Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli...

26
Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di Kalangan Mahasiswa Tangerang pada Era Globalisasi Nama Kelompok : Bhinneka Tunggal Ika Anggota Kelompok : 1. SYLVIANA (1401010004) 2. DAVIN RYAN TAVIS (1401010022) 3. JENNICA FIDELIA (1401010031) 4. IVANA GIOVANI (1401010053) 5. CINDY (1401010066) 6. AMELIA ADINDA (1401010067) Nilai Presentasi : 100 Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Ilmu Hayati Universitas Surya Tangerang 2015

Transcript of Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli...

Page 1: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional

di Kalangan Mahasiswa Tangerang pada Era Globalisasi

Nama Kelompok : Bhinneka Tunggal Ika

Anggota Kelompok :

1. SYLVIANA (1401010004)

2. DAVIN RYAN TAVIS (1401010022)

3. JENNICA FIDELIA (1401010031)

4. IVANA GIOVANI (1401010053)

5. CINDY (1401010066)

6. AMELIA ADINDA (1401010067)

Nilai Presentasi : 100

Program Studi Teknologi Pangan

Fakultas Ilmu Hayati

Universitas Surya

Tangerang

2015

Page 2: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNya,

penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok ini tepat waktu. Judul makalah ini adalah

“Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di Kalangan Mahasiswa Tangerang

pada Era Globalisasi”

Penulis mendapatkan banyak dukungan dalam menghadapi hambatan selama proses

pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih terutama

kepada Bapak Aryaning Arya Kresna selaku dosen mata kuliah Pancasila dan

Kewarganegaraan yang telah membimbing dalam proses mengerjakan tugas ini. Penulis juga

berterima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung

dalam penyusunan makalah ini yang tentunya tidak dapat disampaikan satu per satu.

Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan pembaca mengenai eksistensi wayang sebagai identitas nasional di kalangan

mahasiswa Tangerang pada era globalisasi. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan

makalah ini yang jauh dari kata sempurna. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari

masih terdapat banyak kekurangan baik dari aspek penyusunan, diksi, maupun penulisan.

Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis berharap dapat menerima kritik dan saran demi

perbaikan selanjutnya.

Tangerang, Juli 2015

Tim Penulis

Page 3: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................... i

Daftar Isi ..................................................................................................................... ii

1. Pendahuluan ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4 Landasan Pemikiran .................................................................................. 2

1.5 Metode Penelitian .................................................................................... 6

2 Isi ........................................................................................................................ 7

2.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 7

2.1.1 Hasil Penyebaran Kuesioner ........................................................... 7

2.1.2 Hasil Wawancara ............................................................................ 10

2.2 Analisis ...................................................................................................... 10

2.2.1 Analisis Pandangan Mahasiswa Tangerang Terhadap Wayang Sebagai

Identitas Nasional di Era Globalisasi ............................................... 10

2.2.2 Analisis Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Wayang Sebagai

Identitas Nasional di Kalangan Mahasiswa Tangerang .................. 13

2.2.3 Analisis Solusi untuk Meningkatkan Eksistensi Wayang di Kalangan

Masyarakat Tangerang pada Era Globalisasi .................................. 15

3 Penutup .............................................................................................................. 16

3.1 Simpulan ................................................................................................... 16

3.2 Saran ......................................................................................................... 16

Daftar Pustaka ............................................................................................................ 17

Lampiran .................................................................................................................... 19

Page 4: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman

Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan upacara pemanggilan arwah, kemudian

wayang mulai berkembang dan dijadikan pementasan di abad ke-9 dan ke-10 (Indosiar,

t.thn.). Pementasan wayang semakin menarik karena terdapat berbagai macam jenis wayang

seperti wayang orang dan wayang kulit. Selain jenisnya yang bermacam-macam, cerita yang

dipentaskan dalam pertunjukkan wayang mengandung pelajaran hidup atau pesan moral.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan wayang tidak ikut berkembang

namun malah semakin dilupakan dan ditinggalkan. Diakuinya wayang sebagai mahakarya

dunia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) pada

tahun 2003 tidak membuat wayang semakin dilestarikan. Pada kenyataannya, menurut

kompas, 75 jenis wayang mulai punah dan hanya tersisa 25 jenis wayang. Selain itu, jumlah

komunitas wayang juga semakin berkurang (Utomo, 2013).

Pengaruh globalisasi membuat wayang mulai ditinggalkan. Pertunjukkan wayang

sangat sulit ditemukan di kota-kota besar. Kurangnya peminat atau penonton dapat menjadi

salah satu alasan sulitnya ditemukan pertunjukkan wayang. Contoh nyata dari pengaruh

globalisasi mengurangi minat terhadap wayang adalah banyak generasi muda yang lebih

senang menonton di bioskop atau theater dibandingkan dengan pertunjukkan wayang

meskipun harga tiket pertunjukkan wayang jauh lebih murah.

Peranan generasi muda sangat penting untuk melestarikan kebudayaan Indonesia

seperti wayang. Eksistensi wayang di kalangan generasi muda perlu ditingkatkan agar wayang

dapat dilestarikan dan terhindar dari kepunahan. Eksistensi wayang di kota Tangerang atau

yang dikenal sebagai kota pelajar perlu diperhatikan karena pelajar merupakan generasi

muda. Selain itu, perlu adanya hal yang dilakukan untuk meningkatkan eksistensi wayang di

kalangan masyarakat terutama kalangan generasi muda. Menentukan adanya peran

globalisasi terhadap kebudayaan wayang sebagai identitas nasional difokuskan pada

Page 5: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

2

mahasiswa, dikarenakan mahasiswa merupakan generasi muda yang paling mendapatkan

pengaruh dari efek globalisasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah umumnya adalah

bagaimana analisis eksistensi wayang sebagai identitas nasional di kalangan mahasiswa

Tangerang pada era globalisasi? Rumusan masalah umum ini kemudian dipecah menjadi tiga.

Pertama, bagaimana pandangan mahasiswa Tangerang terhadap wayang sebagai identitas

nasional di era globalisasi? Kedua, bagaimana pengaruh globalisasi terhadap eksistensi

wayang sebagai identitas nasional di kalangan mahasiswa Tangerang? Ketiga, bagaimana

solusi untuk meningkatkan eksistensi wayang di kalangan masyarakat Tangerang pada era

globalisasi ?

