Analisis Dampak Bencana Nuklir Fukushima

download Analisis Dampak Bencana Nuklir Fukushima

of 18

Transcript of Analisis Dampak Bencana Nuklir Fukushima

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

ANALISIS DAMPAK BENCANA NUKLIR DENGAN STUDI KASUS PLTN FUKUSHIMA-DAICCHI BESERTA LANGKAH STRATEGIS PENANGGULANGANNYADisusun guna mengikuti seleksi final OSN-Pertamina Jawa Tengah Oleh: Desti Christian Cahyaningrum Fakultas Biologi- Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga A. Latar BelakangGrafik peningkatan kebutuhan energi listrik untuk menjalankan berbagai aktivitas manusia modern saat ini cenderung menunjukkan pola berkembang secara eksponensial. Hal tersebut disebabkan karena berbagai kemajuan teknologi sera perubahan pola hidup masyarakat dunia yang cenderung menyukai berbagai hal yang instan. Pola hidup yang demikian mendorong peningkatan penggunaan berbagai alat modern dalam kehidupan sehari-hari yang dalam pengoperasiannya memerlukan energi berbagai sumber energi yang ada dewasa ini listrik. Sayangnya, bersifat terbatas.

Keterbatasan tersebut seringkali menyebabkan terjadinya krisis energi listrik yang mendesak manusia untuk mencari berbagai sumber energi listrik alternatif yang lebih efisien. Pembangkit energi listrik konvensional yang lazim digunakan saat ini, misalnya dengan memanfaatkan minyak bumi; batu bara; uap air; maupun gas, dirasa tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan hidup manusia secara maksimal. Sumber energi listrik alternatif yang jauh lebih efisien telah mulai digagas dan digarap sejak lama. Salah satu sumber energi listrik yang dirasa akan sangat efisien adalah pembangkiti listrik tenaga nuklir (PLTN). PLTN adalah salah satu sumber energi alternatif untuk menghasilkan listrik dalam skala gigawatt (GW) atau bahkan terawatt (TW). Tenaga nuklir1

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

atau

tenaga

atom

ini

diproduksi

dari

reaksi

nuklir

terkontrol

yang

noneksplosif, tepatnya reaksi pembelahan inti untuk memanaskan air yang menghasilkan uap (steam) yang kemudian uap ini digunakan untuk menghasilkan listrik. Bahan bakar yang digunakan dalam PLTN adalah unsurunsur radioaktif seperti uranium (235U, 233U), plutonium (239Pu), maupun uranium yang diperkaya (oksida uranium), misalnya uranium dioksida (U3O8). Reaksi pembelahan inti dihasilkan dengan menembakkan neutron pada unsur-unsur radioaktif menjadi menjadi dua bagian inti atom lain atau lebih, disertai dengan energi kinetik (yang dikenal dengan energi produk pembelahan) dan melepaskan radiasi sinar gamma dan neutron bebas. Neutron-neutron yang dihasilkan selanjutnya diserap oleh inti-inti atom lainnya membentuk lebih banyak proses pembelahan lainnya dan melepaskan neutron lagi, begitu seterusnya (Anonim1, 2011). PLTN memang memiliki tingkat efisisiensi yang tinggi dalam menghasilkan listrik apabila dibandingkan dengan sumber energi listrik konvensional. Dewasa ini PLTN menyumbang 15% kebutuhan listrik dunia. Selain efektifitas penyediaan energi yang sangat besar karena 1 kg bahan nuklir menghasilkan energi panas setara 2400 ton batubara (Anonim1, 2011). PLTN juga berperan dalam upaya mengurangi emisi CO2 yang biasa dihasilkan dalam penggunaan energi konvensional. Namun sayangnya, pengoperasian reaktor nuklir untuk penelitian dan pembangkit energi akan berdampak kepada masyarakat dan lingkungan apabila terjadi kedaruratan nuklir (Prayitno, 2008). Kedaruratan tersebut terjadi apabila reaksi pembelahan inti yang terjadi tida lagi terkendali dan menyebar ke lingkungan. Dampak yag ditimbulkan akan sangat luar biasa, berlangsung dalam kurun waktu yang lama, serta mengancam keberlangsungan hidup manusia. Contoh nyata kasus yang hangat dibicarakan mengenai kedaruratan nuklir antara lain adalah bencana nuklir di Hirosima dan Nagasaki-Jepang, bencana nuklir PLTN Chernobhyl, dan yang paling baru adalah bencana nuklir di PLTN Fukushima-Daicchi di Jepang.

