ANALISIS DESKRIPTIF PROGRAM SIARAN EMBUN PAGI DI...
Transcript of ANALISIS DESKRIPTIF PROGRAM SIARAN EMBUN PAGI DI...
ANALISIS DESKRIPTIF PROGRAM SIARAN “EMBUN PAGI” DI
RADIO IC 108 FM KAMPUS STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara)
BINTARO PONDOK AREN TANGERANG
Oleh
Ahmad Sugiri
NIM : 204051002815
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasai
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1429 H / 2008 M
ANALISIS DESKRIPTIF PROGRAM SIARAN “EMBUN PAGI” DI
RADIO IC 108 FM KAMPUS STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara)
BINTARO PONDOK AREN TANGERANG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-
syarat Mencapai Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh
Ahmad Sugiri
NIK : 204051002815
Di Bawah Bimbingan
Rubiyanah,MA.
NIP : 150286373
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Program Non Reguler
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
1429 H / 2008 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tangerang, 25 November 2008
Ahmad Sugiri
ABSTRAK
Ahmad Sugiri
204051002815
Analisis Deskriptif Program Embun Pagi di Radio IC 108 FM Kampus
STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) Bintaro Pondok Aren Tangerang
Di era globalisasi dan era informasi yang ditandai oleh semakin maju dan berkembangnya teknologi komunikasi. Salah satu media informasi yang memiliki
peran signifikan dalam kehidupan manusia adalah radio. Salah satu radio komunitas kampus di wilayah Bintaro Pondok Aren Tangerang adalah IC Radio
108 FM. Radio dapat dijadikan sebagai media dakwah, dalam program
keagamaan diperlukan konsep yang baik agar dapat menghasilkan suatu program
yang menarik.
Banyaknya program keagamaan di IC Radio 108 FM membuat penulis
memilih program siaran Embun Pagi, salah satu alasannya karena program ini
belum ada sama sekali dari mahasiswa yang menyentuhnya, sebagai bahan
penelitian. Selain itu juga karena program ini sangat membantu para mahasiwa,
pemuda, bahkan masyakakat umum untuk lebih mendekatkan kembali kepada
Illahi Robbi.
Pembahasan ini mencoba menelaah suatu proses produksi yang baik serta
bagaimana menyusun suatu format acara agar dapat diterima oleh oleh para
pendengar dengan baik. Dimana ketika akan memproduksi suatu program acara
ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu : pra-produksi, produksi dan pasca produksi, yang mana setiap tahapan memiliki keterkaitan yang saling
berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya hingga acara tersebut disiarkan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan dianggap akurat serta
menuangkannya dalam penulisan skripsi ini. Dengan subjek penelitian adalah produksi Program Embun pagi selama bulan Juli 2008 dan objeknya adalah
format penyiaran Embun Pagi di IC Radio 108 FM.
Kenyataan dilapangan, proses produksi program Embun Pagi disiarkan
secara langsung (Live), dengan menggunakan format penyampaian materi dan
diskusi, dengan durasi 60 menit, dan di bagi menjadi tiga segmen. Pembawa acara
dalam program embun pagi sekaligus merangkap sebagai narasumber yaitu
Ust.Haris. materi yang disampaikan setiap harinya berbeda-beda, artinya
melanjutkan pembahasan yang sudah dibicarakan. Proses produksi dilakukan di
dalam studio.
Sebagai produksi program agama, program embun pagi menggunakan
format diskusi atau Tanya jawab antara pendengar dengan narasumber. Tema
yang disajikan secara ringan yang memang terkait dengan kondisi kepemudaan.
Dengan kehadiran program keagamaan di IC Radio 108 FM merupakan media
yang paling efektif untuk menyampaikan pesan, maka tim produksi di tuntut untuk mengoptimalkan pesan-pesan yang disampaikan sehingga IC Radio 108 FM
sebagai media dakwah yang efektif.
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Alhamdulillah, sembah sujud dan syukur kupanjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan petunjuk dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan
kemampuan dan kekuatan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Deskriptif Program Siaran “Embun Pagi” di Radio IC 108 FM Kampus STAN
(Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) Bintaro Pondok Aren Tangerang”. Sholawat
dan salam semoga Allah senantiasa mencurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa cahaya bagi seluruh manusia.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, yang telah melibatkan banyak orang,
penulis sangat menghargai bantuannya baik secara langsung maupun tidak
langsung, oleh karena itu penulis merasa perlu untuk mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. H. Murodi MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Pudek I Bapak Dr. Arief Subhan, MA, Pudek II Bapak Drs.
Mahmud Djalal MA, dan Pudek III Bapak Study Rizal L.K, MA.
2. Ibu Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum. selaku Koordinator Teknis Program
Non Reguler Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Ibu Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, MA, sebagai Sekretaris pada Program Non Reguler Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif HIdayatullah, serta kaka Ahmad
Fatoni S.Sos,I.
3. Dosen pembimbing skripsi Ibu Rubiyanah MA, yang telah membimbing
penulis dalam tahapan pembuatan skripsi sampai selesainya skripsi ini
dengan baik.
4. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi yang telah memberikan pelayanan bagi penulis dalam
mencari referensi.
5. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan
ilmunya yang sangat bermanfaat bagi penulis sampai dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
6. Seluruh crew IC Radio 108 FM, khususnya Bapak Khairul Denyl
Setiawan selaku Direktur Utama, Ellen Maharani selaku Manajer PSDM,
dan Narasumber Embun Pagi Ust.Haris yang telah menerima penulis
dengan baik dalam penelitian dan membantu memberikan data-data yang
diperlukan.
7. Kepada Abiku H. Muslim Djaya dan juga Ummiku Hj. Siti Muriyah yang
tercinta, yang selalu mendoa’kan dan memberikan kasih sayang,
bimbingan, motivasi yang tak terhingga serta dukungan materinya.
Ma’afkan ananda karena baru dapat menyelesaikan program studi
kesarjanaan ini. Hanya Allah yang dapat membalas semua ini. Hanya do’a
tulus dariku untukmu Abi dan Ummi “Semoga Allah mengampuni dosaku
dan dosa kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana mereka
menyayangiku. Dan berilah hamba kesempatan untuk membahagiakan
mereka sebelum Engkau memanggil kami”.
8. Kakak-kakak dan adik-adikku, Maswah dan Agus Winarjo Spd, Sri
Mulyati dan Rendi, Syahroni Ahmad dan Eci, Abdul Muluk, Fajariyah
S.Sos.I, Sakinah, dan Ahmad Bukhori. Mudah-mudahan kita semua dapat
menjadi kebanggaan keluarga, masyarakat, bangsa dan Agama. Serta
keponakan-keponakanku Fattah, Fadli, Fatimah, Farhat dan Fitriyah,
semoga menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
9. Temen-temen KPI angkatan 2004 Program Non Reguler, yang senantiasa
memberikan motivasi dan semangatnya kepada penulis.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, semoga Allah dapat membalas semua kebaikan yang telah diberikan,
dan menjadi amal sholeh disisi-Nya. Dengan segala kerendahan hati, penulis
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, guna kesempurnaan skripsi
ini. Karena penulis menyadari bahwa didalamnya masih banyak kekurangan-
kekurangan. Semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat bermanfa’at.
Amin!...
Tangerang, 25 November 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Metodologi Penelitian
E. Sistematika Penulisan
BAB II : LANDASAN TEORITIS
A. Program Analisis Deskriptif
B. Radio
1. Pengertian Radio
2. Karakteristik Radio
3. Fungsi Radio
C. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
2. Unsur-unsur Dakwah
D. Radio Sebagai Media Dakwah
BAB III : GAMBARAN UMUM RADIO IC 108 FM
A. Sejarah dan Perkembangannya
B. Visi dan Misi
C. Struktur Organisasi
D. Program-program yang disiarkan
BAB IV : ANALISIS DESKRIPTIF PROGRAM SIARAN EMBUN PAGI DI
RADIO IC 108 FM KAMPUS STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi
Negara) BINTARO PONDOK AREN TANGERANG
A. Proses Produksi
B. Materi Acara
C. Format Siaran
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Media massa merupakan wadah bagi setiap orang untuk berinteraksi
dengan orang lain dalam jumlah banyak (massa), meskipun jika dibandingkan
media cetak dan televisi, radio menjadi bagian yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat yang sadar akan informasi.1
Media membutuhkan informasi yang bernilai tinggi dan narasumber yang
ahli di bidangnya. Sebaliknya, banyak orang yang ahli yang perlu media untuk
promosikan, karena kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh media tidak hanya
dalam ruang lingkup pemberitaan untuk media kepada pendengarnya.
Media elektronik, seperti radio merupakan “kendaraan” (alat) yang dapat
dipergunakan oleh para juru dakwah untuk menyampaikan ilmunya kepada
masyarakat umum. Sifat radio yang tidak dimiliki media lain, antara lain: pertama
Theater Of Mind artinya radio menciptakan gambar (makes picture). Dalam
imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara.2 Kedua, personal artinya
setiap radio mempunyai pendengar atau istilah Fans Club, sebaliknya sangat
jarang ada koran atau televisi yang punya Fans Club.3 Ketiga, penyiar sebagai
“pacar special” bagi pendengar artinya setiap harinya seorang penyiar mampu
hadir dan “datang 24 jam” untuk mendengarkan keluh kesahnya, perasaan benci
1 Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar, (Yogyakarta
: LKIS, 2004), Cet.Ke-3, h.5 2 Asep Syamsul M. Broadcast Journalism, Panduan Menjadi Penyiar Reporter dan Scrip
Writer, (Bandung : Nuansa, 2004), Cet Ke-1, h.23 3 Dodi Mawardi dan Wahyu Saidi, Bermitra Dengan Radio Perbesar Bisnis Anda,
(Jakarta : Iqro Grof,2006), Cet. Ke-1, h.1-5
dan sebagainya tanpa dibatasi oleh waktu, sebaliknya televisi dan koran belum
tentu dapat melayani non stop 24 jam pemirsa ataupun pembacanya.4 Tiga
kekuatan tersebut dapat dioptimalkan oleh para juru dakwah dalam rangka
menyampaikan serta mengemas pesan dakwah.
Setiap stasiun radio memiliki program keIslaman dengan format yang
berbeda-beda. Biasanya, radio memiliki jalur AM (Amplitudo Modulasi) dan FM
(Frekuensi Modulasi) idealnya memiliki format program keIslaman, yakni adanya
seorang penyiar dan penceramah tetap maupun undangan yang nantinya
berinteraktif dengan para jema’ahnya (penyiaran) pada nomor telepon yang telah
disediakan. Pada format lain, seorang penyiar dan penceramah yang keduanya
berdialog hanya membahas topik permasalahan yang ada, tanpa interaktif dengan
pendengarnya. Akan tetapi, fenomena saat ini hanya ada seorang penceramah di
ruang studio yang merangkap sebagai penyiar dan menyampaikan pesan-pesan
dalam dakwahnya.
