ANALISIS EKSPOR ROTAN CV TUNAS JAYA …/Analisis... · Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas...
Transcript of ANALISIS EKSPOR ROTAN CV TUNAS JAYA …/Analisis... · Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS EKSPOR ROTAN CV TUNAS JAYA
SUKOHARJO SETELAH PERATURAN MENTERI
PERDAGANGAN NOMOR 35/M-DAG/PER/11/2011
DAN NOMOR 36/M-DAG/PER/11/2011
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas persyaratan guna mencapai gelar
Ahli Madya pada Program Diploma Bisnis Internasional
Disusun oleh :
FATWA ANNISA GANITRIKUNDA
F3109031
PROGRAM DIPLOMA III BISNIS INTERNASIONAL
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus menerus meski hanya
sedikit (Muhammad SAW)
"Don't cry because it's over, smile because it happened."
- Dr. Seuss
"Dari masa ke masa selalu ada jalan keluar" (Penulis)
"Belajarlah hidup bersama ketakutan, dan yakinlah bahwa ia pasti akan musnah" (penulis)
Karya ini dipersembahkan kepada :
Bapak, ibu, kakak dan adik tercinta
Friendy Al-Kindy
Sahabat-sahabatku
Dosen-dosenku
Teman-teman Bisnis Internasional 09
Almamaterku, Universitas Sebelas Maret
Surakarta
KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan mengucap Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan penulisan
tugas akhir ini yang merupakan karya ilmiah dengan judul “ANALISIS EKSPOR
ROTAN CV TUNAS JAYA SUKOHARJO SETELAH PERATURAN MENTERI
PERDAGANGAN NOMOR 35/M-DAG/PER/11/2011 dan NOMOR
36/M-DAG/PER/11/2011” untuk memperoleh gelar Ahli Madya Manajemen
Perdagangan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini bisa terwujud berkat
bantuan dan bimbingan berbagai pihak ynag memberikan pengarahan, keterangan serta
bahan-bahan yang penulis perlukan dan penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan. Maka dakam kesempatan ini perkenankanlah penulis
menghaturkan ucapan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk-Nya kepada penulis selama
mengerjakan tugas akhir.
2. Bapak Dr. Wisnu Untoro, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Unversitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Bapak Drs. Harimurti selaku Ketua Program Sudi Diploma III Bisnis Internasional,
terima kasih atas pengajaran dan kebijaksanaannya.
4. Ibu Dwi Prasetyani, S.E. M.Si selaku pembimbing akademik.
5. Bapak Malik Cahyadin, S.E. M.Si selaku pembimbing magang dan tugas akhir,
terima kasih atas waktu luang dan kesabarannya.
6. Bapak Suyamdi, Ibu Atin selaku pemilik perusahaan. Serta Sitka Nurohmi selaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
manajer dan teman saya. Terimakasih atas ilmu dan kesempatan yang diberikan.
7. Para dosen dan karyawan Prodi Diploma III Bisnis Internasional Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu dan pengajarannya.
8. Bapak, ibu, kakak dan adik tercinta untuk doa restu dan perhatiannya.
9. Buat Friendy Al-Kindy yang telah memberikan kasih sayang serta ketulusan hatinya
untuk membantu dan mendukung selama ini.
10. Teman-teman D3 Bisnis Internasional yang telah bekerjasama membantu, terima
kasih telah memberikan kenangan dan persahabatan yang manis.
11. Semua pihak yang memberi suntikan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, maka saran
dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat sebagai ibadah
disisi-Nya, amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surakarta, 18Januari 2013
Penulis.
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
ABSTRAKSI....................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iv
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN..................................................... v
KATA PENGANTAR........................................................................................... vi
DAFTAR ISI......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Perumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 3
E. Metode Penelitian..................................................................... 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ekspor
1. Pengertian Ekspor.............................................................. 5
2. Syarat-syarat...................................................................... 5
3. Tujuan Kegiatan Ekspor..................................................... 7
B. Rotan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
1. Pengertian Rotan................................................................ 8
2. Daerah Penghasil Rotan..................................................... 9
3. Kegunaan Rotan................................................................. 9
C. Perkembangan Ekspor
1. Perkembangan Ekspor di Indonesia................................... 10
2. Perkembangan Ekspor Furniture....................................... 10
D. Kelebihan Ekspor Rotan
1. Sistem Manajemen............................................................. 11
2. Kewajiban Manajemen...................................................... 14
3. Sumber Daya...................................................................... 14
4. Proses................................................................................. 18
5. Pengukuran, Analisis, dan Perbaikan................................. 20
E. Peraturan Pemerintah Terhadap Eksppor Rotan
1. Permendag Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011................... 20
2. Permendag Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011................... 20
3. Permendag Nomor 37/M-DAG/PER/11/2011................... 21
4. Peraturan Dirjen Nomor 09/PDN/PER01/2012................. 21
BAB III DISKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan CV Tunas Jaya
di Sukoharjo....................................................................... 23
2. Perijinan dan Legalitas Perusahaan................................... 25
3. Struktur Organisasi CV Tunas Jaya................................... 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
4. Produk yang dihasilkan...................................................... 31
5. Proses Produksi.................................................................. 36
B. Pembahasan
1. Perkembangan Rotan CV Tunas Jaya di Sukoharjo........... 33
2. Kelebihan Ekspor Rotan CV Tunas Jaya di Sukoharjo...... 35
3. Hambatan Ekspor Rotan Akibat Peraturan Menteri........... 44
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 47
B. Saran.......................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Tabel 3.1 Keterangan Struktur Organisasi CV Tunas Jaya............................ 27
Tabel 3.2 Volume Penjualan 2011................................................................. 34
DAFTAR GAMBAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Gambar 2.1 Ekspor Furnitur Indonesia (dalam US$ 000)............................. 11
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi CV Tunas Jaya................................ 26
Gambar 3.2 Kursi Makan (Dining Chair)...................................................... 31
Gambar 3.3 Kursi Santai................................................................................ 31
Gambar 3.4 Berbagai Model Arm Chair........................................................ 32
Gambar 3.5 Macam Model Sofa pada Showroom CV. Tunas Jaya................ 32
Gambar 3.6 Keranjang (Basket).................................................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Tugas Akhir
Lampiran 2 : Laporan Kegiatan Magang
Lampiran 3 : Surat-surat Keterangan Magang
Lampiran 4 : Hasil Penilaian Magang
Lampiran 5 : PERMENDAG NOMOR 35/M-DAG/PER/11/2011
Lampiran 6 : PERMENDAG NOMOR 36/M-DAG/PER/11/2011
Lampiran 7 : PERMENDAG NOMOR 37/M-DAG/PER/11/2011
Lampiran 8 : PERMENDAG NOMOR 12/M-DAG/PER/6/2005
Lampiran 9 : Contoh Bill Of Lading
Lampiran 10 : Contoh Invoice
Lampiran 11 : Hasil Fumigation Certificate
Lampiran 12 : Contoh Surat Perintah Kerja
Lampiran 13 : Outline Wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
ANALISIS EKSPOR ROTAN CV TUNAS JAYA SUKOHARJO SETELAH
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 35/M-DAG/PER/11/2011
dan NOMOR 36/M-DAG/PER/11/2011
FATWA ANNISA GANITRIKUNDA
F3109031
Pemerintah menertibkan kebijakan dalam bentuk Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 mengatur mengenai larangan bahan baku dan Peraturan
Meneteri Perdagangan Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011 mengatur tentang kewajiban
verifikasi.
Tugas Akhir ini bertujuan untuk: a) mengetahui perkembangan ekspor rotan CV
Tunas Jaya, b) kelebihan ekspor rotan CV Tunas Jaya, c) hambatan ekspor akibat Peraturan
Menteri Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 dan Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011 di CV Tunas
Jaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan observasi langsung dilapangan (magang) dan wawancara dengan pihak CV Tunas
Jaya di Sukoharjo. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah: a)
CV Tunas Jaya mengalami perkembangan volume penjualan berdasarkan perhitungan tahun
2011-2012, b) CV Tunas Jaya bertanggung jawab dalam segala aspek yang berhubungan
dengan kelebihan kualitas produk untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, c) Permendag
nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 berakibat kelangkaan pada bahan baku rotan sedangkan
Permendag nomor 36/M-DAG/PER/11/2011 meresahkan para eksportir dimana Sucofindo
sebagai surveyor berbelit-belit dalam birokrasi. Sucofindo menyulitkan eksportir dalam
syarat-syarat yang berlaku tanpa adanya kebijakan yang menguntungkan eksportir.
