ANALISIS BUKU ANAK SERI PENGETAHUAN BENCANA ALAM...
Transcript of ANALISIS BUKU ANAK SERI PENGETAHUAN BENCANA ALAM...
ANALISIS BUKU ANAK SERI PENGETAHUAN
BENCANA ALAM “YUK, CEGAH KEBAKARAN”
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Windia Hafla Dewi
NIM 11150184000076
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 /1442
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Analisis Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana
Alam Yuk, Cegah Kebakaran!”, disusun oleh Windia Hafla Dewi, NIM
11150184000076, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.
Jakarta, 18 Januari 2021
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I
Maila Dinia Husni Rahiem, M.A.
NIP. 197803142006042002
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul “Analisis Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana
Alam Yuk, Cegah Kebakaran!”, disusun oleh Windia Hafla Dewi, NIM
11150184000076, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sebagai karya ilmiah yang
berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan
oleh fakultas.
Jakarta, 18 Januari 2021
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I
Maila Dinia Husni Rahiem, M.A.
NIP. 197803142006042002
SURAT UJI REFERENSI
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULAS ILMU TERBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASN ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul
“Analisis Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana Alam Yuk, Cegah
Kebakaran!”, disusun oleh Windia Hafla Dewi, NIM 11150184000076,
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji
kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 03 Agustus 2020
Diuji oleh
Pembimbing
Maila Dinia Husni Rahiem, M.A.
NIP. 197803142006042002
i
ABSTRAK
Windia Hafla Dewi. (11150184000076). Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Analisis Buku Anak Seri
Pengetahuan Bencana Alam “Yuk, Cegah Kebakaran!”
Buku adalah salah satu sarana untuk mendapatkan pengetahuan baru. Buku
nonteks pelajaran merupakan media pembelajaran yang berguna mengasah,
memperbaharui, menambah ilmu, dan mempersiapkan anak untuk kehidupan yang
akan datang. Buku mengenai bencana alam dan kesiapsiagaan menghadapi
bencana bagi anak usia dini, mengenalkan anak untuk inisiatif cepat tanggap,
sehingga anak lebih siap dalam menghadapi bencana alam. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana isi, tampilan dan Bahasa pada buku anak
seri pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah Kebakaran” dengan standar buku
nonteks menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang diterbitkan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada penilitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif analisis buku, dengan menggunakan Teknik
pengumpulan data dengan menganalisi buku dan menganalisis buku yang berpusat
pada Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang diterbitkan oleh Kementrian
Pendidikan. Temuan dari penelitain ini adalah bahwa buku anak seri penegtahuan
bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran”: (1) Sampul pada buku anak seri
pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran (2) Isi dalam pada buku anak
seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran (3) Bagian akhir buku
anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa sampul buku, isi buku, dan bagian akhir buku anak seri
pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran” sudah baik dan sesuai
dengan tahapan perkembangan anak usia dini serta sudah sesuai dengan pedoman
buku nonteks pelajaran dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan.
Kata Kunci: buku cerita bergambar; mitigasi bencana alam; anak usia dini
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Tuhan
semesta alam, yang telah melimpahkan kesejahteraan serta kasih sayang bagi
hambaNya, atas izin dan petunjukNya penulis dapat menyelesaikan penulisan
proposal skripsi yang berjudul Analisa Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana
Alam “Yuk Cegah Kebakaran” Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga dan para
sahabatnya yang telah membawa petunjuk bagi manusia.Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Siti Khadijah, M.A. selaku Ketua Jurusan pendidikan Islam Anak
Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Miratul Hayati, M.Pd. selaku Sekertaris Jurusan pendidikan Islam Anak
Usia Dini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Maila Dinia Husni Rahiem, M.A., Ph. D. Selaku dosen pembimbing
yang telah membimbing dan memberikan pengarahan selama proses
penyusunan skripsi.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
6. Mama dan Papa yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya, serta
tidak henti-hentinya memberikan do’a dan dukungan baik moril maupun
materil.
7. Kakak kandung penulsi Rahmad Hidayat yang selalu memberikan
semangat dan dukungan.
8. Eva Shabrina Zaharani yang selalu memberikan semangat, dukungan
dan rela menjadi editor skripsi ini, Anna Putri Dika yang selalu
membantu dalam segala hal yang berkaitan dengan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat Wisusimi dan Cantik Hati, Syintianah, Susi Suwanti,
Riska Umami, Rizqa Fauziyah dan Titik Wulandari yang telah
iii
memberikan semangat dan saling mendukung satu sama lain agar skripsi
ini cepat selesai, Savira Olivia Jasmine dan Rindayani Saragi yang
menjadi partner membunuh kebosanan.
10. Serta teman-teman Jurusan Pendidikan Islam Anak Dini yang telah
berjuang bersama.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
menerima saran dan kritik yang membangun dari para pembaca skripsi ini. Akhir
kata penulis berharap semoga karya ilmiyah ini dapat memberikan manfaat dan
pengetahuan bagi pembaca.
Ciputat, 22 Januari 2021
Windia Hafla Dewi
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ....................................................................................................................... i
KATAPENGENTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................ 4
D. Perumusan Masalah .............................................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
F. Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA .......................................... 6
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................................. 6
1. Acuan Teori ..................................................................................................... 6
a. Teori Nativist .............................................................................................. 6
b. Teori Constructivist .................................................................................... 6
2. Kajian Literatur ................................................................................................ 7
a. Definisi Bencana Alam ............................................................................... 8
b. Definisi Kebakaran ..................................................................................... 8
c. Pengertian Buku Nonteks ........................................................................... 9
d. Jenis Buku Nonteks .................................................................................. 10
1) Buku Pengayaan ................................................................................... 10
2) Buku Referensi ..................................................................................... 11
3) Buku Panduan Pendidik ....................................................................... 11
e. Kriteris Buku Nonteks Berkulitas ............................................................. 12
1) Buku Sebagai Cermin .......................................................................... 13
2) Buku Sebagai Jendela Dunia ................................................................ 13
3) Buku Sebagai Pintu Cakrawala ............................................................ 13
f. Evaluasi Buku Nonteks ............................................................................. 14
v
1) Kelayakan Isi ........................................................................................ 14
2) Kelayakan Penyakian ........................................................................... 14
3) Kelayakan Bahasa ................................................................................ 15
4) Kelayakan Kegrafikaan ........................................................................ 15
g. Kriteria Buku Bacaan Anak Yang Menarik .............................................. 15
h. Kesesuaian Konten Dengan Tahapan Perekbangan ................................... 16
i. Manfaat Buku Bacaan Anak ..................................................................... 18
j. Kriteria Buku Berkualitas Menurut Pusat Kurikulum Dan Perbukuan
(Puskurbuk) ................................................................................................ 18
B. Penelitian Yang Relevan .................................................................................... 21
C. Kerangka Berfikir ............................................................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 26
A. Objek Dan Waktu Penelitian .............................................................................. 26
B. Metode Penelitian ............................................................................................... 26
C. Sumber Data ....................................................................................................... 27
D. Fokus Penelitian ................................................................................................. 27
E. Prosedur Pengumpulan Dan Pengolahan Data .................................................... 27
1. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 27
2. Pemeriksaan Atau Pengecekan Keabsahan Data ........................................... 29
3. Analisis Data Deskriptif ................................................................................ 30
F. Instrumen Penelitian ........................................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 36
A. Hasil Penelitian .................................................................................................. 36
B. Gambaran Umum Buku “Yuk, Cegah Kebakaran” ........................................... 36
C. Paparan Data Hasil Penelitian ............................................................................ 37
1. Sampul buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah
Kebakaran ...................................................................................................... 38
a. Judul buku menggambarkan isi buku yang ditulis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar ............................................................ 38
vi
b. Pada satu fiksi, judul buku memberikan petunjuk terhadap cerita,
namun sebaiknya tidak memberikan informasi tentang akhir cerita
(open plot) .................................................................................................. 39
c. Judul buku tidak melecehkan atau mengandung strereotip terhadap
kelompok masyarakat tertentu .................................................................. 39
d. Ilustrasi kover buku menggambarkan isi buku ......................................... 40
e. Nama penulis tercantum dalam kover muka buku ..................................... 41
f. Identitas penerbit (nama, alamat, dan kota terbit) tercantum pada
halaman kover belakang dan/atau halaman hak cipta ................................ 41
2. Isi buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran ....... 42
a. Buku dengan ilustrasi yang detail sebagai media untuk berdiskusi
tentang cerita ........................................................................................ 42
b. Tema cerita relevan dengan permasalahan keseharian peserta
didik ..................................................................................................... 42
c. Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosa kata ...................... 43
d. Memiliki tokoh favorit dengan tema yang digemari oleh peserta
didik ..................................................................................................... 44
e. Penyajian huruf harus menarik perhatian peserta didik ...................... 45
f. Tokoh binatang dalam fabel dan cerita realistik keseharian
dengan tokoh usia dini sebaiknya memiliki akhir cerita bahagia ....... 45
g. Setiap halaman buku pendidikan anak usia dini memiliki
maksimal lima kalimat ......................................................................... 45
h. Buku aktivitas untuk peserta didik berusia dini perlu memiliki
ragam aktivitas ..................................................................................... 45
3. Bagian Akhir buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah
Kebakaran ...................................................................................................... 48
a. Memiliki daftar Pustaka dan lampiran ...................................................... 48
b. Halaman yang memuat informasi lebih detail tentang penulis atau
illustrator ................................................................................................... 48
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................................... 49
vii
A. Simpulan ............................................................................................................ 49
B. Implikasi ............................................................................................................. 50
C. Saran ................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 53
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................................... 55
viii
DAFTAR TABEL Table 2.1 Penelitian Yang Relevan ................................................................................ 23
Table 3.1 Kisi-kisi observasi kelayakan buku cerita anak seri pengethuan bencana
alam “Yuk, Cegah Kebakaran” ...................................................................................... 30
Tabel 4.1 Identitas Buku ................................................................................................ 36
ix
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Judul ............................................................................................................ 39
Gambar 4.2 Sampul buku ............................................................................................... 40
Gambar 4.3 Bagian hak cipta ......................................................................................... 42
Gambar 4.4 Kosa kata yang sesuai ................................................................................. 44
Gambar 4.5 memadamkan api dengan air ...................................................................... 51
Gambar 4.6 memadamkan api dengan ranting, dan kain basah ..................................... 52
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya,
suku, dan spesies tumbuhan dan binatang. Kondisi geografis, geologis, dan
demografis yang memungkinkan terjadinya bencana. Kondisi tersebut
membuat negara Indonesia dikenal sebagai laboratorium bencana.1 Secara
geografis terdapat berbagai macam bencana yang terjadi di Indonesia seperti
bencana gempa, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor,
kekeringan dan kebakaran.2 Bencana alam di Indonesia disebabkan karena
indonesia terletak di antara tiga pertemuan lempeng yaitu lempeng Indo-
Australia yang bergerak ke utara, lempeng Eurasia yang bergerak ke selatan,
dan lempeng Pasifik yang bergerak dari timur ke barat.3 Akibat pertemuan tiga
lempeng tersebut menyebabkan terjadinya penekanan pada lapisan bawah bumi
yang mengakibatkan wilayah Indonesia memiliki morfologi yang bergunung-
gunung yang masih aktif dari barat hingga timur oleh sebab itu, berbagai
bencana alam sering terjadi di Indonesia.
Kebakaran didaerah pemukiman adalah bencana yang sangat sering
terjadi dan masyarakat harus berhati-hati dalam menggunakan kompor, lilin,
rokok, lampu tempel, untuk menghindari terjadinya kebakaran. Di Jakarta,
listrik dan kompor merupakan penyebab utama terjadinya kebakaran di daerah
pemukiman, selama 10 tahun terakhir telah terjadi kebakaran sebanyak 800
setiap tahun atau sekitar 2 hingga 3 kali kebakaran per hari, dengan korban
meninggal mencapai 27 jiwa dan kerugian langsung mencapai nilai 250 miliar
setiap tahunnya. Lebih dari 45% kebakaran terjadi di bangunan permukiman,
dan lebih dari 25% terjadi di banguna umum, seperti pasar tradisional, usaha
1 Eny Supartini, Membangun Kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana (Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan bencana,2017) h. 28. 2 Dedi Hermon, Geografi Bencana Alam, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2015), hal. ix
3 Ibid., h. 1
2
kecil dan menengah, dan industri manufaktur.4 Kebakaran merupakan suatu
bencana alam yang sering kali terjadi, banyak sekali penyebabnya seperti
konsleting listrik dan kompor yang dapat memicu terjadinya kebakaran,
kebakaran dapat memakan korban dan menghabiskan harta benda, sehingga
masyarakat harus lebih berthati-hati.
Indonesia merupakan negara dengan potensi bencana alam sangat tinggi.
Dengan mengedukasi bencana kepada anak-anak sejak dini merupakan salah
satu langkah awal dalam membangun masyarakat sadar bencana, sehingga saat
peristiwa bencana terjadi mereka tidak panik dan bingung kerana sudah
mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Oleh karena itu
gerakan sadar bencana sudah sepatutnya menjadi gerakan yang diinisiasi oleh
lembaga pendidikan sejak usia pra-sekolah, baik pendidikan formal dan non
formal. Sekolah-sekolah perlu mengajarkan kepada siswanya untuk hidup
harmonis bersama alam. Saat kondisi alam bersahabat, maka anak-anak dapat
diajarkan untuk memanfaatkan dan menjaga potensi alam untuk mencegah
terjadinya bencana atau kerugian yang lebih besar dari fenomena alam.
Menurut UNICEF (2008) setelah terjadi bencana alam anak-anak akan
mengalami gejala-gejala seperti sulit tidur, tidak enak badan, mudah terkejut,
mudah menangis, cemas, takut, dan merasa bersalah.5 Anak-anak perlu
mendapatkan pengetahuan bencana alam, setidaknya mereka mampu
menyelamatkan diri dari bencana, oleh karena itu sangat diperlukan edukasi
dan kesiapsiagaan sebelum terjadi bencana khususnya bagi anak-anak.
Buku adalah sarana untuk mendapatkan informasi dan media yang dapat
menambah wawasan, anak usia dini sangat tertarik dengan buku yang penuh
dengan warna-warni dan gambar yang begitu menarik. Saat anak belum dapat
membaca maka anak dapat melihat melalui gambar yang terdapat pada buku
kemudian anak dapat berimajinasi mengenai informasi yang sedang
4 Suherman, Modul Ajar Pengintegrasi Pengurangan Resiko Kebakaran, (Jakarta: Pusat
Kurikulum badan penelitian dan pengembangan kementrian pendidikan nasional,2009), hal. 10 5 Wiwik Sulityaningsih, “Ketangguhan Mental Anak dalam Menghadapi Bencana”, Jurnal
Penanggulangan Bencana Volume 3 Nomor 1, 2012, h. 25.
