ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/822/1/SIDIQ FIRMAN NIM....
Transcript of ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN …elib.stikesmuhgombong.ac.id/822/1/SIDIQ FIRMAN NIM....
i
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun Oleh:
Sidiq Firman, S.Kep
A31600969
PEMINATAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama : Sidiq Firman, S.Kep
NIM : A31600969
Tanda Tangan :
Tanggal : 9 Agustus 2017
iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
Laporan Hasil Ujian Karya Tulis Ilmiah Akhir Ners telah Diterima dan Disetujui
oleh Pembimbing Ujian Program Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah
Gombong pada:
Hari/ Tanggal : 10 Agustus 2017
Tempat : STIKES Muhammadiyah Gombong
Pembimbing
(Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat)
Mengetahui,
Ketua Program Studi
STIKES Muhammadiyah Gombong
Isma Yuniar, S. Kep., Ns., M. Kep
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Ilmiah Akhir Ners ini diajukan oleh :
Nama : Sidiq Firman, S.Kep
NIM : A31600969
Program Studi : Program Ners Keperawatan
Judul KIA-N : Analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah
hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR.
Soedirman Kebumen
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners pada Program
Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong.
DEWAN PENGUJI
Penguji I : Diah Astutiningrum, M.Kep., Ns,
(......................................................)
Penguji II : Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat
(......................................................)
Tanggal : 12 Agustus 2017
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Sidiq Firman, S.Kep
NIM : A31600969
Program Studi : Program Ners Keperawatan
Jenis Karya : Karya Ilmiah Ners
Dengan pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
Execlusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data, merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya
buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Gombong, Kebumen
Pada Tanggal : 9 Agustus 2017
Yang Menyatakan
(Sidiq Firman, S.Kep)
vi
Program Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KTA, Agustus 2017
Sidiq Firman 1)
, Eka Riyanti 2)
ABSTRAK
ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH
HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar Belakang: Persalinan merupakan suatu hasil akhir dari sebuah kehamilan.
Terdapat macam-macam persalinan salah satunya operasi seksio sesarea. kerugian
dari seksio sesarea yaitu resiko perdarahan mencapai 2 kali lipat, rasa nyeri dan
penyembuhan pasca operasi lebih lama dibandingkan dengan persalinan normal.
Upaya dalam memperkecil terjadinya resiko pada ibu pasca seksio sesarea adalah
dengan melakukan mobilisasi dini
Tujuan Penulisan: Menguraikan hasil analisis asuhan keperawatan pada klien
dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR.
Soedirman Kebumen
Hasil: Diagnosa yang muncul pada klien yaitu hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal Anestesia).
Tindakan: Tindakan yang dilakukan dalam penanganan mobilitas fisik
berhubungan dengan agens farmaceutikal pada klien, penulis melakukan
pemberian mobilisasi dini pasca caesar.
Evaluasi: Hasil evaluasi menunjukkan diagnosa hambatan mobilitas fisik
berhubungan dengan agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal Anestesia) teratasi
Kata Kunci: hambatan mobilitas fisik, asuhan keperawatan, mobilisasi dini pasca
caesar.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Ners ini dengan
judul “Analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan
mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen”. Sholawat
serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
sehingga penulis mendapat kemudahan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Herniyatun, S. Kp., M.Kep Sp., Mat,, selaku Ketua STIKES Muhammadiyah
Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Gombong
3. Dadi Santoso, M.Kep., Ns, selaku Kordinator Program Ners Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Gombong.
4. Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan
mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada
gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata
semoga karya Karya Ilmiah Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Gombong, Agustus 2017
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 3
C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 4
BAB II KONSEP DASAR ............................................................................. 5
A. Konsep Dasar Hambatan Mobilitas Fisik ................................... 5
B. Proses Keperawatan Nyeri ........................................................... 6
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ......................... 12
A. Profil Lahan Praktek .................................................................. 12
B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ..................................... 14
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................... 48
A. Analisis Karakteristik Klien ........................................................ 48
B Analisis Intervensi ..................................................................... 49
C Inovasi Tindakan Keperawatan ................................................. 51
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 54
A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B. Saran ........................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu hasil akhir dari sebuah kehamilan. Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup
bulan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain (dengan bantuan). Terdapat
macam-macam persalinan antara lain persalinan spontan serta persalinan
dengan bantuan, misalnya dengan dilakukannya operasi seksio sesarea
(Manuba, 2010).
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO, 2013),
menyatakan bahwa persalinan dengan seksio sesarea di Australia 32%,
sedangkan di China terjadi peningkatan yaitu 24,8% menjadi 27% di tahun
2007-2011. Selama tahun 2007-2011 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mencatat adanya peningkatan angka persalinan seksio sesarea di sejumlah
negara. Di Asia terdapat 110.000 kelahiran dan 27% diantaranya dilakukan di
meja operasi begitu pula di negara-negara berkembang terdapat 10%-15% dari
semua proses persalinan (Sumelung, 2014). Angka kejadian operasi seksio
sesarea di Indonesia sekitar 20-25% dari total persalinan di rumah sakit
pemerintah, sedangkan di rumah sakit swasta jumlahnya sangat tinggi yaitu
sekitar 30-80% dari total persalinan (Mulyawati, 2011).
Tindakan seksio sesarea ini tentu saja mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Keuntungan dari tindakan seksio sesarea antara lain adalah proses
melahirkan menggunakan waktu yang relatif singkat, rasa nyeri minimal, dan
tidak mengganggu jalan lahir atau melukai jalan lahir. Sedangkan kerugian dari
seksio sesarea yaitu resiko perdarahan mencapai 2 kali lipat, rasa nyeri dan
penyembuhan pasca operasi lebih lama dibandingkan dengan persalinan
normal (Sunaryo, 2008).
Upaya dalam memperkecil terjadinya resiko pada ibu pasca seksio sesarea
adalah dengan melakukan mobilisasi dini, tetapi pada ibu yang mengalami
seksio sesarea dirasa sulit untuk melakukan mobilisasi karena ibu merasa letih,
1
2
nyeri bahkan takut jika luka pasca operasi akan robek kembali. Saat ini banyak
tenaga medis menganjurkan pasien yang baru melahirkan dengan operasi agar
segera menggerakkan tubuhnya dan pasien dianjurkan untuk tidak berdiam diri
di tempat tidur tetapi harus menggerakkan badan atau mobilisasi (Ummrah,
dkk 2013).
Mobilisasi dini merupakan langkah awal dalam tahap penyembuhan luka
pasca operasi. Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk secepat mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat
mungkin untuk berjalan. Manfaat dari mobilisasi dini salah satunya adalah
mencegah terjadinya perdarahan yang abnormal serta mempercepat
penyembuhan luka (Dewi, 2011). Dampak jika tidak melakukan mobilisasi dini
adalah peningkatan suhu tubuh, perdarahan abnormal hingga terjadinya
involusi uterus yang tidak baik (Suryani, 2010).
Mobilisasi pada pasien post opeasi salah satunya adalah perubahan
gerak dan posisi, ini harus diterangkan pada penderita atau keluarga yang
menunggu, supaya mengerti pentingnya mobilisasi dan berkesinambungan
akan dapat membantu pengaliran darah ke seluruh tubuh, sehingga tubuh
mampu menghasilkan zat pembakar dan pembangun yang membantu
proses penyembuhan luka dengan mobilisasi miring ke kiri dan ke kanan sudah
dapat di mulai 6 -8 jam setelah pasien sadar, dan mobilisasi duduk setelah
24 jam. Latihan pernapasan dapat dilakukan dengan tidur terlentang se
mungkin setelah sadar dan menggunakan teknik nafas dalam dan
mengeluarkan melalui mulut secara perlahan. Pada hari ke 2 penderita
dapat duduk selama 5 menit. Selanjutnya secara berturut-turut hari demi
hari penderita dianjurkan belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri
pada hari yang ketiga sampai kelima post operasi (Hidayat, 2010).
Secara psikologis, mobililasi juga dapat membantu pasien
mengembalikan kepercayaan bahwa dia sudah mulai sembuh. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa adanya luka setelah pembedahan akan mengalami
proses penyembuhan luka terdiri dari fase inflamasi, fase proliferasi, dan
fase maturasi dimana pada fase inflamasi dan proliferasi membutuhkan
3
sirkulasi darah yang baik yang akan membantu kesembuhan luka, dengan
sirkulasi darah yang baik akan membantu memenuhi nutrisi sel dalam darah
sehingga membantu mempercepat pertumbuhan jaringan (Sjamsuhidayat,
2009).
Ada beberapa masalah yang sering muncul pada luka pasca pembedahan.
Diantaranya masalah tersebut adalah luka yang mengalami infeksi selama masa
penyembuhan akibat perubahan metabolisme yang dapat meningkatkan resiko
lambatnya penyembuhan luka (Potter dan Perry, 2010). Menurut Flangan da
Mark Maran (2010), berpendapat bahwa lambatnya penyembuhan luka pasca
pembedahan dapat diatasi dengan perawatan atau pelaksanaan luka dengan
meningkatkan aktivitas fisik atau mobilisasi pasca bedah. Mobilisasi
merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat penyembuhan atau
pemulihan luka pasca bedah (Taylor, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa perlu untuk melakukan
analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan mobilitas
fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menguraikan
hasil analisis asuhan keperawatan pada klien dengan masalah hambatan
mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan hasil pengkajian pada klien dengan masalah hambatan
mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
b. Memaparkan hasil analisa data dan keperawatan pada klien dengan
masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR.
Soedirman Kebumen
c. Memaparkan hasil diagnosa pada klien dengan masalah hambatan
mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman Kebumen
4
d. Memaparkan perencanaan keperawatan yang dilakukan pada klien
dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD
DR. Soedirman Kebumen
e. Memaparkan implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien
dengan masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD
DR. Soedirman Kebumen
f. Memaparkan evaluasi keperawatan yang dilakukan pada klien dengan
masalah hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR.
Soedirman Kebumen
g. Memaparkan hasil inovasi tindakan pada klien dengan masalah
hambatan mobilitas fisik di Ruang Bugenvil RSUD DR. Soedirman
Kebumen
.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Praktek Keperawatan
Hasil penulisan ini dapat menambah wawasan ilmu dan teknologi
terapan bidan keperawatan dalam mempercepat penyembuhan luka pada ibu
post seksio sesarea dengan menggunakan penerapan mobilisasi dini.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan secara luas
kepada pihak akademis, sehingga dapat dijadikan sumber referensi dalam
memberikan asuhan perawatan pada pasien post seksio sesarea.
1
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Dewi Dina. (2011). Hubungan personal hygiene dengan Kecepatan Kesembuhan
Luka Perineum pada Ibu Post Partum di Seluruh Wilayah Kerja
Puskesmas Singosari Kabupaten Malang
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (2015). NANDA International Nursing
Diagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. 10 nd ed. Oxford:
Wiley Blackwell.
Hidayat, A. Aziz Alimul, (2012). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2010). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Jitowiyono S. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta : Muha
Medika
Kasdu, Dini. (2009). Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta : Puspa Sehat
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC : Jakarta
Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. (2010).
Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Mubarak dan Chayatin. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas 1 Pengantar dan
Teori. Jakarta: Salemba Medika.
Mulyawati. (2011).Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Tindakan
Persalinan Melalui Operasi Sectio Caesarea di RS. YAKKSI Gem
Solong Kab.Sragen
Notoatmodjo,s. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Potter, P.A, Perry, A.G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik. Edisi 4.Volume 2. Alih Bahasa : Renata
Komalasari,dkk. Jakarta: EGC
2
Sjamsuhidajat, R. & Wim de Jong. (2009). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta:
EGC.
Smeltzer & Bare. (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Jakarta : EGC
Sumelung, V., & dkk. (2014). Faktor-faktor Yang Berperan Meningkatnya Angka
Kejadian Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Liun Kendage
Tahuna.
Sunaryo. (2008). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:. EGC.
Suryani. 2010. Gambaran Mobilisasi Dini Pada Pasien Pasca Seksio Sesarea DI
RSD Dr. Pirngadi Medan tahun 2010. Repository.usu.ac.id
Taylor (2007). Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta : EGC
Ummrah,dkk (2013). Gambaran Pengetahuan Ibu Post SC tentang Mobilisasi Dini
di Rumah Sakit Nirmala Sur
Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Wilkinson, Judith M & Ahern, Nancy R. (2011). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnisa Medis & Nanda Nic Noc. Jakarta : EGC
Lampiran
1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI AKUT
A. PENGERTIAN
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensialatau yang digambarkan sebagai
kerusakan ( international association for the study of pain); awitan yang tiba – tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda
2015 – 2017).
Secara umum, nyeri akut diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).
B. ETIOLOGI
1. Agens cedera biologis
2. Agens cedera fisik
3. Agens cedera kimiawi
C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak
dapat mengungkapkan.
2. Diaforesis.
3. Dilatasi pupil.
4. Ekspresi wajah nyeri.
5. Fokus menyempit.
6. Fokus pada diri sendiri.
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri.
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri.
9. Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas.
10. Mengekpresikan perilaku.
11. Perilaku distraksi.
12. Perubahan pada parameter fisiologis.
13. Perubahan posisi menghindari nyeri.
14. Perubahan selera makan.
15. Putus asa.
16. Sikap melindungi area nyeri.
17. Sikap melindungi.
D. PATHOFISILOGI DAN PATHWAY
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi
kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan
SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang
tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan
luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan
gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional
dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu
anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat
diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi
saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme
sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik
juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk
batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang
pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola
eliminasi yaitu konstipasi.
(Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)
E. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada dirinya (SC).
2. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan nyeri ibu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
o
Diagnosa
keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1
Nyeri akut b/d
agens cedera fisik
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang dari 4
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
6. Tingkatkan istirahat
7. Latih mobilisasi dini
8. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara
teratur.
10. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap
kali lochea keluar banyak.
11. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NY.A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
NYERI AKUT POST SC PADA STASE MATERNITAS DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.A
Umur : 4 Februari 1994
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Petanahan 4/2 Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 12/11/20016
No RM : 328640
Diagnosa Medik : P1A0 Post SC
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN.M
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah luka operasi.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dari IGD pada hari sabtu tanggal 12/11/ 2016 jam 06.28 dengan G1P0A0 HPL
tanggal 22/11/ 2016 dan HPHT tanggal 15/2/2016, dengan umur kehamilan 38+3 minggu, ketuban
pecah jam 03.00. Djj +, TD 110/70 mmHg, N 101 x/mnt dan RR 16 x/mnt, S 36˚C, terpasang infuse RL
20 ttm, jam j 07.00 dilakukan VT pembukaan 8, portio tipis, presentasi kaki dan dilaksanakan SC jam
10.00 tanggal 12/11/ 2016.
Pada hari 0 post SC terpasang kateter, tirah baring tidak boleh duduk selama 24 jam, hanya
miring kanan dan kiri setelah 6 – 10 jam, karena pengaruh anestesi, pasien mengeluh nyeri pada luka
operasi, tampak meringis sambil memegangi perut yang ada luka operasinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya, hanya batuk pilek dan beli obat diwarung.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang punya penyakit menular
G. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Menarce : usia 14 tahun
Siklus : 28-30hari, tidak pasti
Lama menstruasi : 6-7 hari
Kualitas darah menstruasi: merah terang sampai coklat
HPHT : 15/2/2016
HPL : 22/11/ 2016
I. RIWAYAT KB
Pasien tidak menggunakan KB.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
N
o Tahun
Tipe
Persalinan Penolong JK BB Lahir
Keadaan
Bayi Waktu
Masalah
Kehamilan
1
2016
SC
Dokter
Laki - laki
3100
gram
Bayi lahir
sehat
Tidak ada
masalah
dalam
kehamilan
Pengalaman menyusui : Pasien belum pernah menyusui.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. Berapa kali periksa saat hamil: selama kehamilan sekarang periksa hamil 1 bulan sekali dan
mendekati ahir kehamila atau 3 bulan terahir periksa kehamilan 2 minggu sekali
2. Masalah kehamilan
Pada kehamilan sekarang tidak ada masalah
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan :
Jenis persalinan dengan SC pada tanggal 12/11/ 2016 jam 10.00 WIB
2. Jenis kelamin bayi :
Jenis kelamin laki - laki
Berat 3100 gram, panjang badan 48cm
Dengan apgar score 8 - 9 - 10
Tidak ada kelainan konginetal
3. Perdarahan
Perdarahan selama SC 250 cc
4. Masalah dalam persalinan
Tidak ada masalah dalam proses kelahiran SC
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Setiap sakit selalu berobat ke puskesmas, apabila belum teratasi maka langsung berobat ke rumah
sakit
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum melahirkan Sehari makan 3x dengan lauk sayur dan kadang buah supaya badan dan anak
anak tetap sehat
Saat dikaji setelah SC makan sedikit karena masih merasakan sakit pada daerah operasi sehingga
nafsu makan berkurang
3. Pola Eliminasi
Selama kehamilan pasien BAB 1x/hari, konsistensi lunak warna kuning. Pada kehamilan
trimester I dan III frekuensi BAK ± 10 x/hari, pada pertengahan kehamilan pasien mengatakan
BAK ±5x/hari. Warna urine kekuningan, jernih, tidak pekat, bau khas urine. Jumlah urine perhari
2000-2500 cc.
Saat dikaji pasien mengatakan sudah BAB. Klien terpasang DC No 16. Tanggal pemasangan DC
12/11/2016. Urine tampung 50 cc, warna kuning.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum melahirkan aktivitas ibu adalah mengurusi rumah tangga, memasak, tidak pernah malas
dalam beraktivitas
Setelah di rumah sakit setelah dilakukan SC aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh anestesi,
masih merasakan sakit daerah operasi apabila untuk beraktivitas, skala nyeri 7 tapi aktivitas
makan minum tetap.
5. Pola kognitif perceptual
Pasien tahu tidak bisa partus normal dan tahu tentang prosedur serta penatalaksanaan persalinan
dengan SC.
6. Pola Istirahat-Tidur
Selama kehamilan pasien tidur 8 jam per hari. Pada akhir kehamilan kadang-kadang pasien
terbangun karena merasa panas dan tidurnya tidak nyaman.
Setelah operasi pasien belum tidur karena merasakan nyeri pada luka operasi.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Ibu beranggapan bahwa kelahiran bayinya adalah suatu anugrah baik itu lahir spontan langsung
ataupun dengan SC semua sudah ibu terima dengan ikhlas
8. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan keluarga maupun anak anaknya semua baik baik saja, hubungan dengan
tetangga dan saudara juga baik.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Selama kehamilan hubungan seksual tetap dilakukan demi kewajiban dan tidak pernah ada
masalah karena bisa dibicarakan baik baik dengan suaminya
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Dalam kehidupan sehari apabila ada masalah dengan keluarga dan suaminya selalu dibicarakan
bersama sama sehingga tidak muncul perbedaan pendapat, apabila terjadi stress maka ibu berjalan
jalan untuk mengurangi stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu. Saat dikaji pasien dalam masa nifas, klien
terus berdoa agar cepat sembuh.
N. PEMERIKSAA FISIK
1. Status obstetrik : P1A0 Bayi rawat gabung dengan ibu
2. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
BB / TB : 60 kg / 157 cm
Tanda vital
Tekanan darah 110/70mm Hg Nadi : 101 x / menit Suhu 36 o C Penafasan 16 x/ menit
3. Kepala Leher
Kepala : mesosepal, rambut bersih.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, mukosa kering.
Telinga : pendengaran baik,tidak ada serumen, lesi dan terlihat bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Dada
- Inspeksi
Gerakan dada kanan dan kiri sama dan simetris, puting susu menonjol dan
kedua payudara seimbang, asi mulai keluar
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Suara perkusi jantung normal atau sonor
- Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
Involusi Uterus
Fundus uterus 2 jari dibawah pusat, kontraksi ada
Kandung kemih
Terisi urin dan keluar normal, sehingga kandung kencing kosong,terpasang kateter
Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan baik, tidak mual, tidak muntah,belum bab 2 hari.
Tampak balutan luka operasi tertutup kasa
5. Perineum dan Genital
Vagina
Tidak ada edema, memar, hematom dan ruptur di vagina
Perineum : utuh
Terpasang kateter no 16 dengan urin bag berisi 50 cc
Tanda REEDA
R : kemerahan tidak
E : bengkak tidak
E : echimosis tidak
D : discharge tidak ada
A : aproximate baik
Kebersihan baik tidak ada tanda reeda
Hemorrhoid : tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema tidak ada
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes permenit
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
8. Keadaan mental
Adaptasi psikologis :
Ibu tetap ceria dan senang dalam persalinan sekarang
Penerimaan terhadap bayi :
Ibu sangat menerima keadaan dan kelahiran bayi sekarang
9. Kemampuan menyusui
Sudah bisa menyusui dengan baik dan air susupun sudah mulai keluar
10. Obat-obatan
- Infus RL 20 tetes per menit
- Injeksi cefriaxon 1 x 2 gram iv
- Injeksi vitamin C 500 mg per 12 jam
- Injeksi ketorolak 30 mg per 8 jam
11. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 12 /11/ 2016 : Hb :13,3 g/dl
Leukosit :17,7 10^3 / ul
Eritrosit :4,3 10^3/ul
Golongan darah :O
GDS :89 mg/dl
O. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
12/11/2016
Jam 14.30
DS : ps mengatakan nyeri daerah
luka operasi
DO: terdapat luka operasi di
abdomen,tampak expresi nyeri,
skala nyeri 7
DS: ps mengatakan belum bisa
miring-miring
DO: tampak kesulitan memindah
posisi tidur dari telentang ke miring
post SC dengan spinal analgesi,
belum bisa menekuk kaki
Nyeri akut
Hambatan
mobilitas fisik
Agens cedera
fisik
Efek
analgesia
spinal
P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari, tanggal : Sabtu, 12/11/ 2016
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka operasi)
2. Hambatan mobilitas fisik b.d agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal Anestesia)
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tujuan dan Hasil yang
diharapkan/Kriteria
Hasil
Intervensi TTD
&
Nama
12/11/16
jam
15.00
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan
miring kiri jika kondisi klien
mulai membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap kali
lochea keluar banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
12/11/16
jam
15.00
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X 24
jam, diharapkan klien
dapat melakukan
pergerakan fisik dengan
kriteria hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur
otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi
dalam program
latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai
keseimbangan saat
duduk
4. Pasien mampu berjalan
secara mandiri
Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada
Post SC
A. Tahap Pertama (Post SC
sampai dengan 10 jam
pertama)
1. Pada 6 jam pertama:
Istirahat tirah baring,
menggerakkan tangan,
lengan, ujung jari kaki dan
memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser
kaki
2. Pada 6-10 jam: miring
kanan miring kiri, latihan
pernafasan
B. Tahap Kedua (Hari ke dua)
1. Latihan duduk selama 5
menit dan tarik nafas dalam
disertai batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah
duduk
C. Tahap Ketiga (Hari ke tiga
sampai hari ke lima)
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur
dan bertahap secara mandiri
R. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tindakan / Implementasi Respon TTD&
Nama
12/11/16
Jam
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan miring
kiri jika kondisi klien mulai
membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 7
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
12/11/16
Jam
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki
Jam
17.00
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Tahap Pertama (Post SC sampai
dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat
tirah baring, menggerakkan
tangan, lengan, ujung jari kaki
dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser kaki
2. Pada 6-10 jam: miring kanan
miring kiri, latihan pernafasan
Pasien tirah baring,
menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, tangan, lengan
dan memutar
pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot
betis, menekuk dan
menggeser kaki
Pasien dapat miring
kanan, miring kiri
13/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik relaksasi
distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
10. Pemberian analgesic sesuai advise
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 5
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
13/11/16
Jam
14.00
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Kedua
1. Latihan duduk selama 5 menit dan
tarik nafas dalam disertai batuk-
batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah duduk
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk
Pasien dapat duduk
dan perlahan dapat
mengulangi secara
mandiri, tidur
setengan duduk
14/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untuk relaksasi distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Pemberian analgesic sesuai advise
Tindakan kolaboratif:
1. IVFD di lepas
2. Katheter di lepas
Pasien menyatakan
sedikit nyeri pada
daerah luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 3
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
14/11/16
Jam
14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Ketiga
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan
bertahap secara mandiri
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk,
dapat duduk secara
mandiri, tidur
setengan duduk
Pasien dapat
berjalan secara
bertahap
S. EVALUASI
Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Perkembangan (SOAP) TTD&
Nama
12/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 7
Pasien tampak mulai miring kiri dan kanan.
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, pasien
tamapak tiduran ditempat tidur. TTV; TD 110/70
mmhg, N 101 x/mnt, S 36˚C, R 16 x/mnt, Infus RL
20tpm.
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen nyeri, mobilisasi, dini tahap dua.
13/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 5
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚ C, R 20 x/mnt,
Infus RL 20tpm
Mobilisasi dini tahap pertama dan kedua: Pasien
dapat duduk 5 menit, melatih pernafasan dalam,
relaksasi dan distraksi, bisa makan sambil duduk
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga.
15/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka
operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 3
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚C, R 20x/mnt
Mobilisasi dini tahap ketiga: Pasien dapat berjalan
secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan duduk
melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilisasi teratasi.
P: Pertahankan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga
lanjutan
BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk pasien merupakan
salah satu wujud tanggung jawab perawat terhadap pasien. Pada akhirnya, penerapan
proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada pasien.
Hasil pengkajian pada tanggal 8 Nopember 2016 pada pasien nyeri post SC didapatkan data
secara teori: bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang
tidak dapat mengungkapkan, diaphoresis, dilatasi pupil, ekspresi wajah nyeri, focus menyempit,
focus pada diri sendiri, keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri, keluhan
tentang karekteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri, laporan tentang
perilaku nyeri / perubahan aktivitas, mengekspresikan perilaku, perilaku distraksi, perubahan
pada parameter fisiologis, perubahan posisi menghindari nyeri, perubahan selera makan, putus
asa, sikap melindungi area nyeri, sikap tubuh melindungi. Dalam pengkajian penulis menemukan
pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, terdapat luka operasi diabdomen, skala
nyeri 7. Pasien mengatakan belum bisa miring – miring, tampak kesulitan memindah posisi tidur
dari telentang kemiring post sc dengan spinal anastesi, belum bisa menekuk kaki, Terpasang
infuse RL 20 tetes/menit,S : 36,60C, N : 72 x/menit, RR : 20x/menit. TD : 115/67 mmhg. Secara
umum antara teori dan gejala pasien sama.
Diagnosa keperawatan pada nyeri akut secara teori didapatkan data: agens cedera
biologis, agens cedera fisik, agens cedera kimiawi. Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik dan hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan efek analgesia spinal sesuai dengan gejala yang ada.
Dalam tahap tujuan nyeri akut penulis membuat kriteria hasil dengan indikator:
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90 mmHg RR : 16 – 24 x/mnt
N : 80- 100 x mnt T : 36,5o C – 37,5
o C
Sedangkan untuk intervensi menggunakan manajemen nyeri, tahap tujuan hambatan
mobilitas fisik penulis membuat kriteria hasil dengan indicator:
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi dalam program latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Sedangkan untuk intervensi menggunakan mobilisasi dini pasca Caesar.
Implementasi merupakan realisasi dari rencana tindakan atau intervensi yang
telah ditetapkan yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Implementasi dilaksanakan
kepasien secara terus menerus selama 3 hari rawat inap. Implementasi juga dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan diruangan supaya kondisi kesehatan pasien membaik.
Evaluasi adalah cara untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah
diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapakan sebelumnya. Dari hasil
evaluasi selama 3 hari perawatan, didapatkan bahwa masalah nyeri akut dan hambatan
mobilitas fisik teratasi, dengan kriteria hasil :pasien mengatakan sedikit nyeri, skala nyeri 3,
pasien dapat berjalan secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan duduk melatih pernafasan
dalam, relaksasi dan distraksi. Untuk selanjutnya pasien pertahankan intervensi manjemen nyeri
dan mobilisasi dini tahap 3 lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather.2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta : EGC.
