam pekerjaan.
Pengaruh ini salah satunya bersumber dari tingkat kewenangan dan
kekuasaan. Berkaitan dengan kekuasaan yang dimilikinya, entah itu
dalam memberikan reward atau punishment yang dilakukan
pimpinan kepada bawahannya. Pengaruh pimpinan dapat dipandang
sebagai sumber stres, tergantung bagaimana individu dan situasi
saat itu.
c. Dampak Stres Kerja
Akibat dari stres banyak dan bermacam – macam. Ada
sebagian yang positif seperti meningkatkan motivasi, terangsang untuk
bekerja lebih giat lagi, atau mendapat inspirasi untuk hidup lebih baik
lagi. Tetapi banyak diantaranya yang merusak dan berbahaya. T.cox
dalam Suwatno dan Donni Juni Priansa (2013:260) telah efek dari
stress, yang mungkin muncul, yaitu :
1) Dampak Subjektif (subjective effect)
Kekhawatiran/kegelisahan, kelesuan, kebosanan, depresi, keletihan,
frustasi, kehilangan kesabaran, perasaan terkucil dan merasa
kesepian.
22
2) Dampak Perilaku (behavioral effect)
Akibat stres yang berdampak pada perilaku pekerja dalam bekerja
diantaranya peledakan emosi dan perilaku impulsive.
3) Dampak Kognitif (Cognitive effect)
Ketidakmampuan mengambil keputusan yang sehat, daya
konsentrasi menurun, kurang perhatian/rentang perhatian pendek,
sangat peka terhadap kritik/kecaman dan hambatan mental.
4) Dampak Fisiologis (physiological effect)
Kecanduan glukosa darah meninggi, denyut jantung dan tekanan
darah meningkat, mulut kering, berkeringat, bola mata melebar dan
tubuh panas dingin.
5) Dampak Kesehatan (Health effect)
Sakit kepala dan migraine, mimpi buruk, sulit tidur, gangguan
psikosomatis.
6) Dampak Organisasi (organizational effect)
Produktivitas menurun/rendah, terasing dari mitra kerja,
ketidakpuasan kerja, menurunnya keikatan kerja dan loyalitas
terhadap instansi.
d. Pendekatan Dalam Mengelola Stres
Menurut Suwatno dan Donni Juni Priansa (2013:261) ada 4 cara dalam
mengelola stres, diantaranya :
23
1) Koseling, pembahasan masalah dengan seseorang yang mempunyai
masalah emosional dengan maksud untuk membantu agar dapat
mengatasi masalahnya secara lebih baik.
2) Meditasi, pemusatan pikiran untuk dapat menenangkan fisik dan
emosi.
3) Bio Feedback, yaitu bimbingan medis atau berlatih mengendalikan
proses internal seperti denyut jantung, konsumsi oksigen, dan aliran
asam lambung.
4) Personal wellness, pendekatan preventif dengan perubahan gaya
hidup dengan rekomendasi dokter spesialis seperti pengaturan
pernafasan, pelemasan otot – otot dan pengaturan menu.
Selain 4 cara tersebut, terdapat beberapa cara lain (kiat islami) yang
bisa dilakukan untuk mengatasi masalah stres, yaitu :
1) Kita coba untuk mengubah persepsi (mengubah posisi psikologis
agar kita mampu mengatasi stress dengan cara islami). Salah
satunya dengan sabar, seperti dalam Surat Al-Baqarah ayat 155,
“Bahwa kami (Allah) akan memberikan cobaan kepada kita, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah –
buahan, agar kita sabar dalam menghadapinya.
2) Mempertinggi motivasi ibadah, baik secara kuantitas maupun
kualitas. Segala ucapan dan gerak kita adalah dzikir, berusaha terus
mendekatkan diri pada Sang Khalik.
24
3) Tidak perlu mendramatisir keadaan, jangan emosional dalam
menafsirkan peristiwa yang menimpa. Coba meredamnya dengan
instropeksi.
4) Mulailah dengan berpikir positif (husnudzon).
5) Jangan pernah menyesal dengan kejadian yang telah terjadi, karena
sejelek apapun peristiwa yang menimpa kita pastilah ada
hikmahnya.
3. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
Performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2011 : 67)
Menurut Wilson Bangun (2012 : 231) kinerja
(performance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai seseorang
berdasarkan persyaratan – persyaratan pekerjaan (job requirement).
Sedangkan menurut Nawawi (2004) dalam Suparno Eko Widodo
(2015 : 131) menyatakan kinerja adalah hasil pelaksanaan suatu
pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non
material. Menurut Simanjuntak (2005) dalam Suparno Eko Widodo
(2015 : 131) kinerja adalah tingkatan pencapaian hasil atas
25
pelaksanaan tugas tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja
individu sebagai tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari
sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan
dalam kurun waktu tertentu.
Wirawan (2009) menyatakan bahwa kinerja merupakan
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Suatu pekerjaan atau profesi mempunyai sejumlah fungsi atau
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur hasil pekerjaan
tersebut. Misalnya indikator pekerjaan seorang manajer adalah
merencanakan pekerjaan, mengorganisasi pekerjaan, memimpin
pelaksanaan pekerjaan dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan.
Wirawan menambahkan bahwa kinerja karyawan merupakan hasil
sinergi dari sejumlah faktor-faktor yang terdiri dari faktor
lingkungan organisasi, faktor lingkungan eksternal dan faktor
internal pegawai atau karyawan.
Dari beberapa pengertian mengenai kinerja diatas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang telah
dicapai karyawan baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan oleh perusahaan dimana ia bekerja.
Kinerja karyawan sangat menentukan keberhasilan suatu
instansi perusahaan dalam mencapai tujuannya, karena kinerja
26
karyawan sangat mempengaruhi kinerja perusahaan secara umum.
Apabila kinerja para karyawannya tinggi, kinerja perusahaan
secara umum pun akan meningkat begitu juga sebaliknya jika
kinerja para karyawannya rendah, kinerja perusahaan secara umum
pun akan menurun. Untuk itu setiap perusahaan harus
mengoptimalkan kinerja para karyawan dalam rangka mencapai
tujuan perusahaan tersebut. Karena tanpa adanya karyawan yang
kompetitif, mustahil suatu perusahaan dapat mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Simanjuntak (2005) dalam Suparno Eko Widodo (2015 :
133) kinerja dipengaruhi oleh :
1) Kualitas dan kemampuan pegawai. Yaitu hal – hal yang
berhubungan dengan pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi
kerja, sikap mental dan kondisi fisik pegawai.
2) Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan
lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana
produksi, teknologi) dan hal – hal yang berhubungan dengan
kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan kerja)
3) Supra sarana, yaitu hal – hal yang berhubungan dengan
kebijaksanaan pemerintah dan hubungan industrial manajemen.
Menurut Sedarmayanti (2007) dalam Suparno Eko Widodo
(2015 : 133), faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja antara
27
lain : 1) Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja dan etika
kerja), 2) Pendidikan, 3) Keterampilan, 4) Manajemen
Kepemimpinan, 5) Tingkat penghasilan, 6) Gaji dan kesehatan, 7)
Jaminan sosial, 8) Iklim kerja, 9) Sarana dan prasarana, 10)
Teknologi san 11) Kesempatan berprestasi.
Menurut Mathis dan Jackson (2002) dalam Suparno Eko
Widodo (2015 : 133) dalam pembahasan mengenai permasalahan
kinerja karyawan maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor
yang menyertai diantaranya :
1) Faktor kemampuan (ability)
Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan
skill) artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata – rata (110 -
120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan
terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari – hari, maka akan
lebih mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu
pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya.
2) Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk sikap (attitude) seorang pegawai dalam
menghadapi situasi (situation) kerja. Mptivasi merupakan kondisi
yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai
tujuan kerja.
28
c. Dimensi Kinerja
Menurut Wibowo (2007), terdapat tujuh dimensi kinerja,
dua di antaranya mempunyai peran sangat penting, yaitu tujuan
dan motif. Kinerja ditentukan oleh tujuan organisasi yang hendak
dicapai dan untuk melakukannya diperlukan adanya motif. Tanpa
dorongan motif untuk mencapai tujuan, kinerja tidak akan
berjalan. Namun, kinerja memerlukan adanya dukungan sarana,
kompetensi, peluang, standar dan umpan balik. Berikut ini adalah
penjelasan mengenai tujuh dimensi kinerja tersebut (Wibowo,
2007):
1) Tujuan (Goal)
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif
dicari oleh seorang individu atau organisasi untuk dicapai.
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa tujuan bukanlah
persyaratan, juga bukan merupakan sebuah keinginan. Tujuan
merupakan suatu keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai oleh
organisasi di masa yang akan datang. Dengan demikian tujuan
menunjukkan arah kemana kinerja harus dilakukan.
2) Standar (Standart)
Standar merupakan suatu ukuran apakah tujuan yang
diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak akan dapat
diketahui kapan suatu tujuan tercapai. Standar menjawab
pertanyaan tentang kapan sukses atau gagal. Kinerja seseorang
29
dikatakan berhasil apabila mampu mencapai standar yang
ditentukan atau disepakati bersama antara atasan dan bawahan.
3) Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik merupakan masukan yang dipergunakan
untuk mengukur kemajuan kinerja, standar kerja dan pencapaian
tujuan. Umpan balik dilakukan sebagai evaluasi terhadap kinerja
dan sebagai hasilnya dapat dilakukan perbaikan kinerja.
4) Alat atau Sarana (Mean)
Alat atau sarana merupakan sumberdaya yang dapat
dipergunakan untuk membantu menyelesaikan tujuan dengan
sukses. Alat dan sarana akan berguna sebagai pendukung
kelancaran pencapaian tujuan. Tanpa alat dan sarana, tugas
pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak dapat
diselesaikan sebagaimana seharusnya.
5) Kompetensi (Competence)
Kompetensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya
dengan baik. Orang harus melakukan lebih dari sekedar belajar
tentang sesuatu, orang harus dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik. Kompetensi memungkinkan seseorang mewujudkan
tugas yang berkaitan dengan pekerjaan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
30
6) Motif (Motive)
Motif merupakan alasan atau pendorong bagi seseorang
untuk melakukan sesuatu. Manajer memfasilitasi motivasi kepada
karyawan dengan insentif berupa uang, memberikan pengakuan,
menetapkan tujuan menantang, menetapkan standar terjangkau,
meminta umpan balik, memberikan kebebasan melakukan
pekerjaan termasuk waktu melakukan pekerjaan, menyediakan
sumber daya yang diperlukan dan menghapuskan tindakan yang
mengakibatkan disintensif.
7) Peluang (Opportunity)
Pekerja perlu mendapatkan kesempatan untuk
menunjukkan prestasi kerjanya. Terdapat dua faktor yang
menyumbangkan pada adanya kekurangan kesempatan untuk
berprestasi yaitu ketersediaan waktu dan kemampuan untuk
memenuhi syarat. Tugas mendapatkan prioritas lebih tinggi,
mendapat perhatian lebih banyak, dan mengambil waktu yang
tersedia. Jika pekerja dihindari karena supervisor tidak percaya
terhadap kualitas atau kepuasan konsumen, mereka secara efektif
akan dihambat dari kemampuan memenuhi syarat untuk
berprestasi.
Menurut Wirawan (2012), dimensi kinerja dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu hasil kerja, perilaku kerja,
dan sifat pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan.