2

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan oleh kedaruratan nuklir (bencana nuklir) serta langkah strategis dalam dilakukan melalui studi kasus kedaruratan penanggulangannya. Analisis

nuklir yang terjadi di PLTN Fukhusima-Daicchi Jepang. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode studi literatur. Penyusun berharap bahwa berbagai pemaparan dalam makalah ini dapat menjadi media informasi terkait dampak yang ditimbulkan oleh bencana nuklir beserta langkah penanggulangannya sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pemanfaatan energi nuklir sebagai sumber enegi listrik di masa mendatang.

B.

Overview Bencana Nuklir PLTN Fukushima-Daicchi JepangBencaan nukir di PLTN Fukushima-Daicchi berawal dengan adanya

gempa bumi berkekuatan 9,0 skala richter yang menghempas Jepang terutama wilayah Tohoku pada tanggal 11 Maret 2011 (Gambar 1) yang memacu terjadinya tsunami. Tsunami tersebut menghantam reaktor 1 pada PLTN Fukushima-Daicchi (Gambar 2). Secara prosedural, telah ada sistem keamanan pada PLTN Fukushima-Daicchi yang disebut cold- shutdown. Artinya bahwa dalam keadaan darurat, reaktor nuklir akan mengalami shutdown disertai penurunan suhu oleh mekanisme sistem pendingin. Detik-detik menjelang permasalahan besar di PLTN tersebut terjadi mulai pada jam 14:46. Sebenanya sistem keamanan darurat PLTN memungkinkan semua reaktor Fukushima-Daicchi pada saat itu telah

berhasil shutdown sehingga reaktor nuklir berada dalam keadaan aman. Permasalahan utama yang terjadi sebenarnya disebabkan oleh kegagalan operasional sistem pendingin PLTN sehingga prosedur keamanan reaktor nuklir menjadi prematur. Kegagalan sistem pendingin disebabkan karena pada saat tersebut jaringan listrik juga rusak karena tsunami sehingga terjadi loss of normal3

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

power. Namun sebenarnya generator diesel darurat tetap beroperasi secara otomatis sehingga secara desain, kejadian loss of normal power bukan merupakan kecelakaan dan reaktor akan tetap aman. Namun pada jam 15:41, semua generator di PLTN Fukushima padam secara mendadak dan kemungkinan disebabkan karena tsunami. Maka terjadi station blackout-loss of all alternative power (SBO) (Anonim2, 2011). Pada dasarnya. desain keselamatan pada generator juga masuk dalam kategori kelas-1 (kelas tertinggi dalam standar keselamatan PLTN). Namun, desain tersebut memiliki persyaratan tinggi gelombang tsunami sebesar 5.7 meter. Kenyataan pada saat itu tsunami terjadi lebih dari 15 meter, sehingga air masuk ke ruang generator dalam PLTN Fukushima-1. (Anonim2, 2011) Dengan kata lain, sebenarnya ledakan yang terjadi bukan bersumber dari ledakan nuklir, melainkan ledakan gas hidrogen yang disebabkan karena tidak berfungsinya sistem pendingin pada reaktor. Hal ini menyebabkan selongsong tabung pembungkus bahan bakar yang terbuat dari zirconium alloy bereaksi dengan air pada suhu tinggi menghasilkan gas hidrogen. Sebagai akibatnya, tekanan dalam reaktor meningkat dan menjadikan aktivitas radioaktif bahan bakar nuklir ini menjadi meningkat 1000-10.000 kali, bahkan jutaan kali di dalam teras reaktor. Selain itu, kegagalan dalam

sistem pendingin juga menyebabkan bahan bakar nuklir meleleh sehingga sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar. Kecelakaan yang dialami oleh reaktor 1 juga dialami oleh reaktor lain di PLTN Fukushima-Daicchi.4

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAHGambar 1. Lokasi terjadinya pusat gempa pasca bencana (Anonim2, 2011)

2011

Gambar 2. Kondisi reaktor nuklir (Anonim2, 2011).