Bulechek, Gloria M. 2013.Nursing Interventions Classification ( NIC ). Elcevier Inc.
Moorhead Sue, 2013. Nursing Outcome Classification ( NOC ). Elcevier Inc.
1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI AKUT
A. PENGERTIAN
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensialatau yang digambarkan sebagai
kerusakan ( international association for the study of pain); awitan yang tiba – tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda
2015 – 2017).
Secara umum, nyeri akut diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).
B. ETIOLOGI
1. Agens cedera biologis
2. Agens cedera fisik
3. Agens cedera kimiawi
C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak
dapat mengungkapkan.
2. Diaforesis.
3. Dilatasi pupil.
4. Ekspresi wajah nyeri.
5. Fokus menyempit.
6. Fokus pada diri sendiri.
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri.
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri.
9. Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas.
10. Mengekpresikan perilaku.
11. Perilaku distraksi.
12. Perubahan pada parameter fisiologis.
13. Perubahan posisi menghindari nyeri.
14. Perubahan selera makan.
15. Putus asa.
16. Sikap melindungi area nyeri.
17. Sikap melindungi.
D. PATHOFISILOGI DAN PATHWAY
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi
kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan
SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang
tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan
luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan
gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional
dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu
anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat
diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi
saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme
sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik
juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk
batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang
pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola
eliminasi yaitu konstipasi.
(Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)
E. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada dirinya (SC).
2. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan nyeri ibu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
o
Diagnosa
keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1
Nyeri akut b/d
agens cedera fisik
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang dari 4
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
6. Tingkatkan istirahat
7. Latih mobilisasi dini
8. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara
teratur.
10. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap
kali lochea keluar banyak.
11. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NY.A DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
NYERI AKUT POST SC PADA STASE MATERNITAS DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.A
Umur : 13 Desember 1984
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Plumbon 8 /2 Karangsambung
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 09/11/20016
No RM : 308540
Diagnosa Medik : G2 P1A0 PEB
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN.S
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat : Islam
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : PNS
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah luka operasi.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dari IGD pada hari rabu tanggal 09/11/ 2016 jam 07.17 dengan G2P1A0 PEB
riwayat SC 8 tahun yang lalu. HPL tanggal 10/11/ 2016 dan HPHT tanggal 03/2/2016, dengan umur
kehamilan 39+6 minggu, mengeluh kenceng – kenceng teratur, keluar lender dan darah. Gerak janin
masih dirasakan. Djj 135 x/m, TD 160/110 mmHg, N 105 x/mnt dan RR 22 x/mnt, S 36˚C, terpasang
infuse RL 20 ttm + sp mgso4 , nifedipin 10 mg oral dan dilaksanakan SC jam 10.00 tanggal 10/11/
2016.
Pada hari 0 post SC terpasang kateter, tirah baring tidak boleh duduk selama 24 jam, hanya
miring kanan dan kiri setelah 6 – 10 jam, karena pengaruh anestesi, pasien mengeluh nyeri pada luka
operasi, tampak meringis sambil memegangi perut yang ada luka operasinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya, hanya batuk pilek dan beli obat diwarung.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang punya penyakit menular
G. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Menarce : usia 13 tahun
Siklus : 28-30hari, tidak pasti
Lama menstruasi : 6-7 hari
Kualitas darah menstruasi: merah terang sampai coklat
HPHT : 03/2/2016
HPL : 10/11/ 2016
I. RIWAYAT KB
Pasien tidak menggunakan KB.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
N
o Tahun
Tipe
Persalinan Penolong JK BB Lahir
Keadaan
Bayi Waktu
Masalah
Kehamilan
1
2009
SC
Dokter
Laki - laki
3400
gram
Bayi lahir
sehat
Tidak ada
masalah
dalam
kehamilan
Pengalaman menyusui : Pasien menyusui selama 18 bulan.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. Berapa kali periksa saat hamil: selama kehamilan sekarang periksa hamil 1 bulan sekali dan
mendekati ahir kehamila atau 3 bulan terahir periksa kehamilan 2 minggu sekali
2. Masalah kehamilan
Pada kehamilan sekarang tidak ada masalah
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan :
Jenis persalinan dengan SC pada tanggal 10/11/ 2016 jam 10.00 WIB
2. Jenis kelamin bayi :
Jenis kelamin perempuan
Berat 4050 gram, panjang badan 48cm
Dengan apgar score 8 - 9 - 10
Tidak ada kelainan konginetal
3. Perdarahan
Perdarahan selama SC 200 cc
4. Masalah dalam persalinan
Tidak ada masalah dalam proses kelahiran SC
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Setiap sakit selalu berobat ke puskesmas, apabila belum teratasi maka langsung berobat ke rumah
sakit
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum melahirkan Sehari makan 3x dengan lauk sayur dan kadang buah supaya badan dan anak
anak tetap sehat
Saat dikaji setelah SC makan sedikit karena masih merasakan sakit pada daerah operasi sehingga
nafsu makan berkurang
3. Pola Eliminasi
Selama kehamilan pasien BAB 1x/hari, konsistensi lunak warna kuning. Pada kehamilan
trimester I dan III frekuensi BAK ± 10 x/hari, pada pertengahan kehamilan pasien mengatakan
BAK ±5x/hari. Warna urine kekuningan, jernih, tidak pekat, bau khas urine. Jumlah urine perhari
2000-2500 cc.
Saat dikaji pasien mengatakan sudah BAB. Klien terpasang DC No 16. Tanggal pemasangan DC
10/11/2016. Urine tampung 300 cc, warna kuning.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum melahirkan aktivitas ibu adalah mengurusi rumah tangga, memasak, tidak pernah malas
dalam beraktivitas
Setelah di rumah sakit setelah dilakukan SC aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh anestesi,
masih merasakan sakit daerah operasi apabila untuk beraktivitas, skala nyeri 7 tapi aktivitas
makan minum tetap.
5. Pola kognitif perceptual
Pasien tahu tidak bisa partus normal dan tahu tentang prosedur serta penatalaksanaan persalinan
dengan SC.
6. Pola Istirahat-Tidur
Selama kehamilan pasien tidur 8 jam per hari. Pada akhir kehamilan kadang-kadang pasien
terbangun karena merasa panas dan tidurnya tidak nyaman.
Setelah operasi pasien belum tidur karena merasakan nyeri pada luka operasi.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Ibu beranggapan bahwa kelahiran bayinya adalah suatu anugrah baik itu lahir spontan langsung
ataupun dengan SC semua sudah ibu terima dengan ikhlas
8. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan keluarga maupun anak anaknya semua baik baik saja, hubungan dengan
tetangga dan saudara juga baik.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Selama kehamilan hubungan seksual tetap dilakukan demi kewajiban dan tidak pernah ada
masalah karena bisa dibicarakan baik baik dengan suaminya
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Dalam kehidupan sehari apabila ada masalah dengan keluarga dan suaminya selalu dibicarakan
bersama sama sehingga tidak muncul perbedaan pendapat, apabila terjadi stress maka ibu berjalan
jalan untuk mengurangi stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu. Saat dikaji pasien dalam masa nifas, klien
terus berdoa agar cepat sembuh.
N. PEMERIKSAA FISIK
1. Status obstetrik : G2 P1A0 PEB
2. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
BB / TB : 64 kg / 160 cm
Tanda vital
Tekanan darah 138/95mm Hg Nadi : 115 x / menit Suhu 36,2o
C Penafasan 20 x/
menit
3. Kepala Leher
Kepala : mesosepal, rambut bersih.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, mukosa kering.
Telinga : pendengaran baik,tidak ada serumen, lesi dan terlihat bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Dada
- Inspeksi
Gerakan dada kanan dan kiri sama dan simetris, puting susu menonjol dan
kedua payudara seimbang, asi mulai keluar
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Suara perkusi jantung normal atau sonor
- Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
Involusi Uterus
Fundus uterus 2 jari dibawah pusat, kontraksi ada
Kandung kemih
Terisi urin dan keluar normal, sehingga kandung kencing kosong,terpasang kateter
Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan baik, tidak mual, tidak muntah.
Tampak balutan luka operasi tertutup kasa
5. Perineum dan Genital
Vagina
Tidak ada edema, memar, hematom dan ruptur di vagina
Perineum : utuh
Terpasang kateter no 16 dengan urin bag berisi 300 cc.
Tanda REEDA
R : kemerahan tidak
E : bengkak tidak
E : echimosis tidak
D : discharge tidak ada
A : aproximate baik
Kebersihan baik tidak ada tanda reeda
Hemorrhoid : tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema tidak ada
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes permenit
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
8. Keadaan mental
Adaptasi psikologis :
Ibu tetap ceria dan senang dalam persalinan sekarang
Penerimaan terhadap bayi :
Ibu sangat menerima keadaan dan kelahiran bayi sekarang
9. Kemampuan menyusui
Sudah bisa menyusui dengan baik dan air susupun sudah mulai keluar
10. Obat-obatan
- Infus RL 20 tetes per menit
- Injeksi cefriaxon 2 x 1 gram
- Injeksi vitamin C 2 x 500 mg
- Injeksi ketorolak 3 x 30 mg
11. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 09 /11/ 2016 : Hb :12,5 g/dl
Leukosit :17,1 10^3 / ul
Eritrosit :4,8 10^3/ul
Golongan darah :O
Protein urine : Pos (1+)
O. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
10/11/2016
Jam 14.00
DS : ps mengatakan nyeri daerah
luka operasi
DO: terdapat luka operasi di
abdomen,tampak expresi nyeri,
skala nyeri 7
DS: ps mengatakan belum bisa
miring-miring
DO: tampak kesulitan memindah
posisi tidur dari telentang ke miring
post SC dengan spinal analgesi,
belum bisa menekuk kaki
Nyeri akut
Hambatan
mobilitas fisik
Agens cedera
fisik
Efek
analgesia
spinal
P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari, tanggal : Rabu, 10/11/ 2016
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka operasi)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal
Anestesia)
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tujuan dan Hasil yang
diharapkan/Kriteria
Hasil
Intervensi TTD
&
Nama
10/11/16
jam
15.00
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan
miring kiri jika kondisi klien
mulai membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap kali
lochea keluar banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
10/11/16
jam
15.00
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X 24
jam, diharapkan klien
dapat melakukan
pergerakan fisik dengan
kriteria hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur
otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi
dalam program
latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai
keseimbangan saat
duduk
4. Pasien mampu berjalan
secara mandiri
Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada
Post SC
A. Tahap Pertama (Post SC
sampai dengan 10 jam
pertama)
1. Pada 6 jam pertama:
Istirahat tirah baring,
menggerakkan tangan,
lengan, ujung jari kaki dan
memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser
kaki
2. Pada 6-10 jam: miring
kanan miring kiri, latihan
pernafasan
B. Tahap Kedua (Hari ke dua)
1. Latihan duduk selama 5
menit dan tarik nafas dalam
disertai batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah
duduk
C. Tahap Ketiga (Hari ke tiga
sampai hari ke lima)
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur
dan bertahap secara mandiri
R. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tindakan / Implementasi Respon TTD&
Nama
10/11/16
Jam
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan miring
kiri jika kondisi klien mulai
membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 7
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
10/11/16
Jam
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki
Jam
17.00
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Tahap Pertama (Post SC sampai
dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat
tirah baring, menggerakkan
tangan, lengan, ujung jari kaki
dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser kaki
2. Pada 6-10 jam: miring kanan
miring kiri, latihan pernafasan
Pasien tirah baring,
belum mau
menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, tangan, lengan
dan memutar
pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot
betis, menekuk dan
menggeser kaki
Pasien dapat miring
kanan, miring kiri
11/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik relaksasi
distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
10. Pemberian analgesic sesuai advise
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 5
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
11/11/16
Jam
14.00
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Kedua
1. Latihan duduk selama 5 menit dan
tarik nafas dalam disertai batuk-
batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah duduk
Pasien kooperatif
Pasien belum mau
menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk
Pasien belum dapat
duduk dan perlahan
dapat mengulangi
secara mandiri, tidur
setengan duduk
12/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untuk relaksasi distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Pemberian analgesic sesuai advise
Tindakan kolaboratif:
1. IVFD di lepas
2. Katheter di lepas
Pasien menyatakan
sedikit nyeri pada
daerah luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 3
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
12/11/16
Jam
14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Ketiga
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan
bertahap secara mandiri
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, belum mau
menekuk, belum
dapat duduk secara
mandiri, tidur
setengan duduk
Pasien belum dapat
berjalan secara
bertahap
S. EVALUASI
Nama Klien : NY.A
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Perkembangan (SOAP) TTD&
Nama
10/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 7
Pasien tampak mulai miring kiri dan kanan.
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, pasien
tamapak tiduran ditempat tidur. TTV; TD 138/95
mmhg, N 115 x/mnt, S 36,2˚C, RR 20 x/mnt, Infus
RL 20tpm.
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen nyeri, mobilisasi, dini tahap dua.
11/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 5
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
130/80 mmhg, N 80 x/mnt, S 36,5˚ C, R 20 x/mnt,
Infus RL 20tpm
Mobilisasi dini tahap pertama dan kedua: Pasien
belum dapat duduk 5 menit, melatih pernafasan
dalam, relaksasi dan distraksi, belum bisa makan
sambil duduk
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian, hambatan
mobilitas fisik belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap dua.
12/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka
operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 3
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,2˚C, R 20x/mnt
Mobilisasi dini tahap kedua: Pasien belum dapat
berjalan secara bertahap, duduk dibantu, saat
berbaring dan melatih pernafasan dalam, relaksasi
dan distraksi
A: Masalah nyeri akut teratasi , hambatan mobilisasi
belum teratasi.
P: Pertahankan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga.
BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk pasien merupakan salah
satu wujud tanggung jawab perawat terhadap pasien. Pada akhirnya, penerapan proses
keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada pasien.
