Analisis Audience - Dede Andi.docx

25
BAB V ANALISIS AUDIENCE Sub Pokok Bahasan 1. Cara Mengembangkan Profil Audience 2. Cara Memuaskan Kebutuhan Akan Informasi Audience 3. Cara memuaskan Kebutuhan Motivasional Audience A. Pembahasan Sub Pokok Bahasan 1 Cara Mengembangkan Profil Audience Memahami Audience, (A)Analysis. Siapakah mereka? Berapa banyak yang akan hadir?, (U) Understanding. Seberapa jauhkan pemahaman mereka terhadap subject yang akan disampaikan?,(D) Demographic. Berapa usia, latar belakang, komposisi lelaki-perempuan, dan latar belakang pendidikan mereka?, (I) Interest. Untuk tujuan apa mereka hadir? Mengapa mereka duduk di ruang ini? Atas keinginan siapa mereka hadir di sini?, (E) Environment. Di mana saya akan berdiri? Dapatkah mereka semua melihat dan mendengar saya? Lingkungan yang ada akan seperti apa?, (N) Need. Apakah kebutuhan mereka? Apakah kebutuhan saya

Transcript of Analisis Audience - Dede Andi.docx

BAB VANALISIS AUDIENCE

Sub Pokok Bahasan1. Cara Mengembangkan Profil Audience2. Cara Memuaskan Kebutuhan Akan Informasi Audience3. Cara memuaskan Kebutuhan Motivasional Audience

A. Pembahasan Sub Pokok Bahasan 1Cara Mengembangkan Profil Audience

Memahami Audience, (A)Analysis. Siapakah mereka? Berapa banyak yang akan hadir?, (U) Understanding. Seberapa jauhkan pemahaman mereka terhadap subject yang akan disampaikan?,(D) Demographic. Berapa usia, latar belakang, komposisi lelaki-perempuan, dan latar belakang pendidikan mereka?, (I) Interest. Untuk tujuan apa mereka hadir? Mengapa mereka duduk di ruang ini? Atas keinginan siapa mereka hadir di sini?, (E) Environment. Di mana saya akan berdiri? Dapatkah mereka semua melihat dan mendengar saya? Lingkungan yang ada akan seperti apa?, (N) Need. Apakah kebutuhan mereka? Apakah kebutuhan saya selaku pembicara/presenter? (C ) Customized. Kebutuhan atau tujuan khusus apa yang perlu untuk didapatkan?,(E) Expectation. Apakah yang sekiranya ingin mereka dengar atau dapatkan dari saya?

Audiens adalah sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, dan pemirsa berbagai media atau komponen beserta isinya, seperti pendengar radio dan atau penonton televisi..

Sebenarnya ada banyak tipe audiens, tetapi untuk menyederhanakan, kita sebut saja ada empat tipe. Sejumlah tipe ini kemungkinan besar akan Anda jumpai ketika melakukan presentasi:1. Tipe Pemerhati: Ini adalah audiens yang paling baik. Mereka serius memerhatikan, mencatat, dan betul-betul berminat pada materi atau topik yang Anda sampaikan.

2. Tipe Sandera: Ini adalah audiens yang merasa terpaksa atau tersandera untuk hadir di presentasi Anda. Mungkin dia adalah mahasiswa pemalas, yang terpaksa ikut kuliah karena takut dilarang ikut ujian jika data absensinya parah. Atau, bisa jadi dia adalah karyawan, yang sekadar ditugaskan atau dipaksa atasannya untuk hadir dan mendengarkan presentasi Anda.

3. Tipe Turis: Ini adalah audiens yang mengikuti presentasi sambil lalu lalang, seperti turis yang singgah di kota atau lokasi wisata untuk menikmati kesenangan, tanpa mau diajak berpikir terlalu serius. Bagi mereka, lumayan ikut di acara presentasi Anda, karena disediakan kopi, kue, dan makan siang gratis.