Berdasarkan pengamatan penulis, materi dakwah yang disampaikan
penceramah pada radio IC 108 FM seputar aqidah akhlak, disampaikan hanya
dalam bentuk tausyiah yang merupakan konsumsi kalangan remaja. Kemudian
diselingi oleh lagu-lagu keIslaman seperti Nasyid yang menunjukkan tidak adanya
konsistensi penyiaran sesuai jadwalnya. Realita format keIslaman yang ideal
tersebut tidak didapatkan pada radio IC 108 FM. Hal ini pula yang menjadi alasan
peneliti untuk membahas dan menganalisis lebih dalam tentang radio tersebut,
khususnya pada program keIslaman.
4 Danang Sundoro, Study Mandiri Sekilas Penyiar Radio (Tangerang : Glest Broadcasting
Schah (GBS), 2005), H.7
Permasalahan inilah yang menarik penulis untuk mengamati langsung
studio IC Radio 108 FM, serta mengangkat penelitian ini dengan judul “Analisis
Deskriptif Program Siaran Embun Pagi di Radio IC 108 FM Kampus STAN
(Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) Bintaro Pondok Aren Tangerang”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan
Program-program acara yang diudarakan pada gelombang IC Radio,
begitu banyak dan beragam, antara lain : informasi berita, hiburan, pendidikan
serta acara keagamaan. Untuk lebih fokus dalam penelitian maka penulis
membatasi penelitian pada siaran keagamaan Embun Pagi yang disiarkan dari
tanggal 1 sampai 31 juli 2008
2. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana proses produksi acara ‘Embun Pagi’ di Radio IC 108 FM ?
b. Apa materi siaran acara ‘Embun Pagi’ di Radio IC 108 FM ?
c. Bagaimana format siaran acara ‘Embun Pagi’ di Radio IC 108 FM ?
C. Manfaat dan Tujuan Penelitian
1. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan
(input) bagi pihak pengelola program embun pagi, sebagai tindakan untuk
terus menerus melakukan inovasi-inovasi baru dalam program embun pagi
selanjutnya.
b. Sebagai masukan (input) Fakultas Dakwah dan Komunikasi dalam hal
penelitian kegiatan dakwah melalui media elektronik.
2. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan batasan dan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini ialah :
a. Ingin mengetahui proses produksi acara embun pagi ?
b. Ingin mengetahui materi siaran embun pagi ?
c. Ingin mengetahui format siaran embun pagi ?
3. Metode Penelitian
Penelitian ini memakai metode penelitian deskriptif analisis yaitu
penelitian yang berusaha menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang
terjadi pada subjek penelitian pada masa sekarang kemudian dijelaskan, dianalisa,
dan disajikan sedemikian rupa sehingga merupakan gambaran yang sistematis.5
A. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh keterangan.6
Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah radio IC 108 FM, sedangkan
subjeknya adalah program embun pagi di IC Radio 108 FM.
B. Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung ke kantor studio IC Radio
108 FM, terhadap pelaksanaan produk program embun pagi. Adapun
pengamatan (observasi) yang penulis lakukan lebih condong secara terbuka.
5 Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,
2004) Cet Ke-6, h.35) 6 Tatang M.Arifin, Menyusun Rencana Penelitian (Jakarta : Rajawali Press, 1996),h.
Pengamatan secara terbuka diketahui oleh subjek, sedangkan sebaliknya para
subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk
mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang
yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka.7
b. Wawancara, yakni teknik dalam upaya menghimpun data yang akurat untuk
keperluan melaksanakan proses pemecahan masalah tertentu yang sesuai
data.8 Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai narasumber embun pagi
yaitu Ust.Haris dan Direktur Radio IC Bapak Chairul Denyl Setiawan.
c. Dokumentasi merupakan salah satu peranan penting dalam hal mengabadikan
setiap kejadian (moment) yang nantinya dijadikan bukti konkrit. Dokumen
yang dikumpulkan berupa surat keterangan penelitian dari pihak radio, jadwal
acara, tata cara siaran radio, serta foto-foto lainnya.
3. Tekhnik Penulisan
Tekhik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman Penulisan
Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh
UIN Jakarta Press, tahun 2002, cetakan kedua.
7 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,
2004), Cet. Ke -18 h.127 8 Wardi Dachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997), Cet. Ke-
1, h.72
4. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Bagian tinjauan teoritis, dalam hal ini penulis memaparkan
mengenai pengertian radio sebagai media dakwah, radio sebagai
pranata sosial, dan ruang lingkup dakwah.
BAB III : Gambaran umum radio IC 108 FM yang terdiri, antara lain
sejarah dan perkembangannya, visi dan misi, struktur organisasi,
program-program yang disiarkan di radio IC 108 FM.
BAB IV : Mengenai hasil penelitian siaran Embun Pagi yang mencakup
tentang proses produksi siaran, program acara, format acara, dan
analisis program.
BAB V : Dalam penutup terdapat kesimpulan dan saran. Kesimpulan
yang ditarik dari hasil penelitian, selain itu juga menyampaikan
beberapa saran
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Analisis Deskriptif
Penelitian deskriptif (Descriptive Research) yang juga biasa disebut
penelitian Taksonomik (Taxonomic Research), merupakan penelitian yang
dimaksud untuk mengeksplorasi dan mengklasifikasikan suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jelas mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai
mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan
untuk menarik generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang
menyebabkan suatu gejala atau kenyataan sosial.9
Oleh karena itu, penelitian deskriptif tidak menggunakan dan melakukan
pengujian hipotesis, yang juga berarti tidak membangun dan mengembangkan
teori. Penelitian deskriptif sesungguhnya dapat dikatakan sebagai penelitian yang
diarahkan pada pengukuran yang cermat terhadap suatu fenomena sosial tertentu,
misalnya perceraian, pengangguran, kondisi busung lapar, dan sebagainya. Dalam
konteks ini, peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun data, namun tidak
melakukan pengujian hipotesis.
Hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari
atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian
historis dan experimental. Mereka menyebut metode yang “melulu” deskriptif
9 H.Syamsir Salam, MS Jaenal Arifin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : UIN
Jakarta Press,2006) cet.ke-2,hal.13-14
sebagai penelitian survei (ISAC dan Michael,1981 : 46) atau penelitian
observasional (Wood, 1977:29).10
Memang belum ada kesepakatan tentang pengetian metode deskriptif.
Disini, deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu.
Pengertian ini sama dengan analisis deskriptif dalam statistik, sebagai lawan dari
analisis inferensial. Pada hakikatnya, metode deskriptif mengumpulkan data
secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran
kecendrungan pusat (Central Tendency) atau ukuran sebaran (Desperion).
Penelitian deskriptif ditujukan untuk :
1. Mengumpulkan informasi aktual, secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada.
2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek
yang berlaku
3. Membuat perbandingan atau evaluasi
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang
sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
ketentuan pada waktu yang akan datang
Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana
alamiah (Naturalistic Setting). Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya
membuat kategori perilaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku
observasinya. Dengan suasana alamiah dimaksudkan bahwa peneliti terjun
kelapangan.
10
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi,(Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2002), cet.ke-1. hal.24-25
A. Radio
1. Radio
Secara etimologi, pengertian radio adalah pengiriman suatu atau bunyi
melalui udara.11 Sedangkan Peter Salim mengartikan radio sebagai berita yang
disiarkan melalui radio atau usaha penyiaran berita melalui radio.12
Di dalam Websters New World Encyklopedia disebutkan, bahwa “Radio is
transmission and reception of radio waves. In radio tranmission a microphone
converts – sound waves (pressure variations in the air). (radio merupakan alat
pemancar suara dan gelombang penyiaran dan penerimaan, radio yang mengubah
suara menjadi gelombang elektromagnetik yang diterima oleh antena penerima
dan diubah kembali menjadi gelombang suara).
Menurut Ton Kertapati, pada dasarnya radio adalah “Medium untuk
bercerita yang dalam permulaannya segala apa yang disiarkan mempunyai bentuk
cerita”.13
Sedangkan pengertian radio siaran secara terminologi, menurut Peraturan
Pemerintah, sebagai berikut “Radio siaran adalah pemancaran radio yang
langsung ditujukan kepada umum dalam bentuk suara dan mempergunakan
gelombang radio sebagai media.”14
11
Tim Penyususn Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud,
“Radio” Kamus Besar Bahasa Indonesia.(Jakarta : Balai Pustaka, 1997), Cet.Ke-9, h.808 12
Peter Salim, The Contemporary Englis – Indonesian Dictionary, (Jakarta : Modern
English Press, 1996), Cet.Ke-7,h.1568 13
Ton Kertapati, Dasar-dasar Publisistik. (Jakarta : Sueroengan.1996), jilid 3,h.83 14 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktik, Op.Cit.h.165
Dari berbagai macam pengertian radio diatas, dapat disimpulkan bahwa
radio adalah alat pemancar suara atau alat penerima pemancar suara, sedang radio
yang menjadi media massa adalah radio siaran.
2. Karakteristik Radio
Radio memiliki sifat khas (karakteristik) yang tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan manusia, karena memberikan kontribusi yang besar bagi
perkembangan komunikasi massa. Karakteristik radio memberikan manfaat yang
unik, baik ditinjau dari sisi kelebihan maupun kekurangannya, sehingga dapat
membedakan dari media massa lainnya, yaitu :
a. Sifat radio siaran hanya untuk didengarkan
b. Bahasa yang digunakan adalah bahasa tutur
c. Orang yang mendengarkan radio, bisa dalam keadaan santai, bisa sambil
mengemudi mobil, tiduran, bekerja dikantor, dan sebagainya.
d. Siaran radio harus mempunyai daya reka
e. Siaran radio hanya bersifat komunikasi satu arah.15
Radio memiliki karakteristik yang berbeda dibanding dengan media massa
lainnya, yaitu :
a. Auditori, artinya bahwa sifat radio siaran hanyalah untuk didengar, untuk
dikonsumsi telinga. Meskipun hanya memproduksi suara bukan visual seperti
media cetak atau visual bergerak seperti televisi, namun secara proses
operasional relatif lebih mudah, biaya operasionalnya murah selain itu
15 Asep Syamsul M.Romli, Op.Cit.,.h.27-29
komunikasi dengan suara mempunyai kelebihan dalam pendekatan dengan
pendengar.16
b. Mengalami gangguan, sebagaimana media yang mengandalkan pada kekuatan
pancar gelombang elektromagnetik komunikasi melalui radio sering
mengalami berbagai gangguan. Terutama yang disebabkan oleh faktor-faktor
geografis maupun faktor teknologi.17
c. Transmisi, proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar
melalui pemancaran (transmisi)
d. Teatre of mind, radio mencipta gambar dalam imajinasi pendengar dengan
kekuatan rata dengan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan dalam
imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan tentang sosok
penyiarnya sendiri.
e. Identik dengan musik radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat
sehingga menjadi media utama untuk mendengarkan musik.18
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk
mendengarkan informasi yang bagus dan akurat. Radio sebagai media massa pada
dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan media lainnya. Informasi,
pendidikan, dan hiburan merupakan fungsi dari media massa, tidak terpenuhi
salah satu fungsi tersebut akan membuat media massa kehilangan pendengar dan
pada akhirnya ditinggalkan khalayak, sebab tidak memenuhi kebutuhan
pendengar.
