ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf ·...

12
1 ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON SERAT SARWASATWA KARYA GODI SUWARNA Kiki Pratiwi, Dedi Koswara, Retty Isnendes Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendididkan Indonesia, Jalan Setiabudi 229, Bandung, No Telepon: 085721092502, 081321145245, 085860862378, email: [email protected], [email protected] Abstrak Penelitian yang berjudul “Analisis Dekonstruksi dina Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk memperkaya penelitian terhadap karya sastra Sunda berdasarkan analisis dékonstruksi selaku metode paling mutakhir dalam memahami dan mencapai totalitas makna dari karya sastra sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari hasil analisis. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah telaah pustaka dan analisis data. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memaparkan kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa berdasarkan analisis dekonstruksi memakai oposisi binner, yang meliputi: 1) makna dekonstruktif judul-judul cerpen dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa, 2) makna dekonstruktif tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa, 3) pusat pengisahan cerpen dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa, 4) latar/setting cerpen dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa, 5) alur cerpen dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa, 6) indikator berpikir dekonstruktif Godi Suwarna. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa 1) enam judul cerpen atau 46% judul cerpen mengandung pemikiran dekonstruktif, 2) 29 atawa 88% tokoh dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa yang mengandung pemikiran dekostruktif, 3) tidak telihat adanya pusat pengisahan yang mengandung pemikiran dekonstruktif, 4) delapan atau 20,5% latar/setting dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa yang mengandung pemikiran dekostruktif, 5) empat atau 31% alur cerita dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa yang mengandung pemikiran dekostruktif, dan 6) indikator mikir dékonstruktif Godi Suwarna terlihat dari adanya misi Godi Suwarna dalam menyampaikan kritik dan sindiran terhadap kehidupan masa kini dan ditunjukkan dengan adanya oposisi antara “menolak tradisi” dan “bertolak dari tradisi”. Bisa disimpulkan pula bahwa cerpen-cerpen karya Godi Suwarna ini masih berada pada tataran konvensional tapi sudah menunjukkan adanya pemikiran dekonstruktif pengarangnya. Dengan keunggulan dan keunikannya, Godi Suwarna menjadi salah satu pelopor pemikiran dekonstruktif dalam kesusastraan Sunda. Kata Kunci: Analisis Dékonstruksi, Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON

Transcript of ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf ·...

Page 1: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

1

ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON

SERAT SARWASATWA KARYA GODI SUWARNA

Kiki Pratiwi, Dedi Koswara, Retty Isnendes

Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas

Pendididkan Indonesia, Jalan Setiabudi 229, Bandung, No Telepon: 085721092502,

081321145245, 085860862378, email: [email protected],

[email protected]

Abstrak

Penelitian yang berjudul “Analisis Dekonstruksi dina Kumpulan Carpon Serat

Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk

memperkaya penelitian terhadap karya sastra Sunda berdasarkan analisis

dékonstruksi selaku metode paling mutakhir dalam memahami dan mencapai

totalitas makna dari karya sastra sastra. Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini digunakan untuk

mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari hasil analisis. Teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah telaah pustaka dan analisis data. Penelitian

ini memiliki tujuan untuk memaparkan kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa

berdasarkan analisis dekonstruksi memakai oposisi binner, yang meliputi: 1)

makna dekonstruktif judul-judul cerpen dalam kumpulan cerpen Serat

Sarwasatwa, 2) makna dekonstruktif tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen Serat