4. Tipe Teroris: Ini adalah audiens yang siap memberondong Anda dengan pertanyaan-pertanyaan tajam, kritis, dan keras. Motivasinya tidak selalu karena betul-betul antusias atau berminat pada informasi, tetapi dia mungkin memang sekadar ingin mengetes kemampuan Anda. Mereka menikmati, saat Anda keteteran tak bisa menjawab pertanyaan.

Bila suatu komunikasi telah memiliki maksud dan tujuan yang jelas, langkah berikutnya adalah memperhatikan audiens yang akan dihadapi. Menyangkut siapa mereka, bagaimana pemahaman / pengetahuan mereka, latar belakang usia,pendidikan, jenis kelamin mereka, bagaimana minat mereka, dan apa yang ingin mereka ketahui.Mengembangkan suatu profi audiens boleh dikatakan gampang gampang susah. Penentuan profil audiens dalam hal ini tidak akan mengalami kesulitan karena audiens adalah orang orang yang sudah dikenal, akan tetapi akan menjadi sulit bila menjadi audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum dikenal, komunikator tidak pernah mendengar nama mereka, dan tidak pernah bertatap muka dengan mereka. dalam kasus ini komunikator perku melakkukan investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka, diantaranya :1. Menentukan ukuran dan komposisi audiensAudiens dalam jumlah besar akan menunjukkan perilaku yang berbeda dengan audiens yang jumlahnya sedikit, diperlukan teknik komunikasi yang berbeda pula. Untuk audiens yang berjumlah kecil, materi dapat dikemas dalam suatu laporan sederhana untuk dipresentasikan. Sebaliknya, untuk audiens dalam jumlah yang besar, materi sebaiknya dibuatkan makalah atau laporan dengan gaya atau format penulisan yang formal, semakin banyak audiens semakin beragam pula pendidikan, status dan sikap mereka. Jumlah audiens yang besar juga mudah menimbulkan kekacauan dan sulit dikendalikan. Oleh karena itu komunikator harus mencari suatu yang dapat mengikat mereka bersama-sama seperti diselingi dengan humor dan lain-lain sehingga dapat menarik perhatian audiens yng jumlahnya banyak tersebut.

2. Menentukan siapa audiensnyaBila audiens yang dituju lebih dari satu orang, perlu diidentifikasikan yang paling dominan yang paling dominan diantara mereka, yang memegang posisi kunci/posisi paling pentig biasanya orang yang memegang posisi kunci/posisi paling pentigadalah mereka yang memiliki status organisasional tinggi, namun bias jadi seseorang yang memegang posisi paling rendah di organisasi karena kelebihannya dalam satu atau dua bidang tertentu, memegang kunci dalam materi yang disampaikan.

3. Mengetahui bagaimana reaksi audiensSetelah mengetahui audiens selanjutnya perlu diketahui reaksi yang mungkin dimunculkan dari audiens tersebut. Jika audiens yang terlibat merupakan orang yang kurang kritis, maka presentasi sebaiknya disajikan langsung pada bagian kesimpulan dan saran, perlu dihindari melakukan diskusi karena akan kurang efektif.

4. Mengetahui pemahaman audiensDalam penyampaian pesan-pesan, perlu diperhatikan hal-hal yang menyangkut diri audiens, seperti latar belakang audiens, pendidikan, usia serta pengalaman. Jika terjadi perbedaan yang terlalu jauh dengan komunikator maka perlu diputuskan seberapa besar audiens tersebut harus dididik. Secara umum, usahakan agar tidak terlalu menggurui, kalau terkesan menggurui, audiens cenderungmerasa jenuh, bosan, dan kurang tertarik pada kesan yang disampaikan.

5. Mengetahui bagaimana hubungan antara komunikator dengan audiensJika antara komunikator dan audiens belum saling mengenal, maka tugas seorang komunikator menyampaikan sesuatu atau pesan dengan penampilan yang meyakinkan. Hal ini bertujuan agar audiens termotivasi untuk mendengar dan menyimak pembicaraan, sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik.

