ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI...

104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan Memenuhi Syarat – Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh : DWI RAHAYU NIM . F0108058 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI...

Page 1: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA

SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG,

PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – Tugas Dan Memenuhi Syarat – Syarat

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh :

DWI RAHAYU

NIM . F0108058

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG,

PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

Dwi Rahayu NIM. F0108058

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah terdapat hubungan antara faktor

internal dan faktor eksternal terhadap dinamika kelompok dan apakah terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan kemandirian kelompok di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Diduga terdapat hubungan positif antara faktor internal dan faktor eksternal anggota dengan dinamika kelompok, dan diduga terdapat hubungan positif antara dinamika kelompok dengan anggota Grameen Bank Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung. Sampel yang digunakan sebanyak 30 anggota Grameen Bank dengan teknik cluster random sampling. Analisis data menggunakan pengujian statistik dengan bantuan program SPSS 11.5. Dalam menganalisis digunakan uji korelasi Kendall Tau-b dengan menggunakan tingkat signifikan pada taraf kepercayaan 0,05 dan 0.01. Hasil penelitian menunjukkan dengan uji korelasi Kendall Tau-b menunjukan Secara umum Grameen Bank sudah dinamis. Tingkat dinamika kelompok yang termasuk dalam kategori tinggi (sudah dinamis) adalah: tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan kelompok, kekompakan kelompok, dan suasana kelompok. Secara umum Grameen Bank sudah mandiri. Tingkat kemandirian kelompok Grameen Bank yang termasuk dalam kategori sedang dan tinggi (cukup mandiri) adalah: tingkat perkembangan usaha, tingkat perkembangan jaringan, tingkat kerapian sistem adminitrasi dan perkembangan modal

Berdasarkan uji korelasi Kendall Tau-b, secara umum faktor internal anggota kelompok yang berhubungan nyata dengan tingkat dinamika kelompok adalah usia Grameen Bank dan sikap kewirausahaan. Sedangkan pengalaman berusaha dan sikap kewirausahaan ternyata efektif meningkatkan kemandirian anggota kelompok. Faktor eksternal ternyata tidak berhubungan secara nyata dengan tingkat dinamika kelompok tetapi berhubungan nyata dengan tingkat kemandirian kelompok pada keterjangkauan informasi. Secara umum, tingkat dinamika kelompok berhubungan nyata dengan kemandirian anggota kelompok dan sebaliknya, kemandirian anggota kelompok juga dapat mempengaruhi kedinamisan kelompok.

Dinamika kelompok dan kemandirian anggota kelompok Grameen Bank dapat ditingkatkan melalui pengembangan sikap kewirausahaan, penyediaan akses terhadap keterjangkauan informasi, pembinaan kelompok dan tingkat perkembangan kelompok.

Kata Kunci : Dinamika kelompok, Kemandirian kelompok, Grameen Bank, faktor eksternal, faktor internal, cluster random sampling, uji Kendall Tau-b.

Page 3: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

AN ANALYSIS ON THE DYNAMICS OF GRAMEEN BANK GROUP IN SUKOHARJO VILLAGE, PABELAN SUBDISTRICT, SEMARANG

REGENCY, CENTRAL JAVA PROVINCE, IN 2011

Dwi Rahayu NIM F0108058

ABSTRACT

This research aims to explain whether or not there is a relationship of internal

factor and external factor to the group dynamics and whether or not there is a relationship between group dynamics and group independency in Sukoharjo Village, Pabelan Subdistrict, Semarang Regency, Central Java Province. It is assumed that there is positive relationship of internal factor and external factor to the group dynamics and there is a positive relationship between group dynamics and group independency in Sukoharjo Village, Pabelan Subdistrict, Semarang Regency, Central Java Province.

This study belongs to a quantitative research, the one aiming to get verification of a hypothesis. The data collection was done using interview, questionnaire and direct observation. The sample was taken using cluster random sampling technique, consisted of 30 Grameen Bank members. The data analysis was done using statistical test with SPSS 11.5 program aid. In the analysis, the Kendal Tau-b correlational test was used at significance level of 0.05 and 0.01. The result of research using Kendal Tau-b correlational test showed that generally Grameen Bank had been dynamic. The group dynamics level belonging to high (had been dynamic) category included: group objective, group structure, task function, group counseling and development, group compactness, and group circumstance. Generally, Grameen Bank had been independent. The independency level of Grameen bank belonging to high (independent enough) category included: business development level, network development level, administration system’s orderliness level and capital development.

Based on the result of Kendal Tau-b correlational test, generally, the internal factors of group member having significant relationship to the group dynamics level were Grameen Bank age and entrepreneurship attitude. Meanwhile business experience and entrepreneurship attitude improve effectively the group member’s independency. The external factor in fact did not have significant relationship to group dynamics but had significant relationship to the group independency level at information affordability. Overall, the group dynamics had significant relationship to the group member’s independency and otherwise, the group member’s independency could also affect the group dynamics.

Group dynamics and group member independency of Grameen Bank could be improved through the development of entrepreneurship attitude, access provision to information affordability, group counseling and group development level. Keywords: Group Dynamics, Group Independency, Grameen Bank, external factor,

internal factor, cluster random sampling, Kendal Tau-b test.

Page 4: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG,

PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

Surakarta, Desember 2011

Disetujui dan diterima oleh

Pembimbing

Page 5: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi

syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Surakarta, 11 Januari 2012

Tim Penguji Skripsi 1. Dr. Yunastiti P,M.P )

NIP. 19590613 198403 2001

2. Drs. A. Daerobi, M.S Sebagai Pembimbing ( ) NIP. 19570804 198601 1002

3. Dr.Guntur Riyanto,M,Si Sebagai Anggota ( ) NIP. 19580927 198601 1001

Page 6: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai harapannya, maka Allah akan

memberi kepuasan dalam hatinya, menghimpunkan segala impiannya, dan dunia

pun akan mendatanginya dengan merunduk. Dan barangsiapa yang menjadikan

dunia sebagai cita-citanya, maka Allah akan jadikan kemiskinan di depan

matanya, membayarkan segala impiannya, dan dunia takkan mendatanginya

melainkan apa yang telah ditentukan baginya

(HR. Tirmidzi)

Terimalah sesuatu yang tidak dapat kamu ubah dan ubahlah sesuatu yang tidak

dapat kamu ubah. Bersyukurlah terhadap sesuatu yang telah diberi olehNya

karena rasa syukur dapat menjadikan seseorang ikhlas menjalani hidup dan selalu

berusaha mengoptimalkan sesuatu yang dimiliki sehingga keterbatasan dapat

dilawan dan meraih apa yang dicita – citakan

(Penulis)

Barang siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dia celaka. Barang

siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, dia merugi. Dan barang siapa hari

ini lebih baik daripada hari kemarin, maka ialah yang beruntung.

(Al Hadist)

Be better is better than be the best

Page 7: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini penulis persembahkan untuk :

Rabb Penguasa Alam Semesta, Allah SWT atas limpahan kekuatan, nikmat,

karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Orangtuaku tercinta, ayah dan ibu yang selalu memberi doa dan pengorbanan

untuk penulis

Dosen Pembimbing-ku yang dengan sabar telah membantu menyelesaikan karya

ini. Semoga Allah tetap memberi beliau hidayah dan keistiqomahan.

Page 8: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT tak henti-hentinya penulis ucapkan atas

segala rahmat, Hidayah dan InayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang ” ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI

DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN

SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 ” ini dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas

Sebelas Maret Surakarta. Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dari

banyak pihak, maka pada kesempatan ini dengan rendah hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Drs Akhmad Daerobi MS selaku pembimbing skripsi yang telah banyak

membantu dan membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.

2. Bapak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Supriyono, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan di

Fakultas Ekonomi UNS.

4. Bapak Drs. Bambang Sarosa, MS, selalu memberi semangat dan membantu

penulis menyelesaikan skripsi

5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh pegawai dan karyawan di Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Seluruh anggota Grameen Bank di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan,

Kabupaten Semarang yang telah banyak membantu penulis dalam

mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.

7. Bapak Drs. Dwi Haenri SP yang telah banyak membantu penulis dalam

mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi.

8. Bapak Dr Mahendra Wijaya MS makasih dah diberi kepercayaan jadi asdos

bapak, makasih buat petuah-petuahnya (kalau ke UGM lagi saya diajak ya

pak)

Page 9: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

9. Orang tuaku tersayang ( maaf ya bu aku sering bandel kalau dibilangin tapi

aku janji nggak bandel lagi. Aku sayang ma ibu),

10. Asisten Asdos thanks banget yah dah banyak bantuin, sory kalau sering

ngambeg ma kamu

11. Teman – teman angkatan 2008 Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

semua jurusan terutama jurusan Ekonomi Pembangunan. Terima kasih atas

segala yang diberikan sehingga aku dapat berkembang sampai saat ini. Mohon

maaf tidak disebutkan satu per satu, semoga dapat terwakili.

12. Teman – teman dekatku di Ekonomi Pembangunan : Nerjonk, Sari, Arien,

Diah ( ayo semangat ngerjain skripsinya, makasih ya dah jadi temen baikku

slama ini ), Yudi, Ardan, Godam, Ucup, Cumi, Aris, Joko (kuliah sing

tenanan, ra nongkrong wae,hahahaha), Intan, Dewi, Fitri, Ningrum ( Kapan qt

jadi ke Bali),

13. Teman – teman Kos Tika ( Elsa, Dea, Ayuk, Hany, Putri, Galuh,Tinul)

makasih yah dah jagain dagangan ku. Kapan jadi main kerumahku, ayo flying

fox

14. Buat Mahasiswa Mitra Husada makasih atas kerjasamanya, seneng banget dah

diberi kesempatan buat ngajar kalian( ayo jadi hangout bareng nggak)

Penulis sadar bahwa segalanya tak ada yang sempurna dan tidak dapat

disangkal pula jika dalam skripsi ini terdapat kekurangan. Akhir kata penulis

berharap agar karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis

pribadi dan bagi para pembaca yang budiman.

Surakarta, Desember 2011

Penulis

Page 10: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DARTAR TABEL ........................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 8

A. Kelompok ................................................................................ 8

B. Dinamika kelompok ................................................................. 9

1. Tujuan kelompok ............................................................... 10

2. Fungsi tugas ....................................................................... 11

3. Struktur kelompok ............................................................. 12

4. Pembinaan dan pengembangan kelompok ........................ 13

5. Kekompakan kelompok ..................................................... 13

6. Suasana kelompok ............................................................. 15

C. Kemandirian Kelompok ........................................................... 15

D. Lembaga keuangan mikro ........................................................ 17

E. Grameen Bank .......................................................................... 18

Page 11: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

F. Penelitian sebelumnya .............................................................. 23

G. Kerangka Pemikiran ................................................................. 27

H. Hipotesis ................................................................................... 29

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 30

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................ 30

B. Populasi dan Sampel ................................................................ 30

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 31

D. Sumber Data ............................................................................. 40

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 40

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 41

BAB IV. ANALISIS DATA ..................................................................... .…. 43

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ........................................ 43

1. Kondisi Geografis ............................................................. 43

2. Keadaan penduduk ............................................................ 43

3. Organisasi Pemerintahan DesaSukoharjo ......................... 46

B. Faktor Internal Anggota Grameen Bank .................................. 51

1. Usia ( ........................................................................ 51

2. Pendidikan Formal ( ................................................. 53

3. Pendidikan Non Formal ( ......................................... 53

4. Pengalaman Berusaha ............................................ 54

5. Usia Kelompok ( ...................................................... 55

6. Tingkat pendapatan ( ................................................ 55

7. Sikap Kewirausahaan ( ............................................. 56

C. Faktor Eksternal Kelompok Grameen Bank ........................... 56

1. Intensitas Penyuluhan ( ............................................ 57

2. Keterjangkauan Informasi ( ...................................... 58

3. Ketersediaan Kredit Bergulir ( ................................ 59

Page 12: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

D. Dinamika Kelompok Grameen Bank ...................................... 61

1. Tujuan Kelompok ( ................................................... 61

2. Struktur Kelompok ( ................................................. 63

3. Fungsi Tugas ( ........................................................... 64

4. Pembinaan Dan Pengembangan kelompok ( ............ 65

5. Kekompakan kelompok ( .......................................... 66

6. Suasana kelompok ............................................................. 67

E. Kemandirian Anggota Kelompok Grameen Bank ................... 68

1. Tingkat Perkembangan Usaha ( ............................... 69

2. Perkembangan Permodalan ..................................... 70

3. Tingkat Kerapian Sistem Administrasi ( .................. 72

4. Tingkat Perkembangan Jaringan ............................ 74

F. Hubungan Faktor Internal dengan Tingkat Dinamika

Kelompok dan Tingkat Kemandirian Anggota Grameen Bank 76 7

G. Hubungan Faktor dengan Tingkat Dinamika Kelompok dan

Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok Grameen Bank ...... 82

H. Hubungan Tingkat Dinamika Kelompok Grameen Bank

dengan Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok Grameen

Bank .......................................................................................... 84

I. Hubungan Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok

Grameen Bank dengan Tingkat Dinamika Kelompok ............. 86 94

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 89

B. Saran ......................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

3.1. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 31

4.1. Komposisis penduduk menurut usia ....................................................... 44

4.2. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian ........................................ 45

4.3. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan umum ........................... 45

4.4. Faktor internal anggota kelompok Grameen Bank ................................. 51

4.5. Faktor eksternal anggota kelompok Grameen Bank ............................... 57

4.6. Dinamika kelompok Grameen Bank ...................................................... 61

4.7. Kemandirian anggota Grameen Bank ..................................................... 68

4.8. Hubungan faktor internal anggota dengan tingkat dinamika kelompok

Grameen Bank ........................................................................................ 76

4.9. Hubungan faktor internal anggota dengan tingkat kemandirian

anggota kelompok Grameen Bank ......................................................... 80

4.10. Hubungan faktor eksternal anggota dengan tingkat dinamika

kelompok Grameen Bank ....................................................................... 82

4.11. Hubungan faktor eksternal anggota dengan tingkat kemandirian

anggota kelompok Grameen Bank ......................................................... 83

4.12. Hubungan tingkat dinamika kelompok dengan kemandirian anggota

kelompok ................................................................................................ 85

4.13. Hubungan tingkat kemandirian anggota kelompok dengan tingkat

dinamika kelompok ................................................................................ 87

Page 14: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

2.1. Kerangka Pemikiran Penguatan Partisipasi Masyarakat ........................ 28

4.1. Struktur organisasi Desa Sukoharjo ....................................................... 50

Page 15: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG,

PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

Dwi Rahayu NIM. F0108058

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah terdapat hubungan antara faktor

internal dan faktor eksternal terhadap dinamika kelompok dan apakah terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan kemandirian kelompok di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Diduga terdapat hubungan positif antara faktor internal dan faktor eksternal anggota dengan dinamika kelompok, dan diduga terdapat hubungan positif antara dinamika kelompok dengan anggota Grameen Bank Desa Sukoharjo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pembuktian dari sebuah hipotesis. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan kuesioner serta pengamatan langsung. Sampel yang digunakan sebanyak 30 anggota Grameen Bank dengan teknik cluster random sampling. Analisis data menggunakan pengujian statistik dengan bantuan program SPSS 11.5. Dalam menganalisis digunakan uji korelasi Kendall Tau-b dengan menggunakan tingkat signifikan pada taraf kepercayaan 0,05 dan 0.01. Hasil penelitian menunjukkan dengan uji korelasi Kendall Tau-b menunjukan Secara umum Grameen Bank sudah dinamis. Tingkat dinamika kelompok yang termasuk dalam kategori tinggi (sudah dinamis) adalah: tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan pengembangan kelompok, kekompakan kelompok, dan suasana kelompok. Secara umum Grameen Bank sudah mandiri. Tingkat kemandirian kelompok Grameen Bank yang termasuk dalam kategori sedang dan tinggi (cukup mandiri) adalah: tingkat perkembangan usaha, tingkat perkembangan jaringan, tingkat kerapian sistem adminitrasi dan perkembangan modal

Berdasarkan uji korelasi Kendall Tau-b, secara umum faktor internal anggota kelompok yang berhubungan nyata dengan tingkat dinamika kelompok adalah usia Grameen Bank dan sikap kewirausahaan. Sedangkan pengalaman berusaha dan sikap kewirausahaan ternyata efektif meningkatkan kemandirian anggota kelompok. Faktor eksternal ternyata tidak berhubungan secara nyata dengan tingkat dinamika kelompok tetapi berhubungan nyata dengan tingkat kemandirian kelompok pada keterjangkauan informasi. Secara umum, tingkat dinamika kelompok berhubungan nyata dengan kemandirian anggota kelompok dan sebaliknya, kemandirian anggota kelompok juga dapat mempengaruhi kedinamisan kelompok.

Dinamika kelompok dan kemandirian anggota kelompok Grameen Bank dapat ditingkatkan melalui pengembangan sikap kewirausahaan, penyediaan akses terhadap keterjangkauan informasi, pembinaan kelompok dan tingkat perkembangan kelompok.

Kata Kunci : Dinamika kelompok, Kemandirian kelompok, Grameen Bank, faktor eksternal, faktor internal, cluster random sampling, uji Kendall Tau-b.

Page 16: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan bukanlah masalah baru bagi bangsa Indonesia.

Kemiskinan merupakan suatu masalah yang selalu dihadapi oleh sebagian

besar penduduk Indonesia. Kemiskinan adalah sebagai suatu standar tingkat

hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada

sejumlah orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku pada

masyarakat (Panjaitan, 2000 : 7).

Standar kehidupan yang rendah ini secara langsung tampak

pengaruhnya terhadap tingkat keadaan kesehatan, kehidupan moral dan rasa

harga diri dari mereka yang tergolong miskin. Dari pengertian itu dapat

diketahui bahwa kemiskinan merupakan kondisi suatu masyarakat yang

mengalami ketidakberdayaan dalam memenuhi kebutuhan dasar, seperti

sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dasar, yang pada akhirnya

akan menimbulkan kesenjangan sosial dalam masyarakat.

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998

menyebabkan bertambahnya penduduk yang hidup dibawah garis

kemiskinan. Krisis yang awalnya hanya krisis ekonomi telah melebar menjadi

krisis multidimensional yang menghancurkan berbagai aspek kehidupan

masyarakat. Krisis yang menimpa hampir seluruh lapisan masyarakat tersebut

1

Page 17: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin terutama diakibatkan

oleh melonjaknya harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya.