1.3. Tujuan Penelitian

Makalah ini secara umum bertujuan untuk menganalisis eksistensi wayang sebagai

identitas nasional di kalangan mahasiswa Tangerang pada era globalisasi. Secara khusus,

makalah ini bertujuan untuk menganalisis pandangan mahasiswa Tangerang terhadap

wayang sebagai identitas nasional di era globalisasi, pengaruh globalisasi terhadap eksistensi

wayang sebagai identitas nasional di kalangan mahasiswa Tangerang, dan solusi untuk

meningkatkan eksistensi wayang di kalangan masyarakat Tangerang pada era globalisasi.

1.4. Landasan Pemikiran

Wayang sudah dikenal sejak 1500 tahun sebelum masehi yang masih menganut

kepercayaan animisme dan dinamisme. Pada masa itu, para pendahulu sudah membuat alat-

alat pemujaan berupa patung-patung. Para pendahulu melakukan pemujaan pada patung-

patung untuk menyembah roh nenek moyang. Arwah atau roh nenek moyang dianggap sakti

dan dapat menolong serta memberi perlindungan saat mengalami kesulitan, namun pada

waktu tertentu dapat mencelakakan dan menghukum mereka. Pada saat itu, wayang

Page 6: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

3

digunakan sebagai media untuk memanggil roh atau arwah nenek moyang (Rawuh 2012) dan

(Suparno 2014).

Kepercayaan para pendahulu terus dipegang hingga akhirnya datang kepercayaan

Hindu-Buddha ke Indonesia. Pada saat itu wayang yang digunakan sama dengan wayang yang

digunakan para pendahulu yaitu berbentuk batu dan berupa candi. Pada saat ini, wayang yang

tadinya sebagai pemujaan terhadap nenek moyang berubah menjadi pemujaan kepada

dewa-dewa agama Hindu. Cerita wayang yang dulunya menceritakan nenek moyang, lambat-

laun berubah menjadi cerita yang menceritakan tentang dewa-dewa agama Hindu. Cerita-

cerita tersebut berasal dari daratan India yaitu Mahabarata dan Ramayana (Supriady 2011).

Pada periode agama Islam, wayang mengalami penyempurnaan bentuk.

Sebelumnnya wayang berbentuk batu, berkembang menjadi wayang kulit yang biasa ada

sekarang ini. Pada saat itu, para sunan mengubah wayang dari bentuk muka, tangan, kaki,

dan pada bagian sendi tangan wayang dapat digerakkan sehingga wayang menjadi lebih

sempurna. Tidak hanya bentuk wayang yang diubah oleh para sunan saat itu, pewarnaan

wayangpun ikut disempurnakan. Pewarnaan yang sebelumnya hanya bubuk putih dari

bakaran tulang, berkembang menjadi warna-warni. Pada periode penjajahan, bentuk wayang

tidak banyak berubah, namun pada masa penjajahan ini ragam wayang makin bertambah

hingga sekarang (Supriady 2011).

Berdasarkan dari cerita dan cara penyajian, kira-kira terdapat 40 jenis wayang yang

ada di Indonesia. Lima jenis wayang yang terkenal di antaranya adalah wayang kulit, wayang

beber, wayang klitik, wayang golek, dan wayang wong (Budianto 2012). Wayang beber,

disebut beber karena pada pertunjukkan wayang beber, dalang akan bercerita dengan

membeber atau menggelar gulungan kertas/kain ayang berisi cerita. Wayang beber

merupakan jenis wayang yang tertua sehingga jaman sekarang sudah sulit ditemukan

(Jogjanews t.thn.). Wayang kulit, terbuat dari kulit kerbau atau kambing dan bentuknya pipih.

Pada pertunjukkannya, wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang (Supriady 2011).

Biasanya cerita dari pertunjukkan wayang kulit diambil dari kisah Ramayana dan

Mahabharata (PDWI 2011). Wayang klitik adalah wayang yang terbuat dari kayu, sehingga

saat digerakkan akan terdengar bunyi klitik. Wayang golek, berbentuk 3 dimensi dan terbuat

Page 7: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

4

dari kayu. Pada mulanya wayang golek merupakan pementasan dengan tujuan keagamaan,

namun sekarang pertunjukkan wayang golek termasuk dalam kesenian. Pertunjukkan wayang

golek diiringi dengan musik (Zaimar t.thn.). Wayang wong, disebut juga dengan wayang orang.

Tidak seperti jenis wayang lainnya yang menggunakan boneka, wayang wong ini diperankan

oleh manusia. Wayang wong merupakan gabungan kesenian tradisional dengan modern yang

dikenal theater. Bahasa yang digunakan dalam pertunjukkan wayang wong adalah bahasa

Jawa (Admin 2014).

Dalam dunia perwayangan, wayang merupakan seni pertunjukan yang memiliki

peranan sebagai sara edukatif dan refleksi filosofi (Udasmoro 2012). Jadi, setiap wayang yang

ada memiliki arti filosofi masing-masing. Wayang punakawan merupakan wayang yang

ceritanya asli cerita Indonesia karena wayang punakawan hanya ada di Indonesia. Wayang

punakawan terdiri dari Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk. Karakter dari masing-masing

wayang tersebut berbeda-beda. Karakter mereka dibuat mendekati kondisi masyarakat yang

beraneka ragam (Tanudjaja 2004).

Semar adalah pengasuh para pandawa, ia juga bernama Hyang Ismaya. Semar

merupakan bapak dari bagong, gareng dan petruk. Semar Memiliki sifat bijaksana, rendah

hati, dan penyayang. Ciri-ciri dari semar adalah jari telunjuk seolah menuding melambangkan

keinginan yang kuat untuk menciptakan sesuatu. Mata yang menyipit melambangkan

ketelitian dan keseriusan dalam menciptakan (Tanudjaja, 2004).

Gareng, memiliki nama lengkap Nala Gareng yang berasal dari kata Nala

Khoiron(memperoleh kebaikan). Ciri-ciri dari gareng adalah Juling melihat realitas kehidupan.

Tangan ceko hasil dari usaha yang dilakukan manusia pada akhirnya di tentukan oleh Tuhan,

tidak bisa selalu sesuai dengan keinginan kita. Kaki pincang dalam hidup harus berhati-hati,

tidak boleh ceroboh. Gareng adalah seorang yang tidak pandai bicara, apa yang dikatakannya

kadang-kadang serba salah, namun ia sangat lucu dan kata-katanya menggelikan. Gareng

merupakan anak sulung dari semar, melambangkan cipta, bahwa mencipatakan sesuatu yang

tidak sempurna, kita tidak boleh menyerah bagaimanapun kita telah berusaha, hasilnya

ditentukan oleh Tuhan (Rani 2013).