16
Harley Prayuda, Penyiaran, Its Just Not a Talk.(Surabaya : IKADI,2006),Cet.Ke-1.h.24 17
Djamalul Abidin, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani
Press,1998), Cet.Ke-1,h.25 18 Asep Syamsul M.Romli h.22-23
3. Fungsi Radio
Berbicara tentang fungsi radio siaran, tidak terlepas dari fungsi media
massa itu sendiri. Dalam hal ini, Harold D. Laswell menyebutkan bahwa media
massa mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
a. The Surveillance of the Envirinment (mengungkapkan dan menyebarkan
informasi mengenai kejadian di suatu lingkungan dan penggarapan berita)
b. The corelation of the Part of Socienty in Responding of the Environment
(kegiatan yang mencakup interprestasi terhadap informasi mengenai
lingkungan dalam beberapa hal ini dapat dikatakan sebagai tajuk rencana atau
propaganda).
c. The Transmission of Social Heritage From One Generation to the Next
(difokuskan kepada kegiatan mengkonsumsi informasi, nilai dan norma sosial
dari generasi ke generasi yang lain atau dari anggota kepada pendatang baru,
ini sama dengan kegiatan pendidikan).19
Pada awalnya, radio siaran hanya mempunyai tiga fungsi saja, yaitu:
1. Sebagai sarana hiburan
2. Sebagai sarana penerangan
3. Sebagai sarana pendidikan.20
Ketika Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler telah mendapat
kekuatan, maka radio siaran telah berfungsi sebagai sarana propaganda.
Di Indonesia, fungsi radio siaran sebagai media komunikasi massa telah
diatur dalam Peraturan Pemerintah RI No.55 tahun 1970 Pasal 2 ayat 1 yang
19
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung : Mandar
Maju,1986),h.13 20 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, Filsafat dan Komunikasi, Op.Cit h.137-138
berbunyi “Radio siaran harus berfungsi sosial yaitu sebagai alat pendidikan, alat
penerangan, dan alat hiburan.21
Sesuai dengan fungsinya, awal radio yaitu sebagai alat pendidikan,
penerangan, dan hiburan, maka dengan Peraturan Pemerintah RI No.55 Tahun
1970 tersebut, Badan Penyelenggaraan Radio Siaran berkewajiban untuk :
1. Membela, mendukung dan meneggakkan Pancasila dan UUD 1945
2. Memperjuangkan pendapat yang dihayati oleh moral dan etika pancasila.
Namun demikian masih banyak lagi kewajiban radio siaran yang tidak
dapat disebutkan.
B. Ruang Lingkup Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dari segi etimologis, kata dakwah berasal dari bahasa arab yang
merupakan bentuk masdhar dari kata kerja Da’aa ( ), Yad’uu ( ),
Da’watan ( ). Yang mempunyai arti menyeru, mengajak dan
memanggil.22
Dari segi terminologi, banyak pendapat para ahli yang mendefinisikannya
dengan cara yang berbeda-beda. Untuk lebih jelas dibawah ini penulis mencoba
menyajikan beberapa definisi dakwah tersebut. Menurut M.Quraish Shihab
memberikan definisi dakwah adalah seruan atau ajakan menuju kepada keinsyafan
atau usaha mengubah situasi lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi atau
masyarakat.23
21
Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran : Teori dan Praktek,h.65 22
Ibid h.17 23 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan,1992), Cet.ke-1,h.194
Perwujudan dakwah menurut beliau bukan sekedar peningkatan
pemahaman keagamaan, dalam tingkah laku dan pandangan saja, tetapi menuju
kepada pelaksanaan sasaran yang lebih luas. Dakwah harus lebih berperan menuju
kepada pelaksanaan ajaran Islam secara menyeluruh dalam aspek kehidupan, baik
politik, ekonomi, maupun sosial budaya.
Sementara menurut Amrullah Ahmad, dakwah adalah “mengajak umat
manusia supaya masuk kedalam ajaran Allah (sistem Islam) secara menyeluruh
baik dengan lisan atau tulisan maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar muslim
mewujudkan ajaran Islam menjadi kenyataan di kehidupan Syahsiah, Usrah,
jama’ah dan ummat dalam semua segi kehidupan secara berjama’ah sehingga
terwujud khoirul ummah.24
Sedangkan menurut Drs.H.M.Arifin Ilham,M.Ed. bahwa yang dimaksud
dengan dakwah adalah “suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku, dan sebagainya, yang dilakukan secara sadar atau berencana dalam
usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu maupun secara kelompok,
agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta
pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message (pesan) yang disampaikan
kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan.25
Dari beberapa definisi dakwah diatas, penulis dapat menyimpulkan
bahwa dakwah adalah merubah kondisi masyarakat, dalam hal ini masyarakat
24
Amrullah Ahmad,”Dakwah Islam Sebagai Ilmu : Sebuah Kajian Epistimologi dan
Struktur keilmuan Dakwah : Mekkah.,it.,h.25 25
Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi,(Jakarta : Bulan Bintang,1997) cet.ke-
1.h.17
mad’u, dari kondisi apa adanya kepada kondisi apa yang seharusnya, meliputi
aspek kehidupan.
2. Unsur-unsur Dakwah
Berbicara mengenai unsur-unsur dakwah, merupakan suatu rangkaian
yang tak terpisahkan dari sudut prosesnya, maka bila salah satu diantara
komponen tersebut tidak terpenuhi, bisa jadi proses dakwah itu akan mengalami
hambatan bahkan kegagalan. Komponen-komponen dakwah tersebut adalah :
a. Da’i
b. Mad’u
c. Materi dakwah
d. Metode dakwah
e. Media dakwah
f. Tujuan dakwah
a. Da’i
Menurut Shidiq Amin yang dimaksud subjek dakwah yaitu : “Da’I atau
muballigh dan pengelola dakwah (DKM, Pengurus Majlis Ta’lim, Panitia, Ormas
Dakwah, Pengelola TV, Radio dan sebagainya).26
Untuk melakukan aktivitas dakwah seorang Da’I perlu memiliki syarat-
syarat dan kemampuan tertentu agar dapat berdakwah dengan hasil yang baik dan
sampai pada tujuan. Adapun syarat-syarat dan kemampuan secara teoritis dapat
kita lihat sebagaimana dikemukakan oleh Slamet Muhaimin Abda, bahwa
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang Da’I yaitu :
26
Miftah Faridl,et.,all., Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah Melalui TV,
(Bandung : Pudai Press,2000), cet.ke-1.h.36
1.) Kemapuan berkomunikasi
2.) Kemampuan menguasai diri
3.) Kemampuan pengetahuan Psikologi
4.) Kemapuan pengetahuan pendidikan
5.) Kemampuan pengetahuan di bidang umum
6.) Kemampuan pengetahuan di bidang Al-Qur’an
7.) Kemampuan membaca Al-Qu’an dengan fasih
8.) Kemampuan pengetahuan di bidang hadist
9.) Kemampuan pengetahuan di bidang agama secara umum.27
b. Mad’u
Sedangkan mad’u atau sasaran dakwah menurut A.H.Hasanudin, yaitu :
“Orang yang diseru, dipanggil atau diundang”.28
c. Materi Dakwah
Pada dasarnya materi dakwah adalah mencakup agama Islam yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan hadist. Sedangkan dalam pengembangannya
kemudian akan mencakup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari
kedua sumber pokok yang berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan,
pendidikan maupun masalah lainnya.
Berkaitan dengan materi dakwah ini, Barmawi Umary menjelaskan bahwa
materi dakwah ada sepuluh bagian :
27
Slamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah (Surabaya : Usaha
Nasional,1994), cet.ke-1,h.69-77 28
A.H. Hasanudin, Rhetorika Dakwah dan Publisistik dalam Kepemimpinan. (Surabaya :
Usaha nasional, 1982), cet.ke-1,h..33
1. Aqidah, yaitu menyebarkan dan menanamkan pengertian aqidah Islamiyah
yang berpangkal dari rukun iman yang prisipil dengan berbagai perinciannya.
2. Akhlaq, yaitu menerangkan akhlaqul karimah (akhlaq yang mulia) dan
akhlaqul mazmumah (akhlaq yang tercela) dengan segala dasarnya, hasilnya
dan akibatnya. Kemudian diikuti dengan contoh-contoh yang telah berlaku
dalam sejarah.
3. Ahkam, yaitu menjelaskan aneka ragam hukum yang meliputi soal-soal ibadah,
muamalah, ahwalus sahsiah, yang wajib diamalkan oleh setiap muslim dan
masalah lainnya.
4. Ukhuwah, yaitu mengagambarkan persaudaraan yang dikehendaki Islam antar
penganutnya sendiri serta sikap pemeluk Islam terhadap golongan lain (non
muslim)
5. Pendidikan, yaitu melukiskan sistem pendidikan ala Islami yang telah di
praktekan oleh tokoh-tokoh pendidikan Islam dimasa sekarang dan masa yang
akan datang.
6. Sosial, yaitu mengemukakan bagaimana solidaritas menurut hukum agama,
tolong menolong, kerukunan hidup sosial dengan ajaran Al-Qur’an dan hadist-
hadist Nabi.
7. Kebudayaan, yaitu memupuk bentuk-bentuk kebudayaan yang tidak
bertentangan dengan norma-norma agama mengingat pertumbuhan
kebudayaan dengan sifat asimilasi dan akulturasi sesuai dengan ruang dan
waktu.
8. Kemasyarakatan, yaitu menguraikan konstruksi masyarakat yang penuh berisi
ajaran Islam, dengan tujuan keadilan dan kemakmuran bersama.
9. Amar ma’ruf, yaitu mengajak manusia untuk berbuat baik guna memperoleh
kebahagiaan dunia dan akhirat.
10. Nahi mungkar, yaitu melarang manusia dari berbuat jahat agar terhindar dari
malapetaka yang akan datang.29
d. Metode Dakwah
Metode dakwah merupakan salah satu unsur dakwah, keberadaannya
sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan dakwah, seperti firman Allah dalam
surat An-Nahl ayat 125 :
Artinya : “Serulah (semua manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmulah Dialah yang sangat mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat
petunjuk”.(Q.S An-Nahl :125)
Dari pengertian ayat diatas metode dakwahnya adalah dengan hikmah
yaitu contoh yang baik, dengan memberikan pelajaran yang baik tidak menakut-
nakuti, kemudian bantahlah dengan cara yang baik.
e. Media Dakwah
Media berasal dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat perantara.
Sedangkan dalam istilah dakwah, kata media adalah sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan dakwah.30
29 Barmawi Umary, Asas-asas Ilmu Dakwah, (Solo: CV,Ramdani 1987), cet,ke-2,h.57-58
Hingga kini, dalam pelaksanaan dakwah ada berbagai media yang dapat
digunakan sebagai alat perantara dalam menyampaikan pesan-pesan ajaran Islam.