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks tersebut

membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

Namun penangananya selama ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan.

Untuk itu, diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh

dalam upaya penanggulangan kemiskinan dengan melibatkan semua

komponen permasalahan, dan strategi penanganan yang berkelanjutan, serta

tidak bersifat temporer.

Salah satu cara mengatasi kemiskinan yaitu dengan Grameen Bank,

Grameen Bank terlahir dari rasa keputus asaan Yunus atas teori ekonomi

yang muluk-muluk tetapi tidak menyentuh kemiskinan, dan atas keengganan

lembaga keuangan formal terutama perbankan untuk memberikan kredit bagi

kelompok miskin yang dinilai tidak potensial untuk menjadi nasabah Bank.

Dari hasil pengamatannya selama tahun 1975 s/d 1976, Yunus menyimpulkan

bahwa kemiskinan bukan karena mereka malas dan bodoh, tetapi karena

masalah mendasar dalam sistem (kemiskinan struktural), yaitu mereka tidak

memiliki modal, sedangkan untuk meminjam kepada lembaga perkreditan

formal mereka terbentur pada masalah agunan.

Pada waktu pengamatan berikutnya Yunus mengetahui bahwa ada

jaminan yang lebih berharga dari anggunan dalam kehidupan kelompok

miskin yaitu Social capital. Selain itu ia berkeyakinan bahwa kelompok

miskin mempunyai kemampuan terpendam untuk mempertahankan hidup dan

Page 18: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

ini telah dibuktikan dengan eksistensi mereka dari generasi ke generasi. Dari

keyakinannya ini Yunus betekad untuk membangun Bank yang mau

memberikan modal bagi kelompok miskin, dimulai dengan proyek percobaan

kredit mikro, yang berhasil mengangkat 500 orang anggotanya untuk

melewati garis kemiskinan. Keberhasilan proyeknya memberanikan Yunus

melobi Bank Central Bangladesh. Pada tahun 1979 Bank Central

menyanggupi untuk memberikan pinjaman modal awal bagi Bank yang akan

dibangunnya yaitu Grameen Bank. Dalam perkembangannya Grameen Bank

mendapat tambahan modal baik berupa pinjaman maupun Hibah dari

berbagai pihak seperti Bank dunia, USAID, IFAD dan bank-bank swasta.

Sampai dengan akhir tahun 2005 Grameen Bank telah mempunyai cabang

sebanyak 1175 di 41.000 desa, dengan total anggota lebih dari 2 juta orang.

Demikian juga dana yang telah disalurkan selama 24 tahun secara kumulatif

mencapai lebih kurang US $ 2 Miliar , atau lebih kurang 84 Juta US $ per

tahun. Jumlah modal yang dimiliki Grameen Bank juga berkembang menjadi

US $ 163,2 juta, dimana 92 % nya adalah milik anggota.

Sampai tahun 1999 model Grameen Bank telah direplikasi di 59

negara di dunia, terutama di negara-negara sedang berkembang. Pada tahun

ini diperkirakan lebih banyak lagi negara yang mengadopsi. Di Indonesia

lembaga pertama kali yang mereplikasi Grameen Bank adalah Karya Usaha

Mandiri (KUM) pada tahun 1989. Dalam perkembangaannya banyak lembaga

yang telah mereplikasi Grameen Bank di antaranya Yayasan Mitra Usaha

(YMU) di Bekasi, Yayasan Mitra Karya (YMK) di Malang, Yayasan

Page 19: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dharma Bhakti Para Sahabat (YDBP) di Jawa Barat, Yayasan Pokmas

Mandiri di Sumatera Utara, dan BKCJP di Jawa Tengah. Lembaga-lembaga

replikator Grameen Bank ini sejak April 1999 telah mendirikan Forum

Replikator Grameen Bank di Indonesia (FREND).

Di Jawa tengah, tercatat Fakultas Ekonomi UNS merupakan salah

satu perguruan tinggi yang mereplikasi Grameen Bank, dalam rangka

melaksanakan tri dharma perguruan tingi, terutama dalam pengabdian

kepada masyarakat miskin. Sejak tahun 1997 fakultas tersebut telah

mendirikan lembaga yang bernama Bangun Karya Central Java Project

(BKCJP). Namun secara intensif baru beroperasi pada tahun 1999. Tujuannya

adalah membantu orang miskin yang ada di pedesaan agar memperoleh

pinjaman cepat, murah, dan mudah. Diharapkan dengan bantuan tersebut,

orang miskin di pedesaan memiliki kemampuan untuk mengembangkan

usaha secara mandiri. Di samping itu dapat melepaskan mereka dari rentenir.

Secara makro diharapkan BKCJP dapat berpartisipasi dalam mengurangi

lingkaran kemiskinan di pedesaan. Saat ini, BKCJP telah beroperasi di tiga

kabupaten, yaitu Kabupaten Karanganyar, Boyolali, dan Semarang.

Di Kabupaten Semarang sendiri Grameen Bank beroperasi di Desa

Sukaharjo Kecamatan Pabelan. Desa Sukaharjo mempunyai penduduk

sebanyak 2985 jiwa yang terdiri dari 1474 laki-laki dan 1511 perempuan

dengan jumlah KK sebanyak 933 KK. Secara geografis letak Desa Sukoharjo

sangat mendukung yaitu sebagai penghubung antar desa untuk menuju pusat

perekonomian yaitu Kota Salatiga, maupun pusat pemerintahan di Kecamatan

Page 20: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Salatiga. Desa Sukoharjo termasuk dalam daftar desa swasembada tetapi

kemampuan masyarakatnya atau Sumber Daya Manusia (SDM) masih sangat

tertinggal. Di sektor ekonomi perkembangan pembangunan Desa Sukoharjo

mengalami banyak hambatan dan terseok-seok pertumbuhan kemajuannya

sangat lamban.

Keberhasilan pembangunan tidak akan lepas dari partisipasi

masyarakat. Dalam upaya meningkatkan keberhasilan berbagai program

pembangunan dapat dilakukan dengan pendekatan kelompok masyarakat,

memanfaatkan kelompok yang telah ada atau membentuk kelompok baru

sesuai dengan program yang akan dilaksanakan. Dengan pendekatan

kelompok akan terjadi komunikasi yang efektif antara penyelenggara

program pembangunan dengan mayarakat.

Slamet dalam Sudrajat dan Yustina (2003) menyatakan walaupun

tidak salah, kelompok-kelompok sebagian masih dibentuk dari atas dan hanya

dimanfaatkan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan

pembangunan dari pemerintah (topdown). Padahal sebenarnya kelompok

mempunyai potensi yang lebih besar dari hanya sebagai media komunikasi.

Kelompok tersebut dapat menjadi sistem sosial yang dinamis, yang dalam

banyak hal harus ditumbuhkan agar menjadi kelompok yang dinamis yang

secara sistematis ditumbuhkan dan dibina secara sistematis ke arah

kemandirian.

Page 21: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal terhadap

dinamika kelompok ?

2. Apakah terdapat hubungan antara dinamika kelompok dengan

kemandirian kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Menjelaskan apakah terdapat hubungan antara faktor internal dan faktor

eksternal terhadap dinamika kelompok?

2. Menjelaskan apakah terdapat hubungan antara dinamika kelompok

dengan kemandirian kelompok?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran

sekaligus sebagai bahan evaluasi bagi para pengambil keputusan dan

instansi terkait yang berkenaan dengan penyusunan program

penanggulangan kemiskinan

Page 22: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepustakaan

dan sumbangan informasi sebagai bahan perbandingan bagi penelitian

selanjutnya.

Page 23: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kelompok

Kelompok adalah dua orang atau lebih yang terhimpun atas dasar

adanya kesamaan, berinteraksi melalui pola atau struktur tertentu guna

mencapai tujuan bersama, dalam kurun waktu yang relatif panjang

(Slamet,2002). Sejalan dengan definisi tersebut, Iver dan Page

(Mardikanto,1993) mengemukakan bahwa kelompok adalah himpunan atau

kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal

balik dan saling mempengaruhi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong

menolong.

Kelompok sebagai suatu unit sosial dapat terdiri atas kelompok yang

tidak teratur dan kelompok yang teratur. Kerumunan (crowd) adalah contoh

kelompok yang tidak teratur dan terorganisasi dengan baik. Ia dapat

mempunyai pimpinan, tetapi tidak mempunyai sistem pembagian kerja

maupun sistem pelapisan sosial, (Soekanto, 1987). Interaksi dalam sistem

kerumunan bersifat spontan dan tidak terduga dan orang-orang yang

berkumpul tersebut sadar bahwa ada orang lain yang mempunyai kedudukan

sosial yang sama dengannya. Sedangkan kelompok teratur merupakan suatu

unit sosial yang terdiri atas dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi satu

sama lain dan saling bergantung dalam upaya mencapai tujuan tertentu yang

telah ditetapkan. Pada kelompok seperti ini terjadi interaksi diantara anggota

8

Page 24: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dan dengan pemimpin, interaksi dapat berwujud saling mempengaruhi satu

sama lain.

Menurut Slamet (2002) ada enam ciri kelompok yaitu: (1) terdiri atas

individu, (2) adanya saling ketergantungan, (3) adanya partisipasi yang terus

menerus dari anggota, (4) mandiri, (5) selektif, dan (6) adanya keragaman

yang terbatas. Dengan demikian kelompok terbentuk dari adanya afiliasi di

antara orang-orang tertentu. Ada tiga elemen yang berhubungan secara

langsung dalam proses terbentuknya kelompok yaitu aktivitas-aktivitas,

interaksi, dan sentimen. Sedangkan Gibson et al. (1996) mengemukakan

beberapa alasan yang mendasari terbentuknya kelompok: (1) pemuasan

kebutuhan, (2) kedekatan,(3) daya tarik,(4) tujuan kelompok, dan (5) alasan

ekonomi.

B. Dinamika Kelompok

Suatu kelompok yang dinamis biasanya ditandai dengan adanya

kegiatan-kegiatan atau interaksi, baik didalam kelompok maupun dengan

pihak luar kelompok tersebut sebagai upaya mencapai tujuan kelompok

secara efektif dan efisien (Etzioni,1985)

Jetkins dalam Mardikanto (1993) menyatakan dinamika kelompok

merupakan kekuatan-kekuatan yang akan menentukan perilaku anggota-

anggota kelompok dan perilaku kelompok yang bersangkutan, untuk

bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan

bersama yang merupakan tujuan kelompok tersebut.

Page 25: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Catwright dan Zender (1968) mengemukakan lima unsur yang

membentuk dinamika kelompok yaitu: struktur kelompok (group structure),

fungsi tugas (task function), pemeliharaan dan pengembangan kelompok

(group building and maintenance), suasana kelompok (group atsmosphere),

dan desakan kelompok (group pressure).

Menurut Slamet (2002), dinamika kelompok menguraikan kekuatan-

kekuatan yang terdapat dalam situasi kelompok yang menentukan perilaku

kelompok dan anggota-anggotanya. Kekuatan kelompok yang dapat

menyebabkan dinamika kelompok yaitu: (1) tujuan kelompok, (2) struktur

kelompok, (3) fungsi tugas, (4) pembiaan kelompok, (5) kekompakan

kelompok, (6) suasana kelompok, (7) tekanan pada kelompok, dan (8)

keefektifan kelompok, dan maksud tersembunyi (hidden agenda).

1. Tujuan Kelompok (Group Goal)

Tujuan kelompok merupakan salah satu unsur dinamika

kelompok. Tujuan kelompok merupakan gambaran tentang sesuatu hasil

yang diharapkan dapat dicapai oleh kelompok. Untuk mencapainya

diperlukan berbagai usaha dari anggota kelompok melalui berbagai

aktifitasnya. Tujuan kelompok yang jelas dapat menyebabkan tingginya

aktivitas anggota dan kelompoknya. Hal ini disebabkan para anggota

kelompok akan mengetahui arah kegiatan kelompok, sehingga anggota

mengetahui sesuatu yang harus dilakukan. Keadaan ini menyebabkan

kuatnya dinamika kelompok. Selain itu tujuan kelompok mendukung

tujuan anggota kelompok. Apabila tujuan kelompok mendukung tujuan

Page 26: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

anggotanya maka kelompok menjadi kuat dinamikanya

(Cartwright dan Zander, 1968).

Menurut Slamet (2002) hubungan antara tujuan kelompok dan

tujuan anggota mempunyai lima kemungkinan bentuk, yaitu: (1)

sepenuhnya bertentangan, (2) sebagian bertentangan, (3) netral,

(4) searah, dan (5) identik. Tujuan kelompok yang baik harus terkait atau

sama dengan tujuan anggota sehingga hasilnya dapat memberi manfaat

kepada anggota. Selain itu jauh dekatnya tujuan yang ingin dicapai

berpengaruh terhadap motivasi anggota untuk mencapainya. Tujuan yang

dekat dengan keinginan anggota dapat memotivasi anggota untuk

mencapainya. Tujuan juga harus jelas sehingga dapat menjadi pedoman

yang baik dalam menciptakan kegiatan.

2. Fungsi Tugas (Task Function)

Fungsi tugas merupakan salah satu unsur dinamika kelompok.

Fungsi tugas adalah segala sesuatu yang harus dilakukan oleh kelompok

agar kelompok dapat menjalankan fungsinya sehingga tujuan kelompok

dapat tercapai (Cartwright dan Zander,1968). Menurut Slamet (2002)

maksud dari fungsi tugas adalah untuk menfasilitasi dan mengkoordinasi

usaha-usaha kelompok yang menyangkut masalah-masalah bersama dan

dalam rangka memecahkan masalah-masalah tersebut. Fungsi tugas itu

meliputi; (1) fungsi memberi informasi, (2) fungsi menyelenggarakan

koordinasi, (3) fungsi menghasilkan inisiatif, (4) fungsi diseminasi, dan

(5) fungsi menjelaskan sesuatu kepada kelompok.

Page 27: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Struktur Kelompok (Group Structure)

Struktur kelompok merupakan salah satu unsur dinamika

kelompok. Upaya menggerakkan, mengatur dan mengendalikan kegiatan

kelompok diperlukan adanya struktur. Gerungan (1972) menyatakan,

struktur kelompok merupakan susunan hirarkis mengenai hubungan-

hubungan berdasarkan peran dan status antara masing-masing anggota

kelompok dalam mencapai tujuan. Sedangkan Cartwright dan Zander

(1968) menyatakan struktur kelompok adalah bentuk hubungan antara

individu di dalam kelompok, yang disesuaikan dengan posisi dan peranan

masing-masing individu. Struktur kelompok dapat disusun secara formal

dan secara informal. Dalam kelompok formal pembagian tugas, norma-

norma dan mekanisme kerja disusun dengan jelas dan tertulis, sehingga

semua anggota mengetahui. Pada kelompok yang strukturnya tidak

ditetapkan secara formal dan tertulis, tetap memiliki dinamika sepanjang

masing-masing anggota menyadari dan melaksanakan tugas dengan baik.

Slamet (1978) menyatakan, struktur kelompok adalah cara

bagaimana kelompok mengatur dirinya sendiri untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Banyak hal yang menentukan bentuk struktur, tetapi

yang utama adalah menyangkut: (1) struktur kekuasaan atau pengambilan

keputusan, (2) struktur tugas atau pembagian kerja, (3) struktur

komunikasi yaitu bentuk dari aliran komunikasi yang terjadi didalam

kelompok, dan (4) wahana untuk terjadinya interaksi.

Page 28: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

4. Pembinaan dan pengembangan Kelompok (Group Building and

Maintenance)

Pembinaan dan pengembangan kelompok adalah segala macam

usaha yang dilakukan kelompok dalam rangka mempertahankan dan

mengembangkan dirinya. Pembinaan dan pengembangan kelompok juga

berarti usaha-usaha untuk menjaga kehidupan kelompok

(Cartwright dan Zander, 1968).

Usaha-usaha untuk mempertahankan kehidupan kelompok dapat

dilakukan dengan adanya: (1) partisipasi dari semua anggota dalam

kegiatan-kegiatan kelompok, (2) fasilitas untuk melakukan kegiatan-

kegiatan kelompok, (3) kegiatan-kegiatan yang memungkinkan setiap

anggota untuk berpartisipasi, (4) pengawasan (kontrol) terhadap norma

yang berlaku dalam kelompok, dan (5) sosialisasi, yaitu proses

pendidikan bagi anggota baru agar mereka bisa menyesuaikan diri

dengan kehidupan kelompok, dan usaha-usaha untuk mendapatkan

anggota baru demi kelangsungan hidup kelompok.

5. Kekompakan Kelompok (Group Cohesiveness)

Kekompakan kelompok menurut Cartwright dan Zander (1968),

akan mempengaruhi moral kelompok, perasaan kesetiakawanan,

keterlibatan dalam berbagai kegiatan, dan semangat untuk mencapai

produktivitas kelompok. Anggota kelompok yang tingkat kekompakan

kelompoknya tinggi, lebih terangsang untuk aktif mencapai tujuan

Page 29: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

kelompok dibandingkan anggota kelompok yang tingkat kekompakannya

rendah.

Slamet (2002) menyatakan bahwa kekompakan kelompok adalah

perasaan keterikatan anggota terhadap kelompok atau rasa memiliki

kelompok. Selanjutnya dikatakan ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kekompakan kelompok yakni: (1) ada tidaknya rasa

kebersamaan dan saling memiliki antara pemimpin dan para anggota

kelompok,(2) keanggotaan kelompok, (3) pandangan anggota terhadap

nilai-nilai yang melekat pada tujuan yang ingin dicapai, (4) homogenitas

dalam berpartisipasi dan keterepaduan dalam pelaksanaan kegiatan

kelompok, (5) adanya keterpaduan/intergrasi antar masing-masing

anggota, (6) semangat kerjasama yang tinggi diantara anggota, dan (7)

besar kecilnya kelompok.

Back dalam Soebiyanto (1998) menyatakan ada tiga daya tarik

yang mendorong seseorang untuk bergabung dalam kelompok yakni (1)

daya tarik pribadi, (2) daya tarik terhadap tugas, dan (3) daya tarik

terhadap prestise. Selanjutnya menurut Soebiyanto (1998), kekompakan

kelompok juga dapat dilihat dari tingkat solidaritas anggota.

Kekompakan kelompok merupakan kesatuan kelompok yang dipengaruhi

oleh tanggung jawab para anggotanya untuk melaksanakan hal-hal yang

telah disepakati bersama. Besarnya tanggung jawab akan ditentukan oleh

tingkat solidaritas para anggotanya.