3
disampaikan oleh buku. Akan tetapi anak yang sudah mampu membaca tulisan
atau informasi yang terdapat pada buku, maka informasi yang didapatkan anak
menjadi lebih mendalam mengenai informasi yang disampaikam pada buku.
Membaca merupakan suatu kegiatanatau proses kognitif yang berupaya
untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan, menurut
Harjasujana (1996:4) dalam Dahlia Patiung mengemukakan bahwa membaca
merupakan proses. Membaca bukanlah proses yang tunggal melainkan sintesis
dari berbagai proses yang kemudian berakumulasi pada suatu perbuatan
tunggal. Membaca diartikan sebagai pengucapan kata-kata, mengidentifikasi
kata dan mencari arti dari sebuah teks. 6Anak memperoleh pengetahuan dari
kemampuan reseptif. Buku bencana alam sangat penting bagi anak karena
dengan membaca buku anak dapat memahami pengetahuan bagaimana cara
menghadapi suatu bencana yang sedang terjadi. Terdapat berbagai macam buku
cerita bergambar pengetahuan bencana alam seperti tanah longsor, banjir,
kebakaran, gempa bumi dan gunung meletus. Namun peneliti akan
menganalisis buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah
Kebakaran” dengan buku ini anak dapat mengetahui resiko yang akan didapat
ketika bermain dengan api, dan anak dapat mengetahui bagaimana caranya
memadamkan api seperti yang terdapat didalam buku.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang maka dituliskan masalah-masalah
apa saja yang terkait topik yang mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian:
1. Kurangnya buku yang memadai untuk anak belajar mengenai bencana
alam.
2. Kurangnya kesadaran mitigasi bencana karena buku bacaan yang kurang
menarik.
6 Dahlia Patiung, Membaca Sebagai Sumber Pengembangan Intelektual, Al-daulah, vol. 5,
makasar 2016
4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti merasa perlu
membatasi masalah yang akan dibahas. Penelitian ini dibatasi pada
pembahasan sampul buku, isi buku dan bagian akhir buku yang terdapat pada
buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah Kebakaran” menurut
Pusat Kurikulum dan Perbukuan?
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana kelayakan buku anak
seri pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah Kebakaran”
E. Tujuan Penelitian
Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengkaji
kelayakan buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah Kebakaran”
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi orang tua, guru dan anak. Adapun
manfaatnya diuraikan berikut ini:
1. Bagi Orangtua
a. Orang tua dapat memberi tahu benda apa saja yang dengan mudahnya
terbakar.
b. Orang tua menjadi tahu bagaimana cara mengantisipasi agar anaknya
tidak bermain dengan api.
c. Orang tua dapat mengajarkan rasa kepedulian terhadap teman yang
sedang sakit akibat bermain api.
d. Orang tua mampu mengajarkan bagaimana cara memadamkan api
kecil agar tidak menjadi besar.
2. Bagi Siswa:
a. Anak menjadi tahu akibat dari bermain api.
b. Anak akan menghindari hal yang memicu kebakaran.
c. Anak menjadi tahu saat terjadi kebakaran apa yang harus dilakukan
terlebih dahulu.
5
d. Pemadam kebakar adalah suatu profesi yang tugasnya memadamkan
api, saat terjadi kebakaran.
3. Guru :
a. Dengan menggunakan buku cerita bergambar dapat memudahkan guru
untuk menjelaskan bahayanya bermain dengan api.
b. Mengawali kegiatan antisipasi sebelum ke kantor pemadam kebakaran
dengan menggunakan buku cerita.
c. Mengajarkan bahayanya bermain dengan api sehingga mengakibatkan
kebakaran.
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritis
Pada bagian ini peneliti akan membahas deskripsi teoritik dan landasan
teori dari penelitian ini.
1. Acuan Teori
Teori yang mendasari penelitian ini adalah Teori Nativis dan Teori
Constructive. Berikut adalah penjelasan mengenai kedua teori tersebut:
a. Teori Nativist
Teori Nativis dikemukakan oleh Noam Chomsky, isi dari teori
tersebut adalah semua manusia pada dasarnya memiliki kapasitas
memperoleh bahasa, karena adanya susunan bahasa kognitif yang
memproses bahasa secara berbeda-beda yang diperoleh dari
rangsangan orang lain.7 Orang tua harus memberikan stimulasi untuk
mempengaruhi kemampuan otak anak yang pada akhirnya dapat
meningkatkan keterampilan anak dalam mengolah kata-kata dan
berbicara.
Menurut Armstrong, bercerita dan mendongeng termasuk dalam
strategi untuk mewujudkan anak yang memiliki kecerdasan verbal-
linguistik, bukan hanya kegiatan yang bersifat hiburan bagi anak-anak
melainkan sebuah kegiatan yang memiliki manfaat besar dalam
mengembangkan berbagai pengetahuan anak. 8
b. Teori Constructivist
Teori Constructivist dikemukakan oleh Vigotsky, dan Gardner
isi dari teori tersebut adalah kenyatakan bahwa perkembangan kognitif
7 Beverly Otto, Perkembangan bahasa Pada Anak Usia Dini (Jakarta; Kencana, 2016) hal.
33 8 Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini (Jakarta; Kencana,
2016) hal. 134
7
dan bahasadibentuk dari interaksi dengan orang lain.9 Anak memiliki
perkembangan kognisi yang terbatas pada usia-usia tertentu, tetapi
melalui interaksi sosial anak akan mengalami peningkatan kemampuan
berpikir. Teori ini menjelaskan pengaruhnya dalam pembelajaran
bahasa anak akan dapat belajar dengan optimal jika diberikan kegiatan.
Dalam kegiatan itu, anak perlu didorong untuk sering berkomunikasi.
Adanya orang tua dan guru yang akan mendampingi pembelajaran dan
mengajak bercakap-cakap.
Kedua teori ini menjadi landasan penelitian ini karena
perkembangan kognitif dan bahasa anak sangat berkaitan erat karena
dapat mempengaruhi pengetahuan anak. Usia 3-6 tahun anak dapat
menikmati sebuah cerita, pada saat ia mengerti tentang peristiwa yang
terjadi di sekitarnya dan mampu mengingat beberapa cerita yang
diterima.10
Dengan menggunakan media buku cerita seri dapat melatih
keterampilan barbahasa anak dengan cara mengamati gambar-gambar
yang memiliki keterkaitan satu sama lain sehingga dapat membentuk
suatu cerita. Keterlibatan anak dalam pengalaman simulasi bencana
alam maka pengetahuan anak dapat bertambah sehingga anak dapat
mengetahui cara berlindung dari bencana alam atau dapat
menanggulangi bencana alam yang sedang terjadi. Saat simulasi
bencana orang tua dan guru harus mendampingi siswa supaya
pengetahuan anak mengenai tanggap bencana alam semakin bertambah
dan anak mengetahui informasi secara utuh.
2. Kajian Literatur
Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang definisi bencana
alam, macam-macam bencana alam, definisi kebakaran, macam-macam
kebakaran, dampak kebakaran, definisi buku bacaan anak, dan kriteria
buku bacaan anak yang menarik, manfaat buku bacaan anak. Berikut
adalah uraian mendetilnya:
9 Beverly Otto, op. cit., h. 39.
10 Lilis Madyawati, op. cit., h. 211
8
a. Definisi Bencana Alam
Menurut Undang-undang tentang penanggulangan bencana no 24
tahun 2007 pasal 1 menyatakan bahwa bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam antara lain, gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor atau faktor non-alam seperti banjir dan kebakaran akibat dari
faktor manusia yang kurang menjaga lingkungan sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.11
Bencana alam adalah suatu peristiwa yang dapat mengancam dan
menggangu kelangsungan hidup masyakarat karena bencana alam
menyebabkan berbagai macam kerugian harta benda maupun korban
jiwa dan dapat merusak lingkungan. Dengan menjaga lingkungan,
seperti membuang sampah pada tempatnya, tidak membakar hutan dan
tidak melakukan hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan, dapat menurunkan resiko bencana alam yang di sebabkan
oleh ulah tangan manusia.12
b. Definisi Kebakaran
Kebakaran adalah suatu bencana yang terjadi akibat timbulnya api
yang sulit dikendalikan pada situasi yang tidak diinginkan yang bersifat
merugikan 13 Kebakaran merupakan bencana yang paling sering
dihadapi dan bisa digolongkan sebagai bencana alam yang disebabkan
oleh manusia. Faktor utama terjadinya kebakaran di pemukiman warga
yaitu terjadinya konsleting listrik. Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap
saat, karena banyak peluang yang dapat memicu terjadinya kebakaran
seperti barang-barang yang mudah terbakar mengakibatkan resiko
11
Undang-undang no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, hal. 2
`12
Soeharman Ramli, Pedoman Praktis Manajemen Bencana (Jakarta; Dian Rakyat, 2010)
hal. 17 13
Mario P. Manalu, Kebakaran di Jakarta Ancaman dan Solusinya (Jakarta Timur, Lestari
Kiranatama,2013) hal.1
9
kebakaran semakin besar, dan adanya bahan bakar yang mudah terbakar
seperti bensin, gas, yang dapat membuat api semakin besar.
Kebakaran adalah proses perusakan suatu benda oleh api. Di daerah
perkotaan yang penuh perumahan penduduk, kebakaran sering terjadi
dan dapat meluas dari satu rumah ke rumah yang lain. Jika tidak
diantisipasi, maka kebakaran dapat menimbulkan bencana atau kerugian
harta benda bahkan jiwa. Sifat dari kebakaran adalah cepat menyebar,
panas, menghasilkan asap yang gelap dan mematikan dikarenakan
berasal dari api. Ada 4 unsur utama pemicu awal terjadinya kebakaran,
yaitu adanya oksigen, adanya bahan bakar/bahan-bahan mudah
terbakar, adanya reaksi kimia, atau keadaan panas yang melampaui titik
suhu kebakaran.
c. Pengertian Buku Non-Teks
Terdapat dua jenis buku yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran untuk siswa yaitu buku teks dan buku non teks. Buku
teks adalah sarana belajar yang digunakna disekolah-sekolah dan di
perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran,
sedangkan buku nonteks merupakan buku pelajaran yang berfungsi
sebagai bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan
pendidikan dan pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang
longgar, kreatif, dan inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca
lintas jenjang dan tingkatan kelas atau pembaca umum.14
Buku nonteks
pelajaran merupakan jenis buku yang bertujuan agar dapat
memberikan pengayaan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan
terhadap buku teks pelajaran dari kajian keilmuan tertentu. Dengan
demikian, mutu buku nonteks pelajaran harus benar dari segi
keilmuannya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Buku mengatur bahwa buku nonteks
14
Aan Rofiah, “Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Berbasis Kontekstual Pada
Materi Optik”, Prosiding Seminar Nasional Fisika, Volume IV. 2015, h. 5.
10
pelajaran meliputi: (1) buku-buku pendukung buku teks pelajaran yang
dapat digunakan di sekolah, namun bukan merupakan buku pegangan
pokok bagi peserta didik maupun pendidik dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran; (2) buku-buku yang penyajian materinya tidak
dilengkapi dengan instrumen evaluasi yang bersifat mengukur
pemahaman pembaca terhadap materi buku; (3) buku-buku yang tidak
disajikan secara serial berdasarkan tingkatan kelas, dan materinya
terkait dengan sebagian atau salah satu kompetensi dasar sebagaimana
tertuang dalam standar isi pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah; (4) buku-buku yang materinya dapat dimanfaatkan oleh
pembaca pada semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas serta
dapat digunakan sebagai bahan pengayaan, rujukan, atau panduan
dalam kegiatan pendidkan atau pembelajaran.15
d. Jenis Buku Non-Teks
Buku nonteks pelajaran mencakup semua buku pengayaan yang
mendukung proses pembelajaran di setiap jenjang pendidikan dan jenis
buku lain yang mengembangkan pengetahuan yang layak dikoleksi
oleh perpustakaan sekolah. Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016
menyatakan bahwa buku nonteks pelajaran tidak dilengkapi dengan
Lembar Kerja Siswa (LKS), misalnya dalam bentuk lembar soal untuk
menguji pemahaman peserta didik tentang konten buku. Selanjutnya,
Permendiknas Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku mengamanatkan
bahwa buku nonteks pelajaran terdiri atas beberapa komponen sebagai
berikut:
1) Buku Pengayaan
Buku pengayaan adalah buku yang berisi materi yang dapat
memperkaya buku pelajaran sekolah dasar dan menengah. Buku
pengayaan meningkatkan keterampilan berpikir siswa serta
memperluas pengetahuan tentang lingkungan berdasarkan
15
Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran/Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2018. h. 4
11
pengetahuan saat ini. Selain konten yang baik, buku pengayaan
juga perlu disajikan dengan cara yang menyenangkan untuk
menggugah minat baca peserta didik. Buku pengayaan, khususnya,
dapat menambah pengetahuan, keterampilan, dan wawasan tentang
kepribadian siswa.
2) Buku Referensi
Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat
digunakan untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya. Buku siswa berisi pengetahuan
referensi, daftar istilah, dan sumber lain untuk membantu anggota
sekolah memahami buku teks, buku pengayaan, dan buku pedoman
guru. Buku teks termasuk ensiklopedia, kamus, almanak, atlas, dan
buku peraturan, seperti perundang-undangan.
3) Buku Panduan Pendidik
Buku panduan pendidik adalah buku yang memuat prinsip,
prosedur, Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran 6 deskripsi
materi pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh
peserta didik. Buku panduan pendidik berupa buku-buku popular
dan akademik untuk membantu meningkatkan kapasitas pendidik
dalam meningkatkan metode pendidikan dan pembelajaran,
memilih media pembelajaran, dan melakukan penilaian sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Kompilasi penelitian pendidikan
terkini yang dihimpun dalam proceeding seminar dan konferensi
pendidikan, merupakan contoh lain buku panduan pendidik yang
dapat membantu meningkatkan wawasan kependidikan. Secara
umum, buku panduan pendidik berguna untuk meningkatkan
kemampuan pedagogik, kepribadian, sosial, atau profesionalitas
pendidik.16
16
Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran/Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2018. h. 6
12
Buku nonteks pelajaran yang mengangkat materi ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni akan memiliki kedudukan sebagai
buku yang melestarikan kekayaan Ipteks yang telah dikembangkan.
