Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah...

144

Click here to load reader

Transcript of Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah...

Page 1: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

Tenaga Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

Pada Tahun 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM)

OLEH:

RAHMA MALIKA

109101000037

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1435 H / 2014 M

Page 2: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

i

Page 3: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

ii

Page 4: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

iii

Page 5: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

iv

Page 6: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

v

Page 7: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Rahma Malika

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Juli 1991

Alamat : Jl.H.Soleh II No.34 RT008/02

Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakbar

Kode pos: 11560

Agama : Islam

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1997 – 2003 : SDI Al-Falah II Pagi Jakarta

2003 – 2006 : MTs. Al-Falah Jakarta

2006 – 2009 : SMAN 65 Jakarta

2009 – sekarang : S1 – Peminatan Manajemen Pelayanan

Kesehatan Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

PENGALAMAN KERJA

November 2011 dan April 2012 Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di

Puskesmas Pondok Aren, Tangerang

Selatan

Februari-Maret 2013 Magang di PT Pertamina Bina Medika,

Jakarta Selatan

Page 8: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

vii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, Dzat yang Maha Menguasai, Dzat

yang Maha Memelihara, Dzat yang Maha Pemberi rezeki, serta atas izin dan kuasa-

Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Beban Kerja

Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat di Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Pada Tahun 2013.”

Sholawat beriring salam kepada junjungan Baginda Nabi Muhammad SAW,

semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat kepada beliau, keluarga, dan sahabat-

sahabat yang setia hingga akhir zaman.

Penulis menyadari dengan kesungguhan hati bahwa skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Sehingga penulis mengharapkan

kritikan yang membangun serta saran. Dalam penyusunan skripsi, penulis

mendapatkan banyak ilmu, motivasi, masukan, doa, dan inspirasi. Oleh karena itu

dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Orang tua saya yaitu Ubaidillah dan Nurjanah, saya mengucapkan terima

kasih yang tak terkira dan terdalam untuk ayah dan mamah yang setiap

harinya memberikan doa dan kasih sayang serta motivasi dan inspirasi dalam

setiap kondisi yang saya hadapi.

2. Semua kakak dan adik yang selalu memberikan dukungan, keceriaan dan

kebahagiaan ketika saya sudah mulai penat dan memberikan energi positif

kepada saya.

3. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku dekan FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Febrianti, M.Si, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

viii

5. Ibu Riastuti Kusuma Wardani, SKM, MKM, selaku penanggung jawab

Peminatan MPK Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Catur Rosidati, SKM, MKM selaku pembimbing satu skripsi yang

memberikan perhatian, motivasi, serta waktu selama kegiatan bimbingan.

7. Bapak Drs. Farid Hamzens, M.Si selaku pembimbing dua skripsi yang

memberikan perhatian, arahan, dan dukungan selama penyusunan skripsi.

8. Ibu Hj. Neng Ulfah, S.Sos., M.Si selaku direktur RSU Kota Tangerang

Selatan yang telah mengijinkan saya melakukan penelitian.

9. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D selaku penguji dalam seminar

proposal dan sidang skripsi yang telah memberikan perhatian, arahan, dan

bimbingannya dalam penyusunan skripsi.

10. Bapak dr. Yuli Prapancha Satar, MARS selaku penguji dalam sidang skripsi

yang telah memberikan saran, kasih sayang dan motivasi dalam tahap

penyelesaian skripsi.

11. Ibu Dr. Dra. Delina Hasan, Apt, M.Kes selaku penguji dalam sidang skripsi

yang telah memberikan masukan dan bimbingannya selama kegiatan

bimbingan berlangsung.

12. Bapak Gozali dan Bapak Ajib selaku administrator pada program studi

kesehatan masyarakat.

13. Sahabat-sahabat saya yaitu Desi Nur, Nita, Ratna, Imah, Badra, Zizah, Sebay,

Heni, Aini, Fika, Vjeh, Arifah, Ima, Ariba, Desi, Fury, Wahyunita. Saya

ucapkan terima kasih banyak atas bantuan dan semua sarannya.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar meskipun dengan

berbagai keterbatasan yang dimiliki. Akhirul kalam penulis berharap semua pihak

yang terkait akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Jakarta,Oktober 2013

Rahma Malika

Page 10: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. I

ABSTRAK........................................................................................................... ii

ABSTRACT........................................................................................................ iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................................... iv

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. v

RIWAYAT HIDUP............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR......................................................................................... vii

DAFTAR ISI....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN.............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................... 7

1.3 PERTANYAAN PENELITIAN........................................................ 8

1.4 TUJUAN PENELITIAN................................................................... 8

1.4.1 TUJUAN UMUM.................................................................... 8

1.4.2 TUJUAN KHUSUS................................................................. 8

1.5 MANFAAT PENELITIAN.............................................................. 9

1.5.1 SECARA TEORITIS............................................................... 9

1.5.2 SECARA METODOLOGIS.................................................... 9

1.5.3 SECARA APLIKATIF............................................................ 9

1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 11

2.1 GAMBARAN UMUM RSU KOTA TANGERANG SELATAN.. 11

2.1.1 VISI, MISI, MOTO, DAN TUJUAN.................................... 11

Page 11: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

x

2.1.2 STRUKTUR ORGANISASI RSU KOTA TANGERANG

SELATAN............................................................................

12

2.1.3 JENIS PELAYANAN RSU KOTA TANGERANG

SELATAN............................................................................

13

2.2 RUMAH SAKIT.............................................................................. 14

2.2.1 PENGERTIAN RUMAH SAKIT.......................................... 14

2.2.2 TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT............................ 16

2.2.3 KLASIFIKASI RUMAH SAKIT.......................................... 17

2.2.4 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT................... 19

2.2.5 PELAYANAN RAWAT INAP............................................. 20

2.3 KETENAGAAN RUMAH SAKIT............................................... 21

2.4 KEPERAWATAN......................................................................... 22

2.4.1 PENGERTIAN KEPERAWATAN...................................... 22

2.4.2 TUJUAN KEPERAWATAN............................................... 25

2.4.3 PERAN KEPERAWATAN.................................................. 26

2.4.4 JENIS TINDAKAN KEPERAWATAN.............................. 29

2.5 BEBAN KERJA........................................................................... 31

2.5.1 PENGERTIAN BEBAN KERJA........................................ 31

2.5.2 WAKTU STANDAR........................................................... 34

2.5.3 WAKTU PRODUKTIF....................................................... 34

2.5.4 PENGUKURAN BEBAN KERJA...................................... 35

2.5.5 METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN JUMLAH

TENAGA PERAWAT ......................................................

41

2.5 KERANGKA TEORI.................................................................. 46

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL................ 47

3.1 KERANGKA KONSEP............................................................... 48

3.2 DEFINISI OPERASIONAL......................................................... 49

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 51

Page 12: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

xi

4.1 DESAIN PENELITIAN............................................................... 51

4.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN...................................... 51

4.3 POPULASI DAN SAMPEL......................................................... 51

4.3.1 POPULASI.......................................................................... 51

4.3.2 SAMPEL.............................................................................. 52

4.4 INSTRUMEN PENELITIAN....................................................... 52

4.5 SUMBER DATA.......................................................................... 53

4.5.1 DATA PRIMER.................................................................. 53

4.5.2 DATA SEKUNDER............................................................ 53

4.6 PENGUMPULAN DATA............................................................ 54

4.7 PENGOLAHAN DATA............................................................... 56

4.8 ANALISA DATA......................................................................... 57

4.9 PENYAJIAN DATA.................................................................... 58

BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................ 59

5.1 BEBAN KERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP

RSU KOTA TANGERANG SELATAN.....................................

59

5.1.1 BEBAN KERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT

INAP KELAS II.................................................................

59

5.1.1.1 JUMLAH WAKTU KEGIATAN KEPERAWATAN

KELAS II............................................................................

61

5.1.1.2 JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

INSTALASI RAWAT INAP KELAS II............................

73

5.1.2 BEBAN KERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT

INAP KELAS III................................................................

75

5.1.2.1 JUMLAH WAKTU KEGIATAN KEPERAWATAN

KELAS III..........................................................................

75

5.1.2.2 JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT

INSTALASI RAWAT INAP KELAS III...........................

87

Page 13: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

xii

BAB VI PEMBAHASAN................................................................................... 90

6.1 KETERBATASAN PENELITIAN.............................................. 90

6.2 BEBAN KERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT INAP

RSU KOTA TANGERANG SELATAN

90

6.2.1 BEBAN KERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT

INAP KELAS II.................................................................

90

6.2.2 BEBAN KERJA PERAWAT INSTALASI RAWAT

INAP KELAS III................................................................

92

6.3 JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT INSTALASI

RAWAT INAP...................................................................

94

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 97

7.1 KESIMPULAN............................................................................. 97

7.2 SARAN......................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

xiii

DAFTAR TABEL

NO. TABEL HALAMAN

1.1 Jumlah Tempat Tidur dan Jumlah Perawat Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan.

3

1.2 Latar Belakang Pendidikan Tenaga Perawat Instalasi

Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan.

4

2.1 Formulir Work Sampling. 38

3.1 Definisi Operasional 49

5.1 Distribusi Jumlah Tenaga Perawat dan Jumlah Pasien di

Instalasi Rawat Inap kelas II RSU Kota Tangerang

Selatan tahun 2013

60

5.2 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Pagi dalam Kegiatan Keperawatan Langsung Kelas

II Selama Tujuh Hari

62

5.3 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Pagi dalam Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung

Kelas II Selama Tujuh Hari

63

5.4 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Pagi dalam Kegiatan Keperawatan Pribadi Kelas II

Selama Tujuh Hari

64

5.5 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Siang dalam Kegiatan Keperawatan Langsung Kelas

II Selama Tujuh Hari

65

5.6 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Siang dalam Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung

Kelas II Selama Tujuh Hari

66

5.7 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Siang dalam Kegiatan Keperawatan Pribadi Kelas II

Selama Tujuh Hari

67

5.8 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Malam dalam Kegiatan Keperawatan Langsung

Kelas II Selama Tujuh Hari

68

5.9 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Malam dalam Kegiatan Keperawatan Tidak

Langsung Kelas II Selama Tujuh Hari

69

5.10 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Malam dalam Kegiatan Keperawatan Pribadi Kelas

II Selama Tujuh Hari

70

Page 15: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

xiv

5.11 Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Instalasi Rawat

Inap Kelas II Menggunakan Metode Work Sampling di

RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

71

5.12 Perbandingan Jumlah Perawat dengan Jumlah Kebutuhan

Perawat pada Instalasi Rawat Inap Kelas II RSU Kota

Tangerang Selatan Tahun 2013

74

5.13 Distribusi Jumlah Tenaga Perawat dan Jumlah Pasien di

Instalasi Rawat Inap kelas III RSU Kota Tangerang

Selatan tahun 2013

75

5.14 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Pagi dalam Kegiatan Keperawatan Langsung Kelas

III Selama Tujuh Hari

77

5.15 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Pagi dalam Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung

Kelas III Selama Tujuh Hari

78

5.16 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Pagi dalam Kegiatan Keperawatan Pribadi Kelas III

Selama Tujuh Hari

79

5.17 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Siang dalam Kegiatan Keperawatan Langsung Kelas

III Selama Tujuh Hari

80

5.18 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Siang dalam Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung

Kelas III Selama Tujuh Hari

81

5.19 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Siang dalam Kegiatan Keperawatan Pribadi Kelas

III Selama Tujuh Hari

82

5.20 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada

Shift Malam dalam Kegiatan Keperawatan Langsung

Kelas III Selama Tujuh Hari

83

5.21 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada Shift Malam

dalam Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung Kelas III Selama

Tujuh Hari

84

5.22 Gambaran Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan pada Shift Malam

dalam Kegiatan Keperawatan Pribadi Kelas III Selama Tujuh Hari

85

5.23 Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas

III Menggunakan Metode Work Sampling di RSU Kota Tangerang

Selatan Tahun 2013

86

5.24 Perbandingan Jumlah Perawat dengan Jumlah Kebutuhan Perawat

pada Instalasi Rawat Inap Kelas II RSU Kota Tangerang Selatan

Tahun 2013

89

Page 16: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

xv

DAFTAR BAGAN

NO. BAGAN HALAMAN

2.1 Struktur Organisasi RSU Kota Tangerang

Selatan

12

2.2 Kerangka Teori. 46

3.1 Kerangka Konsep. 48

Page 17: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat Dinas Pagi

Lampiran 2 Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat Dinas Siang

Lampiran 3 Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat Dinas Malam

Lampiran 4 Petunjuk Operasional Kegiatan Perawat

Page 18: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Arus globalisasi yang begitu kuat mengakibatkan tingginya kompetisi di

sektor kesehatan. Persaingan-persaingan akan semakin ketat di antara rumah sakit

untuk merebut kepercayaan masyarakat dalam menggunakan pelayanan kesehatan.

Tentunya masyarakat menjadi kritis dalam memilih pelayanan kesehatan. Sehingga

rumah sakit harus mampu dalam menghadapi tantangan tersebut.

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan secara paripurna. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No.

983/Menkes/SK/XII/1992 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah tempat yang

memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan subspesialistik,

serta memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat dalam

rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan UU No. 44 tahun 2009 dinyatakan bahwa rumah sakit adalah

institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan

gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang

meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Page 19: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

2

Keberhasilan dalam memberikan pelayanan secara paripurna melibatkan

sumber daya manusia. Diantara sumber daya manusia yang terlibat secara langsung

dalam pemberian pelayanan kepada pasien adalah perawat. Jumlah perawat adalah

yang paling dominan diantara sumber daya manusia lainnya. Hal tersebut juga

didukung oleh pernyataan Ilyas (2004) bahwa perawat adalah proporsi tenaga yang

besar di rumah sakit, diperkirakan sekitar 75% personel adalah perawat.

Melihat presentase yang begitu besar dalam pelayanan keperawatan, tenaga

keperawatan dapat dikatakan aset bagi rumah sakit dalam meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan. Selain itu, pelayanan keperawatan yang memberikan pelayanan

selama 24 jam penuh kepada pasien dapat mempengaruhi mutu yang akan dirasakan

oleh pasien. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Dirjen Yan medik Depkes (1999)

bahwa pelayanan kesehatan di rumah sakit yang memiliki peran yang amat penting

adalah pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan pembangunan bidang

kesehatan.

Sehingga sangat perlu diperhatikan beban kerja yang akan dialami oleh

perawat dalam memberikan layanan kesehatan. Beban kerja perawat adalah volume

kerja perawat di rumah sakit. Menurut Ilyas (2004) analisa beban kerja perawat dapat

dilihat dari aspek-aspek seperti tugas-tugas yang dijalankan berdasarkan fungsi utama

dan tugas tambahan yang dikerjakan, jumlah pasien yang harus dirawat, waktu kerja

yang digunakan untuk mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam kerja yang

Page 20: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

3

berlangsung setiap hari, serta kelengkapan fasilitas yang dapat membantu perawat

menyelesaikan kerjanya dengan baik.

Hasil analisa beban kerja perawat dapat dijadikan dasar untuk mengetahui

proporsi waktu yang digunakan untuk kegiatan keperawatan secara langsung, tidak

langsung maupun pribadi, pola beban kerja perawat pelaksana dengan waktu dan

jadwal jam kerja, dan mengetahui jumlah kebutuhan tenaga kerja perawat di rumah

sakit.

Berdasarkan studi pendahululuan diperoleh bahwa RSU Kota Tangerang

Selatan merupakan rumah sakit dengan tipe C. Ditandai dengan kapasitas tempat

tidur sebanyak 115 dengan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap sebanyak 37

orang. Menurut Permenkes No. 340 tahun 2010 bahwa rumah sakit tipe C memiliki

perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur sebesar 2:3. Sedangkan rasio

tenaga keperawatan dan tempat tidur di RSU Kota Tangerang Selatan adalah sebagai

berikut:

Tabel 1.1

Jumlah Tempat Tidur dan Jumlah Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

No.

Ruang Rawat Inap

Jumlah Perawat

Jumlah TT

1. Rawat Inap Kelas II 15 18

2. Rawat Inap Kelas III 22 48

Total 37 66

Sumber : Rekam Medis RSU Kota Tangerang Selatan

Page 21: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

4

Pada tabel 1.1 didapatkan perbandingan jumlah perawat dengan jumlah

tempat tidur, yaitu 37 : 66. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 340 tahun

2010 yaitu rasio jumlah perawat dan tempat tidur sebesar 2:3. Jika dilihat dari jumlah

yang ada di RSU Tangerang Selatan, seharusnya rasio antara perawat dan tempat

tidur adalah 44:66. Artinya jika dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan

No. 340 tahun 2010 maka adanya kekurangan tenaga perawat.

Adapun latar belakang pendidikan tenaga perawat di instalasi rawat inap RSU

Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Latar Belakang Pendidikan Tenaga Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

No. Ruang Rawat Inap

Pendidikan

SPK D3 S1 S2

1. Ruang Perawatan Lantai III 1 12 2 0

2. Ruang Perawatan Lantai IV 2 16 3 1

Total 3 28 5 1

Pada tabel 1.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar tenaga perawat yang

bekerja di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan memiliki latar belakang

pendidikan D3 dan yang paling sedikit adalah berpendidikan S2 yaitu satu orang.

Pada lantai 3, kepala ruangan berjumlah dua orang yang berpendidikan S1, sedangkan

lantai 4, kepala ruangan berjumlah dua orang yang berpendidikan S2 dan S1. Tenaga

Page 22: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

5

perawat yang lain bertugas seperti biasanya. Pendidikan tidak menjadi dasar dalam

penentuan tanggung jawab.

