ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA...

73
ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (STUDI KASUS PADA CV. BAGUS AGRISETA MANDIRI, KOTA BATU) SKRIPSI Oleh: DIKA ODILIA DEFFANY 135100300111036 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA...

Page 1: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

(STUDI KASUS PADA CV. BAGUS AGRISETA MANDIRI, KOTA BATU)

SKRIPSI

Oleh: DIKA ODILIA DEFFANY

135100300111036

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 2: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)
Page 3: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

i

ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

(STUDI KASUS PADA CV. BAGUS AGRISETA MANDIRI, KOTA BATU)

Oleh: DIKA ODILIA DEFFANY NIM 135100300111036

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 4: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

ii

Page 5: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

iii

Page 6: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang pada

tanggal 27 November 1995 dari Ayah yang bernama Bambang Parikesit dan Ibu Anik Nurbawati. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Sriwedari Malang tahun 2007, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Malang dengan tahun lulus 2010, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Umum di SMAN 9 Malang pada tahun 2013.

Pada tahun 2017 penulis telah berhasil menyelesaikan

pendidikannya di Universitas Brawijaya Malang di Jurusan

Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian.

Pada masa pendidikannya, penulis aktif sebagai Asisten

Praktikum mata kuliah Penanganan Bahan dan Perencanaan

Tata Letak Fasilitas, sebagai Staf Himpunan Jurusan Teknologi

Industri Pertanian (HIMATITAN) Bidang Pengabdian dan

Hubungan Masyarakat, dan sebagai Bendahara Umum

Himpunan Jurusan Teknologi Industri Pertanian (HIMATITAN).

Penulis juga aktif dalam kepanitiaan kegiatan yang diadakan

oleh jurusan maupun fakultas.

Page 7: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

v

Alhamdulillah,

Karya ini saya persembahkan kepada orang-orang yang

selalu memberikan dukungan dan doanya kepada saya yaitu

Orang tua, Adik, dan Teman - Teman

Page 8: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TA

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Dika Odilia Deffany N I M : 135100300111036 Jurusan : Tekologi Industri Pertanian Fakultas : Fakultas Tekologi Pertanian Judul TA : Analisis Efisiensi Proses Produksi

Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada CV. Bagus Agriseta Mandiri, Kota Batu)

Menyatakan bahwa, TA dengan judul di atas merupakan karya asli penulis tersebut di atas. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku. Malang, 8 Agustus 2017 Pembuat Pernyataan, Dika Odilia Deffany NIM 135100300111036

Page 9: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

vii

Dika Odilia Deffany. 135100300111036. Analisis Efisiensi Proses Produksi Keripik Buah dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada CV. Bagus Agriseta Mandiri, Kota Batu) TA. Pembimbing Mas’ud Effendi, STP, MP. dan Ir. Usman Effendi, MS.

RINGKASAN

Kota Batu merupakan salah satu kota yang memiliki hasil pertanian yang melimpah berupa buah – buahan. Banyaknya produksi buah – buahan di Kota Batu mendorong suatu industri untuk menaikkan nilai jual buah dengan mengolahnya menjadi produk olahan buah. Salah satu perusahaan yang mengolah buah – buahan menjadi produk olahan adalah CV. Bagus Agriseta Mandiri yang berlokasi di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Produk unggulan dari CV. Bagus Agriseta Mandiri adalah produk keripik buah karena peminatnya yang cukup banyak untuk dijadikan oleh – oleh. Saat ini, perusahaan mengalami masalah yaitu ketidaksesuaian antara bahan baku yang digunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Selain itu, CV. Bagus Agriseta Mandiri juga dihadapkan pada masalah persaingan yang sangat ketat dari perusahaan sejenis. Peningkatan efisiensi proses produksi merupakan strategi yang bisa dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memenangkan persaingan dan menghasilkan jumlah produk yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan tingkat efisiensi pada masing-masing proses produksi keripik buah serta menentukan strategi perbaikan yang tepat untuk meningkatkan proses produksi yang kurang efisien berdasarkan variabel input yang berpengaruh.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) model constant return to scale (CRS) dengan orientasi input dan outputuntuk mengukur efisiensi proses produksi keripik buah. Metode DEA digunakan karena DEA dapat bekerja dengan mengukur efisiensi unit organisasi yang dinamakan Decision Making Unit (DMU), mengidentifikasi input yang dibutuhkan, serta output yang dihasilkan unit tersebut. DMU pada penelitian ini ada lima yaitu keripik apel, keripik nangka, keripik salak, keripik labu, dan

Page 10: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

viii

keripik nanas. Variabel input yang digunakan yaitu volume bahan baku,losses, dan jumlah jam kerja. Variabel output yang digunakan yaitu volume hasil produksi dan penjualan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, proses produksi

pada CV. Bagus Agriseta Mandiri secara keseluruhan masih

belum efisien. Hal ini ditunjukkan dengan nilai efisiensi dari lima

DMU terdapat tiga DMU yang efisien dan dua DMU yang tidak

efisien. DMU yang efisien yaitu keripik apel, keripik labu, dan

keripik nanas dengan nilai efisiensi 100% dalam kondisi green.

DMU yang tidak efisien yaitu keripik nangka dengan nilai

efisiensi 99,1% dalam kondisi amber dan keripik salak dengan

nilai efisiensi 95% dalam kondisi amber. Efisiensi proses

produksi keripik buah di CV. Bagus Agriseta Mandiri dipengaruhi

oleh semua variabel input. Urutan prioritas variabel input yang

perlu diperbaiki yaitu bahan baku, jam kerja, dan losses.

Rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan pada proses

produksi yang tidak efisien agar menjadi efisien yaitu dengan

merencanakan penggunaan bahan baku, mengurangi

pemborosan jam kerja, mengurangi losses, dan meningkatkan

penjualan.

Kata Kunci: DEA, Efisiensi Produksi, Keripik Buah

Page 11: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

ix

Dika Odilia Deffany. 135100300111036. Efficiency Analysis of Fruit Chips Production Using Data Envelopment Analysis (DEA) Method (Case Study at CV. Bagus Agriseta Mandiri, Batu City). UndergraduateThesis. Supervisors: Mas’ud Effendi, STP, MP. and Ir. Usman Effendi, MS.

SUMMARY

Batu city is city which has many agricultural products especially fruit products.The amount of fruit production in Batu encourages industries to raise the value of fruit by some process.The company that processed fruits into products is CV.Bagus Agriseta Mandiri that located in Bumiaji, Batu.Main product from CV.Bagus Agriseta Mandiri is fruit chips as its demand in food souvenir valued as high. Currently, the company is faced problem which is the mismatch between the number of materials using and the number of end products. In addition, CV.Bagus Agriseta Mandiri is also dealed with the strong competitor from similar industries. Increasing the efficiency of the production process is a strategy that can be done by the company to win the competition and produce the appropriate number of products.The purpose of this study is to determine efficiency on each process of making fruit chips and determine appropriate remedial strategies as production improvement which is counted as inefficient, based on input.

The research was conducted by using Data Envelopment Analysis (DEA) model of constant returns to scale (CRS) with the orientation of the input and output to measure the efficiency of production fruit chips. DEA method was selected because DEA works by measuring the efficiency of the organizational unit called Decision Making Unit (DMU), identify the inputs needed, as well as the unit of output produced.There are five DMU used in this study such as apple chips, jackfruit chips, salak chips, pumpkin chips, and pineapple chips. Input variables used are raw material volume, losses, and labor hours .Output variable used are the volume of production and sales.

Based on research, the production process at CV.Bagus Agriseta Mandiri over all is inefficient.This is demonstrated from the efficiency rating of the five DMUs, there are three efficient

Page 12: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

x

DMUs and two inefficient DMUs .An efficient DMUs are apple chips, pumpkin chips and pineapple chips with value of 100% efficiency in green condition. Inefficient DMUs are jackfruit chips

with value of 99.1% efficiency in amber condition and salak chips with value of 95% efficiency in amber condition. Efficiency production of fruit chips in CV. Bagus Agriseta Mandiri influenced by all the input variables.The priority order of input variables that need to be fixed are raw material, labor hours, and losses. Recommendations for improvements that can be made on inefficient production to make it efficient is plan the use of raw materials, reduce waste of labor hours, reduce losses, and increase sales. Keywords: DEA, Fruit Chips, Production Efficiency

Page 13: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Efisiensi Proses Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada CV. Bagus Agriseta Mandiri, Kota Batu)”. Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Mas’ud Effendi, STP, MP selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Bapak Ir. Usman Effendi, MS selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan masukannya.

3. Ibu Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP., MP selaku Dosen Penguji atas kritik dan sarannya.

4. Bapak Dr. Sucipto, STP., MP. selaku ketua jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

5. Pihak CV. Bagus Agriseta Mandiri yang telah membantu penulis dalam penelitian.

6. Bapak, Ibu, dan adik yang telah memberikan doa, motivasi, dan dukungan baik secara moral maupun materi sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman seperjuangan selama kuliah yaitu Alya, Leti, Luvita, Mita, Yunika, Ummul, Dyon dan Nindra yang telah menemani, menerima keluh kesah, memberikan dukungan dan bantuannya selama ini.

8. Dyah Ayu, Septia, Lila, Nadea, Dyan Putri, Adena, Yovi, Arif, Danial, Yudha, Aldo, dan Faiz atas semangat yang selalu diberikan.

9. Farugh Wiga, Viga, dan Adet atas bantuannya selama ini, juga Ardi Bagas atas semangat dan dukungannya.

10. Pengurus Harian Himatitan 2016 yang telah memberikan pelajaran, pengalaman, dan dukungan kepada penulis.

Page 14: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

xii

11. Pejuang DEA yang merupakan teman seperjuangan mengerjakan skripsi dan menunggu bimbingan.

12. Teman – teman TIP 2013 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis lain maupun semua pihak yang membutuhkan.

Malang, 8 Agustus 2017 Penulis, Dika Odilia Deffany

Page 15: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................i LEMBAR PERSETUJUAN .....................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................... iii RIWAYAT HIDUP .................................................................. iv HALAMAN PERUNTUKAN ....................................................v PERNYATAAN KEASLIAN TA ............................................. vi RINGKASAN ........................................................................ vii SUMMARY ............................................................................ ix KATA PENGANTAR ............................................................. xi DAFTAR ISI ........................................................................ xiii DAFTAR TABEL .................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ............................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xvii I PENDAHULUAN ..................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................1 1.2 Rumusan Masalah .........................................................2 1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................3 1.4 Manfaat Penelitian .........................................................3

II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................5 2.1 Keripik Buah .................................................................5 2.2 Konsep Efisiensi ...........................................................6 2.3 Efisiensi Proses Produksi ..............................................7 2.4 Data Envelopment Analysis (DEA) ................................8

2.4.1 Decision Making Unit (DMU) ...............................9 2.4.2 Model DEA ....................................................... 10 2.4.3 Analisis Sensitivitas .......................................... 11

2.5 Penelitian Terdahulu .................................................. 12 III METODE PENELITIAN .................................................... 15 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 15

3.2 Batasan Masalah ........................................................ 15 3.3 Pelaksanaan Penelitian .............................................. 15

3.3.1 Survei Pendahuluan .......................................... 17 3.3.2 Perumusan Masalah ......................................... 17 3.3.3 Penentuan Tujuan ............................................ 17 3.3.4 Studi Literatur ................................................... 18 3.3.5 Pemilihan DMU ................................................. 18 3.3.6 Identifikasi Input dan Output ............................. 18

Page 16: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

xiv

3.3.7 Pengumpulan Data ........................................... 19 3.3.8 Perhitungan DEA .............................................. 20 3.3.9 Analisis Sensitivitas .......................................... 23 3.3.10 Strategi Perbaikan .......................................... 23 3.3.11 Kesimpulan dan Saran ................................... 24

IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 25 4.1 Gambaran Umum Perusahaan .................................. 25 4.2 Proses Produksi Keripik Buah .................................... 26 4.3 Efisiensi Proses Produksi dengan DEA-CCR ............. 29 4.3.1 Efisiensi Proses Produksi Keripik Apel .............. 31 4.3.2 Efisiensi Proses Produksi Keripik Labu ............. 31 4.3.3 Efisiensi Proses Produksi Keripik Nanas ........... 32 4.3.4 Efisiensi Proses Produksi Keripik Nangka ......... 33 4.3.5 Efisiensi Proses Produksi Keripik Salak ............ 34 4.4 Analisis Sensitivitas ................................................... 34 4.5 Strategi Perbaikan ..................................................... 38 4.5.1 Potential Improvement untuk DMU Keripik Nangka ............................................................. 40 4.5.2 Potential Improvement untuk DMU Keripik Salak ................................................................. 41 4.6 Implikasi Manajerial ................................................... 41 V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 47 5.1 Kesimpulan ................................................................ 47 5.2 Saran ......................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 49 LAMPIRAN ........................................................................... 55

Page 17: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Variabel Input ........................................................ 19 Tabel 3.2 Variabel Output ..................................................... 19 Tabel 4.1 Data Variabel Input dan Output Keripik Buah ........ 30 Tabel 4.2 Efisiensi Masing - Masing DMU ............................. 30 Tabel 4.3 Hasil Analisis Sensitivitas dengan Inactive Variabel ................................................................. 35 Tabel 4.4 Analisis Sensitivitas dengan Menurunkan dan Menaikkan Bahan Baku ......................................... 35 Tabel 4.5 Analisis Sensitivitas dengan Menurunkan dan Menaikkan Losses ................................................. 36 Tabel 4.6 Analisis Sensitivitas dengan Menurunkan dan Menaikkan Jam Kerja ............................................. 36 Tabel 4.7 Potential Improvement Keripik Nangka ................. 41 Tabel 4.8 Potential Improvement Keripik Salak ..................... 42 Tabel 4.9 Nilai Efisiensi Setelah Perbaikan ........................... 43