Bentuk media itu seperti : Lisan, tulisan (cetak dan elektronik, audio visual),
perbuatan, peragaan atau simbol-simbol, bahkan politik.31
Jadi dalam berdakwah, dengan menggunakan media apapun dakwah dapat
dilakukan asalkan tujuannya memang benar-benar untuk berdakwah, bahkan
dengan politikpun dakwah dapat dilakukan asalkan politik yang mengedepankan
unsur-unsur dakwah itu sendiri.
f. Tujuan Dakwah
Tujuan dakwah adalah mencapai masyarakat yang adil dan makmur serta
mendapat ridho Allah SWT.32
Selain itu, tujuan dilaksanakannya dakwah adalah
mengajak manusia ke jalan Tuhan, jalan yang benar, yaitu Islam. Disamping itu,
dakwah juga bertujuan untuk mempengaruhi cara berfikir manusia, cara merasa,
cara bersikap dan bertindak, agar manusia bertindak sesuai dengan prisip-prinsip
Islam.33
Tujuan dakwah semata-mata karena Allah SWT. Dakwah yang bertujuan
selain Allah, atau menyertai tujuan-tujuan lain, seperti tujuan dalam bentuk
kepentingan pribadi selain tujuan kepada Allah, adalah suatu penyimpangan.34
Dakwah adalah misi untuk menyelamatkan ummat manusia dari jurang
kesesatan dan kebingungan, lalu mengangkatnya ke mahligai kegahagiaan. Dari
30
Asmuni Syukir,Op.cit.h.163 31
Barmawi Umar, Azas-azas Dakwah Islam, (Jakarta : Cv Ramadhani,1997), cet.ke-
2.h.59 32
Wardhi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997),h.37 33
Rafiudin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah,(Bandung :
CV.Pustaka Setia, 1997), 32 34 Syaikh Mustafa Masyhur, Fiqh Dakwah, (Jakarta : Al-Itishom, 2009), cet.ke-4,h.150
kegelapan yang mencekam menuju cahaya yang penuh dengan sinar terang
benderang.35
Tujuan dalam dakwah dimaksudkan untuk memberi arah atau pedoman
bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas seluruh
aktivitas dakwah akan sia-sia. Apalagi ditinjau dari segi pendekatan sistem, tujuan
dakwah merupakan salah satu unsur dakwah, dimana antara dakwah yang satu
dengan yang lain saling membantu, mempengaruhi, dan berhubungan. Tujuan
dakwah itu sendiri ada dua, yaitu :
Tujuan umum dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau
diperoleh dari seluruh tindakan dakwah. Tujuan umum dakwah adalah
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat yang
diridhoi Allah SWT adalah merupakan suatu nilai atau hasil yang diharapkan
dapat dicapai oleh keseluruhan usaha dakwah. Ini berarti bahwa usaha dakwah
baik dalam bentuk menyeru atau mengajak bahwa manusia agar bersedia
menerima dan memeluk agama Islam, maupun dalam bentuk amar ma’ruf nahi
mungkar, tujuannya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan akhirat yang diridhoi Allah SWT.
Selain tujuan umum diatas, tujuan khusus dakwah adalah merupakan
perantara. Sebagai perantara, tujuan khusus (departemental) berintikan nilai yang
ditandai dengan adanya sistem pendidikan, objek pendidikan menjadi manusia
yang bertaqwa, berakhlaq mulia dan berilmu pengetahuan tinggi dan sebagainya.
Sedangkan kebahagiaan dan kesejahteraan dalam bidang sosial ekonomi misalnya,
35
Daud Rasyid, Islam dan Reformasi : Telaah Kritis atas Keruntuhan Rezim-rezim
Diktator dan keharusan kembali kepada Syariah, (Jakarta : Usamah Press), h.11
adalah salah satu nilai yang ditandai dengan tegaknya keadilan di tengah-tengah
kehidupan masyarakat, tersedianya lapangan pekerjaan yang cukup, timbulnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup tolong menolong atas dasar taqwa,
terkikisnya penindasan, perbudakan, kebodohan, kemiskinan, dan sebagainya.
Kebahagian dan kesejahteraan dibidang kebudayaan misalnya, adalah nilai-nilai
yang ditandai dengan terbinanya prilaku, cara bergaul, cara berpakaian
masyarakat untuk membudayakan kekayaan alam yang dikarunia oleh Allah SWT
buat kepentingan dan kemashlahatan masyarakat dan sebagainya.
D. Radio Sebagai Media Dakwah
Dalam artian sempit media dakwah dapat diartikan sebagai alat bantu
dakwah, atau yang populer di dalam proses belajar mengajar disebut dengan
istilah “alat peraga”. Media dakwah sebenarnya tidak berbeda dengan media lain
yang lazim digunakan dalam komunikasi massa. Di era sekarang pelaku dakwah
harus mampu memanfaatkan berbagai media yang ada, dalam hal ini radio sebagai
sarana dakwah, dengan demikian media tidak hanya berdampak negatif, tapi juga
bisa memanfaatkan kearah yang positif.
Sebenarnya media dakwah ini bukan saja berperan sebagai alat bantu
dakwah, namun bila ditinjau dakwah sebagai suatu sistem, yang mana isitem ini
terdiri dari beberapa komponen (unsur) yang komponen satu dengan yang lainnya
saling kait mengkait, bantu membantu dalam mencapai tujuan. Maka dalam hal ini
mempunyai peranan atau kedudukan yang sama di banding dengan komponen
yang lainnya seperti metode dakwah, objek dakwah dan sebagainya.36
Peranan media dakwah benar-benar telah dirasakan dalam kegiatan
dakwah, dari segi publikasi, dakwah lebih luas jangkauannya, sehingga telah
dikenal oleh masyarakat luas. Dari segi materi yang disampaikan, juga akan lebih
luas diterima oleh pemirsa. Dari segi tujuan dakwah yang hendak dicapai, juga
dapat dirasakan oleh kita semua.
Oleh karena itu, melalui media dakwah, segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan dakwah, dapat dilaksanakan dengan baik, terwujud dan
sempurna, terprogram dengan gamblang dan mudah dimengerti oleh masyarakat
luas, sehingga di sini benar-benar dikatakan bahwa media dakwah mempunyai
peranan yang sangat besar.
Keberadaan media juga akan merasa terhambat, jika tidak dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Media dakwah merupakan alat untuk mencapai tujuan dan
alat itu tidak akan berarti apa-apa jika didiamkan atau digunakan dengan sebaik-
baiknya. Atau jika digunakan, tentu tidak sekedar dipakai saja, tetapi harus benar-
benar berguna dengan seoptimal mungkin dan semaksimalmungkin. Penggunaan
media dakwah dalam hal ini demi untuk menghasilkan kegiatan dakwah yang
sukese apalagi kalau tercapai tujuan yang dimaksud, tentu itu yang diharapkan
dalam kegiatan dakwah.
Berdakwah melalui media (radio) sangatlah berisiko mengingat objek atau
sasaran dakwah berjumlah banyak dan beragam. Radio sebagai salah satu media
36
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam,(Surabaya : Al-Ikhlas,
1983),h.164
dakwah, menurut Bahri Ghazali memiliki kelebihan tersendiri, yakni terletak pada
efektifitas dan efisiensi berdakwah. Hal ini nampak dari adanya bentuk yang
sederhana tanpa harus bertemu antara da’I dengan mad’u, radio sebagai media
dakwah haruslah dapat tumbuh dan berkembang sejalan dengan kebutuhan
masyarakat, agar semua lapisan masyarakat dapat menerima, memahami dan
mengamalkan ajaran Islam yang disampaikan melalui radio dalam kehidupan
sehari-hari.
Dari masa ke masa perkembangan teknologi semakin tercanggih, begitu
pula dengan pola pikir manusia yang semakin modern, perubahan ini harus
disertai dengan kesadaran beragama yang tinggi agar mengimbangi dampak
negatif yang ditimbulkan oleh perubahan jaman. Bagi insan dakwah, dengan
keragaman media yang ada, tentunya dapat menyembatani anatar da’i dengan
mad’u tanpa harus bersusah payang mendatangi mad’u satu persatu. Sebab,
berbagai macam media telah menjanjikan kemudahan-kemudahan, tentunya bagi
orang yang paham betul dibidangnya. Dengan adanya berbagai media (radio)
pesan-pesan dakwah yang hendak disampaikan da’i akan lebih mudah diterima
oleh objek dan sasaran dakwah.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih media
dakwah, antara lain :
a. Tujuan Dakwah Yang Hendak Dicapai
1. Media dakwah digunakan tentunya harus disesuaikan dengan tujuan
dakwah yang hendak dicapai
2. Media dakwah yang digunakan harus benar-benar dapat mencapai
tujuan dakwah secara efektif dan efisien
3. Misalnya saja bagaimana manusia memanfaatkan media dakwah radio
siaran sebagai alat bantu yang efektif dan efisien
b. Materi Dakwah
1. Materi dakwah yang disampaikan harus sesuai dengan media dakwah
yang digunakan.
2. Materi dakwah dikemas sesuai dengan situasi dan kondisi pada media
dakwah yang dipakai
3. Materi dakwah benar-benar dikuasai dan dipahami serta tidak bertolak
belakang dengan media dakwah.
c. Sasaran Dakwah
1. Media dakwah yang dipakai harus mudah diterima olej objek dakwah
2. Penggunaan media dakwah harus sesuai dengan kemampuan dan pola
pikir objek dakwah
3. Media dakwah yang dipakai harus sesuai dengan kondisi dan situasi
yang ada
d. Kemampuan Da’i
1. Media dakwah tidak sekedar dipakai oleh para penyampai materi
dakwah yang hebat, tapi da’I juga harus mempunyai kemampuan
menggunakan media, sehingga tercapai tujuan dakwah
2. Media dakwah harus cocok atau pantas dengan kebutuhan da’i
e. Kualitas Media
1. Kualitas media dapat menimbulkan hasil yang maksimal dalam
kegiatan dakwah
2. Jika kualitas media minim sekali maka hasil yang dicapai juga akan
minim
f. Ketersediaan Media
1. Media yang tersedia dengan jumlah yang besar akan memudahkan
dalam pengoperasiannya
2. Media yang terbatas maka akan sedikit sekali yang dihasilkan dalam
mencapai tujuan dakwah.
Keberhasilan dakwah tidak semata-mata terletak pada format dan isi
(pesan) serta peran da’I berikut partisipasi mad’unya, tetapi tergantung pada
metode dan media yang dipergunakan. Pesan dakwah akan berhasil dicerna
mad’unya manakala da’I dapat menggunakan metode dan media yang tepat.