Jadwal kerja perawat dibagi menjadi tiga shift yaitu shift pagi, shift siang dan

shift malam. Shift pagi dimulai pukul 07.00 hingga 14.00, shift siang dimulai pukul

14.00 hingga 19.00, dan shift malam dimulai pukul 19.00 sampai 07.00 WIB.

Adapun angka BOR (Bed Occupancy Ratio) dengan berpedoman pada standar yang

ditetapkan oleh Depkes RI (2005), dikatakan efisien bila BOR sebesar 60-85%.

Angka rata-rata BOR pada RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2011 sebesar

61,76%. Angka rata-rata BOR pada tahun 2011 sesuai dengan standar yang

ditetapkan yaitu berkisar 60-85%. Kemudian terjadi peningkatan angka rata-rata BOR

pada tahun 2012 sebesar 98,20%, dimana pada bulan Juni, Juli, Agustus, September,

Oktober dan Desember angka BOR mencapai lebih dari 100%.

Penelitian beban kerja pernah diteliti oleh Fredna (2009), menurut hasil

penelitiannya didapatkan bahwa beban kerja perawat yang dilakukan secara

berlebihan dapat diminimalisir dengan cara menghitung volume pekerjaan yang

dikerjakan perawat dan disesuaikan dengan jumlah tenaga keperawatan agar lebih

seimbang.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Kuntoro (2010) menjelaskan bahwa

kurangnya tenaga perawat dapat menyebabkan beban kerja yang berlebih. Dengan

beban kerja yang berlebih akan mempengaruhi kualitas perawat dalam memberikan

Page 23: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

6

pelayanan kesehatan. Dengan terjadinya penurunan kualitas perawat, maka hasil yang

akan dicapai tidak akan maksimal yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai

pelayanan keperawatan yang berdampak pada kepuasan pasien yang tentunya akan

mempengaruhi citra rumah sakit tersebut menurun.

Selain itu, menurut Carayon dan Gurses (2005) dalam Kurniadi (2013) apabila

beban kerja terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk antara perawat

dan pasien, kegagalan kolaborasi perawat dan dokter, tingginya drop out perawat, dan

rasa ketidakpuasan kerja perawat.

Penelitian beban kerja juga pernah diteliti oleh Corry (2011) yaitu diperoleh

beban kerja perawat di ruang rawat inap Chrysant telah melebihi waktu produktif

yaitu 85,65% dari waktu standar yang ada yaitu 80%. Sehingga beban kerja perawat

tersebut tinggi. Sedangkan menurut jenis kegiatan, perawatan langsung lebih banyak

dibandingkan perawatan tidak langsung dan kegiatan lainnya sebesar 46,35%.

Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian umum bahwa belum adanya

penelitian tentang beban kerja perawat sehingga diharapkan dari analisis beban kerja

tersebut diperoleh jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan oleh RSU Kota Tangerang

Selatan. Dengan begitu peneliti ingin melakukan penelitian untuk menentukan jumlah

perawat yang ideal berdasarkan beban kerja perawat sebagai masukan bagi RSU Kota

Tangerang Selatan.

Page 24: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

7

Ada berbagai cara perhitungan tenaga perawat di rumah sakit seperti

Permenkes No. 340 tahun 2010. Permenkes No. 340 tahun 2010 menyebutkan bahwa

kebutuhan tenaga perawat di rumah sakit adalah perbandingan jumlah perawat

dengan jumlah tempat tidur yaitu pada rumah sakit tipe C rasio jumlah perawat

dengan jumlah tempat tidur adalah 2:3. Namun rasio tersebut tanpa diberikan dasar

perhitungannya, sehingga penelitian ini dalam perhitungan jumlah kebutuhan tenaga

perawat menggunakan formula lain seperti formula Ilyas.

1.2 Rumusan Masalah

Pelayanan keperawatan yang bermutu, efektif, dan efisien dapat tercapai bila

didukung dengan jumlah perawat yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Berdasarkan

studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Kota Tangerang Selatan diketahui bahwa

rasio jumlah perawat terhadap jumlah tempat tidur tidak sesuai dengan ketentuan

Permenkes Nomor 340 Tahun 2010 yaitu 2:3.

Salah satu indikator tingginya beban kerja perawat di RSU Kota Tangerang

Selatan adalah rasio jumlah perawat dan jumlah tempat tidur yang tidak seimbang,

keluhan beban kerja yang disampaikan oleh kepala ruang rawat inap dan para tenaga

perawat. Hal tersebut dapat terjadi apabila adanya kenaikan BOR dengan jumlah

perawat tetap sama dalam periode yang lama. BOR pada tahun 2012 yaitu sebesar

98,20%. Angka tersebut melebihi batas standar di Indonesia yaitu sebesar 60-85%.

Beban kerja yang tinggi dapat menurunkan kualitas dalam memberikan pelayanan

keperawatan. Kualitas perawat yang menurun akan berdampak pada pasien dan citra

Page 25: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

8

rumah sakit. Untuk itu peneliti menggunakan pengukuran beban kerja dalam

menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap RSU Kota

Tangerang Selatan karena melalui pengamatan beban kerja akan didapatkan secara

objektif kebutuhan rumah sakit.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran beban kerja perawat di instalasi rawat inap RSU Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2013?

2. Berapa jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan beban kerja di instalasi

rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013?

3. Bagaimana ketersediaan jumlah tenaga perawat yang ada dibandingkan

jumlah kebutuhan di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2013?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga perawat berdasarkan

beban kerja yang dilakukan oleh perawat di instalasi rawat inap RSU Kota

Tangerang Selatan pada tahun 2013.

Page 26: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

9

1.4.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran beban kerja perawat di instalasi rawat inap RSU

Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013.

b. Diketahuinya jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap

RSU Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013.

c. Diketahuinya ketersediaan tenaga perawat yang ada dibandingkan dengan

jumlah kebutuhan di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan

pada tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Secara Teoritis

a. Menambah wawasan ilmu terkait analisis beban kerja perawat untuk

mengetahui jumlah kebutuhan tenaga perawat

1.5.2 Secara Metodologis

a. Dalam metodologi ini menggunakan work sampling untuk mendapatkan

gambaran beban kerja perawat sehingga pimpinan rumah sakit mengetahui

keadaan beban kerja perawat

1.5.3 Secara Aplikatif

a. Sebagai masukan atau bahan pertimbangan bagi pimpinan rumah sakit

dalam menentukan pemenuhan jumlah kebutuhan tenaga perawat

berdasarkan pengukuran beban kerja di instalasi rawat inap RSU Kota

Tangerang Selatan

Page 27: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

10

b. Mendapatkan bahan masukan dalam peningkatan kurikulum manajemen

pelayanan kesehatan program studi kesehatan masyarakat.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang

Selatan dengan responden seluruh perawat yang bekerja di instalasi rawat

inap. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk

mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga perawat dengan pengukuran beban

kerja melalui formulir work sampling. Adapun pelaksana pengamat sebanyak

12 (dua belas) orang yang dibagi atas 3 (tiga) shift yaitu shift pagi, shift siang,

dan shift malam pada instalasi rawat inap kelas II dan III RSU Kota

Tangerang Selatan. Pelaksana pengamat akan mengamati kegiatan

keperawatan selama tujuh hari berturut-turut pada instalasi rawat inap RSU

Kota Tangerang Selatan.

Page 28: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum RSU Kota Tangerang Selatan

2.1.1 Visi, Misi, Moto dan Tujuan

a) Visi

Visi RSU Kota Tangerang Selatan adalah “Menjadi Rumah Sakit Pilihan

yang bermutu dan Amanah (Aman, Nyaman, Mandiri, Ramah) di Kota

Tangerang Selatan “

b) Misi

Misi yang dirumuskan untuk mencapai visi RSU Kota Tangerang Selatan

adalah:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang bermutu, modern dan

terstandarisasi

2. Meningkatkan SDM kesehatan yang profesional dan religius

3. Meningkatkan komunikasi, informasi, dan menerima globalisasi sesuai

kebutuhan masyarakat yang bermartabat.

4. Berupaya mengikuti perkembangan IPTEK, serta sarana pendukung yang

berkualitas dan berwawasan lingkungan.

c) MOTTO

Melayani Sepenuh Hati

Page 29: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

12

d) TUJUAN

Tujuan yang ingin dicapai yaitu: ”Memberikan pelayanan kesehatan

paripurna sesuai dengan standar dan profesionalisme untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat”

2.1.2 Struktur Organisasi RSU Kota Tangerang Selatan

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelola RSU Kota Tangerang

Selatan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah Walikota Tangerang Selatan

No. 6 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Pokok, dan Fungsi RSUD Kota

Tangerang Selatan, adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah di bidang Kesehatan

dengan Susunan Organisasi sebagai berikut:

Bagan 2.1

STRUKTUR ORGANISASI

RSU KOTA TANGERANG SELATAN

Direktur

Ka. Bag. Tata Usaha

Ka. Sub. Bag. Keuangan Ka. Sub.Bag. Upevapor

Ka.Bid. Yanmed

Ka.Sie. Yanmed

Ka.Bid. Penunjang

Ka.Sie. Yan Non Medis

Ka.Bid.Keperawatan

Ka.Sie.Ranap & Rajal Ka.Sie.Penunjang Medis Ka.Sie.Penunjang Non Medis

Kelompok Fungsional

Page 30: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

13

Penelitian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan keperawatan pada

jabatan struktural seperti kepala sie ruang rawat inap dan jabatan fungsional yaitu

perawat-perawat di instalasi rawat inap. Jabatan struktural adalah jabatan yang

menduduki struktur organisasi. Sedangkan jabatan fungsional tidak tercantum dalam

struktur organisasi dan bertugas sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan pada

pelaksanaan pekerjaannya.

2.1.3 Jenis Pelayanan RSU Kota Tangerang Selatan

A. INSTALASI GAWAT DARURAT

Instalasi Gawat Darurat didukung oleh 9 dokter umum dan 13 perawat.

Instalasi Gawat Darurat dilakukan bergantian (3 shift) perhari, dimana dalam setiap

shiftnya bertugas satu orang dokter dan dua perawat umum, sehingga Instalasi Gawat

Darurat siap melayani pasien selama 24 jam.

B. INSTALASI RAWAT JALAN

Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan saat ini

membuka:

Poli Kebidanan dan Kandungan

Poli Penyakit Dalam

Poli Mata

Poli Bedah

Poli Anak

Poli Gigi

Poli Paru

Page 31: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

14

C. INSTALASI RAWAT INAP

Instalasi rawat inap adalah suatu bagian dari rumah sakit yang merupakan

cerminan pelayanan. Instalasi rawat inap memiliki kelompok kerja yang memiliki

kemampuan dan peralatan untuk memberikan pelayanan kepada pasien yang

membutuhkan perawatan lebih lanjut. Sementara ini Instalasi Rawat Inap memiliki 66

tempat tidur dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kota

Tangerang Selatan. Kapasitas tempat tidur yang ada saat ini baru tersedia ruang

perawatan kelas II dan kelas III.

D. INSTALASI PENUNJANG MEDIS

Instalasi Penunjang Medis merupakan instalasi yang dimiliki oleh Rumah

Sakit Umum Kota Tangerang Selatan, dimana instalasi ini berguna membantu dokter

dalam mendiagnosa pasien, seperti Laboratorium dan Pemeriksaan USG. Instalasi

penunjang lain yang dimiliki Rumah Sakit Umum yang berfungsi memenuhi

kebutuhan obat untuk pasien adalah Apotek (Farmasi).

2.2 Rumah Sakit

2.2.1 Pengertian Rumah Sakit

Berdasarkan Kepmenkes Republik Indonesia No. 420 tahun 2010 bahwa

rumah sakit adalah tempat pelayanan yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar

dan spesialistik, pelayanan penunjang medik, pelayanan instalasi dan pelayanan

perawatan secara rawat jalan dan rawat inap.

Page 32: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

15

Permenkes No.159/Menkes/Per/II/1988 tentang rumah sakit menyatakan

bahwa rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan

pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan

penelitian. Kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit berupa pelayanan rawat

jalan, rawat inap, dan pelayanan gawat darurat yang menggunakan sarana medik dan

penunjang medik.

WHO (1957) dalam Ilyas (2002) dinyatakan bahwa WHO memberikan

batasan tentang rumah sakit, yaitu: suatu bagian menyeluruh (integral) dari organisasi

sosial dan medis yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap

kepada masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana pelayanan keduanya

menjangkau keluarga dan lingkungan, serta rumah sakit juga merupakan pusat untuk

latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian bio-sosial.

Sedangkan menurut American Hospital Association (1978) dalam Aditama

(2002), menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu institusi yang fungsi utamanya

adalah memberikan pelayanan kepada pasien, diagnostik, dan terapeutik untuk

berbagai penyakit dan masalah kesehatan, baik yang bersifat bedah dan non bedah.

Rumah sakit harus di bangun, dilengkapi, dan dipelihara dengan baik untuk menjamin

kesehatan dan keselamatan pasien dan harus menyediakan fasilitas yang lapang, tidak

berdesak-desakan dan terjamin sanitasinya bagi kesembuhan pasien.

Page 33: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

16

Menurut Muninjaya (2004) bahwa rumah sakit sebagai salah satu subsistem

pelayanan kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu

pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup

pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan

keperawatan. Sedangkan menurut Rijadi (2000) rumah sakit merupakan organisasi

yang sangat kompleks. Hal ini terlihat pada perawatan pasien rawat inap dimana

pasien mendapat pelayanan medik, perawatan, pelayanan penunjang medis dan non

medis.

2.2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Menurut UU No. 44 tahun 2009, rumah sakit memiliki tugas memberikan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedangkan menurut Aditama

(2002) tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna

dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan

serta melaksanakan upaya rujukan.

Adapun fungsi rumah sakit berdasarkan UU No.44 tahun 2009 adalah sebagai

berikut:

a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

Page 34: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

17

c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Sedangkan menurut Roemer dan Friedman (1971) dalam Aditama (2002)

menyatakan bahwa rumah sakit setidaknya memiliki lima fungsi. Pertama, harus ada

pelayanan rawat inap dengan fasilitas diagnostik dan terapeutiknya. Berbagai jenis

spesialisasi, baik bedah maupun non bedah harus tersedia. Pelayanan rawat inap ini

juga meliputi pelayanan keperawatan, gizi, farmasi, laboratorium, radiologi dan

berbagai pelayanan diagnostik serta terapeutik lainnya. Kedua, rumah sakit harus

memiliki pelayanan rawat jalan. Ketiga, rumah sakit juga memiliki tugas untuk

melakukan pendidikan dan pelatihan. Keempat, rumah sakit perlu melakukan

penelitian di bidang kedokteran dan kesehatan karena keberadaan pasien di rumah

sakit merupakan modal dasar untuk penelitian. Kelima, rumah sakit juga memiliki

tanggung jawab untuk program pencegahan penyakit dan penyuluhan kesehatan bagi

populasi disekitarnya.

2.2.3 Klasifikasi Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340 tahun

2010 tentang klasifikasi rumah sakit, diketahui bahwa klasifikasi rumah sakit

didasarkan pada fasilitas dan kemampuan pelayanan.

Page 35: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

18

Menurut jenis pelayanan yang diberikan rumah sakit dibagi menjadi:

a. Rumah sakit umum yaitu memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit.

b. Rumah sakit khusus yaitu memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau

satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ,

jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Adapun klasifikasi rumah sakit umum yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Rumah sakit umum kelas A

b. Rumah sakit umum kelas B

c. Rumah sakit umum kelas C

d. Rumah sakit umum kelas D

Sedangkan klasifikasi rumah sakit khusus terdiri atas:

a. Rumah sakit khusus kelas A

b. Rumah sakit khusus kelas B

c. Rumah sakit khusus kelas C

Selain itu, pengelolaaan rumah sakit dapat dibagi menjadi:

a. Rumah sakit publik, dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan

badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola

pemerintah dan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan

Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan

Page 36: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

19

ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit publik yang dikelola

pemerintah dan pemerintah daerah tidak dapat dialihkan menjadi rumah sakit

privat.

b. Rumah sakit privat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang

berbentuk Perseroan Terbatas atau Persero.

2.2.4 Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui

tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-indiktor

pelayanan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur

pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya

tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal

adalah antara 60-85%.

2. ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

Berdasarkan standar Depkes RI (2005), ALOS adalah rata-rata lama rawat

seorang pasien. Secara umum nilai ALOS ini adalah 6-9 hari.

Page 37: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

20

3. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur

pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

4. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran

tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong

tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

2.2.5 Pelayanan Rawat Inap

Pengertian rawat inap menurut Departemen Kesehatan RI (1991) adalah

pelayanan terhadap pasien rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk

keperluan observasi, diagnosis, therapy, rehabilitasi medik atau pelayanan medis

lainnya.

Rawat inap terdiri dari beberapa bangsal atau ruangan pasien. Bangsal atau

ruangan pasien adalah bagian penting yang tidak dapat terpisahkan dari suatu tatanan

rumah sakit. Menurut Arwani dan Heru (2005) bangsal dikatakan sebagai ujung

tombak pelayanan kesehatan rumah sakit dan ikut menentukan baik buruknya rumah

sakit atau mutu layanan yang diberikan kepada konsumen rumah sakit.

Page 38: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

21

Dikatakan pula bahwa bangsal ini bergabung perawat pelaksana asuhan

keperawatan yang memonopoli waktu pasien secara terus menerus selama 24 jam,

bahkan tengah malampun perawat dengan dedikasinya yang tinggi dengan setia

mendampingi pasiennya dan melayani, memenuhi kebutuhannya, serta memecahkan

permasalahan yang dihadapi pasiennya.

