ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

117
ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU ( GREEN COFFEE BEANS) INDONESIA TAHUN 1990 2020 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh Anki Utari NIM: 11170840000019 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2021 M

Transcript of ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

Page 1: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN COFFEE

BEANS) INDONESIA TAHUN 1990 – 2020

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

Anki Utari

NIM: 11170840000019

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 2: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN COFFEE

BEANS) INDONESIA TAHUN 1990 – 2020

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh

Anki Utari

NIM: 11170840000019

Di Bawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS

NIP. 19570617 198503 1 002

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442 H/2021 M

Page 3: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 19 April 2021 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Anki Utari

2. NIM : 11170840000019

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Daya Saing Ekspor Biji Kopi Hijau (Green Coffee

Beans) Indonesia Tahun 1990 – 2020

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 April 2021

1. Dr. Fitri Amalia, M.Si

NIP. 19820710 200912 2 002 ( )

Penguji I

2. Najwa Khairina, SE, MA

NIP. 19871113 201801 2 001 ( )

Penguji II

Page 4: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 21 Juni 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Anki Utari

2. NIM : 11170840000019

3. Jurusan : Ekonomi Pembangunan

4. Judul Skripsi : Analisis Daya Saing Ekspor Biji Kopi Hijau (Green Coffee

Beans) Indonesia Tahun 1990 – 2020

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di

atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 21 Juni 2021

1. Dr. Fitri Amalia, M.Si

NIP. 19820710 200912 2 002 ( )

Ketua

2. Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS

NIP. 19570617 198503 1 002 ( )

Pembimbing

3. Djaka Badranaya, ME

NIP. 19770530 200701 1 008 ( )

Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Anki Utari

NIM : 11170840000019

Jurusan : Ekonomi Pembangunan

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 31 Mei 2021

Anki Utari

NIM. 11170840000019

Page 6: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama : Anki Utari

2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 9 Maret 1999

3. Alamat : Jln. Swadaya No. 49 RT 003 RW 04,

Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kelapa

Dua, Kabupaten Tangerang, Banten

4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Agama : Islam

6. Kewarganegaraan : Indonesia

7. Telepon : 089607981636

8. Email : [email protected]

II. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Kelapa Dua I 2005 – 2011

2. SMP Negeri 1 Legok 2011 – 2014

3. SMA Negeri 23 Kabupaten Tangerang 2014 – 2017

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017 – 2021

III. Pengalaman Organisasi dan Kepanitiaan

1. Anggota Divisi Advokasi Forum Mahasiswa Bidikmisi (FORMABI)

Tahun 2018 – 2019

2. Anggota Divisi Humas Economic Call for Paper National

Championship (ECLASHIP) Tahun 2017

3. Anggota Divisi Konsumsi 2nd Youth Economics Summit Tahun 2017

4. Anggota Divisi Kesekretariatan Rapat Kerja FORMABI Tahun 2018

5. Anggota Divisi Konsumsi Pelatihan Kepenulisan FORMABI Tahun

2018

6. Mentor Research Academic HMPS Economic Development Tahun

2021

Page 7: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

vi

IV. Seminar

1. Seminar Nasional Ekonomi Digital “Menjawab Peluang dan Tantangan

Perkembangan Financial Technology di Indonesia” Tahun 2018 oleh

HMJ Ekonomi Pembangunan

2. Seminar “The Function of Micro Economic on Poverty Reduction and

It’s Intense Impacts Rural People and Community” Tahun 2019 oleh

Program Studi Ekonomi Pembangunan

3. Seminar Bank Indonesia (BI) Mengajar “Peran Bank Indonesia sebagai

Bank Sentral dalam Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan untuk

Indonesia Maju” Tahun 2020

4. Seminar “Dampak Resesi dan UU Ciptakerja terhadap Proyeksi

Perekonomian Tahun 2021” Tahun 2020 oleh Program Studi Ekonomi

Pembangunan

V. Prestasi dan Penghargaan

1. Juara 3 ECLASHIP Tahun 2018

VI. Pengalaman Magang

1. PT Metalfrio Solutions Indonesia sebagai Admin (April – Juni 2021)

Page 8: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

vii

ABSTRACT

The growing number of processed coffee-based products are not

accompanied by a consistent value and volume of exports of green coffee beans as

the main ingredient. This study aims to determine the position of Indonesia's

competitiveness in marketing the green coffee bean commodity using export value

data and complement it by analyzing the effect of land area, green coffee bean

export price, and tea export price on the export volume of Indonesian green coffee

beans. The data used are secondary data in the form of time series from 1990 to

2020. Competitiveness analysis uses the formula RCA, ISP and EPD. The

determinant analysis uses multiple linear regression method with the OLS

approach. The results of the competitiveness of these commodities began to decline

and were lagging behind other countries. Partially, land area has no effect, the

export price of green coffee beans has a significant negative effect, and the export

price of tea has a significant positive effect on export volume. The three independent

variables together have an effect on the export volume of Indonesian green coffee

beans.

Keywords: Coffee, Exports, Competitiveness, Multiple Linear Regression.

Page 9: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

viii

ABSTRAK

Produk olahan berbahan dasar kopi yang semakin menjamur tidak diiringi

dengan konsistensi nilai dan volume ekspor biji kopi hijau sebagai bahan utamanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi daya saing Indonesia dalam

memasarkan komoditas biji kopi hijau menggunakan data nilai ekspor dan

melengkapinya dengan menganalisis pengaruh luas lahan, harga ekspor biji kopi

hijau, dan harga ekspor teh terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia. Data

yang digunakan ialah data sekunder berupa time series tahun 1990 – 2020. Analisis

daya saing menggunakan rumus RCA, ISP dan EPD. Analisis determinan

menggunakan metode regresi linier berganda dengan pendekatan OLS. Hasil daya

saing komoditas tersebut mulai mengalami penurunan dan ketertinggalan dengan

negara-negara lain. Secara parsial, luas lahan tidak berpengaruh, harga ekspor biji

kopi hijau berpengaruh negatif signifikan, dan harga ekspor teh berpengaruh positif

signifikan terhadap volume ekspor. Ketiga variabel bebas tersebut secara bersama-

sama berpengaruh terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia.

Kata Kunci: Kopi, Ekspor, Daya Saing, Regresi Linier Berganda.

Page 10: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahiim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya. Tak lupa shalawat dan salam senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita ke zaman

terang-benderang. Alhamdu lillahi rabbil 'alamin penulis telah menyelesaikan

skripsi dengan judul “Analisis Daya Saing Ekspor Biji Kopi Hijau (Green Coffee

Beans) Indonesia Tahun 1990 – 2020”.

Skripsi ini merupakan ikhtiar penulis guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi

(S.E) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rangkaian proses telah dilalui oleh

penulis dengan bantuan berbagai pihak, baik dalam hal moral, spiritual, ataupun

material. Oleh karena itu, penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih sebesar-

besarnya kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak Madsuki dan Umi Nurhayanah, yang

mempunyai peran paling utama di berbagai hal bagi putri tunggalnya ini

dalam upaya menuntut ilmu sejak kecil. Serta keluarga (Kakek, Almarhumah

Nenek, Tante, Om, dan Sepupu-sepupu) atas panjatan doa-doa baiknya dan

terkadang ikut terlibat untuk membantu penulis menyelesaikan berbagai

tugas dari kampus.

2. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E.Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta

jajarannya.

3. Bapak Dr. Muhammad Hartana Iswandi Putra, M.Si., dan Ibu Dr. Fitri

Amalia, M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, MS., selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah menyediakan waktu dan tenaga dalam memberikan arahan, ilmu,

dan motivasi bagi penulis hingga penyusunan skripsi ini selesai. Semoga

Page 11: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

x

Bapak senantiasa selalu dalam lindungan dan diberikan keberkahan oleh

Allah SWT.

5. Bapak Dr. Arief Fitrijanto, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang

selalu bersedia membantu mengarahkan dan memotivasi penulis dalam

menjalani proses perkuliahan dari awal hingga saat ini.

6. Seluruh jajaran dosen dan staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atas ilmu dan pelayanan yang telah diberikan selama ini.

7. Teman-teman seperjuangan (Audi, Epi, Erina, Inday, Lia, Mimin, Monik,

Nidya, Pundi) yang selalu saling menyemangati dan membantu selama ini.

Semoga kita dapat meraih kesuksessan di jalannya masing-masing.

8. Teman-teman penerima Beasiswa Bidikmisi Angkatan 2017 yang telah

berjuang bersama menyelesaikan pendidikan guna mencapai cita-cita mulia.

9. Teman-teman Ekonomi Pembangunan Angkatan 2017 atas kebaikan dan

kebersamaan selama ini.

10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas

dukungannya kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam skripsi ini

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun akan sangat diterima sebagai bahan perbaikan

skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk banyak pihak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 31 Mei 2021

Anki Utari

Page 12: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ........................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ v

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 14

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian ..................................................... 14

1. Teori Permintaan dan Penawaran ....................................................... 14

2. Teori Perdagangan Internasional ........................................................ 18

3. Teori Ekspor ....................................................................................... 23

Page 13: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

xii

4. Teori Produksi..................................................................................... 24

5. Teori Pembentukan Harga .................................................................. 26

B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 28

C. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 39

D. Keterkaitan Antarvariabel dan Hipotesis................................................ 39

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 42

A. Data dan Sumber Data ............................................................................ 42

B. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 43

C. Metode Analisis Data ............................................................................. 44

1. Daya Saing .......................................................................................... 44

2. Model Regresi Linier Berganda .......................................................... 48

3. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 49

4. Uji Signifikansi ................................................................................... 52

D. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 54

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 55

A. Gambaran Umum Objek Penelitian........................................................ 55

B. Temuan Hasil Penelitian......................................................................... 58

1. Hasil Analisis Daya Saing .................................................................. 58

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 63

3. Hasil Uji Signifikansi.......................................................................... 67

C. Pembahasan ............................................................................................ 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 79

A. Simpulan ................................................................................................. 79

Page 14: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

xiii

B. Saran ....................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 83

LAMPIRAN .......................................................................................................... 87

Page 15: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Contoh Keunggulan Absolut ............................................................... 20

Tabel 2. 2. Contoh Keunggulan Komparatif ......................................................... 21

Tabel 2. 3. Perhitungan DTDN ............................................................................. 22

Tabel 2. 4. Penelitian Terdahulu........................................................................... 28

Tabel 3. 1. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson .......................... 51

Tabel 3. 2. Definisi Operasional Variabel ............................................................ 54

Tabel 4. 1. Rekapitulasi Kategori Hasil Analisis EPD ......................................... 63

Tabel 4. 2. Uji Normalitas..................................................................................... 64

Tabel 4. 3. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 65

Tabel 4. 4. Uji Autokorelasi .................................................................................. 66

Tabel 4. 5. Uji Multikolinearitas ........................................................................... 67

Tabel 4. 6. Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda ............................................ 68

Tabel 4. 7. Uji t-Statistik ....................................................................................... 69

Tabel 4. 8. Uji F-statistik ...................................................................................... 71

Tabel 4. 9. Koefisien Determinasi ......................................................................... 71

Page 16: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Grafik PDB Tanaman Perkebunan Indonesia ADHK ...................... 2

Gambar 1. 2. Grafik Konsumsi Kopi oleh Negara Importir ................................... 4

Gambar 1. 3. Grafik Tujuh Besar Peringkat Negara Eksportir Biji Kopi Hijau .... 6

Gambar 1. 4. Grafik Volume dan Nilai Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia ............ 7

Gambar 1. 5. Grafik Luas Areal Biji Kopi Hijau Indonesia ................................... 9

Gambar 1. 6. Grafik Harga Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia ............................ 10

Gambar 1. 7. Grafik Harga Ekspor Teh Indonesia .............................................. 11

Gambar 2. 1. Kurva Permintaan........................................................................... 16

Gambar 2. 2. Kurva Penawaran ........................................................................... 18

Gambar 2. 3. Kurva Perdagangan Internasional ................................................. 19

Gambar 2. 4. Kurva Fungsi Produksi ................................................................... 25

Gambar 2. 5. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 39

Gambar 3. 1. Grafik ISP ....................................................................................... 46

Gambar 3. 2. Kategori Analisis EPD.................................................................... 47

Gambar 4. 1. Grafik Sentra Produksi Kopi Robusta ............................................ 56

Gambar 4. 2. Grafik Sentra Produksi Kopi Arabika Indonesia ............................ 57

Gambar 4. 3. Grafik Nilai Hasil Analisis RCA Biji Kopi Hijau Indonesia .......... 59

Gambar 4. 4. Grafik Nilai Hasil Analisis ISP Biji Kopi Hijau Indonesia ............ 60

Page 17: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

xvi

Gambar 4. 5. Grafik Kategori Hasil Analisis EPD Biji Kopi Hijau Indonesia .... 62

Page 18: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain

disebabkan oleh bedanya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi

geografis juga menjadi penentu kekayaan yang dimiliki negara tersebut.

Keterbatasan sumber daya di setiap negara menyebabkan terjadinya

perdagangan internasional. Transaksi jual beli lintas negara ini membut setiap

negara mampu memenuhi kebutuhan masyarakatnya melalui impor ataupun

mendapatkan keuntungan (pendapatan negara) melalui ekspor.

Indonesia menjadi salah satu negara yang terlibat dalam perdagangan

internasional, berperan sebagai eksportir dan importir. Pada posisi eksportir,

Indonesia menjual kelebihan sumber dayanya ke negara lain. Sedangkan

sebagai importir, membeli beberapa komoditas dari negara lain untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Menurut data publikasi Badan Pusat

Statistik (BPS), terdapat 5 ribu lebih produk Indonesia telah memasuki pasar

global. Pemasaran berbagai komoditas produksi tersebut memiliki dampak

inklusif bagi sektor-sektor di bawahnya, seperti pendapatan negara,

penyerapan tenaga kerja hingga kesejahteraan petani.

Secara keseluruhan, Indonesia melakukan ekspor di dua sektor utama,

yaitu migas dan non-migas. Dalam sektor migas memperdagangkan hasil

alam berupa minyak dan gas bumi, sedangkan pada non-migas menjual

Page 19: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

2

berbagai olahan hasil tanam atau produk lainnya. Pertanian merupakan salah

satu bagian dari sektor non-migas. Kondisi negara dinobatkan sebagai agraris

membuat Indonesia memiliki banyak komoditas pertanian. Dalam sektor

pertanian, terdapat beberapa subsektor lainnya, yaitu tanaman pangan,

tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan

perburuan. Tanaman perkebunan menjadi subsektor andalan Indonesia. Hal

ini dapat dilihat dari posisi Produk Domestik Bruto (PDB) hasil perkebunan

yang menempatkan diri sebagai posisi pertama di antara subsektor pertanian

lainnya. Berikut merupakan data mengenai nilai PDB tanaman perkebunan.

Gambar 1. 1. Grafik PDB Tanaman Perkebunan Indonesia ADHK

Sumber: BPS

Selama lebih dari dua puluh tahun terakhir PDB tanaman perkebunan

belum pernah mengalami penurunan. Selalu konsisten mengalami kenaikan

di setiap tahunnya. Sejak tahun 2010 sudah mencapai angka di atas Rp300

ribu Milyar, bahkan pada tahun 2020 menyentuh angka Rp410.553,4 Milyar.

0,0

100.000,0

200.000,0

300.000,0

400.000,0

500.000,0

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Mil

yar

Rupia

h

Tahun

PDB Tanaman Perkebunan Indonesia Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK)

Page 20: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

3

Trend positif tersebut dapat menjadi peluang untuk meningkatkan

pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia.