Page 30: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

6. Suasana Kelompok

Suasana kelompok adalah keadaan moral, sikap dan perasaan

umum yang terdapat dalam kelompok. Hal ini dapat terlihat pada

anggotanya, apakah mereka bersemangat ataukah apatis terhadap

kegiatan dan kehidupan kelompoknya, apakah tumbuh rasa semangat,

rasa setia kawan dan penuh keakraban ataukah terjadi sebaliknya, seperti

tenggang rasa permusuhan dan acuh tak acuh diantara sesama anggota

kelompok (Cartwright dan Zander,1968).

Suasana atau iklim kelompok dipengaruhi oleh beberapa hal,

sebagaimana dikemukakan oleh Cartwright dan Zander (1968), yaitu: (1)

tensi atau tegangan, yaitu apakah kelompok tersebut terlalu santai

(tegangan rendah), ataukah tegangannya tinggi, seperti terlalu aktif, (2)

keramahan diantara sesama anggota kelompok, (3) kelonggaran, yaitu

apakah kelompok tersebut terdapat kebebasan untuk berpartisipasi bagi

anggotanya, ataukah terkekang, dan (4) keadaan lingkungan fisik seperti

fasilitas yang digunakan kelompok, ruangan, keadaan alam tempat

kelompok tersebut berada dan melakukan kegiatan.

C. Kemandirian Kelompok

Ismawan (1994) mengartikan kemandirian kelompok sebagai

kemampuan untuk memilih berbagai alternatif yang tersedia agar dapat

digunakan untuk melangsungkan kehidupan yang serasi dan berkelanjutan.

Sedangkan Soebiyanto (1998) merincikan kemandirian dengan :(1) sadar

akan masalah dan punya motivasi untuk mengatasi, (2) aspirasi, (3) rasional,

Page 31: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(4) inovatif, (5) kreatif, (6) wawasan kedepan, (7) partisipatif, (8) jiwa

wirausaha, (9) ulet, (10) punya harga diri.

Dengan demikian kemandirian dapat didefinisikan sebagai keberadaan

individu atau kelompok dalam melangsukan kehidupannya yang serasi dan

berkelanjutan dengan kemampuan sendiri. Kemandirian individu atau

kelompok dapat terjadi apabila kondisi kelompok tersebut menunjukan

kedinamisan yang ditandai dengan adanya partisipasi aktif yang terus

menerus dari anggota.

Proses kemandirian kelompok dan anggotanya tidak akan terjadi

dengan sendirinya, karena merupakan hasil dari sebuah upaya sengaja dalam

upaya mempertahankan diri atau kelompoknya. Dengan demikian

kemandirian sebenarnya dapat lahir dari proses dinamika kelompok. Di

sinilah kemudian para tenaga pendamping atau penyuluh juga menjadi

penting dalam rangka ikut bersama mendinamiskan kelompok dan bersama-

sama menumbuhkan kemandirian anggotanya.

Disadari kelompok masyarakat miskin pada umumnya mempunyai

keterbatasan-keterbatasan dalam mengembangkan diri. Karena itu mereka

memerlukan pendamping yang bertugas membina penduduk miskin dalam

kelompok, sehingga memiliki kebersamaan yang berorientasi pada upaya

perbaikan kehidupan. Pembinaan mencakup upaya peningkatan kualitas SDM

dari para anggota dan pengurus kelompok, peningkatan penyelenggaraan

kelompok dan anggota kelompok.

Page 32: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Pentingnya penumbuhan kemampuan administratif kelompok

masyarakat dari segi pengembangan pengetahuan dan ketrampilan bagi

proses penyusunan program dan pelaksanaan membutuhkan pengaruh dari

luar masyarakat dalam rangka “learning process” atau pemberdayaan.

Pengaruh luar, sebagai agen perubahan atau fasilitator, berfungsi

mempercepat pelaksanaan otonomi dan kemampuan administratif kelompok

masyarakat. Konsultan atau fasilitator pendidikan sangat dibutuhkan

masyarakat setempat untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan

pengalaman dalam program pembangunan masyarakat ( Supriatna,1997).

D. Lembaga Keuangan Mikro

Menurut definisi yang dipakai dalam Microcredit Summit (1997),

kredit mikro adalah program pemberian kredit dengan jumlah kecil ke warga

paling kecil untuk membiayai proyek yang dia kerjakan sendiri agar

menghasilkan pendapatan, yang memungkinkan mereka perduli terhadap diri

sendiri dan keluarganya. Sedangkan Bank Indonesia mendefinisikan kredit

mikro merupakan kredit yang diberikan kepada para pelaku usaha produktif

baik perorangan maupun kelompok yang mempunyai hasil penjualan paling

banyak seratus juta pertahun.

Lembaga keuangan yang terlibat dalam penyaluran kredit mikro

umumnya disebut Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Menurut ASEAN

Development Bank (ADB), lembaga keuangan mikro (microfinance) adalah

lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan (deposit), kredit (loans),

pembayaran berbagai transaksi jasa (payment services) serta money transfers

Page 33: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil (insurance to

poor and low income households and their microenterprises). Sedangkan

bentuk LKM dapat berupa: (1) lembaga formal bank desa atau koperasi,

(2) lembaga semi formal misalnya organisasi non pemerintah, dan

(3) sumber-sumber informal misalnya pelepas uang.

LKM di Indonesia menurut Bank Indonesia dibagi menjadi dua

kategori yaitu LKM yang berwujud bank dan non bank. LKM yang berwujud

bank adalah BRI Unit Desa, BPR, BKD (Badan Kredit Desa). Sedangkan

yang bersifat non bank adalah koperasi simpan pinjam (KSP), Unit Simpan

Pinjam (USP), Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LKPD), Baitul Mal

Wattanwil (BMT), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), arisan, pola

pembiayaan Grameen, pola pembiayaan ASA, kelompok swadaya

masyarakat (KSM), dan credit unoin. Meskipun BRI dikategorikan sebagai

LKM, namun akibat persyaratan peminjaman menggunakan metode Bank

konvesional, pengusaha mikro kebanyakan masih kesulitan mengaksesnya.

E. GRAMEEN BANK

Grameen Bank atau bank desa adalah model perbankan yang berasal

dari Bangladesh yang didirikan oleh Muhammad Yunus yang profesinya

sebagai pengajar ilmu ekonomi di Universitas Chittagong Bangladesh. Latar

belakang berdirinya bank tersebut dikarenakan ketidakpuasan atas sistem

perbankan dan perkreditan yang ada dinegaranya maupun dunia yang pada

dasarnya perbankan tidak berhubungan dengan: (a) orang miskin, (b) orang

buta huruf, dan (c) kaum wanita (Pandu Suharto, 1991:38, 1996:4).

Page 34: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Meskipun perbankan di Bangladesh memberikan kredit kepada

masyarakat, namun bank-bank tersebut hanya melayani orang-orang kaya. Ini

nampak dari kententuan dan peraturannya yang hanya dapat dipenuhi oleh

golongan tersebut. Seperti menyangkut masalah jaminan kredit, persyaratan

ini merupakan prinsip yang fundamental dalam pemberian kredit. Disamping

itu semua transaksi harus didukung dengan dokumen tertulis. Padahal

sebagian besar penduduk (80%) negara Bangladesh buta huruf, maka jelaslah

perbankan bukanlah dimaksudkan untuk melayani mereka. Begitu pula

perbankan juga tidak melayani kebutuhan perempuan terlebih lagi apabila

mereka miskin dan buta huruf (Pandu Suharto, 1991:42, 1996:4)

Alasan perbankan tidak mau melayani kebutuhan kredit masyarakat

kecil atau orang-orang miskin adalah (1) orang-orang miskin tidak

mempunyai barang-barang atau kekayaan yang dapat dijadikan agunan

pinjaman, (2) mereka tidak dapat mengisi formulir-formulir yang rumit

karena sebagian terbesar dari mereka tidak dapat membaca dan menulis,

(3) perbankan tidak suka melayani kebutuhan kredit yang kecil-kecil yang

banyak jumlahnya sehingga memerlukan banyak pekerjaan dan mengandung

banyak resiko yang tinggi, dan (4) perbankan takut bunga pinjaman yang

diterima tidak dapat menutup biaya pelayanan pinjaman kecil yang banyak

jumlahnya (Thoha,M, 2000:16)

Proyek Grameen Bank mulai dilaksanakan di Bangladesh tahun 1976

tepatnya di desa Jobra. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan kredit orang-

orang miskin didesa tersebut. Setelah Grameen Bank berhasil diterapkan di

Page 35: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

desa Jobra, maka Mohammad Yunus mengajak bekerjasama dengan

pimpinan bank untuk mengadakan uji coba Grameen Bank ke daerah lainnya

di Bangladesh selama 3 tahun. Disini dia akan membuktikan bahwa orang-

orang yang sangat miskin adalah “bank able”. Ajakan ini diterima oleh para

pimpinan bank-bank dan mereka menentukan daerah Tangail sebagai daerah

operasi proyek Grameen Bank. Setelah 3 tahun uji coba dilakukan dengan

penuh ketekuanan, maka pada akhir tahun 1982 Muhammad Yunus dan

timnya berhasil mendirikan pusat Grameen Bank di 745 desa di daerah Tagail

dengan jumlah debitur mencapai 24.177 orang dan pinjaman yang telah

diberikan Taka 95.578.000 atau sekitar US$ 4 juta, dengan tingkat

pengembalian lebih dari 99%. Disamping itu dana tabungan kelompok yang

dapat dihimpun sebesar Taka 8.143.000 atau sekitar US$ 325.000. Dengan

demikian orang-orang miskin di Tangail bahwa mereka adalah “bank able”.

Setelah uji coba selama 3 tahun di Tangail, protek Grameen Bank menjadi

program kredit pedesaan untuk orang-orang sangat miskin yang efektif dan

efisien. Keberhasilan tersebut menjadikan perbankan di Bangladesh sangat

terkesan dengan apa yang telah dicapai oleh program tersebut

(Pandu Suharto, 1991:44-45)

Setelah keberhasilan di Tangail, maka proyek Grameen Bank

selanjutnya dikembangkan di empat distrik, yaitu Chittagong, Dhaka,

Rangpur dan Patuakhali dengan bantuan dana dari International Fund for

Agricultural Development (IFAD) sebesar UU$3,4 juta, yang disalurkan

Page 36: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

melalui Bank Bangladesh. Disamping itu Bangladesh Bank juga memberikan

kucuran dana dalam jumlah yang sama yang diberikan IFAD.

Tepat tanggal 1 September 1983, proyek Grameen Bank diresmikan

menjadi bank melalui ordinasi pemerintah dengan nama Grameen Bank

(Bank Desa). Disini pemerintah menyediakan 60 % dari modal dasar yang

disetor sedangkan 40% dari modal berasal dari peminjam, yaitu para anggota.

Pada saat proyek Grameen Bank, daerah operasinya telah mencapai 5 buah

distrik di Bangladesh, yang meliputi 1.025 desa dengan cabang sudah

mencapai 77 unit.

Adapun prinsip-prinsip Grameen Bank meliputi empat belas butir

(Pandu,1996:7-8) yaitu:

1. Hanya orang yang sangat miskin dan memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan pihak Bank dapat menjadi nasabah dan memeperoleh

pinjaman. Kriteria orang miskin di Bangladesh adalah bila memiliki luas

tanah seluas kurang dari 0,5 acre (sekitar 2036 ) dan kekayaan lain

yang dimiliki nilainya kurang dari 1 acre (sekitar 4072 ) tanah yang

berkualitas sedang.

2. Pinjaman diberikan tanpa agunan atau pinjaman.

3. Prosedur pinjaman dibuat sederhana.

4. Pinjaman diberikan untuk kegiatan produktif.

5. Pinjaman yang diberikan adalah relatif kecil dengan angsuran mingguan

selama satu tahun.

6. Peminjam diorganisasikan dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang.

Page 37: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

7. Pinjaman diberikan secara berturutan, yaitu mula-mula dua orang

anggota yang paling membutuhkan diberi prioritas pertama untuk

menerima pinjaman, kemudian menyusul dua anggota lainnya menerima

pinjamannya dan yang terakhir menerima pinjaman adalah anggota

kelima. Penentuannya ditetapkan sendiri oleh kelompok.

8. Pengawasan dilakukan dalam penggunaan pinjaman.

9. Peminjam diberi kemungkinan meminjam setelah pinjamannya lunas.

10. Setiap peminjam dipotong 5% untuk dana tabungan kelompok, dan setiap

minggu anggota menabung 1 taka (kira-kira Rp50,-) yang dimasukan

kedalam dana tabungan kelompok.

11. Setiap anggota membayar sejumlah uang sebesar 25 % dari bunga yang

dibayar untuk disetor ke dalam dan darurat. Pada dasarnya dana ini

merupakan dana untuk asuransi terhadap kemacetan pinjaman, kematian,

cacat tubuh dan kecelakaan.

12. Bunga pinjaman sebesar 16% yang ditarik menjelang akhir masa

pinjaman sebagai dua angsuran terakhir.

13. Sejumlah kelompok didesa yang sama terdiri dari 6 sampai 8 kelompok

mengadakan rapat mingguan bersama. Pertemuan atau rapat ini dikenal

sebagai rapat pusat atau “center”

14. Semua transaksi Grameen Bank dengan anggota kelompok dilaksanakan

pada waktu rapat mingguan dari pusat. Petugas Grameen Bank

menghadiri rapat tersebut untuk menerima angsuran pinjaman dan

menghimpun dana tabungan kelompok dan dana darurat untuk disimpan

Page 38: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

di Bank. Semua urusan pinjaman dibahas pula dengan petugas bank

dalam rapat tersebut.

F. Penelitian Sebelumnya

Awan Santosa, dkk. (2003) menganalisis tentang tiga program

pemerintah, yaitu IDT, PPK dan P2KP dalam tulisannya berjudul ”Evaluasi

Dampak Program Penanggulangan Kemiskinan Bersasaran di Propinsi D.I.

Jogjakarta” yang dimuat dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 18

no. 2, 2003. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa program IDT paling

berhasil dalam meningkatkan pendapatan masyarakat yang menjadi peserta

program. Hal ini dikarenakan keberhasilan mereka dalam usaha (net income

naik) serta ketepatan sasaran program IDT yang lebih ditujukan pada

penduduk yang benar-benar miskin. Sedangkan untuk program P2KP, justru

ada penurunan tingkat pendapatan masyarakat setelah menjadi peserta

program. Hal ini dikarenakan adanya pendapatan yang hilang (pensiun),

peralihan usaha yang menghasilkan pendapatan lebih rendah, serta sasaran

program yang ternyata tidak hanya ditujukan untuk penduduk miskin.

David Bigman et al., (2000) dalam tulisannya ” Community Targeting

for Poverty Reduction in Burkina Faso”. Penelitian ini melihat pola

pengelompokan penduduk miskin dengan menggunakan pemetaan Sistem

Informasi Geografis (SIG). Pemetaan kemiskinan bertujuan untuk

mengetahui daerah-daerah yang menjadi kantung kemiskinan atau daerah

yang mempunyai tingkat kemiskinan tinggi. Informasi tersebut diperlukan

Page 39: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

agar penyaluran program-program anti kemiskinan bisa tepat sasaran untuk

kelompok miskin baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Heni Wahyuni (2004), tulisannya berjudul ”Inequality of Distribution

and Poverty Incidence in the Adjustment Period and Analysis of Economic

Crisis Impact in Indonesia”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa semua

variabel sosial ekonomi yaitu pengeluaran per kapita, tingkat pendidikan,

jumlah keluarga, kepadatan penduduk, pendapatan per kapita, dan variabel

yang menunjukkan krisis ekonomi signifikan mempengaruhi ketimpangan

distribusi pendapatan di Indonesia. Oleh karena itu kebijakan pemerintah

seharusnya difokuskan kepada variabel kebijakan yang signifikan

mempengaruhi ketimpangan distribusi pendapatan. Sebagai contoh, untuk

mengurangi kepadatan penduduk yang terkonsentrasi di perkotaan, kebijakan

yang bisa pemerintah lakukan adalah dengan membangun prasarana yang

memadai di pedesaan serta mengupayakan pemerataan pembangunan di

pedesaan. Dengan demikian ketimpangan pendapatan bisa ditekan dan taraf

hidup hidup masyarakat di pedesaan akan menjadi lebih baik, yang pada

gilirannya dapat mengurangi tingkat kemiskinan.

Khairullah (2003) dalam tesisnya yang berjudul “Dinamika Kelompok

dan Kemandirian Anggota Kelompok Swadaya Masyarakat ( Kasus KSM

Ekonomi pada Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perrkotaan/P2KP di

Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor )” menunjukan hasil penelitian bahwa

tingkat dinamika kelompok dan kemandirian anggota Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) Ekonomi P2KP masih berada pada kategori sedang dan

Page 40: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

rendah, terutama pada: tujuan kelompok, pembinaan dan pengembangan

kelompok, dan suasana kelompok. Hal ini masih menunjukan masih

kurangnya kedinamisan kelompok (KSM) tersebut. Sedangkan tingkat

kemandirian anggota kelompok (KSM) berada pada kategori sedang dan

rendah terutama pada: perkembangan permodalan, tingkat kerapian sistem

administrasi, dan tingkat perkembangan jaringan. Ini menunjukan masih

kurangnya kemandirian yang ada pada anggota kelompok (KSM) tersebut.

Lukman Hakim (2007) menganalisis pandangan para pembuat

kebijakan terhadap program penanggulangan kemiskinan di Kota Surakarta

dengan menggunakan metode Analytic Hirarchy Process (AHP). Hasil dari

studi ini antara lain: pertama, sebagian besar pembuat kebijakan menganggap

bahwa pemerintah tetap paling bertanggungjawab terhadap penanggulangan

kemiskinan dibandingkan dengan dunia usaha dan lembaga keuangan. Kedua,

sasaran usia penerima manfaat program kemiskinan sebaiknya difokuskan

kepada usia 15-55 tahun, dibandingkan usia <15 dan >55 tahun. Ketiga,

lembaga apa yang sebaiknya mensinkronkan program penanggulangan

kemiskinan, sebagian besar responden mengusulkan komite khusus semacam

Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK), daripada BAPPEDA maupun

antar instansi melakukannya sendiri. Keempat, fokus penanggulangan

kemiskinan hendaknya pada pembangunan prasarana fisik dibandingkan

kesehatan dan pendidikan. Kelima, sebaiknya program penanggulangan

kemiskinan difokuskan kepada masalah permodalan, dibandingkan pelatihan

dan pendampingan.