Hasil pengkajian pada tanggal 10 Nopember 2016 pada pasien nyeri post SC PEB
didapatkan data secara teori: bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk
pasien yang tidak dapat mengungkapkan, diaphoresis, dilatasi pupil, ekspresi wajah nyeri, focus
menyempit, focus pada diri sendiri, keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri,
keluhan tentang karekteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri, laporan
tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas, mengekspresikan perilaku, perilaku distraksi,
perubahan pada parameter fisiologis, perubahan posisi menghindari nyeri, perubahan selera
makan, putus asa, sikap melindungi area nyeri, sikap tubuh melindungi. Dalam pengkajian
penulis menemukan pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, terdapat luka operasi
diabdomen, skala nyeri 7. Pasien mengatakan belum bisa miring – miring, tampak kesulitan
memindah posisi tidur dari telentang kemiring post sc dengan spinal anastesi, belum bisa
menekuk kaki, Terpasang infuse RL 20 tetes/menit,S : 36,20C, N : 115 x/menit, RR : 20x/menit.
TD : 138/95 mmhg. Secara umum antara teori dan gejala pasien sama.
Diagnosa keperawatan pada nyeri akut secara teori didapatkan data: agens cedera biologis,
agens cedera fisik, agens cedera kimiawi. Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut berhubungan
dengan agens cedera fisik dan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan efek analgesia
spinal sesuai dengan gejala yang ada.
Dalam tahap tujuan nyeri akut penulis membuat kriteria hasil dengan indikator:
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90 mmHg RR : 16 – 24 x/mnt N : 80-
100 x mnt T : 36,5o C – 37,5
o C
Sedangkan untuk intervensi menggunakan manajemen nyeri, tahap tujuan hambatan mobilitas
fisik penulis membuat kriteria hasil dengan indicator:
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi dalam program latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Sedangkan untuk intervensi menggunakan mobilisasi dini pasca Caesar.
Implementasi merupakan realisasi dari rencana tindakan atau intervensi yang telah
ditetapkan yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Implementasi dilaksanakan kepasien secara
terus menerus selama 3 hari rawat inap. Implementasi juga dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
diruangan supaya kondisi kesehatan pasien membaik.
Evaluasi adalah cara untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah
diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapakan sebelumnya. Dari hasil
evaluasi selama 3 hari perawatan, didapatkan bahwa masalah nyeri akut dan hambatan mobilitas
fisik teratasi, dengan kriteria hasil :pasien mengatakan sedikit nyeri, skala nyeri 3, pasien
belum dapat berjalan secara bertahap, saat berbaring dan dibantu duduk melatih pernafasan
dalam, relaksasi dan distraksi. Pasien terlihat takut untuk melakukan latihan mobilitas dini post
SC. Untuk selanjutnya pasien pertahankan intervensi manjemen nyeri dan mobilisasi dini tahap
3.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta
: EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather.2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta : EGC.
Bulechek, Gloria M. 2013.Nursing Interventions Classification ( NIC ). Elcevier Inc.
Moorhead Sue, 2013. Nursing Outcome Classification ( NOC ). Elcevier Inc.
1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI AKUT
A. PENGERTIAN
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensialatau yang digambarkan sebagai
kerusakan ( international association for the study of pain); awitan yang tiba – tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda
2015 – 2017).
Secara umum, nyeri akut diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).
B. ETIOLOGI
1. Agens cedera biologis
2. Agens cedera fisik
3. Agens cedera kimiawi
C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak
dapat mengungkapkan.
2. Diaforesis.
3. Dilatasi pupil.
4. Ekspresi wajah nyeri.
5. Fokus menyempit.
6. Fokus pada diri sendiri.
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri.
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri.
9. Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas.
10. Mengekpresikan perilaku.
11. Perilaku distraksi.
12. Perubahan pada parameter fisiologis.
13. Perubahan posisi menghindari nyeri.
14. Perubahan selera makan.
15. Putus asa.
16. Sikap melindungi area nyeri.
17. Sikap melindungi.
D. PATHOFISILOGI DAN PATHWAY
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi
kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan
SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang
tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan
luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan
gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional
dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu
anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat
diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi
saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme
sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik
juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk
batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang
pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola
eliminasi yaitu konstipasi.
(Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)
E. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada dirinya (SC).
2. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan nyeri ibu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
o
Diagnosa
keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1
Nyeri akut b/d
agens cedera fisik
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang dari 4
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
6. Tingkatkan istirahat
7. Latih mobilisasi dini
8. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara
teratur.
10. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap
kali lochea keluar banyak.
11. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NY.R DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
NYERI AKUT POST SC PADA STASE MATERNITAS DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.R
Umur : 8 Februari 1991
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Karangsari ½ Kutowinangun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 6-11-20016
No RM : 328084
Diagnosa Medik : P1A0 Post SC
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN.M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah luka operasi.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dari IGD pada hari minggu tanggal 6/11/ 2016 jam 06.55 dengan umur
kehamilan melebihi perkiraan lahir, dengan G1P0A0 HPL tanggal 4/11/ 2016, dengan umur kehamilan
40+2 minggu, letak janin memanjang punggung kanan, Djj + , presentasi kepala. Pasien kenceng
kenceng masih jarang, TD 120/70 mmHg, N 80 x/mnt dan RR 20 x/mnt, djj +, pembukaan 3,
terpasang infuse RL + oxitosin 20 ttm, jam j 07.00 dilakukan VT pembukaan 4, portio kaku, diberikan
extra dexamethason 1amp dan direncanakan SC tanggal 8/11/ 2016. Akhirnya hari selasa tanggal
8/11/ 2016 j 10.00 Karena gravid post date maka dilakukan SC.
Pada hari 0 post SC terpasang kateter, tirah baring tidak boleh duduk selama 24 jam, hanya
miring kanan dan kiri setelah 6 – 10 jam, karena pengaruh anestesi, pasien mengeluh nyeri pada luka
operasi, tampak meringis sambil memegangi perut yang ada luka operasinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya, hanya batuk pilek dan beli obat diwarung.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang punya penyakit menular
G. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Menarce : usia 14 tahun
Siklus : 28-30hari, tidak pasti
Lama menstruasi : 6-7 hari
Kualitas darah menstruasi: merah terang sampai coklat
HPHT : 29/1/2016
HPL : 4/11/ 2016
I. RIWAYAT KB
Pasien tidak menggunakan KB.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
N
o Tahun
Tipe
Persalinan Penolong JK BB Lahir
Keadaan
Bayi Waktu
Masalah
Kehamilan
1
2016
SC
Dokter
Perempuan
2800
gram
Bayi lahir
sehat
Tidak ada
masalah
dalam
kehamilan
Pengalaman menyusui : Pasien belum pernah menyusui.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. Berapa kali periksa saat hamil: selama kehamilan sekarang periksa hamil 1 bulan sekali dan
mendekati ahir kehamila atau 3 bulan terahir periksa kehamilan 2 minggu sekali
2. Masalah kehamilan
Pada kehamilan sekarang tidak ada masalah
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan :
Jenis persalinan dengan SC pada tanggal 8/11/ 2016 jam 10.00 WIB
2. Jenis kelamin bayi :
Jenis kelamin perempuan
Berat 2800 gram, panjang badan 48cm
Dengan apgar score 8 - 9 - 10
Tidak ada kelainan konginetal
3. Perdarahan
Perdarahan selama SC 250 cc
4. Masalah dalam persalinan
Tidak ada masalah dalam proses kelahiran SC
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Setiap sakit selalu berobat ke puskesmas, apabila belum teratasi maka langsung berobat ke rumah
sakit
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum melahirkan Sehari makan 3x dengan lauk sayur dan kadang buah supaya badan dan anak
anak tetap sehat
Saat dikaji setelah SC makan sedikit karena masih merasakan sakit pada daerah operasi sehingga
nafsu makan berkurang
3. Pola Eliminasi
Selama kehamilan pasien BAB 1x/hari, konsistensi lunak warna kuning. Pada kehamilan
trimester I dan III frekuensi BAK ± 10 x/hari, pada pertengahan kehamilan pasien mengatakan
BAK ±5x/hari. Warna urine kekuningan, jernih, tidak pekat, bau khas urine. Jumlah urine perhari
2000-2500 cc.
Saat dikaji pasien mengatakan belum BAB sejak 2 hari yang lalu. Tidak ada keluhan saat klien
BAB. Klien terpasang DC No 16. Tanggal pemasangan DC 08/11/112016. Urine tampung 50 cc
(8 jam), warna kuning.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum melahirkan aktivitas ibu adalah mengurusi rumah tangga, memasak, merawat anak,
tidak pernah malas dalam beraktivitas
Setelah di rumah sakit setelah dilakukan SC aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh anestesi,
masih merasakan sakit daerah operasi apabila untuk beraktivitas, skala nyeri 7 tapi aktivitas
makan minum tetap.
5. Pola kognitif perceptual
Pasien tahu tidak bisa partus normal dan tahu tentang prosedur serta penatalaksanaan persalinan
dengan SC.
6. Pola Istirahat-Tidur
Selama kehamilan pasien tidur 8 jam per hari. Pada akhir kehamilan kadang-kadang pasien
terbangun karena merasa panas dan tidurnya tidak nyaman.
Setelah operasi pasien belum tidur karena merasakan nyeri pada luka operasi.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Ibu beranggapan bahwa kelahiran bayinya adalah suatu anugrah baik itu lahir spontan langsung
ataupun dengan SC semua sudah ibu terima dengan ikhlas
8. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan keluarga maupun anak anaknya semua baik baik saja, hubungan dengan
tetangga dan saudara juga baik.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Selama kehamilan hubungan seksual tetap dilakukan demi kewajiban dan tidak pernah ada
masalah karena bisa dibicarakan baik baik dengan suaminya
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Dalam kehidupan sehari apabila ada masalah dengan keluarga dan suaminya selalu dibicarakan
bersama sama sehingga tidak muncul perbedaan pendapat, apabila terjadi stress maka ibu berjalan
jalan untuk mengurangi stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu. Saat dikaji pasien dalam masa nifas, klien
terus berdoa agar cepat sembuh.
N. PEMERIKSAA FISIK
1. Status obstetrik : P1A0 Bayi rawat gabung dengan ibu
2. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
BB / TB : 60 kg / 157 cm
Tanda vital
Tekanan darah 115/67mm Hg Nadi : 72 x / menit Suhu 36,4 o C Penafasan 20 x/ menit
3. Kepala Leher
Kepala : mesosepal, rambut bersih.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, mukosa kering.
Telinga : pendengaran baik,tidak ada serumen, lesi dan terlihat bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Dada
- Inspeksi
Gerakan dada kanan dan kiri sama dan simetris, puting susu menonjol dan
kedua payudara seimbang, asi mulai keluar
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Suara perkusi jantung normal atau sonor
- Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
Involusi Uterus
Fundus uterus 2 jari dibawah pusat, kontraksi ada
Kandung kemih
Terisi urin dan keluar normal, sehingga kandung kencing kosong,terpasang kateter
Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan baik, tidak mual, tidak muntah,belum bab 2 hari.
Tampak balutan luka operasi tertutup kasa
5. Perineum dan Genital
Vagina
Tidak ada edema, memar, hematom dan ruptur di vagina
Perineum : utuh
Terpasang kateter no 16 dengan urin bag berisi 200 cc
Tanda REEDA
R : kemerahan tidak
E : bengkak tidak
E : echimosis tidak
D : discharge tidak ada
A : aproximate baik
Kebersihan baik tidak ada tanda reeda
Hemorrhoid : tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema tidak ada
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes permenit
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
8. Keadaan mental
Adaptasi psikologis :
Ibu tetap ceria dan senang dalam persalinan sekarang
Penerimaan terhadap bayi :
Ibu sangat menerima keadaan dan kelahiran bayi sekarang
9. Kemampuan menyusui
Sudah bisa menyusui dengan baik dan air susupun sudah mulai keluar
10. Obat-obatan
- Infus RL 20 tetes per menit
- Injeksi cefriaxon 1 x 2 gram iv
- Injeksi vitamin C 500 mg per 12 jam
- Injeksi ketorolak 30 mg per 8 jam
11. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 6 /11/ 2016 : Hb 12,3 g/dl
Al 8,7 10 3ʌ / ul
Golongan darah A, GDS 73 mg/dl
Tanggal 8 /11/2016 : Hb 12,8 g / dl
Al 17,7 10 3ʌ / u
O. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
8/11/2016
Jam 14.30
DS : ps mengatakan nyeri daerah
luka operasi
DO: terdapat luka operasi di
abdomen,tampak expresi nyeri,
skala nyeri 7
DS: ps mengatakan belum bisa
miring-miring
DO: tampak kesulitan memindah
posisi tidur dari telentang ke miring
post SC dengan spinal analgesi,
belum bisa menekuk kaki
Nyeri akut
Hambatan
mobilitas fisik
Agens cedera
fisik
Efek
analgesia
spinal
P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari, tanggal : Selasa, 8/11/ 2016
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka operasi)
2. Hambatan mobilitas fisik b.d agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal Anestesia)
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.R
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tujuan dan Hasil yang
diharapkan/Kriteria
Hasil
Intervensi TTD
&
Nama
8/11/16
jam
15.00
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan
miring kiri jika kondisi klien
mulai membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap kali
lochea keluar banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
8/11/16
jam
15.00
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X 24
jam, diharapkan klien
dapat melakukan
pergerakan fisik dengan
kriteria hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur
otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi
dalam program
latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai
keseimbangan saat
duduk
4. Pasien mampu berjalan
secara mandiri
Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada
Post SC
A. Tahap Pertama (Post SC
sampai dengan 10 jam
pertama)
1. Pada 6 jam pertama:
Istirahat tirah baring,
menggerakkan tangan,
lengan, ujung jari kaki dan
memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser
kaki
2. Pada 6-10 jam: miring
kanan miring kiri, latihan
pernafasan
B. Tahap Kedua (Hari ke dua)
1. Latihan duduk selama 5
menit dan tarik nafas dalam
disertai batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah
duduk
C. Tahap Ketiga (Hari ke tiga
sampai hari ke lima)
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur
dan bertahap secara mandiri
R. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.R
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tindakan / Implementasi Respon TTD&
Nama
8/11/16
Jam
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan miring
kiri jika kondisi klien mulai
membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 7
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
8/11/16
Jam
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki
Jam
17.00
Tahap Pertama (Post SC sampai
dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat
tirah baring, menggerakkan
tangan, lengan, ujung jari kaki
dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser kaki
2. Pada 6-10 jam: miring kanan
miring kiri, latihan pernafasan
Pasien tirah baring,
menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, tangan, lengan
dan memutar
pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot
betis, menekuk dan
menggeser kaki
Pasien dapat miring
kanan, miring kiri
9/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik relaksasi
distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
10. Pemberian analgesic sesuai advise
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 5
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
9/11/16 Jam
14.00
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Kedua
1. Latihan duduk selama 5 menit dan
tarik nafas dalam disertai batuk-
batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah duduk
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk
Pasien dapat duduk
dan perlahan dapat
mengulangi secara
mandiri, tidur
setengan duduk
10/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untuk relaksasi distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Pemberian analgesic sesuai advise
Tindakan kolaboratif:
1. IVFD di lepas
2. Katheter di lepas
Pasien menyatakan
sedikit nyeri pada
daerah luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 3
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
10/11/16
Jam
14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk,
dapat duduk secara
mandiri, tidur
SC
Tahap Ketiga
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan
bertahap secara mandiri
setengan duduk
Pasien dapat
berjalan secara
bertahap
10/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untukdistraksi relaksasi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
10. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 3
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
10/11/16
Jam
14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Ketiga lanjutan
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan
bertahap secara mandiri
3. Pasien Boleh Pulang
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk,
dapat duduk secara
mandiri, tidur
setengan duduk
Pasien dapat
berjalan secara
mandiri
S. EVALUASI
Nama Klien : NY.R
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Perkembangan (SOAP) TTD&
Nama
8/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 7
Pasien tampak mulai miring kiri dan kanan.