Page 8: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

5

Petruk merupakan tokoh yang paling sempurna dari tokoh lainnya. Petruk memiliki

sifat yang pandai bicara, banyak kelebihan, usil dan lucu. Petruk suka menyindir

ketidakbenaran dengan lawakan-lawakannya. Petruk merupakan anak kedua dari semar. Dari

kegagalan menciptakan gareng, lahirlah petruk dengan tangan dan kaki yang panjang, tubuh

langsing, hidung mancung. Wujud dari CIPTA yang kemudian diberi RASA sehingga terlihat

lebih indah dengan begitu banyak kelebihan (Tanudjaja, 2004).

Bagong memiliki ciri-ciri dan sifat seperti manusia seutuhnya. Bagong memiliki sifat

yang lancang dan suka bertingkah bodoh. Bagong dianggap sebagai manusia sesungguhnya,

walaupun petruk lengkap dengan keindahan dan kesempurnaan, bagong yang dianggap

sebagai manusia seutuhnya karena ia memiliki kekurangan. Bagong lebih berusaha untuk

menutupi kekurangannya dengan memaksimalkan kelebihannya (Rani, 2013).

Dulu, wayang sangat berkembang di berbagai daerah Indonesia sehingga dibuatlah

museum. Museum wayang sudah berdiri sejak tahun 1640, namun bangunan tersebut

berfungsi sebagai gereja untuk tentara Belanda dan penduduk Eropa. Pada tahun 1939 gereja

tersebut dibongkar kemudian dijadikan Museum Batavia. Pada 13 Agustus 1975 barulah

bangunan tersebut berubah fungsi dan diresmikan menjadi Museum Wayang oleh Bapak Haji

Ali Sadikin. Alasan didirikan Museum Wayang adalah agar wayang sebagai kesenian asli

Indonesia dapat terhindar dari kepunahan. Bangunan Museum Wayang merupakan salah

satu Bangunan Cagar Budaya yang berarti tidak diizinkan adanya perubahan apapun.

Pada tanggal 7 November 2003, Indonesia mencatat peristiwa penting bagi dunia

perwayangan. Badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO)

menetapkan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity.

Pengakuan yang diberikan oleh UNESCO ini, memiliki arti yang luar biasa bagi bangsa

Indonesia. Dengan pengakuan ini, citra Indonesia di mata Internasional meningkat. Sudah

seharusnya bagi para generasi muda bangsa untuk tetap melestarikan kebudayaan bangsa

Indonesia agar kebudayaan negara ini tetap lestari (Saryono 2009).

Identitas nasional secara etimologis berasal dari kata identitas dan nasional. Identitas

bisa dikatakan sebagai ciri yang khas yang melekat pada seseorang atau kelompok, sedangkan

nasional adalah bangsa. Jadi identitas nasional dapat diartikan sebagai ciri khas dari suatu

Page 9: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

6

bangsa yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lainnya. Menurut Koenta

Wibisono, Identitas nasional adalah “Manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan

berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang

khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya” (Bahtiar t.thn.). Ciri

khas bangsa Indonesia adalah kebhinekaan, termasuk dalam hal budaya. Salah satu budaya

yang berkembang di Indonesia, wayang, selama ini telah melengkapi setiap sendi kehidupan

masyarakat Indonesia dan telah menjadi ciri khas bangsa Indonesia, sehingga tidak

mengherankan jika wayang disebut sebagai identitas nasional.

Globalisasi merupakan proses mendunia dengan perubahan yang cepat karena

adanya teknologi yang mempermudah semua hal yang akan dilakukan oleh manusia. Dibalik

kecanggihan yang ada dan kepraktisan karena adanya teknologi menyebabkan terjadinya

ketimpangan. Ketimpangan tersebut terjadi jika manusia yang ada di era globalisasi tidak siap

dengan adanya perubahan sehingga menyebabkan kebudayaan negara tersebut menjadi

tertinggal dan tidak dikembangkan lagi (Fauziah 2005). Arus globalisasi juga masuk ke

Indonesia, sehingga tidak diragukan bahwa globalisasi juga akan berpengaruh kepada

kebudayaan yang ada di Indonesia, termasuk identitas bangsa ini.

1.5. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan tiga cara, baik kualitatif maupun kuantitatif. Metode

kuantitatif dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner ke empat universitas, yakni

Universitas Multimedia Nusantara, Prasetya Mulya Business School, Universitas Pelita

Harapan, dan Universitas Surya, masing-masing sebanyak 25 responden. Penyebaran

kuesioner dilakukan secara langsung di lokasi dari tanggal 27 April 2015 sampai dengan 7 Mei

2015. Selain itu, dilakukan juga wawancara dan observasi pada tanggal 18 April 2015 kepada

Bapak Didi Cahyono, selaku pemandu wisata di Museum Wayang. Data kualitatif dilakukan

melalui studi literatur. Sumber literatur adalah melalui artikel, jurnal, atau buku mengenai

wayang sebagai identitas nasional di era globalisasi yang ada di internet.

