Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

13
Analisis Data Kejadian Malaria di Kabupaten PPU pada tahun 2010- 2011 Hasil jumlah penedrita yang positif terkena Malaria : No Kecamatan Puskesmas 2009 2010 2011 1 Penajam Penajam 35 20 6 Petung 148 59 47 Sotek 252 202 405 2 Waru Waru 3 0 1 3 Babulu Babulu 42 55 30 Gn. Intan 1 1 4 Sebakung Jaya 4 4 1 4 Sepaku Maridan 114 246 216 Sepaku 1 879 703 495 Sepaku III 18 96 111 Semoi II 0 18 34 Total 1496 1404 1350 Dari data diatas dapat kita ketahui Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan salah satu yang termasuk daerah endemis malaria di Kalimantan Timur. Jumlah kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada 4 Kecamatan pada tahun 2009 mencapai 1496 kasus dari 165.275 jumlah penduduk, pada tahun 2010 mencapai 1404 kasus dari 180.772 jumlah penduduk , dan pada tahun 2011 mencapai 1350 kasus dari 176.092 jumlah penduduk. Dalam data terdapat pada 3 tahun terakhir dapat dilihat bahwa wilayah Kecamatan Sepaku merupakan daerah endemis malaria

Transcript of Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Page 1: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Analisis Data Kejadian Malaria di Kabupaten PPU pada tahun 2010-2011

Hasil jumlah penedrita yang positif terkena Malaria :

No Kecamatan Puskesmas 2009 2010 2011

1 Penajam

Penajam 35 20 6

Petung 148 59 47

Sotek 252 202 405

2 Waru Waru 3 0 1

3 Babulu

Babulu 42 55 30

Gn. Intan 1 1 4

Sebakung Jaya 4 4 1

4 Sepaku

Maridan 114 246 216

Sepaku 1 879 703 495

Sepaku III 18 96 111

Semoi II 0 18 34

Total 1496 1404 1350

Dari data diatas dapat kita ketahui Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan salah

satu yang termasuk daerah endemis malaria di Kalimantan Timur. Jumlah kasus malaria di

Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada 4 Kecamatan pada tahun 2009 mencapai 1496 kasus

dari 165.275 jumlah penduduk, pada tahun 2010 mencapai 1404 kasus dari 180.772 jumlah

penduduk , dan pada tahun 2011 mencapai 1350 kasus dari 176.092 jumlah penduduk.

Dalam data terdapat pada 3 tahun terakhir dapat dilihat bahwa wilayah Kecamatan

Sepaku merupakan daerah endemis malaria dengan angka malaria tertinggi tepatnya di wilayah

Puskesmas Sepaku 1 pada hampir setiap tahunnya (Dinkes Kab. Penajam Paser Utara).

Sepaku merupakan salah satu Kecamatan diwilayah Kabupaten Penajam Paser Utara yang

memiliki 4 wilayah Puskesmas diantaranya Puskesmas Maridan, Puskesmas Sepaku 1,

Puskesmas Sepaku III dan Semoi II. Dalam data 3 tahun terakhir dari tahun 2009-2011 wilayah

Pusesmas Sepaku I yang memiliki angka kejadian malaria tertinggi setiap tahunnya

dibandingkan dengan Puskesmas di Kecamatan lainnya.

Page 2: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Dari data yang didapatkan, diketahui bahwa penyebaran penyakit malaria ini tertinggi

pada bulan desember-januari-dan februari, dimana pada bulan Desember tingkat curah hujan

tinggi, kemudian penderita penyakit malaria lebih banyak pria daripada wanita dan usia yang

paling banyak dan beresiko terkena malaria adalah usia 15-53 tahun. Hal ini bisa dilihat karena

di Sepaku banyak yang bekerja di perkebunan Kelapa Sawit. Meskipun setiap tahunnya telah

mengalami penurunan jumlah penderita malaria namun angka tersebut masih termasuk tinggi

sehingga perlu diadakannya upaya-upaya pemberantasan penyakit Malaria untuk meningkatkan

status derajat kesehatan masyarakat. Sebelum melakukan upaya-upaya pencegahan perlu kita

ketahui dahulu faktor-faktor apa saja yang berisiko terhadap penyakit Malaria, diantaranya

faktor-faktor yang berkaitan dengan agent penyebab penyakit/ vektor (nyamuk), lingkungan dan

host (manusia). Perubahan-perubahan yang nyata pada salah satu atau kombinasi faktor

lingkungan tersebut nantinya akan mempengaruhi habitat dan populasi vektor nyamuk juga

mempengaruhi pola dan dinamika penularan malaria. Faktor resiko yang mempengaruhi kejadian

malaria antara lain :