Page 41: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Putut Indriyono dan Eddy Junarsin (2002) meneliti tentang

kemiskinan di desa Sriharjo sebuah desa di Kecamatan Imogiri Kabupaten

Bantul, Yogyakarta. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa pola yang

perlu dikembangkan untuk mengatasi kemiskinan di desa Sriharjo adalah

melalui kebijakan pembangunan prasarana jalan, jembatan, bangunan

sekolah, Puskesmas, fasilitas listrik, dan infrastruktur-infrastruktur penunjang

yang lain. Melalui kebijakan seperti itu keterisolasian Sriharjo dapat

dihilangkan, sistem ekonomi pasar dapat dikembangkan lebih lancar dan

efisien, mobilitas penduduk ke kota dan sebaliknya dapat ditingkatkan yang

pada akhirnya mampu menyejahterakan penduduk desa.

Tri Joko (2004), mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta menganalisis keberhasilan program pengembangan

kecamatan fase II di Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Hasil

penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan partisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan PPK fase II. Disebutkan dalam penelitian tersebut bahwa

pelaksanaan PPK fase II masih terdapat kekurangan, dan penelitiannya belum

cukup memberikan informasi mengenai dampak riil pelaksanaan PPK fase II

terhadap penduduk miskin yang menjadi peserta program. Oleh karena itu

perlu diteliti lebih lanjut mengenai perkembangan PPK, yang saat ini telah

berubah nama menjadi PNPM-PPK.

Page 42: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

G. Kerangka Pemikiran

Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan dengan lebih jelas dan

sistematis, maka perlu dibuat suatu kerangka pemikiran yang dijadikan

sebagai pedoman. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 43: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Dinamika Kelompok Grameen Bank

Faktor Internal Anggota Grameen

Bank:

( Usia

( Tingkat Pendidikan Formal

( Tingkat Pendidikan Non Formal

( Pengalaman Berusaha

( Usia Kelompok

( Tingkat pendapatan

( Sikap Kewirausahaan

Kemandirian Anggota Grameen

Bank

( Tingkat perkembangan usaha

( Perkembangan Permodalan

( Tingkat Kerapian sistem

Adminitrasi

( Tingkat Perkembangan

jaringan

Faktor Eksternal:

( Intensitas Penyuluhan

( Keterjangkauan Informasi

( Ketersediaan Kredit Bergulir

Dinamika Kelompok Grameen Bank

( Tujuan Kelompok

( Struktur Kelompok

( Fungsi Tugas

( Pembinaan Dan

pengembangan kelompok

( Kekompakan kelompok

( Suasana Kelompok

28

Page 44: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

H. Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap

pertanyaan yang diajukan. Dari permasalahan di atas dapat dikemukakan

hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga terdapat hubungan positif antara faktor internal dan faktor

eksternal anggota dengan dinamika kelompok.

2. Diduga terdapat hubungan positif antara dinamika kelompok dengan

kemandirian anggota Grameen Bank

Page 45: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III pada penelitian ini akan dijelaskan mengenai metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini, metode penelitian memuat uraian tentang

ruang lingkup penelitian, populasi, teknik sampling, definisi operasional variabel

penelitian, instrumen penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,

teknik análisis data. Metode penelitian mengacu pada Buku Pedoman Penyusunan

Skripsi Fakultas Ekonomi UNS.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian tentang ini dilakukan di Kabupaten Semarang sebagai

obyek penelitian yaitu Grameen Bank di Desa Sukoharjo.

B. Populasi Dan Sampel

Populasi penelitian adalah anggota Grameen Bank di Desa Sukoharjo

sebanyak 16 kelompok pusat dengan anggota keseluruhan 469 orang.

Penentuan sampel dilakukan dengan tehnik cluster random sampling. Adapun

sampel penelitiannya berjumlah 16 kelompok pusat dimana tiap kelompok

pusat diambil 2 orang anggota. Jadi sampel penelitian sebanyak 32 orang. Hal

tersebut dapat digambarkan pada tabel 3.1

30

Page 46: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Kelurahan Centre Jumlah kelompok

Jumlah anggota

Jumlah sampel

Sukoharjo

Padaan 4 17 2 Susukan 6 29 2 Setro 4 18 2 Karang 1 11 2 Genthan 6 26 2 Penoh I 10 48 2 Penoh II 6 28 2 Penoh III 9 43 2 Ketapang 9 45 2 Tegalsari 8 36 2 Bungas 9 42 2 Katalan 6 30 2 Glawan 4 19 2 Tegalsale 4 24 2 Klodran 3 14 2 Pete 8 39 2 Total 97 469 32

Sumber : Buku Laporan Grameen Bank 2011

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk mendapatkan batasan yang jelas dan memudahkan dalam

penentuan indikator pengukuran, diberikan definisi operasional untuk

variabel-variabel dalam penelitian ini yang diambil dari penelitian terdahulu

oleh Khairullah yaitu:

1. Faktor internal anggota Grameen Bank yaitu ciri-ciri yang berasal

dari pribadi anggota kelompok Grameen Bank yang diduga berhubungan

(mempengaruhi) dengan dinamika kelompok, meliputi :

a. Usia ( ),yaitu umur responden yang diukur dari jumlah tahun

sejak responden dilahirkan hingga saat penelitian ini dilakukan.

Page 47: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Dikategorikan tiga, yaitu muda (<35 tahun), dewasa (35-44 tahun),

dan tua ( >45 tahun).

b. Tingkat pendidikan formal ( ), yaitu jenjang pendidikan formal

(sekolah) tertinggi yang pernah diikuti oleh responden.

Dikategorikan menjadi rendah (tidak tamat SD- tamat SD), sedang

(tidak tamat SLTP- tamat SLTP), dan tinggi (tidak tamat SLTA

keatas).

c. Tingkat pendidikan non formal ), yaitu jumlah pembelajaran

(pelatihan kursus, magang, dan sebagainya) yang diterima responden

di luar sekolah formal yang dapat menunjang kegiatan usahanya.

Dikategorikan rendah (tidak pernah), sedang (1-2 kali), tinggi

(mengikuti >3 kali).

d. Pengalaman berusaha ( ), adalah jumlah tahun sejak responden

mulai melakukan usaha sampai saat penelitian dilakukan.

Berdasarkan nilai rata-rata standar deviasi yang diperoleh,

pengalaman berusaha diklasifikasikan menjadi rendah (<3 tahun),

sedang (4-9 tahun) dan tinggi (>10 tahun).

e. Usia kelompok ( ), adalah jumlah tahun mulai sejak mulai

terbentuk atau berdirinya suatu kelompok yang dikategorikan

menjadi tiga yaitu, baru (1 tahun), belum lama (2 tahun), dan lama

(3 tahun).

f. Tingkat pendapatan ( ), adalah jumlah penghasilan yang

diperoleh responden dari hasil usaha utama maupun usaha tambahan

Page 48: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

lainnya. Pendapatan anggota ini diukur dari jumlah atau besar

penghasilan sebulan dalam satuan rupiah. Berdasarkan nilai rata-rata

dan standar deviasi yang diperoleh, dikategorikan menjadi tiga yaitu

rendah (< Rp 500.000), sedang (Rp 500.000-Rp 999.000), dan tinggi

(>Rp 1.000.000)

g. Sikap kewirausahaan ( ), yaitu sikap selalu tanggap terhadap

peluang usaha-usaha yang terungkap dalam terperangkap tindakan

serta membuahkan hasil karya berupa organisasi usaha yang

melembaga, produktif dan inovatif. Indikatornya : (1) sikap

memanfaatkan peluang, (2) kemampuan bergaul, (3) berorientasi

pada hasil, (4) bekerja keras, (5) berani dalam pengambilan resiko,

(6) sikap percaya diri, (7) originalitas,(8) keinovatifan, dan (9) sikap

kemandirian. Hasil pengukuran dikategorikan menjadi rendah (skor

< 19), sedang (skor 20-23), tinggi (skor >24).

2. Faktor Eksternal ( ) yaitu ciri-ciri yang berasal dari luar pribadi anggota

kelompok Grameen Bank yang diduga berhubungan (mempengaruhi)

dengan dinamika kelompok, meliputi :

a. Intensitas penyuluhan ( ) yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan

untuk mengubah perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan)

yang dilakukan oleh penyuluh atau pendamping. Indikatornya adalah

(1) ada tidaknya tenaga penyuluh (pendamping), (2) lama

penyuluhan,(3) frekuensi kunjungan, (4) kegiatan yang dilakukan

penyuluh, (5) ada tidaknya manfaat dari kegiatan penyuluhan, (6)

Page 49: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

jenis manfaat yang dirasakan anggota Grameen Bank,(7) keterlibatan

anggota Grameen Bank dalam kegiatan penyuluhan, (8) sifat

manfaat yang dirasakan anggota Grameen Bank. Berdasarkan nilai

rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil

pengukuran diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu: rendah

dengan skor < 9, sedang dengan skor 10-13, dan tinggi dengan skor

> 14.

b. Keterjangkauan informasi ( ), yaitu tingkat kemudahan responden

dalam memperoleh berita dan informasi khususnya yang terkait

dengan Grameen Bank. Indikatornya: (1) banyaknya informasi yang

dapat dimanfaatkan responden, dan (2) tingkat kemudahan

responden memperoleh sumber informasi. Berdasarkan nilai rata-rata

dan standar deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil pengukuran

diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah dengan skor < 2,

sedang dengan skor 3-5, dan tinggi dengan skor > 6.

c. Ketersediaan kredit bergulir ( ), yaitu adanya bantuan pinjaman

modal yang diberikan Grameen Bank kepada anggota kelompok

dalam mengembangkan usahanya. Indikatornya dilihat dari adanya:

(1) kecukupan kredit modal usaha yang disediakan, (2) penyediaan

kredit modal usaha, (3) tingkat kemudahan responden dalam

memperoleh kredit modal usaha, (4) pelayanan kredit yang

diajukan,(5) manfaat pemberian kredit pada responden. Berdasarkan

nilai rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil

Page 50: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pengukuran diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah

dengan skor < 9, sedang dengan skor 10-14, dan tinggi dengan skor

> 15.

3. Dinamika kelompok ( ), adalah kekuatan-kekuatan di dalam kelompok

yang menentukan perilaku kelompok dan perilaku anggota kelompok.

Unsur-unsur dinamika kelompok meliputi: (1) tujuan kelompok,

(2) struktur kelompok, (3) fungsi tugas, (4) pembinaan dan

pengembangan kelompok, (5) kekompakan kelompok, dan (6) suasana

kelompok.

a. Tujuan kelompok ( ) yaitu gambaran tentang hasil yang

diharapkan dapat dicapai oleh kelompok. Indikatornya :(1)tingkat

kejelasan tujuan kelompok,(2) dokumentasi tujuan kelompok,

(3) kesesuaian tujuan kelompok. Berdasarkan nilai rata-rata standar

deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil pengukuran

diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu : rendah dengan skor <5,

sedang dengan skor 6-8, dan tinggi dengan skor > 9.

b. Struktur kelompok ( ) yaitu perincian peranan dan posisi dalam

kelompok yang ditunjukan dengan perannya dengan baik semua

proses dalam kelompok, sehingga pengambilan keputusan lebih

demokratis, komunikasi dan interaksi antara anggota dan pengurus

berjalan lancar. Struktur kelompok diukur dari: (1) struktur

kekuasaan atau pengambilan keputusan, (2) struktur tugas atau

pembagian pekerjaan, (3) struktur komunikasi dalam kelompok, dan

Page 51: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(4) sarana yang tersedia untuk terjadinya interaksi. Berdasarkan nilai

rata-rata deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil pengukuran

diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu rendah dengan skor <5,

sedang dengan skor 6-9, dan tinggi dengan skor >10.

c. Fungsi tugas ( ) adalah segala kegiatan yang harus dilakukan

kelompok sehingga tujuan kelompok tercapai. Indikatornya :(1)

fungsi memberikan informasi, (2) fungsi memuaskan anggota,(3)

fungsi menyelenggarakan koordinasi, (4) fungsi menghasilkan

inisiatif, (5) fungsi mengajak untuk bepartisipasi, (6) fungsi

menjelaskan. Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi yang

diperoleh, jumlah skor hasil diklasifikasian menjadi tiga kategori,

yaitu: rendah skor < 11, sedang dengan skor 12-15, dan tinggi

dengan skor >16.

d. Pembinaan dan pengembangan kelompok ( ) yaitu sebagai usaha

untuk mempertahankan kehidupan kelompok. Indikatornya

ditunjukan dengan adanya : (1) keterlibatan anggota dalam kegiatan

kelompok, (2) fasilitas kelompok meningkat (dana kelompok dan

adminitrasi kelompok yang baik), (3) kesempatan mendapat anggota

baru dan terjadi perguliran dana, (4) rasa tanggung jawab anggota,

(5)kontrol sosial atas normal yang berlaku pada kelompok.

Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh,

jumlah skor hasil pengukuran diklasifikasikan menjadi tiga kategori,

Page 52: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

yaitu: rendah dengan skor < 14, sedang dengan skor 15-18, dan

tinggi dengan skor > 19.

e. Kekompakan kelompok ( ) yaitu rasa keterkaitan (memiliki)

anggota terhadap kelompoknya. Indikatornya ditunjukan dengan

(1) kepemimpinan kelompok, (2) keanggotaan kelompok, (3) nilai

tujuan kelompok, (4) homogenitas anggota kelompok,

(5) keterpaduan kegiatan kelompok, (6) jiwa bersama, dan (7)

jumlah anggota kelompok. Berdasarkan nilai rata-rata dan standar

deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil pengukuran

diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah dengan skor

< 14, sedang dengan skor 15-18, dan tinggi dengan skor > 19.

f. Suasana kelompok ( ) adalah keadaan kelompok akibat pengaruh

lingkungan fisik dan non fisik (interaksi anggota) yang dapat

mempengaruhi anggota dalam mencapai tujuan kelompok. Diukur

dari : (1) hubungan antara anggota kelompok, (2) kebebasan

berpartisipasi, dan (3) lingkungan fisik. Berdasarkan nilai rata-rata

dan standar deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil pengukuran

diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah dengan skor < 8,

sedang dengan skor 9-11, dan tinggi dengan skor >12.

4. Kemandirian anggota kelompok ( ), diartikan sebagai keberadaan

individu dan kelompok dalam melangsungkan kehidupannya yang serasi

dan berkelanjutan dengan kemampuan sendiri. Kemandirian anggota

kelompok meliputi :

Page 53: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

a. Tingkat perkembangan usaha ( ), yaitu bertambahnya skala usaha

produktif anggota Grameen Bank. Tingkat kemandirian dalam hal ini

dibagi menjadi tiga yaitu : rendah, sedang ,tinggi. Dinyatakan rendah

apabila tidak ada peningkatan usaha produktif. Dikategorikan sedang

apabila ada sedikit peningkatan, dan tergolong tinggi apabila

terdapat banyak peningkatan usaha produktif. Berdasarkan nilai rata-

rata dan standar deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil

pengukuran diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah

dengan skor < 4, sedang dengan skor 5-7, dan tinggi dengan skor >8.

b. Perkembangan permodalan ( ), yaitu usaha yang dilakukan

anggota Grameen Bank untuk menambah modal usaha, apakah

tambahan modal dari Grameen Bank, pinjaman bank, pinjaman

lainnya, ataukah menjual barang tak bergerak. Tingkat kemandirian

dalam hal ini dibagi menjadi tiga yaitu: rendah, sedang, tinggi.

Dinyatakan “rendah” apabila tidak ada peningkatan atau penguatan

modal usaha, dikategorikan “sedang” apabila ada sedikit

peningkatan, dan dikategorikan “tinggi” apabila terdapat banyak

peningkatan modal usaha. Berdasarkan nilai rata-rata dan standar

deviasi yang diperoleh, jumlah skor hasil pengukuran

diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu: rendah dengan skor < 5,

sedang dengan skor 6-8, dan tinggi dengan skor > 9.

c. Tingkat kerapian sistem adminitrasi ( ), yaitu adanya kelengkapan

kepengurusan minimal terdiri atas ketua, sekertaris, dan bendahara,

Page 54: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

kelengkapan buku adminitrasi, seperti buku anggota, buku simpan

pinjam, buku hasil rapat Grameen Bank, buku keuangan Grameen

Bank. Tingkat kemandirian dalam hal ini dibagi menjadi tiga yaitu:

rendah, sedang,tinggi. Dinyatakan “rendah” apabila tidak lengkap,

dikategorikan “sedang” apabila kurang lengkap, dan dikategorikan

“tinggi” apabila sistem adminitrasi lengkap. Berdasarkan nilai rata-

rata dan standar deviasi yanng diperoleh, skor hasil diklasifikasian

menjadi tiga kategori, yaitu: rendah dengan skor < 14, sedang

dengan skor 15-18, dan tinggi dengan skor > 19.

d. Tingkat perkembangan jaringan ( ) yaitu meluasnya interaksi

anggota dengan kelompok dan lembaga yang ada seperti koperasi,

bank, dan lembaga lainnya. Hal ini diukur dengan tiga kategori yaitu

rendah, sedang, tinggi. Dikategorikan “rendah” jika interaksi dengan

kelompok lainnya tidak ada (sedikit sekali). Dikatakan “sedang” jika

interaksinya tersebut ada walaupun tidak terlalu sering.

Dikategorikan “tinggi” jika interaksi yang dilakukan sering terjadi.

Berdasarkan nilai rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh,

jumlah skor hasil pengukuran diklasifikasikan menjadi tiga kategori,

yaitu : rendah dengan skor <15, sedang dengan skor 16-19, dan

tinggi dengan skor >20.

Page 55: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

D. Sumber Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui

observasi langsung dan wawancara. Dalam penelitian ini dipilih pihak-

pihak yang yang terkait dengan Grameen Bank. Pihak-pihak tersebut

antara lain:

a. Aparat Pemerintah Desa Sukoharjo

b. Fasilitator Kelurahan Desa Sukoharjo

c. Pengurus Grameen Bank Desa Sukoharjo

d. Manager Grameen Bank Desa Sukoharjo

e. Pengurus dan anggota Grameen Bank Desa Sukoharjo

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung

yang berasal dari :

a. Arsip

b. Laporan

c. Monografi Desa

d. Buku-buku dan data lain yang mendukung Grameen Bank secara

umum maupun khusus di Desa Sukoharjo.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti.

