Analisis Arah Landas Pacu Dan Faktor Keselamatan Dalam Perencanaan Bandara Didaerah Pantai Windrose
-
Upload
frima-bangun -
Category
Documents
-
view
86 -
download
11
description
Transcript of Analisis Arah Landas Pacu Dan Faktor Keselamatan Dalam Perencanaan Bandara Didaerah Pantai Windrose
ANALISIS ARAH LANDAS PACU DAN FAKTOR KESELAMATAN
DALAM PERENCANAAN BANDARA DIDAERAH PANTAI
Frima Persada Bangun
10 02 13649
Arah landas pacu dan faktor keselamatan merupakan hal yang sangat penting untuk
perencanaan. Hal ini dikarenakan penentuan arah landas pacu yang salah akan berdampak pada
tingginya resiko kecelakaan pesawat pada saat lepas landas dan mendarat, dan secara langsung
akan berpengaruh pada keselamatan pengguna fasilitas penerbangan itu sendiri.
Arah landas pacu dapat ditentukan dengan menggunakan analisis arah angin (windrose
analysis). Berdasarkan rekomendasi dari ICAO, arah landas pacu sebuah bandar udara secara
prinsip diupayakan sedapat mungkin harus searah dengan arah angin yang dominan. Pada saat
pesawat udara mendarat atau lepas landas, pesawat udara dapat melakukan pergerakan di atas
landasan pacu sepanjang komponen angin yang bertiup tegak lurus dengan bergeraknya pesawat
udara (cross wind) tidak berlebihan. Penentuan arah landas pacu yang dipersyaratkan oleh ICAO
adalah sedemikian, sehingga arah landas pacu sebuah bandar udara harus diorientasikan agar
supaya pesawat udara dapat mendarat dan lepas landas paling sedikit 95% dari seluruh
komponen angin yang bertiup. Adapun besarnya batas kecepatan komponen angin silang (cross
wind) yang diijinkan adalah 10 knot untuk bandar udara dengan panjang landas pacu kurang dari
1200 m, sebesar 13 knot untuk bandara dengan panjang landas pacu 1200 – 1500 m, dan
kecepatan angin silang 20 knot diijinkan untuk bandara dengan panjang landas pacu lebih dari
atau sama dengan 1500 m. Dalam penentuan arah landas pacu dengan menggunakan windrose
analysis ada beberapa prosedur yang harus dilakukan yaitu dengan evaluasi terhadap kualitas
data angin dan berkonsultasi dengan institusi sumber data (di Indonesia dilakukan oleh BMKG-
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) dalam hal tata cara pencatatan atau
pendataannya, untuk mengetahui perilaku dan karakteristik data yang akan diolah. Kemudian
melakukan pemilihan data angin yang akan dipakai untuk data terpakai. Selanjutnya membagi
masing-masing data ke dalam beberapa kecepatan sehingga menjadi enam kelompok sesuai
ketentuan ICAO, yaitu kecepatan angin kurang dari 4 knot, kecepatan angin antara 4 – 10 knot,
kecepatan angin antara 10 – 13 knot, kecepatan angin antara 13 – 20 knot, kecepatan angin
antara 20 – 40 knot, kecepatan angin lebih dari 40 knot. Setelah itu membagi masing-masing
data dalam setiap kelompok ke dalam arah angin per 10 derajat untuk mengelompokkan data
terhadap arah angin. Lalu Membuat matrik arah angin terhadap kecepatan angin, sehingga
didapatkan sejumlah data untuk masing-masing arah dan kelompok kecepatan tertentu. Dan
setelah itu kita dapat membuat windrose yang terkait dengan prosentase jumlah data terhadap
arah angin yang dominan. Berdasarkan prosedur pengolahan data tersebut , maka akan
didapatkan besarnya prosentase arah angin yang dominan pada kecepatan angin yang telah
ditentukan serta jumlah frekuensi untuk masing-masing kecepatan tersebut dapat diperoleh
diagram rose wind , berikut adalah contoh dari sebuah diagram windrose.
Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.
Kebanyakan windrose di Indonesia dibuat untuk 16 cabang arah angin dimana tiap cabang arah
angin memiliki perbedaan sudut 22,50. Kecepatan angin dalam suatu windrose dapat dinyatakan
dalam m/detik, km/jam, atau knot. Panjang tiap cabang menunjukkan persentase dari frekuensi
angin yang bertiup ke suatu arah. Cabang terpanjang dianggap sebagai angin dominan di wilayah
tersebut. Tiap cabang dibagi menjadi beberapa segmen dengan ketebalan atau warna berbeda.