31
1) Hasil kerja
Hasil kerja adalah keluaran kerja dalam bentuk barang dan jasa
yang dapat dihitung dan diukur kuantitas dan kualitasnya.
2) Perilaku kerja
Ketika berada di tempat kerjanya, seorang karyawan mempunyai
dua perilaku yaitu perilaku pribadi dan perilaku kerja.
3) Sifat pribadi yang ada hubungannya dengan pekerjaan
Yaitu sifat pribadi karyawan yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaannya.
d. Pengukuran Kinerja
Menurut Sedarmayanti (2007) dalam Suparno Eko Widodo
(2015 : 134), instrumen pengukuran kinerja merupakan alat yang
dipakai dalam mengukur kinerja individu seorang pegawai yang
meliputi :
1) Prestasi Kerja, hasil kerja pegawai dalam menjalankan tugas, baik
secara kualitas maupun kuantitas kerja.
2) Keahlian, tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh pegawai
dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian
ini bisa dalam bentuk kerjasama, komunikasi, insentif dan lain –
lain.
3) Perilaku, sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat pada
dirinnya dan dibawa dalam melaksanakan tugas – tugasnya.
32
Pengertian perilaku disini juga mencakup kejujuran, tanggung
jawab dan disiplin.
4) Kepemimpinan, merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni
dalam memberikan pengaruh kepada orang lain untuk
mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat dan cepat, termasuk
pengambilan keputusan dan penentuan prioritas.
Ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam menilai
prestasi kerja, menurut As’ad (2003) dalam Suparno Eko Widodo
(2015 : 132), yaitu :
1) Subjectitive Procedure
Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan –
pertimbangan terhadap kecakapan kerja yang dilakukan oleh
superior (atasan), sub ordinates (bawahannya), peers (kelompok
kerja), rekan – rekan sekerja, outside obsever (para obsever dari
luar) dan self (diri sendiri). Prosedur ini sangat bergantung pada
opini manusia, maka prosedur memiliki kesalahan – kesalahan
disebabkan oleh manusia (human error), yaitu :
a) Tipe Liniency, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai
yang tinggi kepada bawahannya.
b) Tipe Strictness, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai
yang rendah kepada bawahannya.
c) Tipe Central Tendency, terjadi apabila orang yang dinilai enggan
memberikan nilai yang tinggi kepada bawahannya.
33
d) Halo Effect Error, kesalahan kesan umum dari si penilai karena
pengaruh pengalamannya sebelumnya.
e) Personal Bias, adalah bentuk kesalahan karena adanya prasangka –
prasangka baik ke arah positif maupun ke arah negatif.
2) Direct Measures
Metode ini tidak seperti metode terdahulu dimana evaluator
diminta pertimbangannya terhadap perilaku kerja pegawai
bawahannya.
Ada dua (2) tipe evaluasi ini, yaitu
a) Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit – unit yang
diproduksi dan kualitas produk.
b) Berhubungan dengan personal information (informasi individu),
yaitu meliputi absensi, ketepatan datang, keluhan – keluhan dari
pegawai, waktu yang dipergunakan untuk mempelajari pekerjaan
dan sebagainya.
3) Profiency Testing
Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecakapan
pegawai. Dalam hal ini pegawai yang diuji diminta untuk
memerankan pekerjaan seperti keadaan yang sesungguhnya.
4. Hubungan Antar Variabel
a. Lingkungan Fisik terhadap Kinerja Karyawan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ida Bagus
Komang, Surya Dharma Putra dan Agoes Ganesha Rahyuda
34
(2015) menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
b. Tingkatan Individu Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tisyantari Dwi
Dityar Saputri (2016) menyatakan bahwa tingkatan individu
berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja karyawan.
c. Kelompok Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mega Biru,
Hamidah Nayati Utami dan Yuniadi Mayowan (2016) menyatakan
bahwa faktor kelompok berpengaruh signifikan terhadap kinerja.
Jika faktor kelompok menurun, maka kinerja karyawan juga akan
menurun.
d. Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Bimantoro (2012)
menyatakan bahwa faktor organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
35
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO
JUDUL
PENELIT
IAN
VARIABEL
VARIABEL
LAIN
SAMPLE
DAN
METOD
E
ANALISI
S
HASIL
PENELITI
AN
SK K
1. Analisis
Faktor –
Faktor
Stres Kerja
yang
Mempenga
ruhi
Kinerja
Karyawan
(Studi Pada
Karyawan
Tetap PG.
Kebon
Agung
Kabupaten
(Mega
Biru,
Hamidah
Nayati
Utami dan
Yuniadi
√ √ - 75
Karyawan
Tetap
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Kinerja (Y)
dapat
dipengaruhi
secara
signifikan
oleh faktor
ekstraorganis
asi(X1),
faktor
organisasi
(X2), faktor
kelompok
(X3) dan
faktor
individu
(X4)
2. Pengaruh
Faktor
Stres Kerja
Terhadap
Kinerja
Karyawan
(Studi Pada
Karyawan
Plasa
Telkom
√ √ - Metode
penetuan
sample
memakai
propotion
al
stratified
random
sampling
dengan
67
Hasil dari
penelitian ini
adalah faktor
– faktor
stress kerja
yang terdiri
dari
ambiguitas
peran,
konflik
peran,
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
NO
JUDUL
PENELIT
IAN
VARIABEL
VARIABEL
LAIN
SAMPLE
DAN
METOD
E
ANALISI
S
HASIL
PENELITI
AN
SK K
Group
Malang).
(Tia
Afrianty
Purnamasa
ri,
Hamidah
Nayati
Utami,
Mohamam
mad Iqbal)
Karyawan
menjadi
sampling
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
peran
berlebih dan
tuntutan
antar pribadi
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
kinerja, baik
secara
simultan
Maupun
secara parsial
3. Pengaruh
Stres Kerja
Terhadap
Kinerja
Karyawan
Di PT
Tonga Tiur
Putra
√ √ - Sampel
berjumlah
40 staf
karyawan
PT Tonga
Tiur Putra
Analisis
Regresi
Linear
Berganda
Hasil dari
penelitian ini
adalah
hubungan
stress kerja
yang terdiri
dari 3 faktor
yaitu Faktor
Individu,
Faktor
Organisasi
dan Faktor
lingkungan
memiliki
hubungan
yang
signifikan
terhadap
kinerja
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
NO
JUDUL
PENELIT
IAN
VARIABEL
VARIABEL
LAIN
SAMPLE
DAN
METOD
E
ANALISI
S
HASIL
PENELITI
AN
SK K
karyawan
baik secara
parsial
maupun
secara
simultan
4. Pengaruh
Stres Kerja
dan Beban
Kerja
Terhadap
Kinerja
Karyawan
PDAM
Surabaya
√ √ Beban Kerja Jumlah
sample
sebanyak
89
karyawan.
Analisis
regresi
Linear
Berganda
Hasil dari
penelitian ini
adalah
variabel –
variabel
Stres Kerja
Dan Beban
Kerja
Berpengaruh
Signifikan
terhadap
kinerja baik
secara
simultan
maupun
secara
parsial.
C. Kerangka Pemikiran
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2009 : 60) menjelaskan
bahwa kerangka berpikir adalah model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang
penting, maka dari itu kerangka berpikir merupakan sebuah pemahaman yang
melandai pemahaman - pemahaman lainnya, sebuah pemahaman yang paling
38
H4
H5
mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses
dari keseluruhan penelitian yang akan dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara
variable intependen, yaitu faktor lingkungan kerja (X1), Faktor Tingkat
Individu (X2), Faktor Kelompok (X3) dan faktor Organisasi (X4) terhadap
variable dependen yaitu kinerja karyawan (Y). Kerangka pemikiran penelitian
ini diajukan dalam gambar 2.1 berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Lingkungan Fisik (X1)
Tingkatan Individu (X2)
Faktor Kelompok (X3)
Faktor Organisasi (X4)
Kinerja Karyawan (Y)
H1
H2
H3
39
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dijabarkan, maka dapat dirumuskan
suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara di dalam penelitian ini, yaitu:
1. H01 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Faktor
Lingkungan Fisik terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta.
Ha1 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Faktor Lingkungan Fisik
terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
2. H02 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variable Faktor Tingkatan
Individu terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
Ha2 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Faktor Tingkatan
Individu terhadap terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta.
3. H03 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Faktor
Kelompok terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
Ha3 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Faktor kelompok
terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
4. H04 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Faktor
Organisasi terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
Ha4 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Faktor Organisasi
terhadap Kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
40
5. H05 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor
lingkungan fisik, faktor tingkatan individu, faktor kelompok dan faktor organisasi
secara simultan terhadap kineja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta.
Ha5 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel faktor lingkungan fisik,
faktor tingkatan individu, faktor kelompok dan faktor organisasi secara simultan
terhadap kineja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor
stres kerja terhadap kinerja karyawan. Objek penelitian ini dilaksanakan pada
Yayasan Daarut Tauhid Kantor Jakarta yang beralamat di Jalan Cipaku I No.
18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif, yaitu metode yang digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012 : 13).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan
objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012 : 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
karyawan Yayasan Daaarut Tauhid Kantor Jakarta berjumlah 40
karyawan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 116). Teknik pengambilan sampel
42
yang digunakan ialah sampel jenuh atau sensus,yaitu dengan menjadikan
semua karyawan di Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta sebagai sampel
karena jumlah karyawan yang tidak banyak, yaitu hanya 40 orang. Alasan
peneliti menggunakan teknik ini didasarkan pada pendapat Sugiyono (2012
: 123) yang menyatakan apabila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari
30 orang, atau penelitian ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
sangat kecil.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data).
1. Data Primer (primary data)
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber aslinya. Data primer ini dikumpulkan melalui kuesioner dan
wawancara.
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan instrumen penelitian yang berisi
sejumlah pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan variabel yang
telah ditentukan, dan dibagikan langsung kepada koresponden, yaitu
karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta. Kuesioner diukur
menggunakan skala linkert
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
43
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2012 : 194). Dalam
penelitian ini peneliti melakukan wawancara langsung dengan Kepala
HRD dan beberapa karyawan dari Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta.
2. Data Sekunder (secondary data)
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung,
baik berupa keterangan maupun literatur yang berhubungan dengan
penelitian yang bersifat melengkapi atau mendukung data primer. Sumber
data sekunder yang mendukung penelitian ini, yaitu :
a. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui dan
mendalami variabel – variabel yang diteliti dari sumber kepustakaan
(buku- buku, jurnal, dan hasil penelitian lainnya) untuk menunjang data
dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip data yang
diperoleh dari lembaga instansi terkait, yaitu Yayasan Daarut Tauhiid
Kantor Jakarta, yang terdiri dari profil perusahaan, struktur dan lain
sebagainya.
44
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adala uji kualitas
data, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda.
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, peneliti
menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013 : 52). Uji validitas ini dapat
menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung
korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan.
Apabila nilai signifikan yang didapat memiliki nilai kurang dari alpha
0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid. Serta dalam penentuan
layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, ialah sebagai berikut :
1) Jika r hitung > r table maka pertanyaan dianggap valid
2) Jika r hitung < r table maka pertanyaan dianggap tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
45
2013 : 47). Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Metode pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas
menggunakan batasan 0,6, yakni dimana reliabilitas yang kurang dari
0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8
adalah baik (Priyanto, 2008:26). Jadi suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel apabila memenuhi kriteria : Cronbach Alpha > 0,60.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolineartias.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan
untuk mendeteksi kenormalan adalah jika data menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah diagonal atau grafik histogramnya
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal
dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram
tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:154-156).
46
b. Uji Heteroskedestisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedestisitas dan jika berbeda disebut heteroskedestisitas
(Ghozali, 2013:139).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, namun pada penelitian ini peneliti melakukan uji
Glejser. Uji heteroskedastisutas dengan menggunakan uji metode
glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap
nilai mutlak untuk residualnya. Jika terdapat pengaruh variabel bebas
yang signifikan terhadap nilai mutlak residualnya maka dalam model
tersebut terdapat masalah heterokedastisitas (Suliyanto, 2011 : 98).
Gejala heteroskedastisitas juga ditunjukan apabila hasil dari uji glejser
kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data mengalami heterokedastisitas dan sebaliknya (Ghozali, 2013 :138)
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
47
variabel independen yang nilai korelasi antara sesama variabel
independen sama dengan nol. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff
yang umum dipanggil untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10
(Ghozali, 2013 : 103)
3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain, maka peneliti menggunakan analisis regresi.
Analisis regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel
dengan variabel lain. Regresi linear berganda adalah regresi yang di
dalamnya terdapat satu variabel dependen (Y) dan lebih dari satu variabel
independen (X). Variabel dependen adalah variabel terikat yang
dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Kinerja sedangkan variabel independennya
adalah faktor lingkungan fisik (X1), faktor tingkatan individu (X2), faktor
kelompok (X3), faktor organisasi (X4).
Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda
dengan menggunakan program SPSS yang dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Y = + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4+ e
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
48
= Konstanta
X1 = Faktor Lingkungan Fisik
X2 = Faktor Tingkatan Individu
X3 = Faktor Kelompok
X4 = Faktor Organisasi
β1, β2, β3, β4 = Koefisien variabel Independen
e = Error
Untuk mengetahui hasil uji hipotesis, dilakukan melalui tiga
pengujian, yaitu uji statistic t, uji statsistik F dan uji determinasi.
a. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2013:98). Untuk menguji
statistik t dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Apabila
nilai thitung > ttabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat, atau bisa juga dengan siginifikansi di
bawah 0,05 yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen
b. Uji Statistik F
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
antara variabel-variabel independen, yaitu faktor – faktor stres kerja
yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama (simultan)
49
terhadap variabel dependen yaitu kinerja. Tingkat signifikansi harus
lebih kecil atau kurang dari 0,05.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisen determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisen determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013:95).
E. Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel memberikan batasan dan penjelasan
mengenai ukuran variabel yang digunakan dalam penelitian. Metode
pengukuran sikap yang digunakan dengan skala Likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument
yang akan berupa pertanyaan dan pernyataan (Sugiyono, 2012 : 132).
Skor yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Ragu-Ragu (RR)
4 = Setuju (S)
50
5 = Sangat Setuju (SS)
Adapun konsep operasional variabel penelitian ini dapat dilihat
dalam table 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Lingkungan
Fisik
(Ivancevich dan
Matterson,
2013)
1. Kondisi
Penerangan
Pencahayaan/
penerangan yang tidak
memadai
Ordinal
2. Tingkat
Kebisingan
adanya suara bising
yang mengganggu
pekerjaan
Ordinal
3. Luas Wilayah
Kerja
Luas ruang kerja yang
tidak nyaman
Ordinal
Tingkatan
Individu
(Ivancevich dan
Matterson,
2013)
1. Konflik Peran Menyelesaikan
beberapa pekerjaan
dalam waktu yang
bersamaan.
Ordinal
2. Peran yang
tidak jelas
Mengerjakan pekerjaan
yang tidak ada
hubungannya dengan
tugas utama.
Ordinal
3. Beban kerja a. Tugas Kerja yang
berlebihan
b. Waktu untuk
menyelesaikan
pekerjaan yang
terbatas
c. Kemampuan diri
yang terbatas
Ordinal
51
Variabel Dimensi Indikator Skala
d. Pekerjaan yang
dilakukan melebihi
kemampuan yang
dimiliki
4. Tanggung
jawab
terhadap orang
lain
Tanggung jawab atas
pekerjaan yang
dilakukan oleh orang
lain
Ordinal
5. Kesempatan
untuk
mengembangk
an karir
Tidak ada kesempatan
untuk naik
jabatan/promosi
Ordinal
Faktor
Kelompok
(Ivancevich dan
Matterson,
2013)
1. Hilangnya
kekompakan
antar
kelompok
Komunikasi antar
rekan kerja. Ordinal
2. Tidak adanya
dukungan
yang
memadai
Kurangnya dukungan
antar rekan kerja Ordinal
3. Konflik Intra
Kelompok
a. Rekan kerja yang
tidak
menyenangkan
b. Berkurangnya
keakraban antar
rekan kerja
Ordinal
4. Konflik Inter
Kelompok
a. Ketergantungan
antar unit kerja
b. Koordinasi yang
tidak baik antar unit
kerja
Ordinal
52
Variabel Dimensi Indikator Skala
Faktor
Organisasi
(Ivancevich
dan Matterson,
2013)
1. Iklim
Organisasi
Perubahan kebijakan
yang cepat Ordinal
2. Struktur
Organisasi
Perubahan struktur
organisasi yang cepat Ordinal
3. Teritorial
Organisasi
Hubungan antar lintas
pekerjaan yang tidak
baik
Ordinal
4. Teknologi a. Perangkat kerja
yang tidak memadai
b. Kurangnya
pemahaman
terhadap perangkat
kerja yang tersedia
Ordinal
5. Pimpinan a. Tidak adanya
arahan yang spesifik
terhadap tugas yang
diberikan
b. Pengambilan
keputusan yang
berubah – ubah
Ordinal
Kinerja (Y)
Wirawan
(2009)
Hasil Kerja a. Kuantitas hasil kerja
b. Kualitas hasil kerja
c. Ketepatan Waktu
Ordinal
Perilaku
Kerja
a. Disiplin kerja
b. Ketelitian
c. Inisiatif
Ordinal
Sifat Pribadi yang
Berhubungan
dengan Pekerjaan
a. Kreativitas
b. Kejujuran
Ordinal
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Fokus, Lokus dan Waktu Penelitian
a. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah mengukur bagaimana pengaruh faktor –
faktor stres kerja terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut
Tauhiid Kantor Jakarta baik pengaruh secara simultan maupun
secara parsial.
b. Lokus Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta,
lokasi Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta di Jl. Cipaku I no. 18,
Kebayoran Baru – Jakarta Selatan.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Febuari sampai dengan Mei 2018.
2. Sejarah Berdirinya Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta
Perjalanan aktivitas Daarut Tauhiid Kantor Jakarta tidak lepas dari
aktivitas dakwah KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dengan kegiatan
ceramahnya. Sekitar tahun 1993 – 1994, beberapa santri DT yang
tinggal di Jakarta mulai mensosialisasikan dakwah Aa Gym melalui
kaset, stiker islami serta tulisan - tulisan.
Seiring dengan perkembangannya Yayasan Daarut Tauhiid yang
pada awalnya berfokus pada kegiatan dakwah KH Abdullah
54
Gymnastiar, mulai merambah pada bidang ekonomi. Yaitu Warung
DT, pelayanan Haji Reguler, Wisata Hikmah dan DT Event Organizer.
Dalam bidang sosial, Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta
menghimpun dana zakat, infak, shodaqoh dan wakaf. Dalam bidang
dakwah Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta menyelenggarakan kajian
Tauhid bersama KH Abdullah Gymnastiar dan Asatidz Daarut Tauhiid
lainnya, kajian muslimah, kajian lepas kerja, kajian laki, kajian bina
mualaf, pendidikan tilawah Al – Qur’an, tahfidz dan lain sebagainya.
3. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadi pesantren virtual berlandaskan tauhid untuk melahirkan
generasi ahli Dzikir, ahli Fikir, dan ahli Ikhtiar menuju Indonesia
berakhlak mulia.
b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan formal dan pendidikan non
formal untuk melahirkan santri yang bersih tauhid dan memiliki
kemampuan entrepreneurship – leadership.
Mendakwahkan nilai – nilai tauhid dengan konsep manajemen
qolbu.
Menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat melalui
optimalisasi potensi zakat, infak dan shodaqoh menuju
masyarakat mandiri.
55
Memberdayakan wakaf secara makmur dan produktif untuk
membangun kebermanfaatan serta kemandirian pesantren.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau bagan yang
menggambarkan suatu koordinasi jaringan kerja yang tersusun secara
formal yang menjelaskan kedudukan/posisi serta jabatan yang dapat
menggambarkan kewenangan dan tanggung jawab masing – masing
fungsi di dalam sebuah organisasi. Pada struktur organisasi bisa dilihat
posisi – posisi yang ada di Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
Komunikasi internal yang dilakukan didalam Yayasan Daarut Tauhiid
Kantor Jakarta dilakukan dengan berbagai macam media antara lain :
forum diskusi melalu aplikasi group whatsapp, rapat dan surat.
56
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta
Sumber : Sumber Daya Insani Yayasan DT Kantor Jakarta
5. Tingkat Pengembalian Kuesioner
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Yayasan
Daarut Tauhiid Kantor Jakarta. Penyebaran kuesioner ini dilakukan
pada tanggal 14 Mei 2018. Berdasarkan data yang diperoleh dalam
penelitian ini, keusioner yang dibagikan berjumlah 40 kuesioner yang
disebar kepada responden. Adapun rincian mengenai kuesioner yang
dibagikan, disajikan pada tabel 4.1 dibawah ini .
57
Tabel 4.1
Proses Penyebaran dan Penerimaan Kuesioner
Responden Jumlah Persentase
Jumlah Kuesioner yang dibagikan 40 100%
Kuesioner yang tidak kembali 0 0%
Kuesioner kembali namun tidak
dapat diolah
0 0%
Kuesioner yang dapat diolah 40 100%
Sumber : Data Primer diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang
dibagikan kepada responden sebanyak 40 kuesioner, dengan tingkat
pengembalian sebesar 100%, yang berarti bahwa seluruh kuesioner
kembali dan dapat diolah dengan baik.
6. Deskriptif Demografi Responden
Deskriptif demografi responden memberikan gambaran
mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal
yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan presentase jenis
kelamin, usia, pendidikan, dan lamanya bekerja di Yayasan Daarut
Tauhiid Kantor Jakarta.
Rangkuman data mengenai karakteristik responden disajikan
pada tabel – tabel berikut ini.
58
Tabel 4.2
Deskriptif Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
Laki – Laki 21 52,5 %
Perempuan 19 47,5 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2018
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden penelitian ini yaitu
karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta untuk pria sebanyak
21 orang atau sebesar 52,5%, sedangkan sisanya adalah wanita dengan
jumlah karyawan sebanyak 19 orang atau sebesar 47,5%.
Tabel 4.3
Deskriptif Usia Responden
Keterangan Jumlah Persentase (%)
21 – 30 21 52,5 %
31 – 40 14 35 %
>40 5 12,5%
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4,3 diketahui kategori usia 21 – 30 tahun memiliki persentase
tertinggi sebesar 52,5 % dan kategori usia 31 – 40 tahun sebesar 35 %,
sisanya kategori usia >40 tahun sebesar 5%. Hal ini menunjukkan
bahwa Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta didominasi oleh
karyawan dengan kategori usia yang produktif.