Page 10: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

7

BAB 2

ISI

2.1 Hasil Penelitian

2.1.1 Hasil Penyebaran Kuesioner

Tabel 2.1.1 Hasil Pengolahan Data Kuesioner Keseluruhan

NAMA KAMPUS

INGIN BELAJAR TENTANG WAYANG

MAU MENONTON PERTUNJUKAN

WAYANG

INGIN IKUT SERTA MEMAINKAN

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

UPH 11 14 13 12 6 19

PRASMUL 15 10 10 15 7 18

UMN 16 9 14 11 4 21

SURYA 13 12 14 11 5 20

TOTAL 55 45 51 49 22 78

100 100 100

55% 45% 51% 49% 22% 78%

NAMA KAMPUS TERTARIK TERHADAP

WAYANG WAYANG = IDENTITAS

WAYANG SATU-SATUNYA SENI PERAN

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

NAMA KAMPUS

MENGETAHUI NAMA TOKOH WAYANG

MENGETAHUI JENIS WAYANG

PERNAH MENGUNJUNGI

MUSEUM WAYANG

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

UPH 0 25 6 19 5 20

PRASMUL 7 18 14 11 4 21

UMN 3 22 10 15 6 19

SURYA 11 14 11 14 9 16

TOTAL 21 79 41 59 24 76

100 100 100

21% 79% 41% 59% 24% 76%

Page 11: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

8

UPH 4 21 24 1 7 18

PRASMUL 2 23 24 1 0 25

UMN 3 22 22 3 1 24

SURYA 2 23 22 3 6 19

TOTAL 11 89 92 8 14 86

100 100 100

11% 89% 92% 8% 14% 86%

Grafik 2.1.1 Hasil Kuesioner yang Disebar di Universitas Pelita Harapan

Grafik 2.1.2 Hasil Kuesioner yang Disebar di Prasetya Mulya

0

25

6

19

5

20

1114 13 12

6

19

4

2124

1

7

18

0

5

10

15

20

25

30

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

NAMATOKOH

JENISWAYANG

MUSEUM BELAJAR MENONTON IKUT SERTA TERTARIK? IDENTITAS SENI PERAN

7

18

1411

4

21

15

10 10

15

7

18

2

23 24

1 0

25

0

5

10

15

20

25

30

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

NAMATOKOH

JENISWAYANG

MUSEUM BELAJAR MENONTON IKUT SERTA TERTARIK? IDENTITAS SENI PERAN

Page 12: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

9

Grafik 2.1.3 Hasil Kuesioner yang Disebar di Universitas Multimedia Nusantara

Grafik 2.1.4 Hasil Kuesioner yang Disebar di Universitas Surya

Dari data kuesioner, dapat disimpulan bahwa mahasiswa Tangerang masih mengakui

keberadaan wayang sebagai identitas nasional. Ada mahasiswa yang memiliki minat untuk

lebih mempelajari wayang, tetapi jumlahnya hanya sedikit. Selain itu, pengetahuan

mahasiswa dari keempat Universitas tersebut akan wayang masih cenderung minim. Dari

pertanyaan pertama dan kedua dapat dilihat bahwa yang menjawab salah lebih banyak

daripada yang menjawab dengan tepat. Dapat dilihat dari pertanyaan pertama mengenai

nama tokoh wayang, yang paling banyak menjawab dengan benar adalah mahasiswa

Universitas Surya. Sedangkan untuk jenis wayang (pertanyaan kedua), universitas dengan

jawaban benar terbanyak adalah Prasetya Mulya.

3

22

10

15

6

1916

9

1411

4

21

3

22 22

31

24

0

5

10

15

20

25

30

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

NAMATOKOH

JENISWAYANG

MUSEUM BELAJAR MENONTON IKUT SERTA TERTARIK? IDENTITAS SENI PERAN

1114

1114

9

1613 12

1411

5

20

2

23 22

36

19

0

5

10

15

20

25

YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK

NAMATOKOH

JENISWAYANG

MUSEUM BELAJAR MENONTON IKUT SERTA TERTARIK? IDENTITAS SENI PERAN

Page 13: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

10

2.1.2 Hasil Wawancara

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa Bapak Didi Cahyono masih

beranggapan bahwa wayang merupakan identitas nasional Indonesia yang harus

dilestarikan. Berbagai upaya dan tindakan mulai dilakukan untuk meningkatkan

eksistensi wayang di kalangan generasi muda, dan menurutnya, hal ini memberikan

hasil yang positif. Namun, upaya tersebut masih minim, dan hanya terpusat di wilayah

Jakarta, sehingga membutuhkan tenaga yang lebih untuk menumbuhkan wayang di

tengah kehidupan para generasi muda di era globalisasi. Selain itu, selama ini, yang

datang ke museum wayang kebanyakan adalah dengan alasan study tour, ketimbang

alasan inisiatif pribadi untuk lebih mengenal wayang. Oleh sebab itu, wayang harus

lebih dikemas secara kreatif sehingga dapat meningkatkan minat mahasiswa

terhadap wayang. Bapak Didi Cahyono berpendapat bahwa memang eksistensi

wayang sebagai identitas nasional saat ini mulai bergeser dengan adanya globalisasi,

hanya saja jika kita mau berusaha, maka eksistensi wayang dapat lebih

dikembangkan. (Percakapan hasil wawancara terlampir)

2.2 Analisis

2.2.1 Analisis Pandangan Mahasiswa Tangerang Terhadap Wayang Sebagai Identitas

Nasional di Era Globalisasi

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan ke empat universitas, yaitu

Universitas Surya, Prasetya Mulya Business School, Universitas Pelita Harapan, dan

Universitas Multimedia Nusantara, didapatkan hasil seperti pada tabel dan grafik yang ada di

subbab hasil penelitian.

Beberapa tahun terakhir, eksistensi wayang sebagai identitas nasional di kalangan

mahasiswa Tangerang mengalami penurunan. Banyak dari mereka yang masih berpandangan

bahwa wayang adalah identitas nasional, hanya saja tidak diimbangi dengan minat dan

tindakan mereka yang mencerminkan pengakuan akan wayang sebagai identitas nasional.

Pengakuan tersebut hanya diucapkan. Banyak sekali generasi muda, khususnya mahasiswa

yang kurang mengetahui wayang dan jenis-jenisnya. Hal ini terbukti dari hasil kuesioner yang

Page 14: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

11

telah dilakukan terhadap mahasiswa dari empat kampus yang berada di Tangerang.

Pada pertanyaan pertama, mahasiswa diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai nama-

nama tokoh wayang serta jenis-jenisnya. Data kuesioner menunjukkan bahwa 79 orang

mahasiswa tidak mengetahui nama dari tokoh wayang yang diberikan. Tokoh wayang yang

diberikan adalah Punakawan, yang merupakan salah satu dari tokoh wayang yang dikenal

oleh masyarakat. Sementara, lebih dari separuh mahasiswa tidak mengetahui jenis-jenis

wayang yang ada di Indonesia. Dari 2 pertanyaan pertama, dapat disimpulkan bahwa banyak

mahasiswa yang berdomisili di Tangerang memiliki pengetahuan yang kurang mengenai

wayang.

