Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat Yang Digunakan Pedagang Makanan Di Sekitar Kampus...
description
Transcript of Analisis Bahan Pengawet Benzoat Pada Saos Tomat Yang Digunakan Pedagang Makanan Di Sekitar Kampus...
RENCANA PENELITIAN
JUDUL PENELITIAN : ANALISIS BAHAN PENGAWET BENZOAT PADA
SAOS TOMAT YANG DIGUNAKAN PEDAGANG
MAKANAN DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR MAKASSAR
NAMA MAHASISWA : FADLIYAH WANDO
STAMBUK : 11201980
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Pangan Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas
pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah
aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat. Aman di
sini mempunyai arti bahwa makanan tersebut harus bebas dari cemaran biologis,
mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia (Anonim).
Makanan sebagai faktor yang penting dalam kehidupan manusia bukanlah
hanya sekedar harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, tetapi
makanan juga harus tergolong aman, diantaranya harus bebas dari
mikroorganisme, senyawa kimia ataupun logam yang dapat menimbulkan penyakit
dan keracunan (Imansyah, 2005).
Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Sebagai kebutuhan
dasar makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi
fungsinya dan aman dikonsumsi. Karena makanan yang tidak aman dapat
menimbulkan gangguan kesehatan bahkan karacunan. Untuk menjaga lama waktu
simpan dari makanan maka para produsen menggunakan bahan tambahan berupa
pengawet makanan.
Munculnya beberapa penyakit dan kasus keracunan yang disebabkan oleh
makanan dapat diakibatkan dari keadaan lingkungan yang kurang baik. Peran
lingkungan yang dapat mempengaruhi kualitas makanan terbagi menjadi tiga
golongan, yaitu lingkungan fisik, lingkungan kimia dan lingkungan biologi.
Lingkungan fisik meliputi diantaranya air, udara, suhu, tanah, kelembaban dan
lain-lain. Lingkungan kimia meliputi pestisida, food additive (bahan tambahan
makanan), antibiotika, logam dan lain-lain, sedangkan pengaruh lingkungan
biologi meliputi jasad renik, tumbuhan, hewan dan manusia (Imansyah, 2005).
Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin
meningkat, terutama setelah adanya penemuan penemuan termasuk keberhasilan
dalam mensintesis bahan kimia baru yang lebih praktis, lebih murah, dan lebih
mudah diperoleh. Penambahan bahan tambahan zat aditif ke dalam makanan
merupakan hal yang dipandang perlu untuk meningkatkan mutu suatu produk
sehingga mampu bersaing di pasaran. Bahan tambahan tersebut diantaranya:
pewarna, penyedap rasa dan aroma, antioksidan, pengawet, pemanis, dan
pengental.
Secara umum bahan tambahan/aditif ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
1. Aditif sengaja
yaitu aditif yang secara sengaja ditambahkan untuk meningkatkan konsistensi,
citarasa, mengendalikan keasaman/kebasaan, dan memantapkan
bentuk dan rupa
2. Aditif tidak sengaja
yaitu aditif yang memang telah ada dalam makanan (walaupun sedikit) sebagai
akibat dari proses pengolahan.
Begitu juga halnya, bahan pengawet yang ada dalam makanan adalah untuk
membuat makanan tampak lebih berkualitas, tahan lama, menarik, serta rasa dan
teksturnya lebih sempurna. Penggunaan bahan pengawet dapat menjadikan bahan
makanan bebas dari kehidupan mikroba baik yang bersifat patogen maupun non
patogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan seperti pembusukan.
Apabila pemakaian bahan pengawet tidak diatur dan diawasi, kemungkinan besar
akan menimbulkan suatu permasalahan terutama bagi konsumen.
Salah satu bahan pengawet yang sering digunakan dalam makanan adalah
asam benzoat (C6H5COOH). Pengawet ini sangat cocok digunakan untuk bahan
makanan yang bersifat asam seperti saos tomat. Bahan ini bekerja sangat efektif
pada pH 2,5 – 4,0 untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Mekanisme
penghambatan mikroba oleh benzoat yaitu mengganggu permeabilitas membran
sel, struktur sistem genetik mikroba, dan mengganggu enzim intraseluler. Benzoat
yang umum digunakan adalah benzoat dalam bentuk garamnya karena lebih
mudah larut dibanding asamnya. Dalam bahan pangan, garam benzoat terurai
menjadi bentuk efektif yaitu bentuk asam benzoat yang tidak terdisosiasi. Bentuk
ini mempunyai efek racun pada pemakaian berlebih terhadap konsumen, sehingga
pemberian bahan pengawet ini tidak melebihi 0,1% dalam bahan makanan.
Menurut Darmono (1995), apabila makanan atau minuman yang
mengandung bahan atau senyawa kimia dalam jumlah tinggi masuk kedalam tubuh
manusia melalui makanan, akan mengakibatkan gangguan pada sistem saraf,
pertumbuhan terhambat, gangguan reproduksi, peka terhadap penyakit infeksi,
kelumpuhan dan kematian dini, serta dapat juga menurunkan tingkat kecerdasan
anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Rohadi dan tim peneliti Fakultas Teknologi
Pertanian Semarang, melaporkan bahwa mayoritas saos tomat mengandung
pengawet (benzoat) yang melebihi standar mutu yang pabila tubuh mengkonsumsi
bahan pengawet ini secara berlebih, dapat mengganggu kesehatan, terutama
menyerang syaraf (Rohadi, 2002). Alimi telah melakukan penelitian tentang
pemberian natrium benzoat kepada tikus mencit selama 60 hari secara terus
menerus dan dilaporkan bahwa pada pemberian benzoat dengan kadar 0,2%
menyebabkan sekitar 6,67% mencit putih terkena radang lambung, usus dan kulit.
Sedangkan pada pemberian kadar 4% menyebabkan sekitar 40% tikus mencit
menderita radang lambung dan usus kronis serta 26,6% menderita radang lambung
dan usus kronis yang disertai kematian.
Melihat kenyataan tersebut maka sangat perlu dilakukan penelitian tentang
kandungan benzoat pada saos tomat yang digunakan pedagang makanan di sekitar
kampus Universitas Indonesia Timur Makassar. Pemilihan saos tomat sebagai
obyek penelitian dikarenakan bahwa saos tomat merupakan konsumsi umum bagi
masyarakat. Disamping itu juga, penambahan bahan pengawet benzoat pada saos
tomat merupakan suatu hal yang lazim.
Analisis bahan tambahan benzoat di dalam saos pada penelitian ini
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), karena analisis
dengan KCKT cepat, daya pisah baik, peka, penyiapan sampel mudah, dan dapat
dihubungkan dengan detektor yang sesuai (Johnson, 1991). Beberapa pustaka
menunjukkan bahwa metode KCKT fase terbalik merupakan metode terpilih untuk
analisis campuran bahan tambahan tersebut, karena zat tersebut bersifat polar dan
larut dalam air sehingga sulit dipisahkan menggunakan KCKT fase normal yang
menggunakan kolom polar dan fase gerak yang bersifat non polar
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan masalah
“berapakah kadar bahan pengawet benzoat dalam saos tomat yang digunakan oleh
pedagang di sekitar kampus Universitas Indonesia Timur”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Membuktikan ada tidaknya kandungan bahan pengawet asam benzoat dalam
saos tomat yang digunakan pedagang makanan di sekitar kampus
2. Menetapkan kadar asam benzoat yang terkandung dalam saos tomat
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi pada konsumen untuk mengetahui keamanan
mengkonsumsi saos tomat
2. Menambah wawasan peneliti mengenai bahan pengawet makanan
3. Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya