Analisis cerita Nonfiksi

7
TUGAS BAHASA INDONESIA UNSUR INTRINSIK NOVEL “SOULMATE” Karya : Stefani Hid Disusun Oleh: 1. Kiara Rindang Sinoel 13 / XII IPA 2 2. Muh. Rakan Fauzy 20/ XII IPA 2 3. Rahma Galuh Barliana 22/ XII IPA 2 4. Sesilia Shendy N D 28/ XII IPA 2 5. Yulianto Arif M 30/ XII IPA 2 SEKOLAH MENENGAH NEGERI 6 YOGYAKARTA Jl. C. Simanjuntak No. 2, Yogyakarta. Telp (0274) 513335

description

WWLL

Transcript of Analisis cerita Nonfiksi

Page 1: Analisis cerita Nonfiksi

TUGAS BAHASA INDONESIA

UNSUR INTRINSIK NOVEL

“SOULMATE”Karya : Stefani Hid

Disusun Oleh:

1. Kiara Rindang Sinoel 13 / XII IPA 22. Muh. Rakan Fauzy 20/ XII IPA 23. Rahma Galuh Barliana 22/ XII IPA 24. Sesilia Shendy N D 28/ XII IPA 25. Yulianto Arif M 30/ XII IPA 2

SEKOLAH MENENGAH NEGERI 6 YOGYAKARTA

Jl. C. Simanjuntak No. 2, Yogyakarta. Telp (0274) 513335

TAHUN AJARAN 2012/2013

Page 2: Analisis cerita Nonfiksi

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL

Ringkasan Cerita

“SOULMATE (BELAHAN JIWA)”

Karya : Stefani Hid

Bercerita tentang Latt, pria yang berasal dari Mandalay, Myanmar yang sedang merantau di Jakarta. Bisa dikatakan Latt jatuh cinta pada pandangan pertama kepada seorang wanita bernama Marla di Jakarta. Marla berprofesi sebagai pelacur, dan keduanya pun menjalin cinta dengan cara yang cukup unik dan akhir yang tidak biasa. Latt tinggal di sebuah flat yang kebetulan bersamaan dengan Marla, Latt begitu mencintai Marla, namun dia terlalu gugup untuk mengungkapkannya, hingga suatu ketika dia mengajak Marla untuk menikah dengan Latt. Namun, pertanyaan itu pun belum bisa terjawab dengan sempurna, karena Marla bingung kenapa Latt begitu mencintai Marla dengan keadaan dia yang seperti sekarang, mereka berdua melakukan kegiatan bersama, berjalan berdua, merokok bersama, dan lain-lain.

Hingga pada suatu saat, Latt harus menerima kenyataan bahwa Marla adalah seorang pelacur, yang setiap malam harus bekerja untuk memuaskan hasrat para pria hidung belang. Dan disaat itu juga, Latt melihat sisi yang berbeda dari Marla, dia menganggap Marla adalah wanita yang baik-baik. Hal ini terus berjalan hingga Latt tak kuasa melihat kegiatan malam Marla sebagai penari striptis di sebuah cafe, dan bekerja sebagai pelacur yang terus disakiti, perasaan Latt tidak terima akan hal ini sebenarnya terus menggrogoti tubuhnya, harus marah, namun dia tidak berhak untuk melakukan itu. Marla terus memaksa Latt agar dia tidak usah mencintainya, namun, kesetiaan Latt dan pandangan yang berbeda dari Latt, yang membuat Latt mencinta Marla sebagai wanita yang baik-baik dan apa adanya.

2

Page 3: Analisis cerita Nonfiksi

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL

Rasa cinta Latt pada Marla membuat Latt ingin sekali menjelajahi apa yang ada didalam diri Marla. Hingga suatu saat, Latt menemukan sebuah kitab yang membuat dia tahu kenapa Marla bisa berbuat hal yang tidak sewajarnya, Marla tidak percaya akan adanya Tuhan, dan dia tidak punya semangat atau motivasi untuk mengubah ini semua. Latt berupaya untuk membuatnya semakin bersemangat dalam hidup, lalu bisa menjalin sebuah keluarga yang bahagia tanpa adanya sebuah takdir yang menyakitkan. Namun, hal ini sudah tidak bisa diubah lagi, Marla lama-kelamaan menjadi gila, hingga pada suatu saat, Marla ingin mencoba membunuh dirinya sendiri. Dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, tidak ada yang bisa menganggap Marla sebagai wanita yang normal yang bisa hidup dengan bahagia. Namun, Latt yang sebelumnya bermimpi atas kejadian ini, langsung mendatangi flat Marla yang juga tidak jauh dari flatnya. Latt mengetahui hal ini pasti akibat dari Marla yang sudah sangat frustasi dan gila karena ketakutannya akan kematian. Sesampainya Latt di flat Marla, pintu flat terkunci. Latt mencoba membukanya dengan bedil yang dia bawa dari flatnya. Di dalam flat Latt mendengar di kamar mandi ada seorang wanita yang merintih kesakitan, Latt berusaha meyakinkan Marla untuk terus hidup, namun Marla tidak bisa menerima kenyataan.

