Analisis Artikel Penelitian

11
Analisis Artikel Penelitian: Analisis Faktor Determinan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Batasan Pembahasan Dalam Jurnal Jurnal dengan judul “Analisis Faktor Determinan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak” membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Faktor determinan tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, data faktor predisposisi dikumpulkan dari 550 orang responden yang tersebar di 4 kabupaten/kota dengan menggunakan kuosioner. Data faktor determinan yang lain dikumpulkan dengan wawancara pada informan lain antara lain kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan kepala subdinas kesehatan keluarga. Dalam jurnal ini diterangkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak yakni sikap responden, pengaruh orang yang memutuskan pelayanan kesehatan dalam keluarga, serta pengetahuan responden terkait KIA, selain itu masih banyak kepercayaan masyarakat terkait aspek KIA yang belum sesuai dengan nilai kesehatan. Faktor pemungkin yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan antara lain distribusi tenaga kesehatan masih belum merata, kualitas ketenagakerjaan pemberi pelayanan kesehatan ibu dan anak belum ideal, dan sarana pendukung pelayanan belum memadai. Faktor pendorong yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain belum ada kebijakan daerah sebagai acuan, dana pendukung pelayanan belum memadai serta kuantitas kegiatan yang seharusnya dilakukan secara lintas sektoral masih banyak yang belum terealisasi dan belum optimal.

description

jurnal

Transcript of Analisis Artikel Penelitian

Page 1: Analisis Artikel Penelitian

Analisis Artikel Penelitian: Analisis Faktor Determinan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Batasan Pembahasan Dalam Jurnal

Jurnal dengan judul “Analisis Faktor Determinan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak” membahas tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan permasalahan pelayanan kesehatan ibu dan anak. Faktor determinan tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor pendorong.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional, data faktor predisposisi dikumpulkan dari 550 orang responden yang tersebar di 4 kabupaten/kota dengan menggunakan kuosioner. Data faktor determinan yang lain dikumpulkan dengan wawancara pada informan lain antara lain kepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan kepala subdinas kesehatan keluarga.

Dalam jurnal ini diterangkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak yakni sikap responden, pengaruh orang yang memutuskan pelayanan kesehatan dalam keluarga, serta pengetahuan responden terkait KIA, selain itu masih banyak kepercayaan masyarakat terkait aspek KIA yang belum sesuai dengan nilai kesehatan. Faktor pemungkin yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan antara lain distribusi tenaga kesehatan masih belum merata, kualitas ketenagakerjaan pemberi pelayanan kesehatan ibu dan anak belum ideal, dan sarana pendukung pelayanan belum memadai. Faktor pendorong yang berhubungan dengan pelayanan KIA antara lain belum ada kebijakan daerah sebagai acuan, dana pendukung pelayanan belum memadai serta kuantitas kegiatan yang seharusnya dilakukan secara lintas sektoral masih banyak yang belum terealisasi dan belum optimal.

Poin Poin Penting yang Terdapat dalam Jurnal

1. Faktor-Faktor Predisposisi Permasalahan Kesehatan IbuBeberapa variabel yang berhubungan dengan praktik responden terkait

kesehatan maternal antara lain cara pembayaran kesehatan, aksesabilitas terhadap fasilitas kesehatan, pengaruh orang yang memutuskan dalam upaya pencarian pelayanan kesehatan, pengetahuan responden tentang kesehatan ibu, serta sikap ibu terhadap pelayanan kesehatan maternal. Sedangkan variabel usia pernikahan, jumlah anak, pendapatan keluarga serta tenaga yang memberikan pelayanan tidak berhubungan dengan praktik responden terkait pelayan kesehatan maternal.

Dari hasil analisis multivariat diperoleh hasil bahwa probabilitas seseorang akan berpraktik buruk terhadap pelayanan kesehatan maternal jika memiliki sikap negative, aksesabilitas pelayananan kesehatan yang sulit, pengambil keputusan dalam mentukan pelayanan kesehatan adalah suami istri dan melibatkan orang lain/keluarga serta berpengetahuan buruk.

Page 2: Analisis Artikel Penelitian

2. Faktor-faktor Predisposisi Permasalahan Kesehatan AnakBeberapa variabel yang berhubungan dengan praktik responden terkait

kesehatan bayi dan anak antara lain usia pernikahan, jumlah anak, pendapatan keluarga, cara pembayaran kesehatan, aksesabilitas terhadap fasilitas kesehatan, pengaruh orang yang memutuskan dalam upaya pencarian pelayanan kesehatan, pengetahuan serta sikap responden terhadap pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak. Variabel dengan nilai prevalensi ratio terbesar adalah variabel pengaruh orang yang memutuskan dalam upaya pencarian pelayanan kesehatan dan pengetahuan responden tentang kesehatan bayi dan anak.

