ANALISIS DISKRIMINASI PELAYANAN KESEHATAN...
Transcript of ANALISIS DISKRIMINASI PELAYANAN KESEHATAN...
ANALISIS DISKRIMINASI PELAYANAN KESEHATAN BAGI PESERTA
JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN KOTA TANJUNGPINANG
NASKAH PUBLIKASI
Oleh
ANGGI DWI PANGESTU
NIM. 120563201104
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
1
ABSTRAK
Pelayanan merupakan masalah yang sampai saat ini masih belum dapat
terpecahkan, masih banyak instansi pemerintah maupun non pemerintah yang
belum memberikan pelayanan dengan layaknya. Salah satu organisasi Publik yang
diharapkan memberikan pelayanan yang layak adalah BUMN. Salah satu Badan
Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kesehatan berada di Kota
Tanjungpinang ialah BPJS. Namun sampai sekarang permasalahan yang sering
terjadi ialah adanya diskriminasi pelayanan bagi peserta BPJS yang kerap kali
menjadi keluhan oleh peserta.
BPJS merupakan singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
merupakan Badan Usaha Milik Negara yang di tugaskan khusus oleh pemerintah
untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat
indonesia. Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2011. Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum nirlaba.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bentuk–bentuk diskriminasi dan
faktor-faktor yang menyebabkan diskriminasi itu dapat terjadi Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan informan penelitian
yaitu 10 informan yang tediri dari 5 peserta, 2 Dokter, 2 Perawat dan 1 kepala unit
BPJS selaku key informan.Teknik analisa data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
Kesimpulan dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa BPJS dalam
memberikan pelayanan masih perlu di lakukan perbaikan seperti dalam hal
prosedur yang masih berbelit – belit, perbedaan obat yang diberikan, dan juga
prilaku dari para petugas pelaksana program yang acuh tak acuh terhadap peserta
BPJS. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya diskriminasi terdapat faktor
organisasional yang meliputi prosedur yang berbelit – belit dan kurangnya
pengawasan yang dilakukan oleh pihak BPJS terhadap mitra yang bekerjasama
dan juga faktor individu meliputi kurangnya tanggungjawab petugas dalam
memberikan pelayanan dan juga seringnya muncul sikap acuh tak acuh.
Saran yang dapat penulis berikan ialah agar BPJS terus meningkatkan
mutu pelayanannya baik dalam hal prosedur maupun dalam hal sikap petugas agar
angka kesehatan masyarakat indonesia lebih meningkat mengingat bahwa BPJS
merupakan organisasi penjamin kesehatan seluruh masyarakat Indonesia.
Kata kunci : diskriminasi, pelayanan, prosedur, prilaku
2
ABSTRACT
Services is a problem that until now still can not be resolved, there are
still many government and non government agencies that have not been providing
services to the withdrawal. One public organization is expected to provide
appropriate assistance is SOE. One of the State Owned Enterprises engaged in
the field of health are in Tanjungpinang is BPJS. But until now the problems that
often occurs is the existence of discrimination in services for participants BPJS
often be a complaint by the participants.
BPJS an acronym for Social Security Agency is a State-Owned Enterprises
which specifically assigned by the government to hold health insurance for all
citizens of Indonesia. According to Law No. 40 of 2004 and Act No. 24 of 2011.
According to Law No. 40 of 2004 on National Social Security System, BPJS a
legal entity nonprofit.
This study aims to look at other forms of discrimination and the factors
that lead to discrimination that may occur this research use descriptive research
qualitative research informants that 10 informants consisting of five participants,
two doctors, two nurses and one head unit BPJS as key informan.Teknik data
analysis in this research is done by collecting data, data reduction, data
presentation and conclusion.
The conclusion of this study revealed that BPJS in providing services still
need to make improvements such as in the case of the procedures are still
complicated - convolution, difference drugs given, and also the behavior of the
program executive officer who is indifferent to the participants BPJS. Factors -
factors that cause discrimination are organizational factors that include the
cumbersome procedures - cumbersome and lack of supervision conducted by the
BPJS against cooperating partners and also the individual factors include a lack
of officer's responsibility in providing services and also sringnya appear
indifferent attitude.
Suggestions to the authors give is that BPJS continue to improve the
quality of service both in terms of procedures and in terms of the attitude of
officers of public health figures Indonesia further increased considering that
BPJS a guarantor of health organizations across Indonesian society.
