ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi...

16

Click here to load reader

Transcript of ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi...

Page 1: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIRDI JARINGAN IRIGASI PADA SALURAN SEKUNDER

DI. CIHERANG

TESIS

Karya tulis sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Magister dari

Institut Teknologi Bandung

Oleh

MAGDALENA TANGA

NIM : 95003214

Program Magister Pengembangan Sumber Daya Air

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2005

Page 2: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan
Page 3: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

ii

PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut

Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta

ada pada pengarang dengan mengikuti HaKI yang berlaku di Institut Teknologi

Bandung. Referensi kepustakaan diperkenaankan dicatat, tetapi pengutipan atau

peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus disertai dengan

kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.

Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin

Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

Page 4: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

iii

ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN IRIGASI PADA SALURAN SEKUNDER DI. CIHERANG

Oleh

MAGDALENA TANGA NIM : 95003214

Pengertian efisiensi timbul karena terjadinya kehilangan air selama proses pemberian air irigasi dan selama proses pemakaian air irigasi di petak sawah, sehingga secara umum efisiensi irigasi didefenisikan sebagai perbandingan antara jumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. Kehilangan air irigasi yang terjadi selama pemberian air disebabkan terutama oleh perembesan (seepage) di penampang basah saluran, evaporasi (umumnya relatif kecil) dan kehilangan operasional (operational losses) yang tergantung pada sistem pengolahan air irigasi. Kehilangan air irigasi dari pintu sadap tersier sampai ke petakan sawah biasanya disebut sebagai “efisiensi pemberian tersier”, sedangkan kehilangan air dari sadap bendung sampai ke sadap tersier dinyatakan sebagai efisiensi pemberian air di jaringan utama. Hasil penelitian analisis efisiensi yang telah dilakukan, diperoleh rata – rata nilai efisiensi sebesar 98,058 % untuk per 100 meter ruas saluran Sekunder Hantap dan rata – rata sebesar 94,722 % untuk per 30 meter ruas saluran Sekunder Cisalak dengan anggapan bahwa kehilangan air di ruas saluran tersebut di setiap tempat dianggap sama. Secara umum efisiensi irigasi masing – masing saluran adalah sebagai berikut : ? Jaringan tersier = 80 %. ? Saluran sekunder = 90 %. ? Saluran primer = 90 %. Efisiensi irigasi secara keseluruhan adalah 65 %. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh nilai efisiensi sebesar 98,058 % dan 94,722 % sehingga menunjukkan nilai yang lebih efisien. Kata kunci : Efisiensi, perembesan (seepage), evaporasi, kehilangan operasional.

Page 5: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

iii

ABSTRACT

WATER SUPPLY EFFICIENCY IN IRRIGATION CHANNEL ON SECONDARY CANAL CIHERANG IRRIGATION AREA

By

MAGDALENA TANGA NIM : 95003214

Meanings of efficiency is losses of water while irrigation water supply and as long as using of irrigation water on rice field, so generally, efficiency is defined as compare between total water supply minus water losses. Losses of water irrigation was happened especially by seepage on irrigation channel, evaporation and operational losses where depend on irrigation water management system. Losses of water irrigation from diversion box tertiary to rice field called “water supply efficiency on tertiary canal” and water losing from weir to tertiary diversion box is called as “water supply efficiency on main channel”. The result of the analyse is got that average value of the efficiency amount 98,058 % per 100 meters for range of the Hantap Secondary Canal and average amount 94,722 % per 30 meters for Cisalak Secondary Canal where the treatment each range of the canal is same. Result of the study is the value of efficiency on secondary channel as follow : ? Tertiary channel = 80 %. ? Secondary channel = 90 %. ? Primary channel = 90 %. Total efficiency irrigation value for all channel is 65 %. Base on the result of study, efficiency value amount 98,058 % and 94,722 % it’s pointed that losses of water irrigation is more efficient. Key words : Efficiency, seepage, evaporation, operational losses.