Di antara banyaknya produk tanaman perkebunan, kopi merupakan

salah satu komoditas utama yang diperdagangkan secara luas di dunia saat

ini. Kopi menjadi komoditas penting dalam perdagangan global karena

hampir semua negara di dunia terlibat dalam perdagangannya di pasar

internasional. Sebagian besar negara maju terlibat sebagai konsumen,

sedangkan negara berkembang terlibat sebagai produsen (Ismail et al., 2017).

Mengonsumsi kopi sudah ada sejak abad ke-9. Pertama kali ditemukan

di Etiopia lalu disebarluaskan melalui perdagangan oleh bangsa Arab

sehingga meluas ke berbagai benua. Kopi dan berbagai produk olahannya

beberapa tahun belakangan menjadi lebih banyak diminati. Ramainya kafe

ataupun kedai yang menyajikan berbagai produk berbahan dasar kopi di

setiap negara mendorong daya konsumsi masyarakat terhadap komoditas

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari data konsumsi kopi oleh masyarakat

negara-negara importir di dunia yang dihimpun oleh International Coffee

Organization (ICO).

Page 21: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

4

Gambar 1. 2. Grafik Konsumsi Kopi oleh Negara Importir

Sumber: ICO

Konsumsi kopi selalu berada di angka 3 – 4 juta ton selama lebih dari

tiga puluh tahun terakhir. Bahkan pada tahun 2018 mulai mencapai angka 5

juta yaitu 5.168.940 ton kopi dikonsumsi oleh masyarakat di negara-negara

importir komoditas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya

permintaan terhadap salah satu produk hasil perkebunan tersebut. Secara

keseluruhan, negara eksportir dapat memanfaatkan keadaan atau peluang ini

untuk meningkatkan volume ekspornya sehingga dapat meningkatkan

pendapatan nasional negara. Salah satunya adalah Indonesia. Negara agraris

ini mengekspor kopi dalam bentuk extracts, green, husks and skin, roasted,

serta subtitutes containing coffee. Namun, 60 – 70 persen dari total ekspor

kopi secara keseluruhan adalah biji kopi hijau (green coffee beans). Hal ini

dikarenakan setiap negara importir memiliki kebutuhan dan seleranya

masing-masing terhadap olahan kopi sehingga mereka lebih memilih

0

1.000.000

2.000.000

3.000.000

4.000.000

5.000.000

6.000.000

Ton

Tahun

Konsumsi Kopi oleh Negara Importir

Page 22: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

5

mengimpor biji mentah untuk diolah sesuai standar yang diinginkannya.

Selain itu, masih rendahnya kemampuan SDM Indonesia serta keterbatasan

teknologi dalam menghasilkan produk turunan kopi yang kualitasnya dapat

bersaing dengan negara-negara menjadi faktor lainnya.

Secara rata-rata dari tahun 1990 – 2020, Indonesia berada pada posisi

keempat negara eksportir biji kopi hijau dengan rata-rata nilai ekspor tahunan

US$672.109 ribu. Peringkat pertama ditempati Brazil dengan US$3.215.363

ribu, disusul dengan Kolumbia di posisi kedua sebesar US$1.733.170 ribu.

Vietnam sebagai salah satu negara anggota Association of Southeast Asian

Nations (ASEAN) berada di peringkat ketiga dengan rata-rata nilai ekspor

US$1.403.224 ribu setiap tahunnya. Sedangkan peringkat selanjutnya, yaitu

kelima hingga ketujuh secara berurutan diisi oleh Guatemala US$545.266

ribu, Meksiko US$422.465 ribu, dan Uganda US$271.791 ribu. Hal ini tentu

harus menjadi perhatian khusus bagi stakeholders perdagangan internasional

Indonesia agar dapat meningkatkan ekspor biji kopi hijau sehingga dapat

lebih bersaing dengan negara-negara lainnya, terutama Vietnam yang berada

di satu region Asia Tenggara dengan kondisi geografis dan iklim hampir

Page 23: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

6

serupa. Data nilai ekspor yang dihasilkan per tahun tujuh besar peringkat

negara eksportir kopi di dunia dapat dilihat pada Gambar 1.3.

Gambar 1. 3. Grafik Tujuh Besar Peringkat Negara Eksportir Biji Kopi Hijau

Sumber: FAO

Sistem perdagangan dunia yang semakin bebas dan terbuka dapat

menyebabkan persaingan semakin berat bagi Indonesia dalam memasarkan

produknya. Untuk mempertahankan keeksisan biji kopi hijau dalam pasar

global, maka perlu diadakan analisis dengan memanfaatkan data nilai ekspor

ataupun impor. Analisis ini akan mengungkapkan apakah Indonesia memiliki

keunggulan komparatif dalam memperdagangkan biji kopi hijau atau tidak,

tahap perkembangan suatu produk sehingga dapat disimpulkan termasuk

negara eksportir atau importir, dan kedinamisan produk serta pangsa pasar

komoditas biji kopi hijau di pasar tersebut.

Data nilai ekspor digunakan dalam menganalisis daya saing tentu

sejalan dengan banyak atau tidaknya jumlah atau volume ekspor biji kopi

0

2.000.000

4.000.000

6.000.000

8.000.000

10.000.000

Rib

u U

SD

Tahun

Tujuh Besar Peringkat Negara Eksportir Biji Kopi

Hijau

Brazil Kolumbia Vietnam Indonesia

Guatemala Meksiko Uganda

Page 24: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

7

hijau. Semakin banyak volume ekspor, maka nilai yang didapatkan juga akan

bertambah, sehingga pendapatan menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, untuk

menyempurnakan penelitian ini, penulis juga akan menganalisis mengenai

determinan atau faktor-faktor penentu volume ekspor biji kopi hijau. Secara

umum, peringkat Indonesia dalam negara eksportir kopi cukup baik, namun

jumlah ekspornya tidak selalu menunjukkan kenaikan di setiap tahunnya.

Selain itu, konsumsi tinggi oleh negara-negara importir serta kondisi alam

yang tropis dan banyaknya jenis biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia

dengan ciri khasnya masing-masing seperti Aceh Gayo, Kintamani Bali,

Bajawa Flores, dan sebagainya seharusnya dapat dijadikan peluang bagi

Indonesia untuk selalu meningkatkan ekspor ke berbagai negara setiap

tahunnya. Grafik data volume ekspor tersebut secara lebih lengkap dapat

dilihat di bawah ini. Dilampirkan pula data nilai ekspor sebagai perbandingan.

Gambar 1. 4. Grafik Volume dan Nilai Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Sumber: FAO

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

Tahun

Volume dan Nilai Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Volume Ekspor Nilai Ekspor

Page 25: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

8

Kecenderungan ekspor kopi ke berbagai negara masih fluktuatif setiap

tahunnya. Sejak tahun 1990, peningkatan dapat terjadi hanya paling lama

selama tiga tahun, selebihnya akan mengalami penurunan kembali. Bahkan

pada tahun 2018, mengalami penurunan lebih dari 40%. Hal ini dapat

disebabkan faktor internal dan eksternal. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian mengenai determinan ekspor biji kopi hijau Indonesia guna

mengetahui hal yang harus lebih diperhatikan agar volumenya tetap

meningkat setiap tahunnya sehingga dapat mendorong daya saing. Mulai dari

luas areal, harga ekspor biji kopi hijau, dan harga ekspor teh diduga menjadi

faktor penentu volume ekspor biji kopi hijau.

Luas areal merupakan seberapa banyak lahan yang ditanami bibit biji

kopi hijau. Buah kopi (coffee cherries) akan matang setelah 9 – 11 bulan dari

waktu berbunga. Buah dipanen jika sudah berwarna merah terang, berkilau,

dan keras. Memproduksi biji kopi hijau dapat dilakukan dengan proses kering

dan basah. Proses kering dilakukan dengan cara menjemur buah yang telah

dipetik di bawah sinar matahari, kemudian dipisahkan dari berbagai

perkamen kering, buah busuk atau belum matang hingga mendapatkan warna

hijau. Sedangkan proses basah dilakukan pemisahan atau penyortiran secara

mekanik menggunakan suatu alat (Ghosh & Venkatachalapathy, 2014).

Lahan perkebunan kopi di Indonesia dibagi menjadi tiga menurut status

pengusahaan, yaitu perkebunan rakyat (smallholder), perkebunan besar

negara (government), dan perkebunan besar swasta (private). Sekitar 96%

dari total lahan tersebut adalah termasuk perkebunan rakyat. Berikut

Page 26: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

9

merupakan data luas areal biji kopi hijau dari tahun 1990 – 2020. Sudah

mencapai lebih dari 1.000.000 ton sejak tahun 2000. Posisi tersebut

menjelaskan bahwa peran petani sangat penting dalam mengembangkan

komoditas kopi.

Gambar 1. 5. Grafik Luas Areal Biji Kopi Hijau Indonesia

Sumber: FAO

Menurut (Kotler & Armstrong, 2017), harga dalam arti sempit

merupakan jumlah uang yang dikenakan untuk suatu produk atau layanan.

Sedangkan secara lebih luas diartikan sebagai jumlah dari semua nilai

diberikan pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau

menggunakan barang atau jasa. Harga ekspor diukur berdasarkan harga Free

on Board (FOB) yaitu nilai barang diperjualbelikan ditambah semua biaya

lainnya sampai barang tiba di atas kapal. Berikut ini merupakan data harga

ekspor biji kopi hijau dari tahun 1990 – 2020 yang selalu berbeda di setiap

tahunnya, berkisar antara US$663 hingga mencapai US$1.752 per tonnya.

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

Hek

tare

Tahun

Luas Areal Biji Kopi Hijau Indonesia

Page 27: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

10

Gambar 1. 6. Grafik Harga Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Sumber: FAO, diolah

Faktor terakhir dalam penelitian ini yang diduga akan mempengaruhi

volume ekspor biji kopi hijau Indonesia adalah harga ekspor teh.

Sebagaimana diungkapkan dalam teori permintaan bahwa harga substitusi

menjadi salah satu faktor pendorong perubahan permintaan. Teh dianggap

sebagai barang substitusi (barang pengganti) kopi karena keduanya

merupakan komoditas sejenis yang digunakan sebagai bahan pokok dalam

pembuatan berbagai produk olahan. Harga teh naik akan mendorong pembeli

untuk beralih membeli dan mengonsumsi kopi, sehingga dapat dijadikan

pertimbangan untuk memetakan permintaan ekspor kopi Indonesia (Ginting

& Kartiasih, 2019). Variabel ini dapat dikatakan sebagai faktor penentu

eksternal karena tidak berkaitan langsung dengan biji kopi hijau. Mulai

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

US

D/T

on

Tahun

Harga Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Page 28: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

11

dengan harga US$445 pada tahun 1990 sampai US$2.642 di tahun 2020, data

tersebut secara lebih rinci dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 1. 7. Grafik Harga Ekspor Teh Indonesia

Sumber: FAO, diolah

Berdasarkan berbagai uraian di atas, penulis akan melakukan penelitian

mengenai analisis daya saing dan untuk melengkapi penelitian juga akan

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor kopi

Indonesia. Dalam hal ini, judul yang diangkat oleh penulis adalah “Analisis

Daya Saing Ekspor Biji Kopi Hijau (Green Coffee Beans) Indonesia Tahun

1990 – 2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana daya saing ekspor biji kopi hijau Indonesia di pasar global?

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

US

D/T

on

Tahun

Harga Ekspor Teh Indonesia

Page 29: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

12

2. Apakah luas areal biji kopi hijau Indonesia berpengaruh secara parsial

terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020?

3. Apakah harga ekspor biji kopi hijau Indonesia berpengaruh secara

parsial terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 –

2020?

4. Apakah harga ekspor teh Indonesia berpengaruh secara parsial terhadap

volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020?

5. Apakah luas areal biji kopi hijau, harga ekspor biji kopi hijau, dan harga

ekspor teh berpengaruh secara bersama-sama terhadap volume ekspor

biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan daya saing ekspor biji kopi hijau Indonesia di pasar global.

2. Mengetahui pengaruh luas areal biji kopi hijau Indonesia secara parsial

terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

3. Mengetahui pengaruh harga ekspor biji kopi hijau Indonesia secara

parsial terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 –

2020.

4. Mengetahui pengaruh harga ekspor teh Indonesia secara parsial

terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

Page 30: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

13

5. Mengetahui pengaruh luas areal biji kopi hijau, harga ekspor biji kopi

hijau, dan harga ekspor teh secara bersama-sama terhadap volume

ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi referensi

atau tolak ukur pemerintah terkait dalam membuat kebijakan terutama

pada bidang perdagangan internasional sebagai upaya mendorong

ekspor kopi Indonesia.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bahan informasi

dalam menambah literatur ataupun sebagai rujukan pembelajaran bagi

pihak akademisi yang juga membahas topik serupa.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan

mengenai hal-hal yang harus dikembangkan oleh masyarakat sebagai

pelaku langsung dalam mengolah komoditas kopi tersebut.

Page 31: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori-teori Terkait dengan Penelitian

1. Teori Permintaan dan Penawaran

a. Teori Permintaan

Sejumlah barang atau jasa yang bersedia diminta dengan

tingkat harga tertentu disebut sebagai permintaan. Semakin tinggi

harga, maka semakin sedikit kuantitas yang diminta dikenal

sebagai hukum permintaan. Teori ini merupakan penggambaran

dasar dari terjadinya berbagai interaksi penjual dan pembeli di

pasar. Dengan memahaminya, maka akan mempermudah dalam

mengartikan berbagai teori lainnya.

Harga barang atau jasa tersebut merupakan faktor

pendorong utama perubahan permintaan dengan mengasumsikan

terjadinya cateris paribus, yaitu hal-hal lain tetap sama. Maka,

dapat dituliskan sebuah persamaan sebagai berikut:

𝑄𝑑𝑥 = 𝑓(𝑃𝑥)

Dimana:

Qdx : Kuantitas barang atau jasa X yang diminta

Px : Tingkat harga barang atau jasa X yang diminta

Suatu permintaan tidak hanya dapat dipengaruhi oleh harga

barang atau jasa itu sendiri. Namun, terdapat banyak faktor

Page 32: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

15

lainnya. Menurut (Nuraini, 2016), harga-harga barang atau jasa

lain (substitusi dan komplementer), pendapatan, selera, promosi

perusahaan, kondisi alam, jumlah penduduk, dan ramalan masa

depan menjadi hal-hal yang dapat membuat permintaan berubah.

Dengan ini, dirumuskan persamaannya sebagai berikut:

𝑄𝑑𝑥 = 𝑓(𝑃𝑥, 𝑃𝑦, 𝐼, 𝑇, 𝐴, 𝑁, 𝑃, 𝑅)

Dimana:

Qdx : Kuantitas barang atau jasa X yang diminta

Px : Tingkat harga barang atau jasa X yang diminta

Py : Tingkat harga barang atau jasa lainnya

I : Pendapatan

T : Selera

A : Promosi perusahaan

N : Kondisi alam

P : Jumlah penduduk

R : Ramalan masa depan

Sesuai hukum yang ada, maka kurva demand mempunyai

slope negatif. Terjadinya perubahan akibat faktor harga membuat

pergerakan di sepanjang kurva (moving). Apabila dipengaruhi

faktor di luar harga barang atau jasa itu sendiri, akan terjadi

pergeseran kurva (shifting).