Lebih dari 70 persen mahasiswa yang menjadi responden belum pernah mengunjungi

Museum Wayang yang terletak di kawasan wisata Kota Tua, sementara sisanya pernah

mengunjungi Museum Wayang. Alasan kunjungan yang paling banyak didapatkan dari

mahasiswa yang menjawab pernah mengunjungi Museum Wayang adalah untuk keperluan

study tour dari sekolah. Data ini juga diperkuat oleh pernyataan dari Bapak Didi Cahyono yang

merupakan salah satu staff dari Museum Wayang. Beliau menguraikan bahwa pengunjung

Museum Wayang umumnya adalah dari kalangan pelajar dan mahasiswa pada hari kerja (

Selasa-Kamis) dan masyarakat umum pada akhir pekan. Tujuan kunjungan yang paling umum

adalah study tour maupun rekreasi keluarga. Beliau juga menambahkan bahwa banyak

mahasiswa jurusan pariwisata yang sering berkunjung untuk keperluan latihan tour guide dan

sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kunjungan mahasiswa ke Museum Wayang

karena tujuan pribadi sangatlah rendah. Rendahnya tingkat mahasiswa yang pernah

mengunjungi Museum Wayang dapat menjadi salah satu alasan mengapa pengetahuan

mahasiswa mengenai wayang cukup rendah.

Walaupun pengetahuan mahasiswa mengenai wayang cukup rendah, tapi banyak

juga mahasiswa yang memiliki keinginan untuk belajar dan mengenal lebih dalam mengenai

wayang. Pernyataan ini didukung oleh hasil dari kuesioner yang menunjukkan bahwa 55

persen dari mahasiswa memiliki keinginan untuk mempelajari wayang. Separuh dari

mahasiswa juga menyatakan ingin menonton pertunjukan wayang apabila pertunjukan

wayang tersebut diadakan. Lebih dari 50 persen mahasiswa yang menjadi responden memiliki

Page 15: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

12

keinginan untuk mempelajari wayang lebih dalam dan menonton pertunjukkan wayang.

Namun, dapat dikatakan bahwa hanya 50 persen mahasiswa pada era modern ini yang masih

peduli terhadap wayang, dikarenakan selisih yang sangat kecil antara mahasiswa yang

merespon positif dibandingkan dengan yang merespon negatif. Hal ini dapat menjadi bukti

bahwa eksistensi wayang di kalangan mahasiswa pada era globalisasi ini semakin berkurang.

Berkurangnya eksistensi wayang juga semakin diperkuat oleh hasil kuesioner yang

menunjukkan bahwa lebih dari 75 persen mahasiwa berpendapat bahwa mahasiswa pada

masa modern ini semakin tidak tertarik terhadap wayang. Dari 50 persen mahasiswa yang

menyatakan tertarik untuk mempelajari wayang lebih lanjut, hanya ada 22 orang yang

menyatakan bersedia untuk ikut ambil bagian dalam suatu pertunjukkan wayang. Hampir 90

persen mahasiswa menyatakan bahwa mahasiswa pada masa modern ini sudah tidak tertarik

terhadap wayang. Hasil kuesioner ini dapat menjadi bukti bahwa eksistensi wayang di

kalangan mahasiswa Tangerang sudah sangat jauh menurun.

Meskipun eksistensi wayang di kalangan mahasiswa Tangerang sudah jauh menurun,

namun lebih dari 90 persen mahasiswa masih menganggap wayang sebagai salah satu budaya

yang mencerminkan identitas nasional Indonesia. Sebagian besar mahasiswa masih

berpandangan bahwa wayang adalah salah satu identitas nasional Indenesia yang menjadikan

Indonesia memiliki budaya yang unik dan berbeda dari negara lain. Alasan mengapa ada

beberapa responden yang menyatakan bahwa wayang bukan mencerminkan identitas

nasional Indonesia adalah karena mereka berpendapat ada budaya lain yang lebih menonjol

dibanding wayang yang dapat menjadi identitas nasional Indonesia, yaitu batik. Secara

keseluruhan dapat dikatakan bahwa wayang masih dapat dikatakan sebagai identitas nasional

Indonesia berdasarkan pada hasil kuesioner yang telah dibagikan. Namun 88 persen

mahasiswa menyatakan tidak setuju apabila wayang dijadikan seni peran satu-satunya,

karena masih ada seni peran lain yang dianggap lebih baik daripada wayang.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan bahwa mahasiswa Tangerang masih mengakui

wayang sebagai identitas nasional. Sebagian dari mereka memiliki minat yang tinggi untuk

mempelajari wayang, hanya saja kurang difasilitasi sehingga pengetahuan mereka akan

wayang masih rendah. Namun, apa gunanya jika pengakuan tersebut tidak diiringi oleh

Page 16: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

13

tindakan. Pengetahuan akan wayang yang minim tentunya mencerminkan bahwa mereka

tidak mengenal wayang dengan baik. Tidak mungkin bila hal yang dianggap sebagai identitas

tidak dikenal dengan baik, sehingga hal ini secara tidak langsung menandakan bahwa wayang

di mata generasi muda Tangerang belum benar-benar mencerminkan sebuah identitas

bangsa. Beberapa dari mereka menganggap bahwa wayang bukanlah satu-satunya identitas

nasional Indonesia, karena masih banyaknya kebudayaan lain yang dimiliki oleh bangsa

Indonesia.

2.2.2 Analisis Pengaruh Globalisasi Terhadap Eksistensi Wayang Sebagai Identitas

Nasional di Kalangan Mahasiswa Tangerang

Globalisasi telah memengaruhi segala sendi kehidupan bernegara bangsa Indonesia,

termasuk dalam aspek kebudayaan. Salah satu budaya yang sudah berkembang sejak lama

dan dapat dijadikan sebagai identitas nasional bangsa Indonesia adalah wayang. Terbukti

bahwa globalisasi telah menggeser eksistensi wayang sebagai identitas nasional. Hasil

kuisioner pun menunjukkan bahwa telah terjadi kemerosotan eksistensi wayang di kalangan

mahasiswa Tangerang di era globalisasi. Hal ini menandakan bahwa globalisasi secara tidak

langsung telah memengaruhi eksistensi wayang dan juga memengaruhi cara pandang

mahasiswa Tangerang terhadap wayang sebagai identitas nasional.

Suatu hal yang menjadi suatu identitas seharusnya benar-benar dihargai dan disadari

kehadirannya. Tidak mungkin jika suatu identitas tidak dikenali oleh pemiliknya. Seseorang

tidak mungkin tidak mengenal identitas dirinya sendiri. Begitu pula dengan identitas nasional,

yang seharusnya dijiwai oleh warga negaranya. Adanya wayang sebagai salah satu budaya

yang menjadi identitas nasional Indonesia seharusnya juga menyertai semangat kehidupan

bangsa ini. Semua daerah termasuk Tangerang seharusnya tetap mempertahankan wayang

dengan berbagai cara, jika wayang memang benar-benar diakui sebagai identitas nasional.