2.3 Ketenagaan Rumah Sakit

Salah satu aspek terpenting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang

bermutu adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia atau ketenagaan di

rumah sakit merupakan titik sentral dalam penyelenggaraan rumah sakit, terutama di

instalasi rawat inap yang merupakan ujung tombak dari arus pasien di rumah sakit.

Oleh karena itu, pihak rumah sakit dituntut harus mampu memahami keinginan dan

kebutuhan pasien dengan upaya memberikan pelayanan prima, dengan harapan

pasien akan merasa puas pada pelayanan yang diberikan.

Sumber daya manusia atau ketenagaan yang ada dirumah sakit sangat

komplek. Karena terdiri dari berbagai macam profesi. Menurut Sabarguna (2009)

bahwa kompleksitas pelayanan di rumah sakit tercermin dari banyaknya jenis profesi

dan jumlah tenaga yang ada di rumah sakit. Jenis-jenis tenaga rumah sakit tertuang

dalam Permenkes No 263/Menkes/Per/1979.

Page 39: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

22

Dalam Permenkes No 262/Menkes/Per/1979 pasal 1 disebutkan bahwa:

1. Tenaga medis adalah seorang lulusan fakultas kedokteran atau kedokteran gigi

dan Pasca Sarjananya yang memberikan pelayanan medis dan pelayanan

penunjang medis.

2. Tenaga para medis perawatan adalah seorang lulusan sekolah atau akademi

perawat kesehatan yang memberikan pelayanan perawatan paripurna.

3. Tenaga paramedis non perawatan adalah seorang lulusan sekolah atau

akademi kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan penunjang.

4. Tenaga non medis adalah seorang yang mendapatkan pendidikan ilmu

pengetahuan yang tidak termasuk pendidikan angka 1, 2 dan 3 diatas.

2.4 Keperawatan

2.4.1 Pengertian Keperawatan

International Council Of Nurses (ICN, 1973) dalam Rabiah, Thinni dan

Emma (2004) menyatakan bahwa keperawatan adalah fungsi yang unik dalam

membantu individu yang sakit atau sehat dengan penampilan kegiatan yang

berhubungan dengan kesehatan atau meninggal dunia dengan damai, sehingga

individu tersebut dapat merawat kesehatannya sendiri apabila memiliki kekuatan dan

pengetahuan.

Menurut Asmadi (2005) yang mengutip Lokakarya Keperawatan Nasional

(1983) keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang

merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat

Page 40: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

23

keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang

ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun

sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia. Pada pengertian

keperawatan tersebut menandakan bahwa peranan keperawatan sangat besar dalam

mewujudkan derajat kesehatan.

Sedangkan Kelompok Kerja Keperawatan Konsorsium Ilmu-Ilmu Kesehatan

Indonesia (1983) dalam Rabiah, Thinni dan Emma (2004) menjelaskan keperawatan

adalah suatu bentuk pelayanan profesional, yang merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,

ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas baik sakit maupun

sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Sedangkan menurut Depkes RI (1997) keperawatan adalah suatu bentuk

pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,

didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsiko sosial

spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada penyediaan pelayanan kesehatan

utama dalam usaha mengadakan perbaikan sistem pelayanan kesehatan sehingga

memungkinkan setiap orang mencapai hidup sehat dan produktif.

Menurut Nurachmah (2000) keperawatan merupakan salah satu profesi

kesehatan yang memberikan pelayanan manusiawi kepada klien berdasarkan ilmu dan

Page 41: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

24

kiat keperawatan serta standar dan etik profesi keperawatan. Dengan begitu dapat

dikatakan bahwa keperawatan memiliki peran yang sangat penting di dalam

pelayanan kesehatan pada rumah sakit. Hal tersebut juga didukung oleh Yani (2000)

yang menjelaskan baik buruknya pelayanan kesehatan suatu rumah sakit sangat

ditentukan oleh baik buruknya pelayanan keperawatan.

Pengertian pelayanan keperawatan sesuai WHO Expert Commitee on Nursing

(1982) dalam Aditama (2003) adalah gabungan dari ilmu kesehatan dan seni

melayani/merawat (care), suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi

keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial. Hal ini dipertegas lagi

dalam WHO Expert Commitee on Nursing Practice (1996) yang menyatakan bahwa

keperawatan adalah ilmu dan seni sekaligus.

Menurut Sumiatun,dkk (2000) dalam Rijadi (2000) bahwa pelayanan

keperawatan di rumah sakit merupakan salah satu komponen yang sering dipakai

sebagai indikator baik-buruknya kinerja di rumah sakit. Dikatakan pula oleh Hoffart

(1996) dalam Pabuti dan Sumijatun (2003) pelayanan keperawatan merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan, yakni 90% dari pelayanan kesehatan di rumah sakit

adalah pelayanan keperawatan.

Page 42: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

25

2.4.2 Tujuan Keperawatan

Menurut Depkes (1982) tujuan keperawatan antara lain sebagai berikut:

a. Untuk membantu individu menjadi bebas dari masalah kesehatan yang

dirasakan dengan mengajak individu dan masyarakat untuk berpartisipasi

meningkatkan kesehatannya.

b. Untuk membantu individu mengembangkan potensinya dalam memelihara

kesehatan seoptimal mungkin agar tidak selalu tergantung kepada orang lain

dalam memelihara kesehatannya.

c. Untuk membantu individu memperoleh derajat kesehatannya seoptimal

mungkin.

Secara umum, keperawatan mempunyai beberapa tujuan. Menurut Asmadi

(2005) tujuan-tujuan keperawatan adalah memberi bantuan yang paripurna dan efektif

kepada klien, memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) klien, memberi

kesempatan kepada semua perawat untuk mengembangkan tingkat kemampuan

profesionalnya, dan mengembangkan standar keperawatan yang ada, serta

memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan.

Sedangkan Roy dalam Nursalam (2002) mendefinisikan bahwa tujuan

keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan 4

(empat) mode respon adaptasi. Namun tidak dijelaskan secara lebih lanjut yang

dimaksud dengan mode respon adaptasi.

Page 43: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

26

2.4.3 Peran Keperawatan

Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam

menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada. Peran perawat

menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 dalam Alimul (2008) adalah sebagai

berikut:

1. Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran ini dapat dilakukan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan

menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan

agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat

kebutuhan dasar manusia.

2. Peran Sebagai Advokat Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain

khususnya dalam pengambilan keputusan atas tindakan keperawatan yang diberikan

kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien.

3. Peran Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat

pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga

terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Page 44: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

27

4. Peran Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian

pelayanan kesehatan dapat terarah sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peran Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan

yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya

mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi dalam

penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

6. Peran Konsultan

Peran di sini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien

terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,

kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian

pelayanan keperawatan.

Page 45: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

28

Menurut Asmadi (2005) peran perawat yang utama adalah sebagai pelaksana,

pengelola, pendidik, dan peneliti.

1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider). Perawat memberikan layanan

berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien. Asuhan

keperawatan diberikan dengan berpedoman pada standar keperawatan serta

dilandasi oleh etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang dan

tanggung jawab keperawatan.

2. Pengelola (Manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam

mengelola layanan keperawatan di semua tatanan layanan kesehatan (rumah

sakit, puskesmas, dan sebagainya).

3. Pendidik dalam keperawatan. Perawat bertugas memberikan pendidikan

kesehatan kepada klien sebagai upaya menciptakan perilaku yang kondusif

bagi kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk membangun perilaku

kesehatan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Peran perawat sebagai pendidik tidak hanya ditujukan untuk klien, tetapi juga

tenaga keperawatan lain. Upaya ini dilakukan untuk memberi pemahaman

yang benar tentang keperawatan agar tercipta kesamaan pandangan dan gerak

bersama antara perawat dalam meningkatkan profesionalisme.

Page 46: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

29

4. Peneliti dan pengemban ilmu keperawatan. Berbagai tantangan, persoalan,

dan pertanyaan seputar keperawatan harus mampu dijawab dan diselesaikan

dengan baik. Salah satu upayanya adalah riset. Riset keperawatan akan

menambah dasar pengetahuan ilmiah keperawatan dan meningkatkan praktik

keperawatan bagi klien.

2.4.4 Jenis Tindakan Keperawatan

Beban kerja perawat tentunya juga ditentukan dari jenis kegiatan yang harus

dilakukannya. Dalam pemberian pelayanan keperawatan menurut Rohmah, Nikmatur

dan Saiful Walid (2012) bahwa terdapat tiga jenis bentuk kegiatan yaitu:

a. Kegiatan keperawatan langsung.

Aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungannya

secara khusus dengan kebutuhan fisik, psikologis, dan spiritual pasien.

Kebutuhan ini meliputi: komunikasi, pemberian obat, pemberian makan dan

minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan prosedur tindakan, seperti:

mengukur tanda vital, merawat luka, persiapan operasi, melaksanakan

observasi, memasang dan observasi infus, dan memberikan serta mengontrol

pemasangan oksigen.

Page 47: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

30

b. Kegiatan keperawatan tidak langsung.

Kegiatan keperawatan tidak langsung meliputi kegiatan-kegiatan untuk

menyusun rencana perawat, menyiapkan/memasang alat, melakukan

konsultasi dengan anggota tim, menulis dan membaca catatan

kesehatan/keperawatan, melaporkan kondisi pasien, menyusun perencanaan,

melaksanakan tindak lanjut dan melakukan koordinasi.

c. Kegiatan non keperawatan.

Kegiatan penyuluhan kesehatan yang diberikan pada pasien bersifat

individual. Hal ini dimaksudkan agar materi pengajaran/penyuluhan sesuai

dengan diagnosa, pengobatan yang ditetapkan dan keadaan pola hidup pasien.

Umumnya, pasien memerlukan arahan yang meliputi tingkat aktivitas,

pengobatan serta tindak lanjut perawatan dan dukungan masyarakat.

Menurut Situmorang (1994) dalam Kurniadi (2013) menyebutkan tindakan

keperawatan yang terbagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:

a. Kegiatan keperawatan langsung (Direct Care).

Kegiatan keperawatan langsung adalah semua kegiatan yang difokuskan

langsung/dirasakan langsung oleh pasien dan keluarganya, seperti mengukur

tanda vital, tindakan keperawatan, tindakan kolaborasi, termasuk pendidikan

kesehatan.

Page 48: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

31

b. Kegiatan keperawatan tidak langsung (Indirect Care).

Kegiatan keperawatan tidak langsung adalah kegiatan yang tidak langsung

dirasakan pasien atau sebagai pelengkap tindakan keperawatan langsung,

seperti dokumentasi tindakan keperawatan atau hasil pemeriksaan, diskusi dan

pre/post conference, visite dokter atau tenaga kesehatan lain,

konsultasi/koordinasi dengan bagian lain, bantuan persiapan dan

pengambilan/pengantaran alat dan bahan pemeriksaan, dan lainnya.

c. Kegiatan Pribadi.

Kegiatan non keperawatan adalah semua kegiatan untuk keperluan pribadi

perawat atau tidak ada hubungannya dengan pasien, seperti makan, minum,

membaca buku, ke toilet, sholat, menonton tv, mengobrol, dan lainnya.

2.5 Beban Kerja

2.5.1 Pengertian Beban Kerja

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 75 Tahun 2004

disebutkan bahwa beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang

harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu. Sedangkan menurut Depkes (2004)

beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga

kesehatan profesional dalam satu tahun sarana pelayanan kesehatan.

Beban kerja yang didefinisikan oleh Marquis dan Houston (2000) dalam

Kurniadi (2013) yaitu seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh seorang

perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Menurut Gaudine

Page 49: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

32

(2000) dalam Kurniadi (2013) mendefinisikan beban kerja yaitu jumlah total waktu

keperawatan baik secara langsung atau tidak langsung dalam memberikan pelayanan

keperawatan yang diperlukan oleh pasien dan jumlah perawat yang diperlukan untuk

memberikan pelayanan tersebut.

Oleh karena itu, penting adanya untuk melakukan pengukuran beban kerja

dengan cara analisa beban kerja. Analisa beban kerja akan menghasilkan jumlah rata-

rata dalam melakukan setiap kegiatan keperawatan atau tindakan keperawatan.

Dijelaskan dalam Permendagri No. 12 Tahun 2008 bahwa analisis beban kerja

dilaksanakan untuk mengukur dan menghitung beban kerja setiap jabatan/unit kerja

dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas. Selain itu, menurut mutiara

(2004) menjelaskan bahwa analisa beban kerja adalah proses penentuan jumlah jam

kerja (man hours) yang digunakan untuk menyelesaikan beban kerja tertentu, jumlah

jam karyawan dan menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan.

Adapun pendapat Irnalita (2008) analisa beban kerja adalah proses untuk

menetapkan jumlah jam kerja seseorang yang digunakan atau dibutuhkan untuk

merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu atau dengan kata lain analisa

beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia dan berapa jumlah

tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang petugas.

Page 50: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

33

Menurut Carayon dan Gurses (2005) dalam Kurniadi (2013) bahwa bila beban

kerja terlalu tinggi akan menyebabkan komunikasi yang buruk antara perawat dan

pasien, kegagalan kolaborasi perawat dan dokter, tingginya drop out perawat atau

turn over dan rasa ketidakpuasan kerja perawat. Sedangkan menurut Palestin dalam

Andini (2013) beban kerja yang terlampau tinggi pada akhirnya akan berdampak

buruk, misalnya kesalahan dalam pengerjaan pasien yang nantinya akan berujung

pada kematian.

Menurut Sedarmayanti (2007) bahwa manfaat analisa beban kerja adalah

untuk menetapkan bilangan atau jumlah tenaga yang diperlukan dalam pelaksanaan

sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu tertentu. Sehingga diperoleh jumlah tenaga

yang benar-benar dibutuhkan untuk menghindarkan dari keadaan beban kerja yang

tinggi.

Trisna (2007) menyatakan bahwa kegiatan yang banyak dilakukan adalah

kegiatan keperawatan tidak langsung dan faktor yang mempengaruhi beban kerja

perawat adalah jumlah pasien dan jumlah perawat serta jumlah aktivitas. Sedangkan

Connor (1960) dalam Kurniadi (2013) mempelajari pengukuran intensitas pelayanan

keperawatan atau tindakan keperawatan berdasarkan jumlah tempat tidur atau BOR.

Page 51: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

34

2.5.2 Waktu Standar

Menurut ILO (1983) dalam Rifki (2009) yang dimaksud waktu standar adalah

jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan menurut

prestasi standar yaitu isi kerja, kelonggaran untuk hal-hal yang tidak terduga karena

kelambatan, waktu kosong, dan kelonggaran gangguan bila terjadi.

Berdasarkan ketentuan dari Undang-undang No.13 Tahun 2003 pasal 77

terkait waktu kerja, yaitu pegawai yang bertugas selama 7 jam sehari dan 40 jam

perminggu maka jam kerjanya yaitu 6 hari kerja dalam seminggu, sedangkan yang

bertugas selama 8 jam sehari dan 40 jam perminggu maka jam kerjanya yaitu 5 hari

kerja dalam seminggu.

2.5.3 Waktu Produktif

Menurut ILO (1976) dalam Corry (2011) bahwa pekerja tidak dapat terus

menerus bekerja, tetapi ada kelonggaran yang diperbolehkan untuk mengadakan

interupsi di dalam jam kerja sebesar 15% dari waktu kerja yang seharusnya. Angka

tersebut diperoleh dari rata-rata perkenaan tetap untuk keletihan dasar dan keletihan

pribadi sebesar 10% serta perkenaan penundaan untuk hal-hal yang tidak terduga

sebesar 5%. Dengan demikian waktu kerja produktif sebesar 85% dari total kerja

100%.

Page 52: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

35

Adapun menurut Ilyas (2004), perawat dikatakan produktif bila

memanfaatkan waktu kerja mencapai 80%. Parameter tersebut digunakan untuk

mengukur beban kerja. Bila seorang perawat bekerja diatas 80% dari waktu

produktifnya maka dapat dikatakan bahwa beban kerjanya berlebihan sehingga harus

ditambah dengan perawat baru. Menurut Rahman (2012) menyebutkan beban kerja

perawat yang termasuk kategori berat bila waktu produktif diatas 80%, sedangkan

kategori sedang bila waktu produktif diantara 60-80% dan dikatakan kategori ringan

apabila waktu produktif di bawah 60%.

2.5.4 Pengukuran Beban Kerja

Pengukuran beban kerja juga dapat dilakukan dengan beberapa metode seperti

yang telah disebutkan oleh Finkler et.al. (1993), Yaslis Ilyas (2004), dan Swanburg

(1999) yaitu work sampling, time and motion study, daily log.

a. Work Sampling.

Menurut Finkler et.al. (1993) dalam Ruth (2003) work sampling merupakan

teknik pengukuran kerja yang berasal dari industri. Tujuannya adalah untuk

menginvestasi waktu profesional untuk macam-macam kegiatan yang terbentuk oleh

pekerja atau situasi kerja. Hasil dari work sampling efektif untuk menentukan waktu

yang diperlukan untuk sebuah pekerjaan, untuk menentukan utilisasi tenaga, dan

untuk menentukan standar produksi. Cara ini sangat bermakna untuk perkembangan

dan dapat dengan mudah diaplikasi untuk efisiensi pekerjaan.

Page 53: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

36

Kelebihan penggunaan metode ini adalah cocok digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai jenis dan waktu perawatan serta dapat lebih obyektif

karena langsung diamati kegiatannya. Oleh karena itu peneliti dalam melakukan

penelitian akan melakukan metode work sampling dalam pengukuran beban kerja.