59
Tabel 4.4
Deskripsi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
SLTA/Sederajat 7 17,5 %
D3 3 7,5 %
S1 25 62,5 %
S2 1 2,5 %
Lainnya 4 10 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.4 diketahui bahwa mayoritas karyawan Yayasan Daarut
Tauhiid Kantor Jakarta adalah lulusan S1, yakni sebanyak 25 orang atau
sebesar 62,5%.
Tabel 4.5
Deskriptif Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman Kerja Jumlah Persentase
< 5 Tahun 24 60 %
5 – 10 Tahun 10 10 %
>10 Tahun 6 6 %
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa mayoritas pengalaman kerja responden
di Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta pada rentang < 5 tahun yaitu
sebanyak 24 orang atau 60%. Sedangkan yang telah bekerja pada
60
rentang 5 -10 tahun sebanyak 10 orang atau 10%, sisanya pada rentang
> 10 tahun sebanyak 6 orang atau 6%.
7. Distribusi Jawaban Responden
a. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Faktor Lingkungan Fisik
Indikator dari variabel lingkungan fisik terbagi atas tiga pernyataan.
Hasil distribusi jawaban responden ialah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Fisik
No Pernyataan
Persentase (%)
SS
(5)
S
(4)
RR
(3)
TS
(2)
STS
(1)
1.
Penerangan/pencahayaan di dalam
ruang kerja kurang memadai.
37,5 45,0 15,0 2,5 0,0
2.
Adanya kebisingan yang mengganggu
pekerjaan saya.
30,0 55,0 15,0 0,0 0,0
3. Luas ruang kerja saya tidak nyaman. 30,0 55,0 12,5 2,5 0,0
Jumlah 97,5 155 42,5 5 0,0
Rata – rata 32,5 51,7 14,2 1,7 0,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.6 diatas, resonden menjawab sangat setuju (SS)
sebesar 32,5%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 51,7%, yang
61
menjawab ragu – ragu (RR) sebanyak 14,2%, yang menjawab tidak
setuju (TS) sebanyak 1,7 % dan yang menjawab sangat tidak setuju
(STS) sebanyak 0,0%.
Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan mayoritas karyawan
menjawab setuju (S) pada kuesioner variabel lingkungan kerja. Hal
ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja di Yayasan Daarut
Tauhiid belum cukup baik. Dengan demikian manajemen perlu
memperhatikan kondisi pencahayaan, tingkat kebisingan di ruang
kerja, serta luas ruang kerja di Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta.
b. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Faktor Tingkatan Individu
Indikator dari variabel tingkatan individu terbagi atas delapan
pernyataan. Hasil distribusi jawaban responden ialah sebagai berikut
Table 4.7
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tingkatan Individu
No Pernyataan
Persentase (%)
SS S RR TS
ST
S
1.
Saya harus menyelesaikan beberapa
pekerjaan dalam waktu yang
bersamaan.
47,5 52,5 0,0 0,0 0,0
2. Saya harus mengerjakan pekerjaan
yang tidak berkaitan dengan tugas
42,5 57,5 0,0 0,0 0,0
62
utama saya.
3.
Beban kerja yang harus saya kerjakan
melebihi kapasitas saya Luas ruang
kerja saya tidak nyaman.
32,5 52,5 15,0 0,0 0,0
4.
Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
tidak sesuai dengan beban kerja saya
30,0 62,5 7,5 0,0 0,0
5. Saya merasa kemampuan saya terbatas 35,0 65,0 0,0 0,0 0,0
6.
Tugas yang diberikan kepada saya
tidak sesuai dengan keahlian saya
35,0 50,0 15,0 0,0 0,0
7.
Saya bertanggung jawab atas pekerjaan
rekan kerja saya
37,5 62,5 0,0 0,0 0,0
8.
Tidak ada kesempatan untuk
meningkatkan karir saya
47,5 47,5 5,0 0,0 0,0
Jumlah 307,5 450 42,5 0,0 0,0
Rata – rata 38,4 56,3 5,3 0,0 0,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.7 diatas, resonden menjawab sangat setuju (SS)
sebesar 38,4%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 56,3%, yang
menjawab ragu – ragu (RR) sebanyak 5,3%, yang menjawab tidak
setuju (TS) sebanyak 0,0 % dan yang menjawab sangat tidak setuju
(STS) sebanyak 0,0%.
63
Pada tabel 4.7 diatas menunjukkan mayoritas karyawan
menjawab setuju (S) pada kuesioner variabel tingakatan individu.
Hal ini menunjukkan bahwa tekanan yang dirasakan oleh karyawan
yang disebabkan oleh pekerjaannya cukup tinggi. Dengan
demikian manajemen perlu meninjau kembali masalah beban kerja
masing – masing karyawan dan tingkat kemampuan dari masing –
masing karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Jakarta.
c. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Faktor Kelompok
Indikator dari variabel kelompok terbagi atas enam pernyataan.
Hasil distribusi jawaban responden ialah sebagai berikut :
Table 4.8
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kelompok
No Pernyataan
Persentase (%)
SS S RR TS STS
1.
Saya merasa komunikasi dengan
rekan kerja sangat kurang.
35,0 40,0 22,5 2,5 0,0
2.
Saya merasa dukungan dari rekan
kerja saya sangat kurang
20,0 52,5 22,5 5,0 0,0
3. Rekan kerja tidak menyenangkan 7,5 55,0 32,5 5,0 0,0
4.
Kurangnya kebersamaan dengan
rekan kerja.
10,0 60,0 27,5 2,5 0,0
64
5.
Masing – masing unit kerja dalam
perusahaan saling ketergantungan
dengan unit kerja lainnya
22,5 55,0 20,0 2,5 0,0
6.
Saya merasa koordinasi antar unit
perlu ditingkatkan.
5,0 60,0 32,5 2,5 0,0
Jumlah 100 322,5 157,5 20 0,0
Rata – rata 16,7 53,7 26,25 3,3 0,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.8 diatas, resonden menjawab sangat setuju (SS)
sebesar 16,7%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 53,7%, yang
menjawab ragu – ragu (RR) sebanyak 26,25%, yang menjawab
tidak setuju (TS) sebanyak 3,3 % dan yang menjawab sangat tidak
setuju (STS) sebanyak 0,0%.
Pada tabel 4.8 diatas menunjukkan mayoritas karyawan
menjawab setuju (S) pada kuesioner variabel kelompok. Hal ini
menunjukkan bahwa hubungan antar karyawan di Yayasan Daarut
Tauhiid kurang baik. Dengan demikian manajemen perlu
memperhatikan hubungan antar karyawan dengan mengadakan tim
building maupun kebersamaan lainnya.
d. Ditribusi Jawaban Responden Mengenai Faktor Organisasi
Indikator dari variabel organisasi terbagi atas tujuh pernyataan.
Hasil distribusi jawaban responden ialah sebagai berikut
65
Table 4.9
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Organisasi
No Pernyataan
Persentase (%)
SS S RR TS STS
1.
Perubahan kebijakan yang sangat
cepat, mengganggu pekerjaan yang
dilakukan.
37,5 55,0 7,5 0,0 0,0
2.
Struktur organisasi yang berubah
mengganggu pekerjaan yang
dilakukan.
35,0 47,5 17,5 0,0 0,0
3.
Sering terjadi selisih paham di antara
unit kerja yang ada di perusahaan
27,5 45,0 27,5 0,0 0,0
4.
Perangkat kerja yang tidak memadai
mempengaruhi aktivitas pekerjaan.
42,5 35,0 22,5 0,0 0,0
5.
Kurangnya pemahaman tentang
perangkat kerja mempengaruhi
aktivitas pekerjaan.
35,0 47,5 17,5 0,0 0,0
6.
Pimpinan tidak memberikan arahan
yang spesifik atas pekerjaan yang
harus saya kerjakan.
45,0 45,0 10,0 0,0 0,0
7. Keputusan pimpinan sering berubah. 40,0 60,0 0,0 0,0 0,0
66
Jumlah 262,5 335 102,5 0,0 0,0
Rata – rata 37,5 47,8 14,6 0,0 0,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.9 diatas, resonden menjawab sangat setuju
(SS) sebesar 37,5%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 47,8%,
yang menjawab ragu – ragu (RR) sebanyak 14,6%, yang menjawab
tidak setuju (TS) sebanyak 0,0% dan yang menjawab sangat tidak
setuju (STS) sebanyak 0,0%.
Pada tabel 4.9 diatas menunjukkan mayoritas karyawan
menjawab setuju (S) pada kuesioner variabel organisasi. Hal ini
perlu perhatian bagi organisasi dalam penentuan kebijakan.
Keputusan dan kebijakan yang berubah – ubah membuat karyawan
merasa tidak nyaman dan akan menimbulkan stres kerja.
e. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Karyawan
Indikator dari variabel Kinerja terbagi atas delapan pernyataan.
Hasil distribusi jawaban responden ialah sebagai berikut
Table 4.10
Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja
No Pernyataan
Persentase (%)
SS S RR TS STS
1.
Proses kerja yang saya lakukan sesuai
dengan standar kerja perusahaan.
15,0 70,0 15,0 0,0 0,0
67
2.
Saya dapat mencapai hasil kerja sesuai
dengan target kerja.
15,0 65,0 20,0 0,0 0,0
3. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu.
10,0 77,5 12,5 0,0 0,0
4. Saya selalu mentaati peraturan
perusahaan dalam bekerja
10,0 72,5 17,5 0,0 0,0
5. Saya teliti dalam melaksanakan
pekerjaan.
17,5 77,5 5,0 0,0 0,0
6. Saya memiliki inisiatif dalam
menyelesaikan pekerjaan tanpa harus
diminta pimpinan.
12,5 82,5 5,0 0,0 0,0
7. Saya memiliki kreativitas yang baik
dalam bekerja.
30,0 62,5 7,5 0,0 0,0
8. Saya selalu jujur dalam kondisi
apapun dalam bekerja.
17,5 72,5 10,0 0,0 0,0
Jumlah 127,5 579,5 92,5 0,0 0,0
Rata – rata 15,9 72,4 11,5 0,0 0,0
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.10 diatas, resonden menjawab sangat setuju
(SS) sebesar 15,9%, yang menjawab setuju (S) sebanyak 72,4%,
yang menjawab ragu – ragu (RR) sebanyak 11,5%, yang menjawab
68
tidak setuju (TS) sebanyak 0,0% dan yang menjawab sangat tidak
setuju (STS) sebanyak 0,0%.
Pada tabel 4.10 diatas menunjukkan mayoritas karyawan
menjawab setuju (S) pada kuesioner variabel kinerja. Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan mampu mencapa kinerja yang baik
jika di dukung oleh lingkungan yang baik, hubungan kerja yang
baik, beban kerja yang sesuai serta kebijakan yang tepat.
B. Pembahasan dan Analisis Data
1. Hasil Uji Validitas Data
a. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013 : 52). Pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, yakni
dengan menghitung korelasi antar data pada masing – masing
pernyataan dengan skor total. Item instrument dianggap valid jika
rhitung > rtabel.
Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari variabel
lingkungan fisik (X1), tingkatan individu (X2), kelompok (X3),
Organisasi (X4) dan kinerja karyawan (Y) dengan 40 sampel
responden.