Kata Kunci : kondisi ekspor rotan, managemen kualitas, dampak permendag terhadap
rotan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF EXPORT RATTAN CV JAYA SUKOHARJO SHOOTS AFTER
TRADEMINISTER 35/M-DAG/PER/11/2011
and NUMBER 36/M-DAG/PER/11/2011
FATWA ANNISA GANITRIKUNDA
F3109031
Government policy discipline in the form of the Minister of Trade No. 35/M-
DAG/PER/11/2011 governing the prohibition of raw materials and Meneteri Trade
Regulation No. 36/M-DAG/PER/11/2011 regulates verification obligations.
Final Project aims to: a) determine the development of rattan exports CV Tunas Jaya, b) the
excess export of rattan CV Tunas Jaya, c) due to export constraints 35/M-DAG/PER/11/2011
and Ministerial Regulation No. No. 36/M- DAG/PER/11/2011 in CV Tunas Jaya. Data
collection techniques used in this study is by direct observation in the field (internship) and
interviews with the CV Tunas Jaya in Sukoharjo. The method of data analysis is descriptive
analysis.
Based on the research conducted, the conclusions that can be obtained are: a) CV Tunas Jaya
to experience growth in sales volume based on the calculation in 2011-2012, b) CV Tunas
Jaya are responsible for all aspects related to the excess of quality products to enhance
customer satisfaction, c) Permendag 35/M-DAG/PER/11/2011 numbers resulted in the
scarcity of raw rattan Permendag number 36/M-DAG/PER/11/2011 while unsettling for
exporters where Sucofindo as a surveyor in the convoluted bureaucracy. Sucofindo difficult
for exporters in the conditions prevailing in the absence of policies that benefit exporters.
Keywords: rattan export conditions, management quality, impact on cane Permendag
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan memperketat
aturan ekspor rotan. Dengan menambahkan lampiran faktur pajak penjualan
dan pemeriksaan surveyor saat pengapalan. Akan terus diberlakukan dengan
modifikasi dan memperketat penyediaan untuk industri dalam negeri.
Kebocoran-kebocoran selama ini dicurigai, misalnya bukti pasok tidak benar
yang akan perbaiki.
Dalam rangka pemanfaatan rotan secara berkesinambungan dan
menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri produk rotan serta
mendukung peningkatan ekspor produk industri rotan, perlu dilakukan
pengaturan mengenai ketentuan ekspor rotan dan produk rotan. Dalam
peraturan ini disebutkan dalam Permendag Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011
tentang Ketentuan Ekspor Rotan dan Produk Rotan tersebut mewajibkan
verifikasi sebelum barang dimuat.
Sementara Permendag Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011 tentang
Pengangkutan Rotan Antar Pulau itu mewajibkan verifikasi di tempat awal
dan di tempat pembongkaran atau tujuan akhir. Bahwa kondisi geografis
Indonesia sebagai negara kepulauan yang lautnya berbatasan langsung
dengan negara lain, terbuka peluang terjadinya penyelundupan komoditi asal
Indonesia khususnya rotan ke negara lain dengan modus pengangkutan antar
pulau, serta untuk menghindari terjadinya penyelundupan rotan dan menjaga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
ketersediaan bahan baku industri barang jadi rotan dalam negeri serta
pemanfaatan rotan secara berkesinambungan, perlu dilakukan pengaturan
pengangkutan rotan antar pulau.
Berdasarkan uraian diatas judul penelitian ini adalah “ANALISIS
EKSPOR ROTAN CV TUNAS JAYA SUKOHARJO SETELAH
PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR
35/M-DAG/PER/11/2011 dan NOMOR 36/M-DAG/PER/11/2011.”
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan ekspor rotan CV Tunas Jaya di Sukoharjo?
2. Bagaimana kelebihan ekspor rotan CV Tunas Jaya di Sukoharjo?
3. Apa saja hambatan ekspor akibat Peraturan Menteri Nomor
35/M-DAG/PER/11/2011 dan Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut
dapat memberikan manfaat sesuai apa yang dikehendaki. Adapun tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ekspor rotan CV Tunas
Jaya di Sukoharjo
2. Untuk mengetahui bagaimana kelebihan ekspor rotan CV Tunas Jaya di
Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3. Untuk mengetahui hambatan ekspor akibat Peraturan Menteri Nomor
35/M-DAG/PER/11/2011 dan Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan akan mempunyai kegunaan
sebagai berikut :
1. Bagi CV Tunas Jaya
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi perusahaan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekspor khususnya
dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas ekspornya agar terus
berkembang dengan adanya peraturan baru yang merumitkan eksportir.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pembuatan kebijakan yang
berkaitan dengan ekspor. Dengan adanya kebijakan tersebut diharapkan
dapat membewa angin segar bagi para eksportir dan lebih mendorong
kegiatan ekspor bukannya merumitkan esportir
3. Bagi Mahasiswa dan Pembaca lainnya
Merupakan tambaan referensi bacaan dan informasi khususnya bagi
mahasiswa jurusan Manajemen Perdagangan yang sedang menyusun
Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.
4. Bagi Masyarakat Umum
Memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai ekspor rotan
setelah Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011
dan Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011 yang baik agar hasil yang didapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
maksimal dan tidak terjadi kecurangan dalam dunia bisnis.
E. Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini menggunakan metode yang dapat
mempermudah dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu:
1. Desain Penelitian
Penelitian ini berdasarkan desain kasus dengan melakukan pengamatan
langsung di CV Tunas Jaya di Sukoharjo terhadap dampak ekspor rotan
setelah adanya Peraturan Menteri Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 dan
Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011.
2. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di CV Tunas Jaya yang beralamatkan di Jln.
Luwang Gatak, Sukoharjo 57557 Solo, Jawa Tengah, Indonesia.
3. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
a. Jenis Data
1) Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini
diperoleh dengan wawancara langsung pada bagian ekspor dan
staff atau karyawan CV Tunas Jaya Sukoharjo.
2) Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari Publikasi BPS (Badan Pusat
Statistik), studi pustaka, dan sumber internet lainnya.
b. Metode Pengumpulan Data
1) Observasi
Merupakan interaksi secara langsung pada proses ekspor rotan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
CV Tunas Jaya di Sukoharjo.
2) Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
secara langsung dengan pihak CV Tunas Jaya di Sukoharjo.
Outline wawancara terlampir.
4. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data primer diperoleh dari CV Tunas Jaya Sukoharjo. Data ini
meliputi gambaran umum perusahaan dan aktivitas ekspor rotan.
b. Sumber Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari publikasi BPS. Data tersebut meliputi
kasus/artikel ekspor rotan di Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. EKSPOR
1. Pengertian Ekspor
Secara definitif, ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari
peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan ke luar negeri sesuai
ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing.
(Amir, Ms, 2004)
Yang dimaksud dengan kegiatan ekspor adalah upaya seseorang
pengusaha dalam memasarkan suatu barang atau komoditas yang
dikuasainya ke negara asing atau bangsa asing, dengan mendapatkan
valuta (mata uang) asing, serta melakukan hubungan komunikasi dan
korespondensi dalam bahasa asing pula. (Sitiatava, RP, 2011)
2. Syarat - syarat Ekspor
Dalam melaksanakan kegiatan ekspor ada beberapa syarat yang
harus dimiliki oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan yang akan
melakukan ekspor harus memiliki (Amir, Ms, 2004) :
a. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Deperindag atau ijin usaha
dari departemen teknis lainnya.
b. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Persyaratan memperoleh SIUP dan TDP adalah:
1) Memiliki Akte (atau pengesahan surat keterangan notaris)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2) Menyarahkan foto copy KTP dan foto
3) Menyerahkan surat keterangan domisili
4) Menyerahkan SK WNI, ganti nama (warga asing)
5) Menyerahkan TDP
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah daftar cacatan resmi
yang diadakan menurut atau berdasarkan undang-undang dan atau
peraturan-peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang
berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan (undang-undang
republik Indonesia no 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan
pasal 1)
Syarat-syarat TDP antara lain :
a) Memiliki akte pendirian perusahaan
b) Melampirkan KTP semua pengurus
c) Melampirkan daftar pemegang saham
d) Melampirkan foto copy keterangan domisili
e) Melampirkan foto copy SIUP
3. Tujuan Kegiatan Ekspor
Kegiatan ekspor mempunyai beberapa tujuan diantara lain (Amir,
MS, 2004) :
a. Mencari laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh
harga jual yang lebih baik (optimalisasi laba).
b. Membuka pasar baru diluar negeri sebagai perluasan dari pasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
domestik. Dengan demikian komoditi yang diproduksi mempunyai
pasar yang luas, tidak hanya sekesar pasar dalam negeri, tetapi juga
mempu melayani konsumen dari mancanegara.
c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (installed capacity –
idle capacity – excess capacity), sehingga tercapai kapasitas
optimum dalam berproduksi, yang dapat menekan biaya umum
perusahaan (overhead cost).
d. Membiasakan diri bersaing dipasar internasional, sehingga terlatih
dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan ”jago
kandang”, apalagi menghadapi era globalisasi.
