ANALISIS DAN PERANCANGAN CLUSTERING SERVER...
-
Upload
phunghuong -
Category
Documents
-
view
242 -
download
0
Transcript of ANALISIS DAN PERANCANGAN CLUSTERING SERVER...
ANALISIS DAN PERANCANGAN CLUSTERING SERVER RENDER
PADA PROYEK FILM ANIMASI THE LEGEND OF AJISAKA
DI PT. MSV PICTURES
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Syamsul Qamar
09.11.3069
kepada
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
ANALYSIS AND DESIGN OF CLUSTERING SERVER RENDER ON THE PROJECT OF
ANIMATION MOVIE THE LEGEND OF AJISAKA AT PT. MSV PICTURES
ANALISIS DAN PERANCANGAN CLUSTERING SERVER RENDER PADA PROYEK
FILM ANIMASI THE LEGEND OF AJISAKA DI PT. MSV PICTURES
Syamsul Qamar Melwin Syafrizal
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
3D movie "The Legend of Ajisaka" from PT. MSV Pictures is a film with Hollywood Movie standard. Resolution width screen 2048 pixel/frame, requiring high spec computers and servers to support movie 3D animation rendering.
The process of rendering a character animation or 1 minute movie scene will spend a few days if rendered on one PC or server, so if the movie will be rendered consists of 90 minutes or more, would spend few hundred days. Cluster is a resource pooling technique (more than one computer processing together) to get faster performance, greater memory capacity.
Implemented system symetric cluster Network Load Balancing (NLB) where resource server and client can be used to process the frames simultaneously so that the time spent in the rendering process is minimal. Some servers are in the cluster into a single unified resource to run the application in order Royal Render rendering time becomes shorter.
Keywords : Clustering Server, Rendering, 3D Animation, symetric cluster, network load balancing. Royal Render.
1
1 Pendahuluan
Perkembangan Film animasi memiliki perjalanan cukup panjang hingga pada
akhirnya menjadi seperti film di masa kini yang kaya dengan efek, seiring dengan
perkembangannya hal ini tidak diimbangi dengan computasi computer yang handal,
sehingga membutuhkan mekanisme penggabungan dari beberapa resource computer
untuk mendukung terciptanya karya animasi yang baik dan efektif dari segi waktu
Pembuatan film Animasi The Legend of Ajisaka di PT MSV Pictures merupakan
film yang dirancang mengikuti standart Hollywood resolusi layar lebar dengan 2048 pixel
/ frame sehingga pembuatannya membutuhkan komputer dan server dengan performa
yang sangat tinggi untuk mendukung komputasi dari aplikasi 3D yang berjalan, dengan
itu penerapan Clustering server menjadi sangat perlu untuk menunjang suksesnya
pembuatan film The Legend of Ajisaka. Cluster merupakan sebuah teknik penggabungan
resource lebih dari satu komputer untuk mendapatkan performa yang lebih cepat, baik
dari segi penyimpanan data maupun dari kecepatan processor.
Melihat dari kasus PT. MSV Pictures, Penerapan cluster yang di terapkan adalah
cluster symetric NLB (Network Load Balancing) dimana resource Server di gabung untuk
memproses frame secara bersamaan untuk meminimalisir waktu yang digunakan dalam
proses rendering. Server di Cluster menjadi satu kesatuan resource yang di dedikasikan
untuk menjalankan aplikasi Royal Render untuk menghasilkan tenggat waktu yang
singkat. Demikian hal yang melatar belakangi pembuatan skripsi dengan judul “Analisis
dan Perancangan Clustering Server Render Pada Proyek Film Animasi The Legend Of
Ajisaka di PT. MSV Pictures” dirancang untuk mendapatkan server render handal yang
menyediakan resource tinggi untuk proses computasi frame.