Segera setelah peristiwa tersebut, radioaktif yang terkandung dalam reaktor nuklir Fukushima mulai menyebar ke lingkungan bahkan menjangkau bagian Negara lain (Gambar 3). Inilah yang menyebabkan permasalahan serius terhadap lingkungan hidup. Selain itu juga dideteksi Unsur radioaktif yang paling banyak radioaktif plutonium. Tingkat menyebar dari PLTN Fukushima-Daicchi adalah Iodine-131 serta cesium-137. penyebaran Penyebaran radioaktif inilah yang menyebabkan Bencana Nuklir Fukushima menjadi salah satu menjadi bencana nuklir terbesar di dunia menyamai bencana Chernobyl. Level bahaya nuklir akibat bencana nuklir PLTN Fukushima Daiichi di Fukushima telah dinyatakan oleh Badan Pengatur Nuklir Jepang pada level 7 atau tingkat paling bahaya. Tidak tanggung-tanggung level bahaya langsung naik 2 level dari 5 ke level 7 skala 1-7 menurut International Nuclear Event Scale (INES) (Anonim3, 2011). Level bencana kecelakaan Pembangkit Listrik Nuklir menurut badan atom internasional dijelaskan skala kebencanaan dibagi dalam 7 level. Suatu peristiwa yang masuk dalam level 1-3 disebut insiden (incident). Sedangkan jika sudah masuk ke level 4-7 disebut kecelakaan (accident). Level kecelakaan Pembangkit Listrik Nuklir secara rinci adalah sebagi berikut:1. Level 1 (anomali) : Paparan radiasi berada di atas ambang batas.

Terdapat

masalah

kecil

dengan

komponen

pengamanan

dan

berdampak minimal.Misalnya terjadi ketika ada pelanggaran operasi fasilitas nuklir.2. Level 2 (insiden) : Paparan radiasi ke publik mencapai 10 mSV. Tingkat

radiasi di daerah operasi lebih dari 50 mSv. Terdapat kegagalan signifikan terkait ketentuan keselamatan namun tidak ada konsekuensi.3. Level 3 (insiden serius) : Paparan radiasi sepuluh kali dari batas aman

pekerja. Tidak mematikan namun memberikan dampak kesehatan.5

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

4. Level 4 (kecelakaan dengan dampak lokal) : Terjadi kebocoran

radioaktif dalam jumlah kecil. Setidaknya satu orang tewas akibat radiasi. Bahan bakar meleleh atau kerusakan bahan bakar, menghasilkan kebocoran lebih dari 0,1% pasokan inti.5. Level 5 (kecelakaan dengan dampak lebih luas) : Kebocoran radioaktif

dalam jumlah terbatas sehingga membutuhkan tindakan penanganan. Beberapa orang tewas akibat radiasi. Beberapa kerusakan terjadi di reaktor inti. Kebocoran radiasi dalam jumlah besar terjadi dalam instalasi, hal itulah yang memungkinkan publik terpapar. Hal ini bisa timbul akibat kecelakaan besar atau kebakaran.6. Level 6 (kecelakaan serius) : Terjadi kebocoran radioaktif dalam jumlah

cukup besar yang membutuhkan tindak penanganan.7. Level 7 (kecelakaan besar) : Kebocoran radioaktif dengan jumlah besar

terjadi sehingga berdampak luas pada kesehatan dan lingkungan. Karena itu butuh respons dan tindakan jangka panjang. (Anonim4, 2011). Penetapan menaikkan level bahaya ke level 7 PLTN Fukushima Daiichi di Fukushima karena kebocoran radiasi telah menyebar melalui udara, sayuran, air, dan samudera. Pejabat NISA itu menambahkan salah satu faktor yang mendorong dinaikkannya level bahaya ini adalah jumlah radiasi yang telah dilepaskan ke atmosfer. Menurut NISA, saat ini sekitar 370 ribu terabecquerel (terabq) bahan radioaktif Iodine 131 (I-131) dan Cesium 137 (Cs-137) telah dilepaskan PLTN. Sehingga total telah terlepas 630 ribu terabq total I-131 dan Cs-137 (Anonim3, 2011).

