ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN …eprints.ums.ac.id/53848/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

14
ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2015 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh : Nama : Miftah Intan Nurjanah NIM : B300130141 PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN …eprints.ums.ac.id/53848/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf ·...

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN

KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2015

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh :

Nama : Miftah Intan Nurjanah

NIM : B300130141

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN – S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

i

ii

iii

1

ANALISIS DETERMINAN TINGKAT PENGANGGURAN

KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2010-2015

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengangguran di

kabupaten/kota di Jawa Tengah tahun 2010–2015. Dan seberapa besar faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran di Jawa Tengah tahun 2010–

2015 itu berpengaruh.Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda

pada data panel, dengan mengambil data menggunakan data sekunder yang

berasal dari perpustakaan, buku-buku, website, jurnal-jurnal atau laporan-laporan

penelitian sejenis dan dari lembaga atau instansi yang terkait seperti Badan Pusat

Statistik (BPS), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa upah minimum karyawan secara parsial

berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di kabupaten/kota di Jawa Tengah,

sedangkan inflasi, tingkat kemiskinan, dan PDRB tidak berpengaruh secara

parsial. Upah minimum karyawan, inflasi, tingkat kemiskinan, dan PDRB secara

bersama-sama sangat berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di

kabupaten/kota di Jawa Tengah. Upah minmum karyawan, inflasi, tingkat

kemiskinan mampu menjelaskan tingkat pengangguran di kabupaten/kota di Jawa

Tengah sebesar 14,9673%. Dengan demikian sebaiknya pemerintah

memperhatikan upah minimum karyawan agar tingkat pengangguran semakin

berkurang.

Kata kunci: Upah Minimum Karyawan, Inflasi, Tingkat Kemiskinan, PDRB,

Tingkat Pengangguran

ABSTRACTION

This study aims to mngetahui unemployment rate in the district / city in

Central Java 2010-2015. And how big factors that affect the level of

unemployment in Central Java in 2010-2015 was influential. The analytical tool

used is multiple linear regression on the data panel, by retrieving data using

secondary data derived from the library, books, websites, journals or reports of

similar studies and of the agency or institution related such as the Badan Pusat

Statistik (BPS), Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) These results

indicate that the minimum wage of employees partially affect the unemployment

rate in the district / city in Central Java, while inflation, poverty, and the GDP is

not partial effect. The minimum wage employees, inflation, poverty, and the GDP

together greatly affect the unemployment rate in the district / city in Central Java.

Minmum wage employees, inflation, poverty levels are able to explain the

unemployment rate in the district / city in Central Java at 14.9673%. Thus the

government should pay attention to minimum wage employees to the

unemployment rate decreases.

Keywords: Employee Minimum Wages, Inflation, poverty rate, the GDP,

Unemployment Rate

2

1. PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian kebijakan-kebijakan

yang diambil pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

memperluas lapangan pekerjaan serta pemerataan pendapatan antar daerah-

daerah. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia kesempatan kerja masih

menjadi masalah utamanya, dikarenakan adanya kesenjangan dalam

mendapatkannya yakni antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja dan

sempitnya lapangan pekerjaan, secara langsung mengakibatkan tingginya

tingkat pengangguran. Apabila hal ini tidak ditangani maka dapat

menimbulkan kerawanan sosial dan berpotensi mengakibatkan kemiskinan.

Pembangunan ekonomi daerah yaitu proses di mana pemerintah

daerah dan masyarakatnya mengelola setiap sumberdaya yang ada dan

membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor

swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

perkembangan kegiatan ekonomi dalam wilayah tersebut. Tujuan utama

pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis

peluang kerja untuk masyarakat daerah. (Arsyad, 2010:374)

Pembangunan dilaksanakan mewujudkan kemakmuran masyarakat

melalui pengembangan perekonomian mengatasi berbagai permasalahan

pembangunan dan sosial kemasyarakatan seperti pengangguran dan

kemiskinan. Selain pertumbuhan ekonomi, salah satu aspek penting untuk

melihat kinerja pembangunan adalah seberapa efektif penggunaan sumber-

sumber daya yang ada sehingga lapangan kerja dapat menyerap angkatan kerja

yang tersedia. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat berarti produksi

barang/jasa yang dihasilkan meningkat. Dengan demikian diperlukan tenaga

kerja semakin banyak untuk memproduksi barang/ jasa tersebut sehingga

pengangguran berkurang dan kemiskinan yang semakin menurun. Yacoub

(2012).