Sarwasatwa, 3) pusat pengisahan cerpen dalam kumpulan cerpen Serat

Sarwasatwa, 4) latar/setting cerpen dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa, 5)

alur cerpen dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa, 6) indikator berpikir

dekonstruktif Godi Suwarna. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan

bahwa 1) enam judul cerpen atau 46% judul cerpen mengandung pemikiran

dekonstruktif, 2) 29 atawa 88% tokoh dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa

yang mengandung pemikiran dekostruktif, 3) tidak telihat adanya pusat

pengisahan yang mengandung pemikiran dekonstruktif, 4) delapan atau 20,5%

latar/setting dalam kumpulan cerpen Serat Sarwasatwa yang mengandung

pemikiran dekostruktif, 5) empat atau 31% alur cerita dalam kumpulan cerpen

Serat Sarwasatwa yang mengandung pemikiran dekostruktif, dan 6) indikator

mikir dékonstruktif Godi Suwarna terlihat dari adanya misi Godi Suwarna dalam

menyampaikan kritik dan sindiran terhadap kehidupan masa kini dan ditunjukkan

dengan adanya oposisi antara “menolak tradisi” dan “bertolak dari tradisi”. Bisa

disimpulkan pula bahwa cerpen-cerpen karya Godi Suwarna ini masih berada

pada tataran konvensional tapi sudah menunjukkan adanya pemikiran

dekonstruktif pengarangnya. Dengan keunggulan dan keunikannya, Godi Suwarna

menjadi salah satu pelopor pemikiran dekonstruktif dalam kesusastraan Sunda.

Kata Kunci: Analisis Dékonstruksi, Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON

Page 2: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

2

SERAT SARWASATWA KARYA GODI SUWARNA

Kiki Pratiwi, Dedi Koswara, Retty Isnendes

Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas

Pendididkan Indonesia, Jalan Setiabudi 229, Bandung, No Telepon: 085721092502,

081321145245, 085860862378, email: [email protected],

[email protected]

Abstract

The background of a studyentitled “Analisis Dekonstruksi dina Kumpulan

Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich

the study of Sundanese literature based on deconstructive analysis as the most

advanced method in understanding and achieving the total meaning of literary

works. This study is a descriptive research. This method is used to describe the

data which is obtained from the analysis. The techniques of this study are

literature review and data analysis. The aim of this study is to describe the

collection of short stories based on deconstructive analysis byusing a Binner

opposition, included: 1) deconstructive meaning of the title in the collection of

Serat Sarwasatwa short stories, 2) deconstructive meaning of the characters in

the collection of Serat Sarwasatwa short stories, 3) the point of view the story in

the collection of Serat Sarwasatwa short stories, 4) the setting in the collection of

Serat Sarwasatwa short stories, 5) the plot in the collection of Serat Sarwasatwa

short stories, 6) the indicator of deconstructive thought of Godi Suwarna. Based

on the above results, the researcher concluded that 1) the titles of six short stories

or 46% of the titles of short stories contain a deconstructive thought, 2) 29 or

88% of the characters in the collection of Serat Sarwasatwa short stories contain

deconstructive thought, 3) it cannot be seen that the main character’s thought

contains deconstructive thought, 4) eight or 20,5% of the settings in the collection

of Serat Sarwasatwa short stories contain deconstructive thought, 5) four or 31%

of the plot in the collection of Serat Sarwasatwa short story contains

deconstructive thought, 6) the indicators of deconstructive thought of Godi

Suwarna can be seen from his mission in delivering critiques and satires of the

present life that are indicated by the opposition between “rejecting the tradition”

and “out of tradition”. It can be seen that the short storiesof Godi Suwarnaare

still at the conventional level. However, they show the author’s descriptive

thought. It is because of the excellence and uniqueness, Godi Suwarna becomes

one of the pioneers in the deconstructive thought of Sundanese literature.

Keyword: Analisis Dékonstruksi, Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa

Page 3: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

3

Bubuka

Dina kumpulan carpon Serat Sarwasatwa karya Godi Suwarna katitén aya

ma’na-ma’na nu nyamuni di satukangeun téks. Salian ti éta, pamikiran-pamikiran

unik nu nyangkaruk (ngarempak konvénsi di masarakat) dina kagemblengan

struktur carponna. Tujuan dékonstruksi nya éta ngungkab oposisi-oposisi hierarkis

implisit nu aya dina téks (Al-Fayadl, 2012:80). Dékonstruksi miboga pancén

pikeun ngabongkar struktur sangkan manggihan ma’na anyar nu nyamuni di

satukangeun téks lain pikeun ngawada atawa nyingkahan struktur. Dina

pajemuhan ulikan sastra postmodern kiwari kaasup sastra Sunda, kalungguhan

analisis dékonstruksi téh dianggap penting.