Keywords: discrimination, services, procedures, behavior
2
A. Latar Belakang
Penelitian ini di latar belakangi
oleh adanya permasalahan
diskiminasi pelayanan kesehatan
kepada peserta Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Bentuk diskriminasi
yang di alami oleh peserta BPJS
meliputi beberapa hal yaitu
pelayanan seperti dalam pelayanan
dokter, perawat, dan juga dalam hal
pemberian obat yang di batasi yang
menyebabkan lambatnya proses
penyembuhan pada pasien juga
prosedur yang tidak sesuai dan
sangat berbelit – belit. Fokus
penelitian ini tentang Apa saja
bentuk – bentuk diskriminasi yang
terjadi kepada peserta BPJS
kesehatan dan apa penyebab
diskriminasi itu dapat terjadi.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
di lakukan salah satu anggota dewan
kota Tanjungpinang menyidak atau
mengunjungi salah satu rumah sakit
yaitu RSUD kota Tanjungpinang
dengan maksud agar pelayanan BPJS
dapat di maksimalkan karena
anggota dewan ini kerap sekali
mendapat keluhan dari masyarakat
tentang pelayanan BPJS yang tidak
maksimal kepada peserta BPJS
( Media online, Tanjungpinang Pos,
6 Januari 2016 )
Kesehatan merupakan hal
yang sangat penting bagi setiap
orang karena dengan sehat manusia
dapat melakukan kegiatan yang
mereka inginkan dan kesehatan
merupakan hak bagi setiap orang. Di
Indonesia tingkat kesehatan masih
jauh dari angka rata rata untuk itu
pemerintah harus selalu melakukan
perbaikan dalam hal kesehatan dan
juga dalam hal pelayanannya.
Permasalahan yang belum
bisa diselesaikan sampai saat ini
3
ialah masalah pelayanan publik salah
satunya dengan masalah pelayanan
kesehatannya dimana masih saja
banyak ditemukan sikap atau
perilaku kurang empati dari para
aparatur pelaksana program yang
membuat sebagian masyarakat
merasa ada perlakuan berbeda atau
perlakuan diskriminasi.
Pasal 1 ayat 3 Undang-
Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia,
menjelaskan bahwa pengertian
diskriminasi adalah setiap
pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan yang langsung maupun
tidak langsung didasarkan pada
perbedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan,
status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan politik,
yang berakibat pengangguran,
penyimpangan atau penghapusan
pengakuan, pelaksanaan atau
penggunaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan
baik individual maupun kolektif
dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial, budaya dan aspek
kehidupan lainnya.
Salah satu bentuk
diskriminasi yang sering di jumpai
ialah diskriminasi dalam hal
pelayanan kesehatan. Diskriminasi
dalam hal kesehatan dapat
menyebabkan terbatasnya akses
kesehatan dan rendahnya kualitas
pelayanan seperti dalam pelayanan
dokter, perawat, dan juga dalam hal
pemberian obat yang tidak
berkualitas yang menyebabkan
lambatnya proses penyembuhan pada
pasien.
BPJS memilki visi dan misi
sebagai berikut:
VISI :
4
Menjadi Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) di bidang
kesehatan berkelas dunia, terpercaya,
bersahabat dan unggul dalam
operasional dan pelayanan.
MISI :
1. Membangun kemitraan
strategis dengan berbagai
lembaga dan mendorong
partisipasi masyarakat dalam
perluasan kepesertaan
Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN).
2. Menjalankan dan
memantapkan sistem jaminan
pelayanan kesehatan yang
efektif, efisien dan bermutu
kepada peserta melalui
kemitraan yang optimal
dengan fasilitas kesehatan.
3. Mengoptimalkan pengelolaan
dana program jaminan sosial
dan dana BPJS Kesehatan
secara efektif, efisien,
transparan dan akuntabel
untuk mendukung
kesinambungan program.
4. Membangun BPJS Kesehatan
yang efektif berlandaskan
prinsip-prinsip tata kelola
organisasi yang baik dan
meningkatkan kompetensi
pegawai untuk mencapai
kinerja unggul.
5. Mengimplementasikan dan
mengembangkan sistem
perencanaan dan evaluasi,
kajian, manajemen mutu dan
manajemen risiko atas
seluruh operasionalisasi BPJS
Kesehatan.
6. Mengembangkan dan
memantapkan teknologi
informasi dan komunikasi
untuk mendukung
5
operasionalisasi BPJS
Kesehatan.
Berdasarkan visi dan misi di
atas menyatakan bahwa BPJS akan
menjadi program yang berkelas
dunia yang memberikan pelayanan
yang bersahabat kepada masyarakat
dan akan mewujudkan pelayanan
yang efektif, efisien, dan bermutu.