6

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

Gambar 3. Peta persebaran radiasi nuklir PLTN Fukushima-Daicchi ( Anonim5, 2011)

C. Studi Literatur Mengenai Dampak yang Ditimbulkan oleh Kontaminasi NuklirDampak yang ditimbulkan oleh kontaminasi nuklir tidak selalu

memunculkan gejala yang mudah diamati, namun dampak radiasi tetap saja mengkhawatirkan. Justru ketika radiasi yang rendah itu memicu kerusakan di tingkal sel, dampak kronisnya tidak kalah serius karena bisa menyebabkan kanker dan mutasi genetik. Tidak heran bahwa orang yang terkena kontaminasi kematian. Radioaktif yang menyebar dari PLTN Fukushima-Daicchi adalah iodin131, cesium-137, maupun plutonium yang sangat membahayakan bagi kehidupan. iodin-131 dan cesium-137 mempunyai efek yang mirip. Iodin-131 terakumulasi pada thyroid gland memicu terjadinya kanker tiroid, sedangkan cesium-137 dapat tersebar di seluruh bagian tubuh. Sedangkan plutonium akan tertinggal dalam tubuh dalam jangka waktu puluhan tahun mengancam jaringan dan organ tubuh dengan radiasi dan meningkatkan resiko kanker. Plutonium juga merupakan logam beracun yang dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal (Anonim7, 2011).7

nuklir

biasanya

akan

mengalami

cacat,kanker,

bahkan

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

Sementara itu gejala yang mungkin teramati berdasarkan tingkat radiasinya (keterangan : 1 rem setara dengan 10.000 microsieverts/mcSv) adalah sebagai berikut (Wall Street Journal,2011):1. 5-10 rem : Terjadi kerusakan sel, perubahan komposisi kimia darah

serta peningkatan risiko kanker. Pada paparan radiasi sebesar ini jarang ada gejala yang bisa diamati karena efeknya akan muncul dalam jangka panjang, antara 5-20 tahun kemudian.2. 50-55 rem : Berbagai keluhan ringan seperti perut mual, kepala

pusing dan rasa letih merupakan gejala yang sering dirasakan pada tingkatan ini. Kadang-kadang disertai dequamation atau pengelupasan kulit, bibir kering dan mata pedih.3. 70-75 rem :Pada tingkatan ini, radiasi bisa menyebabkan orang

muntah-muntah.

Bagi

yang

lebih

sensitif,

rambut

akan

mulai

mengalami kerontokan.4. 350-400 rem : Bisa memicu kematian dalam 2 bulan berikutnya. 5. Lebih

dari 500 rem : Bisa memicu kematian dalam 30 hari

berikutnya. Selain itu, Menurut situs atomicarchive.com, setidaknya ada tujuh efek yang berbahaya bila tubuh manusia terkena bocoran radioaktif dari PLTN: 1. Rambut: rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif. 2. Otak: sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian mendadak. 3. Kelenjar Gondok: kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian tiroid. 4. Sistem Peredaran Darah: ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah limfosit darah akan berkurang, sehingga korban lebih8

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

rentan terhadap infeksi. Gejala awal ialah seperti penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala dapat bertahan selama 10 tahun dan mungkin memiliki risiko jangka panjang seperti leukimia dan limfoma. 5. Jantung: bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian mendadak. 6. Saluran Pencernaan: radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah. 7. Saluran Reproduksi: saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami kemandulan. (Anonim6, 2011)

D. Langkah Strategis dalam Penaggulangan Nuklir serta Usaha Dekontaminasi Nuklir

Bencana

Penanggulangan terhadap bencana nuklir secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu penanggulangan pencegahan serta penanggulangan tanggap bencana. Penanggulangan pencegahan dilakukan sebelum terjadi bencana nuklir dan bertujuan untuk mencegah bencana tersebut. Penanggulangan tanggap bencana merupakan penanggulangan yang dilakukan apabila terjadi kasus bencana nuklir seperti misalnya pada PLTN Fukushima-Daicchi Jepang. Penanggulangan Pencegahan Penanggulangan pencegahan adalah dengan melakukan setting reaktor nuklir sedemikian rupa agar reaksi pembelahan inti radioaktif yang terjadi dapat selalu dikontrol dan seminimal mungkin menimbulkan dampak berbahaya. Sistem keselamatan operasi reaktor terutama ditujukan untuk menghindari bocornya radiasi dari dalam teras reaktor. Sistem keselamatan reaktor dirancang supaya mampu menjamin9