A. Host

- Usia

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, diketahui bahwa dalam 3 tahun

terakhir (2009-2011) usia penderita Malaria terbanyak adalah pada usia 15-53 tahun,

dimana usia-usia tersebut termasuk dalam usia produktif. Hal ii bisa diliha banyaknya

para pekerja yang bekerja di perkebunan kelapa sawit.

- Jenis kelamin

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten PPU, diketahui bahwa dalam 3 tahun

terakhir (2009-2011) penderita malaria terbanyak adalah Pria. Hal ini bisa dikarenakan

yang lebih banyak intensitas kontak langsung dengan nyamuk adalah pria, karena lebih

banyak melakukan aktivitas diluar rumah pada malam hari, juga karena banyak para

pekerja di perkebunan kelapa sawit adalah pria.

- Riwayat malaria sebelumnya

Orang yang pernah terinfeksi malaria sebelumnya biasanya akan terbentuk immunitas

sehingga akan lebih tahan terhadap infeksi malaria berikutnya.

- Immunitas

Page 3: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Banyaknya orang-orang dari luar (migrasi) yang datang ke Sepaku untuk bekerja

merupakan salah satu faktor penyebaran malaria di daerah Sepaku. Masyarakat

pendatang biasanya masih rentan dan immunitasnya belum menyesuaikan dengan

keadaan baru, sedangkan masyarakat yang tinggal di daerah endemis malaria biasanya

mempunyai immunitas alami sehingga mempunyai pertahanan alamiah terhadap infeksi

malaria (Depkes, 1999).

- Perilaku manusia, yang terbagi antara lain:

- Kebiasaan masyarakat yang tidur tidak memakai kelambu, selain itu ada beberapa yang

sudah menggunakan, tapi pemasangan kelambu yang kuang tepa, atau ada beberapa

bagian kelambu yang digunakan berlubang, sehingga nyamuk masih bisa masuk.

- Beberapa masyarakat yang sering berada di luar rumah, lebih banyak pria dan

beraktivitas pada malam hari (seperti memancing, minum kopi, ronda malam,

mengontrol/kerja dikebun, dll) sehingga sangat rentan terhadap infeksi malaria,

kebiasaan responden keluar rumah malam hari merupakan faktor yang paling dominan

berpengaruh terhadap kejadian malaria. Kebiasaan masyarakat yang sering keluar

malam memungkinan kontak dengan nyamuk Anopheles lebih sering terjadi. Hal ini

terkait dengan aktivitas mencari makan nyamuk Anopheles kebanyakan pada malam

hari.

- Belum semuanya masyarakat peduli dalam penggunaan kawat kasa pada ventilasi

rumah, padahal penggunaan kawat kasa merupakan salah satu pencegahan untuk

meminimalisirkan kejadian malaria, ada juga beberapa yang sudah menggunakan

namun kawat kasa nya ada yang berlubang sehingga nyamuk masih bisa masuk.

- Kebiasaan menggantung baju bekas pakai di dalam rumah, baju bekas yang digantung

bisa dijadikan sebagai tempat beristirahat untuk nyamuk, karena setelah menggigit

manusia pada malam hari, nyamuk butuh tempat istirahat (resting places) dan tempat

yang paling disukai untuk beristirahat setelah menghisap darah manusia adalah pakaian

yang menggantung di dalam rumah. Biasanya masyarakat banyak menggantung baju

bekas dipakai didalam kamar tidur, atau dikamar mandi.