Namun pada kenyataan yang terjadi
dilapangan sejak program ini
berjalan terdapat banyak sekali
keluhan terhadap program BPJS
kesehatan ini karena terdapat
diskriminasi terhadap peserta BPJS.
Program ini awalnya banyak diminati
karena di anggap menjadi solusi
terhadap permasalahan dalam hal
jaminan kesehatan sehingga banyak
sekali warga Indonesia menggunakan
jaminan kesehatan ini. Namun
seiring berjalannya waktu program
ini dianggap merugikan masyarakat
dalam hal prosedur yang berbelit –
belit, pelayanan dokter yang tidak
sesuai dan juga obat yang di batasi,
dan masih banyak lagi prosedur yang
di anggap tidak sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Untuk itu secara garis besar
pelayanan kesehatan di Indonesia
haruslah sesuai dengan prosedur agar
dapat terwujud masyarakat yang
sejahtera sebagai salah satu strategi
pembangunan Indonesia. Dari latar
belakang di atas maka penulis akan
mengambil judul yang sesuai dengan
permasalahan di atas yaitu “Analisis
Perilaku Diskriminasi Pelayanan
Kesehatan Kepada Penerima
Jaminan Kesehatan BPJS di Kota
Tanjungpinang.”
B. Kerangka Teoritis
1. Diskriminasi
Diskriminasi merupakan
tindakan yang memperlakukan satu
6
orang atau satu kelompok secara
kurang adil atau kurang baik atau
adanya pembedaan antara satu orang
dengan yang lainnya. Diskriminasi
merupakan bentuk ketidakadilan.
Pasal 1 ayat 3 Undang-undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, menjelaskan bahwa
pengertian diskriminasi adalah :
“Setiap pembatasan, pelecehan, atau
pengucilan yang langsung maupun
tak langsung didasarkan pada
perbedaan manusia atas dasar agama,
suku, ras, etnik, kelompok, golongan,
status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan politik,
yang berakibat pengangguran,
penyimpangan atau penghapusan
pengakuan, pelaksanaan atau
penggunaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan
baik individual maupun kolektif
dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial, budaya dan aspek
kehidupan lainnya ”.
Menurut Watson dalam Joko
Kuncoro (2008:11) menyatakan
bahwa diskriminasi adalah perlakuan
negatif terhadap kelompok tertentu.
Sedangkan Brigham dalam
Joko Kuncoro (2008:11)
menyatakan bahwa diskriminasi
adalah “Perlakuan secara berbeda
karena keanggotaannya dalam suatu
kelompok etnic tertentu. Kelompok
etnic tersebut diantaranya adalah
suku, bahasa, adat istiadat, agama,
kebangsaan dan lainnya”.
Swim dalam Joko Kuncoro
(2008:11) menyatakan bahwa :
“ Diskriminasi adalah tindakan
negatif terhadap orang yang menjadi
objek prasangka seperti rasial, etnik
dan agama. Diskriminasi merujuk
kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh
individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yang biasa
dijumpai dalam masyarakatmanusia,
ini disebabkan karena kecenderungan
manusian untuk membeda-bedakan
yang lain ”.
Berdasarkan pendapat di atas
bahwa diskriminasi merupakan
adanya tindakan negatif ataupun
tindakan yang berbeda terhadap
individu yang diberikan kepada
pelaku diskriminasi dalam hal ini
salah satu hal dalam pelayanan
7
dokter oleh peserta BPJS berbeda
dibandingkan dengan peserta yang
tidak menggunakan bpjs ini salah
satu hal dalam diskriminasi
pelayanan. untuk melihat apa saja
bentuk- bentuk diskriminasi dibawah
ini terdapat bentuk diskriminasi yang
terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Diskriminasi langsung,
terjadi saat hukum,
peraturan atau kebijakan
jelas-jelas menyebutkan
karakteristik tertentu,
seperti jeniskelamin, ras,
dan sebagainya, dan
menghambat adanya
peluang yang sama.
2. Diskriminasi tidak
langsung, terjadi saat
peraturan yang
bersifat netral menjadi
diskriminatif saat
diterapkan di lapangan.
2. Pelayanan
Pelayanan berarti
memberikan suatu jasa yang di
butuhkan oleh masyarakat dalam
segala bidang.
Albrecht dalam Sedarmayanti
(2009:243), menyatakan bahwa “
Pelayanan adalah suatu pendekatan
organisasi total yang menjadi
kualitas pelayanan yang diterima
pengguna jasa, sebagai kekuataan
penggerak utama dalam
pengoperasian bisnis”.