Page 18: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Proses Penelitian ................................ 16 Gambar 4.1 Produk Keripik Buah yang Sudah Dikemas ....... 29

Page 19: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram Alir Proses Produksi Keripik Buah ........ 55 Lampiran 2 Data Variabel Input dan Output Keripik Buah Pada Tahun 2016 ................................................ 57 Lampiran 3 Perhitungan Target Rendemen Keripik Buah ..... 59 Lampiran 4 Analysis Options Output Banxia Frontier Analyst 4 .......................................................................... 61 Lampiran 5 Data Viewer Variabel Input dan Output Keripik Buah ................................................................... 65 Lampiran 6 Output Tabel Efisiensi Banxia Frontier Analyst 4 ......................................................................... 67 Lampiran 7 Output Analisis Sensitivitas dengan Inactive Variabel Input ..................................................... 69 Lampiran 8 Output Analisis Sensitivitas dengan Menaikkan dan Menurunkan Nilai Input................................ 71 Lampiran 9 Output Potential Improvement dari Software Banxia Frontier Analyst 4 .................................. 81 Lampiran 10 Perbaikan Nilai Efisiensi Berdasarkan Nilai Target pada Potential Improvement Dengan Software Banxia Frontier Analyst 4 .................... 83

Page 20: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kota Batu merupakan kota yang memiliki hasil pertanian

yang melimpah berupa buah – buahan. Menurut Sellitasari dkk. (2013), Kota Batu merupakan lahan perkebunan yang ideal untuk tanaman buah karena letaknya di ketinggian, dengan udara yang dingin (suhu udara rata – rata sekitar 22oC) dan memiliki tanah dari material vulkanik yang subur dengan pH tanah antara 6-7. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Batu (2015), Kota Batu memiliki potensi dalam hal produksi buah – buahan yaitu terdapat 16 jenis tanaman buah – buahan yang dihasilkan. Banyaknya produksi buah – buahan di Kota Batu mendorong suatu industri untuk menaikkan nilai jual buah dengan mengolahnya menjadi produk olahan buah. Salah satu industri yang mengolah buah – buahan menjadi produk olahan adalah CV. Bagus Agriseta Mandiri yang berlokasi di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Perusahaan tersebut memproduksi olahan buah berupa dodol buah, sari buah, dan keripik buah. Produk unggulan dari CV. Bagus Agriseta Mandiri adalah produk keripik buah karena peminatnya yang cukup banyak untuk dijadikan oleh – oleh. Keripik buah yang diproduksi oleh CV. Bagus Agriseta Mandiri yaitu keripik apel, keripik nangka, keripik salak, keripik labu, dan keripik nanas. Saat ini, perusahaan mengalami masalah yaitu ketidaksesuaian antara bahan baku yang digunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contohnya yaitu pada produksi keripik salak dimana target rendemen dari perusahaan untuk hasil produksi keripik salak yaitu 20% dari bahan baku, sedangkan bahan baku yang digunakan rata – rata 73,13kg/ bulan dan hasil produksinya hanya sebesar 12,83kg/ bulan. Selain itu, CV. Bagus Agriseta Mandiri juga dihadapkan pada masalah persaingan yang sangat ketat dari perusahaan sejenis, dimana setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Kinerja produksi merupakan hal utama yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Kinerja produksi yang baik dapat dilihat dari seberapa efisien perusahaan mengelola input dan output.

Page 21: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

2

Peningkatan efisiensi proses produksi merupakan strategi yang bisa dilakukan oleh pihak perusahaan untuk memenangkan persaingan dan menghasilkan jumlah produk yang sesuai dengan target. Selama ini, perusahaan belum mengukur berapa besar tingkat efisiensi proses produksi yang dilakukan, sehingga perusahaan tidak mengetahui kemampuan paling efisien dalam proses produksinya. Tingkat efisiensi proses produksi sangat dipengaruhi oleh penggunaan variabel dalam suatu proses. Apabila perubahan pada suatu variabel mengakibatkan perubahan drastis pada tingkat efisiensi, maka variabel tersebut memiliki pengaruh paling signifikan terhadap nilai efisiensi. Variabel tersebut perlu diperhatikan dalam penggunaannya agar proses produksi mencapai keadaan yang efisien. Niswati (2014) menyebutkan bahwa efisiensi berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Menurut Hasibuan (2012), efisiensi diukur dari rasio atau perbandingan antara output yang dihasilkan dengan input yang digunakan untuk menghasilkannya.

Metode yang dapat diterapkan untuk mengukur efisiensi proses produksi yaitu dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Nugroho dkk. (2011) menyebutkan bahwa DEA adalah sebuah pendekatan non parametrik yang pada dasarnya merupakan teknik berbasis program linier. DEA bekerja dengan mengukur efisiensi unit organisasi yang dinamakan Decision Making Unit (DMU). DEA mengidentifikasi unit yang akan dievaluasi, input yang dibutuhkan, serta output yang dihasilkan unit tersebut. Menurut Pasaribu dkk. (2016), keunggulan metode DEA adalah dapat menangani banyak input dan output tanpa membutuhkan asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output, input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda, dan DMU yang diukur secara langsung dibandingkan dengan sesamanya. Metode DEA digunakan untuk mengukur nilai efisiensi proses produksi keripik buah, sehingga diketahui proses produksi yang efisien dan inefisien. Proses produksi yang inefisien perlu dilakukan perbaikan untuk mencapai kondisi yang efisien. Perbaikan

Page 22: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

3

tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk evaluasi lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efisiensi proses produksi keripik buah di CV.

Bagus Agriseta Mandiri dengan metode DEA? 2. Variabel apa saja yang mempengaruhi efisiensi proses

produksi keripik buah? 3. Bagaimana usulan perbaikan proses produksi yang

inefisien dengan menggunakan DEA? 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menentukan efisiensi proses produksi keripik buah di

CV. Bagus Agriseta Mandiri dengan metode DEA 2. Mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi efisiensi

pada proses produksi keripik buah 3. Memberikan usulan perbaikan proses produksi yang

inefisien dengan menggunakan DEA

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui

tingkat efisiensi proses produksi yang telah berlangsung sehingga dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan efisiensi proses produksi keripik buah

2. Bagi peneliti lain dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi terhadap penelitian sejenis

Page 23: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

4

Page 24: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keripik Buah Buah merupakan sumber yang baik dari antioksidan dan fitokimia, seperti vitamin C, karoten, flavonoid, dan poliphenol. Buah mengandung sejumlah gula alamiah, seperti fruktosa dan glukosa. Buah mengandung zat aktif dan zat nutrisi yang terkandung di dalamnya, disebut phitochemicals dan phytonutriens, yang berhubungan dengan berbagai manfaat kesehatan, seperti pencegahan penyakit, pengobatan, sampai penyembuhan (Dalimartha dan Felix, 2011). Buah – buahan termasuk produk holtikultura yang mudah rusak setelah dipanen. Buah yang tidak langsung dikonsumsi akan membuat tekstur buah yang semula keras akan melunak dan perlahan – lahan rusak. Pengolahan buah menjadi aneka olahan merupakan solusi yang tepat agar buah dapat disimpan lebih lama sehingga hasil panen yang berlimpah dapat terselamatkan. Dalam pengolahan buah perlu diperhatikan cara pengolahan yang baik dan aman, pengemasan yang tepat, serta penyimpanan yang baik, sehingga daya simpan produk buah menjadi lebih lama (Suyanti, 2010).

Salah satu produk olahan buah yang dapat dikembangkan dan mempunyai pasar yang cukup baik adalah keripik. Keripik adalah makanan ringan yang tergolong jenis makanan crackers, yaitu yang bersifat kering dan renyah (Sukardi dkk, 2011). Menurut Suyanti (2010), keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari komoditas umbi – umbian dan buah – buahan yang mengandung pati. Biasanya, keripik dibuat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula yang hanya melalui penjemuran dan pengeringan. Keripik merupakan produk olahan pangan dari nabati atau hewani berupa irisan tipis atau lembaran tipis yang memiliki tekstur renyah setelah digoreng. Ciri utama keripik adalah memiliki tekstur renyah, artinya produknya mudah patah. Syarat mutu keripik harus memiliki bau dan warna normal, rasa khas, tekstur renyah, kadar air maksimal 6% b/b, asam lemak bebas maksimal 0,5% b/b, abu tanpa garam maksimal 1% b/b (Ernawati dan Aniek, 2013).

Page 25: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

6

Menurut Kamsiati (2010), keripik buah lebih tahan disimpan dibandingkan buah segarnya karena kadar airnya rendah. Buah yang sesuai bahan baku keripik adalah buah yang matang optimal. Proses pembuatan keripik buah yaitu buah disortasi, dikupas, diiris dengan ketebalan 2 – 3 mm, lalu digoreng dengan mesin penggoreng vakum. Buah digoreng pada suhu rendah dalam tabung penggoreng bertekanan rendah sehingga dihasilkan keripik buah yang renyah. Setelah itu, dilakukan proses pengemasan untuk meminimalkan produk yang rusak. Randemen yang dihasilkan dalam pembuatan keripik nanas yaitu 16,31% untuk nanas paun dan 15,53% untuk nanas madu. Menurut Antarlina dan Rina (2010), rendemen yang dihasilkan dalam pembuatan keripik salak yaitu 22,26% untuk salak jenis basarang dan 27, 60% untuk salak jenis kotim. Rendemen keripik diperhitungkan dari irisan buah sebelum digoreng.

Buah – buahan yang dapat dijadikan sebagai bahan pembuatan keripik buah yaitu salak, nangka, labu, apel, dan nanas. Pembuatan keripik buah berkaitan dengan kandungan kadar air yang ada pada buah karena menentukan rendemen keripik. Salak memiliki umur simpan kurang dari seminggu karena proses pematangan buahnya cepat dan mengandung kadar air yang cukup tinggi yaitu sekitar 80% (Ong dan Law, 2009). Buah nangka adalah buah majemuk semu. Buah nangka memiliki kadar air sebesar 80,42% (Arifin, 2015). Labu kuning merupakan sumber bahan pangan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup langkap, salah satu kandungannya yaitu kadar air sebesar 86,8% (Wiwit dkk, 2014). Apel manalagi mempunyai rasa manis walaupun masih muda dan memiliki aroma yang harum. Apel manalagi memiliki kandungan air yang cukup tinggi yaitu 84,05% (Hapsari dan Teti, 2015). Kadar air pada buah nanas adalah 83,3 % (Hutagalung dkk., 2016).

2.2 Konsep Efisiensi Konsep efisiensi berkaitan dengan seberapa jauh suatu proses menggunakan masukan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Efisiensi merupakan rasio antara keluaran dengan masukan suatu proses, dengan fokus pada masukan (Mulyadi, 2007). Efisiensi berkaitan dengan upaya membandingkan input

Page 26: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

7

dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Suatu perusahaan dikatakan efisien apabila menggunakan jumlah input yang lebih sedikit dari perusahaan lain, namun menghasilkan output yang sama. Selain itu, penggunaan jumlah input yang sama namun dapat menghasilkan jumlah output yang lebih besar dibandingkan perusahaan lain juga dapat dikatakan efisien (Niswati, 2014). Menurut Gaspersz (2008), dalam konsep efisiensi produksi, dikenal istilah efisiensi teknik dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknik mengacu pada tingkat output maksimum yang secara teknik produksi dapat dicapai dari penggunaan kombinasi input tertentu dalam proses produksi itu. Efisiensi ekonomis mengacu pada kombinasi penggunaan input yang secara ekonomis mampu menghasilkan output tertentu dengan biaya yang seminimum mungkin pada tingkat harga input yang berlaku. Sukiyono dan Mustopa (2016) menyebutkan bahwa dalam ekonomi produksi dikenal istilah efisiensi alokatif yang menunjukkan hubungan antara biaya dan output. Efisiensi alokatif berkaitan dengan meminimalkan biaya produksi dengan pilihan input yang tepat untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu dengan mempertimbangkan tingkat harga input. Menurut Ozcan (2008), terdapat cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu dengan meningkatkan atau menurunkan output dan input. Apabila output dan input ditingkatkan, maka tingkat kenaikan untuk output harus lebih besar daripada tingkat kenaikan untuk input. Apabila output dan input diturunkan, laju penurunan untuk output harus lebih rendah daripada tingkat penurunan untuk input. 2.3 Efisiensi Proses Produksi

Fungsi produksi merupakan keterkaitan antara faktor – faktor produksi dan capaian tingkat produksi yang dihasilkan, dimana faktor produksi sering disebut dengan istilah input, dan jumlah produksi disebut dengan output. Efisiensi proses produksi adalah perbandingan yang terbaik antara input dan output. Efisiensi proses produksi yaitu menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak waktu dalam proses

Page 27: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

8

pengerjaannya (Ramli, 2010). Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan merupakan hal yang penting bagi terlaksananya proses produksi yang efisien. Untuk menjaga agar waktu yang diperlukan untuk melaksanakan proses produksi dalam perusahaan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, maka diperlukan adanya standar waktu proses. Apabila suatu perusahaan mempunyai standar waktu proses untuk pelaksanaan proses produksinya, maka manajemen perusahaan tersebut akan mempunyai kemudahan dalam menyusun perencanaan, pengalokasian dan pengendalian tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan tersebut (Arisandra, 2016).