Semua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan menjadi syarat
bagi keberhasilan penyelenggaraan dakwah. Media sebagai sarana dakwah akan
mendapatkan manfaatnya yang nyata jika difungsikan secara optimal. Terlebih
ketika masyarakat memasuki zaman ilmu pengetahuan, pengaruh imprelisme
media informasi sungguhg semakin nyata. Sementara dikalangan umat Islam
umumnya kita juga mulai menyaksikan adanya semacam pergeseran
proporsionalitas struktur penggunaan media dakwah, yakni dakwah bil lisan.
Dalam hal ini berarti media massa difungsikan sebagai media dakwah,
dimana melihat fungsi komunikasionalnya, maka jelaslah bahwa media seperti hal
tersebut diatas menduduki peran yang sangat penting dan menentukan dalam
kehidupa masyarakat. Menyajikan informasi, edukasi dan hiburan.
Media radio siaran dianggap sebagai media komunikasi efektif karena :
1. Memiliki Daya Langsung
Pesan dakwah dapat disampaikan secara langsung kepada khalayak, proses
penyampaiannya tidak begitu kompleks. Dari ruangan siaran melalui siaran
modulasi diteruskan ke pemancar lalu sampai ke pesawat penerima radio. Pesan
dakwah langsung diterima di mana saja, dikantor, di rumah, dan lain sebagainya.
2. Memiliki Daya Tembus
Siaran radio menjangkau wilayah yang luas. Semakin kuat pemancarnya
semakin jauh jaraknya. Pemancar yang bergelombang pendek (Short Wave)
dengan kekuatan 500-1000 kw dengan arah antena tertentu dapat menjangkau
seluruh dunia.
3. Memiliki Daya Tarik
Daya tarik media radio siaran ialah terpadunyan suara manusia, musik dan
bunyi tiruan (Sound Effect) sehingga mampu mengembangkan daya reka
pendengarnya.
BAB III
GAMBARAN UMUM RADIO IC 108 FM
A. Sejarah dan Perkembangannya
Era kesejagatan telah membuat percepatan perubahan tatanan dunia dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. Tatanan sosialpun tak luput dari sentuhan
perubahan yang drastis, yaitu mengalami penurunan nilai.
Media elektronik adalah salah satu sarana paling efektif untuk
memanipulasi budaya dan nilai. Radio sebagai media elektronik terpopuler di
Negeri ini, memiliki peran yang sangat menentukan dalam membawa misi
penjagaan dan perlawanan terhadap konspirasi penghancuran moralitas bangsa.
Sebagaimana diisyaratkan dalam UU Penyiaran yang terbaru tentang
pembentukan radio komunitas, maka hal tersebut ditindak lanjuti oleh Institut
Tekhnologi Bandung (ITB) dengan mengadakan Kongres Nasional Radio
Kampus se-Indonesia. Dalam hal ini Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN)
menjadi salah satu pesertanya.
Hasil survey dan penelitian dibeberapa radio kampus seperti RTC UI
Depok, ITB Bandung, dan UGM Yogyakarta menunjukkan tingkat kemanfaatan
yang besar. Salah satunya adalah media komunikasi yang efektif antara civitas
akademika kampus dengan masyarakat secara luas sehingga misi kampus sebagai
Center of Excellent dapat membumi.
Atas dasar belakang diataslah Inovatif Campus Radio (IC RADIO 108
FM) didirikan, dengan sebuah harapan IC Radio 108 FM kedepan harus mampu
menjadi alternatif pilihan masyarakat akan kebutuhan terhadap informasi dan
entertainment yang layak dan mendidik.
Pendirian Inovatif Campus Radio (IC RADIO 108 FM) dilaksanakan
secara bertahap. Hal ini dilakukan untuk lebih memudahkan realisasi dan
operasionalisasi IC Radio 108 FM secara sistematis. Oleh karena itu perlu adanya
sebuah Action Plan sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. Tahap Pendirian Studio IC Radio 108 FM (September s.d Desember 2003)
Tim pendiri studio IC Radio 108 FM melakukan study banding
kebeberapa radio komunitas di Jakarta / luar Jakarta. Selain itu, dilakukan
penggalangan dana dari donatur untuk pendirian radio siaran. Dana yang
terkumpul pada awal pendirian dipergunakan untuk pengadaan :
a. Mixer
b. Exiler (Pemancar 30 watt)
c. Komputer
d. Boster (100 watt)
e. Mic, dan alat pendukung siaran lainnya.
Dengan jumlah dana yang terbatas, kualitas peralatan yang dapat dibelipun
tidak sesuai dengan yang direncanakan, karena lebih mengedepankan pada
eksistensi IC Radio 108 FM agar bisa hadir ditengah masyarakat dengan kondisi
seadanya.
2. Tahap Uji Coba Siaran IC Radio 108 FM (Januari s.d Desember 2005)
Uji coba siaran IC Radio 108 FM telah dilaksanakan kurun waktu lebih
kurang 2 tahun. Area / daya pancar gelombang IC Radio 108 FM dapat
menjangkau kebeberapa daerah di Jakarta dan Tangerang meliputi : Bintaro,
Kebayoran lama, Kebayoran Baru, Pondok Indah, Ciledug, Mampang, Ciputat,
Senayan, dan Serpong.
Pendengar setia IC Radio 108 FM meliputi pelajar SMP dan SMA,
Mahasiswa, dan masyarakat umum dengan rentan usia antara 15 s.d 30 tahun,
program siaran IC Radio 108 FM telah disusun sesuai dengan kebutuhan
pendengar, dengan didukung oleh crew IC Radio 108 FM yang berjumlah 30
orang dengan komposisi pelajar SMU, Mahasiswa dan Umum.
3. Tahap Pengembangan I IC Radio 108 FM (Januari s.d Juni 2006)
Dengan semakin banyaknya pendengar yang antusias dengan program
siaran IC Radio 108 FM perlu adanya pengembangan IC Radio 108 FM dalam
rangka peningkatan kualitas siaran IC Radio 108 FM, berupa perangkat siaran,
studio siaran yang memadai, promosi dan penambahan daya jangkau gelombang
IC Radio 108 FM.
Dalam rangka pengembangan IC Radio 108 FM tersebut diperlukan dana
untuk merealisasikannya. Dan alhamdulillah dengan dana yang ada,
pengembangan tahap ini dapat berjalan sukses meski tidak semua target tercapai.
4. Tahap Pengembangan II IC Radio 108 FM (Desember 2007 s.d Maret
2008)
IC Radio 108 FM kini sudah mulai akrab dan dirindukan oleh pendengar
setianya yang semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Namun, dengan
kondisi studio siaran, baik lokasi maupun ukuran studio yang sekarang, menuntut
kita untuk memindahkan lokasi studio berikut renovasi gedung yang baru sebagai
studionya, dalam waktu yang tidak lama.
Hal ini kemudian diikuti juga oleh kebutuhan akan adanya pengembangan
IC Radio 108 FM dalam rangka peningkatan kualitas siaran IC Radio 108 FM,
berupa perangkat siaran, studio siaran yang memadai, promosi, dan penambahan
daya jangkau gelombang IC Radio 108 FM, serta penambahan jaringan siaran dan
peningkatan kualitas penyiaran dan pengurus IC Radio 108 FM.
B. VISI dan MISI
1. Visi
“Sahabat Bagi Semua”
2. Misi
a. Menyebarkan nilai yang universal dengan harapan memasyarakatnya budaya
dan seni
b. Membangun komunitas siaran yang me-Nasional bersama jaringan radio
kampus se-Indonesia
c. Memberikan kemashlahatan sebesar-besarnya bagi masyarakat kampus
khususnya dan masyarakat luas umumnya.
C. Struktur Organisasi
1. Dewan Pendiri
a. Muhammad Mufti Arkan (Pegawai Ditjen Bea dan Cukai)
b. Kholiq Hudairi (Pengusaha Broadcast)
2. Dewan Pembina :
Ketua Masjid Baitul Maal (Ust.Aldian Noor Habib Riza)
3. Pengurus Harian :
a. General Manajer (Chairul Deny Setiawan)
b. Manajer Program dan SDM (Ellen Maharani)
c. Manajer Humas (Ichwan)
d. Manajer Rumah Tangga dan Tekhnis (Juhamdani Aslam)
DEWAN PENDIRI
PENGURUS HARIAN
DEWAN PEMBINA
D. PROGRAM
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUM’AT SABTU MINGGU
05.00-06.00 Embun
Pagi
Embun Pagi Embun
Pagi
Embun
Pagi
Embun Pagi Embun Pagi Embun Pagi
06.00-07.00 Percikan
Iman I
Percikan
Iman I
Percikan
Iman I
Percikan
Iman I
Percikan
Iman I
Percikan
Iman I
Percikan
Iman I
07.00-09.30 Pagi
Sahabat
Pagi
Sahabat
Pagi
Sahabat
Pagi
Sahabat
Pagi Sahabat Pagi
Sahabat
Pagi
Sahabat
09.30-11.30 Diary- M2 Diary-
Triple I
Diary-
ZIS
Diary-IC
Konfirmasi
Diary- Siroh Diary-
Keluarga
Diary-Anak
11.30-12.30 Percikan
Iman II
Percikan
Iman II
Percikan
Iman II
Percikan
Iman II
Percikan
Iman II
Percikan
Iman II
Percikan
Iman II
12.30-14.30 Sakura Sakura Sakura Sakura Sakura Sakura sakura
14.30-15.30 Percikan
Iman III
Percikan
Iman III
Percikan
Iman III
Percikan
Iman III
Percikan
Iman III
Percikan
Iman III
Percikan
Iman III
15.30-17.30 Diary-
Wanita
Diary-
Kesehatan
Diary-
Ekonomi
Diary-
Akhlaq dan
Adab
Diary- PD
Remaja
Diary-
Kelapa
Muda
Galaksi
17.30-19.30 Percikan
Iman IV
Percikan
Iman IV
Percikan
Iman IV
Percikan
Iman IV
Percikan
Iman IV
Percikan
Iman IV
Percikan
Iman IV
19.30-21.00 Diary-
Tahsin
Diary-
Tafsir
Diary-
Aqidah
Diary- Fiqh
Ibadah
Diary-
Tahsin
Diary-
Hadist
Diary-
Tafsir
21.00-22.30 Supermal Supermal Supermal Supermal Supermal Supermal Supermal
22.30-23.00 Muhasaba
h Malam
Muhasabah
Malam
Muhasaba
h Malam
Muhasabah
Malam
Muhasabah
Malam
Muhasabah
Malam
Muhasabah
Malam
E. SEGMEN PENDENGAR
Segmen pendengar IC Radio 108 FM Kampus STAN (Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara) Bintaro Pondok Aren Tangerang adalah Masyarakat DKI
Jakarta dan Tangerang yang dapat menerima sinyal siaran IC Radio 108 FM.