Kesimpulan :

Mengembangkan suatu profi audiens boleh dikatakan gampang gampang susah. Penentuan profil audiens dalam hal ini tidak akan mengalami kesulitan karena audiens adalah orang orang yang sudah dikenal, akan tetapi akan menjadi sulit bila menjadi audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum dikenaldalam kasus ini komunikator perku melakkukan investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka, diantaranya:

1. Menentukan ukuran dan komposisi audiens2. Menentukan siapa audiensnya3. Mengetahui bagaimana reaksi audiens4. Setelah mengetahui audiens selanjutnya perlu diketahui reaksi yang mungkin dimunculkan dari audiens tersebut5. Mengetahui pemahaman audiens6. Mengetahui bagaimana hubungan antara komunikator dengan audiens

B. Pembahasan Sub Pokok Bahasan 2 Cara Memuaskan Kebutuhan Akan Informasi Audiens

Sebagian besar kegiatan kita sehari-hari adalah komunikasi, mulai antar teman atau pribadi, kelompok, organisasi atau massa. Jika kita teliti lebih dalam, banyak kegagalan dari komunikasi yang kita lakukan. Bisa jadi bentuknya karena tujuan yang kita inginkan belum tercapai. Bukan tujuan komunikasi secara egois tentunya, tetapi tujuan komunikasi yang lebih kepada tidak adanya saling kesepahaman, belum bertambahnya informasi, serta ada usaha perubahan tingkah laku pada orang yg terlibat dalam komunikasi. Yang terkadang tidak hanya diartikan persetujuan semata.

Pada prinsipnya kegiatan komunikasi adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.

Dan komunikasi seharusnya mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yg terlibat dalam komunikasi. Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima, sehingga bahasa harus jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik harus seimbang.

Komunikasi yang efektif sangat layak kita perhitungkan dalam membangun karir kita. Dengan komunikasi yang baik tentunya akan mendukung segala aktifitas kerja yang kita lakukan. Apalagi bila pekerjaan kita melibatkan berbagai bentuk presentasi, rapat-rapat, lobi-lobi, penyuluhan dan lain-lainya. Bidang pekerjaan komunikasi seperti presenter dan sejenisnya sangat ditentukan oleh bagaimana cara kita berkomunikasi dalam menyampaikan sesuatu.

Banyak faktor yang dapat membuat apa yang akan kita sampaikan menjadi lebih berkualitas. Seperti kesiapan mental, penguasaan bahan, kelengkapan sarana pendukung serta hal-hal lainnya. Adakalanya kita merasa "nervous" hingga untuk mengungkapkan sesuatu, kita malah kehilangan percaya diri bahkan pembicaraan jadi berputar-putar.

John C Maxwell dalam "21 Kualitas Kepemimpinan Sejati" , mengatakan bahwa mengembangkan ketrampilan berkomunikasi yang sempurna sungguh sangat penting bagi kepemimpinan yang efektif. Sang pemimpin harus dapat membagi pengetahuan serta gagasan-gagasannya untuk menciptakan desakan serta antusiasme pada diri orang lain. Jika seorang pemimpin tak dapat menyampaikan pesan dengan jelas dan tak dapat memotivasi orang lain untuk menindaklanjutinya, maka memiliki pesan untuk disampaikannyapun menjadi percuma.

kunci komunikasi yang efektif adalah dengan menentukan kebutuhan informasi audiens, dan selanjutnya memenuhi kebutuhan tersebut. Ada lima tahap yang di perlukan untuk memenuhi kebutuhan audiens, yaitu:

1. Menemukan keinginan audiens Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi, maka komunikator harus dapat menemukan apa yang ingin diketahui oleh audiens dan segera memberikan informasi yang diminta.

2. Memberikan informasi secara keseluruhan beserta tambahannya Harus dapat diusahakan setiap informasi penting yang diminta oleh audiens tidak terlewatkan. Perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu sebelum pesan disampaikan kepada audiens. Hal ini untuk mengantisipasi agar apa yang diminta audiens sesuai dengan yang diberikan oleh komunikator.