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, pasien
tamapak tiduran ditempat tidur. TTV; TD 120/80
mmhg, N 80 x/mnt, S 37˚C, R 20 x/mnt, Infus RL
20tpm, Hasil cek Lab; Hb 12,8 g/dl, Leuko 17,7
10^3/ul, HM 35 %, Ery 4,3 10^6/ul, Thrombo 143
10^3/ul.
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen nyeri, mobilisasi, dini tahap dua.
9/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 5
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚ C, R 20 x/mnt,
Infus RL 20tpm
Mobilisasi dini tahap pertama dan kedua: Pasien
dapat duduk 5 menit, melatih pernafasan dalam,
relaksasi dan distraksi, bisa makan sambil duduk
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga.
10/11/16 1.2 S: Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka
operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 3
Jam 18.00 O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD 120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚C, R 20x/mnt
Mobilisasi dini tahap ketiga: Pasien dapat berjalan
secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan duduk
melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilisasi teratasi.
P: Pertahankan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga
lanjutan
BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk pasien merupakan
salah satu wujud tanggung jawab perawat terhadap pasien. Pada akhirnya, penerapan
proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada pasien.
Hasil pengkajian pada tanggal 8 Nopember 2016 pada pasien nyeri post SC didapatkan data
secara teori: bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang
tidak dapat mengungkapkan, diaphoresis, dilatasi pupil, ekspresi wajah nyeri, focus menyempit,
focus pada diri sendiri, keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri, keluhan
tentang karekteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri, laporan tentang
perilaku nyeri / perubahan aktivitas, mengekspresikan perilaku, perilaku distraksi, perubahan
pada parameter fisiologis, perubahan posisi menghindari nyeri, perubahan selera makan, putus
asa, sikap melindungi area nyeri, sikap tubuh melindungi. Dalam pengkajian penulis menemukan
pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, terdapat luka operasi diabdomen, skala
nyeri 7. Pasien mengatakan belum bisa miring – miring, tampak kesulitan memindah posisi tidur
dari telentang kemiring post sc dengan spinal anastesi, belum bisa menekuk kaki, Terpasang
infuse RL 20 tetes/menit,S : 36,60C, N : 72 x/menit, RR : 20x/menit. TD : 115/67 mmhg. Secara
umum antara teori dan gejala pasien sama.
Diagnosa keperawatan pada nyeri akut secara teori didapatkan data: agens cedera
biologis, agens cedera fisik, agens cedera kimiawi. Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik dan hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan efek analgesia spinal sesuai dengan gejala yang ada.
Dalam tahap tujuan nyeri akut penulis membuat kriteria hasil dengan indikator:
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90 mmHg RR : 16 – 24 x/mnt
N : 80- 100 x mnt T : 36,5o C – 37,5
o C
Sedangkan untuk intervensi menggunakan manajemen nyeri, tahap tujuan hambatan
mobilitas fisik penulis membuat kriteria hasil dengan indicator:
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi dalam program latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Sedangkan untuk intervensi menggunakan mobilisasi dini pasca Caesar.
Implementasi merupakan realisasi dari rencana tindakan atau intervensi yang
telah ditetapkan yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Implementasi dilaksanakan
kepasien secara terus menerus selama 3 hari rawat inap. Implementasi juga dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan diruangan supaya kondisi kesehatan pasien membaik.
Evaluasi adalah cara untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah
diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapakan sebelumnya. Dari hasil
evaluasi selama 3 hari perawatan, didapatkan bahwa masalah nyeri akut dan hambatan
mobilitas fisik teratasi, dengan kriteria hasil :pasien mengatakan sedikit nyeri, skala nyeri 3,
pasien dapat berjalan secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan duduk melatih pernafasan
dalam, relaksasi dan distraksi. Untuk selanjutnya pasien pertahankan intervensi manjemen nyeri
dan mobilisasi dini tahap 3 lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta :
EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather.2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-
2017. Jakarta : EGC.
Bulechek, Gloria M. 2013.Nursing Interventions Classification ( NIC ). Elcevier Inc.
Moorhead Sue, 2013. Nursing Outcome Classification ( NOC ). Elcevier Inc.
1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
NYERI AKUT
A. PENGERTIAN
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensialatau yang digambarkan sebagai
kerusakan ( international association for the study of pain); awitan yang tiba – tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi (Nanda
2015 – 2017).
Secara umum, nyeri akut diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat
terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan
diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).
B. ETIOLOGI
1. Agens cedera biologis
2. Agens cedera fisik
3. Agens cedera kimiawi
C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak
dapat mengungkapkan.
2. Diaforesis.
3. Dilatasi pupil.
4. Ekspresi wajah nyeri.
5. Fokus menyempit.
6. Fokus pada diri sendiri.
7. Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri.
8. Keluhan tentang karakteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri.
9. Laporan tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas.
10. Mengekpresikan perilaku.
11. Perilaku distraksi.
2
12. Perubahan pada parameter fisiologis.
13. Perubahan posisi menghindari nyeri.
14. Perubahan selera makan.
15. Putus asa.
16. Sikap melindungi area nyeri.
17. Sikap melindungi.
D. PATHOFISILOGI DAN PATHWAY
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi
kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan
SC ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang
tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan
luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan
gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional
dan umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu
anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat
diatasi dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu
sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar.
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan
berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi
saluran pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
3
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme
sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik
juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk
batuk juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang
pipa endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola
eliminasi yaitu konstipasi.
(Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)
4
5
E. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL
1. Ansietas berhubungan dengan perubahan pada dirinya (SC).
2. Ketidakefektifan pemberian asi berhubungan dengan nyeri ibu.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
N
o
Diagnosa
keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1
Nyeri akut b/d
agens cedera fisik
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang dari 4
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri
secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi (PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol
nyeri
6. Tingkatkan istirahat
7. Latih mobilisasi dini
8. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara
teratur.
10. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap
kali lochea keluar banyak.
11. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
6
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NY.M DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA
NYERI AKUT POST SC PADA STASE MATERNITAS DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.M
Umur : 12 Oktober 1993
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Gemeksekti 8/3 Kebumen
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 8-11-20016
No RM : 327626
Diagnosa Medik : G2P1A0 Riwayat SC a/1 CPD
7
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN.S
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah luka operasi.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dari poli kandungan pada hari selasa tanggal 8/11/ 2016 jam 11.30 dengan
G2P1A0 HPL tanggal 19/11/ 2016, dengan umur kehamilan 40+5 minggu, letak janin memanjang
punggung kanan, Djj + , presentasi kepala. Pasien kenceng kenceng masih jarang, TD 110/80 mmHg,
N 86 x/mnt,RR 20 x/mnt dan S 36˚C dan punya riwayat sc, Hb : 7,1 g/dl. Pasien program tranfusi
PRC 3 kolf/ 750 cc. Pasien dilakukan SC tanggal 10/11/2016 jam 10.30 karena hamil aterm dengan
riwayat SC a/1 CPD.
Pada hari 0 post SC terpasang kateter, tirah baring tidak boleh duduk selama 24 jam, hanya
miring kanan dan kiri setelah 6 – 10 jam, karena pengaruh anestesi, pasien mengeluh nyeri pada luka
operasi, tampak meringis sambil memegangi perut yang ada luka operasinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya, hanya batuk pilek dan beli obat diwarung.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang punya penyakit menular
8
G. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
9
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Menarce : usia 13 tahun
Siklus : 28-30hari, tidak pasti
Lama menstruasi : 6-7 hari
Kualitas darah menstruasi: merah terang sampai coklat
HPHT : 12/02/2016
HPL :19/11/2016
I. RIWAYAT KB
Pasien tidak menggunakan KB.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
N
o Tahun
Tipe
Persalinan Penolong JK BB Lahir
Keadaan
Bayi Waktu
Masalah
Kehamilan
1
2
2014
2016
SC
SC
Dokter
Dokter
Perempuan
Laki - laki
3300
gram
3200
gram
Bayi lahir
sehat
Bayi lahir
sehat
Panggul
sempit
Panggul
sempit
Pengalaman menyusui : Pasien menyusui anak pertama sampai umur 2 tahun.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. Berapa kali periksa saat hamil: selama kehamilan sekarang periksa hamil 1 bulan sekali dan
mendekati akhir kehamilan atau 3 bulan terakhir periksa kehamilan 2 minggu sekali
2. Masalah kehamilan
Pada kehamilan sekarang pasien riwayat SC dan panggul sempit.
10
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan :
Jenis persalinan dengan SC pada tanggal 10/11/ 2016 jam 10.30 WIB
2. Jenis kelamin bayi :
Jenis kelamin laki - laki
Berat 3200 gram, panjang badan 48cm
Dengan apgar score 8 - 9 - 10
Tidak ada kelainan konginetal
3. Perdarahan
Perdarahan selama SC 250 cc
4. Masalah dalam persalinan
Tidak ada masalah dalam proses kelahiran SC
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Setiap sakit selalu berobat ke puskesmas, apabila belum teratasi maka langsung berobat ke rumah
sakit
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum melahirkan Sehari makan 3x dengan lauk sayur dan kadang buah supaya badan dan anak
anak tetap sehat
Saat dikaji setelah SC makan sedikit karena masih merasakan sakit pada daerah operasi sehingga
nafsu makan berkurang
3. Pola Eliminasi
Selama kehamilan pasien BAB 1xsehari, konsistensi lunak warna kuning. Pada kehamilan
trimester I dan III frekuensi BAK ± 10 x/hari, pada pertengahan kehamilan pasien mengatakan
BAK ±5x/hari. Warna urine kekuningan, jernih, tidak pekat, bau khas urine. Jumlah urine perhari
1500-2000 cc.
Saat dikaji pasien mengatakan BAB 1x sehari. Klien terpasang DC No 16. Tanggal pemasangan
DC 10/11/112016. Urine tampung 500 cc (8 jam), warna kuning.
11
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum melahirkan aktivitas ibu adalah mengurusi rumah tangga, memasak, merawat anak,
tidak pernah malas dalam beraktivitas
Setelah di rumah sakit setelah dilakukan SC aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh anestesi,
masih merasakan sakit daerah operasi apabila untuk beraktivitas, skala nyeri 7 tapi aktivitas
makan minum tetap.
5. Pola kognitif perceptual
Pasien tahu tidak bisa partus normal karena panggul sempit dan tahu tentang prosedur serta
penatalaksanaan persalinan dengan SC.
6. Pola Istirahat-Tidur
Selama kehamilan pasien tidur 8 jam per hari. Pada akhir kehamilan kadang-kadang pasien
terbangun karena merasa panas dan tidurnya tidak nyaman.
Setelah operasi pasien belum tidur karena merasakan nyeri pada luka operasi.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Ibu beranggapan bahwa kelahiran bayinya adalah suatu anugrah baik itu lahir spontan langsung
ataupun dengan SC semua sudah ibu terima dengan ikhlas
8. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan keluarga maupun anak anaknya semua baik baik saja, hubungan dengan
tetangga dan saudara juga baik.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Selama kehamilan hubungan seksual tetap dilakukan demi kewajiban dan tidak pernah ada
masalah karena bisa dibicarakan baik baik dengan suaminya
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Dalam kehidupan sehari apabila ada masalah dengan keluarga dan suaminya selalu dibicarakan
bersama sama sehingga tidak muncul perbedaan pendapat, apabila terjadi stress maka ibu berjalan
jalan untuk mengurangi stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu. Saat dikaji pasien dalam masa nifas, klien
terus berdoa agar cepat sembuh.
12
N. PEMERIKSAA FISIK
1. Status obstetrik : P2A0 Bayi rawat gabung dengan ibu
2. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
BB / TB : 62 kg / 167 cm
Tanda vital
Tekanan darah 114/84mm Hg Nadi : 88 x / menit Suhu 37,4 o C Penafasan 20 x/ menit
3. Kepala Leher
Kepala : mesosepal, rambut bersih.
Mata : konjungtiva sedikit anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, mukosa kering.