B. ROTAN
1. Pengertian Rotan
Rotan adalah sekelompok tumbuhan memanjat yang dalam dunia
tumbuh-tumbuhan digolongkan kedalam anak kelas Monocotyledone,
termasuk famili/ Suku Palmae, dengan marga Calamus, Daemonorops,
Karthalsia, Caratolobus, Pectokomia Calospatha, Myrialepis,
Plectocomiopsis, Pogonotium dan Retispatha.
Jenis rotan di Asia Tenggara berkisar 516 jenis dan di Indonesia
berkisar 316 jenis (Hadi S. Pasaribu). Jenis rotan berdasarkan SNI
digolongkan kedalam 2 golongan diameter yaitu diameter besar dan
diameter kecil. Diameter besar yaitu Ø>18 cm dan diameter kecil yaitu Ø<
18 cm.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Daerah Penghasil Rotan
Hutan Alam pada umumnya merupakan daerah penghasil rotan,
selanjutnya dari hasil budidaya atau perkebunan. Perkebunan rotan
awalnya yang paling berhasil adalah di dalam kawasan sekitar Barito,
Kapuas, Kahayan di Kalimantan sekitar tahun 1850 an (van Tuil, 1929)
setelah itu berkembang ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Di
Kalimantan Timur peladang berpindah selama kurun waktu yang cukup
lama telah menanam Calamus caesius di tanah hutan yang dibiarkan
kosong setelah penebangan dan produksi tanaman pangan (Weinstok,
1983).
Mulai tahun 1980 an di Pulau Jawa mulai uji coba budidaya rotan
pada beberapa species comersial seperti Calamus manan dan C. Caesius
dan hasilnya baik seperti di Kalimantan.
Secara keseluruh daerah-daerah di Indonesia dapat menghasilkan
rotan, tetapi daerah yang menghasilkan cukup banyak yaitu Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya.
3. Kegunaan Rotan
Rotan secara umum lebih dikenal dapat di gunakan sebagai bahan
untuk mebeler atau furniture, tetapi kenyataanya bagi yang menyenangi
bahan dan produk dari rotan dapat digunakan hampir disemua segi
kehidupan manusia seperti konstruksi rumah, isi rumah, perkantoran,
jembatan, keranjang, tikar, lampit, tali, dll. Sampai ada istilah atau
peribahasa (tidak ada rotan akarpun berguna).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Rotan merupakan sumber devisa yang sangat besar bagi negara
karena Indonesia adalah satu satunya negara terbesar penghasil rotan
didunia, rotan sebagai bahan baku pabrik atau industri, home industri,
sumber mata pencaharian dan meningkatkan tarap hidup dan
perekonomian masyarakat, terutama masyarakat sekitar hutan.
C. Perkembangan Ekspor
Berdasarkan data dari BPS nilai ekspor Indonesia pada tahun 2011
tercatat sebesar US$ 203,62 miliar. Angka ini meningkat sebesar 24,88
persen dibandingkan ekspor 2010. Dan dinyatakan ekspor Indonesia berhasil
menembus target, sebelumnya pemerintah menetapkan target ekspor sebesar
US$ 200 miliar di tahun 2011. Sektor industri menjadi motor utama
peningkatan ekspor secara nasional.
1. Perkembangan ekspor di Indonesia
Pada tahun 2011, industri menyumbang US$ 122 miliar atau
sebesar 60 persen dari total nilai ekspor. Sektor nonmigas lainnya, yaitu
pertanian dan pertambangan, masing-masing menyumbang 2,54 persen
dan 17,02 persen dari keseluruhan ekspor. Sementara itu ekspor sektor
migas hanya mencapai US$ 41 miliar atau sebesar 20,43 persen dari total
ekspor (BPS)
2. Perkembangan ekspor furniture
Industri furnitur merupakan industri padat kerja yang menyerap
banyak tenaga kerja menurut Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan
Indonesia (Asmindo), potensi penyerapan tenaga kerja oleh industri ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tidak kurang dari 4juta tenaga kerja, baik tenaga kerja langsung maupun
tidak langsung. Kontribusi industri ini terhadap perolehan devisa
negarapun tidaklah kecil, data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan
nilai ekspor furnitur di indonesia sebagai berikut:
Gambar 2.1
Ekspor Furnitur Indonesia (dalam US$ 000)
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)
D. Kelebihan Eskpor Rotan
Kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan (fitness for use), ini
berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang
diperlukan atau diharapkan oleh pengguna, lebih jauhnya mengemukakan
lima dimensi kualitas. (Juran, 1988)
1. Sistem Managemen
Setiap perusahaan ekspor menetapkan, mendokumentasikan,
mengimplementasikan dan memelihara sistem managemen. Penetapan
proses proses yang diperlukan untuk sistem managemen mutu dan
aplikasinya agar memgidemtifikasi materi muatan ekspor bahwa operasi
maupun kendali proses tersebut efektif. Dengan tersedianya sumber daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
dan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan prosesnya
untuk mencapai hasil yang direncanakan dengan baik. (Vincent Gaspersz,
1998)
Sistem manajemen kualitas (QMS) merupakan sekumpulan
prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen
sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
(barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh
pelanggan dan organisasi.
Sistem manajemen kualitas berfokus pada konsistensi dari proses
kerja. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap
standar-standar kerja. Adanya prosedur dokumentasi yang mengacu pada
spesifikasi produk untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan serta
mmelihara rekaman.
Dokumentasi sistem manajemen mutu harus mencakup:
a. Kebijakan mutu dan sasaran mutu yang terdokumentasi,
b. Pedoman mutu (quality manual),
c. Dokumen (termasuk rekaman) yang ditetapkan oleh organisasi guna
menjamin perencanaan, pengoperasian dan pengendalian proses yang
efektif.
Rekaman adalah jenis dokumen khusus dan harus dikendalikan dengan
baik. Ditetapkan suatu prosedur terdokumentasi untuk menetapkan
pengendalian yang diperlukan:
1) Untuk menyetujui dokumen akan kecukupannya sebelum diterbitkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Untuk meninjau dan memutakhirkan seperlunya dan menyetujui
ulang dokumen,
3) Untuk memastikan bahwa perubahan dan status revisi dokumen
terkini dapat ditunjukkan,
4) Untuk memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang berlaku
tersedia di tempat yang memerlukannya,
5) Untuk memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah
diidentifikasi,
6) Untuk memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar organisasi,
yaitu dokumen penting yang ditentukan oleh organisasi untuk
perencanaan dan pengoperasian sistem manajemen mutu,
diidentifikasi dan pendistribusiannya terkendali, dan
7) Untuk mencegah pemakaian dokumen kedaluwarsa, dan memberikan
identifikasi yang sesuai bila dokumen kedaluarsa disimpan untuk
suatu maksud.
Selain itu dalam pengendalian rekaman, Rekaman sebagai bukti
kesesuaian persyaratan dan pengoperasian sistem manajemen mutu yang
efektif harus dikendalikan. Organisasi harus menetapkan prosedur
terdokumentasi untuk menetapkan kendali yang diperlukan untuk
identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan dan
pembuangan rekaman
Tinjauan manajemen adalah evaluasi terhadap pelaksanaan
pengelolaan keamanan informasi dalam bentuk pertemuan/rapat rutin
Tinjauan manajemen harus membahas keperluan yang mungkin untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
merubah kebijakan, tujuan dan elemen-elemen lain sistem manajemen
lingkungan, berdasarkan hasil-hasil audit internal sistem manajemen
lingkungan, keadaan-keadaan yang berubah dan komitmen terhadap
peningkatan berkelanjutan.