Panalungtikan karya sastra dumasar kana metode dékonstruksi téh geus

aya nu ngalaksanakeun, misalna baé buku Analisis Wacana: Dari Linguistik

sampai Dékonstruksi (Aminuddin, 2002) nu tadina mangrupa makalah nu judulna

“Pendekatan Pasca-Struktural; Jacques Derrida, aya ogé skripsi S1 Jurusan

Pendidikan Bahasa Indonesia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia nu judulna

“Kajian Dekonstruksi Novel Kerudung Merah Kirmizi karya Remy Sylado

sebagai Bahan Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Menengah Atas” nu

disusun ku Ubaidilah Muchtar. Kitu deui dina ulikan basa jeung sastra Sunda,

panalungtikan karya sastra ngagunanakeun metode dékonstruksi geus aya nu

ngalaksanakeun, upamana baé makalah anu judulna “Ngama’naan Pamikiran

Panyajak Godi Suwarna tina Karyana “Si Ujang Eueut Cikopi”: Analisis

Dékonstruksi” nu disusun ku Chye Retty Isnendes tur ngajanggelek dina bukuna

Kajian Sastra Aplikasi dan Kritik Pada Karya Sastra Sunda dan Indonesia

(2010). Di Jurusan Pendidikan Bahasa Daérah FPBS UPI anu nalungtik karya

sastra maké teori dekonstruksi kaitung saeutik. Ngan aya skripsi Deni Hadiansah

nu judulna Novel Mercedes 190 Karangan Muh. Rustandi: Interpretasi

Dekonstruksi.

Pikeun ngajembaran panalungtikan karya sastra dumasar kana metode

dekonstruksi, diayakeun panalungtikan anu objekna kumpulan carpon Serat

Sarwasatwa karya Godi Suwarna nu dibéré judul Analisis Dekonstruksi dina

Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna.

Dumasar kana watesan kasang tukang tadi di luhur, nu nyusun

ngarumuskeun masalah saperti ieu di handap.

1) Kumaha judul-judul carpon nu aya dina kumpulan carpon Serat

Sarwasatwa karya Godi Suwarna disawang tina jihad dékonstruksi?

2) Kumaha tokoh-tokoh carpon nu aya dina kumpulan carpon Serat

Sarwasatwa karya Godi Suwarna disawang tina jihad dékonstruksi?

3) Kumaha puseur implengan carpon nu aya dina kumpulan carpon Serat

Sarwasatwa karya Godi Suwarna disawang tina jihad dékonstruksi?

4) Kumaha latar carpon nu aya dina kumpulan carpon Serat Sarwasatwa

karya Godi Suwarna disawang tina jihad dékonstruksi?

5) Kumaha galur carpon nu aya dina kumpulan carpon Serat Sarwasatwa

karya Godi Suwarna disawang tina jihad dékonstruksi?

6) Kumaha indikator mikir dékonstruktif Godi Suwarna dina kumpulan

carponna?

Page 4: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

4

Metode

Metode panalungtikan anu dipaké dina ieu panalungtikan nya éta metode

déskriptif analisis. Metode déskriptif analisis mangrupa salasahiji métode dina

panalungtikan kualitatif. Metode déskriptif analisis dilaksanakeun ku cara

ngadéskripsikeun fakta-fakta nu satuluyna disusul ku analisis (Ratna, 2004:53).