Berbagai penemuan Ipteks, baik yang telah dikembangkan bangsa lain
maupun oleh bangsa Indonesia dapat dilestarikan dalam dokumen
tertulis, buku nonteks pelajaran. Sesuai dengan pengertian di atas
maka buku nonteks pelajaran berfungsi sebagai bahan pengayaan,
rujukan, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Berdasarkan fungsinya sebagai bahan pengayaan, buku nonteks
pelajaran dapat memperkaya pembaca (termasuk peserta didik) dalam
hal pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian. Fungsi sebagai
referensi, buku nonteks pelajaran dapat menjadi rujukan dan acuan
bagi pembaca (termasuk peserta didik) dalam mendapatkan jawaban
atau kejelasan tentang sesuatu hal secara rinci dan komprehensif yang
dapat dicari dengan cepat. Fungsi sebagai panduan, buku nonteks
pelajaran dapat menjadi pedoman dan tuntunan yang dapat digunakan
oleh pendidik atau pihal lain yang berkepentingan dalam
melaksanakan pendidikan dan proses pembelajaran serta kegiatan
pendukung lainnya.
e. Kriteria Buku Non-Teks berkulitas
Buku adalah produk yang dirancang untuk menambah wawasan pada
pengetahuan yang menyenangkan dan mendidik. Dalam konteks
pembelajaran, pemilihan buku non teks harus memperhatikan
perkembangan penalaran dan psikologi target pembaca agar efektif
merangsang minat baca dan menambah wawasan mereka. Selain itu,
buku teks non teks harus menjadi wahana untuk membentuk dan
memperkaya pengetahuan, keterampilan, kepribadian, dan spiritualitas
siswa di sekolah. Untuk memenuhi semua fungsi ini, buku teks selain
buku teks harus memenuhi peran berikut:
13
1) Buku sebagai Cermin
Buku sebaiknya ditulis sesuai dengan usia pembaca sasaran.
Dalam buku fiksi, tokoh cerita memiliki cara berpikir dan perilaku
yang mencerminkan pembaca sasaran. Apabila pembaca menemui
tokoh cerita yang mencerminkan dirinya dalam bacaan, maka dia
akan menyukai tokoh tersebut. Koneksi antara pembaca dan tokoh
cerita dapat terjalin, apabila tokoh cerita memiliki rentang usia
yang sama, memiliki karakter yang serupa, dan memiliki
kelemahan yang dimiliki atau kenakalan yang lazim dilakukan oleh
pembaca pada usia tersebut. Seperti yang terjadi pada dunia nyata,
tokoh cerita dapat melakukan kesalahan dan dapat serta merta
belajar dari kesalahan tersebut. Nilai moral dalam cerita sebaiknya
ditemukan sendiri oleh anak dan tidak dipetuahkan oleh figur
orang dewasa. Apabila pembaca menyukai tokoh cerita dalam buku
yang dibacanya, dia akan menyukai buku tersebut. Koneksi yang
baik antara pembaca dan sang tokoh ini diharapkan dapat
menumbuhkan minat baca. Panduan Pemilihan Buku Nonteks
Pelajaran.
2) Buku sebagai Jendela Dunia
Buku merupakan media untuk melihat dunia. Buku nonteks
pelajaran perlu memperluas wawasan pembaca tentang fenomena
terkini tentang dunia sekitar. Buku tidak hanya membagi informasi,
namun juga meningkatkan kemampuan berpikir. Buku informatif
yang ditulis dengan baik, dapat merangsang keingintahuan
pembaca dalam meningkatkan daya berpikir analitis, dan dapat
menjelajahi pengetahuan yang lain.
3) Buku sebagai Pintu Cakrawala
Buku adalah alat/media yang memberikan pengalaman kepada
pembaca untuk menemukan dunia baru. Buku bisa membebaskan
imajinasi pembaca. Buku memberi pembaca ruang untuk
mengajukan pertanyaan seperti, “Bagaimana dengan ini?
14
Bagaimana jika? “Untuk memastikan pengalaman yang menguak
ini, koleksi buku yang akan dibaca harus memuat genre dongeng
dan fantasi. Selain itu, buku nonfiksi harus disajikan dengan visual
yang menarik agar imajinasi pembaca dapat berkembang sambil
mempelajari informasi baru.17
f. Evaluasi Buku Nonteks
Setelah penyusunan buku nonteks pelajaran selesai, maka tahap
selanjutnya yaitu tahap evaluasi. Tahap evaluasi dilakukan untuk
mengetahui kualitas buku nonteks, apakah buku nonteks sudah baik
dan layak atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik evaluasi
dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya evaluasi kepada
validator ataupun uji coba kepada siswa dalam jumlah terbatas.
Respondennya pun dapat ditentukan secara bertahap mulai dari satu
per satu, kelompok ataupun kelas. Komponen evaluasi yang dijadikan
kriteria mutu standar buku nonteks pelajaran mencakup kelayakan
isi/materi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikaan.
1) Kelayakan Isi
Buku nonteks pelajaran yang baik berisi materi yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Kelayakan isi buku
nonteks pelajaran dapat dinilai dari kesesuaian isi/ materi dengan
kompetensi dasar dan ilmu yang sedang berkembang, mendorong
keingintahuan siswa dengan memberikan contoh-contoh masalah
yang sedang terjadi.
2) Kelayakan Penyajian
Kelayakan penyajian buku nonteks pelajaran dapat dilihat dari
keruntutan sajian dalam kegiatan belajar, kesesuaian dan
kelengkapan pendukung penyajian seperti ada tidaknya daftar isi,
kata pengantar, dan sebagainya.
17
Panduan Pemilihan Buku Nonteks Pelajaran/Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Jakarta:
Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2018. h. 6
15
3) Kelayakan Bahasa
Kelayakan bahasa buku nonteks pelajaran dapat dinilai dari (1)
kesesuaian bahasa dengan perkembangan kecerdasan siswa (logis,
komunikatif, dialogis dan interaktif), dan (2) ketetapan tata bahasa,
penggunaan simbol, istilah, dan/ atau ikon.
4) Kelayakan Kegrafikaan
Kelayakan kegrafikan buku nonteks pelajaran dapat dinilai dari (1)
tata letak unsur desain grafika estetis, dinamis, dan menarik serta
menggunakan ilustrasi yang memperjalas pemahaman materi buku,
(2) tipografi meliputi ukuran huruf, proporsi, konsistensi, dan (3)
kelengkapan penyajian.18
g. Kriteria Buku Bacaan Anak yang Menarik
Memilih buku bancaan anak yang baik dapat meningkatkan
minat membaca anak. Menurut Read is Fundamental dalam e-book
Choosing Good Book, memilih buku bacaan untuk anak yang baik
adalah sebagai berikut:
1) Teks bacaan yang jelas dan mudah dibaca oleh anak
2) Ilustrasi gambar harus menarik dan dapat memvisualisasikan/
menggambarkan menegnai makna dari teks yang tertera
3) Buku dibuat semenarik mungkin sehingga dapat menarik perhatian
anak
4) Kata-kata yang digunakan sederhana sehingga mudah dipahami
oleh anak
5) Buku certita menggunakan karakter favorit anak-anak seperti
prinsses dan superman
Terdapat berbagai macam format yang harus diperhatikan saat memilih
buku bacaan untuk anak:
18
Arifianti Amalia, “Penyusunan Buku Nonteks Siaga Bencana Gempa Bumi Sebagai
Upaya Mitigasi Bencana Di Sekolah Kabupaten Pacitan”, Skripsi, FIS-UNNES, Semarang, 20
Oktober 2020, h. 17-18
16
pertama, buku cerita bergambar memiliki teks yang berukuran
besar, agak anak-anak dengan mudah membaca informasi yang
terdapat didalam buku cerita bergambar tesebut. Kedua,
buku cerita bergambar menggunakan latar yang sama seperti
kehidupan nyata agar anak–anak dengan mudah memahami alur cerita
pada buku sesuai dengan kehidupan nyata dan dibuat dengan animasi
agara anak-anak tertarik untuk membaca.
Ketiga, buku cerita bergambar memiliki warna yang sangat
mencolok supaya terkesan lebih ceria dan dapat menarik perharian
anak dengan kolaborasi warna-warna yang cerah.19
Menurut Anitah (dalam Sari 2010: 12) mengemukakan bahwa
ciri-ciri cerita bergambar yang baik, yaitu: cocok dengan tingkatan
umur dan kemampuan pebelajar, bersahaja dalam arti tidak terlalu
kompleks, karena dengan gambar itu pebelajar mendapat gambaran
yang pokok, realistis maksudnya gambar itu seperti benda yang
sesungguhnya atau sesuai dengan yang digambarkan sehingga harus
memperhatikan perbandingan ukuran, dan gambar sebagai media
pembelajaran harus dapat diraba dan dipegang oleh anak didik20
h. Kesesuaian Konten Dengan Tahapan Perkembangan
Menurut Piaget tahapan perkembangan dibagi menjadi empat:
1) Tahap Sensori Motor (0-2 Tahun)
Pada tahap ini anak lebih banyak menggunakan gerak reflex dan
indranya untuk berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Anak
mendapatkan informasi melalui bunyi yang diulang secara terus-
menerus melalui kata-kata atau bernyanyi.
2) Tahap Praoprasional
Pada tahap ini anak mulai menunjukan proses berfikir yang lebih
jelas dibandingkan tahap sebelumnya, anak mulai mengenal
19
Nova Triana Tarigan. Loc. Cit. h. 142 20
Lely Damayanti, Pangaruh Media Cerita Bergambar terhadap Kehidupan Sosial Anak
Didik Kelompok B TK Desa Ngepah Saradan Madiun Tahun Ajaran 2014-2015, (Madiun: Jurnal
Care Vol.3 2016, h. 156
17
symbol termasuk bahasa dan gambar. Implikasi pada buku bacaan
anak yang sesuai dengan karakteristik pada tahap ini yaitu
a) Buku yang menampilkan gambar sederhana sebagai ilustrasi
yang menarik
b) Buku yang dibuat menyerupai kenyataan sehingga anak dapat
mengenalinya
c) Buku cerita menampilkan tokoh dan alur yang mencerminkan
tingkah laku dan perasaan anak.
3) Tahap Orprasional
Pada tahap ini anak sudah mampu memecahkan persoalan
sederhana yang bersifat konkret. Implikasi terhadap buku bacaan
anak yang sesuai pada usia 7-11 tahun yaitu:
a) Buku bacaan anak dengan urutan yang logis dan mudah
dimengerti oleh anak.
b) Buku bacaan anak berisi cerita sederhana yang didalamnya
terdapat konflik, tokoh dan cara menyelesaikan konflik
tersebut.
c) Buku bacaan menampilkan objek gambar yang lebih beragam
dalam berntuk model yang sederhana
4) Tahap Formal
Pada tahap ini anak sudah mempu berfikir secara abstrak, mampu
membuat nalogi, dan mampu mengevaluasi cara berpikirnya.
Implikasi pada buku bacaan anak yaitu:
a) Buku bacaan yang menampilkan masalah yang akan
melibatkan anak untuk mencari tahu sebab akibatnya.
b) Buku bacaan anak menampikan alur cerita ganda, alur cerita
yang mengandung plot dan subplot, yang membuat anak
memahami hubungan antar subplot, terdapat konflik dan
karakter yang lebih kompleks 21
21
Burhan Nurgiyantoro, “Tahap Perkembangan Anak dan Pemilihan Bacaan Sastra Anak”,
Jurnal Cakrawala Pendidikan, Vol. 2, 2005, hal. 199
18
i. Manfaat Buku Bacaan Anak
Menurut Mitchell (dalam Burhan Nurgiyantoro) fungsi buku cerita
bergambara yaitu, sebagai berikut:
1. Buku cerita bergambar dapat membantu peserta didik belajar
tentang keberadaan didunia, ditenagh masyarakat dan alam.
2. Buku cerita bergambar dapat membantu peserta didik belajar
mengenal orang lain, hubungan yang terjadi dan pengembangan
perasaan
3. Buku cerita bergambar dapat membantu peserta didik untuk
mengapresiasi keindahan22
j. Kriteria Buku Berkualitas Menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan
(Puskurbuk)
Buku koleksi perpustakaan pada setiap satuan pendidikan
seharusnya merupakan buku bacaan yang sudah dinilai kelayakannya
oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk), Setiap satuan
pendidikan perlu memahami bahwa buku yang baik tidak hanya
terbuat dari bahan yang baik dan memiliki tampilan yang baik, namun
juga memiliki materi yang menghibur dan mendidik, serta dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Kriteria berikut ini dapat
digunakan oleh sekolah/madrasah dalam memilih buku nonteks
pelajaran.
1) Kover Buku
a) Judul buku menggambarkan isi buku yang ditulis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar
b) Pada buku fiksi, judul buku memberikan petunjuk terhadap
cerita, namun sebaiknya tidak memberikan informasi tentang
akhir cerita (open plot).
c) Judul buku tidak melecehkan atau mengandung stereotip
terhadap kelompok masyarakat tertentu
22
Eni, Suryaningsih, Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang Mitigasi Bencana
Erupsi Gunung Api untuk Siswa SD, jurnal Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, 2017. Hal. 113
19
d) Ilustrasi kover buku menggambarkan isi buku.
e) Nama penulis tercantum dalam kover muka buku.
f) Identitas penerbit (nama, alamat, dan kota terbit) tercantum
pada halaman kover belakang dan/atau halaman hak cipta.
2) Bagian Awal Buku/Prelim.
a) Halaman hak cipta mencantumkan keterangan hak cipta, nomor
International Standar Book Number (ISBN), nama, alamat,
serta kota domisili penerbit, nama penulis, ilustrator,
penyunting, penerjemah, desainer isi dan desainer kover buku.
b) Halaman prakata yang ditulis oleh penulis buku atau kata
pengantar yang ditulis oleh orang lain tentang materi buku.
c) Halaman daftar isi, daftar tabel atau daftar gambar.
3) Bagian Isi
a) Buku Pengayaan Pendidikan Usia Dini
Buku dengan ilustrasi yang detail sebagai media untuk
berdiskusi tentang cerita. Selain itu, detail ilustrasi dapat
mengembangkan kemampuan anak untuk menghubungkan
cerita dengan pengalaman keseharian mereka.
(1) Tema cerita relevan dengan permasalahan keseharian
peserta didik. Tema-tema cerita seperti pertemanan,
keluarga, kebersihan, dan solusi untuk mengatasi emosi
negatif anak, merupakan media yang baik untuk berdiskusi
tentang permasalahan keseharian peserta didik.
(2) Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosa kata.
Apabila terdapat kosa kata baru, kata-kata baru tersebut
perlu dijelaskan dengan baik melalui ilustrasi buku.