Namun, dalam era globalisasi ini, sangat jarang kita temui pertunjukan wayang di daerah

Tangerang. Globalisasi menyebabkan adanya berbagai budaya dari luar masuk ke Indonesia,

termasuk ke daerah Tangerang, dan memudarkan eksistensi wayang sebagai identitas

nasional.

Page 17: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

14

Tak dapat dipungkiri bahwa globalisasi memang telah menyerap masuk ke dalam

sendi-sendi kehidupan negara Indonesia, termasuk dalam bidang sosial budaya. Salah satu

contohnya adalah masuknya bioskop-bioskop ke Indonesia dengan berbagai film buatan

Hollywood yang mendominasi. Bioskop di Tangerang sendiri sangat konstras jumlahnya jika

dibandingkan dengan jumlah pertunjukan wayang, yakni 21 theater (Film Indonesia, 2010).

Setiap theater memiliki sekitar 4 ruang yang memutar film selama berkali-berkali, sehingga

dapat kita lihat bahwa penonton bioskop dapat mencapai lebih dari 100 orang per harinya.

Sementara itu, saat ini sangat sulit untuk menemukan adanya pertunjukkan wayang di

Tangerang. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Tangerang yang didominasi oleh kalangan

terpelajar (mahasiswa) lebih memiliki minat terhadap film di bioskop dibandingkan

pertunjukan wayang, bahkan tidak mengenal wayang. Fenomena ini tak lain disebabkan oleh

adanya globalisasi. Jika hal ini terus berlangsung di semua daerah di Indonesia tanpa adanya

penanganan, maka bukanlah tidak mungkin wayang sudah tidak menjadi identitas nasional

karena sudah tidak diminati dan dikenali oleh masyarakat Indonesia sendiri.

Globalisasi membuat kehidupan menjadi lebih modern. Banyaknya tempat-tempat

hiburan di Tangerang seperti mall dan restoran secara tak langsung memengaruhi minat

mahasiswa Tangerang terhadap wayang. Mereka lebih memilih untuk berkunjung ke tempat-

tempat tersebut, ketimbang mengunjungi museum wayang, membaca, ataupun mendalami

tentang wayang. Banyak pula mahasiswa yang beranggapan bahwa mereka akan dianggap

kuno jika masih memperhatikan soal wayang. Memang pilihan itu merupakan hak mereka.

Namun, inilah yang menjadi alasan mulai berkurangnya eksistensi wayang sebagai identitas

bangsa Indonesia. Semua ini merupakan dampak negatif adanya globalisasi.

Selama ini, pengaruh globalisasi terhadap eksistensi wayang yang terlihat cenderung

merupakan pengaruh negatif. Padahal, jika perspektifnya diubah, maka dapat terjadi

sebaliknya. Globalisasi yang sangat berpengaruh pada generasi muda, termasuk pada

mahasiswa Tangerang. Dengan demikian, sebenarnya pengaruh positif globalisasi dapat

meningkatkan eksistensi wayang sebagai identitas nasional di kalangan mahasiswa

Tangerang. Misalnya, dengan kemajuan teknologi dari Barat, maka pembuatan film animasi

semakin dimudahkan. Industri kreatif dapat mendorong peran mahasiswa untuk membuat

Page 18: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

15

film animasi tentang wayang, sehingga eksistensinya meningkat. Hanya saja, hal-hal seperti

ini belum banyak dikembangkan. Terbukti dari data kuesioner bahwa sebenarnya mahasiswa

Tangerang banyak yang ingin lebih mengenal wayang, hanya saja kurang difasilitasi. Oleh

sebab itu, globalisasi sebenarnya dapat meningkatkan maupun menurunkan eksistensi

wayang sebagai identitas nasional di wilayah Tangerang, tergantung dari perspektif

masyarakat. Namun, selama ini yang terjadi adalah globalisasi cenderung menurunkan

eksistensi wayang sebagai identitas nasional di wilayah tersebut.

2.2.3 Analisis Solusi untuk Meningkatkan Eksistensi Wayang di Kalangan Masyarakat

Tangerang pada Era Globalisasi

Ada banyak solusi yang tepat untuk mempertahankan eksistensi wayang sebagai

identitas nasional di kalangan generasi muda di era globalisasi, termasuk di kalangan

mahasiswa Tangerang. Solusi tersebut juga didapatkan dari data kuesioner dan wawancara.

Yang pertama, wayang dapat dibuat lebih modern dan alur ceritanya dibuat dan disesuaikan

dengan isu-isu terbaru yang sedang terjadi di masyarakat, seperti cerita yang mencerminkan

kepahlawanan, kisah romansa, dan kondisi politik Indonesia. Selain itu, wayang juga dapat

dibuat dalam bentuk animasi, permainan, ataupun film, sehingga masyarakat memiliki minat

yang lebih tinggi untuk mempelajari wayang. Selain itu, peran pemerintah Tangerang sendiri

juga dibutuhkan untuk mengembangkan industri kreatif berbasis wayang sehingga wayang

dapat lebih dikenal.

Solusi lainnya adalah dengan cara membuat unit kegiatan mahasiswa atau UKM di

kampus serta mengadakan pagelaran wayang secara berkala di kampus. Untuk Universitas

Multimedia Nusantara, saat ini sudah terdapat mata kuliah bagi jurusan desain komunikasi

visual yang mempelajari lebih dalam tentang wayang. Tidak menutup kemungkinan untuk

menerapkan hal ini pada jurusan lainnya, ataupun di universitas lainnya. Pentas seni wayang

pun juga lebih dikembangkan sehingga tidak mononton dan menarik orang-orang untuk

menyaksikannya. Desain baju ataupun aksesoris lainnya seperti pembatas buku dan

gantungan kunci bertemakan wayang juga turut dapat mensosialisasikan wayang di tengah

Page 19: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

16

masyarakat Indonesia termasuk mahasiswa Tangerang, sehingga wayang dapat lebih dikenal

dan eksistensinya sebagai identitas nasional betul-betul dirasakan.