2 Landasan Teori
2.1 Definisi Server Cluster
Computer clusters have a wide range of applicability and deployment, ranging from
small business clusters with a handful of nodes to some of the fastest supercomputers in
the world such as IBM's Sequoia.1
Definisi clustering server adalah metode menghubungkan beberapa komputer dan
menjadikannya bertindak seperti sebuah mesin yang didedikasikan khusus untuk
1 Weapons N, 2012, supercomputer reclaims world speed record for US. The Telegraph.
2
menjalankan suatu aplikasi atau beberapa dan dikoneksikan kedalam jaringan yang
bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas tertentu.
2.2 Definisi Render
Render pada dasarnya adalah sebuah proses menterjemahkan hasil kerja dari
obyek 3D anda berdasarkan beberapa settingan yang telah anda buat, kedalam bentuk
gambar yang menyerupai bentuk nyata. 2
Render adalah proses akhir dari pembuatan gambar 3D aktual dari gambar yang
telah di siapkan sehingga menyerupai bentuk nyata dengan warna cahaya, bayangan
dan sudut pandang yang nyata. Sehingga menghasilkan gambar yang real dan tampak
seperti sebuah hasil foto yang hidup dan nyata. Rendering juga digunakan dalam
berbagai aplikasi kehidupan seperti Arsitektur, video game, simulator film dan lain
sebagainya, yang masing-masing menggunakan keseimbangan, fitur dan teknik yang
berbeda.
Teknik render merupakan cara untuk membuat obyek tampak lebih hidup, render
bisa menjadi aspek yang vital dan sangat menghabiskan waktu dalam suatu proyek.
Karena harus mengatur posisi kamera, pencahayaan dan bahan. Di masa lalu seorang
insinyur teknik atau orang yang akan melakukan pekerjaan rendering akan lebih banyak
menghabiskan waktu untuk rendering dari pada pembuatan model 3D. Selain itu, ketika
bekerja dengan banyak sumber cahaya, dan masing-masing cahaya menghasilkan
bayangan, maka proses rendering akan memakan waktu yang cukup lama dan
membutuhkan komputer yang handal untuk menjalankan proses render tersebut.
2.3 Aplikasi Royal Render
Royal Render is the powerful application to organize your render jobs for your
render farm. It’s more than a tool to start frames on your farm, it's an advanced
application to manage, control and check your renders. Holger Schönberger has
collected numerous years of experience in computer animation and has filled diverse
roles within the many realms of digital post-production. In 2003, he started the project
study course for animation at the Institute of Animation (Filmakademie Baden-
Württemberg). There he concentrated on visual effects from set supervision to playout
and worked on many projects as a shading/rendering TD. He also continued his work on
Royal Render.Since then he’s also been developing tools, applications and shaders
(including volumetrics featured in Hollywood features and commercials. 3
2 Kusuma A, 2008, 3dsmax Fundamental, exceed, hal 118
3 Royal Render, 2013, Royal Render Info www.royalrender.de/cms/royal-render-info/ diakses
26/01/2013
3
Royal Render (RR) salah satu aplikasi Render yang di kembangkan oleh Holger
Schoenberger (pengembang independen) beralamat di 71638 Ludwigsburg, Jerman
yang digunakan untuk menggabungkan resource komputer yang mengatur pekerjaan
untuk render farm. ini merupakan aplikasi untuk mengelola, mengendalikan dan
memeriksa frame yang akan di render kedalam bentuk image. Saat ini ada banyak studio
di dunia yang menggunakan aplikasi royal render untuk mendukung rendering frame
2.4 Definisi Link Aggregation
Link Aggregation allows one or more links to be aggregated together to form a Link
Aggregation Group, such that a MAC client can treat the Link Aggregation Group as if it
were a single link. 4
Link Aggregation adalah penggabungan link atau jalur lebih dari satu menjadi
sebuah kesatuan untuk meningkatkan performa througphut dan toleransi kesalahan. Ini
sering digunakan untuk melakukan penigkatan trhoughput suatu interface baik di switch
maupun ethernet untuk memperbesar kapasitas dari link atau interface tersebut. Protokol
yang sering digunakan dalam hal ini adalah LACP (Link Aggregation Control Protocol).