Hasil analisi multivariate menunjukkan bahwa probabilitas seseorang akan memiliki praktik yang buruk terhadap pelayanan kesehatan bayi dan anak jika memiliki sikap yang negative, pengambil keputusan dalam menentukan pelayanan kesehatan adalah suami-isteri dan melibatkan orang lain/keluarga, berpengetahuan buruk serta pola pembayaran pelayanan kesehatan keluarga secara langsung/ out of pocket.

3. Hubungan faktor sosiokultural dengan praktik masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Terdapat beberapa kepercayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Kepercayaan tersebut antara lain: aspek gizi selama hamil/bersalin/nifas dan menyusui dan aspek kepercayaan ketika hamil, terdapat juga aspek kepercayaan yang tidak mendukung ASI eksklusif.

4. Faktor pemungkin yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak

Ketersediaan tenaga bidan di Provinsi Riau relative sudah memadai, tetapi terdistribusi tidak merata. Akibatnya, pelayanan komprehensif yang diterima kurang dan pilihan masyarakat terhadap tenaga non kesehatan meningkat. Selain itu aspek kualitas pelayanan KIA mempengaruhi perilaku responden, orang tidak akan mewujudkan perilaku/praktik ideal terhadap dalam pelayanan kesehatan jika tidak didukung oleh pelayanan tenaga kesehatan yang kompeten. Keberadaan sarana kesehatan menentukan kualitas perilaku seseorang dalam pelayanan kesehatan serta memicu masalah kesehatan.

5. Faktor Pendorong yang Berhubungan dengan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Faktor pendorong yang berhubungan antara lain belum adanya kebijakan daerah sebagai acuan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, dana untuk mendukung pelayanan kesehatan ibu dan anak belum memadai, kuantitas kegiatan seharusnya dilakukan secara lintas sektoral masih banyak yang belum terealisasi serta koordinasi antarsektor untuk program KB belum optimal.

Page 3: Analisis Artikel Penelitian

Pembahasan Lanjutan Terkait Kesehatan Ibu dan Anak

Salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia adalah program kesehatan Ibu Anak (KIA). Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit pada ibu dan anak melalui peningkatan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal di tingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer (Sistiarani dkk, 2014)

Menurut UNICEF (2012), di Indonesia terjadi kematian satu anak balita setiap 3 menit, dan terjadi kematian satu perempuan setiap satu jam ketika melahirkan atau karena sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan.

Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa neonatal dan bulan pertama kehidupan. Kematian anak karena infeksi dan penyakit anak lainnya telah mengalami penurunan seiring dengan peningkatan pendidikan ibu, kebersihan rumah tangga dan lingkungan, pendapatan dan akses ke pelayanan kesehatan (UNICEF, 2012)

Kematian ibu melonjak secara signifikan menjadi 359 per 100000 kelahiran hidup, kondisi ini sama dengan kondisi 15 tahun lalu yakni pada tahun 1997. Hal ini berarti kesehatan ibu justru mengalami kemunduran, padalal pada tahun 2007 AKI Indonesia sebenarnya sudah mencapai 228 per 100000 kelahiran hidup. Melonjaknya AKI memperlihatkan lemahnya system kesehatan ibu dan reproduksi, serta kurang efektifnya program kependudukan dan keluarga berencana (KKB). Anggaran kesehatan ibu dan reproduksi perlu dinaikkan, perbaikan system KKB dan penguatan peran daerah sangat mendesak dilakukan (Budiantoro dkk, 2013).

Selain angka kematian, masalah kesehatan ibu dan anak juga menyangkut angka kesakitan atau morbiditas. Baik masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu hamil dan anak yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu (Maas, 2004).

Adapun beberapa masalah kesehatan ibu dan anak di Indonesia antara lain sebagai berikut (UNICEF, 2012):

1. Sebagian besar kematian anak di Indonesia saat ini terjadi pada masa baru lahir (neonatal), bulan pertama kehidupan.

Page 4: Analisis Artikel Penelitian

2. Baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, kemajuan dalam mengurangi angka kematian bayi telah terhenti dalam beberapa tahun terkakhir.

3. Angka kematian anak terkait dengan kemiskinan. 4. Angka kematian anak di daerah-daerah miskin di pinggiran perkotaan jauh lebih tinggi

daripada rata-rata angka kematian anak di perkotaan.5. Proporsi persalinan di fasilitas kesehatan masih rendah6. Kebanyakan perempuan hamil di Indonesia melakukan kunjungan pertama pelayanan

antenatal, tetapi putus sebelum empat kunjungan yang direkomendasikan oleh kementrian kesehatan.