BAB 3

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil yang didapat dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil

kesimpulan bahwa pada era globalisasi ini, mahasiswa Tangerang tidak betul-betul meyakini

wayang sebagai identitas nasional Indonesia. Pengakuan akan wayang sebagai identitas

nasional hanya diucapkan, tetapi tidak diterapkan. Selama ini, pengaruh globalisasi yang

dirasakan adalah pengaruh negatif, yaitu globalisasi telah menggeser eksistensi wayang

sebagai identitas nasional di kalangan mahasiswa Tangerang. Walaupun demikian,

sebenarnya globalisasi dapat berpengaruh positif, yaitu dapat menyebabkan peningkatkan

eksistensi wayang. Pada era globalisasi, ini banyak hal yang dapat digunakan untuk

meningkatkan daya tarik wayang kepada para mahasiswa, misalnya dengan pengemasan

wayang secara lebih modern. Diperlukan suatu tindakan dan tenaga lebih untuk

meningkatkan daya tarik wayang.

B. SARAN

Saat ini, di era globalisasi, diperlukan adanya sikap kritis untuk menyeleksi pengaruh

globalisasi, yakni hanya mengambil pengaruh positifnya. Untuk meningkatkan eksitensi

wayang, wayang perlu pengemasan yang baru untuk meningkatkan daya tarik para penonton.

Selain itu, setiap universitas perlu membentuk suatu Unit Kegiatan Mahasiswa tentang

wayang agar identitas nasional kita terjaga. Hal lain yang dapat dilakukan adalah membentuk

cerita-cerita wayang yang lebih modern agar lebih dimengerti oleh para mahasiswa maupun

anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

17

Admin. (2014, Maret 22). Wayang Orang Sriwedari Yang Masih Lestari. Dipetik Juli 2, 2015, dari http://www.pusakaindonesia.org/wayang-orang-sriwedari-yang-masih-lestari/

Bahtiar, R. (t.thn.). Identitas Nasional, Negara, Konstitusi, Demokrasi. Budianto, A. (2012). Pendahuluan. Dipetik Juli 3, 2015, dari http://e-

journal.uajy.ac.id/672/2/1TA12938.pdf Fauziah, P. Y. (2005). Pendidikan Luar Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya

Manusia Dalam Era Globalisasi. Dipetik Juli 3, 2015, dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/B.SDM%20dalam%20era%20globalisasi.pdf

Indosiar. (t.thn.). Wayang Sebuah Bentuk Pengakuan Dunia. Diambil kembali dari Indosiar:

http://www.indosiar.com/ragam/wayang-sebuah-bentuk-pengakuan-dunia_60691.html

Jogjanews. (t.thn.). Sejarah Wayang Beber, Digunakan Untuk Menaklukan Musuh. Dipetik Juli

2, 2015, dari http://jogjanews.com/sejarah-wayang-beber-digunakan-untuk-menaklukan-musuh

PDWI. (2011, Februari 18). Wayang Klitik. Dipetik Juli 2, 2015, dari

http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=164:wayang-klitik&catid=71:jenis-wayang-indonesia&Itemid=187

Rani, L. (2013). Deskripsi Objek Studi. Dipetik Juli 3, 2015, dari

http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4499/5/T1_362009091_BAB%20IV.pdf

Rawuh, S. (2012, Juli 26). Sejarah Singkat Wayang. Dipetik Juli 3, 2015, dari

http://pepadijateng.com/article/99756/sejarah-singkat-wayang.html Saryono, N. P. (2009, Juli). KONFERENSI INTERNATIONAL WAYANG I. Dipetik Juli 3, 2015, dari

http://www.ugm.ac.id/downloads/Konferensi%20Internasional%20Wayang%20I.pdf

Suparno, S. (2014). Pendahuluan. Dipetik Juli 3, 2015, dari

http://digilib.uinsby.ac.id/782/4/Bab%201.pdf Supriady, D. (2011). Pendahuluan. Dipetik Juli 3, 2015, dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24987/5/Chapter%20I.pdf

Page 21: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

18

Tanudjaja, B. B. (2004). PUNAKAWAN SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL. Nirmana vol 6 no 1, 36-51.

Udasmoro, W. (2012). Memahami Karakteristik Unconsious Filosofi Jawa Melalui Tokoh

Wayang Bima. Dipetik Juli 3, 2015, dari file:///C:/Users/Student2014/Downloads/669-638-2-PB.pdf

Utomo, Y. W. (2013, Agustus 21). 75 Jenis Wayang Punah. Diambil kembali dari Kompas:

http://sains.kompas.com/read/2013/08/21/0933447/75.Jenis.Wayang.Punah Zaimar, O. K. (t.thn.). Wayang Golek. Dipetik Juli 2, 2015, dari

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/okke.ksz/publication/golek.okz.pdf

Page 22: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

19

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

A: Penanya B:Narasumber A : Museum wayang berdiri sejak kapan? B : Museum wayang sebenarnya hanya diresmikan dan tidak didirikan maupun dibangun karena bangunan sebelumnya adalah gereja dan sudah ada sejak tahun 1640-1732. Di belakang gereja lama ada makam. Setelah itu pada tahun 1736, dibongkar dan dijadikan gereja baru yang bergaya kompany atau Belanda sampai tahun 1808. Gereja baru dan gereja lama yang menggunakan adalah tentara Belanda dan penduduk Eropa yang berada di sekitarnya. Selain gereja, bangunan ini juga pernah digunakan sebagai Museum Batavia pada tahun 1939. Sebenarnya, Museum Wayang hanya dialihfungsi dan diresmikan pada 13 agustus 1975 oleh bapak Hj. Ali Sadikin. A:Apa alasan dialifungsikan? Apa mau mengangkat kebudayaan indonesia? B: Sebelum museum wayang, di sini juga merupakan Yayasan Sena Wangi yang mengkoleksi banyak wayang dan setelah itu diadakan pekan wayang setahun sekali (setiap ulang tahun museum wayang). Pada pekan wayang yang pertama, yang diundang adalah Bapak Ali Sadikin, yang bersahabat dengan Bapak Budiharjo (menteri penerangan pada zaman Soeharto). Setelah beliau melihat begitu banyak koleksi wayang, maka diresmikanlah museum wayang, sekaligus agar kebudayaan tidak punah dan tidak hilang karena tujuan pembuatan museum adalah untuk mengumpulkan, merawat, memamerkan, dan terakhir untuk rekreasi. Museum Wayang masuk ke dalam BCB (Bangunan Cagar Budaya) sehingga bangunannya tidak bisa dirombak-rombak, bahkan untuk membuat lubang AC. A:Sehari-hari, apakah museum ini ramai? B:Semenjak menjadi area Kota Tua jalan-jalan seperti 5 tahun belakangan ini, mulai ramai, apalagi pada akhir pekan dan liburan. Ribuan pengunjung mendatangi museum wayang. Hari Senin tutup. Biasanya yang datang adalah anak-anak atau rombongan pelajar dari sekolahnya, baru pada akhir pekan pergi bersama orangtuanya. Mahasiswa yang banyak berkunjung adalah dari jurusan pariwisata. A: Apakah tujuan mahasiswa datang, karena tugas atau suka? B:Tugas ada, yang suka juga ada. Tapi diarahkan ke sini agar dibuat suka pada wayang juga dan biar tau wayang juga, karena jika wayang hilang berarti kita kehilangan jati diri dan tidak dapat dikenal oleh bangsa lain. A:Apakah pertunjukan wayang di sini sudah diadakan sejak lama? B: Sudah lama, saya sudah 10 tahun berada di sini dan setiap minggunya ada pertunjukan wayang. Biasanya tunggu turun anggaran baru pertunjukan dapat berlangsung. Biasanya Februari awal mulai sampai Desember. Jadi, sudah terjadwal rapi. Penontonnya biasanya