Ieu metode téh miboga maksud pikeun ngumpulkeun informasi (Arikunto,

2010:203). Salian ti éta, metode déskriptif analisis bisa ogé dipaké pikeun

léngkah-léngkah dina ngungkulan pasualan dina panalungtikan kualitatif ku cara

ngumpulkeun data, nyieun papasingan, nyurahan jeung nafsirkeun. Dina ieu

panalungtikan, tehnik nu digunakeun nya éta 1) tehnik ulikan pustaka, jeung 2)

tehnik analisis data kana sumber-sumber pustaka nu dianggap ngarojong kana ieu

panalungtikan. Instrumén anu digunakeun dina ieu panalungtikan nya éta slip

data. Slip data digunakeun pikeun ngababarikeun milih jeung milah data anu

kapanggih tina téks sumber data panalungtikan (Andriansyah dina Yuanita,

2011:41). Dumasar kana hal éta, sumber data dina ieu panalungtikan nya éta buku

kumpulna carpon Serat Sarwasatwa karya Godi Suwarna nu ngawengku tilu belas

judul.

Hasil panalungtikan

Tina analisis nu dilaksanakeun, katitén aya pamikiran-pamikiran Godi

Suwarna anu mémang dékonstruktif. 46% judul carpon nu teu ilahar, 88% tokoh-

tokoh nu teu ilahar, 20,5% latar anu teu ilahar sarta 31% galur nu teu ilahar téh

najan henteu signifikan tapi tétéla cukup mampuh ngadékontruksi konvénsi nu

salila ieu hirup di masarakat. Carpon-carpon nu aya dina buku kumpulan carpon

Serat Sarwasatwa téh sacara umum masih kénéh aya dina tataran konvénsional,

tapi geus némbongkeun ayana pamikiran-pamikiran dékonstruktif Godi Suwarna

salaku pangarangna nu nyulayaan kana konvénsi atawa puseur nu salila ieu

dipercaya bisa ngatur sakabéh unsur karya sastra. Kumpulan carpon Serat

Sarwasatwa ogé geus mampuh ngaréprésentasikeun manéh jadi karya anu béda

tina karya-karya nu biasa. Ku kituna, Godi Suwarna nepi ka kiwari bisa disebut

salaku salasahiji pilar dina kasusastraan Sunda sarta pelopor pamikiran

dékonstruktif.

Pedaran

Tina 13 judul carpon nu aya dina ieu buku kumpulan carpon Serat

Sarwasatwa téh tétéla aya genep atawa 46% judul carpon nu ngandung pamikiran

dékonstruktif kalayan ditabélkeun saperti ieu di handap.

Page 5: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

5

Tabel. 1

Judul-judul dina Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa Disawang tina Jihad

Dékonstruksi

No Judul Carpon Dekonstruktif Teu

Dékonstruktif

Bukti

Dékonstruktif

1. Suluk Mahasukma

Suluk raket patalina ogé

jeung agama islam.

Padahal patukang

tonggong jeung

pawayangan babonna

nu asalna ti India sarta

dikasang tukangan ku

ayana agama Hindu.

2. Serat Sarwasatwa

teu katitén ayana sato

hiji-hiji acan. Sakabéh

tokohna mangrupa

sosok manusa nu

miboga akal.

3. Serat Smaradahana

Smaradahana

mangrupa hiji simbul

tresna sajatining tresna

sedengkeun tresna nu

dirandapan ku Rahwana

nu dipikawanoh salaku

angkara murka geus

nyulayaan konvénsi nu

hirup di masarakat.

4. Apanjang-

apunjung

Apanjang-punjung boa

kapamingpinan

Parikesit jeung Dawala

nu dipiharep bakal

apanjang apunjung.

Tapi kapan

pamaréntahan Parikesit

jeung Dawala nu asalna

tina tokoh pawayangan

mah kuduna idéntik

jeung sistim

pamaréntahan karajaan

lain republik nu periode

kapamingpinanna moal

lila.