Sedangkan Pelayanan
Masyarakat menurut Thoha dalam
Sedarmayanti (2009:243) ialah “
Usaha yang dilakukan oleh seseorang
dan atau kelompok orang atau intansi
tertentu untuk memberi bantuan dan
kemudahan kepada masyarakat
dalam mencapai tujuan”.
Sedangkan Monir dalam
Harbani Pasolong (2010:128)
8
menyatakan bahwa “Pelayanan
adalah proses pemenuhan kebutuhan
melalui aktivitas orang lain secara
langsung”.
Sedangkan menurut Kasmir
dalam Harbani pasolong (2010:133)
mengatakan bahwa “ Pelayanan yang
baik adalah kemampuan seseorang
dalam memberikan pelayanan yang
dapat memberikan kepuasaan kepada
pelanggan dengan standar yang
ditentukan”.
3. Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS)
Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial atau BPJS merupakan
lembaga yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan
sosial di Indonesia menurut Undang-
undang Nomor 40 Tahun 2004 dan
Undang-undang Nomor 24 Tahun
2011. Sesuai Undang-undang Nomor
40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional, BPJS
merupakan badan hukum nirlaba.
Berdasarkan Undang-undang
Nomor 24 Tahun 2011, BPJS akan
menggantikan sejumlah lembaga
jaminan sosial yang ada di Indonesia
yaitu lembaga asuransi jaminan
kesehatan PT Askes Indonesia
menjadi BPJS Kesehatan dan
lembaga jaminan sosial
ketenagakerjaan PT Jamsostek
menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
Transformasi PT Askes dan PT
Jamsostek menjadi BPJS dilakukan
secara bertahap. Pada awal 2014, PT
Askes akan menjadi BPJS
Kesehatan.
C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan yaitu metode kualitatif
yang bersifat deskriptif, yaitu
pengolahan dan analisa dengan
9
menggunakan metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kota
Tanjungpinang. Adapun alasan
peneliti melakukan penelitian di kota
Tanjungpinang karena masyarakat
Tanjungpinang mayoritas
menggunakan jaminan kesehatan
bpjs dan bpjs merupakan program
asuransi yang bisa digunakan oleh
masyarakat dari kalangan bawah
sampai kalangan atas.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini
adalah jenis data kualitatif
sebagaimana kualitatif yang berupa
gambaran tentang fenomena yang
diangkat. Dalam penelitian ini
sumber data yang digunakan
meliputi:
a. Data Primer
Menurut Wayan dan
Boediono (2004:7) Data Primer
adalah data yang langsung
dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan atay yang memakai
data tersebut. Keterangan atau fakta
yang diperoleh secara langsung dari
sumber informasi yang dicari. Data
primer ini diperoleh dari responden
yang telah ditentukan peneliti. Dalam
prakteknya diperoleh dari kuisioner
dan jawaban responden pada
kousiner yang telah diberikan
ataupun melalui wawancara secara
langsung kepada responden. Selain
itu dari pengamatan langsung
terhadap situasi lokasi penelitian.
b. Data Sekunder
Sedangkan Data sekunder
menurut Wayan dan Boediono
(2004:7) adalah data yang tidak
secara langsung dikumpulkan oleh
10
orang yang berkepentingan dengan
data tersebut. Data sekunder adalah
data yang diperoleh lewat pihak lain,
tidak langsung diperoleh oleh
peneliti dari subjek penelitiannya.
Dalam hal ini diperoleh dari studi
pustaka yang berasal dari membaca,
menelaah dan mengklafisikasikan
dokumen atau sumber-sumber
tertulis lain yang mendukung
penelitian ini.
4. Informan
Penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan
metode kualitatif yang berdasarkan
pengambilan data bersifat snowball
sampling yang mana data di ambil
pada sampel sumber data yang di
lakukan awalnya berjumlah sedikit,
lama-lama menjadi besar. hal ini
dimaksudkan agar data yang di dapat
sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Penelitian ini dilakukan
dengan mencari informasi secara
langsung kepada informan satu ke
informan lainnya sesuai dengan
waktu informan tersebut dan data
yang didapat akan diperoleh sedikit
demi sedikit kemudian menjadi besar
selanjutnya diolah menjadi sumber
data.
Dalam penelitian ini tidak
mengenal populasi dan sampel
melainkan responden sebagaimana
yang diungkapkan oleh Sugiono
(2010:216) yang mengungkapkan
bahwa dalam penelitian kualitatif
tidak mengenal populasi dan sampel.
