ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS .../Analisis...HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI...
Transcript of ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS .../Analisis...HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS
LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN
HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN
Tugas Akhir
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan
Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya
Program Studi DIII Manajemen Industri
Oleh :
TAUFIK HIDAYAT
F3507109
PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN INDUSTRI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS
PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO
JANTI KLATEN
Surakarta, 22 Juli 2010
Suryandari Istiqomah, SE
NRP. 350700002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Akhir dengan judul:
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS
PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO
JANTI KLATEN
Telah disahkan oleh tim penguji Tugas Akhir
Program Studi Diploma 3 Manajemen Industri
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Surakarta, Agustus 2010
Akhmad Ikhwan Setiawan, SE, MT
NIP. 197208162000121001 Penguji
Suryandari Istiqomah, SE
NRP. 350700002 Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ü Jadikan sabarmu dan sholatmu sebagai penolongmu ü Contoh yang baik adalah nasihat yang baik ü Orang yang dapat memegang perasaan orang lain adalah manusia yang berwibawa ü Jadilah seperti ilmu padi, kian berisi kian merunduk. ü Hidup adalah perjuangan, untuk meraih sebuah impian hendaknya dilakukan dengan hati ikhlas dan kerja keras.
Karya ini saya persembahkan kepada : • Bapak dan Ibu Tercinta • Adikku tersayang (Ratna dan Devita) • Teman-teman Manajemen Industri • Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul “ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT
FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU
NGENDO JANTI KLATEN”.
Tugas Akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi
persayaratan kurikulum dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dengan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu,
membimbing, hingga tersusunnya Tugas Akhir ini. Ucapan terimakasih
yang tulus penuis haturkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.com, Ak. Selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
2. Ibu Intan Novela QA, SE, MSi. Selaku Ketua Program
Diploma 3 Manajemen Industri Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Ibu Suryandari Istiqomah, SE. Selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta petunjuk kepada
penulis dalam penyusunan Tugas Akhir.
4. Pemilik Perusahaan Handuk Lumintu, Feri Lusianto, SE yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan magang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
5. Orangtua & Saudaraku yang selalu memberi dorongan,
semangat, serta doa dengan penuh keikhlasan, sehingga saya
bisa menyelesaikan tugas ini.
6. Sahabat, dan teman - teman 75room yang telah membantu
dalam hal apapun.
7. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat saya
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna oleh karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis sehingga terdapat banyak kekurangan. Namun penulis
berharap karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
ABSTRAK ......................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ v
KATA PENGANTAR.......................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 4
E. Metode Penelitian ........................................................ 5
F. Kerangka Pemikiran .................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 11
A. Layout .......................................................................... 11
1. Pengertian Layout Fasilitas Produksi ....................... 11
2. Tujuan Perencanaan Layout .................................... 12
3. Tipe Layout .............................................................. 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
B. Keseimbangan Lini (Line Balancing) ........................... 17
1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini ............. 17
2. Penerapan Keseimbangan Lini ................................ 18
C. Efisiensi dan Efektifitas ................................................ 22
1. Pengertian Efisiensi ................................................. 22
2. Pengertian Efektifitas ............................................... 22
3. Efisiensi dan Efektifitas dalam Keseimbangan Lini .................................................. 23
BAB III PEMBAHASAN .................................................................. 24
A. Gambaran Umum Perusahaan .................................... 24
1. Sejarah Perusahaan ................................................ 24
2. Lokasi Perusahaan .................................................. 25
3. Tujuan Perusahaan ................................................. 25
4. Struktur Organisasi .................................................. 26
5. Harga ....................................................................... 29
6. Kepersonaliaan ........................................................ 30
7. Proses Produksi ....................................................... 34
B. Laporan Magang Kerja ................................................ 35
1. Pengertian Magang Kerja ........................................ 35
2. Tujuan Magang Kerja .............................................. 36
3. Objek Magang Kerja ................................................ 36
4. Pelaksanaan Magang Kerja ..................................... 37
5. Manfaat Magang Kerja ............................................ 38
C. Pembahasan Masalah ................................................. 39
1. Pencatatan Alir atau Urutan Pekerjaan .................... 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
2. Bentuk Diagram Jaringan Kerja ............................... 41
3. Analisis Keseimbangan Lini ..................................... 42
4. Hasil Analisis Keseimbangan Lini ............................ 49
BAB IV PENUTUP.......................................................................... 52
A. Kesimpulan .................................................................. 52
B. Saran ........................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. 1 Format Tabel Inventarisasi Pekerjaan ......................... 7
Tabel III. 1 Data Harga Handuk dan Ukuran Perusahaan Handuk Lumintu ...................................... 29
Tabel III. 2 Data Jumlah Tenaga Kerja Perusahaan Handuk Lumintu ...................................... 30
Tabel III. 3 Data Sistem Gaji Karyawan Perusahaan Handuk Lumintu ...................................... 31
Tabel III. 4 Urutan Pekerjaan dan waktu penyelesaian Produksi handuk .......................................................... 40
Tabel III. 5 Tabel pengelompokan penugasan elemen Pekerjaan dalam stasiun kerja dengan komulatif
waktu tiap stasiun kerja ............................................... 45
Tabel III. 6 Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur pada cycle time 142 .............. 46
Tabel III. 7 Perhitungan total waktu kerja, siklus
dan waktu menganggur pada cycle time 120............... 47
Tabel III. 8 Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja terlama LOT………………………….50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I. 1 Jaringan Kerja dan Pengelompokan Stasiun Kerja ... 7
Gambar I. 2 Kerangka Pemikiran .................................................. 10
Gambar II. 1 Layout produk (production line) ................................. 15
Gambar II. 2 Layout posisi tetap .................................................... 16
Gambar II. 3 Layout produk atau garis ........................................... 16
Gambar II. 4 Layout fungsional ...................................................... 17
Gambar II. 5 Jaringan kerja dan pengelompokan stasiun kerja ..... 21
Gambar III. 1 Struktur Organisasi ................................................... 27
Gambar III. 2 Layout Perusahaan Handuk Lumintu ........................ 39
Gambar III. 3 Diagram Jaringan kerja produksi handuk Pada Perusahaan Handuk Lumintu .......................... 41
Gambar III. 4 Pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam 3 stasiun kerja ........................................................... 43
Gambar III. 5 Tata letak Perusahaan berdasarkan Pembagian stasiun kerja ........................................... 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
ANALYSIS OF EFFICIENCY AND EFFECTIVENESS IN PRODUCTION FACILITIES LAYOUT PERUSAHAAN HANDUK
LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN
Taufik Hidayat F3507109
The layout of production facilities is one way to manage all the physical
facilities of the system in order to obtain optimal results and can achieve its goals. In this case the author conducted research on the production process towel on Perusahaan Handuk Lumintu. That is a company engaged in the production of towels.
In this study, the main problem is how the final project on the production process flow towel products. The second element is how the grouping of tasks in the production department, the third is how the efficiency and effectiveness of the layout of the production of towels in the production department Perusahaan Handuk Lumntu.
The purpose of this study is, to know the production process flow Towel on Perusahaan Handuk Lumintu. Knowing the elements grouping jobs on the production department at Perusahaan Handuk Lumntu. Knowing the level of efficiency and effectiveness of the layout of production facilities on Perusahaan Handuk Lumintu.
From the analysis, obtained by grouping elements of the job is a job there ABCDE on one workstation, FGHIJK contained in the second work station, there Lmno on three workstations.
From the results obtained by analyzing the level of efficiency and effectiveness of the existing layout of the production process towel. From the duty cycle of the company. By using a 120-minute duty cycle (cycle time permitted), resulting in efficiency levels of 95% and 100% effectiveness rate. While using the 142-minute duty cycle (duty cycle is applied), resulting in a lower level of efficiency that is equal to 80.29% and effectiveness rate of 75%.