2. Kewajiban managemen
Salah satu kunci utama dalam kewajiban managemn ekspor
adalah Keamanan (safety), aman dan tidak membahayakan konsumen
dan komitmennya yang bertanggung jawab. Manajemen harus
menyediakan bukti komitmen dalam pengembangan dan penerapan sistem
manajemen keamanan pangan serta perbaikan sistem dengan Menyediakan
bukti, keamanan pangan didukung oleh target-target yang telah ditetapkan
seperti kebijakan keamanan pangan (food safety policy) dan melakukan
management review dengan sumber daya yang cukup. (Juran, 1998)
Memprioritaskan kepuasan konsumen agar konsumen merasa
puas secara terus menerus dengan kwualitas dan mutu yang memenuhi
syarat. Dengan adanya perencanaan dan prosedur untuk memastikan
bahwa sasaran mutu yang memenuhi persyaratan produk sampai teangung
jawab perusaahan dalam kinerja sistem manaJemen.
3. Sumber Daya
Sumber daya merupakan suatu input untuk dijadikan sebuah
output melaui suatu proses atau transformasi/perubahan. Dengan
ketersediaan sumber daya yang diperlukan membantu memperbaiaki
kefektifannya. (Sitiatava, 2011)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Ketersediaan (availability), mencakup aspek kedapatdipercayaan,
serta ketahanan. Sumber daya dalam membatu meningkatkan kwalitas
dan mutu meliputi :
a. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja
dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenagakerja,
pekerja atau karyawan)
Pengertian lain Sumber Daya Manusia adalah potensi yang
merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non
finansial) didalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi
potensinyata (real) secara fisik dan non fisikdalam mewujudkan
eksistensi organisasi.
b. Sumber Daya Alam
Pengertian Sumber Daya Alam adalah semua kekayaan bumi,
baik biotik maupun abiotik yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan kesejahteraan manusia, misalnya:
tumbuhan, hewan, udara, air, tanah, bahan tambang, angin, cahaya
matahari, dan mikroba (jasad renik). Pada dasarnya Alam mempunyai
sifat yang beraneka ragam, namun serasi dan seimbang. Oleh karena
itu, perlindungan dan pengawetan alam harus terus dilakukan untuk
mempertahankan keserasian dan keseimbangan tersebut.
Semua kekayaan yang ada di bumi ini, baik biotik maupun
abiotik, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia
merupakan sumber daya alam. Tumbuhan, hewan, manusia, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
mikroba merupakan sumber daya alam hayati, sedangkan faktor
abiotik lainnya merupakan sumber daya alam nonhayati. Pemanfaatan
sumber daya alam harus diikuti oleh pemeliharaan dan pelestarian
karena sumber daya alam bersifat terbatas
Ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan
dasar, dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat
kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan.
Singkatnya, daya dukung lingkungan ialah kemampuan lingkungan
untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup.
Penyebaran sumber daya alam di bumi ini tidaklah merata
letaknya. misalnya ada bagian bagian bumi yang sangat kaya akan
mineral, ada pula yang tidak. Ada yang baik untuk pertanian ada pula
yang tidak. Oleh karena itu, agar pemanfaatannya dapat
berkesinambungan, maka tindakan eksploitasi sumber daya alam
harus disertai dengan tindakan perlindungan. Pemeliharaan dan
pengembangan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang
rasional antara lain sebagai berikut :
1) Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2) Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi
(campuran).
3) Mengembangkan metoda menambang dan memproses yang
efisien, serta pendaurulangan (recycling).
4) Melaksanakan etika lingkungan berdasarkan falsafah hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
secara damai dengan alam.
Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya
hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan
semena-mena (tebang habis)
b) Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana
dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya,
pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan
ukuran tertentu yang telah ditentukan.
c) Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
d) Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali
hutan
e) Mencegah kebakaran hutan. Kerusakan hutan yang paling besar
dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan
waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan
kembali.
Pengelolaan hutan seperti di atas sangat penting demi
pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan
seperti berikut ini :
1) Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung
jatuh ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2) Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga,
hewan, dan sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
3) Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan
di hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya
alam cenderung naik terus, karena pertambahan penduduk yang cepat
dan perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan
sains dan teknologi. Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat
bermanfaat dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat
perlu dilaksanakan:
a) Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat
yang maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus
diusahakan agar produktivitasnya tetap berkelanjutan.
b) Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam
yang ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan
menanamkan pengertian sikap serasi dengan lingkungannya.
4. Proses
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang
ada diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk
menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. Proses juga
diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Proses produksi adalah suatu
cara, metode ataupun teknik menambah kegunaan suatu barang dan jasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
dengan menggunakan faktor produksi yang ada. (Assauri, 1995)
Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus.
Sementara itu, akuntansi harus melaporkan informasi keuangan secara
berkala. Akibatnya, pada saat laporan keuangan harus dibuat, terdapat
kemungkinan adanya sebagian barang yang belum selesai diproses.
Walaupun demikian, biaya yang telah terjadi untuk barang itu,
tetap harus dilaporkan. Inilah yang dicantumkan sebagai persediaan dalam
proses. Untuk memperoleh beban pokok produksi barang yang telah
selesai, biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di
awal periode dan dikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir
periode.
Manajemen yang baik harus bisa mendefinisikan proses bisnis
yang terjadi di dalam perusahaannya. Dalam memahami proses bisnis ini
ada dua sudut pandang yaitu sudut pandang internal dan sudut pandang
external. Sudut pandang internal merupakan sudut pandang yang terjadi di
dalam perusahaan. Sudut pandang external merupakan sudut pandang
dimana pelanggan melihat proses bisnis transaksi yang dia sedang
kerjakan.
Memahami proses bisnis dari sisi pelanggan akan memberntuk
layanan yang memuaskan pelanggan. Hal ini akan membuat pelanggan
tetap menggunakan produk-produk kita. Oleh sebab itu marilah kita
memahami dengan baik proses bisnis baik secara internal maupun
external.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
5. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan
Untuk meningkatkan kualitas produk banyak hal yang dilakukan
oleh perusahaan dalam proses yang berkaitan dengan pelanggan. Dengan
melakukan beberapa kegiatan yang memastikan kesesuaian produk dengan
memperbaiki kefektifan sistem manajemen mutu. (Jurnal ISO, 2011)
E. Peraturan Pemerintah Terhadap Ekspor Rotan
Hambatan-hambatan perdagangan, sebagaimana berlaku terhadap
produk-produk lain yang melintasi perbatasan antar negara, juga berpengaruh
terhadap perdagangan hasil hutan. Hambatan tersebut beragam bentuknya,
dari pengenaan tariff sampai sampai hambatan non-tariff. Kedua bentuk
hambatan perdagangan tersebut diberlakukan oleh negara-negara pengimpor
maupun pengekspor dengan berbagai macam maksud dan tujuan. Dengan itu
pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang ekspor rotan :
1. Permendag RI Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011
Dalam rangka pemanfaatan rotan secara berkesinambungan dan
menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri produk rotan serta
mendukung peningkatan ekspor produk industri rotan, perlu dilakukan
pengaturan mengenai ketentuan ekspor rotan dan produk rotan.
Permendag No. 35/M-DAG/PER/11/2011 mengatur mengenai larangan
bahan baku.
2. Permendag RI Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011
Bahwa kondisi geografis Indonesia sebgai negara kepulauan yang
lautnya berbatasan langsung dengan negara lain, terbuka peluang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
terjadinya penyelundupan komoditi asal Indonesia khususnya rotan ke
negara lain dengan modus pengangkutan antar pulau, serta untuk
menghindari terjadinya penyelundupan rotan dan menjaga ketersediaan
bahan baku industri barang jadi rotan dalam negeri serta pemanfaatan
rotan secara berkesinambungan, perlu dilakukan pengaturan
pengangkutan rotan antar pulau. Permendag No.
36/M-DAG/PER/11/2011 yang mengatur tentang kewajiban verifikasi.
3. Permendag RI Nomor 37/M-DAG/PER/11/2011
Bahwa dengan adanya kebutuhan instrumen untuk mengatasi resiko dan
akses pembiayaan bagi dunia usaha, perlu mengatur kembali barang
yang dapat disimpan di Gudang dalam Sistem Resi Gudang. Sejauh ini
untuk rotan sangat sulit direalisasikan karena secara fakta gudang tidak
tersedia. Disisi lain belum ada bank yang mau memberi kredit dengan
mekanisme resi gudang.