Efisiensi proses produksi berkaitan dengan penggunaan bahan baku. Kualitas produk yang dihasilkan sangat tergantung dari kualitas bahan baku, karena itu pemilihan bahan baku tersebut harus tepat dan teliti. Apabila penggunaan bahan baku tersebut disimpan terlebih dahulu sebelum dikerjakan atau diolah langsung, harus diperhitungkan daya tahannya, berapa lama tahan disimpan tanpa mengalami kerusakan atau syarat penyimpanan apa yang diperlukan agar tidak cepat rusak. Rendahnya kualitas bahan baku dapat mengakibatkan banyaknya bahan yang tidak dipakai atau terbuang sehingga mengakibatkan pemborosan, kualitas hasil produksi menurun, dan kerugian pengangkutan serta penyimpanan (Agustiar, 2012). Menurut Darmadji (2005), keterampilan tenaga kerja sangat menentukan proses produksi berjalan dengan baik. Apabila tenaga kerja tidak terampil, maka terjadi banyak kesalahan pada proses produksi, sehingga hasil produksi tidak sempurna. 2.4 Data Envelopment Analysis (DEA) Data Envelopment Analysis (DEA) adalah pendekatan yang berorientasi pada output dan input yang dikembangkan pertama kali oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes. DEA merupakan pengukuran efisiensi yang bersifat bebas nilai (value free) karena didasarkan pada data yang tersedia tanpa harus mempertimbangkan penilaian dari pengambil keputusan. Teknik ini didasarkan pada pemrograman matematis untuk menentukan solusi optimal yang berkaitan dengan sejumlah kendala (Fauzi

Page 28: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

9

dan Suzy, 2005). Menurut Manurung (2008), Data Envelopment Analysis (DEA) dikembangkan sebagai model dalam pengukuran tingkat kinerja atau produktifitas dari sekelompok unit organisasi. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui kemungkinan – kemungkinan penggunaan sumber daya yang dapat dilakukan untuk menghasilkan output yang optimal. Data Envelopment Analysis merupakan prosedur yang dirancang khusus untuk mengukur efisiensi suatu Decision Making Unit (DMU) yang menggunakan banyak input dan banyak output, dimana penggabungan input dan output tersebut tidak mungkin dilakukan. Efisiensi relatif suatu DMU adalah efisiensi suatu DMU dibandingkan dengan DMU lain dengan menggunakan jenis input dan output yang sama (Muharam dan Puvitasari, 2007). DEA memberikan bobot dari input dan output yang mengarah ke efisiensi yang dihitung. Suatu DMU dikatakan efisien jika nilai efisiensinya sama dengan 1 dan dikatakan tidak efisien jika kurang dari 1. Pengukuran DEA yang berorientasi input menunjukkan sejumlah input dapat dikurangi secara proporsional tanpa mengubah jumlah output yang dihasilkan. Demikian pula dengan pengukuran DEA yang berorientasi output mengukur bilamana sejumlah output dapat ditingkatkan secara proporsional tanpa mengubah jumlah input yang digunakan. Pengukuran non orientasi menghitung perbandingan perbaikan ketika kedua input dan output dapat diubah secara simultan (Mantri, 2008). 2.4.1 Decision Making Unit (DMU)

Definisi Decision Making Unit (DMU) memungkinkan fleksibilitas dalam penggunaannya untuk berbagai aplikasi. Umumnya DMU dianggap sebagai entitas responsif untuk mengkonversi input menjadi output dimana kinerjanya harus dievaluasi. Efisiensi relatif suatu DMU adalah efisiensi suatu DMU yang dibandingkan dengan efisiensi DMU lainnya dalam satu kesatuan populasi sampel (Joro dan Pekka, 2015). Istilah DMU mengacu pada unit yang kinerjanya dievaluasi. Berlaku syarat bahwa setiap DMU yang diukur harus melakukan tugas yang sama dengan menggunakan input yang sama untuk menghasilkan output yang sama dan beroperasi dalam kondisi lingkungan yang sama (Cooper, 2007).

Page 29: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

10

Efisiensi relatif DMU merupakan rasio total output dibagi dengan total input. Setiap DMU diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel – variabel input maupun output yang ada dengan memperhatikan kondisi yang disyaratkan yaitu bobot tidak boleh negatif dan bobot harus bersifat universal. Hal ini berarti setiap DMU dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya dan rasio tersebut tidak lebih dari 1 (Sutawijaya dan Etty, 2009). Perhitungan efisiensi tiap DMU memiliki tujuan untuk mendapatkan target input dan output yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang optimal (Nugraha dan Noranita, 2014). Syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan DEA adalah jumlah DMU dibutuhkan setidaknya 3 DMU untuk setiap variabel input dan output yang digunakan dalam model (Nugrahini, 2012).

2.4.2 Model DEA Model yang terdapat dalam DEA ada dua yaitu model Charnes Cooper Rhodes (CCR) dan model Banker Charnes Cooper (BCC). Model CCR merupakan model dasar DEA yang menggunakan asumsi constan return to scale (CRS). Model CRS menunjukkan adanya perubahan proporsional pada semua tingkat input akan menghasilkan perubahan proporsional pada output (Sutanto, 2015). Menurut Utama dkk. (2013), Model CCR dikembangkan oleh Charnes, Cooper, dan Rhodes pada tahun 1978. Model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama (contstant return to scale). Artinya, jika ada tambahan input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakna dalam model ini adalah bahwa setiap DMU beroperasi pada skala yang optimal. Model DEA BCC merupakan pengembangan dari model DEA CCR yang dikembangkan oleh Banker, Charnes, dan Cooper pada tahun 1984. Model ini berasumsi pada variable return to scale (VRS) dimana ukuran input atau output dapat menyebabkan naik turunnya nilai efisiensi. Hal ini dikarenakan tidak semua DMU dapat diasumsikan telah beroperasi secara optimal (Werastuti, 2014). Nilai – nilai efisiensi pengukuran kinerja BCC disebut nilai efisiensi teknis murni (pure technology

Page 30: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

11

efficiency), hal ini terkait dengan nilai – nilai yang diperoleh dari model yang memperbolehkan variabel return terskala, sehingga skala yang ada dapat tereliminasi (Manurung, 2008). Super efficiency adalah metode untuk merangking DMU efisien yang pertama kali dikembangkan oleh Andersen dan Petersen pada tahun 1993. Terdapat dua model super efficiency, yang pertama yaitu model dasar super efficiency BCC (SE BCC). Model SE BCC mempunyai kekurangan yaitu model mempunyai kemungkinan akan menghasilkan infeasible solution dibawah kondisi variable return to scale (VRS). Model kedua yaitu Enhanced Russel Measure (ERM). Fungsi tujuannya dapat diartikan sebagai rasio antara efisiensi rata – rata dari input dan efisiensi rata – rata output (Alchusna dan Destri, 2013). Pada DEA model super efficiency, persamaannya tidak disertakan batas kendala untuk DMU yang diukur, sehingga nilai efisiensi relatif dari DMU yang diukur tersebut nantinya dapat melebih skala 1 (Adhi dan Eko, 2013). 2.4.3 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas menjelaskan sejauh mana koefisien fungsi tujuan dan nilai kendala boleh berubah tanpa mempengaruhi solusi optimal. Hal tersebut berarti, dengan melakukan analisis sensitivitas, akibat yang mungkin terjadi dari perubahan – perubahan tersebut dapat diprediksi dan diantisipasi sebelumnya (Dewi dkk., 2014). Analisis sensitivitas tidak menentukan layak atau tidaknya suatu proyek, akan tetapi analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui seberapa sensitif elemen – elemen yang dimaksud terhadap perubahan yang mungkin terjadi (Hidayat dkk., 2011).

Analisis sensitivitas merupakan cara untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel – variabel yang saling berhubungan jika nilai variabel – variabel itu berubah, bertambah, atau berkurang secara terus – menerus. Analisis sensitivitas dapat dilakukan dengan cara memberi perlakuan yaitu mengubah suatu variabel input dalam satuan tertentu, dan mempertahankan nilai variabel – variabel lain pada nilai base case-nya untuk menghasilkan suatu nilai output yang diinginkan. Cara tersebut biasanya digunakan untuk menghadapi ketidakpastian seperti penentuan investasi (Alfian, 2010). Dalam

Page 31: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

12

penggunaan DEA, analisis sensitivitas dilakukan dengan memperhatikan perubahan skor efisiensi pada suatu DMU. Analisis sensitivitas tersebut dilakukan dengan mengabaikan salah satu input dalam analisis DEA dan mengeluarkan DMU yang efisien dalam analisis DEA (Lathifah dan Hastarini, 2013).

2.5 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai pengukuran efisiensi dengan DEA telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Kelly et al. (2012) dengan judul “Application of Data Envelopment Analysis to Measure Technical Efficiency on a Sample of Irish Dairy Farms”. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat efisiensi teknis dari sampel penelitian yaitu peternakan sapi di Irlandia dan untuk mengidentifikasi produksi yang efisien dan inefisien. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan 2 model asumsi dari DEA yaitu constant return to scale (CRS) dan variable return to scale (VRS). Input yang digunakan yaitu jumlah banyaknya sapi, luas lahan peternakan, tenaga kerja, pupuk, konsentrat dan biaya overhead. Output yang digunakan yaitu susu cair yang dihasilkan. Hasil menunjukkan, rata – rata nilai efisiensi teknis dari seluruh peternakan sapi di Irlandia adalah 0,785 dengan CRS dan 0,833 dengan VRS. Hal itu menunjukkan bahwa mayoritas dari peternak sapi tidak beroperasi secara efisien. Perbaikan yang dilakukan untuk memaksimalkan efisiensi teknis yaitu dengan memenuhi potensi lahan, melakukan perbaikan tanah untuk meningkatkan kualitas lahan dan rumput. Joshi dan Singh (2009) melakukan penelitian dengan judul “Measuring Production Efficiency of Readymade Garment Firms”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis perusahaan yang efisien dan tidak efisien, serta membandingkannya dengan menggunakan model DEA CCR. Penelitian dilakukan pada delapan industri garmen di Bangalore, India. Input yang digunakan yaitu jumlah mesin jahit dan jumlah operator, sedangkan output yang digunakan yaitu jumlah pakaian yang diproduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh dari delapan industri garmen secara teknis tidak efisien. Strategi yang dapat dilakukan pada indutri yang tidak efisien

Page 32: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

13

yaitu dengan meningkatkan produksi pakaian sebanyak 25% untuk mencapai target output. Kartin dkk. (2013) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Efisiensi Proses Produksi pada Departemen Dyeing dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) di PT. XYZ”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh besarnya nilai efisiensi relatif dari proses produksi departemen dyeing pada masing – masing DMU, mengetahui penyebab – penyebab DMU tidak efisien, dan memberikan usulan strategi peningkatan efisiensi. Pengukuran efisiensi dilakukan pada bulan Januari hingga Desember (DMU 1 - DMU 12) menggunakan model DEA CRS (Constant Return to Scale). Input yang digunakan yaitu jumlah operator, jumlah jam kerja produksi, jumlah mesin yang beroperasi, dan jumlah bahan baku, sedangkan output yang digunakan yaitu jumlah produksi. Hasil pengukuran efisiensi menunjukkan bahwa terdapat 6 DMU yang kurang efisien. Strategi yang dapat diterapkan untuk DMU yang kurang efisien yaitu mengurangi jumlah reprocess berdasarkan jenis defect-nya, mengurangi waktu stock taking, memaksimalkan aspek 5M (Man, Machine, Material, Method, Mother Nature) untuk meningkatkan jumlah produksi, dan mengurangi beban kerja sehingga tidak diperlukan overtime pada akhir tahun.

Page 33: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

14

Page 34: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

15

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan di CV. Bagus Agriseta Mandiri yang berlokasi di Jl. Kopral Kadi 2 Kecamatan Bumiaji Kota Batu Jawa Timur pada bulan April 2017 sampai dengan Mei 2017. Pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. 3.2 Batasan Masalah

Penentuan batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian. Pembatasan masalah ini membuat fokus masalah menjadi semakin jelas dan tidak meluas dari pembahasan yang dimaksud. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Unit yang diteliti hanya berupa produk keripik buah yaitu

keripik apel, keripik nangka, keripik salak, keripik labu, dan keripik nanas. Data yang diambil yaitu data produksi berdasarkan nilai rata – rata pada tahun 2016

2. Penelitian ini hanya terbatas pada departemen produksi keripik buah

3. Penelitian ini hanya mengukur efisiensi teknik dan tidak mengukur efisiensi alokatif maupun efisiensi ekonomis

4. Penelitian tidak membahas besarnya biaya yang digunakan dalam proses produksi

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahapan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis efisiensi produksi dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Penelitian ini diawali dengan melakukan survei pendahuluan kemudian dilanjutkan perumusan masalah dan penentuan tujuan, studi literatur, pemilihan DMU, identifikasi input dan output, pengumpulan data, perhitungan DEA, analisis sensitivitas dan strategi perbaikan, serta penarikan kesimpulan dan saran. Adapun diagram proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

Page 35: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

16

Mulai

Survey Pendahuluan

Studi Literatur

Perumusan Masalah

Pemilihan DMU

Identifikasi Input dan

Output

Pengumpulan Data

Perhitungan DEA

Analisis Sensitivitas dan

Strategi Perbaikan

Penarikan Kesimpulan

dan Saran

Selesai

Penentuan Tujuan

Gambar 3.1 Diagram Proses Penelitian

Page 36: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

17

3.3.1 Survei Pendahuluan Tahap ini diperlukan sebagai langkah awal dalam

menganalisa kondisi lokasi penelitian. Survei pendahuluan dilakukan di CV. Bagus Agriseta Mandiri dengan cara mendatangi secara langsung. Survei ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai objek yang akan diteliti, mengidentifikasi permasalahan yang ada, dan mengidentifikasi data – data yang diperlukan dalam memecahkan masalah. Pada survei pendahuluan ini diketahui bahwa produk unggulan dari CV. Bagus Agriseta Mandiri adalah produk keripik buah yaitu keripik apel, keripik nangka, keripik salak, keripik labu, dan keripik nanas. Pada proses produksi keripik buah, perusahaan mengalami ketidaksesuaian antara bahan baku yang digunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan sehingga perlu dilakukan peningkatan efisiensi proses produksi.