Page 33: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

16

Gambar 2. 1. Kurva Permintaan

Pada kurva tersebut, moving terjadi saat awal di titik a dengan

harga 10.000 mengalami penurunan ke titik b seharga 5.000. Hal

ini membuat konsumen menambah kuantitas permintaan dari 20

menjadi 40. Lalu shifting dapat dilihat jika pada awalnya

permintaan di titik a, misalnya terpengaruh oleh pendapatan,

bergerak ke titik a1 yang akan menjadikan kuantitas meningkat

dengan tingkat harga tetap sama.

b. Teori Penawaran

Supply atau penawaran merupakan sejumlah barang atau

jasa yang bersedia dijual atau ditawarkan oleh produsen dalam

tingkat harga tertentu. Kebalikan dari hukum permintaan, dalam

teori ini saat harga naik akan diikuti dengan peningkatan kuantitas

penawaran oleh produsen. Hal ini betujuan untuk mendapatkan

keuntungan sebanyak-banyaknya.

Menurut (Kurniawan & Kembar Sri Budhi, 2015), faktor-

faktor penentu penawaran selain harga produk tersebut ialah

P

Q

a

b

D

a1

b1

D1

10.000

5.000

20 40

Page 34: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

17

biaya input, penerapan teknologi dan produktivitas, pajak, harga

masa depan, harga barang lain yang dapat diproduksi, dan jumlah

barang beredar. Apabila hanya dipengaruhi oleh harga,

persamaannya yaitu:

𝑄𝑑𝑠𝑥 = 𝑓(𝑃𝑥)

Dimana:

Qsx : Kuantitas barang atau jasa X yang ditawarkan

Px : Tingkat harga barang atau jasa X yang ditawarkan

Perubahan kurva dengan faktor penentu selain harga

produk, berikut merupakan fungsi persamaannya:

𝑄𝑠𝑥 = 𝑓(𝑃𝑥, 𝑃𝑦, 𝑃𝑓, 𝑀, 𝑁, 𝑇, 𝑅, 𝐽)

Dimana:

Qsx : Kuantitas barang atau jasa X yang ditawarkan

Px : Tingkat harga barang atau jasa X yang ditawarkan

Py : Tingkat harga barang atau jasa lainnya

Pf : Biaya input

M : Teknologi

N : Kondisi alam

T : Pajak

R : Harga masa depan

J : Jumlah barang beredar

Page 35: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

18

Kemiringan positif dimiliki oleh kurva supply sesuai

dengan hukum. Sama seperti demand, terdapat dua jenis

perubahan, yaitu moving dan shifting.

Gambar 2. 2. Kurva Penawaran

Harga awal 7.000 di titik a bergerak ke titik b dengan harga

10.000 mengakibatkan bertambahnya jumlah barang atau jasa

dari 30 menjadi 40. Kondisi tersebut disebut pergerakan

sepanjang kurva. Pergeseran kurva terjadi saat perubahan supply

dipengaruhi oleh biaya produksi sebagai contohnya, kemudian

titik a bergeser ke titik a1. Hal ini berakibat pada peningkatan

jumlahnya tanpa merubah tingkat harga.

2. Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan kegiatan jual beli yang

dilakukan suatu negara dengan negara lainnya, baik antarindividu

ataupun antarpemerintah. Dalam pelaksanaannya, ada berbagai aturan

seperti kebijakan tarif, kuota, bea, dan sebagainya. Banyak manfaat dari

perdagangan internasional, seperti memenuhi kebutuhan dalam negeri

P

Q

21.000

7.000

30 60

10.000

40

S S1

a a1

b

Page 36: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

19

yang tidak dapat diproduksi sendiri, memperluas pasar, menambah

pendapatan negara, transfer teknologi, dan lainnya (Hasoloan, 2013).

Interaksi antar demand dan supply menghasilkan keseimbangan

pasar (ekuilibrium). Perubahan-perubahan permintaan dan penawaran

yang disebabkan oleh berbagai faktor akan mengakibatkan terjadinya

jual beli lintas negara. Menurut (Setiawan & Ridho, 2011), teori

perdagangan internasional tersebut dapat digambarkan melalui kurva

sebagai berikut:

Gambar 2. 3. Kurva Perdagangan Internasional

Diasumsikan negara A sebagai eksportir dan negara B sebagai importir.

Sebelum terjadinya perdagangan, negara A produksi lebih banyak

dibandingkan permintaan dalam negeri atau konsumsi domestiknya,

sehingga terjadi kelebihan penawaran (excess supply) dan

menyebabkan harga menjadi lebih murah. Sedangkan di satu sisi

produksi B lebih sedikit dibandingkan konsumsi domestiknya, sehingga

terjadi kelebihan permintaan (excess demand) dan harga lebih tinggi.

Negara B memutuskan untuk mengimpor produk tersebut dari negara

Page 37: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

20

lain yang memiliki harga lebih murah untuk memenuhi kebutuhan

masyarakatnya dan negara A akan mengekspor produknya sehingga

tetap dapat terjual habis dan menghasilkan pendapatan.

Dalam (Tampubolon, 2020) ada beberapa teori mengenai

perdagangan internasional yang diungkapkan oleh para ahli ekonomi

terdahulu, antara lain yaitu:

a. Teori Keunggulan Absolut (Absolute Advantage)

Dikemukakan oleh Adam Smith bahwa apabila produksi

suatu komoditas di satu negara lebih efisien dibandingkan negara

lain, maka kedua negara tersebut dapat melakukan spesialisasi

masing-masing dalam memproduksi apa yang menjadi

keunggulannya. Kemudian pertukaran akan terjadi antarnegara

tersebut untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Contoh penerapan teori tersebut dapat dilihat melalui tabel

di bawah ini:

Tabel 2. 1. Contoh Keunggulan Absolut

Negara Produksi

Indonesia 40kg Kopi/Hari 20kg Gandum/Hari

India 20kg Kopi/Hari 60kg Gandum/Hari

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Indonesia dapat

melakukan spesialisasi pada produksi kopi, sedangkan India pada

produksi gandum. Lalu, negara-negara itu melakukan pertukaran

antarkedua produk tersebut.

Page 38: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

21

b. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)

Teori ini merupakan bentuk kritik terhadap teori

keunggulan absolut. David Ricardo mengemukakan bahwa teori

sebelumnya hanya bisa diterapkan pada negara-negara yang

memiliki kemampuan dalam spesialisasi suatu produk. Melalui

teori ini diungkapkan bahwa negara-negara yang tidak

mempunyai keunggulan dalam suatu produksi komoditas tetap

dapat melakukan perdagangan internasional dengan cara

melakukan spesialisasi pada produk berbiaya relatif lebih rendah

dibandingkan negara lain.

Cara penerapannya dicontohkan dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 2. 2. Contoh Keunggulan Komparatif

Negara Produksi

Indonesia 40kg Kopi/Hari 80kg Beras/Hari

Thailand 20kg Kopi/Hari 50kg Beras//Hari

Dari tabel tersebut jika menggunakan teori keunggulan absolut,

maka tidak dapat terjadi pertukaran karena Thailand tidak

memiliki keunggulan pada kedua produk dibandingkan

Indonesia. Namun, dalam teori keunggulan komparatif,

pertukaran tetap dapat terjadi dengan cara membandingkan Dasar

Tukar Dalam Negeri (DTDN) di masing-masing negara.

Page 39: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

22

Tabel 2. 3. Perhitungan DTDN

Negara DTDN

Indonesia 40

40= 1

80

40= 2

1kg kopi = 2kg

beras

Thailand 20

20= 1

50

20= 2,5

1kg kopi = 2,5kg

beras

Terlihat bahwa DTDN yang lebih murah adalah Indonesia dengan

1kg kopi = 2kg beras, maka Indonesia akan melakukan

spesialisasi pada produk kopi, sedangkan Thailand berspesialisasi

pada produk beras. Kemudian, kedua negara tersebut melakukan

pertukaran atau perdagangan internasional.

c. Teori Heckscher-Ohlin (H-O)

Dikemukakan oleh Eli Hecskher dan Bertil Ohlin pada

tahun 1920-an, teori ini mempertimbangkan faktor-faktor

produksi lainnya. Suatu negara akan melakukan spesialisasi dan

mengekspor produk menggunakan faktor produksi relatif lebih

melimpah secara intensif (mobilitas faktor produksi sempurna di

dalam negeri dan mobilitas di luar negeri, lapangan kerja penuh,

teknologi dan selera yang identik, tidak ada biaya transportasi,

dan tidak ada batasan perdagangan internasional, tidak ada

intensitas faktor terbalik, proporsi faktor yang berbeda di antara

negara), karena kelimpahan faktor produksi lebih tinggi berarti

harga relatif lebih rendah. Sebaliknya, jika negara menggunakan

Page 40: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

23

lebih sedikit faktor produksi dan harga lebih mahal, maka akan

melakukan impor produk tertentu (Bilas & Bošnjak, 2015).

3. Teori Ekspor

Ekspor adalah kegiatan mengirimkan atau menjual produk dari

dalam negeri ke luar negeri. Studi empiris tingkat perusahaan telah

mengkonfirmasi bahwa eksportir tidak hanya lebih produktif dan lebih

besar, tetapi juga lebih intensif dalam tenaga kerja terampil dan

membayar upah lebih tinggi daripada perusahaan yang hanya menjual

ke pasar domestik. Perluasan peluang ekspor membuat produsen lebih

produktif meningkatkan ekspor dan kualitas serta menaikkan upah

(Bas, 2012).

Menurut (Mankiw, 2012), faktor-faktor pendorong terjadinya

ekspor adalah selera konsumen terhadap produk hasil dalam negeri,

harga produk di dalam dan luar negeri, kurs yang menjadi alat

pembayaran dalam kegiatan ekspor tersebut, pendapatan konsumen

dalam dan luar negeri, biaya angkut barang antarnegara, dan kebijakan

pemerintah mengenai perdagangan internasional.

Manfaat kegiatan ekspor antara lain dapat menambah cadangan

devisa, meningkatkan pendapatan nasional, memperluas pasar untuk

produk dalam negeri, mengeratkan kerja sama antarnegara, dan

sebagainya. Selain bagi negara, salah satu kegiatan perdagangan

internasional ini juga mampu bermanfaat bagi masyarakat, seperti

Page 41: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

24

semakin banyak produk diminta oleh pihak importir, maka penyerapan

tenaga kerja semakin meningkat dan pengangguran dapat berkurang.

Sebagaimana adanya kebijakan perdagangan internasional, untuk

menjadi eksportir juga terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi,

yaitu:

a. Memiliki kegiatan usaha, baik dalam bentuk Perseroan Tebatas

(PT), Commanditaire Vennootschap (CV), Firma, Koperasi,

Badan Usaha Milik Negara/Desa (BUMN/D), atau Perusahaan

Perseorangan

b. Memiliki izin usaha dari lembaga terkait.

c. Memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP).

d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

e. Tercatat sebagai Eksportir Terdaftar (ET) untuk barang yang tata

niaga ekspornya diatur, seperti kopi, manioc ke Masyarakat

Ekonomi Eropa (MEE), hasil industri dan kerajinan dari kayu

cendana, kayu lapis, kayu gergajian, dan olahan serta lampit rotan

(Supardi, 2019).

4. Teori Produksi

Produksi merupakan proses menghasilkan atau menambah nilai

suatu barang. Proses tersebut memerlukan faktor-faktor yang

mendukungnya. Hubungan antara faktor-faktor produksi (input)

dengan hasilnya (output) disebut sebagai fungsi produksi. Secara umum

diformulasikan sebagai berikut:

Page 42: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

25

𝑦 = 𝑓(𝑥)

Dimana:

y : Output produksi

x : Input produksi

f (…) : Fungsi yang mempresentasikan hubungan input dan output

Input atau faktor-faktor produksi tersebut dapat berupa Sumber

Daya Alam (SDA), tenaga kerja, modal, manajemen atau proses

mengatur penggunaan sumber daya tersedia secara efektif guna

mencapai suatu tujuan tertentu, dan teknologi yang merupakan faktor

penting di era modern saat ini. Dengan hal-hal tersebut berbagai

produksi dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Fungsi produksi juga menjelaskan sejauh mana output dihasilkan

dengan memperhatikan penggunaan input dalam produksi. Dalam

(Sujarwo, 2019) digambarkan kurva yang menjelaskan proses produksi

secara keseluruhan.

Gambar 2. 4. Kurva Fungsi Produksi

Page 43: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

26

Dimulai dari output meningkat saat penambahan input (increasing

marginal return), lalu terjadi hukum hasil lebih yang semakin

berkurang (the law of diminishing return) atau bertambahnya faktor

produksi akan terus menambah total produksi namun dengan angka

semakin kecil dan selanjutnya akan menurun (decreasing marginal

return), hingga tidak akan terjadi penambahan output walaupun input

tetap ditambah. Ketiga proses tersebut menentukan kondisi rasional dan

irasional dalam produksi.

Kondisi irasional terjadi apabila penambahan faktor produksi

sebesar 1, maka akan menghasilkan output lebih dari 1. Sedangkan

terjadinya kondisi rasional saat penambahan 1 faktor produksi akan

menghasilkan antara 1 sampai 0 atau dicapainya pendapatan

maksimum. Lalu kondisi irasional juga terjadi saat penambahan faktor

produksi hanya menyebabkan pengurangan produk atau tidak

menghasilkan output.

5. Teori Pembentukan Harga

Harga adalah sejumlah nilai suatu barang atau jasa yang harus

dibayarkan oleh konsumen untuk memiliki barang atau jasa tersebut.

Penetapan harga bertujuan agar produsen mendapatkan keuntungan dan

sebagai dasar keputusan pembeli dalam melihat nilai produk yang

diinginkan (Puspita et al., 2015).

Menurut (Stanton, 2004), harga dipengaruhi oleh beberapa hal,

yaitu permintaan produk dengan memperkirakan harga yang

Page 44: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

27

diharapkan oleh pasar dan volume penjualan berdasarkan harga-harga

berbeda, pangsa pasar yang ingin diperluas biasanya menetapkan harga

lebih murah, reaksi pesaing, penggunaan strategi (saringan atau

penetrasi), saluran distribusi dan promosi produk, dan biaya membeli

atau memproduksi produk.

Harga setidaknya memiliki dua peranan. Peran sebagai alokasi,

yaitu menjadi dasar bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk

memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan sesuai daya belinya.

Para pembeli akan membandingkan harga antarberbagai produk, lalu

memutuskan mengalokasikan dana pada pilihan yang dikehendaki.

Lalu peran sebagai informasi, yaitu memberikan keterangan atau label

tertentu mengenai kualitas barang. Biasanya harga tinggi

mencerminkan kualitas lebih baik.

Page 45: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

28

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 4. Penelitian Terdahulu

No. Judul

Penulis

(Tahun)

Hasil Persamaan Perbedaan

1 The Analysis of

Competitiveness and

Export Demand of

Acehnese

Coffee in The International

Market

Ismail, dkk

(2017)

Secara individual, variabel lag

ekspor, ekspor kopi dunia, harga

kopi dunia, nilai tukar dan stok

konsumsi impor negara

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap permintaan

ekspor. Sedangkan variabel stok

ekspor kopi dunia dan penerimaan

negara pengimpor berpengaruh

negatif dan tidak signifikan. Lalu,

Menganalisis

daya saing dan

faktor penentu

terhadap ekspor

kopi.

Menganalisis

menggunakan

objek penelitian

berbeda, yaitu biji

kopi hijau

Indonesia secara

keseluruhan.

Page 46: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

29

variabel harga dunia berpengaruh

negatif signifikan terhadap

permintaan ekspor komoditas

kopi Aceh Indonesia di pasar

internasional.