Tabel 1.2
Data Informan Penelitian
1 Pega
wai /
karya
wan
BPJS
keseh
atan
Key
infor
man
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
11
asi
tentang
prosed
ur
BPJS
kesehat
an
2 Dokt
er
BPJS
Infor
man
II
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
asi
tentang
apa
saja
keluha
n dari
peserta
BPJS
3 Dokt
er
BPJS
Infor
man
III
Untuk
menget
ahui
bagaim
ana
pelaya
nan
terhada
p
peserta
BPJS
4. Pera
wat
BPJS
Infor
man
IV
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
asi
tentang
apakah
prosed
ur
sudah
sesuai
5. Pera
wat
BPJS
Infor
man
V
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
asi
tentang
bagaim
ana
pember
ian
12
obat
kepada
peserta
BPJS
6. Pera
wat
BPJS
Infor
man
VI
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
asi
tentang
sikap
dan
pelaya
nan
dari
petuga
s BPJS
7. Peser
ta
BPJS
Infor
man
VII
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
asi
tentang
fasilita
s yang
di
dapat
dari
BPJS
kesehat
an
8. Peser
ta
BPJS
Infor
man
VIII
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
asi
tentang
bentuk
–
bentuk
diskri
minasi
kepada
peserta
9. Peser
ta
BPJS
Infor
man
IX
Untuk
menget
ahui
dan
membe
rikan
inform
13
asi
tentang
sikap
dan
pelaya
nan
dari
petuga
s BPJS
1
0.
Peser
ta
BPJS
Infor
man
X
Untuk
menget
ahui
apa
saja
harapa
n dari
peserta
BPJS
Sumber: Observasi tanggal
26 Mei 2016
D. Hasil Penelitian
Diskriminasi merupakan
tindakan yang memperlakukan satu
orang atau satu kelompok secara
kurang adil atau kurang baik atau
adanya pembedaan antara satu orang
dengan yang lainnya. Diskriminasi
merupakan bentuk ketidakadilan.
Diskriminasi merujuk kepada
pelayanan yang tidak adil terhadap
individu tertentu, di mana layanan ini
dibuat berdasarkan karakteristik yang
diwakili oleh individu tersebut.
Diskriminasi merupakan suatu
kejadian yang biasa dijumpai dalam
masyarakat manusia, ini disebabkan
karena kecenderungan manusian
untuk membeda-bedakan yang lain.
. untuk melihat apa saja
bentuk- bentuk diskriminasi di
bawah ini terdapat bentuk
diskriminasi
Berdasarkan hasil penelitian
ini ditemukan bentuk diskriminasi
dalam hal obat yang dapat
ditunjukan dengan pemberian obat
yang dibatasi dan juga persedian obat
sering kosong, sedangkan jika tidak
menggunakan BPJS pasien bebas
14
mendapatkan obat dan tidak
dipungkiri bahwa persedian obat Non
BPJS memang selalu ada dan tidak
pernah kosong sampai jangka yang
cukup lama. Jika ditelusuri kesalahan
stock obat ini akan berdampak
kepada penyembuhan pasien karena
pasien tidak mendapatkan obat
sebagaimana mestinya. Hal yang
disampaikan oleh Dokter BPJS
tentang obat yang diberikan memang
sudah di atur dan tidak bisa melewati
batas aturan. Terkadang pun pasien
ada yang mengeluh tentang obat nya,
karena pasien tersebut tidak sembuh
– sembuh. Namun Dokter pun tidak
bisa berbuat banyak karena sudah
diatur dalam Formularium Nasional.
Berdasarkan hasil penelitian dan
hasil pengamatan bahwa faktor yang
menyebabakan diskriminasi ialah
prosedur yang terlalu berbelit – belit
dan juga perubahan – perubahan
prosedur yang tidak diketahui oleh
peserta. Prosedur yang
mengharuskan peserta berdasarkan
faskes harusnya bisa diubah dengan
tidak berdasarkan faskes karena
sesuai dengan hasil wawancara
bahwa prosedur ini merugikan
peserta jika sakit nya mendadak,
karena tidak semua faskes 24 jam.
Untuk prosedur pelayanan Dokter
dan juga obat sudah diatur
berdasarkan peraturan – peraturan
yang sedang berlaku. Harusnya
sebagai penjamin kesehatan seluruh
masyarakat indonesia, BPJS mampu
melakukan perbaikan untuk
kesehjateraan masyarakat dalam hal
kesehatan dan melihat kebutuhan
masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian
dan temuan menyatakan bahwa
terdapat diskriminasi pelayanan
kesehatan kepada peserta BPJS
15
kesehatan yang dan ditemukan
beberapa faktor – faktor yang
menjadi penyebab diskriminasi itu
terjadi. Adapun beberapa teori
sebagai pendukung dalam penelitian
diungkapkan oleh Swim dalam Joko
Kuncoro (2008:11) menyatakan
bahwa “Diskriminasi adalah tindakan
negatif terhadap orang yang menjadi
objek prasangka seperti rasial, etnik
dan agama. Diskriminasi merujuk
kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan
karakteristik yang diwakili oleh
individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yang biasa
dijumpai dalam masyarakatmanusia,
ini disebabkan karena kecenderungan
manusian untuk membeda-bedakan
yang lain ”.