Panjang masingmasing segmen menunjukkan frekuensi pemunculan suatu rentang kecepatan
angin di arah tersebut.
Prosedur dalam penentuan arah angin dengan menggunakan windrose ini haruslah sangat
sungguh – sungguh diperhatikan, hal ini dikarenakan penetuan arah angin yang salah akan
berdampak pada arah landas pacu yang salah pula dan saat penentuan arah landas pacu tersebut
salah, maka resiko terjadinya kecelakaan pesawat saat lepas landas atau pun mendarat yang
disebabkan oleh crosswind yang berlebihan akan meningkat dan factor keselamatan dari
penumpang sendiri akan menjadi kecil. Dalam menganalisis arah angin, masing – masing daerah
akan memiliki pola dan arah angin yang berebeda pula. fakta dilapangan menunjukkan bahwa
pola dan arah angin didaerah pantai biasanya akan cenderung lebih stabil, hal ini dikarenakan
arah angin yang ada didaerah pantai cenderung memiliki dua arah angin dominan yaitu dari darat
menuju kearah laut dan dari laut menuju kearah darat. Dengan pola arah angin yang sifatnya
cenderung sama, maka akan memudahkan perencana dalam menentukan arah landas pacu yang
benar. Sehingga peluang untuk terjadinya crosswind saat pesawat mendarat atau lepas landas
akan lebih kecil yang secara langsung akan berpengaruh kepada meningkatnya faktor
keselamatan saat pendaratan pesawat ataupun lepas landas pesawat. Suhu yang konstan juga
merupakan hal yang sangat berpengaruh pada proses landing maupun take off pada pesawat, hal
ini dikarenakan pilot akan lebih mudah dalam menemukan pola udara didaerah tersebut, karena
pada dasarnya suhu, dan arah angin sangat berpengaruh pada ketentuan – ketentuan dalam
melakukan landing maupun take off, seperti kecepatan dan sudut yang harus memenuhi
ketentuan dengan situasi dan kondisi di daerah tersebut pada saat itu juga. Selain arah angin dan
juga kondisi suhu yang konstan, daerah pantai juga memiliki beberapa keuntungan jika
digunakan sebagai lokasi pembangunan Bandar udara. Seperti wilayah pendaratan darurat yang
luas, sehingga faktor keamanan juga akan bertambah. Hal ini dapat kita lihat saat mengalami
kegagalan dalam melakukan take off yang mungkin disebabkan oleh enggine failure, maka
pesawat akan dapat melakukan pendaratan darurat didaerah pantai yang berpasir atau pun ke
wilayah laut sekalipun. Sehingga benturan yang akan terjadi tidak akan sebesar yang terjadi jika
pesawat itu langsung jatuh kedaratan, dan hal ini akan berakibat pada efek cedera pada
penumpang akan semakin kecil. Begitu juga jika saat pesawat akan landing dan mengalami
kegagalan sistem yang berakibat pada kecelakaan, maka pesawat akan dapat melakukan
pendaratan di daerah yang lebih aman. Keuntungan selanjutnya jika Bandar udara dibangun
didaerah pantai adalah jarak pandang yang luas bagi pilot karena halangan yang yang minim
didaerah pantai, sehingga akan memudahkan pilot dalam melalukan landing ataupun take off.
Dari pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pembangunan Bandar udara di
daerah pantai mempunyai beberapa pengaruh baik untuk faktor keselamatan, diantaranya adalah
mempunyai emergency landing yang luas, suhu yang konstan, arah angin yang konstan sehingga
memudahkan dalam penetuan arah pacu dan menurunkan terjadinya crosswind dilandas pacu.
Sehingga faktor keselamatan juga akan lebih besar dikarenakan penentuan arah landas pacu yang
benar, juga kemudahan dalam operasional pesawat saat landing ataupun take yang dikarenakan
oleh jarak pandang yang jauh dan halangan yang minim.
DAFTAR PUSTAKA
AIRBUS, 2008 , Landing Techniques Crosswind Landing, [pdf]
Civil Aviation Authority of Singapore, 2007, Airport Planing , [pdf]
Peraturan Menteri Perhubungan, 2010 , Kebandarudaraan Nasional [pdf]
U.S.Department of transportation, 1983 , Airport Design , [pdf]