2 Indonesian Coffee

Competitiveness in The

International Market:

Review from The Demand

Side

Baroh, dkk

(2014)

Berdasarkan indeks RCA, kopi

Indonesia daya saing di antara 10

komoditas utama di pasar

domestik berada di peringkat ke-

6. Sedangkan berdasarkan Model

Armington, wajah kopi Indonesia

beda pesaing di setiap negara

tujuan ekspor.

Menganalisis

daya saing kopi

Indonesia.

Meneliti variabel-

variabel yang

diduga

mempengaruhi

volume ekspor

biji kopi hijau

Indonesia.

Page 47: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

30

3 Analisis Daya Saing

Ekspor Kopi Indonesia dan

Vietnam di

Pasar ASEAN

Zuhdi &

Sunarno (2015)

Daya saing ekspor kopi Vietnam

lebih tinggi dibandingkan

Indonesia berdasarkan analisis

RCA. Namun analisis EPD kedua

negara tersebut menunjukkan

posisi berada di kategori rising

star.

Menganalisis

daya saing ekspor

kopi Indonesia.

Menganalisis

determinan

volume ekspor

biji kopi hijau

Indonesia.

4 Analisis Daya Saing dan

Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Ekspor

Kopi Indonesia di Pasar

Internasional

Utami, dkk

(2018)

Berdasarkan analisis daya saing

menunjukkan Indonesia memiliki

keunggulan komparatif dan

berada di posisi rising star dalam

mengekspor kopi ke enam negara

tujuan. Sedangkan dalam analisis

pengaruh, semua variabel

Menganalisis

daya saing dan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

volume ekspor

kopi Indonesia.

Menganalisis

ekspor ke negara-

negara importir

biji kopi hijau di

dunia secara

keseluruhan.

Page 48: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

31

independen berupa PDB, kurs,

dan harga berpengaruh signifikan

terhadap volume ekspor kopi

Indonesia.

5 Determinants and Export

Competiveness of Coffee:

Comparison Between

Indonesia and Viet Nam

Ishak (2016) PDB dan populasi berpengaruh

positif terhadap perdagangan

kopi, dan nilai tukar serta jarak

berpengaruh negatif terhadap

kinerja perdagangan Indonesia

dan Vietnam. Berdasarkan RCA,

daya saing ekspor kopi Indonesia

hampir sama dengan Vietnam,

sedangkan berdasarkan hasil

Constant Market Share (CMS),

Menganalisis

daya saing dan

determinan ekspor

kopi Indonesia.

Menganalisis

daya saing

melalui rumus

RCA, ISP, dan

EPD dengan

fokus pada

lingkup

Indonesia.

Page 49: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

32

daya saing ekspor kopi Indonesia

lebih kuat dibandingkan Vietnam.

6 Analisis Ekspor Kopi

Indonesia ke Amerika

Serikat dengan Pendekatan

Error Correction Model

(ECM)

Elisha (2015) Variabel produksi kopi

berpengaruh positif dan

signifikan dalam jangka pendek

dan panjang, harga kopi dunia

tidak signifikan dalam jangka

pendek dan panjang, kurs tidak

signifikan dalam jangka pendek

sedangkan dalam jangka panjang

berpengaruh positif dan

signifikan.

Meneliti faktor-

faktor yang

mempengaruhi

ekspor kopi

Indonesia.

Melakukan

analisis daya

saing dan

variabel-variabel

yang diduga

sebagai faktor

penentu volume

ekspor biji kopi

hijau Indonesia ke

pasar global

secara

keseluruhan.

Page 50: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

33

7 Analisis Ekspor Kopi

Indonesia ke Negara-

Negara ASEAN

Ginting &

Kartiasih

(2019)

Ekspor kopi Indonesia ke negara-

negara ASEAN dipengaruhi oleh

variabel harga riil ekspor, harga

teh, GDP negara tujuan, nilai

tukar riil negara tujuan, dan

indeks kompetitif RCA.

Sedangkan variabel produksi

domestik kopi tidak

mempengaruhi ekspor kopi

Indonesia.

Meneliti variabel-

variabel yang

diduga

mempengaruhi

ekspor kopi

Indonesia.

Menganalisis

daya saing dan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

volume ekspor

biji kopi hijau

Indonesia ke

negara-negara lain

secara

keseluruhan.

8 Analysis of Factors

Affecting The Export Value

of Indonesian Coffee and

Wishanesta &

Setiawina

(2019)

Variabel jumlah uang yang

dibelanjakan dan nilai tukar US

dollar berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ekspor kopi.

Meneliti variabel-

variabel yang

mempengaruhi

Menganalisis

daya saing dan

determinan

menggunakan

Page 51: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

34

Competitiveness of The

2002 – 2017 Period

Variabel harga internasional

berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap ekspor kopi.

ekspor kopi

Indonesia.

periode yang

berbeda, yaitu

tahun 1990 –

2020.

9 Analysis of Indonesia’s

Coffee Exports to The

United States in 1996 –

2018

Sanny &

Natallya

(2020)

Dalam jangka pendek dan

panjang, tingkat inflasi memiliki

pengaruh negatif terhadap ekspor

kopi Indonesia ke Amerika

Serikat. Nilai tukar US dollar

dalam jangka pendek

berpengaruh positif, sedangkan

dalam jangka panjang

beperngaruh negatif terhadap

ekspor kopi Indonesia. Sedangkan

Meneliti faktor-

faktor yang

mempengaruhi

ekspor kopi

Indonesia.

Menganalisis

daya saing dan

variabel-variabel

yang diduga

mempengaruhi

volume ekspor

biji kopi hijau

Indonesia ke pasar

global tahun 1990

– 2020.

Page 52: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

35

variabel produksi Indonesia

memiliki pengaruh positif dalam

jangka pendek dan panjang.

10 Analisis Ekspor Kopi

Indonesia

Nopriyandi &

Haryadi (2017)

Dalam jangka panjang, variabel

harga, PDB Indonesia, dan nilai

tukar tidak mempengaruhi

volume ekspor kopi. Sedangkan

dalam jangka pendek, ketiga

variabel tersebut mempengaruhi

volume ekspor kopi.

Meneliti variabel-

variabel yang

diduga

mempengaruhi

ekspor kopi

Indonesia.

Melakukan

analisis daya

saing dan faktor-

faktor yang

mempengaruhi

dengan

menggunakan

data jenis kopi

yang lebih

spesifik, yaitu biji

kopi hijau.

Page 53: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

36

11 Analisis Daya Saing

Ekspor Kopi Indonesia di

Pasar Dunia

Purnamasari,

dkk (2014)

Kolumbia diikuti Brazil dan

Vietnam memiliki keunggulan

komparatif untuk semua periode.

Di sisi lain, Indonesia termasuk

yang paling rendah di antara

mereka.

Meneliti daya

saing kopi

menggunakan

RCA.

Melakukan

penyempurnaan

penelitian dengan

menganalisis

faktor penentu

ekspor biji kopi

hijau.

12 Analisis Daya Saing

Ekspor Kopi Indonesia di

Pasar Internasional

Parnadi &

Loisa (2017)

Berdasarkan analisis nilai RCA,

Indonesia memiliki keunggulan

komparatif dalam perdagangan

kopi di pasar internasional.

Namun keunggulan komparatif

Indonesia masih tergolong rendah

dibandingkan Kolombia, Vietnam

Menganalisis

daya saing

melalui

perhitungan RCA

dan mendeteksi

negara eksportir

atau importir

Menjelaskan

tahapan eksportir

negara Indonesia

dan melakukan

analisis

determinan.

Page 54: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

37

dan Brazil, meski masih lebih

tinggi dari India. Kopi Indonesia

memiliki daya saing yang tinggi,

karena nilai ISP sebesar 0,91. Hal

ini menunjukkan bahwa

Indonesia merupakan negara

pengekspor komoditas kopi.

menggunakan

ISP.

13 Analysis and Strategy for

Improving Indonesian

Coffee Competitiveness in

The International Market

Rahardjo, dkk

(2020)

Indonesia memiliki rata-rata nilai

RCA terkecil dibandingkan

negara pengekspor kopi dunia

lainnya. Berdasarkan EPD,

diketahui ada tiga negara

termasuk Indonesia yang

kehilangan peluang untuk dapat

Melakukan

analisis daya

saing dengan

menghitung nikai

RCA dan EPD.

Meneliti faktor-

faktor yang

mempengaruhi

volume ekspor

biji kopi hijau.

Page 55: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

38

berdagang dengan negara lain,

khususnya produk kopi.

Page 56: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

39

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan-penjelesan yang sudah dikemukan, berikut

dibuat kerangka pemikiran agar dapat memudahkan dalam memahami alur

penelitian ini.

Gambar 2. 5. Kerangka Pemikiran

D. Keterkaitan Antarvariabel dan Hipotesis

Luas lahan tersedia menentukan berapa banyak area dapat ditanami

bibit biji kopi hijau. Semakin banyak bibit ditanam, maka kemungkinan biji

kopi hijau yang dihasilkan pun semakin tinggi. Hasil tersebut lalu digunakan

untuk ekspor dan konsumsi domestik. Sehingga banyak atau sedikitnya luas

areal kopi berpengaruh terhadap volume ekspor kopi.

Ekspor

Analisis Daya Saing Analisis Determinan

Alat/Metode Analisis

Revealed Comparative

Advantage (RCA)

Indeks Spesialisasi

Perdagangan (ISP)

Export Product

Dynamics (EPD)

Variabel X1

Luas Areal Biji

Kopi Hijau

Indonesia

Variabel X2

Harga Ekspor

Biji Kopi Hijau

Indonesia

Variabel X3

Harga Ekspor Teh

Indonesia

Alat/Metode Analisis

Ordinary Least Square (OLS)

Variabel Y

Volume Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 57: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

40

Harga ekspor juga menjadi penentu volume ekspor, karena diasumsikan

jika harga semakin naik maka produsen memilih untuk mengekspor biji kopi

hijau hasil produksinya guna mendapatkan keuntungan lebih besar.

Sebaliknya, jika harga lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkan

dalam melakukan ekspor, maka keuntungan menjadi lebih sedikit atau bahkan

tidak ada, membuat para produsen akan lebih dulu memenuhi permintaan

dalam negeri.

Teh dan kopi memiliki banyak persamaan, keduanya termasuk dalam

komoditas perkebunan dan menjadi bahan dasar dalam membuat berbagai

produk makanan dan minuman. Dalam ekonomi, ada yang dinamakan barang

substitusi (barang pengganti), kondisi saat masyarakat dapat mengganti suatu

hal dengan hal lain yang memiliki fungsi atau manfaat hampir sama. Salah

satu faktor pendorong dalam melakukan pergantian tersebut adalah naik

turunnya harga. Oleh karena itu, harga teh sebagai barang substitusi diduga

memiliki hubungan dengan volume ekspor biji kopi hijau, karena jika harga

ekspor teh naik, maka kemungkinan masyarakat beralih mengonsumsi kopi

menjadi meningkat.

Berdasarkan berbagai penjelasan teori serta permasalahan yang telah

dirumuskan, maka penulis dapat membuat hipotesis penelitian ini sebagai

berikut:

1. H0: Luas areal biji kopi hijau Indonesia tidak memiliki pengaruh positif

dan signifikan secara parsial terhadap volume ekspor biji kopi hijau

Indonesia tahun 1990 – 2020.

Page 58: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

41

H1: Luas areal biji kopi hijau Indonesia memiliki pengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap volume ekspor biji kopi hijau

Indonesia tahun 1990 – 2020.

2. H0: Harga ekspor biji kopi hijau Indonesia tidak memiliki pengaruh

negatif dan signifikan secara parsial terhadap volume ekspor biji kopi

hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

H1: Harga ekspor biji kopi hijau Indonesia memiliki pengaruh negatif

dan signifikan secara parsial terhadap volume ekspor biji kopi hijau

Indonesia tahun 1990 – 2020.

3. H0: Harga ekspor teh Indonesia tidak memiliki pengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap volume ekspor biji kopi hijau

Indonesia tahun 1990 – 2020.

H1: Harga ekspor teh Indonesia memiliki pengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap volume ekspor biji kopi hijau

Indonesia tahun 1990 – 2020.

4. H0: Luas areal biji kopi hijau, harga ekspor biji kopi hijau, dan harga

ekspor teh tidak memiliki pengaruh signifikan secara bersama-sama

terhadap volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

H1: Luas areal biji kopi hijau, harga ekspor biji kopi hijau, dan harga

ekspor teh memiliki pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap

volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

Page 59: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam menganalisis daya saing terdiri dari nilai

ekspor biji kopi hijau Indonesia dan dunia, nilai impor biji kopi hijau

Indonesia, serta total nilai ekspor Indonesia dan dunia, kemudian diolah

menggunakan rumus-rumus yang ada dan dihitung memakai Microsoft Excel.

Sedangkan variabel dependen (endogenous) dalam melakukan analisis

determinan adalah Volume Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia. Variabel

independen (exogenous) dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel, antara

lain Luas Areal Biji Kopi Hijau Indonesia, Harga Ekspor Biji Kopi Hijau

Indonesia, dan Harga Ekspor Teh Indonesia. Jenis pendekatan penelitian yang

digunakan merupakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan

pengetahuan menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis

keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008). Dari

pengolahan data tersebut kemudian akan didapatkan deskripsi hasil analisis

untuk menarik kesimpulan penelitian.

Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh

berdasarkan informasi berupa fakta disusun oleh lembaga atau instansi

tertentu. Data untuk analisis utama diperoleh dari situs web resmi Food and

Agriculture Organization of The United Nations (FAO), United Nations

(UN), dan World Bank serta dihimpun pula data-data dari sumber lain untuk

Page 60: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

43

mendukung pembahasan seperti Asociación Nacional del Café (ANACAFÉ)

Badan Pusat Statistik (BPS), International Coffee Organization (ICO),

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (KEMENDAG RI),

Direktorat Jenderal Perkebunan – Kementerian Pertanian Republik Indonesia

(DITJENBUN – KEMENTAN RI), Asociación Nacional del Café

(ANACAFÉ), dan Uganda Coffee Development Authority (UCDA).

Jenis data yang digunakan adalah time series, yaitu data yang terdiri

dari satu objek meliputi beberapa periode waktu (Winarno, 2011). Periode

waktunya meliputi data tahunan dari tahun 1990 – 2020 untuk melihat

fluktuasi data. Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup studi kasus di

Indonesia, namun tidak secara spesifik menganalisis potensi tiap provinsi

karena keterbatasan ketersediaan data.

B. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data dari beberapa instansi

melalui situs web resminya. Adapun berikut penjelasan mengenai metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Data Sekunder

Pada umumnya data sekunder diperoleh melalui perantara seperti

lembaga, orang lain, atau dokumen yang dipublikasikan oleh pihak lain

(Sugiyono, 2018). Kelebihan data sekunder adalah tidak membutuhkan

waktu lama untuk memperoleh data serta tidak mengeluarkan banyak

biaya. Namun, terkadang tingkat keakuratan data yang diterbitkan lebih

Page 61: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

44

rendah dan nantinya akan mempengaruhi hasil penelitan dan

analisisnya.

2. Studi Kepustakaan

Metode studi pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan

informasi melalui buku, situs, jurnal dan berbagai literatur terkait

lainnya. Studi ini digunakan sebagai landasan teori dalam menganalisis

kasus.