Diskriminasi merujuk kepada
pelayanan yang tidak adil terhadap
individu tertentu, di mana layanan ini
dibuat berdasarkan karakteristik yang
diwakili oleh individu tersebut.
Diskriminasi merupakan suatu
kejadian yang biasa dijumpai dalam
masyarakat manusia, ini disebabkan
karena kecenderungan manusian
untuk membeda-bedakan yang lain.
Berdasarkan pernyataan
diatas bahwa diskriminasi merujuk
kepada pelayanan yang tidak adil
terhadap individu tertentu dan jika
dihubungkan dengan hasil penelitian
bahwa mengungkapkan adanya
perlakuan yang berbeda yang
diberikan kepada peserta BPJS
seperti dalam hal pemberian obat,
prosedur yang berbelit – belit dan
juga sikap dari petugas yang acuh tak
acuh kepada peserta BPJS, dan jika
dibandingkan dengan peserta non
BPJS pelayanan yang diberikan lebih
baik.
16
Dari penjelasan teori diatas
menyatakan bahwa perlakuan sama
yang diberikan tanpa membedakan
akan memberikan efek positif seperti
dalam hal pelayanan kesehatan
peserta BPJS, jika pelayanan
kesehatan yang diberikan tidak
berbeda dengan peserta Non – BPJS
maka tingkat kesehatan peserta BPJS
akan lebih baik dan akan
memeberikan dorongan/motivasi
kepada individu tersebut. Dalam hal
ini akan berdampak pada
kesembuhan peserta.
Adapun Penelitian terdahulu
untuk mendukung penelitian ini
sebagai berikut :
1. Hasil penelitian oleh Yuswarni
(2015) dalam penelitiannya yang
berjudul “ Diskriminasi pelayanan
pendidikan bagi difabel (studi pada
SDN Kapuhan dan SDN 1 Jambidan
di Kabupaten Bantul) Menurut
Yuswarni terjadi subordinasi dan
pelabelan terhadap siswa difabel
seperti dalam hal pemisahan tepat
duduk dengan siswa lainnya dan juga
ditemukan sarana pelayanan
pendidikan yang tidak
mengakomodir kebutuhan siswa
difabel ”.
2. Hasil penelitian oleh Masni (2014)
dengan judul penelitian “ Analisis
Prilaku Diskriminasi Aparatur
Pelayanan Publik ( studi pada RSUD
Baruga Timur baru ) Masni
menyatakan diskriminasi yang terjadi
bahwa perilaku diskriminasi yang
berlangsung dalam pelayanan
kesehatan di RSUD Baruga Timur
Baru diadaptasikan dari ketentuan
dan sistem pelayanan yang berlaku
dalam lingkungan pelayanan
kesehatan. Ketentuan dan sistem
pelayanan yang ada membentuk
relasi asimetris, yang menjadi acuan
17
normatif maupun individual aparatur
untuk berperilaku diskriminatif.
Munculnya tema penelitian ini
berawal dari banyaknya keluhan
masyarakat seputar pelayanan publik
yang diwarnai perilaku diskriminasi.
Institusi pelayanan pemerintah
menjadi „sarang‟ diskriminasi yang
banyak terungkap dari berbagai
penelitian maupun media massa.
Satu diantaranya yang banyak
mendapat sorotan yakni unit
pelayanan kesehatan dengan
seringnya para petugas pelayanan
melakukan perilaku diskriminasi.
Dengan berbagai pola, perilaku
diskriminasi tersebut umumnya
ditimpakan kepada kaum miskin atau
mereka yang berstatus ekonomi
lemah. Perilaku diskriminasi
menegasikan masyarakat miskin dari
pelayanan kesehatan dan berdampak
pada rendahnya derajat kesehatan
masyarakat di Indonesia
3.Hasil penelitian Junie Nursyamza
(2013) dengan judul penelitian “
Diskriminasi Pelayanan Masyarakat
di Kantor Kecamatan Padang Utara
Kota Padang” hasil penelitian
tersebut ialah Motif sosial dan motif
ekonomi juga menjadi penyebab
terjadinya diskriminasi pelayanan di
kecamatan padang utara. Kedudukan
dan posisi seseorang baik di
pemerintahan dan di masyarakat
serta hubungan kedekatan dengan
aparatur pelayanan sangat
berpengaruh terhadap pelayanan
yang didapatkan. Begitu juga dengan
rendahnya penghasilan petugas
pelayanan serta tidak tegasnya
penegakan reward and punishment
menyebabkan rendahnya kualitas
pelayanan.