4. Peraturan Dirjen Nomor 09/PDN/PER01/2012
Disebutkan bahwa dalam hal pengirim atau penerima
pengangkutan rotan antar pulau yang dilakukan oleh pelaku usaha yang
sama, tidak harus melampirkan faktur penjualan, namun wajib
melampirkan surat pernyataan bahwa pengirim dan penerima dilakukan
oleh pelaku usaha yang sama.
Untuk kegiatan Verifikasi Pengangkutan Rotan Antar Pulau,
telah diterbitkan Peraturan Dirjen Perdagangan Dalam Negeri
No.09/PDN/PER01/2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan
Verifikasi Rotan Dalam Rangka Pengangkutan Antar Pulau yang antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
lain berisi, bahwa petani/pengumpul rotan dapat melakukan
perdagangan antar pulau tanpa harus berbentuk badan usaha. Kemudian,
pelaku usaha yang bertindak sebagai pengirim dan penerima (pelaku
usaha yang sama) tidak wajib melampirkan invoice akan tetapi wajib
melampirkan surat pernyataan yang menyatakan bahwa pengirim dan
penerima dilakukan oleh pelaku usaha yang sama.
Tujuan diterbitkankannya Permendag tersebut guna mempersempit
kemungkinan celah terjadinya perdagangan atau pengangkutan rotan illegal
ke luar negeri dengan dalih antar pulau. Dan semangatnya adalah
memastikan rotan itu agar tidak digunakan sesuai dengan peruntukannya
untuk industry dalam negeri. Permendag yang dikeluarkan oleh pemerintah
merupakan suatu niat baik guna melakukan hilirisasi rotan di Indonesia.
Hilirisasi ini nantinya akan berdampak positif pada nilai tambah terhadap
pendapatan negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah dan Perkembangan CV Tunas Jaya di Sukoharjo
CV. Tunas Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang
furnitur yang memproduksi barang dari Rattan, Synthetic, Full Kayu dan
kombinasi produk dari perpaduan material antara rotan dan kayu.
Didirikan dengan Akte Notaris Ny. Wirati Kendarto, SH. Di Sukoharjo
pada tanggal 12 Februarui 1999 dan didaftarkan di Pengadilan Negeri
Sukoharjo pada tanggal 17 Februari 1989 dan telah mengalami perubahan,
perubahan terakhir sesuai akta notaris Ny. Wirawati Kendarto, SH tanggal
12 Januari 2007 di Sukoharjo. Adapun lokasinya di Solo tepatnya di
kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Dengan orientasi export ke luar negeri seperti di wilayah Eropa,
Asia, Australia, Amerika, Afrika. Dengan adanya pangsa pasar yang luas
dan tingkat persaingan yang tinggi CV Tunas Jaya berusaha memproduksi
barang yang berkualitas sesuai yang dipersyaratkan pelanggan dan
memberikan harga yang kompetitif supaya dapat masuk pasar dalam
jaringan dunia. Selain itu, CV. Tunas Jaya juga membangun industri rotan
yang tangguh, efisien dan berkewirausahaan yang tinggi yang dapat
memanfaatkan secara maksimum potensi welfare dari sumberdaya rotan
secara lestari. Berikut uraian detil perusahaan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Profile Perusahaan
Nama Perusahaan : CV. Tunas Jaya
Produksi : Natural Rattan, Synthetic Rattan, Full Kayu dan
kombinasi antara Rattan dan Kayu
Berdiri : Tahun 1999
Alamat : Jln. Luwang Gatak, Sukoharjo 57557 Solo, Jawa
Tengah, Indonesia
Luas Pabrik : ± 7600 m2
Pekerja : ± 100 orang
Direktur / Pemilik : Bapak Suyamdi
b. Contact Person
Telp : (0271) 782930 / (0271) 782332
Fax : (0271) 782930
Email : [email protected]
Website : www.indahjayarattan.com
c. Spesifikasi produk
Spesialis : Natural Rattan, Synthetic Rattan, Full Kayu dan
kombinasi antara Rotan dan Kayu
Material Anyam : Rotan Fitrit, Rotan Kubu, Kubu Grey, Banana,
Seagrass, Enceng Gondok, Synthetic
Material Kayu : Mahogani dan Jati
Kondisi Kayu : Kering dengan MC max ± 15
Kapasitas : 20 – 30 kontainer 40’ HC / bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Skala Usaha : Besar (ekspor)
Ekspor :Wilayah Asia, Eropa, Amerika, Australia, Afrika.
2. Perijinan dan Legalitas Perusahaan
CV. Tunas Jaya dalam menjalankan usahanya dilengkapi dengan berbagai
kelengkapan usaha seperti :
a. Surat Ijin Usaha Dagang (SIUP)
SIUP dengan Nomor 001/11.35/PB/X/2007 tanggal 09 Januari
2007 yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi dan Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
b. Ijin Usaha Industri Besar
Pada tanggal 12 Januari 2007ijin usaha industri besar dengan
nomor 530/01/IB.B/I/2007 dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Pemerintah
Kabupaten Sukoharjo.
c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
TDP No. 113535100353 tertanggal 09 Januari 2007 yang
dikeuarkan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan
Penanaman Modal Pemerintah Kabupaten Sukoharjo.
c. Ijin Gangguan (HO)
Berdasarkan keputusan Bupati Sukoharjo Nomor ijin Ganggoan
CV. Tunas Jaya adalah 503/458/XII/2006.
d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP dari Kantor Peayanan Industri Kehutanan (ETPIK) Nomor
164i/DJ-DAGLU/ETPIK/III/2003 tanggal 21 Maret 2003 yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dikeluarkan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Direktorat
Jendral Perdagangan Luar Negeri.
3. Struktur Organisasi CV. Tunas Jaya
Adapun struktur organisasi pada CV. Tunas Jaya dapat kita lihat
pada gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Bagan Struktur Organisasi CV Tunas Jaya
Sumber : CV. Tunas Jaya
Kabag
Maintenance
Pimpinan
Wakil
Pimpinan
Kabag QC
Anyam Luar
Kabag QC
Anyam Rangka
Kabag QC
Anyam Dalam
Kabag Marketing
Hub. Luar
Kabag Doc.
Ekspor & Hub.
Dalam
Kabag
Produksi
Kabag Adm. &
Personalia
Kabag Pengadaan
Bahan
Div. Busa
Div. Packing
Div. Cat
Div Finishing
Security
Kebersihan
Div. Stuffing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel 3.1 Keterangan Struktur Organisasi CV. Tunas Jaya
No Nama
Jenis
Kelamin
Jabatan Pendidikan
Masa
Kerja
1 Suyamdi Laki-laki Pimpinan SMU 16 th
2 Supriyatin Perempuan Wakil Pimpinan SMU 16 th
3 Sularmi Perempuan Kabag Administrasi D III 6 th
4 Anik Susanti Perempuan Kabag Marketing Doc
Ekspor & Hub. Dalam
S I 2 th
5 Sitka Nurohmi Perempuan Kabag Marketing Hub.
Luar
SMU 2 th
6 Amini Perempuan Kabag Produksi SMU 4 th
7 Ernawati Perempuan Kabag Pengadaan Bahan SMP 8 th
8 Jarot Laki-laki Kabag Maintenance SMP 7 th
9 Budi Wiyono Laki-laki Pelaksana Bagian
Maintenance
STM 4 th
10 Tri Widodo Laki-laki Kabag QC Anyam Luar SMP 2 th
11 Teguh Laki-laki Kabag QC Anyam Rangka SMP 12 th
12 Jumadi Laki-laki Kabag QC Anyam SMU 9 th
13 Hartini Perempuan Kabag QC Dalam SMP 7 th
14 Yudi H. Laki-laki Pelaksana Divisi Busa SMU 9 th
15 Tri Ngesti W. Laki-laki Pelaksana Divisi Finishing STM 7 th
16 Sri Hastuti Perempuan Pelaksana Divisi Cat SMU 3 th
17 Puguh Purwono Laki-laki Pelaksana Divisi Packing SMP 7 th
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
18 Joko Sukamto Laki-laki Pelaksana Stuffing SMU 2 th
19 Suryanto Laki-laki Pelaksana Security STM 7 th
20 Suryadi Laki-laki Pelaksana Security SMP 3 th
21 Sumarni Perempuan Pelaksana Security SD 7 th
22 Rahayu Perempuan Pelaksana Kebersihan SD 9 th
23 Harjanti Perempuan Pelaksana Kebersihan SD 8 th
Sumber : CV. Tunas Jaya
Tanggung jawab karyawan :
a. Pimpinan
Memantau, mengendalikan dan meloloskan kualitas produk mulai dari
pengadaan bahan/bahan pembantu, selama proses, finishing dan produk
jadi.