kondisi unsur-

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

unsur radioaktif di dalam teras reaktor tidak terlepas ke lingkungan, baik dalam operasi normal atau waktu ada kejadian yang tidak diinginkan. Agar unsur-unsur hasil fisi tetap dalam keadaan terkungkung di suatu lokasi yang aman, maka reaktor nuklir diwajibkan memiliki sistem keamanan yang ketat dan berlapis-lapis. Karena digunakan sistem berlapis, maka sistem pengamanan ini dinamakan penghalang ganda. Model penghalang ganda yang dimaksud adalah sebagai berikut (Gambar 4.): 1. Penghalang pertama adalah matrik bahan bakar nuklir. Lebih dari 99% unsur hasil fisi akan tetap terikat secara kuat dalam matriks bahan bakar ini. 2. Penghalang kedua adalah kelongsong bahan bakar. Apabila ada unsur hasil fisi yang terlepas dari matriks bahan bakar, maka unsur tersebut akan tetap terkungkung di dalam kelongsong yang dirancang tahan bocor. 3. Penghalang ketiga adalah sistem pendingin. Seandainya masih ada unsur hasil fisi yang terlepas dari kelongsong, maka unsur tersebut akan terlarut dalam air pendingin primer sehingga tetap terkungkung dalam tangki reaktor. 4. Penghalang keempat adalah perisai beton. Tangki reaktor disangga oleh bangunan berbentuk kolam dari beton yang dapat berperan sebagai penampung air pendingin apabila terjadi kebocoran. 5. Penghalang kelima dan keenam adalah sistem pengungkung reaktor secara keseluruhan yang terbuat dari pelat baja dan beton setebal dua meter serta kedap udara. (Hidayanto,2011)Keterangan: Bahan bakar Kelongsong Tangki reaktor Perisai beton Sistem penahan baja bertekanan 10 Sistem pengukuh (kubah beton)

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

Gambar 4. Penghalang berlapis (Hidayanto,2011)

Penghalang yang berlapis-lapis tersebut dimaksudkan untuk mencegah kecelakaan terparah. Kecelakaan terparah yang diasumsikan dapat terjadi pada suatu reaktor nuklir adalah hilangnya sistem pendingin teras reaktor. Peristiwa ini dapat mengakibatkan pelelehan bahan bakar sehingga unsurunsur hasil fisi dapat terlepas dari kelongsong bahan bakar. Hal ini dapat mengakibatkan unsur-unsur hasil fisi tersebar ke dalam ruangan penyungkup reaktor. Penanggulangan pencegahan lainnya adalah upaya pencegahan yang pada prinsipnya dilakukan dengan memberi perlakuan sedemikian rupa terhadap limbah radioaktif sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan. Limbah radioaktif merupakan hasil samping dari kegiatan pemanfaatan teknologi nuklir. Dalam limbah radioaktif ini terdapat unsurunsur radioaktif yang masih memancarkan radiasi. Limbah radioaktif tidak boleh dibuang ke lingkungan secara langsung manusia. Program pengelolaan limbah radioaktif ditujukan untuk menjamin agar tidak seorang pun akan menerima paparan radiasi melebihi nilai batas yang dizinkan. Pengelolaan limbah radioaktif dapat dilakukan sesuai dengan besar kecilnya volume limbah, tinggi rendahnya aktivitas zat radioaktif serta sifatsifat fisika dan kimia limbah tersebut. Pengelolaan limbah yang mungkin dilakukan antara lain : 1. Limbah radioaktif dipekatkan dan dipadatkan yang pelaksanaannya dilakukan di dalam wadah khusus untuk selanjutnya disimpan dalam waktu yang cukup lama. Cara ini efektif untuk pengelolaan limbah11

karena radiasi yang

dipancarkan berpotensi memberikan efek merugikan terhadap kesehatan

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

radioaktif cair yang mengandung zat radioaktif beraktivitas sedang dan atau tinggi. 2. Limbah radioaktif disimpan dan dibiarkan meluruh dalam tempat penyimpanan khusus sampai aktivitasnya sama dengan aktivitas zat ardioaktif lingkungan. Cara ini efektif jika dipakai untuk pengelolan limbah radioaktif cair atau padat yang beraktivitas rendah dan berwaktu paroh pendek. 3. Limbah radioaktif diencerkan dan didispersikan ke lingkungan. Cara ini efektif untuk pengelolaan limbah radioaktif cair atau gas beraktivitas rendah (Hidayanto,2011). Semua pengelolaan terhadap limbah radioaktif tersebut memiliki tujuan akhir penyimpanan lestari limbah radioaktif. Setelah mengalami penyimpanan selama 50 tahun di penyimpanan sementara serta mengalami proses pengolahan limbah, kemampuan memancarkan radiasi dari limbah

tersebut diasumsikan sudah sangat kecil. Limbah selanjutnyaGambar 5. Ultimate storage (Hidayanto,2011)

dipindahkan ke tempat penyimpanan akhir (ultimate storage) yang berada di bawah permukaan tanah (Gambar 5). Tahapan penyimpanan akhir ini atau penyimpanan lestari merupakan merupakan tahap akhir proses pengolahan limbah. Falsafahnya: zat radioaktif yang semula diambil dari tanah (proses penambangan uranium), dikembalikan lagi ke dalam tanah. Sebelum melakukan proses penyimpanan lestari limbah radioaktif, semua limbah yang ada diubah menjadi bentuk padat (Gambar 6). Limbah radioaktif cair yang terbentuk diolah dengan12