From the analysis also found the existence of idle time and the level of delays that appear on the layout of the production process towel. Using a 120-minute duty cycle produces a smaller idle time that is equal to 5%. Whereas when compared with using a 142-minute duty cycle is greater than the level of idle time which is 19.71%.
From the conclusion can be suggested that companies should implement properly the duty cycle is smaller than the previous policy, ie from 142 minutes to 120 minutes Keywords : layout efficiency and effectivity
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
ANALISIS EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI
KLATEN
Taufik Hidayat F3507109
Tata letak fasilitas produksi merupakan suatu cara untuk mengatur
segala fasilitas fisik dari sistem guna mendapatkan hasil yang optimal serta dapat mencapai tujuan perusahaan. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian pada proses produksi handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu. Yaitu perusahaan yang bergerak dibidang produksi handuk. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok permasalahan penulisan Tugas Akhir adalah bagaimana alur proses produksi pada produk handuk. Kedua adalah bagaimana pengelompokan elemen pekerjaan pada departemen produksi , ketiga adalah bagaimana efisiensi dan efektifitas layout produksi handuk pada departemen produksi Perusahaan Handuk Lumintu. Tujuan dalam penelitian ini adalah, mengetahui alur proses produksi handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu. Mengetahui pengelompokan elemen pekerjaan pada departemen produksi di Perusahaan Handuk Lumintu. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu. Dari analisis diperoleh pengelompokan elemen pekerjaan adalah pekerjaan ABCDE terdapat pada stasiun kerja satu, FGHIJK terdapat pada stasiun kerja 2, LMNO terdapat pada stasiun kerja 3. Dari hasil analisis diperoleh tingkat efisiensi dan efektifitas layout yang ada pada proses produksi handuk. Dari siklus kerja yang ada pada perusahaan. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit (waktu siklus yang diijinkan), menghasilkan tingkat efisiensi sebesar 95% dan tingkat efektifitas sebesar 100%. Sedangkan dengan menggunakan siklus kerja 142 menit (siklus kerja yang diterapkan), menghasilkan tingkat efisiensi lebih rendah yaitu sebesar 80,29% dan tingkat efektifitas sebesar 75%. Dari hasil analisis ditemukan pula adanya waktu menganggur dan tingkat penundaan yang muncul pada layout proses produksi handuk yaitu. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit menghasilkan waktu menganggur yang lebih kecil yaitu sebesar 5%. Sedangkan apabila di bandingkan dengan menggunakan siklus kerja 142 menit lebih besar dari tingkat waktu menganggur yang sebesar yaitu 19,71%. Dari kesimpulan tersebut dapat disarankan bahwa perusahaan hendaknya menerapkan dengan baik dan benar siklus kerja yang lebih kecil dari kebijakan sebelumnya yakni dari 142 menit menjadi 120 menit. Kata kunci : efisiensi dan efektifitas layout
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi saat ini sangat cepat, terutama terjadi di
bidang manufaktur. Sistem produksi merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi perusahaan untuk tetap bertahan dalam
menghadapi persaingan. Masalah sistem produksi selalu melibatkan
persoalan yang menyangkut sistem fisik seperti manusia, mesin,
peralatan dan penunjang lainnya.
Untuk memperlancar sistem produksi tersebut ada beberapa faktor
yang berpengaruh, salah satunya adalah faktor tata letak, fasilitas
produksi atau biasa yang disebut layout. Tata letak produksi
merupakan tata cara pengaturan area kerja dan segala fasilitas yang
diperlukan dalam proses produksi yang mempunyai beberapa tipe.
Pemilihan layout yang dipergunakan suatu perusahaan tergantung
pada tipe operasi proses perusahaan tesebut. Hal ini dimaksudkan
agar dapat mengoptimalkan pengelolaan faktor-faktor produksi dalam
perusahaan, serta dapat meminimalkan jumlah seluruh biaya. Sehingga
dapat menunjang efisiensi produk yang dilaksanakan oleh perusahaan
tersebut. Layout merupakan faktor yang dominan untuk sukses atau
kegagalan perusahaan.
Masalah yang sering dihadapi dalam perencanaan layout produksi
adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (line balancing),
yaitu keseimbangan antara proses kapasitas suatu stasiun dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
stasiun berikutnya didalam proses produksi. Apabila keseimbangan
tersebut tidak tercapai maka akan berakibat adanya penumpukan
barang dalam proses (barang setengah jadi) pada suatu bagian
tertentu, hal ini menimbulkan biaya penyimpanan barang menjadi lebih
tinggi. Sebaliknya apabila terdapat output dari suatu departemen lebih
kecil dari kapasitas suatu stasiun yang menganggur sehingga
mengakibatkan adanya pengangguran tenaga kerja.Dengan layout
produksi yang direncanakan dengan baik akan menghasilkan sesuatu
aliran produksi mulai dari bahan mentah sampai dengan barang jadi
dapat teratur dan lancar sehingga tercapai waktu kerja yang efisien.
Perusahaan Handuk Lumintu yang berlokasi di Ngendo, Janti,
Klaten adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi handuk.
Perusahaan Handuk Lumintu juga tidak lepas dari permasalahan yang
ditimbulkan dari fasilitas produksi. Maka untuk mengatasi
permasalahan tersebut perlu diadakan peninjauan ulang fasilitas
produksi yang telah dilaksanakan. Hal itu dimaksudkan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dan efektifitas layout
produksi yang telah dilaksanakan di Perusahaan Handuk Lumintu
sehingga dengan demikian pihak pengelola perusahaan dapat
mengambil keputusan perlu diadakan relayout atau tidak. Suatu
perusahaan yang selalu berkembang dengan menghadapi masalah
tata letak (layout) yang tidak dapat dihindarkan. Perubahan teknologi,
proses mesin-mesin dan bahan yang digunakan selalu memerlukan
tata letak (layout) yang baru, baik perubahan sebagian ataupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perubahan total. Perubahan-perubahan itu dapat dikaitkan dengan
usaha usaha pengoptimalan masalah penggunaan waktu produksi,
keseimbangan lini dan tenaga kerja.
Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba untuk menganalisis
tentang layout di Perusahaan Handuk Lumintu dan menyajikan dalam
bentuk laporan dengan judul “ ANALISIS EFISIENSI DAN
EFEKTIFITAS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA
PERUSAHAAN HANDUK LUMINTU NGENDO JANTI KLATEN ”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka masalah yang
dirumuskan adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana urutan proses produksi pada produk di Perusahaan
Handuk Lumintu?
2. Seperti apa pengelompokan elemen pekerjaan pada bagian
produksi di Perusahaan Handuk Lumintu?
3. Bagaimana efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas produksi
pada Perusahaan Handuk Lumintu?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui urutan proses produksi pada produk handuk di
Perusahaan Handuk Lumintu.
2. Mengetahui pengelompokan elemen pekerjaan pada bagian
produksi di Perusahaan Handuk Lumintu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
3. Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas tata letak fasilitas
produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang berkepentingan, antara lain :
1. Bagi Perusahaan
a. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas layout fasilitas
produksi sehingga dapat memperlancar jalannya proses
produksi.
b. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai layout
fasilitas produksi yang diterapkan pada perusahaan selama
ini.
2. Bagi Penulis
a. Dapat membandingkan antara kajian teori tentang layout
fasilitas dengan praktek yang dilakukan pada perusahaan
khususnya pada Perusahaan Handuk Lumintu yang bergerak
dibidang industri pembuatan handuk.
b. Sebagai sarana menerapkan teori yang diperoleh selama
studi di perguruan tinggi untuk menyusun tugas akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
3. Bagi Pihak Lain
a. Sebagai bahan pertimbangan-pertimbangan dalam
memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah
ini.
b. Diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan
sekaligus sebagai bahan acuan untuk perbandingan dalam
penelitian yang serupa.