3.3.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu penjabaran dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah digunakan sebagai penentu arah dan fokus dari penelitian, termasuk dalam menentukan jenis – jenis data yang dibutuhkan dalam menganalisis efisiensi proses produksi keripik buah di CV. Bagus Agriseta Mandiri. Perumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana efisiensi proses produksi keripik buah, variabel apa yang mempengaruhi efisiensi, dan bagaimana perbaikan proses produksi yang inefisien.

3.3.3 Penentuan Tujuan

Tujuan penelitian adalah aspek – aspek yang ingin diperoleh dalam melakukan penelitian. Penentuan tujuan dilakukan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan efisiensi proses produksi keripik buah, mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi efisiensi, dan memberikan usulan perbaikan proses produksi yang inefisien.

Page 37: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

18

3.3.4 Studi Literatur Studi literatur dilakukan dengan tujuan mendapatkan

landasan teori untuk memperkuat pembahasan dalam penelitian ini. Studi literatur dilakukan dengan mempelajari dan mencari sumber-sumber referensi berupa jurnal, artikel, procedding dan pustaka dari internet yang berhubungan dengan efisiensi proses produksi dan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Referensi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pendukung penelitian dalam memecahkan permasalahan yang ada.

3.3.5 Pemilihan DMU

DEA adalah linier programming yang berbasis pada pengukuran tingkat performansi suatu efisiensi dari suatu organisasi dengan menggunakan Decision Making Unit (DMU). DMU harus merupakan unit – unit yang homogen. Unit – unit tersebut melakukan tugas yang sama dan memiliki objektif yang sama. Input dan output yang mencirikan kinerja DMU harus identik, kecuali berbeda hanya pada intensitas dan jumlah/ukurannya (Kartin, 2013). DMU yang digunakan pada penelitian ini yaitu keripik apel, keripik nangka, keripik salak, keripik labu, dan keripik nanas (DMU 1 – DMU 5).

3.3.6 Identifikasi Input dan Output

Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara output dengan input, atau jumlah output yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan. DEA merupakan pendekatan non parametrik yang bekerja dengan mengidentifikasi unit mana yang tidak menggunakan input secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif (Sutanto, 2015). Input adalah sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menghasilkan output, seperti sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya. Output adalah barang atau jasa yang dihasilkan secara langsung dari pelaksanaan kegaitan berdasarkan input yang digunakan (Rai, 2008). Perhitungan efisiensi dengan DEA pada penelitian ini menggunakan variabel input dan output yang mempengaruhi proses produksi keripik apel di CV. Bagus Agriseta Mandiri. Variabel input dan output yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2

Page 38: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

19

Tabel 3.1 Variabel input

Jenis Input

Variabel Satuan Keterangan

Input 1 (X1)

Bahan baku Kg Volume bahan baku yang digunakan dalam proses produksi keripik buah

Input 2 (X2)

Losses Kg Bobot yang hilang selama proses produksi keripik buah = volume bahan baku - hasil produksi

Input 3 (X3)

Jam kerja Jam Jumlah jam kerja produksi keripik buah

Sumber: CV. Bagus Agriseta Mandiri (2016) Tabel 3.2 Variabel Output

Jenis Output

Variabel Satuan Keterangan

Output 1 (Y1)

Hasil produksi Kg Volume produksi keripik buah yang dihasilkan

Output 2 (Y2)

Penjualan Bungkus Jumlah keripik buah yang terjual

Sumber: CV. Bagus Agriseta Mandiri (2016)

3.3.7 Pengumpulan Data

Data – data yang dikumpulkan untuk menunjang penelitian ini yaitu: 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer meliputi profil perusahaan, volume bahan baku, jumlah jam kerja, jumlah hasil produksi, dan penjualan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah: a. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan pengumpulan data secara langsung melalui tanya jawab dengan pihak – pihak yang terkait dengan topik penelitian. Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan pihak CV. Bagus Agriseta Mandiri untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dan permasalahan yang ada.

Page 39: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

20

b. Observasi Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.

c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode yang dilakukan dengan mempelajari informasi yang terdapat dalam dokumen – dokumen perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan penelitian.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Metode yang dilakukan untuk memperoleh data ini adalah dengan studi literatur mengenai teori DEA. Studi literatur merupakan metode yang dilakukan dengan cara membaca serta mempelajari literatur berupa buku, artikel, jurnal, dan laporan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Data sekunder juga dapat dipakai sebagai perbandingan antara teori dengan situasi di lapangan. 3.3.8 Perhitungan DEA Analisis efisiensi proses produksi keripik apel pada CV. Bagus Agriseta Mandiri dilakukan dengan menggunakan metode DEA. Model DEA yang digunakan adalah model DEA – CCR atau dikenal dengan nama constant return to scale (CRS) dengan orientasi input dan output. Model CRS mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap unit beroperasi pada skala yang optimal. Persamaan matematis model CCR yaitu sebagai berikut: 1) Persamaan matematis CCR-I

∑ ( )

∑ ( )

(3.1)

Page 40: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

21

Dengan kendala :

∑ ( )

∑ ( )

2) Persamaan matematis CCR-O

( ) ∑ ( )

∑ ( )

(3.2)

Dengan kendala :

∑ ( )

∑ ( )

Persamaan (3.1) dan (3.2) merupakan persamaan non

linear atau persamaan linear fraksional yang kemudian di transformasikan ke dalam bentuk linear sehingga dapat diaplikasikan dalam persamaan linear sebagai berikut:

1) Persamaan linear CCR-I ∑

(3.3)

Dengan kendala:

∑ - ∑

Page 41: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

22

,4,5

2) Persamaan linear CCR-O

∑ (3.4)

Dengan kendala :

∑ - ∑

,4,5 Keterangan : q = minimasi input z = maksimasi output

= bobot untuk output ke r = bobot untuk input ke i = input r DMU j

= output i DMU j ( DMUj= DMU0)

s = output m = input n = DMU = bilangan positif yang sangat kecil (10-8) Data yang didapatkan dari masing-masing variabel input

dan output akan diformulasikan menggunakan formulasi DEA CCR untuk mengetahui nilai efisiensinya. Pada penelitian ini, perhitungan dilakukan dengan menggunakan software Banxia Frontier Analyst 4. Langkah – langkah perhitungan nilai efisiensi dengan software Banxia Frontier Analyst 4 yaitu: 1. Menginputkan data variabel input dan output dari

perusahaan ke dalam data viewer 2. Menentukan model DEA yang digunakan dengan

menentukan penggunaan optimization mode, variable configuration, weight control, data management, dan advanced

3. Menghitung nilai efisiensi pada masing – masing DMU

Page 42: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

23

4. Melakukan interpretasi hasil. Interpretasi hasil perhitungan DEA menggunakan software Banxia Frontier Analyst 4 secara umum yaitu: a. Kondisi green dengan nilai 100%, yang artinya DMU

berada pada efisien sempurna b. Kondisi amber dengan nilai 90%-99,99%, yang artinya

DMU akan beresiko apabila masalah yang ada tidak mampu diselesaikan

c. Kondisi red dengan nilai 0%-89,9%, yang artinya DMU tidak efisien dalam penggunaan sumberdaya sehingga perbaikan harus segera dilakukan

3.3.9 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh – pengaruh yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah – ubah. Tujuan analisis ini adalah untuk menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis suatu kegiatan apabila terjadi perubahan dalam perhitungan parameternya. Jika perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan yang sangat drastis, maka dikatakan bahwa solusi sangat sensitif terhadap nilai parameter tersebut dan sebaliknya. Analisis sensitivitas pada penelitian ini dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menghilangkan variabel input secara bergantian dan menaikkan serta menurunkan nilai variabel input sebesar 10%, 20&, dan 30%. Hasil dari analisis sensitivitas akan memberikan informasi mengenai variabel input yang sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari suatu DMU, sehingga perlu dilakukan perbaikan dan penggunaannya perlu diperhatikan.

3.3.10 Strategi Perbaikan

Metode DEA digunakan untuk mengukur nilai efisiensi dari masing – masing DMU sehingga diketahui DMU yang efisien dan inefisien. DMU yang inefisien perlu dilakukan strategi perbaikan untuk mencapai kondisi efisien. Usulan perbaikan pada DMU yang inefisien dapat dilakukan dengan melihat nilai target untuk variabel input dan variabel output dengan menggunakan software Banxia Frontier Analyst 4. Nilai target merupakan nilai variabel input dan output yang seharusnya dicapai oleh DMU yang inefisien untuk memperoleh kondisi

Page 43: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

24

yang efisien. Perbaikan ini dilakukan dengan memprioritaskan faktor yang paling mempengaruhi efisiensi produksi secara keseluruhan dengan mempertimbangkan hasil dari analisis sensitivitas. Urutan prioritas nantinya akan mempermudah pihak manajemen untuk mendahulukan input mana yang harus dilakukan perbaikan atau output mana yang harus dimaksimalkan.

3.3.11 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan saran merupakan tahap akhir dari suatu penelitian. Kesimpulan berisi ringkasan dari hasil dan pembahasan, penegasan mengenai kaitan hasil penelitian dengan masalah dan tujuan penelitian, dan implikasi yang ditimbulkan oleh hasil penelitian. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini berupa analisis mengenai pengukuran efisiensi proses produksi dan perbaikan terhadap proses produksi yang inefisien. Berdasarkan kesimpulan, kemudian diperoleh saran yang berisi rekomendasi yang diberikan kepada pihak – pihak yang terkait untuk menerapkan atau menindaklanjuti hasil penelitian. Saran pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan usulan perbaikan yang dapat diterapkan pada CV. Bagus Agriseta Mandiri untuk meningkatkan efisiensi proses produksi keripik buah.

Page 44: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV. Bagus Agriseta adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri yang memproduksi olahan buah – buahan. CV. Bagus Agriseta Mandiri didirikan oleh Bapak Syamsul Huda, SP pada tanggal 31 Maret 2001. Perusahaan tersebut terletak di Jl. Kopral Kasdi No. 2 Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. CV. Bagus Agriseta Mandiri memiliki letak geografis yang mendukung karena sekitar perusahaan merupakan daerah wisata, kerajinan, pertanian, dan perkebunan apel, sehingga memudahkan untuk menarik minat pasar yang ada. CV. Bagus Agriseta Mandiri memiliki visi yaitu “Mewujudkan perusahaan yang unggul di bidang pengolahan sayur dan buah”, sedangkan misinya yaitu “Pemberdayaan segenap potensi sumber daya alam dan manusia untuk membangun pertanian Indonesia yang mandiri, tangguh , modern, terpadu, inovatif, yang berdimensi kerakyatan”.

Pada awal berdiri, CV. Bagus Agriseta Mandiri hanya ditangani oleh 2 orang tenaga kerja dengan produk pertamanya adalah jenang apel. Pada tahun 2002, perusahaan mulai mengembangkan produk olahan lain dari apel yaitu sari apel. Kedua produk tersebut berkembang dengan pesat karena permintaan masyarakat terhadap produk cukup tinggi. Keberhasilan perusahaan menjual dua produk tersebut menjadikan CV. Bagus Agriseta Mandiri kembali menambah produk olahan apel lain yaitu keripik apel. Pada tahun 2005, perusahaan menambah kembali produk olahan apel yaitu dodol apel, yang merupakan inovasi dari jenang apel. CV. Bagus Agriseta Mandiri terus mengembangkan produk – produk baru sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan konsumen dan tempat wisata di Kota Batu. Produk – produk baru tersebut berupa keripik buah, sirup buah, bakpia buah, dan manisan buah. Jumlah tenaga kerja di CV. Bagus Agriseta Mandiri juga terus bertambah hingga pada tahun 2017 jumlah tenaga kerjanya adalah 45 orang.

CV. Bagus Agriseta Mandiri berkomitmen akan memberikan yang terbaik untuk dapat memenuhi permintaan

Page 45: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

26

pasar. CV. Bagus Agriseta Mandiri mengutamakan kualitas terbaik dari produk – produk yang dihasilkan. Kinerja produksi merupakan hal utama yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Keberhasilan produksi dapat dilihat dari seberapa besar perusahaan menggunakan input dan output secara efisien. Tingkat efisiensi proses produksi menjadi tolak ukur perusahaan dalam perkembangan kualitas produksi serta menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan manajerial.