69
Tabel 4.11
Uji Validitas Lingkungan Fisik
Item
Pernyataan
Sig(2-Tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
X1.1 0,000 0,845** Valid
X1.2 0,000 0,767** Valid
X1.3 0,000 0,851** Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa semua pernyataan dari
variabel lingkungan fisik adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari
semua pernyataan yang memiliki nilai signifikan dibawah 0,005
yakni semua pernyataan memiliki signifikan sebesar 0,000. Selain
itu, kita juga dapat melihat dari nilai Pearson Correlation yang
lebih besar dari rtabel yaitu 0,3120 yang berarti bahwa secara
keseluruhan indikator lingkungan fisik adalah sah atau valid.
Tabel 4.12
Uji Validitas Tingkatan Individu
Item
Pernyataan
Sig(2-Tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
X2.1 0,000 0,637** Valid
X2.2 0,000 0,724** Valid
X2.3 0,000 0,822** Valid
X2.4 0,000 0,683** Valid
70
X2.5 0,000 0,734** Valid
X2.6 0,000 0,790** Valid
X2.7 0,000 0,867** Valid
X2.8 0,000 0,737** Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa semua pernyataan dari
variabel tingkatan individu adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari
semua pernyataan yang memiliki nilai signifikan dibawah 0,005
yakni semua pernyataan memiliki signifikan sebesar 0,000. Selain
itu, kita juga dapat melihat dari nilai Pearson Correlation yang
lebih besar dari rtabel yaitu 0,3120 yang berarti bahwa secara
keseluruhan indikator tingkatan individu adalah sah atau valid.
Tabel 4.13
Uji Validitas Kelompok
Item
Pernyataan
Sig(2-Tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
X3.1 0,000 0,659** Valid
X3.2 0,000 0,737** Valid
X3.3 0,000 0,615** Valid
X3.4 0,000 0,715** Valid
X3.5 0,000 0,781** Valid
X3.6 0,000 0,643** Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
71
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa semua pernyataan dari
variabel kelompok adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari semua
pernyataan yang memiliki nilai signifikan dibawah 0,005 yakni
semua pernyataan memiliki signifikan sebesar 0,000. Selain itu, kita
juga dapat melihat dari nilai Pearson Correlation yang lebih besar
dari rtabel yaitu 0,3120 yang berarti bahwa secara keseluruhan
indikator kelompok adalah sah atau valid.
Tabel 4.14
Uji Validitas Organisasi
Item
Pernyataan
Sig(2-Tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
X4.1 0,000 0,719** Valid
X4.2 0,000 0,782** Valid
X4.3 0,000 0,837** Valid
X4.4 0,000 0,797** Valid
X4.5 0,000 0,742** Valid
X4.6 0,000 0,785** Valid
X4.7 0,000 0,661** Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa semua pernyataan dari
variabel organisasi adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari semua
pernyataan yang memiliki nilai signifikan dibawah 0,005 yakni
72
semua pernyataan memiliki signifikan sebesar 0,000. Selain itu, kita
juga dapat melihat dari nilai Pearson Correlation yang lebih besar
dari rtabel yaitu 0,3120 yang berarti bahwa secara keseluruhan
indikator organisasi adalah sah atau valid.
Tabel 4.15
Uji Validitas Kinerja Karyawan
Item
Pernyataan
Sig(2-Tailed)
Pearson
Correlation
Keterangan
Y.1 0,000 0,718** Valid
Y.2 0,000 0,737** Valid
Y.3 0,000 0,689** Valid
Y.4 0,000 0,675** Valid
Y.5 0,000 0,673** Valid
Y.6 0,000 0,721** Valid
Y.7 0,000 0,673** Valid
Y.8 0,000 0,707** Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa semua pernyataan dari
variabel kinerja karyawan adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari
semua pernyataan yang memiliki nilai signifikan dibawah 0,005
yakni semua pernyataan memiliki signifikan sebesar 0,000. Selain
itu, kita juga dapat melihat dari nilai Pearson Correlation yang lebih
73
besar dari rtabel yaitu 0,3120 yang berarti bahwa secara keseluruhan
indikator kinerja karyawan adalah sah atau valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Cara yang
digunakan untuk menguju reliabilitas kuesioner pada penelitian ini
dengan melihat besaran nilai Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach
Alpha sebesar 0,60 atau lebih. Hasil dari pengujia reliabilitas
ditampilkan pada tabel 4.16 berikut ini :
Tabel 4.16
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Status
Lingkungan Fisik 0,758 Reliabel
Tingkatan Individu 0,885 Reliabel
Kelompok 0,780 Reliabel
Organisasi 0,878 Reliabel
Kinerja Karyawan 0,847 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa nilai Cronbach Alpha
lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukan bahwa seluruh pernyataan
dalam penelitian ini dikatakan reliabel atau memiliki tingkat
74
kehandalan yang baik, sehingga dapat digunakan dalam analisis
penelitian berikutnya.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara termudah untuk
melihat apakah normalitas residual adalah dengan melihat grafik
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus
diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2013 : 154 – 156).
Gambar 4.2 dan 4.3 akan menunjukkan hasil uji normalitas
lingkungan fisik, tingkatan individu, kelompok dan organisasi
terhadap kinerja karyawan.
75
Gambar 4.2
Uji Normalitas
Sumber : Data yang diolah SPSS, 2018
Gambar 4.2 diatas menunjukkan bahwa dari grafik
histogram didapatkan garis kurva normal, sehingga dapat
disimpulkan bahwa data yang diteliti berdistribusi normal.
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Data yang diolah SPSS, 2018.
76
Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat dilihat bahwa pada
grafik normal probability plot terlihat titik – titik menyebar
mengikuti garis diagonal, memberikan pola distribusi yang normal
(tidak terjadi garis putus dan menjauh dari diagonal). Maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi memnuhi asumsi normalitas.
Kemudian, normalitas data juga dapat dilihat dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov
Test yang paling sering digunakan di SPSS dalam hal mengecek
normalitas (Sufren dan Yonathan, 2013 : 65). Untuk mengetahui
data terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov Test adalah dengan memperhatikan angka
pada Asymp. Sig. (2-tailed), data berdistribusi normal apabila nilai
signifikansi > 0,05 dan data tidak berdistribusi tidak normal apabila
nilai signifikansi < 0,05 (Sufren dan Yonathan, 2013 : 68).
Tabel 4.17
Hasil Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,51356177
Most Extreme Differences Absolute ,130
Positive ,130
Negative -,063
Test Statistic ,130
Asymp. Sig. (2-tailed) ,085c
a. Test distribution is Normal.
77
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Dari hasil tabel 4.17 di atas, data dalam penelitian ini
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (0,085 > 0,05). Artinya
data dalam penelitian ini terdistribusi normal. Dengan demikian
dapat dilanjutkan ke tahap pengujian berikutnya yaitu melakukan
uji hipotesis.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2013 : 134).
Dalam penelitian ini cara untuk mendeteksi adanya atau
tidaknya heteroskedastisitas dengan melakukan uji Glejser, uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan metode glejser dilakukan
dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak
residualnya. Gejala heterokedastisitas juga ditunjukan apabila hasil
dari uji glejser kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data mengalami heterokedastisitas dan
sebaliknya (Ghozali, 2013 : 138). Hasil uji heteroskedestisitas dapat
dilihat pada tabel 4.18 berikut.
78
Tabel 4.18
Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Metode Uji Glejser
Coefficientsa
Model Sig.
1 (Constant) ,516
Lingkungan Fisik ,945
Tingkatan Individu ,226
Kelompok ,058
Organisasi ,143
a. Dependent Variable: RES_2
Sumber : Data yang diolah SPSS, 2018
Berdasarkan hasil uji glejser pada tabel 4.18 diatas, dapat
dilihat pada kolom signifikan, terlihat bahwa seluruh variabel
bebas memiliki nilai signifikasi lebih besar dari probabilitas 0,05
hal tersebut menandakan tidak terjadinya heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
79
sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013 : 103).
Uji multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel
independen. Nilai cutoff yang biasanya dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama
dengan nilai VIF ≥10. Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada
tabel 4.19 berikut.
Tabel 4.19
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,383 3,127 ,762 ,451
Lingkungan Fisik ,382 ,160 ,235 2,387 ,023 ,805 1,243
Tingkatan
Individu ,369 ,084 ,432 4,377 ,000 ,802 1,247
Kelompok ,275 ,094 ,285 2,927 ,006 ,824 1,213
Organisasi ,206 ,079 ,259 2,604 ,013 ,791 1,265
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Data yang diolah SPSS, 2018.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) menunjukkan tidak ada
80
variabel independen yang memiliki nilai VIF ≥ 10. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
3. Uji Hipotesis
a. Uji t (Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara masing –
masing variabel independen (lingkungan fisik, tingkatan individu,
kelompok dan organisasi) terhadap variabel dependen (Kinerja
karyawan). Hal tersebut dapat dilakukan dengan membandingkan
antara thitung dengan ttabel. Apabila thitung > ttabel berarti ada pengaruh
yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel
dependen, atau bisa juga dengan nilai signifikasi dibawah 0,05.
Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikasi dua arah atau two
tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua arah penolakan H0
yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua
arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis
nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda
(=) dan (≠) ini tidak menunjukkan satu arah, sehingga pengujian
dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto, 2009 : 88 – 89).
Hasil Uji t dapat dilihat pada tabel 4.20 dibawah ini :
81
Tabel 4.20
Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,383 3,127 ,762 ,451
Lingkungan
Fisik
,382 ,160 ,235 2,387 ,023
Tingkatan
Individu
,369 ,084 ,432 4,377 ,000
Kelompok ,275 ,094 ,285 2,927 ,006
Organisasi ,206 ,079 ,259 2,604 ,013
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Data yang diolah SPSS, 2018.
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, maka diperoleh model
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :
Y = 2,383 + 0,382X1+0,369X2+0,275X3+0,206X4
Dimana :
Y : Kinerja Karyawan
2,383 : Konstanta
0,383;0,369;0,275;0,206 : Koefisien
X1 : Lingkungan Fisik
82
X2 : Tingkatan Individu
X3 : Kelompok
X4 : Organisasi
Dari hasil persamaan diatas dapat diartikan nilai konstanta
2,383 yang menunjukkan kinerja karyawan. Setiap peningkatan
pada lingkungan fisik (X1), tingkatan individu (X2), kelompok (X3)
dan organisasi (X4) akan berdampak pada meningkatnya kinerja
karyawan.
Melihat output hasil SPSS hasil coefficients pada uji t dalam
tabel 4.20 dan membandingkan thitung dengan ttabel sebesar 2,030
yang diperoleh dari tabel t dengan df = n –k (40 -5) yaitu 35 dan
alpha 0,05. Berikut pembahasan uji hipotesis dengan menggunakan
uji parsial antara variabel independen (lingkungan fisik, tingkatan
individu, kelompok dan organisasi) secara individual yang
dilakukan dengan uji t (tabel 4.20)
Hipotesis 1 : Pengaruh lingkungan fisik terhadap kinerja
karyawan
Dari hasil yang terlihat pada tabel 4.20, variabel lingkungan
fisik memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,023 dan thitung 2,387.