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

proses evaporasi. Sistem ini mampu mengolah limbah radioaktif cair menjadi konsentrat radioaktif dan destilat yang tidak radioaktif. Alat ini mampu mereduksi volume limbah cair dengan faktor reduksi 50. Artinya, jika ada 50 m3 limbah cair yang diolah, maka akan dihasilkan 1 m3 konsentrat radioaktif, sisanya menjadi air destilat yang sudah tidak radioaktif. Gas-gas yang terbentuk juga terkungkung dalam pengungkung reaktor. Gas ini kemudian disaring melalui sistem ventilasi dengan filter yang berlapis-lapis. Setelah dipakai untuk pengikatan radioaktif, filter tersebut selanjutnya diperlakukan sebagai limbah padat (Hidayanto,2011).

UDAR AAA GAS CAIR PADA T FILTER EVAPOR ASI DIBAKAR DITEKAN DIISOLAS IGambar 6. Bagan skematis pengolahan limbah radioaktif (Hidayanto,2011)

SEMENT ASI

Proses pemadatannya bisa dilakukan dengan semen (sementasi), aspal (bitumenisasi), polimer (polimerisasi), maupun bahan gelas (vitrikasi).

13

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

Padatan limbah radioaktif kemudian dimasukkan ke dalam kontainer yang dibuat dari baja tahan karat Pemadatan limbah radioaktif dimaksudkan agar limbah tersebut terikat dengan kuat dalam suatu matriks padat sangat kuat. Matriks dirancang mampu bertahan hingga zat radioaktif yang diikatnya meluruh mencapai kondisi radioaktifnya setara dengan radioaktif lingkungan. Dengan pemadatan seperti ini maka zat radioaktif tidak akan terlepas ke lingkungan dalam kondisi apa pun selama disimpan. Dengan kata lain, seluruh rangkaian proses pengolahan limbah radioaktif dilakukan supaya aktivitas limbah radioaktif yang lepas ke lingkungan sama dengan aktivitas zat radioaktif yang secara alamiah sudah ada pada lingkungan. Semua penanggulangan pencegahan di atas dilakukan pada Instalasi Pembangkit antara lain:1. Penggunaan peralatan safety pada pekerja PLTN, 2. Penelitian

Listrik

tenaga

Nuklir.

Sedangkan

upaya

penanggulangan

pencegahan terhadap manusia dapat dilakukan dengan berbagai cara,

serta

peraturan

yang

memuat

aturan

batas

aman

kontaminasi radioaktif dalam tubuh manusia. Batas aman paparan zat radioaktif dalam tubuh manusia per tahun sebesar 1 milisieverts mSv, sedangkan bagi pekerja reaktor dosisnya bisa ditingkatkan hingga 20 mSv per tahun. Dalam kondisi darurat nukltr dosis bagi pekerja reaktor bisa dinaikkan hingga 50 mSv. 3. Menjauhkan pusat PLTN dari pemukiman penduduk, sumber air bersih masyarakat, kegiatan peternakan, maupun Kegiatan pertanian. Semua pencegahan tersebut bertujuan untuk meminimalisasi kontaminasi radioaktif terhadap manusia, hewan serta makhluk hidup lainnya. Penanggulagan Tanggap bencana Penanggulangan tanggap bencana dilakukan apabila bencana nuklir telah terlanjur terjadi. Pada penanggulagan ini diutamakan evakuasi serta usaha dekontaminasi terhadap warga dan berbagai makhluk hidup yang14

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

telah terpapar radiasi.