Sedangkan kelemahan pada metode ini adalah peneliti tidak dapat mengetahui

kualitas tenaga perawat pada setiap pekerjaan yang dilakukan karena metode work

sampling hanya melihat pekerjaan yang dilakukan bukan terhadap kualitas dari

pekerjaan tersebut.

Menurut Ilyas (2004) terdapat beberapa tahap yang dilaksanakan dalam

melakukan survei pekerjaan dengan menggunakan work sampling adalah sebagai

berikut:

1. Langkah Pertama:

Menentukan jenis personel (misal: perawat rumah sakit) yang ingin

diteliti.

2. Langkah Kedua:

Bila jenis personel yang akan diteliti jumlahnya banyak perlu dilakukan

pemilihan sampel dengan menggunakan simple random sampling untuk

mendapatkan personel sebagai representasi populasi perawat yang akan

diamati.

Page 54: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

37

3. Langkah Ketiga:

Membuat formulir daftar kegiatan perawat yang dapat diklasifikasikan

sebagai kegiatan produktif atau tidak produktif.

4. Langkah Keempat:

Melatih pelaksana peneliti tentang cara pengamatan kerja dengan

menggunakan work sampling.

5. Langkah Kelima:

Pengamatan kegiatan perawat dilakukan dengan interval yang ditetapkan

adalah tiap 5 menit. Karena semakin pendek jarak waktu pengamatan

makin banyak sampel pengamatan yang dapat diamati oleh peneliti,

sehingga akurasi penelitian menjadi lebih akurat. Pengamatan dapat

dilakukan selama 7 hari kerja terus menerus selama 24 jam setiap harinya.

Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Irnalita (2008), dan Nursalam

(2011).

Selain itu, menurut Susanto (2002) dalam Fredna(2009) bahwa lamanya

pengamatan dapat dilihat dari lamanya hari perawatan. Lamanya hari

perawatan dapat menggambarkan beban kerja perawat. Semakin lama

seorang pasien dirawat, maka semakin besar pula beban kerja yang akan

ditanggung oleh perawat.

Bila mengamati kegiatan 5 perawat setiap shift, interval pengamatan setiap

5 menit selama 24 jam (3 shift) dalam 7 hari kerja. Dengan demikian

jumlah pengamatan = 5 (perawat) x 60 (menit) / 5 (menit) x 24 (jam) x 7

Page 55: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

38

(hari kerja) = 10.080 sampel pengamatan. Dengan jumlah data

pengamatan yang besar akan menghasilkan data akurat yang akan

menggambarkan kegiatan personel yang sedang diteliti.

Menurut Ilyas (2004) bahwa hasil pencatatan pada hari pertama dan kedua

tidak dimasukan untuk dianalisis. Hasil pengamatan yang dianalisis bila

personel yang diamati telah kembali bekerja kepada ritme semula,

biasanya hari pengamatan ketiga.

Adapun formulir yang akan dilakukan peneliti adalah seperti formulir yang

telah dilakukan oleh Irnalita (2008), Rifki (2009), dan Corry (2011) adalah seperti

pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2

Formulir Work Sampling

Unit :

Tanggal :

Dinas :

Waktu Kegiatan

Langsung Tidak Langsung Pribadi

07.00

07.05

07.10

07.15

Page 56: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

39

Selain work sampling juga terdapat metode lain yaitu time and motion study

dan daily log. Namun peneliti tidak memakai metode-metode tersebut karena pada

metode time and motion study, pelaksana pengamatan untuk pengambilan data ini

haruslah seorang yang mengetahui secara benar tentang kompetensi dan fungsi

perawat mahir. Menurut Ilyas (2004) sebaiknya pelaksana pengamatan adalah

perawat mahir pada bidang yangsama dari rumah sakit yang berbeda. Sedangkan

pada daily log, responden yang akan diteliti dipersilahkan menulis sendiri kegiatan

yang telah dilakukan dan waktu yang dibutuhkan untuk tiap kegiatan. Sehingga hal

tersebut dikhawatirkan responden kurang obyektif dan kadang sulit mengatur waktu

dalam menuliskan kegiatannya pada formulir daily log. Menurut Kurniadi (2013),

metode ini memiliki kecendrungan perawat akan menuliskan kegiatan yang bermutu

tinggi dan memerlukan waktu yang lama sedangkan tindakan kegiatan kurang

bermutu tidak dicatat. Selanjutnya akan dijelaskan lebih lanjut mengenai metode time

and motion study dan daily log di bawah ini.

b. Time and Motion Study.

Time and Motion Study merupakan suatu pengukuran waktu kegiatan yang

pengamatannya dilakukan secara terus menerus terhadap setiap jenis tugas yang

dilakukan perawat dan lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.

Hasil pengamatan time and motion study dapat lebih menggambarkan kualitas

pekerjaan daripada work sampling.

Page 57: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

40

Menurut Ilyas (2004) penelitian dengani menggunakan time and motion study

dapat digunakan untuk mengevaluasi tingkat kualitas suatu pelatihan atau pendidikan

bersetifikat keahlian. Pengamat sebaiknya orang luar rumah sakit yang diteliti guna

mencegah personel bias.

Kelebihan metode ini adalah dapat menentukan kualitas pekerjaan yang

dilakukan oleh perawat. Sedangkan kelemahan dari metode time and motion study

adalah pengamat pada peneliti ini adalah profesi yang sama yaitu perawat, sehingga

agak sulit untuk melakukan observasi kegiatan perawat apabila tidak berasal dari

profesi yang sama.

c. Daily Log

Menurut Ilyas (2004) terdapat satu cara lagi dalam menganalisa beban kerja

personel yaitu dengan menggunakan daily log (pencatatan kegiatan sendiri). Daily log

adalah bentuk sederhana dari work sampling, dimana orang yang diteliti menuliskan

sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Penggunaan cara

atau teknik ini sangat tergantung terhadap kerja sama dan kejujuran dari personel

yang sedang diteliti.

Daily log mencatat semua kegiatan informan, mulai masuk kerja sampai

pulang. Hasil analisis daily log dapat digunakan untuk melihat pola beban kerja

seperti: kapan beban kerjanya tinggi? Apa jenis pekerjaan yang membutuhkan waktu

banyak? Metoda ini sangat memerlukan kerja sama karyawan yang diteliti agar akurat

Page 58: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

41

hasilnya. Kelebihan metode ini adalah dapat menggambarkan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh perawat karena perawat menuliskan sendiri kegiatan-kegiatannya.

Sedangkan kelemahan pada metode ini adalah dibutuhkan kerja sama yang sangat

baik dengan perawat disertai dengan kejujuran yang tinggi untuk menuliskan setiap

kegiatan yang dilakukan oleh perawat tersebut.

2.5.5 Metode perhitungan kebutuhan jumlah tenaga perawat

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa peneliti memilih metode work sampling

dalam pengukuran beban kerja. Metode work sampling tidak secara khusus

digunakan pada metode perhitungan secara spesifik tapi dapat diadaptasikan pada

beberapa metode perhitungan tersebut.

Menurut Ilyas (2004) metode perhitungan kebutuhan tenaga perawat dengan

menggunakan formula pada dasarnya menghitung kebutuhan perawat pada instalasi

rawat inap. Hal ini disebabkan formula yang dikembangkan berasal dari karakteristik

rumah sakit maju seperti Amerika Serikat yang tidak lagi memberikan pelayanan

rawat jalan atau tidak tersedia layanan poloklinik. Formula untuk menghitung

kebutuhan perawat rumah sakit terdiri dari komponen BOR (Bed Occupancy Rate),

sensus harian, produktivitas, jumlah tempat tidur, jam kerja dan jumlah hari libur.

Beberapa metode atau formula perhitungan yang dapat digunakan untuk menentukan

jumlah kebutuhan perawat adalah sebagai berikut:

Page 59: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

42

1. Formula Gillies

Jumlah Tenaga = 𝐴𝑥𝐵𝑥365

(365−𝐶)𝑥𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 )

Keterangan:

A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).

B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).

C= Jumlah Hari Libur.

365= Jumlah hari kerja pertahun.

Pada formula ini, komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang

dibutuhkan pasien selama 24 jam. Jam waktu perawatan berkisar 3-4 jam tergantung

aplikasi keperawatan di rumah sakit. Komponen B adalah hasil perkalian BOR

dengan jumlah tempat tidur. Komponen C adalah jumlah hari libur resmi yang

ditentukan oleh pemerintah dan jumlah hari libur karena cuti tahunan personel.

Page 60: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

43

2. Formula Hasil Lokakarya Keperawatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia

(PPNI)

Jumlah Tenaga = 𝐴𝑥52𝑥7(𝑇𝑇𝑥𝐵𝑂𝑅 )

41 𝑀𝑖𝑛𝑔𝑔𝑢 𝑥 40 𝐽𝑎𝑚 + 125%

Keterangan:

A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).

52= Jumlah Hari Minggu dalam 1 tahun.

TT= Jumlah Tempat Tidur.

BOR= Rata-rata tempat tidur terisi.

7= Jumlah hari dalam seminggu.

125%= Penyesuaian untuk produktivitas.

41= Jumlah hari efektif perminggu.

Formula ini tidak berbeda jauh dengan yang dikembangkan oleh Gillies,

hanya satuan hari diubah menjadi satuan minggu. Adapun jumlah hari kerja efektif

kerja dihitung dalam minggu sebanyak 41 minggu. Disini PPNI berusaha

menyesuaikan lama hari kerja dan libur yang berlaku di Indonesia.

Pada formula ini, komponen A adalah jumlah waktu perawatan yang

dibutuhkan oleh pasien selama 24 jam. Jam waktu perawatan berkisar antara 3-4 jam

tergantung aplikasi di rumah sakit. BOR rumah sakit adalah prosentase rata-rata

Page 61: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

44

jumlah tidur yang digunakan selama periode tertentu misalnya dalam setahun.

Sedangkan hari kerja efektif selama 41 minggu diperoleh berdasarkan pada

perhitungan: 365 – 52 (hari minggu) – 12 (hari libur nasional) – 12 (hari libur cuti

tahunan) = 289 hari : 7 hari/minggu = 41 minggu.

Hasil perhitungan tenaga perawat selanjutnya dikalikan 125% karena tingkat

produktivitas diasumsikan PPNI dihitung sebesar 75% sehingga jumlah perawat

tenaga perawat dengan formula ini lebih besar. Bila dibandingkan dengan formula

Gillies, hasil perhitungan dengan formula PPNI selalu lebih besar. Sedangkan jumlah

perhitungan dengan formula Gillies selalu lebih kecil karena formula tersebut

mengasumsikan seluruh perawat di Amerika Serikat bekerja profesional dengan

produktivitas optimal dan jumlah hari libur yang lebih kecil daripada di Indonesia.

3. Formula Ilyas

Jumlah Tenaga = 𝐴𝑥𝐵𝑥365

255 𝑥 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

Keterangan:

A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).

B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).

365= Jumlah hari kerja pertahun.

255= Hari kerja efektif perawat pertahun.

Jam kerja Perhari=6jam Perhari.

Page 62: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

45

Pengembangan formula Ilyas untuk menghitung jumlah kebutuhan tenaga

perawat di rumah sakit akibat adanya keluhan dari para manajer rumah sakit bahwa

formula Gillies kurang pas karena jumlah perawat menjadi kecil sehingga didapatkan

beban kerja perawat yang tinggi. Serta adanya keluhan pada formula PPNI karena

menghasilkan jumlah perawat yang besar sehingga pihak manajemen mengeluh

kebanyakan perawat.

Pada formula ini yang berbeda adalah jumlah hari kerja efektif perawat di

rumah sakit yaitu 255 hari pertahun. Jumlah hari kerja efektif pertahun ini berasal

dari jumlah hari pertahun dikurangi jumlah hari libur dan cuti dikali 34 . Indeks 3

4

merupakan indeks yang berasal dari karakteristik yang berasal dari karakteristik

jadwal kerja perawat di rumah sakit pemerintah, tentara, polisi, dan swasta yang

berbentuk yayasan.

Dengan mengetahui formula tersebut, maka akan lebih mudah dalam

menghitung kebutuhan tenaga perawat. Formula ini akan menghasilkan jumlah

kebutuhan tenaga perawat yang lebih rendah dari formula PPNI dan lebih besar dari

Gilles.

Page 63: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

46

2.5 Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan pada bagian tinjauan pustaka,

maka dapat disimpulkan bahwa dalam menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat

dibutuhkan perhitungan berdasarkan pengukuran beban kerja. Sesuai penjelasan yang

telah dipaparkan pada bagian tinjauan pustaka maka dibuatlah kerangka teori sebagai

berikut:

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

Tenaga Perawat di Instalasi Rawat Inap RSU KotaTangerang Selatan

Pada Tahun 2013

Kegiatan Keperawatan

1. Kegiatan Langsung

2. Kegiatan Tidak Langsung

3. Kegiatan Pribadi

Jumlah Kebutuhan

Tenaga Perawat

Pengukuran Beban Kerja

1. Work Sampling

2. Time and Motion Study

3. Daily Log

Page 64: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

47

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan

analisis beban kerja dengan menggunakan metode work sampling berdasarkan beban

kerja riil atau nyata yang dilaksanakan oleh perawat di instalasi rawat inap RSU Kota

Tangerang Selatan.

Pengukuran beban kerja dilakukan dengan mengamati kegiatan keperawatan

antara lain: kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung dan kegiatan pribadi.

Kegiatan langsung yang dimaksud adalah komunikasi dengan pasien atau keluarga,

tindakan keperawatan, mengukur tanda vital, hygiene pasien, dan serah terima pasien.

Sedangkan kegiatan tidak langsung adalah administrasi pasien, menyiapkan alat dan

obat, koordinasi atau konsultasi dengan bagian lain.

Jenis kegiatan selanjutnya adalah kegiatan pribadi. Kegiatan pribadi yang

dimaksud adalah semua kegiatan yang tidak berhubungan dengan pasien, seperti

kegiatan pribadi yang berhubungan dengan kebutuhan primer manusia yaitu makan

dan minum, ke toilet, ibadah, mengganti baju. Serta kegiatan pribadi yang tidak

bermanfaat yaitu menonton tv, mengobrol, menggunakan handphone untuk

kepentingan pribadi dan istirahat yang berlebihan.

Page 65: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

48

Hasil pengukuran beban kerja dengan mengamati kegiatan keperawatan

tersebut akan dimasukkan ke dalam formula perhitungan untuk diketahui jumlah

tenaga perawat yang ideal di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan.

Kerangka konsep dalam menentukan jumlah kebutuhan tenaga perawat

berdasarkan pengukuran beban kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1

Kerangka Konsep

Kegiatan Keperawatan

4. Kegiatan Langsung

5. Kegiatan Tidak Langsung

6. Kegiatan Pribadi

Jumlah Kebutuhan

Tenaga Perawat

Pengukuran Beban Kerja

Work Sampling

Page 66: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

49

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional untuk masing-masing variabel diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur

1. Tenaga Perawat Perawat yang bertugas di instalasi rawat

inap RSU Kota Tangerang Selatan.

Telaah Dokumen Jumlah Tenaga

Perawat di Instalasi

Rawat Inap

2. Beban Kerja Banyaknya kegiatan yang dilakukan

perawat berdasarkan tugas utama dan

tugas tambahan dalam memenuhi

kebutuhan pasien.

Perhitungan jumlah jam

kegiatan keperawatan

Jumlah Jam Kerja

3. Work Sampling Kegiatan pengamatan untuk mengukur

beban kerja perawat.

Observasi dan Pencatatan Jenis Kegiatan

dan Jumlah Waktu

Kegiatan

4. Kegiatan Keperawatan

Langsung

Semua kegiatan keperawatan yang

dirasakan langsung oleh pasien dan

keluarganya seperti komunikasi,

mengukur tanda vital, prosedur

keperawatan, hygiene pasien, dan serah

terima pasien.

Observasi dan Pencatatan Jenis Kegiatan dan

Lamanya Kegiatan

Page 67: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

50

No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur

5. Kegiatan Keperawatan

Tidak Langsung

Kegiatan keperawatan yang tidak

langsung dirasakan pasien atau sebagai

pelengkap tindakan keperawatan

langsung seperti administrasi,

menyiapkan alat dan obat, koordinasi

dengan profesi lain.

Observasi dan Pencatatan Jenis Kegiatan dan

Lamanya Kegiatan

6. Kegiatan Keperawatan

Pribadi.

Semua kegiatan untuk keperluan pribadi

perawat seperti kebutuhan primer

manusia yaitu makan dan minum, ibadah,

ke toilet, mengganti baju dan kegiatan

yang tidak bermanfaat seperti menonton

tv, mengobrol, menggunakan handphone

untuk kepentingan pribadi, dan istirahat

yang berlebihan.

Observasi dan Pencatatan Jenis Kegiatan dan

Lamanya Kegiatan

7. Jumlah Kebutuhan Tenaga

Perawat

Hasil perhitungan dengan menggunakan

formula Ilyas berdasarkan beban kerja

perawat.

Membandingkan jumlah

perawat yang ada dengan

jumlah perawat yang

seharusnya berdasarkan

metode Yaslis Ilyas.

Jumlah Tenaga

Perawat

Page 68: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

51

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan analisis beban kerja yang menggunakan metode work sampling, yaitu

melakukan perhitungan beban kerja perawat di instalasi rawat inap untuk melihat

kegiatan keperawatan dan lamanya kegiatan keperawatan dalam menentukan jumlah

kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan RSU Kota Tangerang Selatan.