Artinya nilai signifikasi lebih kecil dari probabilitas 0,05 (0,023 <
0,05) dan thitung lebih besar dari ttabel (2,387 > 2,030), maka H01
ditolak dan Ha1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel lingkungan fisik mempunyai pengaruh yang signifikan
83
terhadap variabel kinerja karyawan. Hasil ini menunjukkan bahwa
lingkungan fisik yang baik didalam suatu perusahaan akan
meningkatkan kinerja karyawan. Sebaliknya, jika lingkungan fisik
didalam suatu perusahaan menurun, akan mengakibatkan penurunan
pada kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakuan oleh Ida Bagus Komang Surya Dharma Putra dan Agoes
Ganesha Rahyuda yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja
Fisik dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di UPT.
Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Denpasar” yang menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja.
Hipotesis 2 : Pengaruh tingkatan individu terhadap kinerja
karyawan
Dari hasil yang terlihat pada tabel 4.20, variabel tingkatan
individu memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,000 dan thitung 4,377.
Artinya nilai signifikasi lebih kecil dari probabilitas 0,05 (0,000 <
0,05) dan thitung lebih besar dari ttabel (4,377 > 2,030), maka H02
ditolak dan Ha2 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel tingkatan individu mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel kinerja karyawan. Hal ini membuktikan apabila
tuntutan pekerjaan yang diberikan perusahaan tidak seimbang
84
dengan kemampuan karyawan untuk memenuhi tuntutan pekerjaan
tersebut, maka akan mempengaruhi penurunan kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Tisyantari Dwi Dityar Saputri (2016) yang berjudul
“Pengaruh Karakteristik Individu, Pekerjaan dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan” yang menyatakan bahwa
karakteristik individu berpengaruh signifikan dan positif terhadap
kinerja karyawan BRI (persero) tbk Surabaya.
Hipotesis 3 : Pengaruh kelompok terhadap kinerja karyawan
Dari hasil yang terlihat pada tabel 4.20, variabel kelompok
memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,006 dan thitung 2,927. Artinya
nilai signifikasi lebih kecil dari probabilitas 0,05 (0,006 < 0,05) dan
thitung lebih besar dari ttabel (2,927 > 2,030), maka H0 ditolak dan Ha3
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kelompok
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja
karyawan. Hal ini membuktikan bahwa hubungan antar kelompok
mempengaruhi kinerja. Jika hubungan antar kelompok mengalami
penurunan, maka akan mempengaruhi penurunan pada kinerja
karyawan. Hubungan antar rekan kerja perlu diperhatikan oleh
perusahaan. Hal ini dikarenakan tujuan organisasi dicapai melalui
kerjasama tim yang baik.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Mega Biru, Hamidah Nayati Utami dan Yuniadi
85
Mayowan (2016) yang berjudul ”Analisis Faktor – Faktor Stres
Kerja yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan (Studi Pada
Karyawan tetap PG. Kebon Agung Kabupaten Malang)” yang
menyatakan bahwa faktor kelompok berpengaruh signifikan
terhadap kinerja.
Hipotesis 4 : Pengaruh organisasi terhadap kinerja karyawan
Dari hasil yang terlihat pada tabel 4.20, variabel organisai
memiliki tingkat signifikasi sebesar 0,013 dan thitung 2,604. Artinya
nilai signifikasi lebih kecil dari probabilitas 0,05 (0,013 < 0,05) dan
thitung lebih besar dari ttabel (2,604 > 2,030), maka H0 ditolak dan Ha4
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel organisasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja
karyawan. Hal ini membuktikan bahwa peran organisasi
mempengaruhi kinerja karyawan. Pola kebijakan yang sering
berubah membuat karyawan merasa tertekan, sehingga berpengaruh
terhadap kinerja karyawan.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Wisnu Bimantoro (2012) yang berjudul ”Pengaruh
Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT Tonga Tiur Putra”
yang menyatakan bahwa faktor organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja.
86
b. Uji F (Uji Simultan)
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen atau
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama – sama terhadap variabel dependen atau terikat yang
diuji pada tingkat signifikasi 0,05. Jika nilai probability F lebih
kecil dari 0,05 dan memiliki nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel maka
model regresi dalam penelitian ini layak dan berarti bahwa variabel
independen secara bersama – sama memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2013 : 96). Hasil uji koefisien
signifikansi simultan (uji statistic F) dapat dilihat pada tabel 4.21
berikut ini :
Tabel 4.21
Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 237,756 4 59,439 23,285 ,000b
Residual 89,344 35 2,553
Total 327,100 39
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
87
b. Predictors: (Constant), Organisasi, Kelompok , Lingkungan Fisik , Tingkatan
Individu
Sumber : Data yang diolah SPSS, 2018
Hipotesis 5 : Pengaruh Lingkungan fisik, tingkatan individu,
kelompok dan organisasi terhadap kinerja karyawan
Dari hasil yang terlihat pada tabel 4.21, diperoleh nilai Fhitung
sebesar 23,285. Nilai ini lebih besar daripada Ftabel sebesar 2,64
dengan probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yang dengan melihat tabel F untuk
derajat df1 = k -1 (5-1) dan df2 = n-k (40-5) pada alpha 0,05
(F0,05(4)(35)). Dengan demikian diperoleh Fhitung > Ftabel (23,285 >
2,64). Maka Ho5 ditolak dan Ha5 diterima. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh variabel lingkungan fisik,
tingkatan individu, kelompok dan organisasi terhadap kinerja
karyawan.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel
independen. Hasil uji koefisien determinasi dapat diihat pada tabel
4.22 berikut ini :
88
Tabel 4.22
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,853a ,727 ,696 1,59771
a. Predictors: (Constant), Organisasi, Kelompok ,
Lingkungan Fisik , Tingkatan Individu
Sumber : Data yang diolah SPSS, 2018.
Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat dilihat bahwa nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,696 yang berarti 69.6% variabel dependen
(kinerja karyawan) dapat dijelaskan oleh variabel independen (lingkungan
fisik, tingkatan individu, kelompok dan organisasi). Sedangkan sisanya
30,4 % dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor – faktor
stres kerja terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta. Berdasarkan hasil dari analisis dan pembahasan yang dilakukan
dengan menggunakan regresi linear berganda, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Faktor lingkungan fisik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
2. Faktor tingkatan individu mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
3. Faktor kelompok mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
4. Faktor organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
5. Faktor lingkungan fisik, tingkatan individu, kelompok dan organisasi
bersama – sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta.
B. Implikasi
Berdasarkan penjelasan dan kesimpulan yang telah diuraikan
menyatakan bahwa variabel independen, yakni faktor lingkungan fisik,
90
faktor tingkatan individu, faktor kelompok dan faktor organisasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, yakni kinerja
karyawan baik secara parsial maupun simultan. Hasil dari penelitian ini
diharapkan mampu berimplikasi terhadap perusahaan pada khususnya dan
terhadap perkembangan dunia pendidikan pada umumnya.
Oleh karena itu, perlu menjadi perhatian yang serius bagi Yayasan
Daarut Tauhiid Kantor Jakarta mengenai faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja karyawannya, terutama mengenai stres kerja.
Sesuai dengan hasil yang didapatkan melalui kuesioner, para pimpinan
harus lebih memperhatikan seluruh aspek yang menyangkut faktor
lingkungan fisik, seperti tingkat pencahayaan ruangan, tingkat kebisingan
dan luas ruang kerja karyawan yang cukup memadai. Sedangkan untuk
faktor tingkatan individu adalah beban kerja yang disesuaikan dengan
kemampuan masing – masing karyawan. Selanjutnya pada faktor
kelompok adalah hubungan antar rekan kerja. Hubungan antar rekan kerja
perlu dibangun guna mencapai tujuan organisai. Sedangkan untuk faktor
organisasi adalah penetapan kebijakan, pengambilan keputusan dan arahan
yang jelas terhadap pekerjaan yang harus dilakukan oleh karyawan.
C. Saran
Adapun saran – saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, ialah sebagai berikut :
91
1. Bagi peneliti selanjutnya
Dengan telah selesainya penelitian ini, diharapkan penelitian
selanjutnya dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi,
dengan model penelitian yang berbeda dan pada objek yang berbeda.
Misalnya pada organisasi lain atau perusahaan lain sehingga dapat
dilihat perbedaanya. Selain itu sebaiknya penelitian berikutnya
menggunakan jumlah responden yang lebih banyak agar hasil
perhitungannya lebih akurat, dengan menggunakan atau menambahkan
variabel lain untuk diteliti serta didukung oleh teori – teori atau
penelitian terbaru.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat Yayasan Daarut
Tauhiid Kantor Jakarta memperhatikan hal – hal yang dapat
meningkatkan kinerja karyawannya. Seperti melalui faktor stres kerja
yang bersumber dari lingkungan fisik, tingkatan individu, kelompok
dan organisasi dengan meningkatkan kenyamanan pada lingkungan
kerja, kemampuan individu yang ditingkatkan melalui pelatihan –
pelatihan yang disesuaikan dengan pekerjaannya, kerjasama antar
rekan kerja dengan mengadakan team building antar karyawan
Yayasan Daaarut Tauhiid Kantor Jakarta, serta pemutusan kebijakan
yang berkala dengan jeda waktu yang disesuaikan guna meningkatkan
kinerja karyawan.
92
DAFTAR PUSTAKA
Mega Biru, Hamidah Nayati Utami, Yuniadi Mayowan “Analisis Faktor – Faktor
Stres Kerja Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan” (Studi Pada
Karyawan Tetap PG. Kebon Agung Kabupaten Malang)” , Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol. 39, No. 2, Oktober 2016.
Tia Afrianty Purnamasari, Hamidah Nayati Utami, Mohammad Iqbal “Pengaruh
Faktor – Faktor Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan” (Studi
Pada Karyawan Plasa Telkom Group Malang), Jurnal Administrasi
Bisnis. Vo. 1, No. 1, Januari 2015.
Bangun, Wilson. “Manajemen Sumber Daya Manusia”,Erlangga, Jakarta : 2012.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivriate dengan Program IBM SPSS”,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang : 2013.
Suwatno dan Priansa, Donni Juni.”Manajemen SDM”, Bandung : Alfabeta,
2013.
Mangkunegara, Anwar Prabu. ”Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahan”.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, Bandung :
Alfabeta, 2012.
Sutrisno, Edy. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta, Kencana.
Mondy, Wayne. “ Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta : PT Gelora
Aksara Pratama, 2008.
93
Wibowo. “Manajemen Kinerja”. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Anggit Astianto, Heru Suprihhadi “Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan PDAM Surabaya”, Jurnal Ilmu & Riset
Manajemen, Vol. 3, No. 7, 2014.
Suharyadi dan Purwanto. “Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern”.
Salemba Empat, Jakarta : 2009.
Wisnu Bimantoro “Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di PT
Tonga Tiur Putra”, Jurnal Ekonomi, Vol. 29, No. 321, 2012.
Ida Bagus Komang Surya Dharma Putra, Agoes Ganesha Rahyuda “Pengaruh
Lingkungan Kerja Fisik Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai
Di UPT. Pengujian Kendaraan Bermotor Dinas Perhubungan Kota
Denpasar”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4, No.9, 2015.
Tisyantari Dwi Dityar Saputri, Tri Yuniati “Pengaruh Karakteristik Individu,
Pekerjaan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan”,
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol. 5, No.8, Agustus 2016.
Wirawan, “Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Aplikasi dan Penelitian”,
Jakarat, Salemba Empat, 2012.