- Social ekonomi

B. Enviroment

Page 4: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Faktor lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk

berada yang memungkinkan terjadinya penularan malaria setempat (indigenous) diantaranya

adalah :

a. Fisika :

Curah Hujan

Dari data 3 tahun terakhir (2009-2011), kejadian tertinggi pada bulan desember dan

Januari, dimana saat itu cuaca sering hujan. Curah hujan di suatu daerah berperan

penting dalam penularan malaria. Pada umumnya hujan akan memudahkan

perkembangan nyamuk dan terjadinya epidemi malaria. Biasanya penularan malaria

lebih tinggi pada musim hujan dibandingkan kemarau namun hujan yang diselingi

panas juga akan memperbesar kemungkinan perkembangbiakan nyamuk Anopheles .

b. Biologi :

- Terdapatnya perkebunan kelapa sawit, keeadaan lingkungan sekitar penduduk

seperti adanya tumbuhan salak, perkebunan kelapa sawit, rawa, dan berbagai

tumbuhan lain dapat mempengaruhi kehidupan larva nyamuk karena ia dapat

menghalangi sinar matahari atau melindungi dari serangan mahluk hidup lainnya.

- Adanya berbagai jenis ikan pemangsa larva seperti ikan kepala putih (Panchax spp),

gambusia, nila, mujair dan lain-lain akan mempengaruhi populasi nyamuk disuatu

daerah. Begitu pula adanya hewan piaraan seperti sapi, kerbau dan babi dapat

mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, bila ternak tersebut kandangnya

terpisah dari rumah.

- Berbagai kegaiatan manusia seperti pembuatan bendungan, pembuatan jalan,

pertambangan dan pembangunan pemukiman baru/transmigrasi sering

mengakibatkan perubahan lingkungan yang menguntungkan penularan malaria.

- Banyaknya semak-semak disekitar rumah, seperti rumput-rumpu yang tinggi,

ilalang dan lain-lain merupakan tempat perkembangbiakan dan tempat beristirahat

nyamuk yang sangat baik.

-

C. Agent

Page 5: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Merupakan yang paling berperan dalam penularan penyakit malaria dari orang yang sakit

malaria kepada orang yang sehat adalah nyamuk Anopheles spp betina, karena hanya Anopheles

spp betina yang menghisap darah untuk pertumbuhan telurnya.

- Perilaku nyamuk, suatu daerah akan disenangi nyamuk sebagai habitatnya apabila

daerah tersebut memenuhi syarat sebagai berikut : tersedia tempat beristirahat, tersedia

tempat untuk mencari darah dan tersedia tempat untuk berkembangbiak.

- Perilaku berkembangbiak, masing-masing jenis nyamuk mempunyai kemampuan untuk

memilih tempat berkembangbiak sesuai dengan kesenangan dan kebutuhannya, misalnya

Anopheles sundaicus lebih senang di air payau dengan kadar garam 12 – 18‰ dan

terkena sinar matahari sedangkan Anopheles maculatus lebih senang di air tawar dan

terlindung dari sinar matahari (teduh).

- Perilaku mencari darah, hanya nyamuk Anopheles spp betina yang menghisap darah

dibutuhkan untuk pertumbuhan telurnya. Bila dipelajari lebih jauh perilaku nyamuk

mencari darah terbagi atas empat hal yaitu :

- berdasarkan waktu menggigit, mulai senja hingga tengah malam dan menggigit mulai

tengah malam hingga dini hari pagi

- berdasarkan tempat, eksopagik (lebih suka menggigit di luar rumah) dan endopagik

(lebih suka menggigit di dalam rumah)

- berdasarkan sumber darah, anthropofilik (lebih suka menggigit manusia) dan zoofilik

(lebih suka menggigit hewan) dan Anthrozoofilik (lebih suka menggigit manusia dan

hewan)

- berdasarkan frekuensi menggigit, tergantung spesiesnya dan dipengaruhi oleh

temperatur dan kelembaban yang disebut dengan siklus gonotrofik. Untuk daerah

tropis biasanya siklus ini berlangsung sekitar 48-96 jam.

- Perilaku istirahat yaitu:

- istirahat berdasarkan kebutuhan yaitu istirahat sebenarnya yang merupakan masa

menunggu proses perkembangan telur dan istirahat sementara, yaitu masa sebelum

dan sesudah mencari darah

- istirahat berdasarkan kesukaan, eksofilik (lebih suka beristirahat di luar rumah) dan

endofilik (lebih suka istirahat di dalam rumah).

Page 6: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain :

Pengendalian Host :

- Upaya pemberdayaan masyarakat melalui Partisipa-tory Learning and Action (PLA) yg

didukung pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.

- Membatasi kegiatan masyarakat pada malam hari, sekalipun harus usahakan utnuk

memakai pakaian dan celana panjang juga menggunakan lotion anti nyamuk.