Link aggreation dapat dilakukan pada ethernet sesuai dengan sistem operasi yang
digunakan, seperti mengambungkan 2 NIC dengan kapasitas 1Gbps mejadi 2Gbps
dengan melakukan agregasi terhadap interface tersebut kemudian dihubungkan ke suatu
manageble switch yang support agregasi. 5
2.4.1 Teaming
NIC teaming means grouping several physical NICs into a single logical NIC. NIC
teaming enhances fault tolerance by increasing availability of a server’s network
connection. Multiple network paths let you balance network traffic for better performance.
6
HP ProLiant Network Adapter Teaming adalah teknologi berbasis perangkat lunak
untuk meningkatkan ketersediaan jaringan server dan Performa. Teaming merupakan
sebuah software yang di kembangkan oleh HP bertujuan untuk meningkatkan bandwitdh
dengan menggunakan mekanisme penggabungan interface menjadi satu atau disebut
VNIC ( Virtual Network Interface Card). Ada berbagai fitur yang dapat digunakan dalam
peningkatan trhougput tergantung kebutuhan dimana sistem akan diterapkan, inti dari
dari Software Teaming adalah Menawarkan Fitur Fault Tolerance dan Load Balancing.
4 IEEE Standard 802.3, 2000 Edition, page 1215
5 Cahyono.A , http://adicahyono.com/tips-n-trick/link-aggregation-in-freebsd.html diakses
14/11/2012
6 White Paper, 2010, Hewlett-Packard Development Company,TC101210HT
4
2.4.1.1 Fault tolerance
Fault Tolerance atau sering disebut toleransi kesalahan/kegagalan mengacu pada
pendekatan untuk merancang system yang memungkinkan system untuk terus berjalan
bahkan ketika suatu komponen terjadi kegagalan. Dengan begitu Faul tolerance dapat
diartikan sebagai kemampuan system untuk dapat merespon permintaan dari aplikasi
yang berjalan meskipun salah satu hardware dalam kondisi down atau rusak.
Berbagai macam Fault Tolerance dalam lingkungan server saat ini, telah
disediakan dari berbagai tingkat dan perangkat seperti power supply, fans, hard drives,
processor, memori dan sebagainya salah satu Fault Tolerance yang sering diabaikan
adalah network adapter server.
2.4.1.2 Load Balancing
Load Balancing adalah teknik yang difungsikan untuk membagi beban trafik ke
dua atau lebih koneksi secara seimbang, dimaksudkan agar trafik bisa berjalan opimal,
memaksimalkan troughput, mempercepat respone time, dan yang paling penting
menghindari overload pada salah satu koneksi.”7
Load balancing network adapter mengacu pada penggunaan secara simultan dari
beberapa port jaringan yang terhubung ke server hal ini dilakukan agar dapat
meningkatkan kinerja trasmition data untuk mengihindri terjadinya bootleneck.
2.5 Definisi Network Atteched Storage (NAS)
Network Attached Storage (NAS) adalah sebuah server dengan system operasi
yang dikhususkan sebagai media penyimpanan terpusat dalam jaringan local untuk
melayani kebutuhan berkas data, yang memungkinkan komputer server atau client untuk
menggunakan media penyimpanan tersebut seolah olah menggunakan penyimpanan
lokal (local disk).
NAS dapat diakses langsung melalu LAN (Local Area Network) dengan
menggunakan protocol seperti TCP/IP. Sebuah unit NAS terhubung ke jaringan yang
hanya menyediakan layanan data berbasis file penyimpanan untuk perangkat lain di
jaringan. Meskipun secara teknis dimungkinkan untuk menjalankan perangkat lunak lain
pada unit NAS, tidak dirancang untuk menjadi sebuah server tujuan umum. Misalnya, unit
NAS biasanya tidak memiliki keyboard atau layar, dan dikendalikan dan dikonfigurasi
melalui jaringan.