BAB IV
ANALISIS DESKRIPTIF PROGRAM SIARAN EMBUN PAGI DI RADIO
IC 108 FM KAMPUS STAN BINTARO
A. Proses Produksi
Menurut Masduki produksi siaran merupakan keterampilan memadukan
wawasan, kretifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi.37
Sementara, menurut Gilang sebagaimana yang diungkap oleh Munthe
menyatakan bahwa produksi siaran radio adalah hasil produk dari suatu stasiun
radio yang merupakan hasil kerja tim, yang perlu dukungan dan kekompakkan
bersama.38
Dalam proses pruduksi, umumnya melalui beberapa tahapan-tahapan
proses, diantaranya :
1. Pra Produksi
2. Produksi
3. Pasca Produksi
Tahapan-tahapan proses pruduksi di IC Radio 108 FM, akan dipaparkan
sebagai berikut :
1. Pra Produksi
Pra Produksi (Perencanaan) adalah tahap dalam proses produksi yang
merupakan pengembangan desain program. Yang termasuk kegiatan pra produksi
antara lain : penuangan ide (gagasan), pembuatan naskah atau script, studio
37
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta : Pustaka Populer KLIS,
2004), cet.ke-1 38
Munthe, Muryanto Ginting, Media Komunikasi Radio (Kumpulan Karangan), (Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan, 1996), Cet. Ke-1.
rekaman. Tahap ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan selanjutnya atau
disebut tahap perencanaan. Tahap pra produksi sangat penting dalam produksi
suatu acara, sebab jika tahap ini dilaksanakan secara rinci dan baik, maka
sebagian pekerjaan dari produksi meliputi pencarian ide, membuat format
program, memilih materi dan penyiar, segmentasi pendengar, dan waktu siar,
menyususn biaya produksi dan melakukan meeting production.
Proses pra produksi dalam sebuah siaran radio merupakan hal yang sangat
serius. Pada tahap ini, segala konsep dan ide saling dikomunikasikan. Maka yang
terlibat dalam proses produksi disebut tim produksi, yang ditugaskan melaksanakn
proses proses produksi siarang langsung maupun siaran tunda.
Di IC Radio 108 FM, setiap bidang mempunyai seksi-seksi tersendiri
bidang siaran program mempunyai tugas melaksanakn pengelolaan program
siaran. Pada pra produksi seksi perencanaan dan evaluasi program mempunyai
tugas melakukan perencanaan program, anggaran siaran, pemolaan dan
melaksanakan evaluasi program.
Pra produksi pada program siaran keagamaan “Embun Pagi” tidak ada
perbedaan dalam proses tersebut. Yang perlu diingat disini, ada juga persiapan
dalam konteks pra produksi yang bersifat tekhnis, yang tidak kalah penting, dan
perlu diperhatikan oleh seorang penyiar, yaitu : penyiar harus mampu
membawakan acara sesuai dengan format acara tersebut, dan ditambah dengan
arahan dari produser acara.
Dalam perkembangannya, IC Radio 108 FM tidak terlepas dari sebuah
strategi agar program yang disiarkan dapat diterima dengan baik oleh para
pendengar yang heterogen. IC Radio 108 FM menggarap program embun pagi
secara lebih fokus dan profesional, yaitu dengan menyiapkan sumber daya
manusia yang handal dan fasilitas yang lengkap.
Oleh karena itu, sebelum program embun pagi disiarkan, ada beberapa
proses tahapan yang akan dilalui, diantaranya :
a. Rapat Pimpinan dengan Manajemen PSDM
Sebelum program embun pagi disiarkan, pihak penyelenggara embun pagi
melakukan rapat intern dengan pihak manajemen PSDM (Pengelola Sumber Daya
Manusia) satu bulan sebelum program tersebut disiarkan.
Dalam rapat tersebut, ada beberapa pembahasan, diantaranya sebagai
berikut :
1. Menentukan Jenis Program
Dalam pertemuan antara pimpinan dengan tim manajemen PSDM, di
bahaslah program apa yang tepat untuk disiarkan di pagi hari, yaitu setelah
pendengar melakukan sholat shubuh
Dalam pertemuan tersebut, muncullah beberapa ide-ide, diantaranya :
hikmah pagi, hikmah shubuh, embun pagi. Akhirnya dilakukanlah musyawarah
antara pimpinan dengan tim manajemen PSDM, dan harus mengambil keputusan
satu diantara tiga usulan tersebut. Kemudian dari beberapa pertimbangan,
muncullah nama Program Embun Pagi yang diambil untuk disiarkan di pagi hari.
2. Waktu Tempat Siaran
Mengingat program embun pagi yang disiarkan setelah pendengar
melaksanakan sholat shubuh, akhirnya waktu yang diambil yaitu pukul 05.00-
06.00 WIB. Terkait masalah tempat, program embun pagi langsung disiarkan di
Studio IC Radio 108 FM.
Terkadang pada pelaksanaannya, apabila pembicara tidak hadir, program
embun pagi tetap berjalan, hanya saja menggunakan ceramah rekaman yang sudah
ada di IC Radio 108 FM. Bahkan pernah juga disiarkan secara langsung dari
masjid Baitul Maal, di mana masjid Baitul Maal merupakat pusat kegiatan
keagamaan para mahasiswa STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) dan warga
sekitar yang letaknya berdekatan dengan kantor IC Radio 108 FM.
3. Sumber Pendanaan
Untuk sementara ini, biaya operasional dalam program embun pagi masih
ditanggung oleh pimpinan IC Radio 108 FM
b. Menentukan Narasumber
Dalam rapat yang dilakukan pimpinan dengan tim manajemen PSDM,
mengingat juga terbatasnya biaya operasional yang dimiliki untuk program embun
pagi, akhirnya narasumber dari penyiar IC Radio yang memiliki wawasan ke
Islaman yang lebih.
Disatu sisi, dengan mengandalkan tim marketing yang ada di IC Radio,
juga mencoba melakukan kerjasama dengan pondok pesantren yang berad
dikawasan pondok aren dan sekitarnya.
2. Produksi
Produksi adalah seluruh kegiatan liputan atau pengambilan gambar
(Shooting) baik di studio (Interior) maupun diluar studio atau lapangan (exterior).
Pelaksanaan produksi merupakan satuan kerja yang akan menangani
proses produksi secara bersama-sama (kolektif) sampai hasilnya bisa disiarkan.
Dalam proses produksi siaran embun pagi terdapat beberapa hal yang
menarik dan berbeda dengan program keagamaan yang ada di radio siaran lain.
Pasalnya program acara ini mengambil waktu siar pada pagi hari pukul 05.00-
06.00 WIB.
Dalam memulai produksi yaitu dengan naskah sebagai pemandunya,
merekam suara, diiringi musik serta memasukkan suara itu supaya alur
penyajiannya sesuai dengan naskah, menarik, dan mudah diterima oleh sasaran.39
Dalam proses produksi penyiaran agama Islam sangatlah dibutuhkan
manajemen penyiaran Islam itu sendiri, pada hakekatnya sama, yaitu mempunyai
empat tahapan :
a. Planning
Pada sistem manajemen penyiaran Islam meliputi langkah-langkah
tersebut :
1. Perkiraan dan perhitungan masa depan
2. Penentuan dan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
3. Penerapan jadwal atau waktu produksi dan penayangan.
4. Penetapan biaya, fasilitas dan faktor lain yang dibutuhkan.
b. Pengorganisasian
Dalam penyiaran Islam dan fungsi ini meliputi aktivitas :
39
Arif S.Sada, Media Pendidikan dan Pengembangan Serta Pemanfaatannya (Jakarta :
PT> Grafindo Persada, 1996),h.159
1. Menggolongkan tindakan
2. Menentukan dan merumuskan tugas masing-masing unit
3. Menetapkan jalinan silaturahmi
c. Menyusun
Fungsi ini mengarah untuk menyeleksi orang-orang yang akan terlibat
dalam kegiatan tersebut.
d. Pengarahan
Apabila perencanaan sudah disusun, struktur organisasi telah diterapkan.
Pengarahan mempunyai arti dan peranan yang sangat penting karena fungsi ini
secara langsung berhubungan dengan manusia, sehingga dapatlah dikatakan
bahwa fungsi pengarahan sebagai inti manajemen.
Oleh karena itu, IC Radi 108 FM dalam hal produksi sudah berjalan cukup
optimal, dinataranya dalam hal :
a. Waktu Siaran
hasil dari rapat yang dilakukanpihak embun pagi dengan tim manajemen,
akhirnya didalam program embun pagi itu diberikan waktu kurang lebih satu jam
yang dimulai dari pukul 05.00-06.00 WIB.
b. Hari Siaran
Setelah melawati rapat dengan tim manajemen, karena ada yang
mengusulkan bahwa program embun pagi cukup disiarkan di hari sabtu da
minggu saja, kemudian ada juga yang mengusulkan setiap hari. Akhirnya hasil
musyawarah yang dilakukan antara pihak manajemen dengan pengelola pihak
embun pagi, akhirnya hari yang diambil yaitu senin-minggu (setiap hari).
c. Narasumber
mengingat kondisi biaya yang cukup terbatas yang dimiliki oleh piha IC
Radio 108 FM, akhirnya untuk sementara ini, narasumber diambil dari penyiar IC
Radio yang merangkap sebagai pembicara dalam program embun pagi yang
disiarkan setiap harinya mulai hari senin sampai minggu dari pukul 05.0-06.00
WIB.
d. Bahan Materi
Dalam penyampaian materi yang disampaikan oleh narasumber di
program embun pagi mengambil dari sebuah buku “Mencari Mutiara di Dasar
Hati, Catatan Perenungan Hati” karangan Muhammad Nursani.
e. Segmen Pendengar
Sasaranyang dituju atau segmen pendengar dalam program embun pagi
adalah kalangan pemuda atau remaja. Diharapkan agar para pemuda dan pemudi
sadar akan kehidupan duniawi yang sifatnya sementara, dan jangan sampai para
pemuda dan pemudi bangsa Indonesia terjerumus kedalam pergaulan bebas,
narkoba, minuman keras dan lain sebagainya.
Pihak IC Radio 108 FM sengaja mengambil segemn para pendengar itu
pemuda dan pemudi. Karena tidak sedikit dari pendengar setia IC Radio itu adalah
mahasiswa, pelajar SMP maupun SMA dengan jangkauan wilayah pondok aren,
bintaro, ciledug, ciputat, kebayoran lama, dan sekitarnya.
f. Biaya
Dalam program embun pagi, sengaja pihak IC Radio 108 FM tidak
mengeluarka biaya yang cukup besar, karena terbatasnya dana yang dimiliki oleh
IC Radio yang hanya bersumber dari perorangan, yaitu para pendiri IC Radio
tersebut, selain itu ada juga pemasukan yang bersumber dari acara-acar yang ingin
dibacakan di IC Radio, sebagai contoh : acara seminar, peringatan hari besar
Islam, dan lain sebagainya. Diantara dana yang diperoleh oleh pihak IC Radio,
dana tersebut hanya cukup untuk pembayaran listrik, telepon, kebutuhan penyiar
(minuman, dll) dan kebutahan lain yang tak terduga. Oleh karenaitu, di dalam
program embun pagi, narasumber atau pembicara marangkap juga sebagai
penyiar.