5. Serat Kala Mesat

Ieu carpon teu

nyaritaken lalakon

Batara Kala tapi

nyaritakeun lalakon

Page 6: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

6

No Judul Carpon Dekonstruktif Teu

Dékonstruktif

Bukti

Dékonstruktif

Sang Maruti nu dibéré

pancén pikeun néang

Déwi Sinta. Teu katitén

ayana tokoh Batara

Kala dina ieu carpon.

6. Lung-Leng

7. Séwang-séwang

8. Karamat Kuwu

Karamat

9. Bruk-Brak

10. Karunya Nya

Karunya Nya téh judul

nu mangrupa kecap

pernyataan tapi

kekecapan ieu ilahar

dipaké salaku kecap

pananya

Tina 13 judul carpon nu aya dina ieu buku kumpulan téh tétéla aya tokoh-

tokoh nu mahiwal, unik sarta ngarempak konvénsi anu geus aya di masarakat.

Aya 91 tokoh nu ngawengku 33 tokoh lulugu jeung 58 tokoh tambahan. Tina 33

tokoh lulugu nu dianalisis katitén aya 29 atawa 88% tokoh nu unik jeung

mahiwal sabab ngarempak konvénsi nu geus aya di masarakat. Ieu tokoh-tokoh nu

ngandung pamikiran dékonstruktif téh baris katitén dina ieu tabél di handap.

Tabél 2

Tokoh-tokoh dina Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa Disawang tina Jihad

Dékonstruksi

No Judul

Carpon

Tokoh Pamikiran Dékonstruktif

1. Suluk

Mahasukma

Suyudana Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu teu

miharep ayana perang Baratayuda

Yudistira Dijungkirkeun jadi peran antagonis nu

miharep ayana perang Baratayuda

Bisma Dijungkirkeun jadi peran antagonis nu

miharep ayana perang Baratayuda

Gatotgaca

Palastra lain dina waktu perang Baratayuda

Bima

Palastra lain dina waktu perang Baratayuda

2. Serat

Sarwasatwa

Rahwana Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu

buméla karahayat

Kumbakarna Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu

buméla karahayat

Sarpakanaka Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu

Page 7: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

7

buméla karahayat

Wibisana Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu

buméla karahayat

Pandawa Dijungkirkeun jadi peran antagonis salaku

raja nu sarakah

3. Serat

Smaradahana

Rahwana Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu

micinta Déwi Sinta

Déwi Sinta Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu

micinta Rahwana

Sri Rama Dijungkirkeun jadi peran antagonis salaku

angkara murka

Anoman Dijungkirkeun jadi peran protagonis nu

tumut ka Rahwana

4. Apanjang-

Apunjung

Parikesit

Jadi Presidén di Républik Astina

Dawala Tokoh panakawan nu jadi wakil presidén

di Républik Astina

5. Serat Kala

Mesat

Déwi Sinta Dijungkirkeun jadi peran antagonis nu

resep pésta pora jeung mangpirang pamuda

6. Lung-Leng Cepot

Tokoh panakawan nu jadi teu resep

ngabodor, daria.

Garéng

Tokoh panakawan nu jadi teu resep

ngabodor, daria

Dawala

Tokoh panakawan nu jadi teu resep

ngabodor, daria

7. Séwang-

Séwang

Mang

Léngsér

Tokoh nu ngadadak dianggap siwah

Mundinglaya Tokoh carita pantun nu datang ka mangsa

modern

8. Karamat Kuwu

Karamat

Kuwu Acah Kuwu nu hirup kénéh sanajan euweuh

sirahan

9. Gur-Ger Kabayan Tokoh dongéng pikaseurieun nu

dijungkirkeun jadi tokoh nu daria jeung

babari ambek

Iteung Tokoh dongéng pamajikanna Kabayan nu

dijungkirkeun jadi resesp ngaranggo jeung

lalaki séjén

10. Tik-Tek Kuring

Manusa nu digawé saperti robot

Pa Wahyu

Manusa nu digawé saperti robot

Pa Kodir Manusa nu digawé saperti robot

Page 8: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

8

11. Gusti! Gusti! Orok Orok nu bisa nyakaran bapana,

ngaranggeum haté bapana.