Sistem operasi yang berjalan di NAS server biasanya dirancang khsus untuk
melayani file transfer dan berbeda dengan system operasi pada umumnya, seperti
7 http://lanusgana.com/2011/11/apa-itu-load-balance diakses 15/11/2012
5
FreeNAS , sebuah open source yang dapat digunakan sebagai NAS dan Windows
Storage Server 2008 R2 pada Microsoft.8
2.6 RAID
RAID singkatan dari Redundant Array of Independent Disks merujuk kepada
sebuah teknologi di dalam penyimpanan data komputer yang digunakan untuk
mengimplementasikan fitur toleransi kesalahan pada media penyimpanan komputer
(utamanya adalah hard disk) dengan menggunakan cara redundansi (penumpukan) data,
baik itu dengan menggunakan perangkat lunak, maupun unit perangkat keras RAID
terpisah. Kata "RAID" juga memiliki beberapa singkatan Redundant Array of Inexpensive
Disks, Redundant Array of Independent Drives, dan juga Redundant Array of Inexpensive
Drives. Teknologi ini membagi atau mereplikasi data ke dalam beberapa hard disk
terpisah. RAID didesain untuk meningkatkan keandalan data dan/atau meningkatkan
kinerja I/O dari hard disk.
RAID menggabungkan beberapa hard disk fisik ke dalam sebuah unit logis
penyimpanan, dengan menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras khusus.
Solusi perangkat keras umumnya didesain untuk mendukung penggunaan beberapa
hard disk secara sekaligus, dan sistem operasi tidak perlu mengetahui bagaimana cara
kerja skema RAID tersebut. Sementara itu, solusi perangkat lunak umumnya
diimplementasikan di dalam level sistem operasi, dan tentu saja menjadikan beberapa
hard disk menjadi sebuah kesatuan logis yang digunakan untuk melakukan
penyimpanan.
3 Analisis dan Perancangan Sistem
3.1 Tinjauan Umum
MSV Pictures adalah Rumah Produksi dan Produksi Film Fitur Komputer Animasi
dengan skala nasional dan internasional. Produk dan servis kami menggunakan
pendekatan-pendekatan khusus dimana kami mengambil ceruk pasar yang belum
banyak diambil oleh rumah produksi lain dan para pembuat film animasi yang lain.
Rumah produksi pendekatan berdasarkan hubungan relational sebagai bagian dari
program klien, sehingga jasa atau produk yang dihasilkan bersifat long term. Untuk itu
kebijakan kualitas mutu produk dan pelayanan optimal selalu menjadi penekanan dalam
berbagai hal. memilih klien-klien secara selektif untuk menghindari resiko berelasi
dengan klien-klien yang bermasalah.
8 Introduction to Network Attached Storage, 2003, HWM magazine.
6
Klien selektif tersebut terbentuk dari proses bisnis dimana ada kesepahaman
kedua pihak untuk saling menjaga hubungan baik dengan berpedoman saling
menguntungkan satu sama lain. Sedangkan pada divisi film animasi kami memiliki
pendekatan dengan melihat peluang pasar internasional untuk memenuhi kebutuhan
permintaan film yang tentu saja dengan persyaratan-persyaratan berkualitas kelas dunia.
Selain itu MSV juga melayani jasa produksi film nasional baik swasta maupun
pemerintah dengan ketentuan kejelasan proyek dapat dipertanggungjawabkan untuk
menghindari proyek-proyek gagal.
Produk dan jasa MSV Pictures telah digunakan oleh berbagai klien potensial baik
pemerintah maupun swasta seperti Bappenas, Dirjen Dikti, berbagai universitas besar
negeri maupun swasta, Konimex, Dinas Kehutanan Area Jateng & DIY, Pemkab Bantul,
Pemkab Kulonprogo, dan berbagai dinas di DIY, termasuk klien-klien dari Singapura
3.2 Identifikasi Masalah
Masalah-masalah yang muncul dari hasil observasi pada objek Penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Saat rendering frame berjalan di butuhkan waktu berhari-hari untuk
menyelesaikaannya, bahkan dari hasil pengamatan penulis, waktu yang
dibutuhkan untuk merender 180 frame dibutuhkan waktu 10 hari.