Peneliti menggunakan metode work sampling karena metode ini tidak sulit

untuk diterapkan dalam pengamatan terhadap objek dan cocok untuk kegiatan yang

sifatnya berulang (Ilyas, 2004).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan.

Waktu penelitian selama tujuh hari pada bulan Agustus 2013.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di RSU Kota

Tangerang Selatan sebanyak 88 orang.

Page 69: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

52

4.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III

RSU Kota Tangerang Selatan sebanyak 37 orang.

4.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah formulir pengamatan work

sampling pada kegiatan perawat yang dikelompokkan menjadi tiga kegiatan, yaitu:

3.4.1 Kegiatan keperawatan langsung yaitu semua kegiatan yang difokuskan

langsung atau dirasakan langsung oleh pasien dan keluarganya.

3.4.2 Kegiatan keperawatan tidak langsung yaitu kegiatan keperawatan yang

tidak langsung dirasakan pasien atau sebagai pelengkap tindakan

keperawatan langsung.

3.4.3 Kegiatan keperawatan pribadi yaitu semua kegiatan untuk keperluan

pribadi perawat atau tidak ada hubungannya dengan pasien.

Pedoman observasi berisi panduan dalam mengobservasi perawat pada setiap

kegiatan selama jam kerja. Peralatan yang digunakan berupa alat tulis menulis, dan

formulir work sampling.

Formulir work sampling yang digunakan adalah formulir yang telah banyak

digunakan oleh peneliti sebelumnya dan juga menurut Ilyas (2004), Nursalam (2011),

Fredna (2009) dan Corry (2011).

Page 70: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

53

Adapun contoh formulir work sampling yang dimaksud adalah:

Unit :

Tanggal :

Dinas :

Waktu Kegiatan

Langsung Tidak Langsung Pribadi

07.00

07.05

07.10

07.15

07.20

4.5 Sumber Data

4.5.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini melalui observasi kegiatan perawat

dengan menggunakan formulir work sampling.

4.5.2 Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berupa profil RSU Kota Tangerang

Selatan,dan telaah dokumen rumah sakit.

Page 71: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

54

4.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua), adalah sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data yang dikumpulkan dengan melakukan pengamatan secara langsung

terhadap semua kegiatan yang dilakukan perawat di instalasi rawat inap kelas II dan

III. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan work sampling,

pengumpulan data dilakukan dalam 3 (tiga) shift yaitu:

a. Shift Pagi : Jam 07.00 – 14.00

b. Shift Siang : Jam 14.00 – 21.00

c. Shift Malam : Jam 21.00 – 07.00

Pengamatan dilakukan setiap hari selama 7 (tujuh) hari mulai pukul 07.00

hingga pukul 07.00 keesokan harinya dengan interval 5 (lima) menit. Pengamatan

dicatat di formulir pengamatan work sampling. Peneliti akan dibantu oleh pengamat

berjumlah 12 (dua belas) orang yaitu 6 (enam) orang pada instalasi rawat inap kelas II

dan 6 (enam) orang pada instalasi rawat inap kelas III. Pengamat dalam penelitian ini

tidak memiliki standar atau kriteria dalam mengamati kegiatan keperawatan. Karena

teknik work sampling merupakan teknik yang tidak membutuhkan kriteria khusus

sebagai pengamat. Pengamat tersebut akan diberi pelatihan dalam menggunakan

formulir work sampling.

Page 72: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

55

Pelatihan yang akan diberikan peneliti kepada pengamat adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan pengarahan tentang cara membedakan kegiatan keperawatan

yang terdiri dari kegiatan keperawatan langsung, kegiatan keperawatan tidak

langsung, dan kegiatan keperawatan pribadi.

2. Mengarahkan pengamat untuk menulis kegiatan keperawatan secara jelas

pada formulir yang sudah disediakan oleh peneliti.

Dengan begitu diharapkan informasi yang didapatkan dari kegiatan

pengamatan menjadi informasi yang akurat berdasarkan kegiatan keperawatan yang

benar-benar dilakukan oleh perawat di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang

Selatan.

Mekanisme dalam pengumpulan data adalah setiap dua orang pengamat akan

mengamati satu perawat, dimana dua orang pengamat tidak melakukan kerja sama

dalam kegiatan pengamatan yang berlangsung. Pengamat mengikuti setiap kegiatan

yang akan dilakukan oleh perawat baik kegiatan keperawatan langsung, tidak

langsung, maupun pribadi.Tujuannya adalah untuk mendapatkan kegiatan yang valid

dilakukan oleh perawat.

Pada setiap shift terdapat 2 pengamat untuk mengamati kegiatan keperawatan.

Karena peneliti menganggap 2 pengamat cukup untuk mengamati kegiatan

keperawatan dalam setiap shift. Jika lebih dari 2 pengamat dikhawatirkan akan

Page 73: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

56

mengganggu pelaksanaan kegiatan keperawatan. Pada setiap akhir pengamatan,

peneliti akan memeriksa formulir work sampling untuk melihat pengamatan yang

dilakukan oleh pengamat pada satu perawat berbeda atau tidak. Jika terjadi

perbedaan, peneliti akan berdiskusi kepada pengamat tersebut untuk menentukan

kegiatan apa yang dilakukan perawat saat itu.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh melalui data yang berasal dari bagian umum yaitu

profil RSU Kota Tangerang Selatan, BOR, dan data dari bagian keperawatan yaitu

jumlah perawat di instalasi rawat inap dan jumlah pasien.

4.7 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penyuntingan Data

Penyuntingan data dilakukan setiap selesai pengamatan untuk memeriksa jika

terjadi kesalahan dan ketidaklengkapan data yaitu dengan cara sebagai berikut:

a. Memeriksa formulir work sampling untuk melihat apakah pengamat

menuliskan kegiatan keperawatan sesuai dengan kelompok kegiatan yang

seharusnya.

b. Jika terjadi perbedaan kegiatan perawat yang dilakukan oleh dua pengamat

pada satu perawat, maka peneliti dan pengamat akan berdiskusi untuk

menentukan kegiatan perawat saat itu.

Page 74: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

57

Jumlah Tenaga = 𝐴𝑥𝐵𝑥365

255 𝑥 𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖

2. Penjumlahan lamanya kegiatan

Setelah dilakukan penyuntingan data untuk mendapatkan kegiatan-kegiatan

yang telah dilakukan oleh perawat, selanjutnya peneliti akan menjumlahkan setiap

kegiatan keperawatan baik langsung, tidak langsung, maupun pribadi ke dalam satuan

menit.

3. Pemasukan Data

Penjumlahan lamanya kegiatan keperawatan yang sudah dilakukan peneliti

akan dimasukkan ke dalam komputer untuk dilakukan proses pengolahan data

selanjutnya seperti perhitungan prosentase pada proporsi kegiatan keperawatan

langsung, tidak langsung maupun kegiatan pribadi perawat.

4. Pembersihan Data

Pembersihan data pengamatan dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam

menginput data.

4.8 Analisis Data

Hasil dari perhitungan beban kerja tersebut akan dimasukkan ke dalam rumus

perhitungan jumlah kebutuhan tenaga perawat yaitu:

Page 75: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

58

Keterangan:

A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).

B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).

365= Jumlah hari kerja pertahun.

255= Hari kerja efektif perawat pertahun.

Jam kerja perhari=6 jam perhari

Rumus perhitungan tersebut akan menghasilkan jumlah kebutuhan tenaga

perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III RSU Kota Tangerang Selatan pada

tahun 2013.

4.9 Penyajian Data

Data hasil penelitian akan dibandingkan dengan kepustakaan yang ada. Data

tersebut disajikan dalam bentuk tabel dan narasi agar memudahkan dalam memahami

hasil penelitian ini.

Page 76: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

59

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

5.1.1 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas II

Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode deskriptif kuantitatif untuk

mengetahui jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap berdasarkan

pengukuran beban kerja. Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

kegiatan keperawatan selama 24 jam yang terbagi atas tiga shift yaitu shift pagi, shift

siang, dan shift malam selama tujuh hari berturut-turut mulai dari tanggal 19-25

Agustus 2013 di instalasi rawat inap RSU Kota Tangerang Selatan.

Adapun hasil penelitian dari keseluruhan kegiatan keperawatan yang diamati

dalam penelitian ini untuk mengetahui beban kerja perawat di instalasi rawat inap

kelas II. Hasil pengamatan tersebut dicatat di formulir work samping yang terdiri dari

kegiatan produktif (langsung dan tidak langsung) yang berhubungan dengan pasien

dan kegiatan non produktif (pribadi) yang tidak berhubungan dengan pasien.

Page 77: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

60

Tabel 5.1

Distribusi Jumlah Tenaga Perawat dan Jumlah Pasien di Instalasi Rawat Inap Kelas II

RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2013

No. Hari/Tanggal

Shift

Pagi Siang Malam

Perawat Pasien Perawat Pasien Perawat Pasien

1. Senin, 19 Agustus 2013 5 14 6 15 2 13

2. Selasa, 20 Agustus 2013 4 12 5 15 2 14

3. Rabu, 21 Agustus 2013 6 15 4 16 2 16

4. Kamis, 22 Agustus 2013 6 16 4 13 2 13

5. Jumat, 23 Agustus 2013 4 12 3 16 2 13

6. Sabtu, 24 Agustus 2013 4 12 3 13 2 15

7. Minggu, 25 Agustus 2013 2 11 2 11 2 11

Rata-rata 4 13 4 14 2 14

Tabel 5.1 dapat terlihat bahwa jumlah perawat terbanyak pada shift pagi dan

jumlah pasien terbanyak pada shift siang. Pada hari Senin terjadi kenaikan pasien

pada shift siang yaitu 15 orang dan penurunan kembali pada shift malam sebesar 13

orang. Pada hari Selasa juga terjadi hal yang sama yaitu kenaikan pasien pada shift

siang sebesar 15 orang dan penurunan kembali pada shift malam yaitu 14 orang.

Sedangkan pada hari Rabu terjadi peningkatan pada shift siang dan jumlah pasien

yang sama dengan shift malam yaitu sebesar 16 orang.

Pada hari Kamis terjadi penurunan jumlah pasien pada shift siang dan jumlah

pasien yang sama pada shift malam yaitu 13 orang. Pada hari Jumat adanya kenaikan

jumlah pasien pada shift siang sebesar 16 orang dan penurunan kembali pada shift

malam sebesar 13 orang. Sedangkan pada hari Sabtu terjadi peningkatan jumlah

Page 78: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

61

pasien pada shift siang sebesar 13 orang dan peningkatan kembali terjadi pada shift

malam yaitu 15 orang. Pada hari Minggu tidak terjadi peningkatan atau penurunan

jumlah pasien dari shift pagi, shift siang dan shift malam yaitu sebesar 11 orang.

5.1.1.1 Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan Kelas II

Jumlah waktu kegiatan keperawatan yang dilakukan selama tujuh hari

berturut-turut mulai pada tanggal 19 Agustus 2013 sampai dengan 25 Agustus 2013

di instalasi rawat inap kelas II menghasilkan jumlah jam kerja atau jumlah waktu

yang dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan kegiatannya. Jumlah waktu

tersebut akan menggambarkan beban kerja perawat di instalasi rawat inap kelas II.

Jumlah waktu yang digunakan perawat berdasarkan shift perkegiatan adalah

sebagai berikut:

Page 79: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

62

A. Shift Pagi

Tabel 5.2

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi

dalam kegiatan keperawatan langsung kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Langsung Pagi

(menit) %

Pendidikan kesehatan 90 6,7

Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah 110 8,1

Memperbaiki posisi pasien 10 0,7

Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus 235 17,4

Memberikan oksigen 10 0,7

Memberikan kompres 5 0,4

Melakukan perawatan luka 100 7,4

Memberikan transfusi darah 25 1,9

Memeriksa pasien sewaktu dipanggil 60 4,4

Mengontrol infus 100 7,4

Perawat keliling ruangan observasi pasien 155 11,5

Memberikan obat oral dan injeksi 210 15,6

Memberi uap 10 0,7

Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium 30 2,2

Memeriksa gula darah 30 2,2

Memberikan insulin 20 1,5

Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur 85 6,3

Mengganti baju pasien 5 0,4

Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain 45 3,3

Menerima pasien dari ruangan lain 15 1,1

Jumlah 1350 100,0

Pada tabel 5.2 tersebut terlihat pada shift pagi dengan kegiatan keperawatan

langsung terbanyak pada kegiatan memasang, memperbaiki, dan mencabut infus yaitu

sebesar 235 menit atau 17,4% Sedangkan kegiatan yang paling sedikit dilakukan

Page 80: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

63

adalah mengganti baju pasien dan memberikan kompres sebanyak 5 menit atau

0,4%.. Total jumlah waktu kegiatan keperawatan langsung selama tujuh hari adalah

1350 menit.

Tabel 5.3

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi

dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung Pagi

(menit) %

Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis 300 23,0

Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan

pasien 70 5,4

Menulis instruksi dokter di catatan perawat 50 3,8

Membuat laporan tugas 270 20,7

Membereskan administrasi pasien yang akan pulang 50 3,8

Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan 210 16,1

Menyiapkan obat oral dan injeksi 190 14,6

Mengambil obat ke apotek 10 0,8

Membuat daftar permintaan makanan 0 0,0

Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien 140 10,7

Mendampingi dokter memeriksa pasien 15 1,1

Jumlah 1305 100,0

Pada Tabel 5.3 diperoleh bahwa kegiatan keperawatan tidak langsung pada

shift pagi yang terbanyak adalah mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis

dengan jumlah waktu yang digunakan sebesar 300 menit atau 23,0%. Sedangkan

kegiatan yang paling sedikit adalah mengambil obat ke apotek dengan jumlah waktu

sebesar 10 menit atau 0,8%. Pada kegiatan membuat daftar permintaan makanan tidak

Page 81: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

64

dilakukan pada shift pagi, tetapi pada shift malam. Total jumlah waktu kegiatan

keperawatan tidak langsung adalah sebesar 1305 menit.

Tabel 5.4

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi

dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Pribadi Pagi

(menit) %

Ibadah 50 17,5

Makan 85 29,8

Minum 50 17,5

Pergi ke toilet 40 14,0

Ganti baju 0 0,0

Menonton televisi 0 0,0

Mengobrol 55 19,3

Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi 5 1,8

Istirahat yang berlebihan 0 0,0

Jumlah 285 100,0

Pada Tabel 5.4 diketahui bahwa kegiatan keperawatan pribadi yang paling

banyak adalah makan sebesar 85 menit atau 29,8%. Sedangkan kegiatan yang paling

sedikit adalah menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi sebesar 5 menit

atau 1,8%. Pada shift pagi memang tidak ada yang melakukan kegiatan istirahat yang

berlebihan seperti tidur. Kemudian tidak ada yang menonton televisi karena pada

station nurse tidak terdapat televisi dan tidak ada yang melakukan ganti baju karena

sejak awal perawat sudah memakai baju dari tempat tinggalnya. Jumlah waktu

kegiatan keperawatan tidak langsung sebesar 285 menit.

Page 82: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

65

B. Shift Siang

Tabel 5.5

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang

dalam kegiatan keperawatan langsung kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Langsung Siang

(menit) %

Pendidikan kesehatan 175 13,4

Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah 145 11,1

Memperbaiki posisi pasien 5 0,4

Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus 230 17,6

Memberikan oksigen 5 0,4

Memberikan kompres 0 0,0

Melakukan perawatan luka 35 2,7

Memberikan transfusi darah 20 1,5

Memeriksa pasien sewaktu dipanggil 70 5,3

Mengontrol infus 75 5,7

Perawat keliling ruangan observasi pasien 205 15,6

Memberikan obat oral dan injeksi 185 14,1

Memberi uap 10 0,8

Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium 35 2,7

Memeriksa gula darah 15 1,1

Memberikan insulin 30 2,3

Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur 20 1,5

Mengganti baju pasien 5 0,4

Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain 40 3,1

Menerima pasien dari ruangan lain 5 0,4

Jumlah 1310 100,0

Pada Tabel 5.5 dapat terlihat bahwa kegiatan keperawatan langsung pada shift

siang yang terbanyak adalah memasang, memperbaiki, dan mencabut infus yaitu

sebesar 230 menit atau 17,6%. Adapun jumlah waktu kegiatan paling sedikit terdapat

pada 4 (empat) kegiatan yaitu memperbaiki posisi pasien, memberikan oksigen,

Page 83: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

66

mengganti baju pasien dan menerima pasien dari ruangan lain yaitu sebesar 5 menit

atau 0,4%. Pada shift siang perawat tidak melakukan pemberian kompres sehingga

peneliti tidak menyebutkan sebagai kegiatan yang paling sedikit karena tidak

dilakukan oleh perawat. Total waktu kegiatan keperawatan langsung pada shift siang

adalah sebesar 1310 menit.

Tabel 5.6

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang

dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung Siang

(menit) %

Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis 250 20,1

Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan

pasien 70 5,6

Menulis instruksi dokter di catatan perawat 15 1,2

Membuat laporan tugas 300 24,1

Membereskan administrasi pasien yang akan pulang 25 2,0

Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan 165 13,3

Menyiapkan obat oral dan injeksi 220 17,7

Mengambil obat ke apotek 5 0,4

Membuat daftar permintaan makanan 0 0,0

Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien 170 13,7

Mendampingi dokter memeriksa pasien 25 2,0

Jumlah 1245 100,0

Pada Tabel 5.6 menggambarkan kegiatan keperawatan tidak langsung yang

terbanyak adalah membuat laporan tugas yaitu sebesar 300 menit atau 24,1%.