Pengangguran merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi

oleh negara berkembang salah satunya negara Indonesia. Tingginya tingkat

pengangguran dalam suatu negara dapat membawa dampak negatif terhadap

3

perekonomian negara tersebut. Angka pengangguran yang rendah dapat

mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta dapat mencerminkan

adanya peningkatan kualitas taraf hidup penduduk dan peningkatan pemerataan

pendapatan, oleh karena itu kesejahteraan penduduk meningkat

Upah adalah pendapatan yang diterima tenaga kerja dalam bentuk

uang, yang mencakup bukan hanya komponen upah/gaji, tetapi juga lembur

dan tunjangan-tunjangan yang diterima secara rutin/reguler (tunjangan

transport, uang makan dan tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk

uang), tidak termasuk Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan bersifat tahunan,

kwartalan, tunjangan-tunjangan lain yang bersifat tidak rutin dan tunjangan

dalam bentuk natural (BPS, 2008).

Inflasi merupakan suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku

dalam suatu perekonomian. Sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi

kenaikan harga-harga barang dalam periode waktu tertentu (Sukirno, 2006).

Dengan semakin tingginya tingkat inflasi yang terjadi maka akan berakibat

pada tingkat pertumbuhan ekonomi yang menurun sehingga akan terjadi

peningkatan terhadap angka pengangguran.

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat

penting dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan

analisis tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu

wilayah. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas

perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan

masyarakat pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah yang

terus mengalami peningkatan menujukkan bahwa perekonomian wilayah

tersebut berkembang dengan baik (Amir, 2007).

Krisis ekonomi global yang sedang melanda diberbagai negara-negara

dibelahan dunia, baik negara maju maupun negara sedang berkembang tidak

dapat ditangani hanya satu bangsa saja. Secara tidak langsung berdampak

terhadap kesehatan ekonomi nasional. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melakukan

4

reformasi kegiatan ekonomi, yakni melakukan perubahan-perubahan kegiatan

ekonomi dalam negeri supaya tercapai perekonomian yang stabil.

Hubungan antara kemiskinan dengan pengangguran sangat erat,

dimana tingginya tingkat pengangguran disuatu Negara atau daerah akan

mengakibatkan tingginya angka kemiskinan di suatu Negara atau wilayah

tersebut. Dalam penyelesaian permasalahan pengangguran dan kemiskinan

bukanlah masalah mudah. Dalam mengatasinya tidaklah dilakukan ketika

masalah ini telah menjadi isu nasional. Hal inilah yang menjadi faktor utama

mengapa pengangguran dan kemiskinan sulit dicegah karena penanganan

permasalahan tidak dipersiapkan sebelumnya. Secara ekonomi, daya beli

mereka akan melemah dalam memenuhi kebutuhan hidup layak minimumnya.

Sementara secara psikologis mereka akan menderita mental yang tidak mudah

terobati. Karena itu pemerintah perlu mengoptimumkan sumberdaya yang ada

sekaligus mencari sumber-sumber ekonomi lainnya yang potensial. Program-

program stimulus ekonomi plus pengembangan infrastruktur ekonomi

sebaiknya diarahkan pada sektor padat karya. (Muhdar, 2015)

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tingkat Pengangguran

Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang

tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi

mereka belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut (Sukirno, 2006).

Pengangguran dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan pada

pasar tenaga kerja.

2.2 Upah Minimum

Teori untuk menjelaskan keadaan perekonomian di suatu negara

khususnya di Indonesia adalah mengenai teori kekakuan upah. Kekakuan

upah (Wage Rigidity) adalah gagalnya upah melakukan penyesuaian

sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaannya. (Salvator,

2007).

5

2.3 Inflasi

Definisi inflasi menurut Salvatore (2007) adalah kecenderungan

dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan

harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila

kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian

besar dari harga barang-barang lain.

2.4 Tingkat Kemiskinan

Menurut Ravallion (dalam Arsyad, 2010) mendefinisikan

kemiskinan adalah kelaparan, tidak memiliki tempat tinggal, bila sakit

tidak mempunyai dana untuk berobat. Orang miskin pada umumnya tidak

dapat membaca karena tidak mampu bersekolah, tidak mempunyai

pekerjaan, takut menghadapi masa depan, kehilangan anak karena sakit.

Kemiskinan adalah ketidakberdayaan, terpinggirkan dan tidak memiliki

rasa bebas.

2.5 Produk Domestik Regional Bruto

Pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (2008) yakni

pertumbuhan kegiatan perekonomian yang ditandai produksi barang dan

jasa dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat

meningkat. Penentuan tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai perlu

dihitung pendapatan nasional riil menurut harga tetap yaitu harga-harga

yang berlaku ditahun dasar yang dipilih. Jadi pertumbuhan ekonomi

mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian.

3. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan adalah analisis

regresi data panel. Data yang digunakan merupakan penggabungan dari deret

waktu (time series) mulai tahun 2010-2015 dan silang tempat (cross section)

sejumlah 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah ― 315 observasi. Dengan kata

lain, data panel adalah data yang diperoleh dari data cross section yang

diobservasi berulang pada unit individu (objek) yang sama pada waktu yang

berbeda. (Juanda dan Junaidi, 2012).

6

4. HASIL PENELITIAN

Pengujian model dalam penelitian ini menggunakan uji chow dan uji

hausman. Uji chow menunjukkan bahwa metode FEM lebih tepat daripada

metode PLS. selanjutnya, uji hausman menunjukkan hasil bahwa metode REM

lebih tepat daripada metode FEM. Maka dari itu, estimasi model yang terbaik

menggunakan metode REM.

Inflasi, tingkat kemiskinan, PDRB tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pengangguran di provinsi Jawa Tengah, namun Upah

Minimum Karyawan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran di

Kabupaten/Kota provinsi Jawa Tengah.

Hasil uji determinasi (R2) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran

Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah 14,9673% dipengaruhi oleh upah

minimum karyawan, inflasi, tingkat kemiskinan, dan PDRB. Sedangkan

sisanya sebesar 85,0327% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Upah Minimum Karyawan,

inflasi, tingkat kemiskinan, dan PDRB secara bersama-sama berpengaruh

terhadap tingkat pengangguran Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2010 – 2015.

5. PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil estimasi yang sudah dibahas pada bab

sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pengujian model dalam penelitian ini menggunakan uji chow dan uji

hausman. Uji chow menunjukkan bahwa metode FEM lebih tepat

daripada metode PLS. selanjutnya, uji hausman menunjukkan hasil

bahwa metode REM lebih tepat daripada metode FEM. Maka dari itu,

estimasi model yang terbaik menggunakan metode REM.

b. Inflasi, tingkat kemiskinan, PDRB tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat pengangguran di provinsi Jawa Tengah, namun Upah

7

Minimum Karyawan berpengaruh signifikan terhadap tingkat

pengangguran di Kabupaten/Kota provinsi Jawa Tengah.

c. Hasil uji determinasi (R2) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran

Kabupaten/Kota di provinsi Jawa Tengah 14,9673% dipengaruhi oleh

upah minimum karyawan, inflasi, tingkat kemiskinan, dan PDRB.

Sedangkan sisanya sebesar 85,0327% dipengaruhi oleh faktor lain

diluar penelitian.

d. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Upah Minimum Karyawan,

inflasi, tingkat kemiskinan, dan PDRB secara bersama-sama

berpengaruh terhadap tingkat pengangguran Kabupaten/Kota di

provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 – 2015.

5.2 Saran

a. Bagi pihak-pihak yang berkompeten seperti Badan Perencanaa

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) hendaknya lebih bijak dalam

pengambilan kebijakan perencanaan pembangunan daerah khususnya

menyangkut tingkat pengangguran.

b. Bagi pemerintah, hendaknya melakukan usaha-usaha dalam mengatasi

masalah ketenagakerjaan, seperti membuka lapangan kerja baru,

mengontrol inflasi, dan mengurangi tingkat kemiskinan.

c. Bagi swasta, hendaknya meningkatkan investasi untuk memperluas dan

mengembangkan usaha serta dapat menyerap tenaga kerja dan

mengurangi tingkat pengangguran suatu daerah.

d. Bagi penelitian berikutnya, diharapkan mampu menganalisis variabel-

variabel lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran di

provinsi Jawa Tengah

8

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Amri. 2007. “Pengaruh Inflasidan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Pengangguran di Indonesia” (online), (http://amriamir.wordpress.com,

diakses tanggal 23 Oktober 2016.

Arsyad, Lincoln. 2010. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Unit Penerbit dan

Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.

Aurangzeb and Khola Asif. 2013. “Factors Effecting Unemployment: A Cross

Country Analysis”. International Journal of Academic Research in

Business and Social Sciences, 3 (1): 219-230

Dernburg, Thomas F dan Karyaman Muchtar. 1994. Makro Ekonomi- Konsep,

Teori dan Kebijakan Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Gilarso. 1994. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Jilid dua. Yogyakarta: Kanisius.