Page 56: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

2. Interview

Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara dengan

anggota Grameen Bank secara langsung.

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan dan

atau pernyataan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu yang kemudian

diberikan kepada sebagian anggota Grameen Bank yang dinilai

representatif.

4. Studi Pustaka

Mencari dan mengumpulkan data yang sudah ada, baik yang ada

di buku, majalah dan koran, BPS ataupun data – data yang tersedia pada

internet dan sumber yang lain.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan terlebih dulu di tabulasi kemudian dianalisis

dengan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

kualitatif adalah melakukan analisis deskriptif terhadap data dan hasil

pengamatan. Sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menguji

hubungan variabel (peubah) yang diajukan dengan menggunakan uji statistik

nonparametrik. Untuk melihat hubungan variabel-variabel yang diamati,

dianalisis dengan uji korelasi kendali Tau-b (Agresti dan Barbara, 1999)

dengan menggunakan tingkat signifikasi pada taraf kepercayaan 0.05 dan

0.01. Untuk memudahkan pengolahan data digunakan program SPSS.

Page 57: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Untuk data rasio, sebelum diolah dengan uji kendali Tau-b, terlebih

dahulu diklasifikasi menjadi tiga kategori. Pengkatagorian dilakukan dengan

menggunakan rumus sebaran normal,yaitu:

1. Rendah, bila lebih kecil dari - standar deviasi atau - Sd

2. Sedang, bila sama dengan ± standar deviasi atau ± Sd

3. Tinggi, bila lebih besar dari + standar deviasi atau + Sd

Page 58: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kondisi Geografis

Desa Sukoharjo merupakan salah satu desa di Kecamatan Pabelan

yang ada di Kabupaten Semarang. Desa Sukoharjo terdiri dari 6 dusun

dan terbagi menjadi 21 RT. Wilayah Desa Sukoharjo dibatasi oleh :

a. Sebelah Utara : Desa Jembrak

b. Sebelah Timur : Desa Karang Gondang

c. Sebelah Selatan : Desa Ujung-ujung

d. Sebelah Barat : Kota Salatiga

Bentang wilayah Desa Sukoharjo berbukit dengan ketinggian

tempat 1500 meter dari Permukaan Laut. Curah hujan/ Jumlah bulan

hujan 80mm/th, 6 bulan. Suhu rata-rata harian 26 derajat celcius. Luas

wilayah Desa Sukoharjo 281.335 Ha. Dari segi penggunaan lahannya

113.66 Ha untuk tanah sawah, 5,6 Ha untuk tanah fasilitas umum, 21 Ha

untuk tanah perkebunan, dan 85,38 Ha untuk tanah kering.

(Monografi Desa Sukoharjo 2011).

2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Sukoharjo adalah sebanyak 2.985 orang

yang terdiri atas jumlah laki-laki 1.474 orang dan jumlah perempuan

1.511 orang dengan jumlah kepala keluarga adalah 897 KK. Dari

43

Page 59: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

keseluruhan jumlah penduduk Desa Sukoharjo tersebut terdiri dari

berbagai macam kelompok usia yang dapat dilihat dalam tabel di bawah

ini :

Tabel 4.1 Komposisi Penduduk menurut Usia

Kel Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah 0 < 1 49 47 96 1 > 5 87 104 191 6 – 10 102 86 188 11 – 15 125 108 233 16 – 20 129 115 244 21 – 25 128 112 240 26 – 30 128 128 256 31 – 40 234 281 515 41 – 50 216 206 422 51 – 60 119 136 255 60 keatas 158 193 351 Jumlah 1.474 1.511 2.985

Sumber : Monografi Desa Sukoharjo2011

Dari data tersebut menunjukkan bahwa kelompok usia 31 – 40

tahun merupakan kelompok terbesar dengan jumlah 515 orang, kemudian

kelompok usia 41 – 50 tahun merupakan kelompok terbesar kedua yaitu

422 orang. Mengenai jumlah usia produktif yaitu antara usia 16 – 50

tahun yang ada di Desa Sukoharjo terhitung sangat banyak yaitu 1.437

orang, sehingga terdapat banyak tenaga kerja produktif.. Penduduk Desa

Sidomukti mempunyai mata pencaharian yang beraneka ragam, dimana

sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta atau pedagang

dan petani. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Page 60: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Jenis Mata Pencaharian Laki-laki Perempuan Jumlah 1. Pegawai Negeri Sipil 35 8 43 2. TNI 6 - 6 3. POLRI 5 - 5 4. Pegawai Swasta 197 210 407 5. Pensiun 22 19 41 6. Pengusaha 14 8 22 7. Buruh Bangunan 134 1 135 8. Buruh Industri 24 52 76 9. Buruh Tani 195 158 353 10. Petani 151 99 250 11. Peternak 19 10 29 12 Lain-lain 310 606 916 Jumlah 1.112 1.171 2283

Sumber : Monografi Desa Sukoharjo 2011

Dengan melihat tabel diatas maka dapat kita ketahui bahwa

sebagian besar penduduk desa Sukoharjo bermata pencaharian sebagai

pegawai swasta yaitu 407 orang, kemudian sebagai buruh tani yaitu

sebanyak 353 orang.

Penduduk Desa Sukoharjo yang mengenyam pendidikan dari

seluruh penduduknya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan Umum

No Tingkat Pendidikan Umum

Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Tidak Sekolah 155 193 348 2. TK / Play Group 154 146 300 3. Belum Tamat SD 134 189 323 4. Tidak Tamat SD 326 389 715 5. Tamat SD 183 176 359 6. Tamat SLTP 205 184 389 7. Tamat SLTA 117 115 232 8. Tamat Akademi/ Diploma 17 13 30 9. Sarjana Keatas 85 105 190 Jumlah 1.376 1.510 2.886

Sumber : Monografi Desa Sukoharjo 2011

Page 61: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa penduduk Desa

Sidomukti sebagian besar tidak tamat Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak

715 orang kemudian lulusan SLTP yaitu sebanyak 389 orang.

3. Organisasi Pemerintahan Desa Sukoharjo

Dalam pemerintahan Desa Sukoharjo dipimpin oleh seorang

Kepala Desa yang dibantu Sekretaris Desa (Carik). Dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari Sekretaris Desa dibantu oleh 3 orang Kepala Urusan

yaitu Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Pembangunan, dan

Kepala Urusan Umum. Selain itu Kepala Desa dibantu oleh 6 orang

Kepala Dusun. Untuk lebih memahami tugas, wewenang dan tanggung

jawab aparat Desa Sidomukti maka dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kepala Desa

Penanggungjawab utama di bidang pemerintahan umum, termasuk

pembinaan ketertiban administrasi pemerintahan, pembangunan,

pembinaan masyarakat, pembinaan organisasi masyarakat dan

lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

b. Sekretaris Desa

1) Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Desa.

2) Memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan serta

mengawasi semua urusan / kegiatan sekretariat.

3) Memberikan informasi mengenai keadaan sekretariat dan

keadaan umum di wilayahnya.

4) Merumuskan program kerja.

Page 62: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

5) Melaksanakan surat menyurat, kearsipan dan laporan.

6) Mengadakan dan melaksanakan persiapan rapat dan mencatat

hasil rapat.

7) Menyusun rencana keuangan.

8) Mengadakan kegiatan inventarisasi.

9) Melaksanakan kegiatan pencatatan mutasi tanah dan pencatatan

administrasi pertanahan.

10) Melaksanakan administrasi kepegawaian di wilayahnya.

11) Melakukan administrasi kependudukan, administrasi

pembangunan dan administrasi kemasyarakatan.

12) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

c. Kaur Pemerintahan

1) Melaksanakan kegiatan administrasi penduduk.

2) Melaksanakan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat

dalam hal pembuatan KTP.

3) Melaksanakan kegiatan administrasi mengenai

kewarganegaraan.

4) Melaksanakan kegiatan pencatatan administrasi pertanahan.

5) Melaksanakan pencatatan kegiatan monografi.

6) Melaksanakan pencatatan kegiatan kemasyarakatan anatara lain

RW, RT dan kegiatan ketentraman dan ketertiban serta

pertahanan sipil.

Page 63: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

7) Melaksanakan penyelenggaraan buku administrasi keputusan

Desa dan keputusan Kepala Desa.

8) Menyusun rencana keuangan.

9) Melaksanakan kegiatan administrasi pemilu berdasarkan

ketentuan yang berlaku.

10) Mencatat kegiatan politik.

11) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.

d. Kaur Pembangunan

1) Melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan.

2) Melaksanakan pencatatan hasil swadaya masyarakat dalam

pembangunan.

3) Menghimpun data potensi serta menganalisis dan memelihara

untuk dikembangkan.

4) Melaksanakan pencatatan dan mempersiapkan bahan guna

pembuatan daftar usulan rencana proyek / daftar usulan kegiatan

serta mencatat daftar isian proyek / daftar isian kegiatan.

5) Mengikuti dan melaporkan perkembangan keadaan dan kegiatan

bidang pertanian, perindustrian, maupun pembangunan lainnya.

6) Mengikuti dan melaporkan perkembangan keadaan

perekonomian, perkoperasian, perkreditan, dan lembaga

perekonomian lainnya.

Page 64: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

7) Melaksanakan pencatatan Tera Ulang dan memberikan

pelayanan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal pembuatan

ijin usaha, ijin bangunan, dan lain-lain.

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Sekretaris Desa.

e. Kaur Umum

1) Melaksanakan kegiatan pencatatan keadaan kesejahteraan

masyarakat termasuk bencana alam, bantuan sosial, pendidikan

dan kebudayaan, kesenian, olahraga, pemuda, pramuka dan

PMI.

2) Mengikuti perkembangan serta mencatat kegiatan program

kependudukan, ketenagakerjaan, transmigrasi dan lingkungan

hidup.

3) Melaksanakan kegiatan pencatatan dan perkembangan

keagamaan, nikah, talak, cerai dan rujuk. Kegiatan badan amil

zakat dan melaksanakan pengurusan desa.

4) Melaksanakan dan memimpin kegiatan sosial kemasyarakatan

seperti adanya kematian, hajatan dan kegiatan kemanusiaan

lainnya.

5) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris desa.

Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi pemerintah Desa Sidomukti

dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 65: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Desa Sukoharjo

Keterangan :

Kepala Desa : Juriadi

Sekretaris Desa : Yulianto

Kaur I (Pemerintahan) : Mariyani

Kaur II (Pembangunan) : Mulyati

Kaur III (Umum) : Rusito

Kadus I : Margo

Kadus II : Suparman

Kadus III : Triyono

Kadus IV : Sidam

Kadus V : Rochmad

Kadus VI : Maskuri

Kepala Desa

Kadus II

Kaur I Kaur II

Sekretaris Desa

Kadus III

Kaur III

Kadus IV Kadus I Kadus V Kadus VI

Page 66: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

B. Faktor Internal Anggota Grameen Bank

Faktor Internal Anggota Grameen Bank yang diamati dan dianalisis

adalah : Usia ( Tingkat Pendidikan Formal ( Tingkat Pendidikan

Non Formal ( Pengalaman Berusaha ( , Usia Kelompok

( Tingkat pendapatan ( Sikap Kewirausahaan ( , adapun hasil

analisis terhadap faktor internal anggota kelompok Grameen Bank

digambarkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Faktor Internal Anggota Kelompok Grameen Bank

No Faktor Internal Kategori Nilai/Skor Presentase (n=30)

1 Usia Muda Dewasa Tua

≤ 35 tahun 36-45 tahun ≥ 46 tahun

6 ( 20%) 12 (40%) 12 (40%)

2 Tingkat Pendidikan Formal

Rendah Sedang Tinggi

Tidak tamat SD-Tamat Sd Tidak Tamat SMP- Tamat SMP Tidak tamat SLTA-PT

18 (60 %) 9 (30%) 3 ( 10%)

3 Tingkat Pendidikan Non Formal

Rendah Sedang Tinggi

0(tidakpernah) 1-2 kali ≥ 3 kali

26 (87 %) 1 (3 %) 3 (10%)

4 Pengalaman berusaha Rendah Sedang Tinggi

≤ 3 tahun 4-9 tahun ≥ 10 tahun

14 (47%) 4 (13%) 12 (40%)

5 Usia kelompok Grameen Bank

Baru Sedang Lama

1 tahun 2 tahun ≥ 3 tahun

2 (7%) 5 (16%) 23 (77%)

6 Tingkat pendapatan Rendah Sedang Tinggi

≤ Rp 500.000 Rp 500.000-Rp999.000 ≥ Rp 1.000.000

16 (53%) 14 (47%) 0 (0%)

7 Sikap kewirausahaan Rendah Sedang Tinggi

≤ 12 13 - 16 ≥ 17

7 (23%) 16 (54%) 7 (23%)

Keterangan: n= Jumlah Responden ( )= Jumlah Presentase

1. Usia (

Umur anggota kelompok Grameen Bank secara keseluruhan

bervariasi mulai 22 tahun sampai 60 tahun. Sebaran umum terbesar

Page 67: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

adalah pada kisaran umur 39 tahun sampai dengan 44 tahun (40%) yaitu

pada usia dewasa dan 46 tahun sampai dengan 60 tahun (40%) yaitu pada

usia tua. Dilihat dari usia produktif, sebagian besar anggota tersebut

masih tergolong usia produktif. Ini menunjukan bahwa pada usia

produktif seorang yang melakukan usaha atau pekerjaan diharapkan

dapat melakukan kegiatan seoptimal mungkin, dimana hal tersebut

berkaitan dengan kondisi perkembangan fisik, pengetahuan dan

pengalaman yang diperoleh sehingga dapat mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya.

Sedangkan (40%) lainnya berusia diatas 46 tahun dan

dikategorikan usia tua. Adanya anggota kelompok Grameen Bank yang

dikategorikan berusia tua yang masih melakukan usaha atau bekerja

menandakan bahwa masyarakat Indonesia sebenarnya adalah masyarakat

yang gemar bekerja dan tetap mau melakukan usaha walaupun usianya

sudah tua.

Sebagian lainnya (20%) berada pada kondisi muda yaitu umur 22

tahun sampai dengan 35 tahun. Ini menandakan usia muda masih sebagai

usia produktif dimana anggota Grameen Bank aktif melakukan usaha.

Dilihat secara umum, sebaran umur anggota Grameen Bank

sebenarnya cukup merata baik pada kategori usia muda, dewasa, dan tua.

Hal ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia terutama pada

golongan kecil menengah kebawah pada semua golongan usia tetap

berusaha menjadi manusia yang kreatif dan tetap produktif.

Page 68: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Pendidikan Formal (

Tingkat Pendidikan anggota Grameen Bank cukup beragam.

Tingkat pendidikan anggota Grameen Bank yang paling rendah adalah

tidak pernah sekolah dan tertinggi adalah Sekolah Menengah Atas.

Sebaran tingkat pendidikan anggota Grameen Bank kurang merata.

Tingkat pendidikan anggota Grameen Bank yang berpendidikan SD

(tamat/tidak tamat) cenderung tinggi (60%) dibandingkan anggota yang

berpendidikan SMP dan SLTA (tamat/ tidak tamat).

Anggota responden yang cukup rendah pendidikannya umumnya

pada golongan tua dimana kurang sekali menempuh pendidikan sampai

kejenjang yang lebih tinggi. Namun demikian tingkat pendidikan formal

yang ada pada anggota Grameen Bank diharapkan dapat menjadi modal

dalam mengelola usahanya secara lebih baik. Juga dapat mendukung

keberadaannya sebagai anggota kelompok.

3. Pendidikan Non Formal (

Adapun tingkat pendidikan non-formal anggota berupa pelatihan

atau kursus yang terkait dengan pengembangan usaha dan pengelolaan

kelompok sangat rendah. Sebagian besar (87%) anggota dalam kurun

waktu terakhir sejak Grameen Bank terbentuk tidak pernah memperoleh

atau mengikuti pelatihan, seminar, kursus dan pendidikan non-formal

lainnya yang berkaitan dengan pengembangan usaha dan pengelolaan

kelompok. Padahal dari pendidikan non-formal seperti inilah diharapkan

dapat mendukung berlangsungnya kedinamisan kelompok. Keadaan ini

Page 69: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

yang terjadi karena kelompok kurang dapat menciptakan kegiatan belajar

(pendidikan non formal).

Sebagian kecil (10%) anggota mempunyai pendidikan non-formal

tinggi dimana pernah mengikuti pendidikan non-formal lebih dari 3 kali.

Sedangkan sisanya (3%) hanya pernah mengikuti berbagai kegiatan

pelatihan sebanyak 1 sampai 2 kali dan dikategorikan sedang.

4. Pengalaman Berusaha

Pengalaman berusaha anggota Grameen Bank bervariasi mulai

dari 3 sampai 26 tahun. Sebagian besar anggota (47%) memiliki

pengalaman usaha dalam kategori rendah yaitu dibawah 3 tahun.

Umumnya yang masuk dalam kategori rendah adalah mereka yang akibat

krisis moneter kemudian berpindah pekerjaan. Sebagian melakukan

usaha ketika Grameen Bank terbentuk secara bersama-sama membentuk

Grameen Bank untuk melakukan usaha.

Sebagian kecil (13%) anggota Grameen Bank memiliki

pengalaman usaha pada 4-9 tahun dimana termasuk kategori sedang. Para

anggota sebelum bergabung dalam kelompok Grameen Bank telah

melakukan usaha yang menjadi sumber penghasilannya.

Adapun (40 %) lainnya mempunyai usaha diatas 10 tahun dimana

termasuk kategori tinggi. Dilihat dari rata-rata pengalaman berusaha

anggota Grameen Bank, anggota Grameen Bank mempunyai pengalaman

usaha yang cukup memadai.

Page 70: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

5. Usia Kelompok (

Dilihat dari rataan dan usia Grameen Bank, usianya adalah 1

sampai 11 tahun. Grameen Bank dengan umur lebih dari 3 tahun lebih

banyak dari Grameen Bank dengan usia 1 tahun dan 2 tahun, anggota

Grameen Bank dengan usia lebih dari 3 tahun (77%) dimana

dikategorikan lama. Grameen Bank dengan umur 2 tahun dikategorikan

sedang sebanyak (16%), sedangkan Grameen Bank dengan umur 1 tahun

dikategorikan baru sebanyak (7%).