3. Informasi yang diberikan harus akurat Informasi yang disampaikan hendaklah informasi yang benar-benar akurat serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Jika terjadi kesalahan dalam penyampaian informasi, seorang komunikator perlu menyampaikan permohonan maaf serta serta segera memperbaikinya.

4. Memilih ide-ide yang paling menarik bagi audiens Berusaha untuk menemukan hal-hal penting yang bersifat menarik bagi audiens. Memberikan perhatian khusus pada hal tersebut agar audiens merasa terpuaskan dengan apa yang telah disampaikan.

5. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkanSeteleh memberikan informasi yang diinginkan, berikan tambahan informasi yang mungkin sangat membantu meskipun informasi tersebut secara khusus tidak diminta oleh audiens.

Kesimpulan :

Pada prinsipnya kegiatan komunikasi adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.

Dan komunikasi seharusnya mampu menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang yg terlibat dalam komunikasi. Tujuannya adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima, sehingga bahasa harus jelas, lengkap, pengiriman dan umpan balik harus seimbang.

Ada lima tahap yang di perlukan untuk memenuhi kebutuhan audiens, yaitu:1. Menemukan keinginan audiens 2. Memberikan informasi secara keseluruhan beserta tambahannya 3. Informasi yang diberikan harus akurat 4. Memilih ide-ide yang paling menarik bagi audiens 5. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan

Komunikasi bukanlah soal apa yang kita ucapkan, melainkan juga bagaimana kita mengucapkannya. Kunci komunikasi yang efektif adalah kesederhanaan. Lupakanlah upaya mengesankan orang dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang canggih. Jika kita ingin membangun hubungan dengan sesama, utamakanlah kesederhaan."

C. Pembahasan Sub Pokok Bahasan 3 Cara Memuaskan Kebutuhan Motivasional Audience

Sebelum kita melakukan, salah satu hal yang harus kita perhatikan adalah mengenali audiens. Audiens merupakan orang-orang yang memiliki latar belakang dan pola pikir yang berbeda yang, mendengarkan dan mengkonsumsi materi presentasi yang kita sajikan. Sehingga keberhasilan kita salah di tentukan oleh respon dari audiens.

Jumlah audiens dalam suatu kegiatan presentasi juga sangatlah beragam. Dalam presentasi kerja, umumnya jumlah audiens tidaklah banyak, yakni sekitar 8-12 orang. Sementara presentasi kelas, jumlah audiens biasanya mencapai 30-35 orang. Namun tidak tertutup kemungkinan presentasi dilakukan dihadapan audiens yang berjumlah besar.

Berapa pun jumlah audiens dalam presentasi tidak akan menjadi masalah, apabila kita telah memiliki persiapan yang baik. Persiapan yang baik ini tidak hanya mencakup penguasaan materi dan sistematika alur pikir, tetapi juga mengenali audiens. Kesiapan materi dan sistematika alur pikir tidak selalu menjamin kesuksesan sebuah presentasi, jika tidak di dukung dengan audiens yang tepat.

Mengenal audiens itu penting, sehingga tidak bisa disepelekan. Pasti kita pernah mendengar sebuah pepatah yang mengatakan Tak Kenal Maka Tak Sayang. Logikanya, bagaimana mungkin kita bisa memberikan sesuatu kepada audiens jika kita tidak mengenal mereka. Jika antara presenter dan audiens tidak saling kenal, maka bisa berdampak pada sebuah mis komunikasi. Kalau sudah begini maka presentasi yang Anda lakukan sia-sia belaka.

Menurut Jubile Enterprise (2010) untuk mengenal audiens, setidakny ada tiga faktor uatama yang perlu Anda pahami lebih lanjut, yakni demografi, psikografi dan situasi. Setiap faktor tersebut memiliki cakupan yang berbeda, dan cakupan tersebut juga harus Anda pahami dan kuasai dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar Anda bisa membawa diri dengan baik di hadapan audiens yang beragam ketika melakukan presentasi.