Sedangkan kegiatan yang paling sedikit adalah mengambil obat ke apotek yaitu 5

menit atau 0,4%. Kegiatan membuat daftar permintaan tidak dilakukan pada shift

siang, tetapi pada shift malam. Sehingga peneliti tidak menjadikannya sebagai

Page 84: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

67

kegiatan paling seddikit karena perawat tidak melakukan pada shift siang tapi

dilakukan di shift lainnya. Total jumlah waktu kegiatan keperawatan tidak langsung

adalah 1245 menit.

Tabel 5.7

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang

dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Pribadi Siang

(menit) %

Ibadah 85 22,1

Makan 90 23,4

Minum 65 16,9

Pergi ke toilet 40 10,4

Ganti baju 0 0,0

Menonton televisi 0 0,0

Mengobrol 65 16,9

Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi 30 7,8

Istirahat yang berlebihan 10 2,6

Jumlah 385 100,0

Pada Tabel 5.7 terlihat kegiatan keperawatan pribadi yang terbanyak pada

shift siang adalah makan sebesar 90 menit atau 23,4%. Sedangkan kegiatan

keperawatan pribadi yang paling sedikit adalah istirahat yang berlebihan sebesar 10

menit atau 2,6%. Total kegiatan keperawatan pribadi adalah 385 menit.

Page 85: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

68

C. Shift Malam

Tabel 5.8

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam

dalam kegiatan keperawatan langsung kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Langsung Malam

(menit) %

Pendidikan kesehatan 160 9,1

Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah 240 13,6

Memperbaiki posisi pasien 5 0,3

Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus 370 21,0

Memberikan oksigen 5 0,3

Memberikan kompres 10 0,6

Melakukan perawatan luka 65 3,7

Memberikan transfusi darah 85 4,8

Memeriksa pasien sewaktu dipanggil 100 5,7

Mengontrol infus 110 6,3

Perawat keliling ruangan observasi pasien 165 9,4

Memberikan obat oral dan injeksi 260 14,8

Memberi uap 25 1,4

Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium 20 1,1

Memeriksa gula darah 45 2,6

Memberikan insulin 30 1,7

Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur 20 1,1

Mengganti baju pasien 10 0,6

Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain 30 1,7

Menerima pasien dari ruangan lain 5 0,3

Jumlah 1760 100,0

Pada Tabel 5.8 diketahui bahwa kegiatan keperawatan langsung pada shift

malam yang terbanyak adalah memasang, memperbaiki dan mencabut infus sebesar

370 menit atau 21,0%. Sedangkan kegiatan yang paling sedikit terdapat pada 3 (tiga)

kegiatan yaitu memperbaiki posisi pasien, memberikan oksigen dan menerima pasien

Page 86: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

69

dari ruangan lain sebesar 5 menit atau 0,3%. Total kegiatan keperawatan langsung

adalah 1760 menit.

Tabel 5.9

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam

dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung Malam

(menit) %

Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis 225 19,9

Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan

pasien 30 2,7

Menulis instruksi dokter di catatan perawat 20 1,8

Membuat laporan tugas 225 19,9

Membereskan administrasi pasien yang akan pulang 10 0,9

Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan 180 15,9

Menyiapkan obat oral dan injeksi 300 26,5

Mengambil obat ke apotek 10 0,9

Membuat daftar permintaan makanan 15 1,3

Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien 110 9,7

Mendampingi dokter memeriksa pasien 5 0,4

Jumlah 1130 100,0

Pada Tabel 5.9 menggambarkan waktu yang paling banyak digunakan untuk

kegiatan menyiapkan obat oral dan injeksi sebesar 300 menit atau 26,5%. Sedangkan

waktu yang paling sedikit digunakan adalah kegiatan mendampingi dokter memeriksa

pasien sebesar 5 menit atau 0,4%. Total waktu yang digunakan pada kegiatan

keperawatan tidak langsung adalah 1130 menit.

Page 87: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

70

Tabel 5.10

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam

dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas II selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Pribadi Malam

(menit) %

Ibadah 95 7,3

Makan 110 8,4

Minum 75 5,7

Pergi ke toilet 110 8,4

Ganti baju 10 0,8

Menonton televisi 0 0,0

Mengobrol 115 8,8

Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi 65 5,0

Istirahat yang berlebihan 730 55,7

Jumlah 1310 100,0

Pada Tabel 5.10 didapatkan bahwa kegiatan keperawatan pribadi yang paling

banyak adalah istirahat yang berlebihan sebesar 730 menit atau 55,7%. Sedangkan

kegiatan yang paling sedikit adalah mengganti baju sebesar 10 menit atau 0,8%. Total

kegiatan keperawatan pribadi pada shift malam sebesar 1310 menit. Berikut ini akan

disajikan total jam kegiatan keperawatan di instalasi rawat inap kelas II RSU Kota

Tangerang Selatan sebagai berikut:

Page 88: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

71

Tabel 5.11

Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas II

Menggunakan Metode Work Sampling di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Kegiatan Keperawatan

Pagi Siang Malam Total

Menit % Menit % Menit % Menit %

Kegiatan Keperawatan Langsung 1350 45,92 1310 44,56 1760 41,91 4420 43,85

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung 1305 44,39 1245 42,34 1130 26,9 3680 36,51

Kegiatan Keperawatan Pribadi 285 9,69 385 13,1 1310 31,19 1980 19,64

Total 2940 100 2940 100 4200 100 10080 100

Page 89: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

72

Keseluruhan kegiatan keperawatan tersebut yang dijadikan dasar dalam

pengukuran beban kerja perawat. Dari Tabel 5.11 diketahui beban kerja perawat pada

tiap shift, shift pagi beban kerja produktif sebesar 90,31%. Pada shift siang beban

kerja produktif sebesar 86,90%. Sedangkan pada shift malam beban kerja produktif

sebesar 68,81%. Artinya perawat pada shift pagi dan shift siang termasuk kategori

berat yaitu diatas 80%. Sedangkan shift malam tergolong sedang karena berkisar 60-

80%.

Adapun beban kerja produktif secara keseluruhan di instalasi rawat inap kelas

II RSU Kota Tangerang Selatan adalah dengan menjumlahkan persentase kegiatan

keperawatan langsung dan tidak langsung tenaga perawat pada semua shift di

instalasi rawat inap kelas II yaitu sebesar 80,36%. Menurut Ilyas (2004) perawat

dikatakan produktif bila memanfaatkan waktu kerja mencapai 80%. Bila lebih dari

80% maka tandanya beban kerja sudah berlebihan sehingga harus ditambah dengan

perawat baru. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan Heizer dan Render (1996)

dalam Irnalita (2008) yaitu standar waktu kegiatan produktif sebesar 80%. Artinya

beban kerja perawat di instalasi rawat inap kelas II tergolong berat karena beban kerja

di atas 80%.

Untuk meningkatkan produktivitas tenaga perawat, manajemen RSU Kota

Tangerang Selatan harus memperhatikan jumlah tenaga perawat instalasi rawat inap

dengan memperhatikan beban kerja untuk mengetahui waktu produktif dan non

produktif selama jam pelayanan keperawatan berlangsung.

Page 90: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

73

5.1.1.2 Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas II

Kebutuhan perawat dihitung berdasarkan beban kerja. Berikut adalah rumus

dari formula Ilyas:

Jumlah Tenaga = 𝐴𝑥𝐵𝑥365

255𝑥𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 )

Keterangan:

A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).

B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).

365= Jumlah hari kerja pertahun.

255= Hari kerja efektif perawat pertahun.

Jam kerja Perhari=6 jam perhari.

Total kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan selama 24 jam perawatan

dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja yang digunakan oleh tenaga perawat di

instalasi rawat inap kelas II sebagai berikut:

1. Shift Pagi (1350 menit + 1305 menit)*4/13 = 816,92 menit

2. Shift Siang (1310 menit + 1245 menit)*4/14 = 730 menit

3. Shift Malam (1760 menit + 1130 menit)*2/14 = 412,86 menit +

1959,78 menit = 32 jam

Page 91: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

74

Perhitungan kebutuhan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II

RSU Kota Tangerang Selatan berdasarkan formula Yaslis Ilyas adalah sebagai

berikut:

(32jam/7hari) x (BORxTT) x 365 = (4,5) x (22) x (365)

255 x jam kerja/hari 255 x 6

= 23,61 = 24 orang

Tabel 5.12

Perbandingan Jumlah Perawat dengan Jumlah Kebutuhan Perawat Pada Instalasi

Rawat Inap Kelas II RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Ruang Rawat Inap Jumlah Perawat Jumlah Kebutuhan Kekurangan

Rawat Inap Kelas II 15 24 9

Kebutuhan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II sebesar 24

orang. Jumlah perawat di instalasi rawat inap kelas II sebesar 15 orang. Artinya,

instalasi rawat inap kelas II kekurangan 9 orang tenaga perawat.

Page 92: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

75

5.1.2 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas III

Instalasi rawat inap kelas III memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 48

buah yang terdiri dari 10 ruangan. Keseluruhan perawat di instalasi rawat inap kelas

III menjadi bahan pengamatan untuk mengukur beban kerja pada perawat di rawat

inap kelas III RSU Kota Tangerang Selatan.

Tabel 5.13

Distribusi Jumlah Tenaga Perawat dan Jumlah Pasien Instalasi Rawat Inap Kelas III

RSU Kota Tangerang Selatan tahun 2013

No. Hari/Tanggal

Shift

Pagi Siang Malam

Perawat Pasien Perawat Pasien Perawat Pasien

1. Senin,19 Agustus 2013 5 34 4 32 4 35

2. Selasa,20 Agustus 2013 5 37 4 32 4 38

3. Rabu,21 Agustus 2013 5 39 4 36 4 35

4. Kamis,22 Agustus 2013 5 36 4 33 4 30

5. Jumat,23 Agustus 2013 5 33 4 27 4 29

6. Sabtu,24 Agustus 2013 5 29 4 32 4 34

7. Minggu,25 Agustus 2013 5 34 4 32 4 34

Rata-rata 9 34 4 32 4 33

Pada Tabel 5.13 diketahui bahwa jumlah perawat dan jumlah pasien terbanyak

pada shift pagi. Pada hari Senin terjadi penurunan jumlah pasien pada shift siang dan

mengalami peningkatan jumlah pasien pada shift malam yaitu berjumlah 35 pasien.

Hal yang sama terjadi pada hari Selasa yang mengalami penurunan pada shift siang

yang berjumlah 32 pasien dan kembali meningkat pada shift malam sebesar 38

pasien. Sedangkan pada hari Rabu terjadi penurunan jumlah pasien dari shift pagi

sampai shift malam sehingga jumlah pasien sebesar 35 pasien.

Page 93: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

76

Hal yang serupa terjadi pada hari berikutnya yaitu hari Kamis, jumlah pasien

menurun sampai shift malam yaitu sebesar 30 pasien. Penurunan jumlah pasien

terjadi dihari berikutnya, yaitu hari Jumat. Jumlah pasien bermula sebesar 33 pasien

menjadi 29 pasien pada shift malam. Lain halnya pada hari Sabtu karena mengalami

peningkatan jumlah pasien dari 29 menjadi 34 pasien. Pada hari Minggu terjadi

penurunan jumlah pasien pada shift siang dan mengalami kenaikan jumlah pasien

pada shift malam sebesar 34 pasien.

5.1.2.1 Jumlah Waktu Kegiatan Keperawatan Kelas III

Sama seperti halnya pada instalasi rawat inap kelas II, tenaga perawat di

instalasi rawat inap kelas III juga diamati kegiatan keperawatan untuk diketahui

jumlah waktu kegiatan keperawatan sehingga dapat diukur beban kerja tenaga

perawat tersebut. Jumlah waktu yang digunakan perawat berdasarkan shift

perkegiatan adalah sebagai berikut:

Page 94: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

77

A. Shift Pagi

Tabel 5.14

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi

dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Langsung PAGI

(menit) %

Pendidikan kesehatan 190 11,9

Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah 95 6,0

Memperbaiki posisi pasien 20 1,3

Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus 295 18,6

Memberikan oksigen 55 3,5

Memberikan kompres 10 0,6

Melakukan perawatan luka 95 6,0

Memberikan transfusi darah 30 1,9

Memeriksa pasien sewaktu dipanggil 75 4,7

Mengontrol infus 155 9,7

Perawat keliling ruangan observasi pasien 180 11,3

Memberikan obat oral dan injeksi 240 15,1

Memberi uap 5 0,3

Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium 5 0,3

Memeriksa gula darah 5 0,3

Memberikan insulin 5 0,3

Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur 55 3,5

Mengganti baju pasien 10 0,6

Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain 20 1,3

Menerima pasien dari ruangan lain 45 2,8

Jumlah 1590 100,0

Page 95: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

78

Pada Tabel 5.14 menggambarkan kegiatan yang paling banyak dilakukan

adalah memasang, memperbaiki dan mencabut infus sebesar 295 menit atau 18,6%.

Sedangkan kegiatan yang paling sedikit terdapat 4 (empat) kegiatan yaitu memberi

uap, mengambil darah untuk tes laboratorium, memeriksa gula darah dan memberi

insulin yaitu sebesar 5 menit atau 0,3%. Total penggunaan waktu kegiatan

keperawatan langsung adalah sebesar 1590 menit.

Tabel 5.15

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi

dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung PAGI

(menit) %

Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis 265 24,4

Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan pasien 40 3,7

Menulis instruksi dokter di catatan perawat 50 4,6

Membuat laporan tugas 235 21,7

Membereskan administrasi pasien yang akan pulang 125 11,5

Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan 75 6,9

Menyiapkan obat oral dan injeksi 120 11,1

Mengambil obat ke apotek 10 0,9

Membuat daftar permintaan makanan 0 0,0

Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien 75 6,9

Mendampingi dokter memeriksa pasien 90 8,3

Jumlah 1085 100,0

Page 96: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

79

Pada Tabel 5.15 dapat diketahui bahwa penggunaan waktu terbanyak pada

kegiatan mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis yaitu sebesar 265

menit atau 24,4%. Sedangkan kegiatan yang paling sedikit penggunaan waktunya

adalah mengambil obat ke apotek yaitu sebesar 10 menit atau 0,9%. Total

penggunaan waktu kegiatan keperawatan tidak langsung pada shift pagi adalah 1085

menit.

Tabel 5.16

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift pagi

dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Pribadi PAGI

(menit) %

Ibadah 60 22,6

Makan 75 28,3

Minum 40 15,1

Pergi ke toilet 45 17,0

Ganti baju 25 9,4

Menonton televisi 15 5,7

Mengobrol 5 1,9

Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi 5 1,9

Istirahat yang berlebihan 0 0,0

Jumlah 265 100,0

Pada Tabel 5.16 dapat diketahui bahwa penggunaan waktu kegiatan pribadi

terbanyak adalah makan yaitu 75 menit atau 28,3%. Sedangkan penggunaan waktu

kegiatan yang paling sedikit terdapat pada 2 (dua) kegiatan yaitu mengobrol dan

Page 97: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

80

menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi yaitu sebesar 5 menit atau 1,9%.

Total kegiatan pribadi yang digunakan adalah 265 menit.

B. Shift Siang

Tabel 5.17

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang

dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Langsung SIANG

(menit) %

Pendidikan kesehatan 105 6,5

Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah 45 2,8

Memperbaiki posisi pasien 10 0,6

Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus 350 21,7

Memberikan oksigen 40 2,5

Memberikan kompres 20 1,2

Melakukan perawatan luka 40 2,5

Memberikan transfusi darah 50 3,1

Memeriksa pasien sewaktu dipanggil 110 6,8

Mengontrol infus 150 9,3

Perawat keliling ruangan observasi pasien 180 11,2

Memberikan obat oral dan injeksi 315 19,6

Memberi uap 10 0,6

Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium 5 0,3

Memeriksa gula darah 10 0,6

Memberikan insulin 5 0,3

Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur 45 2,8

Mengganti baju pasien 5 0,3

Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain 30 1,9

Menerima pasien dari ruangan lain 85 5,3

Jumlah 1610 100,0

Page 98: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

81

Pada Tabel 5.17 diketahui bahwa memasang, memperbaiki dan mncabut infus

merupakan kegiatan keperawatan langsung terbanyak yaitu sebesar 350 menit atau

21,7%. Sedangkan kegiatan paling sedikit terjadi pada 3 (tiga) kegiatan yaitu

mengambil darah untuk tes laboratorium, memberikan insulin dan menggantikan baju

pasien yaitu sebesar 5 menit atau 0,3%. Total penggunaan kegiatan keperawatan

langsung pada shift siang adalah 1610 menit.

Tabel 5.18

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang

dalam kegiatan keperawatan tidak langsung kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung SIANG

(menit) %

Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis 310 29,8

Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan pasien 35 3,4

Menulis instruksi dokter di catatan perawat 30 2,9

Membuat laporan tugas 270 26,0

Membereskan administrasi pasien yang akan pulang 85 8,2

Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan 65 6,3

Menyiapkan obat oral dan injeksi 90 8,7

Mengambil obat ke apotek 20 1,9

Membuat daftar permintaan makanan 0 0,0

Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien 65 6,3

Mendampingi dokter memeriksa pasien 70 6,7

Jumlah 1040 100,0

Pada Tabel 5.18 diketahui bahwa mendokumentasikan setiap kegiatan ke

rekam medis merupakan kegiatan dengan penggunaan waktu terbanyak yaitu sebesar

310 menit atau 29,8%. Sedangksn kegiatan yang paling sedikit adalah mengambil

Page 99: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

82

obat ke apotek yaitu sebesar 20 menit atau 1,9%. Total penggunaan waktu kegiatan

keperawatan tidak langsung adalah 1040 menit.