Telinga : pendengaran baik,tidak ada serumen, lesi dan terlihat bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Dada
- Inspeksi
Gerakan dada kanan dan kiri sama dan simetris, puting susu menonjol dan
kedua payudara seimbang, asi mulai keluar
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Suara perkusi jantung normal atau sonor
- Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
Involusi Uterus
Fundus uterus 2 jari dibawah pusat, kontraksi ada
Kandung kemih
Terisi urin dan keluar normal, sehingga kandung kencing kosong,terpasang kateter
Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan baik, tidak mual, tidak muntah,bab 1 hari.
Tampak balutan luka operasi tertutup kasa
13
5. Perineum dan Genital
Vagina
Tidak ada edema, memar, hematom dan ruptur di vagina
Perineum : utuh
Terpasang kateter no 16 dengan urin bag berisi 500 cc
Tanda REEDA
R : kemerahan tidak
E : bengkak tidak
E : echimosis tidak
D : discharge tidak ada
A : aproximate baik
Kebersihan baik tidak ada tanda reeda
Hemorrhoid : tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema tidak ada
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes permenit
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
8. Keadaan mental
Adaptasi psikologis :
Ibu tetap ceria dan senang dalam persalinan sekarang
Penerimaan terhadap bayi :
Ibu sangat menerima keadaan dan kelahiran bayi sekarang
9. Kemampuan menyusui
Sudah bisa menyusui dengan baik dan air susupun sudah mulai keluar
10. Obat-obatan
- Infus RL 20 tetes per menit
- Injeksi cefriaxon 1 x 1 gram
- Injeksi metronidazol 3 x 500 mg
- Injeksi ketorolak 3 x 30 mg
14
11. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 8/11/ 2016 : Hb 7,1 g/dl
Al 9,6 10 3ʌ / ul
Golongan darah o, GDS 106
Tanggal 10 /11/2016 : Hb 11,7 g / dl
Al 15,4 10 3ʌ / u
O. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
10/11/2016
Jam 14.30
DS : ps mengatakan nyeri daerah
luka operasi
DO: terdapat luka operasi di
abdomen,tampak expresi nyeri,
skala nyeri 7
DS: ps mengatakan belum bisa
miring-miring
DO: tampak kesulitan memindah
posisi tidur dari telentang ke miring
post SC dengan spinal analgesi,
belum bisa menekuk kaki
Nyeri akut
Hambatan
mobilitas fisik
Agens cedera
fisik
Efek
analgesia
spinal
P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari, tanggal : Kamis, 10/11/ 2016
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka operasi)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal
Anestesia)
15
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.M
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tujuan dan Hasil yang
diharapkan/Kriteria
Hasil
Intervensi TTD
&
Nama
10/11/16
jam
15.00
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan askep
selama 3 x 24 jam,
diharapkan nyeri
berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan
miring kiri jika kondisi klien
mulai membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap kali
lochea keluar banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
16
10/11/16
jam
15.00
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3X 24
jam, diharapkan klien
dapat melakukan
pergerakan fisik dengan
kriteria hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur
otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi
dalam program
latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai
keseimbangan saat
duduk
4. Pasien mampu berjalan
secara mandiri
Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada
Post SC
A. Tahap Pertama (Post SC
sampai dengan 10 jam
pertama)
1. Pada 6 jam pertama:
Istirahat tirah baring,
menggerakkan tangan,
lengan, ujung jari kaki dan
memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser
kaki
2. Pada 6-10 jam: miring
kanan miring kiri, latihan
pernafasan
B. Tahap Kedua (Hari ke dua)
1. Latihan duduk selama 5
menit dan tarik nafas dalam
disertai batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah
duduk
C. Tahap Ketiga (Hari ke tiga
sampai hari ke lima)
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur
dan bertahap secara mandiri
17
R. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.M
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Tindakan / Implementasi Respon TTD&
Nama
10/11/16
Jam
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan miring
kiri jika kondisi klien mulai
membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 7
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
10/11/16
Jam
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki
18
Jam
17.00
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post SC
Tahap Pertama (Post SC sampai
dengan 10 jam pertama)
1. Pada 6 jam pertama: Istirahat
tirah baring, menggerakkan
tangan, lengan, ujung jari kaki
dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser kaki
2. Pada 6-10 jam: miring kanan
miring kiri, latihan pernafasan
Pasien tirah baring,
menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, tangan, lengan
dan memutar
pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot
betis, menekuk dan
menggeser kaki
Pasien dapat miring
kanan, miring kiri
11/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik relaksasi
distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Jelaskan pada ibu tentang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
10. Pemberian analgesic sesuai advise
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 5
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
19
11/11/16
Jam
14.00
16.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Kedua
1. Latihan duduk selama 5 menit dan
tarik nafas dalam disertai batuk-
batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah duduk
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk
Pasien dapat duduk
dan perlahan dapat
mengulangi secara
mandiri, tidur
setengan duduk
12/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untuk relaksasi distraksi
5. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan istirahat
7. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
8. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
9. Pemberian analgesic sesuai advise
Tindakan kolaboratif:
1. IVFD di lepas
2. Katheter di lepas
Pasien menyatakan
sedikit nyeri pada
daerah luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 3
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
12/11/16
Jam
14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk,
dapat duduk secara
20
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Ketiga
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan
bertahap secara mandiri
mandiri, tidur
setengan duduk
Pasien dapat
berjalan secara
bertahap
13/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Anjurkan untukdistraksi relaksasi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Kaji kontraksi uterus, proses involusi
uteri.
9. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
10. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat perineum dan mengganti
PAD secara teratur setiap 3 kali
sehari atau setiap kali lochea keluar
banyak.
Pasien menyatakan
nyeri pada daerah
luka operasi
Pasien tampak
menahan nyeri
Skala nyeri 3
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
Pasien kooperatif
13/11/16
Jam
14.00
2 Mobilisasi Dini Pasca Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada Post
SC
Tahap Ketiga lanjutan
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan
bertahap secara mandiri
3. Pasien Boleh Pulang
Pasien kooperatif
Pasien menggerakan
tungkai dan jari-jari
kaki, menekuk,
dapat duduk secara
mandiri, tidur
setengan duduk
Pasien dapat
berjalan secara
mandiri
21
S. EVALUASI
Nama Klien : NY.M
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Perkembangan (SOAP) TTD&
Nama
10/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 7
Pasien tampak mulai miring kiri dan kanan.
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, pasien
tamapak tiduran ditempat tidur. TTV; TD 114/84
mmhg, N 88 x/mnt, S 37,4˚C, R 20 x/mnt.
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik belum
teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen nyeri, mobilisasi, dini tahap dua.
11/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka operasi,
tampak menahan nyeri, Skala nyeri 5
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚ C, R 20 x/mnt.
Mobilisasi dini tahap pertama dan kedua: Pasien
dapat duduk 5 menit, melatih pernafasan dalam,
relaksasi dan distraksi, bisa makan sambil duduk
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas fisik teratasi
sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga.
22
12/11/16
Jam 18.00
1.2 S: Pasien menyatakan sedikit nyeri pada daerah luka
operasi, tampak menahan nyeri, Skala nyeri 3
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri, TTV; TD
120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S 36,5˚C, R 20x/mnt
Mobilisasi dini tahap ketiga: Pasien dapat berjalan
secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan duduk
melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilisasi teratasi.
P: Pertahankan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap tiga
lanjutan
23
BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk pasien merupakan
salah satu wujud tanggung jawab perawat terhadap pasien. Pada akhirnya, penerapan
proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada pasien.
Hasil pengkajian pada tanggal 10 Nopember 2016 pada pasien nyeri post SC didapatkan
data secara teori: bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien
yang tidak dapat mengungkapkan, diaphoresis, dilatasi pupil, ekspresi wajah nyeri, focus
menyempit, focus pada diri sendiri, keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri,
keluhan tentang karekteristik nyeri dengan menggunakan standar instrument nyeri, laporan
tentang perilaku nyeri / perubahan aktivitas, mengekspresikan perilaku, perilaku distraksi,
perubahan pada parameter fisiologis, perubahan posisi menghindari nyeri, perubahan selera
makan, putus asa, sikap melindungi area nyeri, sikap tubuh melindungi. Dalam pengkajian
penulis menemukan pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, terdapat luka operasi
diabdomen, skala nyeri 7. Pasien mengatakan belum bisa miring – miring, tampak kesulitan
memindah posisi tidur dari telentang kemiring post sc dengan spinal anastesi, belum bisa
menekuk kaki, Terpasang infuse RL 20 tetes/menit,S : 37,40C, N : 88 x/menit, RR : 20x/menit.
TD : 114/84 mmhg. Secara umum antara teori dan gejala pasien sama.
Diagnosa keperawatan pada nyeri akut secara teori didapatkan data: agens cedera
biologis, agens cedera fisik, agens cedera kimiawi. Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik dan hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan efek analgesia spinal sesuai dengan gejala yang ada.
Dalam tahap tujuan nyeri akut penulis membuat kriteria hasil dengan indikator:
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
24
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90 mmHg RR : 16 – 24 x/mnt
N : 80- 100 x mnt T : 36,5o C – 37,5
o C
Sedangkan untuk intervensi menggunakan manajemen nyeri, tahap tujuan hambatan
mobilitas fisik penulis membuat kriteria hasil dengan indicator:
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi dalam program latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Sedangkan untuk intervensi menggunakan mobilisasi dini pasca Caesar.
Implementasi merupakan realisasi dari rencana tindakan atau intervensi yang
telah ditetapkan yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Implementasi dilaksanakan
kepasien secara terus menerus selama 3 hari rawat inap. Implementasi juga dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan diruangan supaya kondisi kesehatan pasien membaik.
Evaluasi adalah cara untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah
diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapakan sebelumnya. Dari hasil
evaluasi selama 3 hari perawatan, didapatkan bahwa masalah nyeri akut dan hambatan mobilitas
fisik teratasi, dengan kriteria hasil :pasien mengatakan sedikit nyeri, skala nyeri 3, pasien dapat
berjalan secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan duduk melatih pernafasan dalam, relaksasi
dan distraksi. Untuk selanjutnya pasien pertahankan intervensi manjemen nyeri dan mobilisasi
dini tahap 3 lanjutan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta :
Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta
: EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather.2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta : EGC.
Bulechek, Gloria M. 2013.Nursing Interventions Classification ( NIC ). Elcevier Inc.
Moorhead Sue, 2013. Nursing Outcome Classification ( NOC ). Elcevier Inc.
26
27
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
MASALAH KEPERAWATAN NYERI
Masalah Keperawatan Utama
Nyeri Akut
Definisi : Pengalaman sensori serta emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat
adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan dalam
istilah seperti kerusakan (International Association for the Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari
enam bulan.
Faktor yang berhubungan :
Agens-agens yang menyebabkan cedera (misalnya : biologis, kimia, fisik dan psikologis)
Masalah Keperawatan Lain
Nyeri kronis
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan meningkat, akibat
adanya kerusakan jaringan yang aktual, potensial atau digambarkan dalam
istilah seperti kerusakan (International Association for the Study of Pain);
awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan
akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih dari
enam bulan.
Faktor yang berhubungan :
Ketidakmampuan fisik-psikososial kronis (misalnya : kanker metastasis, cedera neurologis,
dan arthritis).
TINJAUAN TEORI NYERI
1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori dengan emosi yang tidak menyenangkan dan
meningkat akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, digambarkan
dalam istilah seperti kerusakan (International Association For the Study of Pain) yang
diperlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan (NIC NOC, 2006).
Nyeri adalah keadaan dimana individu mengalami dan melaporkan berkaitan
dengan sensasi yang tidak menyenangkan (Carpenito, 2000 ;44).
Nyeri adalah sensasi subyektif, rasa tidak nyaman yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan aktual / potensial (Cowin, 2000 ;200).
2. Fisiologi Nyeri
Nyeri merupakan campuran fisik, emosi dan perilaku. Cara yang paling tepat
untuk memahami pengalaman nyeri yaitu :
1. Resepsi adalah proses perjalanan nyeri.
2. Persepsi adalah kesadaran seseorang terhadap nyeri.
3. Reaksi adalah respon fisiologis dan perilaku setelah mempersepsikan nyeri.
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer
medulalla spinalis sampai kemasa berwarna abu-abu di medulla spinalis
pesan nyeri berinteraksi dengan sel-sel inhibitor mencegah stimulus nyeri sehingga tidak
mencapai otak atau ditransmisikan tanpa hambatan kekorteks serebral otak
mempresentasikan kualitas nyeri memproses informasi tentang pengalaman nyeri dan
pengetahuan yang lalu serta asosiasi kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri (Mc.
Nair, 1999).
Ada beberapa faktor pengganggu proses persepsi nyeri yaitu :
1. Trauma.
2. Obat-obatan.
3. Pertumbuhan tumor.
4. Gangguan metabolik ( penyakit diabetes millitus).
3. Pathway Nyeri
Stimulus (mekanik, termal, kimia)
Pengeluaran (Histamine, bradikinine, kalium)
Nosiseptor
Impuls Syaraf
Serabut Syaraf Perifer
Kornu Dorsalis
Medulla Spinalis
Neurotransmiter ( Substansi P)
Pusat Syaraf di Otak
Respon Reflek Protektif
4. Klasifikasi Nyeri
a. Nyeri Akut (kurang dari 6 bulan)
Nyeri yang terjadi segerah setelah tubuh terkena cidera atau intervensi bedah dan
memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas bervariasi dari berat sampai ringan.
Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi peringatan akan adanya cidera atau penyakit
yang akan datang. Nyeri ini terkadang bisa hilang sendiri tanpa adanya intervensi medis,
setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Apabila nyeri akut ini muncul, biasanya
tenaga kesehatan sangat agresif untuk segera menghilangkan nyeri. Nyeri akut secara
serius mengancam proses penyembuhan klien, untuk itu harus menjadi prioritas
perawatan dengan nyeri akut yang tidak terkontrol.
b. Nyeri Kronik (lebih dari 6 bulan)
Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermittenyang menetap sepanjang suatu
periode tertentu, berlangsung lama, intensitas bervariasi dan biasanya berlangsung lebih
dari 6 bulan. Nyeri ini disebabkan oleh kanker yang tidak terkontrol karena pengobatan
kanker tersebut atau karena gangguan progresif lain. Nyeri ini bisa berlangsung terus
sampai kematian. Pada nyeri kroniktenaga kesehatan tidak seagresif pada nyeri akut.