Page 6: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1 Besarnya Tingkat Kehilangan di Saluran ………………… 11

Tabel II.2 Persen Kehilangan Air ……………………………………. 11

Tabel II.3 Persen Kehilangan Air di Jaringan Irigasi …………………. 12

Tabel III.1 Penentuan Bagian Alur Saluran yang Lurus ……………….. 33

Tabel III.2 Penentuan Banyaknya Jalur Lintasan Pelampung ………… 34

Tabel IV.1 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Hantap

(BHP 1) ……………………………………………………... 43

Tabel IV.1a Data Pengukuran Saluran Sekunder Hantap (BHP 1) …....... 43

Tabel IV.2 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Hantap

(BHP 2) …………………………………………………..... 44

Tabel IV.2a Data Pengukuran Saluran Sekunder Hantap (BHP 2) ..……. 44

Tabel IV.3 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Hantap

(BHP 3) …………………………………………………...... 45

Tabel IV.3a Data Pengukuran Saluran Sekunder Hantap (BHP 3) ..……. 45

Tabel IV.4 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Hantap

(BHP 4) …………………………………………………….. 46

Tabel IV.4a Data Pengukuran Saluran Sekunder Hantap (BHP 4) ………. 46

Tabel IV.5 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Hantap

(BHP 5) …………………………………………………….. 47

Tabel IV.5a Data Pengukuran Saluran Sekunder Hantap (BHP 5) ………. 47

Tabel IV.6 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Hantap

(BHP 6) …………………………………………………….. 48

Tabel IV.6a Data Pengukuran Saluran Sekunder Hantap (BHP 6) .……... 48

Tabel IV.7 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Cisalak

(BCK 2.1) ………………………………………………….. 49

Tabel IV.7a Data Pengukuran Saluran Sekunder Cisalak (BCK 2.1) ….... 49

Page 7: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

xi

Tabel IV.8 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Cisalak

(BCK 2.12) ………………………………………………… 50 Tabel IV.8a Data Pengukuran Saluran Sekunder Cisalak (BCK 2.12 ) ..... 50

Tabel IV.9 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Cisalak

(BCK 2) …………………………………………………… 51

Tabel IV.9a Data Pengukuran Saluran Sekunder Cisalak (BCK 2) …….. 51

Tabel IV.10 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Cisalak

(BCK 3) …………………………………………………… 52

Tabel IV.10a Data Pengukuran Saluran Sekunder Cisalak (BCK 3 ) ……. 52

Tabel IV.11 Data Pengukuran Pelampung Saluran Sekunder Cisalak

(BCK 4) ………………………………………………….. 53

Tabel IV.11a Data Pengukuran Saluran Sekunder Cisalak (BCK 4) ……. 53

Tabel IV.12 Data Pembacaan pada Bangunan Ukur Debit …………..... 54

Tabel IV.13 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Hantap (BHP 1) ……. 61

Tabel IV.14 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Hantap (BHP 2) ……. 62

Tabel IV.15 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Hantap (BHP 3) ……. 63

Tabel IV.16 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Hantap (BHP 4) ……. 64

Tabel IV.17 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Hantap (BHP 5) ……. 65

Tabel IV.18 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Hantap (BHP 6) ……. 66

Tabel IV.19 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Cisalak (BCK 2.1) ….. 67

Tabel IV.20 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Cisalak (BCK 2.12) …. 68

Tabel IV.21 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Cisalak (BCK 2) ……. 69

Tabel IV.22 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Cisalak (BCK 3) ……. 70

Tabel IV.23 Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Cisalak (BCK 4) …..... 71

Tabel IV.24 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Hantap

DI. Ciherang ……………………………………………… 74

Tabel IV.25 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Saluran Sekunder Cisalak

DI. Ciherang ……………………………………………… 74

Page 8: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan

Pedoman Penggunaan Tesis …………………………………………….. ii

Abstrak ………………………………………………………………….. iii

Kata Pengantar …………………………………………………………. v

Daftar Isi ………………………………………………………………… vi

Daftar Lampiran ………………………………………………………… ix

Daftar Tabel ……………………………………………………………… x

Daftar Gambar ………………………………………………………….. xii

BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1

I.2 Maksud dan Tujuan ………………………………………………… 3

I.3 Lingkup Penelitian ………………………………..………………… 4

I.4 Lokasi Studi …………………………………………………..…….. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Peranan Air Irigasi ………………………………………………….. 9