Internet :
https://kompas.com (diakses tanggal 15 Februari 2018)
94
95
96
Lampiran 1
KUESIONER
Kepada Yth,
Bapak/Ibu
Di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program
Strata Satu (S1) Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi
dan Bisnis, Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia, saya:
Nama : Choyrunnisa
NIM : 1111081000100
Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan
judul “Analisis Faktor – Faktor Stres Kerja Yang Mempengaruhi Kinerja
Karyawan (Studi Kasus Pada Karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor
Jakarta”. Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan
sebelumnya saya mohon maaf apabila mengganggu waktu luangnya. Data yang
diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak
digunakan untuk kepentingan diluar penelitian, sehingga saya akan menjaga
kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.
Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan
menjawab semua pertanyaan dalam penelitian ini, saya sampaikan Jazakumullah
Khairan Katsiran
Wassalamu’alaikum wr.wb
Hormat Saya,
Peneliti
Choyrunnisa
97
Kuesioner tentang
Analisis Faktor – Faktor Stres Kerja Yang Mempengaruhi Kinerja
Karyawan
(Studi Kasus Pada Karyawan Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta)
A. Petunjuk Pengisian
1. Mohon memberi tanda checklist (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap
paling sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.
2. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor:
a. STS = Sangat Tidak Setuju (1)
b. TS = Tidak Setuju (2)
c. RG = Ragu-ragu (3)
d. S = Setuju (4)
e. SS = Sangat Setuju (5)
B. Identitas Responden
1. Jenis Kelamin
( ) Laki-laki ( ) Perempuan
2. Usia
( ) < 21 tahun ( ) 31 – 40 tahun
( ) 21 – 30 tahun ( ) > 40 tahun
3. Pendidikan Terkahir
( ) SLTA Setingkat atau Sederajat ( ) D3
( ) S1 ( ) S2
( ) Lainnya
4. Pengalaman kerja di Yayasan Daarut Tauhiid Kantor Jakarta
( ) < 5 tahun ( ) 5 – 10 tahun
( ) > 10 tahun
98
Variabel Lingkungan Fisik
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
1. Penerangan/pencahayaan di dalam
ruang kerja kurang memadai.
2. Adanya kebisingan yang mengganggu
pekerjaan saya.
3. Luas ruang kerja saya tidak nyaman.
Variabel Tingkatan Individu
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
1.
Saya harus menyelesaikan beberapa
pekerjaan dalam waktu yang
bersamaan.
2.
Saya harus mengerjakan pekerjaan
yang tidak berkaitan dengan tugas
utama saya.
3. Beban kerja yang harus saya kerjakan
melebihi kapasitas saya
4. Waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
tidak sesuai dengan beban kerja saya
5. Saya merasa kemampuan saya terbatas
6. Tugas yang diberikan kepada saya
tidak sesuai dengan keahlian saya
99
Lanjutan Pernyataan Variabel Tingkatan Individu
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
7. Saya bertanggung jawab atas
pekerjaan rekan kerja saya
8.
Tidak ada kesempatan untuk
meningkatkan karir saya
Variabel Kelompok
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
1. Saya merasa komunikasi dengan rekan
kerja sangat kurang.
2. Saya merasa dukungan dari rekan
kerja saya sangat kurang
3. Rekan kerja tidak menyenangkan
4. Kurangnya kebersamaan dengan rekan
kerja.
5.
Masing – masing unit kerja dalam
perusahaan saling ketergantungan
dengan unit kerja lainnya
6. Saya merasa koordinasi antar unit
perlu ditingkatkan.
100
Variabel Organisasi
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
1.
Perubahan kebijakan yang sangat
cepat, mengganggu pekerjaan yang
dilakukan.
2.
Struktur organisasi yang berubah
mengganggu pekerjaan yang
dilakukan.
3. Sering terjadi selisih paham di antara
unit kerja yang ada di perusahaan
4. Perangkat kerja yang tidak memadai
mempengaruhi aktivitas pekerjaan.
5.
Kurangnya pemahaman tentang
perangkat kerja mempengaruhi
aktivitas pekerjaan.
6.
Pimpinan tidak memberikan arahan
yang spesifik atas pekerjaan yang
harus saya kerjakan.
7. Keputusan pimpinan sering berubah.
Variabel Kinerja
No Pernyataan
Alternatif Jawaban
SS S RR TS STS
1. Proses kerja yang saya lakukan sesuai
dengan standar kerja perusahaan.
101
Lanjutan Pernyataan Variabel Kinerja
No. Pernyataan SS S RG TS STS
2. Saya dapat mencapai hasil kerja sesuai
dengan target kerja.
3. Saya dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu.
4. Saya selalu menaati peraturan
perusahaan dalam bekerja
5. Saya teliti dalam melaksanakan
pekerjaan.
6.
Saya memiliki inisiatif dalam
menyelesaikan pekerjaan tanpa harus
diminta pimpinan.
7. Saya memiliki kreativitas yang baik
dalam bekerja.
8. Saya selalu jujur dalam kondisi
apapun dalam bekerja.
102
LAMPIRAN 2 : TABULASI JAWABAN RESPONDEN
PERNYATAAN LINGKUNGAN FISIK (X1)
NO
Responden
PERNYATAAN TOTAL
X1.1 X1.2 X1.3
1 5 5 5 15
2 5 5 5 15
3 5 4 4 13
4 4 4 3 11
5 4 4 4 12
6 5 5 5 15
7 4 4 4 12
8 5 4 4 13
9 4 4 4 12
10 5 5 5 15
11 4 5 4 13
12 4 4 4 12
13 4 5 4 13
14 5 4 5 14
15 3 3 3 9
16 4 3 4 11
17 4 5 4 13
18 5 4 4 13
19 5 5 5 15
20 4 4 4 12
21 4 4 4 12
22 5 5 5 15
23 5 4 4 13
24 4 3 4 11
25 5 5 5 15
103
26 4 4 3 11
27 3 5 4 12
28 4 4 4 12
29 4 4 4 12
30 4 3 3 10
31 5 4 5 14
32 3 4 3 10
33 4 4 4 12
34 3 4 2 9
35 5 5 5 15
36 3 4 5 12
37 2 3 4 9
38 4 3 4 11
39 5 4 5 14
40 3 4 4 11
PERNYATAAN TINGKATAN INDIVIDU (X2)
NO
Responden
PERNYATAAN TOTAL
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8
1 5 5 5 4 4 4 4 4 35
2 5 5 5 5 5 5 5 5 40
3 4 4 3 4 4 3 4 4 30
4 5 4 4 4 4 4 4 4 33
5 5 4 4 4 4 4 4 4 33
6 5 4 4 4 4 4 4 4 33
7 4 4 4 4 4 4 4 4 32
8 5 5 5 4 4 4 5 5 37
9 5 4 4 5 4 4 4 4 34
10 5 5 4 5 5 4 4 4 36
104
11 5 5 4 5 4 4 4 4 35
12 4 4 4 4 4 4 4 4 32
13 5 5 5 5 5 5 5 5 40
14 4 4 3 4 5 5 4 5 34
15 4 4 4 4 4 3 4 4 31
16 4 4 4 4 4 4 5 5 34
17 4 5 4 4 4 3 4 3 31
18 4 4 4 4 4 3 4 4 31
19 4 4 4 4 4 4 4 4 32
20 4 5 5 5 5 5 5 5 39
21 5 5 5 5 5 5 5 5 40
22 5 5 5 4 5 5 5 5 39
23 4 4 4 3 5 5 5 5 35
24 5 4 4 4 4 4 4 4 33
25 4 4 4 4 4 4 4 5 33
26 4 4 4 4 4 3 4 4 31
27 4 4 4 4 4 4 4 4 32
28 4 5 3 4 4 3 4 3 30
29 5 5 5 4 4 5 5 5 38
30 5 5 5 5 4 4 5 5 38
31 4 4 3 4 5 4 4 5 33
32 4 4 3 3 4 4 4 4 30
33 5 5 5 5 5 5 5 5 40
34 4 4 4 4 4 4 4 4 32
35 4 5 5 5 5 5 5 5 39
36 4 4 3 3 4 5 4 5 32
37 4 4 4 4 4 4 4 4 32
38 5 4 4 4 5 5 5 5 37
39 5 5 5 5 5 5 5 5 40
40 5 5 5 5 5 5 5 5 40
105
PERNYATAAN KELOMPOK (X3)
NO
Responden
PERNYATAAN TOTAL
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6
1 5 4 4 4 4 4 25
2 5 4 4 4 5 4 26
3 5 4 4 4 4 4 25
4 4 4 4 4 5 5 26
5 3 4 5 4 5 5 26
6 5 5 4 4 4 3 25
7 3 4 3 3 3 4 20
8 5 3 3 3 3 3 20
9 4 4 3 4 4 4 23
10 4 3 4 3 4 3 21
11 4 5 5 4 5 4 27
12 3 4 3 4 3 4 21
13 4 5 5 4 4 4 26
14 3 3 4 4 4 4 22
15 3 3 3 3 2 3 17
16 4 5 4 5 4 4 26
17 5 4 3 4 4 4 24
18 3 4 4 4 4 3 22
19 4 4 2 4 3 4 21
20 3 3 4 4 4 4 22
21 4 2 4 4 5 3 22
22 4 4 4 3 4 4 23
23 5 5 4 4 4 4 26
24 4 4 4 3 3 3 21
25 2 3 3 3 3 3 17
26 3 3 3 3 3 3 18
106
27 5 4 4 5 4 3 25
28 4 2 4 2 3 3 18
29 5 5 4 4 5 4 27
30 4 4 3 4 4 3 22
31 5 4 4 4 5 4 26
32 5 5 4 4 4 4 26
33 4 4 4 3 4 4 23
34 4 3 3 3 4 2 19
35 5 4 4 5 5 4 27
36 4 4 3 4 4 4 23
37 3 3 2 4 4 3 19
38 4 4 3 3 4 4 22
39 5 4 4 5 5 4 27
40 5 5 3 4 4 4 25
PERNYATAAN ORGANISASI (X4)
NO
Responden
PERNYATAAN TOTAL
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7
1 5 5 5 5 5 5 5 35
2 5 4 4 4 4 5 5 31
3 5 4 4 5 3 5 5 31
4 4 3 3 3 3 3 4 23
5 3 4 3 3 4 4 4 25
6 5 5 5 5 4 4 4 32
7 4 3 3 4 4 4 4 26
8 4 3 4 3 4 4 4 26
9 4 4 4 4 4 4 4 28
10 4 4 4 5 4 4 4 29
11 5 5 5 5 5 5 5 35
107
12 5 5 5 5 5 5 4 34
13 4 5 5 5 5 5 4 33
14 5 5 5 5 5 5 5 35
15 4 5 5 3 5 4 4 30
16 3 4 3 4 5 5 5 29
17 4 3 4 4 5 5 5 30
18 4 4 4 3 4 4 4 27
19 4 4 4 5 4 4 4 29
20 5 5 5 5 5 5 5 35
21 5 5 5 5 5 5 5 35
22 5 4 4 4 4 5 5 31
23 5 4 4 5 5 5 5 33
24 4 4 4 4 4 5 5 30
25 4 4 3 4 4 4 4 27
26 4 3 3 3 3 3 4 23
27 5 5 4 4 4 4 4 30
28 4 4 4 4 3 4 4 27
29 4 3 3 4 3 3 4 24
30 4 4 3 3 3 3 4 24
31 4 4 4 5 5 4 4 30
32 4 4 4 3 4 4 4 27
33 5 5 5 5 5 5 5 35
34 5 5 3 4 4 4 4 29
35 5 5 5 5 5 5 5 35
36 4 4 4 4 4 4 4 28
37 4 4 4 4 4 4 4 28
38 3 3 3 3 4 5 4 25
39 4 4 4 5 4 4 5 30
40 4 5 3 5 3 5 5 30
108
PERNYATAAN KINERJA (Y)
NO
Responden
PERNYATAAN TOTAL
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8
1 4 4 4 4 5 4 5 4 34
2 5 5 5 5 5 5 4 5 39
3 4 4 4 4 4 4 4 4 32
4 3 3 3 4 4 4 4 4 29
5 4 4 4 4 4 4 4 4 32
6 4 4 4 4 4 4 4 4 32
7 4 3 4 4 4 4 3 4 30
8 4 4 4 4 4 4 3 4 31
9 4 4 4 4 4 4 4 4 32
10 4 4 4 4 4 4 5 4 33
11 4 4 4 4 5 4 4 4 33
12 4 4 4 4 4 4 4 4 32
13 4 5 4 5 4 4 4 4 34
14 4 4 4 4 4 4 5 5 34
15 3 4 3 3 3 4 4 4 28
16 3 4 4 4 4 4 4 4 31
17 4 3 4 4 4 4 4 4 31
18 4 4 4 4 4 4 4 4 32
19 4 3 4 3 4 4 4 4 30
20 5 5 4 4 4 4 5 4 35
21 4 4 4 4 5 4 5 5 35
22 5 5 4 4 4 5 5 4 36
23 4 4 4 5 4 4 5 4 34
24 3 3 4 4 4 4 4 3 29
25 4 4 3 3 4 4 4 4 30
26 4 4 4 4 3 4 4 4 31
109
27 4 4 4 4 4 4 5 5 34
28 4 4 3 3 4 4 4 3 29
29 4 4 4 4 4 4 4 4 32
30 4 3 4 3 4 4 4 4 30
31 4 4 4 4 4 4 4 4 32
32 4 4 4 4 4 4 4 4 32
33 4 4 5 4 4 4 5 4 34
34 3 3 4 4 4 4 4 3 29
35 5 5 5 5 5 5 5 5 40
36 5 4 4 4 4 3 4 3 31
37 3 4 4 3 4 3 3 4 28
38 4 3 3 3 4 4 4 4 29
39 4 4 5 4 5 5 5 5 37
40 5 5 4 4 5 5 5 5 38