C. Metode Analisis Data

1. Daya Saing

Dalam menganalisis daya saing, penulis menggunakan tiga alat

analisis, yaitu:

a. Revealed Comparative Advantage (RCA)

RCA digunakan untuk mengetahui daya saing suatu

komoditas, dalam hal ini biji kopi hijau Indonesia, dengan

komoditas lain di pasar global. Rumusnya yaitu:

𝑅𝐶𝐴 =(𝑋𝑖𝑗/𝑋𝑗)

(𝑋𝑖𝑤/𝑋𝑤)

Dimana:

Xij : Nilai ekspor komoditas i (biji kopi hijau) negara j

Xj : Total nilai ekspor negara j

Xiw : Nilai ekspor komoditas i (biji kopi hijau) dunia

Xw : Total nilai ekspor dunia

Page 62: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

45

Ketentuannya adalah apabila hasil nilai indeks RCA lebih

dari 1 (RCA > 1) menunjukkan keunggulan komparatif.

Sebaliknya, jika hasil nilai indeks RCA sama atau kurang dari 1

(RCA ≤ 1), ini menunjukkan tidak adanya keunggulan komparatif

(Baroh et al., 2014).

b. Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP)

Untuk mengukur pengembangan produk suatu negara

termasuk ke dalam negara eksportir atau importir, maka

digunakan ISP sebagai alat analisisnya. Dinyatakan dalam rumus

sebagai berikut:

𝐼𝑆𝑃 =(𝑋𝑖𝑗 − 𝑀𝑖𝑗)

(𝑋𝑖𝑗 + 𝑀𝑖𝑗)

Dimana:

Xij : Nilai ekspor biji kopi hijau negara j

Mij : Nilai impor biji kopi hijau negara j

Secara keseluruhan, jika hasil ISP > 0 maka negara tersebut

termasuk eksportir. Namun, apabila ISP ≤ 0 maka termasuk

importir. Hasilnya kemudian dirincikan kembali dalam lima

tahap dan juga dapat dilihat dari grafik. Tahapan-tahapan tersebut

antara lain:

Page 63: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

46

Gambar 3. 1. Grafik ISP

Sumber: KEMENDAG RI

1) Pengenalan (-1,00 sampai -0,50), merupakan tahap awal

industri di suatu negara melakukan ekspor produk barunya.

2) Substitusi Impor (-0,51 sampai 0,00), kondisi pada tahap ini

menunjukkan produk industri di suatu negara masih

berdaya saing rendah karena produksi dalam negeri belum

begitu tinggi, kurang berkualitas, dan masih mengandalkan

impor.

3) Pertumbuhan (0,01 sampai 0,80), ekspor di negara tersebut

mulai meningkat karena telah melakukan produksi berskala

besar.

4) Kematangan (0,81 sampai 1,00), negara pada tahap ini

termasuk net exporter, yaitu lebih banyak penjualan ke

negara lain dibandingkan pembelian dari negara lain.

5) Kembali Mengimpor (mengalami penurunan kembali

antara 1,00 sampai 0,00), pada tahap ini negara mulai

Page 64: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

47

melakukan impor kembali karena kalah bersaing dengan

negara lain di pasar (Hasibuan et al., 2012).

c. Export Product Dynamics (EPD)

Mengukur posisi pasar produk suatu negara merupakan

salah satu indikator pengukuran daya saing, sehingga EPD dapat

menjadi alat analisisnya. Selain itu, EPD juga dapat mengukur

kedinamisan (pergerakan cepat) suatu produk di pasar. Terdiri

dari daya tarik pasar dihitung berdasarkan jumlah permintaan

suatu komoditas dan informasi kekuatan bisnis yang merupakan

ukuran pertumbuhan pangsa pasar. Hasilnya akan terbagi menjadi

empat kategori.

Gambar 3. 2. Kategori Analisis EPD

Kategori paling baik adalah rising star, ialah pasar berada

di posisi ideal ditandai dengan ekspor suatu produk (dalam

penelitian ini adalah biji kopi hijau) mengalami peningkatan dan

diiringi semakin meningkatnya perolehan pangsa pasar. Lost

opportunity menandakan produk masih dinamis namun

Y

X

Rising Star

Falling StarRetreat

Lost Opportunity

Page 65: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

48

kehilangan pangsa ekspor di pasar dunia. Falling star

menunjukkan pergerakan ekspor produk mengalami penurunan,

namun pangsa ekspor meningkat. Terakhir adalah retreat, kondisi

saat produk tersebut tidak diinginkan lagi di pasar tersebut (Zuhdi

& Suharno, 2016).

Untuk menghitungnya digunakan dua rumus, yaitu rumus

sumbu X untuk mengukur pertumbuhan pangsa ekspor Indonesia

dan Y untuk mengukur kedinamisan komoditas biji kopi hijau.

𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑋 =∑ (

𝑋𝑖𝑗𝑊𝑖𝑗)𝑡 × 100% − ∑ (

𝑋𝑖𝑗𝑊𝑖𝑗)𝑡−1 × 100%𝑡

𝑡=1𝑡𝑡=1

𝑇

𝑆𝑢𝑚𝑏𝑢 𝑌 =∑ (

𝑋𝑡𝑊𝑡)𝑡 × 100% − ∑ (

𝑋𝑡𝑊𝑡)𝑡−1 × 100%𝑡

𝑡=1𝑡𝑡=1

𝑇

Dimana:

Xij : Nilai ekspor biji kopi hijau Indonesia

Wij : Nilai ekspor biji kopi hijau dunia

Xt : Total nilai ekspor Indonesia

Wt : Total nilai ekspor dunia

t : Tahun ke-t

t-1 : Tahun sebelumnya

T : Jumlah tahun analisis

2. Model Regresi Linier Berganda

Berdasarkan penjelasan mengenai keterkaitan antarvariabel

sebelumnya, didapatkan model regresi dalam penelitian ini, yaitu:

𝑉𝐿𝑀𝑖𝑡 = 𝑎 + 𝛽1𝐿𝑆𝐴𝑖𝑡 + 𝛽2𝐻𝑅𝐺𝐾𝑖𝑡 + 𝛽3𝐻𝑅𝐺𝑇𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡

Page 66: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

49

Keterangan:

VLMit : Volume ekspor biji kopi hijau Indonesia

LSAit : Luas areal biji kopi hijau Indonesia

HRGKit : Harga ekspor biji kopi hijau Indonesia

HRGTit : Harga ekspor teh Indonesia

α : Konstanta

β1, β2, β3, β4 : Koefisien regresi

eit : Error terms

3. Uji Asumsi Klasik

Menurut (Basuki & Prawoto, 2016), dalam melakukan regresi,

terdapat uji asumsi klasik yang diterapkan, yaitu uji normalitas,

heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat distribusi nilai

residual normal atau tidak. Apabila hasilnya menunjukkan data

terdistribusi normal, maka kemungkinan untuk bias sangat kecil.

Dapat dilihat melalui Uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria penentu

keputusannya adalah:

1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data penelitian

telah terdistribusi normal.

2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data penelitian

tidak terdistribusi normal.

Page 67: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

50

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan uji yang dilakukan untuk

menilai apakah terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk

semua pengamatan pada model regresi linier. Untuk

membuktikan penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas, maka

dapat dilakukan Uji Glejser dan membandingkan nilai

probaibilitasnya apakah lebih besar dari α = 5%. Berikut

merupakan dasar pengambilan keputusannya:

1) Jika nilai (Sig.) > 0,05 maka tidak ada gejala

heteroskedastisitas dalam model regresi.

2) Jika nilai (Sig.) < 0,05 maka terdapat gejala

heteroskedastisitas dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linier terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu (residual)

pada periode waktu (t) dengan kesalahan pada periode

sebelumnya (t-1). Pengujiannya dapat dilakukan dengan

menggunakan Uji Durbin-Watson dengan kriteria pengambilan

keputusan sebagai berikut:

Page 68: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

51

Tabel 3. 1. Dasar Pengambilan Keputusan Uji Durbin-Watson

Nilai d Hitung Keputusan

d < dL Terdapat autokorelasi positif

dL ≤ d ≤ dU Tidak dapat mengambil keputusan

dU < d < 4-dU Tidak ada autokorelasi

4-dU ≤ d ≤ 4-dL Tidak dapat mengambil keputusan

4-dL < d Terdapat autokorelasi negatif

Apabila hasilnya tidak dapat diketahui melalui Uji Durbin-

Watson, maka dapat melakukan pengujian kembali menggunakan

Uji Run dengan dasar pengambilan keputusannya sebagai

berikut:

1) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat

gejala autokorelasi.

2) Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka terdapat gejala

autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji yang dilakukan untuk

melihat apakah terjadi korelasi antara variabel independen satu

sama lainnya dalam penelitian ini. Jika nilai Variance Inflation

Factor atau lebih dikenal dengan VIF < 10, maka dapat dikatakan

tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi tersebut.

Sebaliknya, jika nilai VIF > 10, maka terdapat multikolinearitas.

Page 69: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

52

4. Uji Signifikansi

Dalam menganalisis menggunakan metode Ordinary Least

Square (OLS), dilakukan uji t-statistik, F-statistik, dan koefisien

determinasi untuk menentukan hipotesis atau pengaruh antarvariabel

(N. Gujarati & C. Porter, 2009).

a. Uji t-statistik

Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel independen

berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependennya. Uji t-

statistik dilakukan dengan cara membandingkan nilai probabilitas

t-statistik terhadap tingkat signifikan α = 5% (0,05) melihat

apakah hipotesisnya diterima atau ditolak. Hipotesisnya adalah

sebagai berikut:

H0: Variabel independen secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

H1: Variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

Jika nilai Sig. < 0,05, maka H0 ditolak yaitu variabel bebas

(independen) tesebut dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat (dependen). Sedangkan jika nilai Sig. > 0,05,

maka H0 diterima yaitu variabel bebas tersebut dinyatakan tidak

perbengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Page 70: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

53

b. Uji F-statistik

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel independen

dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan secara

bersama-sama terhadap variabel dependennya. Uji F dilakukan

dengan cara melihat nilai probabilitas dari F-statistik apakah lebih

kecil dari α = 5% atau 0,05. Adapun hipotesis pada uji ini adalah

sebagai berikut:

H0: Variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

H1: Variabel independen secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen.

Jika nilai Sig. dari F-statistik > 0,05 maka H0 diterima,

dapat diartikan bahwa semua variabel independen dalam

penelitian ini secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh

terhadap variabel dependennya. Namun sebaliknya, jika nilai Sig.

dari F-statistik < 0,05 maka H0 ditolak, dapat diartikan bahwa

semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-

sama memiliki pengaruh terhadap variabel dependennya.

c. Uji Koefisien Determinansi (Adjusted R2)

Koefisien determinansi dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan model dalam penelitian ini

menjelasan variasi variabel dependennya. Apabila nilai adjusted

R2 kecil berarti kemampuan variabel independen dalam

Page 71: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

54

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Begitupun

sebaliknya, jika nilainya besar, variabel independen mampu

memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

D. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3. 2. Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Satuan

Volume Ekspor Biji

Kopi Hijau Indonesia

Jumlah biji kopi hijau yang diekspor

Indonesia setiap tahunnya.

Ton

Luas Areal Biji Kopi

Hijau Indonesia

Total keseluruhan luas lahan yang

ditanami bibit biji kopi hijau.

Ton

Harga Ekspor Biji Kopi

Hijau Indonesia

Harga ekspor biji kopi hijau Indonesia (per

satu ton).

US

Dollar

Harga Ekspor Teh

Indonesia

Harga ekspor teh Indonesia (per satu ton).

US

Dollar

Page 72: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

55

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada abad ke-15, kopi mulai memasuki kawasan Asia Tenggara, salah

satunya adalah Indonesia. Perkebunan kopi pertama kali di Pulau Jawa

merupakan milik Eropa dan didirikan pada masa tanam paksa dengan

perjanjian antara Vereenigde Oostitindische Compagnie (VOC) dan Sultan

Banten. Perkembangan penjualan kopi selanjutnya diawali dengan adanya PT

Perkebunan Nusantara XII (Sunarharum et al., 2019). Sampai saat ini, kopi

di Indonesia menjadi salah satu komoditas penting dalam menyokong

perekonomian negara.

Berdasarkan spesiesnya, terdapat tiga jenis kopi yaitu robusta, arabika,

dan liberika. Namun, Indonesia sendiri paling banyak memproduksi jenis

robusta dan arabika. Perbedaan antarkeduanya disebabkan pada kondisi alam

yang meliputi komponen tanah, matahari, kelembaban, lereng, penyakit, dan

kondisi hama. Hal ini menyebabkan kandungan kafein di dalamnya berbeda.

Kafein dalam biji kopi hijau robusta dapat setengah hingga dua kali lebih

tinggi dibandingkan arabika (Fibrianto & Ramanda, 2018). Banyak orang

lebih memilih robusta karena memiliki efek penahan kantuk dan cita rasa

lebih kuat. Namun, sering kali konsumen mengkonsumsi arabika karena

dianggap memiliki efek terhadap kesehatan lebih baik. Preferensi dalam

Page 73: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

56

mengkonsumsi kopi tentu kembali pada selera masing-masing individu

tersebut.

Tercatat data pada tahun 2001 - 2020, sebanyak 80,31% produksi kopi

adalah jenis robusta. Sedangkan arabika hanya mencapai 19,69% dari total

keseluruhan produksi. Kondisi dataran yang tersedia untuk ditanami lebih

banyak berada di dataran rendah, sedangkan arabika hanya mampu tumbuh

di dataran tinggi (Widaningsih, 2020). Selama lima tahun terakhir, sentra

produksi robusta berada di Provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu,

Jawa Timur, dan Jawa Tengah dengan masing-masing total share rata-rata

yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1. Grafik Sentra Produksi Kopi Robusta

Sumber: KEMENTAN RI - DITJENBUN

Sementara itu, arabika sendiri memiliki harga lebih mahal

dibandingkan robusta dikarenakan perawatannya lebih rumit dan tidak terlalu

tahan terhadap hama. Bentuk biji kopi arabika adalah oval dan sedikit lebih

Sumatera

Selatan; 40%

Lampung;

25%

Bengkulu;

13%

Jawa Timur;

8%

Jawa Tengah;

4%

Lainnya; 11%

Sentra Produksi Kopi Robusta Indonesia

Page 74: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

57

besar. Sentra produksi arabika terdapat di empat provinsi, yaitu Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat. Secara rinci, data tersebut

dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 4. 2. Grafik Sentra Produksi Kopi Arabika Indonesia

Sumber: DITJENBUN – KEMENTAN RI

Banyaknya wilayah di Indonesia sebagai areal penanaman bibit kopi

menghasilkan cita rasa berbeda pada kopi tersebut. Terdapat kopi dengan

aroma buah-buahan, tercampur sedikit rasa kacang-kacangan, atau bahkan

sedikit asam. Kekhasan tersebut dilindungi dengan sertifikasi Indikasi

Geografis (IG) oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual – Kementerian

Hukum dan Hak Asasi Manusia Rebuplik Indonesia (DJKI –

KEMENKUMHAM RI) di bawah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016

Tentang Merek dan IG. Sertifikasi tersebut berguna sebagai perlindungan

hukum terhadap produk lokal asli Indonesia di pasar luar negeri dan

Aceh; 32%

Sumatera

Utara; 31%

Sulawesi

Sekatan; 12%

Sumatera

Barat; 5%

Lainnya; 20%

Sentra Produksi Kopi Arabika Indonesia

Page 75: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

58

pemegang hak sehingga responsif terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh

pihak lain. (Sudjana, 2018).