E. Metode Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Tempat yang menjadi obyek penelitian adalah Perusahaan
Handuk Lumintu yang beralamatkan di Ngendo, Janti, Polanharjo,
Klaten. Dalam hal ini penulis mengambil kasus analisis efisiensi dan
efektifitas layout fasilitas produksi handuk di tempat tersebut.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
perusahaan pada bagian produksi, selain pengamatan secara
langsung dari proses produksi di lapangan, juga diperoleh
Informasi dari karyawan Perusahaan Handuk Lumintu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari laporan perusahaan dan
sumber-umber tertulis yang berkaitan dengan topik penulisan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan cara melakukan
Tanya jawab secara langsung dengan kayawan atau staff bagian
proses produksi perusahaan.
b. Observasi
Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung di bagian produksi.
c. Dokumentasi
Merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mencatat atau mengkopi data dari perusahaan.
4. Teknik Analisis Data
a. Inventaris Kegiatan Yang Ada
Melakukan pencatatan terhadap semua jenis kegiatan yang
ada pada proses produksi dengan membuat tabel yang jenis
kegiatan-kegiatan yang mendahului serta waktu penyelesaian
kegiatan. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan analisis data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Tabel I.1
Format Tabel Inventarisasi Pekerjaan
(Stevenson, 2005 :242)
No Pekerjaan Simbol Pekerjaan yang Mendahului
Waktu Proses
b. Menggambar Jaringan Kerja
Dari hasil inventarisasi kegiatan, maka dibuat suatu jaringan
kerja untuk member kemudahan dalam menentukan jumlah
stasiun yang ada.
Gambar I.1
Jaringan Kerja dan Pengelompokan Stasiun Kerja
(Stevenson, 2005 : 244)
c. Melakukan Analisis Keseimbangan Lini
Langkah yang terakhir melakukan analisis dengan metode
keseimbangan lini (line balancing).
Cara penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan
dengan langkah sebagai berikut :
Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV
A
B
E F
C
D
G
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
1. Menentukan cycle time (waktu daur)
Cycle time merupakan waktu terpanjang yang diperlukan
antara bagian-bagian proses produksi yang harus dilalui suatu
produk.
Rumus :
Keterangan :
C = cycle time
t = waktu kerja per hari
D = permintaan per hari
Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara
:
(Heizer dan Render, 2001 : 357)
2. Mencari Stasiun Kerja Terkecil
Perhitungan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja
terkecil yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas atau
pekerjaan yang ada. Akan dilaksanakan untuk menghasilkan
produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Rumus :
Keterangan : N = Stasiun kerja yang dibuat
T = waktu proses total
(Heizer dan Render, 2001 : 357)
3. Melakukan Penugasan ke Stasiun Kerja Dengan Aturan LOT
(Longest Operation Time)
Yaitu melakukan penugasan pada elemen-elemen tugas
berikutnya. Penundaan (balancing delay) di pakai sebagai
ukuran tentang bagaimana baiknya alokasi penugasan beban
kerja pada stasiun kerja, yang merupakan suatu indicator
efisiensi, menunjukkan bahwa jumlah waktu menganggur yang
disebabkan tidak sempurnanya penugasan elemen pekerjaan
antara stasiun kerja yang ada.
Menghitung tingkat penundaan dengan rumus :
Tingkat efisiensi = 100% - balancing delay
(Stevenson, 2005 : 241)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
F. Kerangka Pemikiran
Gambar I.2
Kerangka Pemikiran
Pengaturan Layout fasilitas produksi akan memperlancar proses
produksi. Dengan memanfaatkan luas area untuk menempatkan mesin
atau fasilitas penunjang produksi dan pengaturan stasiun kerja. Untuk
langkah yang pertama dalam kerangka pemikiran ini adalah mengamati
susunan layout fasilitas produksi diagram aliranyang berguna untuk
mengetahui lebih jelas dan mendetail sesuai alur proses produksi dan
stasiun kerja yang ada pada perusahaan yang diamati.
Layout Fasilitas Produksi
Mencatat Alir Pekerjaan
Keseimbangan Lini
( Line Balancing )
Tercapainya Efisiensi & Efektifitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Layout
1. Pengertian Layout Fasilitas Produksi
Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan
penempatan fasilitas-fasilitas yang diperlukan didalam proses
produksi. Didalam proses produksi diperlukan peralatan-peralatan,
perlengkapan-perlengkapan, mesin-mesin atau fasilitas-fasilitas
produksi. Fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan kebutuhan
proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan
jumlah dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada
waktunya dan dengan biaya yang minimum. (Gitosudarmo, 2002 :
185)
Layout menurut Ahyari (1994 : 3), bahwa layout diartikan
sebagai perencanaan dari pembagian dan penataan ruangan
perusahaan sehingga pelaksanaan produksi dalam perusahaan
tersebut dapat dilakukan seefisien mungkin. Jadi kelancaran proses
produksi pada suatu perusahaan tergantung pada tepat atau
tidaknya layout pada perusahaan tersebut. Apabila penataan ruang
atau layout fasilitas pada suatu perusahaan tidak tepat maka akan
menghambat jalan proses produks yang akan berakibat pada efisien
pekerjaan pada perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Layout pabrik adalah tata letak atau ruang artinya tata
penemptan fasilitas-fasilitas yang digunakan didalam pabrik.
Fasilitas-fasilitas itu misalnya adalah mesin, alat produksi, alat
pengangkutan barang, alat pengawasan, letak dari fasilitas-fasilitas
itu harus diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan lancar dan efisien, dapat dicapai dengan menekan
jumlah baiya-biaya produksi dan transportasi selama dalam pabrik.
2. Tujuan Perencanaan Layout
Tujuan utama dari perencanaan dan pengaturan tata letak
pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang
paling ekonomis untuk operasi diproduksi, aman dan nyaman
sehingga akan menaikkan modal kerja dari operator (Wignjo
Soebroto, 1992 : 53)
Untuk tujaun lain perencanaan tata letak pabrik (Wignjo Soebroto
1992 : 53-54) adalah sebagai berikut :
a. Menaikkan output produksi.
b. Mengurangi waktu tunggu (delay time).
c. Mengurangi proses pemindahan barang.
d. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan
servis.
e. Pendayagunaan yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga
kerja dan fasilitas produksi lainnya.
f. Mengurangi inventori in-process.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
g. Mengurangi manufacturing yang lebih singkat.
h. Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja bagi
karyawan di bagian produksi.
i. Memperbaiki moral dan kepuasan kerja.
j. Mempermudah aktivitas supervise.
k. Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran.
l. Mengurangi faktor yang bias merugikan dan mempengaruhi
kualitas dari bahan baku ataupun produk jadi.