II.2 Kehilangan Air Akibat Rembesan (Perkolasi dan Infiltrasi) ………... 10

II.3 Debit Air di Saluran ……………………………………………..….. 14

II.3.1 Pengukuran Debit dengan Menggunakan Alat Ukur Arus

(Current Meter) ………………………………………………… 15

II.3.1.1 Pengukuran Luas Penampang Basah …………………………….. 16

II.3.1.2 Pengukuran Kecepatan Aliran ………………………………….. 16

II.3.2 Pengukuran Debit dengan Menggunakan Pelampung (Float) ……. 16

II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan Zat Warna (dilution) …. 17

II.4 Alat Ukur Debit di Lapangan ……………………………………… 18

II.5 Efisiensi Pemberian Air di Jaringan Irigasi pada Saluran Sekunder …. 19

Page 9: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

vi

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Pendekatan ……………………………………………………….. 28

III.1.1 Data dari Lapangan ………………………………………........ 28

III.1.2 Pengukuran di Lapangan ……………………………………… 28

III.1.2.1 Peralatan Pengukuran ………………………………………… 30

III.1.2.2 Pemilihan Lokasi Pengukuran ………….……………………. 33

III.1.2.3 Pelaksanaan Pengukuran Debit ……………………………….. 34

III.1.2.4 Perhitungan Debit ……………………………………………. 35

III.1.2.5 Perhitungan Kehilangan Air Akibat Rembesan

(Perkolasi dan Infiltrasi) ……………………………………… 35

III.1.2.6 Perhitungan Efisiensi Pemberian Air di Jaringan Irigasi pada Saluran

Sekunder ................................................................................... 37

III.1.3 Teori dan Rumus-rumus ……………………………………… 37

III.2 Metode Analisis ………………………………………………….. 37

III.2.1 Variabel Penelitian ……………………………………………. 38

III.2.2 Observasi Penelitian …………………………………………… 38

III.2.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 39

BAB IV DATA DAN ANALISIS

IV.1 Perolehan Data …………………………………………………… 40

IV.1.1 Pengumpulan Data ke Beberapa Instansi Terkait ……………. 40

IV.1.2 Peninjauan Langsung ke Lokasi Penelitian ………………........ 41

IV.1.3 Pelaksanaan Penelitian ke Lokasi Penelitian ………………… 41

IV.2 Analisis ………………………………………………………….. 55

IV.2.1 Analisis Debit di Saluran Guna Mengetahui Kehilangan Air

Akibat Rembesan (Perkolasi dan Infiltrasi) ………………….. 55

IV.2.2 Analisis Alat Ukur di Lapangan ……………………………… 72

IV.2.3 Analisis Efisiensi Pemberian Air di Jaringan Irigasi pada Saluran

Sekunder ……………………………………………………… 72

IV.3 Hasil …………………………………………………………….. 73

Page 10: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ……………………………………………………… 76

V.2 Saran ……………………………………………………………. 77

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 79

LAMPIRAN …………………………………………………………… 80

Page 11: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Tabel debit

Lampiran A.1 Tabel Debit Ambang Lebar ………..…………………..... 80

Lampiran A.2 Tabel Debit Cipoletti ……………………………………. 82

Lampiran B Dokumentasi Penelitian

Lampiran B.1 Pengambilan Data Sekunder ……………………………… 84

Lampiran B.2 Saluran Sekunder Hantap Bagian Hulu ………………….. 84

Lampiran B.3 Pengukuran Debit di Saluran Sekunder Hantap ………….. 85

Lampiran B.4 Pengukuran Debit di Saluran Sekunder Hantap …………. 85

Lampiran B.5 Pengukuran Debit Menggunakan Pelampung ……………. 86

Lampiran B.6 Saluran Sekunder Cisalak Bagian Hulu ………………….. 86

Lampiran B.7 Pengukuran Debit di Saluran Sekunder Cisalak ………….. 87

Page 12: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar I.1 Lokasi Bendung Ciherang ……..…………………………. 5