Klien yang mengalami nyeri kronik akan mengalami periode remisi (gejala hilang
sebagian atau keseluruhan) dan eksaserbasi (keparahan meningkat) nyeri ini biasanya
tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya.
Nyeri ini merupakan penyebab utama ketidakmampuan fisik dan psikologis. Sifat nyeri
kronik yang tidak dapat diprediksi membuat klien menjadi frustasi dan sering kali
mengarah pada depresi psikologis. Individu yang mengalami nyeri kronik akan timbul
perasaan yang tidak aman, karena ia tidak pernah tahu apa yang akan dirasakannya dari
hari kehari.
Respon fisiologis terhadap nyeri
a. Stimulasi simpatik (nyeri ringan, moderat dan superficial). Dilatasi saluran bronkhial
dan peningkatan respirasi rate, peningkatan heart rate, vasokontriksi perifer,
peningkatan gula darah, diaphoresis, peningkatan kekuatan otot, dilatasi pupil,
penurunan mobilitas gastrointestinal.
b. Stimulus parasimpatik (nyeri berat dan dalam), muka pucat, otot mengeras,
penurunan HR, nafas cepat dan irreguler, nausea dan vomitus, kelelahan dan keletihan.
Respon tingkah laku terhadap nyeri.
a. Pernyataan verbal (mengadu , menangis, sesak nafas, mendengkur)
b. Ekspresi wajah (meringis, menggelutukkan gigi, menggigit bibir)
c. Gerakan tubuh (gelisah, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari dan tangan)
d. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (menghindari percakapan, menghindari kontak
sosial, penurunan rentang perhatian, fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri)
e. Individu yang mengalami nyeri dengan awitan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda
terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri
dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau
menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat pasien dapat tampak rileks dan
terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap
nyeri.
5. Etiologi
Agens-agens yang menyebabkan cidera (misalnya: biologis, kimia, fisik dan
psikologis)
Stimulasi kimia (histamin, bradikirun, prostaglandin, bermacam-macam asam)
Pembengkakan jaringan
Spasme otot
Kehamilan
Keletihan
Kanker
6. Manifestasi klinis atau tanda dan gajala
Obyektif
1. Posisi menghindari nyeri
2. Gerakan menghindari nyeri
3. Pucat
4. Perubahan nafsu makan
5. Perilaku ekspresif (misalnya: kegelisahan, merintih, menangis, kewaspadaan
berlebih, peka terhadap rangsang dan menarik nafas panjang)
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Gangguan tidur
Subyektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan dengan isyarat.
Batasan karakteristik :
Laporan secara verbal atau non verbal
Fakta dari observasi
Posisi antalgic untuk menghindari nyeri
Gerakan melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan
interaksi dengan orang dan lingkungan)
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas,
aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi
dan dilatasi pupil)
Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Faktor yang berhubungan :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis)
NOC :
Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Kriteria Hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
NIC :
Pain Management
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih
dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NY.F DENGAN MASALAH KEPERAWAT UTAMA
NYERI AKUT POST SC PADA STASE MATERNITAS DI RUANG BUGENVIL
RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama : NY.F
Umur : 26 April 1990
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sarwogadung 2/2 mirit
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk RS : 7-11-20016
No RM : 876024
Diagnosa Medik : G2P1A0 Riwayat SC a/1 hydrocephalus
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : TN.B
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : laki laki
Alamat : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
C. KELUHAN UTAMA
Nyeri daerah luka operasi.
D. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Pasien datang dari poli kandungan pada hari selasa tanggal 7/11/ 2016 jam 11.00
dengan G2P1A0 HPL tanggal 22/11/ 2016, dengan umur kehamilan 37+6 minggu, letak janin
memanjang punggung kanan, Djj + , presentasi kepala. Pasien TD 114/56 mmHg, N 80
x/mnt,RR 24 x/mnt dan S 36,7˚C dan punya riwayat sc. Pasien dilakukan SC tanggal
8/11/2016 jam 10.00 karena hamil aterm dengan riwayat SC a/1 hydrocephalus.
Pada hari 0 post SC terpasang kateter, tirah baring tidak boleh duduk selama 24
jam, hanya miring kanan dan kiri setelah 6 – 10 jam, karena pengaruh anestesi, pasien
mengeluh nyeri pada luka operasi, tampak meringis sambil memegangi perut yang ada luka
operasinya.
E. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien tidak pernah sakit parah sebelumnya, hanya batuk pilek dan beli obat diwarung.
F. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Tidak ada anggota keluarga yang punya penyakit menular
G. GENOGRAM
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Pasien
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
H. RIWAYAT GINEKOLOGI
Menarce : usia 14 tahun
Siklus : 28-30hari, tidak pasti
Lama menstruasi : 6-7 hari
Kualitas darah menstruasi: merah terang sampai coklat
HPHT : 15/02/2016
HPL :22/11/2016
I. RIWAYAT KB
Pasien tidak menggunakan KB.
J. RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN YANG LALU
No Tahun Tipe
Persalinan
Penolong JK BB
Lahir
Keadaan
Bayi
Masalah
Kehamilan
1
2
2014
2016
SC
SC
Dokter
Dokter
Perempuan
Laki - laki
3300
gram
3800
gram
Bayi
lahir
sehat
Bayi
lahir
sehat
Hydrocephalus
Hydrocephalus
Pengalaman menyusui : Pasien menyusui anak pertama sampai umur 2 tahun.
K. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI
1. Berapa kali periksa saat hamil: selama kehamilan sekarang periksa hamil 1 bulan sekali
dan mendekati akhir kehamilan atau 3 bulan terakhir periksa kehamilan 2 minggu sekali
2. Masalah kehamilan
Pada kehamilan sekarang pasien riwayat SC dan hydrocephalus. Pada kehamilan umur
5 bulan, pasien pernah kll, dirawat dirs dan mendapat jahitan dikepala dan kaki.
L. RIWAYAT PERSALINAN
1. Jenis persalinan :
Jenis persalinan dengan SC pada tanggal 8/11/ 2016 jam 10.00 WIB
2. Jenis kelamin bayi :
Jenis kelamin laki - laki
Berat 3800 gram, panjang badan 50cm
Dengan apgar score 7 - 8 - 10
Bayi dengan hydrocephalus
3. Perdarahan
Perdarahan selama SC 250 cc
4. Masalah dalam persalinan
Tidak ada masalah dalam proses kelahiran SC
M. POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Setiap sakit selalu berobat ke puskesmas, apabila belum teratasi maka langsung berobat ke rumah
sakit
2. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum melahirkan Sehari makan 3x dengan lauk sayur dan kadang buah supaya badan dan anak
anak tetap sehat
Saat dikaji setelah SC makan sedikit karena masih merasakan sakit pada daerah operasi sehingga
nafsu makan berkurang
3. Pola Eliminasi
Selama kehamilan pasien BAB 1xsehari, konsistensi lunak warna kuning. Pada
kehamilan trimester I dan III frekuensi BAK ± 10 x/hari, pada pertengahan kehamilan
pasien mengatakan BAK ±5x/hari. Warna urine kekuningan, jernih, tidak pekat, bau khas
urine. Jumlah urine perhari 1500-2000 cc.
Saat dikaji pasien mengatakan BAB 1x sehari. Klien terpasang DC No 16. Tanggal
pemasangan DC 8/11/112016. Urine tampung 500 cc (8 jam), warna kuning.
4. Pola Latihan-Aktivitas
Sebelum melahirkan aktivitas ibu adalah mengurusi rumah tangga, memasak, merawat anak,
tidak pernah malas dalam beraktivitas
Setelah di rumah sakit setelah dilakukan SC aktivitas sedikit terganggu karena pengaruh anestesi,
masih merasakan sakit daerah operasi apabila untuk beraktivitas, skala nyeri 7 tapi aktivitas
makan minum tetap.
5. Pola kognitif perceptual
Pasien tahu tidak bisa partus normal karena panggul sempit dan tahu tentang prosedur serta
penatalaksanaan persalinan dengan SC.
6. Pola Istirahat-Tidur
Selama kehamilan pasien tidur 8 jam per hari. Pada akhir kehamilan kadang-kadang pasien
terbangun karena merasa panas dan tidurnya tidak nyaman.
Setelah operasi pasien belum tidur karena merasakan nyeri pada luka operasi.
7. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Ibu beranggapan bahwa kelahiran bayinya adalah suatu anugrah baik itu lahir spontan langsung
ataupun dengan SC semua sudah ibu terima dengan ikhlas
8. Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan keluarga maupun anak anaknya semua baik baik saja, hubungan dengan
tetangga dan saudara juga baik.
9. Pola Reproduksi/Seksual
Selama kehamilan hubungan seksual tetap dilakukan demi kewajiban dan tidak pernah ada
masalah karena bisa dibicarakan baik baik dengan suaminya
10. Pola Pertahanan Diri (Coping-Toleransi Stres )
Dalam kehidupan sehari apabila ada masalah dengan keluarga dan suaminya selalu dibicarakan
bersama sama sehingga tidak muncul perbedaan pendapat, apabila terjadi stress maka ibu berjalan
jalan untuk mengurangi stress
11. Pola Keyakinan Dan Nilai
Pasien beragama islam, melaksanakan sholat 5 waktu. Saat dikaji pasien dalam masa nifas, klien
terus berdoa agar cepat sembuh.
N. PEMERIKSAA FISIK
1. Status obstetrik : P2A0 Bayi rawat gabung dengan ibu
2. Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
BB / TB : 61 kg / 165 cm
Tanda vital
Tekanan darah 114/56 mm Hg Nadi : 80 x/menit Suhu 36,7oC Penafasan 24 x/ menit
3. Kepala Leher
Kepala : mesosepal, rambut bersih.
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik.
Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret.
Mulut : bersih, tidak ada sariawan, mukosa kering.
Telinga : pendengaran baik,tidak ada serumen, lesi dan terlihat bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
4. Dada
- Inspeksi
Gerakan dada kanan dan kiri sama dan simetris, puting susu menonjol dan
kedua payudara seimbang, asi mulai keluar
- Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi
Suara perkusi jantung normal atau sonor
- Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan
5. Abdomen
Involusi Uterus
Fundus uterus 2 jari dibawah pusat, kontraksi ada
Kandung kemih
Terisi urin dan keluar normal, sehingga kandung kencing kosong,terpasang kateter
Fungsi pencernaan
Fungsi pencernaan baik, tidak mual, tidak muntah,bab 1 hari.
Tampak balutan luka operasi tertutup kasa
6. Perineum dan Genital
Vagina,tidak ada edema, memar, hematom dan ruptur di vagina
Perineum : utuh,terpasang kateter no 16 dengan urin bag berisi 500 cc
Tanda REEDA, R : kemerahan tidak
E : bengkak tidak
E : echimosis tidak
D : discharge tidak ada
A : aproximate baik
Kebersihan baik tidak ada tanda reeda
Hemorrhoid : tidak ada hemoroid
7. Ekstremitas
Ekstremitas atas : edema tidak ada
Tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes permenit
Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda Homan : -
8. Keadaan mental
Adaptasi psikologis :
Ibu tetap ceria dan senang dalam persalinan sekarang
Penerimaan terhadap bayi :
Ibu sangat menerima keadaan dan kelahiran bayi sekarang
9. Kemampuan menyusui
Sudah bisa menyusui dengan baik dan air susupun sudah mulai keluar
10. Obat-obatan
- Infus RL 20 tetes per menit
- Injeksi cefriaxon 1 x 1 gram
- Injeksi metronidazol 3 x 500 mg
- Injeksi ketorolak 3 x 30 mg
11. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 8/11/ 2016 : Hb 11,0 g/dl
Al 16,8 10 3ʌ / ul
Golongan darah o, GDS 110
O. ANALISA DATA
TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI
8/11/2016
Jam 14.30
DS : ps
mengatakan
nyeri daerah
luka operasi
DO: terdapat
luka operasi di
abdomen,tampak
expresi nyeri,
skala nyeri 7
DS: ps
mengatakan
belum bisa
miring-miring
DO: tampak
kesulitan
memindah posisi
tidur dari
telentang ke
miring post SC
dengan spinal
analgesi, belum
bisa menekuk
kaki
Nyeri akut
Hambatan
mobilitas
fisik
Agens
cedera fisik
Efek
analgesia
spinal
P. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hari, tanggal : Selasa, 8/11/ 2016
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (luka operasi)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaceutikal (Efek Obat Spinal
Anestesia)
Q. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.F
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam N
o
.
D
P
Tujuan dan Hasil yang
diharapkan/Krite
ria Hasil
Intervensi TTD
&
Nama
8/11/1
6 jam
15.00
NOC : Pain Level,
Pain control,
Comfort level
Setelah dilakukan
askep selama 3 x
24 jam, diharapkan
nyeri berkurang
Kriteria Hasil : 1. Mampu mengontrol
nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu
menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri,
mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan
menggunakan
manajemen nyeri
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri
berkurang
5. Tanda vital dalam
rentang normal TD :
120-140 /80 – 90
mmHg RR : 16 – 24
x/mnt N : 80- 100 x
mnt T : 36,5o C –
37,5 o C
Pain Management
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
4. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
5. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
6. Motivasi untuk meningkatkan
asupan nutrisi yang bergizi.
7. Tingkatkan istirahat
8. Latih mobilisasi miring kanan
miring kiri jika kondisi klien
mulai membaik
9. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
10. Anjurkan dan latih pasien cara
merawat payudara secara teratur.
11. Jelaskan pada ibu tetang teknik
merawat luka perineum dan
mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap kali
lochea keluar banyak.