3. Tipe Layout
Dalam suatu perencanaan layout fasilitas, perlu diketahui tipe-
tipe layout itu sendiri serta kelebhan dan kekurangannya. Hal ini
sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
pemilihan alternative layout yang optimal. Tipe layout dapat dibagi
menjadi 3 macam, yaitu (Ahyari, 1994 : 63).
a. Layout Produk
Layout produk seringkali disebut dengan layout garis (line
layout). Layout produk ini merupakan penyusunan letak fasiltas
produksi yang didasarkan kepada urutan proses dari bahan baku,
sampai menjadi produk akhir. Penempatan mesin dan peralatan
produksi yang dipergunakan dalam pabrik tersebut didasarkan
kepada urutan proses yang didalam perusahaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Layout proses
Layout proses sering disebut dengan layout fungsional. Layout
fungsional ini merupakan susunan tata letak dari fasilitas produksi
didasari atas kesamaan proses produksi yang dilaksanakan dalam
perusahaan yang bersangkutan, perusahaan yang
mempergunakan layout proses ini pada umumnya adalah
perusahaan-perusahaan yang mempergunakan mesin dan
peralatan produksi yang bersifat umum.
c. Layout Posisi Tetap
Layout posisi tetap ini merupakan susunan tata letak fasilitas
produksi yang diatur dekat dengan tempat proses produksi dalam
posisi yang tepat. Layout yang ketiga ini berbeda dengan layout
yang sebelumnya. Perbedaan pertama adalah bahwa kedua
layout terdahulu pada umumnya akan diterapkan di dalam pabrik,
sedangkan layout posisi tetap ini berada diluar bangunan pabrik.
Perbedaan yang kedua adalah apabila layout produk dan layout
fungsional tersebut akan dipergunakan untuk beberapa kali
proses, maka layout posisi tetap ini akan dipergunakan untuk satu
kali saja.
Sedangkan menurut (Handoko,1992 : 112) terdapat empat
macam atau tipe layout secara klasik yang diaplikasikan dalam
layout, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
1) Layout berdasarkan aliran produksi ( production line atau
product layout )
Nama lain dari layout ini adalah layout garis yang berarti
bahwa kebutuhan-kebutuhan operasi produk mendominasi dan
menentukan layout peralatan-peralatan pproduksi.
Penyusunan layout ini didasarkan atas urutan proses produksi
pada setiap departemen kerja. Layout ini diterapkan pada
perusahaan yang melakukan produksi yang berskala besar.
Gambar II.1
Layout produk ( production line )
2) Layout berdasarkan lokasi material tetap (fixed material
location layout )
Layout ini juga sering disebut dengan layout posisi tetap,
sering digunakan untuk produk- produk besar dan komplek.
Dan tipe layout ini jarang sekali digunakan oleh perusahaan.
Bagian 1
Bagian 6 Bagian 4
Bagian 3 Bagian 2
Bagian 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar II.2
Layout posisi tetap
3) Layout produk
Layout tipe ini didasarkan pada pengelompokan produk
atau komponen yang akan dibuat. Produk-produk yang tidak
identik dikelompokkan berdasarkan langkah-langkah
pemosesan, bentuk, matau peralatan lain yang dipaai dan
sebagainya.
Gambar II.3
Layout produk atau garis
Bahan A
Tempat proses produksi
Tenaga Kerja
Alat-alat produksi
Bahan pembantu
Bahan B Bahan C
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
4) layout berdasarkan fungsi dan macam proses (functional
layout)
Tipe layout fungsional atau layout proses disusun
berdasarkan kesamaan proses produksi. Dalam layout ini
peralatan produksi dan personalia dikelompokan bersama-sam
untuk melakukan pekerjaan serupa atau sejenis. Layout ini
biasanya ditetapkan pada perusahaan yang berorientasi pada
pesanan.
Gambar II.4
layout fungsional
B. Keseimbangan Lini (Line Balancing)
1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini
Keseimbangan lini merupakan kunci untuk memperlancar
pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Apabila
keseimbangan lini dapat dijaga, maka akan di peroleh pemanfaatan
yang tinggi dari tenaga kerja dan alat-alat produksi, sehingga waktu
menganggur menjadi minimum. Hal ini dapat mengakibatkan
tercapainya target produksi yang diinginkan.
Bagian 1
Bagian 6
Bagian 2
Bagian 5
Bagian 3
Bagian 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Keseimbangan lini adalah pengelompokan elemen pekerjaan ke
dalam stasiun-stasiun kerja yang bertujuan membuat seimbang
jumlah pekerja yang ditugaskan ke stasiun-stasiun tersebut.
Sehingga dapat diperoleh jumlah waktu yang menganggurnya
sedikit sehingga efisiensi produk tinggi. Sedangkan secara umum
penerapan keseimbangan lini bertujuan untuk meminimalkan jumlah
waktu yang menganggur. Merencanakan suatu keseimbangan
lintasan kerja meliputi usaha yang bertujuan untuk mencapai suatu
kapasitas yang optimal dan tidak terjadi penghamburan kapasitas.
Tujuan tersebut dapat tercapai apabila lintasan produksi bersifat
seimbang, stasiun kerja berjumlah minimum, jumlah waktu yang
menganggur di setiap stasiun kerja sepanjang lintasan poduksi
minimum.
2. Penerapan Keseimbangan Lini
Apabila proses produksi pada suatu perusahaan mengalami
hambatan-hambatan : salah satu kemungkinan penyebabnya
adalah adanya ketidaksesuaian antara model layout yang
diterapkan dengan kebutuhan proses produksi. Kemungkinan besar
bahwa layout yang diterapkan perusahaan tersebut terdapat
ketidakseimbangan antar stasiun kerja yang ada, sehingga
mengakibatkan banyaknya waktu yang terbuang dan
menghamburkan kapasitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Apabila hal ini menimpa perusahaan maka harus segera
dilakukan peninjauan ulang terhadap layout yang diterapkan di
perusahaan tersebut. Layout hendaknya dilakukan agar tercapai
keseimbangan antar stasiun kerja yang ada. Kriteria yang umum
digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan produksi, adalah :
a. Minimisasi waktu menganggur (idle time)
b. Minimisasi keseimbangan waktu senggang (balance delay)
c. Maksimisasi efisiensi (line efficiency)
(Handoko, 1999 :119)
Penentuan besarnya tingkat keseimbangan dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
a. Menentukan cycle time
Cycle time waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian-
bagian proses produksi.
Rumus :
Dimana : C = cycle time
t = waktu kerja per hari
D = permintaan per hari
Untuk memperoleh kapasitas yang memadai dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil
Perhitungan untuk mendapatkan jumlah stasiun kerja terkecil
yang dibutuhkan untuk menempatkan tugas/ pekerjaan yang ada
akan dilaksanakan untuk menghasilkan produk.
Rumus :
Keterangan : N = stasiun kerja yang dibuat
T = waktu proses total
D = Produksi ( proses )
t = waktu kerja per hari
c. Melakukan penugasan atau pengelompokan elemen pekerjaan
Melakukan penugasan LOT (Lot Operation Time) yaitu
melakukan penugasan elemen tugas-tugas berikutnya dengan
tetap memperhatikan urutaan proses pengelompokan elemen
tugas ke dalam sejumlah stasun kerja di gambarkan sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar II.5
Jaringan kerja dan pengelompokan stasiun kerja
Penundaan dipakai sebagai ukuran tentang bagaimana
baiknya alokasi penugasan beban kerja pada stasiun kerja, yang
merupakan suatu indikator efisien. Hal ini menunjukkan jumlah
waktu menganggur yang disebabkan tidak sempurnanya
penugasan elemen pekerjaan diantara stasiun kerja yang ada.
Dengan :
d. Menentukan efektifitas
Efektifitas diukur dengan :
Stasiun I Stasiun II Stasiun III Stasiun IV
A
B
E F
C
D
G
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
C. Efisiensi dan Efektifitas
1. Pengertian Efisiensi
Efisiensi adalah usaha meminimalkan input dan berusaha
mendapatkan output yang optimal. Dari definisi tersebut, maka
dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah atau suatu proses
penyelesaian sesuatu harus dilakukan dengan benar atau paling
tidak meminimalkan kesalahan. Efisiensi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, ini merupakan
konsep matematik, atau merupakan perhitungan rasio antara keluar
(output) dan masukan (input). Dengan perhitungan tingkat efisiensi
sebagai berikut :
2. Pengertian Efektifitas
Apabila kita membahas mengenai efisiensi, maka tidak lepas
dengan istilah efektifitas. Keduanya ini memiliki hubungan sangat
erat. Suatu proses produksi tersebut, begitu pula sebaliknya.