Jenis robusta yang sudah termasuk IG adalah Empat Lawang,

Lampung, Pinogu, Pupuan Bali, Semendo, Tambora, dan Temanggung. Lalu

contoh arabika hasil Indonesia tersertifikasi IG adalah Flores Bajawa, Flores

Manggarai, Gayo, Java Ijen Raung, Java Preanger, Java Sindoro-Sumbing,

Kalosi Enrekang, Kintamani Bali, Sumatera Koerintji, Sumatera Lintong,

Sumatera Mandailing, Sumatera Simalungun, dan Toraja.

B. Temuan Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Daya Saing

Penulis menggunakan tiga alat analisis atau rumus dalam

mengukur daya saing biji kopi hijau Indonesia di pasar global. Rumus-

rumus tersebut digunakan oleh pemerintah dalam menganalisis setiap

perdagangan internasional suatu komoditas Indonesia. Ketiganya

memiliki perspektif berbeda dalam menganalisis daya saing guna

membuat pembahasan lebih rinci.

a. Revealed Comparative Advantage (RCA)

Nilai ekspor biji kopi hijau dan total nilai ekspor suatu

negara serta dunia digunakan dalam menganalisis menggunakan

rumus RCA. Jika hasilnya > 1, maka keunggulan komparatif

dimiliki negara tersebut dalam memasarkan biji kopi hijau. Selain

menganalisis Indonesia, dihitung pula nilai RCA milik enam

Page 76: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

59

negara lainnya yang termasuk dalam tujuh besar negara eksportir

biji kopi hijau. Hasilnya dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Gambar 4. 3. Grafik Nilai Hasil Analisis RCA Biji Kopi Hijau Indonesia

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Microsoft Excel

Sejak tahun 1990, nilai RCA Indonesia berada di antara

3,67 – 7,26 dinyatakan memiliki keunggulan komparatif karena >

1. Namun, angkanya termasuk terkecil kedua di antara tujuh besar

negara-negara eksportir tersebut, setelah Meksiko dengan 0,83 –

4,34. Angka tertinggi dimiliki oleh Uganda, yaitu 61,95 – 450,15.

Disusul oleh nilai sebesar 39,87 – 96,36 yang dimiliki Guatemala,

lalu Kolumbia di antara 30,22 – 80,45. Brazil dan Vietnam secara

berurutan dengan 14,85 – 24,33 dan 12,30 – 44,11.

0,00

100,00

200,00

300,00

400,00

500,00

Nil

ai R

CA

Tahun

Nilai Hasil Analisis RCA Biji Kopi Hijau Indonesia

Brazil Kolumbia Vietnam Indonesia

Guatemala Meksiko Uganda

Page 77: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

60

b. Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP)

Perbandingan nilai ekspor dengan impor biji kopi hijau

dihitung guna mengetahui nilai ISP Indonesia. Dijelaskan bahwa

negara termasuk negara eksportir jika dihasilkan nilai > 0. Indeks

ini dapat digunakan sebagai salah satu tolak ukur dalam

mengatasi kebijakan ekspor impor suatu komoditas di sebuah

negara. Hasil perhitungan tahun 1990 – 2020 tercantum dalam

grafik di Gambar 4.4.

Gambar 4. 4. Grafik Nilai Hasil Analisis ISP Biji Kopi Hijau Indonesia

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Microsoft Excel

Dari tahun 1990, Indonesia sudah termasuk negara

eksportir biji kopi hijau karena pada grafik hasil analisis ISP

menunjukkan semua nilai di atas 0 setiap tahunnya. Jika diteliti

berdasarkan tahapan, negara ini berada di tahapan antara

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

Nil

ai I

SP

Tahun

Nilai Hasil Analisis ISP Biji Kopi Hijau Indonesia

Page 78: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

61

kematangan dan kembali mengimpor dengan rata-rata indeks

ialah 0,94. Tahun 2007 dan 2018 menunjukkan penurunan yang

cukup signifikan dikarenakan jumlah impor meningkat untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri.

c. Export Product Dynamics (EPD)

Untuk mengetahui apakah biji kopi hijau masih mengalami

peningkatan ekspor atau tidak, serta bagaimana posisi negara

dalam memasarkannya di pasar global, penulis menganalisis

melalui rumus EPD yang tersedia. Dengan membagi hasil

perhitungan pada dua sumbu, X dan Y, dapat diketahui kategori

ekspor Indonesia ke dalam empat kategori berbeda setiap

tahunnya.

Page 79: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

62

Gambar 4. 5. Grafik Kategori Hasil Analisis EPD Biji Kopi Hijau Indonesia

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Microsoft Excel

Secara rata-rata selama lebih dari tiga puluh tahun terakhir

tersebut, Indonesia berada pada posisi lost opportunity. Kategori

tersebut menunjukkan kondisi produk masih bertumbuh namun

tidak diiringi dengan berkembangnya pangsa pasar. Hasil per

tahun dapat dilihat lebih jelas pada tabel sebagai berikut:

Page 80: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

63

Tabel 4. 1. Rekapitulasi Kategori Hasil Analisis EPD

Rising Star Falling Star

1991; 1993; 1994; 1996;

1998; 2003; 2005; 2008;

2013; 2017; 2020.

2002; 2012; 2015; 2019.

Lost Opportunity Retreat

1992; 2000; 2001; 2004;

2006; 2007; 2009; 2010;

2011; 2018.

1990; 1995; 1997; 1999;

2014; 2016.

Dari tahun 1990 – 2020, Indonesia lebih banyak berada di

kategori rising star dengan sebelas kali termasuk tahun 2020.

Namun, hasil perhitungan angka rata-rata menunjukkan kategori

berbeda. Hal ini disebabkan oleh besar atau kecilnya angka nilai

ekspor yang dianalisis.

2. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pelaksanaan uji ini bertujuan untuk melihat kenormalan

suatu distribusi data. Melalui Uji Kolmogorov-Smirnov

dilakukan perbandingan antara nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

dengan nilai probability sebesar 5% atau 0,05.

Page 81: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

64

Tabel 4. 2. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 60153.72994000

Most Extreme Differences Absolute .122

Positive .079

Negative -.122

Test Statistic .122

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Pada tabel hasil di atas diketahui bahwa Asymp. Sig. (2-

tailed) bernilai 0,200 > 0,05 yang berarti data pada penelitian ini

telah terdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Dalam sebuah penelitian, residual dari satu pengamatan ke

pengamatan lainnya harus sama atau homoskedastisitas.

Meregresikan variabel bebas dengan variabel terikat absolute

Page 82: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

65

residual ialah cara pada Uji Glejser guna mengetahui apakah

terdapat heteroskedastisitas atau tidak.

Tabel 4. 3. Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -12663.457 35620.258 -.356 .725

LSA .039 .032 .240 1.214 .235

HRGK 6.804 13.127 .143 .518 .608

HRGT 2.716 22.322 .035 .122 .904

a. Dependent Variable: Abs_RES

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Nilai Sig. LSA sebesar 0,235 > 0,05. Nilai Sig. HRGK

sebesar 0,608 > 0,05. Nilai Sig. HRGT sebesar 0,904 > 0,05.

Ketiga variabel independen tersebut memiliki nilai Sig. lebih

besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala

heteroskedastisitas dalam model regresi.

c. Uji Autokorelasi

Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara data

tahun sekarang dengan data tahun sebelumnya yang membentuk

pola tertentu, dilakukanlah pengecekan autokorelasi melalui Uji

Durbin-Watson.

Page 83: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

66

Tabel 4. 4. Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Watson

1 .637a .406 .340 63407.599 1.876

a. Predictors: (Constant), HRGT, LSA, HRGK

b. Dependent Variable: VLM

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Nilai Durbin-Watson pada hasil uji tersebut ialah 1,876.

Kemudian dibandingkan dengan nilai tabel dengan cara melihat

jumlah variabel bebas dan jumlah data atau sampel yang

digunakan, yaitu (k ; N) = (3 ; 31). Didapatkan dL sebesar 1,229

dan dU sebesar 1,650, serta 4-dL adalah 2,771 dan 4-dU adalah

2,350. Hal ini menunjukkan kriteria dU < d < 4-dU atau 1,650 <

1,876 < 2,350 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

masalah autokorelasi.

d. Uji Multikolinearitas

Melihat besarnya nilai VIF dilakukan sebagai upaya dalam

mendeteksi adanya hubungan antarvariabel bebas dalam sebuah

data penelitian (multikolinearitas).

Page 84: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

67

Tabel 4. 5. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 211999.528 62987.785

LSA .016 .056 .047 .847 1.181

HRGK -51.699 23.212 -.500 .436 2.295

HRGT 148.051 39.472 .891 .390 2.565

a. Dependent Variable: VLM

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Nilai VIF LSA 1,181 < 10, nilai VIF HRGK 2,295 < 10,

nilai VIF HRGT 2,565 < 10 maka ketiga variabel independen

tersebut tidak ada yang menunjukkan gejala multikolinearitas.

3. Hasil Uji Signifikansi

Sebelum menginterpretasikan hasil uji signifikansi, perlu

diketahui model regresi yang didapat dari pengolahan data yang telah

dilakukan. Model tersebut dapat diketahui melalui tabel di bawah ini.

Page 85: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

68

Tabel 4. 6. Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 211999.528 62987.785 3.366 .002

LSA .016 .056 .047 .292 .772

HRGK -51.699 23.212 -.500 -2.227 .034

HRGT 148.051 39.472 .891 3.751 .001

a. Dependent Variable: VLM

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berdasarkan hasil regresi tersebut, model persamaan yang

didapat adalah sebagai berikut:

𝑉𝐿𝑀𝑖𝑡 = 211.999,528 + 0,016𝐿𝑆𝐴𝑖𝑡 − 51,699𝐻𝑅𝐺𝐾𝑖𝑡

+ 148,051𝐻𝑅𝐺𝑇𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡

Konstanta sebesar 211.999,528 menggambarkan nilai VLM apabila

variabel LSA, HRGK, dan HRGT bernilai nol.

Interpretasi variabel-variabel independen terhadap variabel

dependen ialah peningkatan LSA sebanyak 1 hektare akan menambah

VLM sebesar 0,016 ton. Apabila HRGK bertambah US$1 per ton, maka

mengurangi VLM sebesar 51,699 ton. Variabel terakhir adalah jika

HRGT meningkat US$1 per ton akan membuat VLM mengalami

peningkatan juga sebesar 148,05 ton.

Page 86: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

69

a. Uji t-statistik

Dalam upaya mengetahui apakah variabel-variabel bebas

pada penelitian ini berpengaruh atau tidak terhadap variabel

terikatnya secara parsial, maka uji t-statistik dilakukan dengan

membandingkan hasil nilai Sig. dengan 0,05 sebagai nilai α.

Tabel 4. 7. Uji t-Statistik

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 211999.528 62987.785 3.366 .002

LSA .016 .056 .047 .292 .772

HRGK -51.699 23.212 -.500 -2.227 .034

HRGT 148.051 39.472 .891 3.751 .001

a. Dependent Variable: VLM

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

1) Nilai Sig. variabel LSA sebesar 0,772 lebih besar dari 0,05

(0,711 > 0,05). H0 diterima dan H1 ditolak sehingga

dinyatakan tidak berpengaruh terhadap variabel VLM. Luas

areal biji kopi hijau Indonesia tidak memiliki pengaruh

positif dan signifikan secara parsial terhadap volume ekspor

biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

Page 87: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

70

2) Variabel HRGK memiliki nilai Sig. 0,034 lebih kecil dari

0,05 (0,034 < 0,05). H0 ditolak dan H1 diterima maka

variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel VLM.

Harga ekspor biji kopi hijau Indonesia memiliki pengaruh

negatif dan signifikan secara parsial terhadap volume

ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

3) Nilai Sig. variabel HRGT sebesar 0,001 lebih kecil dari

0,05 (0,001 < 0,05). H0 ditolak dan H1 diterima sehingga

dinyatakan berpengaruh terhadap variabel VLM. Harga

ekspor teh Indonesia memiliki pengaruh positif dan

signifikan secara parsial terhadap volume ekspor biji kopi

hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

b. Uji F-statistik

Selain menganalisis pengaruh secara individu (parsial),

dilakukan pula uji untuk mengetahui pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

Page 88: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

71

Tabel 4. 8. Uji F-statistik

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 74290238720.000 3 24763412910.000 6.159 .002b

Residual 108554136800.000 27 4020523584.000

Total 182844375500.000 30

a. Dependent Variable: VLM

b. Predictors: (Constant), HRGT, LSA, HRGK

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Dari tabel hasil pengolahan data di atas menunjukkan

besaran nilai Sig. ialah 0,002 lebih kecil dari 0,05 (0,002 < 0,05).

Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Hasilnya adalah luas

areal biji kopi hijau, harga ekspor biji kopi hijau, dan harga ekspor

teh memiliki pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap

volume ekspor biji kopi hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

c. Uji Koefisien Determinansi (Adjusted R2)

Tabel 4. 9. Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .637a .406 .340 63407.599

a. Predictors: (Constant), HRGT, LSA, HRGK

Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Page 89: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

72

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa Adjusted R Square (Adjusted

R2) bernilai 0,340. Nilai tersebut menyatakan bahwa 34% dari

variabel volume ekspor biji kopi hijau Indonesia mampu

dijelaskan oleh variabel luas areal, harga ekspor, dan harga ekspor

teh. Sedangkan sisanya 66% dijelaskan oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, nilai uji koefisien

determinasi yang hanya mencapai sebesar 34% dapat disebabkan

oleh ketiga variabel independen pilihan penulis dalam melakukan

analisis determinan pada penelitian ini hanya seputar supply side,

karena keterbatasan data variabel lain yang dapat ditemukan

penulis. Lalu analisis tersebut menghasilkan variabel LSA tidak

signifikan dan variabel HRGK memiliki nilai Sig. mendekati

batas probabilitas 0,05. Hal-hal tersebut menjadi penyebab

dihasilkannya nilai Adjusted R2 cukup rendah, berarti bahwa

adanya variabel-variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini mampu menjelaskan variabel VLM dengan lebih

baik.

C. Pembahasan

Berawal dari ketidakkonsistenan Indonesia dalam ekspor biji kopi

hijau, dibuktikan dengan data fluktuatif. Kemudian melalui penelitian ini,

penulis menganalisis mengenai ekspor biji kopi hijau dari dua hal, yaitu

Page 90: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

73

menggunakan data nilai ekspor yang dihitung untuk menghasilkan sebuah

penjelasan tentang kemampuan Indonesia bersaing dalam memasarkan

produk tersebut. Di lain sisi, dilakukan pula regresi linier berganda metode

OLS dengan menggunakan data volume ekspor sebagai variabel Y yang

merupakan penyempurnaan penelitian ini agar lebih merinci.

1. Perkembangan Daya Saing

Pada dasarnya daya saing ekspor merupakan kemampuan negara

dalam menjual produk hasil masyarakatnya di pasar internasional atau

global serta mempertahankan tingkat pendapatan yang tinggi dan

berkelanjutan. Dari hasil hitung RCA, Indonesia termasuk memiliki

keunggulan komparatif, namun angkanya lebih kecil dibandingkan

negara-negara eksportir terbesar lainnya dan hanya mampu lebih baik

dari Meksiko. Bahkan Uganda dan Guatemala yang peringkat nilai

ekspornya berada di bawah Indonesia mampu memiliki keunggulan

lebih tinggi.

Berdasarkan penjelasan dari teori David Ricardo bahwa negara

yang tidak memiliki keunggulan kuantitas suatu komoditas tetap dapat

memiliki keunggulan komparatif. Hal ini terjadi pada Uganda dan

Guatemala dimana kedua negara tersebut memiliki nilai ekspor di

bawah Indonesia, namun setelah dianalisis memiliki nilai keunggulan

komparatif di atas Indonesia.