6. Tingkat pendapatan (

Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh anggota ketika usaha

atau pekerjaannya tergabung dalam Grameen Bank walaupun mungkin

mendapat tambahan dari pekerjaan lainnya. Pendapatan anggota

Grameen Bank merupakan salah satu faktor yang menentukan kehidupan

anggota kelompok tersebut. Jika pendapatannya tinggi maka hal tersebut

dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan dapat dijadikan tambahan

modal usahanya.

Penghasilan anggota Grameen Bank cenderung rendah dimana

sebagian besar (53 %) memperoleh penghasilan Rp 500.000,00 kebawah.

Lainnya (47%) yang berpenghasilan sedang antara Rp 510.000,00 sampai

dengan Rp 990.000,00. Keadaan ini menunjukan bahwa sebagian besar

masyarakat yang menjadi anggota Grameen Bank berpenghasilan rendah

atau golongan menengah kebawah. Ini sesuai dengan tujuan Grameen

Bank yaitu membantu masyarakat kecil. Diharapkan dari proyek tersebut

Page 71: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

masyarakat yang menjadi anggota Grameen Bank akan meningkatkan

penghasilan.

7. Sikap Kewirausahaan (

Sikap kewirausahaan merupakan hal penting yang perlu dimiliki

oleh seseorang yang sedang melakukan usaha. Sikap ini merupakan

perwujudan dari sikap tanggap terhadap peluang usaha yang dapat

dikerjakan dan diperkirakan dapat membuahkan hasil. Dengan sikap ini

anggota Grameen Bank diharapkan dapat secara maksimal melakukan

usaha dan meningkatkan hasil dari usaha yang dilakukannya.

Pada umumnya sikap kewirausahaan yang dimiliki anggota

Grameen Bank dalam kategori rendah (23%), sedang (54%) dan tinggi

(23%). Hal ini membuktikan bahwa para pengusaha kecil mempunyai

kemauan untuk lebih maju dalam berusaha. Anggota Grameen Bank akan

mau melakukan usaha dan cara baru (sifat inovatif) jika hal tersebut

dianggap lebih menguntungkan. Ketangguhan usaha sebagian besar

responden terungkap dimana ditegaskan tidak akan berpindah dari usaha

yang sedang dikerjakan sampai pekerjaan atau usaha tersebut berhasil.

C. Faktor Eksternal Kelompok Grameen Bank

Faktor eksternal kelompok Grameen Bank yang diamati dan dianalisis

adalah Intensitas Penyuluhan ( , Keterjangkauan Informasi ( ,

Ketersediaan Kredit Bergulir ( .

Page 72: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 4.5 Faktor Eksternal Anggota Kelompok Grameen Bank

No Faktor Eksternal Kategori Skor/ nilai Presentase (n= 30)

1 Intensitas Penyuluhan Rendah Sedang Tinggi

≤ 12 13- 18 ≥ 19

1 (3%) 16 (54%) 13 (43%)

2 Keterjangkauan Informasi

Rendah Sedang Tinggi

≤ 2 3-4 ≥ 5

0 (0%) 9 (30%) 21 (70%)

3 Ketersediaan Kredit Bergulir

Rendah Sedang Tinggi

≤ 10 11-15 > 16

0 (0%) 5 (17%) 25 (83%)

Keterangan : n = Jumlah Responden ( ) = jumlah Presentase

1. Intensitas Penyuluhan (

Salah satu faktor yang dianggap dapat mempengaruhi

kedinamisan suatu kelompok Grameen Bank adalah pengaruh dari luar

kelompok yaitu dengan adanya pendampingan atau penyuluhan. Pada

Tabel 4.5 menggambarkan bahwa intensitas penyuluhan yang dilakukan

oleh penyuluh dinilai sebagaian besar responden (54%) pada taraf

sedang, dan sebagian lagi (43%) menyatakan bahwa pengaruh

pendampingan atau penyuluhan terhadap dinamika kelompoknya

tergolong tinggi. Hal ini menggambarkan pendampingan atau

penyuluhan baik sekali pengaruhnya bagi kedinamisan kelompok.

rendah. Hanya sebagian kecil (3%) yang menyatakan penyuluhan kurang

baik.

Page 73: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Hasil pengamatan menunjukkan penyuluh secara tepat telah

menumbuhkan Grameen Bank. Pendampingan yang dilakukan memang

telah berhasil membentuk Grameen Bank yang anggotanya mempunyai

usaha cukup beragam. Akan tetapi penyuluhan tersebut dirasakan masih

perlu ditingkatkan lagi pengaruhnya terhadap perkembangan dan

kemajuan Grameen Bank. Sejauh ini intensitas penyuluhan yang

dilakukan setelah Grameen terbentuk sudah cukup baik, terutama jika

dilihat dari jumlah kunjungan tenaga penyuluhan ke Grameen tersebut.

Tingkat kunjungan dan kehadiran penyuluh ke Grameen Bank

dipandang cukup oleh anggota Grameen Bank. Penyuluhan biasanya

dilakukan 2 kali seminggu setiap diadakan pertemuan.

2. Keterjangkauan Informasi (

Keterjangkauan sumber informasi terutama hal yang berkenaan

dengan Grameen Bank dirasakan oleh para anggota dan dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam usaha yang dilakukan. Tabel 4.5

menunjukan bahwa sebagian besar anggota (70%) menilai

keterjangkauan informasi pada kategori tinggi. Sedangkan hanya

sebagian (30 %) anggota kelompok merasakan keterjangkauan informasi

dirasakan sedang.

Para anggota mengakui memang jarang mengunjungi pusat

informasi yang ada secara khusus. Tetapi tenaga penyuluh selalu datang

2 kali dalam seminggu untuk membagikan informasi. Selain itu anggota

kelompok pada awal proyek lebih sering menerima informasi tentang

Page 74: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Grameen Bank melalui tetangganya atau teman sesama profesi. Informasi

kadangkala secara berantai dilakukan anggota oleh anggota Grameen

Bank. Anggota Grameen Bank yang mendapat informasi seringkali akan

menyampaikan informasi tersebut kepada anggota Grameen Bank yang

lainnya. Ini dimungkinkan karena lokasi tempat tinggal anggota yang ada

di pinggiran dan cukup jauh dari kantor Grameen Bank sebagi pusat

informasi atau dimana tenaga penyuluhnya tinggal. Sebenarnya hal ini

juga dipengaruhi oleh keengganan anggota Grameen Bank tersebut untuk

datang secara aktif mencari informasi, karena pada umumnya anggota

Grameen Bank kenal dengan tenaga penyuluh setempat. Media massa

sebagai sumber informasi jarang sekali dipergunakan sebagai sarana

informasi Grameen Bank, media cetak lainnya seperti leaflet dan brosur,

hanya dapat ditemui di kantor Grameen Bank setempat.

3. Ketersediaan Kredit Bergulir (

Dana kredit ditunjukan sebagi modal bagi kegiatan usaha yang

produktif. Dimaksudkan sebagai dana abadi, dana tersebut digulirkan

secara terus menerus pada anggota Grameen Bank, sehingga dana

tersebut tetap berada dan berkembang dikelurahan yang bersangkutan.

Dana tersebut diharapkan akan berputar dan dapat dipergunakan oleh

anggota masyarakat lainnya.

Kredit bergulir merupakan sarana yang diharapkan dapat

meningkatkan usaha dan pendapatan masyarakat. Kredit bergulir

Page 75: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

merupakan suatu rangsangan bagi masyarakat yang telah memulai dan

mempunyai usaha agar lebih dapat berkembang.

Dari pengamatan yang dilakukan pemberian kredit usaha ini dapat

mempengaruhi peningkatan usaha anggota Grameen Bank terutama

menambah permodalan. Pertambahan permodalan akan meningkatkan

skala produksi atau barang yang dijual. Besarnya kredit yang diberikan

disesuaikan dengan jenis usaha yang dilakukan.

Penilaian para anggota Grameen Bank terhadap ketersediaan

kredit bergulir cukup merata. Sebagian (83%) anggota Grameen Bank

menilai kredit yang diberikan Grameen Bank sangat bermanfaat untuk

peningkatan usahanya dan pelayanan yang diberikan Grameen Bank

dalam pencairan kredit relatif tidak terlalu lama. Sedangkan anggota

(17%) lainnya menilai bahwa kredit yang diberikan cukup membantu

meningkatkan usahanya, karena kredit yang diberikan cukup untuk

modal usahanya.

Anggota Grameen Bank yang dapat meningkatkan usahanya

dengan baik, umumnya dapat mengembalikan cicilan tepat pada

waktunya. Pengembalian dilakukan dengan cara dicicil selama 12 bulan

dengan bunga 25%. Sedangkan bagi anggota Grameen Bank yang belum

mampu meningkatkan usahanya walaupun telah memperoleh kredit,

umumnya tersendat-sendat dalam membayar cicilan kredit. Bahkan

karena usahanya mengalami kebangkrutan, ada anggota Grameen Bank

yang sama sekali tidak dapat melunasi pembayaran kredit tersebut.

Page 76: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

D. Dinamika Kelompok Grameen Bank

Dinamika kelompok Grameen Bank yang dialami dan dianalisis

adalah: tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pembinaan dan

pengembangan kelompok, kekompakan kelompok, dan suasana kelompok.

Tabel 4.6 dibawah ini menunjukan hasil analisis dari tiap unsur dinamika

kelompok Grameen Bank.

Tabel 4.6 Dinamika Kelompok Grameen Bank

No Dinamika Kelompok Kategori Skor/ Nilai Presentase (n=30)

1 Tujuan Kelompok Rendah Sedang Tinggi

≤ 4 5-7 ≥ 8

0 (0%) 7 ( 23%) 23 (77%)

2 Struktur Kelompok Rendah Sedang Tinggi

≤ 6 7-9 >10

0 (0%) 4 (13%) 26 (87%)

3 Fungsi tugas Rendah Sedang Tinggi

≤ 8 9 -12 ≥ 13

0 (0%) 0 (0%) 30 (100%)

4 Pembinaan dan Pengembangan Kelompok

Rendah Sedang Tinggi

≤ 8 9 -12 ≥ 13

0 (0%) 10 (33%) 20 (67%)

5 Kekompakan Kelompok

Rendah Sedang Tinggi

≤ 13 14-20 ≥ 21

0 (0%) 2 (7%) 28 (93%)

6 Suasana Kelompok Rendah Sedang Tinggi

≤ 4 5-7 ≥ 8

0 (0%) 2 (7%) 28 (93%)

Keterangan: N = Jumlah Responden ( ) = Jumlah Presentase

1. Tujuan Kelompok (

Tujuan kelompok adalah keadaan yang ingin dicapai oleh

kelompok dan para anggotanya. Tujuan ini dapat diketahui oleh para

anggota kelompok dan ada juga anggota yang kurang mengetahui tujuan

tersebut dengan jelas. Kemungkinan tersebut dapat terjadi apabila

Page 77: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

masing-masing kelompok Grameen Bank ikut didalamnya hanya karena

sekedar ikut-ikutan diajak teman atau tetangganya, atau memiliki

kepentingan pribadi dengan kelompok tersebut.

Tujuan kelompok sebagian responden (23%) termasuk dalam

kategori sedang. Dengan kata lain, ada sebagian anggota masih kurang

baik dalam memahami tujuan kelompok Grameen Bank. Kurang

mengertinya terhadap tujuan kelompok Grameen Bank karena Grameen

Bank jarang mempuyai tujuan tertulis yang dapat dibaca anggota.

Sebagian anggota mengakui, bergabungnya dengan Grameen Bank

karena diajak teman atau tetangganya dengan adanya informasi

pengucuran kredit dengan syarat kelompok.

Sebagian kelompok lagi (77%) termasuk dalam kategori tinggi

telah memahami tujuan kelompok. Mereka sadar bahwa kelompok

Grameen Bank dibentuk sebenarnya sebagai wahana untuk saling belajar

anggotanya, baik pengembangan diri, ekonomi, sosial dan lingkungan

para anggotanya.

Kekurang mengertian hakekat tujuan kelompok bisa jadi akibat

orientasi proyek yang mengejar target tercapainya jumlah kelompok

dalam waktu tertentu. Warga masyarakat didorong untuk membuat

kelompok tanpa diimbangi penyuluhan (pembinaan) yang baik tentang

kelompok Grameen Bank itu sendiri. Tujuan kelompok dipersepsikan

hanyalah sekedar untuk mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan

Page 78: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

kredit Grameen Bank. Akibatnya, setelah mendapatkan kredit, anggota

kemudian menjadi sibuk dengan usaha pribadinya masing-masing.

2. Struktur Kelompok (

Struktur kelompok dalam Grameen Bank merupakan bentuk

hubungan antara individu dalam kelompok yang disesuaikan dengan

peran masing-masing individu dalam kelompok tersebut. Untuk

kelompok yang semi formal seperti Grameen Bank maka posisi dan

peran masing-masing anggota dapat berganti apabila kelompok

menghendakinya.

Struktur kelompok oleh sebagian besar (87%) anggota dipandang

tinggi. Struktur kelompok dalam hal pengambilan keputusan sebenarnya

sudah berjalan relatif baik dimana pengurus kelompok sering melibatkan

anggota dalam pengambilan keputusan, tanpa melihat kedudukan dan

status sosial ekonomi anggota. Para anggota dilibatkan dalam proses

pengambilan keputusan yang diambil berdasarkan atas keinginan dan

pendapat bersama.

Dalam hal pembagian tugas dan tanggung jawab cukup baik

dimana masing-masing menjalankan tugasnya. Bendahara berfungsi

sebagai individu yang menerima pembayaran cicilan dan

membayarkannya ke Grameen Bank. Namun, pola ini kadangkala tidak

baku. Bisa saja anggota lainnya melakukan fungsi bendahara untuk

melakukan pembayaran cicilan kredit jika yang bersangkutan sedang

berhalangan.

Page 79: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Pertemuan resmi kelompok memang tidak rutin dilakukan dan

sebagian anggota mengakui merasa enggan untuk hadir dalam pertemuan

kelompok yang formal, karena alasan kesibukan pekerjaan. Namun hal

ini tidak menghalangi arus informasi antar pengurus dengan anggota dan

anggota dengan anggota lainnya. Jumlah anggota yang relatif tidak besar

dan jarak tempat yang berdekatan memungkinkan segala informasi dapat

dilakukan secara cepat.

3. Fungsi Tugas (

Fungsi tugas kelompok adalah usaha yang dilakukan kelompok

sehingga tujuan kelompok dapat tercapai. Fungsi tugas kelompok

Grameen Bank dipandang semua (100%) anggota cenderung tinggi.

Tenaga penyuluh Grameen selalu menginformasikan, mendiskusikan,

menjelaskan rencana, kegiatan, dan kebijakan kepada semua anggota.

Segala hal yang terjadi, pada umumnya diketahui anggota karena segala

hal tersebut dikonfirmasikan kepada anggota. Informasi cukup lancar

terjadi walaupun tidak selalu dilakukan dalam pertemuan resmi

kelompok.

Dalam hal kegitan kelompok, terlihat pengurus kelompok

senantiasa selalu berusaha mengkoordinasi dengan anggota

kelompoknya. Pengurus kelompok diakui oleh anggota sering mengajak

anggota untuk hadir dalam kegiatan kelompok. Kadang kala ini dapat

dipenuhi namun pada waktu yang lain anggota tidak dapat hadir, namun

sudah ada inisiatif dari pengurus kelompok. Dalam pertemuan kelompok

Page 80: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

anggota senantiasa diusahakan dan memberikan kesempatan untuk

mendiskusikan segala persoalan usahanya.

4. Pembinaan dan Pengembangan kelompok (

Pembinaan dan pengembangan kelompok merujuk pada usaha

kelompok untuk meningkatkan partisipasi anggota dalam setiap kegiatan

kelompok. Selain itu adanya peningkatan usaha dari kelompok yang

bertujuan meningkatkan pendapatan anggota. Disamping peningkatan

koordinasi agar kelompok terhindar dari konflik, pembinaan dan

pengembangan kelompok berhubungan pula dengan penentuan standar

atau norma kelompok yang bertujuan mengatur hubungan antar anggota

kelompok agar tercapai tujuan kelompok tersebut.

Pembinaan dan pengembangan kelompok oleh sebagian kecil

(33%) anggota dinilai sedang. Artinya, secara umum pembinaan dan

pengembangan yang dilakukan terhadap anggota masih kurang dalam

kelompok.

Partisipasi untuk hadir dalam pertemuan resmi kelompok

Grameen Bank diakui sebagian anggota cenderung sedang. Jika dianggap

tidak terlalu penting, anggota enggan untuk hadir dalam pertemuan

kelompok. Hadir dalam pertemuan resmi kelompok dianggap hanya

membuang waktu saja. Jika dilakukan pada siang hari, anggota kelompok

sibuk dengan usahanya masing-masing, sedangkan pada malam hari

anggota sudah merasa lelah akibat pekerjaan di siang hari. Akibatnya

pola pembinaan dalam kelompok jarang terjadi.

Page 81: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Pembinaan dan pengembangan kelompok oleh sebagian besar

(77%) anggota dinilai tinggi. Artinya, secara umum pembinaan dan

pengembangan yang dilakukan terhadap anggota sudah baik.

Sebagian besar anggota sudah banyak yang ikut berpartisipasi

dalam perencanaan kegiatan. Sebelum menjadi anggota baru pun para

anggota mendapat pelatihan dan tenaga penyuluh selalu memberikan

pengenalan nilai-nilai Grameen dalam setiap pertemuan.

5. Kekompakan kelompok (

Kekompakan kelompok merupakan daya lekat kelompok yang

merupakan modal dasar bagi keberhasilan kelompok. Sebagian besar

(93%) menggambarkan kekompakan kelompok pada kategori tinggi.

Sedangkan sebagian kecil lainnya (7%) menyatakan kekompakan

kelompok Grameen Bank dalam kategori sedang.

Dari pengamatan terlihat secara umum, kekompakan dalam arti

hubungan sebagai sesama anggota masyarakat relatif cukup baik.

Pembentukan kelompok yang didasarkan pada kedekatan tempat tinggal

dan pada kesamaan jenis usaha membuat kekompakan kelompok dilihat

dari homogenitas sosial anggota. Anggota kelompok umumnya memiliki

hubungan yang erat antar sesama anggota maupun dengan anggota

Grameen Bank yang lainnya dan saling kenal-mengenal. Anggota

mengakui akan saling tolong menolong jika tetangganya sedang

mengalami kesulitan dan kesusahan. Misalnya jika ada kematian, acara

perkawinan dan sebagainya.