Dina ieu kumpulan carpon téh teu katitén aya puseur implengan anu

mahiwal atawa ngarempak konvénsi nu geus aya. Tina 13 judul carpon nu aya

dina ieu buku kumpulan téh tétéla aya 12 carpon nu ngagunakeun puseur

implengan jalma katilu atawa anu sok disebut third person narrative sedengkeun

carpon nu judulna Tik-Tek mah ngagunakeun puseur implengan jalma kahiji anu

sok disebut first person narrative sabab palaku caritana ngagunakeun kecap sulur

kuring.

Tina 13 judul carpon nu aya dina ieu buku kumpulan téh tétéla aya 39 latar

atawa setting nu ngawang tiap leunjeuran carita. 39 latar ieu téh ngawengku 13

latar waktu, jeung 13 latar sosial. tina 39 latar ieu téh aya dalapan atawa 20,5%

latar nu unik jeung mahiwal sabab ngarempak konvénsi nu geus aya di masarakat.

Ieu latar nu ngandung pamikiran dékonstruktif téh baris katitén dina ieu tabél di

handap.

Tabél 3

Latar dina Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa Disawang tina Jihad

Dékonstruksi

No Judul Carpon Latar Dékonstruktif Teu

Dékonstruktif

Pamikiran

Dékonstruktif

1. Suluk

Mahasukma

Tempat

Waktu

Sosial

2. Serat

Sarwasatwa

Tempat

dunya pawayangan

didéskripsikeun pinuh

ku gedong-gedong

jarangkung.

Waktu

Sosial

Nyampurkeun antara

dunya réalitas jeung

dunya pawayangan

3. Serat

Smaradahana

Tempat

Waktu

Sosial

4. Apanjang-

Apunjung

Tempat

Nagri Astina

ngagunakeun sistim

pamaréntahan

Republik démokrasi

Waktu

Sosial

latar sosial

pawayangan ieu téh

dibarengan ogé ku

latar sosial politik

Page 9: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

9

démokrasi

5. Serat Kala

Mesat

Tempat

Waktu

aya dua jaman waktu

anu béda, nya éta

jaman pawayangan

jeung alam sarébu

taun satuluyna atawa

jaman kiwari

Sosial

Latar sosial

pawayangan nu

dibarengan ku latar

sosial masarakat

modern jaman kiwari

6. Lung-Leng Tempat

Waktu

Sosial

7. Séwang-

séwang

Tempat

Waktu

Sosial

tokoh Mundinglaya

diasupkeun kana latar

sosial dina kahirupan

mangsa kiwari

8. Karamat

Kuwu

Karamat

Tempat

Waktu

Sosial

9. Bruk-Brak Tempat

Waktu

Sosial

10. Karunya Nya Tempat

Waktu

Sosial

11 Gur-Ger Tempat

Waktu

Sosial

12 Tik-Tek Tempat

Waktu

Sosial Karyawan jeung

kepala di éta kantor

téh diperedih sangkan

gawé saperti robot

13 Gusti! Gusti! Tempat

Waktu

Sosial

Page 10: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

10

Dina ieu kumpulan carpon téh katitén aya galur anu dékonstruktif atawa

ngarempak konvénsi nu geus aya, saperti dina carita pondok Suluk Mahasukma nu

nyulayaan konvénsi galur carita wayang babon Mahabarata, sarta Serat

Sarwasatwa, Serat Smaradahana, jeung Serat Kala Mesat nu nyulayaan konvénsi

galur carita wayang babon Ramayana. Carpon-carpon nu lolobana diadaptasi tina

carita wayang téh nuduhkeun yén dina téks téh aya oposisi antara “menolak

tradisi” jeung “bertolak dari tradisi” nu satuluyna nyangkaruk hiji ma’na nu

mangrupa hakékat bebeneran dina karya sastra.