4.2 Proses Produksi Keripik Buah

Proses produksi keripik buah di CV. Bagus Agriseta Mandiri bersifat kontinyu, dimana proses produksinya berjalan secara berurutan dan sesuai dengan urutan proses produksi. Diagram alir proses produksi keripik buah dapat dilihat pada Lampiran 1. Berikut ini merupakan proses-proses pengolahan keripik buah mulai dari bahan baku sampai menjadi produk jadi: 1. Penimbangan

Penimbangan merupakan tahap awal dalam proses pembuatan keripik buah. Penimbangan ini dilakukan pada buah sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan oleh perusahaan.

2. Pengupasan Setelah dilakukan penimbangan, proses selanjutnya yaitu pengupasan. Pengupasan merupakan pra proses yang bertujuan untuk memisahkan kulit dari buah. Pengupasan ditujukan untuk memisahkan bagian yang dapat dimakan dari kulitnya dan bagian yang harus dibuang. Menurut Fachruddin (2008), bagian yang dikupas jangan terlalu tebal agar daging buah tidak banyak terbuang. Selain itu, kebersihan alat pengupas perlu diperhatikan. Alat pengupas sebaiknya menggunakan bahan stainless steel agar tidak terjadi reaksi kimia antara alat dengan bahan.

3. Pemotongan atau Perajangan Proses pemotongan dan perajangan ini digunakan untuk memperoleh bentuk keripik yang diinginkan. Perajangan dilakukan pada buah apel, nanas, dan labu dengan menggunakan mesin perajang. Sebelum dilakukan perajangan, buah labu dan nanas dipotong terlebih dahulu,

Page 46: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

27

sedangkan buah apel langsung dirajang. Penggunaan mesin perajang tersebut untuk mendapatkan bentuk dan ketebalan yang sama di setiap produk keripik. Untuk buah nangka dan salak, daging buah hanya dipotong menjadi dua bagian yang sama. Menurut Suprapti (2010), untuk memperoleh keripik dengan tingkat kekeringan yang sama (dengan waktu penggorengan yang sama), diperlukan bahan baku dengan bentuk, ukuran, dan ketebalan yang sama. Semakin kecil ukuran dan semakin tipis irisannya, maka daging buah akan semakin cepat menjadi kering pada saat digoreng.

4. Pencucian Proses ini bertujuan untuk membersihkan buah dan menghilangkan kotoran – kotoran yang menempel sebelum dilakukan proses selanjutnya.

5. Grading Proses grading ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk buah dengan bentuk dan struktur yang sama, sehingga diharapkan konsumen yakin produk yang dihasilkan merupakan produk dengan kualitas yang baik. Menurut Sobir dan Rodame (2010), grading bertujuan untuk mendapatkan ukuran buah yang seragam. Keseragaman buah sangat penting agar konsumen merasa puas akan kualitas produk yang dihasilkan.

6. Pembekuan Proses ini bertujuan untuk meningkatkan kerenyahan dari keripik buah yang akan dibuat. Proses pembekuan dilakukan pada freezer. Menurut Nofrianti (2013), pembekuan pada proses pembuatan keripik memiliki beberapa keuntungan diantaranya dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan, menghambat aktivitas mikroba, dan mencegah terjadinya reaksi – reaksi kimia dan aktivitas enzim yang dapat merusak kandungan gizi bahan pangan. Efek kejut (shocking) pada saat menggoreng bahan yang beku dapat menyebabkan perubahan mendadak butiran es menjadi uap, sehingga keripik yang dihasilkan lebih renyah.

7. Penggorengan Menurut Kamsiati (2010), Pembuatan keripik buah dapat dilakukan dengan mesin penggoreng vakum. Buah digoreng pada suhu rendah dalam tabung bertekanan rendah

Page 47: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

28

sehingga dihasilkan keripik buah yang renyah. Sistem vakum menghasilkan produk yang jauh lebih baik dari segi penampakan warna, aroma, dan rasa karena relatif seperti buah aslinya. Penggorengan keripik buah pada CV. Bagus Agriseta Mandiri dilakukan dengan menggunakan mesin vacuum frying. Mesin vacuum frying adalah mesin yang digunakan untuk mengeringkan buah dengan kadar air tinggi. Penggorengan dilakukan dengan suhu rata – rata 75oC hingga 85oC dengan tekanan -60 hingga -70 cmhg, sehingga akan menghasilkan produk keripik dengan tekstur dan warna yang lebih bagus, penyerapan minyak rendah, aroma dan kandungan vitamin tetap terjaga.

8. Penirisan Penirisan dilakukan dengan menggunakan mesin spinner. Proses penirisan bertujuan untuk mengurangi kadar minyak pada keripik buah. Menurut Sugeng dkk. (2016), salah satu cara mengurangi kandungan minyak adalah dengan menggunakan mesin peniris. Mesin peniris menggunakan gaya sentrifugal untuk meniriskan minyak. Cara kerjanya yaitu makanan ringan akan diputar di dalam tabung peniris sehingga minyak akan tertiris dan keluar melalui lubang pada tabung peniris.

9. Pengemasan Pengemasan penting untuk diperhatikan karena akan mempengaruhi umur simpan produk. Kemasan juga berperan sebagai sarana promosi untuk menarik konsumen, wahana komunikasi antara produsen dan konsumen tentang produk yang ada dalam kemasan tersebut (Kamsiati, 2010). Proses pengemasan bertujuan untuk mencegah kontaminasi, kontak langsung dengan udara, dan memperpanjang daya simpan. Pada pengemasan keripik buah digunakan alumunium foil dan penutup kemasan menggunakan Continous Seller Gas Filling, sehingga kemasan keripik buah menjadi rapat dan berisi udara. Produk keripik buah yang sudah dikemas dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Page 48: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

29

Gambar 4.1 Produk Keripik Buah yang Sudah Dikemas

4.3 Efisiensi Proses Produksi dengan DEA-CCR Pengukuran efisiensi proses produksi keripik buah dilakukan dengan menggunakan metode DEA. Nilai efisiensi didapatkan dalam upaya untuk mencapai performansi, mengukur, atau membandingkan efisiensi beberapa DMU yang memiliki banyak input dan output tanpa perlu diketahui terlebih dahulu hubungan fungsional antara variabel input dan output (Nugroho dkk., 2011). Data variabel input dan output yang digunakan dalam perhitungan efisiensi merupakan data proses produksi rata – rata pada tahun 2016 dari keripik apel, nangka, nanas, salak, dan labu. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui nilai efisiensi masing-masing DMU. Data variabel input dan output yang digunakan dalam analisis efisiensi keripik buah di CV. Bagus Agriseta Mandiri dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 2. Variabel input yang digunakan yaitu volume bahan baku (X1), losses (X2), dan jumlah jam kerja (X3). Variabel output yang digunakan yaitu volume hasil produksi (Y1) dan penjualan (Y2). Pada perhitungan analisis efisiensi keripik buah, rendemen merupakan faktor yang penting untuk mengetahui target hasil produksi yang dicapai oleh perusahaan. Target rendemen keripik buah dihitung berdasarkan kadar air bahan dan standar mutu keripik buah yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Analisis efisiensi yang digunakan adalah metode DEA-CCR dengan orientasi input dan output. Orientasi input memiliki asumsi bahwa manajer akan memiliki pengawasan atau kontrol yang lebih tinggi atas input (Filardo dkk., 2017). Orientasi output dilakukan dengan maksimalisasi dari output pada level input yang konstan (Alchusna dan Destri, 2013).

Page 49: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

30

Tabel 4.1 Data Variabel Input dan Output Keripik Buah

DMU X1 (kg) X2

(kg) X3

(jam) Y1

(kg) Y2

(bungkus)

Keripik Apel 897,92 20,04 99 159,54 1515

Keripik Labu 105,45 1,59 22 19,5 195

Keripik Nanas 80 1 18 15 150

Keripik Nangka 228,33 3,22 54 42,44 392

Keripik Salak 73,13 2,06 14 12,83 125

Sumber: CV. Bagus Agriseta Mandiri (2016)

Tabel 4.2 Efisiensi Masing- Masing DMU

Analisis DMU Score (%) Condition Efficient

CRS (Minimize

Input)

Keripik Apel 100 Green Efficient Keripik Labu 100 Green Efficient Keripik Nanas 100 Green Efficient Keripik Nangka 99,1 Amber Inefficient Keripik Salak 95 Amber Inefficient

CRS (Maximize

Output)

Keripik Apel 100 Green Efficient Keripik Labu 100 Green Efficient Keripik Nanas 100 Green Efficient Keripik Nangka 99,1 Amber Inefficient Keripik Salak 95 Amber Inefficient

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017)

Analisis pengolahan data dilakukan dengan software Banxia Frontier Analyst 4 tahun 2010. Hasil Analysis Options yang digunakan pada penelitian dapat dilihat dalam Lampiran 4 untuk Optimization Mode, Variable Configuration, Weight Control, Data Management, serta Advance. Pengukuran nilai efisiensi pada penelitian ini dilakukan pada masing-masing DMU dan dibandingkan dengan DMU lain untuk selanjutnya dianalisis penyebab DMU inefisien. Input data dalam Banxia Frontier Analyst 4 dapat dilihat dalam Lampiran 5 untuk Data Viewer pada Banxia Frontier Analyst 4. Output Banxia Frontier Analyst 4 berupa tabel efisiensi dapat dilihat dalam Lampiran 6. Hasil pengukuran efisiensi dari masing-masing DMU dapat dilihat dalam Tabel 4.2. Pada tabel dapat dilihat bahwa terdapat 2 unit yang tidak efisien dari 5 unit yang diteliti, baik menggunakan

Page 50: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

31

orientasi input maupun orientasi output. Unit yang tidak efisien tersebut yaitu keripik nangka dan keripik salak. 4.3.1 Efisiensi Proses Produksi Keripik Apel Pengukuran efisiensi menggunakan CRS berorientasi input dan output menunjukkan hasil bahwa proses produksi keripik apel bernilai 100% dan dalam kondisi green. Hal tersebut berarti proses produksi keripik apel sudah efisien dalam penggunaan inputnya untuk menghasilkan output. Menurut Rai (2008), efisiensi merupakan perbandingan antara output dan input. Suatu unit dapat dikatakan efisien apabila unit tersebut: dapat menghasilkan output lebih besar dengan menggunakan input tertentu, menghasilkan output tetap untuk input yang lebih rendah dari yang seharusnya, menghasilkan produksi lebih besar dari penggunaan sumberdayanya, dan mencapai hasil dengan biaya serendah mungkin.

Pada produksi keripik apel, bahan baku apel yang digunakan yaitu 897,92 kg dan menghasilkan produk sebanyak 159,54 kg dengan jam kerja produksinya yaitu 99 jam. Target rendemen keripik apel yang harus dicapai yaitu 16% dari jumlah bahan baku yang dipakai. Pada kondisi yang sebenarnya, CV. Bagus Agriseta Mandiri mampu menghasilkan produk sebesar 17,77% dari bahan baku, yang artinya rendemen yang dihasilkan melebihi target. Pada proses produksi keripik apel, CV. Bagus Agriseta dapat menggunakan input dan output secara efisien. Produksi keripik apel merupakan produksi keripik yang paling tinggi di CV. Bagus Agriseta Mandiri. Hal tersebut dikarenakan keripik apel merupakan oleh – oleh khas Kota Batu, sehingga permintaan akan keripik apel lebih tinggi daripada keripik yang lain. CV. Bagus Agriseta Mandiri mampu menjual keripik apel rata – rata sebanyak 1.515 bungkus/ bulan.

4.3.2 Efisiensi Proses Produksi Keripik Labu

Pengukuran efisiensi menggunakan CRS berorientasi input dan output menunjukkan hasil bahwa proses produksi keripik labu bernilai 100% dan dalam kondisi green. Hal itu berarti penggunaan input sudah optimal sehingga output yang dihasilkan dapat maksimal. Pada proses produksi keripik labu, bahan baku labu yang digunakan yaitu 105,54 kg dan

Page 51: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

32

menghasilkan produk keripik labu sebanyak 19,5 kg dengan jam produksi 22 jam. Target rendemen keripik labu yang harus dicapai yaitu 14% dari jumlah bahan baku yang dipakai. Pada kondisi yang sebenarnya, CV. Bagus Agriseta Mandiri mampu menghasilkan produk sebesar 18,4% dari bahan baku, yang artinya rendemen yang dihasilkan melebihi target. Pada proses produksi keripik labu, CV. Bagus Agriseta melakukan kontrol yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, ketebalan irisan, hingga proses penirisan, sehingga dapat meminimalkan losses.

Penjualan keripik labu dapat dimaksimalkan oleh CV. Bagus Agriseta Mandiri karena dari hasil produksi sebanyak 19,5 kg, perusahaan dapat menjual 195 bungkus dalam kemasan 100gr. Menurut Arifin (2007), salah satu tujuan perusahaan secara umum adalah mendapatkan keuntungan atau laba yang merupakan salah satu ukuran kesuksesan manajer dalam mengelola perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keuntungan yaitu volume penjualan. Apabila volume penjualan dapat dimaksimalkan, maka peluang mendapatkan keuntungan yang maksimal akan semakin besar. 4.3.3 Efisiensi Proses Produksi Keripik Nanas Menurut Surahman (2007), di bidang pangan, produk olahan berbahan baku nanas telah banyak ragam dan bentuk olahannya. Salah satu yang berpotensi untuk dikembangkan dan memiliki prospek yang baik yaitu keripik nanas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam produksi keripik nanas yaitu kualitas buah yang dibutuhkan, teknik penggorengan, teknik pengemasan, strategi pemasaran, dan manajemen usaha. Pada produksi keripik nanas di CV. Bagus Agriseta Mandiri diketahui bahwa hasil pengukuran efisiensi menggunakan CRS berorientasi input dan output bernilai 100% dan dalam kondisi green. Hal tersebut berarti proses produksi keripik nanas sudah efisien dalam penggunaan input untuk menghasilkan output.