Pada penanggulangan ini juga dilakukan prosedur yang semakin meluas ke

darurat penanganan instalasi reaktor nuklir agar tidak memunculkan penyebaran radiasi atau kontaminasi radioaktif lingkungan sekitar. Usaha dekontaminasi yang mungkin dilakukan adalah pemberian pil potassium iodine yang mengandung iodine-127. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah radiokatif iodine-131 yang terhirup atau tertelan mengendap di kelenjar tiroid dan meningkatkan risiko kanker tiroid. Iodine127 merupakan banan non-radioaktif. Apabila tubuh telah jenuh dengan zat tersebut, diharapkan Iodine-131 yang bersifat radioaktif tidak dapat mengendap di tubuh (Anonim7, 2011). Apabila setelah terpapar radiasi seorang korban harus masuk ke ruangan yang aman, maka diharapkan untuk melepas seluruh pakaian untuk mencegah kontaminasi di rumah. Ruangan yang dianggap paling aman pasca terjadinya bencana nuklir adalahangan yaitu tidak berpintu atau berjendela. Sistem ventilasi, seperti sistem pendingin atau pemanas harus dimatikan untuk mencegah kontaminasi. Pakaian dan sepatu lalu simpan dalam tas plastik kemudian jauhkan dari rumah tinggal, anak-anak dan hewan. Korban tersebut sebaiknya segera mandi dengan air hangat dan sabun. Langkah selanjutnya adalah melaporkan pada pejabat berwenang pakaian dan barang pribadi lain yang mungkin terkontaminasi. Usaha lain adalah dengan menghindari konsumsi sayuran, hasil ikan, susu, serta sumber air bersih yang dihasilkan di area yang dekat fasilitas nuklir untuk mengurangi paparan radiasi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa apabila korban terpapar zat radioaktif dalam jumlah tinggi tetapi masih di bawah batas aman, maka usaha dekontaminasi dapat dilakukan dengan mengeluarkan radioaktif melalui air seni, keringat, maupun tinja. Usaha tersebut dapat maksimal apabila korban mengkonsumsi makanan bergizi dan mengandung antioksidan, serta minum banyak air serta melakukan banyak aktifitas untuk

15

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

memicu

pengeluaran

zat

radioaktif

dari

berbagai

hasil

eskskresi

metabolisme manusia tersebut (Anonim8, 2011). Penanganan tanggap bencana pada instalasi reaktor nuklir dapat dilakukan, diantaranya dengan metode seperti yag dilakukan oleh Tokyo Electric Power Co (TEPCO). Tokyo Electric Power Co (TEPCO) meluncurkan program dua-tahap untuk mengontrol unit PLTN Fukushima Daiichi menuju cold shutdown dalam waktu 6-9 bulan. Langkah pertama yang dilakukan adalah memastikan dosis radiasi menurun. Usaha yang dilakukan untuk mencapai penurunan dosis radiasi tersebut adalah dengan mencegah ledakan hidrogen tambahan di dalam containment utama Daiichi 1, 2, dan 3 dengan cara menyuntikkan gas nitrogen untuk menjaga konsentrasi hidrogen dan oksigen di bawah batas mudah terbakar. Risiko ledakan hidrogen akan meningkat karena memasukkan air tawar ke dalam reaktor untuk mendinginkan teras reaktor mengakibatkan peningkatan kemungkinan terjadinya kondensasi uap. Peningkatan kondensasi uap memicu peningkatan produksi Hidrogen. Langkah kedua, dalam rentang waktu 3-6 bulan, mengupayakan adanya pengendalian emisi radioaktif di bawah kendali dan penurunan dosis radiasi. TEPCO berupaya untuk mencegah pelepasan air yang terkontaminasi dengan tingkat radiasi tinggi ke luar batas PLTN (Anonim9, 2011). Penaganan lain yang mungkin dilakukan adalah dengan membuat suatu kubah beton yang melingkupi reaktor nuklir untuk melokalisir radioaktif yang kemungkinan masih akan menyebar. Kubah tersebut dipasangkan seperti tenda dome yang menyelubungi reaktor nuklir yang telah rusak. Hal ini untuk antisipasi penyebaran radioakktif selama proses perbaikan reaktor.

E.