2. Dari keseluruhan server yang di cluster hanya terdapat 1 server yang optimal.
3. Dibutuhkan rata-rata waktu 3 jam untuk merender tiap frame.
4. Hanya sekitar 4% resource komputer yang terpakai
5. Boolteneck pada trafik jaringan dikarenakan data yang ditransfer lebih besar
dibanding bandwidth yang tersedia.
6. Tidak adanya dokumentasi topologi jaringan dan bagan proses produksi
sehingga menyulitkan memahami proses alur kerja.
3.3 Analasis sistem
Dalam menganalisis sistem yang sudah ada yaitu memahami permasalahan-
permasalahan, kelemahan-kelemahan dan kebutuhan-kebutuhan dari Proses cluster
Render untuk dapat diberikan solusi dan pemecahannya. Dalam melakukan analisis
sistem ada banyak kerangka kerja yang dapat digunakan. Pada analisis sistem ini
dipakai kerangka kerja PIECES.
3.3.1 Analisis Kinerja (Performance)
No Faktor Hasil Analisis
1 Trhougput Pertukaran data dilakukan penyalinan data dari NAS ke setiap
7
server render. Dengan link masing-masing 1Gbps maka dihasilkan
Proses transfer maksimum 114MBps.
Pada saat transfer bersamaan dari 8 server maksimal
14,25MBps.
2 Processor
Kemampuan komputasi tergolong sangat handal dengan spesifikasi
processor
Intel Xeon X5650 @2.67GHz, 6 Core, 12 Logical Processor.
8 unit server total 16 pocessor.
Menghasilkan 192 core.
Total kecepatan 518 Ghz.
3 Respone
Time
Lama waktu yang di butuhkan untuk merender
Name Frame Average
Task Time
Clock Running
Time
Average
CPU
SHOT07 70 02h 18m 06d 09h 43m 7%
SHOT08 180 03h 08m 10d 02h 51m 4%
SHOT09 70 01h 26m 05d 08h 35m 3%
SHOT17 50 02h 08m 05d 17h 02m 4%
SHOT16 53 02h 41m 06d 18h 50m 9%
3.3.2 Analisis Informasi (Information)
No Faktor Hasil Analisis
1 Akurasi
Tidak akurasinya data, karena seringnya terjadi redundansi data.
Sulit diketahui mana yang paling valid dari data-data tersebut.hal
yang menjadi kan tidak akurasinya data seperti
Kesalahan dalam grouping konfigurasi RAID
Bagan alur porses baru dibuat setelah instalasi server selasai
yang mengharuskan setting ulang disesuaikan dengan
kebutuhan proses produksi
Tidak adanya labeling kabel yang menjadikan sulit melacak
ketika salah satu link down
2 Relevansi
Dibutuhkan waktu 1 bulan untuk memahami proses alur kerja dan
topologi jaringan,dengan parameter brikut.
Pergantian admin.
Tidak ada penyerahan dokumen.
Penyesuaian proses belajar memahami topologi jaringan dari
awal.
8
3 Tepat
Waktu
Dari informasi dilihat dari tepat waktu, tidak tepat waktu dengan
parameter,
Konfigurasi Work Server yang tidak sesuai dengan fungsinya,
dikarenakan baru ada proses alur kerja work server setelah
server sudah diinstall, dan ini mengakibatkan server di format
ulang kembali.
Membutuhkan waktu 60 haru dari persiapan sampai ready.
3.3.3 Analisis Ekonomi (Economic)
Faktor Hasil Analsis
Biaya
Rincian biaya perangkat keras membangun render farm.