Pada produksi keripik nanas, produk yang dapat dihasilkan yaitu 15kg dengan bahan baku sebanyak 80kg dan jam produksinya adalah 18 jam. Target rendemen keripik nanas yang harus dicapai yaitu 17,75% dari jumlah bahan baku yang dipakai. Pada kondisi yang sebenarnya, CV. Bagus Agriseta Mandiri mampu menghasilkan produk sebesar 18,75% dari

Page 52: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

33

bahan baku, yang artinya rendemen yang dihasilkan melebihi target. Pada proses produksi keripik nanas, CV. Bagus Agriseta melakukan kontrol yang baik mulai dari pemilihan bahan baku, ketebalan irisan, hingga proses penirisan sehingga keripik buah yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Penjualan keripik nanas dapat dimaksimalkan oleh CV. Bagus Agriseta Mandiri, dimana dari hasil produksi sebanyak 15kg perusahaan dapat menjual 150 bungkus keripik nanas dalam kemasan 100gr. 4.3.4 Efisiensi Proses Produksi Keripik Nangka

Pengukuran efisiensi menggunakan CRS berorientasi input dan output untuk efisiensi produksi keripik nangka menunjukkan hasil yang sama, yaitu 99,1% dan dalam keadaan amber. Keadaan amber menunjukkan bahwa DMU berada pada keadaan aman, namun akan beresiko apabila masalah yang ada tidak segera diselesaikan. Pada proses produksi keripik nangka, bahan baku nangka yang digunakan yaitu 228,33 kg dan menghasilkan produk keripik nangka sebanyak 42,44kg. Produk yang dihasilkan dari proses produksi keripik nangka sebesar 18,6% dengan losses sebanyak 3,22 kg. Banyaknya losses diakibatkan karena pemilihan bahan baku yang kurang tepat sehingga terdapat kebusukan pada buah.

Menurut Febryan (2015), setiap perusahaan tentu memiliki standar untuk menetapkan dan mencocokkan target awal dengan hasil akhir. Untuk mencapai hasil akhir yang maksimal, perusahaan harus lebih selektif dalam pemilihan bahan baku agar mencegah kecacatan / kegagalan produk akibat kualitas bahan baku yang tidak baik. Selain itu, terjadi pemborosan jam kerja dikarenakan terlalu lama dalam proses pemotongan buah. Penjualan keripik nangka pada CV. Bagus Agriseta Mandiri belum terlaksana secara maksimal, dimana dari hasil produksi sebanyak 42,44kg produk keripik nangka, yang terjual sebanyak 392 bungkus kemasan 100gr. Posisi CV. Bagus Agriseta Mandiri pada produk keripik nangka adalah sebagai market challenger dan masih kalah dengan produk lain seperti merk Vigour. Segmen pasar keripik nangka juga belum luas, sekitar 80% masih dalam lingkup Kota Malang dan Batu, maka dari itu perusahaan perlu melakukan promosi lebih maksimal.

Page 53: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

34

4.3.5 Efisiensi Proses Produksi Keripik Salak Pengukuran efisiensi menggunakan CRS berorientasi

input dan output untuk efisiensi produksi keripik salak menunjukkan hasil yang sama, yaitu 95% dan dalam keadaan amber. Keadaan amber menunjukkan bahwa DMU berada pada keadaan aman, namun akan beresiko apabila masalah yang ada tidak segera diselesaikan. Pada proses produksi keripik salak, bahan baku salak yang digunakan yaitu 73,13 kg dan menghasilkan produk keripik salak sebanyak 12,83 kg dengan losses 2,06 kg. Losses pada keripik salak lebih tinggi apabila dibandingkan dengan keripik labu dan keripik nanas yang memiliki volume bahan baku lebih banyak.

Banyaknya losses dapat disebabkan karena bagian buah salak yang kecil banyak terbuang sehingga hasil produksi kurang maksimal. Selain itu juga dapat disebabkan oleh adanya cacat produk ketika proses penggorengan. Produksi keripik salak merupakan produksi yang paling rendah dibandingkan keripik buah lainnya di CV. Bagus Agriseta Mandiri. Hal tersebut dikarenakan selera masyarakat terhadap buah segar lebih besar daripada olahan berupa keripik. Penjualan keripik salak pada CV. Bagus Agriseta Mandiri belum terlaksana secara maksimal, dimana dari hasil produksi sebanyak 12,83 kg produk keripik salak, yang terjual sebanyak 125 bungkus kemasan 100gr. Segmen pasar keripik salak 80% masih dalam lingkup Kota Malang dan Batu, maka dari itu perusahaan perlu melakukan promosi lebih maksimal. 4.4 Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas pada DEA dilakukan untuk melihat apakah nilai efisiensi suatu unit berubah ketika salah satu variabel input yang digunakan ditiadakan dari perhitungan DEA. Menurut Basyaib (2007), analisis sensitivitas membantu dalam melihat pengaruh yang diakibatkan bergesernya nilai parameter model dari nilai yang telah ditentukan. Menurut Lathifah dan Hastarini (2013), dalam penggunaan DEA, analisis sensitivitas dilakukan dengan memperhatikan perubahan skor efisiensi pada suatu DMU. Analisis sensitivitas tersebut dilakukan dengan mengabaikan salah satu input dalam analisis DEA dan mengeluarkan DMU yang efisien dalam analisis DEA.

Page 54: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

35

Tabel 4.3 Hasil Analisis Sensitivitas dengan Inactive Variabel

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017) Keterangan: *Nilai efisiensi setelah input bahan baku tidak diikutsertakan dalam perhitungan **Nilai efisiensi setelah input losses tidak diikutsertakan dalam perhitungan ***Nilai efisiensi setelah input jam kerja tidak diikutsertakan dalam perhitungan

Tabel 4.4 Analisis Sensitivitas dengan Menurunkan dan Menaikkan Bahan Baku

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017)

Page 55: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

36

Tabel 4.5 Analisis Sensitivitas dengan Menurunkan dan Menaikkan Losses

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017)

Tabel 4.6 Analisis Sensitivitas dengan Menurunkan dan Menaikkan Jam Kerja

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017)

Analisis sensitivitas pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan 2 cara. Cara pertama yaitu dengan tidak mengikutsertakan variabel input dalam perhitungan efisiensi secara bergantian untuk mengetahui pengaruh variabel input pada nilai efisiensi secara keseluruhan. Hasil analisis sensitivitas dengan tidak mengikutsertakan variabel input dapat dilihat pada Tabel 4.3. Analisis dilakukan dengan menggunakan Software Banxia Frontier Analyst 4 dimana variabel yang tidak diikutsertakan dalam perhitungan akan diinactivekan. Output analisis sensitivitas oleh Software Banxia Frontier Analyst 4 dapat dilihat pada Lampiran 7. Cara kedua yaitu dengan

Page 56: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

37

menaikkan dan menurunkan nilai variabel input sebesar 10%, 20%, dan 30% yang dapat dilihat pada Tabel 4.4, Tabel 4.5, dan Tabel 4.6. Output analisis sensitivitas oleh Software Banxia Frontier Analyst 4 dapat dilihat pada Lampiran 8. Analisis sensitivitas yang pertama yaitu dengan tidak mengikutsertakan input bahan baku dalam perhitungan efisiensi secara keseluruhan. Tujuan dari analisis sensitivitas dengan tidak mengikutsertakan bahan baku yaitu untuk mengetahui perubahan dan pengaruh variabel bahan baku terhadap efisiensi DMU secara keseluruhan. Analisis sensitivitas dengan tidak mengikutsertakan bahan baku menggunakan model CRS berorientasi input dan output memiliki hasil yang sama. Pada tabel dapat dilihat bahwa jika variabel bahan baku tidak diikutsertakan, terjadi penurunan nilai efisiensi pada beberapa DMU yaitu keripik labu, keripik nangka, dan keripik salak. Keripik labu memiliki nilai efisiensi awal sebesar 100% dan turun menjadi 97,1%. Keripik nangka memiliki nilai efisiensi awal 99,1% dan turun menjadi 91,9%. Keripik salak memiliki nilai efisiensi awal 95% dan turun menjadi 70,4%. Berdasarkan Tabel 4.4, analisis dengan menaikkan dan menurunkan bahan baku didapatkan hasil bahwa perubahan nilai efisiensi terjadi pada kenaikan bahan baku sebesar 30% dimana DMU keripik nangka memiliki nilai efisiensi awal 99,1% turun menjadi 82,7% dan DMU keripik salak memiliki nilai efisiensi awal 95% turun menjadi 81,4%.

Penurunan nilai efisiensi paling tinggi yaitu pada keripik salak, hal itu berarti bahwa DMU keripik salak paling sensitif terhadap perubahan bahan baku. Jumlah losses pada keripik salak paling banyak dibanding dengan keripik lain, sehingga apabila bahan baku mengalami pengurangan yang drastis dengan jumlah losses yang banyak, maka perusahaan akan mengalami kerugian. Pada keripik salak, promosi yang dilakukan kurang maksimal. Apabila bahan baku mengalami peningkatan, maka hasilnya lebih banyak, namun produk yang tidak terjualpun juga semakin banyak. Penurunan nilai efisiensi pada beberapa DMU keripik berarti bahwa variabel bahan baku memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai efisiensi proses produksi. Pada proses produksi keripik buah, bahan baku yang digunakan memiliki

Page 57: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

38

volume yang cukup besar. Pengadaan dan pemakaian bahan baku merupakan hal yang penting dalam mencapai efisiensi produksi. Penyediaan bahan baku dalam jumlah yang tepat akan memperlancar proses produksi, dan sebaliknya adanya gangguan penyediaan bahan baku, jumlah yang berlebih akan menghambat proses produksi. Jumlah bahan baku yang berlebih dapat berakibat tingginya beban biaya karena banyak persediaan dan menambah resiko kerusakan/ kebusukan pada bahan baku. Hal tersebut dapat mengakibatkan hasil produksi yang kurang maksimal, sehingga keuntungan yang didapat perusahaan juga tidak maksimal.

Analisis sensitivitas yang kedua yaitu dengan tidak mengikutsertakan input losses dalam perhitungan efisiensi secara keseluruhan. Tujuan dari analisis sensitivitas dengan tidak mengikutsertakan losses yaitu untuk untuk mengetahui perubahan dan pengaruh variabel losses terhadap efisiensi DMU secara keseluruhan. Analisis sensitivitas dengan tidak mengikutsertakan losses menggunakan model CRS berorientasi input dan output memiliki hasil yang sama. Pada tabel dapat dilihat bahwa jika variabel losses ditiadakan dari perhitungan, tidak terjadi perubahan pada nilai efisiensi DMU. Berdasarkan Tabel 4.5, analisis dengan menaikkan dan menurunkan losses didapatkan hasil yang sama bahwa tidak terjadi perubahan pada nilai efisiensi keripik buah.

Tidak adanya penurunan pada efisiensi DMU berarti bahwa variabel losses tidak terlalu berpengaruh terhadap keseluruhan nilai efisiensi proses produksi. Losses pada proses produksi keripik buah dapat berupa potongan buah yang tidak sesuai dengan standar. Losses tersebut dapat dijual dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak sehingga perusahaan dapat menambah pendapatan. Meskipun adanya losses dapat mengakibatkan hasil produksi dan keuntungan perusahaan kurang maksimal, namun losses masih dapat dimanfaatkan sehingga menambah pendapatan perusahaan.

Analisis sensitivitas yang ketiga yaitu dengan tidak mengikutsertakan input jam kerja dalam perhitungan efisiensi secara keseluruhan. Tujuan dari analisis sensitivitas dengan tidak mengikutsertakan jam kerja yaitu untuk mengetahui perubahan dan pengaruh variabel jam kerja terhadap efisiensi

Page 58: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

39

seluruh DMU. Analisis sensitivitas dengan tidak mengikutsertakan jam kerja menggunakan model CRS berorientasi input dan output memiliki hasil yang sama. Pada tabel dapat dilihat bahwa jika variabel jam kerja ditiadakan, terjadi penurunan nilai efisiensi pada beberapa DMU yaitu keripik apel, keripik labu, dan keripik salak. DMU keripik nanas dan keripik nangka masih sama dengan nilai efisiensi awal. Keripik apel memiliki nilai efisiensi awal sebesar 100% dan turun menjadi 94,8%. Keripik labu memiliki nilai efisiensi awal 100% dan turun menjadi 98,6%. Keripik salak memiliki nilai efisiensi awal 95% dan turun menjadi 93,6%. Penurunan tertinggi yaitu pada DMU keripik apel, yang artinya DMU tersebut paling sensitif terhadap perubahan jam kerja. Berdasarkan Tabel 4.6, analisis dengan menaikkan dan menurunkan jam kerja didapatkan hasil bahwa tidak terjadi perubahan pada nilai efisiensi keripik buah.