Dumasar pedaran di luhur, bisa dicindekkeun, yén carpon-carpon nu aya

dina buku kumpulan carpon Serat Sarwasatwa téh sacara umum masih kénéh aya

dina tataran konvénsional, tapi geus némbongkeun ayana pamikiran-pamikiran

dékonstruktif Godi Suwarna salaku pangarangna nu nyulayaan kana konvénsi

atawa puseur nu salila ieu dipercaya bisa ngatur sakabéh unsur karya sastra.

Kumpulan carpon Serat Sarwasatwa ogé geus mampuh ngaréprésentasikeun

manéh jadi karya anu béda tina karya-karya nu biasa. Ku kituna, Godi Suwarna

nepi ka kiwari bisa disebut salaku salasahiji pilar dina kasusastraan Sunda sarta

pelopor pamikiran dékonstruktif.

Kacindekan jeung Saran

Dumasar analisis kana data anu geus dilaksanakeun, ieu panalungtikan téh

hasilna bisa dicindekkeun saperti ieu: 1) tina 13 judul carpon nu aya dina ieu buku

kumpulan carpon Serat Sarwasatwa téh tétéla aya genep atawa 46% judul carpon

nu ngandung pamikiran dékonstruktif, 2) tina 33 tokoh lulugu dina 13 judul

carpon dina ieu buku kumpulan carpon Serat arwasatwa téh tétéla aya aya 29

atawa 88% tokoh lulugu nu unik jeung mahiwal sabab ngarempak konvénsi nu

geus aya di masarakat, 3) teu katitén aya puseur implengan anu mahiwal atawa

ngarempak konvénsi nu geus aya, 4) tina 13 judul carpon nu aya dina ieu buku

kumpulan carpon Serat Sarwasatwa jeung tina 39 latar ieu téh aya dalapan atawa

20,5% latar nu unik jeung mahiwal sabab ngarempak konvénsi nu geus aya di

masarakat, 5) tina 13 judul carpon nu aya dina ieu buku kumpulan carpon Serat

Sarwasatwa tétéla aya opat judul carpon atawa 31% tina 13 judul carpon nu galur

caritana ngandung pamikiran dékonstruktif, 6) indikator mikir dékonstruktif Godi

Suwarna katitén tina ayana misi Godi Suwarna pikeun nepikeun kritik jeung

sindirna kana kahirupan jaman kiwari nu dituduhkeun ku oposisi antara “menolak

tradisi” jeung “bertolak dari tradisi” Bisa dicindekkeun ogé, yén carpon-carpon

nu aya dina buku kumpulan carpon Serat Sarwasatwa téh sacara umum masih

kénéh aya dina tataran konvénsional, tapi geus némbongkeun ayana pamikiran-

pamikiran dékonstruktif Godi Suwarna. Ku kituna, Godi Suwarna nepi ka kiwari

bisa disebut salaku salasahiji pilar dina kasusastraan Sunda sarta pelopor

pamikiran dékonstruktif.

Pamungkas, Ieu panalungtikan dumasar kana analisis dékonstruksi dina

kumpulan carpon Serat Sarwasatwa karangan Godi Suwarna téh kakara

museurkeun panitén kana perkara ma’na dékonstruktif struktur, anu ngawengku:

1) judul, 2) tokoh jeung panokohan, 3) puseur implengan, 4) latar, jeung 5) galur

carita. Ku kituna, disarankeun sangkan aya nu nalungtik atawa nganalisis

kumpulan carpon Serat Sarwasatwa anu leuwih lega jeung jembar ambahan

Page 11: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

11

wengkuan strukturna. Salian ti éta, ieu panalungtikan téh murni ulikan sastra. Ku

kituna, perlu aya panalungtikan kana karya sastra, lain ngan ukur kumpulan

carpon Serat Sarwasatwa dumasar analisis dékonstruksi anu museurkeun

paniténna atawa dipatalikeun kana pangajaran basa jeung sastra Sunda di sakola.