Gambar I.2 Peta Petak DI. Ciherang ..…………………………………. 6

Gambar I.3 Skema Jaringan Sekunder DI. Ciherang ………………….. 7

Gambar I.4 Skema Jaringan Sekunder Hantap dan Cisalak ……………. 8

Gambar II.1 Skematisasi Efisiensi Sistem Irigasi ……………………..... 23

Gambar II.2 Skematisasi Aliran Air Irigasi …………………………..... 25

Gambar III.1 Sketsa Alur Saluran untuk Pengukuran Debit

Metode Pelampung ………………………………………. 30

Gambar III.2 Sketsa Jenis Pelampung Permukaan …………………….. 31

Gambar III.3 Sketsa Jenis Pelampung Tangkai ……………………….. 32

Gambar III.4 Penampang Saluran Pengukuran ………………………… 36

Gambar IV.1 Sketsa saluran di hulu dan di hilir ………………………. 56

Gambar IV.2 Sketsa penampang saluran BHP 1 / awal di hulu ……….. 57

Gambar IV.3 Sketsa penampang saluran BHP 1 / awal di hilir ……….. 58

Page 13: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

Bab V Kesimpulan Dan Saran

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian “Analisis Efisiensi Pemberian Air di

Jaringan Irigasi pada Saluran Sekunder DI. Ciherang”, dapat diambil beberapa

kesimpulan antara lain sebagai berikut :

1. Efisiensi pemberian air di jaringan irigasi,

a. Saluran Sekunder Hantap DI. Ciherang adalah rata-rata sebesar 98,058 %

untuk per 100 meter ruas saluran dengan anggapan bahwa kehilangan air

di ruas saluran tersebut di setiap tempat dianggap sama, berarti saluran

sekunder tersebut masih baik tetapi kurang terawat.

b Saluran Sekunder Cisalak DI. Ciherang adalah rata-rata sebesar 94,722 %

untuk per 30 meter ruas saluran dengan anggapan bahwa kehilangan air di

ruas saluran tersebut di setiap tempat dianggap sama, berarti saluran

tersebut masih baik tetapi kurang terawat.

2. Setelah mengetahui besarnya efisiensi di jaringan irigasi pada Saluran

Sekunder DI. Ciherang rata – rata sebesar 98,058 % untuk per 100 meter ruas

saluran Sekunder Hantap dan rata – rata sebesar 94,722 % untuk per 30 meter

ruas saluran Sekunder Cisalak dengan anggapan bahwa kehilangan air di ruas

saluran tersebut di setiap tempat dianggap sama, dapat dikatakan bahwa

terjadinya kekurangan air pada bulan-bulan tertentu yang menyebabkan

terjadi konflik antara petani (P3A) bukan disebabkan oleh terjadinya

kehilangan air akibat kerusakan saluran tetapi kemungkinan diakibatkan oleh

neraca air pada bulan tertentu kurang, sehingga tidak cukup lagi untuk

mengairi seluruh areal tanam yang ada sekarang.

3. Masalah terjadinya konflik mungkin disebabkan oleh kondisi air di daerah

tersebut, yang kaitannya dengan pola tanam DI. Ciherang.

Page 14: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

78

4. Terjadinya kekurangan air pada bulan-bulan tertentu terutama di musim

kemarau ditingkat petani (P3A), kemungkinan juga diakibatkan oleh

pengaturan (manajemen) pembagian air yang kurang sesuai dengan kebutuhan

tanaman serta pola tanam yang tidak sesuai lagi dengan kondisi luas Daerah

Irigasi Ciherang yang ada sekarang.

5. Alat ukur debit di kedua saluran sekunder DI Ciherang tersebut masih

kurang, sehingga pengukuran debit di setiap pintu tersier tidak dapat

dilaksanakan.