b. Wakil Pimpinan
Bertanggung jawab tentang pengendalian dokumen, kegiatan audit
internal, melaksanakan kegiatan koreksi dan pencegahan serta
evaluasinya untuk melaksanakan segala perbaikan yang diperlukan.
c. Kabag. Maintenance
Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan perawatan rutin sesuai
jadwal perawatan yang sudah ditentukan dan melakukan perbaikan
peralatan berdasarkan informasi dari bagian yang membutuhkan.
d. Kabag. Quality Control Anyam Luar
Melakukan kegiatan pemantauan dan pengukuran produk anyam yang
berasal dari proses outsourcing yang sesuai dengan persyaratan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pelanggan.
e. Kabag. Quality Control Anyam Rangka
Mengecek ulang hasil rangka yang sudah jadi untuk menentukan jarak
rangka dengan bahan yang digunakan sesuai dengan permintaan.
f. Kabag. Quality Control Anyam Dalam
Melakukan kegiatan pemantauan produk anyam dan produk jadi
sebelum packing.
g. Kabag. Marketing Hubungan Luar
Memasarkan produk ke luar negeri dan berkomunikasi dengan
pelanggan di luar negeri mengenai pesanan furnitur.
h. Kabag. Marketing Dokumen Ekspor dan Hubungan Dalam
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan presevasi produk selama di
gudang produk jadi kemas serta mengurus semua dokumen-dokumen
dalam kegiatan ekspor perusahaan.
i. Kabag. Produksi
Bertanggung jawab terhadap kegiatan pengendalian atas produk bahan
baku rangka kayu dan anyam hasil outsourcing serta produk jadi yang
tak sesuai.
j. Kabag. Administrasi dan Personalia
Bertanggung jawab atas segala biaya perusahaan yang masuk maupun
keluar setelah proses ekspor terjadi.
k. Kabag. Pengadaan Bahan
Bertanggung jawab atas ketersediaan bahan baku maupun bahan
pembantu dalam proses produksi furnitur rotan dan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
pelaksanaan pembuatan bahan baku untuk kubu grey.
l. Divisi Stuffing
Bertanggung jawab terhadap masuknya barang dalam kontainer,
menghitung jumlah sesuai pesanan, sistem penataan barang dan
pemberian absorb dry.
m. Divisi Busa
Membuat cushion dimulai dari pemotongan kain dan busa, kemudian
proses penjahitan sampai menjadi cushion.
n. Divisi Packing
Bertanggung jawab dalam proses packaging supaya barang benar-benar
terlindungi dengan menggunakan single face ataupun karton box sesuai
yang dipersyaratkan pelanggan.
o. Divisi Cat
Bertanggung jawab dalam pembuatan / pencampuran cat yang akan
digunakan dalam proses pengecatan.
p. Divisi Finishing
Melakukan proses finishing dari mulai proses amplas, sanding,
pengecatan, pewarnaan dengan spray clear, balancing, dan terakhir
proses dengan meja kontrol supaya barang presisi
q. Security
Bertanggung jawab atas keamanan pabrik dan penerimaan tamu serta
pencatatan siapa saja tamu yang datang.
r. Kebersihan
Bertanggung jawab atas kebersihan seluruh kantor dan pabrik setiap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
hari.
4. Produk yang dihasilkan
Gambar 3.2 Kursi Makan (Dining Chair)
Sumber CV. Tunas Jaya
Gambar 3.3 Kursi Santai
Sumber CV. Tunas Jaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Gambar 3.4 Berbagai Model Arm Chair
Sumber CV. Tunas Jaya
Gambar 3.5 Macam Model Sofa pada Showroom CV. Tunas Jaya
Sumber CV. Tunas Jaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Gambar 3.6 Keranjang (Basket)
Sumber CV. Tunas Jaya
B. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Ekspor Rotan di CV Tunas Jaya
Tidak hanya memproduksi mebel berbahan kayu, industri rotan
di Sukoharjo terhitung cukup maju dengan berkembangnya beberapa
perajin. Industri ini pun sempat berjaya pada awal tahun 2000 dan
menembus pasar internasional dengan pengiriman ekspor ke Amerika
Serikat dan Eropa. Kini, para perajin mulai mengembangkan wilayah
cakupan ekspor ke Kanada dan Afrika Selatan dengan mengembangkan
kreasi perabot rumah tangga yang tidak hanya terpatok pada warna dasar
coklat pada kayu saja.
Kreasi berupa penggunaan cat warna-warna terang menjadi daya
tarik baru dalam industri mebel kayu ini. Perabot rumah tangga seperti
kursi, meja, dan lemari menjadi jenis hasil mebel yang dominan dibuat
oleh para perajin yang sebagian besar bermukim di Kecamatan
Sukoharjo.
Ciri khusus aktifitas ekspor bila dibandingkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
perdagangan domestik selain harga jual yang lebih tinggi adalah adanya
berbagai biaya yang muncul seperti biaya pengepakan, handling,
transportasi, asuransi dan sebagaimana yang diatur dalam suatu kontrak
perdagangan (sales contract).
Komponen biaya ekspor sangat beragam, hal ini tergantung dari
term apa yang digunakan dalam transaksi ekspor. Yang merupakan biaya
ekspor antara lain adalah pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya
pemasaran, overhead cost, biaya bunga, transportasi, ungutan pemerintah,
biaya administrasi, sertifikasi, biaya asuransi dan sebagainya.
Dibutuhkan minimal kerja dua tahun sehingga bisa dinilai
kinerja perusahaan tersebut semakin membaik atau menurun. Perusahaan
yang berskala besar dengan untung besar belum tentu sempurna kalau
untuk mencapai keuntungan tersebut memerlukan kinerja modal yang
besar, sehingga nilai nominal keuntungan bagus tapi presentasi profitnya
kecil. Diperlukan kemahiran manajemen keuangan dalam menghitung
profit atau laba perusahaan berdasarkan volume penjualan.
Tabel 3.2 Volume Penjualan 2011
Periode Triwulan Penjualan
I Rp. 658.872.400
II Rp. 723.521.765
III Rp. 938.887.652
IV Rp. 1.245.143.667
Sumber : CV Tunas Jaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dari data volume penjualan 2011 di atas dapat kita simpulkan
bahwa CV. Tunas Jaya mengalami peningkatan penjualan secara berkala.
Walau mengalami kendala yang cukup memberatkan, namun CV. Tunas
Jaya tetap dapat berjalan dan terus menurus meningkat.
Tujuan dalam setiap kegiatan bisnis adalah untuk mencari
keuntungan. Dengan adanya keuntungan yang diperoleh perusahaan
tersebut maka kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin, membayar
gaji karyawan, membayar pajak kepada pemerintah, membeli peralatan
dan mesin-mesin baru dan lain-lain. Dengan adanya revenue berupa laba
yang diperoleh perusahaan maka perusahaan tersebut dapat memperluas
usahanya melalui diversifikasi usaha dan restrukturisasi usaha sehingga
usaha menjadi besar.
2. Kelebihan Ekspor Rotan di CV Tunas Jaya
a. Sistem Manajemen
Dalam melakukan ekspor rotan CV. Tunas Jaya mempunyai
komitmen untuk menghasilkan produk rotan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan selalu berusaha memberikan
kepuasan kepada pelanggan dengan menerapkan sistem manajemen
mutu ISO 9001 : 2008 dan meninjau serta memperbaikinya secara
berkelanjutan. Kebijakan ini dikomunikasikan untuk dapat dipahami
oleh seluruh fungsi manajemen.
1) CV Tunas Jaya memiliki dokumentasi sistem manajemen yang
mencakup pedoman mutu yang ditetapkan oleh organisasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
memastikan perencanaan, operasi, dan kendali proses secara
efektif.
2) Menetapkan sebuah manual berisi tentang lingkup manajemen,
prosedur, terdokumtasi, dan uraian interaksi antara proses-proses
sistem manajemen mutu.