Efektifberarti menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Adapun
perhitungan efektifitas sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
3. Efisiensi dan Efektifitas Dalam Keseimbangan Lini
Peningkatan produktivitas perusahaan tidak terlepas dari
kesempurnaan layout fasilitas yang diterapkan. Apabila layout yang
diterapkan perusahaan terdapat sedikit jumlah waktu yang
menganggur atau bahkan tidak ada, maka apabila efisiensi produksi
telah dicapai oleh perusahaan. Efisiensi tercapai apabila terjadi
keseimbangan antar stasiun kerja yang ada.
Oleh karena itu perencanaan layout perlu mendapatkan
perhatian yang serius dari pihak perusahaan. Keseimbangan lini
dikatakan terpenuhi apabila terjadi pengoptimalan waktu produksi,
penurunan jumlah waktu yang menganggur, penurunan jumlah
waktu senggang. Apabila tiga kriteria terwujud, maka keseimbangan
lini telah terwujud dan layout yang diterapkan dalam proses
produksi dapat dikatakan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten didirikan pada
tahun 1965 oleh bapak H. Marmo Sudirjo, perusahaan ini mendapat
pengesahan izin usaha dari pemerintah dengan nomor
487/KANDEP/14/2/XII. Perusahaan mula-mula didirikan di atas
tanah seluas 2900 m2 yang terdiri dari sebuah bangunan pabrik dan
tempat pencelupan. Pada saat itu dengan modal sebesar Rp
4.000.000,-, Bapak H. Marmo Sudirjo membeli mesin tenun, bahan
baku serta mempekerjakan 12 orang untuk memulai usahanya.
Dari tahun ke tahun perusahaan terus berkembang dan pada
tahun 1971 perusahaan berhasil memeperluas lokasi pabriknya
menjadi dua tempat. Dengan dua pabrik maka tingkat produktivitas
perusahaan semakin besar, kebutuhan mdal juga semakin besar
sehingga pada tahun 1975 perusahaan menambah modal
perusahaan. Dari modal sendiri sebesar Rp 6.000.000,- dan dari
modal kreditur berupa pinjaman dari bank dan KIK sebesar Rp
8.000.000,-.
Kesuksesan Bapak H. Marmo Sudirjo dalam mengelola
perusahaan bukannya tidak mengalami hambatan, pada tahun 1979
perusahaan mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
suatu persaingan yang tidak sehat, banyak karyawannya yang
pindah ketempat lain dengan usaha sejenis sehingga
mengakibatkan produktivitas perusahaan berkurang. Dengan
pengalaman yang dimilikinya, Bapak H. Marmo Sudirjo berhasil
mengatasi permasalahan tersebut sehingga sampai sekarang
perusaahaan telah mempekerjakan karyawan sebanyak 98 orang.
Dengan berbagai inovasi dan kualitas produk yang semakin
meningkat, perusahaan mampu merebut pasar yang diharapkan.
Setelah Bapak H. Marmo Sudirjo perusahaan ini kemudian
diwariskan kepada Bapak Fery dan dikelola sampai sekarang.
2. Lokasi Perusahaan
Perusahaan Handuk Lumintu memilih lokasi tempat usahanya
terletak di Dukuh Ngendo, Desa Janti, Kecamatan Polanharjo,
Kabupaten Klaten. Lokasi tersebut cukup stategis karenasemua
kebutuhan sebagai sarana penunjang usaha mudah diperoleh.
Bahan baku, tenaga kerja, dan bahan- bahan pembantu lain mudah
diperoleh, di samping itu masyarakat di sekitar lokasi juga sangat
mendukung adanya perusahaan ini. Lokasi perusahaan juga dekat
dengan pasar tekstil baik di Klaten, Yogyakarta, maupun Solo
sehingga dalam pemasaran hasil poduksi tidak ada kesulitan.
3. Tujuan Perusahaan
Tujuan didirikannya Perusahaan Handuk Lumintu ada dua, yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Tujuan umum yaitu :
a. Memenuhi kebutuhan, memberi kepuasan dan pelayanan
yang baik kepada konsumen.
b. Membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan
pekerjaan terutama bagi masyarakat yang ada disekitarnya.
c. Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Tujuan khusus yaitu :
Memperoleh keuntungan yang digunakan untuk sumber
penghasilan perusahaan guna kelangsungan hidup perusahaan.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada pada perusahaan Handuk Lumintu
di Janti Klaten adalah struktur organisasi garis yaitu pembagian
wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian
dilaksanakan dari puncak pimpinan sampai bawahan/pekerja. Untuk
lebih jelasnya struktur organisasi perusahaan Handuk Lumintu
adalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar III.1
Struktur Organisasi
a. Wewenang dan tugas masing-masing bagian.
1) Pimpinan Perusahaan
a) Bertanggung jawab atas jalannya perusahaan.
b) Menentukan kebjakan perusahaan.
c) Menyusun rencana perusahaan.
d) Mengadakan hubungan dengan pihak luar.
e) Membuat peraturan yang berlaku di pasaran.
f) Melakukan penilaian prestasi kerja karyawan.
2) Bagian produksi
a) Bagian Teknik
(1) Memelihara kelancaran jalannya mesin-mesin
(2) Memperbaiki kerusakan mesin.
PIMPINAN
BAGIAN ADMINISTRASI
BAGIAN PEMASARAN
BAGIAN PRODUKSI
TEKNIK PROSES PRODUKSI
PEMBUKUAN KEUANGAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b) Bagian Proses Produksi
(1) Menentukan pembelian bahan baku.
(2) Merencanakan kebutuhan bahan untuk proses
poduksi.
(3) Menentukan standar kualitas dan kapasitas
material.
(4) Bersama karyawan menentukan besarnya
volume produksi.
3) Bagian Pemasaran
a) Memperkenalkan dan menjual hasil proses produksi.
b) Melayani dan mengadakan negoisasi dengan
pelanggan.
c) Mencatat pesanan-pesanan yang masuk.
d) Memberi informasi ke bagian produksi mengenai
jumlah pesanan dan produk yang laku di pasaran.
e) Bertanggung jawab atas pengiriman barang sampai
pesanan.
4) Bagian Administrasi
a) Bagian Pembukuan
Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungn
dengan kegiatan perusahaan termasuk rencana dann
pelaksanan kegiatan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
b) Bagian Keuangan
Melakukan perencanaan, penyediaan, dan
pengeluaran dana yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan.
5. Harga
Harga produk handuk yang dihasilkan oleh Perusahaan Handuk
Lumintu cukup terjangkau oleh masyarakat. Penetapan harga
handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu adalah sebagai berikut :
Harga = Biaya Produksi + Laba
Jika pesanan berasal dari luar kota maka penetapan garga
handuk adalah sebagai berikut :
Harga = Biaya Produksi + Laba + Biaya Pengiriman
Harga handuk pada Perusahaan Handuk Lumintu berdasarkan
atas ukuran dan ketebalan handuk.