No Product Deskripsi Qty Harga
1 Server hp Proliant DL180 G6 10 Rp. 443.300.000
2 Server Hp Proliant se1220 / storage
works x1600 G2
1 Rp. 60.000.000
3 Switch Cisco C2960G-24TC-L 1 Rp. 32.300.000
4 Switch 3Com Baseline 2920 Gigabit
16 port
1 Rp. 3.050.000
5 Royal Render 40 Licensi + Add on Server 1 Rp. 34.500.000
Total Unit Price Rp 573.150.000
3.3.4 Analisis Pengendalian (Control)
No Faktor Hasil Analisis
1 Kontrol
Pengendalian hak akses yang ada saat ini tidak aman.
Hak akses server belum diatur.
Semua karyawan dalam posisi administrator.
Belum ada pengaturan waktu akses data ke server.
2 Keamanan
Mekanisme keamanan file yang di share sangat tidak aman,
Semua user dapat menghapus file yang dishare.
Semua file yang di share pada posisi Everyone.
3.3.5 Analisis Efisiensi (Efficiency)
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana sumber daya yang ada dapat
digunakan dengan sebaik mungkin dengan pemborosan yang paling minimum Waktu
9
yang digunakan untuk proses rendering sangat lama karena bisa memakan waktu
berhari-hari untuk menyelesaikan satu Scene.
3.3.6 Analisis Pelayanan (Services)
No Faktor Hasil Analisis
1 Availabe
Dari segi ketersediaan masih kurang dikarenakan
Tidak adanya link redudansi yang menyebabkan saat jalur down
maka server tidak bisa mengakses satu sama lain
Belum ada UPS untuk catu daya, mengakibatkan server mati total
saat terjadi pemadaman listrik
2 Reliable
Beberapa faktor yang menjadi ukuran bahwa sistem dan perangkat
saat ini Handal yaitu
Dukungan server dengan CPU 2 kali Xeon x5650 per server (total
24 core / server)
Switch cisco 2960G dengan dukungan 1Gbps untuk semua link
server render
Ram DDR3 16 GB
3.4 Perancangan Sistem
Penerapan Clustering server menjadi sangat perlu untuk menunjang suksesnya
pembuatan film The Legend of Ajisaka. Dengan teknik penggabungan puluhan sampai
ratusan server untuk mendapatkan performa yang cepat untuk merender film dengan
kompleksitas tinggi
3.4.1 Penggabungan server Menggunakan Royal Render
Scene yang akan dirender akan di submit ke dalam aplikasi royal render. lalu
kemudian RR server yang akan mengambil alih dan mengeksekusi scene, namun
sebelum scene tersebut dirender ada beberapa skema yang dapat mempengaruhi kapan
scene tersebut di proses.
3.4.2 Tujuan Penggunaan Teaming
Tujuan Network Adapter HP Integrity Teaming adalah untuk menyediakan
jaringan dengan toleransi kesalahan (Fault Tolerance) dan load balancing untuk server
HP. Kedua tujuan tersebut dilakukan dengan "Teaming" dengan dua atau lebih port
jaringan server adapter. "Team" merujuk pada konsep adapter jaringan beberapa server
port bekerja sama, dari server yang sama, bekerja bersama-sama sebagai sebuah
adaptor jaringan server tunggal biasanya disebut sebagai virtual network adapter.
10
3.4.3 Tujuan Konfigurasi RAID
Storage merupakan hal yang sangat penting apalagi disebuah studio animasi
dimana semua pekerjaan tersimpan dalam server, sehingga patut dipikirkan mekanisme
pemulihan data saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan pada server.
Penerapan RAID akan mengurangi resiko sebab adanya mekanisme fault tolerance
(toleransi kesalahan) baik berupa mirror, stripe, maupun penggabungan keduanya ketika
terjadi kerusakan pada hardware.