18
Kesimpulan yang terjadi
kepada peserta BPJS yaitu bentuk
diskriminasi dalam hal pemberian
obat yang dibatasi akan berdampak
kepada proses penyembuhan pasien
dan tidak hanya itu bahwa fenomena
yang terjadi di lapangan bahwa stok
obat BPJS sering kosong yang
mengaharuskan pasiennya mencari
sendiri obat di luar. Namun hal yang
paling mendasar tentang perbedaan
obat BPJS dengan Non- BPJS ialah
stok obat Non-BPJS selalu ada.
Perbedaan prosedur
pelayanan untuk peserta BPJS juga
dirasa sangat berbelit – belit dan
terlalu memaksakan prosedur
tersebut harus diikuti, seperti dalam
hal berobat berdasarkan Faskes
pertama, sedangkan tidak semua
faskes pertama buka 24 jam dan jika
ingin berobat ke rumah sakit harus
benar- benar dalam keadaan darurat.
Terakhir dalam hal pembedaan sikap
petugas terhadap peseprta BPJS
kerap kali ditunjukan kepada peserta
yang berobat, dengan sikap yang
acuh tak acuh dan rendahnya tingkat
kepedulian terhadap pasien juga akan
berdampak kepada proses
penyembuhan pasien. prilaku yang
kurang menyenangkan dari para
petugas salah satunya dengan sikap
petugas yang acuh tak acuh terhadap
pasien BPJS dan sering kali
pelayanan yang diberikan petugas
juga kurang baik seperti lambatnya
penanganan, dibuktikan dengan
adanya loket khusus untuk pasien
BPJS. Faktor – faktor penyebab
diskriminasi karena adanya faktor
oragnisasional dan individu. Faktor
organisasional dalam hal prosedur
merupakan faktor penyebab
diskriminasi karena peserta
mengaanggap prosedur BPJS
19
sekarang jauh lebih ribet dan hanya
menguntungkan beberapa pihak saja.
Kurangnya pengawasan dari pihak
BPJS terhadap mitra – mitra yang
bekerjasama juga akan berdampak
pada jalannya program dimana
kurangnya pengawasan tidak akan
menyelesaikan masalah yang muncul
karena pihak BPJS tidak mengetahui
bagaimana jelas permasalahanya.
Dalam faktor individu terdapat
beberapa indikasi faktor – faktor
penyebab diskriminasi yaitu sifat dan
kepribadian individu yang ditunjukan
kepada peserta juga akan berdampak
pada keberhasilan suatu program
jaminan dan jika sifat ataupu
kepribadian sudah tetap dan tidak
bisa berubah maka bukan tidak
mungkin program ini akan mendapat
banyak keluhan, Pihak BPJS selaku
program jaminan mampu
memeberikan teguran kepada
petugas yang acuh tak acuh kepada
peserta. Tanggungjawab dalam
pelaksanaan tugas juga menjadi
penentu berhasilnya program BPJS
karena tingginya rasa tanggungjawab
terhadap pelaksanaan tugas juga akan
mengurangi keluhan – keluhan yang
timbul dari berbagai elemen
masyarakat yang menggunakan BPJS
kesehatan. Dan kurangnya rasa
tanggungjawab dalam hal pelaksanan
program akan memunculkan
permasalahan.
Dari hasil penelitian dan
kesimpulan tersebut, maka dapat
diberikan saran agar dimasa yang
akan datang BPJS dapat
meningkatkan kualitasnya.
Saran untuk pemberian obat
yang dibatasi agar BPJS lebih
mementingkan kepentingan peserta
dibanding dengan kepentigan
beberapa pihak mengingat bahwa
20
BPJS merupakan program gotong
royong yang artinya yang sehat
membiayai yang sakit dan tidak ada
batasan tentang obat yang diberikan
guna proses penyembuhan pasien
dan juga saran untuk ketersidaan
obat BPJS harus diperhatikan karena
jika dibandingkan dengan obat
reguler bahwa obat reguler selalu ada
sedangkan obat BPJS selalu kosong
padahal obat yang diberikan sama
namun obat BPJS yang selalu kosong
untuk selanjutnya pihak BPJS
mencari solusinya.