Tabel III.1
Data Harga Handuk dan Ukuran
Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
Tahun 2010
sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
Jenis Ukuran Harga (unit) AA 80 cm x 140 cm Rp 23.000
A 65 cm x 130 cm Rp 21.000
C1 55 cm x 110 cm Rp 15.000
C2 50 cm x 100 cm Rp 13.000
D 40 cm x 80 cm Rp 7.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
6. Kepersonaliaan
a. Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja perusahaan Handuk Lumintu di Janti
Klaten data ini mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
banyaknya tenaga kerja yang keluar dan beralih profesi menjadi
petani, dan bekerja di tempat lain. Perusahaan Handuk Lumintu
di Klaten saat ini memiliki 30 orang, dengan perincian sebagai
berikut:
Tabel III.2
Data Jumlah Tenaga Kerja
Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
Tahun 2010
Sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
Keterangan Jumlah
Pimpinan Perusahaan 1 orang
Bagian Pemasaran 3 orang
Bagian Administrasi 3 orang
Bagian Produksi 1) Bagian Tenun 2) Bagian Sekir 3) Bagian Celup 4) Bagian Sablon 5) Bagian Pengepakan 6) Bagian Staf 7) Bagian Palet
10 orang 1 orang 2 orang 1 orang 4 orang 2 orang 1 orang
Sopir 1 orang
Pembantu Umum 1 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tenaga kerja pada Perusahaan Handuk Lumintu di Janti
Klaten pada dasarnya digolongkan menjadi dua golongan yaitu
karyawn tetap dan karyawan tidak tetap.
1) Karyawan tetap, adalah karyawan yang bekerja dengan
menerima upah bulanan.
2) Karyawan tidak tetap (borongan), adalah karyawan yang
bekerja pada perusahaan dengan menerima uph harian
sesuai dengan jumlah handuk yang mereka hasilkan.
Tenaga kerja yang ada diambil dari daerah sekitar lokasi
perusahaan, karena sebagian besar pekerjaan hanya
memerlukan keterampilan maka tenaga kerja yang ada hanya
berpendidikan SD dan SMP, kecuali pada bagian tertentu seperti
bagian pemasaran dan administrasi.
b. Sistem Gaji
Tabel III.3
Data Sistem Gaji Karyawan
Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
Tahun 2010
Jenis Karyawan
Macam Gaji Jumlah
Tetap Bulanan Rp 400.000 s/d Rp 600.000 Borongan Mingguan Rp 84.000 s/d Rp 87.000 Harian Harian Rp 15000
Sumber : Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
c. Jam Kerja Karyawan
Karyawan pada Perusahaan Handuk Lumintu di Janti Klaten
bekerja dalam seminggu selama. Jam kerja di mulai pada pukul
07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB dengan waktu istirahat 1 jam
yaitu antara pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
Sedangakan hari Jumat istirahat antara pukul 11.00 WIB hingga
pukul 13.00 WIB. Hari besar dan hari minggu, karyawan
diliburkan.
d. Jaminan Sosial
Dalam upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan
semangat kerja karyawan, maka Perusahaan Handuk Lumintu di
Janti Klaten selain memberikan upah juga memberikan
kebijakan yang menyangkut kesejahteraan karyawan yaitu :
1) Tunjangan hari raya.
2) Tunjangan kecelakaan kerja.
3) Perawatan dan pengobatan.
4) Cuti tahunan
5) Bonus insentif berdasarkan prestasi kerja, dan
6) Hadiah kaos dari handuk pada saat-saat tertentu.
e. Rekrutmen
Rekrutmen dapat didefinisikan sebagai penerimaan
karyawan baru yang sesuai dengan apa yang diinginkan
perusahaan untuk bekerja di perusahaan tersebut. Sampai saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
ini perusaaan Handuk Lumintu tidak ada masalah dalam proses
perekrutan karena sesuai dengan prosedur perekrutan.
Perusahaan handuk lumintu juga menerapkan rekrutmen
secara kekeluargaan di bagian produksi. Kekeluargaan disini
dimaksudkan tenaga kerja yang sudah mempunyai keahlian/skill
tertentu akan diterima di bagian produksi yang lebih
membutuhkan ketrampilan.
f. Pengembangan Karyawan dan Penghargaan/penilaian
1) Training
Perusahaan handuk lumintu menyediakan program
pelatihan untuk karyawannya, khususnya karyawan bidang
produksi yang sangat membutuhkan keterampilan. Ini
bertujuan agar karyawan yang di terima di perusahaan
sesuai dengan tujuan perusahaan.
2) Promosi keahlian/peningkatan keahlian
Bila tenaga kerja menunjukkan peningkatan keahlian,
maka Perusahaan Handuk Lumintu akan merekrut tenaga
kerja tersebut untuk bekerja dipekerjaan yang membutuhkan
keahlian yang lebih tinggi. Biasanya ini terjadi di bagian
produksi.
3) Kerja lembur dan program pembayaran bonus
Kerja lembur biasa terjadi di perusahaan Handuk Lumintu
bila pesanan/order handuk lebih dari biasanya. Dan program
pembayaran bonus diberikan sebagai symbol terima kasih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
perusahaan atas pengorbanan yang dilakukan karyawan
untuk bekerja lebih dari biasanya. Program pembayaran
bonus dihitung dari jumlah handuk yang dihasilkan selama
jam kerja lembur atau dihitung mulai dari jam kerja selesai.
7. Proses Produksi
a. Tahap Penghanian
Pada tahap ini dilakukan proses pemintalan benang kedalam
gulungan benang.
b. Tahap Pengebuman
Tahap pengebuman merupakan pemasukan setelah
pemintalan dimasukkan ke dalam bum siap dibuat handuk.
c. Tahap penyambungan
Penyambungan disini yaitu menganyam benang dengan
menggunakan mesin tenun dan kemudian menjadi handuk yang
masih berupa lembaran.
d. Tahap Pemaletan
Pemaletan disini yaitu memintal benang ke sebuah alat palet
digunakan sebagai pakan penyambung benang.
e. Tahap pemotongan
Dalam tahap ini sudah terbentuk handuk tetapi masih dalam
lembaran kemudian dipotong sesuai ukuran jenis handuk.
f. Tahap pencelupan
Pencelupan adalah perendaman handuk yang telah
dipotong-potong dengan kaporit (pemutih).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
g. Tahap penyablonan
Handuk yang telah diperas dari rendaman kaporit kemudian
diberi malam (pencantingan) agar terlihat menarik.
h. Tahap Pewarnaan
Pemberian warna pada handuk dengan zat warna secara
merata.
i. Perebusan
Dalam tahap ini dimaksudkan agar malam dapat terlepas dari
handuk.
j. Tahap pengeringan
Setelah handuk-handuk terlepas dari malam, kemudian
diperas dan dijemur sampai kering.
k. Packing
Tahap ini adalah memasukkan handuk yang telah dijahit
kedalam kantong-kantong plastik dan siap dipasarkan.
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Magang kerja merupakan kegiatan penunjang perkuliahan yang
wajib dilaksanakan oleh mahasiswa dengan diterjunkan secara
langsung ke dunia kerja secara nyata dengan tujuan agar
mahasiswa dapat meneliti secara langsung aplikasi dari berbagi
teori yang telah didapat pada saat perkuliahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Tujuan Magang Kerja
Magang Kerja mempunya tujuan sebagai berikut :
a. Memperoleh pengalaman kerja dengan terjun secara
langsung ke dalam dunia kerja secara kenyataan.
b. Dapat menambah pengalaman dan ilmu yang di gunakan
dalam dunia kerja secara kenyataan.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui memahami
permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja seraca
kenyataan.
d. Agar dapat bekerja secara berkelompok atau dapat
berinteraksi terhadap masyarakat di dalam dunia kerja.
3. Objek magang kerja
Dalam laporan ini objek magang kerja adalah Perusahaan Handuk
Lumintu.
a. Jenis objek magang kerja
Objek kerja berupa perusahaan manufaktur yang proses
produksinya dilaksanakan secara manual dan menggunakan
mesin. Proses produksi dilaksanakan berdasarkan factor
penjualan dan permintaan konsumen.
b. Kriteria objek magang kerja
Criteria objek magang kerja, yaitu perusahaan handuk
Lumintu adalah sebagai berikut :
i. Berdiri dan beroperasi lebih dari empat puluh tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
ii. Bersedia menerima kedatangan peserta magang kerja
serta bersedia membimbing peserta magang kerja di
objek magang kerja.
iii. Perusahaan sudah mempunyai pangsa pasar yang jelas.
4. Pelaksanaan magang kerja
a. Tempat kegiatan Magang Kerja
Penulis melakukan magang kerja di Perusahaan Handuk
Lumintu yang beralamat di Ngendo, Janti, Polanharjo, Klaten.
Magang dilaksanakan selama satu bulan, di mulai dari
tanggal 08 Februari 2010. Magang dimulai dari pukul 08.00
WIB sampai dengan 12.00 WIB.
Waktu magang tersebut merupakan kesepakatan yang telah
disetujui antara pihak perusahaan dengan pihak mahasiswa
sebagai peserta magang, sesuai dengan bidang kami yaitu
Manajemen Industri.
b. Kegiatan Magang Kerja
Pelaksanaan magang kerja diarahkan pada kegiatan
terjun ke lapangan secara langsung. Sebagai acuan dalam
menyusun tugas akhir, kegiatan yang kami laksanakan di
lokasi produksi adalah :
a) Mengamati berlangsungnya proses produksi.
b) Melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah
diberikan.
c) Mendapatkan pengarahan dan pembimbing lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
d) Melakukan wawancara.
e) Ikut membantu dalam kegiatan proses produksi.
5. Manfaat Magang Kerja
Dalam pelaksanaan magang kerja banyak manfaat yang
diperoleh penulis antara lain :
1) Mengetahui secara langsung proses produksi pada
Perusahaan Handuk Lumintu.
2) Mengetahui secara langsung pekerjaan karyawan.
3) Mengetahui peralatan proses produksi pada Perusahaan
Handuk Lumintu.
4) Memperoleh data untuk penulisan tugas akhir.
Demikian laporan magang kerja yang telah dilaksanakan di
Perusahaan Handuk Lumintu sebagai objek penulisan Tugas Akhir.
Data yang dipakai untuk penulisan tugas akhir adalah tentang
proses produksi handuk oleh Perusahaan Handuk Lumintu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
C. Pembahasan Masalah
1. Pencatatan Alir atau Urutan Pekerjaan
Langkah awal dalam menganalisis efisiensi dan efektifitas layout
dengan metode line balancing terlebih dahulu kita harus mengetahui
layout perusahaan ini. Untuk lebih jelasnya kita gambart layout
perusahaan saat ini seperti gambar berikut :
C & E
C & E
D
I
Gudang HandukKm. mandi
M
N & O
kantor
A & B
G,H,L
J
K
Tmpt.bhan pew arna
F
Gambar III.2
Layout Perusahaan Handuk Lumintu
Langkah selanjutnya adalah menginventarisasi pekerjaan, yakni
mencatat alir atau urutan pekerjaan yang ada. Dalam hal ini kita
mencatat urutan pekerjaan beserta waktu pekerjaan yang
mendahului pada produksi handuk. Adapun urutan atau alir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pekerjaan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses
produksi dapat dilihat pada tabel III.4 dibawah ini.
Tabel III.4
Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi handuk
Pada perusahaan handuk lumintu
No Pekerjaan Simbol Pekerjaan yang
mendahului
Waktu (menit)
1 Penghanian A - 35 2 Pengebuman B A 15 3 Penyucukan C B 30 4 Pemaletan D - 5 5 Penenunan E C,D 37 6 Pemotongan F E 3 7 Pencelupan G F 18 8 Pemerasan H G 7 9 Penyablonan I H 15
10 Pewarnaan J I 23 11 Perebusan K J 12 12 Pemerasan L K 7 13 Pengeringan M L 120 14 Penjahitan N M 7 16 Pengepakan O N 8
Total waktu 342 Sumber : data setelah diolah
Pada tabel diatas waktu yang penulis catat merupakan hasil
dari pengamatan langsung dengan asumsi rata-rata waktu
pengerjaan tiap satu kodi handuk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Dalam bentuk diagram jaringan kerja kegiatan ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Gambar III.3
Diagram Jaringan kerja produksi handuk
Pada Perusahaan Handuk Lumintu
A B C
E
H
I
J
K
L
M
N
D
O
F
G
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3. Analisis Keseimbangan Lini
Langkah selanjutnya adalah memperhitungkan keseimbangan
stasiun kerja pada proses produksi handuk pada Perusahaan
Handuk Lumintu.
a. Menentukan stasiun kerja terkecil dan cycle time yang
dikehendaki.
1) Menentukan stasiun kerja terkecil
Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja yang ada
dalam proses pekerjaan, maka digunakan rumus sebagai
berikut :
Keterangan : N = stasiun kerja yang dibuat
T = waktu proses total
D = Produksi ( proses )
t = waktu kerja per hari
Perusahaan telah menetapkan target jumlah produksi
handuk sebanyak 4 kodi (80 handuk), informasi ini
diperoleh dari bagian produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sehingga dapat dihitung jumlah stasiun kerja terkecilnya
sebagai berikut :
N =
= (dibulatkan menjadi 3 stasiun kerja)
Langkah selanjutnya adalah mengelompokkan elemen
pekerjaan yang ada ke dalam 3 stasiun kerja.
stasiun kerja
elemen pekerjaan
waktu 122 78 142
Gambar III.4
Pengelompokan elemen pekerjaan ke dalam 3 stasiun kerja
2) Menentukan kapasitas maksimum dan siklus kerja (cycle
time) yang diijinkan.
Sebagai dasar struktur kerjanya perusahaan
menggunakan waktu dan elemen terlama yaitu 142 menit
adalah dengan perhitungan sebagai berikut :
B C D E A C
I
K G I J F H
II
M OL N
III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Menghitung kapasitas maksimum
Kapasitas maksimum(Qmax) =
=
=
= 3,38 (dibulatkan menjadi 3
kodi)
Menghitung cycle time yang diijinkan
=
=
=
b. Analisis Penugasan Elemen Pekerjaan Dalam Stasiun Kerja.
Setelah kita membuat pengelompokan elemen pekerjaan,
mengetahui kapasitas maksimum dan cycle time yang
diijinkan maka. Langkah selanjutnya adalah membuat tabel
perhitungan penugasan elemen-elemen pekerjaan dalam
stasiun kerja yang telah kita ketahui tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel III.5
Tabel pengelompokan penugasan elemen pekerjaan
dalam stasiun kerja dengan komulatif waktu tiap stasiun
kerja
no pekerjaan simbol Stasiun kerja
Waktu menit
1 Penghanian A I
122 2 Pengebuman B 3 Penyucukan C 4 Pemaletan D 5 Penenunan E 6 Pemotongan F
II
78
7 Pencelupan G 8 Pemerasan H 9 Penyablonan I 10 Pewarnaan J 11 Perebusan K 12 Pemerasan L
III
142 13 Pengeringan M 14 Penjahitan N 15 Pengepakan O
Total waktu 342
1) Analisis LOT (Longest Operations Time)
Pada siklus kerja 142 menit sebagai dasar siklus kerja
yang ditentukan oleh perusahaan, penentuan elemen
pekerjaan ke dalam 3 stasiun kerja beserta perhitungan
waktu menganggur atau idle time dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel III.6
Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur
pada cycle time 142 menit.