Uganda Coffee Development Authority (UCDA)

mengungkapkan bahwa kopi menyumbang sebagian besar pendapatan

Page 91: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

74

ekspor Uganda, yaitu sebesar 15% dari total ekspor. Selain itu,

diperkirakan sekitar 1,7 juta rumah tangga di Uganda menanam kopi

dengan rata-rata ukuran areal kurang dari 1 hektare. Areal tersebut akan

turun-temurun diwariskan kepada generasi selanjutnya sehingga para

pemuda atau anak-anak di sana sudah dikenalkan terhadap cara

pengolahan kopi dengan baik agar siap melanjutkan produksi dari areal

yang dimiliki keluarganya. Hal ini membuat produksi kopi Uganda

akan berkembang dari tahun ke tahun, terutama dalam segi kualitas

karena pengalaman pengolahan dari generasi sebelumnya.

Berdasarkan pernyataan Asociación Nacional del Café

(ANACAFÉ) yang merupakan asosiasi kopi nasional Guatemala, areal

tanam kopi di Guatemala lebih banyak daerah dataran tinggi dengan

ketinggian 5.000 kaki. Oleh karena itu, jenis arabika mampu tumbuh

dengan baik. Telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bahwa

arabika sendiri memiliki harga lebih mahal karena perawatannya lebih

rumit dan kualitas lebih baik dibandingkan robusta. Guatemala sendiri

memiliki berbagai biji kopi hijau arabika yang khas, salah satunya

adalah Guatemala Antigua yang sudah memiliki pasar tersendiri,

terutama di Amerika Serikat.

Sejalan dengan penelitian (Purnamasari et al., 2014) yang

menyatakan bahwa hasil RCA Kolumbia, Brazil, dan Vietnam lebih

tinggi dibandingkan Indonesia karena ketiga negara tersebut sudah jelas

memiliki keunggulan dari total produksi biji kopi hijau setiap tahunnya.

Page 92: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

75

Hal ini juga disebabkan karena hampir 90% ekspor Indonesia adalah

jenis robusta. Robusta sendiri mempunyai harga lebih murah sehingga

hasil nilai ekspor atau pendapatan negara ini menjadi lebih sedikit.

Belum tepatnya penanganan pasca panen dan masih banyaknya

penggunaan alat tradisional memicu kualitas biji kopi hijau menjadi

kalah saing dengan hasil negara lain. Selain itu, banyak perjanjian

perdagangan internasional terkadang membuat suatu negara harus lebih

ekstra dalam meningkatkan kinerja kompetisi ekspornya. Sistem kuota,

pasar tunggal, produk utama, tarif, dan sebagainya dapat menjadi

tantangan tersendiri dalam meningkatkan ekspor suatu komoditas.

Terlebih lagi dengan kondisi semua negara yang terkena dampak

pandemi virus corona membuat beberapa negara menurunkan

permintaannya karena keterbatasan biaya.

Hasil perhitungan ISP menunjukkan bahwa Indonesia termasuk

negara eksportir biji kopi hijau. Sesuai dengan penelitian (Parnadi &

Loisa, 2017), nilai positif di atas 0 dimiliki oleh Indonesia karena nilai

ekspor melebihi impornya. Namun, tahapannya tidak terus konsisten.

Di beberapa tahun mengalami penurunan atau berada di tahapan

kembali mengimpor. Hal tersebut disebabkan karena menurunnya nilai

ekspor yang dihasilkan pada tahun tersebut. Sedangkan nilai impor

sejauh ini hanya mencapai 10% dari total ekspor. Dari penjelasan

tersebut, Indonesia harus terus mendorong kebijakan promosi ekspor

Page 93: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

76

guna meningkatkan daya saingnya dengan produk sejenis dari negara

lain.

Secara rata-rata hasil EPD menyatakan bahwa Indonesia berada

di kategori lost opportunity, berarti produk masih dinamis atau

berkembang namun kehilangan pangsa pasar. Seperti penelitian

(Rahardjo et al., 2020) yang memiliki hasil sama mengatakan bahwa

penyebab Indonesia kehilangan pangsa pasar dapat dilihat dari

penurunan produksi atau penurunan kualitas produksi tersebut.

Disebutkan pula dua cara efektif dalam mengatasinya, yaitu melalui

diversifikasi pasar dengan cara mencari pasar lain yang memiliki

peluang pasar lebih tinggi. Cara lainnya adalah diversifikasi produk

yaitu ekspansi tidak terbatas pada produk segar saja, namun juga dalam

bentuk olahan lainnya sehingga dapat menambah nilai barang tersebut.

Secara keseluruhan, daya saing biji kopi hijau Indonesia tahun

2019 – 2020 menunjukkan hasil tidak begitu baik. Mulai mengalami

penurunan daya saing dan ketertinggalan dengan negara-negara lain.

Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus kembali terhadap

penjualan komoditas biji kopi hijau ini.

2. Luas Areal terhadap Volume Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Luas areal merupakan luas tanah yang ditaburi bibit kopi. Penulis

beranggapan bahwa semakin banyak lahan tanam, maka kuantitas

hasilnya juga semakin tinggi sehingga volume ekspor akan semakin

banyak. Dengan cuaca tropis dan banyaknya tanah subur Indonesia

Page 94: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

77

memiliki kesempatan dalam memanfaatkannya guna menghasilkan

produk tersebut lebih baik.

Hasil analisis menunjukkan bahwa luas areal tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap volume ekspor. Seberapa luas tanah

yang ditaburi bibit tidak menentukan berapa banyak volume ekspor. Ini

berarti tidak semua lahan menghasilkan buah kopi yang dapat diproses.

3. Harga Ekspor terhadap Volume Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Setiap penelitian menggunakan jenis harga berbeda sebagai

variabelnya. Harga produksi merupakan salah satunya, yaitu nilai

pertama dibayarkan ke petani. Lalu ada harga internasional ialah batas

atau acuan tingkat harga dalam menjual suatu produk ke pasar. Dalam

penelitian ini adalah harga ekspor dengan menggunakan harga FOB

yaitu nilai jual akhir barang tersebut sampai tiba di kapal pengantar.

Harga ekspor dapat juga disebut sebagai harga domestik, karena jika

dirinci setiap negara tujuan ekspor akan memiliki tingkat harga

berbeda.

Hasil penelitian ini adalah harga ekspor biji kopi hijau memiliki

pengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor biji kopi hijau.

Hasil tersebut sesuai dengan teori permintaan yang mengatakan bahwa

harga menjadi faktor penentu perubahan kuantitas permintaan suatu

produk. Didukung oleh penelitian (Ni Made et al., 2018) dengan harga

ekspor berpengaruh signifikan terhadap volume ekspor pada tingkat

probabilitas 5%.

Page 95: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

78

4. Harga Ekspor Teh terhadap Volume Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

Variabel ini dipilih oleh penulis sebagai hasil dari ungkapan teori

permintaan bahwa harga barang substitusi dapat menentukan jumlah

permintaan suatu barang. Berdasarkan fungsi yang sama sebagai bahan

utama pembuatan minuman atau bahkan makanan dan dengan

banyaknya buku-buku ekonomi, jurnal, serta sumber lainnya yang

menyebutkan teh dan kopi dapat saling menjadi barang pengganti,

penulis menggunakan harga ekspor teh tersebut sebagai salah satu

variabel X dalam penelitian ini.

Hipotesis yang menyatakan bahwa harga ekspor teh memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor biji kopi hijau

terbukti benar. Dapat dinyatakan bahwa barang substitusi dalam

penelitian ini dapat menjadi faktor penentu permintaan suatu produk.

Hasil tersebut didukung oleh hasil dari penelitian (Ginting & Kartiasih,

2019) yang telah diungkapkan pada sub bab latar belakang di atas, yaitu

ekspor kopi dipengaruhi oleh harga ekspor teh.

Page 96: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

79

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan permasalahan pada nilai dan volume ekspor yang masih

berfluktuasi setiap tahunnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah

menganalisis bagaimana posisi daya saing menggunakan data nilai ekspor

Indonesia dalam memasarkan biji kopi hijau di pasar global melalui

perhitungan tiga cara analisis, yaitu RCA, ISP, dan EPD sehingga dapat

diketahui kondisi Indonesia secara lebih rinci.

Selain itu, dilakukan analisis variabel Luas Areal Biji Kopi Hijau

Indonesia, Harga Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia, dan Harga Ekspor Teh

Indonesia apakah berpengaruh atau tidak terhadap Volume Ekspor Biji Kopi

Hijau Indonesia tahun 1990 - 2020. Berikut merupakan simpulan yang

didapat dari penjabaran hasil penelitian dan pembahasan:

1. Rentang nilai RCA Indonesia adalah 3,67 – 7,26 lebih kecil

dibandingkan lima negara lainnya. Hasil rata-rata nilai ISP adalah 0,94

menyatakan negara ini sebagai eksportir biji kopi hijau, akan tetapi

beberapa kali mengalami penurunan kembali sehingga berada di Tahap

Kembali Mengimpor. Nilai EPD rata-rata berada di kategori atau

kuadran lost opportunity. Secara keseluruhan, daya saing Indonesia

dengan negara-negara yang terlibat dalam perdagangan intenasional

Page 97: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

80

komoditas biji kopi hijau mengalami penurunan dalam rentang tahun

1990 – 2020.

2. Variabel Luas Areal Biji Kopi Hijau memiliki nilai koefisien positif

sebesar 0,016 dan Sig. 0,772. Dinyatakan tidak memiliki pengaruh

signifikan secara parsial terhadap variabel Volume Ekspor Biji Kopi

Hijau Indonesia tahun 1990 – 2020.

3. Secara parsial, variabel Harga Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap variabel Volume

Ekspor Biji Kopi Hijau Indonesia tahun 1990 – 2020 dengan nilai

koefisien sebesar -51,699 dan Sig. 0,034. Artinya, jika harga kopi

tersebut meningkat, masyarakat akan mengurangi konsumsinya

terhadap komoditas tersebut sehingga suatu negara akan mengurangi

permintaan terhadap ekspornya yang kemudian membuat volume

ekspor biji kopi hijau Indonesia menurun.

4. Secara parsial, variabel Harga Ekspor Teh Indonesia berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel Volume Ekspor Biji Kopi Hijau

Indonesia tahun 1990 – 2020 dengan nilai koefisien sebesar 148.051

dan Sig. 0,001. Artinya, jika harga teh tersebut meningkat, para

konsumen teh akan beralih membeli biji kopi hijau sebagai barang

pengganti sehingga meningkatkan volume ekspor biji kopi hijau

Indonesia.

5. Variabel Luas Areal Biji Kopi Hijau Indonesia, Harga Ekspor Biji Kopi

Hijau Indonesia, dan Harga Ekspor Teh Indonesia secara bersama-sama

Page 98: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

81

berpengaruh signifikan terhadap variabel Volume Ekspor Biji Kopi

Hijau Indonesia tahun 1990 – 2020 dengan nilai Sig. hasil dari Uji F-

statistik sebesar 0,002.

B. Saran

Dari hasil simpulan di atas, beberapa saran dimiliki oleh penulis, antara

lain sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah diharapkan hasil penelitian dapat menjadi rujukan

dalam merumuskan kebijakan-kebijakan terkait perdagangan

internasional atau dapat mengadakan berbagai macam pelatihan dan

pengembangan dalam meningkatkan ekspor biji kopi hijau, baik dari

kuantitas maupun kualitasnya agar tetap dapat menjadi komoditas

unggulan dengan memanfaatkan semakin tingginya tingkat konsumsi

masyarakat terhadap kopi.

2. Bagi peneliti bisa dijadikan sebagai referensi atau acuan dalam

mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan variabel-variabel

yang lebih bervariasi guna menggambarkan hal-hal yang

mempengaruhi atau menjadi penentu volume ekspor biji kopi hijau

Indonesia.

3. Bagi masyarakat sebagai pelaku yang terhubung langsung dengan

pengolahan biji kopi hijau agar dapat meningkatkan kemampuannya

dalam menghasilkan produk kopi yang memiliki nilai tambah melalui

Page 99: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

82

pelatihan-pelatihan teknologi yang diadakan, sehingga bisa menambah

pangsa pasar dan pendapatan.

Page 100: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

83

DAFTAR PUSTAKA

Asociación Nacional del Café (ANACAFÉ).

Badan Pusat Statistik (BPS).

Baroh, I., Hanani, N., Setiawan, B., & Koestiono, D. (2014). Indonesian Coffee

Competitiveness in The International Market: Review from The Demand Side.

International Journal of Agriculture Innovations and Research, 3(2), 2319–

1473.

Bas, M. (2012). Technology Adoption, Export Status, and Skill Upgrading: Theory

and Evidence. Review of International Economics, 20(2), 315–331.

https://doi.org/10.1111/j.1467-9396.2012.01024.x

Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2016). Analisis Regresi dalam Penelitian Ekonomi

dan Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS dan EViews. Rajawali Press.

Bilas, V., & Bošnjak, M. (2015). Empirical Evidence on Heckscher-Ohlin Trade

Theorem: The Case of International Trade between Croatia and The Rest of

The European Union Member States. Zbornik Radova Ekonomskog Fakulteta

u Rijeci : Časopis Za Ekonomsku Teoriju i Praksu, 33(1), 103–124.

Direktorat Jenderal Perkebunan – Kementerian Pertanian Republik Indonesia

(DITJENBUN – KEMENTAN RI).

Fibrianto, K., & Ramanda, M. P. A. D. (2018). Perbedaan Ukuran Partikel dan

Teknik Penyeduhan Kopi terhadap Persepsi Multisensoris: Tinjauan Pustaka.

Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 6(1), 12–16.

https://doi.org/10.21776/ub.jpa.2018.006.01.2

Page 101: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

84

Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO).

Ghosh, P., & Venkatachalapathy, N. (2014). Processing and Drying of Coffee - A

Review. International Journal of Engineering Research & Technology, 3(12),

784–794.

Ginting, C. P., & Kartiasih, F. (2019). Analisis Ekspor Kopi Indonesia ke Negara-

Negara ASEAN. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 16(2), 143–157.

https://doi.org/10.31849/jieb.v16i2.2922

Hasibuan, A. M., Nurmalina, R., & Wahyudi, A. (2012). Analisis Kinerja dan Daya

Saing Perdagangan Biji Kakao dan Produk Kakao Olahan Indonesia di Pasar

Internasional. Jurnal Tanaman Industri Dan Penyegar, 3(1), 57–70.

https://doi.org/10.21082/jtidp.v3n1.2012.p57-70

Hasoloan, J. (2013). Peranan Perdagangan Internasional dalam Produktifitas dan

Perekonomian. Jurnal Ilmiah Pend. Ekonomi, 1(2), 102–112.

International Coffee Organization (ICO).

Ismail, D., Masbar, R., Nur Syechalad, M., & Nasir, M. (2017). The Analysis of

Competitiveness and Export Demand of Acehnese Coffee in The International

Market. Journal of Economics and Sustainable Development, 8(8), 102–114.

Kasiram, M. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. UIN - Maliki

Press.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (KEMENDAG RI).

Kotler, P., & Armstrong, G. (2017). Principles of Marketing. Pearson.

Kurniawan, P., & Kembar Sri Budhi, M. (2015). Pengantar Ekonomi Mikro dan

Makro. ANDI.

Page 102: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

85

Mankiw, G. N. (2012). Pengantar Ekonomi Makro. Salemba Empat.