1. Demografi, Faktor demografi merupakan ukuran statistic mengenai karakteristik audiens yang mencakup usia, gender, suku atau ras, pendidikan, tingkat pendapatan, dan lain sebagainya. Mungkin dalam hati timbul pertanyaan: Apa hubungannya faktor demografi dengan upaya mengenal audiens?. Setiap audiens memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter tersebut bisa jadi disebabkan oleh perbedaan tingkat usia, pendidikan, gender, ras dan sebagainya. Dengan memahami faktor demografi dari audiens, maka Anda nantinya dapat memberikan apa yang diinginkan oleh para audiens dalam kegiatan presentasi ayang akan dilakukan.

2. Psikografi, Selain faktor demografi, informasi mengenai faktor psikografi juga perlu Anda pelajari sebagai seorang presentator atau komunikator. Psikografi ini terkait dengan gaya hidup, sikap dan minat dari para audiens. Jika dari awal kita tidak mengenali hal ini dengan baik, maka bisa berdampak pada pencapaian keberhasilan presentasi yang Ada lakukan. Logika sederhana saja, rasanya sangat tidak mungkin Anda berhasil menyampaikan materi, jika ternyata materi itu tidak sesuai dengan gaya hidup, dan minat audiens.

3. Situasai, Ada banyak kemungkinan yang terjadi ketika Anda melakukan presentasi. Jangan beranggapan bahwa audiens akan selalu pasif mendengarkan Anda dari awal hingga akhir presentasi. Bisa jadi ditengah-tengah presentasi audiens menanyakan sesuatu yang kurang jelas dari meterin yang Anda sampaikan. Berkenaan dengan hal tersebut, Anda harus memiliki persiapan yang matang baik dalam penguasaan materi mapun situasi.

Beberapa jenis pesan bertujuan memotivasi audiens, untuk memotivasi audiens agar mau mengubah perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi ini sering menghadapi kendala. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut dalah dengan mengatur pesan pesan sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima audiens dengan mudah. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang rasional. Meskipun pendekatan dengan argumentasi merupakan cara yang baik untuk menarik audiens, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosional audiens.

Setelah menganalisis tujuan dan audiens, selanjutnya adalah menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap pesan-pesan bisnis akan bermuara pada satu tema pokok yaitu ide pokok. Topic dan ide pokok merupakan hal yang berbeda. Topic adalah pesan yang lebih luas, sedangkan ide pokok adalah pernyataan tentang suatu topic, yang menjelaskan isi dan tujuan topic tersebut sehingga dapat diterima audiens. Sebelum untuk menentukan ide pokok, hal-hal yang penting harus diidentifikasi terlebih dahulu.

1. Teknik curah pendapat Beberapa curah pendapat yang dapat digunakana antara lain adalaha. Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran diatas kertas kosong. Selanjutnya pelajari hubungan antara ide-ide tersebut.b. Jika subjek yang dibahas mencakup pemecahan masalah, gunakanlah suatu worksheet yang akan membantu menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions) dan rekomendasi (recommendation) yang akan di berikan.c. Pembatasan cakupan, Penyajian rutin kepada audience yang telah Anda kenal hendaknya menggunakan kata-kata yang singkat. Cara ini dapat membangkitkan rasa hormat audience kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang kompleks dan controversial akan memakan waktu yang lebih lam, terutama jika audience yang hadir terdiri atas orang-orang yang spektial, atau orang-orang yang tidak dikenal sebulumnya.

2. Pembatasan cakupanSecara umum, penyajian informasi rutin kepada audiens yang telah anda kenal hendaknya menggunakan kata-kata yang singkat. Cara ini juga dapat membangkitkan rasa hormat audiens kepada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yang komplek dan kontroversial akam memakan waktu lebih lama, terutama jika audiens yang hadir atas orang yang skeptis atau orang yang tidak dikenal. Ide pokok dari pesan selebihnya disesuaikan dengan waktu yang tersedia sehingga poin-poin yang penting tidak terabaikan. Yang lebih penting adalah ide-ide pokok yang disampaikan haruslah mudah dimengerti dan diterima audiens.