Tabel 5.19

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift siang

dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Pribadi SIANG

(menit) %

Ibadah 75 25,9

Makan 80 27,6

Minum 35 12,1

Pergi ke toilet 40 13,8

Ganti baju 5 1,7

Menonton televisi 5 1,7

Mengobrol 40 13,8

Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi 5 1,7

Istirahat yang berlebihan 5 1,7

Jumlah 290 100,0

Pada Tabel 5.19 diketahui bahwa kegiatan pribadi yang paling banyak adalah

makan yaitu ssebesar 80 menit atau 27,6%. Sedangkan kegiatan pribadi yang paling

sedikit terdapat pada 4 kegiatan yaitu mengganti baju, menonton televisi,

menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi dan istirahat yang berlebihan

yaitu sebesar 5 menit atau 1,7%.

Page 100: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

83

C. Shift Malam

Tabel 5.20

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam

dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Langsung MALAM

(menit) %

Pendidikan kesehatan 280 13,8

Mengukur suhu, nadi dan tekanan darah 195 9,6

Memperbaiki posisi pasien 10 0,5

Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus 300 14,8

Memberikan oksigen 35 1,7

Memberikan kompres 15 0,7

Melakukan perawatan luka 10 0,5

Memberikan transfusi darah 40 2,0

Memeriksa pasien sewaktu dipanggil 120 5,9

Mengontrol infus 105 5,2

Perawat keliling ruangan observasi pasien 140 6,9

Memberikan obat oral dan injeksi 325 16,0

Memberi uap 30 1,5

Mengambil darah untuk diperiksa di laboratorium 130 6,4

Memeriksa gula darah 60 3,0

Memberikan insulin 50 2,5

Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur 115 5,7

Mengganti baju pasien 5 0,2

Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat lain 10 0,5

Menerima pasien dari ruangan lain 45 2,2

Jumlah 2030 100,0

Page 101: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

84

Pada Tabel 5.20 diketahui bahwa penggunaan waktu terbanyak adalah pada

kegiatan memberikan obat oral dan injeksi yaitu sebesar 325 menit atau 16%.

Sedangkan kegiatan yang paling sedikit adalah mengganti baju pasien yaitu sebesar 5

menit atau 0,2%. Total penggunaan waktu kegiatan keperawatan langsung pada shift

malam adalah 2030 menit.

Tabel 5.21

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam

dalam kegiatan keperawatan langsung kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung MALAM

(menit) %

Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis 205 17,3

Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan pasien 45 3,8

Menulis instruksi dokter di catatan perawat 30 2,5

Membuat laporan tugas 275 23,2

Membereskan administrasi pasien yang akan pulang 10 0,8

Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan 120 10,1

Menyiapkan obat oral dan injeksi 155 13,1

Mengambil obat ke apotek 20 1,7

Membuat daftar permintaan makanan 70 5,9

Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien 225 19,0

Mendampingi dokter memeriksa pasien 30 2,5

Jumlah 1185 100,0

Pada Tabel 5.21 diketahui bahwa membuat laporan tugas merupakan kegiatan

yang terbanyak di shift malam yaitu sebesar 275 menit atau 23,2%. Sedangkan

kegiatan yang paling sedikit adalah membereskan administrasi pasien yang akan

Page 102: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

85

pulang yaitu sebesar 10 menit atau 0,8%. Total penggunaan waktu kegiatan

keperawatan tidak langsung adalah sebesar 1185 menit.

Tabel 5.22

Gambaran jumlah waktu kegiatan keperawatan pada shift malam

dalam kegiatan keperawatan pribadi kelas III selama tujuh hari

Kegiatan Keperawatan Pribadi MALAM

(menit) %

Ibadah 110 11,2

Makan 100 10,2

Minum 70 7,1

Pergi ke toilet 110 11,2

Ganti baju 0 0,0

Menonton televisi 95 9,6

Mengobrol 130 13,2

Menggunakan handphone untuk kepentingan pribadi 75 7,6

Istirahat yang berlebihan 300 30,5

Jumlah 985 100,0

Pada Tabel 5.22 diketahui bahwa kegiatan istirahat yang berlebihan

merupakan kegiatan terbanyak yaitu 300 menit atau 30,5%. Sedangkan kegiatan yang

paling sedikit adalah minum yaitu 70 menit atau 7,1%. Total penggunaan waktu

kegiatan keperawatan pribadi pada shift malam adalah sebesar 985 menit.

Page 103: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

86

Tabel 5.23

Total Penggunaan Waktu Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas III

Menggunakan Metode Work Sampling di RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Kegiatan Keperawatan

Pagi Siang Malam Total

Menit % Menit % Menit % Menit %

Kegiatan Keperawatan Langsung 1590 54,09 1610 54,77 2030 48,34 5230 51,88

Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung 1085 36,90 1040 35,37 1185 28,21 3310 32,84

Kegiatan Keperawatan Pribadi 265 9,01 290 9,86 985 23,45 1540 15,28

Total 2940 100 2940 100 4200 100 10080 100

Page 104: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

87

Dari Tabel 5.23 diketahui beban kerja perawat pada tiap shift, shift pagi beban

kerja produktif sebesar 90,99%. Pada shift siang beban kerja produktif sebesar

90,14%. Sedangkan pada shift malam beban kerja produktif sebesar 76,55%. Artinya

perawat pada shift pagi dan shift siang termasuk kategori berat yaitu diatas 80%.

Sedangkan shift malam tergolong sedang karena berkisar 60-80%.

Adapun beban kerja produktif secara keseluruhan di instalasi rawat inap kelas

III RSU Kota Tangerang Selatan adalah dengan menjumlahkan persentase kegiatan

keperawatan langsung dan tidak langsung tenaga perawat pada semua shift di instalasi

rawat inap kelas III yaitu sebesar 84,72%. Artinya beban kerja perawat di instalasi

rawat inap kelas III tergolong berat karena beban kerja di atas 80%. Beban kerja

penting diketahui sebagai dasar untuk mengetahui kapasitas kerja perawat agar

terdapat keseimbangan antara tenaga perawat dengan beban kerja.

5.1.2.2 Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas III

Kebutuhan tenaga perawat dihitung berdasarkan beban kerja perawat di

instalasi rawat inap kelas III. Berikut adalah formula perhitungan kebutuhan tenaga

perawat menurut Ilyas:

Jumlah Tenaga = 𝐴𝑥𝐵𝑥365

255𝑥𝐽𝑎𝑚 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖 )

Page 105: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

88

Keterangan:

A= Jam Perawatan/24 jam (waktu perawatan yang dibutuhkan pasien).

B= Sensus Harian (BOR x Jumlah tempat tidur).

365= Jumlah hari kerja pertahun.

255= Hari kerja efektif perawat pertahun.

Jam kerja perhari=6 jam perhari.

Total kebutuhan tenaga perawat yang diperlukan selama 24 jam perawatan

dihitung berdasarkan jumlah waktu kerja yang digunakan oleh tenaga perawat di

instalasi rawat inap kelas III sebagai berikut:

1. Shift Pagi (1590 menit + 1085 menit)*9/34 = 708,09 menit

2. Shift Siang (1610 menit + 1040 menit)*4/32 = 331,25 menit

3. Shift Malam (2030 menit + 1185 menit)*4/33 = 389,69 menit +

1429,03 menit = 24 jam

Perhitungan kebutuhan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas III

RSU Kota Tangerang Selatan berdasarkan formula Yaslis Ilyas adalah sebagai

berikut:

(24jam/7hari) x (BORxTT) x 365 = (3) x (44) x (365)

255 x jam kerja/hari 255 x 6

= 31,49 = 31 orang

Page 106: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

89

Tabel 5.24

Perbandingan Jumlah Perawat dengan Jumlah Kebutuhan Perawat Pada Instalasi

Rawat Inap Kelas III RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Ruang Rawat Inap Jumlah Perawat Jumlah Kebutuhan Kekurangan

Rawat Inap Kelas III 22 31 9

Kebutuhan jumlah tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas III sebesar 31

orang. Jumlah perawat di instalasi rawat inap kelas III sebesar 22 orang. Artinya,

instalasi rawat inap kelas III kekurangan 9 orang tenaga perawat.

Page 107: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

90

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilakukan di instalasi rawat inap kelas II dan kelas III RSU Kota

Tangerang Selatan. Penelitian yang dilakukan adalah dengan mengamati semua

kegiatan keperawatan yaitu kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung dan kegiatan

pribadi. Total perawat yang diamati sebesar 37 orang dengan jumlah kapasitas tempat

tidur sebanyak 66 buah. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak dapat

menjamin pengamat tidak melakukan kerja sama saat melakukan pengamatan.

6.2 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan

6.2.1 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas II

Beban kerja perawat diperoleh dengan melakukan pengamatan selama 24 jam

pada tiga shift yaitu shift pagi, shift siang dan shift malam dengan menggunakan

metode work sampling. Kapasitas tempat tidur yang dimiliki instalasi rawat inap

kelas II sebanyak 18 buah dengan jumlah perawat sebesar 15 orang. Interval

pengamatan yang digunakan adalah 5 (lima) menit. Pengamatan dilakukan dengan

cara mengamati seluruh kegiatan keperawatan agar dapat diukur beban kerja perawat.

Pengamatan kegiatan keperawatan selama seminggu di instalasi rawat inap

kelas II menghasilkan jumlah total penggunaan waktu yang dilakukan oleh tenaga

perawat sebagai pengukuran beban kerja perawat pada tiap shift, shift pagi beban

Page 108: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

91

kerja produktif sebesar 90,31%. Pada shift siang beban kerja produktif sebesar

86,90%. Sedangkan pada shift malam beban kerja produktif sebesar 68,81%.

Seperti yang telah disebutkan oleh Marquis dan Houston (2000) dalam

Kurniadi (2013) bahwa beban kerja adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan.

Dengan melakukan perhitungan total waktu keperawatan akan menghasilkan beban

kerja tenaga perawat.

Beban kerja pada perawat di instalasi rawat inap kelas II yang tergolong berat

adalah shift pagi dan shift siang. Karena aktivitas pasien pada shift pagi dan siang

lebih aktif dibandingkan dengan shift malam. Seperti yang diungkapkan oleh Gurses

(2005) dalam Hendianti (2010) bahwa perawat pada shift pagi mendapatkan beban

kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan shift malam karena pada malam hari

para perawat tidak terlalu aktif berhubungan dengan pasien disebabkan aktivitas

pasien yang tidak terlalu banyak.

Secara keseluruhan beban kerja produktif perawat di instalasi rawat inap kelas

II adalah sebesar 80,36%. Berdasarkan presentase penggunaan waktu terbanyak

kegiatan keperawatan di kelas II adalah kegiatan langsung. Seperti kegiatan

memasang, memperbaiki, dan mencabut infus, memberikan obat oral dan injeksi

sebagai kegiatan terbanyak pada kegiatan langsung. Hal tersebut dapat terjadi

disebabkan seringnya cairan infus yang habis dan alat infus yang terkadang macet.

Serta pemberian obat untuk kesembuhan pasien.

Page 109: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

92

Beban kerja perawat tersebut dapat dijadikan dasar dalam perhitungan jumlah

kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap. Menurut Sedarmayanti (2007)

manfaat analisa beban kerja adalah untuk menetapkan bilangan atau jumlah tenaga

yang diperlukan dalam pelaksanaan sejumlah pekerjaan tertentu selama waktu

tertentu untuk menghindari beban kerja yang tinggi.

6.2.2 Beban Kerja Perawat Instalasi Rawat Inap Kelas III

Pengamatan kegiatan perawat juga dilakukan di instalasi rawat inap kelas III

dengan inteval 5 menit selama 24 jam yang terbagi atas tiga shift yaitu shift pagi,

shift siang, dan shift malam selama tujuh hari berturut-turut mulai dari tanggal 19-25

Agustus 2013. Kapasitas tempat tidur yang dimiliki instalasi rawat inap kelas III

sebanyak 48 buah dengan jumlah perawat sebesar 22 orang. Hasil pengamatan dicatat

di formulir work samping yang terdiri dari kegiatan produktif (langsung dan tidak

langsung) yang berhubungan dengan pasien dan kegiatan non produktif (pribadi)

yang tidak berhubungan dengan pasien.

Bila dibandingkan dengan beban kerja pada perawat di instalasi rawat inap

kelas II sebesar 80,36% beban kerja yang lebih tinggi adalah pada perawat di instalasi

rawat inap kelas III yaitu sebesar 84,72%. Hal tersebut terjadi karena jumlah pasien

yang lebih banyak pada kelas III dibandingkan kelas II.

Page 110: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

93

Beban kerja perawat di kelas III berdasarkan shift, diketahui shift pagi beban

kerja produktif sebesar 90,99%. Pada shift siang beban kerja produktif sebesar

90,14%. Sedangkan pada shift malam beban kerja produktif sebesar 76,55%. Hal

tersebut dapat terjadi karena aktivitas pasien lebih aktif pagi dan siang dibandingkan

malam hari. Selain itu kegiatan keperawatan langsung dan tidak langsung menjadi

lebih besar pada shift pagi dan siang. Berdasarkan presentase penggunaan waktu

terbanyak adalah pada kegiatan langsung seperti kegiatan memasang, memperbaiki,

dan mencabut infus serta pemberian obat oral dan injeksi. Penggunaan waktu

terbanyak tersebut sama dengan kegiatan yang ada di instalasi rawat inap kelas II.

Karena berdasarkan pengamatan, cairan infus dalam satu shift diganti sebanyak 2

(dua) kali dan juga seringnya alat infus macet. Sehingga perawat banyak

menggunakan waktunya untuk mengganti cairan infus dan memperbaikinya.

Menurut Palestin dalam Andini (2013) beban kerja yang terlampau tinggi

pada akhirnya akan berdampak buruk, misalnya kesalahan dalam pengerjaan pasien

yang nantinya akan berujung pada kematian. Artinya beban kerja perawat sudah

seharusnya menjadi perhatian utama agar pelayanan kepada pasien menjadi maksimal

dan optimal. Beban kerja di instalasi rawat inap kelas II dan kelas III RSU Kota

Tangerang Selatan termasuk dalam kategori berat.

Page 111: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

94

6.3 Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat Instalasi Rawat Inap

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode work sampling sebagai

metode untuk menghitung beban kerja perawat. Dalam penelitian, pengamat

melakukan pengamatan seluruh kegiatan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di

instalasi rawat inap kelas II dan III. Dengan demikian peneliti berharap data yang

terkumpul dapat menggambarkan beban kerja yang dialami perawat di instalasi rawat

inap RSU Kota Tangerang Selatan. Kebutuhan jumlah perawat berdasarkan

pengukuran beban kerja dihitung menggunakan formula Ilyas.

Hasil perhitungan kebutuhan tenaga perawat berdasarkan formula Ilyas

menunjukan bahwa jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II

adalah 24 orang. Jumlah perawat saat ini adalah sebanyak 15 orang. Artinya instalasi

rawat inap kelas II membutuhkan penambahan tenaga sebanyak 9 orang. Sedangkan

jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas III adalah 31 orang.

Jumlah perawat yang ada saat ini adalah 22 orang. Artinya instalasi rawat inap kelas

III juga membutuhkan penambahan tenaga sebesar 9 orang.

Jumlah tenaga yang tersedia saat ini apabila dibandingkan dengan hasil

penghitungan kebutuhan tenaga perawat menurut formula Ilyas masih tidak sesuai,

yaitu masih dibutuhkan penambahan tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II

dan III sehingga apabila dibandingkan dengan jumlah tenaga yang tersedia saat ini

masih terjadi selisih jumlah tenaga keperawatan yaitu sebesar 9 orang. Selisih jumlah

tenaga tersebut berdasarkan jumlah kunjungan pasien dan penggunaan tempat tidur

Page 112: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

95

pada saat dilakukan penelitian dan kekurangan sebanyak 9 orang tidak selalu sama

pada tahun berikutnya.

Adapun manfaat penambahan jumlah tenaga perawat sesuai dengan

pengukuran beban kerja yang dilakukan adalah perawat mampu memberikan

pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin sehingga dapat memberikan kepuasan

kepada pasien dan keluarga. Sedangkan apabila adanya kekurangan jumlah perawat

akan berdampak pada kualitas kerja perawat tersebut.

Menurut Ilyas (2004) kekurangan tenaga perawat dapat menyebabkan beban

kerja tinggi. Tingginya beban kerja dapat berdampak pada penurunan kualitas dan

prestasi kerja. Hal ini dapat terjadi terutama bila naiknya beban kerja tanpa diikuti

dengan peningkatan imbalan. Dengan terjadinya penurunan kualitas kerja dan

prestasi perawat yang akan berdampak pada rumah sakit adalah penurunan citra

rumah sakit karena hasil yang akan dicapai tidak akan maksimal yang mengakibatkan

terjadinya penurunan nilai pelayanan keperawatan.

Apabila hal tersebut dibiarkan terjadi terus menerus, akan berdampak juga

kepada diri perawat seperti penurunan motivasi kerja yang selanjutnya berefek

terhadap produktivitas kerja perawat. Hasil penelitian Norman (2006) menemukan

perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, belum mampu

memberikan pelayanan keperawatan yang terbaik kepada pasien, disebabkan

rendahnya motivasi kerja perawat. Artinya, produktivitas kerja perawat menurun.

Page 113: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

96

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Kuntoro (2010) menjelaskan bahwa

kurangnya tenaga perawat dapat menyebabkan beban kerja yang berlebih. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa terjadinya kekurangan

jumlah tenaga perawat saat ini di instalasi rawat inap kelas II dan III yaitu masing-

masing kekurangan 9 (sembilan) orang tenaga perawat dan adanya beban kerja yang

berlebih.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Irnalita(2008) menunjukan bahwa

beban kerja perawat di RSU Dr. Zainoel Abidin masih rendah sehingga dinilai belum

optimal kegiatan produktifnya. Hasil perhitungan kebutuhan tenaga menurut formula

Ilyas menunjukan kelebihan jumlah tenaga perawat. Artinya beban kerja yang rendah

dapat mengindikasikan sebagai salah satu tanda adanya kelebihan tenaga kerja

perawat.