Stasiun kerja I II III Total waktu
(menit) Waktu
komulatif 122 78 142 342
Siklus kerja 142 142 142 426 Waktu
menganggur 20 64 0 84
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi
waktu penundaan.
a) Tingkat penundaan
= x 100%
=
b) Tingkat efisiensi
=
=
Perhitungan diatas adalah dengan siklus kerja 142
menit. Kemudian kita bandingkan dengan perhitungkan
siklus kerja yang diijinkan. Jika perusahaan ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
mencapai target produksi 4 kodi per hari, yakni 120 menit.
Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
2) Perhitungan berdasarkan waktu siklus (cycle time) yang
diijinkan yakni 120 menit.
Tabel III.7
Perhitungan total waktu kerja, siklus dan waktu menganggur
Pada cycle time 120 menit.
Stasiun kerja I II III Total waktu (menit)
Waktu komulatif
122 78 142 342
Siklus kerja 120 120 120 360 Waktu
menganggur -2 42 -22 18
Dari tabel diatas dapat dihitung berapa presentasi
waktu penundaan sebagai berikut :
a) Tingkat penundaan
= x 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
b) Tingkat efisiensi
c. Menghitung Efektifitas
Efektifitas lininya adalah tingkat kapasitas yang
diinginkan yang bisa dicapai, yaitu dengan siklus kerja 120
menit. Total output yang dapat di capai adalah :
1) Menghitung efektifitas berdasarkan cycle time yang
diijinkan (120 menit)
Sehingga efektifitas dapat kita bandingkan dengan
perhitungan sebagai berikut : = x 100%
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Jika dibandingkan dengan perhitungan output per hari
yang dicapai dengan siklus kerja 142 menit maka akan
diperoleh output per hari yang dicapai sebagai berikut :
2) Menghitung efektifitas berdasarkan cycle time yang
diijinkan (142 menit)
Dari perhitungan tersebut maka dapat kita lihat tingkat
efektifitasnya adalah sebagai berikut :
4. Hasil Analisis Keseimbangan Lini
Maka dari keseluruhan perhitungan diatas dapat kita
rangkumkan ke dalam tabel sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel III.8
Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja
terlama LOT (Longest Operations Time)
keterangan Hasil analisis siklus kerja Perbedaan (selisih)
Siklus kerja 142 menit
Siklus kerja 120 menit
Total menganggur
84 18 66
Efisiensi 80,29% 95% 14,71%
Efektifitas 75% 100% 25%
Tingkat penundaan
19,71% 5% 14,71%
Dari tabel diatas kita dapat membandingkan antara penerapan
kebijakan siklus kerja 120 menit lebih menguntungkan daripada
siklus kerja pertama yakni 142 menit. Sehingga apabila siklus kerja
120 menit dapat diterapkan dengan benar maka keseimbangan lini
kerja menjadi lebih baik, dimana hal ini akan meningkatkan
perusahaan.
Dapat kita lihat apabila dengan waktu siklus kerja (cycle time)
142 menit, menghasilkan waktu menganggur yang cukup besar 84
menit, maka tingkat efisiensi dan efektifitas yang terendah yakni
80,29% dan 75%, serta tingkat penundaan yang tinggi yakni
19,71%.
Berbeda apabila diterapkan dengan siklus kerja terkecil atau
cycle time yang diijinkan yakni 120 menit, yang mana dari hasil
analisis terlihat lebih baik karena menghasilkan waktu menganggur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang kecil 18 menit. Tingkat efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi
yakni 95% dan 100%, serta tingkat penundaan yang rendah
sebesar 5%.
Dengan demikian apabila sistem, peralatan dan karyawan dapat
di koordinir serta diterapkan dengan baik maka efisiensi dan
efektifitas layout dapat tercapai.
Dari uraian diatas dapat pula disimpulkan bahwa
pengelompokan pekerjaan berdasarkan stasiun kerja yang terlihat
sebagai berikut :
C & E
C & E
D
I
Gudang HandukKm. mandi
M
N & O
kantor
A & B
G,H,L
J
K
Tmpt.bhan pewarna
F
St 1
St 2St 3
Gambar III.5
Tata latak Perusahaan berdasarkan pembagian stasiun kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
BAB IV
PENUTUP
Berikut merupakan kesimpulan yang dikemukakan berdasarkan
pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
Tentang efisiensi dan efektifitas layout fasilitas produksi pada Perusahaan
Handuk Lumintu, Klaten. Selain itu juga berisi saran-saran bagi
perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi perusahaan
serta sebagai salah satu langkah perbaikan untuk masa mendatang.
a. KESIMPULAN
1. Alur proses produksi pada Perusahaan Handuk Lumintu di Janti,
Klaten meliputi penghanian, pengebuman, penyucukan,
pemaletan, penenunan, pemotongan, pencelupan, penyablonan,
pewarnaan, perebusan, pengeringan, penjahitan, pengepakan.
2. Departemen produksi untuk produksi handuk di Perusahaan
Handuk Lumintu, memiliki pekerjaan yang dapat dikelompokkan
menjadi 3 stasiun kerja. Pekerjaan-pekerjaan tersebut antara
lain sebagai berikut yakni A,B,C,D,E terdapat pada stasiun kerja
satu. F,G,H,I,J,K terdapat pada stasiun kerja dua. L,M,N,O
terdapat pada stasiun kerja tiga.
3. Dari hasil analisis dapat kita peroleh berapa tingkat efisiensi dan
efektifitas layout yang ada pada produksi handuk.
Dari dua siklus kerja yang ada pada perusahaan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Dengan menggunakan siklus kerja 142 menit.(siklus kerja
yang diterapkan),menghasilkan tingkat efisiensi sebesar
80,29% dan tingkat efektifitas sebesar 75%.
b. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit.(siklus kerja
yang diijinkan),menghasilkan tingkat efisiensi lebih besar
yakni sebesar 95% dan tingkat efektifitas 100%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan siklus kerja 120 menit dapat menghasilkan tingkat
efisiensi dan efektifitas yang lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan siklus kerja 142 menit.
4. Dari hasil analisis pula kita dapat menemukan adanya waktu
menganggur dan tingkat penundaan yang muncul pada layout
produksi handuk yakni sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan siklus kerja 142 menit(siklus kerja
yang diterapkan), menghasilkan waktu menganggur yang
lebih besar yakni 84 menit lebih besar dari waktu siklus
dan tingkat penundaan yang besar yakni 19,71%.
b. Dengan menggunakan siklus kerja 120 menit(siklus kerja
yang diijinkan), menghasilkan waktu menganggur yakni
sebesar 18 menit dan tingkat penundaan 5%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan siklus kerja 120 menit dapat menghasilkan waktu
menganggur dan tingkat penundaan yang lebih kecil dan ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
berarti penerapan siklus kerja 120 menit lebih baik dibandingkan
dengan menggunakan siklus kerja 140 menit.
b. SARAN
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis mencoba
memberikan saran yang terkait dengan hasil yang diperoleh.
Dengan harapan dapat dijadikan bahan referensi pertimbangan
atau kebijakan menajemen untuk proses produksi handuk.
1. Siklus kerja yang digunakan hendaknya adalah siklus kerja
yang kecil sehingga perusahaan mendapatkan tingkat
efisiensi dan efektifitas produksi yang lebih baik.
2. Untuk dapat menggunakan siklus kerja yang kecil, perlu
dilakukan evaluasi pada tiap-tiap stasiun kerja, sehingga
dapat diketahui kegiatan apa saja yang ditiadakan dan
diadakan ataupun diperbaiki dari kondisi sebelumnya. Hal ini
ditujukan agar dapat mengoptimalkan fungsi produksi dan
meminimalkan permasalahan yang ada pada proses
produksi.
3. Memperhatikan produktivitas karyawan dan kondisi peralatan
yang ada, hendaknya selalu dievaluasi secara berkala agar
efisiensi dan efektifitas produksi meningkat dan terkontrol
dengan baik.