Pada akhirnya Marla memberi 2 pilihan, dirinya dibunuh oleh Latt dengan bedil yang dibawanya, atau Marla membunuh dirinya sendiri dengan pisau yang dia bawa. Latt dalam keadaan bingung dan tidak bisa berpikir secara jernih. Sekali lagi Latt berusah berpikir agar Marla bisa tetap hidup, namun hal itu sangat sulit untuk dijadikan sebuah solusi, dan pada akhirnya Latt membunuh Marla dengan 3 kali tembakan. Dan akhirnya Marla mati ditangan Latt. Latt berlari keluar dari flat, dia sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi, dan tidak tau atas apa yang telah dia lakukan. Sejak peristiwa mengenaskan itu, Latt akhirnya masuk rumah sakit jiwa, dia menjadi gila akibat kematian Marla.

3

Page 4: Analisis cerita Nonfiksi

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL

Analisis cerita Nonfiksi

(Unsur-unsur Intrinsik Novel)

1. Tema : PercintaanTerbukti karena novel ini menceritakan tentang kisah seorang pria yang mencintai seorang wanita, dan pembaca juga sudah bisa menebak dari judul novel ini.

2. Judul buku : Soulmate3. Tokoh dan watak :

a. Latt : Pekerja galeri (“setelah kuliah aku mendapatkan pekerjaan

disebuah galeri”) Mandiri (“Kuputuskan hidup mandiri, aku tak ingin

merepotkan paman dan bibi lagi”) Mudah terpancing emosi (“saat itu aku menggenggam

sebuah kapak bermata besi hitam tajam. Tiba tiba kudengar bisik ditelinga kiriku, pukul saja Latt! Bukankah ia sangat menyebalkan dan telah menyiksa batinmu selama ini? Emosiku begitu tegang laksana bom yang siap meledakkan tubuhku hingga berkeping-keping”)

b. Marla : Pelacur/penari strippis (“Ya. Aku pelacur. Aku stripper plus

disebuah bar. Aku kotor. Lihatlah, aku seperti sampah!”) Penakut (“aku suka susu sapi karena aku merokok dan takut

mati”) Putus asa (“aku benci hidupku. Aku benci kesendirianku

selama ini. Aku tak punya siapapun, Latt”)4. Latar

a. Tempat Flat dipinggir timur Jakarta : Kumasuki pelataran parkir

dengan langkah malas. Orang orang yang tinggal di flat ini jarang punya mobil, apalagi penghuni gedung yang kutempati

Kafe : sore itu Marla dan aku memasuki ruangan sebuah kafe yang serba merah

Pelataran gedung Flat Marla : Seorang tiga laki laki membentak seorang perempuan dipelataran gedung Flat sebelah

Praktek Dokter : Siang itu aku mengantar Marla ke tempat praktek dokter umum didekat flat yang buka siang sampai sore

4

Page 5: Analisis cerita Nonfiksi

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL

Pantai : Marla menengok ke kiri, mengamati sekitar. Pantai itu tidak sepi, tidak juga ramai.

b. Waktu : Pagi hari : Aku terbangun karena panas matahari yang

membakar bagian belakang kepalaku hingga ke leher. Pukul 09.35. memoriku langsung menyahut. Marla

Siang hari: “Katamu kita punya waktu hingga jam depalan malam, sebelum kau bekerja. Sekarang jam dua belas. Pikirkan, banyak hal yang dapat kita lakukan dalam delapan jam”

Sore hari : Sore itu Marla dan aku memasuki ruangan sebuah kafe yang serba merah

Malam hari : Aku benar benar ingin tidur. Malam yang kelam. Langit berganti warna menjadi hitam pekat. Kesunyian begitu mencekat

c. Suasana : Sedih : saat Latt melihat Marla mati Tegang : saat Latt berusaha mencegah Marla untuk bunuh diri Gembira : dalam perjalanan pulang aku melihat kegembiraan

memancar dari mata Marla yang memandangai jalanan melalui jendela taksi

5. Alur : MajuAlurnya maju disebabkan karena runtutan waktu dan peristiwanya berjalan ke depan.a. Perkenalan

“Namaku Latt, aku lahir di Mandalay, Myanmar yang merantau di Jakarta”

b. Pemunculan Masalah“Saat Latt menyatakan cinta pada Marla dan ingin menjadi kekasihnya”

c. Klimaks“Marla tidak yakin untuk menerima Latt sebagai kekasihnya karena dia merasa hidupnya tidak pantas untuk Latt.”

d. Anti Klimaks“Marla mencoba bunuh diri dan Latt berusaha mencegahnya”

e. Penyelesaian “Latt masih terngiang kejadian ketika Ia membunuh Marla ditangannya hingga Ia tinggal di rumah sakit jiwa untuk direhabilitasi.”

6. Sudut pandang : Orang ketiga serba tahuBukti : Urat syarafmu sekencang tali yang biasa dititi para pemain sirkus. Perasaan tegang seakan telah membekukan darahmu.

5

Page 6: Analisis cerita Nonfiksi

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL

Kendurkan seluruh urat syarafmu, Dear, sehingga pikiranmu dapat memusat pada hal yang kuhadapi.

7. Amanat Jangan pernah takut akan kematian karena hidup terlalu singkat

untuk sebuah ketakutan Gunakanlah akal sehat dan perasaan dalam memilih suatu hal

8. Gaya Bahasa :a. Banyak menggunakan kiasan atau perumpamaan

(“Setiap hari kesadaranku mulai bekerja sewaktu gendang telingaku menangkap suara dari televisi”)

b. Hiperbola (“Kulalui tangga pada lorong yang sunyi dan muram serupa ruang ruang penjara atau rumah sakit tua”)

c. Menggunakan majas Personifikasi

(“langit gelap. Semesta seakan lelap tertidur tanpa dengkur. Kesunyian menelusup ke dalam darah dan syaraf perabaku.”)

6