(3) Memiliki tokoh favorit dengan tema yang digemari oleh
pesertadidik. Penyajian huruf harus menarik perhatian
peserta didik, misalnya huruf dicetak besar mengikuti
emosi tokoh cerita, atau disajikan dalam balon kata maupun
di balik gambar (misalnya dalam lift-the-flap book).
20
Penyajian yang menarik bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran fonetik peserta didik berusia dini. Secara tidak
langsung, mengajarkan kepada pembaca berusia dini bahwa
teks memiliki makna tertentu.
(4) Tokoh binatang dalam fabel dan cerita realistik keseharian
dengan tokoh berusia dini sebaiknya memiliki akhir cerita
bahagia (happy ending), cerita demikian biasanya diminati
oleh pembaca berusia dini.
(5) Setiap halaman buku pendidikan anak usia dini memiliki
maksimal lima kalimat, masing-masing kalimat terdiri atas
tiga hingga lima kata. Apabila buku dibacakan oleh guru,
maka satu halaman pada buku tersebut dapat memiliki 12
kalimat
(6) Buku aktivitas untuk peserta didik berusia dini perlu
memiliki ragam aktivitas yang tak hanya mengembangkan
kemampuan motorik halus, namun juga memperkenalkan
ragam gerak melalui aktivitas bermain, menirukan,
mencipta, atau bernyanyi.
b) Buku Referensi
Buku referensi sebaiknya memiliki beberapa komponen
sebagai berikut:
(1) Memiliki isi yang akurat, valid, dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, sehingga dapat
dirujuk dalam pembelajaran.
(2) Memiliki informasi yang dikelompokkan dengan
pengorganisasian yang baik, sehingga dapat membantu
peserta didik untuk mencari informasi.
(3) Dilengkapi dengan daftar pustaka sebagai rujukan
informasi dalam buku dan dilengkapi dengan daftar indeks
pada halaman akhir buku, sehingga mempermudah peserta
didik untuk mencari informasi.
21
c) Buku Panduan Pendidik
Buku panduan pendidik sebaiknya berisikan komponen-
komponen
sebagai berikut:
(1) Memberikan panduan tentang metode, media, dan penilaian
pembelajaran guna meningkatkan kapasitas pedagogik,
sosial, dan profesionalitas pendidik.
(2) Memiliki muatan isi yang dapat dipertanggungjawabkan,
dengan mencantumkan sumber rujukan pada daftar
referensi di halaman akhir buku.
(3) Memiliki tata bahasa dan gaya penyajian yang baik agar
mudah dipahami. Buku-buku hasil alih bahasa dari bahasa
asing ke bahasa Indonesia harus memiliki kualitas
terjemahan yang baik.
4) Bagian Akhir Buku
Bagian akhir buku biasanya memuat informasi tambahan yang
mendukungisi buku. Halaman akhir buku terdiri atas beberapa
komponen sebagai berikut.
a) Daftar pustaka, daftar istilah dalam bentuk glosarium, indeks,
dan lampiran.
b) Halaman yang memuat informasi lebih detail tentang penulis
atau ilustrator buku, serta keterangan tentang penerbit dengan
mengacu pada Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Buku yang Digunakan oleh Satuan Pendidikan.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut adalah penelitian-penelitian yang relevan dengan tema penelitian
yang peneliti pilih. Penelitian-penelitian ini berupa hasil laporan berbentuk
skripsi/thesis/disertasi sebagai berikut:
22
Tabel 2.1
Penelitian Yang Relevan
No. Ringkasan & Hasil Penelitian Persamaan & Perbedaan
1 Nama Peneliti dan Asal PT:
Chatarinia Wulandari
Universitas Sananta Dharma
Judul:
Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis
Pendidikan Lingkungan Hidup Untu
Pembelajaran Membaca siswa kelas 1SD.
Ringkasan:
Meneliti buku cerita bergambar tentang
pendidikan lingkungan hidup untuk siswa kelas
1 SD dikembangkan dengan kualitas sangat
baik. Penilaian buku ceita bergambar ditinjau
dari tiga topik, yaitu cover buku, yang memiliki
judul buku menarik dan memiliki isi serta warna
yang menarik, isi buku yang memberikan nilai-
nilai pendidikan lingkungan hidup menggunakan
bahasa yang sederhana dan cocok untuk anak
usia dini serta ilustrasi yang memperjelas isi
cerita.
Hasil:
buku cerita bergambar tentang pendidikan
lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca
siswa kelas 1 SD ini dikembangkan dengan
kualitas baik dan layak digunakan untuk
menanamkan pendidikan lingkungan hidup.
Penilaian kualitas buku cerita bergambar ini
ditinjau dari tiga topic, yaitu cover buku, isi
buku, dan pesan yang disampaikan buku. Hasil
uji coba menunjukkan bahwa buku cerita yang
dihasilkan oleh peneliti termasuk dalam kategori
sangat baik.
Persamaan:
buku cerita anak
Perbedaan:
Penelitiannya menggunakkan
R&D(Research and Development),
metode yang digunakan untuk
menghasilkan produk
23
2 Nama Peneliti dan Asal PT:
Florentina Pradita Setyaningsih
Universitas Sananta Dharma
Judul:
Pengembangan Buku Ceita Bergambar Berbasis
Pendidikan Anti Korupsi Utuk Pembelajaran
Membaca Siswa Kelas III B SD Kanisius
Wirobrjan I Yogyakarta
Ringkasan:
Buku cerita bergambar berbasis pendidikan
antikorupsi ini dapat menjadi referensi bacaan
bagi siswa agar dapat mengembangkan nilai-
nilaing yang terkandung dalam pendidikan
antikorupsi seperti kejujuran, kepedulian,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab,
kerja keras, sederhana, keberanian, dan nilai
keadilan.
Hasil:
Buku cerita bergambar berbasis pendidikan
antikorusi sangat menarik bagi siwa kelas tiga,
baik itu sampul (cover), isi buku dalam cerita,
dan gambar gambar yang terdapat dalam buku
tersebut.
Persamaan:
Meneliti buku cerita bergambar
Perbedaan:
Mengangkat tema pendidikan
antikorupsi yang meliputi sikap
kejujuran, keberanian, dan nilai
keadilan yang diterapkan
24
3 Nama Peneliti dan Asal PT:
Muti’ah Nafiyati Asih
IAIN Surakarta
Ringkasan:
skripsi berjudul Ananlisis Buku Ajar Fiqih
Ubudiyah SMP Walisongo Karangmalang
Sragen Kelas VII, menggunakan metode kajian
pustaka/Library Research, Kualitatif. Pada tahun
2017.
Hasil:
materi yang terdapat pada buku ajar Fiqih
Ubudiyah tidak sesuai dengan kurikulum yang
berlaku pada SMP Walisongo Karangmalang
dan menunjukkan kekuranglayakan yang telah
ditetapkan oleh BSNP.
Persamaan:
Sama-sama menganalisa buku
dengan metode kajian pustaka
Perbedaan:
Buku yang digunakan untuk
menganalisa adalah buku untuk anak
pada jenjang SMP kelas VII
4 Nama Peneliti dan Asal PT:
Emi Wulandari
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Ringkasan:
Siswa SD malas membaca buku khususnya buku
pelajaran, dengan menggunakan buku cerita
bergambar anak dapat berminat untuk membaca
dan dapat menembah pengetahuan
Hasil:
Produk buku cerita bergambar sebagai sumber
belajar pada tembelajaran tematik dan dapat
berkembang dengan baik, sehingga anak anak
sangat tertaik untuk belajar
Persamaan:
Meneliti tentang buku cerita
bergambar
Perbedaan:
Penelitian menggunakan metode
R&D (Research and Development)
dalam pembelajaran tematik untuk
siswa kelas 1 SD/MI
25
C. Kerangka Berfikir
Bencana kebakaran sering kali terjadi pada saat tiba-tiba timbul api.
Faktor utama kebakaran terjadi karena konsleting listrik tetapi tidak menutup
kemungkinan terjadi kerena adanya api kecil kemudian merambat ke benda
yang mudah terbakar yang dapat mengakibatkan api menjadi semakin besar.
Benda-benda yang mudah terbakar berada disekitar kita seperti: bahan bakar,
peralatan yang berenergi listrik, benda-benda plastik. Kebakaran dapat
menimbulkan kerugian harta benda dan bahkan dapat memakan koban jiwa.
Buku adalah jendela dunia, dengan membaca buku dapat melihat dunia
Karena dengan membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam
berbagai bidang lebih khusus pada buku bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia. Dalam penelitian ini peneliti ingin berfokus pada buku cerita
bergambar seri pengetahuan bencana alam “Yuk Cegak Kebakaran” dengan
membaca buku anak dapat mengetahui benda apa aja yang mudah terbakar
dan dampak dari bermain api. Pada bagian ketiga terdapat orang tua dan Guru,
Peran mereka sangat penting karena melalui orang tua dan guru pemahaman
anak mengenai bencana alam lebih di pahami, karena orang tua adalah
lingkungan pertama yang harus mengajarkan tanggap bencana agar sang anak
dapat melindungi dirinya sendiri saat terjadi bencana, sedangkan guru dapat
memberikan pemahaman mengenai bencana alam dan guru dapat mengajarkan
tanggap bencana kebakaran dengan mengajak para siswanya ke pemadam
kebakaran agar anak-anak dapat belajar secara langsung kepada pemadam
kebakaran
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek dan Waktu Penelitian
Buku yang diteliti pada penelitian ini berjudul Analisa Buku Anak Seri
Pengetahuan Bencana Alam “Yuk Cegah Kebakaran” yang diterbitkan oleh
PT. Sewu (Srikandi Empat Widya Utama) pada bulan November tahun 2014.
Penelitian ini akan di laksanakan dalam waktu beberapa bulan, yakni dari
bulan Novembar 2019 sampai bulan Maret 2020 digunakan untuk melakukan
pengumpulan data sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari objek penelitian
ini berupa buku yang diteliti, yaitu buku cerita bergambar anak seri
pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah Kebakaran”. Yang menjadi buku
referensi bagi orang tua dan guru untuk mengajarkan kesiap-siagaan terhadap
bencana kebakaran yang sering terjadi. Dan menjadi buku cerita yang dapat
guru sampaikan kenapa siswa melalui cerita yang bermakna.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif, peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil
penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur
yang logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu
dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan
karakteristik penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap,
lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
Pendekatan kualitatif disebut sebagai “Naturalistik Inquiry”. Penggunaan
pendekatan ini dikarenakan cara pengamatan dan pengumpulan data dilakukan
dalam latar/setting alamiah, artinya tanpa memanipulasi subjek yang diteliti.23
Dengan pendekatan kualitatif peneliti dapat mengetahui keadaan yang
sebenarnya atas kejadian tersebut dan peneliti juga mendapatkan informasi
secara mendalam. Penelitian kualitatif menggunakan data kualitatif seperti
23
Pedoman Penulisan Skripsi (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, 2015), h. 61.
27
wawancara, data observasi partisipan dan data dokumen untuk memahami dan
menjelaskan makna yang terkandung salam buku Yuk. Cegah Kebakaran.24
Penelitian kualitatif fokus penelitiannya bersifat kompleks dan luas, juga
bersifat subjektif dalam arti keputusan bergantung pada analisis peneliti itu
sendiri. Penelitian kualitatif menggunakan multi instrumen sehingga data tidak
terbatas berdasarkan satu instrumen saja. Penelitian kualitatif data
dideskripsikan dan diinterpretasikan. Hasil penelitian kualitatif diperoleh dari
komunikasi dengan subjek penelitian serta hasil observasi, dan hasil
triangulasi.25
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu seperti buku,
jurnal, majalah atau bahan tulisan lainnya. Pada penelitian ini sumber data
utama yang digunakan oleh peneliti, yaitu Buku Seri Anak Pengetahuan
Bencana Alam “Yuk cegah Kebakaran” yang di terbitkan oleh PT. SEWU
(Srikandi Empat Widya Utama) dengan buku Pusat Kurikulum dan Perbukuan
yang di terbitkan oleh Kementrian Pendidikan
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini diarahkan untuk mengetahui serta menganalisis
bagimana sampul buku, isi buku dan bagian akhir buku yang terdapat didalam
buku cerita bergambara anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah
Kebakaran”
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam penelitian ini, Penulis melakukan pengumpulan data dan
pengolahan data sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dipelajari dengan menggunakan literatur
yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti dengan
24
Zul Azmi, Memahami Penelitian Kualitatif Dalam Akuntansi, Sumatera Utara, volume
11, 2018, hlm160. 25
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, Penelitian Pendidikan jenis, Metode dan Prosedur,
(Jakarta: Kencana, 2013) hlm42-43.
28
mengumpulkan data-data melalui bahan bacaan dengan bersumber pada
buku dan jurnal. Data diperoleh melalui analisis buku anak seri
pengetahuan bencana alam “Yuk Cegah Kebakaran” dengan cara
menganalisa setiap halaman yang dimulai dari sampul depan hingga
sampul belakang, sebelum menganalisis buku tersebut peneliti mencari
tahu makna yang disampaikan oleh buku tersebut:
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu
utamanya slain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut,
dan kulit.26
Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui
pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung secara
bersama, merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek
pengamatan.27
Dalam observasi ini, peneliti akan mengamati buku cerita
bergambar seri bencana alam Yuk’Cegah kebakaran karena:
1) Menentukan tujuan dari observasi yang dilakukan. Tujuan dari
observasi pada penelitian ini adalah untuk menganalisis isi pada
buku, pesan yang disampaikan, dan tampilan pada buku “Yuk,
Cegah Kebakaran”
2) Berikan tanda checklist pada pedoman yang telah dibuat
sebelumnya.
3) Mendeskripsikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
b. Studi Pustaka
Teknik ini digunakan untuk melengkapi data primer, yaitu data
yang berupa teori-teori dari media massa maupun buku-buku yang
berhubungan dengan penelitian.
26
Burhan Bungi, Penelitain Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010) hal. 115) 27
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2016). h. 220
29
2. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan data
Menurut Sugiyono, uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif
meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas
eksternal), dependability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).
Data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji kredibilitas, untuk
membuktikan bahwa data yang diperoleh benar-benar mengandung nilai
kebenaran. Adapun teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut28:
a. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan dilakukan untuk memastikan bahwa data
yang didapat sudah benar, lengkap dan sesuai. Perpanjangan
pengamatan untuk menguji kredibilitas data penelitian ini difokuskan
pada pengujian terhadap data yang telah diperoleh, apakah data yang
telah diperoleh setelah diperiksa kembali ke lapangan, sudah benar
atau belum. Apabila setelah diperiksa kembali ternyata data sudah
benar, berarti data yang kita peroleh kredibel, maka waktu
perpanjangan pengamatan dapat diakhiri.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan dilakukan untuk mengamati lebih teliti dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan
urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
Peneliti meningkatkan ketekunan dengan cara membaca kembali
berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-
dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti.
c. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini berarti pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.
Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan triangulasi waktu.
a) Triangulasi sumber
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), hh. 270-276
30
Triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan untuk menguji
kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber.
b) Triangulasi teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan untuk
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda.
c) Triangulasi waktu
Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi,
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara
berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
3. Analisis Data Deskriptif
Sugiyono mengatakan bahwa analisis data merupakan kegiatan
mengelompokkan atau menyajikan data setelah data dari sumber data lain
terkumpul.29 Analisis data penelitian ini menggunakan analisis deskriptif.
Maka dari itu, setelah peneliti melengkapi data dengan menggunakan
instrumen daftar checklist yang telah dibuat sebelumnya, peneliti
menganalisis data dengan menggunakan analisis deskriptif mengenai buku
cerita anak Yuk Cegah kebakaran, kemudian didukung dengan hasil
wawancara peneliti dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan
tersebut.
4. Instrumen penelitian
Tabel 3.1
Kisi-kisi observasi kelayakan buku cerita anak seri pengetahuan
bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran”
1. Tabel Kesesuaian Sampul Buku
29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 207
31
Tabel Kesesuaian Sampul Buku
No Kriteria kover buku Aspek penilaian SB B C K SK
1. Judul buku
menggambarkan isi
buku yang ditulis
dalam bahasa
Indonesia yang baik
dan benar.
a. Judul buku
mewakili isi
dalam buku
a. Isi buku
menggunakan
bahasa yang
mudah
dimengerti.
2. Pada satu fiksi, judul
buku memberikan
petunjuk
terhadap cerita, namun
sebaiknya tidak
memberikan informasi
tentang akhir cerita (open
plot).
a. Judul tidak
mengarahkan
langsung tentang
isi cerita.
b. Judul hanya
mengisyaratk an
isi cerita.
3. Judul buku tidak
melecehkan atau
mengandung strereotip
terhadap kelompok
masyarakat tertentu.
a. Judul buku
sopan tidak
menyinggung
pihak manapun.
b. Judul buku
tidak
memberikan
prasangka buruk
terhada suatu
golongan
4. Ilustrasi kover buku
menggambarkan isi buku.
a. Buku
menggunaka n
gambar yang
mencirikan isi
buku.
5. Nama penulis
tercantum dalam
kover muka buku.
a. Terdapat nama
penulis dikover
buku.
32
6. Identitas penerbit (nama,
alamat, dan kota terbit)
tercantum pada halaman
kover belakang dan/atau
halaman hak cipta.
a. Pada halaman
depan dan
belakang
terdapat nama
penerbit.
b. Pada halaman
hak cipta dan
belakang buku
terdapat alamat
penerbit.
c. Pada halaman
hak cipta dan
belakang
terdapat kota
terbit buku.
2. Tabel Kesesuaian Bagian Isi
Tabel Kesesuaian Bagian
Isi
No Kriteria Bagian Isi Aspek Penilaian SK B C K SK
1. 1
.
Buku dengan ilustrasi
yang detail sebagai
media untuk
berdiskusi tentang
cerita.
a. Gambar yang
digunakan dalam
buku cukup untuk
dibahas bersama.
b. Gambar yang
digunakan dalam
buku detail sesuai
jalan cerita.
2. 2
.
Tema cerita relevan
dengan permasalahan
keseharian peserta
didik.
a. Tema buku
berkaitan dengan
kegiatan anak
sehari-hari.
b. Dapat digunakan
sebagai media
yang baik untuk
berdiskusi
tentang
permasalah
keseharian
33
3. Peserta didik telah
mengenal sebagian besar
kosa kata.
a. Menggunakan
kosa kata yang
mudah
dimengerti oleh
anak.
b. Apabila terdapat
kosakata baru,
kata tersebut
dijelaskan
menggunakan
ilustrasi.
4. Memiliki tokoh favorit
dengan tema yang
digemari oleh peserta
didik
a. Tokoh yang
digunakan sudah
sering diketahui
peserta didik.
5. Penyajian huruf harus
menarik perhatian
peserta didik.
a. Huruf dicetak
besar mengikuti
emosi tokoh
cerita.
b. Disajikan dengan
kreatif
menggunakan
balon kata atau
yang menark
perhatian lainnya.
c. Mengajarkan
pada pembaca
berusia dini
bahwa teks
memiliki makna
tertentu
6. Tokoh binatang dalam
fabel dan cerita realistik
keseharian dengan tokoh
usia dini sebaiknya
memiliki akhir cerita
bahagia.
a. Akhir cerita
dibuat
menyenangkan.
b. Cerita yang
mengandung
pesan moral dan
sosial.
7. Setiap halaman buku
pendidikan anak usia
dini memiliki maksimal
lima kalimat.
a. Kalimat yang
digunakan
perhalaman
maksimal
memiliki 5
kalimat.
34
b. Masing-masing
kalimat terdiri
atas tiga hingga
lima kata.
8. Buku aktivitas untuk
peserta didik berusia dini
perlu memiliki ragam
aktivitas.
a. Buku memiliki
aktivitas yang
dapat
mengembangkan
kemampuan lain,
seperti motorik
halus.
b. Buku
memperkenalkan
ragamgerak
melalui aktivitas
bermain, meniru,
mencipta atau
bernyanyi.
3. Tabel Kesesuaian Bagian Akhir Buku
Tabel Kesesuaian Bagian Akhir Buku
No. Kriteria Bagian
Akhir Buku
Aspek penilaian SB B C K SK
1. Memiliki daftar
dan lampiran
a. Terdapat beberapa
komonen seperti daftar
Pustaka.
b. Daftar istilah dalam
bentuk grafik
c. Memiliki lampiran-
lampiran
2. Halaman yang
memuat
informasi lebih
detail tentang
penulis atau
illustrator
a. Halaman khusus yang
membahas profil penulis
b. Halaman khusus untuk
profil illustrator
c. Keterangan tentang
penerbit yang mengacu
pada permendikbut
35
Tabel analisis buku ini merujuk pada buku Pedoman buku Nonteks Pelajaran dari
Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Keterangan:
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SB = Sangat Kurang
36
BAB IV
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini peneliti akan membahas data hasil analisis secara
mendalam. Data dibagi menjadi dua bagian yaitu primer, data primer berasal
dari analisis buku. Buku yang dianalisis adalah buku anak seri pengetahuan
bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran!”.
Dalam bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana tampilan, isi dan
bagian akhir pada buku cerita anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk,
Cegah Kebakaran” menurut kesesuaian dari standar buku non teks menurut
Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang diterbitkan oleh Kementrian
Pendidikan.
B. Gambaran Umum Buku “Yuk, Cegah Kebakaran!”
Peneliti menganalisis buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk,
Cegah Kebakaran.” Berikut adalah gambaran umum dari buku tersebut:
Tabel 4.1
Identitas Buku
Judul Buku Yuk, Cegah Kebakaran
Penulis Renika Veronika
Editor Putri Febrianti dan Nurlailah
Ilustrator Novia ”KAL” Samawandani
Cetakan 1 November, 2015
Kota Bandung
Penerbit PT.SEWU (Srikandi Empat Widya Utama)
Ukuran Buku 25 X 18
Jumlah Halaman 30
Berat Buku -
Nomor Buku ISBN 978-602-382-032-0
37
Buku Cerita berjudul “Yuk, Cegah Kebakaran” berisi tentang
pengetahuan bencana alam kebakaran. Buku ini ditulis oleh Renika
Veronika, illustrator yaitu Novia “KAL” Samawandani, layout/setting oleh
Syaeful Anwar, dan diterbitkan oleh PT. SEWU (Srikandi Empat Widya
Utama) yang bertempat di Jl. Tengah No.30 Bumi Asri Mekarrahayu,
Bandung. Cetakan pertama dilakukan pada bulan November tahun 2015.
Buku cerita bergambar ini memiliki seri bencana alam dan memiliki banyak
judul buku mengenai bencana alam seperti, “Aku Tahu Gempa bumi”,
“Yuk, Cegah Longsor”, “Yuk, Cegah Kebakaran”, Aku Tahu Gunung
Meletus”, Aku Tahu Tsunami”, “Yuk, Cegah Banjir” setiap bukunya
memiliki ukuran yang sama yaitu 25 X 18 cm, untuk buku cerita “Yuk,
Cegah Kebakaran” memiliki (International Standard Book Number) ISBN
978-602-032-0. Buku cerita “Yuk, Cegah Kebakaran” berisi tentang cara
mencegah kebakaran yang langsung diajarkan oleh petugas pemadam
kebakaran, akibat yang akan terjadi ketika bermain dengan api, dan melatih
kepedulian anak ketika ada temannya yang sedang dalam kesulitan seperti
menjenguk teman yang sedang sakit akibat bermain petasan.
C. Paparan Data Hasil Penelitian
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data hasil penelitian
terkait dengan permasalahan yang dirumuskan, yaitu menjelaskan bagaimana
sampul buku, isi buku dan bagian akhir buku anak seri pengetahuan bencana
alam “Yuk, Cegah Kebakaran” menurut standar buku nonteks menurut Pusat
Kurikulum dan Perbukuan.
Langkah pengumpulan data diawali dengan membuat tabel analisis
buku, selanjutnya peneliti menganalisis buku, analisa dilakukan mengikuti
standar buku nonteks menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan selama satu
minggu. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan deskriptif atas pertanyaan
dalam rumusan penelitian, jawaban atas rumusan masalah tersebut kemudian
menjadi hasil penelitian.
38
Peneliti menjawab rumusan masalah yaitu: Bagaimana kesesuaian
tampilan, isi dan bagian akhir buku seri anak bencan alam “Yuk, Cegah
Kebakaran dengan standar buku nonteks menurut Pusat Kurikulum dan
Perbukuan?. Peneliti membagi pembahasan menjadi empat bagian. Bagian
pertama menjawab rumusan masalah pertama yaitu: (1) Sampul buku anak
seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran”?, (2) Isi buku anak
seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran”?,. (3) bagian akhir
buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran”?,
1. Sampul buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah
Kebakaran
Buku yang sering kali anak-anak jumpai di rumah maupun di
sekolah adalah buku yang membahas mengenai kesehatan, makhluk
hidup, anggota tubuh, dan lain-lain. Sangat jarang sekali dijumpai buku
yang membahas mengenai bencana alam seperti kebakaran, banjir, tanah
longsor, tsunami, gunung meletus, dan lain-lain. Semua bencana alam
tersebut dapat terjadi kapan aja, sehingga buku cerita “Yuk, Cegah
Kebakaran” sangat penting bagi anak supaya anak dapat mengentahui
cara melindungi diri dari bencana alam kebakaran. Buku cerita” Yuk,
Cegah Kebakaran” dibuat sesuai dengan ketentuan yang sudah diterbitkan
oleh pusat kurikulum dan perbukuan sebagai berikut:
a. Judul buku menggambarkan isi buku yang ditulis dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Menurut KBBI judul adalah nama yang dipakai untuk buku
atau bab dalam buku yang dapat menyiratkan secara pendek isi atau
maksud buku atau bab itu. Judul yang dipakai oleh buku cerita anak
seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran” sudah
menggambarkan isi dalam buku bahawa buku “Yuk, Cegah
Kebakaran” membahas mengenai kebakaran, mengajak anak untuk
melakukan pencegahan kebakaran seperti tidak bermain dengan api
karena dapat menyebabakan terjadinya kebakaran, pada judul tersebut
dapat mengajak anak untuk berfiskir secara kritis mengenai tentang
39
penyebab terjadinya kebakaran dan bahaya yang akan ditimbulkan
dari bencana alam kebakaran. Buku “Yuk, Cegah Kebakaran”
menggunakan kata-kata yang berupa ajakan kepada pembacanya
supaya mencegah terjadinya kebakaran, dengan demikian pembaca
dapat lebih mudah memahami isi yang akan dibahas pada buku.
Gambar 4.1 Judul
b. Pada buku fiksi, judul buku memberikan petunjuk terhadap
cerita, namun sebaiknya tidak memberikan informasi tentang
akhir cerita (open plot)
Judul buku “Yuk, Cegah Kebakaran” sudah menggambarkan
isi cerita yang akan disampaikan pada buku, mamun tidak
memberikan informasi bagiman akhir dari cerita.
c. Judul buku tidak melecehkan atau mengandung strereotip
terhadap kelompok masyarakat tertentu
Franzoi (2008:199), stereotip adalah kepercayaan tentang orang
yang menempatkan mereka kedalam satu kategori dan tidak
mengizinkan bagi berbagai (variation) individual. Kepercayaan sosial
ini didapatkan dari orang lain dan dipelihara melalui aturan-aturan
dalam interaksi sosial. Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan
bahea Judul buku tidak mengandung kalimat yang dapat melecehkan
seseorang maupun kelompok tertentu, namun judul buku cerita ”Yuk,
Cegah kebakaran” mengajak anak-anak untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
40
d. Ilustrasi kover buku menggambarkan isi buku
Buku cerita tersebut sangat menarik perhatian, didalam buku
tersebut terdapat berbagai macam informasi yang dapat menambah
pengetahuan anak mengenai bencana alam kebakaran. Dapat dilihat
pada tampilan luar atau cover buku tersebut terlihat tiga anak, 2 anak
laki-laki dan satu anak perempuan sedang menggunakan seragam
pemadam kabakaran berwarna merah garis-garis kuning, dilengkapi
dengan topi pemadam kebakaran dan mereka memegang selang air
berwarna kuning dan sedang mengeluarkan air. Dapat dilihat dari
ekspresi mereka yang terlihat sangat bahagia sekali dapat menggunakan
seragam pemadam kebakaran, anak perempuan dan laki-laki yang
tersenyum sumringah menandakan bahwa mereka sangat senang
menjadi pemadam kebakaran, anak laki-laki yang memakai kacamata
merasa dirinya sangat gagah saat memakai seragam pemadam
kebakaran dan memerankan profesi sebagai pemadam kebakaran.