Penelitian lain dilakukan oleh Corry (2011) yaitu beban kerja perawat di

ruang rawat inap Chrysant telah melebihi waktu produktif yaitu 85,65%. Dari beban

kerja yang tergolong berat tersebut juga diiringi dengan kurangnya jumlah tenaga

perawat di instalasi rawat inap. Sehingga dapat disimpulkan untuk dapat

meminimalisir beban kerja dapat dilakukan dengan cara menyeimbangkan jumlah

perawat berdasarkan pengukuran atau perhitungan pada beban kerja yang dialami

oleh tenaga perawat.

Page 114: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

97

BAB VII

Kesimpulan dan Saran

7.1 Kesimpulan

1. Beban kerja perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III RSU Kota

Tangerang Selatan tergolong berat.

2. Jumlah kebutuhan tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II sebesar 24

orang dan pada kelas III sebesar 31 orang.

3. Ketersediaan jumlah perawat yang ada di instalasi rawat inap kelas II sebesar

15 orang dan jumlah perawat di instalasi rawat inap kelas III sebesar 22 orang.

Berdasarkan perhitungan jumlah kebutuhan tenaga perawat, instalasi rawat

inap kelas II dan III terjadi kekurangan tenaga perawat sebesar 9 orang.

7.2 Saran

1. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

manajemen bidang keperawatan untuk memperhatikan beban kerja yang

berlebih pada instalasi rawat inap kelas II dan III RSU Kota Tangerang

Selatan.

2. Dengan mendapatkan jumlah kebutuhan tenaga perawat yang optimal di

instalasi rawat inap kelas II dan III, sebaiknya manajemen bidang

keperawatan RSU Kota Tangerang Selatan membuat kebijakan dalam

penambahan tenaga perawat di instalasi rawat inap kelas II dan III agar

pelayanan keperawatan dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi.

Page 115: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

98

3. Perencanaan kebutuhan tenaga perawat sudah saatnya mengacu pada analisis

beban kerja demi terselenggaranya asuhan keperawatan yang baik dan

diharapkan penelitian ini dapat dilakukan minimal satu tahun sekali guna

mendapatkan jumlah tenaga perawat yang rasional disamping dapat

memantau sejauh mana waktu produktif untuk asuhan keperawatan di instalasi

rawat inap kelas II dan III RSU Kota Tangerang Selatan.

4. Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian serupa mengenai

jumlah kebutuhan tenaga perawat pada instalasi lain seperti rawat jalan, rawat

inap, gawat darutat, dan lain-lain di RSU Kota Tangerang Selatan.

Page 116: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

99

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua.

Jakarta: UI-Press

Alimul, Aziz Hidayat. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Edisi Kedua.

Jakarta: Salemba Medika

Andini, Sarah. 2003. Thesis: Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan di Instalasi

Hemodialisa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Berdasarkan Beban

dan Kompetensi Kerja. Depok: FKM UI

Artha, Corry Stevani. 2011. Analisis Beban Kerja Perawat Untuk Menentukan

Jumlah Kebutuhan Perawat Di Ruang Rawat Inap Chrysant RS Awal Bros

Bekasi Tahun 2011. Skripsi. Depok: FKM UI.

Arwani,dkk. 2004. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran

EGC

Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1997. Tentang Modul Pendidikan dan

Pelatihan Jarak Jauh Keperawatan, Pengantar Keperawatan Profesional.

_______2004. Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

_______Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Ilyas, Yaslis. 2002. Kinerja: Teori, Penilaian, dan Penelitian. Depok: FKM UI

_______.2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit: Teori, Metoda dan Formula. Depok:

FKM UI

Hendianti, Gian Nurmaindah. 2010. Gambaran Beban Kerja Perawat Pelaksana Unit

Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung diakses

padahttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=

4&ved=0CDgQFjAD&url=http%3A%2F%2Fjurnal.unpad.ac.id%2Fejournal

%2Farticle%2Fdownload%2F717%2F763&ei=9YpSUojgB8WIrQeE2YGg

CQ&usg=AFQjCNEmjgBSzpi8ijqIbmesa-

OYcvbqmA&bvm=bv.53537100,d.bmk

Page 117: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

100

Irnalita. 2008. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja dengan

Menggunakan Metode Work Sampling Pada Instalasi Gawat Darurat BPK

RSU Dr. Zainoel Abidin. Thesis. Depok: FKM UI.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 75 Tahun 2004. Tentang

Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja.

Kuntoro, Agus. 2010. Manajemen Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Mulia

Medika

Kurniadi, Anwar. 2013. Manajemen Keperawatan dan Prospektifnya: Teori, Konsep

dan Aplikasi. Jakarta: FK UI

Muninjaya, Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Nenomataus, Astriani. 2012. Keterkaitan Motivasi Diri Dengan Kinerja Perawat

dalam Pemberian Asuhan Keperawatan kepada Pasien di Ruang HCU di RS

Panti Wilasa Citarum diakses pada

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/2739/T1_462

007021_BAB%20I.pdf?sequence=2

Nurachmah, Elly. 2000. Pentingnya Komite Keperawatan dalam Pengembangan

Profesi. Jurnal Manajemen dan Administrasi RS Indonesia, Vol. 2 No. 2,

April 2000 hal 73.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional. Jakarta: Salemba Medika

Pabuti dan Sumijatun. 2003. Jurnal Manajemen Administrasi Rumah Sakit Indonesia

(IMARSI), Vol. 4 No. 2, April 2003 hal 73.

Peraturan Menteri No. 12 tahun 2008. Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di

Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Peraturan Daerah.

_______ No. 340. Tentang Klasifikasi Rumah Sakit.

_______ No. 262 tahun 1979. Tentang Standarisasi Ketenagaan Rumah Sakit

Pemerintah.

_______ No. 159/Menkes/Per/II/1988. Tentang Rumah Sakit.

_______ No. 983/MenKes/SK/XII/1992. Tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit

Umum.

Page 118: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

101

Peraturan Menteri No. 420/MENKES/SK/III/2010. Tentang Pedoman Layanan

Terapi dan Rehabilitasi Komprehensif pada gangguan Penggunaan NAPZA

Berbasis Rumah Sakit.

Rabiah, Thinni dan Emma. 2004. Jurnal Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Vol.

2 No.1 Januari 2004 hal 92 dan 93.

Rahman, Anita. 2012. Skripsi: Perbandingan Perhitungan Kebutuhan Perawat

Berdasarkan Beban Kerja Dengan Tingkat Ketergantungan Pasien di

Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya.

Rifki, M. 2009. Thesis: Analisa Kebutuhan Tenaga Dokter Umum Berdasarkan

Beban Kerja Dengan Menggunakan Metode Work Sampling Pada IGD RSU

Kabupaten Tangerang. Depok: FKM UI.

Rijadi, Suprijanto. 2000. Komite Keperawatan: Sebuah Harapan. Jurnal Manajemen

dan Administrasi RS Indonesia, Vol. 2 No. 2, April 2000 hal 61.

Robot, Fredna. 2009. Analisis beban kerja perawat dalam Mengevaluasi Kebutuhan

Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Prof dr R.D

Kandau Manado. Thesis. Depok: FIK UI.

Rohmah, Nikmatur dan Saiful Walid. 2012. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi dan

Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung: PT Refika Aditama

S, Boy Sabarguna. 2009. Buku Pegangan Mahasiswa Manajemen Rumah Sakit. Jilid

Satu. Jakarta: CV Sagung Seto

Sudirman, Muslim. 2003. Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana

Diruang Rawat Inap Instalasi Penyakit Dalam RS DR.Mohammad Hoesin

Palembang Tahun 2003. Thesis. Depok: FKM UI.

Yani, Achir. 2000. Pengenalan Konsep Komite Keperawatan dan Kedudukannya di

dalam Rumah Sakit Jiwa. Jurnal Manajemen dan Administrasi RS Indonesia,

Vol. 2 No. 2, April 2000 hal 80.

Yohanastasia, Ruth. 2003. Skripsi: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Perencanaan

Kebutuhan Tenaga Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pertamina

Jaya. Depok: FKM UI.

Page 119: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

LAMPIRAN 1

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : PAGI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

07.00-07.05

07.05-07.10

07.10-07.15

07.15-17.20

07.20-07.25

07.25-07.30

07.30-07.35

07.35-07.40

07.40-07.45

07.45-07.50

07.50-07.55

07.55-08.00

WAKTUKEGIATAN

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

Page 120: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : PAGI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

WAKTUKEGIATAN

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

08.00-08.05

08.05-08.10

08.10-08.15

08.15-08.20

08.20-08.25

08.25.08.30

08.30-08.35

08.35-08.40

08.40-08.45

08.45-08.50

08.50-08.55

08.55-09.00

09.00-09.05

Page 121: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : PAGI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

WAKTUKEGIATAN

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

09.05-09.10

09.10-09.15

09.15-09.20

09.20-09.25

09.25-09.30

09.30-09.35

09.35-09.40

09.40-09.45

09.45-09.50

09.50-09.55

09.55-10.00

10.00-10.05

10.05-10.10

Page 122: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : PAGI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

WAKTUKEGIATAN

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

10.10-10.15

10.15-10.20

10.20-10.25

10.25-10.30

10.30-10.35

10.35-10.40

10.40-10.45

10.45-10.50

10.50-10.55

10.55-11.00

11.00-11.05

11.05.11.10

11.10-11.15

11.15-11.20

Page 123: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : PAGI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

WAKTUKEGIATAN

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

11.20-11.25

11.25-11.30

11.30-11.35

11.35-11.40

11.40-11.45

11.45-11.50

11.50-11.55

11.55-12.00

12.00-12.05

12.05-12.10

12.10-12.15

12.15-12.20

12.20-12.25

12.25-12.30

Page 124: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : PAGI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

WAKTUKEGIATAN

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

12.30-12.35

12.35-12.40

12.40-12.45

12.45-12.50

12.50-12.55

12.55-13.00

13.00-13.05

13.05-13.10

13.10-13.15

13.15-13.20

13.20-13.25

13.25-13.30

13.30-13.35

Page 125: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : PAGI

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

WAKTUKEGIATAN

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

13.35-13.40

13.40-13.45

13.45-13.50

13.50-13.55

13.55-14.00

Page 126: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

LAMPIRAN 2

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : SIANG

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

14.00-14.05

14.05-14.10

14.10-14.15

14.15-14.20

14.20-14.25

14.25-14.30

14.30-14.35

14.35-14.40

14.40-14.45

14.45-14.50

14.50-14.55

14.55-15.00

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

Page 127: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : SIANG

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

15.00-15.05

15.05-15.10

15.10-15.15

15.15-15.20

15.20-15.25

15.25-15.30

15.30-15.35

15.35-15.40

15.40-15.45

15.45-15.50

15.50-15.55

15.55-16.00

16.00-16.05

Page 128: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : SIANG

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

16.05-16.10

16.10-16.15

16.15-16.20

16.20-16.25

16.25-06.30

16.30-16.35

16.35-16.40

16.40-16.45

16.45-16.50

16.50-16.55

16.55-17.00

17.00-17.05

17.05-17.10

Page 129: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : SIANG

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

17.10-17.15

17.15-17.20

17.20-17.25

17.25-17.30

17.30-17.35

17.35-17.40

17.40-17.45

17.45-17.50

17.50-17.55

17.55-18.00

18.00-18.05

18.05-18.10

18.10-18.15

Page 130: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : SIANG

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

18.15-18.20

18.20-18.25

18.25-18.30

18.30-18.35

18.35-18.40

18.40-18.45

18.45-18.50

18.50-18.55

18.55-19.00

19.00-19.05

19.05-19.10

19.10-19.15

19.15-19.20

Page 131: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : SIANG

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

19.20-19.25

19.25-19.30

19.30-19.35

19.35-19.40

19.40-19.45

19.45-19.50

19.50-19.55

19.55-20.00

20.00-20.05

20.05-20.10

20.10-20.15

20.15-20.20

20.20-20.25

Page 132: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : SIANG

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

20.25-20.30

20.30-20.35

20.35-20.40

20.40-20.45

20.45-20.50

20.50-20.55

20.55-21.00

Page 133: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

LAMPIRAN 3

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

21.00-21.05

21.05-21.10

21.10-21.15

21.15-21.20

21.20-21.25

21.25-21.30

21.30-21.35

21.35-21.40

21.40-21.45

21.45-21.50

21.50-21.55

21.55-22.00

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

Page 134: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

22.00-22.05

22.05-22.10

22.10-22.15

22.15-22.20

22.20-22.25

22.25-22.30

22.30-22.35

22.35-22.40

22.40-22.45

22.45-22.50

22.50-22.55

22.55-23.00

23.00-23.05

Page 135: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

23.05-23.10

23.10-23.15

23.15-23.20

23.20-23.25

23.25-23.30

23.30-23.35

23.35-23.40

23.40-23.45

23.45-23.50

23.50-23.55

23.55-24.00

00.00-00.05

00.05-00.10

Page 136: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

00.10-00.15

00.15-00.20

00.20-00.25

00.25-00.30

00.30-00.35

00.35-00.40

00.40-00.45

00.45-00.50

00.50-00.55

00.55-01.00

01.00-01.05

01.05-01.10

01.10-01.15

Page 137: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

01.15-01.20

01.20-01.25

01.25-01.30

01.30-01.35

01.35-01.40

01.40-01.45

01.45-01.50

01.50-01.55

01.55-02.00

02.00-02.05

02.05-02.10

02.10-02.15

02.15-02.20

Page 138: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

02.20-02.25

02.25-02.30

02.30-02.35

02.35-02.40

02.40-02.45

02.45-02.50

02.50-02.55

02.55-03.00

03.00-03.05

03.05-03.10

03.10-03.15

03.15-03.20

03.20-03.25

Page 139: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

03.25-03.30

03.30-03.35

03.35-03.40

03.40-03.45

03.45-03.50

03.50-03.55

03.55-04.00

04.00-04.05

04.05-04.10

04.10-04.15

04.15-04.20

04.20-04.25

04.25-04.30

Page 140: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

04.30-04.35

04.35-04.40

04.40-04.45

04.45-04.50

04.50-04.55

04.55-05.00

05.00-05.05

05.05-05.10

05.10-05.15

05.15-05.20

05.20-05.25

05.25-05.30

05.30-05.35

Page 141: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

05.35-05.40

05.40-05.45

05.45-05.50

05.50-05.55

05.55-06.00

06.00-06.05

06.05-06.10

06.10-06.15

06.15-06.20

06.20-06.25

06.25-06.30

06.30-06.35

06.35-06.40

Page 142: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

UNIT :

TANGGAL :

DINAS : MALAM

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Formulir Work Sampling Kegiatan Perawat

Instalasi Rawat Inap RSU Kota Tangerang Selatan Tahun 2013

WAKTUKEGIATAN

06.40-06.45

06.45-06.50

06.50-06.55

06.55-07.00

Page 143: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

LAMPIRAN 4

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Komunikasi dengan pasien atau keluarga Administrasi pasienKegiatan pribadi yang berhubungan dengan

kebutuhan primer manusia

1. Pendidikan kesehatan1. Mengisi dan melengkapi formulir yang berhubungan dengan

pasien1. Ibadah

2. Mendokumentasikan setiap kegiatan ke rekam medis 2. Makan

3. Menulis instruksi dokter di catatan perawat 3. Minum

4. Membuat laporan tugas 4. Pergi ke toilet

5. Membereskan administrasi pasien yang akan pulang 5. Istirahat ganti baju

Mengukur tanda-tanda vital Menyiapkan alat, obat, dan makanan Kegiatan pribadi yang tidak bermanfaat

1. Mengukur suhu, nadi, dan tekanan darah 1. Menyiapkan dan membersihkan alat untuk tindakan 1. Menonton TV

2. Menyiapkan obat oral dan injeksi 2. Mengobrol

3. Mengambil obat ke apotik

3. Menggunakan handphone untuk

kepentingan pribadi

4. Membuat daftar permintaan makanan 4. Istirahat yang berlebihan

Petunjuk Operasional Kegiatan Tenaga Perawat

KEGIATAN

Page 144: Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26516/1/Rahma... · Analisis Beban Kerja Sebagai Dasar Penentuan Jumlah Kebutuhan

LANGSUNG TIDAK LANGSUNG PRIBADI

Petunjuk Operasional Kegiatan Tenaga Perawat

KEGIATAN

1. Memperbaiki posisi pasien 1. Koordinasi dengan profesi lain terkait pasien

2. Memasang, memperbaiki, dan mencabut infus 2. Mendampingi dokter memeriksa pasien

3. Memberikan Oksigen

4. Memberikan kompres

5. Melakukan perawatan luka

6. Memberikan transfusi darah

7. Memeriksa pasien sewaktu dipanggil

8. Mengontrol infus

9. Perawat keliling ruangan mengobservasi pasien

10. Memberikan obat oral dan injeksi

11. Memeriksa gula darah

12. Memberikan insulin

13. Mengambil darah untuk diperiksa di lab

1. Mengganti sprei atau membersihkan tempat tidur

2. Mengganti baju pasien

1. Mengantarkan atau memindahkan pasien ke tempat

lain

2. Menerima pasien dari ruangan lain

Hygiene pasien

Serah terima pasien

Tindakan dan prosedur Koordinasi atau interaksi profesi