4 Implementasi dan Pembahasan
4.1 Penerapan RAID
1. Workserver Raid 10
2. Repository Raid 10
3. Data Render Raid 0
4. Composite Raid 50
4.2 Konfigurasi Link Aggregation
Instalasi Teaming
Instalasi Teaming ini dilakukan pada sisi server storage untuk menikatkan jumlah
transfer / detik dengan menambah Lan Card untuk keperluan agregasi. Dari link 1 Gbps
Menjadi 2 Gbps.
Konfigurasi Teaming
Berdasarkan dari analisa kasus Clustering server render maka ditetapkan untuk
menggunakan Switch-assisted Load Balancing with Fault Tolerance (SLB) dengan fitur
yang telah dijelaskan diatas. dan berikut beberapa pertimbangan yang menjadi alasan
penggunaan konfigurasi tersebut.
Switch-assisted Load Balancing with Fault Tolerance (SLB) merupakan protokol ter-
standarisasi oleh IEEE sehingga dapat competible dengan berbagai vendor, seperti
pada kasus ini terdapat 2 vendor yang berbeda yaitu HP dan Cisco, sehingga untuk
membuat keaduanya saling mendukung untuk agregation maka diharuskan
memakai protokol yang ter-standarisasi.
Switch-assisted Load Balancing with Fault Tolerance (SLB) jadi pilihan dikarenakan
fiturnya yang dapat menghasilkan trhoughput Transmit ( Tx) dan Recieve (Rx) Full
secara simultan.
4.3 Instalasai dan Konfigurasi Royal Render
Extrak file roya render
11
Tahap awal mengekstrak file royal render dapat dikatakan sebagai proses ekxtraksi
file-file aplikasi pendukung yang akan digunakan dalam proses rendering kedalam folder
share yang dapat di akses oleh semua client yang akan digabung dalam render farm.
Instalasi RR server
Aplikasi Royal Render dapat digunakan, dengan menjalankan rrServer.exe.
Instalasi RR Client
Instalasi RR Client pada server maupun wokrstation yang akan digabung dalam
proses rendering.
Instalasi Plug-in Submiter
Plug-in submiter digunakan untuk mensubmit job yang akan dirender langsung dari
aplikasi maya ke semua render farm, hal ini memudahkan bagi user submitter agar tidak
perlu membuka manual rrsubmiter.exe
Konfigurasi RR Config
Konfigurasi RR config. Untuk mengatur path, core CPU, licensi, jobs directory.
4.4 Pengujain Sistem
Langkah-langkah pengujian secara keseluruhan meliputi verifikasi Konfigurasi
RAID, Pengujian Render menggunakan Royal Render, dan pengujian trafik data pada
jaringan.
No Verifikasi Konfigurasi Status
1. Work Server RAID 10
2. Repository RAID 10
3. Data Render RAID 0
4. Composite RAID 50
5. Link Aggregation Load Balencing
6 Rendering Royal Render
Work Server RAID 10
12
Gambar 4. 1 Verifikasi Konfigurasi RAID 10 Work Server
Repository RAID 10
Gambar 4. 2 Verifikasi RAID 10 Repository
Data Render RAID 0
Gambar 4. 3 Status Konfigurasi Raid 0 Server Data Render
Composite RAID 50
13
Gambar 4. 4 Verifikasi Konfigurasi RAID 50 Composite
Link Aggregation
Gambar 4. 5 Link Aggregation Berjalan Dengan Benar
Gambar 4. 6 Pemantuan Trafik TX Secara Real Time
Rendering
14
Gambar 4. 7 Setting path output dan jumlah frame yang akan dirender
Gambar 4. 8 setting render farm yang akan digunakan
Gambar 4. 9 core yang terpakai saat rendering
15
5 Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian skripsi ini, dapat diambil kesimpulan agar dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah :
1. Dengan menggunakan tools Royal Render penggabungan delapan buah server
dapat menghasilkan total 192 core dari masing-masing 24 core / server yang
digunakan dalam proses rendering scene sehingga dapat meminimalisir waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya dari pada render satu per satu.