N. Gujarati, D., & C. Porter, D. (2009). Basic Econometrics. McGraw-Hill.

Ni Made, A. W. U., D, D. P., & Dewi, R. K. (2018). Analisis Daya Saing dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Kopi Indonesia di Pasar

Internasional. Jurnal Manajemen Agribisnis, 6(1), 8–15.

Nuraini, I. (2016). Pengantar Ekonomi Mikro. UMM Press.

Parnadi, F., & Loisa, R. (2017). Analisis Daya Saing Ekspor Kopi Indonesia di

Pasar Internasional. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 2(4), 52–

62.

Purnamasari, M., Hanani, N., & Huang, W.-C. (2014). Analisis Daya Saing Ekspor

Kopi Indonesia di Pasar Dunia. AGRISE, XIV(1).

Puspita, R., Hidayat, K., & Yulianto, E. (2015). Pengaruh Produksi Kakao

Domestik, Harga Kakao Internasional, dan Nilai Tukar terhadap Ekspor Kakao

Indonesia ke Amerika Serikat (Studi pada Ekspor Kakao Periode Tahun 2010-

2013). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas Brawijaya, 27(1), 86337.

Rahardjo, B., Akbar, B. M. B., Iskandar, Y., & Shalehah, A. (2020). Analysis and

Strategy for Improving Indonesian Coffee Competitiveness in The

International Market. BISMA (Bisnis Dan Manajemen), 12(2), 154.

https://doi.org/10.26740/bisma.v12n2.p154-167

Setiawan, H., & Ridho, S. L. Z. (2011). Perdagangan Internasional. Pustaka

Nusantara.

Stanton, W. J. (2004). Prinsip Pemasaran. Erlangga.

Sudjana. (2018). Implikasi Perlindungan Indikasi Geografis berdasarkan Undang-

Page 103: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

86

Undang Nomor 20 Tahun 2016 terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal.

Veritas et Justitia, 4(1), 30–58. https://doi.org/10.25123/vej.2915

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Alfabeta.

Sujarwo. (2019). Ekonomi Produksi: Teori dan Aplikasi. UB Press.

Sunarharum, W. B., Fibrianto, K., Yuwono, S. S., & Nur, M. (2019). Sains Kopi

Indonesia. UB Press.

Supardi, E. (2019). Ekspor Impor: Teori dan Praktikum Kegiatan Ekspor Impor

untuk Praktisi Logistik dan Bisnis. Deepublish.

Tampubolon, J. (2020). Perdagangan dan Bisnis Internasional: Teori dan Analisis

Empiris. Deepublish.

Uganda Coffee Development Authority (UCDA).

United Nations (UN).

Widaningsih, R. (2020). Buku Outlook Komoditas Perkebunan Kopi (A. A. Susanti

& R. K. Putra (eds.)). Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat

Jenderal - Kementerian Pertanian.

Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. UPP

STIM YKPN.

World Bank.

Zuhdi, F., & Suharno. (2016). Analisis Daya Saing Ekspor Kopi Indonesia dan

Vietnam di Pasar ASEAN 5. Habitat, 26(3), 152–162.

file:///C:/Users/Adilla/Downloads/208-667-2-PB.pdf

Page 104: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

87

LAMPIRAN

Lampiran 1: Data Penelitian (Analisis Daya Saing)

Tahun

Nilai Ekspor

Biji Kopi

Hijau

Indonesia

(Ribu USD)

Total Nilai

Ekspor

Indonesia

(Ribu USD)

Nilai Ekspor

Biji Kopi

Hijau Dunia

(Ribu USD)

Total Nilai

Ekspor Dunia

(Ribu USD)

Nilai Impor

Biji Kopi

Hijau

Indonesia

(Ribu USD)

1990 376.615 50.386.206 7.004.524 6.803.937.494 93

1991 371.345 60.403.116 6.627.766 6.996.949.954 621

1992 236.224 69.260.871 5.359.040 7.190.131.556 833

1993 341.007 73.838.134 5.786.884 7.476.900.737 868

1994 744.682 81.178.522 10.782.829 8.131.942.185 1.142

1995 605.655 87.446.456 12.286.744 8.858.951.873 1.120

1996 594.913 94.057.425 10.408.663 9.419.277.698 461

1997 510.694 101.393.879 13.208.964 10.268.882.678 13.731

1998 581.058 112.732.934 11.959.867 10.724.784.495 4.049

1999 459.139 76.878.246 9.786.470 11.222.467.440 3.090

2000 312.221 97.239.387 8.460.087 12.550.474.815 10.665

2001 182.900 97.866.561 5.435.203 12.616.985.859 4.650

2002 218.906 96.675.593 5.086.706 12.984.976.545 3.699

2003 251.250 102.366.286 5.710.124 13.559.669.896 3.758

2004 283.328 116.214.736 7.162.231 14.928.833.110 4.697

2005 498.372 135.507.909 9.733.251 15.976.946.362 2.055

Page 105: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

88

2006 583.513 148.253.140 11.439.208 17.358.006.765 7.666

2007 634.155 160.918.376 13.596.997 18.481.239.907 72.708

2008 989.401 176.259.466 16.587.722 19.010.981.940 12.738

2009 822.313 159.179.680 14.366.572 17.086.666.438 22.208

2010 812.533 183.480.564 17.929.507 19.041.726.052 32.240

2011 1.034.815 210.580.495 27.145.582 20.288.377.038 45.519

2012 1.244.147 213.968.206 24.052.109 20.855.464.020 113.009

2013 1.166.244 222.884.170 18.950.740 21.443.381.535 34.278

2014 1.030.807 225.279.372 21.731.997 22.225.008.108 41.287

2015 1.189.725 220.502.909 20.486.705 23.018.774.362 27.440

2016 1.001.068 216.841.439 19.660.367 23.664.413.341 44.173

2017 1.175.755 236.134.455 21.074.099 24.881.726.095 26.801

2018 809.140 251.593.056 18.780.153 25.922.244.950 147.151

2019 872.727 249.396.218 18.198.838 26.229.059.716 5.573

2020 900.719 256.436.481 18.763.097 26.787.420.979 59.582

Lampiran 2: Data Penelitian (Analisis Determinan)

Tahun

Volume

Ekspor Biji

Kopi Hijau

Indonesia

(Ton)

Luas Areal

Biji Kopi

Hijau

Indonesia

(Hektare)

Harga Ekspor

Biji Kopi

Hijau

Indonesia

(USD/Ton)

Harga Ekspor

Teh Indonesia

(USD/Ton)

1990 421.627 746.759 893 1.631

1991 380.122 760.308 977 1.299

Page 106: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

89

1992 269.176 793.000 878 1.161

1993 348.984 810.000 977 1.256

1994 288.958 797.000 2.577 1.133

1995 230.066 846.078 2.633 1.107

1996 366.473 836.621 1.623 1.106

1997 312.960 831.782 1.632 1.329

1998 356.904 844.172 1.628 1.684

1999 351.047 900.000 1.308 993

2000 337.600 1.260.687 925 1.062

2001 249.202 1.313.383 734 1.002

2002 322.758 1.372.184 678 1.032

2003 321.180 1.381.730 782 1.087

2004 339.880 1.303.943 834 1.177

2005 443.366 1.255.272 1.124 1.188

2006 411.721 1.308.732 1.417 1.411

2007 320.600 1.295.912 1.978 1.513

2008 468.019 1.295.111 2.114 1.652

2009 510.189 1.266.235 1.612 1.859

2010 432.781 1.268.476 1.877 2.050

2011 346.092 1.293.000 2.990 2.210

2012 447.064 1.233.900 2.783 2.237

2013 532.157 1.241.700 2.192 2.223

2014 382.774 1.230.500 2.693 2.027

2015 499.651 1.230.001 2.381 2.036

Page 107: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

90

2016 412.529 1.228.512 2.427 2.204

2017 485.931 1.238.598 2.420 2.163

2018 277.475 1.252.825 2.916 2.211

2019 330.953 1.258.032 2.637 2.304

2020 402.078 1.277.468 2.240 1.884

Lampiran 3: Hasil Hitung RCA

Tahun

Negara

Brazil Kolumbia Vietnam Indonesia Guatemala Meksiko Uganda

1990 16,69 77,30 22,68 7,26 57,23 3,34 370,99

1991 20,49 70,89 15,65 6,49 60,53 3,95 357,62

1992 15,69 80,45 19,14 4,58 61,02 3,46 319,08

1993 14,85 66,16 20,49 5,97 59,34 3,19 359,99

1994 17,35 67,31 30,47 6,92 39,87 2,57 282,74

1995 15,04 57,28 44,11 4,99 57,39 3,96 425,70

1996 16,54 56,31 31,46 5,72 58,05 4,18 450,15

1997 20,44 67,18 27,60 3,92 57,56 4,03 225,13

1998 19,08 60,45 31,93 4,62 64,53 3,32 291,66

1999 22,09 51,07 32,70 6,85 75,54 3,58 287,68

2000 17,70 50,26 29,84 4,76 96,36 4,34 199,91

2001 19,64 54,97 31,21 4,34 83,70 2,53 102,48

2002 20,08 62,95 25,61 5,78 78,06 2,14 181,98

2003 18,33 56,67 31,11 5,83 83,49 1,86 61,95

2004 18,88 53,62 27,64 5,08 74,19 1,64 149,12

Page 108: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

91

2005 19,50 59,90 21,18 6,04 84,46 1,36 142,17

2006 20,01 50,18 29,13 5,97 74,48 1,65 133,80

2007 19,48 49,55 36,43 5,36 75,90 1,65 128,45

2008 20,00 45,12 29,87 6,43 71,78 1,36 94,92

2009 20,83 40,24 26,42 6,14 68,90 1,66 78,90

2010 22,93 42,86 23,55 4,70 71,07 1,22 77,80

2011 23,77 37,30 22,25 3,67 72,30 1,47 88,45

2012 19,58 30,22 28,59 5,04 74,30 1,74 72,49

2013 20,10 37,14 22,97 5,92 67,84 1,44 101,28

2014 24,33 44,21 24,10 4,68 53,51 1,06 88,22

2015 23,01 48,86 17,11 6,06 56,81 0,96 97,49

2016 21,31 50,16 20,26 5,56 58,31 0,83 93,84

2017 18,92 49,92 17,33 5,88 64,82 1,03 102,45

2018 20,16 52,20 16,51 4,44 69,12 1,06 86,07

2019 22,67 53,31 12,30 5,04 70,52 0,90 69,03

2020 22,49 50,77 14,32 5,01 69,33 0,93 74,41

Lampiran 4: Hasil Hitung ISP

Tahun Nilai ISP

1990 1,00

1991 1,00

1992 0,99

1993 0,99

1994 1,00

Page 109: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

92

1995 1,00

1996 1,00

1997 0,95

1998 0,99

1999 0,99

2000 0,93

2001 0,95

2002 0,97

2003 0,97

2004 0,97

2005 0,99

2006 0,97

2007 0,79

2008 0,97

2009 0,95

2010 0,92

2011 0,92

2012 0,83

2013 0,94

2014 0,92

2015 0,95

2016 0,92

2017 0,96

2018 0,69

Page 110: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

93

2019 0,99

2020 0,88

Rata-rata 0,94

Lampiran 5: Hasil Hitung EPD

Tahun

Nilai EPD

Sumbu X Sumbu Y Kategori

1990 -0,0000090060 -0,0000121660 Retreat

1991 0,0000729448 0,0000395913 Rising Star

1992 -0,0003854563 0,0000322577 Lost Opportunity

1993 0,0004789688 0,0000078301 Rising Star

1994 0,0003269120 0,0000034572 Rising Star

1995 -0,0006376926 -0,0000036033 Retreat

1996 0,0002536192 0,0000036987 Rising Star

1997 -0,0005965445 -0,0000036043 Retreat

1998 0,0003200420 0,0000205660 Rising Star

1999 -0,0000538159 -0,0001180985 Retreat

2000 -0,0003229198 0,0000289509 Lost Opportunity

2001 -0,0001049735 0,0000002860 Lost Opportunity

2002 0,0003027073 -0,0000100498 Falling Star

2003 0,0000311572 0,0000033591 Rising Star

2004 -0,0001432959 0,0000075891 Lost Opportunity

2005 0,0003756262 0,0000224801 Rising Star

2006 -0,0000062298 0,0000019175 Lost Opportunity

Page 111: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

94

2007 -0,0001409861 0,0000053617 Lost Opportunity

2008 0,0004195885 0,0000182044 Rising Star

2009 -0,0000776983 0,0000014375 Lost Opportunity

2010 -0,0003845077 0,0000103127 Lost Opportunity

2011 -0,0002321698 0,0000239889 Lost Opportunity

2012 0,0004389101 -0,0000038642 Falling Star

2013 0,0003165699 0,0000043388 Rising Star

2014 -0,0004551009 -0,0000083154 Retreat

2015 0,0003432368 -0,0000179689 Falling Star

2016 -0,0002308050 -0,0000134218 Retreat

2017 0,0001572064 0,0000105513 Rising Star

2018 -0,0004098912 0,0000069486 Lost Opportunity

2019 0,0001571048 -0,0000063641 Falling Star

2020 0,0000016037 0,0000020847 Rising Star

Rata-rata -0,0000062870 0,0000018631 Lost Opportunity

Page 112: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

95

Lampiran 6: Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 31

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 60153.72994000

Most Extreme

Differences

Absolute .122

Positive .079

Negative -.122

Test Statistic .122

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Page 113: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

96

Lampiran 7: Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -12663.457 35620.258 -.356 .725

Luas Areal Kopi .039 .032 .240 1.214 .235

Harga Ekspor Kopi 6.804 13.127 .143 .518 .608

Harga Ekspor Teh 2.716 22.322 .035 .122 .904

a. Dependent Variable: Abs_RES

Page 114: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

97

Lampiran 8: Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .637a .406 .340 63407.599 1.876

a. Predictors: (Constant), Harga Ekspor Teh, Luas Areal Kopi, Harga Ekspor Kopi

b. Dependent Variable: Volume Ekspor Kopi

Page 115: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

98

Lampiran 9: Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 211999.528 62987.785 3.366 .002

Luas Areal Kopi .016 .056 .047 .292 .772 .847 1.181

Harga Ekspor Kopi -51.699 23.212 -.500 -2.227 .034 .436 2.295

Harga Ekspor Teh 148.051 39.472 .891 3.751 .001 .390 2.565

a. Dependent Variable: Volume Ekspor Kopi

Page 116: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

99

Lampiran 10: Uji t-statistik

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 211999.528 62987.785 3.366 .002

Luas Areal Kopi .016 .056 .047 .292 .772

Harga Ekspor Kopi -51.699 23.212 -.500 -2.227 .034

Harga Ekspor Teh 148.051 39.472 .891 3.751 .001

a. Dependent Variable: Volume Ekspor Kopi

Page 117: ANALISIS DAYA SAING EKSPOR BIJI KOPI HIJAU (GREEN …

100

Lampiran 11: Uji F-statistik

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 74290238720.000 3 24763412910.000 6.159 .002b

Residual 108554136800.000 27 4020523584.000

Total 182844375500.000 30

a. Dependent Variable: Volume Ekspor Kopi

b. Predictors: (Constant), Harga Ekspor Teh, Luas Areal Kopi, Harga Ekspor Kopi

Lampiran 12: Uji Koefisien Determinansi (Adjusted R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .637a .406 .340 63407.599

a. Predictors: (Constant), Harga Ekspor Teh, Luas Areal Kopi, Harga Ekspor Kopi