Dalam program embun pagi di IC Radio 108 FM, menurut penuturan
Chairul Denyl Setiawan selaku Manajer IC Radio 108 FM : “Pihak IC Radio
dalam program embun pagi sengaja mengambil penyiar yang mempunyai
wawasan keIslamannya yang lebih, yang berkualitas dan sudah terkenal di
kawasan pondok aren dan sekitarnya.40
Hal tersebut dimaksudkan untuk bisa mengefektifkan biaya yang dimiliki
oleh pihak IC Radio. Selain itu juga, agar IC Radio kedepan terus berjalan dan
dapat dikembangkan menjadi radio komersil.
Program embun pagi yang sudah dirancang oleh pengelola dan tim
manajemen PSDM akhirnya siap disiarkan yang oleh pengelola embun pagi
dilaksanakan setiap hari senin sampai dengan hari minggu mulai pukul 05.00-
06.00 WIB.
Dalam penyampaian materinya di program embun pagi yaitukurang lebih
sekitar satu jam. Oleh karena itu, pembicara diharapkan bisa memanfaatkan waktu
40 Chairul Denyl Setiawan, Wawancara Pribadi, (18 Juli 2008)
yang sudah disediakan. Walaupun waktu yang disediakan cukup singkat,
diharapkan pembicara bisa membagi waktu, agar pendengar juga bisa
berpartisipasi aktif di dalam program embun pagi tersebut.
Di dalam program embun pagi di IC Radio 108 FM, diharapkan kepada
para pendengar baik itu siswa SMP, SMU, Mahasiswa maupun masyarakat
umumyang mendengar dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Melihat respon dari pendengar yang mengikuti program embun pagi, rata-
rata setiap harinya sekitar 7 sampai 10 orang yang mengirimkan sms tausiah-
tausiahnya, dintaranya yang paling dominan adalah wanita. Memang kalau
diperhatikan tidak hanya d program embun pagi, ternyata di program lainpun
pendengarnya adalah mayoritas wanita.
Dalam menjalankan suatu acara atau program, terlebih lagi program yang
disajikan menggunakan media massa yaitu radio, bisa dikatakan pasti ada faktor
pendukung dan juga penghambat suatu acara atau program tersebut. Begitu pula
halnya dengan program embun pagi yang disiarkan setiap harinya pada radio IC
Radio 108 Fm, ada beberapa faktor pendukung dan juga penghambat selama
program tersebut berlangsung.
1. Faktor Pendukung Program Embun Pagi
Faktor pendukung yang ada didalam program embun pagi, yaitu didukung
oleh alat teknologi yang canggih yang menjadi solusi untuk kemudahan bagi
proses produksi terhadap program embun pagi. Kita ketahui bersama, pesatnya
perkembangan alat-lat komunikasi dalam proses siaran yang kini makin canggih,
sebuah tanyangan yang berkualitas tinggi dan bermutu. Adanya alat yang
menjadikan proses produksi di program embun pagi menjadi efektif seperti
adanya komputer untuk mengirimkan tema-tema atau suatu bahan yang disajikan
oleh narasumber kepada pendengar atau audiens.
Adanya alat komunikasi berupa handphone (HP) dimana berfungsi sebagai
bahan diskusi atau pertanyaan dari pendengar kepada narasumber.
Dalam meneliti program ini, penulis dapatkan sebuah faktor yang
mendukung terciptanya program embun pagi dan dapat berjalannya dengan baik
yaitu dikarenakan tempat tinggal narasumber atau pembicara di program embun
pagi tidak jauh dari studio IC Radio 108 FM.
2. Faktor Penghambat Dalam Program Embun Pagi di Radio IC 108 FM
Yang menjadi faktor penghambat adalah keterbatasannya biaya produksi
atau operasional dalam program embun pagi, yang mengakibatkan kepada
narasumber tersebut. Di mana narasumber atau pembicara didatangkan dari luar
untuk bisa mengisi, dan akhirnya harapan tersebut belum tercapai. Selain itu daya
jangkau siar yang mash belum optimal.
Faktor penghambat lainnya adalah belum adanya sponsor atau pihak
lembaga lainyang bersedia umtuk mendukung program embun pagi tersebut. Hal
ini berdampak pada terbatasnya program embun pagi yang tidak dapat melahirkan
ide-ide baru yang inovatif. Sementara untuk menampilkan tayangan yang lebih
bermutu danlebih berkualitas membutuhkan dana yang cukup besar.
B. Materi Acara
Setiap program yang dilakukan oleh stasiun radio tentunya dimaksudkan
untuk menyampaikan pesan yang dikandungnya. Jenis dan dampak yang diharap
kan dari isi pesan yang disampaikan sangatlah beragam, tergantung klasifikasi
program yang bersangkutan. Bila program acaranya bersifat hiburan, maka
dampak yang diharapkan dapat membuat pendengarnya terhibur. Begitupun
dengan jenis program siaran radio lainnya, diharapkan dapat memberikan dampak
yang menjadi tujuan dari isi program tersebut.
Adapun materi yang disampaikan kepada pendengar dalam program
embun pagi, diantaranya adalah :
NO HARI TANGGAL MATERI PEMBICARA
1. Selasa 01/07/08 “Kebahagiaan itu ada disini” Ust.Haris
2. Rabu 02/07/08 “Ingatlah nikmat itu tidak abadi” Ust.Haris
3. Kamis 03/07/08 “Persiapan ruhani” Ust.Haris
4. Jum’at 04/07/08 “Duduklah bersama mereka” Ust.Haris
5. Sabtu 05/07/08 “Bertahan dipuncak itu lebih sulit” Ust.Haris
6. Ahad 06/07/08 “Tetapkan pilihan” Ust.Haris
7. Senin 07/07/08 “Ikuti Allah dan percayakan semua kepada-Nya” Ust.Haris
8. Selasa 08/07/08 “Menjadi manusia akhirat” Ust.Haris
9. Rabu 09/07/08 “Memberi yang kita butuhkan” Ust.Haris
10. Kamis 10/07/08 “Ulama akhirat itu” Ust.Haris
11. Jum’at 11/07/08 “Lapang dada” Ust.Haris
12. Sabtu 12/07/08 “Sadarilah hak-hak Allah” Ust.Haris
13. Ahad 13/07/08 “Menyiasati hidup” Ust.Haris
14. Senin 14/07/08 “Matikan api kemarahan” Ust.Haris
15. Selasa 15/07/08 “Amal-amal bathin” Ust.Haris
16. Rabu 16/07/08 “Kepadamu Ya Allah, kami berlindung” Ust.Haris
17. Kamis 17/07/08 “Seperti orang-orang shaleh itu” Ust.Haris
18. Jum’at 18/07/08 “Walau hanya sekejap mata” Ust.Haris
19. Sabtu 19/07/08 “Waspadalah dan berjalanlah terus wahai saudaraku” Ust.Haris
20. Ahad 20/07/08 “Miliki amal-amal rahasia” Ust.Haris
21. Senin 21/07/08 “Agar akal tidak tergelincir” Ust.Haris
22. Selasa 22/07/08 “Dunia ini tidak boleh disia-siakan” Ust.Haris
23. Rabu 23/07/08 “Bersyukurlah tanpa putus” Ust.Haris
24. Kamis 24/07/08 “Dosa lahir dan dosa bathin” Ust.Haris
25. Jum’at 25/07/08 “Do’a dan ujian” Ust.Haris
26. Sabtu 26/07/08 “Dialog-dialog antara kita dengan Allah” Ust.Haris
27. Ahad 27/07/08 “Dimana Allah dalam hati kita?” Ust.Haris
28. Senin 28/07/08 “Bercita-citalah” Ust.Haris
29. Selasa 29/07/08 “Tidak ada balasan berhenti” Ust.Haris
30. Rabu 30/07/08 “Apa yang sudah kita persembahan” Ust.Haris
31. Kamis 31/07/08 “Gelap itu mencekam” Ust.Haris
Menurut pembicara atau narasumber yang menyampaikan materinya yaitu
Ust.Haris di program embun pagi yang disiarkan di IC Radio 108 FM, materi
diatas merupakan bahan materi yang disiarkan setiap harinya di bulan Juli 2008
yang diambil dari buku karangan Muhammad Nursani yang berjudul “Mencari
Mutiara di Dasar Hati, Catatan Perenungan Hati”.41
Karena tidak sedikit orang yang belum mengerti, apa pentingnya ruhani
dalam menjalani hidup. Barang kali orang lebih banyak terpaut keindahan dan
kehebatan lahiriah, ketimbang keindahan dan kehebatan ruhani. Boleh jadi banyak
orang lebih terpukau oleh kekuatan dan kebesaran lahiriah, dari pada kekuatan
kebesaran ruhani. Tapi kekuatan ruhani tetap menjadi kekuatan inti setiap orang.
Ada orang yang fisik dan tubuhnya tinggi dan besar , tapi ringan hati dan
tutur katanya manis. Dan itu membuat kita sejuk. Sebaliknya ada orang yang
tubuhnya kecil kurus tapi dia kasar dan memberi baban dalam hati. Karenanya,
cinta kasih atau kebencian semata-mata karena ruh. Sedangkan tubuh hanya
mengikuti ruh.
Embun pagi merupakan programkeagamaan yang berisi materi tentang
tausiah-tausiah keagamaan, yang mengingatkan kita kepada Allah SWT. Oleh
karena itu, materi yang disampaikan senantiasa bersinggungan dengan kebiasaan
seseorang dalam menjalankan ajaran-ajaran agama.
Materi yang disampaikan dalam program embun pagi, berisi tentang
kajian-kajian tata cara yang seharusnya dipergunakan dan hukum-hukumnya yang
harus dipatuhi dalam memenuhi kewajiban sebagai makhluk yang bersyukur
41 Haris, Wawancara Pribadi (Jum’at, 22 Agustus 2008)
kepada Khaliq-Nya dan berterima kasih kepada sesamanya. Oleh karena itu, pesan
yang terkandung dalam program ini mempunyai dua hubungan. Satu waktu pesan
yang disampaikan mengarah pada Hablum Minallah. Dan pada waktu yang lain
program ini menyajikan pesan-pesan ibadah yang terkait dengan Hablum
Minannas.
Penyampaian materi dakwah dilakukan dengan pemaparan dan penjelasan
yang dibutuhkan oleh mad’u melalui tanggapan yang disampaikan setelah
pemaparan. Kondisi siaran yang demikian membuat pesan yang disampaikan
melalui program embun pagi berpotensi besar untuk menjaungkau para pendengar
yang awam terhadap aturan hukum Islam karena mayoritas dari mereka
melakukan ibadah hanyalah rutinitas yang berdasarkan kebiasaan belaka.
Sedangkan penjelasan mendalam yang disertai dengan dalil-dalil yang
mendasarinya memungkinkan pesan yang terkandung dalam program ini juga
dibutuhkan oleh muslim yang selalu ingin menambah wawasan akan agama yang
dianutnya.
Bagi muslim yang awam, pesan yang terkandung serta contoh-contoh yang
menyertai penjelasan diharapkan mampu menimbulkan kesadaran bahwa
perintah-perintah agama akan memberi nilai bila dilakukan berdasarkan
pengetahuan yang mengaturnya atau setiap aktivitas ibadah yang tidak didasari
oleh ilmunya akan sia-sia. Kesadaran akan pentingnya untuk menambah wawasan
keagamaan.