Gilarso. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius.

Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Porter. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika.

Jakarta: Salemba Empat.

Hajji, Muhammad Shun dan Nugroho SBM. 2013. “Analisis PDRB, Inflasi, Upah

Minimum Provinsi, dan Angka Melek Huruf Terhadap Tingkat

Pengangguran Terbuka di Jawa Tengah Tahun 1990-2011”. Diponegoro

Journal Of Economics, 2 (3): 1-10

Juanda, Bambang dan Junaidi. 2012. Ekonomi Deret Waktu. Bogor: PT Penerbit

IPB Press.

Kuncoro, Mudrajad. 2011. Metode Kuantitatif. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Manajemen: YKPN

Kurniawan, Roby Cahyadi. 2013. “Analsis Pengaruh PDRB, UMK dan Inflasi

Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Malang Tahun 1980-

2011”. Jurnal Ilmiah.

Maitah, Mansoor dkk. 2014. The Impact of Foreign Direct Investments on

Employment in the Czech Republic. Applied Sciences Vol.9, No.12, 2014.

Mankiw, N. Gregory. 2012. Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N. Gregory. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat

9

Matthew, Okoro H. dan Atan A. Johnson. 2014. Impact of Foreign Direct

Investment on Employment Generation in Nigeria: A Statistical

Investigation. Journal: Volume 16, Issue 3. Ver. II, Februari 2014.

Maqbool, Muhammad Shahid, dkk. 2013. “Determinants Of Unemployment

Empirical Evidences from Pakistan”. Pakistan Economic and Social

Review, 51 (2): 191-207

Mucuk, Mehmet dan M. Tahir Demirsel. 2013. The Effect of Foreign Direct

Investments on Unemployment: Evidence from Panel Data for Seven

Developing Countries. Journal: Vol.2, No.3, 2013.

Muhdar, HM. 2015. “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran, dan Kemiskinan di

Indonesia : Masalah dan Solusi”. ISSN 1907-0977 E ISSN 2442-823X, Vol

11 No. 1, Juni 2015. Halaman: 42-66.

Mulyadi, S. 2003. “Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif

Pembangunan”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nanga, Muana. 2005.Makroekomoni. Jakarta : Erlangga

Ozel, Hasan Alp, Funda H. Sezgin and Ozgur Topkaya. 2013. “Investigation of

Economic Growth and Unemployment Relitionship for G7 Countries

Using Panel Regression Analysis”. Intenational Journal of Business and

Social Science, 4 (6): 163-171

Prasaja, Mukti Hadi. 2013. “Pengaruh Investasi Asing, Jumlah Penduduk Dan

Inflasi Terhadap Pengangguran Terdidik Di Jawa Tengah Periode Tahun

1980-2011”. Economics Development Analysis Journal, 2 (3): 72-84

Putro, Sis Akbar dan Achma Hendra Setiawan. 2013. “Analisis Pengaruh Produk

Domestik Regional Bruto, Tingkat Upah Minimum Kota, Tingkat Inflasi

Dan Beban/Tanggungan Penduduk Terhadap Pengangguran Terbuka Di

Kota Magelang Periode Tahun 1990-2010”. Diponegoro Journal Of

Economics, 3 (2): 1-14

Salvatore, Dominick. 2007. Teori Mikroekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Samuelson A, Paul dan Willam D Nordhaus. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta:

PT. Media Global Edukasi.

Sirait, Novlia dan A A I N Marhaeni. 2013. “Analisis Beberapa Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Jumlah Pengangguran Kabupaten/Kota Di Provinsi

Bali”. E-Jurnal EP Unud, 2 (2): 108-118

10

Sopianti, Ni Komang dan A.A Ketut Ayuningsasi. (2013). “Pengaruh

Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Inflasi, Dan Upah Minimum Terhadap

Jumlah Pengangguran Di Bali”. E-Jurnal EP Unud, 2 (4): 216-225

Sukidjo. 2005. “Peran Kewirausahaan dalam Mengatasi Pengangguran di

Indonesia”. Jurnal Economia, 1 (1)

Sukirno, Sadono. 2004. Makroekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. 2008. Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suparmoko. M. 2004. Pengantar Ekonomika Mikro. 3rded. Jakarta: BPFE

Yogyakarta.

Todaro, P Michael. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Utomo, Yuni Prihadi. 2013. Eksplorasi Data dan Analisis Regresi dengan SPSS.

Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Zeb, Nayyra dkk. Foreign Direct Investment And Unemployment Reduction In

Pakistan. IJER, 2014.