Page 23: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

20

adalah anak muda. Biasa juga ada sekolah yang menonton karena adanya program wajib kunjung dari pemerintah. A:apakah pengunjungnya meningkat atau menurun? B:Meningkat,justru museum wayang nomor 2 berdasarkan tingkat keramaian di museum Jakarta. kalau Minggu, bisa ribuan pengunjung yang datang. A:Siapa yang memberi anggaran? B:Museum wayang berada di bawah dinas pariwisata dan kebudayaan DKI, sehingga menjadi miliki pemerintah. Ini menyebabkan tiket masuk ke Museum Wayang murah, yaitu dewasa 5000 rupiah, mahasiswa 3000 rupiah, dan pelajar 2000 rupiah. Sebenarnya, harga tiket masuk jika bukan karena miliki negara, hampir lebih dari 50.000 rupiah dengan melihat dari perawatannya, keamanan, dan kebersihannya yang lebih besar dibanding pemasukkan. A:Biasanya durasi pertunjukkan berapa lama? B:Sembilan jam standarnya, tapi kalau disini 4 jam tanpa istirahat. Wayang tidak disajikan dalam bahasa Indonesia karena di setiap daerah ada tatanan bahasanya, berbeda berbicara kepada raja dengan berbicara kepada teman. Maknanya berbeda. A:Apakah menurut Bapak keberadaan Wayang terancam dengan adanya theater yang lebih digemari oleh mahasiswa? B: Sebenarnya kalau Museum Wayang sudah semaksimal mungkin untuk mempromosikan wayang sendiri dan bekerja sama dengan Kemenpora, BI, dan sebagainya yang setiap tahun mengadakan festival dalang cilik di tingkat nasional agar generasinya tidak putus. Selain itu, kita juga mengadakan penyuluhan-penyuluhan ke sekolah-sekolah dan ke kampus seperti ‘Wayang Road to Campus’ dan undangan-undangan keluar negeri juga ada, dengan tujuan agar wayang tidak hilang karena Indonesia dikenal dengan wayangnya sendiri. Wayang=Indonesia dibuktikan di Paris, dengan label ‘wayang adalah asli indonesia’ yang sangat tinggi nilainya sehingga setidaknya kita tahu wayang, sehingga kita bisa mempromosikan. Sebenarnya wayang tidak kalah dengan theater, tinggal kita sebagai generasi muda dengan kreativitas yang tinggi yang mampu mengolah wayang menjadi suguhan yang menarik. A:Sebenarnya menurut Bapak, mahasiswa sudah meninggalkan wayang atau belum? B:Mungkin agak bergeser sedikit. Tetapi wayang masih mencerminkan Indonesia, wayang itu Indonesia. Wayang dikenal di mana-mana. A:Sebenarnya apa yang menjadi daya tarik wayang Indonesia? B:Kalau yang membedakan adalah pahatan dan pengecetannya yang disesuaikan dengan kebudayaan kita. Wayang ada beberapa unsur, yakni keindahan dan etika, yaitu pelaku wayang yang harus memiliki etika mulai dari cara pakaian dan filisofinya yang disampaikan dari cerita wayang sendiri. Wayang sama dengan cermin kehidupan.

Page 24: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

21

Kuesioner

Identitas responden:

Nama :

Umur : Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa ( Universitas................................................ )

Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat/ketertarikan dan pengetahuan

mahasiswa tentang wayang. Peneliti mengharapkan kerjasama dari para responden untuk mengisi atau

menjawab semua pertanyaan yang diberikan.

1) Apakah anda mengenali nama tokoh dari wayang dibawa ini?

Iya, sebutkan nama tokoh tersebut!

A B C D

Tidak

2) Berapa jenis wayang yang anda ketahui?Sebutkan

:............................................................................................................

3) Apakah anda pernah mengunjungi museum wayang?

Iya................................................................................(keperluan)

Tidak

4) Apakah anda ingin belajar mengetahui lebih banyak tentang wayang?

Iya

Tidak

5) Apakah anda ada memiliki keinginan untuk menonton pertunjukkan wayang?

Iya

Tidak, ......................................................................................................

6) Apakah anda tertarik untuk ikut serta memainkan peran dalam pertunjukkan wayang?

Iya

Tidak, ........................................................................................................

7) Menurut anda, apakah mahasiswa jaman sekarang masih banyak yang tertarik terhadap wayang?

Iya

Tidak, .......................................................................................................

8) Menurut anda, apakah wayang masih mencerminkan identitas Indonesia?

Iya

Tidak, ........................................................................................................

9) Bagaimana pendapat anda tentang keberadaan wayang sekarang ini?

:..........................................................................................................................

10) Menurut anda, solusi apa yang paling tepat agar wayang banyak digemari mahasiswa?

:..........................................................................................................................

Page 25: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

22

Beberapa Foto saat Observasi, Wawancara, dan Penyebaran Kuesioner

Saat Berada di Depan Museum Wayang

Saat Wawancara dengan Bapak Didi Cahyono

Page 26: Analisis Eksistensi Wayang Sebagai Identitas Nasional di ... · Wayang merupakan kesenian asli Indonesia yang mulai berkembang pada zaman Hindu Jawa. Pada mulanya, wayang merupakan

23

Saat Menyebarkan Kuisioner

Beberapa Wayang yang Ada di Museum Wayang