Produksi keripik apel merupakan produksi yang paling tinggi diantara keripik yang lain. Apabila dilakukan pengurangan jam kerja pada produksi keripik apel, maka permintaan tidak akan terpenuhi. Penurunan nilai efisiensi pada beberapa DMU keripik berarti bahwa variabel jam kerja memiliki pengaruh yang besar terhadap nilai efisiensi proses produksi. Lamanya jam kerja produksi memiliki pengaruh terhadap hasil produksi yang diperoleh. Pemborosan jam kerja dapat disebabkan karena kurang terampilnya tenaga kerja dan penyediaan bahan baku yang kurang tepat, sehingga tenaga kerja harus melakukan lembur. Adanya lembur dapat memungkinkan pekerja mengalami kelelahan dan tingginya upah yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan kurang maksimalnya hasil produksi dan keuntungan perusahaan. 4.5 Strategi Perbaikan

Hasil pengukuran efisiensi menggunakan CRS berorientasi input dan output menunjukkan bahwa dari lima DMU, terdapat dua DMU yang tidak efisien. DMU tersebut yaitu keripik nangka yang nilai efisiensinya adalah 99,1% dalam kondisi amber dan keripik salak yang nilai efisiensinya adalah 95% dalam kondisi amber. Usulan perbaikan dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel potential improvement dengan

Page 59: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

40

menggunakan software Banxia Frontier Analyst 4. Tabel potential inprovement menyajikan informasi mengenai nilai aktual, nilai target dan nilai potential improvement untuk DMU yang tidak efisien. Nilai aktual adalah nilai sebenarnya yang dimiliki oleh variabel input dan variabel output yang digunakan dalam perhitungan DEA. Nilai target adalah nilai yang harusnya dicapai atau dimiliki variabel input dan variabel output agar nilai efisiensi pada DMU memiliki nilai 100% dengan kondisi green.

Nilai potential improvement adalah nilai yang menunjukkan persentase nilai kenaikan atau penurunan nilai aktual menuju nilai target yang harus dicapai oleh DMU. Potential improvement untuk DMU keripik buah yang inefisien dilakukan dengan mengacu pada model CRS berorientasi input. Hal tersebut dikarenakan nilai perbaikan untuk pengurangan input lebih besar daripada nilai perbaikan dalam memaksimalkan output, sehingga kontrol manajemen terhadap input lebih diperlukan. Output potential improvement dari software Banxia Frontier Analyst 4 untuk semua DMU inefisien terdapat pada Lampiran 9. Tabel potential improvement menyajikan data yang menunjukkan solusi perbaikan bagi DMU yang inefisien untuk menjadi efisien. Perbaikan nilai efisiensi berdasarkan nilai target pada potential improvement dengan software Banxia Frontier Analyst 4 dapat dilihat pada Lampiran 10.

4.5.1 Potential Improvement untuk DMU Keripik Nangka Pada analisis sensitivitas dapat diketahui pengaruh variabel input terhadap keseluruhan efisiensi. Informasi tersebut dapat membantu perusahaan untuk melihat input mana yang memiliki kontribusi besar terhadap perbaikan nilai efisiensi sehingga variabel tersebut perlu diprioritaskan untuk perbaikan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, urutan variabel input yang harus diprioritaskan yaitu bahan baku, jam kerja, kemudian losses. Usulan perbaikan berdasarkan potential improvement untuk DMU keripik nangka dapat dilihat pada Tabel 4.7. Pada tabel dapat diketahui nilai target yang seharusnya dicapai serta persentase pengurangan atau penambahan variabel input dan output untuk mencapai target. Input bahan baku nilai potential improvementnya sebesar -0,87%, sehingga bahan baku yang

Page 60: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

41

nilai aktualnya 228,3 kg harus dikurangi menjadi 226,35. Jumlah bahan baku yang tepat akan mengurangi biaya bahan baku, sehingga dapat meminimalkan biaya produksi. Bahan baku yang digunakan sebaiknya disortasi terlebih dahulu, karena hal tersebut menentukan mutu atau kualitas bahan baku yang akan diolah. Mutu atau kualitas bahan baku juga dapat berpengaruh pada losses, buah yang busuk tidak dapat dipakai sebagai bahan pembuatan keripik buah sehingga jumlah losses dapat meningkat. Tabel 4.7 Potential Improvement Keripik Nangka

Variabel Jenis Satuan Aktual Target Potential

Improvement (%)

Input

X1 Kg 228,3 226,35 -0,87

X2 Kg 3,22 2,83 -12,13

X3 Jam 54 50,93 -5,69

Output Y1 Kg 42,44 42,44 0

Y2 Bungkus 392 424,4 8,27

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017)

Penurunan nilai pada input losses yaitu sebesar 12,13%. Nilai aktual dari losses yaitu 3,22 kg dan harus dikurangi menjadi 2,83 kg untuk mencapai efisien. Input jam kerja nilai potential improvementnya yaitu -5,69%, sehingga jam kerja yang nilai aktualnya 54 jam harus dikurangi menjadi 50,93. Hal tersebut menandakan bahwa dalam proses produksi keripik nangka terjadi pemborosan dalam jam kerja. Pemborosan jam kerja dapat dikurangi pada proses pemotongan buah dengan memaksimalkan tenaga kerja yang ada sehingga proses pemotongan dapat dilakukan lebih cepat. Peningkatan potential improvement terjadi pada output penjualan yaitu sebesar 8,27%. Nilai aktual dari output penjualan yaitu 392 bungkus, harus dinaikkan menjadi 424,4 bungkus agar mencapai kondisi yang efisien.

4.5.2 Potential Improvement untuk DMU Keripik Salak

Pada analisis sensitivitas dapat diketahui pengaruh variabel input terhadap keseluruhan efisiensi. Informasi tersebut

Page 61: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

42

dapat membantu perusahaan untuk melihat input mana yang memiliki kontribusi besar terhadap perbaikan nilai efisiensi sehingga variabel tersebut perlu diprioritaskan untuk perbaikan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, urutan variabel input yang harus diprioritaskan yaitu bahan baku, jam kerja, kemudian losses. Usulan perbaikan berdasarkan potential improvement untuk DMU keripik salak dapat dilihat pada Tabel 4.8. Pada tabel dapat diketahui nilai target yang seharusnya dicapai serta persentase pengurangan atau penambahan variabel input dan output untuk mencapai target. Input bahan baku nilai potential improvementnya sebesar -4,98%, sehingga bahan baku yang nilai aktualnya 73,13 kg harus dikurangi menjadi 69,49 kg. Hal itu berarti terdapat kelebihan jumlah bahan baku. Jumlah bahan baku yang tepat akan mengurangi biaya bahan baku, sehingga dapat meminimalkan biaya produksi. Penurunan nilai pada input losses yaitu sebesar 48,15%. Nilai aktual dari losses yaitu 2,06 kg dan harus dikurangi menjadi 1,07 kg untuk mencapai efisien. Losses dapat dikurangi dengan pemilihan bahan baku yang tepat.

Tabel 4.8 Potential Improvement Keripik Salak

Variabel Jenis Satuan Aktual Target Potential

Improvement (%)

Input

X1 Kg 73,13 69,49 -4,98

X2 Kg 2,06 1,07 -48,15

X3 Jam 14 13,30 -4,98

Output Y1 Kg 12,83 12,83 0

Y2 Bungkus 125 126,48 1,18

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017)

Input jam kerja nilai potential improvementnya yaitu sebesar -4,98%, sehingga jam kerja yang nilai aktualnya 14 jam harus dikurangi menjadi 13,30 jam. Jam kerja yang efisien akan memaksimalkan hasil produksi yang diperoleh. Pemborosan jam kerja dapat dikurangi dengan memaksimalkan tenaga kerja, memberikan pelatihan, memberikan motivasi, sehingga produktivitas tenaga kerja meningkat. Peningkatan potential improvement terjadi pada output penjualan yaitu sebesar 1,18%.

Page 62: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

43

Nilai aktual dari output penjualan yaitu 125 bungkus, harus dinaikkan menjadi 126,48 bungkus agar mencapai kondisi yang efisien, hal itu berarti tidak semua hasil produksi dapat terjual. Keripik salak belum terlalu dikenal oleh masyarakat sehingga perusahaan dapat melakukan promosi langsung di lapang dengan memberikan tester. Nilai target dapat memperbaiki nilai DMU yang belum efisien sehingga semua DMU memiliki nilai efisiensi 100% dan dalam kondisi green. Perbaikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9 Nilai Efisiensi Setelah Perbaikan

Analisis DMU Score

(%) Condition Efficient

CRS (Minimize

Input)

Keripik Apel 100 Green Efficient Keripik Labu 100 Green Efficient Keripik Nanas 100 Green Efficient Keripik Nangka 100 Green Efficient Keripik Salak 100 Green Efficient

CRS (Maximize

Output)

Keripik Apel 100 Green Efficient Keripik Labu 100 Green Efficient Keripik Nanas 100 Green Efficient Keripik Nangka 100 Green Efficient Keripik Salak 100 Green Efficient

Sumber: Output Banxia Frontier Analyst 4 (2017)

4.6 Implikasi Manajerial Implikasi manajerial merupakan tindakan yang dapat

dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan efisiensi proses produksinya. Kinerja proses produksi keripik buah di CV. Bagus Agriseta Mandiri selama bulan Januari 2016 hingga Desember 2016 secara keseluruhan belum maksimal, hal ini ditunjukkan oleh rata – rata nilai efisiensi dari lima DMU yaitu 98,82%. Hal itu berarti CV. Bagus Agriseta Mandiri perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi keripik buah. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan DEA-CCR, perbaikan yang dilakukan adalah dengan menurunkan nilai aktual variabel input dan meningkatkan nilai aktual variabel output. Perbaikan tersebut tidak dapat dicapai oleh perusahaan tanpa dilakukan perbaikan pada manajemen produksinya. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, urutan variabel input

Page 63: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

44

yang harus diprioritaskan yaitu bahan baku, jam kerja, kemudian losses. Output pada setiap DMU juga perlu dilakukan peningkatan. Perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu: 1. Merencanakan Penggunaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi harus direncanakan sesuai dengan kapasitas produksi dan kapasitas mesin dimana kapasitas mesinnya yaitu 40kg. Hal tersebut bertujuan agar pengadaan dan pemakaian bahan baku dapat efisien dan mencapai keuntungan yang maksimal. Pada proses produksi, suatu perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen. Untuk mengadakan kegiatan produksi, maka harus tersedia bahan baku yang baik dan sesuai dengan kebutuhan produksi perusahaan. Oleh karena itu penentuan persediaan bahan baku secara efektif dan efisien merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu proses produksi (Wahyuni dan Achmad, 2015).

2. Mengurangi Pemborosan Jam Kerja Efisiensi proses produksi yaitu menghasilkan hasil yang optimal dengan tidak membuang banyak waktu dalam proses pengerjaannya (Ramli, 2010). Jam kerja produksi pada CV. Bagus Agriseta Mandiri adalah 8 jam/hari dan dapat dilakukan lembur apabila proses belum selesai. Cara yang dapat dilakukan agar tidak terjadi pemborosan jam kerja yaitu melakukan penentuan waktu standar pada masing masing proses yang dapat dilakukan dengan metode time study. Selain itu dilakukan pelatihan mengenai penggunaan vacuum frying secara tepat pada tenaga kerja bagian produksi yang kurang berpengalaman sehingga produktivitas tenaga kerja meningkat dan efisiensi jam kerja dapat tercapai. Pemborosan jam kerja pada produksi keripik nangka dan keripik salak dapat dilakukan dengan memaksimalkan tenaga kerja pada proses pengupasan buah karena pengupasan buah nangka dan salak memerlukan waktu yang cukup lama.

3. Mengurangi Losses Perusahaan harus menerapkan dan menekankan kepada seluruh tenaga kerja bagian produksi mengenai SOP dan

Page 64: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

45

standar mutu pada proses produksi keripik buah. SOP sebaiknya ditempel pada area – area pada proses produksi. Losses juga dapat dikurangi dengan melakukan pengawasan pada saat proses produksi. Hal tersebut dapat mencegah kelalaian pekerja sehingga proses produksi dapat berjalan sesuai dengan instruksi kerja yang ada dan dapat tercapai hasil produksi yang maksimal sehingga tidak ada irisan buah yang terlalu tipis atau tebal. SOP memiliki manfaat sebagai dokumen referensi mengenai bagaimana cara/proses menyelesaikan suatu pekerjaan. Salah satu solusi untuk mengurangi terjadinya berbagai macam masalah dalam suatu perusahaan serta untuk meningkatkan perbaikan secara berkelanjutan adalah dengan menerapkan SOP. Adanya SOP bertujuan untuk mempertahankan konsistensi kerja karyawan dan menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan ketidakefisienan (Winata, 2016). Losses pada keripik salak berupa buah kecil dapat digunakan untuk inovasi membuat keripik jenis baru atau masuk grade kualitas rendah dan dijual dengan harga yang lebih rendah pula.

4. Meningkatkan Penjualan Meningkatkan penjualan dapat dilakukan dengan ikut berpartisipasi dalam acara – acara pameran sehingga produk keripik buah yang diproduksi oleh CV. Bagus Agriseta Mandiri lebih dikenal di kalangan masyarakat. Selain itu perusahaan dapat melakukan strategi pemasaran dengan melakukan internet marketing. Produk keripik buah dapat ditampilkan pada website, blog, facebook atau situs lainnya. Menurut Purwadiantoro dkk. (2016), sosial media merupakan salah satu media yang mempermudah komunikasi dengan konsumen. Media sosial merupakan media yang sangat potensial untuk menemukan konsumen serta membangun image tentang merk produk.