Page 82: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Pada umumnya anggota Grameen Bank masih merasa senang

dengan kelompoknya. Konflik yang dapat membubarkan Grameen Bank

jarang terjadi, yang terjadi hanyalah masalah kecil misalnya ada anggota

Grameen Bank yang tidak dapat membayar cicilan kredit pada waktunya.

Biasanya persoalan seperti ini dapat diselesaikan dalam kelompok, dan

tidak sampai mengganggu kekompakan kelompok.

6. Suasana Kelompok (

Suasana kelompok adalah keadaan kelompok akibat pengaruh

lingkungan fisik dan non fisik (interaksi anggota) yang dapat

mempengaruhi anggota dalam mencapai tujuan kelompok.

Suasana kelompok digambarkan sebagian anggota (93%) pada

kategori tinggi. Hal ini menggambarkan bahwa suasana kelompok sudah

baik terutama pada lingkungan fisik yang dapat memberikan suasana

kondusif dalam menunjang kedinamisan kelompok Grameen Bank

tersebut. Sebagian besar responden mengakui adanya sekretariat khusus

sebagai tempat pertemuan anggota Grameen Bank ditambah dengan

suasana penunjang yang lainnya.

Hubungan ketetanggaan memang cukup baik, dimana nampak

pada hubungan antar sesama warga, saling kenal dan membantu bila

tetanggannya mengalami kesulitan dan musibah. Keadaan ini malah

nyata terjadi bukan hanya pada saat kegiatan kelompok saja tetapi

suasana seperti ini juga tampak dalam pergaulan sehari-hari.

Page 83: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

E. Kemandirian Anggota Kelompok Grameen Bank

Kemandirian anggota Grameen Bank merupakan salah satu

keberhasilan dari program ini. Diharapkan usaha anggota dan kelompok tetap

dapat bertahan dan berkembang. Kemandirian anggota kelompok Grameen

Bank ditandai dengan adanya perubahan lebih baik pada empat hal yaitu: (1)

tingkat perkembangan usaha,(2) perkembangan permodalan,(3) tingkat

kerapian sistem adminitrasi,(4) tingkat perkembangan jaringan. Hasil analisis

digambarkan pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Kemandirian Anggota Kelompok Grameen Bank

No Tingkat Kemandirian Grameen Bank

Kategori Skor/ Nilai Presentase (n=30)

1 Tingkat perkembangan usaha

Rendah Sedang Tinggi

≤ 6 7- 9 ≥ 10

1 (3%) 18 (60%) 11 (37%)

2 Perkembangan Modal Rendah Sedang Tinggi

≤ 4 5-7 ≥ 8

0 (0%) 12 (40%) 18 (60%)

3 Tingkat Kerapian Sistem Adminitrasi

Rendah Sedang Tinggi

≤ 19 20-26 ≥ 27

3 (10%) 5 (17%) 22 (73%)

4 Tingkat Perkembangan Jaringan

Rendah Sedang Tinggi

≤ 13 14-20 ≥ 21

6 (20%) 18 (60%) 6 (20%)

Keterangan: N = Jumlah Responden ( ) = Jumlah Presentase

Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat kemandirian anggota

Grameen Bank secara umum menunjukan kategori sedang dan tinggi.

Artinya, kemandirian yang ada kelompok Grameen Bank tersebut sudah

cukup.

Page 84: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

1. Tingkat Perkembangan Usaha (

Keadaan masyarakat di Desa Sukoharjo lebih bergantung pada

sektor-sektor non pertanian seperti industri, jasa, perdagangan dan masuk

dalam skala kecil menengah kebawah. Usaha seperti itulah yang lama

ditekuni dan diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup. Ada yang

dilakukan oleh masing-masing individu dan ada yang dilakukan bersama-

sama dalam satu kelompok. Namun, pada umumnya usaha yang

dilakukan secara individu.

Hasil penelitian menunjukan tingkat perkembangan usaha

produktif anggota kelompok dinilai sebagian besar (60%) anggota berada

pada kategori sedang dan (3%) anggota pada kategori rendah. Ini

menunjukan, walaupun usaha anggota telah menunjukan perkembangan,

peningkatan masih kategori sedang. Anggota Grameen Bank menilai

bahwa bantuan kredit Grameen Bank sudah dapat memberikan

perubahan berarti dalam mengembangkan usaha.

Tambahan modal dari Grameen Bank, terutama pada saat awal

menerimanya diakui dapat meningkatkan bahan baku dan produksi. Akan

tetapi seiring dengan kenaikan harga barang (ongkos produksi), akhirnya

tambahan modal tersebut tidak cukup berarti dalam mendukung

perkembangan usaha terutama dalam hal penambahan bahan baku dan

produksi.

Usaha anggota Grameen Bank yang tidak mengalami

perkembangan berarti dan mengalami kemunduran menunjukan

Page 85: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

kemandiriannya belum terlihat. Kurang berkembangnnya usaha terutama

disebabkan tambahan dana yang relatif kurang cukup dalam membiayai

produksi. Akibatnya usaha anggota kelompok seperti ini akan mengalami

kesulitan dalam melunasi pembayaran cicilan kredit Grameen Bank.

Walaupun demikian ada sebagian (37%) anggota yang telah

mencapai taraf kemandirian tinggi, dimana usahanya telah mencapai

peningkatan yang menggembirakan. Keuntungan yang diperoleh

mengalami peningkatan dan usahanya semakin dikenal dengan interaksi

yang lebih luas dengan penyedia bahan baku, pasar, dan konsumen.

Keuntungan yang diperoleh dapat dimaksimalkan untuk menambah

bahan baku dan skala produksi. Anggota kelompok seperti ini dapat

menyisihkan sebagian keuntungan usahanya untuk ditabung atau

dipergunakan menambah modal yang ada.

2. Perkembangan Permodalan

Peningkatan dan perkembangan permodalan anggota kelompok

sebagai salah satu unsur kemandirian anggota kelompok Grameen Bank

ditandai dengan bertambahnya modal usaha anggota Grameen Bank baik

dari tabungan anggota di kelompok, maupun dari pinjaman luar seperti

bank, koperasi dan lembaga pembiayaan lainnya.

Kredit yang diberikan Grameen Bank dimaksudkan untuk

menambah modal usaha anggota kelompok. Jumlah atau besarnya kredit

berbeda untuk masing-masing kelompok disesuaikan dengan kebutuhan

dan kemampuan anggota kelompok. Hasil pengamatan menggambarkan

Page 86: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dana tersebut kadangkala dibagi rata untuk masing-masing anggota

dalam kelompok tersebut. Kredit tersebut dapat dicicil selama 12 bulan

dengan bunga berkisar 25 persen.

Sebenarnya modal usaha anggota Grameen Bank dirasakan makin

bertambah dengan adanya bantuan kredit Grameen Bank, terutama pada

awal menerimanya. Tambahan modal sebelumnya jarang ada sehingga

para anggota kelompok merasa terbantu sekali dengan adanya tambahan

modal tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan perkembangan permodalan

sebagian anggota (40%) termasuk kategori sedang. Dengan kata lain,

perkembangan permodalan anggota kelompok relatif masih biasa saja,

bahkan hanya mengalami sedikit perkembangan. Hal tersebut ditandai

dengan adanya tabungan anggota di Grameen Bank yang disertai dengan

pembayaran cicilan kredit Grameen Bank yang tepat waktu walapun ada

sebagian kecil anggota yang tidak bisa membayar cicilan kredit. Bahkan

ada anggota Grameen Bank yang tidak dapat melanjutkan pembayaran

cicilan. Keterlambatan dan ketidakmampuan membayar cicilan ini

terutama disebabkan adanya kerugian dalam usahanya. Kadangkala juga

hasil keuntungan yang diperoleh hanya mencukupi konsumsi rumah

tangga sehari-hari, sehingga hasil keuntungan tidak secara nyata dapat

menambah permodalan usahanya. Hal ini dapat dimaklumi karena

memang keadaan ekonomi sebagian besar anggota Grameen Bank adalah

golongan menengah ke bawah.

Page 87: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Anggota Grameen Bank (60%) yang telah menunjukkan

kemandirian tinggi dalam perkembangan permodalan dapat menyisihkan

keuntungan usahanya untuk melakukan pembayaran cicilan kredit dan

dapat menabung secara rutin di kelompoknya. Keuntungan yang

diperoleh secara maksimal dapat digunakan sebagai tambahan modal

usaha. Anggota kelompok yang seperti ini usahanya sudah cukup maju

dimana keuntungan yang diperoleh cukup besar ditambah penghasilan

tambahan lainya. Anggota kelompok dapat tepat waktu melunasi

pembayaran kredit Grameen Bank, dan ada yang kemudian mengajukan

kredit kembali.

3. Tingkat Kerapian Sistem Administrasi (

Administrasi kelompok Grameen Bank yang dikehendaki adalah

adanya kelengkapan pengurus, buku anggota, buku surat keluar dan

masuk Grameen Bank, buku kas, buku bank, buku daftar penabung dan

peminjam, buku surat pinjaman, dan buku besar simpanan.

Tingkat kerapian sistem administrasi sebagian besar (17%)

anggota Grameen Bank pada kategori sedang. Grameen Bank seperti ini,

umumnya tidak memiliki atau hanya memiliki sebagian kelengkapan

administrasi kelompok. Kelengkapan administrasi umumnya adalah

struktur pengurus dan buku surat pinjaman anggota Grameen Bank.

Adanya struktur pengurus karena memang Grameen Bank membutuhkan

adanya pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota.

Buku surat pinjaman pada awal pinjaman diberikan oleh pihak Grameen

Page 88: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Bank agar memudahkan dalam mengontrol pembayaran cicilan. Adapun

buku administrasi kelompok lainnya memerlukan kreatifitas masing-

masing Grameen Bank untuk membuatnya.

Keadaan ini diakui oleh sebagian besar responden dengan alasan

keengganan atau malas untuk membuatnya, disamping faktor kurangnya

kemampuan dan keahlian anggota dalam membuatnya. Diakui, fasilitator

masih kurang dalam memberikan penyuluhan (pelatihan) yang

memberikan ketrampilan membuat kelengkapan buku-buku administrasi

kelompok.

Kelengkapan administrasi yang dimiliki anggota kelompok,

memang sudah diusahakan namun masih terbatas dan belum begitu

lengkap. Anggota kelompok mengakui hanya mempunyai sebagian

kelengkapan buku administrasi yang dipersyaratkan. Buku tersebut

misalnya buku surat pinjaman, buku daftar anggota, buku peminjam. Ada

yang memang berbentuk buku secara rapi akan tetapi banyak juga yang

hanya berupa lembaran seperti keluar masuknya uang dari hasil usaha

hanya dicatat dalam lembaran kertas dan tidak secara rapi dibukukan.

Sebagiannya (73%) telah menunjukkan kemandirian tinggi dalam

hal kerapian sistem administrasi. Anggota Grameen Bank tersebut

dengan baik melengkapi buku-buku administrasi kelompok yang

dipersyaratkan oleh Grameen Bank walaupun dalam bentuk yang

sederhana. Buku administrasi yang dimiliki biasanya sudah cukup

lengkap seperti adanya buku anggota, buku pinjaman (pinjaman,

Page 89: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

tabungan), buku keuangan, bahkan buku surat masuk dan keluar.

Sedangkan, buku bank dan buku besar simpanan jarang dibuat dengan

alasan kurang penting bagi anggota kelompok.

4. Tingkat Perkembangan Jaringan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan

jaringan yang dilakukan anggota kelompok menunjukkan keadaan

merata. Anggota (20%) yang kemandiriannya rendah ditunjukkan dengan

masih jarangnya anggota Grameen Bank melakukan hubungan dengan

lembaga keuangan mikro atau lembaga kredit. Interaksi dengan bank

tidak pernah dilakukan karena anggota tidak melakukan kegiatan

menabung atau pinjaman di bank. Usaha melakukan pinjaman dengan

bank tidak pernah dilakukan karena adanya persyaratan yang cukup ketat

seperti kelengkapan persyaratan administratif yang cukup rumit.

Lembaga lain seperti koperasi tidak pernah dilakukan dalam hal kaitan

dengan pengembangan usahanya. Interaksi yang dilakukan masih sekedar

dengan pihak pengguna jasa/usaha (konsumen) dan diakui usahanya

sedikit lebih dikenal setelah tergabung dalam kelompok Grameen Bank.

Sebagian anggota (60%) lainnya dalam kategori sedang, dimana

interaksi dilakukan namun masih terbatas dengan pengguna jasa/usaha

dan sesekali dengan koperasi, namun terbatas dalam hal pembelian

beberapa sarana produksi. Dalam hal penjualan lebih memilih langsung

dengan pedagang perorangan. Interaksi dengan bank belum dilakukan,

baik dalam kegiatan menabung maupun dalam hal peminjaman. Sesekali

Page 90: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

anggota kelompok berupaya untuk melakukan upaya kerjasama dengan

berbagai pihak untuk mendapatkan pasar penjualan hasil usaha, akan

tetapi diakui belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.

Anggota Grameen Bank (20%) yang menunjukkan kemandirian

tinggi, telah melakukan hubungan dengan berbagai pihak. Hubungan

dengan pihak pengguna jasa/usaha (konsumen) secara rutin dilakukan,

termasuk dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro lainnya seperti

BMT (Baitul Mal Wa Tamwi). Hubungan dengan lembaga keuangan atau

bank yang besar seperti BRI dan BNI pada umumnya belum dilakukan

karena masih terbatasnya akses terhadap lembaga tersebut. Walaupun

begitu, diakui ada keinginan untuk melakukan hubungan dengan bank

agar dapat memperoleh pinjaman yang lebih besar sebagai tambahan

permodalan. Adapun hubungan atau interaksi dengan pasar hasil usaha,

sudah baik dan secara rutin dilakukan.

Dilihat secara umum, interaksi yang dilakukan memang masih

terbatas. Anggota kelompok Grameen Bank belum optimal

memanfaatkan kelompoknya untuk menunjang perkembangan usahanya

maupun perkembangan Grameen Bank itu sendiri. Padahal

berkembangnya hubungan dengan berbagai pihak akan dapat

meningkatkan perkembangan modal yang selanjutnya dapat

meningkatkan usaha anggota kelompok Grameen Bank tersebut.

Page 91: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

F. Hubungan Faktor Internal dengan Tingkat Dinamika Kelompok dan

Tingkat Kemandirian Anggota Grameen Bank

Secara umum, tingkat dinamika kelompok (terutama pada struktur

kelompok, pembinaan kelompok dan suasana kelompok) berhubungan nyata

dengan faktor internal pada usia Grameen Bank. Sedangkan faktor internal

pada tingkat pendapatan berhubungan nyata negatif dengan kekompakan

kelompok. Dan sikap kewirausahaan berhubungan nyata positif dengan

pembinaan kelompok. Maknanya, usia Grameen Bank yang lama dapat

meningkatkan dinamika kelompok Grameen Bank. Adapun faktor internal

lainnya berhubungan dengan dinamika kelompok pada beberapa unsur. Ada

yang berhubungan nyata positif dan ada yang nyata negatif. Hal tersebut

ditunjukan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hubungan Faktor Internal Anggota dengan Tingkat Dinamika Kelompok

Grameen Bank Faktor

Internal Tingkat Dinamika Kelompok

Tujuan Kelompok

Struktur Kelompok

Fungsi Tugas

Pembinaan Kelompok

Kekompakan Kelompok

Suasana Kelompok

Umur -0,026 0,153 0,049 0,109 0,085 0,227 Pendidikan Formal 0,115 -0,086 0,17 0,114 -0,126 -0,162 Pendidikan Non Formal -0,219 0,049 0,131 0,064 -0,055 -0,087 Pengalaman Berusaha -0,147 0,097 -0,124 0,070 0,042 0,064 Usia Grameen Bank 0,099 0,384* -0,122 0,380** 0,06 0,461** Tingkat Pendapatan -0,006 -0,037 -0,207 -0,18 -0,328* 0,055 Sikap Kewira-usahaan 0,129 -0,155 -0,257 0,291* -0,18 -0,222

Keterangan : * Berhubungan nyata pada taraf α = 0,05 ** Berhubungan nyata pada taraf α = 0,01 Analisis dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau-b

Page 92: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 4.8 menunjukkan tidak semua unsur faktor internal

berhubungan dengan unsur dinamika kelompok. Usia Grameen Bank

berhubungan nyata positif dengan (dinamika kelompok) unsur struktur

kelompok, pembinaan kelompok dan suasana kelompok. Tingkat pendapatan

berhubungan nyata negatif dengan kekompakan kelompok, dan sikap

kewirausahaan berhubungan nyata positif dengan pembinaan kelompok.

Hal ini menunjukkan bahwa usia Grameen Bank dapat

mendinamiskan keadaan kelompok melalui struktur kelompok, pembinaan

kelompok dan susana kelompok. Usia kelompok Grameen Bank yang sudah

mencapai 11 tahun berpengaruh pada struktur kelompok. Dalam pengambilan

keputusan ketua kelompok selalu memperhatikan aspirasi anggotanya,

pembagian tugas dan tanggung jawab sangat jelas bahkan dalam bentuk

tertulis, aturan dan kewajiban pengurus tertulis secara rinci dan nyata, dan

komunikasi antara pengurus dan anggota kelompok sangat lancar.

Usia kelompok Grameen Bank juga berhubungan nyata positif dengan

pembinaan kelompok. Tingkat partisipasi anggota dalam proses perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan cukup besar, sebagian besar anggota sudah ikut

berpartisipasi. Pengelola Grameen Bank sendiri juga selalu menanamkan

nilai-nilai Grameen Bank pada setiap pertemuan misalnya saja pengelola

selalu menanamkan nilai “kalau punya utang harus bayar, karena itu adalah

kewajiban”. Pembinaan dan pengembangan kelompok penting dilakukan

sebagai sarana untuk dapat mempertahankan keberadaan kelompok dengan

peningkatan partisipasi anggota. Partisipasi yang rendah membuat kelompok

Page 93: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Grameen Bank menjadi mundur, bahkan dapat mengarah pada bubarnya

kelompok. Anggota mesti ditingkatkan partisipasinya dengan menumbuhkan

perasaan sebagai bagian dari kelompok dan pengadaan fasilitas yang

memadai.