Setingkat dengan pesan yang disampaikan, program embun pagi
mencanangkan respon pendengar yang berkelanjutan dan mengarah pada
pelaksanaan. Mula-mula pendengar diharapkan berkenan untuk mengikuti
program disiarkan, kemudian mau berusaha untuk mengerti dan memahami isi
pesan yang diterima melalui tanggapan yang diutarakan pada waktu tanya jawab
yang disediakan. Kondisi selanjutnya, pendengar bersedia mencoba menerapkan
pesan-pesan yang dipahaminya dalam kehidupan sehari-hari, baik kedalam bentuk
untuk menambah kemantapan maupun sebagai koreksi terhadap motivasi dan cara
beribadah yang biasa dilakukan.
Berdasarkan diatas, maka program embun pagi memiliki dan
menyampaikan pesan-pesan dakwah yang sangat dibutuhkan oleh para pendengar
sdejalan dengan kewajiban untuk mengajak manusia agar selalu berada di jalan
Allah SWT.
C. Format Acara
Program radio merupakan suatu produk jasa yang keberhasilannya dapat
diukur dari sisi penerimaan dan efektifitas pesan yang disampaikan.
Suatu program yang disiarkan akan diminati pendengar bila program
tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga mampu menyentuh sisi keinginan
pendengar. Demikian juga terhadap pesan yang disampaikan, pendengar akan
lebih cepat dan mudah terpengaruh bila pesan yang disampaikan disajikan dengan
bahasa yang mudah dipahami dan menyentuh sisi pendengar.
Tabel format acara embun pagi di Radio IC 108 FM :
NO VIDIO AUDIO DURASI
1. Prolog Mengucapkan salam pembukaan 5’
2. Musik Nasyid Islami 5’
3. Pembicara Menyampaikan materi 30’
4. Musik Nasyid Islami 5’
5. Via sms (line telepon) Tanya jawab terkait materi yang sudah disampaikan oleh
pembicara
10’
6. Pembicara Menutup acara dengan do’a 5’
Acara embun pagi merupakan program dakwah yang disajikan secara live
dengan menggunakan system komunikasi dua arah (two way comunication)
dengan menyertakan pendengar untuk memberi respon suara langsung terhadap
materi yang tengah dibahas oleh narasumber sehingga pendengar tidak hanya
menerima, tetapi dapat meminta konfirmasi akan pengertian atau interpretasi yang
akan ditimbulkan dari pesan yang diterima, serta pendengar dapat bertanya akan
berbagai permasalahan yang berkaitan dengan materi bahasan ataupun diluar
bahasan. System komunikasi dua arah ini, jelas terlihat ketika seorang penanya
dapat memberi tanggapan terhadap jawaban yang diberikan yang selanjutnya
direspon langsung pila oleh narasumber.
Dengan durasi waktu satu jam, yaitui dimulai dari pukul 05.00-06.00 WIB
program embun pagi di bagi menjadi tiga season. Season yang pertama dengan
durasi waktu sekitar 10 menit, narasumber membuka pertemuan. Season kedua
dengan durasi waktu sekitar 40 menit, narasumber menyampaikan materi bahasan.
Season ketiga pendengar diberikan waktu untuk memberikan tanggapan terhadap
materi yang disampaikan, baik berupa pertanyaan maupun memberikan sebuah
tambahan.42
Dalam program ini, pertanyaan pendengar tidak hanya terbatas pada
materi yang sedang dibahas, mereka diberi keluasan untuk menanyakan
peranyaan-pertanyaan diluar pembahasan.
Berdasarkan hal diatas maka dapat dikatakan bahwa format acara yang
digunakan pada program embun pagi cukup memadai dalam rangka mununjang
keberhasilan program ini, yakni motivasi yang disampaikan oleh narasumber
sampai kepada pendengar yang menjadi target sasaran dalam program ini.
42 Aminuddin Muchtar, Op.Cit.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada siaran keagamaan embun pagi, memang terdapat kelebihan dan
kekurangan, namun demikian format program siaran keagamaan yang berada di
IC Radio 108 FM memiliki karakter tersendiri , yang berbeda dengan radio lain.
IC Radio 108 FM mulai on air pukul 05.00 pagi hingga 23.00 WIB,
sedangkan radio komunitas lain atau kampus lain di on airkan ketika para
mahasiswa sedang melakukan aktifitas kuliah hingga selesai kuliah. Darisegi
program, IC Radio 108 Fm lengkap dengan berbagai macam program yang
dibutuhkan oleh para mahasiswa maupun masyarakat disekitar.
Akhirnya pada bab terakhir ini, penulis memiliki beberapa kesimpulan
diatas penelitian yang berjudul “ Analisis Deskriptif Program Siaran Embun Pagi
di Radio IC 108 FM Kampus STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) Bintaro
Pondok Aren Tangerang”. Yang disiarka selama tujuh kali dalam sepekan,
diantaranya :
1. Proses pra produksi meliputi : persiapan naskah, narasumber dan tempat siaran
dalam keadaan baik. Kemudia proses produksi di IC Radio 108 FM dilakukan
dalam empat tahapan, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penyusunan
jadwal siaran dan pengarahan terhadap produksi acara embun pagi. Setelah
proses produksi dilaksanakan, pihak manajemen melakukan evaluasi program.
2. Dari segi materi yang disampaikan dalam program embun pagi di IC Radio
108 FM, yaitu berkaitan dengan kekuatan ruhani dalam menjalankan
kehidupan. Karena kebanyakan dari pendengar radio IC adalah kalangan
remaja, yang memang menjadi sasaran dalam program embun pagi. Oleh
karena itu, program keagamaan khususnya embun pagi yang dimiliki IC Radio
cukup memberikan kontribusi positif bagi penyebaran dan pengembangan
dakwah khususnya di wilayah Tangerang yang memang mayoritas
penduduknya adalah beraga Islam.
3. Berdasarkan analisis tentang pendekatan, format siaran embun pagi atau
dakwah Islam di IC Radio 108 FM dapat disimpulakn bahwa organisasi yang
berada di IC Radio sudah cukup baik, dilihat dari struktur organisasinya yang
terarah dan terperinci.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menhajukan beberapa saran yang
semoga memberi manfaat dalam pengembangan dakwah melalui media radio
nantinya, diantaranya :
1. Diharapkan bagi pengelola program acara dakwah Islam, untuk lebih
meningkatkan produksi siaran dakwah dan juga pengemasannya, sehingga
pendengar akan selalu tertarik untuk mengikuti program tersebut.
2. Untuk para pemimpin di IC Radio, diharapkan juga bisa lebih memperhatikan
program embun pagi di Radio tersebut, agar kedepan para pendengar bisa lebh
antusias untuk mendengarkan program-program di IC Radio 108 FM.
3. Memperluas jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak, agar kedepan IC
Radio 108 FM ini tidak lagi menjadi radio komunitas, tetapi sudah menjadi
radio komersial.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Djamalul Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta : Gema Insani Press,
1998), cet. Ke-1
Amrullah Ahmad, Dakwah Islam Sebagai Ilmu : Sebuah kajian Epistimologi dan
Struktur Keilmuan Dakwah, Makalah, it.
Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta : Bulan Bintang, 1997),
cet. Ke-1
Arifin, Tatang M, Menyususn Rencana Penelitian (Jakarta : Rajawali Press, 1968)
Bachtiar Wardhi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997)
Bachtiar Wardhi, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta : Logos, 1997)
Cet, Ke-1
Denyl Setiawan, Chairul Wawancara Pribadi, (18 Juli 2008)
Effendy Onong Uchjana, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung : Mandar Maju,
1986)
Faridl, Miftah et.,all, Dakwah Kontemporer : Pola Alternatif Dakwah Melalui TV, (Bandung : Pudai Press, 2000), cet, ke-1
Haris, Wawancara Pribadi (Jum’at, 22 Agustus 2008)
Hasanuddin,AH Rhetorika Dakwah dan Publisistik Dalam Kepemimpinan,
(Surabaya : Usaha Nasioanal, 1982), cet.ke-1,h.33
J. Moeleong, Lexy Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2004), cet.ke-18
Kertapati, Ton, Dasar-dasar Publisistik, (Jakarta : Sueroengan, 1963), Jilid 3
Masduki, Jurnalistik Radio Menata Profesionalisme Reporter dan Penyiar,
(Yogyakarta : LKIS, 2004), cet.ke-3
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta : Pustaka Populer LKIS,
2004) cet.ke-1
Masyhur, Syeikh Mustafa, Fiqh Dakwah, (Jakarta : Al-Itshom, 2009), Cet, Ke-4
Mawardi, Dodo dan Saidi Wahyu, Bermitra dengan Radio Perbesar Bisnis Anda, ( Jakarta : Iqro Grof, 2006), cet.ke-1
Muhaimin Abda, Slamet, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1994) Cet. Ke-1
Munthe, Ginting Muryanto, Media Komunikasi Radio (Kumpulan Karangan), (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 1996), Cet. Ke-7
Prayuda, Harly Penyiaran, Its Just Not a Talk, (Surabaya : IKADI, 2006),cet. Ke-1
Rafiudin dan Djalil Abdul Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : CV.
Pustaka Setia, 1997)
Rasyid, Daud Islam dan Reformasi : Telaah Kritis atas Keruntuhan Rezim-rezim
Diktator dan Keharusan Kembali Kepada Syariah, (Jakarta : Usamah
Press)
S. Sada, Arif, Media Pendidikan dan Pengembangan Serta Pemanfaatannya,
(Jakarta : PT.Grafindo Persada, 1996)
Salim, Peter, The Contemporary English – Indonesian Dictionary, (Jakarta :
Modern English Press, 1996), Cet. Ke-7
Shihab, Quraish Wawasan Al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1992), Cet,Ke-1
Sundoro, Danang Study Mandiri Sekilas Penyiar Radio (Tangerang : Glest Broadcasting Schach (GBS), 2005)
Syamsul M. Asep Broadcast Journalism, Panduan Menjadi Penyiar Reporter dan
Scrip Writer, (Bandung : Nuansa, 2004), cet. Ke-1
Syukir, Asmuni Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983)
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud,
“Radio” Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997),
Cet, Ke-9
Umar, Barmawi Azas-azas Dakwah Islam, (Jakarta : CV. Ramadhani, 1997),cet.
Ke-2
Umar, Barmawi Azas-azas Ilmu Dakwah, (Solo : CV. Ramadhani, 1987), cet.ke-2
Uzt. Haris sedang
menyampaikan materinya
dengan penuh khidmat
Uzt. Haris sedang
Menyampaikan materinya
dengan menggunakan Al-
Qur’an
Masjid Baitul Maal Kampus
STAN
Uzt. Haris sedang
Menyampaikan materinya
dengan menggunakan Al-
Qur’an
Program IC Radio 108 FM