3) Membuat prosedur pengendalian dokumen yang terdokumentasi,
untuk menetapkan pengendalian yang diperlukan, meliputi:
a) Menyetujui dokumen akan kecukupannya sebelum
diterbitkan,
b) Meninjau dan memutakhirkan seperlunya dan menyetujui
ulang dokumen,
c) Memastikan bahwa perubahan dan status revisi dokumen
terkini dapat ditunjukkan,
d) Memastikan bahwa versi relevan dari dokumen yang
berlaku tersedia di tempat yang memerlukannya,
e) Memastikan dokumen selalu dapat dibaca dan mudah
diidentifikasi,
f) Memastikan bahwa dokumen yang berasal dari luar
organisasi dikenali dan distribusinya dikendalikan.
g) Mencegah pemakaian dokumen kedaluwarsa yang tidak
disengaja dan memberi identifikasi yang sesuai.
CV Tunas Jaya menetapkan dan memelihara rekaman
untuk memberikan bukti kesesuaian dengan persyaratan dan
beroperasinya sistem yang efektif. Prosedur terdokumentasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
ditetapkan untuk menetapkan kendali yang diperlukan untuk
identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa
simpan, dan pemusnahan rekaman.
b. Kewajiban manajemen
Pimpinan CV Tunas Jaya memastikan bahwa tanggung
jawab dan wewenang ditetapkan dan dikomunikasikan dalam
organisasi. Pimpinan menunjuk Wakil Pimpinan sebagai Wakil
Manajemen yang memiliki tanggung jawab dan wewenang dengan
memastikan proses yang diperlukan untuk sistem manajemen. Wakil
Pimpinan melaporkan kepada Pimpinan tentang kinerja sistem
manajemmen dan kebutuhan apapun untuk perbaikan serta
memastikan promosi tentang persyaratan pelanggan.
a) Memberi bukti komitmen mutu serta perbaikan keefektifan
b) Memastiakn bahwa persyaratan yang ditetapkan dan dipenuhi
dengan sasaran untuk meningkatan kepuasan pelanggan.
c) Kebijakan mutu yang sesuai dengan sasaran untuk memenuhi
persyaratan agar terus menerus sesuai.
d) Perencanaan untuk memenuhi persyaratan produk
e) Memastikan proses komunikasi yang sesuai telah ditetapkan
dengan terjadinya komunikasi mengenai keefektifan sistem
manajemen.
Dengan evaluasi dari order yang sedang berjalan dari wakil
pimpinan dan bagian pemasaran hubungan dalam dan dokumen
ekspor kesemua bagian terkait, menggunakan surat perintah kerja,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
laporan hasil produksi mingguan dan laporan mingguan pengeluaran
bahan baku rangka anyam dan pemasukan produk anyam.
Meninjau sistem manajemen mutu organisasi,satu tahun
sekali, untuk memastikan kesesuaian, kecukupan dan keefektifan
terus berlanjut. Tinjauan manajemen mencakup penilaian peluang
perbaikan dan keperluan akan perubahan pada sistem manajemen
mutu. Informasi berisi hasil audit, perubahan dan saran-saran untuk
perbaikan.
c. Sumber Daya
CV Tunas Jaya menyediakan sumber daya guna
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan
pelanggan.
1) Sumber Daya Manusia
Karyawan CV Tunas Jaya memiliki kompetensi dasar
atas pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman yang
sesuai. CV Tunas Jaya menyediakan pelatihan atau melakukan
tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan. Memastikan bahwa
personelnya sadar akan relevansi dan pentingnya kegiatan
mereka dengan menilai keefektifan tindakan yang dilakukan.
Mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk
mencapai kesesuaian persyaratan produk, sedangkan untuk
lingkungan kerja proses pengamplasan ditetapkan pemaiakan
masker bagi karyawan pengamplasan.
2) Sumber Daya Alam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
CV Tunas Jaya menyediakan bahan baku rotan pilihan
yang berkwalitas, dengan menggunakan rotan yang sudah
mendapatkan ijin dari pemerintah, bukan ilegal. Rotan yang
digunakan sudah melalui proses verifikasi.
3) Prasarana
CV Tunas Jaya menyediakan dan memelihara prasarana
yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pada persyaratan
produk. Prasarana tersebut mencakup gedung, ruang kerja,
peralatan proses, serta jasa pendukung (angkutan, komunikasi
dan sistem informasi)
d. Proses
CV Tunas Jaya merencanakan dan mengembangkan proses
yang diperlukan untuk realisasi produk. Perencanaan realisasi produk
konsisten dengan persyaratan proses-proses. Dalam merencanakan
realisasi produk, melakukan kegiatan verifikasi, pemantauan, inspeksi
dan uji yang spesifik bagi produk dan kriteria kelayakan produk.
1) Proses yang berkaitan dengan pelanggan
Meninjau persyaratan berkaitan dengan produk.
Tinjauan ini dilakukan sebelum komitmen perusahaan untuk
memasok produk kepada pelanggan, misalnya penyampaian
penawaran, penerimaan kontrak atau pesanan, penerimaan
perubahan pada kontrak atau pesanan.
Dalam komunikasi dengan pelanggan menerapkan
pengaturan yang efektif, seperti informasi produk, pertanyaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
penanganan kontrak atau pesanan, umpan balik pelanggan, dan
keluhan.
2) Perencanaan Desain dan pengembangan
Perusahaan mengelola bidang temu antara kelompok
berbeda yang berkait dalam desain dan pengembanngan untuk
memastikan keefektifan komunikasi dan kejelasan penugasan
tanggung jawab. Perencanakan desain dan pengembangan
produk dengan mentapkan:
a) Tahapan desain dan pengembangan
b) Tinjauan, verifikasi dan pembenaran yang sesuai bagi tiap
tahap dan pengendalian perubahan desain dan
pengembangan
c) Tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan
pengembangan
3) Pembelian
Perusahaan menerapkan inspeksi atau kegiatan lain yang
diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang dibeli
memenuhi persyaratan pembelian yang ditentukan, tetapi CV
Tunas Jaya belum bermaksud untuk melakukan verifikasi
ditempat pemasok.
4) Produksi
CV Tunas Jaya merencanakan dan melaksanakan produk
dalam keadaan terkendali. Kondisi terkendali mencakup, jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
berlaku :
a) Ketersediaan informasi yang menguraikan karakteristik
produk
b) Ketersediaan intruksi kerja, secukupnya
c) Pemakaian peralatan yang sesuai
d) Ketersediaan dan pemakaian sarana pemantauan dan
pengukuran
e) Implementasi pemantauan dan pengukuran
f) Implementasi kegiatan pelepasan, penyerahan dan pasca
penyerahan
Mengidentifikasi bahan baku dengan pemberian kode
berdasarkan nama pemasok, jenis bahan baku dan tanggal
produksinya
Contoh :
Nama pemasok : Bu Riana = R
Kode bahan baku : Banana 5/6 = 1
Tanggal produksi : 16 januari 2012 = 10012012
Contoh : untuk nama pemasok Bu Riana dengan bahan baku
Banana 5/6 dan diproduksi tanggal 16 januari 2012 :
R-1-16012012
CV Tunas Jaya juga mengidentifikasi produk akhir yang
berkaitan dengan status pemantauan lolos uji dengan
menempelkan label pada masing-masing produk jadi yang sudah
dikemas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Contoh : No :1 (menyatakan nomor urut jumlah produk yang
akan dikirim)
Description : CT POOF INSTALL (menyatakan nama produk)
Material : Half Rattan Grey (menyatakan jenis bahan yang
dipakai untuk anyam)
Frame : Rattan (menyatakan bahan untuk rangka)
QTY : 1 pcs (menyatakan jumlah produk dalam tiap kemasan)
Buyer : C-J (menyatakan nama buyer)
No Barcode diletakkan sebelah kanan bawah apabila di
persyaratkan oleh pelanggan untuk produk akhir sebelum
dikemas yang tidak lolos uji diidentifikasi dengan menggunakan
sticker bertanda merah yang ditempelkan pada produk tersebut
dan diletakkan di lokasi tersendiri.