3. Seleksi saluran dan mediaCara untuk menyampaikan ide-ide 2 tahap saluran yaitu:a. Komunikasi lisan Salah satu kebaikan komunikasi lisan adalah kemampuan untuk memberikan umpan balik dengan segera. Saluraun ini digunakan bila pesan sederhana, tidak diperlukan catatan permanen, dan audiens dapat dibuat nyaman. Kelebihan lain dari komunikasi lisan adalah sifatnya yang ekonomis.

b. Komunikasi tertulis Pesan-pesan tertulis juga memiliki berbagai macam bentuk, seperti surat, memo, proposal, dan laporan. Salah satu kelebihan komunikasi tertulis adalah bahwa penelis mempunyai kesempatan untuk merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka. Dalam memilih saluran dan media berkomunikasi perlu dipeertimbangkan tingkat kepentingannya, formalitas, kompleksitas , tingkat kerahasiaannya, emosional, dan biaya pengiriman serta harapan audiens.

Kesimpulan:

Beberapa jenis pesan bertujuan memotivasi audiens, untuk memotivasi audiens agar mau mengubah perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi ini sering menghadapi kendala. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut dalah dengan mengatur pesan pesan sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima audiens dengan mudah. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang rasional. Meskipun pendekatan dengan argumentasi merupakan cara yang baik untuk menarik audiens, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosional audiens

Kesimpulan Sub Pokok Bahasan 1,2 dan 3

Mengembangkan suatu profi audiens boleh dikatakan gampang gampang susah. Penentuan profil audiens dalam hal ini tidak akan mengalami kesulitan karena audiens adalah orang orang yang sudah dikenal, akan tetapi akan menjadi sulit bila menjadi audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum dikenaldalam kasus ini komunikator perku melakkukan investigasi untuk mengantisipasi reaksi mereka, diantaranya:

Menentukan ukuran dan komposisi audiens Menentukan siapa audiensnya Mengetahui bagaimana reaksi audiens Setelah mengetahui audiens selanjutnya perlu diketahui reaksi yang mungkin dimunculkan dari audiens tersebut Mengetahui pemahaman audiens Mengetahui bagaimana hubungan antara komunikator dengan audiens

Ada lima tahap yang di perlukan untuk memenuhi kebutuhan audiens, yaitu: Menemukan keinginan audiens Memberikan informasi secara keseluruhan beserta tambahannya Informasi yang diberikan harus akurat Memilih ide-ide yang paling menarik bagi audiens Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan

Komunikasi bukanlah soal apa yang kita ucapkan, melainkan juga bagaimana kita mengucapkannya. Kunci komunikasi yang efektif adalah kesederhanaan. Lupakanlah upaya mengesankan orang dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang canggih. Jika kita ingin membangun hubungan dengan sesama, utamakanlah kesederhaan."

Beberapa jenis pesan bertujuan memotivasi audiens, untuk memotivasi audiens agar mau mengubah perilaku mereka. Tetapi, pemberian motivasi ini sering menghadapi kendala. Salah satu cara mengatasi kendala tersebut dalah dengan mengatur pesan pesan sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima audiens dengan mudah. Pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan argumentasi yang rasional. Meskipun pendekatan dengan argumentasi merupakan cara yang baik untuk menarik audiens, perlu juga untuk mencoba menggunakan pendekatan emosional audiens

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis. Erlangga: Jakarta.http://ranarasuna.blogspot.com/2011/10/kesederhanaan-dalam-komunikasi-efektif.htmlhttp://cafemotivasi.com/mengenali-audiens-sebelum-presentasi/http://tpkuii.blogspot.com/2005/11/analisis-audience_16.html