Gambar 4.2 Sampul Buku
Pada gambar 4.2 buku menggunakan warna-warna yang cerah
sehingga dapat menarik perhatian anak-anak, dan judul buku
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan judul
menggambarkan isi pada buku yang membahas mengenai bencana alam
kebakaran, selaras dengan standar buku nonteks dari Pusat Kurikulum
dan Perbukuan. ilustrasi gambar dapat mencerminkan isi buku yang
akan dibahas,
41
Gambar dan warna sampul buku yang berwarna-warni ceria akan
menarik minat anak untuk tahu apa isi buku tersebut. Sebagaimana kita
ketahui warna dapat menambah keefektifan penyampaian pesan kepada
pembaca. Menurut Hartoko (2010: 139) dalam Nurdini, sampul buku
merupakan salah satu unsur standar yang dipakai untuk menarik minat
pembaca membeli buku tersebut sehingga desain sampul buku begitu
penting.30
Menurut lilis Madyawati buku cerita bergambar memiliki teks dan
gambar yang ukurannya lebih besar dan penuh warna-warni yang sesuai
dengan pemikiran secara simbolis. Media ini dapat dibuat sesuai
kebutuhan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak.31
Buku dapat membantu anak-anak dalam mengembangkan kemampuan
berbahasa. Dengan melihat teks dan gambar yang berukuran besar dan
penuh dengan warna-warai yang sesuai dengan pemikiran secara
simbolis, maka anak semakin tertarik untuk membaca dan
mendengarkan cerita dari seorang guru atau orang tua.
e. Nama penulis tercantum dalam kover muka buku
Pada sampul buku “Yuk, Cegah Kebakaran” selain judul yang
tertera pada bagian depan terdapat nama penulis yaitu Renika
Veronika.
f. Identitas penerbit (nama, alamat, dan kota terbit) tercantum pada
halaman kover belakang dan/atau halaman hak cipta.
Pada halaman kedua terdapat lembar hak cipta yang berisi nama
editor, illustrator, layout/setting, tanggal diterbitkan, penerbit, alamat
tempat terbit dan katalog dalam terbitan. Sesuai dengan kriteria buku
nonteks menurut pusat kurikulum dan perbukuan yang di terbitkan oleh
kementrian Pendidikan
30
Nurdini, Winny, Febrianto, Implementasi Warna Pada Sampul Buku Cerita Bergambar
Legenda Ciujung Dan Ciberang, Jurnal Kreasi Seni dan Budaya: vol. 01 Jakarta, Hal. 70 31
Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa Pada Anak, kencana, Jakarta, 2016. hal.
177
42
Gambar 4.3 bagian hak cipta
2. Isi dalam buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah
Kebakaran
a. Buku dengan ilustrasi yang detail sebagai media untuk
berdiskusi tentang cerita.
Buku cerita anak “Yuk, Cegah Kebakaran” dapat dijadikan
sebagai media pembelajaran pada pembukaan pembelajaran untuk
disampaikan kepada anak usia dini, dengan demikian dapat
memudahkan guru untuk memulai pembelajaran yang akan
membahas mengenai bencana alam, dengan buku tersebut guru
dapat mengajak anak untuk berdiskusi hal apa yang harus dilakukan
ketika terjadi kebakaran dan anak akan mengetahui efek yang akn
ditimbulkan kekita anak bermain dengan api.
b. Tema cerita relevan dengan permasalahan keseharian peserta
didik.
Buku cerita “Yuk, Cegah kebakaran” menyajikan cerita dengan
setting yang dekat dengan kehidupan anak, seperti sekolah, taman,
pulang sekolah dan lain-lain. Alur cerita yang sederhana pada buku ini
dapat memudahkan anak-anak memahami pesan yang tersirat maupun
tersurat dalam cerita. Buku ini menampilkan cerita terdapat tahapan-
tahapan alur cerita seperti perkenalan, kemunculan konflik, saat konflik
terjadi, konflik menurun, dan tahap penyelesaian.
Berdasarkan standar buku nonteks menurut Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, tema mengenai kehidupan anak-anak sehari-hari seperti
43
pertemanan, keluarga, dan kebersihan, dapat menjadi media yang baik
untuk berdiskusi tentang permasalahan keseharian peserta didik.
Stanton (2012: 28) dalam Anggun, mengatakan bahwa alur merupakan
tulang punggung cerita, sebab sebuah cerita tidak akan pernah
seutuhnya dimengerti tanpa adanya pemahaman terhadap peristiwa-
peristiwa yang saling berkait, dan saling berpengaruh. selain itu alur
hendaknya memiliki bagian awal, tengah, dan akhir yang nyata,
meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan
memunculkan sekaligus mengakhiri ketegangan-ketegangan.32
Dengan demikian alur pada sebuah cerita sangatlah penting.
Dengan adanya alur pada sebuah cerita dapat mempermudah
pemahaman akan jalan cerita dan makna dari sebuah cerita. Burhan
Nugriyanto berpendapat buku cerita untuk anak sebaiknya mengangkat
sebuah permasalahan yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan,
manusia dan kemanusiaan yang berkaitan dengan dunia anak. Hal ini
bertujuan agar buku cerita dapat dijadikan bahan perbincangan yang
menarik untuk anak dan menimbulkan rasa keingintahuan yang tinggi,
rasa penasaran terhadap bagaimana kelanjutan permasalahan tersebut.
Hal-hal seperti ini yang membuat buku tersebut menjadi menarik.33
c. Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosa kata.
Buku cerita “Yuk, Cegah Kebakaran” memiliki kosa kata yang
dapat memudahkan anak-anak dalam memahami informasi yang
disampaikan pada buku, menggunakan kalimat-kalimat yang sering
diucapkan dan menggunakan bahasa yang sederhana. Contohnya pada
percakapan di halaman 16. Disana disebutkan Milo yang sedang
menasehati Aldi supaya tidak bermain dengan api akan tetapi Aldi tetap
bermain dengan api, kosa kata sederhana yang sering anak gunakan
misalnya larangan untuk tidak melalukan hal tidak baik.
32
Anggun Citra Dini Dwi Puspitasari, “Hubungan Kemampuan Berpikir Kreatif Dengan
Kemampuan Menulis Cerpen”, Jurnal SAP, Vol.1, 2017, h. 251 33
Burhan Nurgiyantoro, sastra anak pengantar pemahaman dunia anak, Gadjah mada
University Press: Yogyakarta, 2013, hal 69
44
Gambar 4.4 kosa kata yang sesuai
Berdasarkan buku panduan Pusat Kurikulum dan Perbukuan buku
nonteks untuk anak usia dini sebaiknya setiap halaman buku memiliki
maksimal lima kalimat, masing-masing kalimat terdiri atas tiga hingga
lima kata. Apabila buku dibacakan oleh guru, maka satu halaman pada
buku tersebut dapat memiliki dua belas kalimat. Buku “Yuk, Cegah
kebakaran”, memiliki 30 halaman, buku ini setiap halamannya
menampilkan kalimat yang tidak melebihi 5 kalimat.
Menurut buku dasar-dasar psikosastra, anak yang berusia 4-6
tahun menggunakan kalimat kompleks sesering mungkin dan
menggunakan pronomina dan verba secara tepat dalam bentuk kala-kini
dan kala-lalu, anak-anak telah memahami 6.000 kata, anak-anak usia
taman kanak-kanak sangat senang bila diajak bermain peran atau
bermain drama mengenai kehidupan sehari-hari.34
d. Memiliki tokoh favorit dengan tema yang digemari oleh peserta
didik
Dalam buku cerita anak “Yuk, cegah Kebakaran” tidak
terdapat tokoh karakter yang menjadi favorit anak-anak namun
tokoh yang terdapat pada buku tersebut hanya menceritakan tentang
anak-anak dan guru yang sedang belajar dan bermain peran sebagai
pemadam kebakaran cilik.
34
Henry Guntur Tarigan, Dasar-dasar psikosastra, Bandung: angkasa,2011 hal 23
45
e. Penyajian huruf harus menarik perhatian peserta didik
Pada buku “Yuk Cegah kebakaran” kutipan cerita dibuat oleh
penulis dengan ukuran yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu
kecil sehingga dapat memudahkan anak untuk membaca dengan
jelas, apabila bagi anak yang belum bisa memahami bacaan anak
dapat berimajinasi dengan melihat gambar-gambar yang saling
berhubungan sehingga dapat memahami cerita yang disajikan pada
buku. Fond penulisan buku “Yuk, cegah kebakaran” dimasukkan
kedalam balon kata yang menunjukkan kepada anak bahwa
penulisan tersebut adalah dialog percakapan.
f. Tokoh binatang dalam fabel dan cerita realistik keseharian
dengan tokoh usia dini sebaiknya memiliki akhir cerita bahagia.
Pada buku “Yuk, Cegah Kebakaran” bukan termasuk dalam
cerita fable, karena buku tersebut di perankan oleh tokoh kartun
siswa guru dan petugas pemadam kebakaran, namun buku cerita
“Yuk, cegah Kebakaran” memiliki pesan yang ingin disampaikan
yaitu bahayanya bermain dengan api, berbagai macam cara
memadamkan api, dan mengajarkan anak untuk peduli terhadap
teman yang sedang kesulitan.
g. Setiap halaman buku pendidikan anak usia dini memiliki
maksimal lima kalimat.
Terdapat beberapa halaman pada buku “Yuk, Cegah
Kebakaran” yang tidak sesuai dengan ketentuan puskurbuk yaitu
memiliki maksimal lima kalimat.
h. Buku aktivitas untuk peserta didik berusia dini perlu memiliki
ragam aktivitas
Buku cerita tersebut mengajarkan berbagai macam cara
memadamkan api kepada anak usia dini agar anak dapat siap siaga bila
terjadi bencana alam kebakaran. Didalam buku tersebut anak-anak
46
diajak ke kantor pemadam kebakaran sehingga anak-anak dapat
merasakan secara langsung berbagai macam cara memadamkan api
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya di kelas.
Gambar 4.5 memadamkan api dengan ai
Pada gambar 4.5 terlihat satu anak laki-laki yang sedang diajarkan
oleh petugas pemadam kebakaran di lokasi kantor pemadam kabakaran
untuk memadamkan api dengan menggunakan fire extinguisher
(pemadam api). Api yang digunakan saat simulasi bukan lah api
sungguhan namun hanya gambar api yang diletakkan dipapan berbentuk
segitiga yang disanggah dengan balok kayu. Ekspresi anak tersebut
merasa sangat senang sekali dijarkan cara memadamkan api.
Gambar 4.6 memadamkan api dengan ranting dan kain basa
Pada gambar 4.6 masih di tempat yang sama yaitu kantor
pemadam kebakaran, terlihat tiga anak perempuan yang sedang
diajarkan cara memadamkan api oleh petugas pemadam kebakaran
dengan menggunakan ranting pohon, mereka terlihat sangat antusias
47
sekali saat diajarkan cara memadamkan api dengan ranting pohon. satu
anak laki-laki yang sedang diajarkan cara memadamkan api yang
didampingi oleh petugas pemadam kebakaran dengan menggunakan
kain yang sudah dicelupkan ke dalam air.
Menurut standar buku nonteks menurut Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, buku untuk anak usia dini semestinya memiliki berbagai
macam aktifitas yang dapat melatih kemampuan motorik halus dan
motorik kasar pada kegiatan bermain peran, menirukan mencipta dan
bernyanyi yang terintegrasi pada kegiatan membaca buku, aktivitas
yang melatih kemampuan motorik anak misalnya dengan bermain peran
menjadi seorang petugas pemadam kebakaran, bergiliran mencoba
berbagai macam memadamkan api misalnya dengan menggunakan fire
extinguisher (pemadam api), memadamkan api dengan ranting, dan
memadamkan api dengan kain yang sebelumnya sudah di celupkan
kedalam air. Apalagi jika semua kegiatan tersebut didampingi oleh
petugas pemadam kebakaran, anak-anak lebih memahami dan
mengetahu cara-cara memadamkan api.
Anak-anak adalah salah satu kelompok usia yang paling berisiko
terkena bencana. Selain kondisinya yang memang sudah rentan,
tingginya risiko bencana terhadap anak-anak salah satunya disebabkan
oleh faktor keterbatasan pemahaman tentang risiko-risiko bencana yang
berada di sekeliling mereka. Pengetahuan dan pemahaman yang rendah
terhadap risiko bencana ini kemudian berakibat tidak adanya
kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Siaga bencana hendaknya
diberikan sedini mungkin kepada anak, karena anak merupakan bagian
dari kelompok rentan yang harus mendapatkan perlindungan ketika
terjadi bencana. Peserta didik perlu secara aktif didukung untuk
mengembangkan potensi dirinya memiliki bekal pengetahuan dalam
48
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian dan langkah-langkah
guna mengurangi resiko bencana.35
3. Bagian akhir pada buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk,
Cegah Kebakaran
a. Memiliki daftar dan lampiran
Pada bagian akhi buku cerita anak seri pengetahuan bencana alam
“Yuk, Cegah Kebakaran” tidak sesuai dengan kriteria buku nonteks
pembelajaran Pusat Kurikulum dan Perbukuan kerena tidak ada daftar
Pustaka, daftar istilah dalam grafik, daftar lampiran-lampiran tidak ada
halaman yang memuat infomasi mengenai profil dari illustrator, dan
tidak ada keterangan yang menjelaskan mengani penerbit yang
mengacu pada permendikbud.
b. Halaman yang memuat informasi lebih detail tentang penulis atau
illustrator
Tidak ada halaman yang menjelsakan informasi yang lebih detail
mengenai porifil penulis atau illustrator
35
Annisa Purwani, Lara Fridani, Fahrurrozi, Pengembangan Media Grafis Untuk
Meningkatkan Siaga Bencana, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol. 3 No.1,
2019 hal. 57
49
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang buku anak seri pengetahuan bencana
alam “Yuk, Cegah Kebakaran” berdasarkan dengan buku pedoman buku
nonteks pelajaran dari pusat kurikulum dan perbukuan,
Analisa Sampul buku, sampul buku anak seri pengetahuan bencana
alam “Yuk, Cegah Kebakaran” sudah sesuai dengan Pedoman Buku Nonteks
Pelajaran dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan karena judul yang diguanakan
dapat menggambarkan isi buku namun tidak memberikan informasi mengenai
akhir cerita yang didukung dengan gambar yang terdapat pada sampul buku
sehingga buku menjadi lebih menarik, pada halaman berikutnya buku juga
melampirkan nama penulis dan identitas penerbit.