12. Kolaborasi dokter tentang
pemberian analgesik
10/11/
16 jam
15.00
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama 3X 24 jam,
diharapkan klien
dapat melakukan
pergerakan fisik
dengan kriteria
hasil :
1. Tidak terjadi kontraktur
otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi
dalam program
latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai
keseimbangan saat
duduk
4. Pasien mampu berjalan
secara mandiri
Mobilisasi Dini Pasca
Caesar
1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi Dini pada
Post SC
A. Tahap Pertama (Post SC
sampai dengan 10 jam
pertama)
1. Pada 6 jam pertama:
Istirahat tirah baring,
menggerakkan tangan,
lengan, ujung jari kaki dan
memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit,
menegangkan otot betis,
menekuk dan menggeser
kaki
2. Pada 6-10 jam: miring
kanan miring kiri, latihan
pernafasan
B. Tahap Kedua (Hari ke dua)
1. Latihan duduk selama 5
menit dan tarik nafas dalam
disertai batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah
duduk
C. Tahap Ketiga (Hari ke tiga
sampai hari ke lima)
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur
dan bertahap secara mandiri
R. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Klien : NY.F
Ruang : Bogenvil
Tgl/Ja
m
No.
DP
Tindakan /
Implementasi
Respon TTD&
Nama
8/11/16
Jam
16.00
1 Pain
Management
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
4. Ajarkan tentang
teknik non
farmakologi
5. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
6. Motivasi untuk
meningkatkan
asupan nutrisi
yang bergizi.
7. Tingkatkan
istirahat
8. Latih mobilisasi
miring kanan
miring kiri jika
kondisi klien
mulai membaik
Pasien
menyatakan
nyeri pada
daerah luka
operasi
Pasien
tampak
menahan
nyeri
Skala nyeri 7
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
9. Kaji kontraksi uterus, proses
involusi uteri.
10. Anjurkan dan
latih pasien cara
merawat
payudara secara
teratur.
11. Jelaskan pada
ibu tetang teknik
merawat
perineum dan
mengganti PAD
secara teratur
setiap 3 kali
sehari atau setiap
kali lochea
keluar banyak.
12. Kolaborasi
dokter tentang
pemberian
analgesik
Pasien kooperatif
8/11/16
Jam
16.00
Jam
17.00
2 Mobilisasi
Dini Pasca
Caesar
1. Melakukan
rentang gerak
pasif
2. Mengajarkan
rentang gerak
aktif
3. Mengajarkan
rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi
Dini pada Post SC
Tahap Pertama
(Post SC sampai
dengan 10 jam
pertama)
1. Pada 6 jam
pertama:
Istirahat tirah
baring,
Pasien
kooperatif
Pasien
menggerakan
tungkai dan
jari-jari kaki
Pasien tirah
baring,
menggerakan
tungkai dan
jari-jari kaki,
tangan,
lengan dan
memutar
pergelangan
kaki,
mengangkat
tumit,
menegangkan
menggerakkan tangan,
lengan, ujung
jari kaki dan
memutar
pergelangan
kaki,
mengangkat
tumit,
menegangkan
otot betis,
menekuk dan
menggeser
kaki
2. Pada 6-10
jam: miring
kanan miring
kiri, latihan
pernafasan
otot betis, menekuk dan
menggeser
kaki
Pasien dapat
miring
kanan,
miring kiri
9/11/16
Jam
14.00
16.00
1 Pain
Management
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
4. Ajarkan tentang
teknik relaksasi
distraksi
5. Motivasi untuk
meningkatkan
Pasien
menyatakan
nyeri pada
daerah luka
operasi
Pasien
tampak
menahan
nyeri
Skala nyeri 5
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
asupan nutrisi yang bergizi.
6. Tingkatkan
istirahat
7. Kaji kontraksi
uterus, proses
involusi uteri.
8. Anjurkan dan
latih pasien cara
merawat
payudara secara
teratur.
9. Jelaskan pada
ibu tentang
teknik merawat
perineum dan
mengganti PAD
secara teratur
setiap 3 kali
sehari atau setiap
kali lochea
keluar banyak.
10. Pemberian
analgesic sesuai
advise
Pasien kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
9/11/16
Jam
14.00
16.00
2 Mobilisasi
Dini Pasca
Caesar
1. Melakukan
rentang gerak
pasif
2. Mengajarkan
rentang gerak
aktif
3. Mengajarkan
rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi
Dini pada Post SC
Tahap Kedua
1. Latihan duduk
selama 5 menit
dan tarik nafas
dalam disertai
batuk-batuk kecil
Pasien
kooperatif
Pasien
menggerakan
tungkai dan
jari-jari kaki,
menekuk
Pasien dapat
duduk dan
perlahan
dapat
mengulangi
secara
mandiri, tidur
setengan
duduk
2. Atur posisi tidur setengah duduk
10/11/16 Jam
14.00
16.00
1 Pain
Management
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
pasien
4. Anjurkan untuk
relaksasi distraksi
5. Motivasi untuk
meningkatkan
asupan nutrisi
yang bergizi.
6. Tingkatkan
istirahat
7. Kaji kontraksi
uterus, proses
involusi uteri.
8. Anjurkan dan latih
pasien cara
merawat payudara
secara teratur.
9. Pemberian
analgesic sesuai
advise
Tindakan
kolaboratif:
Pasien menyatakan
sedikit nyeri
pada daerah
luka operasi
Pasien
tampak
menahan
nyeri
Skala nyeri 3
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
1. IVFD di lepas
2. Katheter di
lepas
10/11/16 Jam
14.00
2 Mobilisasi
Dini Pasca
Caesar
1. Melakukan
rentang gerak
pasif
2. Mengajarkan
rentang gerak
aktif
3. Mengajarkan
rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi
Dini pada Post SC
Tahap Ketiga
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara
teratur dan
bertahap secara
mandiri
Pasien kooperatif
Pasien
menggerakan
tungkai dan
jari-jari kaki,
menekuk,
dapat duduk
secara
mandiri, tidur
setengan
duduk
Pasien dapat
berjalan
secara
bertahap
11/11/1
6 Jam
14.00
16.00
1 Pain
Management
1. Lakukan
pengkajian nyeri
secara
komprehensif
termasuk lokasi,
karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor
presipitasi
(PQRST)
2. Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik
komunikasi
terapeutik untuk
mengetahui
pengalaman nyeri
Pasien
menyatakan
nyeri pada
daerah luka
operasi
Pasien
tampak
menahan
nyeri
Skala nyeri 3
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
pasien
4. Anjurkan
untukdistraksi
relaksasi
5. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
6. Motivasi untuk
meningkatkan
asupan nutrisi
yang bergizi.
7. Tingkatkan
istirahat
8. Kaji kontraksi
uterus, proses
involusi uteri.
9. Anjurkan dan latih
pasien cara
merawat payudara
secara teratur.
10. Jelaskan pada
ibu tetang teknik
merawat
perineum dan
mengganti PAD
secara teratur
setiap 3 kali
sehari atau setiap
kali lochea
keluar banyak.
Pasien kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
Pasien
kooperatif
11/11/1
6 Jam
14.00
2 Mobilisasi
Dini Pasca
Caesar
1. Melakukan
rentang gerak
pasif
2. Mengajarkan
rentang gerak
aktif
3. Mengajarkan
rentang gerak
fungsional
Tahapan Mobilisasi
Dini pada Post SC
Tahap Ketiga
Pasien
kooperatif
Pasien
menggerakan
tungkai dan
jari-jari kaki,
menekuk,
dapat duduk
secara
mandiri, tidur
setengan
duduk
Pasien dapat
lanjutan
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara
teratur dan
bertahap secara
mandiri
3. Pasien Boleh
Pulang
berjalan secara
mandiri
S. EVALUASI
Nama Klien : NY.F
Ruang : Bogenvil
Tgl/Jam No.
DP
Perkembangan (SOAP) TTD&
Nama
8/11/16
Jam
18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka
operasi, tampak menahan nyeri, Skala
nyeri 7
Pasien tampak mulai miring kiri dan
kanan.
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri,
pasien tamapak tiduran ditempat tidur.
TTV; TD 114/56 mmhg, N 80 x/mnt, S
36,7˚C, R 24 x/mnt.
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas
fisik belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen nyeri, mobilisasi, dini tahap
dua.
9/11/16
Jam
18.00
1.2 S: Pasien menyatakan nyeri pada daerah luka
operasi, tampak menahan nyeri, Skala
nyeri 5
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri,
TTV; TD 110/70 mmhg, N 89 x/mnt, S
36,2˚ C, R 24 x/mnt.
Mobilisasi dini tahap pertama dan
kedua: Pasien dapat duduk 5 menit,
melatih pernafasan dalam, relaksasi dan
distraksi, bisa makan sambil duduk
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilitas
fisik teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap
tiga.
10/11/16
Jam
18.00
1.2 S: Pasien menyatakan sedikit nyeri pada
daerah luka operasi, tampak menahan
nyeri, Skala nyeri 3
O: KU baik, CM, Ekspresi menahan nyeri,
TTV; TD 120/70 mmhg, N 72 x/mnt, S
36,5˚C, R 20x/mnt
Mobilisasi dini tahap ketiga: Pasien
dapat berjalan secara bertahap, mandiri,
saat berbaring dan duduk melatih
pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi
A: Masalah nyeri akut, hambatan mobilisasi
teratasi.
P: Pertahankan intervensi.
Manajemen Nyeri, Mobilisasi Dini tahap
tiga lanjutan
BAB III
PEMBAHASAN
Penerapan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan untuk pasien merupakan
salah satu wujud tanggung jawab perawat terhadap pasien. Pada akhirnya, penerapan
proses keperawatan ini akan meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada pasien.
Hasil pengkajian pada tanggal 7 Nopember 2016 pada pasien nyeri post SC
didapatkan data secara teori: bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa
nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkan, diaphoresis, dilatasi pupil, ekspresi
wajah nyeri, focus menyempit, focus pada diri sendiri, keluhan tentang intensitas
menggunakan standar skala nyeri, keluhan tentang karekteristik nyeri dengan
menggunakan standar instrument nyeri, laporan tentang perilaku nyeri / perubahan
aktivitas, mengekspresikan perilaku, perilaku distraksi, perubahan pada parameter
fisiologis, perubahan posisi menghindari nyeri, perubahan selera makan, putus asa, sikap
melindungi area nyeri, sikap tubuh melindungi. Dalam pengkajian penulis menemukan
pasien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, terdapat luka operasi diabdomen,
skala nyeri 7. Pasien mengatakan belum bisa miring – miring, tampak kesulitan
memindah posisi tidur dari telentang kemiring post sc dengan spinal anastesi, belum bisa
menekuk kaki, Terpasang infuse RL 20 tetes/menit,S : 36,70C, N : 80 x/menit, RR :
24x/menit. TD : 114/56 mmhg. Secara umum antara teori dan gejala pasien sama.
Diagnosa keperawatan pada nyeri akut secara teori didapatkan data: agens cedera
biologis, agens cedera fisik, agens cedera kimiawi. Penulis mengangkat diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan agens cedera fisik dan hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan efek analgesia spinal sesuai dengan gejala yang ada.
Dalam tahap tujuan nyeri akut penulis membuat kriteria hasil dengan indikator:
1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
5. Tanda vital dalam rentang normal TD : 120-140 /80 – 90 mmHg RR : 16 – 24 x/mnt
N : 80- 100 x mnt T : 36,5o C – 37,5
o C
Sedangkan untuk intervensi menggunakan manajemen nyeri, tahap tujuan hambatan
mobilitas fisik penulis membuat kriteria hasil dengan indicator:
1. Tidak terjadi kontraktur otot dan footdrop
2. Pasien berpartisipasi dalam program latihan/mobilisasi
3. Pasien mencapai keseimbangan saat duduk
4. Pasien mampu berjalan secara mandiri
Sedangkan untuk intervensi menggunakan mobilisasi dini pasca Caesar.
Implementasi merupakan realisasi dari rencana tindakan atau intervensi yang
telah ditetapkan yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Implementasi dilaksanakan
kepasien secara terus menerus selama 3 hari rawat inap. Implementasi juga dilaksanakan
oleh tenaga kesehatan diruangan supaya kondisi kesehatan pasien membaik.
Evaluasi adalah cara untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah
diberikan mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapakan sebelumnya.
Dari hasil evaluasi selama 3 hari perawatan, didapatkan bahwa masalah nyeri akut dan
hambatan mobilitas fisik teratasi, dengan kriteria hasil :pasien mengatakan sedikit
nyeri, skala nyeri 3, pasien dapat berjalan secara bertahap, mandiri, saat berbaring dan
duduk melatih pernafasan dalam, relaksasi dan distraksi. Untuk selanjutnya pasien
pertahankan intervensi manjemen nyeri dan mobilisasi dini tahap 3 lanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Herdman, T. Heather.2015. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : EGC.
Bulechek, Gloria M. 2013.Nursing Interventions Classification ( NIC ). Elcevier Inc.
Moorhead Sue, 2013. Nursing Outcome Classification ( NOC ). Elcevier Inc.
TABEL CAPAIAN MOBILISASI DINI PADA POST SC
N
o
Deskripsi
TAHAPAN MOBILISASI
DINI POST SC
HARI KE 0 - 4
Ket
Hari 0
(0-10 jam)
1
2
3
4
0-6 6-10
1 1. Melakukan rentang gerak pasif
2. Mengajarkan rentang gerak
aktif
3. Mengajarkan rentang gerak
fungsional
√
√
√
tercapai
2 1. Pada 6 jam pertama: Istirahat
tirah baring, menggerakkan
tangan, lengan, ujung jari kaki
dan memutar pergelangan kaki,
mengangkat tumit, menegangkan
otot betis, menekuk dan
menggeser kaki
2. Pada 6-10 jam: miring kanan
miring kiri, latihan pernafasan
√
√
tercapai
tercapai
> cepat
3 Tahap pertama
1. Setelah 6-10 jam: miring kanan
miring kiri, latihan pernafasan
√
tercapai
> cepat
4 Tahap ke dua
1. Latihan duduk selama 5 menit
dan tarik nafas dalam disertai
batuk-batuk kecil
2. Atur posisi tidur setengah duduk
√
√
tercapai
5 Tahap ke tiga
1. Belajar berjalan
2. Mobilisasi secara teratur dan
bertahap secara mandiri
√
√
tercapai
6 Tahap lanjutan
1. Berjalan secara mandiri
2. Mobilisasi secara teratur dan
secara mandiri
√
√
tercapai