V.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sehubungan dengan pembahasan dan

kesimpulan tersebut di atas, antara lain sebagai berkut :

1. Perlu dihitung ulang neraca air di Daerah Irigasi Ceherang. Hal itu

dimaksudkan agar pada bulan-bulan tertentu terutama pada musim kemarau

tidak terjadi konflik dikalangan petani (P3A), karena kurangnya pemberian air

pada lahan potensial yang ada di tingkat petani DI. Ciherang.

2. Pengaturan (manajemen) pembagian air di Daerah Irigasi Ciherang perlu

diperbaiki, agar dapat sesuai dengan kebutuhan tanaman.

3. Pola tanam di Daerah Irigasi Ciherang perlu dikaji ulang, sesuai dengan

kondisi areal tanam yang ada sekarang.

4. Perlu adanya penanganan perbaikan tanggul saluran yang rusak (bocor). Hal

tersebut dimaksudkan juga untuk mendukung terlaksananya sistem

manajemen air yang baik sesuai dengan harapan.

Page 15: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

78

5. Perlu pengukuran kehilangan air yang lebih cermat dengan memasang alat-

alat ukur debit, khususnya di tempat-tempat yang diperlukan dalam

pengecekan besarnya debit yang lewat seperti di hilir ruas saluran dan alat-

alat yang rusak supaya diperbaiki.

6. Perlu dilakukan penelitian lanjutan pada saluran sekunder lain di DI.

Ciherang, karena pada pene litian “Analisis Efisiensi Pemberian Air di

Jaringan Irigasi pada Saluran Sekunder DI. Ciherang” yang telah dilakukan

belum dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan besarnya nilai efisien DI.

Ceherang.

Page 16: ANALISIS EFISIENSI PEMBERIAN AIR DI JARINGAN · PDF filejumlah air yang diberikan dikurangi kehilangan air dengan jumlah yang diberikan. ... II.3.3 Pengukuran Debit dengan Menggunakan

79

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, (1990), “Kriteria Desain Proyek Irigasi Jawa Barat”, PT. Isuda

Jo Macdonald & Partners Asia Consulting Engineering, Bandung.

2. Direktorat Jenderal Pengairan, (1986), “Standar Perencanaan Irigasi KP -

03”, CV. Galang Persada, Bandung.

3. Dr. Ir. Ganjar Kurnia (Editor), (1997), “Hemat Air Irigasi” Universitas

Paddjajaran, Bandung.

4. Directorate of Irrigation, Directorate General of Water Resources

Development, Ministrry of Public Works, (1983), “The Irrigation Efficiency

in Indonesia”, Economic and Social Commission for Asia and The Pasific,

Bangkok.

5. Kepala Cabang Dinas Pengairan Banjaran, (2002), “Buku Data Cabang

Dinas Pengairan Banjaran”, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Cabang

Dinas Banjaran, Bandung.

6. M. G. Bos dan J. Nugteren, (1974), “Irrigation Efficiency In Small – Farm

Areas”, International Commission On Irrigation And Drainage, New Delhi

(India)

7. Prosiding Lokakarya Nasional Jaminan Air Bagi Petani, (1997), “Jaminan Air

Bagi Petani (Water Use Rigt )”, Pusat Dinamika Pembangunan (PDP) Unpad

bekerja sama dengan Jaringan Komunikasi Irigasi Indonesia (JKII), Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional, KNI-ICID Komda Jawa Barat dan The

Ford Foundation, Bandung.

8. Sir M. Macdonald & Partners Asia (Consulting Engineers, Deameter House,

Cambridge, England in association with Sinotech Engineering Consultants

INC Taiwan, PT. Indah Karya Bandung, PT. Virama Karya Jakarta, CV.

Gracia Semarang), “Petunjuk Praktis Pengukuran Debit pada Jaringan

Irigasi”.CV Sinar Persada, Bandung.

9. Soewarno, (1991), “Hidrologi Pengukuran dan pengolahan Data Aliran

Sungai (Hidrometri)”, Nova, Bandung.