Kesimpulan

Dari semua pemaparan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir memang mampu menghasilkan energi listrik dengan efisiensi yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan listrik16

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

yang semakin besar. Namun dalam proses operasionalnya memerlukan teknologi serta sistem pengamanan yang khusus. Para tenaga yang menagani operasional instalasi PLTN juga harus merupakan tenaga yang benar-benar ahli di bidangnya. Hal tersebut disebabkan karena dampak yang terjadi apabila terdapat kesalahan prosedur operasional maupun bencana yang murni terjadi akibat faktor alam akan sangat besar dan tidak mudah diatasi. Hal ini seperti yang terjadi pada PLTN Fukushima-Daicchi Jepang. Meskipun teknologi serta sistem pengamananya telah sangat canggih dan memenuhi standar, namun tetap saja dapat terjadi kondisi darurat nuklir akibat bencana alam yang tidak terduga. Dampak yang diakibatkan menjadi sangat besar dan hingga jangka waktu yang lama masih belum dapat teratasi dengan tuntas. Fakta tersebut kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi negara sedang berkembang yang mulai menggagas nuklir sebagai sumber energi alternatifnya. Selain kesiapan teknologi, tenaga ahli, serta kesiapan masyarkat lokal dalam mengelola perangkat nuklir yang dirasa masih kurang mumpuni, meskipun efisiensi nuklir sangat tinggi sebagai suber energi, akan tertapi biaya operasional serta perawatan instalasi juga akan sangat besar. Apalagi apabila negara tersebut berada di kawasan yang secara geografis rentan terhadap bencana alam. Dampak dan kerugian serta biaya untuk penanggulangannya akan jauh lebih besar dari keuntungan yang diperoleh. Daftar Pustaka:Anonim1. 2011. Mengenal PLTN Lebih Dekat. www.1000guru.net/htmls/articels/majalah_1000guru-Ed6.pdf. Diakses tanggal 5 oktober 2011. 2 Anonim .2011. Overview Kecelakaan PLTN Fukushima. (http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php? option=com_content&task=view&id=170&Itemid=1). Diakses tanggal 5 oktober 2011.

Anonim3.2011. Bencana Nuklir Fukushima, Terbesar Di Dunia Samai Chernobyl (http://mediaanakindonesia.wordpress.com/2011/04/13/b encana-nuklir-fukushima-terbesar-di-dunia-samai17

SELEKSI FINAL OSN-PERTAMINA JAWA TENGAH

2011

chernobyl/ Koran do Koran anak Indonesia 13 april 2011). Diakses tanggal 5 oktober 2011.Anonim4. 2011. Leve l Kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. (http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2134427-kecelakaan-danlevel-bahaya-nuklir/#ixzz1ZpJYQxza). Diakses tanggal 5 oktober 2011. Anonim5. 2011.Small Amount of Radiation Detected Across Globe. (www.ristek.go.id/.../Klipping%20Berita%20Iptek%2030-032011.pd.klipping). Diakses tanggal 5 oktober 2011. Anonim6. 2011. Bahaya Kontaminasi Nuklir. (http://www.blogtopsites.com/outpost/62c8db98630cb05b34ed2735f8 acd1d3). Diakses tanggal 5 oktober 2011. Anonim7. 2011. Dampak Radioaktif PLTN Fukushima Hampiri Finlandia, Indonesia Waspada. http://www.technology-indonesia.com/bencana/bencanakebumian/175-dampak-radioaktif-pltn-fukushima-hampiri-finlandiaindonesia-waspada). Diakses tanggal 5 oktober 2011 Anonim8. 2011. Penanganan Kontaminasi Nuklir. (http://www.blogtopsites.com/outpost/62c8db98630cb05b34ed 2735f8acd1d3). Diakses tanggal 5 oktober 2011. Anonim9. 2011. TEPCO: Roadmap Pemulihan PLTN Menuju Cold Shutdown Dalam 6 Bulan. (http://www.batan.go.id/ptrkn/index.php? option=com_content&task=view&id=170&Itemid=1). Diakses tanggal 5 oktober 2011 Hidayanto, E. 2011. Reaktor Nuklir. (www.Reaktor Nuklir.staff.undip.ac.id/fisika/ekohidayanto/files/.../12/12-reaktornuklir.pdf). Diakses tanggal 5 oktober 2011. Prayitno, B. 2008. Kedaruratan Nuklir di Indonesia dan Penanggulangannya, No. 01/ Tahun I. April 2008 ISSN 1979-2409. www.google.com. Diakses tanggal 5 oktober 2011.

Wall Street Journal. 2011. Tanda-Tanda Tubuh Terkena Radiasi Tinggi yang Mudah Dikenali. (http://www.detikhealth.com/read/2011/03/15/153159/1592155/763/tanda-tanda-tubuh-kena-radiasi-tinggi-yang-mudah-dikenali? l991101755). ). Diakses tanggal 5 oktober 2011.

18