- Menggunakan kelambu berinsektisida saat tidur pada malam hari, hal ini mampu

mencegah risiko terkena malaria dibanding yang tidak menggunakan.

- Pemasangan kawat kasa pada lubang ventilasi , kawat kasa mampu mencegah masuknya

sebagian nyamuk ke dalam rumah sehingga dapat mengurangi populasi nyamuk di dalam

rumah.

- Tidak membiasakan menggantung baju bekas dalam kamar, atau dalam rumah.

Sebaiknya punya penyimpanan khusus atau langsung di simpan di bak pencucian yang

tertutup sehingga tidak menjadi tempat peristirahatan nyamuk.

- Program riset kesehatan desa (riskesdes) yang bertujuan agar masyarakat desa dapat

mencegah sejak dini penyakit malaria, demam berdarah, menjaga pola makan, kebersihan

serta asupan gizi yang memadai.

- Melakukan pengamatan (surveilans) penyakit dan vektor yang efektif serta melakukan

penyemprotan minimal 2 x dalam setahun terhadap nyamuk dewasa di daerah endemis.

- Menghindari atau mengurangi kontak gigitan nyamuk Anopheles spp dengan memakai

kelambu, penjaringan rumah, pemakaian repellent dan obat nyamuk.

- Membunuh nyamuk dewasa dengan menggunakan berbagai insektisida

- Membunuh jentik (tindakan anti larva) baik secara kimiawi (larvacida) maupun biologi

(ikan, tumbuhan, jamur, bakteri)

- Mengurangi tempat perindukan (source reduction)

- Mengobati penderita malaria

Pengendalian Vektor, untuk meminimalkan penularan malaria maka dilakukan upaya

pengendalian terhadap Anopheles sp sebagai nyamuk penular malaria. Beberapa upaya

pengendalian vektor yang dilakukan:

Page 7: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

- Terhadap jentik dilakukan larviciding (tindakan pengendalian larva Anopheles sp secara

kimiawi, menggunakan insektisida), biological control ( menggunakan ikan pemakan

jentik), manajemen lingkungan, dan lain-lain.

- Pengendalian terhadap nyamuk dewasa dilakukan dengan penyemprotan dinding rumah

dengan insektisida (IRS/ indoors residual spraying) atau menggunakan kelambu

berinsektisida. Namun perlu ditekankan bahwa pengendalian vektor harus dilakukan

secara REESAA (rational, effective, efisien, suntainable, affective dan affordable)

mengingat kondisi geografis Indonesia yang luas dan bionomik vektor yang beraneka

ragam sehingga pemetaan breeding places dan perilaku nyamuk menjadi sangat penting.

Untuk itu diperlukan peran pemerintah daerah, seluruh stakeholders dan masyarakat

dalam pengendalian vektor malaria

Pengendalian environment :

- Meningkatkan kegiatan pembersihan sarang nyamuk (PSN) di daerah pemukiman yang

banyak vegetasinya

- Membersihkan semak belukar yang ada di sekitar rumah, dikarenakan semak-semak di

sekitar rumah berperan penting sebagai tempat peristirahatan (resting places) bagi

nyamuk pada siang hari.

- Pemanfaatan kembali lahan-lahan terlantar menjadi lahan pertanian, supaya tidak menjadi

tempat peristirahatan nyamuk Anopheles

- Pemberantasan genangan air (breeding place) di desa.

- Penanaman lavender disekitar pekarangan rumah

- Pada tempat perindukan nyamuk seperti pada kolam, tambak, sawah, irigasi, rawa dan

sebagainy diberikan ikan pemangsa nyamuk, untuk mengurangi frekuensi nyamuk

berkembang biak.

Page 8: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010

Hasil grafik kejadian Malaria

penaja

mpetu

ngwaru

babulu

gunung i

ntan

sbku

ng jy

sotek

maridan

sepak

u 1

sepak

u 3

semoi 2

0

100

200

300

400

500

600

700

800Angka Kejadian Malaria di Kabupaten PPU

thn 2009thn 2010thn 2011

puskesmas

jum

lah

penaja

m

petung

waru

babulu

gunung i

ntan

sbku

ng jy

sotek

maridan

sepak

u 1

sepak

u 3

semoi 2

0

100

200

300

400

500

600

700

800

angka kejadian malaria di PPU

200920102011

Page 9: Analisis Data Kejadian Malaria Di Kabupaten PPU Pada Tahun 2010