Analisa Isi buku, sudah sesuai dengan pedoman penulisan buku
nonteks dari Pusat kurikulum dan Perbukuan karena pada bagian isi islustrasi
yang dibuat secara mendetail sehingga dapat dijadikan sebagai media untuk
berdiskusi dengan anak karena cerita yang disampaikan sangat relevan dengan
permasalahan anak sehari-hari, Bahasa yang digunakan mudah dipahami oleh
anak namun tidak sesuai dengan ketentuan pedoman penulisan buku nonteks
dari Pusat kurikulum dan Perbukuan karena masih banyaknya halaman yang
melebihi batas maksimal kata dalam setiap lembar dan buku cerita anak seri
pengetahuan bencan alam “Yuk, Cegah kebakaran” tidak memiliki tokoh
favorit. Didalam buku cerita anak seri pengetahuan bencan alam “Yuk, Cegah
kebakaran” memiliki aktivitas seperti bermain peran menjadi pemadam
kebakaran, anak-anak diajarkan berbagai macam cara memadamkan api
seperti menggunakan alat fire extinguisher (pemadam api), kain yang sudah
dibasahi, dan ranting pohon, dan menajarkan anak dampak yang akan terjadi
ketika bermain dengan api
Analisa Bagian akhir, tidak sesuai dengan buku pedoman penulisan
buku nonteks dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan kerena tidak adanya daftar
50
pustaka, lampiran-lampiran, dan tidak ada halaman yang memuat informasi
secara detail mengenai penulis dan illustrator.
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian mencakup empat hal, yaitu berimplikasi
atas bidang keilmuan, implikasi pada penelitian selanjutnya, implikasi pada
kebijakan yang ada, dan implikasi pada praktik. Implikasi pada bidang
keilmuan berhubungan dengan hasil penelitian sebagai masukan bagi
perkembangan pendidikan mitigasi bencana dan penelitian selanjutnya,
penelitian ini menganilisis buku bacaan anak untuk melihat bagaimana
tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam gempa bumi
dalam buku anak seri pengetahuan bencana alam “Yuk, Cegah Kebakaran!”
dan Bagaimana kesesuaian isi dan kemasan buku dengan standar buku non
teks menurut Pusat Kurikulum dan Perbukuan. Penelitian ini memiliki
berbagai keterbatasan, antara lain hanya 1 buku yang dianalisis dan 1 jenis
bencana.
Pada penelitian lanjutan dapat dipelajari melalui Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan berbagai bencana yang lainnya
Implikasi pada kebijakan, Pemerintah lewat Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kementrian Pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan panduan pemilihan
buku nonteks pembelajaran, panduan ini membuat daftar kualifikasi yang
menjelaskan bagaimana memilih buku nonteks pembelajaran. Kriterianya
antara lain, judul buku menggambarkan isi buku yang ditulis dalam bahasa
Indonesia yang baik dan benar, buku dengan ilustrasi yang detail sebagai
media untuk berdiskusi tentang cerita. Selain itu, detail ilustrasi dapat
mengembangkan kemampuan anak untuk menghubungkan cerita dengan
pengalaman keseharian mereka, dan peserta didik telah mengenal sebagian
besar kosa kata. Apabila terdapat kosa kata baru, kata-kata baru tersebut perlu
dijelaskan dengan baik melalui ilustrasi buku. Dari mempelajari buku ini, kita
melihat bahwa beberapa kualifikasi sudah terpenuhi namun beberapa lainnya
51
belum. Perlu adanya panduan dan sosialisasi bagaimana cara menulis buku
nonteks yang baik agar lebih banyak lagi buku bacaan pengetahuan bencana
berkualitas yang dihasilkan.
Implikasi pada praktik, penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak
perlu pendampingan orangtua dan guru ketika belajar dari buku tentang
bencana alam dan cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana, karena
buku ini menggunakan banyak kosa kata baru dan konsep yang kompleks.
Oleh karena itu orangtua dan guru harus menambah pengetahuan mereka
terkait bencana dan tindakan apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi.
Hal ini bertujuan agar mereka dapat mengajar materi tersebut dengan lebih
baik.
C. Saran
Berdasarkan penelitian ini mengenai Analisis Deskriptif Pembelajaran
Mitigasi Bencana Alam kebakaran, dalam buku “Yuk, Cegah Kebakaran”
maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Orang Tua
Orang tua dapat lebih memperhatikan pemilihan buku yang sesuai
dengan kebutuhan anak dan orang tua mendampingi saat anak sedang
membaca sehingga anak tidak mengerti, orang tua memberikan penjelasan
secara sederhana kepada anak.
2. Bagi Guru
Untuk memaksimalkan efektivitas penggunaan buku untuk
pembelajaran mitigasi bencana alam guru perlu mengintegrasikannya
dengan metode lainnya. Contohnya dengan kegiatan bermain peran sebagai
pemadam kabakaran dan melakukan kegiatan simulasi bencana alam, yang
dilakukan pada saat dan sesudah kegiatan membacakan buku.
3. Bagi Sekolah
Sekolah juga dapat menambahkan koleksi buku berkualitas tentang
bencana alam yang dapat digunakan pada pembelajaran di kelas.
52
4. Bagi Penerbit
Penerbit perlu menjaga kualitas buku yang diterbitkannya dan
memperhatikan standar tampilan dan isi buku bacaan anak.
53
DAFTAR PUSTAKA
Ana Widyastuti 2017. Kiat Jitu Anak Gemar Baca Tulis, Jakarta: Gramedia.
Andi Prastowo. 2016. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
Anggun Citra Dini Dwi Puspitasari. 2017. Hubungan Kemampuan Berpikir
Kreatif Dengan Kemampuan Menulis Cerpen. Jurnal SAP, Vol.1.
Annisa Purwani, Lara Fridani, Fahrurrozi. 2019. Pengembangan Media Grafis
Untuk Meningkatkan Siaga Bencana, Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, Vol. 3 No.1
Beverly Otto. 2016. Perkembangan bahasa Pada Anak Usia Dini Jakarta:
Kencana
Burhan Bungi 2010. Penelitain Kualitatif. Jakarta: Kencana
Burhan Nurgiyantoro. 2005. Tahap Perkembangan Anak dan Pemilihan Bacaan
Sastra Anak. Jurnal Cakrawala Pendidikan, Vol. 2
Burhan Nurgiyantoro. 2013. sastra anak pengantar pemahaman dunia anak,
Gadjah mada University Press: Yogyakarta
Dedi Hermon .2015. Geografi Bencana Alam. Depok: PT Raja Grafindo Persada
Ella Yulaelawati. 2008. Mencerdasi Bencana. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia,
Eni, Suryaningsih, 2017. Pengembangan Buku Cerita Bergambar Tentang
Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Api untuk Siswa SD, jurnal Profesi
Pendidikan Dasar, Vol. 4
Eny Supartini .2017. Membangun Kesadaran, kewaspadaan dan kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan
bencan
Ety Nur Inah. 2013. Peranan Komunikasi Dalam Pendidikan, Kendari: jurnal Al-
Ta’dib vol. 6.
Handaruni Dewanti. 2018. Pengembangan Media Pop-Up Book Untuk
Pembelajaran Lingkungan Tempat Tinggalku Kelas IV SDN 1
Pakunden Kabupaten Ponorogo, Malang: JKTP Vol 1
Hendra Adipta Maryaeni. 2016. Pemanfaatan Buku Cerita Bergambar Sebagai
Sumber Bacaan Siswa SD, (Malang: Jurnal Pendidikan Vol. 1
Henry Guntur Tarigan. 2011. Dasar-dasar psikosastra, Bandung: angkasa
54
Lely Damayanti. 2016. Pangaruh Media Cerita Bergambar terhadap Kehidupan
Sosial Anak Didik Kelompok B TK Desa Ngepah Saradan Madiun
Tahun Ajaran 2014-2015. Madiun: Jurnal Care Vol.3
Lilis Madyawati. 2016. Strategi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini Jakarta:
Kencana
Lukma Nul Hakim. 2014. Ulasan Metodelogi Kualitatif wawancara, jurnal P3DI
Mario P. manalu. 2013. Kebakaran di Jakarta Ancaman dan Solusi; Jakarta
timur, Lestari KIranatama, 2013
Milyanto. 2018. Wasada Kebakaran. Jakarta: Cempaka Putih
Muh. Fitrah dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian: Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas, dan Studi Kasus,. Sukabumi: CV Jejak,
Musyarofah .2016. Pengembangan Aspek Sosial Anak Usia Dini Di Taman
Kanak-Kanak Aba IV Mangli Jember Tahun 2016, Journal of
Communication, vol.2 no.1
Nurdini, Winny, Febrianto, Implementasi Warna Pada Sampul Buku Cerita
Bergambar Legenda Ciujung Dan Ciberang, Jurnal Kreasi Seni dan
Budaya. Jakarta: vol. 01
Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah, 2015
Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd. 2013. Penelitian Pendidikan jenis, Metode dan
Prosedur, Jakarta: Kencana, 2013
Soeharman Ramli. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Bencana Jakarta; Dian
Rakyat
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suherman .2009. Modul Ajar Pengintegrasi Pengurangan Resiko Kebakaran,
Jakarta: Pusat Kurikulum badan penelitian dan pengembangan
kementrian pendidikan nasional. Jakarta: 2009
Undang-undang no 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana.
Wiwik Sulityaningsih. 2012. Ketangguhan Mental Anak dalam Menghadapi
Bencana. Jurnal Penanggulangan Bencana Volume 3 Nomor 1
Zul Azmi. 2018. Memahami Penelitian Kualitatif Dalam Akuntansi, Sumatera
Utara, volume 11
55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
56
Lampiran 1
IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Yuk, Cegah Kebakaran!
Penulis : Renika Veronika
Editor : Putri Febrianti
Nurlailah
Ilustrator : Novia “KAL” Samawandani
Cetakan 1 : November, 2015
Kota : Bandung
Penerbit : PT. SEWU (Srikandi Empat Widya Utama)
Ukuran Buku : 25 x 18
Nomor Buku Standar Internasional: 978-602-382-032-0
A. Tampilan dan penyampaian pendidikan mitigasi bencana alam Kebakaran
dalam Buku Anak Seri Pengetahuan Bencana Alam “Yuk, Cegah Kebakaran!”
hal. Gambar Deskripsi Pengamatan
Cover Pada buku ini yaitu
menceritakan anak-anak yang
sedang berpakaian seragam
pemadam kebakaran sambal
memegang selang air seolah-
olah anak-anak telah
memadamkan api, yang
berlatar sebuah taman.
Pemilihan warna yang
digunakan pada sampul buku
sangat menarik karena terlihat
seperti nyata dengan
kehidupan. Sehingga dapat
menarik perhatian anak-anak
dengan warna-warna yang
cerah.
Perpaduan antara gambar dan
warnanya cukup menjelaskan
bahwa didalam buku
tersebuat akan membahas
mengenai kebakaran dan
57
anak-anak akan belajar cara
memadamkan api.
1. Halaman pertama pada buku,
salah satu anak dari tiga anak
tersebut berkata bahwa
mereka bertiga adalah
pemadam kebakaran cilik,
dan mengajak untuk belajar
bersama yaitu belajar cara
mencegah kebakaran.
Kaliamat yang diguanakan
sangat mudah dipahami oleh
anak sehingga dapat menarik
pertahuan anak.
2. Pada halaman kedua, seorang
anak kecil yang sedang
diantarkan oleh ayahnya
kesekolah, sesampainya di
depan sekolah terdapat satu
unit mobil pemadam
kebakaran yang sedang
terparkir.
Penjelasan pada halaman
kedua pun sangat tepat untuk
anak usia dini sesuai dengan
ketentuan puskurbuk yaitu 4-
5 kalimat.
3.
Gambar masih berhubungan
dengan halaman sebelumnya,
telah terparkir mobil
pemadam kebakaran didepan
sekolah kemudian ayah Milo
memberitahu Milo bahwa itu
adalah mobil pemadam
kebakaran.
4.
Halaman keempat, di dalam
kelas bu guru Ana
memperkenalkan Bapak
pemadam kebakaran yang
bernama bapak Damar.
Ilustrasi di ruangan kelas
sangat menggambarkan
ruangan kelas yang penuh
dengan hiasan pepohonan di
58
dinding. Warna yang
dugunakan pula sangat
berwarna lantai yang
berwarna sangat cerah.
5. Gambar pada halaman ke 5
berhubungan dengan gambar
halaman 4. Pada halaman 4
terdapat tulisan yang berisi “
Ibu Ana membagikan
seragam pemadam
kebakaran” tidak sesuai
dengan gambar, karena pada
gambar halaman 4 anak-anak
suadah menggunakan baju
pemadam kebakaran.
6.
Pak Damar mengajak anak-
anak untuk menonton sebuah
film kartun yang menjelaskan
mengenai kebakaran,
sehingga anak-anak terlihat
sangat antusus sekali dengan
film yang akan ditayangkan
oleh pak Damar.
Manun sangat disayangkan
pada halama ini hanya terlihat
layar besar berwarna putih
tanpa adanya gambar atau
sebuah film yang sedang di
putar pada layar tersebut.
Film dapat dijadikan sebuah
media pembelajaran yang
efektif karena dapat
membantu anak-anak dalam
memahami sebuah
pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru, dan
film
59
7. Gambar masih memiliki
kaitannya pada halaman
sebelumnya, anak-anak
terlihat sangat antusias
seteleh menonton film
mengenai kebakaran dan
terdapat anak yang bertanya
kepada Pak Damar mengapa
api yang semula kecil bisa
menjadi besar.
8. Pak Damar kembali bertanya
kepada anak-anak “siapa
yang suka bermain dengan
api?”. Pak damar bertanya
seperti itu agar anak yang
suka bermain api agar tidak
lagi bermain api karena sudah
mengetahui akibat dari
bermain api melelui
menonton film yang sudah
dirtayangkan oleh Pak
Damar.
Kemudian suasana kelas
menjadi ramai karena anak-
anak menyebutkan nama
temannya yang masih suka
bermain dengan api “Aldi
suka main petasan pak”
9. Di dalam kelas anak-anak
sangat antusis dengan film
yang diputar oleh Pak Damar.
Kemudian Pak damar
menasehati Andi yang suka
bermain dengan petasan, pak
Damar tak lupa memberitahu
akibat yang akan terjadi
ketika bermain petasan
karena dapat melukai diri
sendiri dan dapat
menimbulkan kebakaran kecil
yang akan menjadi besar
ketika tidak langsung
dipadamkan.
60
10. Pada halama ke 10, anak-
anak diajak ke kantor
pemadam kebakaran disana
terlihat banyak sekali mobil
pemadam kebakaran dan
anak-anak terlihat sangat
senang dan atusias sekali saat
berada disana.
Gambar yang disajikan
terlihat sangat sederhana
hanya memperlihatkan mobil-
mobil pemadam kebakaran
yang sedang terparkir yang
menandakan bahwa anak-
anak sedang berada di kantor
pemadam kebakaran. Hanay
tulisan yang terdapat pada
buku yang memberitahu
bahwa pada gambar tersebut
anak-analk sedang berada di
kantor pemadam kebakaran.