Tawis Nuhun

Alhamdulillahirobilalamin. Reueus jeung bungah waktu ieu artikel nu

dijudulan “Analisis Dékonstruksi dina Kumpulan Carpon Serat Sarwasatwa

Karya Godi Suwarna” réngsé dina waktu nu geus ditangtukeun. Ku kituna,

kedaling tawis nuhun panulis haturkeun ka:

1. Dr. Dedi Koswara, M. Hum. salaku Dosén Pangaping I anu parantos ngaping

sarta masihan pangrojong dugi ka ieu artikel;

2. Retty Isnéndés, S.Pd., M. Hum. salaku Dosén Pangaping II anu teu weléh

ngaping, ngageuing, ngalelempeng tur ngimeutan deui eusi artikel.

3. Dr. H. Dingding Haerudin, M. Pd. salaku Pupuhu Jurusan Pendidikan Bahasa

Daerah;

4. Dr. Hj. Nunuy Nurjanah, M. Pd. salaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa

Daerah;

5. Bapa sareng Ibu réngréngan dosén Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, nya

éta 1) Drs. Ano Karsana, M.Pd., 2) Prof. H. Rahman, M. Pd., 3) Dr. Ruhaliah,

M. Hum., 4) Dr. H. Yayat Sudaryat, M. Hum., 5) Dr. H. Usep Kuswari, M.

Pd., 6) Drs. H. Oleh Solehudin, M. Pd., 7) Drs. Ruswendi Permana, M. Hum.,

8) Drs. Dede Kosasih, M. Si., 9) Ade Sutisna, S. Pd., 10) Hernawan, M. Pd.,

11) Agus Suherman, S. Pd., M. Hum., 12) Dian Hendrayana, S. S, M. Pd 13)

Temmy Widiastuti, M. Pd anu parantos ngatik sareng ngadidik kuring nepi ka

bisa ngaréngsékeun kuliah, mudah-mudahan élmu anu parantos kacangking

ku sim kuring aya mangpaatna sarta bisa diamalkeun deui;

6. kulawarga anu teu kendat-kendat masihan kadeudeuh tur kanyaah nu lahir

tina kaweningan galih nu hamo laas.

7. kum ka sadaya pihak nu tos maparin pangrojong tur pangdeudeulna ka

panyusun.

Pamugi tawis pangrojong sareng pangdeudeul ti sadayana di ganjar ku

Allah SWT. Amin

DAPTAR PUSTAKA

Al-Fadyadl. 2012. Derrida. Yogyakarta: LKIS.

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka

Cipta.

Hadiansah, D. (2006). Novél Mércédés 190 Karangan Muh. Rustandi

Kartakusuma:Interprétasi Dékonstruksi. Skripsi di Jurusan Pendidikan

Bahasa Daerah FPBS UPI: teu dipedalkeun.

Isnéndés, Retty. 2010. Kajian Sastra Aplikasi dan Kritik Pada Karya Sastra

Sunda dan Indonesia. Bandung: Daluang.

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Page 12: ANALISIS DÉKONSTRUKSI DINA KUMPULAN CARPON …antologi.upi.edu/file/Artikel_Kiki_Pratiwi.pdf · Carpon Serat Sarwasatwa Karya Godi Suwarna” is the author’s desire to enrich the

12

Suwarna, Godi. 1995. Kumpulan Carita Pondok Serat Sarwasatwa. Bandung:

Geger Sunten.

Yuanita, Tika. 2011. Kajian Sosiologi sastra kana Kumpukan Carpon Oknum

Karangan Hadi AKS pikeun Pangajaran Aprésiasi Sastra di SMA. Skripsi Jurusan

Pendidikan Bahasa Daerah FPBS UPI