Page 65: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

46

Page 66: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Pada penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Pengukuran efisiensi keripik buah dengan menggunakan model DEA-CCR berorientasi input dan output menunjukkan hasil bahwa nilai efisiensi dari lima DMU terdapat tiga DMU yang efisien dan dua DMU yang tidak efisien. DMU yang efisien yaitu keripik apel, keripik labu, dan keripik nanas dengan nilai efisiensi 100% dalam kondisi green. DMU yang tidak efisien yaitu keripik nangka dengan nilai efisiensi 99,1% dalam kondisi amber dan keripik salak dengan nilai efisiensi 95% dalam kondisi amber.

2. Efisiensi proses produksi keripik buah di CV. Bagus Agriseta Mandiri dipengaruhi oleh variabel input dengan urutan prioritas variabel input yang perlu diperbaiki yaitu bahan baku, jam kerja, dan losses. Ketidakefisienan produksi disebabkan karena penggunaan bahan baku yang kurang optimal, pemborosan jam kerja, dan banyaknya losses.

3. Usulan perbaikan untuk DMU yang tidak efisien dilakukan dengan mempertimbangkan nilai target pada potential improvement. Perbaikan untuk DMU yang tidak efisien agar mencapai efisien dapat dilakukan dengan merencanakan penggunaan bahan baku, mengurangi pemborosan jam kerja, mengurangi losses, dan meningkatkan penjualan.

5.2 Saran Saran yang dapat diberikan untuk perusahaan yaitu

sebaiknya memperhatikan variabel bahan baku dan jam kerja karena memiliki kontribusi besar terhadap proses produksi keripik buah. Hal itu dilakukan agar keseluruhan proses produksi bisa mencapai efisien. Selain itu melakukan pengawasan pada saat proses produksi terutama pada suhu, tekanan, dan waktu proses penggorengan sehingga dapat berjalan sesuai dengan instruksi kerja yang ada. Bagi penelitian selanjutnya dapat dilakukan pengukuran efisiensi pada proses produksi keripik buah dengan mempertimbangkan biaya produksi yang dikeluarkan.

Page 67: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

48

Page 68: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

49

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, R.P. dan Eko B.S. Pengembangan Kawasan Andalan Probolinggo – Pasuruan – Lumajang Melalui Pendekatan Peningkatan Efisiensi. Jurnal Teknik Pomits. 2(1): 48-52.

Agustiar. 2012. Analisis Produksi Optimum pada Industri Keripik Singkong (Studi Kasus pada Industri Keripik Singkong Rajawali di Desa Rundeng Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat). Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 16(3): 209 – 217.

Alchusna, R.A. dan Destri S. Pengukuran Tingkat Efisiensi Pelayanan Unit Hemodialisis di Rumah Sakit H1 dan H2 dengan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Sains dan Seni Pomits. 2(1): 78-82.

Alfian. 2010. Analisa Sensitivitas Variabel Beresiko pada Pembangunan Infrastruktur Rencana Ruas Jalan Tol Kandis – Dumai. Jurnal Aptek. 3(1):11-22

Antarlina dan Rina. 2010. Pengolahan Keripik Buah – Buahan Lokal Kalimantan Menggunakan Penggoreng Vakum. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pasca Panen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa. 1113-1126.

Arifin, J. 2007. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI. Elex Media Komputindo. Jakarta

Arisandra, M.L. 2016. Penetapan Standar Waktu Proses dalam Meningkatkan Efektifitas dan Efisiensi pada Perusahaan Batik Tulis Rusdi Desa Sumurgung Kecamatan Tuban – Tuban. Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri. 1(1): 50 – 61.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kota Batu dalam Angka. Dilihat 21 Maret 2017. http://batukota.bps.go.id

Basyaib, F. 2007. Teori Pembuatan Keputusan. Grasindo. Jakarta.

Page 69: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

50

Cooper, W. 2007. Data Envelopment Analysis. Springer. New York.

Dalimartha, S. dan Felix A. 2011. Khasiat Buah dan Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Darmadji, T. 2005. 60 Cara Cerdas Mengelola dan Mengembangkan Perusahaan. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Dewi, A., Ni Ketut, dan Kartika S. 2014. Analisis Sensitivitas dalam Optimalisasi Keuntungan Produksi Busana dengan Metode Simpleks. Jurnal Matematika. 4(2): 90-101.

Ernawati, D. dan Aniek W. 2013. Uji Kimia Keripik Ikan Kulit Patin dengan Perbedaan Perlakuan Suhu Perendaman. Magistra. 83(25): 22-31

Fachruddin, L. 2008. Membuat Aneka Manisan. Kanisius. Yogyakarta.

Fauzi, A. dan Suzy A. 2005. Pemodelan Sumber Daya Perikanan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Febryan, R. 2015. Analisis Audit Operasional dalam Proses Produksi (Studi Kasus pada PT. Percetakan Manuntung Press Samarinda). 3(4): 911-922.

Filardo, A., Nugroho P., dan Aang K. Penerapan Data Envelopment Analysis dalam Pengukuran Efisiensi Retailer Produk Kendaraan Merek Toyota. Jurnal Sains dan Seni ITS. 6(1): 73-77.

Gaspersz, V. 2008. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hapsari, M. dan Teti E. Variasi Proses dan Grade Apel pada Pengolahan Minuman Sari Buah Apel: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(3): 939-949.

Hasibuan, A. 2012. Manajemen Perubahan. Andi Offset. Yogyakarta.

Hidayat, L., Ratih P., dan Tantina. 2011. Analisis Sensitivitas Sebagai Faktor Penting dalam Suatu Pengambilan

Page 70: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

51

Keputusan Investasi (Studi Kasus pada PT. Krakatau Daya Listrik). Jurnal Ilmiah Ranggagading. 11(2): 134-141.

Hutagalung, T., Rona J. dan Mimi N. Pengaruh Perbandingan Bubur Buah Nanas dengan Bubur Wortel dan Jenis Zat Penstabil Terhadap Mutu Selai Lembaran. Jurnal Rekayasa Pangan. 4(1): 58-64.

Joro, T. dan Pekka J.K. 2015. Extension of Data Envelopment Analysis with Preference Information. Springer. New York.

Joshi, R. dan Singh, S. 2009. Measuring Production Efficiency of Readymade Garment Firms. Journal of Textile and Apparel, Technology and Management. 6(2): 1- 12.

Kamsiati, E. 2010. Peluang Pengembangan Teknologi Pengolahan Keripik Buah dengan Menggunakan Penggoreng Vakum. Jurnal Litbang Pertanian. 29(2): 73 – 77.

Kartin, V., Ni Made S., dan Bendjamin C.N. 2013. Peningkatan Efisiensi Proses Produksi pada Departemen Dyeing dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) di PT. XYZ. Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer. 2(8):372-380.

Kelly et al. 2012. Application of Data Envelopment Analysis to Measure Technical Efficiency on a Sample of Irish Dairy Farms. Irish Journal of Agricultural and Food Research. 51(1). 63-77.

Lathifah, H. dan Hastarini D. 2013. Analisis Produktivitas Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di Kabupaten Semarang. Diponegoro Journal of Economics. 2(2): 1-8.

Mantri, J.K. 2008. Research Methodology on Data Envelopment Analysis. Universal Publisher. Boca Raton.

Manurung, A.H. 2008. Reksa Dana Investasiku. Kompas Media Nusantara. Jakarta.

Muharam, H. dan Pusvitasari. 2007. Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia dengan Metode

Page 71: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

52

Data Envelopment Analysis. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. 2(3): 80-116.

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Salemba Empat. Jakarta.

Niswati, Z. 2014. Analisis Efisiensi Kinerja Menggunakan Model Data Envelopment Analysis (DEA) pada PT XYZ. Jurnal Faktor Exacta. 7(2): 113-125.

Nofrianti, R. 2013. Metode Freeze Drying untuk Menghasilkan Keripik yang Crunchy. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 2(1): 6.

Nugraha, D. dan Noranita, B. 2014. Sistem Penilaian Kinerja Jurusan/Program Studi di Perguruan Tinggi Menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Masyarakat Informatika. 5(10): 44 – 48.

Nugrahini, Y. 2012. Analisis Kinerja Pelaksanaan Kewajiban Pelayanan Publik Bidang Angkutan Kereta Api Penumpang Kelas Ekonomi. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 23(1): 19-36.

Nugroho, S., Sriyanto, dan Nor C. 2011. Analisis Efisiensi Distribusi Listrik Unit Pelayanan Jaringan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA): Studi Kasus di Area Pelayanan Jaringan Kudus, PT. PLN (Persero). J@Ti Undip. 6(1): 47-56.

Ong, S.P dan Law C. Mathematical Modelling of Thin Layer Drying of Snakefruit. Journal of Applied Sciences. 9(17): 3048-3054.

Ozcan, Y.A. 2008. Health Care Brenchmarking and Performance Evaluation- An Assesment Using Data Envelopment Analysis (DEA). Springer. New York.

Pasaribu, A., Djaimi B., dan Novia D. 2016. Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Kelapa di Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir. JOM Faperta. 3(1): 1-11.

Purwidiantoro, M., Dany F., dan Widiyanto H. 2016. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Pengembangan

Page 72: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

53

Usaha Kecil Menengah (UKM). Jurnal Eka Cida. 1(1): 30-39.

Rai, I.G.A. 2008. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta.

Ramli, S. 2010. Analisis Efisiensi Faktor Produksi Padi Sawah dalam Rangka Ketahanan Pangan di Desa Tumpatan Kec. Beringin Kab. Deli Serdang. Jurnal Ekonomi Dan Keuangan. 1(10): 35 – 48.

Sellitasari, S., Ainurrasyid, dan Suryanto S. 2013. Perbedaan Produksi Tanaman Apel (Malus sylvestris) Pada Agroklimat yang Berbeda (Studi Kasus Pada Sentra Produksi Tanaman Apel Di Kota Batu dan Kabupaten Malang). Jurnal Produksi Tanaman. 1(1): 1-8.

Sobir dan Rodame M. 2010. Bertanam Durian Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sugeng W, Luddy I, dan Paulus W. 2016. Perancangan Mesin Peniris untuk Aneka Makanan Ringan Hasil Gorengan. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu dan Call for Papers Unisbank, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, pp. 347-355.

Sukardi, Usman E., dan Diyah A. 2011. Aplikasi Six Sigma pada Pengujian Kualitas Produk di UKM Keripik Apel Tinjauan dari Aspek Proses. Jurnal Teknologi Pertanian. 12(1): 1-7.

Sukiyono, K. dan Mustopa R. 2016. Efisiensi Alokatif Faktor Produksi pada Usaha Perikanan Tangkap di Kota Bengkulu: Kasus pada Alat Tangkap Gillnet. Jurnal Saintek Perikanan. 11(2): 99-104.

Suprapti, M.L. 2008. Keripik, Manisan Kering, dan Sirup Nangka. Kanisius. Yogyakarta.

Surahman, D.N. 2007. Inovasi Menebar Ilmu dan Teknologi Membangun Kemandirian. Lipi Press. Subang.

Sutanto, H.A. 2015. Analisis Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah. Journal of Economics and Policy. 8(1): 23-35.

Page 73: ANALISIS EFISIENSI PROSES PRODUKSI KERIPIK BUAH DENGAN ...repository.ub.ac.id/4357/1/DIKA ODILIA DEFFANY.pdf · Produksi Keripik Buah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

54

Sutawijaya, A. dan Etty P.L. 2009. Efisiensi Teknik Perbankan Indonesia Pasca Krisis Ekonomi: Sebuah Studi Empiris Penerapan Model DEA. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 10(1): 49-67.

Suyanti. 2010. Panduan Mengolah 20 Jenis Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suyanto Z. 2015. Description of Turus Jackfruit (Artocarpus integra Merr) Superior Local Fruit From Magelang, Central Java. Prosiding Seminar Nasional Universitas PGRI, UPN Veteran, Yogyakarta, pp. 330-332.

Utama, A., Achmad B., dan Putro F.F. 2013. Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopment Analysis di Divisi Wire Rod Mill. Jurnal Teknik Industri. 1(3): 233-238.

Wahyuni, A. dan Achmad S. 2015. Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Menggunakan Metode Material Requirement Planning (MRP) Produk Kacang Shanghai pada Perusahaan Gangsar Ngunut – Tulunganggung. Spektrum Industri. 13(2): 115-228.

Werastuti, D.N.S. 2014. Pembentukan Portofolio Optimal Melalui Pendekatan Efisiensi Decision Making Unit (DMU) yang Menghasilkan Relative Efficiency Score Berdasarkan Single Index Model. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika. 3(2): 1262 – 1289.

Winata, S. 2016. Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) pada Chocolab. Jurnal Manajemen dan Start Up- Bisnis. 1(1): 77-86.

Wiwit M, Hudaida S, dan Susi Y. 2014. Formulasi Labu Kuning (Cucurbita Moschata) dan Kelapa Parut Terhadap Karakteristik Kimia dan Sensoris pada Pembuatan Cookies. Prosiding Seminar Nasional Kimia, Universitas Mulwarman, Samarinda, pp. 1-6.