Kantor pemadam kebakaran
dapat dijadikan sebagai
sarana edukasi bagi anak usia
dini. Karean dengan terlibat
langsung anak-anak dalam
pembelajaran maka anak akan
dengan mudah mengingat
pembelajaran yang sedang
diberikan.
11. Gamabar masih berhubungan
dengan halama 10, di kantor
pemadam kebakaran anak-
anak diajarkan berbagai
macam cara memadamkan
api, Pak Damar sedang
moncontohkan memdamkan
api dengan kain yang sudah
dicelupkan pada kedalam air
sehingga kain tersebut
menjadi basah, kemudia kain
basah tersebut dibentangkan
pada api, dengan demikian
api tersebut dapat padam.
Namum pada saat
61
mencontohkan pak Damar
tidak menggunakan api
sungguhan tetapi memakai
papan yang bergambar api
dan seolah-oleh itu adalah api
sungguhan.
12. Pak Damar bersama petugas
pemadam kebakaran yang
lain memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk
mencoba memadamkan api
menggunakan berbagai
macam alat pemadam
kebakaran seperti selang,
renting pohon dan kain basah
yang sudah dicontohkan oleh
Pak Damar. Anak-anak
dengan senang langsung
mencoba memadamkan api
secara bergantian sehingg
seluruh anak dapat merasakan
memadamkan api dengan
berbagai alat yang sudah
disediakan oleh bapak-bapak
pemadam kebakaran.
Saat di kantor pemadam
kebakaran anak-anak
diajarkan untuk tertib dan
mengantri, agar melatih anak
untuk taat peraturan
dimanapun.
13. Setelah mengetahu cara
memadakan api kemuadian
anak-anak diajak bermain
peran menadi pemadam
kebakaran cilik, dan anak-
anak pun sangat senang
menjadi pemadam kebakaran.
Tulisan pada buku “anak-
anak kembali kesekolah”
namaun pada ilustrasinya
tidak menggambarkan bahwa
anak-anak sedang bersiap-
siap pulang atau sudah
62
sampai di sekolah setelah
melalukan kegiatan di kantor
pemadam kebakaran.
14. Pada halaman 14, terdapat
tiga anak yang bernama Milo,
Rino, dan Mita sedang
berjalan pulang menuju
rumah mereka melewati
sebuah taman, salah seorang
dari mereka melihat asap dari
balik pepohonan dan semak-
semak yang membuat mereka
penasaran apa yang sedang
terjadi di balik pohon.
Gambar yang disajikan cukip
sederhana hanya sebuah
jalanan, pepohonan dan
semak-semak yang
menandakan sebuah taman.
15. Terlihat gambar asap dan api
yang menggambarkan Andi
yang sedang bermain petasan
sendirian sepulang sekolah di
taman. Padahal saat di
sekolah sudah diberi tahu
oleh Pak Damar dan ibu Guru
Ana bahwa bermain petasan
itu berbahaya tetapi
sepertinya Andi tidak
memperdulikan nasihat Pak
Damar dan Bu Ana.
63
16. Pada halaman 16 Andi tidak
memperdulikan perkataan
temannya yang sedang
memeberi tahu bahwa yang
dilakukannya itu sangat
berbahawa untuknya, dapat
dilihat dari raut wajah Andi
yang tidak memperdukan
pembicaraan Milo.
Seharusnya saat ada
seseorang yang sedang
memberitahu sesuatu itu
tandanya teman kita perduli
terhadap kita dan kita harus
menghargainya, tidak boleh
angkuh seperti itu. Dan yang
dilakukan oleh Milo adalah
perbuatan yang patut
dicontoh karena itu adalah
perbatan baik.
17. Setelah Milo
memperingatkan Andi
kemudian Mili, Rino dan
Mita meninggalkan Andi
yang masih Asyik bermain
petasan ditaman, karena Milo,
Rino dan Mita mengetahui
bahwa yang dilakukan Aldi
bermain dengan petasan dapat
memici kebakaran sehingga
mereka menghindarinya.
18. Masih di sekitaran taman
terdengar suara ledakan dan
tangisan secara bersamaan.
Dilihat ekspresi mereka pada
gambar Mita terlihat ketika
mendengar suara ledakan
tersebut, Milo menutup
telinga karena takut
mendengar suara ledakan,
dan Rino menoleh kebelang
karena penasaran dengan
kondisi Aldi yang sedang
bermain petasan.
64
19. Pada halaman 19
memperlihatkan gambar Andi
yang sedang menangis karena
bermain dengan api, gambar
yang disajikan sangat simple
dan penuh dengan makna
yaitu memperlihatkan efek
yang akan didapat ketika
bermain dengan api, terlihat
adanya api yang sedang
membakar rerumputan,
terlihat pula asap akibat api,
dan Andi yang sedang
menangis karena menagan
rasa sakit dan kaget akibat
ledakan dari petasan.
20. Penjelasan pada halaman ini
menunjukkan bahwa Pak
Wisnu datang menghampiri
mereka, namun pada gambar
tidak terlihat bahwa Pak
Wisnu sedang berjalan
menuju mereka.
Rino dengan sigap membantu
andi menjauh dari tempat
kejadian. Terlihat dari raut
wajah Rino yang cemas
sekali karena Andi masih saja
menangis.
Sikap tolong menolong perlu
ditanamkan sejak dini pada
anak-anak agar
menumbuhkan rasa
kepedulian kepada orang
yang sedang kesulitan.
21.
Saat di sekolah anak-anak
sudah diajarkan cara
memadamkan api sehingga
saat kejadian Andi bermain
petasan dan mengakibatkan
kebakaran sehingg anak-anak
dapat memadamkan api
dengan peralatan seadanya.
Karena kejadian kebakaran
tersebut berada di taman
65
maka anak-anak mengambil
ranting pohon dan memukul-
mukul api dengan ranting
pohon sehingg dapat
memadamkan api yang
sedang menyala.
22. Gambar berhubungan dengan
halaman 20 dimana Andi
sedang duduk sendirian dan
masih menangis karena
menahan sakit yang ia dapat
akibat petasan yang meledak
dan membakar rerumputan.
Dari kejadian ini anak-anak
dampat mengambil
kesimpulan bahwa bermain
dengan api sangat
membahayakan diri sendiri
dan lingkungan sekitar.
23.
Dapat dilihat dari gambar
yang disajikan Milo, Rino,
Mita dan Pak Wisnu terlihat
sangat lelah sekali setelah
memadamkan api yang
membakar rerumputan
dengan menggunakan alat
seadaanya seperti ranting
pohon. Dan terlihat juga
bekas terbakar akibat petasan.
24. Pada halama ini Pak Wisnu
mengantarkan Andi ke
puskesmas untuk diberikan
penanganan setelah kejadian
barusan,
Dapat dilihat dengan jelas
sekali bahwa efek dari
bermain api atau petasan
dapat melukai tubuh sehingga
harus segera di obati agar
tidak terjadi infeksi pada luka
yang diderita Andi.
66
25. Setelah selesai membantu
menolong Andi dan
memadamkan api Rino, Milo
dan Mita melanjutkan
perjalanan mereka pulang
kerumah
Perbuatan yang patutu
dicontoh saat menolong
teman yang sedang
mengalami musibah atau
masalah karena dengan
menolong teman yang
kesulitan dapat melatih rasa
simpati dan empati anak
terhadap lingkungan
disekitar.
26. Pada halaman 26, sepulang
sekolah bu guru Ana
mengajak teman-teman
kerumah Andi karena Andi
tidak masuk sekolah
dikarenakan kejadian
kemaren yang meninpa Andi
yang mengakibatkan luka-
luka pada bagian tangan
Andi.
Degan mengajak anak-anak
menjenguk teman yang
sedang sakit maka dapat
menumbuhkan rasa
kepedualan sesame teman.
27. Dapat dilihat dari gambar
yang masih berhubungan
dengan halamn sebelumnya,
terlihat ibu guru Ana dan
anak-anak tiba di rumah
Andi, ibu guru Ana
bersalaman dengan ibu Andi
dan ibu Andi menyambut
kedatangan ibu Ana dan
temen-temang dengan sangat
ramah sekali.
67
28. Di dalam kamar Andi terlihat
sedang menahan rasa sakit
sembari memegang tangan
yang sedang diperban karena
kejadian kemarin, Bu guru
Ana memberikan nasihat
kepada temen-teman apa
yang sudah dilakukan oleh
Andi adalah perbuatan yang
dapat membahayakan diri
sendiri, dan Andi pun sangat
menyesal karena tidak
mendenger perekataan bu
guru Ana saat sedang
pelajaran kemaren dan tidak
mendengarkan perkataan
teman-teman yang sudah
memperingatkan Andi
tentang bahaya yang akan
menimpa ketika bermain
dengan api.
29. Tulisan pada halaman ini
berisi “Ibu Andi
mengucapkan terima kasih
kepada Milo Rino dan Mita”
namaun sangat berbeda
dengan gambar, pada
gamabar hanya terlihat ibu
Andi dan Rino saja,
seharusnya terdapat Milo dan
Mita pula supaya tulisan dan
gambar dapat sesuai dengan
definisi buku cerita
bergambar.
30.
Pemadam cilik memberikan
pesan kepada para pembaca
bahwa bermain dengan api
sangat berbahaya bagi diri
sendiri dan orang lain, dan
dapat mengakibatkan luka.
Informasi yang diberikan
ukurannya sangat kecil
karena isinya sangat penting
untuk diingat oleh para
pembaca buku. Dan
68
background-nya kurang
menarik bagi anak-anak
karena hanya berlatar
belakang berwarna biru saja.
Lamiran 3
Instrumen Kelayakan Buku Seri Anak Bencana Alam “Yuk, Cegah
Kebakaran”
Tabel analisis buku ini merujuk pada buku Pedoman buku Nonteks Pelajaran
dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan yang kemudian dimodifikasi dan disetujui
oleh ahli (dosen pembimbing).
a. Tabel Kesesuaian Sampul Buku
Tabel Kesesuaian Sampul Buku
No Kriteria kover buku
Aspek penilaian SB B C K SK
1. Judul buku
menggambark
an isi buku
yang ditulis
dalam bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar.
a. Judul buku mewakili isi
dalam buku
√
b. Isi buku menggunakan
bahasa yang mudah
dimengerti.
√
2. Pada satu fiksi,
judul buku
memberikan
petunjuk
terhadap cerita,
namun sebaiknya
tidak
memberikan
informasi tentang
akhir cerita
(open plot).
a. Judul tidak mengarahkan
langsung tentang isi cerita.
√
69
b. Judul hanya mengisyaratk an
isi cerita.
√
3. Judul buku tidak
melecehkan atau
mengandung
strereotip
terhadap
kelompok
masyarakat
tertentu.
a. Judul buku sopan tidak
menyinggung pihak
manapun.
√
b. Judul buku tidak
memberikan prasangka
buruk terhada suatu
golongan
√
4. Ilustrasi kover
buku
menggambarkan
isi buku.
a. Buku menggunakan gambar
yang mencirikan isi buku.
√
5. Nama penulis
tercantum dalam
kover muka
buku.
a. Terdapat nama penulis
dikover buku.
√
6. Identitas penerbit
(nama, alamat,
dan kota terbit)
tercantum pada
halaman kover
belakang
dan/atau halaman
hak cipta.
a. Pada halaman depan dan
belakang terdapat nama
penerbit.
√
b. Pada halaman hak cipta dan
belakang buku terdapat
alamat penerbit.
√
c. Pada halaman hak cipta dan
belakang terdapat kota
terbit buku.
√
70
b. Tabel Kesesuaian Bagian Isi
Tabel Kesesuaian Bagian Isi
No. Kriteria Bagian Isi Aspek Penilaian SB B C K SK
1. Buku dengan ilustrasi
yang detail sebagai
media untuk
berdiskusi tentang
cerita.
a. Gambar yang
digunakan dalam
buku cukup untuk
dibahas bersama.
√
b. Gambar yang
digunakan dalam
buku detail sesuai
jalan cerita.
√
2. Tema cerita relevan
dengan permasalahan
keseharian peserta
didik.
a. Tema buku
berkaitan dengan
kegiatan anak
sehari-hari.
√
b. Dapat digunakan
sebagai media yang
baik untuk
berdiskusi tentang
permasalah
keseharian
√
3. Peserta didik telah mengenal sebagian besar kosa kata.
a. Menggunakan kosa
kata yang mudah
dimengerti oleh
anak.
√
b. Apabila terdapat
kosakata baru, kata
tersebut dijelaskan
menggunakan
ilustrasi.
√
4. Memiliki tokoh favorit dengan tema yang digemari oleh peserta didik
a. Tokoh yang
digunakan sudah
sering diketahui
peserta didik.
√
5. Penyajian huruf harus menarik perhatian peserta didik.
a. Huruf dicetak besar
mengikuti emosi
tokoh cerita.
√
b. Disajikan dengan
kreatif
menggunakan balon
kata atau yang
menark perhatian
lainnya.
√
71
c. Mengajarkan pada
pembaca berusia
dini bahwa teks
memiliki makna
tertentu
√
6. Tokoh binatang dalam
fabel dan cerita realistik
keseharian dengan tokoh
usia dini sebaiknya
memiliki akhir cerita
bahagia.
a. Akhir cerita dibuat
menyenangkan.
√
b. Cerita yang
mengandung pesan
moral dan sosial.
√
7. Setiap halaman buku
pendidikan anak usia
dini memiliki maksimal
lima kalimat.
a. Kalimat yang
digunakan
perhalaman
maksimal memiliki
5kalimat.
√
b. Masing-masing
kalimat terdiri atas
tiga hingga lima kata.
√
8. Buku aktivitas untuk peserta didik berusia dini perlu memiliki ragam aktivitas.
a. Buku memiliki
aktivitas yang dapat
mengembangkan
kemampuan lain,
seperti motorik
halus.
√
b. Buku memperkenalkan ragam gerak melalui aktivitas bermain, meniru, mencipta atau bernyanyi.
√
c. Tabel Kesesuaian Bagian Akhir Buku
Tabel Kesesuaian Bagian Akhir Buku
No. Kriteria
Bagian Akhir Buku
Aspek penilaian SB B C K SK
1. Memiliki
daftar dan
lampiran
a. Terdapat beberapa komonen
seperti daftar Pustaka.
√
b. Daftar istilah dalam bentuk
grafik √
72
c. Memiliki lampiran-lampiran √
2. Halaman
yang
memuat
informasi
lebih detail
tentang
penulis atau
illustrator
a. Halaman khusus yang
membahas profil penulis
√
b. Halaman khusus untuk
profil illustrator
√
c. Keterangan tentang penerbit
yang mengacu pada
permendikbut
√