LAMPIRAN 3 : HASIL UJI KUALITAS DATA
Hasil Uji Validitas Lingkungan Fisik (X1)
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 Total_X1
X1.1 Pearson
Correlation 1 ,444** ,596** ,845**
Sig. (2-tailed) ,004 ,000 ,000
N 40 40 40 40
X1.2 Pearson
Correlation ,444** 1 ,496** ,767**
Sig. (2-tailed) ,004 ,001 ,000
N 40 40 40 40
110
X1.3 Pearson
Correlation ,596** ,496** 1 ,851**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000
N 40 40 40 40
Total_X
1
Pearson
Correlation ,845** ,767** ,851** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Tingkatan Individu (X2)
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 Total_X2
X2.1 Pearson
Correlation 1 ,499** ,576** ,503** ,247 ,384* ,401* ,250 ,637**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,001 ,125 ,014 ,010 ,120 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.2 Pearson
Correlation
,499*
* 1 ,685** ,637** ,429** ,343* ,588** ,239 ,724**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,006 ,030 ,000 ,137 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.3 Pearson
Correlation
,576*
* ,685** 1 ,621** ,358* ,476** ,726** ,449** ,822**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,023 ,002 ,000 ,004 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.4 Pearson
Correlation
,503*
* ,637** ,621** 1 ,446** ,272 ,419** ,237 ,683**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,004 ,090 ,007 ,140 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
111
X2.5 Pearson
Correlation ,247 ,429** ,358* ,446** 1 ,711** ,623** ,630** ,734**
Sig. (2-tailed) ,125 ,006 ,023 ,004 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.6 Pearson
Correlation ,384* ,343* ,476** ,272 ,711** 1 ,685** ,791** ,790**
Sig. (2-tailed) ,014 ,030 ,002 ,090 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.7 Pearson
Correlation ,401* ,588** ,726** ,419** ,623** ,685** 1 ,759** ,867**
Sig. (2-tailed) ,010 ,000 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
X2.8 Pearson
Correlation ,250 ,239 ,449** ,237 ,630** ,791** ,759** 1 ,737**
Sig. (2-tailed) ,120 ,137 ,004 ,140 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Tota
l_X2
Pearson
Correlation
,637*
* ,724** ,822** ,683** ,734** ,790** ,867** ,737** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
112
Hasil Uji Validitas Kelompok (X3)
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 Total_X3
X3.1 Pearson
Correlation 1 ,445** ,223 ,360* ,425** ,150 ,659**
Sig. (2-tailed) ,004 ,166 ,023 ,006 ,357 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40
X3.2 Pearson
Correlation ,445** 1 ,290 ,485** ,304 ,494** ,737**
Sig. (2-tailed) ,004 ,070 ,001 ,056 ,001 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40
X3.3 Pearson
Correlation ,223 ,290 1 ,214 ,532** ,324* ,615**
Sig. (2-tailed) ,166 ,070 ,185 ,000 ,041 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40
X3.4 Pearson
Correlation ,360* ,485** ,214 1 ,571** ,384* ,715**
Sig. (2-tailed) ,023 ,001 ,185 ,000 ,015 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40
X3.5 Pearson
Correlation ,425** ,304 ,532** ,571** 1 ,436** ,781**
Sig. (2-tailed) ,006 ,056 ,000 ,000 ,005 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40
X3.6 Pearson
Correlation ,150 ,494** ,324* ,384* ,436** 1 ,643**
Sig. (2-tailed) ,357 ,001 ,041 ,015 ,005 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40
Total
_X3
Pearson
Correlation ,659** ,737** ,615** ,715** ,781** ,643** 1
113
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Organisasi (X4)
Correlations
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4.5 X4.6 X4.7 Total_X4
X4.1 Pearson
Correlation 1 ,587** ,618** ,565** ,290 ,370* ,442** ,719**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,069 ,019 ,004 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
X4.2 Pearson
Correlation
,587*
* 1 ,671** ,574** ,494** ,465** ,305 ,782**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,003 ,056 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
X4.3 Pearson
Correlation
,618*
* ,671** 1 ,561** ,671** ,516** ,344* ,837**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,030 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
X4.4 Pearson
Correlation
,565*
* ,574** ,561** 1 ,437** ,548** ,510** ,797**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,005 ,000 ,001 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
X4.5 Pearson
Correlation ,290 ,494** ,671** ,437** 1 ,628** ,377* ,742**
Sig. (2-tailed) ,069 ,001 ,000 ,005 ,000 ,016 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
114
X4.6 Pearson
Correlation ,370* ,465** ,516** ,548** ,628** 1 ,734** ,785**
Sig. (2-tailed) ,019 ,003 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
X4.7 Pearson
Correlation
,442*
* ,305 ,344* ,510** ,377* ,734** 1 ,661**
Sig. (2-tailed) ,004 ,056 ,030 ,001 ,016 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
Total
_X4
Pearson
Correlation
,719*
* ,782** ,837** ,797** ,742** ,785** ,661** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Hasil Uji Validitas Kinerja (Y)
Correlations
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Total_Y
Y.1 Pearson
Correlation 1 ,619** ,385* ,352* ,399* ,444** ,401* ,352* ,718**
Sig. (2-tailed) ,000 ,014 ,026 ,011 ,004 ,010 ,026 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.2 Pearson
Correlation
,619*
* 1 ,354* ,478** ,301 ,428** ,406**
,421*
* ,737**
Sig. (2-tailed) ,000 ,025 ,002 ,059 ,006 ,009 ,007 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.3 Pearson
Correlation ,385* ,354* 1 ,603** ,476** ,394* ,299
,414*
* ,689**
115
Sig. (2-tailed) ,014 ,025 ,000 ,002 ,012 ,061 ,008 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.4 Pearson
Correlation ,352* ,478** ,603** 1 ,355* ,377* ,311 ,299 ,675**
Sig. (2-tailed) ,026 ,002 ,000 ,024 ,016 ,051 ,061 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.5 Pearson
Correlation ,399* ,301 ,476** ,355* 1 ,481** ,372*
,487*
* ,673**
Sig. (2-tailed) ,011 ,059 ,002 ,024 ,002 ,018 ,001 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.6 Pearson
Correlation
,444*
* ,428** ,394* ,377* ,481** 1 ,461**
,559*
* ,721**
Sig. (2-tailed) ,004 ,006 ,012 ,016 ,002 ,003 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.7 Pearson
Correlation ,401* ,406** ,299 ,311 ,372* ,461** 1
,450*
* ,673**
Sig. (2-tailed) ,010 ,009 ,061 ,051 ,018 ,003 ,004 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Y.8 Pearson
Correlation ,352* ,421** ,414** ,299 ,487** ,559** ,450** 1 ,707**
Sig. (2-tailed) ,026 ,007 ,008 ,061 ,001 ,000 ,004 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
Total
_Y
Pearson
Correlation
,718*
* ,737** ,689** ,675** ,673** ,721** ,673**
,707*
* 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 40 40 40 40 40 40 40 40 40
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
116
Hasil Uji Reabilitas
1. Lingkungan Fisik (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,758 3
2. Tingkatan Individu (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,885 8
3. Kelompok (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,780 6
4. Organisasi (X4)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,878 7
117
5. Kinerja (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,847 8
LAMPIRAN 4 : HASIL UJI ASUMSI KLASIK
Hasil Uji Normalitas
118
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,51356177
Most Extreme Differences Absolute ,130
Positive ,130
Negative -,063
Test Statistic ,130
Asymp. Sig. (2-tailed) ,085c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
119
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1,135 1,730 -,656 ,516
Lingkungan
Fisik -,006 ,089 -,012 -,069 ,945
Tingkatan
Individu ,057 ,047 ,209 1,231 ,226
Kelompok ,102 ,052 ,329 1,962 ,058
Organisasi -,066 ,044 -,256 -1,497 ,143
a. Dependent Variable: RES_2
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficient
s
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,383 3,127 ,762 ,451
Lingkungan Fisik ,382 ,160 ,235 2,387 ,023 ,805 1,243
Tingkatan
Individu ,369 ,084 ,432 4,377 ,000 ,802 1,247
Kelompok ,275 ,094 ,285 2,927 ,006 ,824 1,213
120
Organisasi ,206 ,079 ,259 2,604 ,013 ,791 1,265
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
LAMPIRAN 5 : HASIL UJI REGRESI BERGANDA
Hasil Uji t (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,383 3,127 ,762 ,451
Lingkungan
Fisik ,382 ,160 ,235 2,387 ,023
Tingkatan
Individu ,369 ,084 ,432 4,377 ,000
Kelompok ,275 ,094 ,285 2,927 ,006
Organisasi ,206 ,079 ,259 2,604 ,013
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 237,756 4 59,439 23,285 ,000b
Residual 89,344 35 2,553
Total 327,100 39
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
b. Predictors: (Constant), Organisasi, Kelompok , Lingkungan Fisik , Tingkatan
Individu
121
Hasil Uji R (Uji Koefisien Determinasi)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,853a ,727 ,696 1,59771
a. Predictors: (Constant), Organisasi, Kelompok ,
Lingkungan Fisik , Tingkatan Individu