Usia Grameen Bank juga berhubungan nyata positif dengan suasana

kelompok. Semakin lama usia Grameen Bank semakin baik kondisi

kelompoknya. Disini semua anggota bebas berpartisipasi dalam mencapai

tujuan Grameen Bank. Antara anggota yang satu dengan yang lainnya akrab

baik dalam kegiatan kelompok maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dan di

Grameen Bank ini semua anggota mempunyai derajat yang sama tidak

memandang mereka orang mampu ataupun orang kurang mampu.

Tingkat pendapatan anggota berhubungan nyata negatif dengan

(dinamika kelompok) unsur kekompakan kelompok. Maknanya, semakin

tinggi tingkat pendapatan anggota semakin menurunkan kekompakan

kelompok. Pendapatan anggota menunjukan tingkat ekonomi rumah

tangganya. Pendapatan (keadaan ekonomi) anggota Grameen Bank dapat

mempengaruhi keikutsertaan atau keaktifannya dalam kelompok. Anggota

kelompok yang berpenghasilan rendah cenderung lebih memusatkan

perhatian pada kegiatan usaha pribadinya. Sedangkan anggota yang

penghasilannya tinggi karena usahanya yang relatif mapan akan lebih aktif

terlibat dalam kegiatan kelompok.

Sikap mental usaha (kewirausahaan) yang kuat akan membuat anggota

kelompok Grameen Bank tidak mudah menyerah dan putus asa. Anggota

Page 94: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

berusaha agar keberadaan kelompok usahanya dapat terjaga. Karenanya

penelitian menunjukkan sikap kewirausahaan yang dimiliki anggota Grameen

Bank berhubungan sangat nyata positif dengan dinamika kelompok. Semakin

tinggi sikap kewirausahaan anggota Grameen Bank, maka semakin tinggi

kedinamisan kelompok. Sikap kewirausahaan yang tinggi memacu

semangatnya untuk mencapai tujuan pribadi dan tujuan kelompok bersama-

sama. Sikap kewirausahaan yang tinggi mendorong anggotanya untuk

melakukan berbagai kegiatan agar usahanya dapat berkembang (tujuan

pribadi) dan bagaimana lewat kelompok hal tersebut tercapai (fungsi tugas).

Karenanya, pembinaan dan pengembangan kelompok juga berhubungan

dengan sikap kewirausahaan dimana akan meningkatkan sikap kewirausahaan

dimana akan meningkatkan sikap kewirausahaan anggota.

Faktor internal anggota kelompok juga berhubungan dengan

kemandirian anggota kelompok. Faktor internal yang mempengaruhi

kemandirian anggota kelompok yaitu sikap kewirausahaan dan pengalaman

berusaha. Maknanya, sikap kewirausahaandan pengalaman berusaha yang

tinggi akan meningkatkan kemandirian anggota kelompok Grameen Bank.

Hal tersebut digambarkan pada Tabel 4.9.

Page 95: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 4.9 Hubungan Faktor Internal dengan Kemandirian Anggota Kelompok

Grameen Bank Faktor

Internal Tingkat kemandirian Anggota Kelompok

Tingkat Perkembangan

Usaha

Perkembangan Permodalan

Tingkat Kerapian Sistem

Adminitrasi

Tingkat Perkembangan

Jaringan Umur 0,26 -0,164 0,122 -0,176 Pendidikan Formal 0,139 0,165 0,054 0,041 Pendidikan Non Formal -0,114 -0,13 -0,01 0,118 Pengalaman Berusaha 0,172 -0,112 0,478** 0,158 Usia Grameen Bank 0,253 0,012 -0,023 0,176 Tingkat Pendapatan -0,073 0,186 -0,105 0,18 Sikap Kewirausahaan 0,337* 0,209 0,102 0,255

Keterangan : * Berhubungan nyata pada taraf α = 0,05 ** Berhubungan nyata pada taraf α = 0,01 Analisis dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau-b

Secara umum, umur anggota Grameen Bank berhubungan dengan

tingkat kemandirian anggota Grameen Bank terutama pada pengalaman

berusaha dan sikap kewirausahaan.

Pengalaman berusaha berhubungan nyata dengan tingkat kerapian

sistem adminitrasi. Anggota yang telah berusaha cukup lama, umumnya telah

mempunyai sistem adminitrasi yang baik, mulai dari struktur pengurus,

aturan organisasi, daftar anggota dll. Dengan demikian, pengalaman anggota

sebenarnya efektif meningkatkan kemandirian anggota dalam kerapian sistem

adminitrasi.

Sedangkan sikap kewirausahaan berhubung sangat nyata dengan

kemandirian anggota kelompok terutama pada tingkat perkembangan usaha.

Maknanya, sikap kewirausahaan yang tinggi akan mendorong anggota

melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan usahanya. Seiring dengan

Page 96: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

berkembangnya usaha yang dilakukan, anggota lebih terdorong untuk

meningkatkan permodalan yang diperoleh dari hasil keuntungan usaha atau

dengan melakukan pinjaman modal. Peningkatan usaha dan perkembangan

permodalan mendorong anggota kelompok Grameen Bank untuk terus

melakukan hubungan dan kerjasama (membuka jaringan) baik dengan

konsumen besar dan kecil, pasar, lembaga keuangan (pembiayaan), dan

sebagainya. Hubungan dan kerjasama tersebut dilakukan dengan harapan

permodalannya lebih meningkat dan usahanya dapat berkembang kearah yang

lebih baik.

Dengan demikian,secara nyata sikap kewirausahaan dan usia Grameen

Bank selain berhubungan dengan tingkat dinamika kelompok, juga

berhubungan dengan kemandirian anggota kelompok Grameen Bank.

Hubungan yang ditunjukkan adalah positif. Artinya semakin tinggi sikap

kewirausahaan dan lamanya usia Grameen Bank maka akan semakin dinamis

kelompok dan semakin mandiri anggotanya. Karenanya pengembangan sikap

kewirausahaan dan lamanya usia Grameen Bank penting dalam rangka

menunjang kedinamisan kelompok Grameen Bank dan kemandirian

anggotanya. Anggota Grameen Bank yang mempunyai sikap kewirausahaan

yang tinggi dan telah lama mengikuti Grameen Bank akan lebih aktif dalam

segala kegiatan kelompok, sehingga kelompok menjadi lebih dinamis.

Page 97: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

G. Hubungan Faktor Eksternal dengan Tingkat Dinamika Kelompok dan

Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok Grameen Bank

Hasil analisis menunjukkan, secara umum faktor eksternal tidak

berhubungan dengan tingkat dinamika kelompok Grameen Bank. Hal ini

digambarkan pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hubungan Faktor Eksternal dengan Tingkat Dinamika Kelompok

Faktor Eksternal

Tingkat Dinamika Kelompok Tujuan

Kelompok Struktur kelompok

Fungsi Tugas

Pembinaan Kelompok

Kekompakan Kelompok

Suasana Kelompok

Intensitas Penyuluhan 0,105 0,025 -0,183 0,123 -0,099 -0,124 Keterjangkauan Informasi -0,12 0,208 0,078 -0,146 0,207 0,163 Ketersediaan Kredit Bergulir -0,099 -0,08 -0,328 -0,098 -0,235 -0,098

Keterangan : * Berhubungan nyata pada taraf α = 0,05 ** Berhubungan nyata pada taraf α = 0,01 Analisis dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau-b

Dilihat dari tabel diatas faktor eksternal tidak berhubungan nyata

dengan tingkat dinamika kelompok. Artinya, selama ini faktor eksternal tidak

menunjukkan dukungan terhadap tingkat dinamika kelompok, hal ini

dikarenakan karena penyuluh dari Grameen Bank ini hanya satu orang

sehingga tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas, pembinaan

kelompok, kekompakan kelompok, dan suasana kelompok bersifat homogen

atau sama.

Selain dengan dinamika kelompok faktor eksternal juga berhubungan

nyata dengan tingkat kemandirian anggota kelompok. Ini menunjukkan

dukungan (pengaruh) faktor eksternal terhadap kemandirian anggota

Page 98: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

kelompok Grameen Bank Semakin tinggi faktor eksternal, maka semakin

mandiri anggota kelompok. Hal tersebut digambarkan pada tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hubungan faktor eksternal dengan kemandirian anggota kelompok

Faktor Eksternal

Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok Tingkat

Perkembangan Usaha

Perkembangan Permodalan

Tingkat Kerapian Sistem

Adminitrasi

Tingkat Perkembangan

Jaringan Intensitas Penyuluhan 0,245 0,22 0,065 0,15 Keterjangkauan Informasi -0,122 -0,03 0,198 0,374* Ketersediaan Kredit Bergulir 0,186 0,188 0,247 0,017

Keterangan : * Berhubungan nyata pada taraf α = 0,05 ** Berhubungan nyata pada taraf α = 0,01 Analisis dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau-b

Tabel 4.11 menunjukkan bahwa keterjangkauan informasi

berhubungan nyata positif dengan tingkat perkembangan jaringan.

Keterjangkauan informasi menunjukkan hubungan positif terhadap

kemandirian anggota terutama tingkat perkembangan jaringan. Artinya,

semakin tinggi keterjangkauan informasi semakin mandiri anggota kelompok.

Lambannya perkembangan usaha kecil seringkali diakibatkan kurangnya

akses terhadap sumber produksi, pasar, dan pembiayaan (permodalan). Hal

ini utamanya diakibatkan kurangnya informasi yang sampai dan dapat

diterima secara jelas oleh anggota masyarakat. Akses yang baik antara

anggota kelompok Grameen Bank dan berbagai sumber informasi akan

meningkatkan kemampuan anggota dalam mengembangkan jaringannya yang

selanjutnya diikuti dengan hubungan yang lebih luas dengan berbagai pihak.

Disinilah ketersediaan informasi, termasuk bagaimana anggota kelompok

dapat mengaksesnya menjadi penting untuk dapat dilakukan.

Page 99: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dengan demikian faktor eksternal yang ada selain mempengaruhi

hanya mempengaruhi kemandirian anggota kelompok. Faktor eksternal tetap

menjadi hal yang penting, karena secara nyata dapat mempengaruhi

kemandirian anggota kelompok Grameen Bank.

H. Hubungan Tingkat Dinamika Kelompok Grameen Bank dengan Tingkat

Kemandirian Anggota Kelompok Grameen Bank

Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa secara umum tingkat

dinamika kelompok pada : tujuan kelompok, struktur kelompok, fungsi tugas,

pembinaan dan pengembangan kelompok, kekompakan kelompok, dan

suasana kelompok tidak semuanya berhubungan nyata positif dengan tingkat

kemandirian kelompok Grameen Bank , tingginya dinamika kelompok akan

meningkatkan kemandirian anggota kelompok Grameen Bank terutama pada

tingkat perkembangan usaha, perkembangan permodalan, dan tingkat

kerapian adminitrasi. Hasil analisis hubungan tingkat dinamika kelompok

dengan kemandirian anggota kelompok Grameen Bank digambarkan pada

Tabel 4.12 berikut.

Page 100: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.12 Hubungan Dinamika Kelompok dengan Kemandirian Anggota

Kelompok Dinamika Kelompok

Tingkat kemandirian kelompok Tingkat

Perkembangan Usaha

Perkembangan Permodalan

Tingkat Kerapian

Sistem Adminitrasi

Tingkat Perkembangan

Jaringan

Tujuan kelompok 0,15 0,278 -0,319* 0,152 Struktur Kelompok 0,24 -0,327* 0,108 0,044 Fungsi Tugas -0,112 -0,201 -0,145 -0,223 Pembinaan kelompok 0,466** 0,01 -0,066 0,077 Kekompakan kelompok 0,097 -0,163 0,124 0,048 Suasana Kelompok 0,11 0,019 0,004 0,254

Keterangan : * Berhubungan nyata pada taraf α = 0,05 ** Berhubungan nyata pada taraf α = 0,01 Analisis dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau-b

Pembinaan kelompok (dinamika kelompok) berhubungan nyata

dengan (kemandirian kelompok) tingkat perkembangan usaha. Sifat

hubungan yang ditunjukan adalah positif. Artinya, makin dinamis pembinaan

kelompok makin tinggi kemandirian anggota pada perkembangan usahanya.

Dengan demikian pembinaan kelompok yang intensif dilakukan

mempengaruhi perkembangan usaha anggota kelompok tersebut.

Produktivitas usahanya lebih meningkat dari keadaan sebelum bergabung

dalam kelompok Grameen Bank.

Tingkat dinamika kelompok (struktur kelompok) berhubungan nyata

negatif dengan kemandirian anggota pada perkembangan permodalan.

Artinya, tingginya tingkat struktur kelompok dapat mempengaruhi

perkembangan permodalan menjadi rendah, dan rendahnya struktur kelompok

akan membuat perkembangan permodalan menjadi lebih tinggi. Hal ini

Page 101: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

menunjukkan, bahwa tingginya struktur kelompok belum tentu membuat

perkembangan permodalan dalam kelompok menjadi lebih baik.

Sedangkan tujuan kelompok berhubungan nyata negatif dengan

tingkat kerapian sistem administrasi. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi

kelompok tidak mempunyai hubungan langsung dengan kemandirian pada

kerapian sistem administrasi. Struktur kelompok yang baik belum tentu

membuat kerapian sistem administrasi menjadi tinggi. Struktur kelompok

yang baik akan menyebabkan anggota tidak merasa perlu melakukan

pencatatan dan melengkapi kelompok Grameen Bank dengan berbagai buku

administrasi kelompok, akibatnya sistem administratif menjadi lemah.

Dengan demikian, tujuan kelompok tetap perlu diatur dan dijaga.

Tujuan kelompok dengan tingkat kepercayaan sesama anggotanya yang

rendah dapat saja memotivasi anggota untuk lebih memperhatikan aspek

administrasi kelompok. Anggota akan merasa butuh dengan administratif

kelompok Grameen Bank yang tercatat baik.

I. Hubungan Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok Grameen Bank

dengan Tingkat Dinamika Kelompok

Secara umum tingkat kemandirian anggota kelompok pada tingkat

perkembangan kelompok berhubungan positif dengan tingkat dinamika

kelompok Grameen Bank, sedangkan perkembangan permodalan, dan tingkat

kerapian adminitrasi berhubungan negatif dengan tingkat dinamika kelompok

Grameen Bank . Hasil analisis hubungan tingkat kemandirian anggota dengan

dinamika kelompok Grameen Bank digambarkan dalam tabel 4.13

Page 102: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Tabel 4.13 Hubungan Tingkat Kemandirian Anggota Kelompok dengan Tingkat

Dinamika Kelompok Tingkat

Kemandirian Anggota

Kelompok

Tingkat Dinamika Kelompok Tujuan

Kelompok Struktur kelompok

Fungsi Tugas

Pembinaan Kelompok

Kekompakan Kelompok

Suasana Kelompok

Tingkat Perkembangan kelompok 0,15 0,24 -0,112 0,466** 0,097 0,11 Perkembangan permodalan 0,278 -0,327* -0,201 0,01 -0,163 0,019 Tingkat Kerapian sistem Adminitrasi -0,319* 0,108 -0,145 -0,066 0,124 0,004 Tingkat Perkembangan Jaringan 0,152 0,044 -0,223 0,077 0,048 0,254

Keterangan : * Berhubungan nyata pada taraf α = 0,05 ** Berhubungan nyata pada taraf α = 0,01 Analisis dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau-b

Tingkat perkembangan usaha anggota berhubungan nyata dengan

dinamika kelompok pada pembinaan kelompok. Sifat hubungan yang

ditunjukkan adalah positif. Artinya, semakin tinggi kemandirian anggota

(tingkat perkembangan usaha) semakin tinggi kedinamisan kelompok

(pembinaan kelompok). Usaha anggota kelompok yang mengalami

perkembangan akan meningkatkan presentasenya dalam segala kegiatan

kelompok. Keaktifan anggota yang tinggi akan mempengaruhi keadaan

kelompok. Partisipasi aktif dari seluruh anggota dapat membuat kelompok

lebih dinamis.

Perkembangan permodalan anggota kelompok berhubungan nyata

negatif dengan tingkat dinamika kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa

perkembangan permodalan anggota tidak mempunyai hubungan langsung

Page 103: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dengan struktur kelompok. Perkembangan permodalan yang baik belum tentu

didukung dengan struktur kelompok yang baik.

Sedangkan tingkat kerapian sistem administrasi hanya berhubungan

dengan (dinamika kelompok) pada unsur suasana kelompok. Sifat hubungan

yang ditujukan adalah negatif. Artinya, tingginya tingkat kerapian sistem

administrasi dapat mempengaruhi tujuan kelompok menjadi rendah, dan

rendahnya kerapian sistem administrasi akan membuat tujuan kelompok

menjadi lebih tinggi. Hal ini menunjukkan, bahwa tingginya tingkat kerapian

sistem anggota dan kelompok belum tentu membuat keadaan dan hubungan

antar sesama anggota menjadi lebih baik.

Page 104: ANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA … fileANALISIS DINAMIKA KELOMPOK GRAMEEN BANK DI DESA SUKOHARJO, KECAMATAN PABELAN, KABUPATEN SEMARANG, PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terdapat hubungan positif antara faktor internal Grameen Bank dengan

tingkat dinamika kelompok. Lamanya Grameen Bank berdiri (usia

Grameen Bank) dan sikap kewirausahaan ternyata efektif meningkatkan

kedinamisan kelompok Grameen Bank. Makin tinggi faktor internal pada

usia Grameen Bank makin tinggi tingkat dinamika kelompok Grameen

Bank.

2. Tidak terdapat hubungan positif antara faktor eksternal dengan tingkat

dinamika kelompok. Ketersediaan kredit bergulir, keterjangkauan

informasi dan intensitas penyuluhan ternyata belum efektif meningkatkan

kedinamisan kelompok Grameen Bank. Hal ini dikarenakan penyuluh

Grameen Bank hanya satu orang jadi keadaan faktor ekternalnya bersifat

homogen.

3. Terdapat hubungan positif antara tingkat dinamika kelompok dengan

tingkat kemandirian kelompok. Pembinaan dan pengembangan

kelompok ternyata efektif meningkatkan kemandirian anggota kelompok.

Makin tinggi kualitas tingkat pembinaan dan pengembangan kelompok

makin tinggi tingkat kemandirian anggota. Sedangkan tujuan kelompok

dan struktur kelompok yang tinggi ternyata tidak efektif meningkatkan

89