Untuk memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran
dapat dilakukan dengan konsisten sesuai dengan persyaratan
pemantauan dan pengukuran, maka diperlukan untuk
memastikan keabsahan hasil dengan:
a) Diverifikasi pada selang waktu tertentu atau sebelum
dipakai, terhadap standar pengukuran yang tertelusur ke
standar pengukuran internasional atau nasional. Bila standar
seperti itu tidak ada, dasar yang dipakai untuk kalibrasi atau
verifikasi akan direkam.
b) Dilindungi dari kerusakan dan penurunan mutu selama
penanganan, perawatan da penyimpanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
c) Rekaman hasil kalibrasi dan verifikasi akan dipelihara
e. Pengukuran, Analisis dan Perbaikan
1) Pemantauan dan pengukuran
Memantau informasi berkaitan dengan persepsi
pelanggan, apakah organisasi telah memenuhi persyaratan
pelanggan. Metode yang digunakan adalah survey kepuasan dan
masukan pelanggan dengan menggunakan kuisioner. Pelepasan
produk atau penyerahan jasa tidak boleh dilanjutkan sampai
semua pengaturan yang terencana diselesaikan secara
memuaskan, kecuali kalau disetujui oleh kewenangan yang
relevan, apabila memungkinkan disetujui oleh pelanggan.
2) Pengendalian produk yang tidak sesuai
CV Tunas Jaya memastikan bahwa produk yang sesuai
persyaratan produk untuk mencegah pemakaian atau penyerahan
yang tidak dikehendaki dengan cara melakukan tindakan untuk
menghilangkan ketidaksesuaian dilakukan verifikasi ulang untuk
memperagakan kesesuaian.
3) Analisis Data
Menganalisis data yang sesuai untuk kefektifan serta
mengevaluasi apakah perbaikan dapat dilakukan. Informasi
berkaitan dengan kepuasan pelanggan, kesesuaian pada
persyaratan produk, karakteristik dan kecenderungan proses dan
produk termasuk peluang untuk tindakan pencegahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
4) Perbaikan
Terus menerus memperbaiki keefektifan sistem dengan
melakukan pemakaian hasil audit, analisis data, tindakan
korektif dan preventif dan tinjauan manajemen.
3. Hambatan Ekspor Rotan Akibat Peraturan Menteri
Realitanya pada tahun 1998 peningkatan ekspor rotan bangkit
hingga Bapak Suyamdi mempunyai inisiatif untuk membangun CV. Tunas
Jaya yang mengekspor produk furnitur rotan. Alhasil, usahanya berjalan
sangat lancar dan sukses. Dan berdampak pada produsen rotan yang
mengalami penurunan ekspor rotan mentahnya.
Kebijakan perdagangan pembukaan kran ekspor rotan mentah dan
setengah jadi akan berdampak pada meningkatnya produksi rotan mentah
dan harga keseimbangan. Sampai disini CV Tunas Jaya merasakan
kelangkaan bahan baku industri. Berhubung volume rotan mentah yang
diserap menurun, maka dengan probabilitas yang tinggi ekspor barang jadi
dari rotan akan mengalami penurunan pula. Penurunan ekspor produk
rotan jadi ini mungkin masih diperparah dengan tekanan produk sejenis
yang diproduksi di negara lain (seperti China, Jerman, Vietnam, dll)
dengan bahan baku rotan mentah dari Indonesia.
Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) terkait
rotan dinilai menyusahkan pengusaha rotan. Permendag itu adalah
Permendag Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 tentang Ketentuan Ekspor
Rotan dan Produk Rotan, Permendag Nomor 36/M-DAG/PER/11/2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
tentang Pengangkutan Rotan Antar Pulau. Ada beberapa implementasi
Permendag terkait rotan yang dinilai menyusahkan pengusaha.
Dalam pelaksanaan terhadap peraturan baru, pemerintah
menyerahkan ke ahlinya yakni surveyor yang akan melakukan verifikasi
pengangkutan rotan antar pulau. Surveryor ini diberi tugas untuk
memastikan bahwa segala pergerakan rotan itu tercatat dengan baik.
Dalam proses produksi yang perlu diperhatikan terhadap
peraturan pemerintah adalah proses fumigasi. Proses fumigasi Untuk
barang yang diwarnai atau finishing menggunakan melamin harus di akhis
duliu sebelum finishing (untuk mematikan hama)
Proses Stuffing / Loading Container yang perlu diperhatikan:
a. SI (Shipping Intruction)
b. Forwader (Perusahaan Pengapalan) dan EMKL (Ekspedisi Muatan
Kapal Laut)
c. DO (Delivery Order)
d. Sebelum Stuffing LS (Laporan Survior) Sucofindo
1) Invoice
2) Packing List
3) Form PPBE
Setelah itu Sucofindo datang. Melakukan pengecekan barang
pada saat pemuatan kedalam kontainer dengan mengecek barang satu per
satu dan diberi stiker (stiker berlogo sucofindo) sebagai tanda sudah dicek.
Selesai Stuffing petugas sucofindo menerbitkan LS.
LS yang diberikan bea cukai harus original tidak mau copyan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Jika pada saat pengajuan tidak sesuai dengan keterangan, kemudian masuk
ke kontainer, maka eksportir harus merivisi PPBE dan diajukan lagi ke
sucofindo baru terbit LS yang benar
LS dibawa ke Bea Cukai (dibawa EMKL) / customer Bea Cukai.
Untuk masuk ke Bea Cukai EMKL harus membawa LS dan melalui
Scaner untuk box Container sampai Countainer masuk kapal dan hingga
countainer sudah berangkat.
Untuk forwarder memberikan Draft B/L untuk dicek
shipper/eksportir tentang Nomor kontainer dan data diretur, kalau benar
data di fax/ diemail ke forwarding kemudian B/L original terbit. Setelah
itu diberikan ke EMKL untuk proses COO. Untuk COO diterbikan
menurut keinginan buyer.
Kendala Eksportir:
a. Hari sabtu tidak boleh stuffing (sabtu minggu libur). Padahal stuffing
menyesuaikan jadwal dari buyer
b. Menghambat proses stuffing
Masalah waktu kita harus antri dikarenakan terbatasnya petugas
SUCOFINDO dan harus menunggu perusahaan lain menyelesaikan
stuffing.
c. LS terbit terlambat
Seharusnya dr pemerintah LS terbit pada saat proses stuffing
d. Sama dengan CV Tunas Jaya 2x Kerja karena prosesnya sangat
berbelit-belit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan data volume penjualan 2011 CV Tunas Jaya di Sukoharjo
terus menerus meningkat. Meningkatnya penjualan secara berkala
menyimpulkan bahwa CV Tunas Jaya mengalami perkembangan
volume penjualan.
2. CV Tunas Jaya bertanggung jawab dalam menjamin kualitas suatu
produk. Adanya SDM yang berlatih untuk mendukung berjalannya
proses produksi untuk meningkatkan kepuasan pelanggan. CV Tunas
Jaya menggunkan bahan baku dan proses yang sudah melalui
persyaratan prosedur. Analisis digunakan untuk meninjau dari desain
sampai produk jadi untuk kesesuaian produk.
3. Permendag Nomor 35/M-DAG/PER/11/2011 mengatur mengenai
larangan bahan baku menyebabkan kelangkaan bahan baku yang
berakibat mahalnya bahan baku rotan. Permendag Nomor
36/M-DAG/PER/11/2011 yang mengatur tentang kewajiban verifikasi, di
mana selama ini Sucofindo selaku pihak surveyor berbelit-belit dalam
birokrasi. Pemeriksaan secara teknis adalah hal yang berlebihan sehingga
menimbulkan biaya yang tinggi. CV Tunas Jaya sangat merugi karena
menyulitkan proses kerja. Sucofindo menyulitkan eksportir dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
syarat-syarat yang berlaku tanpa adanya kebijakan yang menguntungkan
eksportir.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka saya dapat mengambil suatu saran :
1. Perkembangan ekspor rotan yang semakin menguntungkan, sebaiknya
sebagian dari keuntungan tersebut dialokasikan dengan menambah
pemasaran yang berdampak bertambahnya permintaan atau
memperluasan pemasaran dan diinvestasikan.
2. Dalam muatan produk lebih teliti agar produk tetap terjamin kualitasnya.
Dokumen dan Perintah kerja memuat spesifikasi detail perintah/produk
untuk mencapai hasil sesuai dan tepat waktu agar mencapai kepuasan
pelanggan. Produk yang dihasilkan lebih variatif dan menambah
pemasaran disegala aspek.
3. Khusus Permendag Nomor 36 M-DAG/PER/11/2011 agar pemerintah
segera memperbaiki birokrasi di Indonesia. Terutama istem birokrasi
Sucofindo masih terlalu berbelit-belit. Seharusnya pemerintah telah
mempersiapkan terlebih dahulu infrastuktur agar tidak terjadi keributan
setelah implementasinya. Semua itu menjadi tugas pemerintah untuk
memperbaiki agar birokrasi menjadi lebih mudah.