7. Kualitas pelayanan yang diterima selama kunjungan antenatal tidak memadai8. Para ibu dan petugas kesehatan masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang

penanggulangan atau pengobatan penyakit-penyakit umum anak9. Para ibu tidak menyadari pentingnya pemberian asi.10. Praktik-praktiksanitasi kebersihan yang buruk.11. Praktek pemberian makan bayi dan pelayananan lainnya yang buruk mengakibatkan gizi

kurang pada ibu dan anak-anak, yang merupakan penyebab dasar kematian anak.

Untuk mengatasi masalah-masalah di atas dapat dilakukan beberapa tindakan, antara lain sebagai berikut (UNICEF,2012):

1. Peningkatan dana alokasi khusus untuk sector kesehatan2. Diperlukan gambaran yang jelas antara tugas pemerintah pusat dan daerah dalam

pemberian pelayanan kesehatan.3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak memerlukan focus pada kualitas4. Di tingkat nasional,standar pelayanan minimal (SPM) yang ada perlu dikaji ulang dan

dirumuskan kembali.5. Untuk mewujudkan manfaat desentralisasi secara penuh, tim kesehatan kabupaten

memerlukan dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi dalam perencanaan dan implementasi berbasis bukti.

6. Program-program preventif perlu dipromosikan dan dipercepat.

Strategi KIA antara lain pemberdayaan perempuan/suami dan keluarga, pemberdayaan masyarakat, adanya kerjasama lintas sector/mitra lain termasuk pemerintah daerah dan lembaga legislatif dan yang terakhir adalah peningkatan cakupan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak secara terpadu dengan komponen kesehatan reproduksi yang lain (Sistiarani dkk, 2014)

Pengelolaan program KIA bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Pemantapan pelayanan KIA dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut (KEMENKES RI, 2010):

1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar bagi seluruh ibu hamil di semua fasilitas kesehatan

Page 5: Analisis Artikel Penelitian

2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kompeten diarahkan ke fasilitas kesehatan

3. Peningkatan pelayanan bagi seluruh ibu nifas sesuai standar di semua fasilitas kesehatan4. Peningkatan pelayanan bagi seluruh neonates sesuai standar di semua fasilitas kesehatan5. Peningkatan deteksi dini faktor risiko dan komplikasi kebidanan dan neonates oleh

trenaga kesehatan maupun masyarakat.6. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan dan neonates oleh tenaga kesehatan

maupun masyarakat.7. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh bayi sesuai standar di semua fasilitas

kesehatan.8. Peningkatan pelayanan kesehatan bagi seluruh anak balita sesuai standar di semua

fasilitas kesehatan.9. Peningkatan pelayanan KB sesuai standar.

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak melalui program-program di atas, perlu memperhatikan aspek-aspek social-budaya masyarakat, karena seperti diketahui perilaku-perilaku masyrakat baik yang menguntungkan atau merugikan kesehatan banyak sekali di pengaruhi oleh faktor social budaya (Maas, 2004).

Tidak semua praktek/perilaku masyaiakat yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kesehatan dirinya adalah merupakan praktek yang sesuai dengan ketentuan medis/kesehatan. Apalagi kalau persepsi tentang kesehatan ataupun penyebab sakit sudah berbeda sekali dengan konsep medis, tentunya upaya mengatasinya juga berbeda disesuaikan dengan keyakinan ataupun kepercayaan-kepercayaan yang sudah dianut secara turun-temurun sehingga lebih banyak menimbulkan dampak-dampak yang merugikan bagi kesehatan. Untuk merubah perilaku ini sangat membutuhkan waktu dan cara yang strategis. Dengan alasan ini pula dalam hal penempatan petugas kesehatan dimana selain memberi pelayanan kesehatan pada masyarakat juga berfungsi sebagai agen perubah (change agent) maka pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi dari petugas kesehatan sangat diperlukan disamping kemampuan dan ketrampilan memberi pelayanan kesehatan (Maas, 2004).

Page 6: Analisis Artikel Penelitian

Daftar Pustaka

Budiantoro S., et al. 2013. Angka Kematian Ibu (Aki) Melonjak, Indonesia Mundur 15 Tahun. Prakarsa Policy Review.

Maas L.T. 2004. Kesehatan Ibu Dan Anak: Persepsi Budaya Dan Dampak Kesehatannya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.

UNICEF Indonesia. 2012. Ringkasan Kajian Kesehatan Ibu Dan Anak.

Sistiarani C., Gamelia E., Hariyadi B. 2013. Analisis Kualitas Penggunaan Buku Kusehatan Ibu dan Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat 10 (1) (2014) 14-20.

Zahtamal, Restuastuti T.,Chandra F. 2011. Analisis Faktor Determinan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.6, No.1, Agustus 2011.

Page 7: Analisis Artikel Penelitian

BLOK DOKTER KELUARGA (21)

REVIEW JURNAL KESEHATAN IBU DAN ANAK

OLEH:

Sani Solihatul Fitri

H1A 012 053

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MATARAM

2015