2. Dengan menggunakan tools royal render semua core dapat dimanfaatkan
bersama dengan rata-rata 80% core digunakan dalam rendering (Gambar 4. 66).
3. Waktu yang digunakan saat rendering sebelumnya Rata-rata 3 jam / frame
(gambar 3.4) dangen menggunakan Royal render dapat diselesaikan dengan
rata-rata 4 menit / frame (gambar 4.58).
4. Bootleneck yang terjadi pada trafik jaringan dapat teratasi dengan menaikkan
bandwidth dua kali lipat dari 1Gbps menjadi 2Gbps, dengan memanfaatkan tools
Teaming dari HP corporation yang dapat menggabungkan 2 buah port NIC
kedalam 1 logical port virtual NIC yang bekerja bersama sama dalam proses
transfering data. Tidak hanya itu, Teaming juga berfungsi sebagai fault tolerance,
dimana saat salah satu jalur down, jalur yang lain akan tetap bekerja sehingga
tranfering dapat terus berjalan tampa harus terputus saat melakukaan
troubleshooting.
5. Penerapan RAID 10 dan RAID 50 dapat mengurangi resiko kehilangan data
ketika terjadi kerusakan pada salah satu harddisk, oleh karena data dapat di
mirror (RAID 10) dan di Stripe (RAID 50) dengan kemampuan memulihkan data
ketika terjadi kerusakan.
5.2 Saran
Dari Perancangan sistem Server Render ini ada beberapa saran yang dapat
dikembangkan untuk penelitian berikutnya, adapun sarannya sebagai berikut:
1. Penerapan RAID 50 dan 10 dapat memulihkan data ketika terjadi kerusakan
pada salah satu fisik harddisk dengan merkonstruksi ulang dari parity maupun
mirror, namun tidak dapat berbuat banyak, ketika terjadi kerusakan yang
disebabkan oleh bencana alam seperti kebakaran, gempa bumi, petir. Sehingga
data harusnya memiliki back-up external sebagai disaster recovery.
16
2. Fitur Wake On Lan Pada Royal Render sangat bermanfaat apabila di terapkan
karena dapat menghemat listrik, karena dengan fitur ini server hanya akan
menyala saat ada job renderan setelah itu akan kembali shutdown.
3. Perpaduan antara CPU server dan GPU dapat memberikan efisiensi waktu
daripada hanya mengandalkan CPU.
4. Penerapan SAN dibanding NAS, akan sangat membantu admin ketika akan
mengekspansi stroge dengan mengupgrade kapasitas tanpa perlu group ulang.
5. Pemanfaatan fitur Reserve CPUs dapat meningkatkan efektifitas produksi
dengan menggunakan resource CPU komputer karyawan yang dapat di atur
jumlah core komputer karyawan yang akan digunakan dalam rendering bersama-
sama dengan server render.
6. Royal Render Support merender 1 frame dengan memanfatkan seluruh server
dengan mekanisme 1 frame di bagi dengan jumlah server. Hal ini akan sangat
membantu saat pra-rendering, tuk melihat hasil sebelum di render.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono,A. 2012. Link Aggregation. http://adicahyono.com/tips-n-trick/link-aggregation-
in-freebsd.html. diakses 14/11/2012.
HWM magazin. 2003. Introduction to Network Attached Storage.
IEEE Standard 802,3. 2000 Edition. page 1215
Kusuma,A. 2008. 3dsmax Fundamental. exceed
Lanusgana. 2011. Apa itu Load balenced. http://lanusgana.com/2011/11/apa-itu-load-
balance. diakses 15/11/2012.
Royal Render. 2013. Royal Render Info. www.royalrender.de/cms/royal-render-info.
diakses 26/01/2013
Weapons,N. 2012. supercomputer reclaims world speed record for US. The Telegraph.
White Paper. 2010. Hewlett-Packard Development Company. TC101210HT.