Saran untuk prosedur yang
berbelit – belit agar terus dilakukan
perbaikan karena peserta banyak
yang merasa bingung dan juga
merasa rugi.
Saran terhadap petugas yang
acuh tak acuh kepada peserta agar
diberikan teguran dalam melayani
peserta BPJS dengan sebagaimana
mestinya dan pihak BPJS selaku
pihak pertama agar mencari sumber
– sumber kenapa ha tersebut bisa
terjadi.
Saran penulis dalam
penelitian ini dalam hal faktor –
faktor penyebab diskriminasi dalam
hal prosedur agar dipertimbangkan
kembali sebagaimana mestinya
dalam memenuhi kebutuhan peserta.
Serta pengawasan dari pihak BPJS
dirasa perlu dalam melihat kasus –
kasus apa saja yang sedang terjadi.
Saran untuk faktor individu
agar sikap yang diberikan kepada
peserta agar lebih baik lagi baik dari
pihak BPJS maupun mitra – mitra
yang bekerja sama dengan BPJS dan
juga harus mempunyai rasa
tanggungjawab dalam pelaksanaan
program agar berhasil dalam
mencapai tujuan.
21
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Alo, Liliweri. 2004. Prasangka
dan Konflik : Komunikasi
Lintas Budaya
Masyarakat Multikultur.
Yogyakarta: LkiS.
C.S.Hutasoit. Pelayanan
Publik Teori dan
Aplikasi, Jakarta:
Magnascript Publishing,
Cetakan pertama, Maret
2011.
Dayakisni, T. dan
Hudaniah.2003.
Psikologi sosial.
Universitas
Muhammadiyah:Malang.
Hardiansyah. 2011. Kualitas
Pelayanan Publik
Konsep, Dimensi,
Indikator, dan
implementasinya.
Yogyakarta: Gava media.
Pasolong, Harbani.2010. Teori
administrasi
publik.Alfabeta:Bandung
Poltak, Sinambela, Lijan dkk.
2008. Reformasi
Pelayanan Publik Teori,
Kebijakan dan
Implementasinya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Ratminto dan Winarsih,atik
septi.2005. manajemen
pelayanan.Sinergi Visi
Utama: Yogyakarta
Sedarmayanti. 2009. Reformasi
administrasi publik,
Reformasi birokkrasi,
dan Kepemimpinan masa
22
depan. PT. Refika
Aditama: Bandung
Sugiyono.2010. Metode
Penelitian Kuantitatif
kualitatif dan R&D.
Alfabeta:Bandung
Wayan,Boediono.2004. Teori
dan aplikasi statistika
dan probabilitas.PT
Remaja Rosdakarya
Offset:Bandung
JURNAL
Fatmawati, Stigmatisasi dan
prilaku diskriminasi
pada perempuan
bertato. Fakultas
Ilmu Pendidikan:
Unismuh Makassar
Joko, Kuncoro.prasangka dan
diskriminasi .hal
11.Fakultas
psikologi:UNISSUL
A Semarang
Masni.Analisis prilaku
diskriminasi
aparatur pelayanan
publik.hal
10.Fakultas ilmu
sosial dan Ilmu
politik:Universitas
Gadjah Mada
Nursyamza Junie, Diskriminasi Pelayanan
Masyarakat di
Kantor Kecamatan
Padang Utara Kota
Padang. Fakultas
ilmu sosial dan ilmu
politik: Universitas
Gadjah Mada
Savitri Intan Setiawati, Membangun
Budaya Damai
Berkesinambungan:
Pendekatan Teori
Identitas Sosial,
23
Etnosentrisme dan
Psikologi Komunitas
di Poso,Sulawesi
Tengah. Fakultas
Psikologi :
Universitas Gadjah
Mada
Yuswarni. Diskriminasi
pelayanan
pendidikan bagi
difabel (studi pada
SDN Kapuhan dan
SDN 1 Jambidan di
Kabupaten Bantul)
Fakultas ilmu sosial
dan Ilmu
politik:Universitas
Gadjah Mada
ARTIKEL
Tanjungpinang pos , 3 April
2016 “Pasien BPJS
Kerap Dipandang
Sebelah Mata”
Tanjungpinang pos, 6 Januari
2016 “Dewan Desak
Pelayanan Untuk
Peserta BPJS di
RSUD
Tanjungpinang
Dimaksimalkan”
DOKUMENTASI
Undang-undang No 24 Tahun
2011 Tentang Jaminan Sosial
Undang-undang No 39 Tahun
1999 Tentang HAM
Undang-undang No 40 Tahun
2004 Tentang Jaminan Sosial
Undang-undang No 63 Tahun
2003 Tentang Pelayanan publik